Banyaknya Penduduk, Kelahiran, Kematian, Penduduk Datang dan
4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo -...
Transcript of 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo -...
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo
4.1.1 Keadaan Geografis
Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango. Secara geografis
mempunyai luas 64,79 km2
atau 0,58 persen dari luas Provinsi Gorontalo.
Propinsi Gorontalo dibagi menjadi 6 Kecamatan, terdiri dari 49 Kelurahan. Secara
Astronomis, Kota Gorontalo terletak antara 00o 28’ 17" - 00
o 35’ 56" Lintang
Utara dan antara 122 o 59’ 44" - 123
o 05’ 59" Bujur Timur. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas:
Utara : Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango,
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo,
Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bonebolango.
Tabel 2. Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2010.
No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)
1 Kota Barat 15,16 23,4
2 Dungingi 4,1 6,33
3 Kota Selatan 14,39 22,21
4 Kota Timur 14,43 22,27
5 Kota Utara 12,58 19,42
6 Kota Tengah 4,13 6,37
Kota Gorontalo 64,79 100 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Berdasarkan Tabel 2. menunjukan bahwa Kecamatan yang memiliki luas
wilayah terbesar yaitu Kota Timur 14.43 km2 sedangkan Kecamatan Dungingi
merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 4,1 km2.
29
4.1.2 Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah
penduduk Kota Gorontalo adalah 179.991 orang, dan banyaknya penduduk
masing-masing di setiap Kecamatan dan rumah tangga di Kota Gorontalo dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Rumah Tangga di Kota
Gorontalo 2010.
No. Kecamatan Penduduk Rumah Tangga
1 Kota Barat 20.201 4.835
2 Dungingi 21.534 5.122
3 Kota Selatan 35.932 8.918
4 Kota Timur 42.086 10.071
5 Kota Utara 33.117 7.761
6 Kota Tengah 27.121 7.264
Kota Gorontalo 179.991 43.971 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Tabel 3. menunjukan Kecamatan Kota Timur, Kota Selatan dan Kota
Utara merupakan tiga Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu
masing- masing 42.086 orang, 35.932 orang. Sedangkan Kecamatan dengan
penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Kota Barat, yaitu 20.201 orang.
4.1.3 Pemerintahan
Sejak tahun 2004, Kota Gorontalo terdiri atas 6 Kecamatan, yaitu
Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Selatan,
Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Tengah. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 4.
30
Tabel 4. Banyaknya Kelurahan, Lingkungan, RW, dan RT Menurut Kecamatan di
Kota Gorontalo, 2010.
No Kecamatan Kelurahan Lingkungan RW RT
1 Kota Barat 7 28 34 122
2 Dungingi 5 17 23 95
3 Kota Selatan 10 45 54 198
4 Kota Timur 11 50 78 276
5 Kota Utara 10 36 54 168
6 Kota Tengah 6 21 36 136
Kota Gorontalo 49 197 279 995 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Tabel 4. menunjukan bahwa Kecamatan Kota Timur merupakan Kelurahan
terbanyak yaitu 11 Kelurahan sedangkan Dungingi merupakan Kecamatan yang
memiliki jumlah kelurahan yang paling sedikit adalah 5 Kelurahan.
4.1.4 Pengeluaran dan Konsumsi
Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut kelompok barang makanan
di Kota Gorontalo dan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
2010, dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang
Makanan di Kota Gorontalo.
No. Kecamatan Nilai Persentase (%)
1 Padi-padian 46.585 16,83
2 Umbi-umbian 1.673 0,60
3 Ikan 48.947 17,68
4 Daging 6.541 2,36
5 Telur dan Susu 19.587 7,08
6 Sayur-sayuran 24.476 8,84
7 Kacang-kacangan 3.652 1,32
8 Buah-buahan 8.844 3,19
9 Minyak dan lemak 10.768 3,89
10 Bahan minuman 11.015 3,98
11 Bumbu-bumbuan 3.522 1,27
12 Konsumsi lainnya 4.495 1,62
13 Makanan dan minuman jadi 55.863 20,18
14 Tembakau dan sirih 30.846 11,14
Jumlah 276.814 100,00 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
31
Tabel 5. menunjukan bahwa pengeluaran rata-rata per kapita sebulan
menurut kelompok barang makanan di Kota Gorontalo adalah 276.814.
Pegeluaran terbesar adalah makanan minuman jadi 55.863, dan pengeluaran yang
paling sedikit adalah umbi-umbian 1.673. Sedangkan untuk pengeluaran minyak
dan lemak adalah 10.768.
4.1.5 Kesejahteraan
Pada tahun 2010, jumlah keluarga Pra Sejahtera di Kota Gorontalo adalah
2.787 keluarga. Sementara itu, jumlah keluarga sejahtera adalah 41.565 keluarga
yang komposisi terbanyak berada pada tingkat keluarga Sejahtera II. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di
Kota Gorontalo.
No. Kecamatan Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera
Jumlah I II III III+
1 Kota Barat 546 2.180 1.607 869 128 5.330
2 Dungingi 296 1.086 1.074 2.444 175 5.075
3 Kota Selatan 597 2.988 3.612 1.793 221 9.211
4 Kota Timur 746 3.320 4.487 1.712 251 10.516
5 Kota Utara 439 2.635 3.181 1.721 179 8.155
6 Kota Tengah 163 2.207 1.316 2.223 156 6.065
Kota Gorontalo 2.787 14.416 15.277 10.762 1.110 44.352 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Tabel 6. dapat dilihat bahwa keluarga sejahtera yang menempati urutan
pertama adalah Kota Timur dengan jumlah total 10.516 selanjutnya Kota Selatan
dengan jumlah total 9211 dan yang ketiga Kota Utara dengan jumlah total 8.115.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini berupa umur, pendidikan dan
pekerjaan. Adapun penjelasan karateristik responden yang mengisi koesiner
penelitian sebagai berikut.
32
4.2.1 Umur
Umur merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh responden yang
mengisi koesioner minyak goreng Bimoli. Responden yang membeli minyak
goreng Bimoli pada umumnya adalah konsumen rumah tangga yang memiliki usia
21 tahun keatas. Adapun umur responden ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 23 – 28 12 12
2 29 – 33 15 15
3 34 – 38 20 20
4 39 – 43 18 18 5 44 – 48 13 13
6 49 – 53 11 11
7 54 – 58 4 4
8 59 – 64 5 5
9 >65 2 2
Jumlah 100 100 Sumber : Data diolah, 2010.
Tabel 7. menunjukan bahwa usia responden yang mengisi kuesioner adalah
23 sampai 65 tahun keatas. Dari hasil tabel tersebut responden terbanyak yang
mengisi kuesioner adalah usia 34-38 tahun yaitu 20 orang atau 20%, dan yang
terkecil adalah usia lebih dari 65 tahun yaitu 2 orang atau 2%.
4.2.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena
tingkat pendidikan menunjukan kemampuan dan pengetahuan responden dalam
menentukan pilihan maupun kualitas produk, dalam hal ini pengetahuan tentang
minyak goreng Bimoli. Adapun tingkat pendidikan responden dapat terlihat pada
Tabel 8.
33
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SD 9 12%
2 SMP 20 20%
3 SMA 58 58%
4 D3 5 5%
5 S1 8 8%
Jumlah 100 100% Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 8. menunjukan bahwa karakteristik responden yang
mengisi kuesioner terdiri dari SD, SMP, SMA D3 bahkan SI. Dari kelima tingkat
pendidikan, responden yang terbanyak adalah pendidikan SMA yaitu 58 orang
atau 58%. Sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit di tingkat
pendikan D3 yaitu 5 orang atau 5%.
4.2.3 Pekerjaan
Selain pendidikan pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli produk Bimoli. Hal ini dilihat pada kemampuan
seseorang membeli minyak goreng Bimoli yang disesuaikan dengan pendapatan.
Pada umumnya pekerjaan responden yang mengisi kuesioner adalah sebagai ibu
rumah tangga dan sebagian lagi memiliki pekerjaan lain. Untuk lebih jelas
pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 PNS 13 13
2 Pegawai Swasta 3 3
3 Wiraswasta 18 18
4 Ibu Rumah Tangga 60 60
5 Lainnya 6 6
Jumlah 100 100% Sumber : data diolah, 2012
Bedasarkan Tabel 9. menunjukan bahwa pekerjaan responden terbanyak
yang mengisi kuesioner adalah ibu rumah tangga yaitu 60 orang atau 60%
34
sedangkan pekerjaan responden yang paling sedikit adalah pegawai swasta yaitu 3
orang atau 3%.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian yaitu memberikan gambaran tentang tanggapan
konsumen terhadap bauran pemasaran minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo
yaitu variabel produk, harga, tempat/distribusi dan promosi. Untuk melihat
seberapa jauh tanggapan responden terhadap keputusan pembelian minyak goreng
Bimoli di Kota Gorontalo, jawaban responden tentang variabel produk diukur
dengan skala likert yang diberi nilai skor 1 sampai 5. Nilai dari jawaban
responden ditabulasikan berdasarkan hasil kuesioner yaitu nilai terendah 12 dan
nilai tertinggi 25. Adapun hasil gambaran variabel bauran pemasaran sebagai
berikut :
4.3.1 Produk
Produk merupakan inti dari bauran pemasaran, tanpa adanya produk maka
variabel bauran pemasaran lain tidak memiliki nilai guna. Kualitas dan
keunggulan produk itu memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli produk yang akan ditawarkan. Semakin baik kualitas
dan manfaat produk yang ditawarkan maka semakin banyak peluang produsen
untuk dapat mempertahankan produk dari pesaing lainnya. Produk adalah segala
sesuatu dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang dipasarkan oleh pihak
produsen, yaitu minyak goreng Bimoli. Indikator produk dalam penelitian ini
meliputi: rasa, kemasan, warna, standardisasi dan variasi produk. Untuk melihat
seberapa jauh tanggapan konsumen tentang variabel produk untuk keputusan
pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 10.
35
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Produk untuk Keputusan Pembelian
Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 23,64 ; S2 = 3,65 )
NO Interval
Skor Frekuensi
Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari
FK FKR (%) FK FKR (%)
1 12 – 13 1 1 100 100 1 1
2 14 – 15 0 0 99 99 1 1
3 16 – 17 1 1 99 99 2 2
4 18 – 19 2 2 98 98 4 4
5 20 – 21 6 6 96 96 10 10
6 22 – 23 15 15 90 90 25 25
7 24 – 25 75 75 75 75 100 100 Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 10. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari
interval 12-13 sampai interval 24–25. Skor tertinggi pada interval 24 - 25 yaitu
75 responden atau 75 %. Sedangkan skor terendah pada interval 12 – 13 dan 16-
17 yaitu 1 responden atau 1%. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-
rata skor yang dicapai responden adalah 23,64 dengan simpangan baku 3,65.
Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator
variabel produk terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota
Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Persentase Responden Terhadap Variabel Produk Menurut Item
Jawaban
No Indikator Pertanyaan Angket
Persentase Responden Menurut
Item Jawaban
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Kurang
setuju Setuju
Sangat
setuju
1 Minyak goreng Bimoli sudah
melekat dipikiran. 0 0 2 18 86
2 Minyak goreng Bimoli rasanya
gurih dan renyah. 0 2 2 17 79
3 Minyak goreng Bimoli memiliki
kemasan yang menarik. 0 0 2 12 80
4 Minyak goreng Bimoli warnanya
bening. 1 0 4 38 57
5 Minyak goreng Bimoli sudah
berstandar SNI 0 0 1 13 86
Rata – rata 0,2 0,4 2,2 19,6 77,6 Sumber: data diolah, 2012.
36
Tabel 11. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam
bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item
produk. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang
memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah
97,2%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap pembelian minyak
goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena
minyak goreng memiliki keunggulan dari segi rasa, kemasan, warna, standardisasi
dan variasi produk.
4.3.2 Harga
Harga minyak goreng Bimoli adalah nilai minyak goreng Bimoli yang
dinyatakan dengan uang. Harga merupakan bagian yang banyak mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian minyak goreng Bimoli. Konsumen
biasanya selain memperhatikan kualitas dan manfaat produk juga memperhatikan
harga produk. Dalam variabel bauran pemasaran, indikator harga meliputi:
kesesuaian harga dengan manfaat penggunaan, harga terjangkau, harga lebih
rendah dari pesaing, potongan harga, dan variasi harga. Untuk melihat lebih jelas
hasil tanggapan konsumen tentang harga untuk keputusan pembelian minyak
goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Harga untuk Keputusan Pembelian
Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 20,26 ; S2 = 4,63)
NO Interval
Skor
Frekuensi Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari
FK FKR (%) FK FKR (%)
1 12 – 13 1 1 100 100 1 1
2 14 – 15 2 2 99 99 3 3
3 16 – 17 4 4 97 97 7 7
4 18 – 19 25 25 93 93 32 32
5 20 – 21 42 42 68 68 74 74
6 22 – 23 21 21 26 26 95 95
7 24 – 25 5 5 5 5 100 100 Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 12. Menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari
interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tabel tersebut skor tertinggi
37
pada interval 20 - 21 yaitu 42 responden atau 42 %. Sedangkan skor terendah
pada interval 12 – 13 yaitu 1 responden atau 1%. Bedasarkan hasil tersebut secara
keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20,26 dengan
simpangan baku 4,63.
Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator
pertanyaan responden terhadap variabel harga untuk keputusan pembelian minyak
goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Persentase Responden Terhadap Variabel Harga Menurut Item Jawaban
No Indikator Pertanyaan
Angket
Persentase Responden Menurut Item
Jawaban
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Kurang
setuju Setuju
Sangat
setuju
1 Harga minyak goreng
Bimoli terjangkau 0,00 4,00 52,00 41,00 3,00
2 Harga minyak goreng
Bimoli sesuai dengan
manfaat dan penggunaan
0,00 0,00 3,00 25,00 72,00
3 Harga minyak goreng
Bimoli lebih rendah dari
minyak goreng kemasan
lainnya.
1,00 15,00 53,00 17,00 14,00
4 Setiap pembelian minyak
goreng Bimoli diberi
discount/ potongan harga
khusus.
0,00 11,00 52,00 30,00 7,00
5 Harga minyak goreng
Bimoli Bervariasi sesuai
ukuran.
0,00 0,00 0,00 9,00 91,00
Rata – rata 0,20 6,00 32,00 24,40 37,40 Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 13. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam
bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item
harga. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang
memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan harga
adalah 61,8%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap harga
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah cukup baik. Hal ini disebabkan
38
karena harga minyak goreng Bimoli bervariasi dan sesuai manfaat penggunaan.
Meskipun demikian sebagian konsumen beranggapan bahwa harga minyak goreng
Bimoli lebih mahal dari harga minyak goreng kemasan lain.
4.3.3 Tempat
Tempat/saluran distribusi merupakan salah satu bagian bauran pemasaran
yang menyalurkan barang dari produsen langsung ke konsumen. Variabel
tempat/distribusi minyak goreng Bimoli meliputi indikator: jarak pembelian,
tempat belanja, dan saluran distribusi. Untuk lebih jelasnya hasil tanggapan
konsumen tentang tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian minyak goreng
Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Tempat untuk Tanggapan Konsumen
Rumah Tangga di Kota Gorontalo. ( = 21,02 ; S2 = 4,25)
NO Interval
Skor
Frekuensi Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari
FK FKR (%) FK FKR (%)
1 12 – 13 1 1 100 100 1 1
2 14 – 15 1 1 99 99 2 2
3 16 – 17 2 2 98 98 4 4
4 18 – 19 11 11 96 96 15 15
5 20 – 21 47 47 85 85 62 62
6 22 – 23 28 28 38 38 90 90
7 24 – 25 10 10 10 10 100 100 Sumber: Data diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 14. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari
interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tersebut diperoleh skor
tertinggi pada interval 20-21 yaitu 47 responden atau 47 %. Sedangkan skor
terendah pada interval 12–13 dan 14-15 yaitu 1 responden atau 1 %. Secara
keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 21,02 dengan
simpangan baku 4,25.
Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator
pertanyaan responden dari variabel tempat terhadap keputusan pembelian minyak
goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 15.
39
Tabel 15. Persentase Responden Terhadap Variabel Tempat Menurut Item
Jawaban
No Instisari Pertanyaan
Angket
Persentase Responden Menurut Item
Jawaban
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Kurang
setuju Setuju
Sangat
setuju
1 Minyak goreng Bimoli dapat
dibeli di tempat perbelanjaan
manapun.
0,00 0,00 2,00 16,00 82,00
2 Untuk memperoleh produk
Bimoli tidak sulit. 0,00 0,00 4,00 47,00 49,00
3 Tempat pembelian Bimoli
tidak membutuhkan biaya
transportasi.
0,00 5,00 53,00 26,00 16,00
4 Minyak goreng Bimoli dapat
dapat tersedia sewaktu-
waktu karena saluran
distribusinya melalui
pedagang perantara.
0,00 0,00 7,00 38,00 55,00
5 Saluran distribusi Bimoli
tidak membebani harga
terakhir (konsumen).
1,00 1,00 21,00 62,00 15,00
Rata – rata 0,20 1,20 17,40 37,80 43,40 Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 15. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam
bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item
tempat/distribusi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden
yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan
adalah 81,2%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap
tempat/distribusi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini
disebabkan karena minyak goreng Bimoli sangat mudah diperoleh di tempat
perbelanjaan manapun. Namun meskipun demikian masih ada konsumen yang
merasa tidak setuju dengan tempat pembelian minyak goreng Bimoli karena
masih membutuhkan biaya transportasi.
40
4.3.4 Promosi
Promosi sangat penting dilakukan pihak produsen atau perusahaan minyak
goreng Bimoli karena dengan adanya kegiatan promosi, konsumen dapat dengan
mudah mengenali produk yang ditawarkan, dalam hal ini produk minyak goreng
Bimoli. Adapun indikator bauran pemasaran yang diteliti dalam penelitian ini
yaitu promosi dalam kemasan, media promosi yang digunakan oleh produsen
minyak goreng Bimoli, iklan yang ditampilkan pada media elektronik, dan
promosi produk minyak goreng Bimoli yang sesuai kegunaan.
Untuk melihat lebih jelasnya hasil tanggapan konsumen tentang promosi
terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Variabel Promosi untuk Keputusan Pembelian Minyak
Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 22,30 ; S2 = 3,68 )
NO
Interval
Skor Frekuensi
Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari
FK FKR (%) FK FKR (%)
1 12 – 13 1 1 100 100 1 1
2 14 – 15 0 0 99 99 1 1
3 16 – 17 1 1 99 99 2 2
4 18 – 19 2 2 98 98 4 4
5 20 – 21 24 24 96 96 28 28
6 22 – 23 46 46 72 72 74 74
7 24 – 25 26 26 26 26 100 100 Sumber: Data diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 16. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari
interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tabel tersebut skor tertinggi
pada interval 22-23 yaitu 46 responden atau 46 %. Sedangkan skor terendah pada
interval 12–13 dan 16-17 yaitu 1 responden atau 1 %. Berdasarkan hasil tersebut
secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 22,30 dengan
simpangan baku 3,68.
Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator
pertanyaan responden dari variabel promosi terhadap keputusan pembelian
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 17.
41
Tabel 17. Persentase Responden Terhadap Variabel Promosi Menurut Item
Jawaban
No Instisari Pertanyaan Angket
Persentase Responden Menurut Item
Jawaban
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Kurang
setuju Setuju
Sangat
setuju
1 Promosi minyak goreng
Bimoli dalam kemasan jelas 0,00 1,00 2,00 23,00 74,00
2 Televisi, radio dan majalah
merupakan media pejualan
produk Bimoli
0,00 0,00 0,00 16,00 84,00
3 Promosi juga dilakukan oleh
penjual minyak goreng
Bimoli
1,00 18,00 35,00 30,00 16,00
4 Iklan yang ditampilkan di
media elektronik sangat
menarik
0,00 0,00 3,00 27,00 70,00
5 Promosi produk Bimoli
sesuai manfaat yang diterima
konsumen
0,00 1,00 0,00 34,00 65,00
Rata – rata 0,20 4,00 8,00 26,00 61,80 Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 17. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam
bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item
promosi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang
memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah
87,8%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap promosi minyak
goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena iklan
yang ditampilkan di media cetak maupun elektronik sangat menarik, dan sesuai
manfaat penggunaan.
4.3.5 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan faktor yang sangat penting karena
sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk minyak goreng
Bimoli, konsumen harus memastikan produk ini dapat memuaskan kebutuhannya
atau tidak, oleh sebab itu sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan
42
pembelian maka konsumen harus memperhatikan serta mencari informasi terlebih
dahulu terhadap produk yang akan dibeli. Untuk melihat lebih jelas hasil
tanggapan konsumen tentang keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota
Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Relatif untuk Keputusan Pembelian Minyak
Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 20,96 ; S2 = 2,41)
NO Interval
Skor
Frekuensi Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari
FK FKR (%) FK FKR (%)
1 9 – 10 1 1 100 100 1 1
2 11 – 12 0 0 99 99 1 1
3 13 – 14 1 1 99 99 2 2
4 15 – 16 8 8 98 98 10 10
5 17 – 18 53 53 90 90 63 63
6 19 – 20 37 37 37 37 100 100 Sumber: Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 18. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari
interval 9-10 sampai interval 19–20. Adapun hasil tersebut menunjukan skor
tertinggi pada interval 17-18 yaitu 53 responden atau 53%. Sedangkan skor
terendah pada interval 9–10 dan 13-14 yaitu 1 responden atau 1%. Secara
keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20,96 dengan
simpangan baku 2,41.
Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator
pertanyaan responden dari variabel keputusan pembelian minyak goreng Bimoli
di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 19.
43
Tabel 19. Persentase Responden Terhadap Variabel Keputusan pembelian
Menurut Item Jawaban
No. Instisari Pertanyaan Angket
Persentase Responden Menurut Item
Jawaban
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju Kurang
setuju Setuju
Sangat
setuju
1 Pembelian minyak goreng
sesuai kebutuhan. 0,00 0,00 1,00 17,00 82,00
2 Sebelum membeli konsumen
ingin melakukan pencarian
informasi.
2,00 7,00 36,00 35,00 20,00
3 pembelian dilakukan karena
sesuai sesuai selera konsumen. 0,00 1,00 0,00 8,00 91,00
4 Pembelian kembali dilakukan
karena konsumen merasakan
kepuasan.
0,00 0,00 1,00 17,00 82,00
Rata – rata 0,50 2,00 9,50 19,25 68,75 Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 19. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam
bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item
keputusan pembelian. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase
responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item
pertanyaan adalah 88,%, sehingga disimpulkan sikap masyarakat terhadap harga
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena
konsumen melakukan pembelian produk Bimoli sesuai dengan selera dan
kebutuhan. Selanjutnya untuk pembelian kembali dilakukan karena merasakan
kepuasan terhadap manfaat produk Bimoli.
4.4 Analisis Data
4.4.1 Uji Instrumen
Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu harus diuji cobakan untuk
melihat keampuhan instrumen. Uji instrumen sangat penting dilakukan untuk
mengukur hasil kuesioner penelitian. Dalam uji instumen kuesioner penelitian
minyak goreng Bimoli dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Adapun
uji instrumen validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
44
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Misalnya peneliti menggunakan kuesioner di dalam
pengukuran pengumpulan data penelitian, maka koesioner tersebut tersusun dan
teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan adalah data
yang valid. Oleh sebab itu sebelumnya diukur validitas (Singarimbun dan Effendi,
2006). Pengujian validitas dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. rhitung diperoleh dari hasil analisis data, nilai
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai rtabel (95% ; 15). Untuk lebih jelas
hasil uji validitas dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Pengujian Validitas Angket Penelitian.
No Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
1 Produk 1 2,391 1,771 Valid
2 5,945 1,771 Valid
3 2,233 1,771 Valid
4 5,187 1,771 Valid
5 3,880 1,771 Valid
2 Harga 1 3,433 1,771 Valid
2 3,582 1,771 Valid
3 2,952 1,771 Valid
4 3,799 1,771 Valid
5 3,644 1,771 Valid
3 Tempat 1 2,919 1,771 Valid
2 4,383 1,771 Valid
3 3,542 1,771 Valid
4 5,296 1,771 Valid
5 5,784 1,771 Valid
4 Promosi 1 4,214 1,771 Valid
2 3,628 1,771 Valid
3 2,610 1,771 Valid
4 6,841 1,771 Valid
5 3,032 1,771 Valid
5 Keputusan
Pembelian
1 3,013 1,771 Valid
2 4,002 1,771 Valid
3 2,395 1,771 Valid
4 3,013 1,771 Valid Sumber: Data diolah, 2012.
45
Tabel 20. hasil uji validitas kuesioner sebanyak 15 orang menunjukkan
bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
tempat/distribusi, dan promosi masing-masing indikator pertanyaan dalam
kuesioner ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtabel. Dari hasil
pengujian validitas tersebut menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran yang
terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi semua indikator pertanyaan
tersebut hasilnya adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sangat penting dilakukan dalam suatu penelitian. Reliabilitas
adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi
suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan
Effendi, 2006). Pengujian reliabilitas dalam penelitian minyak goreng Bimoli ini
adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu untuk melihat alat
pengukur dalam penelitian ini dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk lebih jelas
hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil Pengujian Reliabilitas Angket Penelitian.
No Variabel Alpha Keterangan
1 Produk 0,779 Reliabel
2 Harga 0,774 Reliabel
3 Tempat 0,795 Reliabel
4 Promosi 0,778 Reliabel
5 Keputusan pembelian 0,729 Reliabel Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 21. hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian menunjukkan bahwa
semua variabel bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi
mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 hasil pengujian
tersebut menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
46
merupakan kuesioner yang reliabel karena hasil uji reliabilitas semuanya
memuaskan.
4.4.2 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bauran pemasaran (X) yaitu produk, harga, tempat/distribusi, dan
promosi terhadap keputusan pembelian (Y). Adapun hasil analisis secara ringkas
menunjukan hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y= 4,652+0.268XI +0,172 X2-0,085X3 + 0,224 X4.
Dari persamaan tersebut menunjukan bahwa harga, produk dan promosi
memiliki nilai positif artinya terjadi tingkat kenaikan pengaruh bauran pemasaran
terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo, dimana
yang paling berpengaruh positif adalah produk dengan nilai koefisien regresi
4,652. Sedangkan tempat memiliki nilai negatif artinya terjadi penurunan
pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli
di Kota Gorontalo.
1) Pengaruh Simultan Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo
Pengaruh secara simultan dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik
pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas pada penelitian terhadap
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pengaruh secara
simultan dianalisis dengan menggunakan uji F. Adapun hasil analisisnya dapat
dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Hasil Analisis Pengaruh Simultan Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Bauran Pemasaran
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F F0,05 Sig.
Regression 179,161 4 44,79 19,675 2,47 0,000
Residual 216,267 95 2,276
Total 395,428 99 Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 18, 2012.
47
Tabel 22. menunjukan nilai Fhitung > F0,05. Dengan demikian berdasarkan
kriteria maka secara simultan variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat
dan promosi) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap keputusan
pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
2) Pengaruh Parsial Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo
Pengaruh secara parsial dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik
pengaruh secara sendiri-sendiri dari variabel bebas (X) terhadap terhadap
keputusan pembelian (Y). Variabel bebas penelitian ini terdiri dari: produk (X1),
harga (X2), tempat (X4), dan promosi (X4). Pengaruh secara parsial dianalsisis
dengan menggunakan varians statistik uji t. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat
pada Tabel 23.
Tabel 23. Hasil Analisis Pengaruh Parsial Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Bauran Pemasaran
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.652 1.261 3.689 .000
Produk .268 .080 .341 3.362 .001
Harga .172 .069 .229 2.477 .015
Tempat -.085 .064 -.117 -1.332 .186
Promosi .224 .086 .293 2.621 .010
Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 18, 2012
Untuk pengujian secara simultan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a). Produk (X1)
Menurut Masyuri (2003), produk adalah segala hal yang dapat memuaskan
kebutuhan konsumen sedangkan menurut Lamb et al (2001) produk tidak hanya
meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, merek, nama baik perusahaan dan nilai
kepuasan. Berdasarkan temuan penelitian di lapangan pada umumnya Konsumen
di Kecamatan Kota Timur lebih dominan menggunakan minyak goreng merek
Bimoli dibandingkan merek lain karena merek Bimoli sudah melekat dipikiran
48
masyarakat. Selain itu minyak goreng Bimoli memiliki manfaat serta keunggulan
produk yang dikemas dan diproses secara higienis.
Berdasarkan Tabel 23. hasil uji t diperoleh nilai koefisien regresi untuk
variabel produk menghasilkan nilai positif b1= 0,268 dengan simpangan baku Sd
= 0,080 hal ini berarti jika produk meningkat sebesar 1 unit sedangkan harga,
tempat dan promosi tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi
0,268. Nilai thitung harga (X1) diperoleh t1 = 3,362. Nilai ini signifikan pada taraf
nyata α = 0,05 atau dengan nilai signifikan 0,001, dengan demikian secara sendiri-
sendiri atau parsial produk berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di
Kota Gorontalo, karena produk Bimoli memiliki manfaat serta keunggulan yang
meliputi rasa, kemasan, warna dan standar SNI. Hal ini didukung oleh pendapat
Alma (2007), yang mengemukakan bahwa apabila seseorang membutuhkan suatu
produk, maka terbayang lebih dahulu adalah manfaat dari produk, setelah itu baru
mempertimbangkan faktor-faktor lain diluar manfaat.
b). harga (X2)
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang setiap perusahaan harus
menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan
sedangkan ketiga unsur lainya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan
timbulnya biaya atau pengeluaran (Tjiptono, 2008). Berdasarkan temuan
penelitian di lapangan harga minyak goreng Bimoli sangat variatif disesuaikan
dengan keinginan konsumen. Minyak goreng Bimoli memiliki harga lebih tinggi,
dibandingkan dengan merek lain. Namun meskipun demikian konsumen tetap
membeli produk Bimoli karena harga minyak goreng Bimoli sesuai dengan
manfaat yang diterima konsumen.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel harga
menghasilkan koefisien regresi b2 = 0,172 dengan simpangan baku Sd = 0,069.
Hal ini berarti jika harga naik sebesar 1 unit sedangkan produk tempat dan
49
promosi tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi 172. Nilai t
hitung untuk harga (X2) dperoleh t2 = 2,477. Nilai ini signifikan pada taraf nyata α
0,05 atau dengan signifikan 0,015, dengan demikian secara sendiri-sendiri atau
parsial harga berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng
Bimoli di Kota Gorontalo.
Harga bepengaruh nyata terhadap keputusan pembelian karena harga
minyak goreng Bimoli bervariasi dan sesuai dengan manfaat penggunaan. Hal Ini
didukung dengan pendapat Tjiptono (2008), yang mengemukakan bahwa harga
memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu
bila mana manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada harga tertentu nilai suatu barang
akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan.
c). Tempat/distribusi (X3)
Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi
yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir. Saluran distribusi terdiri
dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan,
yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha
menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada konsumen akhir
(Cravens, 2002). Berdasarkan temuan penelitian di lapangan, tempat penjualan
minyak goreng Bimoli pada umumya dapat ditemukan di perbelanjaan manapun
seperti, toko, supermarket minimarket dan warung. Minyak goreng Bimoli juga
dapat tersedia sewaktu waktu dan tidak membebani harga terakhir (konsumen).
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
tempat menghasilkan koefisien regresi b3 = (-0,085) dengan simpangan baku Sd =
0,064. Hal ini berarti jika tempat semakin jauh jarak sedangkan produk, harga dan
promosi tetap, maka keputusan pembelian akan menurun sebesar 0.085. Nilai
thitung untuk tempat (X3) dperoleh b3 = (-1,332). Nilai ini signifikan pada taraf
nyata α 0,05 atau nilai signifikan 0,186, dengan demikian secara sendiri-sendiri
atau parsial tempat berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
50
Tempat berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng
Bimoli di Kota Gorontalo hal ini disebabkan karena pada umumnya konsumen
mudah memperoleh dan membeli minyak goreng Bimoli di tempat perbelanjaan
misalnya toko, supermarket, minimarket dan warung. Pendapat ini didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2008), tentang analisis pengaruh
bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh celup oleh konsumen rumah
tangga di Kota Medan yaitu hasil penelitian menunjukan bahwa tempat tidak
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian produk. Hal ini disebabkan
produk teh celup mudah untuk diproleh atau dibeli karena keberadaanya terdapat
hampir diseluruh toko, warung, dan Swalayan.
c). Promosi (X4)
Antara promosi dan produk tidak dapat terpisahkan, dua hal tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan
selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan membantu
suksesnya usaha marketing (Alma, 2007). Berdasarkan hasil temuan penelitian
dilapangan kegiatan promosi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dilakukan
diberberbagai media cetak maupun elektronik. Tanggapan konsumen terhadap
promosi yaitu sangat menarik dan sesuai manfaat yang diterima konsumen.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
promosi menghasilkan koefisien regresi b4 = 0,224 dengan simpangan baku Sd =
0,086. Hal ini berarti jika promosi meningkat sebesar 1 unit sedangkan harga,
produk, dan tempat tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi
0,224. Nilai thitung untuk harga (X4) dperoleh t4 = 2,621. Nilai ini signifikan pada
taraf nyata α 0,05 atau nilai signifikan 0,010, dengan demikian secara sendiri-
sendiri atau parsial tempat berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian hal ini disebabkan
karena promosi yang tampilkan sangat menarik dan sesuai manfaat penggunaan.
Hal ini didukung oleh pendapat Alma (2007), yaitu promosi merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun
51
berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak
akan pernah membelinya.
Berdasarkan uraian pengaruh variabel bebas terhadap keputusan pembelian
minyak goreng Bimoli seperti di atas secara ringkas diperoleh hasil sebagai
berikut: produk (XI), harga (X2), dan promosi (X3) berpengaruh positif dan nyata
terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli, sedangkan tempat (X3)
berpengaruh negatif dan nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng
Bimoli.
2. Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dan kekuatan
hubungan antara variabel Y dan variabel X. Perbedaan utama regresi dan korelasi
adalah jika pada analisis regresi terdapat hubungan sebab akibat, pada analisis
korelasi hubungan semacam ini tidak ada. Koefisien korelasi terbagi atas dua
yaitu koefisien positif dan koefisien negatif dengan angka yang berkisar antara -1
hingga +1. Dimana semakin mendekati +1, koefisien korelasi menunjukan adanya
hubungan positif dan kuat. Koefisien korelasi yang mendekati -1 menunjukan
hubungan yang negatif kuat. Jika koefisien mendekati 0 memberikan indikasi
bahwa ke dua variabel tidak memiliki hubungan (Firdaus, 2004).
Tabel 28. Hasil uji determinasi.
Model
R
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,673 ,430 1,50881 1,712
Sumber: Data diolah, 2012.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat arah dan kekuatan hubungan antara
produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X3), dengan keputusan
pembelian minyak goreng Bimoli. dari nilai koefisien korelasi menunjukan arah
dan kekuatan hubungan apakah arahnya positif atau negatif, kuat atau lemah
hubungan. Dari hasil regresi linier berganda diperoleh koefisien korelasi (R) =
0,673 hal ini berarti terdapat hubungan kuat positif antara produk, harga, tempat
52
dan promosi terhadap keputusan pembelian, karena nilai koefisien korelasi
mendekati +1. Artinya jika produk, harga dan promosi meningkat, maka
keputusan pembelian akan meningkat.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang digunakan untuk
mengukur ketepatan suatu garis regresi dan atau digunakan untuk mengetahui
besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap naik turunya variabel (Y) dari
persamaan regresi (Firdaus, 2004).
Tabel 28. Hasil uji determinasi.
Model
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,453 ,430 1,50881 1,712
Sumber: Data diolah, 2012.
Hasil penelitian terdapat empat variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2),
tempat (X3), promosi (X4) dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y).
Dari nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa besar kontribusi (share)
variabel produk, harga, tempat, dan promosi terhadap naik turunya keputusan
pembelian minyak goreng Bimoli. Dari hasil regresi berganda diperoleh koefisien
determinasi (R2) = 0,453. Hal ini berarti terdapat 45,3% kontribusi (share)
disebabkan oleh produk, harga, tempat dan promosi terhadap naik turunya
keputusan pembelian, sedangkan 54,7% disebabkan faktor lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan temuan di lapangan selain bauran pemasaran terdapat faktor lain
yang menyebabkan keputusan pembelian yaitu. Budaya, kelas sosial, individu dan
fsikologi. Pada umumnya budaya yang melekat dipikiran konsumen yaitu
menyukai harga yang lebih rendah meskipun kualitas dan manfaat kurang baik
bagi kesehatan. Kelas sosial merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo karena pada
umumnya konsumen yang membeli minyak goreng Bimoli adalah kelas
menengah atas, hal ini disebabkan karena minyak goreng Bimoli memiliki harga
yang cukup tinggi dibandingkan merek lain. Faktor individu dalam pembelian
53
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo disebabkan oleh tingkat pengetahuan
konsumen tentang Minyak goreng Bimoli, dan faktor fsikologi disebabkan oleh
bujukan dari teman atau keluarga.
Hal ini sependapat dengan Kotler (2000), bahwa rangsangan pemasaran
(marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi akan
menyebabkan pengambilan keputusan pembelian. Namun keputusan konsumen
tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga faktor-faktor internal,
yakni; budaya, kelas sosial, pribadi, psikologi. Sedangkan Lamb, et al. (2001) dan
Kotler (2005), mengemukakan proses pengambilan keputusan konsumen tidak
dapat terjadi dengan sendirinya, banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu
budaya konsumen, kelas sosial, pribadi, dan psikologi.