6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

8
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN RUAS JALAN 4.1. Acuan Analisa Perhitungan Proses analisa perhitungan ruas jalan mengacu pada buku “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)” tahun 1997 4.2. Analisa Perhitungan Form UR-2 Tabel perhitungan Form UR-2 terlampir pada Lampiran 3. Total penduduk = 1,0 – 3,0 Juta penduduk Faktor rasio antara arus jam rencana (k) = 0,09 (MKJI 5-37) Pemisahan arah SP (jalur 1/jalur2) = 50% / 50% (MKJI 5-37) Nilai normal untuk komposisi lalu lintas Ekivalensi Mobil Penumpang (emp) Nilai emp pada arah 1 dan arah 2 bernilai sama, yaitu : LV = 1,0 HV = 1,2 MC = 0,25

Transcript of 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

Page 1: 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN RUAS JALAN

4.1. Acuan Analisa Perhitungan

Proses analisa perhitungan ruas jalan mengacu pada buku “Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI)” tahun 1997

4.2. Analisa Perhitungan Form UR-2

Tabel perhitungan Form UR-2 terlampir pada Lampiran 3.

Total penduduk = 1,0 – 3,0 Juta penduduk

Faktor rasio antara arus jam rencana (k) = 0,09 (MKJI 5-37)

Pemisahan arah SP (jalur 1/jalur2) = 50% / 50% (MKJI 5-37) Nilai normal untuk komposisi lalu lintas

Ekivalensi Mobil Penumpang (emp)

Nilai emp pada arah 1 dan arah 2 bernilai sama, yaitu :

LV = 1,0 HV = 1,2 MC = 0,25

Kelas Hambatan Samping

Page 2: 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

Frekuensi berbobot kejadian menghasilkan nilai sebesar 522. Nilai ini

termasuk kondisi khusus pedesaan dengan beberapa kegiatan yaitu diantara

500 – 899, maka kelas hambatan samping ruas jalan ini termasuk “Tinggi”.

4.3. Analisa Perhitungan Form UR-3

Tabel perhitungan Form UR-3 terlampir pada Lampiran 4.

Perhitungan Kapasitas Dasar

Perhitungan kapasitas jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus

berikut :

C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

Dimana :

C0 = Kapasitas dasar (smp/jam) (Tabel C-1:1, MKJI 5-50)

Untuk tipe jalan 4/2D menggunakan tipe jalan empat lajur terbagi

atau jalan satu arah, dengan kapasitas dasar 1650. Pada jalan yang

kami survey terdapat 2 lajur maka kapasitas jalan adalah 1650 x 2 =

3300 (smp/jam)

FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan (Tabel C-2:1, MKJI 5-51)

Untuk tipe jalan 6/2D atau jalan satu arah untuk lebar jalur lalu lintas

efektif (Wc) 3,5 memiliki nilai FCW = 1,00

FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (Tabel C-3:1, MKJI 5-52)

Page 3: 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian untuk

pemisah arah tidak dapat diterapkan, nilai yang dimasukan untuk

FCSP = 1,00

FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping (Tabel C-4:1, MKJI 5-53)

Jalan margonda raya menggunakan kereb penghalang, dengan kelas

hambatan samping adalah medium dan jarak kereb – penghalang Ws

≥1,0, dengan tipe jalan 4/2D atau jalan satu arah FCSF nya = 0,95

FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota (Tabel C-5:1, MKJI 5-55)

Untuk ukuran kota memiliki jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa

sehingga FCCS nya = 1,00

Berdasarkan data-data yang telah ada dapat dihitung besarnya

kapasitas dari jalan Margonda Raya adalah sebagai berikut :

C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

Page 4: 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

= 3300 x 1,00 x 1,00 x 0,95 x 1,00

= 3135 (smp/jam)

Perhitungan Kecepatan Arus Bebas

FV = (FV0 + FVW) X FFVSF X FFVCS

Dimana :

FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)

Berdasarkan tipe Jalan Margonda Raya yaitu 4/2 D maka nilai FV0

adalah 57 km/jam.

FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif. (Tabel B-2:1, MKJI 5 –

45)

Pada jalan margonda dengan tipe jalan 4/2 D atau jalan satu arah

maka FVW nya = 0 km/jam.

FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping, berdasarkan

hambatan samping yang rendah dan menggunakan bahu dengan jarak

bahu – penghalang WK = 1,0 m maka nila FFVSF nya = 1

Page 5: 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota, berdasarkan jumlah penduduk pada

kota depok yang berkisar 1,7 juta jiwa maka nila FFVCS = 1,00

Sehingga didapatkan nilai kecepatan arus bebas sebesar :

FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS

= (57 + 0) x 1,00 x 1,00 = 57 km/jam

Perhitungan Kecepatan dan Waktu Tempuh

Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari

kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan.

Dimana :

V = Kecepatan rata – rata ruang LV (km/jam)

L = Panjang segmen (km)

TT = Waktu tempuh rata – rata LV sepanjang segmen (jam)

Untuk arah Selatan – Utara

VLV = 51 (Gbr.D-2:1 atau 2, MKJI )

L = Panjang segmen jalan adalah 0,2 km

Maka waktu tempuh atau TT = 0,2 / 49 = 0,003408 jam

Page 6: 6. BAB 4 ANALISA PERHITUNGAN.docx

Untuk arah Utara – Selatan

VLV = 34 (Gbr.D-2:1 atau 2, MKJI )

L = Panjang segmen jalan adalah 0,2 km

Maka waktu tempuh atau TT = 0,2 / 34 = 0,00588

Perhitungan Derajat Kejenuhan (Degree of saturation)

Derajat kejenuhan adalah perbandingan dari volume (nilai arus) lalu lintas

terhadap kapasitasnya.

DS = Q/C

Dimana :

Q = arus lalu lintas (smp/jam)

C = kapasitas jalan (smp/jam)

Untuk arah Selatan – Utara

Qmaks = 2262 smp/jam

C = 3135

Maka, DS = 2262/3135 = 0,721

Untuk arah Utara – Selatan

Qmaks = 4693 smp/jam

C = 3135 smp/jam

Maka, DS = 4693 / 3135 = 1,497