4_Kebijakan Transportasi
Click here to load reader
-
Upload
rizki-adriadi-ghiffari -
Category
Documents
-
view
285 -
download
0
Transcript of 4_Kebijakan Transportasi
Kebijakan Transportasi
UU No.22/2009 Tentang Lalu Lintas danAngkutan Jalan• Cakupan UU:
1. Ruang lingkup keberlakuan kebijakan2. Kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan3. Produk rencana jaringan lalu lintas (LL) dan
angkutan jalan (AJ)4. Ruang lalu lintas (kelas jalan, perlengkapan
jalan, terminal, parkir, serta fasilitas pendukunglainnya)
5. Manajemen dan rekayasa lalu lintas6. Angkutan jalan
[UU 22/2009]:1. Ruang Lingkup Keberlakuan UU• kegiatan gerak pindah kendaraan, orang,
dan/atau barang di jalan• kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana,
dan fasilitas pendukung LLAJ• kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan
identifikasi Kendaraan Bermotor danPengemudi, pendidikan berlalu lintas,Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, sertapenegakan hukum LLAJ
[UU 22/2009]:2. Kegiatan Pembinaan dan Penyelenggaraan
Kewenangan/TUPOKSIKewenangan/TUPOKSIInstansi PembinaInstansi Pembina
• Urusan pemerintahan di bidang jalan• Urusan pemerintahan di bidang jalanKementrian PU(Bina Marga)
• Urusan pemerintahan di bidang sarana danprasarana LLAJ
• Urusan pemerintahan di bidang sarana danprasarana LLAJKementrian PU (DLLAJ)
• Urusan pemerintahan di bidang pengembanganindustri LLAJ
• Urusan pemerintahan di bidang pengembanganindustri LLAJKementrian Industri
• Urusan pemerintahan di bidang pengembanganteknologi LLAJ
• Urusan pemerintahan di bidang pengembanganteknologi LLAJKementrian RISTEK
• Urusan pemerintahan di bidang Registrasi danIdentifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi,Penegakan Hukum, Operasional Manajemen danRekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas
• Urusan pemerintahan di bidang Registrasi danIdentifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi,Penegakan Hukum, Operasional Manajemen danRekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas
Kepolisian
• Penetapan sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem LLAJ nasional• Penetapan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur penyelenggaraan LLAJ yang
berlaku secara nasional• Penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan fungsi di bidang LLAJ secara nasional• Pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, pemberian izin, dan bantuan teknis kepada
Pemprov dan Pemkab/Pemkot• Pengawasan terhadap pelaksanaan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kewenangan Instansi PEMBINA /KementrianKewenangan Instansi PEMBINA /Kementrian
• Penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem LLAJ provinsi dan kabupaten/kota yangjaringannya melampaui batas wilayah kabupaten/kota
• Pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum diprovinsi
• Pengawasan terhadap pelaksanaan LLAJ provinsi
Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam PembinaanLLAJKewenangan Pemerintah Provinsi dalam PembinaanLLAJ
• Penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem LLAJ kabupaten/kota yang jaringannya beradadi wilayah kabupaten/kota
• Pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum dikabupaten/kota
• Pengawasan terhadap pelaksanaan LLAJ kabupaten/kota
Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam PembinaanLLAJKewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam PembinaanLLAJ
KEGIATAN PENYELENGGARAANKEGIATAN PENYELENGGARAAN
• inventarisasi tingkat pelayanan Jalan danpermasalahannya;
• penyusunan rencana dan program pelaksanaannya sertapenetapan tingkat pelayanan Jalan yang diinginkan;
• perencanaan, pembangunan, dan optimalisasipemanfaatan ruas Jalan;
• perbaikan geometrik ruas Jalan dan/atau persimpanganJalan;
• penetapan kelas Jalan pada setiap ruas Jalan;• uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan
dan keselamatan berlalu lintas; dan• pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang
prasarana Jalan.
• inventarisasi tingkat pelayanan Jalan danpermasalahannya;
• penyusunan rencana dan program pelaksanaannya sertapenetapan tingkat pelayanan Jalan yang diinginkan;
• perencanaan, pembangunan, dan optimalisasipemanfaatan ruas Jalan;
• perbaikan geometrik ruas Jalan dan/atau persimpanganJalan;
• penetapan kelas Jalan pada setiap ruas Jalan;• uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan
dan keselamatan berlalu lintas; dan• pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang
prasarana Jalan.
Bidang jalan
• penetapan rencana umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;• Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;• persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor;• perizinan angkutan umum;• pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang
sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;• pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana
dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan• penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan
umum, persyaratan teknis dan kelaikan Jalan KendaraanBermotor yang memerlukan keahlian dan/atau peralatankhusus yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuanUndang-Undang ini
• penetapan rencana umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;• Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;• persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor;• perizinan angkutan umum;• pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang
sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;• pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana
dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan• penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan
umum, persyaratan teknis dan kelaikan Jalan KendaraanBermotor yang memerlukan keahlian dan/atau peralatankhusus yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuanUndang-Undang ini
Bidang SaranaPrasarana
• penyusunan rencana dan program pelaksanaanpengembangan industri Kendaraan Bermotor;
• pengembangan industri perlengkapan KendaraanBermotor yang menjamin Keamanan danKeselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
• pengembangan industri perlengkapan Jalan yangmenjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintasdan Angkutan Jalan
• penyusunan rencana dan program pelaksanaanpengembangan industri Kendaraan Bermotor;
• pengembangan industri perlengkapan KendaraanBermotor yang menjamin Keamanan danKeselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
• pengembangan industri perlengkapan Jalan yangmenjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintasdan Angkutan Jalan
Bidang INDUSTRI
• penyusunan rencana dan program pelaksanaanpengembangan teknologi Kendaraan Bermotor;
• pengembangan teknologi perlengkapan KendaraanBermotor yang menjamin Keamanan danKeselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
• pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yangmenjamin Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintasdan Angkutan Jalan
• penyusunan rencana dan program pelaksanaanpengembangan teknologi Kendaraan Bermotor;
• pengembangan teknologi perlengkapan KendaraanBermotor yang menjamin Keamanan danKeselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
• pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yangmenjamin Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintasdan Angkutan Jalan
BidangPENGEMBANGAN
TEKNOLOGI
KEGIATAN PENYELENGGARAANKEGIATAN PENYELENGGARAAN
• pengujian dan penerbitan Surat IzinMengemudi Kendaraan Bermotor;
• pelaksanaan registrasi dan identifikasiKendaraan Bermotor;
• pengumpulan, pemantauan, pengolahan, danpenyajian data Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
• pengelolaan pusat pengendalian SistemInformasi dan Komunikasi Lalu Lintas danAngkutan Jalan;
• pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroliLalu Lintas;
• penegakan hukum yang meliputi penindakanpelanggaran dan penanganan Kecelakaan LaluLintas;
• pendidikan berlalu lintas;• pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas; dan• pelaksanaan manajemen operasional Lalu
Lintas
• pengujian dan penerbitan Surat IzinMengemudi Kendaraan Bermotor;
• pelaksanaan registrasi dan identifikasiKendaraan Bermotor;
• pengumpulan, pemantauan, pengolahan, danpenyajian data Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
• pengelolaan pusat pengendalian SistemInformasi dan Komunikasi Lalu Lintas danAngkutan Jalan;
• pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroliLalu Lintas;
• penegakan hukum yang meliputi penindakanpelanggaran dan penanganan Kecelakaan LaluLintas;
• pendidikan berlalu lintas;• pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas; dan• pelaksanaan manajemen operasional Lalu
Lintas
Bidang Registrasidan Identifikasi
Kendaraan Bermotordan Pengemudi,
Penegakan Hukum,Operasional
Manajemen danRekayasa Lalu Lintas
KEGIATAN PENYELENGGARAANKEGIATAN PENYELENGGARAAN
[UU No.22/2009]:3. Produk Rencana Jaringan LLAJ
Produk Rencana LLAJ
Rencana Induk LLAJ Nasional
Rencana Induk LLAJ Provinsi
Rencana Induk LLAJKabupaten/Kota
Produk Rencana TataRuang
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTRW Kabupaten/Kota
[UU No.22/2009]:3. Produk Rencana Jaringan LLAJ
• Prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurutasal tujuan perjalanan (berdasarkan ruang lingkupnasional, provinsi, kabupaten/kota)
• Arah dan kebijakan peranan LLAJ (nasional, provinsi,kabupaten/kota) dalam keseluruhan moda transportasi
• Rencana lokasi dan kebutuhan Simpul (nasional,provinsi, kabupaten/kota)
• Rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas (nasional,provinsi, kabupaten/kota)
• Prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurutasal tujuan perjalanan (berdasarkan ruang lingkupnasional, provinsi, kabupaten/kota)
• Arah dan kebijakan peranan LLAJ (nasional, provinsi,kabupaten/kota) dalam keseluruhan moda transportasi
• Rencana lokasi dan kebutuhan Simpul (nasional,provinsi, kabupaten/kota)
• Rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas (nasional,provinsi, kabupaten/kota)
Muatan Rencana Induk
[UU No.22/2009]:4. Ruang Lalu Lintas• Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang,dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitaspendukung
• Klasifikasi jalan:▫ SEGMEN : jalan perkotaan, jalan luar kota, simpang, ruas,
dll (MKJI 1997)▫ FUNGSI JALAN : arteri, kolektor, lokal, lingkungan (UU
38 Th 2004)▫ KELAS JALAN : Kelas I, II, III (UU No.22 Tahun 2009)▫ WEWENANG PEMBINAAN JALAN : nasional,
provinsi, kota/kabupaten, desa lingkungan (UU 38 Th2004)
[UU No.22/2009]:4. Ruang Lalu Lintas• Fungsi Jalan (UU No.38 Tahun 2004):
▫ Jalan arteri: jalan yang berfungsi melayani angkutan utamadengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-ratatinggi, dan jumlah jalan masuk (access road) dibatasisecara berdaya guna
▫ Jalan kolektor: jalan yang berfungsi melayani angkutanpengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jaraksedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalanmasuk (access road) dibatasi
▫ Jalan lokal: jalan yang berfungsi melayani angkutansetempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatanrata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk (access road)tidak dibatasi
▫ Jalan lingkungan: jalan yang berfungsi melayani angkutanlingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dankecepatan rata-rata rendah
JALAN ARTERI
J ALA
NK
OLE
KT O
R
JALAN LOKAL JALAN LOKAL
Jalan masuk(akses)
Jalan masuk(akses)
JALA
NLI
NG
KUN
GAN
Akses dibatasike jalan arteri
Akses dibatasike jalan kolektor
[UU No.22/2009]:4. Ruang Lalu Lintas• Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelasnya
berdasarkan:▫ fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna
kepentingan pengaturan penggunaan jalan dankelancaran LLAJ
▫ daya dukung untuk menerima muatan sumbuterberat dan dimensi kendaraan bermotor
Tekanan roda darisumbu kendaraanterhadap jalanmuatan sumbu terberat
Kelasjalan
FungsiJalan
Ukuran KendaraanSumbu
TerberatLebar Panjang Tinggi
Kelas I Arteri danKolektor
Tidakmelebihi2500 mm
Tidakmelebihi1800 mm
Palingtinggi 4200mm
10 ton
Kelas II Arteri,Kolektor,Lokal,Lingkungan
Tidakmelebihi2500 mm
Tidakmelebihi1200 mm
Palingtinggi 4200mm
8 ton
Kelas III Arteri,Kolektor,Lokal,Lingkungan
Tidakmelebihi2100 mm
Tidakmelebihi9000 mm
Palingtinggi 3500mm
8 ton
KelasKhusus
Arteri Melebihi2500 mm
Melebihi1800 mm
Palingtinggi 4200mm
Lebih dari10 ton
SPESIFIKASI KELAS JALAN
Rambu Lalu Lintas
Marka Jalan
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
Alat penerangan Jalan
KELENGKAPAN DAN PRASARANA JALAN
alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan
alat pengawasan dan pengamanan Jalan
fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandangcacat
fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan AngkutanJalan yang berada di Jalan dan di luar badan Jalan
KELENGKAPAN DAN PRASARANA JALAN
TERMINALTERMINAL
• berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota antar propinsi (AKAP), dan/atau angkutan lintas batasnegara, angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutankota dan angkutan pedesaan
• berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota antar propinsi (AKAP), dan/atau angkutan lintas batasnegara, angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutankota dan angkutan pedesaan
Terminal Tipe A
• berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutanperdesaan
• berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutanperdesaan
Terminal Tipe B
• berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan• berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan
Terminal Tipe C
Ruang Manfaat Jalan
Ruang Milik Jalan
RuangPengawasanJalan
RuangPengawasan
Jalan
PARKIRPARKIR
• Penyediaan fasilitas Parkir untuk umum hanya dapatdiselenggarakan di luar Ruang Milik Jalan sesuai dengan izin yangdiberikan
• Fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapatdiselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalandesa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan Rambu LaluLintas, dan/atau Marka Jalan
[UU No.22/2009]:5. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakanuntuk mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan
gerakan Lalu Lintas dalam rangka menjaminKeamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakanuntuk mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan
gerakan Lalu Lintas dalam rangka menjaminKeamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Perencanaan Pengaturan Perekayasaan Pemberdayaan Pengawasan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilakukan dengan:1. penetapan prioritas angkutan massal melalui penyediaan lajur atau jalur
atau jalan khusus;2. pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan Pejalan Kaki;3. pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;4. pemisahan atau pemilahan pergerakan arus Lalu Lintas berdasarkan
peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas;5. pemaduan berbagai moda angkutan;6. pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;7. pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan; dan/atau8. perlindungan terhadap lingkungan.
identifikasi masalah Lalu Lintas;inventarisasi dan analisis situasi arus Lalu Lintas;
inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang /barang;inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung
jalan;inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung
Kendaraan
inventarisasi dan analisis angka pelanggarandan Kecelakaan Lalu Lintas;
inventarisasi dan analisis dampak Lalu Lintas;penetapan tingkat pelayanan; dan
penetapan rencana kebijakan pengaturanpenggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu
Lintas
inventarisasi dan analisis angka pelanggarandan Kecelakaan Lalu Lintas;
inventarisasi dan analisis dampak Lalu Lintas;penetapan tingkat pelayanan; dan
penetapan rencana kebijakan pengaturanpenggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu
Lintas
penetapan kebijakan penggunaanjaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas
pada jaringan Jalan tertentu; danpemberian informasi kepada
masyarakat dalam pelaksanaankebijakan yang telah ditetapkan
perbaikan geometrik ruas Jalan dan/ataupersimpangan serta perlengkapan Jalan yang tidak
berkaitan langsung dengan Pengguna Jalan;pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan
pemeliharaan perlengkapan Jalan yang berkaitanlangsung dengan Pengguna Jalan; dan
optimalisasi operasional rekayasa Lalu Lintas dalamrangka meningkatkan ketertiban, kelancaran, dan
efektivitas penegakan hukum.
penilaian terhadappelaksanaan
kebijakan;tindakan korektif
terhadap kebijakan;dan
tindakan penegakanhukum
arahan;bimbingan;
penyuluhan;pelatihan;
bantuan teknis
1. PERENCANAAN1. PERENCANAAN
2. PENGATURAN 3. PEREKAYASAAN
4. PEMBERDAYAAN 5. PENGAWASAN
[UU No.22/2009]:6. Angkutan Jalan• Terdiri dari angkutan orang dan barang, baik
yang berupa kendaraan bermotor maupun tidakbermotor
• Angkutan umum orang dan/atau barangkendaraan bermotor umum
• Pemerintah bertanggung jawab ataspenyelenggaraan angkutan umum
• wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutanorang dan/atau barang antarkota antarprovinsi serta lintas batasnegara
• wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutanorang dan/atau barang antarkota antarprovinsi serta lintas batasnegara
Pemerintah Pusat
• wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutanorang dan/atau barang antarkota dalam provinsi
• wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutanorang dan/atau barang antarkota dalam provinsi
Pemerintah Provinsi
• wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutanorang dan/atau barang dalam wilayah kabupaten/kota
• wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutanorang dan/atau barang dalam wilayah kabupaten/kota
Pemerintah Kabupaten/Kota
Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
• Angkutan Umum pada Jalur Trayek, disusun berdasarkan:▫ tata ruang wilayah▫ tingkat permintaan jasa angkutan▫ kemampuan penyediaan jasa angkutan▫ ketersediaan jaringan LLAJ▫ kesesuaian dengan kelas jalan▫ keterpaduan intramoda angkutan▫ keterpaduan antarmoda angkutan
• Angkutan Umum di luar Jalur Trayek▫ angkutan orang dengan menggunakan taksi▫ angkutan orang dengan tujuan tertentu▫ angkutan orang untuk keperluan pariwisata▫ angkutan orang di kawasan tertentu (hanya pada jalan lokal dan
lingkungan, seperti ojek, becak, dsb)
ANGKUTAN MASSALANGKUTAN MASSAL
mobil bus yang berkapasitas angkut massal
lajur khusus
trayek angkutan umum lain yang tidakberimpitan dengan trayek angkutan massal
angkutan pengumpan (moda feeder)
Pemerintah menjamin ketersediaan angkutanmassal berbasis Jalan untuk memenuhi kebutuhan
angkutan orang dengan Kendaraan BermotorUmum di kawasan perkotaan