47805480-Elfa-Secioria-biodata

3
 Elfa Secioria bukanlah nama panggung, melainkan nama asli dari pria kelahiran Garut, Jawa Bar at, 20 Feb ruar i 1959 . Pri a yang nama leng kapn ya Elfa Seci oria Has bulla h Ridwan ini adalah komposer dan pencipta lagu kenamaan di Indonesia. Ia berasal dari keluarga yang concern dengan musik. Elfa kecil mulai berlatih piano sejak umur 5 tahun. Ayahnya, Hasbullah Ridwan, juga seorang pencinta jazz yang berprofesi sebagai polisi militer sekaligus konduktor dan pemain musik. Ti da k ha nya me mb er i pe ndid ikan mu si k ba gi anaknya, Ha sb ul la h Ri dwan ju ga memberikan dukungan penuh dalam kehidupan bermusik Elfa. Di usia ke-delapan Elfa  bergabung menjadi pema in piano dalam Trio Jazz Yunior Invade. Di usia remajanya , pada ta hun 70 -an El fa te ta p be rkut at de nga n dunia musi k, te pat nya di Ba ndu ng. Se la in mengikuti Piano Privat 1 dan 2, ia juga mempelajari musik simfoni dan mempelajari Aransemen Orkestra. Ada la h Ka pt en Anumer ta F.A Wa rs ono , pi mp inan Or ke s Sim foni Ang kat an Da ra t Bandung yang membimbing Elfa dalam mempelajari teori, komposisi, karakter instrumen, sampai sejarah musik. Elfa Secioria, seorang jenius di bidang musik pernah tampil dengan mata tertutup saat berusia 11 tahun. Dan di umurnya yang ke-19, ia membentuk kelompok voka l ber nama Elf a’S Sing er dan tel ah memenang i del apan Gra nd Cha mpi on fes tiva l  paduan suara luar negeri. Bahkan, sampai saat ini, predikat grand champion mereka, untuk kategori pop dan jazz, belum tergeser selama lima kali perhelatan. Karirnya sebagai pengaransir musik dibuktikan pada ASEAN Song Festival di Bangkok. Saat itu Elfa menyabet piala sebagai Pengaransir Terbaik. Dua tahun kemudian, di acara yang sama ia kembali meraih pengahargaan Pengaransir Terbaik dan Lagu Terbaik. Lagu yang diba waka nnya kal a itu adalah “De tik Tak Ber tep i” yang dinyanyi kan Chr ist ine Panjaitan, yang mana lagu itu diaransemen ulang dan dinyanyikan kembali oleh penyanyi  jazz muda, Andien, untuk album pertamanya. Di festival tersebut makalah yang berjudul Sal uang, Pup uit , Ta le mpong, Ga nda ng (Mina ngk abau) Indones ia ya ng ia bua t juga memperoleh pujian dari para peserta lain. Penghargaan sebagai The Best Performer juga pernah diraihnya ketika lagu “Kugapai Hari Esok” yang dinyanyikan Harvey Malaiholo berkumandang pada Golden Kite Festival di Malaysia tahun 1984. Selama kariernya, Elfa sudah 14 kali menjadi pengaransir orkes Telerama dan untuk Candra Kirana di TVRI. Banyak penyanyi kawakan yang lahir dari tangan Elfa Secioria yang turut member i warna dala m kanc ah musik tanah air. Le wat Elfa Mus ic Stu dio (EMS ), yang didir ika nnya di Bandung pada tahun 1981 –dan kini berkembang ke Yogyakarta, Garut, Jakarta, Surabaya, dan Denpasar– telah dicetak sejumlah musisi andal. Sebut saja Trie Utami, Ruth Sahanaya, Yana Julio, Rita Effendy, Lita Zein, Agus Wisman, Uci Nurul, Yovie Widiyanto hingga  penyanyi muda Sherina dan Andien Elfa yang anak didiknya sempat terserang swine flu saat acara ASIAN Choir Games di Korea Selatan, punya pengalaman unik dalam mengaransemen musik. Di tahun 1983, ia  pernah ngebut mengaransemen 17 aransemen musik selama tujuh jam di dalam pesawat.

Transcript of 47805480-Elfa-Secioria-biodata

5/13/2018 47805480-Elfa-Secioria-biodata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/47805480-elfa-secioria-biodata 1/3

Elfa Secioria bukanlah nama panggung, melainkan nama asli dari pria kelahiran Garut,

Jawa Barat, 20 Februari 1959. Pria yang nama lengkapnya Elfa Secioria Hasbullah

Ridwan ini adalah komposer dan pencipta lagu kenamaan di Indonesia. Ia berasal darikeluarga yang concern dengan musik. Elfa kecil mulai berlatih piano sejak umur 5 tahun.

Ayahnya, Hasbullah Ridwan, juga seorang pencinta jazz yang berprofesi sebagai polisi

militer sekaligus konduktor dan pemain musik.

Tidak hanya memberi pendidikan musik bagi anaknya, Hasbullah Ridwan jugamemberikan dukungan penuh dalam kehidupan bermusik Elfa. Di usia ke-delapan Elfa

 bergabung menjadi pemain piano dalam Trio Jazz Yunior Invade. Di usia remajanya, pada

tahun 70-an Elfa tetap berkutat dengan dunia musik, tepatnya di Bandung. Selainmengikuti Piano Privat 1 dan 2, ia juga mempelajari musik simfoni dan mempelajari

Aransemen Orkestra.

Adalah Kapten Anumerta F.A Warsono, pimpinan Orkes Simfoni Angkatan Darat

Bandung yang membimbing Elfa dalam mempelajari teori, komposisi, karakter instrumen,

sampai sejarah musik. Elfa Secioria, seorang jenius di bidang musik pernah tampil denganmata tertutup saat berusia 11 tahun. Dan di umurnya yang ke-19, ia membentuk kelompok 

vokal bernama Elfa’S Singer dan telah memenangi delapan Grand Champion festival paduan suara luar negeri. Bahkan, sampai saat ini, predikat grand champion mereka, untuk 

kategori pop dan jazz, belum tergeser selama lima kali perhelatan.

Karirnya sebagai pengaransir musik dibuktikan pada ASEAN Song Festival di Bangkok.

Saat itu Elfa menyabet piala sebagai Pengaransir Terbaik. Dua tahun kemudian, di acarayang sama ia kembali meraih pengahargaan Pengaransir Terbaik dan Lagu Terbaik. Lagu

yang dibawakannya kala itu adalah “Detik Tak Bertepi” yang dinyanyikan Christine

Panjaitan, yang mana lagu itu diaransemen ulang dan dinyanyikan kembali oleh penyanyi

 jazz muda, Andien, untuk album pertamanya. Di festival tersebut makalah yang berjudulSaluang, Pupuit, Talempong, Gandang (Minangkabau) Indonesia yang ia buat juga

memperoleh pujian dari para peserta lain.

Penghargaan sebagai The Best Performer juga pernah diraihnya ketika lagu “Kugapai HariEsok” yang dinyanyikan Harvey Malaiholo berkumandang pada Golden Kite Festival di

Malaysia tahun 1984. Selama kariernya, Elfa sudah 14 kali menjadi pengaransir orkes

Telerama dan untuk Candra Kirana di TVRI.

Banyak penyanyi kawakan yang lahir dari tangan Elfa Secioria yang turut memberi warnadalam kancah musik tanah air. Lewat Elfa Music Studio (EMS), yang didirikannya di

Bandung pada tahun 1981 –dan kini berkembang ke Yogyakarta, Garut, Jakarta, Surabaya,dan Denpasar– telah dicetak sejumlah musisi andal. Sebut saja Trie Utami, Ruth Sahanaya,Yana Julio, Rita Effendy, Lita Zein, Agus Wisman, Uci Nurul, Yovie Widiyanto hingga

 penyanyi muda Sherina dan Andien

Elfa yang anak didiknya sempat terserang swine flu saat acara ASIAN Choir Games di

Korea Selatan, punya pengalaman unik dalam mengaransemen musik. Di tahun 1983, ia pernah ngebut mengaransemen 17 aransemen musik selama tujuh jam di dalam pesawat.

5/13/2018 47805480-Elfa-Secioria-biodata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/47805480-elfa-secioria-biodata 2/3

Dalam perjalanan karirnya, pengalaman yang menurutnya paling berkesan adalah ketika ia

menjadi konduktor pada orkes simfoni Yamaha di Budokan Hall, Tokyo. Ketika itu, ia

merasakan tepuk tangan penonton yang bunyinya seperti hujan dan membuatnyamerinding.

Elfa memiliki seorang isri bernama Vera Sylviana Yachya, putri keluarga Ny. UsmanYachya, yang juga anggota Elfas Big Band Voice, yang ia nikahi pada tanggal 8 Juni 1991.

Hingga kini, ia dikarunia empat orang anak, yakni Hariza Ivan Camille, Raisa Ivan Cavell,Cesyl Athaya Fauziyya, dan si bungsu Cheryl Lunetta Salsabiila.

Indonesia kelihangan salah satu putra terbaiknya di bidang musik pada Sabtu, 8 Januari

2011. Elfa Secioria meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Jaya Cempaka Putih,Jakarta.

Biografi Singkat  Nama : Elfa Secioria Hasbullah Ridwan Lahir : Garut, Jawa Barat, 20

Februari 1959 Pendidikan : SD, Bandung (1971), SMPN IX, Bandung (1974), SMAN III,

Bandung (1977), Akademi Teknologi Nasional, Bandung (Tingkat II, 1980) Karier : KetuaElfa Music Studio (1981 s/d sekarang), Direktur Musik Jazz Corner Bandung (1983 s/d

sekarang), Kepala Sekolah Pop Music Mate, Jakarta (1982 s/d sekarang) Penghargaan :

Pemenang 8 Grand Champion pada festival paduan suara di luar negeri, Pengaransir 

terbaik di ASEAN Song Festival di Bangkok (1982), The Best Arranger dan The Best Song pada ASEAN Song Festival di Bandung (1984), The Best Performer pada the Golden Kite

Festival di Malaysia (1984)

BIODATA

Nama : Elfa Secioria Hasbullah

Lahir : Garut, Jawa Barat, 20 Februari 1959

Agama : Islam

Ayah : Hasbullah Ridwan

Pendidikan :

* SD di Bandung (1971)

* SMPN IX di Bandung (1974)* SMAN III di Bandung (1977)

* Akademi Teknologi Nasional di Bandung (Tingkat II, 1980)

* Piano Privat 1 dan 2 di Bandung (1970-1974)

* Simfoni di Bandung (1971-1978)

* Aransemen Orkestra di Bandung (1974-1978)

Karier :

5/13/2018 47805480-Elfa-Secioria-biodata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/47805480-elfa-secioria-biodata 3/3

* Ketua Elfa Music Studio (1981 s/d sekarang)

* Direktur Musik Jazz Corner Bandung (1983 s/d sekarang)

* Kepala Sekolah Pop Music Mate, Jakarta (1982 s/d sekarang)

Alamat Rumah : Jalan Aceh 101, Bandung Telp : 022-56021

Alamat Kantor : Yamaha Music Centre, Jalan Panglima Polim III No. 19,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Telp : 021-715447, 730858

BIOGRAFI

Selama satu jam, Elfa membacakan makalah dalam Bahasa Inggris, ia

gemetar, dan keringat dinginnya keluar. Di luar dugaannya, pada ASEAN

Song Festival di Manila tahun 1984, semua peserta harus membuat

makalah tentang etnologi musik negeri masing-masing. Namun, dengan

makalah berjudul Saluang, Pupuit, Talempong, Gandang (Minangkabau)Indonesia, Elfa mendapatkan pujian dari para peserta lain.

Dari acara tersebut, Elfa memperoleh penghargaan untuk The Best

Arranger and the Best Song. Lagu yang ia tampilkan berjudul Detik tak 

Bertepi, yang dinyanyikan oleh Christine Panjaitan.

Dua tahun sebelumnya, pada tahun 1982, dalam acara yang sama di

Bangkok, Elfa juga mendapat piala sebagai pengaransir terbaik. Pada

Golden Kite Festival di Malaysia tahun 1984, ia menjadi best performer

dengan lagu Kugapai Hari Esok yang dinyanyikan oleh Harvey

Malaiholo. Dalam kariernya, Elfa sudah 14 kali menjadi pengaransirorkes Telerama di TVRI. Untuk Candra Kirana ia sempat mengisi

rekaman hingga paket ke-13 kemudian mengundurkan diri.

Elfa mempunyai kebiasaan unik. Untuk menggubah lagu, selain

peralatan, ia membutuhkan suasana tenang. Ini baru bisa ia dapatkan di

kamar hotel. Harga satu aransemennya pernah mencapai US$ 200. Elfa

memang dilahirkan dari keluarga yang senang musik. Ayahnya,

Hasbullah Ridwan, seorang polisi militer yang aktif bermain musik di

berbagai grup. Dari ayahnya ini Elfa pertama kali belajar musik. Ia

sudah tampil di depan umum pada usia delapan tahun. Ketika itu Elfa

pemain piano dalam Trio Jazz Yunior Ivade. Bimbingan mengenai teoridan sejarah musik, komposisi, dan karakter instrumen kemudian ia

dapatkan dari Kapten Anumerta F.A. Warsono, pimpinan Orkes Simfoni

Angkatan Darat