5, EGC, halaman

7
DAAR PUSTA Baziad,A, 2008, Kontrasepsi Hormonal, edisi 1, kan 2, Bi Pustaka Sarwono Phdjo, Jaka. Brown E, Neopla,ln, Basic in Concept in Patholo Jntemaonal, edSing ar e, MC. Gw Hill C- 0. 1988. herba. 2005, wdeherba.co statistik פerita udara., diakses 23 Nomber 2012. Dharmais, 2010 ,h.armais.co.idanker pa diakses 90kt.201 2. Jessie, 2010, h .mil malc.com, diaks Maret 2013. JunqueiC, 2007, Histolo Da Teks dan Atlas, Edisi 10, Penerbit Buku Kedoktran , Jakarta 4', l. Leeson,C, 1989, Bu Ajar Histologi, 5, Pit Bukl! Kedokteran EGC, Jakarta, 1989, h 12. Lusa, 20 1 l, usa.web.idnatomi fisiolo , diakses pada 9 Ok-t.20 12 Lestadi,J. 1999. Penuntun Diostik Pktik Sitologi Pudar Widya Medika Jaka� halaman 2-3, 5 2-55. Muka,, 1989, Tehnik Pgelolaan Saan Histoolo Sitolo, FakuJtas K Unversis Padjaj,Bandung halaman 107-109. Philip,E, 2007, Anatomi dan Fisiologi, takan T, Pakar Raya, Jakar Pringgoutomo,S, HimawaS, Tjta,A, 200 2, Bnku Ajar Patologi I (Umum) Edisi I, CV.Sagung Seto, J 171-1I. Rasjidi,I, 2009, Deteksi Dini Pencean K Pada \ni, Cekan I, CV.Sagung Seto, J hal 5 1-58. Robbins,SL Kumar, 2004, Buku ar Pat ologi, Edisi 7, Volume 2, Peneit Buku Kedokten EGC, Jaka, halaman Sasoasmoro, S, lsmael,S, 2008, Dasar-Da Metolo Peneli Klinis, edisi ke 2 Sg , Jaka. 39 UNIVERSITAS MEDAN AREA

Transcript of 5, EGC, halaman

Page 1: 5, EGC, halaman

DAFfAR PUSTAKA

Baziad,A, 2008, Kontrasepsi Hormonal, edisi 1, cetakan 2, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Brown E, Neoplasma,ln, Basic in Concept in Pathologi Jntemational, edSingapore, MC. Geaw Hill C-0. 1988.

Deherba. 2005, l:rttpl/,\vww.deherba.com,. statistik penderita payudara., diakses 23 Nofember 2012.

Dharmais, 2010 ,http//www.dharmais.co.idlkanker payudara, diakses 90kt.2012.

Jessie, 2010, httpl/wvv'\v.medical malpractice.com, diakses Maret 2013.

Junqueira,C, 2007, Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, Penerbit Buku Kedokt:eran EGC, Jakarta 2007, halaman l.

Leeson,C, 1989, Buku Ajar Histologi, Edisi 5, Penerbit Bukl! Kedokteran EGC, Jakarta, 1989, halaman 1"'2.

Lusa, 20 1 l, http//www.lusa.web.id/anatomi clan fisiologi payudara, diakses pada 9 Ok-t.20 12

Lestadi,J. 1999. Penuntun Diagnostik Praktik Sitologi Payudara, Widya Medika Jakarta� halaman 2-3, 52-55.

Mukaw:i,TY, 1989, Tehnik Pengelolaan Sediaan Histopatologi dan Sitologi, FakuJtas Kedokteran Un:iversitas Padjajaran,Bandung halaman 107-109.

Philip,E, 2007, Anatomi dan Fisiologi, C'.etakan T, Pakar Raya, Jakarta.

Pringgoutomo,S, Himawan,S, Tjarta,A, 2002, Bnku Ajar Patologi I (Umum) Edisi I, CV.Sagung Seto, Jakarta, halaman 171-173 .

Rasjidi,I, 2009, Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada \vanita, Cetakan I, CV.Sagung Seto, Jakarta, halaman 5 1-58.

Robbins,SL dan Kumar, 2004, Buku Ajar Patologi, Edisi 7, Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, halaman

Sastroasmoro,S, lsmael,S, 2008, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi ke 2 Sagung Seto, Jakarta.

39

- - -.. ·- ·- - -

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 2: 5, EGC, halaman

Suyatno, dan Pasaribu,ET, 2010, Booah OnkoJogi Diagnostik dan Terapi, CV.Sagung Seto, Jakarta, balaman 35-38.

Tambunan,GW, 1990, Penuntun Biopsi Aspirasi Jarum Halus-Aspek Klinis dan Sitologi Neoplasma� Cetakan I. Hipokrates, Jakarta, halarnan 2-13.

Tjarta A, Neoplasma, Dalam:Kumpulan Kuliah Pathologi, editor Himawan S, J� Bag.PA FK Ul, 1979, hal.77-94.

40

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 3: 5, EGC, halaman

LAMPIRANl

Tabel 3. Tabel Gambaran Mikroskopik Sel Tumor Payudara Hasil Pemeriksaan Biopsi Aspirasi dan Histopatologi.

No HasjJ Pemeriksaan Biopsi Aspirasi

2.

3.

AP/2480/t2 Sediaan hapusan aspirat. dari

payudara terdi.ri dari kelompol'an sel-sel epitel berrtuk bulat,relatif monoton dengan kohesi antar sel baik mernbentuk strul..'tur finger­like . lrrti sel dengan NJC ratio normal,kmmatin halus ,sitopfasma eos.inofilik. Latar belakang hapusan terdiri dari sebaran sel-scl bipolar. Kesimpufan : C2 (Benign Smear)

BP/2616/l2 Sediaan hapusan aspirat. dari payudara terdiri dari Suatu fihroadenoma mamma kelompokan sel-sel epitel bentuk bulat,relatif monoton dengan kohesi arrta-r set baik membentuk struktu-r finger­Jike. Inti sel dengan N/C ratio nonnaiJrromarin halus ,sitoplasma eosinofilik. Latar belakang hapusan terdiri dari sebaran sel-sel bipolar. Kesimpulan : C2 (Benign Smear) Suatu fib.roadeooma mamma

AP/3408/12 Sediaan hapusan aspirat. dari pa)'udara terdir! dar! kelompokan sel-sel epitel bentuk bulat.,relat.if monoton dengan kohes.i antar sel baik membentuk strui.."1llr finger­like. Inti sel dengan N/C ratio normal,kmmatin halus ,s.itoplasma eos.inofifik Latar belakang hapusan teniiri dari sebaran sel-sel bipolar. Kesimpulan : C2 (Benign Smear) Suatu fibroadeooma mamma

Hm;jJ Pemeriksaan Histopatologi

OP/2546ll2 Sediaan jaringan payudara tenfiri dari prolifrasi kelen_jar-kelenjar yaug berbenruk bu lat dan celah dilapisi sel epitel kuboid dengan inti seJ da!am batas normal. Stroma terdiri dari profrfrasi jaringan ikat kolagen dan fibrous yang sebagian besar mengalami degenerasi myxoid. Kesimpulan : Suatu Fibmadenoma mamma.

OP/2701112 Sediaan jaringan payudara terdiri dari prolifrasi kelenjar-kclenjai­yang herbemuk bulat dan c:elah dilapisi seJ epiteI ltiboid dengan inti sel daJam batas normal. Strorna terdiri dari pmlifrasi. jaringan ikat kolagen dan fibrous :rd.Ilg sebagian besar mengalami degenerasi myxoid.

Kesimpulan : Suatu Fibroadenoma mamma.

OP/3479/12 Sediaan jaringan payudara terdiri dari prolifrasi kelenjar-kelenjar yang berbentuk bu1at dan celah dilapisi sel epite.l lruboid dengan inti seJ da.lam batas normal Stroma terdiri dari pmlifrasi jaringan iJrat kolagen dan fihnms: yang sebag1an besar mengalami degenerasi myxoid.

Kesimpulan : Suatu Fibroadenoma mamma.

41

Gambamn Mjk:roskopjk Sel

AP/3408/12

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 4: 5, EGC, halaman

LA.l\-fPIRAN2

Cara kerja Biopsi Aspirasi

Pasien dengan keluhan be11iolan di payudara yang akan di biospi aspirasi

di anamnese oleh dokter pato1ogi anatorni dan dije1askan tindakan yang akan

dilakukan sehingga pasien tidak takut dan bersedia menjalani tindakan biopsi

aspirasi. Tumor difiksasi dengan lmpas alkohol dan dipegang dengan lembut,

jarum disuntikkan kedalam tumor. Setelah itu piston didalam tabung suntik ditarik

kearah proks:imal� tekanan didalarn tabung jarum suntik men_jadi negatit: jarum

digerakkan maju mundur sehingga sejumlah sel dari mas.'ia tumor masuk kedalam

lumenjarun suntik.. Gambar 16 dibaw'ah ini adalah tehnik pengambilan aspirat.

Gambar 16. Tehnik pengambilan sampel biopsi aspirasi

A1at yang digunakan pada perneriksaan biopsi aspirasi tampak pada

garnbar 17 diba'vah ini.

Gambar 17. Alat untuk biopsi aspirasi yang terd:iri dari piston dan jarum suntik.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 5: 5, EGC, halaman

Piston daJam tabtmg dikembalikan pada posisi semula dengan cara

melepaskan pegangan. Aspirat dik:eluarkan dan diletakkan pada kaca objek

kemudian dibuat. sediaan hapus, dikeririt,ukan diudara, difiksasi dengan alkohol.

Sediaan diletakkan pada keranjang staining seperti pada gambar 1820 dan

selanjutnya dilakukan pewamaan.

Garn.bar 18. Alat keranjang pewamaan

Teknik Pewarnaan Sediaan Bapus

Sediaan hapus yang telah diletaklran pada keranjang staining dicelupkan

kedalam bak staining yang berisi larutan alkohoJ 96%. Sediaan diwamai dalam

larutan zat wama Hematoxylin selama l 0 menit. Kemudian sediaan dicuci dengan

air mengalir selanjutnya dicelupkan kedalam zat warna Eosin selama 2 menit.

Sediaan dicuc:i dengan air, kemudian dicelupkan kedalam Iarutan alkohol 96%,

alkohol 80% dan alkohol 70% masing-masing 3 celup dan kedalam larutan xylol

r, rr, nr masing-rnasing 3 celup, dikeringkan di udara dan ditutup dengan kaca

penutup setelah ditetesi c.anada balsam. Sediaan siap dibaca oleh ahli patologi

anatomi.

Cara Kerja Prosesing Jaringan Histopatologi Tumor Payudara.

Jaringan yang di:terima. diberi label, dicatat keadaan jaringan, ukuran,

warna dan konsistensinya. Fiksasi awa1 dengan formalin I 0% yang ada diganti

sekali Jagi dengan formalin l 0%. LaJu Jaringan payudara diJame]arisasi ( dibeJah-

•-- -----

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 6: 5, EGC, halaman

belah tmtuk me1ihat kondisi jaringan payudara). Kemudian jaringan yang

dicurigai dipotong dengan uk:uran l-2 cm x 0,3 cm lalu dibungkus dengan kain

kasa dan direndam selama 2 jam dalam larutan formalin 1 <r'Ai.

Garn bar 19. Jaringan payudara yang telah dibelah-belah

Setelah direndarn selama l jam, jaringan dirnasukkan kedalarn alat tissue

prosessing yang bekerja secara otomatis dengan tahapan-tahapan : Fiksasi

formalin I 0% 1, 11, 1I1 masing-masing selama I jam ; Dehidrasi aceton 1,11, 111.

Pada dehidrasi Aceton I selama 1 jam� aceton Il dan Ill masing-masing 2 jam ;

Cleaning toluen [, U, UL Pada toluen I selarna l jam, toluen IT dan toluen HI

masing-masing selama 1,5 jam; Parafinisasi parafin I dan ll, pada parafin I selama

2 jam dan parafin 11 seJama 3 jam. Gambar aJat tissue prosessing dapat diJihat

pada gambar 20 dibawah ini.

Gambar 20. Alat tissue processor

Bak-bak berisi larutan untuk proses fiksasi jacingan

Jaringan diangkat dari alat tissue processing kemudian dikeluarkan dari

kertas saring dan diblok dengan parafin cair. SeJanjutnya didingin.kan selama 30

53

� - -- ----- --- - -------

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 7: 5, EGC, halaman

menit. Setelah dingin blok jaringan dipotong tipis-tipis dengan ukurnn 2 sampai 3

mikron pada alat mikrotom seperti tampak pada gambar 2 l dibawah ini.

Gambar 2L Mikrntom

Irisan dimasukkan kedalam \wierbath dengan suhu 50-60°C. Setelah irisan

meregang dipilili po1ongan ang ha.onus yaitu yang tidak berlipat dan diletakkan

keatas objek glass. ang sudab d:iolesi albumin dan diberi nomor pada objek glass

tersebut, KemJ.ldian di1etakkan k:edala:m oven pada suhu 60°C selama 15 menit

agar parafin yang me!ekat pada objek glass meleleh. Objek glass dikeluarkan dari

oven dan didillooinkan.Setelah dingin sediaan siap untnk diwamai (Mukawi 1 989) .

Cara Kerja Pewarnaan Hematoxylin - Eosin

Sediaan dimasukkan kedalam Xylol L II� III masing-masing selama 5

menit. Kemudian dtmasukkan kedalam bak berisi alkohol 96%, 80% dan 70%

masing-masing selarna 3 menit, diangkat dan dicuci dengan air mengalir. Setelah

itu dimasukkan kedafam Iarutan hematoxyHln se]ama 5-7 me.nit dan dicuci dengan

air mengalir sampai tidak benvama lagi Kemudian dimasukkan kedalama larutan

Eosin selama 1 meni� setelah itu dicuci dengan air mengalir, diangkat dan

d:icelupkan kedalam alkohol 70%� alkoho1 80C% dan alkoho1 9()0/o. Setelah itu di

celupkan kedalam Xylol I, II, dan III masing-masing 5 celup. Urut.an dari bak

pewamaan dapat diiihat pada gambar 25 berikut ini.

54

�------------ - -- ---- - ----

UNIVERSITAS MEDAN AREA