51Materi Mahasabha VIII-medan
-
Upload
gusty-parwita -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of 51Materi Mahasabha VIII-medan
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
1/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
2/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
3/132
DAFTAR ISI
Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb .................................................................. 7
Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Pimpinan Sidang Mahasabha VIII ........................................................................... 23
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Pengesahan Atas Laporan Pertanggungjawaban ..................................................... 27
Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Masa Bhak Tahun 2006-2009
Pembentukan Komisi-Komisi .................................................................................. 31
Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .............................. 37
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Program Umum Organisasi ..................................................................................... 65
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Pokok-Pokok Pikiran Dan Rekomendasi .................................................................. 79
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Syarat-Syarat Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional .................................. 93
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Masa Bhak 2009-2012
Calon-Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional ............................................. 99
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Masa Bhak 2009-2012
Hak Suara Peserta Sidang Mahasabha VIII .............................................................. 103Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Ketua Umum Terpilih Dewan Pimpinan Nasional .................................................... 107
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Masa Bhak 2009-2012
Pembentukan Formatur Mahasabha VIII ................................................................ 111
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Susunan Personalia Dewan Permbangan dan Dewan Pimpinan Nasional ............. 117
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Masa Bhak 2009-2012
Memorandum Mahasabha VIII ............................................................................... 123
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
4/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
5/132
PENGANTAR
OM Swastyastu
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa,
Puji syukur kita panjatkan kepada Hyang Widhi atas karunia-Nya sehingga Mahasabha
VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) di Medan pada tanggal
11-14 Desember 2009 dapat berjalan dengan sukses. Mahasabha VIII ini merupakan
momentum bagi Peradah untuk melakukan regenerasi dan transformasi organisasi.
Tranformasi ini dapat kita lihat dari adanya beberapa perubahan fundamental seper
adanya revitalisasi visi dan misi serta perampingan struktur organisasi. Transformasi yang
dilakukan merupakan babak baru bagi perjalanan organisasi untuk untuk lebih berperan
dalam membangun karakter, meningkatkan profesionalisme, dan melayani bangsa.
Buku hasil-hasil Mahasabha VIII merupakan dokumentasi yang bernilai historis bagi
perjalanan Peradah. Dalam buku ini hasil kesepakatan dari perwakilan Peradah Provinsi
dan Kabupaten dari seluruh Indonesia tertuangkan. Mulai dari Tata Terb Mahasabha,Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Pokok Pokok Program Kerja, Rekomendasi
Organisasi serta Pemilihan Ketua Umum. Dengan terbitnya buku ini, diharapkan seluruh
kader Peradah dapat memiliki pemahaman yang kuat tentang organisasi dan program
kerja organisasi selama 3 tahun kedepan.
Terakhir, Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah
membantu kesuksesan pelaksanaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia. Kami juga
menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang ada. Semoga hasil-hasil
Mahasabha VIII ini dapat menjadi acuan kita bersama dalam menjalankan organisasi.
OM Santh Santh Santh OM
DPN PERADAH INDONESIA
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
6/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
7/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
8/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
9/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 9
KEPUTUSAN MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
NOMOR : 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
TENTANG
JADWAL ACARA DAN PERATURAN TATA TERTIB
MAHASABHA VIII PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI
Menimbang:
a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan
permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;
b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan
penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,
Sumatera Utara;
c. bahwa untuk menjamin kelancaran dan keterban penyelenggaraan Mahasabha VIII
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dipandang perlu menetapkan Jadwal Acara
dan Peraturan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.
Mengingat:
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;
3. Pasal 19 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;4. Pasal 7 dan Pasal 21 Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu
Indonesia;
5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah
Indonesia.
Memperhakan:
1. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno I Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda
Hindu Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Keputusan Mahasabha VIII Tentang Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb Mahasabha
VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.
Pertama:
Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda HinduIndonesia seper terdapat dalam lampiran keputusan ini yang merupakan satu kesatuan
yang dak terpisahkan.
Kedua:
Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
10/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 10
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama keputusan ini merupakan
acuan dan pedoman dalam melaksanakan acara dan persidangan Mahasabha.
Kega:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 12 Desember 2009
Jam : 00.30 WIB
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
SELAKU PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MAHASABHA VIII
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,
Nyoman Gde Agus Asrama, S.Kom I Nyoman Landra, ST
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
11/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 11
Lampiran 1 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
JADWAL ACARA MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
(PERADAH INDONESIA)
No Waktu Mata Acara PIC
Jumat, 11 Desember 2009
1 10.00-17.00 Peserta Check In dan Registrasi Pania Pelaksana
2 17.00-18.00 Israhat dan Mandi -
3 18.00-19.00 Tri Sandhya dan Santap Malam Pania Pelaksana
4 19.00-19.30 Technical Meeng Pania Pengarah
5 19.30-23.30 Sidang Pleno I: Pania Pengarah
1. Pembahasan Jadwal Acara
Mahasabha VIII
2. Pembahasan Tata Terb Mahasabha
VIII
3. Pemilihan Pimpinan Sidang
Mahasabha VIII
6 23.30-. Israhat -
Sabtu, 12 Desember 2009
1 06.00-07.00 Tri Sandhya dan Sarapan Pania Pelaksana
2 07.00-08.00 Team Building Game Pania Pelaksana
3 08.00-09.00 Persiapan Upacara Pembukaan
Mahasabha
Pania Pelaksana
4 09.00-10.00 Upacara Pembukaan Pania Pelaksana
1. Kata Pembuka oleh MC
2. Lagu Indonesia Raya & Mars Peradah
Indonesia
3. Laporan Ketua Pania Mahasabha
VIII
4. Pengarahan Ketua Umum Peradah
Indonesia
5. Sambutan Menteri Negara Pemuda
dan Olahraga yang
6. Hiburan
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
12/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 12
5 10.00-12.00 Diskusi Panel Pania Pelaksana
Tema: Membangun Karakter,
Meningkatkan Profesionalisme, Melayani
Bangsa
Pembicara: Menegpora RI, Dirjen BimasHindu Depag RI, Mantan Ketua Umum
Peradah Indonesia Periode 1997-2003
Moderator: Indra Prameswara
6 12.00-13.00 Doa Penutup Pania Pelaksana
7 13.00-17.00 Sidang Pleno II: Pimpinan Sidang
1. Laporan Pertanggungjawaban DPN
Peradah Indonesia Masa Bhak 2006
2009
2. Pandangan Umum DPP Peradah
Indonesia
3. Tanggapan DPN Peradah Indonesia
atas Pandangan Umum DPP Peradah
Indonesia
8 17.00-18.00 Sidang Pleno III: Pimpinan Sidang
Pembentukan Komisi - Komisi
9 18.00-19.30 Israhat, Tri Sandhya dan Makan Malam -
10 19.30-22.30 Sidang Komisi Pimpinan Sidang
11 22.30-......... Israhat -
No Waktu Mata Acara PIC
Minggu, 13 Desember 2009
1 06.00-08.00 Tri Sandhya dan Sarapan Pania Pelaksana
2 08.00-10.00 Sidang Komisi Lanjutan Pimpinan Sidang
3 10.00-10.30 Coee Break Pania Pelaksana
4 10.30-12.00 Sidang Pleno IV: Pimpinan Sidang
Penyampaian dan Pengesahan Hasil
Sidang Komisi
5 12.00-13.00 Tri Sandhya dan Makan Siang Pania Pelaksana
6 13.00-17.00 Sidang Pleno V: Pimpinan Sidang
1. Pengajuan dan Seleksi Nama Bakal
Calon Ketua Umum
2. Pernyataan Kesediaan & Kampanye
Calon Ketua Umum
3. Pemilihan Ketua Umum
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
13/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 13
7 17.00-18.00 Sidang Pleno VII: Pimpinan Sidang
Pemilihan Formatur
8 18.00-19.30 Israhat, Mandi, Trisandhya dan Makan
Malam
Pania Pelaksana
9 19.30-21.30 Sidang Pleno VIII: Pimpinan Sidang
1. Penentuan Tempat Rakernas 2010
2. Penentuan Tempat Pakem 2011
3. Penentuan Tempat Mahasabha IX
2012
10 21.30-22.00 Persiapan Upacara Pelankan
11 22.00-23.00 Upacara Pelankan Pengurus DPN
Peradah Indonesia Masa Bhak 2009-2012 dan Serah Terima Secara Simbolis
Kepemimpinan Peradah Indonesia, serta
acara Penutupan Mahasabha VIII.
Pania Pelaksana
12 23.00-. Israhat -
No Waktu Mata Acara PIC
Senin, 14 Desember 2009
1 06.00-10.00 Tri Sandhya dan Sarapan Pania Pelaksana
2 10.00- Peserta Check Out dan kembali ke daerah
asal masing-masing.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
14/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 14
Lampiran 2 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
PERATURAN TATA TERTIB MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
(PERADAH INDONESIA)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Tata Terb ini yang dimaksud dengan:
a. MAHASABHA adalah sabha organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali
sesuai Pasal 19 Anggaran Dasar dan Pasal 21 Anggaran Rumah Tangga, sedangkan
Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia berlangsung dari tanggal 11
sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan, Sumatera Utara;
b. Peradah Indonesia adalah Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia sebagaimana
dimaksud pada Pasal 1 Anggaran Dasar Peradah Indonesia;
c. DEWAN PERTIMBANGAN adalah Dewan Permbangan Peradah Indonesia di
Tingkat Nasional sebagaimana tersebut pada Pasal 12 Anggaran Dasar dan Pasal 20
Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia;
d. DEWAN PIMPINAN NASIONAL adalah Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia
Masa Bhak 2006-2009, sebagaimana tersebut pada Pasal 11 Anggaran Dasar dan
Pasal 10 Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia;e. DEWAN PIMPINAN PROVINSI dan DEWAN PIMPINAN KABUPATEN/KOTA adalah
sebagaimana tersebut pada Pasal 13 dan 14 Anggaran Dasar dan Pasal 15 Anggaran
Rumah Tangga Peradah Indonesia.
Pasal 2
1) Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya dalam
Mahasabha.
2) Mahasabha dilaksanakan dengan berlandaskan pada ketentuan PeraturanPerundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Peradah Indonesia serta Peraturan Tata Terb ini.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 3
Mahasabha mempunyai tugas dan wewenang:a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional
Peradah Indonesia Masa Bhak 2006-2009;
b. Menetapkan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Peradah Indonesia;
c. Menetapkan Program Umum Organisasi sebagai penjabaran Pokok-pokok Program
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
15/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 15
Organisasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Peradah Indonesia dan
Rencana Kerja Dewan Pimpinan Nasional sebelum diselenggarakannya Rapat Kerja
Nasional;
d. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia Masa
Bhak 2009-2012;
e. Menetapkan Keputusan-keputusan lain yang dipandang perlu.
BAB III
PESERTA DAN PENINJAU MAHASABHA
Pasal 4
1) Peserta Mahasabha terdiri atas:
a. Dewan Permbangan;
b. Dewan Pimpinan Nasional;
c. Unsur Dewan Pimpinan Provinsi;
d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
2) Jumlah dan rincian peserta Mahasabha ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional
Peradah Indonesia.
3) Seap peserta dari DPP dan DPK wajib membawa Surat Mandat.
4) Dewan Pimpinan Nasional dapat menentukan adanya pengarah/panelis,
narasumber, dan atau peninjau.
Pasal 5
1) Peninjau Mahasabha terdiri atas:
a. Peninjau Tingkat Pusat;
b. Peninjau Tingkat Daerah.
2) Peninjau Tingkat Pusat dan Daerah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.
BAB IV
KEWAJIBAN DAN HAK PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 6
Seap Peserta dan Peninjau wajib:
a. Menghadiri semua jenis rapat dalam Mahasabha;
b. Membantu memelihara kelancaran dan keterban Mahasabha;
c. Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata Terb.
Pasal 7
1) Peserta Mahasabha memiliki: a. Hak bicara;
b. Hak suara;
c. Hak memilih dan dipilih.
2) Komposisi jumlah suara adalah sebagai berikut ; Dewan Permbangan : 1 suara,
Dewan Pimpinan Nasional: 1 suara, Unsur Dewan Pimpinan Provinsi: 1 suara ,Unsur
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
16/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 16
Dewan Pimpinan Kabupaten: 1 suara.
3) Peninjau Mahasabha hanya memiliki hak bicara dan hak untuk dipilih.
4) Pengarah dan atau narasumber hanya memiliki hak bicara.
5) Penggunaan hak-hak sebagaimana tersebut pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan
oleh Pimpinan Sidang.
Pasal 8
1) Seap peserta dan peninjau dapat mengajukan pendapat, saran, tanggapan, dan
usul baik lisan maupun tertulis dalam sidang-sidang yang penggunaannya diatur
oleh Pimpinan Sidang.
2) Pendapat, saran, tanggapan, dan usul disampaikan secara singkat dan jelas.
Pasal 9
Seap peserta berhak memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu
dalam Mahasabha maupun dalam Organisasi yang syarat-syaratnya ditentukan oleh
Mahasabha.
BAB V
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MAHASABHA
Pasal 10
Alat-alat kelengkapan Mahasabha:a. Sidang Paripurna;
b. Sidang Komisi;
c. Sidang Formatur.
Pasal 11
1) Pimpinan Sidang Mahasabha dipilih dari dan oleh peserta di dalam Sidang
Paripurna.
2) Sebelum Pimpinan Sidang Mahasabha dipilih dari dan oleh peserta, Mahasabhadipimpin oleh Dewan Pimpinan Nasional sebagai Pimpinan Sidang Sementara.
3) Tugas Pimpinan Sidang Sementara memimpin Sidang Paripurna untuk:
a. Menetapkan Jadwal Acara Mahasabha;
b. Menetapkan Peraturan Tata Terb Mahasabha;
c. Memilih Pimpinan Sidang Mahasabha.
4) Pimpinan Sidang Mahasabha merupakan satu kesatuan yang bersifat kolegial yang
terdiri atas:
a. Seorang dari Dewan Permbangan;
b. Seorang dari Dewan Pimpinan Nasional; c. Tiga orang dari Dewan Pimpinan Provinsi.
5) Komposisi Pimpinan Sidang Mahasabha terdiri atas: seorang Ketua merangkap
Anggota, seorang Sekretaris merangkap Anggota, dan ga orang Anggota yang
dipilih oleh dan di antara Pimpinan Sidang Mahasabha.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
17/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 17
Pasal 12
1) Wewenang Pimpinan Sidang Mahasabha adalah:
a. Memimpin Sidang-sidang Paripurna selama Mahasabha;
b. Menjaga kelancaran dan keterban Mahasabha.
c. Mengesahkan keputusan-keputusan/ ketetapan-ketetapan
dalam Mahasabha.
2) Pimpinan Sidang Mahasabha dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Pania
Mahasabha.
Pasal 13
1) Komisi dibentuk sebanyak 3 (ga) komisi, masing-masing:
a. Komisi A : Bidang Organisasi;
b. Komisi B : Bidang Program;
c. Komisi C : Bidang Khusus/Rekomendasi.
2) Komisi dapat membentuk Sub-Komisi sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 14
1) Seap peserta dan peninjau wajib menjadi anggota salah satu komisi.
2) Jumlah anggota dan keanggotaan Komisi ditetapkan oleh Pimpinan Sidang
Mahasabha dengan persetujuan Sidang Paripurna.
3) Komisi memilih Pimpinan Sidang Komisi dalam Sidang Komisi yang dipimpin oleh
Pimpinan Sidang Mahasabha sebagai Pimpinan Sementara.4) Pimpinan Sidang Mahasabha dak boleh merangkap sebagai Pimpinan Sidang
Komisi.
5) Pimpinan Sidang Komisi terdiri atas:
a. Seorang Ketua merangkap Anggota;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap Anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap Anggota.
Pasal 15
1) Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai bidang
tugas Komisi yang bersangkutan.
2) Laporan Komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dan dilaporkan dalam Sidang
Paripurna untuk mendapat tanggapan dan pengesahan sebagai Ketetapan
Mahasabha.
Pasal 16
1) Penyusunan Personalia Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda HinduIndonesia dilaksanakan oleh Mahasabha melalui Ketua Umum Terpilih yang dibantu
Formatur.
2) Formatur dipilih dalam Sidang Paripurna.
3) Formatur terdiri atas:
a. Satu orang dari unsur Dewan Permbangan Demisioner;
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
18/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 18
b. Satu orang dari Dewan Pimpinan Nasional Demisioner;
c. Tiga orang dari unsur Dewan Pimpinan Provinsi;
d. Tiga orang dari Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
4) Unsur-unsur Formatur sebagaimana tersebut ayat (3) mengusulkan nama-nama
calon Formatur kepada Sidang Paripurna, untuk memperoleh pengesahan.
5) Pimpinan Sidang Mahasabha mengumumkan nama-nama calon Formatur kepada
Sidang Paripurna, untuk memperoleh pengesahan.
6) Ketua Umum terpilih dibantu Formatur diberi mandat penuh untuk menyusun
Personalia Dewan Pimpinan Nasional sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, dan Keputusan Mahasabha.
7) Selama Formatur dan Ketua Umum terpilih menjalankan tugasnya dalam menyusun
Personalia Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
(Peradah Indonesia) Masa Bhak 2009-2012, maka peserta dan peninjau dapat
melanjutkan persidangan untuk menentukan tempat pelaksanaan Rakernas 2010,
Pakem 2011 dan Mahasabha 2012.
BAB VI
PEMILIHAN KETUA UMUM
Pasal 17
1) Pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional dilaksanakan oleh Peserta
Mahasabha secara langsung;
2) Jumlah serta rincian peserta yang hadir dalam Mahasabha dan memiliki haksuara ditetapkan dalam Sidang Paripurna.
Pasal 18
1) Pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional dilaksanakan melalui 4 (empat)
tahap:
a. Tahap I atau Tahap Penjaringan dan Pencalonan;
b. Tahap II atau Tahap Pemeriksaan Persyaratan Calon-calon dan
Pengesahan Calon-calon; c. Tahap III atau Tahap Presentasi dan Tanya Jawab Calon-calon
Ketua Umum;
d. Tahap IV atau Tahap Pemilihan Ketua Umum.
2) Persyaratan Ketua Umum ditetapkan dalam Sidang Paripurna melalui Komisi A
Mahasabha (Bidang Organisasi).
3) Pemeriksaan Persyaratan Calon-calon dan Pengesahan Calon-calon dilaksanakan
Pimpinan Sidang Mahasabha di depan Sidang Paripurna.
4) Penghitungan suara dalam seap tahapan pemilihan dilakukan secara terbuka.
5) Proses serta hasil-hasil Tahap Pencalonan dan Tahap Pemeriksaan PersyaratanCalon-calon dicatat dalam Berita Acara yang dibacakan di akhir tahap tersebut dan
ditandatangani Pimpinan Sidang Mahasabha.
6) Bila hanya terdapat satu Bakal Calon, maka Bakal Calon tersebut dapat ditetapkan
secara aklamasi sebagai Calon untuk kemudian ditetapkan sebagai Ketua Umum
Terpilih.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
19/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 19
7) Bila terdapat lebih dari satu Bakal Calon, maka pemilihan Ketua Umum dilakukan
melalui pemungutan suara dan Bakal Calon yang memperoleh dukungan sekurang-
kurangnya 9 (sembilan) suara berhak maju ke tahap berikutnya.
8) Presentasi tentang visi dan misi Calon-calon Ketua Umum dipimpin oleh Pimpinan
Sidang Mahasabha di depan Sidang Paripurna, yang dilanjutkan dengan tanya jawab
kepada semua Calon Ketua Umum oleh Peserta.
9) Pemilihan Ketua Umum dilaksanakan dengan pemungutan suara secara langsung.
10) Calon yang memperoleh suara lebih dari jumlah suara sah, ditetapkan menjadi
Ketua Umum terpilih dalam Sidang Paripurna.
11) Bila dalam pemilihan dak ada Calon Ketua Umum yang mendapatkan suara lebih
dari jumlah suara sah, maka dilakukan pemilihan tahap berikutnya dengan
menyaring Calon-calon Ketua Umum dengan dua suara terbanyak.
12) Bila terjadi jumlah suara sah yang sama dalam Tahap IV sebagaimana dimaksudkan
ayat (11) Pasal ini, pemungutan suara dapat diulang sampai diperoleh satu Calon
Ketua Umum dengan suara terbanyak.
13) Pemungutan suara sebagaimana tersebut dalam ayat (9) Pasal ini dilaksanakan
secara bebas, rahasia, jujur dan adil.
BAB VII
PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN PIMPINAN NASIONAL
Pasal 19
1) Dewan Pimpinan Nasional PERADAH INDONESIA Masa Bhak 2006-2009
menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Sidang Paripurna.2) Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) di atas dan mendapat tanggapan serta penetapannya dari Sidang
Paripurna, Dewan Pimpinan Nasional Masa Bhak 2006-2009 menjadi demisioner.
BAB VIII
KUORUM DAN TATACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 20
1) Seap Sidang memerlukan kuorum.
2) Kuorum tercapai bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah) ditambah 1
(satu) dari jumlah peserta.
Pasal 21
1) Kecuali diatur khusus, seap pengambilan keputusan diusahakan melalui
musyawarah untuk mufakat dengan semangat persaudaraan.
2) Putusan dengan suara terbanyak melalui pemungutan suara hanya dilakukan bilamusyawarah untuk mufakat yang diusahakan dengan sungguh-sungguh dak
berhasil.
3) Putusan yang diambil dengan pemungutan suara adalah sah bila disetujui oleh 2/3
(dua per ga) dari peserta yang hadir.
4) Pemungutan suara diatur oleh Pimpinan Sidang atas persetujuan peserta.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
20/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 20
BAB IX
MUSYAWARAH DAN SIDANG-SIDANG
Pasal 22
Jenis-jenis Sidang adalah:
a. Sidang Paripurna;
b. Rapat Pimpinan Sidang Mahasabha;
c. Sidang Komisi;
d. Rapat Formatur.
Pasal 23
1) Sebelum menghadiri sidang, seap peserta menandatangani Daar Hadir atau
menyerahkan tanda hadir kepada Pania Mahasabha.
2) Pada waktu yang telah ditentukan Pimpinan Sidang membuka sidang.
3) Jika setelah sidang dibuka belum memenuhi kuorum, Pimpinan Sidang dapat
menunda Sidang paling lama 1 (satu) jam.
4) Setelah sidang ditunda sebagaimana tersebut ayat (3) kuorum belum tercapai,
sidang dianggap kuorum dan dapat dilangsungkan.
Pasal 24
1) Pimpinan Sidang mencatat pendapat, saran, dan usul yang diajukan oleh peserta.
2) Bila Pimpinan Sidang menganggap pendapat peserta belum jelas, kepada yangbersangkutan diberi kesempatan untuk mengulangi dengan singkat.
3) Pimpinan Sidang mengambil kesimpulan berdasarkan pendapat-pendapat dalam
sidang.
Pasal 25
1) Pimpinan Sidang mendaar peserta yang akan berbicara.
2) Pimpinan Sidang dak mengijinkan peserta yang belum mendaarkan namanya
untuk berbicara kecuali ada alasan yang dapat diterima.3) Peserta berbicara setelah mendapat ijin dari Pimpinan Sidang.
Pasal 26
1) Setelah sidang dibuka Pimpinan Sidang menjelaskan secara singkat pokok acara
sidang.
2) Pimpinan Sidang memberikan kesempatan yang cukup kepada seap peserta untuk
berperan akf dalam seap sidang dengan menggunakan hak dan kewajiban secara
terb.3) Pimpinan Sidang dapat menentukan urutan dan lamanya peserta berbicara.
4) Pimpinan Sidang dapat memperingatkan pembicara bila pembicara menyimpang
dari pokok-pokok pembicaraan.
5) Bila Pimpinan Sidang hendak berbicara selaku peserta maka untuk sementara
sidang diserahkan kepada salah seorang Pimpinan Sidang lainnya.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
21/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 21
Pasal 27
Peserta dapat mengajukan interupsi untuk:
a. Minta penjelasan tentang pokok materi yang dibicarakan;
b. Mengajukan keberatan terhadap materi di luar materi yang sedang dibicarakan;
c. Mengajukan usul tata cara pembahasan materi yang sedang dibahas agar lebih
efekf;
d. Usul penundaan sidang.
Pasal 28
1) Terhadap cara dan usul penundaan sidang sebagaimana Pasal 28 huruf c dan d
harus disetujui peserta sidang.
2) Bila terdapat perbedaan pendapat terhadap cara dan usul sebagaimana Pasal 28,
Pimpinan Sidang dapat mengambil keputusan terhadap pembicara mengenai hal
sebagaimana dimaksud ayat (1).
Pasal 29
Bila peserta yang menggunakan hak bicara dan atau suara telah melanggar Peraturan
Tata Terb ini sehingga mengganggu jalannya Sidang, Pimpinan Sidang dapat melakukan
ndakan sebagai berikut:
a. Memberi peringatan pertama;
b. Memberi peringatan kedua;c. Membatalkan hak bicara untuk sebagian atau seluruh acara yang bersangkutan;
d. Mempersilakan yang bersangkutan meninggalkan sidang.
Pasal 30
1) Bila Pimpinan Sidang menganggap perlu maka ia dapat menunda sidang dengan
persetujuan peserta.
2) Lama penundaan sidang dak boleh melebihi 1 (satu) jam.
Pasal 31
1) Sidang-sidang pada dasarnya bersifat tertutup.
2) Pembicaraan dalam sidang tertutup hanya boleh diumumkan oleh Pimpinan Sidang.
3) Atas usul Pimpinan Sidang, peserta dapat memutuskan bahwa pembicaraan bersifat
rahasia.
4) Rahasia sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus dipegang teguh peserta.
Pasal 32
Seap sidang dibutuhkan Risalah Sidang yang memuat:
a. Tempat dan jenis acara sidang;
b. Hari, tanggal, dan jam sidang serta penutup sidang;
c. Pimpinan Sidang;
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
22/132
Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 22
d. Nama-nama Peserta Sidang;
e. Nama-nama Pembicara dan pendapatnya masing-masing;
f. Keputusan dan atau kesimpulan sidang.
BAB X
LAIN-LAIN
Pasal 33
1) Bila dipandang perlu Mahasabha dapat membentuk pania Ad-Hoc atau Tim Kerja
tertentu.
2) Jumlah anggota dan komposisi Pimpinan Pania Ad-Hoc atau Tim Kerja ini dapat
ditetapkan oleh Mahasabha dalam Sidang Paripurna.
3) Pania Ad-Hoc atau Tim Kerja ini melaporkan tugasnya dalam Sidang Paripurna.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Tata Terb ini diputuskan oleh
Mahasabha.
2) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : MedanPada Tanggal : 12 Desember 2009
Jam : 00.30 WIB
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
SELAKU PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MAHASABHA VIII
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,
Nyoman Gde Agus Asrama, S.Kom I Nyoman Landra, ST
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
23/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
24/132
Keputusan No. 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 24
KEPUTUSAN MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
NOMOR : 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
TENTANG
PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI
Menimbang:
a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan
permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;
b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan
penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,
Sumatera Utara;
c. bahwa untuk menjamin kelancaran dan keterban penyelenggaraan Mahasabha
VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dipandang perlu menetapkan Pimpinan
Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.
Mengingat:
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;
3. Pasal 19 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;4. Pasal 21 ayat (5) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;
5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah
Indonesia;
6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan
Pemuda Hindu Indonesia.
Memperhakan:1. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno I Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda
Hindu Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Keputusan Mahasabha VIII Tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan
Pemuda Hindu Indonesia.
Pertama:
Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Komang Agustria, Ketua merangkap Anggota
2. Sugindrin, Sekretaris merangkap Anggota
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
25/132
Keputusan No. 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 25
3. Yanto Jaya, Anggota
4. Putu Arnawa, Anggota
5. Made Adipta,Anggota
Kedua:
Pimpinan Sidang Mahasabha VIII bertugas memimpin sidang Pleno dan Paripurna
serta menjaga kelancaran dan keterban jalannya persidangan.
Kega:
Kewenangan dan tanggung jawab Pimpinan Sidang sesuai Tata Terb Mahasabha VIII
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keempat:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 12 Desember 2009
Jam : 00.40 WIB
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
SELAKU PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MAHASABHA VIII
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,
Nyoman Gde Agus Asrama, S.Kom I Nyoman Landra, ST
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
26/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
27/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
28/132
Keputusan No. 03/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 28
KEPUTUSAN MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
NOMOR : 03/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
TENTANG
PENGESAHAN ATAS LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
MASA BHAKTI TAHUN 2006-2009
ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI
Menimbang:
a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan
permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;
b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan
penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,
Sumatera Utara;
c. bahwa salah satu tugas dan wewenang Mahasabha adalah untuk menilai
dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia masa bhak 2006-2009.
Mengingat:
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;3. Pasal 18 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;
4. Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 21 ayat (6.b.) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan
Pemuda Hindu Indonesia;
5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah
Indonesia;
6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan
Pemuda Hindu Indonesia;7. Keputusan Mahasabha Nomor: 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu
Indonesia.
Memperhakan:
1. Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada Acara
Pembukaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia;
2. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno II Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda
Hindu Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Keputusan Mahasabha VIII Tentang Pengesahan Atas Laporan Pertanggungjawaban
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
29/132
Keputusan No. 03/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 29
Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia Masa Bhak 2006-
2009.
Pertama:
Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda
Hindu Indonesia masa bhak tahun 2006-2009 seper terdapat dalam lampiran
keputusan ini.
Kedua:
Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda
Hindu Indonesia masa bhak tahun 2006-2009 sebagaimana dimaksud dalam diktum
pertama keputusan ini telah diterima dengan bulat oleh peserta Mahasabha VIII
Peradah Indonesia.
Kega:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 12 Desember 2009
Jam : 16.55 WIB
PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIIIPERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
(Komang Agustria, ST) (Sugindrin)
Anggota, Anggota, Anggota,
(Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
30/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
31/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
32/132
Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 32
KEPUTUSAN MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
NOMOR : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI
ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI
Menimbang:
a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan
permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;
b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan
penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,
Sumatera Utara;
c. bahwa Mahasabha berwenang untuk menyempurnakan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, menyusun program umum organisasi, dan menetapkan struktur dan
personalia Dewan Pimpinan Nasional;
d. bahwa untuk menghasilkan keputusan/ketetapan Mahasabha yang bermutu,
bermanfaat, dan melibatkan semaksimal mungkin potensi anggota peserta
Mahasabha, maka dipandang perlu untuk membentuk komisi-komisi.
Mengingat:
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;
3. Pasal 18 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;
4. Pasal 21 ayat (6) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;
5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah
Indonesia;
6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan
Pemuda Hindu Indonesia;7. Keputusan Mahasabha Nomor: 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu
Indonesia.
Memperhakan:
1. Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada Acara
Pembukaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia;
2. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno II Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda
Hindu Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Keputusan Mahasabha VIII Tentang Pembentukan Komisi-komisi.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
33/132
Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 33
Pertama:
Peserta dan Peninjau Mahasabha VIII Peradah Indonesia dibagi dalam 3 (ga) komisi
dengan lingkup pembahasan sebagai berikut:
1. Komisi A : Bidang Organisasi
2. Komisi B : Bidang Program
3. Komisi C : Bidang Khusus/ Rekomendasi
Kedua:
Seap komisi bertanggung jawab dalam menyelesaikan pembahasan materi yang
dibebankan kepada komisinya.
Kega:
Hasil-hasil pembahasan komisi harus dilaporkan kepada sidang paripurna.
Keempat:
Anggota masing-masing komisi adalah seper terlampir yang merupakan satu
kesatuan yang dak terpisahkan dari keputusan ini.
Kelima:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 12 Desember 2009Jam : 17.20 WIB
PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
(Komang Agustria, ST) (Sugindrin)
Anggota, Anggota, Anggota,
(Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
34/132
Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 34
Lampiran 1 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI A
(BIDANG ORGANISASI)
NO. NAMA DELEGASI
1 Indra Gunawan Sumatra Utara
2 Nyana Silen Sumatra Utara
3 Dika Nelsen Sumatra Utara
4 Edi Sumatra Utara
5 Made Rimbawa Lampung
6 Made Suarjaya Lampung
7 Made Wiata Lampung
8 Nyoman Ardana Lampung
9 I Nyoman Budiasa Kalimantan Timur (Wakil
Ketua)
10 Gde Durahman Sulawesi Selatan (Ketua)
11 Arnawa Bali
12 Klipz Bali
13 Komang Birawan Bali
14 Sugiana Bali
15 Wayan Putra Jawa Barat
16 Ketut Wahyu Y. Jawa Barat
17 Ika Guna Artha DKI Jakarta
18 Dewa Komang Wiratnadi DKI Jakarta
19 Wayan Sudane Peninjau (Sekretaris)
20 Wayan Tirta DKI Jakarta
21 Putra Wijaya DKI Jakarta
22 Nyoman Slamet Sulawesi Tengah
23 Gde Eka Maluku
24 I Made Sudiana A. Sulawesi Utara
25 Eko Pujianto Jawa Tengah
26 Made Suarjaya Kalimantan Tengah
27 Adris I Kalimantan Tengah
28 Tirtha Kalimantan Tengah
29 Made Susanto Sulawesi Barat
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
35/132
Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 35
Lampiran 2 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI B
(BIDANG PROGRAM)
NO. NAMA DELEGASI
1 Ganesh Sumatra Utara
2 Devan Praska Sumatra Utara
3 Siwa Langgam Sumatra Utara
4 Terangate Sumatra Utara
5 Lisa Kusuma Sumatra Utara (Sekretaris)
6 Suyono Lampung7 Tri Wibowo Lampung
8 Nyoman Adi Irawan Lampung
9 Dwi Marwanto Lampung
10 Kadek Suasta Lampung
11 I Nyoman Diadyana Kalimantan Timur
12 Komang Rinten Sulawesi Selatan
13 Dharma Bali
14 Gus Ayu Dewi Bali
15 Wayan Gina Bali
16 Gus Suasane Bali
17 Wayan Putra Mahayana Jawa Barat
18 Komang Yoga Jawa Barat
19 Made Toni Sanjaya Jawa Barat
20 Komang Adi DKI Jakarta
21 Gede Ananta Peninjau
22 Wije Sharma DKI Jakarta
23 Gde Mertanadi DKI Jakarta
24 Paryono Peninjau
25 I Gde Juli Artawan Sulawesi Tengah
26 Ketut Ardana Maluku
27 Winoto Jawa Tengah
28 Pawang Kalimantan Tengah (Ketua)
29 Ria Kalimantan Tengah
30 Wayan Sila Putra Kalimantan Tengah
31 Nyoman Sura Sulawesi Barat
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
36/132
Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 36
Lampiran 3 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI C
(BIDANG KHUSUS/ REKOMENDASI)
NO. NAMA DELEGASI
1 Naran Sami Sumatra Utara
2 Miun Sumatra Utara
3 Raju Sumatra Utara
4 Jumadi Sumatra Utara
5 I Made Darmawan Kalimantan Timur
6 Sukardi Riyanto Kalimantan Timur (Ketua)
7 I Made Sadwiadnyana Lampung
8 Sumia Lampung (Sekretaris)
9 Dewi Setyowa Lampung
10 I Nyoman Sugita Lampung
11 Nyoman Purnajaya Lampung
12 Gung Alit Bali
13 I.B. Suweden Bali
14 I.B. Susane Bali
15 Ketut Wijaya Jawa Barat
16 Kadek Juliana Parwanta Jawa Barat
17 Made Sugi Ardana Peninjau
18 Fukar DKI Jakarta
19 Mursito DKI Jakarta
20 Tiagu DKI Jakarta
21 Riwut Mulajani Kalimantan Tengah
22 Wayan Suwarna Kalimantan Tengah
23 Putu Lilik S. Sulawesi Barat
24 Made Indrawan Sulawesi Barat
25 Suresh Kumar Peninjau
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
37/132
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
38/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 38
KEPUTUSAN MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
NOMOR : 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
TENTANG
PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI
Menimbang:
a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan
permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;
b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan
penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,Sumatera Utara;
c. bahwa salah satu tugas dan wewenang Mahasabha adalah menyempurnakan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu
Indonesia.
Mengingat:
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;
3. Pasal 18 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;4. Pasal 21 ayat (6.a.) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;
5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah
Indonesia;
6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan
Pemuda Hindu Indonesia;
7. Keputusan Mahasabha Nomor: 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu
Indonesia.
8. Keputusan Mahasabha Nomor: 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/
XII/2009 tentang pembentukan komisi-komisi.
Memperhakan:
1. Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada Acara
Pembukaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia;
2. Pendapat-pendapat dalam Rapat Komisi dan Sidang Pleno IV Mahasabha VIII
Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Keputusan Mahasabha VIII Tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
39/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 39
Pertama:
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
yang telah disempurnakan seper terdapat dalam lampiran keputusan ini yang
merupakan satu kesatuan yan dak terpisahkan.
Kedua:
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disempurnakan ini
merupakan pedoman pokok bagi seluruh anggota Perhimpunan Pemuda Hindu
Indonesia (Peradah Indonesia) dalam mengelola organisasi maupun dalam membuat
dan melaksanakan program-program.
Kega:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 12 Desember 2009
Jam : 22.00 WIB
PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
(Komang Agustria, ST) (Sugindrin)
Anggota, Anggota, Anggota,
(Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
40/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 40
Lampiran 1 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
ANGGARAN DASAR
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
(PERADAH INDONESIA)
PURWAKA
Generasi Muda Indonesia adalah ahli waris nilai-nilai luhur budaya dan sekaligus penerus
cita-cita perjuangan bangsa. Ia memiliki sikap yang kris, kreaf, dan penuh dinamika
dalam kehidupan masyarakat dan berbangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Generasi Muda Indonesia adalah insan-insan muda yang mempunyai peranan penng
dan strategis serta menentukan dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena
itu, Generasi Muda Indonesia perlu dibina dan diarahkan agar kelak menjadi kader
(nayaka) pemimpin bangsa yang berjiwa Pancasila, disiplin, kris, mandiri, beretos kerja,
memiliki idealisme yang tangguh, berwawasan kebangsaan yang luas, mampu mengatasi
tantangan masa kini maupun masa yang akan datang, dengan tetap memperhakan
nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, yang dilandasi semangat kebangsaan, persatuan
dan kesatuan bangsa.
Ajaran Catur Asrama yang diamanatkan Hindu Dharma memberi garis yang jelas tentang
tahap-tahap perkembangan manusia dalam kehidupan beragama, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Generasi Muda Hindu sebagai bagian dari Generasi Muda
Indonesia secara keseluruhan menjadi pengemban nilai-nilai luhur bangsa, pelestariankebudayaan Indonesia, dan insan-insan pembangunan yang dinankan dharma
bhaknya dalam pembangunan bangsa.
Atas dasar kesadaran dan kedudukan sosial kemasyarakatan dan swadharma (kekaryaan)
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka Generasi Muda Hindu Indonesia
yang melipu komponen-komponen pemuda, mahasiswa dan cendikiawan muda,
bertekad untuk menghimpun diri ke dalam satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
yang berlingkup nasional. Organisasi ini didayagunakan sebagai media aktualisasi diri dan
wadah pengemban dharma bhak Generasi Muda Hindu kepada nusa dan bangsa, demikejayaan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, sesuai dengan ajaran Catur Guru.
Dengan Asung Kertawaranugraha Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka
kehidupan berorganisasi Generasi Muda Hindu Indonesia dirumuskan ke dalam suatu
Anggaran Dasar (AD) yang tersusun seper berikut ini.
BAB I
N A M A
Pasal 1
Organisasi ini bernama PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA; selanjutnya
disingkat Peradah Indonesia.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
41/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 41
Pasal 2
Peradah Indonesia didirikan pada tanggal 11 Maret 1984, untuk kurun waktu yang dak
ditentukan.
Pasal 3
Peradah Indonesia berlingkup nasional, dengan kedudukan Sekretariat Jenderal berada
di Ibukota Negara.
BAB II
A S A S
Pasal 4
Peradah Indonesia berasaskan Pancasila.
BAB III
SIFAT DAN NILAI DASAR
Pasal 5
Peradah Indonesia bersifat mandiri dan independen.
Pasal 6
Nilai nilai keteladanan yang menjadi dasar dan karakter organisasi serta anggota
organisasi adalah 5 S, yaitu:
a. Sathyamitra: menghargai sesama dan membangun kerjasama berlandaskan
kejujuran dan ketulusan;
b. Sadhana: melakukan swadharma sebagai bentuk disiplin spiritual;
c. Sevanam: melakukan pelayanan dan karya-karya nyata bagi umat dan masyarakat
luas sebagai upaya merealisasikan nilai-nilai dharma;d. Samskara: menjadi agen perubahan bagi pembaharuan yang berguna bagi umat
manusia;
e. Santosa: bijaksana dalam membangun ketentraman, keharmonisan dan
kesejahteraan bersama.
BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 7
Visi Peradah Indonesia adalah membangun Generasi Muda Hindu yang mandiri dan
demokras sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia untuk mencapai kedamaian
dan kesejahteraan bersama berdasarkan Dharma.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
42/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 42
Pasal 8
Misi Peradah Indonesia adalah:
a. Melahirkan kader-kader muda Hindu yang memiliki sradha, jujur, berbudi peker
luhur yang selalu berpedoman pada ajaran Veda dan nilai dasar Organisasi;
b. Membentuk kader-kader muda Hindu yang cerdas, berani, dan memiliki integritas
sehingga mampu tampil di depan sebagai agen-agen perubahan dalam semua segi
kehidupan yang dilandasi oleh semangat demokrasi dan kebersamaan.
BAB V
TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
Pasal 9
Tujuan Peradah Indonesia adalah turut berperan serta melalui kekaryaan/swadharma
untuk mencapai tujuan Negara Kesatuan Repulik Indonesia sebagai mana tercantum
di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, demi terwujudnya pembangunan
manusia seutuhnya bagi masyarakat Indonesia.
Pasal 10
Tugas pokok Peradah Indonesia adalah meningkatkan kesadaran berkarya/swadharma
anggotanya, yang melipu komponen-komponen kepemudaan antara lain: pemuda,
mahasiswa, cendekiawan Hindu dalam kedudukannya sebagai warga Negara Indonesia
dalam kerangka pembangunan bangsa dan Negara sesuai dengan hakekatnya sebagaigenerasi muda.
Pasal 11
Peradah Indonesia berfungsi untuk menghimpun pemikiran di antara sesama anggota,
serta mendinamisasikan gerak dan akvitas kekaryaan/swadharma Generasi Muda Hindu
di seluruh Indonesia secara sistemak dan serasi, yang merupakan pernyataan dharma
bhak sebagai warga negara Indonesia, guna diabdikan bagi pembangunan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
BAB VI
POKOK-POKOK PROGRAM
Pasal 12
Pokok-pokok Program Peradah Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Bina-dharma, yaitu meningkatkan sraddha (keimanan) dan bhak (takwa) yang
berwawasan nasional dengan cara mengadakan koordinasi dan konsultasi denganParisada Hindu Dharma Indonesia dan lembaga-lembaga pemerintah;
b. Bina-warga, yaitu memupuk kedewasaan dalam mengatur gerak dan dinamika
kekaryaan/swadharma anggota organisasi sehingga terdapat semangat satya-mitra
(jalinan persaudaraan antar-manusia) yang mantap ke dalam diri organisasi sesuai
dengan ajaran Hindu;
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
43/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 43
c. Bina-kriya, yaitu mendukung dan membina seap akvitas dan kelembagaan
kemasyarakatan yang bergerak dalam Hindu Dharma di seluruh Indonesia secara
konsepsional dan proporsional;
d. Bina-sandhiwani, yaitu berkomunikasi secara nasional untuk mencari dan
menemukan murdha wakya (konsep-konsep) pembangunan dalam segala aspeknya
bagi bangsa Indonesia yang sejalan dengan Hindu Dharma;
e. Bina-karya, yaitu menyumbangkan karya-karya nyata bagi masyarakat Hindu
khususnya, dan masyarakat luas sebagai pelaksana program-program pemerintah
dalam rangka pembangunan bangsa dan negara;
f. Bina-artha, yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi di lingkungan masyarakat
terdekat, khususnya ekonomi masyarakat Hindu demi kesejahteraan bangsa dan
Negara. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendanaan terkait
untuk pengembangan wirausaha.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota Peradah Indonesia adalah warga negara Indonesia yang beragama Hindu dan
berusia 16-30 tahun, beragama Hindu, dan menyatakan diri menjadi anggota, serta
menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia.
BAB VIII
KEPENGURUSAN
Pasal 14
1) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) sebagai pimpinan nasional organisasi ini terdiri
atas seorang Ketua Umum, beberapa orang Ketua Departemen; seorang Sekretaris
Jenderal, beberapa orang Wakil Sekretaris Jenderal; seorang Bendahara Umum,
beberapa orang Wakil Bendahara Umum; Anggota Departemen.
2) Dewan Pimpinan Nasional dalam menjalankan tugas-tugasnya dapat membentuk
Biro dan Lembaga sesuai kebutuhan.
Pasal 15
Dewan Permbangan yang mendampingi Dewan Pimpinan Nasional, dapat memberikan
saran dan atau pendapat kepada Dewan Pimpinan Nasional dalam rangka penentuan
kebijaksanaan organisasi sebagai pelaksanaan Program Umum hasil Mahasabha. Dewan
Permbangan yang melipu pemuka/tokoh-tokoh nasional yang terdiri atas unsur-unsur
fungsionaris, rohaniawan, dan cendikiawan ditetapkan dalam Mahasabha.
Pasal 16
1) Pada seap Propinsi, dibentuk pengurus organisasi ini dengan nama Dewan
Pimpinan Propinsi (DPP) yang sekretariatnya berkedudukan di Ibukota Propinsi dan
atau di tempat yang telah disepaka pengurusnya. Susunan komposisi pengurus
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
44/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 44
Dewan Pimpinan Propinsi ini terdiri atas seorang Ketua, beberapa orang Wakil
Ketua; seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris; seorang Bendahara,
beberapa orang Wakil Bendahara, dan Bidang.
2) Dewan Pimpinan Propinsi dalam menjalankan tugasnya dapat membentuk Biro dan
Badan lainnya sesuai kebutuhan.
Pasal 17
1) Pada seap Kabupaten/Kota dibentuk pengurus organisasi ini dengan nama Dewan
Pimpinan Kabupaten/Kota (DPK) yang sekretariatnya berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota dan atau di tempat yang telah disepaka pengurusnya.
2) Susunan komposisi pengurus Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, disesuaikan dengan
Dewan Pimpinan Propinsi yang mewilayahinya termasuk Seksi, Bagian dan Badan
lainnya yang diperlukan.
Pasal 18
Pada seap Kecamatan dan/atau Desa/Kelurahan dapat dibentuk Komisariat. Pengurus
Komisariat melipu sekurang-kurangnya seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang
Bendahara. Seksi jika diperlukan dibentuk sesuai kebutuhan.
Pasal 19
Komisariat bertanggung jawab kepada sabha Komisariat. Dewan Pimpinan Kabupaten/
Kota bertanggung jawab kepada Lokasabha Kabupaten/Kota. Dewan Pimpinan Propinsibertanggung jawab kepada Lokasabha Propinsi. Dewan Pimpinan Nasional bertanggung
jawab kepada Mahasabha.
Pasal 20
Di luar negeri dapat dibentuk Komisariat Peradah Indonesia yang langsung bertanggung
jawab kepada Dewan Pimpinan Nasional.
Pasal 21
Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota didampingi oleh Dewan
Penasehat yang ditetapkan dalam Lokasabha.
BAB IX
SABHA ORGANISASI
Pasal 22
1) Seap 3 (ga) tahun sekali diadakan Mahasabha, yang dihadiri oleh Dewan
Permbangan, Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Propinsi, dan Dewan
Pimpinan Kabupaten/Kota.
2) Mahasabha berwenang menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
serta Pokok-pokok Program Organisasi dan menjabarkannya ke dalam Program
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
45/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 45
Umum Organisasi untuk masa bhak ga tahun berikutnya, Rencana Kerja Dewan
Pimpinan Nasional sebelum diselenggarakannya Rapat Kerja Nasional, dan memilih
serta menetapkan personalia pengurus Dewan Pimpinan Nasional untuk masa
bhak berikutnya.
3) Dalam keadaan luar biasa dapat diadakan Mahasabha sekali lagi oleh Dewan
Pimpinan Nasional Peradah Indonesia, yang pelaksaannya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 23
1) Seap 3 (ga) tahun sekali Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota mengadakan Lokasabha. Dalam keadaan luar biasa dapat diadakan
Lokasabha sekali lagi.
2) Sabha untuk pengganan pengurus Komisariat diadakan 3 (ga) tahun sekali.
Pasal 24
1) Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional sekurang-
kurangnya satu kali dalam periode kepengurusannya untuk menjabarkan Program
Umum Organisasi menjadi Program Induk Organisasi dan Program Kerja Dewan
Pimpinan Nasional serta meninjau pelaksanaan Rencana Kerja Dewan Pimpinan
Nasional yang sudah ditetapkan dalam Mahasabha.
2) Rapat Kerja Daerah diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Propinsi maupun
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya satu kali dalam periode
kepengurusannya untuk menjabarkan Program Induk Organisasi menjadi ProgramKerja Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
BAB X
KEPUTUSAN ORGANISASI
Pasal 25
1) Keputusan Organisasi di semua ngkatan pada dasarnya diambil dengan cara
musyawarah mufakat yang dilandasi semangat persaudaraan.2) Apabila musyawarah mufakat dak tercapai maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak dengan semangat persaudaraan.
3) Keputusan Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Propinsi, dan Dewan
Pimpinan Kabupaten/Kota mengikat semua pengurus dan anggota.
BAB XI
HIERARKI KEPUTUSAN, KETETAPAN DAN PERATURAN
Pasal 26
1) Peradah Indonesia mempunyai Keputusan dan Peraturan dengan hierarki sebagai
berikut:
a. Anggaran Dasar (AD);
b. Anggaran Rumah Tangga (ART);
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
46/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 46
c. Keputusan dan Ketetapan Mahasabha lainnya;
d. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Nasional;
e. Keputusan Dewan Pimpinan Nasional;
f. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Propinsi;
g. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Propinsi;
h. Keputusan Dewan Pimpinan Propinsi;
i. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Kabupaten/Kota;
j. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Kabupaten/Kota;
k. Keputusan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
l. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Kecamatan;
m. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Kecamatan;
n. Keputusan Komisariat Kecamatan;
o. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Kelurahan/Desa;
p. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Kelurahan/Desa.
q. Keputusan Komisariat Kelurahan/Desa.
2) Seap Keputusan dan Peraturan yang lebih rendah ngkatannya dak boleh
bertentangan dengan keputusan dan peraturan Organisasi yang lebih nggi, dan bila
bertentangan maka berdasarkan Anggaran Dasar ini keputusan tersebut dianggap
dak sah.
3) Keputusan yang diambil di ngkat Nasional maupun Keputusan Dewan Pimpinan
Nasional mengikat semua pengurus dan anggota.
4) Keputusan di ngkat Propinsi ataupun Keputusan Dewan Pimpinan Propinsi
mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Propinsi yang bersangkutan.
5) Keputusan di ngkat Kabupaten/Kota ataupun Keputusan Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Kabupaten/Kotayang bersangkutan.
6) Keputusan di ngkat Kecamatan ataupun Keputusan Pimpinan Komisariat
Kecamatan mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Kecamatan yang
bersangkutan.
7) Keputusan di ngkat Kelurahan/Desa ataupun Keputusan Komisariat Kelurahan/
Desa mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Kelurahan/Desa yang
bersangkutan.
BAB XIIDANA ORGANISASI
Pasal 27
1) Dana keuangan organisasi diperoleh dari:
a. Dana paramita, yaitu iuran wajib anggota;
b. Dana punia, yaitu sumbangan dari pemerintah, donatur dan
dermawan atau organisasi yang sah menurut hukum serta
sifatnya dak mengikat; c. Dana usaha, yaitu hasil usaha-usaha organisasi yang sesuai
dengan Dharma.
2) Tata laksana pengelolaan keuangan dan kekayaan Organisasi diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
47/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 47
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 28
Anggaran Dasar dapat diubah melalui ketetapan Mahasabha dengan ketentuan bahwa
Asas Organisasi seper tercantum dalam pasal 4 Anggaran Dasar ini mutlak dak dapat
diubah.
BAB XIV
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 29
1) Peradah Indonesia hanya dapat dibubarkan:
a. Atas keputusan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku;
b. Melalui Mahasabha yang khusus diadakan untuk itu.
2) Dalam hal Peradah Indonesia dibubarkan maka semua kekayaan Organisasi
setelah diperuntukkan menyelesaikan utang-piutang Organisasi disumbangkan
kepada Yayasan dan atau Badan/Lembaga sosial di Indonesia yang bergerak dalam
pembinaan Umat Hindu.
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
Sebelum ketentuan UU no. 40 Tahun 2009 g Kepemudaan dinyatakan efekf berlaku,
maka anggota Peradah Indonesia adalah pemuda yang berusia antara 16 s.d 40 tahun.
BAB XVIPENUTUP
Pasal 31
1) Ketentuan-ketentuan yang lebih rinci, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
(ART) Organisasi, yang isinya dak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 12 Desember 2009
Jam : 22.00 WIB
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
48/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 48
PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
(Komang Agustria, ST) (Sugindrin)
Anggota, Anggota, Anggota,
(Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
49/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 49
Lampiran 2 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia
Nomor : 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA
(PERADAH INDONESIA)
BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1) Lambang dan ar Peradah Indonesia adalah seper yang terdapat pada lampiran
Anggaran Rumah Tangga ini.
2) Lambang seper tersebut pada ayat (1) pasal ini, digunakan pada dan untuk
pembuatan: kop surat, stempel, bendera, pataka, badge, vandel, jaket, pakaian
seragam Satuan Tugas (Satgas), dan benda-benda lain yang menunjukkan identas
Peradah Indonesia.
3) Bentuk, warna, ukuran, tata cara penggunaan dan penjelasan lain, diatur dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 2
1) Peradah Indonesia mempunyai lagu: Mars dan Hymne yang pembuatannya
ditetapkan dengan Peraturan Organisasi.2) Mars dan Hymne sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini dilagukan pada acara
resmi Peradah Indonesia menurut ketentuan dalam Peraturan Organisasi.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
1) Persyaratan untuk menjadi anggota Peradah Indonesia adalah: a. Warga Negara Indonesia yang beragama Hindu;
b. Tidak menjadi anggota organisasi lain yang bertentangan dengan
asas, sifat, tujuan, program organisasi sebagaimana terdapat
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c. Minimal berumur 16 tahun dan maksimal 30 tahun;
d. Menerima dan mentaa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Peradah
Indonesia.
2) Peradah Indonesia dapat mempunyai anggota luar biasa.
3) Tata cara penerimaan dan pengesahan anggota dan anggota luar biasa diatur dalamPeraturan Organisasi.
Pasal 4
1) Anggota Peradah Indonesia kehilangan keanggotaannya karena:
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
50/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 50
a. Meninggal dunia;
b. Atas permohonan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada
pengurus;
c. Diberhenkan karena yang bersangkutan melanggar ketentuan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan
Organisasi lainnya, dan atau melakukan kesalahan secara
disengaja berulang kali.
2) Tata cara berhennya menjadi anggota, diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB III
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 5
Anggota Peradah Indonesia berkewajiban untuk:
a. Mentaa Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta seluruh Keputusan
Organisasi;
b. Mendukung serta melaksanakan program Organisasi;
c. Menjaga nama baik Organisasi;
d. Menangkal seap usaha dan upaya yang merugikan Organisasi;
e. Mengiku sabha, dan segala kegiatan Organisasi;
f. Membayar iuran sesuai dengan Peraturan Organisasi yang berlaku.
Pasal 6
Anggota Peradah Indonesia berhak untuk:
a. Memperoleh perlakuan yang sama dan adil dari Organisasi;
b. Mengajukan usul, saran, pendapat, dan pertanyaan dalam sabha Organisasi;
c. Memilih dan dipilih menjadi pengurus Organisasi atau jabatan lainnya sesuai
dengan Peraturan Organisasi.
Pasal 7
Kewajiban dan hak anggota luar biasa diatur dengan Peraturan Organisasi.
BAB IV
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 8
Anggota Peradah Indonesia dilarang:
a. Mencemarkan nama baik Organisasi;b. Melakukan usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan pertentangan dan atau
perpecahan di dalam Organisasi;
c. Melakukan usaha ndakan atau kegiatan atas nama Organisasi untuk hal hal yang
bukan menjadi kewenangan atau tugasnya;
d. Seap anggota dan pengurus Organisasi dilarang mengatasnamakan Organisasi
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
51/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 51
untuk kepenngan pribadi;
e. Melakukan usaha atau kegiatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia;
f. Melakukan kegiatan yang dilarang oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pasal 9
1) Tindakan disiplin bagi anggota, dilaksanakan berupa:
a. Teguran lisan atau tertulis;
b. Peringatan tertulis;
c. Pemberhenan sementara anggota dari Organisasi (skorsing);
d. Dapat diberhenkan melalui sabha Organisasi jika yang
bersangkutan dak dapat mempertanggungjawabkan
perbuatannya;
e. Pemberhenan dilakukan secara bertahap.
2) Pelanggaran berat yang sifatnya mencemarkan dan merusak nama baik Organisasi,
sanksi pemberhenan keanggotaan dapat langsung diberikan tanpa melalui
ngkatan sanksi.
Pasal 10
1) Sesuai dengan jenjangnya, pengurus dapat memberikan rehabilitasi.
2) Tindakan rehabilitasi dipertanggungjawabkan oleh pengurus kepada sabha
organisasi di ngkat masing-masing.
BAB V
KEPENGURUSAN ORGANISASI
Pasal 11
1) Pengurus Pusat terdiri atas Dewan Permbangan (DP) dan Dewan Pimpinan
Nasional (DPN).
2) Dewan Pimpinan Nasional terdiri atas:
a. Ketua Umum; b. Ketua sebanyak 10 (sepuluh) orang yang masing-masing
mengetuai sebuah Departemen;
c. Sekretaris Jenderal;
d. Wakil Sekretaris Jenderal sebanyak 2 (dua) orang;
e. Bendahara Umum
f. Wakil Bendahara Umum sebanyak2 (dua) orang;
g. Departemen;
h. Lembaga, Biro, dan Badan lain yang dibentuk oleh Dewan
Pimpinan Nasional sesuai kebutuhan.3) Departementasi pada Dewan Pimpinan Nasional yang disebut Departemen terdiri
atas:
a. Departemen Organisasi dan Kaderisasi
b. Departemen Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM);
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
52/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 52
c. Departemen Hubungan dan Kerjasama Antar Lembaga Dalam
Negeri
d. Departemen Hubungan dan Kerjasama Antar Lembaga Luar
Negeri;
e. Departemen Keagamaan dan Sosial Kemasyarakatan
f. Departemen Lingkungan Hidup
g. Departemen Kebudayaan, Olah Raga dan Seni;
h. Departemen Pengembangan Kewirausahaan, Usaha dan Dana;
i. Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM);
j. Departemen Informasi dan Komunikasi.
4) Pengurus Dewan Pimpinan Nasional terdiri atas Pengurus Harian dan Pengurus
Pleno.
5) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Nasional melipu semua unsur Ketua, semua
unsur Sekretaris, dan semua unsur Bendahara.
6) Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Nasional melipu Pengurus Harian, Departemen,
Biro, Lembaga dan Badan lain yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Nasional.
Pasal 12
1) Ketua Umum memimpin pelaksanaan kepengurusan nasional Organisasi dan
mengkoordinasikan para Ketua serta kelengkapan Organisasi lainnya.
2) Di antara para Ketua diadakan pembagian tugas pimpinan sesuai dengan
pembidangannya.
Pasal 13
1) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang bertugas memberikan
pelayanan administrasi serta mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan
mensinkronisasikan pelaksanaan kebijaksanaan serta keputusan Dewan Pimpinan
Nasional, baik untuk kebijakan internal maupun eksternal.
2) Sekretariat Jenderal terdiri atas Biro-biro yang tata kerjanya diatur dalam Peraturan
Organisasi.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Jenderal mendapat bahan keterangan
yang dipandang perlu dari Lembaga, Yayasan, Biro, dan kelengkapan Organisasilainnya serta dari Pengurus Daerah.
4) Sekretaris Jenderal memberikan tugas antar Wakil Sekretaris Jenderal.
Pasal 14
1) Bendahara Umum memimpin usaha penghimpunan dana serta mengelola semua
kekayaan Organisasi.
2) Bendahara Umum membagi tugas antar Wakil Bendahara Umum.
Pasal 15
1) Sekretaris Jenderal, Ketua-Ketua, dan Bendahara Umum bertanggungjawab kepada
Ketua Umum.
2) Ketua Umum atas nama Peradah Indonesia bertanggungjawab kepada Mahasabha.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
53/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 53
Pasal 16
1) Dalam menyelenggarakan fungsi kepengurusan, Dewan Pimpinan Nasional
berwenang mengeluarkan surat keputusan, surat edaran, instruksi dan peraturan
lain yang akan ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.
2) Untuk mengelola jenis kegiatan tertentu yang bersifat permanen dan
berkesinambungan, Dewan Pimpinan Nasional dapat membentuk Lembaga,
Yayasan, Satuan Tugas (Satgas), dan Badan-badan lain yang otonom. Sedangkan
penyelenggaraan kegiatan yang bersifat insidental dilakukan dengan membentuk
kepaniaan atau satuan tugas tertentu.
3) Dewan Pimpinan Nasional mewakili Organisasi dalam urusan-urusan keluar yang
menyangkut Peradah Indonesia secara keseluruhan, dengan Pemerintah Republik
Indonesia, dengan Organisasi-organisasi Kemasyarakatan lainnya, tampil di depan
Badan Pengadilan, termasuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan Badan/
Organisasi dari negara-negara lain dalam pelaksanaan hubungan luar negeri.
Pasal 17
1) Pengurus Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota terdiri atas Dewan Penasehat (DPs)
dan Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
2) Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Ketua;
b. Beberapa orang Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris; e. Bendahara;
f. Beberapa orang Wakil Bendahara;
g. Bidang-bidang, sesuai kebutuhan dengan mengacu kepada
Departementasi pada Dewan Pimpinan Nasional.
3) Untuk mengelola suatu jenis kegiatan tertentu yang bersifat insidental, Dewan
Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat membentuk
kepaniaan atau satuan tugas tertentu.
Pasal 18
Pengurus Komisariat dan Desa/Kelurahan hanya melipu kepengurusan Komisariat itu
sendiri dan bila perlu dapat membentuk Dewan Penasehat dan Seksi-seksi.
Pasal 19
1) Struktur Dewan Pimpinan Nasional ditetapkan dalam Mahasabha.
2) Struktur Dewan Pimpinan Propinsi ditetapkan dalam Lokasabha Tingkat Propinsi
dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.3) Struktur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota ditetapkan dalam Lokasabha Tingkat
Kabupten/Kota dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.
4) Struktur Komisariat ditetapkan dalam sabha yang khusus diadakan untuk
pengganan pengurus Komisariat dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Propinsi yang
mewilayahinya, serta dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Nasional.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
54/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 54
Pasal 20
1) Pengisian Struktur Pengurus Dewan Pimpinan Nasional dak dapat dirangkap oleh
Pengurus Organisasi di bawahnya.
2) Bila Pengurus Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
dipromosikan untuk mengisi struktur pengurus Dewan Pimpinan Nasional, yang
bersangkutan harus melepaskan tugasnya dari Struktur Dewan Pimpinan Propinsi
dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3 (ga) bulan sejak
promosi. Ketentuan yang sama berlaku untuk jenjang organisasi yang lebih rendah.
BAB VI
KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 21
1) Dewan Pimpinan Nasional dapat membentuk Lembaga, Yayasan, Satuan Tugas
(Satgas), dan Badan-badan lain yang dipandang perlu yang pengelolaannya
dipertanggungjawabkan kepada Ketua Umum.
2) Pada Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat
dibentuk perwakilan Lembaga, Yayasan, Satuan Tugas (Satgas), dan Badan lain, jika
memungkinkan dan dipandang perlu.
BAB VII
DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN PENASEHAT
Pasal 22
1) Dewan Permbangan mendampingi Dewan Pimpinan Nasional dan Dewan
Penasehat mendampingi Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota.
2) Masa bhak Dewan Permbangan dan Dewan Penasehat sesuai dengan masa
bhak Dewan Pimpinan Nasional dan Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan
Pimpinan Kabupaten/Kota.3) Pemilihan Dewan Permbangan dan Dewan Penasehat ditentukan dalam sabha
masing-masing.
4) Dalam hal-hal tertentu, Dewan Pimpinan Nasional dapat meminta Dewan
Permbangan untuk bersidang; demikian juga Dewan Pimpinan Propinsi maupun
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat meminta Dewan Penasehat untuk
bersidang.
BAB VIII
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 23
1) Jika Ketua Umum berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 3 (ga)
bulan hingga maksimal 1 (satu) tahun, maka tugas-tugas Ketua Umum dilakukan
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
55/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 55
oleh pejabat sementara (pjs) Ketua Umum yang personelnya diambil dari salah
satu Ketua atau Sekjen yang ditunjuk melalui Rapat Pleno Dewan Pimpinan
Nasional yang khusus diadakan untuk itu, dihadiri sekurang-kurangnya (setengah)
ditambah 1 (satu) dari Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Nasional, sampai Ketua
Umum dapat melakukan tugasnya kembali.
2) Apabila Ketua Umum berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 1
(satu) tahun, maka perganan Ketua Umum dilakukan melalui Mahasabha Luar
Biasa.
3) Masa jabatan Ketua Umum baru hasil Mahasabha Luar Biasa sesuai dengan periode
jabatan dari Ketua Umum yang digan.
Pasal 24
1) Jika Ketua Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 3 (ga) bulan hingga
maksimal 1 (satu) tahun, maka tugas-tugas Ketua dilakukan oleh pejabat sementara
(pjs) Ketua yang personelnya diambil dari salah satu Wakil Ketua atau Sekretaris
yang ditunjuk melalui Rapat Pleno Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Kabupaten/
Kota yang khusus diadakan untuk itu, dihadiri sekurang-kurangnya (setengah)
ditambah 1 (satu) dari Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Propinsi dan atau
Kabupaten/Kota, sampai Ketua dapat melakukan tugasnya kembali.
2) Apabila Ketua Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/
Kota berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 1 (satu) tahun, maka
perganan Ketua dilakukan melalui Lokasabha Luar Biasa.
3) Masa jabatan Ketua baru hasil Lokasabha Luar Biasa sesuai dengan periode jabatandari Ketua yang digan.
Pasal 25
1) Dalam hal Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Sekretaris, Bendahara
berhalangan melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu 3 (ga) bulan hingga 1
(satu) tahun berturut turut, maka pengurus bersangkutan dapat menunjuk salah
satu wakilnya untuk menjadi Pejabat Sementara (Pjs).
2) Pada seap pengurus di seap ngkatan organisasi, kecuali pengurus yang dipilihlangsung dalam Mahasabha/Lokasabha, yang berhalangan melakukan tugasnya
dalam waktu lebih dari 1 (satu) tahun, dapat dilakukan perganan antar waktu
melalui mekanisme Rapat Pleno Dewan Pimpinan yang khusus diadakan untuk itu
dan dihadiri sekurang-kurangnya (setengah) ditambah 1 (satu) dari Pengurus
Pleno Dewan Pimpinan di ngkatan organisasi tersebut.
BAB IX
SABHA ORGANISASI
Pasal 26
1) Mahasabha diselenggarakan seap 3 (ga) tahun.
2) Mahasabha dihadiri oleh peserta dan peninjau.
3) Peserta Mahasabha terdiri atas:
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
56/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 56
a. Unsur Dewan Permbangan;
b. Unsur Dewan Pimpinan Nasional;
c. Unsur Dewan Pimpinan Propinsi;
d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
4) Peninjau Mahasabha terdiri atas para undangan yang ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Nasional Peradah Indonesia.
5) Mahasabha sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah) ditambah 1
(satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Propinsi yang ada.
6) Mahasabha yang merupakan forum ternggi Organisasi, berfungsi:
a. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
jika dipandang perlu;
b. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan
Pimpinan Nasional;
c. Menyusun Program Umum Organisasi dan Rencana Kerja
Dewan Pimpinan Nasional sebelum diselenggarakannya Rapat
Kerja Nasional;
d. Menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan Nasional;
e. Menetapkan Keputusan lain yang dipandang perlu.
7) Mahasabha diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional dan dipimpin oleh
Pimpinan Sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Mahasabha.
8) Sebelum Pimpinan Sidang pada Mahasabha terpilih, Pimpinan Sidang dipimpin oleh
oleh Dewan Pimpinan Nasional selaku Pimpinan Sidang Sementara.
9) Dalam menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan Nasional seper
tersebut pada bur d ayat (6) pasal ini, Ketua Umum dipilih langsung oleh peserta
Mahasabha sedangkan Susunan dan Personalia Dewan Pimpinan Nasional lainnyadipilih melalui sistem formatur.
Pasal 27
1) Dalam keadaan yang sangat penng sehingga mengancam kehidupan Organisasi,
Dewan Pimpinan Nasional dapat menyelenggarakan Mahasabha Ismewa.
2) Mahasabha Ismewa sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)
ditambah 1 (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Propinsi yang ada.
3) Fungsi dan wewenang Mahasabha Ismewa sama seper tersebut Pasal 26 ayat (6)Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal 28
1) Lokasabha Propinsi, diselenggarakan seap 3 (ga) tahun.
2) Lokasabha Propinsi dihadiri oleh peserta dan peninjau.
3) Peserta Lokasabha Propinsi terdiri atas:
a. Utusan Dewan Pimpinan Nasional;
b. Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Propinsi; c. Dewan Pimpinan Propinsi;
d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
e. Unsur Komisariat.
4) Peninjau Lokasabha Propinsi terdiri atas para undangan yang ditetapkan oleh
Dewan Pimpinan Propinsi.
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
57/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 57
5) Lokasabha Propinsi sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)
ditambah 1 (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota yang ada.
6) Lokasabha Propinsi berfungsi:
a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan
Pimpinan Propinsi;
b. Menyusun Program Kerja Daerah;
c. Menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan Propinsi;
d. Menetapkan Keputusan lain yang dipandang perlu.
7) Lokasabha Propinsi diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Propinsi dan dipimpin
oleh Pimpinan Sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Lokasabha.
8) Sebelum Pimpinan Sidang pada Lokasabha terpilih, Pimpinan Sidang dipimpin oleh
oleh Dewan Pimpinan Propinsi selaku Pimpinan Sidang Sementara.
Pasal 29
1) Dalam keadaan yang sangat penng, Dewan Pimpinan Propinsi dapat
menyelenggarakan Lokasabha Ismewa.
2) Lokasabha Ismewa sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)
ditambah 1 (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota yang ada.
3) Fungsi dan wewenang Lokasabha Ismewa sama seper tersebut dalam Pasal 28
ayat (6) Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal 30
1) Lokasabha Kabupaten/Kota, diselenggarakan seap 3 (ga) tahun,2) Lokasabha Kabupaten/Kota dihadiri oleh peserta dan peninjau.
3) Peserta Lokasabha Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Utusan Dewan Pimpinan Propinsi;
b. Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
c. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;
d. Unsur Komisariat Kecamatan;
e. Unsur Komisariat Desa/Kelurahan.
4) Peninjau Lokasabha Kabupaten/Kota terdiri atas para undangan yang ditetapkan
oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.5) Lokasabha Kabupaten/Kota berfungsi:
a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan
Pimpinan Kabupaten/Kota;
b. Menyusun Program Kerja Daerah;
c. Menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota;
d. Menetapkan Keputusan lain yang dipandang perlu.
6) Lokasabha Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota
dan dipimpin oleh Pimpinan Sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Lokasabha.7) Sebelum Pimpinan Sidang pada Lokasabha terpilih, Pimpinan Sidang dipimpin oleh
oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota selaku Pimpinan Sidang Sementara,
-
7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan
58/132
Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009
Mahasabha VIII Peradah Indonesia 58
Pasal 31
1) Dalam keadaan yang sangat penng, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat
menyelenggarakan Lokasabha Ismewa.
2) Lokasabha Ismewa sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)
ditambah 1 (satu) dari jumlah Komisariat Kecamatan yang ada.
3) Fungsi dan wewenang Lokasabha Ismewa sama seper tersebut dalam Pasal 30
ayat (5) Anggaran Rumah ini.
Pasal 32
Perganan Pengurus Komisariat Kecamatan dan desa/kelurahan diselenggarakan seap 3
(ga) tahun, dihadiri oleh utusan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
Pasal 33
1) Rapat Kerja Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional.
2) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh peserta dan peninjau.
3) Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri atas:
a. Dewan Permbangan;
b. Dewan Pimpinan Nasional;
c. Unsur Dewan Pimpinan Propinsi;
d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.
4) Peninjau Rapat Kerja Nasional terdiri atas para undangan yang ditetapkan olehDewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia.
5) Rapat Kerja Nasiona