46534121 Pembuatan Mie

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, tapi tidak didukung oleh jumlah lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya pengganguran di era globalisasi ini. Karena itu, perlu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapinya. Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah berperan sebagai penunjang pembangunan sumber daya manusia, harus secara jelas ikut membantu dan membentuk peserta didik menjadi aset bangsa. Sebagai aset bangsa peserta didik diharapkan menjadi manusia produktif yang berpenghasilan, juga menjadi manusia yang mampu menciptakan produk-produk unggulan. Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya Kimia Analisis berharap agar dapat menghadapi tantangan dan tuntutan yang muncul pada kondisi sekarang ini serta dapat memfokuskan siswa pada kehandalan dalam bekerja. Dalam sektor Industri, perlu adanya kerjasama antara sekolah dengan dunia Industri, dimana Industri turut membantu pembekalan melalui Prakerin. Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu program kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor yang bertujuan menciptakan tenaga analis yang siap kerja dengan harapan peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja sehingga dapat menjadi analis yang terampil, kreatif, dan ulet. 1.2. Maksud dan Tujuan pelaksanaan Prakerin Maksud Praktek Kerja Industri adalah untuk mencetak dan mempersiapkan tenaga Analis Kimia yang berjiwa perintis, memiliki kemampuan kerja yang professional dan disiplin, mampu memimpin dan siap pakai serta mempunyai peranan besar dalam mengembangkan dan memajukan sektor Industri Kimia di Indonesia.

Transcript of 46534121 Pembuatan Mie

  • BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

    besar, tapi tidak didukung oleh jumlah lapangan pekerjaan yang mengakibatkan

    banyaknya pengganguran di era globalisasi ini. Karena itu, perlu pengembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapinya.

    Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah berperan sebagai penunjang

    pembangunan sumber daya manusia, harus secara jelas ikut membantu dan

    membentuk peserta didik menjadi aset bangsa. Sebagai aset bangsa peserta didik

    diharapkan menjadi manusia produktif yang berpenghasilan, juga menjadi manusia

    yang mampu menciptakan produk-produk unggulan. Sekolah Menengah Kejuruan,

    khususnya Kimia Analisis berharap agar dapat menghadapi tantangan dan tuntutan

    yang muncul pada kondisi sekarang ini serta dapat memfokuskan siswa pada

    kehandalan dalam bekerja.

    Dalam sektor Industri, perlu adanya kerjasama antara sekolah dengan dunia

    Industri, dimana Industri turut membantu pembekalan melalui Prakerin.

    Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu program kurikulum

    Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor yang bertujuan

    menciptakan tenaga analis yang siap kerja dengan harapan peserta didik dapat

    menyesuaikan diri dengan dunia kerja sehingga dapat menjadi analis yang terampil,

    kreatif, dan ulet.

    1.2. Maksud dan Tujuan pelaksanaan Prakerin

    Maksud Praktek Kerja Industri adalah untuk mencetak dan mempersiapkan

    tenaga Analis Kimia yang berjiwa perintis, memiliki kemampuan kerja yang

    professional dan disiplin, mampu memimpin dan siap pakai serta mempunyai

    peranan besar dalam mengembangkan dan memajukan sektor Industri Kimia di

    Indonesia.

  • Tujuan pelaksanaan Prakerin yaitu :

    1. Siswa dapat menerapkan teori dan praktek yang telah didapat dari sekolah selama

    pendidikan.

    2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat beradaptasi dengan suasana dan

    lingkungan kerja sebenarnya.

    3. Meningkatkan pengetahuan dalam penggunaan instrument kimia analisis yang

    lebih modern

    4. Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam rangka

    memasuki lapangan Industri

    5. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang berkaitan dengan dunia

    kerja antrara lain : Strukur Organisasi, disiplin, lingkungan dan system kerja.

    6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan keterampilan dan

    keahlian dibidang masing-masing.

    1.3 Tinjauan umum

    Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang penulis lakukan berada di perusahaan

    yang bergerak dalam bidang industri makanan yaitu PT. Indofood CBP Sukses

    Makmur divisi Noodle cabang Surabaya Jl. Raya Cangkring Malang KM.32

    Kec.Beji Kab.Pasuruan

    1.3.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan yang bergerak

    dalam bidang industri makanan. Perusahaan yang berdiri pada 14 Agustus 1990 di

    Jakarta ini diberi nama PT. Panganjaya Intikusuma.

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur divisi Noodle cabang Cibitung didirikan

    pada tahun 1992 dengan nama awal PT. Inti Pangan Persada dan mengubah

    namanya menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk empat tahun kemudian. Lalu

    pada 1 Oktober 2009, perusahaan ini menganti namanya kembali menjadi PT.

    Indofood CBP Sukses Makmur.

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung merupakan perusahaan

    yang bergerak dibidang pembuatan mie instan yang dikemas dalam kemasan plastic

    dengan tambahan bumbu dan minyak bumbu. Baik bumbu dan minyak bumbu serta

  • bahan pelengkap lainnya tidak diproduksi diperusahaan ini melainkan diproduksi

    oleh perusahaan yang masih termasuk dalam Indofood group yang berlokasi di

    Semarang, Cikampek, dan Surabaya yang kemudian di supply ke Indofood cabang

    Cibitung .

    Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood, pabriknya tersebar di

    14 kota besar di Indonesia yaitu : Pekanbaru, Lampung, Medan, Palembang,

    Jakarta, Cibitung, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin,

    Pontianak, Manado dan Makasar.

    Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur

    divisi noodle ini dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

    Normal Noodle : Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura

    Snack Noodle : Anak Mas

    Cup Noodle : Pop Mie

    Dried Noodle : Mie Telur cap 3 ayam

    Bihun : Pop Bihun

    Perusahaan ini dengan cepat dapat berkembang. Pada awal berdiri tahun 1992

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur hanya memiliki satu pabrik (plant 1) kemudian

    di tahun 1996 didirikan pabrik kedua (plant 2) dan terakhir pada tahun 2001

    didirikan lagi pabrik ketiga (plant 3) yang dikhususkan untuk produksi bihun.

    Dengan visi menciptakan pilihan menjadi penyedia utama makanan dan

    consumen products bermerk terkemuka bagi jutaan konsumen di Indonesia dan juga

    di berbagai penjuru dunia. PT. Indofood CBP Sukses Makmur telah mendapatkan

    berbagai sertifikasi dan penghargaan diantaranya : ISO 9001:2000,HACCP,

    Setifikasi Halal Indonesia dan Malasyia, dan SNI untuk menjamin kualitas produk

    yang dihasilkan.

    Pemasaran produk PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung adalah

    daerah Jakarta dan sekitarnya. Selain itu produksi perusahaan juga diekspor ke

    berbagai negara diantaranya Eropa, Timur Tengah, Inggris, Nigeria, Amerika,

    Jepang, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Brunei, Singapura, Australia.

  • 1.3.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle cabang Cibitung ini

    beralamat di Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau RT 05/RW 02 No.1 Cikarang

    Barat, Bekasi 17520. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

    Utara : berbatasan dengan Pabrik seasoning PT. Indo Sentra Pelangi dan

    pemukiman penduduk.

    Selatan : berbatasan dengan Pabrik Gas Samator

    Timur : berbatasan dengan Jalan Raya dari Kampung Jarakosta

    Barat : berbatasan dengan pemukiman penduduk, jalan tol dan sawah.

    Luas area pabrik PT.Indofood CBP Sukses Makmur ini sekitar 25,75 hektar

    digunakan untuk bangunan pabrik, unit pengolah limbah dan berbagai sarana

    hubungan industrial.

    Unit pengolah limbah yang digunakan Waste Water Treatment (WWT)

    untuk pengolahan limbah cair dan incinerator untuk pengolahan limbah padat.

    Berbagai fasilitas industrial yang ada adalah Kantin. Poliklinik, Koperasi,

    Mushola ,Tempat olahraga dan kesenian serta Bank dan ATM BCA .

    1.3.3 Struktur Organisasi

    Struktur organisasi merupakan gambaran fungsi dan tanggungjawab tugas

    dan kewajiban serta kekuasaan yang ada pada perusahaan agar personil mudah

    dalam melaksanakan aktifitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    sebelumnya.

    PT. Indofood CBP Sukses makmur dipimpin oleh seorang General Manager

    (GM) yang membawahi lima department yaitu Factory Manager (FM), Branch

    Process Development Quality Control Manager (BPDQCM), Branch Personal

    Manager (BPM), Area and Sales Promotion Manager (ASPM), dan Finance and

    Accounting Manager (FAM) .

  • a. Factory Manager (FM)

    Factory Manager (FM) membawahi lima sub departemen yaitu Production

    Manager (PM) yang memimpin departemen produksi, Factory Technic Manager

    (TM) yang memimpin departemen teknik, Warehouse Manager (WHM) yang

    memimpin departemen Warehouse, Production Planning and Inventory Control

    (PPIC) yang memimpin departemen PPIC, Purchasing Officer yang memimpin

    departemen Purcahsing

    b. Branch Process Development Quality Control Manager (BPDQCM)

    BPDQC Manager merupakan suatu departemen yang menangani

    pengawasan mutu, mulai dari bahan baku, proses hingga produk jadi serta

    melakukan inovasi dan modifikasi produk. Departemen ini memiliki beberapa

    tugas yaitu:

    1. menjamin mutu dari bahan baku sampai produk jadi di pasar

    2. memperbaiki mutu proses dan produk

    3. menangani keluhan konsumen, melaksanakan audit system mutu

    4. mengkordinasikan kegiatan kalibrasi alat lab, produksi dan gudang.

    BPDQC Manager membawahi QC Proses Supervisor dan QC Raw

    Material and Finish Good Supervisor.

    1. QC Proses Supervisor

    Tugas dan tanggung jawab:

    1. Menjamin dan mengendalikan mutu

    proses produksi

    2. Memonitoring shelf life produk

    3. Menjalankan hasil standarisasi

    proses

    QC Proses Supervisor membawahi seksi, yaitu:

    1.1. QC Proses Section Supervisor yang membawahi

    1.1.1 QC Analis

    1.1.2 QC Field

    1.1.3 Admin

    2. QC Raw Material and Finish Good Supervisor

  • Tugas dan tanggung jawab:

    Mengendalikan mutu bahan baku dan barang jadi

    Melakukan monitoring barang yang terdapat di gudang

    QC RM/FG supervisor membawahi seksi, yaitu :

    2.1 QC Raw Material and Finish Good Section Supervisor membawahi

    2.1.1 QC Analis

    2.1.2 QC Field

    2.1.3 Admin

    c. Finance and Accounting Manager (FAM)

    FAM bertugas untuk menangani bidang keuangan perusahaan.

    d. Branch Personnel Manager (BPM)

    BPM bertugas untuk menangani tenaga kerja atau SDM yang ada di perusahaan.

    e. Area and Sales Promotion Manager (ASPM)

    ASPM bertugas untuk menangani bidang promosi dan penjualan produk.

    1.4 Ketenagakerjaan

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung mempunyai jumlah tenaga

    kerja kurang lebih 2076 orang dari seluruh plant.

    1.4.1 Sistem dan jam kerja karyawan

    Pembagian waktu kerja untuk karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur

    mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja

    adalah 40 jam kerja dalam satu minggu.

    Karyawan staff bekerja mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dari senin hingga

    jumat. Sedangkan karyawan staff yang berhubungan dengan proses produksi

    bekerja dari senin hingga sabtu dengan jam kerja pada pukul 08.00 sampai pukul

    17.00 pada hari senin sampai jumat dan pukul 08.00 sampai pukul 14.00 pada hari

    sabtu dengan waktu istirahat selama 1 jam pada pukul 12.00 sampai pukul 13.00.

    Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam pada hari senin hingga jumat.

    Sehingga pembagian jam kerja QC proses mengikuti jumlah regu kerja yang terdiri

    dari 3 shift. Masing-masing shift memiliki 7 jam kerja selama satu sehari, dengan

  • pembagian waktu yaitu shift satu dimulai pada pukul 7.00 sampai pukul 14.30, shift

    dua dimulai pada pukul 14.30 sampai pukul 22.00, dan shift tiga dimulai pukul

    22.00 sampai pukul 06.00 WIB. Sedangkan pada hari sabtu pembagian jam kerja

    pada masing-masing shift yaitu shift satu dimulai pukul 07.00 sampai pukul 12.00,

    shift dua dimulai pukul 12.00 sampai pukul 17.00, shift tiga dimulai pukul 17.00

    sampai pukul 22.00 WIB. Pada hari minggu hanya dilakukan uji alkali.

    1.5 Gambaran umum proses produksi

    1.5.1 Persiapan Produksi

    Sebelum masuk kedalam proses produksi terlebih dahulu dilakukan persiapan

    produksi yang meliputi pembuatan larutan alkali dan pengiriman tepung.

    1. Pembuatan Alkali

    Larutan Alkali adalah suatu campuran dari air dan bahan tambahan makanan

    lain seperti antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, penguat flavour, dll.

    Larutan alkali dibuat berdasarkan pada jenis flavour yang akan diproduksi pada

    line tertentu. Pembuatan larutan alkali dilakukan pada sebuah tangki alkali yang

    didalamnya terdapat pengaduk yang digerakkan dengan motor, dimana

    penggerak tersebut berfungsi untuk mengaduk campuran air dan bahan

    tambahan makanan sehingga dihasilkan larutan alkali yang homogen. Kemudian

    larutan alkali ditampung disebuah alat penampung (weighing tank). Larutan

    yang telah dibuat digunakan untuk satu kali batch pengadukkan. Dari weighing

    tank, larutan alkali kemudian dialirkan ke dalam mixer pembuat adonan.

    2. Pengiriman tepung

    Pengiriman tepung dapat dilakukan 2 cara yaitu Screw (secara manual)

    dan SILO (secara otomatis)

    a. Screw

    Suatu proses penyupplian tepung terigu yang berasal dari gudang

    bahan baku yang dimasukkan ke dalam hopper secara manual.

    Kemudian tepung terigu tersebut akan disaring dengan menggunakan

  • sieveter dengan tujuan menyaring kotoran seperti benang dari kemasan

    zak dan kayu dari palet. Kemudian terigu yang telah terbebas dari

    kotoran tersebut dibawa oleh screw yang akan menuju mixer.

    b. Silo

    Suatu proses penyupplian tepung terigu yang dilakukan secara

    otomatis. Tepung terigu yang berasal dari gudang bahan baku

    dimasukkan ke tangki penampungan (buffer) sebelum penimbangan

    berlangsung. Kemudian tepung yang sudah disesuaikan

    jumlahnya/sudah diprogram (sesuai dengan jenis mie yang akan

    diproduksi) secara otomatis masuk ke dalam mixer.

    1.5.2 Tahapan Proses Produksi

    Pada proses pembuatan mie instan terdapat tujuh tahapan yang harus dilewati,

    meliputi Mixing (Pencampuran), Pressing (pengepresan). Slitting (pembentukkan

    untaian), Steaming (pengukusan), cutting (pemotongan), frying (pengorengan),

    cooling (pendinginan), wrapping/packing (pengemasan).

    1. Mixing

    Proses mixing adalah proses awal pada pengolahan mie. Pada tahap ini

    tepung terigu yang sudah berada di alat mixer dicampurkan dengan air dan

    bahan tambahan ( larutan alkali yang sudah dibuat sesuai dengan jenis mie

    yang akan diproduksi ) agar menjadi suatu adonan. Air yang dicampurkan

    harus sesuai, sehingga adonan tidak terlalu lembek atau terlalu keras.

    Pada proses ini pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pengamatan

    terhadap cemaran, jumlah alkali yang ditambahkan , jumlah penambahan air

    serta kadar air pada adonan.

    2. Pressing

    Pada Proses Pengepresan (Pressing) adonan terigu beserta campurannya

    dibentuk menjadi suatu lembaran. Adonan dilewatkan pada pressing roll yang

    memiliki tingkat ketebalan yang berbeda-beda untuk mendapatkan lembaran

  • panjang dengan ketebalan tertentu yang sesuai dengan standart. Adonan yang

    berjalan dari pressing roll pertama sampai dengan yang terakhir menyebabkan

    bentuk lembaran semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu sesuai

    dengan jenis mie yang akan diproduksi.

    Pada Proses Pressing ini pemeriksaan yang dilakukan yaitu untuk

    mengetahui cemaran dan ketebalan untaian.

    3. Slitting

    Setelah melalui roll press , maka adonan mie akan dibentuk suatu untaian

    dengan menggunakan alat sillter. Dengan mengatur kecepatan laju alat sillter

    untaian akan lebih merapat. Jadi mie yang terbentuk terlihat lebih rapi, rapat

    dan lebih padat. Kemudian adonan yang berbentuk untaian diubah menjadi

    bentuk gelombang dengan menggunakan waving net.

    Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah bentuk untaian dan

    bentuk gelombang mie yang dihasilkan.

    4. Steaming

    Steaming merupakan proses pengukusan atau pemasakan mie

    menggunakan uap panas yang dialirkan boiler ke dalam steam box. Pada tahap

    ini berlangsung proses gelatinisasi. Gelatinisasi adalah proses penyerapan air

    kedalam granula pati. Tujuan dari proses ini agar mie tergelatinisasi dengan

    sempurna sehingga tekstur mie menjadi empuk dan elastis.

    Proses pemeriksaan yang terjadi pada proses ini adalah pengukuran

    tekanan, suhu, waktu steam, serta cemaran. Pengukuran tekanan menjadi hal

    yang penting pada proses ini karena jika tekanan terlalu tinggi bisa

    menyebabkan mie menjadi lengket dan waktu steaming juga berpengaruh

    terhadap penetrasi panas dalam mie, jika waktu steaming semakin lama maka

    panas yang berpenetrasi akan semakin baik dan merata.

  • 5. Cutting

    Setelah melakukan steaming, mie dibentuk menjadi bentuk segi empat

    dengan proses cutting yang dilakukan dengan melewatkan mie pada alat cutter

    yang bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ukuran panjang mie sesuai

    dengan standart yang telah ditentukan.

    Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah kecepatan cutter,

    panjang mie yang telah terpotong, berat mie basah untuk setiap line serta

    cemaran asing.

    6. Frying

    Proses Frying merupakan proses dimana mie yang telah disteam akan

    digoreng menggunakan minyak goreng yang sebelumnya telah dilakukan

    penyaringan dan pemanasan yang telah ditambahkan dengan antioksidan.

    Tujuan dari proses ini adalah untuk menurunkan kadar air yang berasal dari

    proses pengukusan (steaming).

    Beberapa factor yang mempengaruhi proses penggorengan adalah kondisi

    minyak goreng, suhu dari luar ataupun dari alat-alat penggorengan,

    temperature penggorengan serta waktu penggorengan.

    Parameter mutu yang digunakan dalam proses ini adalah waktu

    penggorengan, berat mie kering setiap jalur, susut mie, jumlah antioksidan

    yang ditambahkan pada minyak serta menganalisa FFA (asam lemak bebas)

    minyak goreng.

    7. Cooling

    Cooling atau proses pendinginan merupakan suatu proses dimana mie

    yang telah melalui proses frying didinginkan/ ditiriskan di cooling box dengan

    suhu tertentu.

    Tujuan dari proses cooling adalah untuk menurunkan suhu mie agar mie

    pada saat dikemas tetap terjaga kerenyahannya . Tujuan lain dari proses

  • cooling ini juga untuk mengurangi kadar minyak yang dihasilkan dari proses

    frying agar mie tidak berminyak.

    Parameter mutu yang dilakukan pada proses cooling ini meliputi

    pengukuran waktu pendinginan mie, bentuk mie dan cemaran . Selain itu

    dilakukan juga analisa berupa kadar lemak dan kadar air mie tujuannya untuk

    mengetahui mie mudah patah atau tidak.

    8. Wrapping dan Packing

    Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan

    packing.Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang

    sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi

    kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie.

    Pada packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi,

    kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan,

    kemudian mie diberi lakban.

    Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk dari

    kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode produksi,

    mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan cemaran.

  • BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Mie Instan

    Mie Instan merupakan salah satu makanan berenergi tinggi yang terbuat dari

    tepung terigu, air, dan garam. Makanan ini sangat umum dikonsumsi oleh masyarakat

    di dunia terutama di Asia karena makanan ini mengenyangkan, mudah dibuat dan

    harganya lebih ekonomis. (Google, 2007)

    Mie Instan didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung

    terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan

    makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan dapat dihidangkan setelah dimasak

    dan diseduh dengan air mendidih paling lama empat menit (SNI-01-3551-2000).

    Proses pembuatan mie instan diawali dengan mencampurkan tepung terigu

    dengan larutan alkali (campuran beberapa komponen yang dicampurkan dengan air)

    pada proses Mixing. Selanjutnya adonan dibentuk menjadi lembaran adonan yang

    semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu dalam proses Pressing. Kemudian

    menuju proses Slitting dimana adonan mie dijadikan untaian atau gelombang dengan

    jumlah serta lebar untaian sesuai jenis mie yang dibuat, selanjutnya menuju proses

    Cutting, dimana adonan tersebut dipotong dengan panjang yang telah ditentukan.

    Berikutnya adonan tersebut berjalan menuju steam box yang merupakan alat yang

    digunakan untuk pengukusan dalam proses Steaming yang selanjutnya menuju proses

    Frying dimana mie akan dikukus dengan suhu tertentu dan kemudian didinginkan

    pada proses Cooling. Adonan yang sudah berbentuk mie selanjutnya di beri bumbu

    dan dikemas sesuai rasa yang telah ditentukan pada proses Wrapping, dan terakhir

    mie instan dimasukkan kedalam karton dalam proses Packing sebelum dipasarkan.

  • Mutu mie instan yang berkualitas baik adalah mie yang memiliki gigitan relative

    kuat, kenyal dan permukaan tidak lengket. Mutu mie instan juga ditentukan

    berdasarkan warna, tekstur, dan cara masak untuk penyajian.

    Jenis Parameter pengujian Mie Instan

    2.1.1 Kadar Air

    Kadar air adalah banyaknya air yang hilang jika dipanaskan pada kondisi

    uji tertentu. Terdapat dua metode untuk menentukan Kadar Air pada bahan

    pangan yaitu metode pemanasan langsung dan metode Xylol.

    Metode pemanasan langsung digunakan untuk seluruh produk makanan

    kecuali bila produk tersebut mengandung komponen atau zat yang mengalami

    dekomposisi pada suhu pemanasan 105-110oC atau produk tersebut

    mengandung komponen atau zat yang mudah menguap. Sedangkan pada

    metode Xylol dapat digunakan untuk produk yang mengandung air dan

    minyak terbang (volatile oil) dimana keduanya dapat menguap, walaupun

    jumlahnya relative sedikit tapi metode ini cukup cepat dan efisien.

    Penetapan Kadar Air pada Mie Instan cenderung memakai metode

    pemanasan langsung karena sifat air dari Mie instan sendiri yang mudah

    menguap.

    Air dalam makanan terdapat dalam tiga bentuk yaitu air bebas yang

    terdapat pada lapisan bahan makanan, air yang terikat pada permukaan, dan

    air yang membentuk ikatan dengan struktur Kristal.

    Pada pemanasan 105oC hanya mengukur kadar air bebas yang terdapat

    pada bahan pangan . Kadar Air dalam suatu bahan terutama makanan perlu

    ditetapkan, karena makin tinggi kadar air dalam suatu bahan makanan, makin

    besar kemungkinan bahan tersebut cepat rusak atau tidak tahan lama.

    Kadar air yang tinggi dapat mengalami penurunan kualitas mutu selama

    prose penyimpanan, yaitu perubahan warna lebih cepat, kerusakan karena

    mikroorganisme dan daya simpan yang rendah.

    Kadar Air maksimum yang boleh terkandung pada produk pangan darurat

    salah satunya makanan padat adalah sebesar 9.5%. Hal ini dimaksudkan

  • untuk meminimalisir kerusakan akibat aktivitas mikroorganisme.

    (Brisske, 2004)

    2.1.2 Kadar LemakLemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh

    disamping zat gizi yang lain seperti karbonhidrat, protein, vitamin dan mineral

    yang mudah dicerna .

    Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida.

    Termasuk sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida adalah larutannya

    dalam pelarut organic atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air.

    Kadar lemak pada mie Instan ditentukan dengan mengekstraksi mie

    menggunakan pelarut organic yaitu petroleum benzene yang didasarkan pada

    perbedaan titik didih dan berat jenis.

    Penggunaan pelarut petroleum benzene didasarkan pada sifat dari pelarut

    tersebut yang dapat melarutkan minyak dalam mie. Disamping murah

    petroleum benzene juga tidak terlalu mencemari lingkungan. Pelarut ini juga

    memiliki bau yang tidak tajam serta petroleum benzene lebih bisa melarutkan

    minyak karena titik didih yang pelarut itu miliki lebih rendah dari pelarut

    organic lain.

    Lemak dan minyak merupakan trigliserida atau ester dari gliserol dan

    asam asam lemak .

    Struktur pembentukkan lemak :

    2.1.3 AV (Acid Value) / Bilangan Asam

  • Bilangan asam didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan

    untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram minyak. Bilangan asam

    juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak.

    Bilangan asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada

    dalam minyak akibat reaksi hidrolisis akibat reaksi kimia, pemanasan, proses

    fisika atau reaksi enzimatis.

    Semakin tinggi bilangan asam maka semakin banyak minyak yang

    terhidrolisis.

    Penentuan dilakukan dengan cara titrasi menggunakan KOH-alkohol

    ditambah dengan indikator phenilpetalin (PP).

    2.2 Minyak Goreng

    Minyak goreng adalah hasil akhir (Refined Oils) dari sebuah proses

    permunian minyak nabati (golongan yang bisa dimakan) dan terdiri dari beragam

    jenis senyawa trigliserida. Untuk menganalisis karakteristik dari suatu minyak

    goreng maka jumlah kandungan asam lemak inilah yang dipakai sebagai tolak ukur.

    (Google, 2008)

    Minyak dapat digunakan sebagai medium penggorengan bahan pangan.

    Dalam penggorengan minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas,

    menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan.

    Sepertinya halnya semua lemak , minyak sayur merupakan senyawa ester dari

    gliserin dan campuran dari berbagai jenis asam lemak, tidak larut dalam air tetapi

    larut dalam pelarut organic. Banyak minyak sayur yang dikonsumsi secara

    langsung, ataupun digunakan secara langsung sebagai bahan campuran di dalam

    makanan. Minyak cocok untuk keperluan memasak karena minyak mempunyai titik

    nyala yang tinggi. (Tambun, 2006).

    Minyak goreng yang dipakai dalam proses penggorengan dalam pembuatan

    mie instan adalah minyak sawit. Minyak ini diperoleh dari pengolahan buah kelapa

    sawit . Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan

    inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau

    kulit buah yang disebut pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesocarp atau pulp

  • dan lapisan paling dalam disebut endosperm. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan

    kulit biji (testa), endosperm dan embrio.

    Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel)

    mengandung minyak sebesar 44% dan endocarp tidak mengandung minyak.

    (Pasaribu, 2004)

    Berikut ini tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi asam lemak

    dari minyak kelapa sawit (Pasaribu, 2004) :

    Minyak sawit dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak berfungsi sebagai

    penghantar panas, menambah cita rasa makanan, memperbaiki tekstur makanan dan

    sumber energi untuk kebutuhan tubuh dan sangat popular saat ini. Minyak sawit

    memiliki komponen aktif yang sangat berguna bagi kesehatan.

    Minyak sawit mengandung sedikit asam lemak jenuh seperti asam miristik dan

    asam laurik, tetapi banyak sekali mengandung asam lemak tidak jenuh tunggal yaitu

    asam oleat, asam tidak jenuh ganda seperti asam lemak linoleat, asam lemak

    linolenat.

    Minyak sawit memiliki kandungan gizi yang lebih lengkap dibandingkan

    dengan minyak zaitun dan VCO. Selain mengandung provitamin A yaitu dan

  • karoten minyak sawit mengandung berbagai jenis mineral yang terdiri atas riboflavin,

    fosfor, potassium, kalsium, magnesium, mangan, retinal, dan licopen. (Arghainc,

    2008)

    Sebab-sebab dari kerusakan lemak atau minyak yaitu :

    1). Penyerapan bau

    Lemak bersifat mudah menyerap bau, apabila bahan pembungkus dapat

    menyerap lemak maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara

    sehingga rusak dan berbau. Bau yang berasal dari baguan lemak yang rusak ini

    akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang mengakibatkan seluruh

    lemak menjadi rusak.

    2). Hidrolisis

    Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam

    lemak. Reaksi ini direaksikan cepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim sejenis

    protein. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan dengan asam lemak

    rendah(mentega, minyak kepala sawit, dan minyak kelapa). Hidrolisis sangat

    menurunkan mutu minyak goreng. Selama penyimpanan dan pengolahan lemak

    atau minyak asal lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses

    pemurnian untuk menghasilkan minyak yang lebih baik.

    3). Oksidasi dan ketengikan

    Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang

    disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh otooksidasi radikal asam

    lemak tidak jenuh dalam lemak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan

    radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh factor-faktor yang dapat mempercepat

    reaksi seperti cahaya, panas, peroksida dan enzim-enzim.

    Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal bebas lemak tidak jenuh

    mengalami oksidasi dan menjadi tengik yang disebabkan oleh pembentukan

    senyawa hasil pemecahan hidro peroksida yang bersifat sangat tidak stabil dan

    mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai C yang lebih pendek yang bersifat

    volatile dan menimbulkan bau tengik dan lemak.

  • Proses ketengikkan pada minyak dapat dicegah dengan menambahkan

    antioksidan seperti tokoferol, BHA, BHT dan lain-lain.

    Jenis Parameter pengujian minyak goreng :

    2.2.1. FFA (Free Fatty Acid) / Asam lemak bebas

    Asam lemak bebas / FFA adalah asam lemak yang berada sebagai asam

    bebas tak terikat sebagai trigliserida. Dalam bahan pangan keberadaan asam

    lemak bebas denagn kadar tinggi tidak diinginkan, karena asam lemak bebas

    dapat menyebabkan bahan pangan menjadi mudah tengik dan tidak layak

    untuk dikonsumsi.

    Ketengikan biasanya disebabkan oleh pemanasan yang berulang-ulang

    dengan suhu yang tinggi yang dapat mengakibatkan bahan pangan tidak layak

    untuk dikonsumsi.

    Prinsip dari analisa FFA adalah pelarutan dengan pelarut organic. Dan

    dalam hal ini pelarut yang digunakan adalah isopropanol yang telah

    dinetralkan dengan larutan basa.

    Banyaknya kandungan asam lemak bebas yang ada pada minyak

    goreng dapat menurunkan kualitas dari minyak itu sendiri.

    2.3. Shelf Life

    Shelf life merupakan bentuk pengawasan mutu mie instan selama umur

    penyimpanan. Pemeriksaan shelf life merupakan salah satu factor penting dalam

    bidang pengawasan mutu. Selain itu produk shelf life dapat digunakan sebagai

    acuan jika terjadi penyimpangan pada barang yang telah diluncurkan ke pasar,

    jadi dapat segera dilakukan recall.

    Shelf life produk pangan merupakan suatu parameter ketahanan produk

    selama penyimpanan terutama jika kondisinya beragam (syarieg et al, 1989).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan produk yang telah

    dikemas adalah sifat alami produk terkemas, kondisi atmosfer lingkungan

  • sekitar produk (kelembaban dan suhu) serta ketahanan bahan pengemas

    terhadap gas, air dan bau.

    Mekanisme kemunduran mutu produk dapat dipengaruhi oleh :

    a. Uap air

    Mie instan merupakan salah satu jenis pangan kering yang rentan

    terhadap uap air karena dapat mengurangi kerenyahannya. Pertukaran

    kelembaban dengan sekitar dapat menyebabkan perubahan pada fisik, rasa

    dan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme.

    b. Oksidasi dan hidrolisa

    Mie instan merupakan makanan ringan yang mengandung cukup

    banyak lemak. Oleh karena itu oksidasi sangat berpengaruh dalam

    kemunduran mutu produk karena dapat menyebabkan ketengikan pada

    lemak. Sedangkan uap air yang masuk dalam bahan juga akan

    mengakibatkan terjadinya hidrolisa pada lemak dan meningkatkan

    kandungan asam lemak bebas pada mie instan tersebut.

    c.Suhu

    Suhu memiliki pengaruh ganda dalam bahan pengemas dan kecepatan

    oksidasi lemak. Suhu yang rendah dapat memudahkan transisi air dari

    udara sekitar ke dalam produk terkemas, sedangkan suhu tinggi akan

    memudahkan terjadinya oksidasi pada lemak yang terkandung dalam mie.

    Pemeriksaan pada shelf life dilakukan untuk IQC (Ingredient Quality

    Control), PQC (Process Quality Control), dan OQC (Outgoing Quality Control).

    Barang yang diperiksa pada monitoring IQC yaitu seasoning dan

    ingredient, meliputi analisa fisik, organoleptik, dan kimia (kadar air dan FFA

    minyak bumbu).

    Pada PQC bahan yang akan dianalisa shelf life yaitu mie. Lama

    penyimpanan sample tergantung dari umur produk dan produk dimusnahkan

    setelah rasa kadaluarsa berakhir. Pemeriksaan dilakukan baik secara fisik,

  • organoleptik maupun kimia. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap adanya

    cemaran. Pemeriksaan organoleptik meliputi rasa, bau, tekstur, dan warna.

    Sedangkan pemeriksaan kimia meliputi kadar air dan AV (Bilangan asam).

    OQC akan memonitoring mie instan produk jadi selama barang masih

    terdapat di gudang dan dihentikan bila barang telah keluar dari gudang.

    BAB III

    PELAKSANAAN PRAKERIN

    3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Pada tahun ajaran 2010/2011 SMK Analis Kimia Nusa Bangsa melaksanakan

    Prakerin pada semester VII. Waktu pelaksanaan Prakerin ini selama 4 bulan, yaitu

    dimulai pada tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Oktober 2011.

    Adapun lembaga atau institusi yang dijadikan tempat Prakerin adalah PT.

    Indofood CBP Sukses Makmur tepatnya di bagian QC proses P.2.

    3.2 Alat, Bahan, dan Metode Kerja

    3.2.1 Penentuan Kadar Air pada Mie Instan dan Bumbu Mie

    A. Tujuan

    Penetapan ini bertujuan untuk menentukan kadar air pada Mie Instan

    dengan menggunakan metode pemanasan langsung.

    B. Prinsip Kerja

  • Metode ini digunakan untuk seluruh produk makanan kecuali bila

    produk tersebut mengandung komponen atau zat yang mengalami

    dekomposisi pada suhu pemanasan 105 2 oC atau produk tersebut

    mengandung zat yang mudah menguap.

    Penetapan ini relative sederhana dimana contoh ditimbang pada suhu

    105 2 oC dalam oven kemudian hilangnya berat dalam contoh dihitung

    sebagai kadar air.

    C. Alat

    1. Neraca Analitik pembacaan 0,1 mg

    2. Oven listrik dengan suhu 105 2 oC

    3. Desikator

    4. Cawan / botol timbang

    5. Penjepit

    6. Spatula

    D. Bahan

    1. Sampel (Mie Instan)

    E. Cara Kerja

    1. Dikeringkan cawan / botol timbang beserta tutupnya dalam oven dengan

    suhu 105 2 oC selama 30 menit.

    2. Didinginkan dalam desikator kemudian timbang sampai ketelitian 0,1

    mg.

    3. Ditimbang 2-5 g contoh yang telah disiapkan ke dalam botol timbang.

    4. Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 2 oC selama 3 jam (botol

    timbang dalam keadaan terbuka)

    5. Didinginkan dalam desikator selama 30-45 menit

    6. Ditimbang botol beserta isinya sampai ketelitian 0,1 mg.

    3.2.2 Penetapan Kadar Lemak pada Mie Instan

    A. Tujuan

  • Penetapan ini bertujuan untuk mengetahui kadar Lemak yang

    terkandung pada Mie Instan dengan menggunakan metode Soxlet.

    B. Prinsip Kerja

    Sampel yang telah dihaluskan dimasukkan dalam huls kemudian

    dengan menggunakan alat soxlet sample diekstrak dengan pelarut organic

    yaitu petroleum benzene. Ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polar,

    bagian bahan yang terekstrak dibagi contoh adalah kadar lemak yang

    ditentukan.

    C. Alat

    1. Labu Lemak

    2. Alat Soxlet

    3. Pemanas Listrik

    4. Oven listrik dengan suhu 105 2 oC

    5. Penangas air

    6. Neraca Analitik

    7. Huls

    8. Kapas

    D. Bahan

    1. Petroleum benzene

    2. Thimble bebas lemak

    3. Kapas bebas Lemak

    4. Batu didih

    E. Cara Kerja

    1. Contoh dihaluskan sampai cukup halus (< 1 mm)

    2. Ditimbang dengan teliti 2 4 g contoh,

    3. Dimasukkan ke dalam thimble dan tutup rapat dengan kapas dijaga

    jangan sampai bocor

    4. Diekstrak dengan menggunakan petroleum benzene dalam alat soxlet

    selama 4 jam

    5. Diatur suhu penangas air dimana labu didih dipanaskan pada suhu 60

    70 oC.

  • 6. Dimasukkan thimble berisi contoh ke dalam soxlet.

    7. Labu lemak berisi batu didih yang digunakan sebelumnya telah

    diketahui bobot tetapnya.

    8. Disulingkan dan keringkan labu lemak yang berisi residu lemak /

    minyak dalam oven pada suhu 105 2 oC sampai tidak berbau pelarut

    selama 3 jam.

    9. Didinginkan dalam desikator selama 30 45 menit.

    10. Ditimbang labu berisi minyak.

    3.2.3 Penetapan kadar AV pada Mie Instan

    A. Tujuan

    Penetapan Kadar AV bertujuan untuk menentukan dan mengetahui

    mutu minyak terhadap bilangan asam .

    B. Prinsip Kerja

    Pelarutan lemak atau minyak hasil ekstraksi dalam pelarut organic

    yang sesuai (campuran etanol : eter = 1:1) dan telah dinetralkan,

    selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat dalam contoh dinetralkan

    dengan larutan basa.

    C. Alat

    1. Burette dengan ketelitian 0.05 mL

    2. Erlemeyer Flask

    3. Penangas air

    4. Hotplate

    5. Neraca Analitik

    6. Beaker glass

    7. Corong

    8. Oven

  • D. Bahan

    1. Larutan KOH

    2. Lar. Indicator PP dalam etanol 95%

    3. Campuran etanol : dietileter (1:1) yang telah dinetralkan .

    4. Larutan Petroluem benzene

    E. Cara Kerja

    1. Lakukan ekstraksi terhadap contoh produk untuk

    mendapatkan minyak

    2. Contoh minyak cair hasil ekstraksi dapat langsung ditimbang

    3. Contoh minyak yang telah diekstraksi kemudian didestilasi

    untuk menghilangkan pelarut (petroleum benzene)

    4. Dikeringkan dioven dengan suhu 105 2 oC sampai bau

    pelarut hilang

    5. Ditimbang contoh minyak yang telah kering

    6. Ditambahkan 30 50 mL pelarut yang telah dinetralkan

    dan kocok sampai larut

    7. Ditambahkan beberapa tetes indicator PP

    8. Bila minyak tidak larut, tempatkan campuran diatas

    hotplate kemudian atur suhu pada 40 oC . Kocok contoh pelan-

    pelan sambil dititrasi dengan larutan standar alkali KOH 0.05 N

    dengan titik akhir titrasi berwarna pink tidak hilang sampai 30

    menit

    3.2.4 Penetapan kadar FFA pada Minyak goreng dan Minyak Bumbu

    A. Tujuan

    Untuk menentukan Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng

    yang telah dipakai.

    B. Prinsip Kerja

  • Pelarutan lemak atau minyak dalam pelarut organic yang sesuai

    dan telah dinetralkan, selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat

    dalam contoh dinetralkan dengan larutan alkali.

    C. Alat

    1. Buret

    2. Labu erlemeyer

    3. Pipet tetes

    4. Neraca analitik

    5. Pipet measuring

    6. Bulp

    D. Bahan

    1. Isopropanol atau dietil eter : etanol (1:1) yang telah dinetralkan.

    Penetralan dilakukan dengan menitrasi pelarur dengan KOH 0.05

    N dengan menggunakan indicator PP

    2. Larutan indicator phenolpethalein 1%

    3. Larutan KOH 0.05 N

    F. Cara Kerja

    1. Ditimbang dengan teliti 3-5 gram contoh ke dalam erlemeyer

    2. Ditambahkan 30-50 mL pelarut yang telah dinetralkan dan kocok

    sampai larut

    3. Tambahkan 2-3 tetes indicator phenolphthalein

    4. Dititrasi dengan menggunakan larutan KOH 0.05 N . Titik akhir

    titrasi tercapai bila warna campuran berubah menjadi pink dan

    tidak hilang selama 30 detik.

  • BAB IV

    DATA PENGAMATAN

    4.1. Hasil Analisa

    4.1.1. Mie Instan

    4.1.1.1 Hasil Analisa Kadar Air dalam Mie Instan

    Line Kode

    alat

    Berat

    Contoh

    (gram)

    Berat alat

    + contoh

    (gram)

    Berat

    akhir

    (gram)

    Hasil

    perhitungan

    (%)

    Keterangan

    16.1 F7 4.9724 58.2179 58.0950 2.4716 12.0016.2 46 4.9663 46.5503 46.4196 2.631716.3 3 4.7149 42.9189 42.7897 2.740216.4 BX 5.3303 46.9049 46.7598 2.722216.5 92 4.5874 45.5101 45.3745 2.956016.6 SSI 4.8814 53.6492 53.4937 3.185616.7 A7 4.8244 58.5974 58.4416 3.229416.8 KA 4.5962 39.9587 39.8279 2.8459

    17.1 36 4.6299 62.2816 62.1525 2.788417.2 CQ 4.8575 54.7486 54.6085 2.884217.3 5 4.2039 44.3088 44.1896 2.835517.4 QR 5.3696 56.9415 56.7914 2.795417.5 MZ 4.5865 60.3969 60.2719 2.725417.6 83 4.4589 40.7856 40.6635 2.738317.7 66 3.9441 43.0489 42.9431 2.682517.8 2 4.9970 42.4998 42.3575 2.8477

    4.1.1.2. Hasil Analisa AV (Acid Value) / bilangan asam pada Mie Instan

  • Line Kode

    alat

    Berat

    Alat

    (gram)

    Berat

    Contoh

    (gram)

    Berat

    Akhir

    (gram)

    Volume

    titrasi

    (ml)

    Hasil

    Perhitungan

    (%)

    FFA

    Mie

    16.1 KAO 114.2031 4.3359 118.5390 0.73 0.557 0.25416.2 HR 111.4766 3.8041 115.2807 0.64 0.557 0.25416.3 RSL 109.1717 2.9617 112.1334 0.49 0.548 0.25016.4 SRP 111.2762 3.5710 114.8463 0.59 0.547 0.25016.5 X2 106.2844 3.6035 109.8879 0.59 0.542 0.24716.6 TYS 116.5433 3.3532 119.8965 0.57 0.563 0.25716.7 RZ 107.2242 3.4196 110.6438 0.52 0.503 0.23016.8 2A 116.2161 4.1846 120.4007 0.67 0.530 0.242

    17.1 AB 107.6936 2.4676 110.1612 0.40 0.537 0.24517.2 NS 105.4772 4.1595 109.6367 0.56 0.446 0.20317.3 17 107.1850 2.9195 110.1045 0.43 0.488 0.22217.4 ZR 112.3868 3.0260 115.4128 0.44 0.481 0.22017.5 DB 109.9815 3.2280 113.2095 0.45 0.461 0.21117.6 XB 107.3172 2.6357 109.9529 0.38 0.477 0.21817.7 DIL 108.8364 2.9698 111.8062 0.44 0.490 0.22417.8 ZPS 110.1067 3.1651 113.2718 0.46 0.481 0.219

    4.1.1.3. Hasil Analisa Kadar Lemak (FC) pada Mie Instan

    Line Kode

    Alat

    Berat

    Alat

    (gram)

    Berat

    Contoh

    (gram)

    Berat

    Akhir

    (gram)

    Hasil

    Perhitungan

    (%)

    Keterangan

    16.1 3Y 105.5563 3.5957 106.159

    0

    16.7616 13.30

  • 16.2 30 114.7628 3.1746 115.291

    8

    16.6635

    16.3 B 112.9695 3.2242 113.503

    6

    16.5653

    16.4 UMR 108.3828 3.5610 108.968

    1

    16.4364

    16.5 AMD 106.8174 3.2358 107.337

    4

    16.0702

    16.6 14 112.8502 3.0861 113.344

    4

    16.0137

    16.7 XL 108.3767 3.2690 108.911

    6

    16.3628

    16.8 3 108.6406 3.7623 109.253

    2

    16.2826

    17.1 52 110.1958 3.9044 110.821

    7

    15.9282

    17.2 AMD 106.6267 3.7697 107.224

    1

    15.8474

    17.3 30 114.3725 3.5264 114.930

    1

    15.8122

    17.4 66 114.5415 3.7837 115.142

    3

    15.8786

    17.5 KAO 114.6134 3.9185 115.226

    3

    15.6412

    17.6 2A 116.5299 3.7488 117.131

    0

    16.0345

    17.7 F1 104.0874 4.3324 104.754

    0

    15.3864

    17.8 ELS 114.9076 3.9731 115.539

    2

    15.8970

  • 4.1.2. Minyak Goreng

    4.1.2.1. Hasil Analisa FFA Minyak Goreng

    Line Kode

    Alat

    Berat

    Contoh (gr)

    Volume Titrasi

    (mL)

    Hasil Perhitungan (%)

    16 EXS 8.2669 1.09 0.19917 P 6.7353 0.88 0.19718 02 6.9239 0.99 0.21619 66 6.1590 0.70 0.17220 BB 7.1495 0.73 0.15421 KX 6.1326 0.68 0.16722 ZR 6.0620 0.66 0.16423 007 6.0234 0.65 0.16327 COY 6.4148 0.98 0.231

    4.1.3 Shelf life

    4.1.3.1 Hasil Analisa Kadar Air pada Mie Instan

    Rasa Kode

    alat

    Berat

    Contoh

    (gram)

    Berat alat

    + contoh

    (gram)

    Berat

    akhir

    (gram)

    Hasil

    perhitungan

    (%)

    Keterangan

    SPGS COD 4.0367 44.8879 44.5761 7.7241SPGAB C1 4.5805 51.5984 51.2458 7.6978

    RGA 27 4.5083 61.1556 60.8143 7.5705OR H 4.0341 60.7006 60.4424 6.4004GSE WB 3.6812 37.2762 36.9984 7.5465

    4.1.3.2. Hasil Analisa Kadar Air bumbu

  • Rasa Kode

    alat

    Berat

    Contoh

    (gram)

    Berat alat

    + contoh

    (gram)

    Berat

    akhir

    (gram)

    Hasil

    perhitungan

    (%)

    Keterangan

    OR 36 3.2919 59.9169 59.5832 10.1370 KecapKI 2.2882 43.9026 43.7622 6.1358 Bawang91 3.8153 50.9715 50.9002 1.8688 Bumbu

    SPGAB X2 6.0977 56.8045 56.0093 13.0409 KecapL28 2.9610 58.1602 57.9617 6.7038 BawangB 2.7626 47.4566 47.3842 2.6207 Bumbu

    RGA C6 2.9841 54.4977 54.3084 6.3436 Kecap4R 3.3616 46.4249 46.3269 2.9153 Bumbu

    GSE C8 5.3662 51.8913 51.2889 11.2258 KecapF7 3.0824 52.6348 52.4310 6.6117 Bawang5 3.6884 43.5049 43.3721 3.6005 Bumbu

    SPGS TG 3.1261 47.5539 47.2506 9.7022 Kecap14 3.7991 60.1182 59.9362 4.7906 BumbuX3 5.0698 52.5686 51.6697 17.7305 Sambal

    OOO 6.4509 55.2661 54.8897 5.8348 Bawang

    4.1.3.3. Hasil Analisa FFA pada minyak bumbu

    Rasa Kode

    Alat

    Berat

    Contoh (gr)

    Volume Titrasi

    (mL)

    Hasil Perhitungan (%)

    OR BB 4.7523 0.80 0.254SPGAB BIG 2.4491 0.58 0.358

    RGA AG 5.8975 1.38 0.353GSE EXS 1.6300 0.70 0.649SPGS 66 6.0340 1.54 0.385

    4.1.3.4. Hasil Analis AV (Acid Value)/bilangan asam pada Mie Instan

    Rasa Kode

    Alat

    Berat

    Awal

    (gram)

    Berat

    Contoh

    (gram)

    Berat

    Awal +

    Contoh

    (gram)

    mL

    Titrasi

    (%)

    Hasil

    Perhitungan

    (%)

    SPGS AMD 106.0276 2.6664 108.6940 0.66 0.819SPGAB X2 106.2810 3.0170 109.2980 0.72 0.790

    RGA SRP 111.2724 2.2778 113.5502 0.50 0.727

  • OR XL 108.0410 2.3620 110.4030 0.44 0.617GSE 17 107.1790 2.1680 109.3470 0.49 0.748

    Keterangan :

    SPGS Supermie Goreng Sedap

    SPGAB Supermie Goreng Ayam Goreng

    RGA Sarimi Goreng Ayam

    OR Original Indomie

    GSE Goreng Satay