57622015 Tipe Alterasi
-
Upload
yulist-fitrianto -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
Transcript of 57622015 Tipe Alterasi
Ada dua jenis alterasi batuan yang umum yaitu “hypogene” dan “supergene”.
Alterasi hypogene dibentuk oleh adanya aksi larutan hidrotermal, sedangkan alterasi
supergene dihasilkan dari adanya perkolasi air meteorik (air permukaan atau air tanah)
yang bereaksi dengan batuan yang dilewatinya. Studi alterasi mineral sangat bermanfaat
dalam hal : a) memahami kondisi dan evolusi larutan pembentuk bijih, b) berguna
dalam melakukan eksplorasi mineral, dan c)menghasilkan mineral yang dapat dipakai
untuk memperoleh“radiometric dating” .
Pada batuan samping. Alterasi didefenisikan sebagai proses perubahan komposisi
mineral, kimia dan tekstur batuan yang dihasilkan oleh interaksi antara fluida panas
dengan batuan yang dilaluinya. Pada dasarnya, fluida panas tersebut atau yang disebut
larutan hidrotermal secara kimia bereaksi dengan batuan samping sehingga terjadi
perubahan kesetimbangan. Proses iniakan menghasilkan kumpulan mineral baru agar
kesetimbangan kimia tercapai kembali pada kondisi tertentu. Penggantian komponen
kimia antara fluida dan batuan samping disebut metasomatism.
SKARN
Skarns adalah kelas silikat kalk- batuan dan sangat berkaitan erat dengan granit
intrusi, biasanya dari-malihan berasal dari sedimen (S-tipe). Skarns are rarely seen with
other types of granites, because of the fluid chemistry and crystallization behaviour of
M-type ( origin) and I-type (igneous-metamorphic origin) granites. Skarns jarang
terlihat dengan jenis lain dari granit, karena cairan kimia dan perilaku kristalisasi dari
M-type ( mantel asal) dan I-tipe (beku-metamorfosa asal) granit.S-type granites are
more prone to generating late-stage fluid rich in , incompatible elements and because
they are generally more , oxidised and hydrous. S-jenis granit lebih rentan untuk
pembangkit-tahap akhir cairan kaya silika , unsur-unsur yang tidak kompatibel dan
halida karena mereka umumnya lebih potasik , dioksidasi dan hydrous.
Exoskarns are formed when fluids left over from the crystallisation of the granite
are ejected from the mass at the waning stages of emplacement. Exoskarns terbentuk
ketika cairan tersisa dari kristalisasi granit adalah dikeluarkan dari massa pada tahap
memudarnya emplacement. When these fluids come into contact with reactive rocks,
usually carbonates such as or , the fluids react with them, producing alteration
(metasomatism). Ketika cairan datang ke dalam kontak dengan batuan reaktif, biasanya
karbonat seperti batu gamping atau dolostone , cairan bereaksi dengan mereka,
menghasilkan perubahan (metasomatism).
Because these fluids carry dissolved silica, iron, metals, halides and sulfur, the
resulting rock is usually a highly complex combination of calcium, magnesium and
carbonate rich minerals.Karena membawa cairan terlarut silika, besi, logam, halida dan
belerang, batuan yang dihasilkan biasanya merupakan kombinasi yang sangat kompleks
kalsium, magnesium dan mineral kaya karbonat.
Uncommon types of skarns are formed in contact with sulfidic or carbonaceous
rocks such as , shales, and, occasionally, or .Jarang jenis dari skarns terbentuk dalam
kontak dengan atau karbon batuan sulfida seperti serpih hitam , grafit serpih, formasi
besi banded dan, kadang-kadang, garam atau evaporites . Here, fluids react less via
chemical exchange of ions, but because of the -oxidation potential of the wall rocks. Di
sini, cairan bereaksi kurang melalui pertukaran ion kimia, tetapi karena redoks potensial
oksidasi dari batuan dinding.
Endoskarns are rarer, generally because the fluids created by a granite are
usually formed in with the minerals of the granite.Endoskarns yang jarang, umumnya
karena cairan yang diciptakan oleh granit biasanya terbentuk dalam kesetimbangan
dengan mineral dari granit. Endoskarns seem to form in granites which lose earlier,
more dilute hydrous fluids, thereby creating a less dilute last spurt of exsolved fluids.
Endoskarns tampaknya terbentuk dalam granit yang kehilangan sebelumnya, lebih encer
cairan hydrous, sehingga menciptakan kurang encer semburan terakhir cairan exsolved.
Boiling of the exsolved fluid is also considered important, as this creates a highly saline,
incompatible-element-rich fluid phase and a highly volatile gas phase. Merebus cairan
exsolved juga dianggap penting, karena hal ini menciptakan fase, cairan saline sangat
tidak kompatibel-elemen-kaya dan fasa gas yang sangat volatile.
POTASIK
Tipe alterasi potasik atau K-silikat menunjukkan adanya penambahan kalium atau
rekristalisasi K-feldspar pada batuan dengan atau tanpa biotit atau serisit. Mineral-
mineral tambahan berupa anhidrit, apatit, kalsit, scheelit, kalkopirit, molibdenit, pirit,
magnetit atau hematit. Penggantian hornblende atau klorit oleh biotite dan plagioklas
oleh K-feldspar memerlukan penambahan kalium. Alterasi potasik umumnya
berkembang pada sistem porphyry dan epithermal yang terbentuk pada zona inti
dengan temperatur tinggi. Alterasi potasium silikat terjadi akibat penggantian mineral
plagioklas dan silikat mafik pada kisaran temperatur 450 – 600oC. Kumpulan mineral
yang umum adalah : K-feldspar – biotite – kuarsa, K-feldspar – klorit, K-feldspar –
biotite – magnetite.
SERISITIK
Alterasi serisitik dicirikan oleh kumpulan mineral kuarsa-serisit-pirit (QSP). Fasa
mineralyang berasosiasi dengan tipe alterasi ini adalah K-feldspar, kaolinit, kalsit, biotit,
rutil,anhidrit, dan apatit. Serisit merupakan mika putih dioktahedral yang berbutir
halus(muskovit, paragonit, fengit, fusit, roskulit).
ARGILIK
Istilah alterasi argillik pertama kali diperkenalkan oleh Lovering (1940). Tipe alterasi
inidicirikan oleh pembentukan mineral lempung akibat adanya intensitas
metasomatisme H+ pada temperatur antara 100 dan 300oC. Alterasi argillik ke arah
dalam bergradasi dengan zone fillik, sedangkan ke arah luar dengan propylitik. Mineral
lempung terutama menggantikan plagioklas dan mafik (hornblende, biotit). Istilah
intermediate argillic (pH netral) digunakan bila kumpulan mineralnya berupa
montmorilonit, illite, klorit, kaolin grup dan sedikit serisit. Sedangkan advance
argillic (pHasam) bila mineralnya berupa diktit, kaolinit, pyrofilit, barite, alunit dan
diaspore. Tipe alterasi ini dapat dijumpai pada sistem porphyry.
PROPYLITIK
Istilah “propyllitic” pertama kali digunakan oleh von Richtofen yang diadopsi oleh
Becker1882 (Meyer & Hemley, 1967) untuk andesit terubah di Camstock Lode, Nevada
– USA.Alterasi ini dicirikan oleh adanya penambahan H2O, CO2, serta sedikit Sulfur.
Kumpulan mineral yang khas terdiri dari epidot, klorit, karbonat, albit, K-feldspar dan
pirit. Setempat dapat dijumpai serisit, Fe-oksida, montmorilonit dan zeolit. Zona alterasi
propylitik umumnya cukup luas sehingga tipe alterasi ini sangat berguna sebagai
petunjuk adanya mineralisasi dalam program ekplorasi cebakan mineral. Propylitisasi
ini dapat dibagi lagi menjadibeberapa sub grup berdasarkan dominasi mineralnya yaitu :
kloritisasi, albitisasi, dan carbonatisasi.
SILISIK
Merupakan penambahan silika pada batuan, akibat proses penggantian,atau pengisian,
membentuk vugselama pelindian. Silisifikasi umum terjadi pada sistem sulfidasi tinggi
pada porfiri – epithermal. Kadang dikacaukan dengan urat kuarsa stockwork pada top
cebakan porfiri