54-4681-1-SM

11
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2008-2013) 1 Putu Putri Suriyani 1 Gede Adi Yuniarta, 2 Ananta Wikrama T.A Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {[email protected], [email protected], [email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Perilaku manajemen laba selalu diasosiasikan dengan perilaku yang negatif karena manajemen laba menyebabkan tampilan informasi keuangan tidak terceminkan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara simultan dan parsial terhadap manajemen laba. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2013. Sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data adalah dengan metode dokumentasi. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) secara parsial tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, laverage terhadap manajemen laba. Namun terdapat pengaruh antara persentase saham publik,komite audit secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. (2) Secara simultan terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris, persentase saham publik, komite audit, leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. (3) Pengaruh paling dominan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 adalah variabel presentase saham publik. Kata kunci: kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage, manajemen laba Abstract Profit management behaviour is always associated with a negatve behaviour of a company because this profit management could led to the financial information display could not be illustrated realistically. This study aimed at analysing the contribution of institutional ownership, board of commissioners, the percentage of public stock, audit committee, laverage towards the profit management simultaneously as well as partially. The population involved in this study were all manufacture companies listed in the Indonesian Stock Exchange (BEI) during the period of 2008-2013. The process of sampling was made based on the purposive sampling technique. The data were collected by using documentation records and its’ hypothesis was tested based on multiple linear regression. The results of analysis indicated that (1) partially, there was no contribution of institutional ownership, board of commissioners, laverage towards the profit

Transcript of 54-4681-1-SM

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2008-2013)

1Putu Putri Suriyani 1Gede Adi Yuniarta, 2Ananta Wikrama T.A

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected], [email protected]}@undiksha.ac.id

Abstrak Perilaku manajemen laba selalu diasosiasikan dengan perilaku yang negatif

karena manajemen laba menyebabkan tampilan informasi keuangan tidak terceminkan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara simultan dan parsial terhadap manajemen laba. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2013. Sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data adalah dengan metode dokumentasi. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) secara parsial tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, laverage terhadap manajemen laba. Namun terdapat pengaruh antara persentase saham publik,komite audit secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. (2) Secara simultan terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris, persentase saham publik, komite audit, leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. (3) Pengaruh paling dominan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 adalah variabel presentase saham publik.

Kata kunci: kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite

audit, laverage, manajemen laba

Abstract Profit management behaviour is always associated with a negatve behaviour of a

company because this profit management could led to the financial information display could not be illustrated realistically. This study aimed at analysing the contribution of institutional ownership, board of commissioners, the percentage of public stock, audit committee, laverage towards the profit management simultaneously as well as partially. The population involved in this study were all manufacture companies listed in the Indonesian Stock Exchange (BEI) during the period of 2008-2013. The process of sampling was made based on the purposive sampling technique. The data were collected by using documentation records and its’ hypothesis was tested based on multiple linear regression. The results of analysis indicated that (1) partially, there was no contribution of institutional ownership, board of commissioners, laverage towards the profit

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

management, however the stock percentage, and audit committee were found contributing partially towards the profit management of manufacture companies listed in the Indonesian stock exchange during the period of 2008-2013. (2) Simultaneously there was a contribution of institutional ownership, board of commissioners, the percentage of public stock, audit committee, laverage towards the profit management of the manufacture companies listed in the Indonesian stock exchange during the period of 2008-2013. (3) The most dominant contributor on the profit management of manufacture companies listed in the Indonesian stock exchange was the variable of publick stock presentage.

Key words: institutional ownership, commissioner board, public stock percentage, audit

committee, laverage, profit management. PENDAHULUAN

Manajemen laba merupakan masalah agensi yang sering terjadi di lingkungan bisnis. Perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen berawal dari konflik keagenan yaitu konflik kepentingan antara pemilik sebagai principal dan manajer sebagai agen. Principal berkepentingan memperoleh profitabilitas yang selalu meningkat sehingga dapat tercapai tingkat pengembalian saham yang maksimal. Agen berkepentingan memperoleh kompensasi kontrak yang maksimal agar tercapai kemakmurannya. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan, dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Hal ini akan mendorong agen untuk melakukan manajemen laba.

Perilaku manajemen laba selalu diasosiasikan dengan perilaku yang negatif karena manajemen laba menyebabkan tampilan informasi keuangan tidak terceminkan keadaan yang sebenarnya (I Nyoman Wijaya Asmara Putra, 1985). Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1, Informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang dan salah satu bentuknya adalah earnings management (Widyaningdyah, 2001).

Manajemen laba muncul karena adanya agency conflicts, yang muncul karena terjadinya pemisahan antara

kepemilikan dengan pengelolaan perusahaan (Sudewi, 2004 dalam Palestin, 2008). Dengan pemisahan ini, pemilik perusahaan memberikan kewenangan pada pengelola untuk mengurus jalannya perusahaan seperti mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan lainnya atas nama pemilik.

Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini. (1) Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara simultan terhadap manajemen laba? (2) Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara parsial terhadap manajemen laba? (3) Manakah diantara kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage yang berpengaruh dominan terhadap manajemen laba?

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang diambil, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara simultan terhadap manajemen laba. (2) Untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara parsial terhadap manajemen laba. (3) untuk mengetahui diantara kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage yang berpengaruh dominan terhadap Manajemen Laba.

Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki institusi (Beiner et al, 2003). Pihak institusional

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

tersebut seperti perusahaan investasi, bank, lembaga asuransi dan institusi lainnya. Menurut Gidion (2005) persentase saham tertentu yang dimilki institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Untuk menjamin integritas laporan keuangan diperlukan proses monitoring secara efektif melalui kepemilikan institusional terhadap pihak manajemen. Cornet et al, (2006) menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih menfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku mementingkan diri sendiri sehingga laporan keuangan yang dihasilkan pihak manajemen akan lebih berintegritas.

Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan investor. Untuk mengatasinya dewan komisaris diperbolehkan untuk memiliki akses pada informasi perusahaan. Dewan komisaris tidak memiliki otoritas dalam perusahaan, maka dewan direksi bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi terkait dengan perusahaan kepada dewan komisaris (NCCG, 2001).

Persentase saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO menunjukkan besarnya private information yang harus di-sharing-kan manajer kepada publik. Private information tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer, seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai bentuk pertanggungjawabannya.

Saham publik menunjukkan besarnya private information yang harus di-sharing-kan manajer kepada publik. Dengan

adanya publik dan investor mengakibatkan manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai bentuk pertanggung jawabannya Azlina (2010), agar dilihat oleh investor baik maka perusahaan akan meakukan manajemen laba.

Komite audit mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite ini merupakan komisaris independen sekaligus ketua komite. Anggota lainnya yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen (Nasution dan Setiawan, 2007).

Komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan komisaris terutama yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan (FCGI, 2008) dalam Jao (2011).

Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (utang) secara efektif sehingga dapat memperoleh tingkat penghasilan usaha yang optimal (Arrita, 2004 dalam Azlina, 2010). Menurut Jiambalvo (1996) dalam Widyaningdyah (2001) mengungkapkan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan earnings management karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya dan perusahaan akan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijaksanaan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba yaitu dengan memberikan posisi bargaining yang relatif lebih baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang perusahaan.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage diukur dengan hasil pembagian total debt dengan total asset dan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian dapat di ajukan hipotesis sebagai berikut. H1: terdapat pengaruh kepemilikan

institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara simultan terhadap manajemen laba

H2: terdapat pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage secara parsial terhadap manajemen laba

H3: Variabel yang berpengaruh dominan terhadap Manajemen Laba adalah dewan komisaris

METODE

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Variabel penelitian ini yaitu kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit, laverage merupakan variabel bebas. Sedangkan, variabel terikat dalam penelitian ini yaitu manajemen laba. Definisi operasional masing-masing variabel dapat disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Pengukuran 1 Manajemen Laba DACt : (TACt / At-1 ) - NDAt

2 Kepemilikan Institusional

persentase jumlah saham yang dimiliki oleh institusi terhadap seluruh modal saham perusahaan.

3 Dewan Komisaris dewan komisaris independent / jumlah dewan komisaris 4 Persentase

Saham Publik Besarnya presentase presentase saham yang ditawarkan kepada masyarakat saat IPO.

5 Komite Audit Independen

Variabel dummy, bila perusahaan sampel memiliki komite audit maka dinilai 1, dan jika sebaliknya maka dinilai 0.

6 Leverage total hutang/total aktiva Populasi pada penelitian ini adalah

semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2013. Sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik dan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel adalah (1) perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 2008-2013, (2) perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan paling aktif selama periode tahun 2008-2013, (3) perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang aktif mulai periode tahun 2008-2013, dan (4) perusahaan yang dijadikan sampel telah menerbitkan laporan keuangan selama periode tahun 2008-2013.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mempelajari atau mengumpulkan catatan atau dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari: (1) uji normalitas, (2) uji multikolinearitas, (3) uji heteroskedastisitas, dan (4) uji autokorelasi. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

DA = α0 + β1KI + β2DK + β3PSP + β4KKA + β5Lev + e

Keterangan: DA = discretionary accrual α0 = konstanta β = koefisien variabel KI = Kepemilikan Institusional DK = Dewan Komisaris PSP = Presentase Saham Publik KKA = Keberadaan Komite Audit Lev = Leverage e = error

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Hasil penelitian yang dipaparkan pada bagian ini adalah deskripsi data kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentase

saham publik, komite audit, laverage, dan manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Hasil statistik deskriptif disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistik N Mean Minimum Maksimum Simpangan Baku

Kepemilikan Institusional 162 72,38 0,00 98,48 17,91 Dewan Komisaris 162 0,34 0,00 1,00 0,23 Presentase Saham Publik 162 24,90 0,40 49,95 14,96 Komite Audit 162 0,59 0,00 1,00 0,49 Laverage 162 0,75 0,00 12,26 1,60 Manajemen Laba 162 0,35 -0,26 3,28 0,28

Berdasarkan Tabel 2, dapat ditarik 6

deskripsi umum sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif

tersebut nampak bahwa dari 162 sampel pengamatan, nilai rata-rata kepemilikan institusional sebesar 72,38 dengan standar deviasi sebesar 17,91. Nilai minimum dan maksimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 98,48.

2. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif tersebut nampak bahwa dari 162 sampel pengamatan, nilai rata-rata dewan komisaris independen sebesar 0,34 dengan standar deviasi sebesar 0,23. Nilai minimum dan maksimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 1,00.

3. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif tersebut nampak bahwa dari 162 sampel pengamatan, nilai rata-rata persentase saham publik sebesar 24,90 dengan standar deviasi sebesar 14,96. Nilai minimum dan maksimum sebesar 0,40 dan nilai maksimum sebesar 49,95.

4. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif tersebut nampak bahwa dari 162 sampel pengamatan, nilai rata-rata 0,59 nilai ini lebih besar dari 0,50 artinya banyak perusahaan yang berkode 1, yaitu mempunyai komite audit.

5. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif tersebut nampak bahwa dari 162 sampel pengamatan, nilai rata-rata leverage sebesar 0,75 dengan standar deviasi sebesar 1,60. Nilai minimum dan maksimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 12,26.

6. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif tersebut nampak bahwa dari 162 sampel pengamatan, nilai rata-rata manajemen laba sebesar 0,35 dengan standar deviasi sebesar 0,28. Nilai minimum dan maksimum sebesar -0,26 dan nilai maksimum sebesar 3,28.

Hasil pengujian normalitas data menggunakan statistik Kolmogiorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai residual data sebesar 0,053, yang berarti > 0,050 sehingga semua variabel berdistribusi normal yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data

Unstandardized Residual N 153 Normal Parametersa,b Mean 0,0004957

Std. Deviation 0,12837206 Most Extreme Differences Absolute 0,109

Positive 0,067 Negative -0,109

Kolmogorov-Smirnov Z 1,347 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,053

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Pada Tabel 4 hasil pengujian multikolinieritas mengunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10, yaitu 2,740 untuk variabel kepemilikan institusional, 3,698 untuk variabel dewan komisaris, 5,347 untuk variabel presentasi saham publik, 1,959

untuk variabel komite audit, dan 1,959 untuk variabel leverage. Nilai tolerance lebih besar dari 0,1, yaitu 0,365 untuk variabel kepemilikan institusional, 0,270 untuk variabel dewan komisaris, 0,187 untuk variabel presentasi saham publik, 0,510 untuk variabel komite audit, dan 1,959 untuk variabel leverage.

Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearrity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant) Kepemilikan Institusional 0,405 2,468 Dewan Komisaris 0,962 1,040 Presentase Saham Publik 0,392 2,550 Komite Audit 0,984 1,055 Laverage 0,932 1,073

Berdasarkan nilai VIF dan tolerance,

di antara variabel bebas mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian di antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier.

Gambar 1. Plots Heterokedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas pada Gambar 1 menggunakan scatterplots ditunjukkan penyebaran titik-titik terbentuk secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya berada di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin Watson berada di antara -2 dan +2 atau -2 < 1,351 < +2 yang disajikan pada Tabel 5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu.

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std, Error of the Estimate Durbin Watson

1 0,280 0,078 0,047 0,12757 1,351 Pada penelitian ini diajukan 6

hipotesis. Pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier ganda. Hasil analisis uji koefesien determinasi disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, ditunjukkan bahwa hasil uji koefesien determinasi dengan nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh kepemilikan institusional, dewan komisaris, persentase saham publik, komite audit, leverage sebesar 4,7%,

sisanya yaitu 95,3% manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 dipengaruhi variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Hasil regresi berganda antara variabel kepemilikan institusional (X1), dewan komisaris (X2), persentase saham publik (X3), komite audit (X4), dan leverage (X5) terhadap manajemen laba (Y) dapat dilihat pada Tabel 6.

Regression Standardized Residual420-2

Regr

essi

on S

tand

ardi

zed

Pred

icte

d Va

lue

2

1

0

-1

-2

-3

-4

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,213 0,092 2,311 0,022

Kepemilikan Institusional 0,001 0,001 0,188 1,508 0,134 Dewan Komisaris 0,001 0,046 0,002 0,026 0,979 Presentase Saham Publik 0,003 0,001 0,294 2,328 0,021 Komite Audit -0,043 0,021 -0,165 -2,031 0,044 Laverage -0,004 0,007 -0,051 -0,619 0,537 Berdasarkan perhitungan regresi linier

berganda pada Tabel 6, maka didapat hasil persamaan regresi sebagai berikut.

Y = 0,188X1 - 0,002 X2 + 0,294X3 - 0,165 X4

- 0,051 X5 + e Berdasarkan persamaan tersebut

dapat diinterpretasikan sebagai berikut. 1. Hasil pengujian hipotesis 1 diperoleh

nilai sig 0,134 di atas 0,05. Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung sebesar 1,508. Dengan demikian thitung berada pada daerah H0 diterima dan Ha ditolak maka angka tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan yang artinya tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Untuk pernyataan H1 ditolak.

2. Hasil pengujian hipotesis 2 diperoleh nilai sig 0,979 di atas 0,05. Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung sebesar -0,026. Dengan demikian thitung berada pada daerah H0 diterima dan Ha ditolak maka angka tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan yang artinya tidak terdapat pengaruh antara dewan komisaris independen terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Untuk pernyataan H2 ditolak.

3. Hasil pengujian hipotesis 3 diperoleh nilai sig 0,021 dibawah 0,05. Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung sebesar 2,328. Dengan demikian thitung berada pada daerah H0 ditolak dan Ha diterima maka

angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan yang artinya terdapat pengaruh antara persentase saham publik terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Pengaruhnya positif sebesar 0,294 artinya semakin tinggi presentasi saham publik maka semakin besar kemungkinan melakukan manajemen laba. Untuk pernyataan H3 diterima.

4. Hasil pengujian hipotesis 4 diperoleh nilai sig 0,044 dibawah 0,05. Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung sebesar -2,031. Dengan demikian thitung berada pada daerah H0 ditolak dan Ha diterima maka angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan yang artinya terdapat pengaruh antara komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Pengaruhnya positif sebesar 0,165 artinya jika komite audit ada kode (1) maka manajemen laba semakin turun, begitu sebaliknya. Untuk pernyataan H4 diterima.

5. Hasil pengujian hipotesis 5 diperoleh nilai sig 0,537 di atas 0,05. Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung sebesar -0,619. Dengan demikian thitung berada pada daerah H0 diterima dan Ha ditolak maka angka tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan yang artinya tidak terdapat pengaruh antara leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Untuk pernyataan H5 ditolak.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Hasil analisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentase saham publik, komite audit, laverage,

terhadap manajemen laba secara simultan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Ganda Simultan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 0,203 5 0,041 2,500 0,033 Residual 2,392 147 0,016 Total 2,596 152

Berdasarkan Tabel 7, diperoleh nilai F

hitung sebesar 0,033. Dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan df1 = 5 dan df2 = 147, maka tabel didapat F (5;147) = 2,28. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel, yaitu 2,500 > 2,28 sehingga Ho ditolak, sedangkan jika dilihat dari nilai sig hitung adalah 0,033 yaitu < 0,05 maka keputusannya juga Ho ditolak. Jadi, secara simultan terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris, persentase saham publik, komite audit, leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Secara parsial

a. Tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013.

b. Tidak terdapat pengaruh antara dewan komisaris independen terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013.

c. Terdapat pengaruh antara persentase saham publik terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Pengaruhnya positif sebesar 0,294 artinya semakin tinggi presentasi saham publik maka semakin besar kemungkinan melakukan manaje-men laba.

d. Terdapat pengaruh antara komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Pengaruhnya negatif sebesar 0,165 artinya jika komite audit ada kode (1) maka manajemen laba semakin turun, begiru sebaliknya.

e. Tidak terdapat pengaruh antara leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013.

2. Secara simultan terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris, persentase saham publik, komite audit, leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013.

3. Pengaruh paling dominan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 adalah variabel presentase saham publik.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. (1) Untuk penelitian selanjutnya agar ditambahkan variable lain yang belum diteliti dalam penelitian ini misal kepemilikan manajerial, rasio keuangan lain seperti profitabilitas, likuiditas. (2) Untuk penelitian selanjutnya menambah tahun penelitian agar diperoleh hasil yang akurat dan memperluas sampel penelitian.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

DAFTAR PUSTAKA Agnes Utari Widyaningdyah, 2001. Analisis

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia

Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko.

2007. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar, 26 – 28 Juli.

Annisa. 2008. “Pengaruh Latar Belakang

Pendidikan Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI).

Antonia, Edgina. 2008. “Analisis Pengaruh

Reputasi Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen Terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2004 – 2006 )”. Tesis

Aritta, Rini, 2004, Pengaruh Likuiditas,

Penjaminan Kewajiban, Rentabilitas dan Leverage keuangan terhadap Nilai Dividen Per share (DPs) pada Perusahaan Manufaktur di BEJ, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Riau: Pekanbaru

Azlina, Nur. 2010. ”Analisis Faktor yang

Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)”.

Beiner, S., Drobetz, W., et al, 2003, Is

Board size an Independent Corporate Governance Mechanism, www.ssrn.com

Beasley, Mark S., 1996. An Empirical

Analysis of the Relation Between

The Board of Director Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review Vol. 71, No. 4, October: 443-465

Boediono, Gideon SB. 2005. ”Kualitas

Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan

Tehranian H. (2006). Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com/

Dwi Andayani, Tutut. 2010. “Pengaruh

Karakteristik Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Tesis

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS. Cet. IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Julia. Dkk. 2005. “Pengaruh

Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45”.

Indriantoro, N. Dan Supomo, B. 2002.

Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Balai Penerbitan F.E. UGM. Yogyakarta

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Publik Di BEJ), Tesis Strata-2, Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Jao Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. “Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia.

Mudrajat Kuncoro .2011. Metode Riset

Untuk Bisnis dan Ekonomi . Edisi 3. Penerbit Erlangga

Murni, Siti Asisah. 2004. “Pengaruh Luas

Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2, Mei 2004.

Nachrowi, D.N dan Usman, H (2002)

Penggunaan Teknik Ekonometri, PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan.

2007. “ Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”.

Nurgiyantoro, Burhan, et al, 2000. Statistik

Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan Pertama, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Nyoman Wijana Asmara Putra, I. 2009. “

Manajemen Laba sebagai Perilaku Manajemen Opportunistic atau Realistic ?”.

Purnomo, Budi S dan Pratiwi, Puji. (2009).

“Pengaruh Earning Power Terhadap Praktek Earning management (Earning management)”. Jurnal media ekonomi. Vol. 14 no. 1

Rahmawati dkk. (2006). Pengaruh Asimetri

Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. . [Online]. Tersedia: http://muhariefeffendi. files. wordpress.com/2007/12/k-akpm09-sna9padang.pdf

Ratmono, Dwi. 2010. “Manajemen Laba Riil dan Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor yang Berkualitas Mendeteksinya?”. Simposium Nasional 13. Purwokerto

Scott, William R. 1997. Financial

Accounting Theory, 2nd Edition, Canada Inc., Prentices Hall

Scott, W.R. 2000. Financial Accounting

Theory. Second edition. Canada: Prentice Hall.

Setiawati, L. dan A. Na.im. 2000.

Manajemen Laba. Journal Ekonomi dan Bisnis. Mei: 159-176.

Shatila Palestin, Halima. 2008. “Analisis

pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktek Corporate Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada PT. Bursa Efek Indonesia)”.

Sugiri, S, 1998, “Earning Management:

Teori Model dan Bukti Empiris”, Telaah: hal.1-18, Jakarta.

Surifah, 1999, “Informasi Asimetri dan

Pengaruh Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan dalam Perspektif Agency Theory”, Kajian Bisnis, hal.71-181.

The “National Committee on Corporate

Governance” (NCCG) tahun 2001 Tiswiyanti, Wiwik.dkk. 2012. “Analisis

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba”.

Veronica N.P Siregar, Sylvia. 2006.

“Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Manajement). http://jrai-iai.org/home/index.php/catalog/articles/238-pengaruh-struktur-kepemilikan-ukuran-perusahaan-dan-praktik-corporate-

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

gorvernance-terhadap-pengelolaan-laba-earnings-management

Wiwik Utami, 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15-16 September 2005