61686517-Penatalaksanaan-Stroke-Di-Igd.pdf

4
CSS Penatalaksanaan Stroke di Unit Gawat Darurat Disusun oleh : Irene 0410111 PEMBIMBING : dr. Dedeh S, Sp.S BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UKM RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG 2010

Transcript of 61686517-Penatalaksanaan-Stroke-Di-Igd.pdf

Page 1: 61686517-Penatalaksanaan-Stroke-Di-Igd.pdf

CSS

Penatalaksanaan Stroke di Unit Gawat Darurat

Disusun oleh :

Irene

0410111

PEMBIMBING :

dr. Dedeh S, Sp.S

BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UKM

RUMAH SAKIT IMMANUEL

BANDUNG

2010

Page 2: 61686517-Penatalaksanaan-Stroke-Di-Igd.pdf

Penatalaksanaan Stroke di Unit Gawat Darurat

Stroke merupakan kondisi akut dan serius. Waktu emas (golden period) hanya tiga

jam. Oleh karena itu, orang yang menunjukkan gejala stroke harus segera dibawa ke unit

gawat darurat rumah sakit terdekat. Jika dalam kurun waktu itu penderita mendapat

pemeriksaan dan penanganan yang tepat, maka ia akan terhindar dari kematian, komplikasi,

atau kecacatan.

Penatalaksanaan stroke di unit gawat darurat meliputi:

1. Evaluasi cepat dan diagnosis

Oleh karena jendela terapi stroke akut sangat pendek, evaluasi dan diagnosis klinik harus

cepat. Evaluasi gejala dan tanda klinik meliputi:

1. Anamnesis, terutama mengenai gejala awal, waktu awitan, aktivitas penderita saat

serangan, gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang,

gangguan visual, penuruanan kesadaran, serta factor resiko stroke.

2. Pemeriksaan fisik, meliputi penilaian ABC, nadi, oksimetri, dan suhu tubuh.

Pemeriksaan kepala dan leher, misalnya cedera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit

karotis, dan tanda-tanda distensi vena jugular pada gagal jantung kongestif.

Pemeriksaan thorax (jantung dan paru), abdomen, kulit, dan ekstremitas.

3. Pemeriksaan neurologik dan skala stroke. Pemeriksaan neurologic terutama

pemeriksaan saraf kraniales, rangsang meningen, system motorik, sikap dan cara

jalan, reflex, koordinasi, sensorik, dan fungsi kognitif. Skala stroke yang dianjurkan

saat in adalah NIHSS (National Institute of Health Stroke Scale)

4. Studi diagnostik stroke akut meliputi CT scan tanpa kontras, KGD, elektrolit darah,

tes fungsi ginjal, EKG, penanda iskemik jantung, darah rutin, PT/INR, aPTT, dan

saturasi oksigen.

2. Terapi Umum

a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

• Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.

• Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen

b. Stabilisasi hemodinamik

• Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)

• Optimalisasi tekanan darah

2

Page 3: 61686517-Penatalaksanaan-Stroke-Di-Igd.pdf

• Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah mencukupi, dapat diberikan

obat-obat vasopressor.

• Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama.

• Bila terdapat CHF, konsul ke kardiologi.

c. Pemeriksaan awal fisik umum

• Tekanan darah

• Pemeriksaan jantung

• Pemeriksaan neurologi umum awal

o Derajat kesadaran

o Pemeriksaaan pupil dan okulomotor

o Keparahan hemiparesis

d. Pengendalian peninggian TIK

• Pemantauan ketat terhadap risiko edema serebri harus dilakukan dengan

memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologik pada hari pertama stroke

• Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS < 9 dan pasien yang

mengalami penurunan kesadaran

• Sasaran terapi TIK < 20 mmHg

• Elevasi kepala 20-30º.

• Hindari penekanan vena jugulare

• Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik

• Hindari hipertermia

• Jaga normovolemia

• Osmoterapi atas indikasi: manitol 0,25-0,50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi

setiap 4-6 jam, kalau perlu diberikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB IV.

• Intubasi untuk menjaga normoventilasi.

• Drainase ventrikuler dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke iskemik

serebelar

e. Pengendalian Kejang

• Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat IV 5-20 mg dan diikuti phenitoin loading

dose 15-20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit.

• Pada stroke perdarahan intraserebral dapat diberikan obat antiepilepsi profilaksis,

selama 1 bulan dan kemudian diturunkan dan dihentikan bila kejang tidak ada.

f. Pengendalian suhu tubuh

3

Page 4: 61686517-Penatalaksanaan-Stroke-Di-Igd.pdf

• Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika dan

diatasi penyebabnya.

• Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5ºC

g. Pemeriksaan penunjang

• EKG

• Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi dan faal hemostasis, KGD,

analisa urin, AGDA dan elektrolit.

• Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal

• Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada

DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention, 2009. Stroke Facts and Statistics. : Division for

Heart Disease and Stroke Prevention. Available from:

http://www.cdc.gov/stroke/statistical_reports.htm [accessed 4Juni 2010].

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2007. Guideline Stroke 2007. Jakarta:

PERDOSSI.

Siswono,2001. Penderita "Stroke" Harus Segera Ditangani. Diunduh dari:

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1006846541,26641 4Juni 2010

4