55994804-Hecting

27
Hecting – Penjahitan Luka DEFINISI Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. INDIKASI Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka. LUKA 3.1. Definisi Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis. Trauma tajam menyebabkan : a. luka iris : vulnus scissum/incicivum b. luka tusuk : vulnus ictum c. luka gigitan : vulnus morsum Trauma tumpul menyebabkan : a. luka terbuka : vulnus apertum b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom ) Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum. 3.2. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman : a. luka steril : luka dibuat waktu operasi b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam . (golden period) c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa). Patofisiologi Luka

Transcript of 55994804-Hecting

Page 1: 55994804-Hecting

Hecting – Penjahitan Luka

DEFINISIPenjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.

INDIKASISetiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.

LUKA

3.1. DefinisiLuka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.

Trauma tajam menyebabkan :a. luka iris : vulnus scissum/incicivumb. luka tusuk : vulnus ictumc. luka gigitan : vulnus morsum

Trauma tumpul menyebabkan :a. luka terbuka : vulnus apertumb. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )

Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.

3.2. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :a. luka steril : luka dibuat waktu operasib. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam .(golden period)c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa).

Patofisiologi LukaFKS 1, Best of The Best

Home

Home

Definisi Didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanis. Beberapa pasal memiliki definisi tersendiri tentang luka, berdasarkan

Page 2: 55994804-Hecting

kerusakan yang terjadi. Hal ini termasuk kerusakan pada organ-organ dalam. Pasal lain juga menyebutkan tentang derajat luka, tidak berdasarkan bentuknya namun berdasarkan akibatnya yang dapat membahayakan nyawa korban.

Mekanisme luka Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana kekuatan = ½ masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan.

Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. kekuatan dari masa dan kecepatan yang sama yang terjadi pada dareah yang lebih kecil menyebabkan pukulan yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi pada ujung pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar.

Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang terjadi tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya sedikit perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara pada torsi mungkin tidaka memberikan efek pada jaringan adiposa namun menyebabkan fraktur spiral pada femur.

Klasifikasi luka

1. Abrasi2. Kontusi3. Laserasi4. Luka insisi

Anatomi forensik kulit

Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.

Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. Demis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe

Page 3: 55994804-Hecting

serta ujung saraf taktil, tekan, panas.. bagian bawah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di bawahnya.

Abrasi Merupakan perlukaan paling superfisial, dengan definisi tidak menebus lapisan epidermis. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat pada dermis. Kontak gesekan yang mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan daerah tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan.

Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada perubahan warna.

Tangensial atau abrasi geser

Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan lateral daripada tekanan vertikal. Ketika tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari sisa epidermis yang terbawa sampai ujung abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu menggunakan lensa, dapat menunjukkan pergerakan dari tubuh.

Abrasi Crushing

Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada goresan yang terjadi namun epidermis hancur dan obyek yang menghantam tercetak. Jika hantaman tersebut kuat dan daerah permukaan kontak kecil akan terjadi luka berlubang kecil dan abrasi hantaman terjadi. Kerusakan yang terjadi berupa penekanan hingga depresi ringan dari permukaan atau paling tidak memar atau tonjolan oedem lokal. Abrasi ini salah satu dari abrasi yang menunjukkan cetakan dari obyek yang membuat luka.

Abrasi kuku jari

Sangat penting karena frekuensi pada serangan khususnya pada penyiksaan anak, penyerangan seksual, dan penjeratan. Sering disertai memar lokal. Abrasi kuku jari biasanya sering ditemukan pada leher, muka, lengan atas dan lengan depan. Mungkin berupa goresan linear jika jari-jari tersebut menarik ke bawah, tanda kurva atau garis lurus jika tangan tersebut menggenggam.

Lengan bagian depan sering merupakan lokasi untuk penggenggaman dan menahan baik pada penyiksaan anak atau serangan pada orang dewasa. Memar umum ditemukan,

Page 4: 55994804-Hecting

namun tanda kuku jari sdapat menumpang pada memar tersebut. Ahli patologi harus berhati0hati dengan interpretasi yang salah. Contohnya, memutuskan tanda kuku jari pada leher yang disebabkan oleh tangan dari depan atau belakang leher.

Abrasi berpola

Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek . tidak hanya epidermis yang rusak, kulit dapat tertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal. Contohnya ketika ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana kulit juga tertekan mengikuti alur ban tersebut.

Abrasi post-mortem (sesudah kematian)

Dapat disebabkan berbagai macam, antara lain penyeretan pada saat pemakaman, atau akibat proses otopsi. Pada saat proses pemakaman, khusunya setelah dibersihkan dengan air panas. Pada otopsi kedua perlu diperiksa dengan deskripsi sebelumnya atau dengan foto, jika beberapa luka yang ditemukan diragukan.

Kontusio atau memar Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi karena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses mekanis. Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa millimeter disebut memar atau kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil seukuran ujung peniti disebut petekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukan karena sebab trauma mekanis.

Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapiler hanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal dari pembuluh darah yang lebih besar dari kapiler. Kata ‘memar’ mengacu pada lesi yang dapat dilihat pada kulit atau yang terjadi pada subkutanea, sementara ‘kontusio’ dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja seperti limpa, mesenterium atau otot. Penggunaan kata memar lebih banyak digunakan dokter saat memberikan laporan atau keterangan pada kalangan non-medik.

Memar Intradermal

Memar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering pada jaringan adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan epidermis. Namun kadang samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan obyek berpola, perdarahan yang terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan subepidermal. Jumlah darahnya sedkiti namun karena posisinya yang superfisial dan lapisan tipis di atasnya yang jernih sehingga polanya dapat dibedakan. Memar ini terjadi ketika obyek yang

Page 5: 55994804-Hecting

menekan memiliki pinggiran dan alur, sehingga kulit dipaksa mengikuti alur dan bentuknya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Memar

1.      Kebocoran pembuluh darah. Harus ada ruangan yang cukup untuk darah yang keluar berakumulasi. Ini menjelaskna kenapa memar lebih mudah terjadi pada skrotum daripada tumit dimana jaringan jaringan fibrosanya padat. Karena banyaknya jaringan subkutanea pada orang yang gemuk, mereka lenih mudah terjadi memar daripada orang yang kurus jika faktor lain seperti fragilitas pembuluh dan umur sama.

2.      Jumlah darah yang keluar

3.      Ruangan yang cukup

4.      Kedalaman memar yang terjadi

5.      Fragilitas pembuluh darah

6.      Pada orang yang berbaring lama

Pergerakan dari Memar

Pada daerah superfisial memar muncul dengan cepat, sementara pada area yang dalam membutuhkan waktu untuk muncul ke permukaan. Memar dapat bergerak mengikuti gaya gravitasi. Contohnya, perdarahn subkutanea dapat turun melewati alis mata dan muncul di orbita mata yang memberikan gambaran ‘mata hitam’ yang dapat disalahartikan sebagai trauma langsung. Begitu juga memar pada lengan atas atau betis, dapat turun sampai pada siku atau tumit.

Perubahan Memar oleh Waktu

Dengan berlalunya waktu, hematom yang terbentuk pecah oleh pengaruh enzim jaringan dan infiltrasi seluler.sel darah merah menutupi ruptur dan mengandung Hb membuat degradasi secara kimiawi yang memyebabkan perubahan warna. Hemoglobin pecah menjadi hemosiderin, biliversin dan bilirubon yang menyebabkan perubahan wanra memar dari ungu atau coklat kebiruan menjadi coklat kehijauan, kemudian hijau kekuningan sebelum akhirnya samar.

Memar kecil pada deasa muda yang sehat akan menghilang dalam waktu 1 minggu.

Page 6: 55994804-Hecting

Namun pada memar akibat ‘gigitan asmara’ (cupang) akan menghilang dala waktu beberapa hari, ini dikemukakan oleh nRoberts yang mengadakan penelitian.

Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain:

Besarnya ekstravasasi Umur korban Idosinkrasi seseorang

Beberapa observasi yang ditemukan:

Jika ditemukan memar yang nampak baru tanpa disertai perubahan warna, diperkirakan terjadi 2 hari sebelum kematian

Jika memar terdapat perubahan warna kehijauan, diperkirakan terjadi tidak lebih dari 18 jam sebelum kematian

Jika ada beberapa memar dengan beberapa warna yang berbeda, berarti tidak terjadi pada saat yang sama. Penting pada kasus penyiksaan anak.

Memar pada Tanda Khusus

Kumpulan memar bentuk koin kecil merupakan karakterisitik tekanan jari baik pada pemegangan atautusukan. Sering nampak pada kasus penyiksaan anak, dimana orang yang dewasa memegang dengan pegangan yang nyaman. Biasa disebut ‘memar sixpenny’

Ketika permukaan kulit dilanggar oleh roda atau obyek berpola seperti rotan, memar yang nampak mengikuti pola obyek tersebut.

Luka akibat tendangan

Telapak kaki dapat meninggalkan pola memar pada tubuh, sering pada abdomen dan dada walaupun ini dapat dikenali pada leher dan wajah.Tendangan yang cepat dapat menyebabkan luka lecet disertai memar, sedangkan menurut arahnya,tendangan vertical menunjukkan memar intradermal dengan pola telapak kaki.Kasus luka akibat tendangan menjadi hal biasa dengan meningkatnya kekerasan pada masyarakat.Sebagian besar tendangan dilakukan pada korban yang telah duduk atau terjatuh ketanah, yang sebelumnya disebabkan tindakan kekerasan lainnya seperti mendorong atau memukul, sehingga setelah korban lemas dan kaki pelaku menyerang bagian yang paling mudah seperti pinggang, paha, leher dan area abdominal.Variasi lain tendangan yaitu pelaku menyerang dari atas korban dengan cara loncat dan menendang dengan satu atau dua kaki, sehinga dada paling sering terkena dan dapat menyebabkan patah tulang iga maupun tulang dada.

Bahaya umum yang terjadi pada tendangan ke arah muka adalah patah tulang mandibulla, maxilla, tulang hidung dan zygoma. Tendangan pada satu sisi wajah dapat

Page 7: 55994804-Hecting

benar-benar melepas bagaian bawah dari maxilla dengan bagian lengkungan gigi dam palatum.

Memar post mortem dan artefak lainnya

Khususnya pada kematian kongesti seperti tekanan pada leher, sistem vena dapat tersumbat dan dapat terjadi memar. Salah satu area yang penting yang dapat mendeskripsikan secara penuh disbanding yang lain adalah leher, dimana kumpulan dari darah antara esophagus dan tulang belakang servikal dapat menimbulkan memar dari stranhulasi.

Luka gores/Laserasi Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jringan yang rusak menyobek bukan mengiris.

Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :

1. Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untuk pemeriksaanya kadang dibutuhkan bantuan kaca penbesar.

2. Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka, termasuk pembuluh darah dan saraf .

3. Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yang terluka daerah tulang tengkorak.

4. Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapat pada luka.

Laserasi terpola

Laserasi tidak menciptakan kembali bentuk dari alat yang melukai, tendangan dapat menyebabkan laserasi khususnya jika menggunakan sepatu boot yang besar dengan ujung kakinya yang keras. Pukulan yang sangat keras dapat menyebabkan laserasi linier atau stellate.

Luka akibat benda tumpul yang berpenetrasi

Luka ini merupakan luka campuran antara luka laserasi dan luka iris. Dapat terjadi alibat dari pukulan besi atau sebilah kayu. Pada waktu alat tumpul dipukulkan ke kulit, maka akan ada lekukan dan lecet pada sisinya, walaupun bekas yang lebih dulu akan hilang jika alatnya telah ditarik kembali. Material seperti karat, kotoran atau serpihan mungin tertinggal pada luka dan harus sangat hati-hati dilindungi untuk pemeriksaan forensic, jika alat yang digunakan belum diketahui.

Page 8: 55994804-Hecting

Luka Iris Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh luka akibat benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri yang paling penting dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit dan jaringan dibawahnya, maka sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih dari kerusakan apapun.

Luka potong

Adalah luka iris yang kedalamannya lebih panjang. Luka potong tidak lebih berbahaya dibandingkan tikaman, sebagaimana ketidakdalaman luka tidak akan terlalu mempengaruhi organ vital, khususnya target utama nya adalah tangan dan muka.

Luka tikam dan luka yang berpenetrasi Menikam biasanya dengan pisau, sering terjadi pada kasus pembunuhan dan pembantaian.

Karakteristik dari alat tikam:

1. Panjang, lebar dan ketebalan pisau2. Satu atau dua sisi3. derajat dari ujung yang lancip4. bentuk belakang pada pisau satu sudut (bergerisi/kotak)5. Bentuk dari pelindung pangkal yang berdekatan dengan mata pisau6. Adanya alur, bergerigi atau cabang dari mata pisau7. Ketajaman dari sudut dan khususnya ujung dari mata pisau

Karakteristik luka tikam, dapat menerangkan tentang:

1. Dimensi senjata2. Tipe senjata3. Kelancipan senjata4. Gerakan pisau pada luka5. Kedalaman luka6. Arah luka7. Banyaknya tenaga yang digunakan

Petunjuk dari luka tusuk

Petunjuk dari luka tusuk sering dianggap sebagai suatu masalah pembunuhan terutama sebagai persidangan, yang mengarah pada saat rekontruksi kejadian. Kejadian-kejadian penusukan sering bergerak dan dinamis sehingga korban jarang dalam keadaan statis. Penjelasan mengenai petunjuk berdasarkan gambaran luka dan jejak benda. Saat pisau dengan mata pisau kurang cukup besar, maka luka sering tampak terpotong bagian bawahnya mengenai jaringan subkutan. Pada autopsy, menjelaskan seperti pada luka tusuk didada, kadang saat di autopsy luka terletak dibawah puting. Pembedahan

Page 9: 55994804-Hecting

dari jaringan dan otot bisa mengungkapkan bahwa kerusakan dinding dada terletak di ICS berapa . Informasi ini menjadi petunjuk luka, mengambarkan jejak luka.

Perkiraan mengenai derajat kekuatan luka tusuk

Diberikan keterangan mengenai:

1. Bagian dari tulang atau pengerasan tulang rawan2. Ketajaman dari ujung pisau3. Kecepatan dating nya pisau4. Kulit yang elastis lebih mudah ditembus5. Variasi ketebalan kulit terhadap pisau, kulit telapak kaki lebih tebal dari bagian

tubih lain.6. Luka tembus yang disebabkan tusukan

Luka oleh senjata lain selain pisau

Pisau cukur dan pecahan gelas memiliki tepi tajam yang berbeda sehingga dapat memberikan jejak yang berbeda pula. Pada derah luka yang berambut, maka akan terlihat rambut akan terpotong.

Luka akibat Gunting

Sering ditemukan pada kejadian rumah tangga, dimana biasanya pelaku adalah wanita, menggunakan senjata yang gampang, dikenal, mudah diraih. Gambaran luka tergantung pada posisi gunting saat ditusukkan, terbuka atau tertutup. Pada gunting yang terbuka, dengan satus sisi tertusuk, maka gambaran luka sukar dibedakan dengan gambaran luka tusuk oleh pisau. Sedangkan untuk luka akibat gunting yang tertutup, maka luka yang terbentuk seperti huruf Z atau seperti kilatan cahaya.

Luka tangkis

Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan pada umumnya ditemukan pada telapak tangan, punggung tangan, jari-jari tangan, punggung lengan bawah dan tungkai. Bila pada keadaan tangkis dengan cara menangkap mata pisau dengan telapak tangan, maka luka yang terjadi akan mengiris telapak tangan, melintasi lekukan jari, mengiris kulit, jaringan tendon atau kadang teririsnya keempat jari tangan

Penentuan luka secara histologi Untuk keperluan forensic, pemeriksaan histology digunakan untuk menentukan faktor:

Page 10: 55994804-Hecting

1. Apakah luka yang ditemukan pada saat autopsy terjadi pada saat sebelum atau sesudah kematian

2. Apabila telah terjadi kematian, berapa lama kematian itu sudah terjadiBerikut ini adalah perubahan histologi akibat terjadinya luka:

1. 30 menit-4jam terjadi pengumpulan lekosit PMN pada luka & terbentuknya benang-benang fibrin.

2. 4-12 jam terjadi udem jaringan & pembengkakan endotel PD.3. 12-24 jam terdapat peningkatan jumlahMakrofag dan dimulainya

pembersihan jaringan mati.4. 24-72 jam  terdapat peningkatan jumlah lekosit sampai maksimal sekitar

48jam, perbaikan dimulai,fibroblast muncul,PD baru mulai terbentuk,untuk membuat jaringan granulasi.

5. 3-6 hari, epidermis mulai tumbuh.6. 10-15 hari , epidermis menjadi tipis&datar.7. Minggu-bulan ,proses penyembuhan jaringan berlanjut,jaringan granulasi

terbentuk.

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PENJAHITAN

Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :

4.1.Alat (Instrumen)a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forcepsbergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaituatraumatic tissue forceps dan dressing forceps.b. Scalpel handles dan scalpel bladesc. Dissecting scissors ( Metzen baum )d. Suture scissorse. Needleholdersf. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuksegitiga dan bentuk bulatg. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)i. Retractors, double endedj. Towel clamps

4.2 Bahana. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )b. Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )c. Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.d. Anestesi lokal lidocain 2%.e. Sarung tangan.f. Kasa steril.

Page 17: 55994804-Hecting

towel clamps

5. CARA MEMEGANG ALAT

a. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa: yaitu ibu jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah jarum ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.

b. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari kedua dan ketiga. Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang .

c. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.

Page 18: 55994804-Hecting

cara memegang alat

6. PERSIAPAN ALAT

6.1.Sterilisasi dan cara sterilisasiSterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam keadaan steril.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti formalin, savlon, alkohol.b. Secara fisik yaitu dengan :1) Panas kering ( oven udara panas )♦ Selama 20 menit pada 200° C

Page 19: 55994804-Hecting

♦ Selama 30 menit pada 180° C♦ Selama 90 menit pada 160° C

2). Uap bertekanan ( autoclave): selama 15 menit pada 120° C dan tekanan 2 atmosfer

3). Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara ini hanya dianjurkan bila cara lain tidak tersedia.

6.2 PengepakanSebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar pembungkus , ditempelkan suatu indikator ( yang akan berubah warna ) setelah instrument tersebut menjadi steril. Untuk mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap dalam keadaan steril, maka kain pembungkus dibuka menurut” teknik tanpa singgung.

7. JENIS-JENIS BENANG

7.1 Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )a. Alami ( Natural)1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari. 2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut , namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari.

b. Buatan ( Synthetic )Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin ( merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone ( merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.7.2 Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )a. Alamiah ( Natural)Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.b. Buatan ( Synthetic )Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ).8. PERSIAPAN PENJAHITAN ( KULIT)a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.

Page 20: 55994804-Hecting

d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan gunting.g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgut atau poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.

9. TEKNIK PENJAHITAN KULIT

Prinsip yang harus diperhatikan :a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi lukia.Khusus” daerah wajah 2-3mm.d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi luika.e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan.

9.1. SIMPLE INTERUPTED SUTUREA. Indikasi: pada semua lukaKontra indikasi : tidak ada Teknik penjahitan

Dilakukan sebagai berikut:a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk subcutan terus kekulit sisi lainnya.b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( everted)c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.

B. Indikasi : Luka pada persendianLuka pada daerah yang tegangannya besarKontra indikasi : tidak ada

Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana tepinya cenderung mengalami inverse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai berikut:1. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.2. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.3. Dibuat simpul dan benang diikat.

Page 21: 55994804-Hecting

9.3 SUBCUTICULER CONTINUOS SUTUREIndikasi : Luka pada daerah yang memerlukan kosmetikKontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.

Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka yang dilakukan sebagai berikut.1. Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka.2. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.3. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara parallel disepanjang luka tersebut.9.4 JAHITAN PENGUNCI (FESTON)Indikasi : Untuk menutup peritoneumMendekati variasi kontinyu (lihat gambar)