طلاق
-
Upload
alpiend-salam -
Category
Documents
-
view
25 -
download
4
Transcript of طلاق
MAKALAH
Tafsir tentang Hadits-Hadits Mengenai thalaq Bid’I dan Sunni
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir al-Hadits I
Dosen pengampu:
Ahmad Izzuddin M.Hi,.
Oleh:
Mufid al-Anshari (10210000)
Alfin SN (10210106)
JURUSAN Al-AHWAL AL-SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat
yang diberikan kepada kita semua, sehingga sampai sekarang ini kita masih bisa merasakan
nikmatnya kehidupan didunia.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan
pembimbing kita menuju kebahagian yang hakiki dan kesempurnaan kehidupan manusia dengan
adanya Dinnul Islam. Makalah yang membahas tafsir Hadits tentang Walimah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Tafsir al-Hadits I, dalam rangka untuk memahami lebih jauh
bagaimana walimah yang sesuai denga syara’ tersebut.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah yang di susun ini. Terutamanya kepada Bapak Izzuddin Selaku
dosen pembimbing dan Pembina mata kuliah Tafsir al-Hadits I.
Mengingat keterbatasan kemampuan serta keilmuan yang kami miliki, oleh karena itu
kami selaku penyusun dari makalah ini sangatlah mengharap saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari segenap pembaca sekalian. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.Amien
Malang, 22 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………… 2
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................... 3
A. Latar Belakang……………………………………………………... 3
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 3
C. Tujuan ……………………………………………………………… 3
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................ 4
1.1 HADITS PERTAMA……………………………………………………. 4
A. TEKS HADIST DAN TERJEMAH HADIST……………………… 4
B. TAKHRIJ DAN KUALITAS HADIST……………………………. 4
C. HADIST-HADIST PENDUKUNG ………………………………… 6
D. MAKNA MUFRADAT……………………………………………... 6
E. ANALISIS KEBAHASAAN DAN USHUL FIQH ………………… 7
F. KANDUNGAN HUKUM DAN METODE ISTINBATNYA ……… 8
G. HIKMAH ………………………………………………………..…… 9
H. LAMPIRAN…………..……………………………………………… 10
1.2 HADITS PERTAMA……………………………………………………… 12
A. TEKS HADIST DAN TERJEMAH HADIST……………………….. 12
B. TAKHRIJ DAN KUALITAS HADIST…………………….….……. 12
C. HADIST-HADIST PENDUKUNG ………………………..………… 13
D. MAKNA MUFRADAT……………………………….……………… 14
E. ANALISIS KEBAHASAAN DAN USHUL FIQH ….……………… 15
F. KANDUNGAN HUKUM DAN METODE ISTINBATNYA .……… 15
BAB III: PENUTUP.................................................................................... 17
Kesmpulan……………………………………………………………… 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara masalah Tafsir secara tidak langsung tentunya kita sebelumnya harus mangerti
arti dari Tafsir itu sendiri, dengan demikian berpatokan pada pengertian diatas serta dilengkapi
dengan berbagai literatur yang mendukung yang dikarang oleh para mufassir tentang tafsir maka
kita tidak akan seenaknya sendiri mengklaim bahwa tafsir itu demikian yang terkandung di
dalam surat maupun ayat. Tafsir timbul berdasarkan penalaran akal manusia atau ahlimufassir
yang berusaha mencari suatu kandungan hukum maupun langkah untuk menjelaskan isi
kandungan secara umum disana.
Arti dari tafsir itu sendiri, menurut Al-Zarkasyi ialah ilmu yang digunakan untuk
memahami dan menjelaskan makna-makna kitab Allah yang diturunkan oleh Nabi-Nya
(Muhammad saw) serta menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan hikmahnya yang
terkandung didalamnya.
Dalam makalah yang kami susun ini membahas mengenai Hadits tentang thalaq Sunni dan
thalaq Bid’i, dari hadits tersebut kita bisa mengetahui tentang hukum menjatuhkan thalaq Sunni
ataupun thalaq Bid’i dengan melalui dalalah-dalalah yang berdasarkan pemahaman Ushul Fiqih.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dari persoalan diatas, maka makalah yang akan dibahas ini
adalah:
A. Bagaimana analisi Ushul Fiqihnya
B. Bagaimana metode istinbat hukumnya
C. Apa hukum yang terkandung didalamnya?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah antara lain:
a) Dapat Mengetahui tafsir hadits tentang Thalaq Sunni dan Thalaq Bid’i
b) Dapat Mengetahui Analisis Ushul Fiqihnya
c) Dapat Mengetahui Metode Istinbatnya
d) Dapat Mengetahui hukum yang terkandung didalam hadits tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Hadits pertama:
A. Teks dan Tarjamah Hadits
, , - : �م� , ث ج�ل� ر� ه�ا و�ج� �ز� ف�ت �ا ث �ال� ث �ه� ت� أ �م�ر� ا ج�ل� ر� ط�ل�ق� ق�ال�ت� �ه�ا ع�ن �ه� �لل ا ض�ي� ر� ة� �ش� ع�ائ و�ع�ن�
الله , , - صلى �ه� �لل ا س�ول� ر� �ل� ئ ف�س� و�ج�ه�ا �ز� �ت ي �ن� أ و�ج�ه�ا ز� اد� ر�� ف�أ �ه�ا ب �د�خ�ل� ي �ن� أ �ل� ق�ب �ق�ه�ا ط�ل
. " : و�ل� - , � �أل� ا ذ�اق� م�ا �ه�ا �ت �ل ي ع�س� م�ن� خ�ر� �آل� ا �ذ�وق� ي �ى ح�ت ال� ف�ق�ال� �ك� ذ�ل ع�ن� وسلم عليه
Artinya:“Dari 'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu
dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya.
Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut
ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak
boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang
dirasakan oleh suami pertama.1 "
(Shahih Muslim:2590)
B. Takhrij dan Kualitas Hadits
Setelah kami melakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan hadits ini,
bahwasanya hadits ini sanadnya bersambung dan sampai kepada Nabi sehingga disebut dengan
Hadits Marfu’ dan juga memenuhi syarat-syarat hadits shahih.
Sebagaimana informasi yang ada di dalam gambar jalur sanad di bawah ini:
1 Shohih Bukhori no.hadits 2590
Metode Jarh wa Ta’dil
1) Abu Bakar bin Abi Syaibah
a. Ahmad bin Hanbal ( صدوق )
b. Al-‘Ajaly( للحديث حفظ ( ثقة
2) Ali bin Mushir
a. Ahmad bin Hanbal ( لحديث ( صلح
b. An-Nasa’I ( ثقة )
3) Ubaidillah bin Umar
a. Yahya bin Mu’ayyan( لثقت (من
b. An-Nasa’i( ثبت ( ثقة
4) Qosim bin Muhammad
a. Al-‘Ajali( ثقة )
b. Ibnu Hibban( الثقت في ( ذكره
5) Aisyah
a. والتوثيق العدلة مرتب أسمى ورتبتهم الصحبة من
Tabel Daftar Takhrij Hadits.
NAMA KITAB BAB NO HADITS
Shahih Bukhari Syahadat 2445
- Thalaq 4857
- - 4905
- Libas 5346
- - 5377
- Adab 5620
An-Nasa’i Nikah 3231
- Thalaq 3354-3359
Abu Dawud - 1965
Ad-Darimi - 2167
ibnu Majjah Nikah 19222
2 Aplikasi Hadits
C. Hadits-hadits Pendukung
�ن� : �ي ت �و�م�ر� ا ة� م�ر� �ك� �ت أ ام�ر� �ق�ت� ط�ل �ن� ا �م�ا ا ه�م� ح�د� �� أل ق�ل� �ك� ل ذ�ا ع�ن� �ل� ئ �ذ�اس� ا ع�م�ر� �ن� �ب ا ن� �ا و�ك
, �ك�ح� �ن ت �ى ح�ت �ك� �ي ع�ل م�ت� ح�ر� ف�ق�د� �ا �ث �ال ث �ق�ت� ط�ل �ت� �ن ك �ن� او�ا �ه�ذ� ب �ي� ن �م�ر� ا م ص الله� و�ل� س� ر� �ن� ف�ا
. : و أحمد رواه �ك� �ت أ ام�ر� �ق�ك� ط�ال م�ن� �ه� ب ك� �م�ر� ا �م�ا ف�ي و�ج�ل� ع�ز� الله� �ت� و�ع�ص�ي ك� �ر� غ�ي و�ج�ا ز�
النسائي و مسلم
Dan dalam riwayat lain (dikatakan) : Dan Ibnu Umar apabila ditanya tentang hal itu, ia
menjawab kepada salah seorang dari mereka, adapun jika engkau mentalak istrimu sekali atau
dua kali maka sesungguhnya rasulullah saw memeritahkan aku dengan perintah ini (merujuk)
dan jika engkau mentalak tiga, maka haramlah perempuan itu bagimu sehimgga ia kawin lagi
dengan laki-laki lain dan engkau telah durhaka kepada Allah ,Azza wa jalla dalam hal yang
diperintahkan oleh-Nya tentang talakmu terhadap istrimu. (HR Ahmad, Muslim, dan Nasai)
منك : تبين كانت ال قال أراجعها؟ أن لي يحل أكانا ثالثا طلقتها لو .أرأيت
“Ya Rosulallah,bagaimana pendapat tuan kalau saya menceraikannya dengan thalak tiga,
apakah halal bagiku untuk merujuknya? Beliau menjawab,”Tidak, ia sudah lepas darimu ”3.
D. Makna Mufradat
adalah Telah mentalaq,karena ini adalah bentuk kata lampau atau fi’il madhi dari wazan طلق
adalah seorang laki-laki,yang disini di artikan sebagai رجل.yang berma’na telah terjadi ,فعل
seorang suami.امرأته adalah istrinyaثالثا. adalah tiga kali. lalu wanita tersebut telah : فتزوجها
dinikahi,ف sehingga telah dinikahi berdasarkan wazan تزوج makna yang sudah lampau تفعل
dan merupakan ها bentuk dhomir dari رجل. adalah امرأة seorang laki-laki lain. طلقها :ثم
kemudian wanita tersebut ditalak. يدخلها أن :قبل sebelum dia men duhul isterinya. فأرد
kemudian dia ingin ( األول يتزوجها .untuk menikahinyaزوجها .(رجل .untuk menikahinya lagi أن
الله رسول .maka di tanyakan kepada Rasulullah فسئل ذالك .dari permasalahan tadi عن فقال
maka Rasul pun menjawab. ال tidak boleh. يذوق -laki األخر .sehingga merasakan manisnya حتى
3 Al-Hamdani,jakarta, , النكاح 2002رسالة . hal 229
laki atau suami yang terahir. عسيلتها dari من manis telah dirasakan. األول ذاق apa yang ما
dirasakan suami pertama
E. Analisis Kebahasaan dan Ushul Fiqih
F. Kandungan Hukum Dan Metode Istinbatnya
Talak sunni hukumnya boleh dan dapat berlaku, talak seperti ini yang sesuai dengan
tuntutan syara’. Bentuk talak seperti menjatuhkan talak satu atau talak tiga, akan tetapi
disunnahkan menjatuhkan talak satu dan dua, supaya dapat rujuk kembali pada mantan istrinya
bilamana dikemudian hari merasa menyesal atas keputusannya . Hal ini berdasarkan firman
Allah dalam surat at-Talaq ayat : 1
�ع�د�ة� ال �ح�ص�وا و�أ �ه�ن� �ع�د�ت ل Zق�وه�ن� ف�ط�ل اء Zس� الن �م� �ق�ت ط�ل �ذ�ا إ �ي �ب الن �يه�ا أ �ا ي
“Wahai orang-orang yang beriman bila kalian mentalak perempuan-perempuan maka talaklah
pada ‘iddah mereka” maksud ayat ini adalak talaklah istrimu pada masa disyari’atkan ‘iddah,
yaitu masa suci sebab masa haid tidak terhitung masa ‘iddah
Dan apabila si suami setelah menjatuhkan thalak untuk yang ketiga maka sisuami apabila ingin
merujuknya kembali,ia harus menunggu sampai mantan istrinya telah menikah dengan orang lain
dan telah di ceraikannya kembali baru kemudian ia di bolehkan untuk menikahi mantan istrinya
kembali,sebagaimana sabda nabi ”,,,
, , - : �م� , ث ج�ل� ر� ه�ا و�ج� �ز� ف�ت �ا ث �ال� ث �ه� ت� أ �م�ر� ا ج�ل� ر� ط�ل�ق� ق�ال�ت� �ه�ا ع�ن �ه� �لل ا ض�ي� ر� ة� �ش� ع�ائ و�ع�ن�
الله , , - صلى �ه� �لل ا س�ول� ر� �ل� ئ ف�س� و�ج�ه�ا �ز� �ت ي �ن� أ و�ج�ه�ا ز� اد� ر�� ف�أ �ه�ا ب �د�خ�ل� ي �ن� أ �ل� ق�ب �ق�ه�ا ط�ل
. " : و�ل� - , � �أل� ا ذ�اق� م�ا �ه�ا �ت �ل ي ع�س� م�ن� خ�ر� �آل� ا �ذ�وق� ي �ى ح�ت ال� ف�ق�ال� �ك� ذ�ل ع�ن� وسلم عليه
Artinya:“Dari 'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu
dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya.
Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut
ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak
boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang
dirasakan oleh suami pertama ".
G. Hikmah
Dalam hadits ini manusia di tuntut untuk dapat berfikir dalam melakukan atau
memutuskan setiap kehendak yang akan di lakukan dan juga dapat memikirkan akibat-akibat apa
yang dapat timbul dari perbuatannya, dalam hal ini terhusus dalam bab thalak,didalam al-quran
Allah telah memberikan atau mengatur thalak apa saja yang halal dan boleh dilakukan dan juga
tahapan–tahapannya dalam menjatuhkan thalaknya.4
Yang pertama adalah thalak satu,atau thalak roj’I,yaitu thalak yang apabila dijatuhkan
sisuami masih dapat merujuk istrinya dalam masa iddah dan tanpa ada akad baru, hanya ucapan
lisan dari pihak suami pada istri.yang kedua adalah thalak ba’in sughro atai thalak dua,yaitu
thalak yang apabila dijatuhkan sisuami harus menggunakan akad baru untuk merujuk istrinya
sebagaimana pernikahan yang pertama kali dilakukan.disini jelas sekali bahwa Allah sangat
sayang kepada hamba-hambanya,yaitu masih memberi kesempatan untuk dapat membentuk
keluarga lagi setelah adanya perpisahan, supaya pihak-pihak tersebut dapat merenungi
kesalahan-kesalahan yang ada dan tidak menuntut kemingkina mereka dapat berfikir untuk dapat
kembali dan membentuk keluarga yang utuh lagi seperti pada awalnya dan kalau tidak bisa
mempertahankannya maka di thalak dengan baik.setelah adanya rujuk yang kedua dan apabila
suami mentalaknya kembali, maka thalak ini disebut dengan thalak ba’in kubro,yaitu yang
apabila suami ingin menrujuk mantan istrinya kembali, dia harus menunggu sampai istrinya
menikah lagi dengan orang lain dengan sungguh-sungguh dan kemudian bercarai, baru kemudian
mantan suami yang pertama diperbolehkan untuk menikahinya kembali.5
4 Kamal bin As Sayyid Salim,Fiqih Sunnah Wanita,Jakarta Utara,hal:6335Ibid I/634
1.2 HADITS KEDUA :
A. Teks dan Terjemahan Hadits
عمر ذلك فذكر تطليقة، حائض، وهي له، امرأة طلق عنه، الله رضي عمر ابن أن
": . وهي أو طهرت، إذا ليطلقها ثم فليراجعها، مره فقال وسلم عليه الله صلى للنبي
حامل
Artinya:
“Dari Ibnu Umar ra. Bahwa ia pernah mentalak istrinya, sedang istrinya itu dalam keadaan
haidh, kemudian hal itu disampaikan oleh umar kepada Nabi saw, lalu Nabi saw bersabda,
"Suruhlah dia untuk merujuknya kembali, lalu hendaklah ia mentalaknya dalam keadaan suci
atau hamil".
Sunan Abi Dawud )1865(
B. Takhrij dan Kualitas Hadits
Setelah kami melakukan penelitian terkait hadits kedua tersebut dalam aplikasi hadits,
ternyata hadits ini termasuk hadits marfu’ dan juga memenuhi kriteria hadits shahih .
Berikut susunan sanad :
Metode Jarh Wa Ta’dil:
1. Usman bin abi Syaibah
a. Yahya bin Mu’aiyyan ( الثقة )
b. Al-‘Ajaly ( الثقة )
2. Waki’
a. Muhammad bin Sa’ad( حجة مأمون ( ثقة
b. Al-Ajaly( الحديث حفظ من (ثقة
3. Sufyan
a. Malik bin Anas(ثقة)
b. Syu’bah bin alhajaj( الحديث في المؤمنين (أمير
4. Muhammad bin AdriRahman
a. Yahya bin Mu’aiyyan (ثقة)
b. At-Tirmidzi(ثقة)
5. Salim
a. Muhammad bin Sa’ad (ثقة)
b. Al-‘Ajali (ثقة)
6. Ibnu Umar
a. والتوثيق العدلة مرتب أسمى ورتبتهم الصحبة من
Tabel Daftar Takhrij Hadits
KITAB BAB NOMOR HADITS
ShahihBukhari Thalaq 4850,4851,4854,4916,4817
Shahih Muslim Thalaq 2675-2681,dan 2683-2688
Sunan an-Nasa’i Thalaq 3336-3339 dan 3343-3503
Ibnu Majjah Thalaq 2009,2012,2013
Malik Thalaq 1053
Suanan Adz-Dzarimi Thalaq 2162
C. Hadits-hadits Pendukung
: : م�ع�ت� س� ق�ال� �يه�، ب� أ ع�ن� م�ة�، م�خ�ر� �ي ن �ر� ب خ�
� أ ق�ال� ، eو�ه�ب �ن� اب ع�ن� د�او�د�، �ن� ب �م�ان� �ي ل س� �ا ن �ر� ب خ�� أ
: �ه� ت� أ ام�ر� ط�ل�ق� eج�ل ر� ع�ن� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ر� ب خ�
� أ ق�ال� ،eيد� �ب ل �ن� ب م�ح�م�ود�
» « : �م�؟ ظ�ه�ر�ك� أ �ن� �ي ب �ا �ن و�أ �ه� الل �اب� �ك�ت ب �ع�ب� �ل �ي أ ق�ال� �م� ث �ا �ان غ�ض�ب ف�ق�ام� ج�م�يع�ا، eيق�ات� �ط�ل ت ث� �ال� ث
: �ه�؟ �ل �ق�ت أ �ال� أ �ه�، الل س�ول� ر� �ا ي و�ق�ال� ج�ل� ر� ق�ام� �ى 6ح�ت
Seorang laki-laki hendak menthalak isterinya dengan tiga thalak sekaligus,kemudian Rasulullah
marah kepadanya dan bersabda:apakah kalian sudah berani mempermainkan kitab Allah
sementara aku masih berada di antara kamu?.....
Sunan an-Nasa’I )3401(
: ، eاف�ع� ن ع�ن� �ه�، الل �د� �ي ع�ب ع�ن� �د�ر�يس�، إ �ن� ب �ه� الل �د� ع�ب �ا �ن ح�د�ث ق�ال� �ة� �ب ي ش� �ي ب� أ �ن� ب �ر� �ك ب �و �ب أ �ا �ن ح�د�ث
: الله� ص�ل�ى �ه� الل س�ول� �ر� ل ع�م�ر� �ك� ذ�ل �ر� ف�ذ�ك �ض�، ح�ائ و�ه�ي� �ي �ت أ ام�ر� �ق�ت� ط�ل ق�ال� ، ع�م�ر� �ن� اب ع�ن�
« : �ق�ه�ا ط�ل اء� ش� �ن� إ �م� ث ، �ط�ه�ر� ت �م� ث �ح�يض�، ت �م� ث ، �ط�ه�ر� ت �ى ح�ت اج�ع�ه�ا �ر� �ي ف�ل ه� م�ر� ف�ق�ال� ، �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل
�ه� الل م�ر�� أ �ي �ت ال �ع�د�ة� ال �ه�ا �ن ف�إ �ه�ا، ك م�س�
� أ اء� ش� �ن� و�إ ام�ع�ه�ا، �ج� ي �ن� أ �ل� »ق�ب
Perintahkan kepadanya agar is rujuk kembaki kepada istrinya itu dan membiarkannya sampai ia
suci dari haidnya,kemudian menunggu sampai ia haid kembali.Dan apabila ia telah suci kembali
dari haidnya itu, bolehlah ia menetapkan, apakah ia aka tetap mempertahankan pernikahannya
itu ataukah menceraikannya sebelum ia menyentuhnya (berhubungan suami istri). Begitulah
‘iddah yang di perintahkan oleh Allah Swt, berkenaan dengan cara menceraikan istri.
Sunan ibnu Majjah )2019(
6 Maktabah Syameelah Rosymi
D. Makna Mufradat
dan dia وهي .dari Suami له pada seorang istri امرأة ,adalah thalak yang sudah dijatuhkan طلق
perempuan,ini bentuk dhomir dari kata orang yang dalam keadaan haid. Dan حائض dan. امرأة
.perintahlah dia (suami) مره .untuk merujuk istrinya tadi فليراجعها ليطلقها maka thalaklah ثم
dia (istri) طهر .ketika ia dalam keadaan sudah suci إذا حامل هي atau dia dalam keadaan أو
hamil.
E. Analisis Kebahasaan dan Ushul Fiqih
F. Kandungan Hukum dan Metode Istinbatnya
Para ulama’ semuanya sepakat bahwa thalak bid’I hukumnya haram hukumnya dan
karenanya,barangsiapa melakukannya,maka ia dianggap telah berdosa.7
Walaupun begitu,mereka berbeda pendapat tentang : apakah thalak bid’I seperti itu sah
atau tidak (yakni, apakah thalaknya jatuh atau tidak) Mayoritas ulama dari keempat madzhab:
Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hanbali menyatakan bahwa thalak yang seperti itu adalah sah dan
berlaku, dengan beberapa dalil sebagai berikut:
Bahwa thalak seperti itu –walaupun dianggap haram karena tidak mengikuti tuntunan
syariat-namun ia tetap termasuk dalam pengertian “thalak” secara umum.pengakuan Abdullah
bin Umar r.a.-ketika menceraikan istrinya ketika dalam keadaan haid-lalu Rasulullah
Saw.memerintahkan agar ia merujuknya kembali,berarti itu dianggap sah dan di hitung satu kali
thalak.8
Berlainan dengan pendapat para madzhab di atas.sebagian ulama’ diantaranya:ibnu
Taimiyyah, ibnu Hazm, dan ibnu Qoyyim, demikian pula dengan sebagian dari madzhab ibnu
Hanbal,berpendapat bahwa Thalak bid’I tidak sah adanya (yakni tidak berpengaruh apa-apa).
Mereka tidak setuju memasukkannya dibawah pengertian “thalak” secara umum,mengingat itu
bukan thalak yang Allah SWT. Izinkan penggunaannya. Bahkan, ia jelas bertentangan dengan
pengertian firmanNya, “… maka talaklah mereka (istri-istri kamu) ketika sedang menghadapi
iddah mereka.”dan juga memaknai tentang perintah nabi yang menyuruhnya untuk merujuk
kembali itu sebagai suatu yang tidak disukai dan tidak dihalalkan oleh Allah, dan dinamai
dengan Bid’ah, sebagaimana sabda beliau bersbda, “setiap perbuatan bid’ah adalah kesesatan”
dan sabda beliau juga , “setiap amalan yang tidak mengikuti cara kami,maka ia tertolak!”
Hokum-hukum tentang thalak bid’I yang dikeluarkan oleh beberapa ulama’ ini tidak
lepas dari adanya pendekatan ushul fiqh yang digunakan,yakni berdasarkan ibaroh nash dan juga
dilalah nash.
7 Muhammad Bagir,Fiqh Praktis II,Bandung,Mizan Media Utama,hal:1968 Ibid.I/197
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ulama fikih ( fukaha) berpendapat bahwa talak dibagi kepada dua macam yaitu :
1. Wajib. Apabila terjadi peselisihan antara suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurus
perkara keduanya sudah memandang perlu supaya keduanya bercerai
2. Talak sunni, adalah talak yang dijatuhkan suami sesuai dengan petunjuk yang disyariatkan
Islam, yaitu :
a. Menalak isteri harus secara bertahap (dimulai dengan talak satu, dua dan tiga) dan diselingi
rujuk.
b. Isteri yang ditalak itu dalam keadaan suci dan belum digauli dan c. Isteri tersebut telah nyata-
nyata dalam keadaan hamil.
3. Talak bid’i adalah talak yang dijatuhkan suami melalui cara-cara yang tidak diakui syariat islam
yaitu:
4. larangan Menalak isteri dengan tiga kali talak sekaligus,
5. larangan Menalak isteri dalam keadaan haidh,
Kalimat yang dipakai atau yang disahkan Ulama’ ada 2 macam yaitu
1. Sarih ( Terang ) yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksud adalah
memutuskan tali perkawinan seperti kata sis suami “Kamu Tertalak” atau “Saya Ceraikan
Kamu” Kalimat tersebut tidak perlu dengan Niat. Jadi apabila contoh kalimat tersebut dilafazkan
oleh suami terhadap istrinya Niat atau tidak berniat maka keduanya harus bercerari kecuali
kalimat tersebut berupa HIKAYAT
2. Kinayah (sindiran) yaitu kalimat yang masih ragu-ragu seperti kata suami “pulanglah engkau
kerumah keluargamu” atau “pergi dari sini” dsb. Kalimat sindiran ini tergantung Niat si suami,
kalu kalimat tersebut diniatkan utuk talak maka kuduanya harus bercerai.