7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
-
Upload
alifiyanfithriyana -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat, baik perkotaan maupun pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya
dengan kualitas dari higiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti higiene
perseorangan dan higiene penjamah makanan yang rendah,lingkungan yang
kumuh, kebersihan tempat umum (rumah makan, restoran) yang kurang serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat. (1)
Sejak awal abad ke 2, insidens demam tifoid menurun di !S" dan #ropa
dengan ketersediaan air bersih dan sistem pembuangan yang baik yang sampai
saat ini belum dimiliki oleh sebagian besar negara berkembang.Se$ara
keseluruhan, demam tifoid diperkirakan menyebabkan 21,% juta kasus dengan
21%.& kematian pada tahun 2. 'nsidens demam tifoid tinggi (1 kasus per
1. populasi per tahun) di$atat di "sia engah dan Selatan, "sia enggara,dan kemungkinan "frika Selatan* yang tergolong sedang (1+1 kasus per
1. populasi per tahun) di "sia lainnya, "frika, "merika atin, dan -$eania
(ke$uali "ustralia dan Selandia aru)* serta yang termasuk rendah (/1 kasus per
1. populasi per tahun) di bagian dunia lainnya. (2)
Pre0alensi tifoid klinis asional sebesar 1,% (rentang3 ,4 + 4). Dua
belas pro0insi mempunyai pre0alensi di atas angka asional, yaitu Pro0insi "D,
engkulu, 5awa arat, anten, usa enggara arat, usa enggara imur,
6alimantan Selatan, 6alimantan imur, Sulawasi Selatan, 7orontalo, Papua
arat, dan Papua. Di 18 pro0insi, kasus tifoid sebagian besar terdeteksi
berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan, sedang di pro0insi lainnya terutama
berdasarkan gejala klinis. Data dari 9iset 6esehatan Dasar (9iskesda) Pro0insi
Sumatera !tara 2:, presentase penduduk yang didiagnosa oleh tenaga
kesehatan ,;; dan didiagnosis oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala
sebesar ,8:.(4)
1
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
2/24
ifoid klinis tersebar di seluruh kelompok umur dan merata pada umur
dewasa. Pre0alensi tifoid klinis banyak ditemukan pada kelompok umur sekolah
(& + 1; tahun) yaitu 1,
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
3/24
Sebagai data mengenai pen$egahan penyakit demam tifoid di
Puskesmas 6edai Durian 6e$amatan Dli ua 6ota =edan.
". Bag Mas'arakat
Sebagai informasi tentang pen$egahan penyakit demam tifoid di
lingkungan tempat tinggal masyarakat.
#. Bag Penelt
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TIN(AUAN PU)TA!A
3
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
4/24
2.1. Demam T%*&
2.1.1.De%ns
Demam tifoid (tifus) merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serova typhi (S typhi). Salmonella enterica serovar paratyphi
", , dan > juga dapat menyebabkan infeksi yang disebut demam paratifoid.
Demam tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam demam enterik. (2)
2.1.2.Et*l*g
#tiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi, sedangkan demam
paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella
enteritidis, yaitu S. enteritidis bioserotipe paratyphi ", S. enteritidis bioserotipe
paratyphi , S. enteritidis bioserotipe paratyphi >. 6uman ini lebih dikenal
dengan nama S.paratyphi", S. schottmuelleri, dan S. hirschfeldii.(;)
2.1.3.E+&em*l*g
'nsidens demam tifoid ber0ariasi di tiap daerah dan biasanya terkait
dengan sanitasi lingkungan* didaerah rural (5awa arat) 1&: kasus per 1.
penduduk, sedangkan daerah urban ditemukan :%+81 per 1. penduduk.
Perbedaan insidens di perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih
yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang
kurang memenuhi syarat kesehatan lingkungan.(;)
2.1.$.Pat*geness
=asuknya kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi ke dalam
tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian
kuman dimusnakan dalam lambung, sebagian lolos ke dalam usus dan
berkembang biak. ila respons imunitas humoral mukosa ('g") usus kurang baik
maka kuman menembus sel epitel (terutama sel =) dan selanjutnya ke lamina
propia. Di lamina propia kuman berkembang dan difagosit oleh makrofag. 6uman
dapat hidup dan berkembang biak didalam makrofag dan dibawa ke plak Peyeri
ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah benih mesenterika. Selanjutnya
4
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
5/24
melalui duktus torasikus kuman yang didalam makrofag masuk ke dalam sirkulasi
darah (mengakibatkan ba$teremia pertama yang asimtomatik) dan menyebar ke
seluruh organ retikuloendotelial terutama hati dan limpa. Di organ ini kuman
meninggalkan sel fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan
masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan bakteremia yang kedua
kalinya dengan disertai tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik. (;)
Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang
biak, dan bersama $airan empedu disekresikan se$ara intermiten ke dalam lumen
usus. Sebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali,
berhubung makrofag telah terakti0asi dan hiperaktif maka saat fagositosis kuman
Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang akan
meninmbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, myalgia,
sakit kepala, sakit perut, instabilitas 0as$ular, gangguan mental, dan koagulasi. (;)
Di dalam plak Peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi
jaringan (S. typhiintra makrofag menginduksi reaksi hipersensiti0itas tipe lambat,
hyperplasia jaringan dan nekrosis organ). Perdarahan saluran $erna dapat terjadi
akibat erosi pembuluh darah sekitar plak Peyeri yang mengalami nekrosis dan
hyperplasia akibat akumulasi sel+sel mononuklear di dinding usus. Proses
patologis jaringan limfoid dapat berkembang hingga ke lapisan otot, serosa usus,
dan dapat mengakibatkan perforasi. #ndotoksin dapat menempel di reseptor sel
endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan
neuropsikiatrik, kardio0askular, pernapasan, dan gangguan organ lain.(;)
2.1.,.Man%estas !lns
=asa tunas demam tifoid berlangsung 1+1; hari. 7ejala klinis yang
timbul ber0ariasi dari ringan sampai berat, dari asimtomatik hingga gambaran
khas disertai komplikasi hingga kematian. (;)
5
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
6/24
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit
infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk,
dan epitaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan peningkatan suhu badan.
(;)
Sifat demam dalah meningkat perlahan+lahan dan terutama pada sore
hingga malam hari.(4)Dalam minggu kedua gejala menjadi lebih jelas berupa
demam, bradikardia relatif (peningkatan suhu 1?> tidak diikuti peningkatan
denyut nadi 8 kali per menit), lidah berselaput (kotor ditengah, tepi, dan ujungmerah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental
berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis.(;)
Sekitar 1+1& dari pasien akan mengalami komplikasi, terutama pada
yang sudah sakit selama lebih dari 2 minggu. 6omplikasi yang sering dijumpai
adalah reaktif hepatitis, perdarahan gastrointestinal, perforasi usus, ensefalopati
tifosa, serta gangguan pada sistem tubuh lainnya mengingat penyebaran kuman
adalah se$ara hematogen.ila tidak terdapat komplikasi, gejala klinis akan
mengalami perbaikan dalam waktu 2+; minggu.(2)
2.1.-.Dagn*ss
Diagnosis dini demam tifoid dan pemberian terapi yang tepat bermanfaat
untuk mendapatkan hasil yang $epat dan optimal sehingga dapat men$egah
terjadinya komplikasi. (2)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah
a. Darah rutin
Sering ditemukan leukopenia, dapat pula terjadi normalatau leukositosis.
Selain itu dapat ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. aju endap darah
pada demam tifoid dapat meningkat. S7- dan S7P seringkali meningkat,
tetapi kembali normal setelah sembuh.(;)
b. !ji @idal
6
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
7/24
!ji @idal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman S.typhi. Pada uji
@idal terjadi reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhidengan antibodi yang
disebut aglutinin. "ntigen yang digunakan adalah suspense Salmonella yang
sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. ujuan uji widal adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka demam tifoid
yaitu*
a. "glutinin - (dari tubuh kuman)
b. "glutinin A (flagella kuman)
$. "glutinin Bi (simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin hanya aglutinin - dan A yang digunakan untuk
diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan
terinfeksi kuman. (;)
Peningkatan titer uji @idal ; kali lipat selama 2+4 minggu memastikan
diagnosis demam tifoid. 9eaksi @idal tunggal dengan titer antibodi - 1342 atau
titer antibodi A 13 %; menyokong diagnosis demam tifoid pada pasien dengan
gambaran klinis yang khas.(;)
Peran pemeriksaan @idal (untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen
Salmonella typhi) masih kontro0ersial. iasanya antibodi antigen - dijumpai
pada hari %+8 dan antibodi terhadap antigen A dijumpai pada hari 1+12 setelah
sakit. Pada orang yang telah sembuh, antibodi - masih tetap dapat dijumpai
setelah ;+% bulan dan antibodi A setelah 1+12 bulan. 6arena itu, @idal bukanlah
pemeriksaan untuk menentukan kesembuhan penyakit. Diagnosis didasarkan atas
kenaikan titer sebanyak ; kali pada dua pengambilan berselang beberapa hari atau
bila klinis disertai hasil pemeriksaan titer @idal di atas rata+rata titer orang sehat
setempat.(2)
eberapa faktor+faktor yang mempengaruhi uji @idal yaitu (;)*
1. Pengobatan dini dengan antibiotik
2. 7angguan pembentukan antibodi dan pemberian kortikosteroid
4. @aktu pengambilan darah
;. Daerah endemik atau nonendemik
&. 9iwayat 0aksinasi
7
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
8/24
%. 9eaksi anamnestik, yaitu peningkatan titer aglutinin pada infeksi bukan
demam tifoid masa lalu atau 0aksinasi
:. Caktor teknik pemeriksaan antar laboratorium, akibat aglutinasi silang, dan
strain Salmonellayang digunakan untuk suspense antigen.
$. !ji ube
!ji ube merupakan uji semi+kuantitatif kolometrik $epat (beberapa
menit) dan mudah untuk dikerjakan. !ji ini mendeteksi antibodi anti-S-typhi-ukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar ;+
:& dari maksimal skor (&+:)
6urang apabila responden dapat menjawab dengan benar /;
dari maksimal skor (+;).
b Sikap
aik, apabila responden dapat menjawab dengan benar :&
dari maksimal skor (8+1).
21
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
22/24
>ukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar ;+
:& dari maksimal skor (&+:) 6urang apabila responden dapat menjawab dengan benar /;
dari maksimal skor (+;).
$ indakan
aik, apabila responden dapat menjawab dengan benar :&
dari maksimal skor (8+1).
>ukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar ;+
:& dari maksimal skor (&+:)
6urang apabila responden dapat menjawab dengan benar /;
dari maksimal skor (+;).
ilai untuk pertanyaan
a. !ntuk jawaban yang benar M 2
b. !ntuk jawaban yang kurang tepat M 1
$. !ntuk jawaban yang salah M
Skor tertinggi M 12
$.. Manajemen Data
Pengelolahan data dilakukan dengan program $omputer SPSS &Statistic for
Sosial Science'. Pengolahan data ini melalui tahap+tahap sebagai berikut
a. =enyunting data (data cleaning)
6egiatan untuk penge$ekan dan perbaikan isian kuesioner tersebut. Aasil
wawan$ara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing).
b. =engkode data (datacoding)
Proses pemberian kode kepada setiap 0ariable yang telah dikumpulkan
untuk memudahkan dalam memasukkan.
$. =emasukkan data (data entry) atauprocessing=emasukkan data yang telah diberikan kode dalam program softare
computer.
d. =embersihkan data (data cleaning)
Setelah data dimasukkan dilakukan penge$ekan kembali kemungkinan
adanya kesalahan+kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian dilakukan
koreksi sehingga demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.
22
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
23/24
DA8TAR PU)TA!A
1. 6=6. 2%. Pedoman Pengendalian Demam ifoid. o.
4%;E=#6#SES6EBE2%.
2. elwan 9AA, 212. ata aksana erkini Demam ifoid, >D6, Bol. 4ipta, 2:.
:. asir "D, =uhith ", 'deputri #=. uku "jar =etodologi Penelitian
6eshatan. 6onsep Pembuatan 6arya ulis dan hesis untuk =ahasiswa
6esehatan. >etakan '. Jogyakarta3 uha =edika, 211.
23
-
7/25/2019 7. Bab I-IV, Daftar Pustaka
24/24