4.retnoipvol-14
Transcript of 4.retnoipvol-14
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
1/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005802
TEKNIK IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN
SUMBER INFORMASI PERTANIAN NASIONAL
DAN LOKAL P4MI
Retno Sri Hartati Mulyandari1)dan E. Eko Ananto2)1) Staf pada Poor Farmers Income Improvement through Innovation Project,
Badan Litbang Pertanian, Jakarta.2) Penanggung jawab Proyek Peningkatan Pendapatan Petani MelaluiInovasi/P4MI (Poor Farmers Income Improvement through Innovation
Project/PFI3P), Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
ABSTRACT
Poverty in rural areas of the country could be found mostly inrain-fed marginal lands. However, agricultural development
programs as well as other sector development programs haveleft behind these areas and the people working there. In
addition, one of the problem of the individual capacity of thefarmers is usually low as indicated by low educationalattainment, low social transaction skills, and low access toinformation and public services and very low communicationmedia exposure. Through Loan Asian Development Bank sinceyear of 2003, IAARD was been implemented a special projectidentified as Poor Farmers Income Improvement throughInnovation Project (PFI3P). One of the main aim of this special
project is to improve the income of poor farmers in rain-fedmarginal lands through innovative agricultural technology andother rural development innovations including increasing theaccess of poor farmers to agricultural information. Through thisactivity, the project will upgrade market information andagricultural technology information through improvement of theexisting information management systems so that the farmerswill be able to access the up to date agricultural marketinformation in addition to reorienting agricultural production
plans according to local comparative advantages.
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
2/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 803
PENDAHULUAN
Pelaku pertanian di Indonesia umumnya adalah petani kecildengan produk pertanian dan mutu yang bervariasi.Keterbatasan-keterbatasan petani, antara lain dalam bentukpermodalan, penguasaan lahan, keterampilan, pengetahuan,aksesibilitas pasar, dan bargaining position akan berpengaruhterhadap proses pengambilan keputusan dalam penentuankomoditas yang akan diusahakan dan teknologi usahatani yangakan diterapkan petani. Rendahnya tingkat kekosmopolitan ataukemampuan petani untuk membuka diri terhadap suatupembaharuan dan atau informasi yang berkaitan dengan unsur
pembaharuan juga semakin memperburuk kondisi petani dalammembuat keputusan untuk menolak atau menerima inovasi. Halini akan bermuara pada rendahnya pendapatan dan keadaanusahatani yang sulit berkembang. Dengan demikian, dalam
bidang pengembangan pertanian, akses terhadap informasipasar dan teknologi pertanian menjadi hal yang sangat pentingdemi kelangsungan usaha tani yang dilaksanakan.
Di sisi lain, begitu banyak hasil penelitian bidang pertanianyang telah dan sedang dilaksanakan, serta akan terus ada dimasa depan, di dalam maupun di luar negeri. Hasil penelitianbidang pertanian yang berupa informasi pertanian baik dalamhal teknik produksi dan pemasaran pada hakekatnya adalahuntuk memperbaiki atau memecahkan masalah yang ada dalambidang pertanian. Informasi tersebut bukan hanya sekedarkonsumsi bagi para peneliti lain untuk dijadikan bahan acuan,akan tetapi jauh ke depan adalah untuk para petani, terutamauntuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya, yang
pada akhirnya juga untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruhumat manusia. Demikian halnya informasi pasar pertanian telahdihimpun dan dipublikasikan secara umum kepada masyarakatdengan berbagai media. Namun demikian, informasi hasilpenelitian pertanian dan informasi pasar tersebut padakenyataannya belum mencapai sasaran utamanya, yaitu parapetani.
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi/P4MI(Poor Farmers Income Improvement through InnovationProject-PFI3P) merupakan proyek Departemen Pertanian yangdilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkankesejahteraan/pendapatan petani di lahan marjinal melalui
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
3/16
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
4/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 805
dan kondisi di lapangan. Perkembangan jaringan pertukaraninformasi di antara pelaku yang terkait, merupakan aspek
penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasipertanian. Dengan dukungan teknologi informasi dan peran aktifinstitusi bidang pertanian (Departemen Pertanian), upaya untukmengembangkan jaringan informasi bidang pertanian sampai ditingkat petani diharapkan dapat diwujudkan.
Dewasa ini pelaku pengembangan pertanian di Indonesiamasih mengeluhkan minimnya informasi pasar dan informasiteknologi pertanian tepat guna yang dapat disediakan olehPemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian. Oleh karenaitu, menjadi kewajiban Departemen untuk dapat menyediakaninformasi pasar dan informasi teknologi pertanian bagi pelakuagribisnis. Sarana yang dapat digunakan untuk penyebaraninformasi pasar khususnya adalah internet atau situs web
karena jangkauannya global, dan cepat diakses oleh pelakupengembangan pertanian di daerah secara serentak.
Pembentukan sebuah jaringan kerja yang terdiri atasberbagai pelaku pengembangan pertanian yang masing-masingmemiliki informasi yang dapat disatukan merupakan konseputama yang akan dikembangkan dalam kegiatan ini. Peranan
jaringan kerja in i dapat dijal ankan bersama dengan tersedianyainformasi teknologi produksi di samping mengembangkanhubungan yang efektif dengan dunia di luar usaha tani,khususnya pasar untuk meningkatkan akses pelakupengembangan pertanian di lapangan dengan sumber informasi.
Pengembangan sumber informasi pertanian nasional untukinformasi pasar dan informasi teknologi pertanian merupakan
salah satu langkah untuk penguatan akses petani ataupelaksana pengembangan pertanian terhadap informasi pasar(termasuk di dalamnya informasi produksi, pasar distribusi, danbahan baku), serta informasi teknologi pertanian. Ekonomi lokaldi daerah yang menghubungkan sentra-sentra informasi,produksi, dan kemandirian usaha masyarakat dalammeningkatkan potensinya diharapkan akan mampu mendorongterbentuknya jaringan informasi pasar domestik di antarasentra dan pelaku usaha masyarakat. Oleh karena itu,penyediaan informasi pasar dan informasi teknologi pertanianyang memadai merupakan fasilitas penting bagi petani dalamproses pengambilan keputusan dalam melakukan aktivitaspengembangan pertanian.
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
5/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005806
Sementara itu, untuk memperkuat jaringan informasipertanian dalam menghadapi persaingan global, pusat informasi
pertanian di tingkat nasional perlu senantiasa menjalinkerjasama dengan lembaga terkait dalam negeri di tingkat pusat(antar Departemen, lembaga terkait termasuk perguruan tinggitingkat nasional) sampai ke tingkat daerah (BPTP, Universitas didaerah) maupun lembaga terkait di luar negeri, khususnyaberkaitan dengan komoditas yang memiliki potensi ekspor.Secara sistematis, diagram sistem jaringan informasi pertanianyang akan dikembangkan P4MI disajikan pada Gambar 1.
Nat. Farming
Website
(PUSDATIN)
Pusat Inf.
Pasar
BP2HP
Pusat Inf.
Tek.Pertan
(PUSTAKA)
Pusat Informasi
Teknologi Pertanian
Lembaga Terkait
(Nasional)
Pusat Informasi Pertanian
Kabupaten BerbasisWeb
Dukungan media komunikasi
relevan
Pusat Informasi
Teknologi Pertanian
Regional - BPTP
Pusat Informasi
Pasar Regional
Swasta/
Pelakuagribisnis
Pusat Informasi
Teknologi Pertanian
Lembaga Terkait
(Regional)
- Pelayanan
Informasi Pasar
- Dinas Pertanian
Pusat Informasi
Pasar Lembaga
Terkait (Nasional)
Fasilitator/Agen
Pembaharu/Penyuluh
Kelompok Tani/
Petani
Website
Global
Klinik Pertanian
di tingkat Kec./
sentra produksi Arus informasi dan
umpan balik
Akses informasi
Gambar 1. Sistem jaringan informasi pertanian yang akandikembangkan dalam P4MI.
Metode
Metode yang akan digunakan dalam pengembangan sumberinformasi pertanian melalui P4MI (IAARD, 2002) meliputipelaksanaan tiga kegiatan utama, yaitu: 1. PenyempurnaanSistem Informasi Pasar; 2) Pengembangan Website PertanianNasional; dan 3) Pengembangan Pusat Informasi Pertanian diKabupaten.
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
6/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 807
1. Penyempurnaan sistem informasi pasar
Kegiatan penyempurnaan sistem informasi pasar
dilaksanakan di Pusat Data dan Informasi Pertanian(PUSDATIN), Departemen Pertanian dengan tahapan sbb. :
Melakukan kajian terhadap kegiatan penyempurnaansistem informasi pasar yang dilaksanakan bersama-samadengan konsultan proyek, termasuk kajian dalampeningkatan kapasitasnya maupun ruang lingkup isi sisteminformasi pasar, dan rancangan aktivitas yang sesuaidengan kebutuhan petani di lahan marjinal;
Melakukan pemantapan sistem informasi pasar, termasukhardware dan memodifikasi software, serta penyusunanprosedur untuk pengoperasian sistem yang telahdikembangkan;
Melakukan pemantapan anggaran secara reguler ke dalamanggaran Deptan dalam pengoperasian sistem informasipasar.
2. Pengembangan Website Pertanian Nasional
Pengembangan websitepertanian nasional akan dilaksanakandengan beberapa tahapan sebagai berikut:
Mempelajari websitesejenis di negara lain;
Mengidentifikasi model yang dapat diaplikasikan untukwebsiteIndonesia di lokasi PFI3P;
Merancang webdan hosting; Melakukan pemutakhiran secara reguler dan melakukan
pengembangan (expansion);
Melakukan kontak secara langsung dengan sektor swastauntuk berpartisipasi dalam website.
3. Pembangunan Pusat Informasi Pertanian di TingkatKabupaten
Pembangunan pusat informasi pertanian dikantor/instansi/lembaga pertanian kabupaten atau di kantorBupati dilaksanakan di lokasi yang representatif, di mana kontaktani dapat akses dengan pusat informasi pertanian. Pusat
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
7/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005808
informasi ini akan berfungsi sebagai one stop shop untukpertukaran informasi di mana kontak tani dapat memperoleh
informasi yang berguna dan sesuai dengan inovasi produksi danpemasaran. Tahapan dari kegiatan ini meliputi:
Konsultan proyek bekerjasama dengan Pusat Data danInformasi Pertanian (PUSDATIN) dan Pusat Perpustakaandan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) dalammerancang model untuk pusat informasi dan isinya,termasuk identifikasi informasi-informasi yang berkaitan(informasi pasar dan informasi teknologi pertanian tepatguna);
Mengembangkan rencana untuk membangun pusat-pusatinformasi di kabupaten;
Menyediakan hardware dan software untuk pembangunan
pusat-pusat informasi pertanian; Melatih tenaga pengelola jaringan yang dibentuk oleh
Bupati untuk mengoperasikan pusat informasi pertanian(pelatihan dialaksanakan oleh konsultan);
Mengoperasionalkan pusat-pusat informasi dengan
anggaran yang dialokasikan oleh bupati.
Melalui kegiatan pengembangan sumber informasi pertaniannasional dan lokal P4MI, diharapkan pada saat proyek berakhirsekurang-kurangnya 80% petani miskin di kabupaten lokasiP4MI (Blora, Temanggung, Lombok Timur, Donggala, dan Ende)yang ditargetkan merasa sudah memiliki akses yang mencukupiterhadap informasi tentang potensi perbaikan pendapatan dan
cara-cara untuk pencapaiannya pada saat proyek berakhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komunitas petani selalu diidentifikasikan sebagai kelompokyang enggan berubah, takut mengambil resiko, dan hanyaberorientasi pada kuantitas produksi. Dalam banyak segi,situasi tersebut sangat tidak menguntungkan petani karenakomoditas yang ditanam cenderung homogen dan tidakmengindahkan sinyal pasar. Akibatnya, harga cenderungtertekan (rendah) dan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar(Ahmad EY, 2004). Salah satu penyebab petani engganmelakukan perubahan adalah karena tidak tersedianya informasi
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
8/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 809
pasar maupun teknologi pertanian yang memadai untukpengambilan keputusan dalam berusahatani. Dengan
terbukanya akses berkaitan dengan jenis komoditas yangdibutuhkan pasar disertai dengan teknologi pertanian tepat gunayang dapat diaplikasikan sesuai dengan sumber daya yangtersedia, maka petani mendapatkan peluang yang lebih besaruntuk merelasikan antara komoditas yang diusahakan, inputyang dibutuhkan, jumlah produksi yang diperlukan, dankemampuan pasar untuk menyerap output.
Teknik yang digunakan dalam pengembangan sumberinformasi pertanian melalui P4MI adalah pengembanganberbagai media melalui pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi tanpa mengesampingkan media konvensional dantradisional yang sudah dekat dengan pengguna. Secaraumum, teknik yang akan diimplementasikan oleh P4MI di
tingkat pusat adalah: 1) Pengembangan website pertaniannasional yang dapat diakses secara online; 2) Penyediaansumber informasi elektronis yang dapat diakses dengan sistemoffline; dan 3) Aplikasi pemrograman komputer untukmemfasilitasi kegiatan usahatani dan agribisnis di lapangan.
Informasi dalam bentuk teks, gambar maupun gambarhidup hasil penelitian pertanian, saat ini dengan mudah dapatdiakses secara online melalui internet baik dengan caramembayar maupun secara gratis. Informasi ini dapat diaksesoleh siapapun termasuk para petani secara mandiri maupunmelalui pengguna antara. Teknologi informasi modernmemungkinkan petani dengan cepat memperoleh informasi,dan menyeleksi yang paling tepat dengan menggunakan model
tertentu untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu,pengembangan website pertanian yang memuat informasipasar maupun teknologi pertanian secara komprehensif sangatdibutuhkan pengguna di daerah dalam mendukung kegiatanusahataninya.
Komputer dapat dijadikan sebagai salah satu sarana bagipetani dalam mencari informasi yang dibutuhkan untukmendukung kegiatan usahataninya. Dengan kemampuanuntuk mengakses informasi elektronik yang dimiliki, petanimemiliki kesempatan untuk dapat mengakses pangkalan datainformasi pertanian yang diinginkan. Pangkalan data yangtersimpan dalam perangkat keras (hard disk) maupun mediaCD yang disediakan oleh sumber informasi dapat memuat
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
9/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005810
informasi seperti karakteristik varietas tanaman, penyakittanaman dan ternak, serta metode-metode pengendaliannya,
data dan formula yang digunakan untuk merancang sistemkonservasi lahan maupun untuk mengkalkulasi rasio pemberianmakanan, harga pasar input dan produk-produk di berbagaipasar, maupun katalog perpustakaan. Komputer yangdisiapkan akan memberikan akses terhadap pangkalan datayang dibutuhkan petani secara lebih luas yang dapat dipakaisecara interaktif (http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/jusuf_bintoro.htm).
Penggunaan teknologi informasi juga dapat dimanfaatkansebagai sarana penyampaian informasi dan umpan balik daripetani secara lebih efektif dan efisien kepada para pengambilkebijakan maupun pelaksana penelitian/pengkajian. Melaluisistem pemrograman komputer, dapat dilakukan prediksi
terhadap produksi hasil pertanian secara lebih akurat.Informasi yang diperoleh dari petani di daerah berkaitan dengansentra produksi dan informasi pasar pertanian lokal dapatdimasukkan dalam pangkalan data dan dilakukan pemutakhiransecara periodik oleh petugas yang terkait dengan pelayananinformasi pasar di daerah.
Namun demikian, para petani di Indonesia belum banyakyang memanfaatkan informasi yang melimpah dan tersediadalam berbagai media berbasis teknologi informasi. Informasiyang sangat melimpah ini perlu disampaikan kepada mereka.Mekanisme penyampaian informasi kepada petani perludipikirkan bersama karena tidak mungkin akan terpikir olehpetani yang sampai saat ini masih berkutat dengan
permasalahan mereka sendiri di antaranya masalah kemiskinandan biaya produksi tinggi. Oleh karena itu, P4MI akanmengimplementasikan pengembangan sumber informasipertanian nasional dan lokal yang akan memadukan informasiteknologi produksi dan pemasaran yang dapat diakses secaraonline sampai di tingkat kabupaten. Adapun implementasinyasampai di tingkat petani (end user), perlu kerjasama denganpemda dan LSM, serta dukungan berbagai media komunikasirelevan dan potensial sesuai dengan kondisi di daerah.
National farming website adalah website yang berisiinformasi mengenai data dan informasi agribisnis dari hulusampai ke-hilir termasuk sistem informasi pasar dan teknologipertanian yang ditujukan untuk meningkatkan akses petani
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
10/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 811
terhadap informasi dalam menunjang kegiatan usahataninya.Adapun Sistem Informasi Pasar adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai harga pasarkomoditas pertanian dengan cepat, sehingga dapat membantupetani dan pelaku usaha pertanian lainnya dalam mengantisipasisetiap perkembangan dan peluang pasar secara dini (P4MI,2004). Sampai di tingkat kabupaten, data tersebut diharapkandapat segera diakses pula oleh kelompok tani atau petani danpengambil kebijakan secara online melalui jaringan informasipertanian baik secara langsung maupun dengan bantuan tenagafasilitator dan operator yang telah disiapkan.
Teknologi jaringan komputer saat ini berkembang denganpesat. Tidak ada satu pun tempat di dunia ini yang tidak dapatdiakses menggunakan komputer. Berbagai model infrastruktur
jaringan komputer dapat di lakukan melalu i jar ingan med ia
transmisi telepon kabel maupun tanpa kabel, satelit, danjaringan listrik yang sejak tahun 2002 sedang dikembangkan diIndonesia. Model tersebut dikembangkan dengan tujuanmemperoleh kecepatan akses yang tinggi dan dengan biayapembangunan maupun akses lebih murah. Model ini harusdipikirkan dan disiapkan sebagai model pembangunan jaringaninformasi untuk petani. Berbagai model infrastruktur teknologi
jaringan dapat digunakan dengan mel ihat tujuan yang ingindicapai yaitu:
1. Individual Akses; dimana petani secara perorangan atausetiap rumah memiliki sambungan jaringan komputer.Individual akses ini sangat baik karena setiap saat petanidapat mengakses informasi apapun melalui internet, akan
tetapi tidak efisien ditinjau dari sudut ekonomi(http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/jusuf_bintoro.htm);
2. Group Akses; dimana petani yang tergabung dalamkelompok tani memiliki satu tempat untuk mengaksesinternet. Group akses secara ekonomi lebih efisien akantetapi akan mengalami kendala jika lokasi tempat akses
jauh dar i jangkauan tempat tinggal petani itu sendir i(http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/jusuf_bintoro.htm).
3. Intermediate Akses; dimana petani dapat akses informasimelalui fasilitator. Fasilitator bertindak sebagai operator
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
11/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005812
untuk menjembatani petani untuk akses informasi.Intermediate akses ini cukup efisien, mengingat
keterbatasan petani dari segi ekonomi, pengetahuan, danletak geografi tidak memungkinkan petani dapat langsungakses informasi yang dibutuhkan tanpa dibantu olehfasilitator.
Infrastruktur teknologi transmisi jaringan komputerdibangun atau dirancang dengan melihat kebutuhan dangeografi wilayah pengembangan jaringan dan dapat dilakukandengan fasilitas yang ada, antara lain melalui: satelit, jaringankabel telepon, jaringan telepon tanpa kabel (wireless),frekuensi radio, dan jaringan kabel listrik (power line).Pemilihan infrastruktur transmisi tersebut juga perludipertimbangkan berdasarkan segi efisiensi ekonomipembiayaan. Transmisi satelit cukup baik pada tempat yang
tidak terjangkau oleh saluran telepon maupun jaringan listrik,namun demikian biaya pembangunan dan operasionalnyacukup mahal.
Berdasarkan tujuan pengembangan akses informasiyang akan diimplementasikan dalam P4MI, model intermediateakses merupakan model yang tepat untuk diimplementasikan.Oleh karena itu, sesuai dengan ketersediaan dana untukpengembangan pusat informasi pertanian di tingkatkabupaten, maka infrastruktur jaringan informasi pertanianyang cocok diterapkan adalah infrastruktur jaringankomunikasi melalui telepon (Gambar 2).
Gambar 2. Jaringan komunikasi internet melalui jaringan kabeltelepon
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
12/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 813
(http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/jusuf_bintoro.htm)
Transmisi melalui jaringan telepon yang saat ini telah
menjangkau banyak desa pun, masih dirasakan mahal olehpara petani, oleh sebab itu tidak semua petani memilikisaluran ini. Biaya akses per satuan jam cukup mahal selainharus membayar biaya akses internet juga harus membayarbanyaknya pulsa telepon yang digunakan karena aksesinformasi online melalui jaringan telepon sangat lambat.Memanfaatkan jasa warnet untuk kondisi ini cukupmenguntungkan, akan tetapi biaya yang harus dikeluarkansangat mahal dan warnet belum dapat menjangkau sampaiwilayah perdesaan. Oleh karena itu, online system yangdikembangkan melalui jaringan telepon oleh proyek ini hanyaakan dilaksanakan sampai di tingkat kabupaten. Untukselanjutnya dengan dibantu oleh fasilitator dan dukungan
media komunikasi aktif di daerah, diharapkan informasi yangdibutuhkan petani dapat disediakan.
Sebagai operasionalisasi dari teknik implementasipengembangan sumber informasi pertanian nasional dan lokaladalah dikembangkannya pusat informasi pertanian di tingkatkabupaten. Pusat Informasi Pertanian yang dikembangkan ditempat yang strategis di kabupaten akan berfungsi sebagai onestop shop untuk pertukaran informasi di mana kontak tanidapat memperoleh informasi yang berguna dan sesuai denganinovasi produksi dan pemasaran. Di tempat ini diharapkankontak tani memiliki akses terhadap informasi pertanianelektronis dari berbagai sumber secara online (melalui internet)yang telah dikembangkan melalui jaringan telepon, offline
(pangkalan data dan CD-ROM), maupun konvensional (tercetak).Kesempatan untuk dapat berinteraksi langsung dengan tenagaahli, tenaga teknis di bidang pertanian maupun dengan sesamakontak tani pun terbuka luas untuk peningkatan kualitasusahatani yang dilaksanakannya. Kondisi ini dapat diwujudkanapabila ada dukungan aktif dari pemerintah kabupaten dan LSMlokal melalui fasilitator desa dari komponen pemberdayaanpetani P4MI dalam pengelolaan pusat informasi pertanian danmemfasilitasi petani untuk akses informasi. Guna mendukungtersedianya informasi teknologi tepat guna dalam berbagaimedia komunikasi, komponen pengembangan dan penyebaraninovasi pertanian yang dilaksanakan oleh Badan LitbangPertanian juga sangat dibutuhkan. Balai Pengkajian Teknologi
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
13/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005814
Pertanian (BPTP) diharapkan dapat berperan aktif sebagai pusatinformasi teknologi pertanian regional untuk memberikan
bantuan teknis maupun berupa informasi teknologi pertanian diwilayah kerjanya. Gambar 3 menyajikan teknik implementasipengembangan sumber informasi pertanian dan akses informasioleh petani.
Idealnya, pusat informasi pertanian ini diperpanjang sampaiminimal di tingkat sentra produksi (Kecamatan) untuk mendekatienduser. Dengan demikian, selain kontak tani, petani pun jugadapat akses secara langsung terhadap sumber informasi lokalmaupun nasional. Di tingkat kecamatan ini, diharapkan dapatdibangun klinik pertanian yang secara teknis dapat memberikanlayanan kepada petani dalam proses pemecahan permasalahanyang dihadapi dalam berusahatani maupun informasi pasarberkaitan dengan jenis komoditas yang diusahakan petani.
Kerjasama antara dinas pertanian terkait denganpeneliti/pengkaji di tingkat regional maupun nasional sangatdibutuhkan untuk dapat terselenggaranya klinik pertanian.Dengan operasionalnya sistem jaringan di tingkat kecamatan ini,proses kerjasama tersebut diharapkan dapat berjalan dengancepat dan mudah melalui berbagai media komunikasi aktif yangtersedia di daerah dan dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasipercepatan akses informasi. Media komunikasi tersebut diantaranya adalah siaran radio, telepon (termasuk teleponseluler), faximile, selebaran, maupun kelembagaan usahataniseperti kelompok tani dan koperasi desa, serta mediakomunikasi interpersonal melalui petugas penyuluh pertanianformal dari dinas pertanian maupun penyuluh informal dari
swasta (misalnya dari LSM atau dari distributor sarana produksipertanian). Apabila diperlukan, konversi informasi teknologipertanian dapat dilaksanakan selain melalui media yang sesuaidengan end-user petani juga dapat menggunakan bahasadaerah setempat sehingga mudah dipahami.
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
14/16
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
15/16
Informatika Pertanian Volume 14, 2005816
PENUTUP
Teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) telah tersedia,ilmu maupun informasi teknologi produksi dan pemasaran hasilpertanian dan pemikiran para ahli dalam dan luar negeriberlimpah. Hal ini merupakan peluang bagi upaya peningkatankesejahteraan petani melalui peningkatan akses terhadapinformasi pertanian. Komitmen yang tinggi terhadapmekanisme pengembangan sumber informasi pertaniannasional dan lokal antara dari pusat sampai ke daerah perludiwujudkan dengan memperhatikan beberapa hal sebagaiberikut:
1.
Tanpa adanya suatu perencanaan secara terpadu yangmelibatkan berbagai unsur, sistem jaringan informasipertanian menjadi tidak bermanfaat bagi petani itu sendiri,yang pada hakekatnya untuk meningkatkankesejahteraaannya.
2. Hal yang menjadi masalah utama adalah bagaimanamenyamakan visi, dan misi dikalangan para pelakukebijakan dari pusat sampai daerah untuk duduk bersamamengembangkan pusat informasi pertanian hingga dapatoperasional dan tetap berlanjut meskipun proyek telahberakhir. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah pusatmaupun daerah dan rintisan kerjasama secara horizontalmaupun vertikal perlu dikembangkan secara lebih luas guna
mengoptimalkan operasionalisasi pengembangan sumberinformasi pertanian nasional dan lokal.
3. Berkembangnya sistem jaringan informasi di semua subsektor pembangunan pertanian akan mendukungterwujudnya kemudahan terhadap akses penyebaraninformasi pembangunan pertanian bagi masyarakat luas danterciptanya pemanfaatan bersama informasi (informationsharing) antar departemen-departemen terkait yang inginmemanfaatkan basisdata pertanian dan informasi lainnyayang dibutuhkan. Dengan demikian, informasi pertanianyang dapat disajikan dan dapat dimanfaatkan olehpengguna semakin kaya dan komprehensif untuk dapatmemecahkan permasalahan pertanian.
-
7/21/2019 4.retnoipvol-14
16/16
Teknik Implementasi Pengembangan Sumber Informasi 817
4. Pengembangan sumber informasi pertanian nasional danlokal yang dilaksanakan oleh P4MI harus dilaksanakan
secara terpadu, dan komprehensif, tidak secara parsial,sehingga dana yang diinvestasikan dalam pembangunaninfrastruktur ini tidak tumpang tindih dan dapat berhasilguna.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, E.Y. 2004. Generasi Baru Petani dan Masalah AksesLahan. http://www.kompas.com/kompas-cetak, 14 Mei2004.
Akatiga. 2004. Informasi dan Publikasi online. Poverty Paper.http//:www.akatiga.or.id.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2004. Panduan
Perencanaan Penelitian Pengembangan Inovasi Pertaniandi Lahan Marjinal. PFI3P-Badan Litbang Pertanian,Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2004. ProgramKomponen Pengembangan Sumber Informasi Nasional danLokal-PFI3P. PFI3P-Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
Indonesian Agency for Agricultural Research and Development,Ministry of Agricultural and Asian Development Bank.2003. Project Administration Memorandum for the PoorFarmers Income Improvement through Innovation Project.
Jusuf Bintoro. Membangun Model Infrastruktur JaringanInformasi Pertanian melalui Internet. Suatu Upaya
Pengembangan Agroindustri di Indonesia.http://rudyct.topcities.com/ pps702_71034/jusuf_bintoro.htm.
Poor Farmers Income Improvement through Innovation Project.2004. Laporan Akhir Pengembangan Farming Website danSistem Informasi Pasar. PFI3P-Badan Litbang Pertanian,Jakarta.
Van den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Per tanian.Kanisius. Yogyakarta.