طلاق

26
MAKALAH Tafsir tentang Hadits-Hadits Mengenai thalaq Bid’I dan Sunni Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir al-Hadits I Dosen pengampu: Ahmad Izzuddin M.Hi,. Oleh: Mufid al-Anshari (10210000) Alfin SN (10210106) JURUSAN Al-AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH

Transcript of طلاق

Page 1: طلاق

MAKALAH

Tafsir tentang Hadits-Hadits Mengenai thalaq Bid’I dan Sunni

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir al-Hadits I

Dosen pengampu:

Ahmad Izzuddin M.Hi,.

Oleh:

Mufid al-Anshari (10210000)

Alfin SN (10210106)

JURUSAN Al-AHWAL AL-SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2012

Page 2: طلاق

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat

yang diberikan kepada kita semua, sehingga sampai sekarang ini kita masih bisa merasakan

nikmatnya kehidupan didunia.

Sholawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan

pembimbing kita menuju kebahagian yang hakiki dan kesempurnaan kehidupan manusia dengan

adanya Dinnul Islam. Makalah yang membahas tafsir Hadits tentang Walimah ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Tafsir al-Hadits I, dalam rangka untuk memahami lebih jauh

bagaimana walimah yang sesuai denga syara’ tersebut.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membantu

dalam menyelesaikan makalah yang di susun ini. Terutamanya kepada Bapak Izzuddin Selaku

dosen pembimbing dan Pembina mata kuliah Tafsir al-Hadits I.

Mengingat keterbatasan kemampuan serta keilmuan yang kami miliki, oleh karena itu

kami selaku penyusun dari makalah ini sangatlah mengharap saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari segenap pembaca sekalian. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita

semua.Amien

Malang, 22 Oktober 2012

Penyusun

Page 3: طلاق

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………… 1

Daftar Isi…………………………………………………………………… 2

BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................... 3

A. Latar Belakang……………………………………………………... 3

B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 3

C. Tujuan ……………………………………………………………… 3

BAB II: PEMBAHASAN............................................................................ 4

1.1 HADITS PERTAMA……………………………………………………. 4

A. TEKS HADIST DAN TERJEMAH HADIST……………………… 4

B. TAKHRIJ DAN KUALITAS HADIST……………………………. 4

C. HADIST-HADIST PENDUKUNG ………………………………… 6

D. MAKNA MUFRADAT……………………………………………... 6

E. ANALISIS KEBAHASAAN DAN USHUL FIQH ………………… 7

F. KANDUNGAN HUKUM DAN METODE ISTINBATNYA ……… 8

G. HIKMAH ………………………………………………………..…… 9

H. LAMPIRAN…………..……………………………………………… 10

1.2 HADITS PERTAMA……………………………………………………… 12

A. TEKS HADIST DAN TERJEMAH HADIST……………………….. 12

B. TAKHRIJ DAN KUALITAS HADIST…………………….….……. 12

C. HADIST-HADIST PENDUKUNG ………………………..………… 13

D. MAKNA MUFRADAT……………………………….……………… 14

E. ANALISIS KEBAHASAAN DAN USHUL FIQH ….……………… 15

F. KANDUNGAN HUKUM DAN METODE ISTINBATNYA .……… 15

BAB III: PENUTUP.................................................................................... 17

Kesmpulan……………………………………………………………… 17

Page 4: طلاق

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara masalah Tafsir secara tidak langsung tentunya kita sebelumnya harus mangerti

arti dari Tafsir itu sendiri, dengan demikian berpatokan pada pengertian diatas serta dilengkapi

dengan berbagai literatur yang mendukung yang dikarang oleh para mufassir tentang tafsir maka

kita tidak akan seenaknya sendiri mengklaim bahwa tafsir itu demikian yang terkandung di

dalam surat maupun ayat. Tafsir timbul berdasarkan penalaran akal manusia atau ahlimufassir

yang berusaha mencari suatu kandungan hukum maupun langkah untuk menjelaskan isi

kandungan secara umum disana.

Arti dari tafsir itu sendiri, menurut Al-Zarkasyi ialah ilmu yang digunakan untuk

memahami dan menjelaskan makna-makna kitab Allah yang diturunkan oleh Nabi-Nya

(Muhammad saw) serta menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan hikmahnya yang

terkandung didalamnya.

Dalam makalah yang kami susun ini membahas mengenai Hadits tentang thalaq Sunni dan

thalaq Bid’i, dari hadits tersebut kita bisa mengetahui tentang hukum menjatuhkan thalaq Sunni

ataupun thalaq Bid’i dengan melalui dalalah-dalalah yang berdasarkan pemahaman Ushul Fiqih.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dari persoalan diatas, maka makalah yang akan dibahas ini

adalah:

A. Bagaimana analisi Ushul Fiqihnya

B. Bagaimana metode istinbat hukumnya

C. Apa hukum yang terkandung didalamnya?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah antara lain:

a) Dapat Mengetahui tafsir hadits tentang Thalaq Sunni dan Thalaq Bid’i

b) Dapat Mengetahui Analisis Ushul Fiqihnya

c) Dapat Mengetahui Metode Istinbatnya

d) Dapat Mengetahui hukum yang terkandung didalam hadits tersebut

Page 5: طلاق

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Hadits pertama:

A. Teks dan Tarjamah Hadits

, , - : �م� , ث ج�ل� ر� ه�ا و�ج� �ز� ف�ت �ا ث �ال� ث �ه� ت� أ �م�ر� ا ج�ل� ر� ط�ل�ق� ق�ال�ت� �ه�ا ع�ن �ه� �لل ا ض�ي� ر� ة� �ش� ع�ائ و�ع�ن�

الله , , - صلى �ه� �لل ا س�ول� ر� �ل� ئ ف�س� و�ج�ه�ا �ز� �ت ي �ن� أ و�ج�ه�ا ز� اد� ر�� ف�أ �ه�ا ب �د�خ�ل� ي �ن� أ �ل� ق�ب �ق�ه�ا ط�ل

. " : و�ل� - , � �أل� ا ذ�اق� م�ا �ه�ا �ت �ل ي ع�س� م�ن� خ�ر� �آل� ا �ذ�وق� ي �ى ح�ت ال� ف�ق�ال� �ك� ذ�ل ع�ن� وسلم عليه

Artinya:“Dari 'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu

dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya.

Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut

ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak

boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang

dirasakan oleh suami pertama.1 "

(Shahih Muslim:2590)

B. Takhrij dan Kualitas Hadits

Setelah kami melakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan hadits ini,

bahwasanya hadits ini sanadnya bersambung dan sampai kepada Nabi sehingga disebut dengan

Hadits Marfu’ dan juga memenuhi syarat-syarat hadits shahih.

Sebagaimana informasi yang ada di dalam gambar jalur sanad di bawah ini:

1 Shohih Bukhori no.hadits 2590

Page 6: طلاق
Page 7: طلاق

Metode Jarh wa Ta’dil

1) Abu Bakar bin Abi Syaibah

a. Ahmad bin Hanbal ( صدوق )

b. Al-‘Ajaly( للحديث حفظ ( ثقة

2) Ali bin Mushir

a. Ahmad bin Hanbal ( لحديث ( صلح

b. An-Nasa’I ( ثقة )

3) Ubaidillah bin Umar

a. Yahya bin Mu’ayyan( لثقت (من

b. An-Nasa’i( ثبت ( ثقة

4) Qosim bin Muhammad

a. Al-‘Ajali( ثقة )

b. Ibnu Hibban( الثقت في ( ذكره

5) Aisyah

a. والتوثيق العدلة مرتب أسمى ورتبتهم الصحبة من

Tabel Daftar Takhrij Hadits.

NAMA KITAB BAB NO HADITS

Shahih Bukhari Syahadat 2445

- Thalaq 4857

- - 4905

- Libas 5346

- - 5377

- Adab 5620

An-Nasa’i Nikah 3231

- Thalaq 3354-3359

Abu Dawud - 1965

Ad-Darimi - 2167

ibnu Majjah Nikah 19222

2 Aplikasi Hadits

Page 8: طلاق

C. Hadits-hadits Pendukung

�ن� : �ي ت �و�م�ر� ا ة� م�ر� �ك� �ت أ ام�ر� �ق�ت� ط�ل �ن� ا �م�ا ا ه�م� ح�د� �� أل ق�ل� �ك� ل ذ�ا ع�ن� �ل� ئ �ذ�اس� ا ع�م�ر� �ن� �ب ا ن� �ا و�ك

, �ك�ح� �ن ت �ى ح�ت �ك� �ي ع�ل م�ت� ح�ر� ف�ق�د� �ا �ث �ال ث �ق�ت� ط�ل �ت� �ن ك �ن� او�ا �ه�ذ� ب �ي� ن �م�ر� ا م ص الله� و�ل� س� ر� �ن� ف�ا

. : و أحمد رواه �ك� �ت أ ام�ر� �ق�ك� ط�ال م�ن� �ه� ب ك� �م�ر� ا �م�ا ف�ي و�ج�ل� ع�ز� الله� �ت� و�ع�ص�ي ك� �ر� غ�ي و�ج�ا ز�

النسائي و مسلم

Dan dalam riwayat lain (dikatakan) : Dan Ibnu Umar apabila ditanya tentang hal itu, ia

menjawab kepada salah seorang dari mereka, adapun jika engkau mentalak istrimu sekali atau

dua kali maka sesungguhnya rasulullah saw memeritahkan aku dengan perintah ini (merujuk)

dan jika engkau mentalak tiga, maka haramlah perempuan itu bagimu sehimgga ia kawin lagi

dengan laki-laki lain dan engkau telah durhaka kepada Allah ,Azza wa jalla dalam hal yang

diperintahkan oleh-Nya tentang talakmu terhadap istrimu. (HR Ahmad, Muslim, dan Nasai)

منك : تبين كانت ال قال أراجعها؟ أن لي يحل أكانا ثالثا طلقتها لو .أرأيت

“Ya Rosulallah,bagaimana pendapat tuan kalau saya menceraikannya dengan thalak tiga,

apakah halal bagiku untuk merujuknya? Beliau menjawab,”Tidak, ia sudah lepas darimu ”3.

D. Makna Mufradat

adalah Telah mentalaq,karena ini adalah bentuk kata lampau atau fi’il madhi dari wazan طلق

adalah seorang laki-laki,yang disini di artikan sebagai رجل.yang berma’na telah terjadi ,فعل

seorang suami.امرأته adalah istrinyaثالثا. adalah tiga kali. lalu wanita tersebut telah : فتزوجها

dinikahi,ف sehingga telah dinikahi berdasarkan wazan تزوج makna yang sudah lampau تفعل

dan merupakan ها bentuk dhomir dari رجل. adalah امرأة seorang laki-laki lain. طلقها :ثم

kemudian wanita tersebut ditalak. يدخلها أن :قبل sebelum dia men duhul isterinya. فأرد

kemudian dia ingin ( األول يتزوجها .untuk menikahinyaزوجها .(رجل .untuk menikahinya lagi أن

الله رسول .maka di tanyakan kepada Rasulullah فسئل ذالك .dari permasalahan tadi عن فقال

maka Rasul pun menjawab. ال tidak boleh. يذوق -laki األخر .sehingga merasakan manisnya حتى

3 Al-Hamdani,jakarta, , النكاح 2002رسالة . hal 229

Page 9: طلاق

laki atau suami yang terahir. عسيلتها dari من manis telah dirasakan. األول ذاق apa yang ما

dirasakan suami pertama

E. Analisis Kebahasaan dan Ushul Fiqih

Page 10: طلاق

F. Kandungan Hukum Dan Metode Istinbatnya

Talak sunni hukumnya boleh dan dapat berlaku, talak seperti ini yang sesuai dengan

tuntutan syara’. Bentuk talak seperti menjatuhkan talak satu atau talak tiga, akan tetapi

disunnahkan menjatuhkan talak satu dan dua, supaya dapat rujuk kembali pada mantan istrinya

bilamana dikemudian hari merasa menyesal atas keputusannya . Hal ini berdasarkan firman

Allah dalam surat at-Talaq ayat : 1

�ع�د�ة� ال �ح�ص�وا و�أ �ه�ن� �ع�د�ت ل Zق�وه�ن� ف�ط�ل اء Zس� الن �م� �ق�ت ط�ل �ذ�ا إ �ي �ب الن �يه�ا أ �ا ي

“Wahai orang-orang yang beriman bila kalian mentalak perempuan-perempuan maka talaklah

pada ‘iddah mereka” maksud ayat ini adalak talaklah istrimu pada masa disyari’atkan ‘iddah,

yaitu masa suci sebab masa haid tidak terhitung masa ‘iddah

Dan apabila si suami setelah menjatuhkan thalak untuk yang ketiga maka sisuami apabila ingin

merujuknya kembali,ia harus menunggu sampai mantan istrinya telah menikah dengan orang lain

dan telah di ceraikannya kembali baru kemudian ia di bolehkan untuk menikahi mantan istrinya

kembali,sebagaimana sabda nabi ”,,,

, , - : �م� , ث ج�ل� ر� ه�ا و�ج� �ز� ف�ت �ا ث �ال� ث �ه� ت� أ �م�ر� ا ج�ل� ر� ط�ل�ق� ق�ال�ت� �ه�ا ع�ن �ه� �لل ا ض�ي� ر� ة� �ش� ع�ائ و�ع�ن�

الله , , - صلى �ه� �لل ا س�ول� ر� �ل� ئ ف�س� و�ج�ه�ا �ز� �ت ي �ن� أ و�ج�ه�ا ز� اد� ر�� ف�أ �ه�ا ب �د�خ�ل� ي �ن� أ �ل� ق�ب �ق�ه�ا ط�ل

. " : و�ل� - , � �أل� ا ذ�اق� م�ا �ه�ا �ت �ل ي ع�س� م�ن� خ�ر� �آل� ا �ذ�وق� ي �ى ح�ت ال� ف�ق�ال� �ك� ذ�ل ع�ن� وسلم عليه

Artinya:“Dari 'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu

dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya.

Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut

ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak

boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang

dirasakan oleh suami pertama ".

Page 11: طلاق

G. Hikmah

Dalam hadits ini manusia di tuntut untuk dapat berfikir dalam melakukan atau

memutuskan setiap kehendak yang akan di lakukan dan juga dapat memikirkan akibat-akibat apa

yang dapat timbul dari perbuatannya, dalam hal ini terhusus dalam bab thalak,didalam al-quran

Allah telah memberikan atau mengatur thalak apa saja yang halal dan boleh dilakukan dan juga

tahapan–tahapannya dalam menjatuhkan thalaknya.4

Yang pertama adalah thalak satu,atau thalak roj’I,yaitu thalak yang apabila dijatuhkan

sisuami masih dapat merujuk istrinya dalam masa iddah dan tanpa ada akad baru, hanya ucapan

lisan dari pihak suami pada istri.yang kedua adalah thalak ba’in sughro atai thalak dua,yaitu

thalak yang apabila dijatuhkan sisuami harus menggunakan akad baru untuk merujuk istrinya

sebagaimana pernikahan yang pertama kali dilakukan.disini jelas sekali bahwa Allah sangat

sayang kepada hamba-hambanya,yaitu masih memberi kesempatan untuk dapat membentuk

keluarga lagi setelah adanya perpisahan, supaya pihak-pihak tersebut dapat merenungi

kesalahan-kesalahan yang ada dan tidak menuntut kemingkina mereka dapat berfikir untuk dapat

kembali dan membentuk keluarga yang utuh lagi seperti pada awalnya dan kalau tidak bisa

mempertahankannya maka di thalak dengan baik.setelah adanya rujuk yang kedua dan apabila

suami mentalaknya kembali, maka thalak ini disebut dengan thalak ba’in kubro,yaitu yang

apabila suami ingin menrujuk mantan istrinya kembali, dia harus menunggu sampai istrinya

menikah lagi dengan orang lain dengan sungguh-sungguh dan kemudian bercarai, baru kemudian

mantan suami yang pertama diperbolehkan untuk menikahinya kembali.5

4 Kamal bin As Sayyid Salim,Fiqih Sunnah Wanita,Jakarta Utara,hal:6335Ibid I/634

Page 12: طلاق

1.2 HADITS KEDUA :

A. Teks dan Terjemahan Hadits

عمر ذلك فذكر تطليقة، حائض، وهي له، امرأة طلق عنه، الله رضي عمر ابن أن

": . وهي أو طهرت، إذا ليطلقها ثم فليراجعها، مره فقال وسلم عليه الله صلى للنبي

حامل

Artinya:

“Dari Ibnu Umar ra. Bahwa ia pernah mentalak istrinya, sedang istrinya itu dalam keadaan

haidh, kemudian hal itu disampaikan oleh umar kepada Nabi saw, lalu Nabi saw bersabda,

"Suruhlah dia untuk merujuknya kembali, lalu hendaklah ia mentalaknya dalam keadaan suci

atau hamil".

Sunan Abi Dawud )1865(

B. Takhrij dan Kualitas Hadits

Setelah kami melakukan penelitian terkait hadits kedua tersebut dalam aplikasi hadits,

ternyata hadits ini termasuk hadits marfu’ dan juga memenuhi kriteria hadits shahih .

Berikut susunan sanad :

Page 13: طلاق

Metode Jarh Wa Ta’dil:

1. Usman bin abi Syaibah

a. Yahya bin Mu’aiyyan ( الثقة )

b. Al-‘Ajaly ( الثقة )

2. Waki’

a. Muhammad bin Sa’ad( حجة مأمون ( ثقة

b. Al-Ajaly( الحديث حفظ من (ثقة

3. Sufyan

a. Malik bin Anas(ثقة)

b. Syu’bah bin alhajaj( الحديث في المؤمنين (أمير

4. Muhammad bin AdriRahman

a. Yahya bin Mu’aiyyan (ثقة)

b. At-Tirmidzi(ثقة)

5. Salim

a. Muhammad bin Sa’ad (ثقة)

b. Al-‘Ajali (ثقة)

6. Ibnu Umar

a. والتوثيق العدلة مرتب أسمى ورتبتهم الصحبة من

Tabel Daftar Takhrij Hadits

KITAB BAB NOMOR HADITS

ShahihBukhari Thalaq 4850,4851,4854,4916,4817

Shahih Muslim Thalaq 2675-2681,dan 2683-2688

Sunan an-Nasa’i Thalaq 3336-3339 dan 3343-3503

Ibnu Majjah Thalaq 2009,2012,2013

Malik Thalaq 1053

Suanan Adz-Dzarimi Thalaq 2162

Page 14: طلاق

C. Hadits-hadits Pendukung

: : م�ع�ت� س� ق�ال� �يه�، ب� أ ع�ن� م�ة�، م�خ�ر� �ي ن �ر� ب خ�

� أ ق�ال� ، eو�ه�ب �ن� اب ع�ن� د�او�د�، �ن� ب �م�ان� �ي ل س� �ا ن �ر� ب خ�� أ

: �ه� ت� أ ام�ر� ط�ل�ق� eج�ل ر� ع�ن� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ر� ب خ�

� أ ق�ال� ،eيد� �ب ل �ن� ب م�ح�م�ود�

» « : �م�؟ ظ�ه�ر�ك� أ �ن� �ي ب �ا �ن و�أ �ه� الل �اب� �ك�ت ب �ع�ب� �ل �ي أ ق�ال� �م� ث �ا �ان غ�ض�ب ف�ق�ام� ج�م�يع�ا، eيق�ات� �ط�ل ت ث� �ال� ث

: �ه�؟ �ل �ق�ت أ �ال� أ �ه�، الل س�ول� ر� �ا ي و�ق�ال� ج�ل� ر� ق�ام� �ى 6ح�ت

Seorang laki-laki hendak menthalak isterinya dengan tiga thalak sekaligus,kemudian Rasulullah

marah kepadanya dan bersabda:apakah kalian sudah berani mempermainkan kitab Allah

sementara aku masih berada di antara kamu?.....

Sunan an-Nasa’I )3401(

: ، eاف�ع� ن ع�ن� �ه�، الل �د� �ي ع�ب ع�ن� �د�ر�يس�، إ �ن� ب �ه� الل �د� ع�ب �ا �ن ح�د�ث ق�ال� �ة� �ب ي ش� �ي ب� أ �ن� ب �ر� �ك ب �و �ب أ �ا �ن ح�د�ث

: الله� ص�ل�ى �ه� الل س�ول� �ر� ل ع�م�ر� �ك� ذ�ل �ر� ف�ذ�ك �ض�، ح�ائ و�ه�ي� �ي �ت أ ام�ر� �ق�ت� ط�ل ق�ال� ، ع�م�ر� �ن� اب ع�ن�

« : �ق�ه�ا ط�ل اء� ش� �ن� إ �م� ث ، �ط�ه�ر� ت �م� ث �ح�يض�، ت �م� ث ، �ط�ه�ر� ت �ى ح�ت اج�ع�ه�ا �ر� �ي ف�ل ه� م�ر� ف�ق�ال� ، �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل

�ه� الل م�ر�� أ �ي �ت ال �ع�د�ة� ال �ه�ا �ن ف�إ �ه�ا، ك م�س�

� أ اء� ش� �ن� و�إ ام�ع�ه�ا، �ج� ي �ن� أ �ل� »ق�ب

Perintahkan kepadanya agar is rujuk kembaki kepada istrinya itu dan membiarkannya sampai ia

suci dari haidnya,kemudian menunggu sampai ia haid kembali.Dan apabila ia telah suci kembali

dari haidnya itu, bolehlah ia menetapkan, apakah ia aka tetap mempertahankan pernikahannya

itu ataukah menceraikannya sebelum ia menyentuhnya (berhubungan suami istri). Begitulah

‘iddah yang di perintahkan oleh Allah Swt, berkenaan dengan cara menceraikan istri.

Sunan ibnu Majjah )2019(

6 Maktabah Syameelah Rosymi

Page 15: طلاق
Page 16: طلاق

D. Makna Mufradat

dan dia وهي .dari Suami له pada seorang istri امرأة ,adalah thalak yang sudah dijatuhkan طلق

perempuan,ini bentuk dhomir dari kata orang yang dalam keadaan haid. Dan حائض dan. امرأة

.perintahlah dia (suami) مره .untuk merujuk istrinya tadi فليراجعها ليطلقها maka thalaklah ثم

dia (istri) طهر .ketika ia dalam keadaan sudah suci إذا حامل هي atau dia dalam keadaan أو

hamil.

E. Analisis Kebahasaan dan Ushul Fiqih

Page 17: طلاق

F. Kandungan Hukum dan Metode Istinbatnya

Para ulama’ semuanya sepakat bahwa thalak bid’I hukumnya haram hukumnya dan

karenanya,barangsiapa melakukannya,maka ia dianggap telah berdosa.7

Walaupun begitu,mereka berbeda pendapat tentang : apakah thalak bid’I seperti itu sah

atau tidak (yakni, apakah thalaknya jatuh atau tidak) Mayoritas ulama dari keempat madzhab:

Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hanbali menyatakan bahwa thalak yang seperti itu adalah sah dan

berlaku, dengan beberapa dalil sebagai berikut:

Bahwa thalak seperti itu –walaupun dianggap haram karena tidak mengikuti tuntunan

syariat-namun ia tetap termasuk dalam pengertian “thalak” secara umum.pengakuan Abdullah

bin Umar r.a.-ketika menceraikan istrinya ketika dalam keadaan haid-lalu Rasulullah

Saw.memerintahkan agar ia merujuknya kembali,berarti itu dianggap sah dan di hitung satu kali

thalak.8

Berlainan dengan pendapat para madzhab di atas.sebagian ulama’ diantaranya:ibnu

Taimiyyah, ibnu Hazm, dan ibnu Qoyyim, demikian pula dengan sebagian dari madzhab ibnu

Hanbal,berpendapat bahwa Thalak bid’I tidak sah adanya (yakni tidak berpengaruh apa-apa).

Mereka tidak setuju memasukkannya dibawah pengertian “thalak” secara umum,mengingat itu

bukan thalak yang Allah SWT. Izinkan penggunaannya. Bahkan, ia jelas bertentangan dengan

pengertian firmanNya, “… maka talaklah mereka (istri-istri kamu) ketika sedang menghadapi

iddah mereka.”dan juga memaknai tentang perintah nabi yang menyuruhnya untuk merujuk

kembali itu sebagai suatu yang tidak disukai dan tidak dihalalkan oleh Allah, dan dinamai

dengan Bid’ah, sebagaimana sabda beliau bersbda, “setiap perbuatan bid’ah adalah kesesatan”

dan sabda beliau juga , “setiap amalan yang tidak mengikuti cara kami,maka ia tertolak!”

Hokum-hukum tentang thalak bid’I yang dikeluarkan oleh beberapa ulama’ ini tidak

lepas dari adanya pendekatan ushul fiqh yang digunakan,yakni berdasarkan ibaroh nash dan juga

dilalah nash.

7 Muhammad Bagir,Fiqh Praktis II,Bandung,Mizan Media Utama,hal:1968 Ibid.I/197

Page 18: طلاق

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ulama fikih ( fukaha) berpendapat bahwa talak dibagi kepada dua macam yaitu :

1.      Wajib. Apabila terjadi peselisihan antara suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurus

perkara keduanya sudah memandang perlu supaya keduanya bercerai

2.      Talak sunni, adalah talak yang dijatuhkan suami sesuai dengan petunjuk yang disyariatkan

Islam, yaitu :

a.      Menalak isteri harus secara bertahap (dimulai dengan talak satu, dua dan tiga) dan diselingi

rujuk.

b.     Isteri yang ditalak itu dalam keadaan suci dan belum digauli dan c. Isteri tersebut telah nyata-

nyata dalam keadaan hamil.

3.      Talak bid’i adalah talak yang dijatuhkan suami melalui cara-cara yang tidak diakui syariat islam

yaitu:

4.      larangan Menalak isteri dengan tiga kali talak sekaligus,

5.       larangan Menalak isteri dalam keadaan haidh,

Kalimat yang dipakai atau yang disahkan Ulama’ ada 2 macam yaitu

1.      Sarih ( Terang ) yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksud adalah

memutuskan tali perkawinan seperti kata sis suami “Kamu Tertalak” atau “Saya Ceraikan

Kamu” Kalimat tersebut tidak perlu dengan Niat. Jadi apabila contoh kalimat tersebut dilafazkan

oleh suami terhadap istrinya Niat atau tidak berniat maka keduanya harus bercerari kecuali

kalimat tersebut berupa HIKAYAT

2.      Kinayah (sindiran) yaitu kalimat yang masih ragu-ragu seperti kata suami “pulanglah engkau

kerumah keluargamu” atau “pergi dari sini” dsb. Kalimat sindiran ini tergantung Niat si suami,

kalu kalimat tersebut diniatkan utuk talak maka kuduanya harus bercerai.