76650296 Jejas Persalinan Pada BBL

download 76650296 Jejas Persalinan Pada BBL

of 21

Transcript of 76650296 Jejas Persalinan Pada BBL

MAKALAH TUTORIAL JEJAS PERSALINAN PADA NEONATUS (TRAUMA PERSALINAN) Dosen pembimbing : Ismarwati, SKM., S.SIT., MPH

Di susun oleh :Dewi Umami ( III-A4)201010105050

DIII KEBIDANANSEKOLAH TINGGI KESEHATAN AISYIYAHYOGYAKARTA2011

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, dan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga kita semua dapat menikmati indahnya kehidupan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, karena atas karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah tutorial Neonatus. Makalah ini di susun sedemikian rupa sesuai sistematika yang ada serta diharapkan bermanfaat bagi kita semua.Terima kasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing kami ibu Ismarwati, SKM., S.SIT., MPH yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar membuat makalah untuk ini. Tidak lupa kepada orang tua kami yang telah memberi doa untuk kami dan rekan - rekan kami yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Juga kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan baik materil maupun non materil.Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca dan rekan rekan semua sehingga pada laporan berikutnya akan lebih baik.

Yogyakarta,18 Desember 2011

Penyusun

SKENARIO 2Seorang bayi laki- laki dengan VE, tampak tonus otot kuat, menangis spontan. Setelah dilakukan perawatan BBL bidan melakukan penilaian lanjut terdapat jejas persalinan. Kemudian melakukan perawatan terkait dengan jejas persalinan yang ada.LEARNING OBJECTIVE ( L.O ) :

1. Apa Pengertian jejas persalinan ( cedera lahir ) ?2. Apa Faktor penyebab jejas persalinan ?3. Bagaimana Pencegahan dari jejas persalinan ?4. Apa Macam- macam Jejas persalinan : tanda & gejala; penyebab; penanganan & asuhannya ?5. Bagaimana Penanganan & asuhan jejas persalinan secara islami ?

Main Mapping 1. Pengertian

Caput succedaneumcefalhematomatrauma fleksusbrakhialisfrakturklavikulafraktur humerus.Jejas persalinan3. macam(5)

Power, passage, passanger (3P)555. asuhan islami2. Penyebab4.pencegahan

PEMBAHASAN

1. PENGERTIANJejas persalinan ( cedera lahir ) adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. ( Sarwono, 2007 ). Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. (Varney, 2007 ). Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi. (Dewi, 2010)

2. PENYEBABa. Power ( kekuatan His dan mengejan )His normal mempunyai sifat :i. Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu bagian rahimii. Menjalar ke seluruh otot rahimiii. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim

Kelainan kontraksi otot rahim adalah:1. Inersia uteri His yang sifatnya lemah. pendek. dan jarang dari his normal. Ada dua macam Inersia uteri, yaitu :a. Inersia uteri primer: Bila sejak semula kekuatannya sudah lemah.b. Inersia uteri sekunder: His pernah cukup kuat, tetapi kemudian melemah. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan pada bagian terendah terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau dokter spesialis.2. Tetania uteri His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan relaksasi otot rahim. Kelainan ini menyebabkan asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam rahim.Komplikasi lain akibat dari tetania uteri dapat terjadi:Persalinan presipitatus: persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibatnya :i. Terjadi persalinan tidak pada tempatnyaii. Terjadi trauma janin karena tidak terdapat persiapan dalam persalinaniii. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri.

3. Inkoordinasi Kontraksi Otot RahimKeadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:i. Faktor usia penderita relatif tuaii. Pimpinan persalinaniii. Karena induksi persalinan dengan oksitosiniv. Rasa takut dan cemas.Bagaimana bidan menangani kelemahan his primer maupun sekunder di tengah masyarakat? Dalam menghadapi persalinan, bidan melakukan observasi yang meliputi his (H), kortonen (C), lingkaran Bandle (B), dan penurunan (P) yang sangat penting sehingga terjadinya perubahan yang dapat merugikan menjadi titik awal evaluasi untuk menetapkan sikap menyelesaikan persalinan.Dengan anjuran untuk melakukan pertolongan persalinan memakai partograf WHO, diharapkan penderita dapat dikirim pada saat mencapai garis waspada sehingga keadaan janin dan ibu tiba di rumah sakit yang mempunyai fasilitas dalam keadaan optimal. Metode partograf tersebut diharapkan dapat memperkecil kejadian persalinan kasep (terlantar) yang mempunyai angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada ibu mauptin janin.

b. Passage ( jalan lahir )Jalan lahir merupakan komponen yang tetap. artinya dalam konsep obstetri modern tidak diolah untuk dapat melancarkan proses persalinan kecuali jalan lunak pada keadaan tertentu tanpa membahayakan janin. Jalan lahir tulang mempunyai kriteria sebagai spina berikut:i. Pintu atas panggul dengan distansia transversalis kanan kiri lebih panjang dari muka belakangii. Mempunyai bidang tersempit pada ischiadicaiii. Pintu bawah panggul terdiri dari dua segi tiga dengan dasar pada tuber ischii, ke depan dengan ujung simfisis pubis, ke belakang ujung sacrumiv. Pintu atas panggul menjadi pintu hawah panggul, seolah-olah herputar sembilan puluh derajatv. Jalan lahir depan panjang 4,5 cm sedangkan jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cmvi. Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan, mempunyai bidang sempit pada spina ischiadica, terjadi perubahan pintu atas panggul lehar kanan kiri menjadi pintu hawah panggul dengan lebar ke depan dan belakang yang terdiri dari dua segitigaDengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses persalinan apakah dapat berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang perlu mendapatkan perhatian bidan di daerah pedesaan adalah kemungkinan ketidakseimbangan antara kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalopelvik. Sebagai kriteria kemungkinan tersehut terutama pada primigravida dapat diduga bila dijumpai :i. Kepala janin belum turun pada minggu ke 36 yang disebabkan janin terlalu hesar, kesempatan panggul, terdapat lilitan tali pusat dan terdapat hidrosefalusii. Kelainan letak ( letak lintang, letak sungsang)iii. Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat diduga riwayat persalinan yang huruk dan persalinan dengan tindakan operasi

Dengan mempertimbangkan keadaan tersehut dapat diperkirakan persalinan akan mengalami kesulitan sehingga perlu dikonsultasikan atau segera dirujuk agar mendapatkan penanganan yang adekuat.Kelainan pada jalan lahir lunak dapat terjadi gangguan pemhukaan terutama :1. Serviksa. Serviks yang kaku : Terdapat pada primi tua primer atau sekunder. Serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan (sikatrik).b. Serviks gantung : Osteum uteri eksternum terbuka lebar, namun osteum uteri internum tidak dapat terbuka.c. Serviks konglumer : Osteum uteri internum terbuka, namun osteum uteri eksternum tidak terbuka.d. Edema serviks : Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks.e. Serviks duplek karena kelainan kongenital

2. VaginaKelainan vagina yang dapat mengganggu perjalanan persalinan:a. Vagina septum: transvaginal septum vagina, longitudinal septum vaginab. Tumor pada vagina

3. Himen dan PerineumKelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi kekakuan sehingga memerlukan episiotomi yang luas.

c. Passenger (janin dan plasenta)Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai berikut:i. Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahirii. Persendian kepala berbantuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah, dan memberikan kemungkinan untuk melakukan putar paksi dalam.iii. Letak persendian kepala sedikit ke belakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk putar paksi dalam.

Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami kesulitan. Pada beberapa kasus dengan anak yang besar pada ibu dengan diabetes melitus, terjadi kemungkinan kegagalan persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup berbahaya karena dapat terjadi asfiksia. Persendian leher yang masih lemah dapat merusak pusat-pusat vital janin yang berakibat fatal.Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala dapat mengalami kesulitan karena persalinan kepala terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak mempunyai mekanisme maulage, yang dapat memperkecil volume tanpa merusak jaringan otak. Dengan demikian persalinan kepala pada letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi.Persalinan fisiologis menempati jumlah terbesar 97% dengan oksiput bertindak sebagai hipomoklion, dan lingkaran suboksipito- bregmatika sebesar 32 cm melalui jalan lahir. Berbagai posisi kepala janin dalam kondisi defleksi dengan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang sehingga menimbulkan kerusakan yang makin besar. Pada keadaan presentasi rangkap karena volume janin yang melalui jalan lahir makin besar, di samping terjadi jepitan bagian kecil, yang dapat menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya adalah antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun kepala makin terjepit tali pusat, menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.

Kelainan :i. Kelainan bentuk dan besar janin: anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomiaii. Kelainan pada letak kepala: presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi, kelainan posisi oksiput.iii. Kelainan letak janin: letak sUngsang; letak lintang dan atau letak mengolak; presentasi rangkap (kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat)

d. Tumor pada Jalan LahirTumor jalan lahir dapat menghalangi proses persalinan dengan jalan menghalangi turunnya kepala atau bagian terendah. Tumor berasal dari ovarium yang bertangkai, mioma uteri yang bertangkai. Tumor yang berasal dari vagina sebagian besar dalam bentuk kista, sehingga tidak banyak mengganggu perjalanan persalinan. Untuk dapat mengetahui secara dini terjadinya proses persalinan distosia, dilakukan evaluasi setiap faktor yang mengalami kelainan pungsi. sehingga persalinan yang berjalan abnormal dapat diketahui dengan pasti. Bentuk intervensi dari luar yang dapat dipertimbangkan adalah:1. Melakukan induksi persalinan : Memecahkan ketuban, memberikan suntikan/infus oksitosin atau lainnya.2. Menyelesaikan persalinan dengan tindakan operasi pervaginam : Persalinan dengan ekstraksi vakum atau ekstraksi forsep, pertolongan persalinan letak sungsang atau lintang3. Pertolongan persalinan dengan seksio sesarea : Upaya menyelesaikan pertolongan persalinan dengan intervensi kekuatan dari luar bukan tugas utama bidan, sehingga setiap persalinan yang diduga akan mengalami kesulitan sudah dirujuk ke pusat dengan fasilitas yang mencukupi.e. Psikologis/ psikisTindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh.

f. PenolongPenolong mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan suatu proses persalinan. Penolong yang baik yaitu yang memiliki pengetahuan yang luas, ketrampilan yang baik, sikap yang lemah lembut, sabar serta sigap. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali.

3. MACAM

a. Caput Succedaneum

merupakan pembengkakan difusi dari jaringan lunak kulit kepala yang melampui sutura.Tanda Kulit bagian luar kepala berisi getah bening; hilang pada 2-4 hr; Kadang-kadang disertai dengan molding ( penumpangan tulang parietalis tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu ).

Penyebab Terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saatmemasukijalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan denganVaccum ektrasi.(Dewi, 2010).

Penanganan : 1. Perawatan bayi sama denganperawatan bayi normal.2. Pengawasan keadaan umum bayi.3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan6. berikan konseling pada orang tua, tentang :a.Keadaan trauma yang dialami oleh bayi.b.Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan.c.Perawatan bayi sehari-hari.d.Manfaat dan teknik pemberian ASI.(Dewi, 2010)

b. Cephal hematoma

merupakan perdarahan subperiosteum. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.

Tanda Tidak melampaui sutura; batasnya jelas ; berisi darah; Hilang 2 minggu hingga 3 bulan; Bengkak pada kepala dan berwarna merah; Teraba keras; Muncul beberapa jam setelah persalinan

Penyebab 1.Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan. Tekanan yang lama pada jalan lahir saat persalinan akan menyebabkan terjadinya cedera pada periosteum kranium. Insidennya terjadi 2,5 % menurut tinjauan selama 10 tahun yang dilakukan oleh Thacker dkk (1987 ).Benturan yang berlebihan antara kepala bayi dengan lingkar tulangpanggul selama persalinan, jaringan yang lunak dan keras dari kepalamengalami kerusakan sehingga periosteum mulai terkoyak dan disanapengeluaran darah melambat yang akhirnya menyebabkan bengkak yangbesar. Bengkak ini tidak ada saat lahir.2. Moulase yang terlalu keras/ berat sehingga selaput tengkorak robek.3. Partus dengan tindakan : forceps; Vacum Ektraksi.

Penanganan : Tidak boleh di masase; diilakukan fototerapi hiperbilirubinemia; Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi.

Perbedaan :Caput succedaneumCephalhematoma

Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir.Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar sesudah lahir.

Lunak, tidak berfluktuasi.Teraba fluktuasi.

Melewati batas sutura, teraba moulase.Batas tidak melampaui sutura.

Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hariHilang lama (beberapa minggu atau bulan).

Berisi cairan getah beningBerisi darah

( Sumber : kosim, 2003 )c. Pleksus brachialis

adalah anyaman (latin : fleksus ) serat saraf yang berjalan dari tulang belakang, kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya keseluruh lengan ( atas dan bawah ). Serabut saraf akan didistribusikan kebeberapa bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervical yang bersambungan dengan dada dan tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu.

Tanda Pleksus brakhialis i. gangguan motorik pada lengan atas.ii. paralisis atau kelumpuhan pada lengan atas dan lengan bawah.iii. lengan atas dalam keadaan ekstensi dan abduksi.iv. jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung.v. reflex moro negative.vi. tangan tidak bisa menggenggam.vii. reflex meraih dengan tangan tidak ada.

Penyebab Pleksus brakhialis 1. Faktor bayi sendiri : Makrosomia Presentasi ganda Letak sunsang Distosia bahu Malpresentasi Bayi kurang bulan

2. Faktor ibu: ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang sempit). umur ibu yang sudah tua. adanya penyulit saat persalinan.3. Faktor penolong persalinan: tarikan yang berlebihan pada kepala dan leher saat menolong kelahiran bahu pada presentasi kepala. tarikan yang berlebihan pada bahu pada presentasi bokong.

Penanganan Pleksus brakhialisuntuk mempercepat penyembuhan serabut saraf yang rusak dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti kontraksi otot. Upaya ini dilakukan antara lain dengan cara :1) Pada trauma yang ringan yang hanya berupa edema atau perdarahan ringan pada pangkal saraf, fiksasi hanya dilakukan beberapa hari atau 1 2 minggu untuk memberi kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti program mobilisasi atau latihan.2) Immobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 900, siku fleksi 900 disertai supine lengan bawah dan pergelangan tangan dalam keadaan ekstensi.3) Beri penguat atau bidai selama 1 2 minggu pertama kehidupannya dengan cara meletakkan tangan bayi yang lumpuh disebelah kepalanya.4) Rujuk ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani.

Macam Pleksus brachialis :1. Paralis wajah dan cedera Pleksus brachialisCedera fleksus brachialisdapat terjadi saat prenatal atau selama proses kelahiran saat traksi digunakan di leher. Cedera tersebut dapat terjadi pada kelahiran persentasi bokong atau kelahiran yang diperberat distosia bahu.Tanda Tanda-tanda paralis wajah termasuk wajah asimetris. Salah satu mata mungkin tetap terbuka; bayi rewel dan merasa nyeriPenyebab karena penggunaan forsep maupun tekanan sakrumPenanganan Konsultasi penggunaan pelindung mata (eye patch) dan tetesan mata untuk lubrikasi. Paralis ini bersifat sementara.

2. Erb. Duchene ParalisisKelumpuhan lengan abduksi dan rotasi keluarTandahilang reflek moro; posisi adduksi; Putaran ke dalam; lengan bawah pronasi; Telapak tangan menghadap kebelakangPenyebab Karena tarikan kuat daerah leher saat melahirkan bahu bayi (preskep) / melahirkan kepala (presbo)Penanganan Meletakkan lengan atas abduksi 90 dalam putaran keluar; Siku fleksi dengan supinasi dan ekstensi pergelangan & telapak tangan menghadap ke depan; Sembuh dalam 3-6 bulan3. Paralisis klumpkeTanda Tangan tidak dapat mengepal.PenyebabKerusakan fleksus brakhialis pd fleksus C8-Th1; Kelemahan lengan dan oto fleksor pergelangan.PenangananFisioterapi; Hati-hati bila mengangkat bayi.

d. Fraktur Klavikula

Tanda bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena; kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur; tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena.Penyebabadanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.Penanganan i. Dilakukan pemerikasaan lanjut berupa Rontgen ii. Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan siku fleksi 90 derajat selama 10 sampai 14 hari serta control nyeriiii. Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya akan baik.iv. Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal

e. . Fraktur Humerus

Tandatidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.

Penyebab Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur.Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999 terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan pelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).

Penanganan optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur dan melakukan pembidaian untuk mengurangi rasa nyeri.

4. PENCEGAHANDapat dilakukan dengan :a. Melakukan pemeriksaan ANC secara teratur selama kehamilanb. Melakukan skriningc. Pencegahan trauma lahir bisa dilakukan sejak dalam kandungan. Yakni dengan melakukan USG untuk melihat posisi bayi apakah sudah benar ataukah ada Penjepitan dan kesalahan letak (sungsang).Sedangkan untuk bayi yang sudah mengalami trauma lahir, lakukan beberapa gerakan seperti mengangkat tangan bayi ke atas hingga melebihi kepalanya. Tangan yang diletakkan di bawah akan memperburuk bentuk fisiologisnya. Dengan hati-hati, lakukan gerakan tangan ke atas dan ke bawah secara perlahan (passive exercise). Secara klinis terapi ini akan dibantu alat elektrostimulasi yang berfungsi mencegah pengecilan otot.d. Menolong persalinan sesuai dengan protap (prosedur tetap) untuk memilinalkan resiko cacat pada bayi

5. ASUHAN SECARA ISLAMI

Setiap wanita yang hendak melahirkan mengalami cobaan yang begitu berat apalagi ketika mengalami kesulitan ketika melahirkan. Maka dalam keadaan seperti ini dianjurkan untuk banyak berdzikir dan berdoa. Diantara doa yang bisa dibacakan kepada wanita yang hendak melahirkan adalah: membacakannya kepada wanita yang hendak melahirkan apa yang menunjukkan kemudahan seperti ayat:

( ) Artinya : ( Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kalian )( QS Al-Baqarah: 185)Dan ayat yang menceritakan tentang kehamilan dan kelahiran seperti firman Allah Taalaa:( )Artinya: (dan tidaklah apa yang dikandung oleh wanita atau yang dilahirkannya kecuali dengan sepengetahuan Allah ).Juga seperti firman Allah Taalaa: ( )Artinya: ( Apabila bumi digoncangkan dengan kuatnya dan bumi mengeluarkan beban beratnya ) (QS Al-Zalzalah)

Maka hal ini bisa bermanfaat dan mujarab dengan izin Allah karena Al-Quran seluruhnya adalah obat, apabila yang membaca dan yang dibacakan mengimani pengaruh dan kashiatnyanya maka pasti akan berkesan karena Allah Subhanahu wataala berfirman:( )Artinya: ( Dan Kami turunkan dari Al-Quran yang merupakan obat dan rahmat bagi orang-orang beriman dan tidak menambah bagi orang-orang yang dhalim kecuali kerugian ). ayat-ayat yang didalamnya bahwa Allah subhanahu wataalaa mengetahui apa yang didalam rahim, demikian juga seperti firman Taalaa:" " : 47Artinya: ( Dan tidak ada buah-buahan yang keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak pula melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya) (QS Fushilat: 47).

: " " : 8 .

Artinya: ( Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya ) ( QS Ar-rad : 8 ).doa wanita yang hendak melahirkan , tentunya lebih dekat untuk dikabulkan karena diucapkan dalam keadaan sulit, sedangkan Allah Azza wa Jalla berfirman:

" " : 62Artinya: ( Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah dimuka bumi ) ( QS An-naml: 62 ).

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba