40 Macam Model Pembelajaran Efektif

90
40 MACAM MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF Model Pembelajaran EXAMPLE NON EXAMPLE EXAMPLE NON EXAMPLE A. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti : a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan, b. kemampuan analisis ringan, dan c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya . Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas. B. Ciri-ciri Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. - Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan - non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Transcript of 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Page 1: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

40 MACAM MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF Model Pembelajaran EXAMPLE NON EXAMPLE

EXAMPLE NON EXAMPLE

 A.    Pengertian

Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :

a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan, b. kemampuan analisis ringan, dan c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya

. Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

B. Ciri-ciri 

Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. - Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan - non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.C Kelebihan dan Kekurangan. Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman

Page 2: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.Kebaikan:1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.Kekurangan:1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.2. Memakan waktu yang lama.

 D. Langkah-langkah :

1.      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran2.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP3.      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk    

memperhatikan/menganalisa gambar4.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat    pada

kertas5.      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya6.      Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin

dicapai7.      Kesimpulan 

MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.  Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.

Page 3: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapaiDi langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.2. Menyajikan materi sebagai pengantar.Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator

Page 4: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan.7. Kesimpulan/rangkumanDi akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:Kelebihan:1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.2. Melatih berpikir logis dan sistematis.3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelasKekurangan:1. Memakan banyak waktu2. Banyak siswa yang pasif.3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

KESIMPULANModel pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran.Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai2. Menyajikan materi sebagai pengantar.3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar secara logis5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.7. Kesimpulan/rangkuman 

Page 5: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah

            Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

1. Hasil belajar akademik stuktural        Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.2. Pengakuan adanya keragaman        Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.3. Pengembangan keterampilan social        Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.        Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. 

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads Together adalah sebagai berikut :Kelebihan:- Setiap siswa menjadi siap semua- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.Kelemahan:- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :a) Pembentukan kelompok;b) Diskusi masalah;c) Tukar jawaban antar kelompok

Page 6: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :

Langkah 1. PersiapanDalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Langkah 2. Pembentukan kelompokDalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduanDalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

Langkah 4. Diskusi masalahDalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawabanDalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

Langkah 6. Memberi kesimpulanGuru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :Rasa harga diri menjadi lebih tinggi1. Memperbaiki kehadiran2. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar3. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil4. Konflik antara pribadi berkurang5. Pemahaman yang lebih mendalam6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi7. Hasil belajar lebih tinggi

KESIMPULANModel pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam menguasai materi serta belajar menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia

Page 7: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai. 

Metode Belajar Cooperative script

metode belajar Cooperative script

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan

mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

1.                  Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2.                  Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3.                  Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa

yang berperan sebagai pendengar.

4.                  Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide

pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide

pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5.                  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta

lakukan seperti di atas.

6.                  Kesimpulan guru.

7.                  Penutup.

Kelebihan:

                     Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.

                     Setiap siswa mendapat peran.

                     Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

Kekurangan:

                     Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

                     Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas

pada dua orang tersebut).

model pembelajaran Kepala bernomor strukturModel pembelajaran Kepala bernomor struktur

Page 8: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

1. PengertianUntuk mengembangkan potensi to live together salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Slavin (Ibrahim, 2000:16) tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar pada semua tingkat kelas dan semua bidang studi menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran sebelumnya. Dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompoknya. Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam dalam diskusi kelompok.

Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008). Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model Pembelajaran Kepala bernomor struktur)Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu ia akan memilih manakah model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran tertentu. 

Ciri-ciri pembelajaran kepala bernomer struktur sebagai berikut:1) PenomoranPenomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.2) Pengajuan PertanyaanLangkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di

Page 9: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.3) Berpikir BersamaSetelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.4) Pemberian JawabanLangkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

3. Langkah – langkah Kepala bernomor struktur

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain5. Kesimpulan4. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kepala bernomor struktur

5. Kelebihan dan kekurangan

1) Kelebihana. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.b. Mampu memperdalam pamahaman siswa.c. Melatih tanggung jawab siswa.d. Menyenangkan siswa dalam belajar.e. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.f. Meningkatkan rasa percaya diri siwa.g. Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama.h. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.i. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.j. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.

2) Kelemahana. Ada siswa yang takut diintimidasi bila Memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang mampu menguasai materi)b. Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawabnya.Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu .c. Apabila pada satu nomer kurang maximal mengerjakan tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya. 

Page 10: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)Model pembelajaran STAD  termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model

pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur

penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong

untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya

untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah

prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari

temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

1. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

1.      Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda

(heterogen)

2.      Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.

3.      Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama

ini. Pertama,beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan

sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga

diri.kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam

belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

2.   Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.

      a.   Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan

dalam kelompoknya.

b.   Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok

mempunyai tujuan yang sama.

c.   Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama

diantara anggota kelompoknya.

d.   Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

e.   Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f.    Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

3.   Ciri Pembelajaran Kooperatif

Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai

berikut.

a.   Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi

dasar yang akan dicapai.

Page 11: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

b.   Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat

kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.

c.   Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

4.   Sintaks Model Pembelajaran STAD

Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti

berikut.

Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD

Langkah Indikator Tingkah laku guru

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Menyajikan informasi

Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok- kelompok

belajar

Membimbimg kelompok belajar

Evaluasi

Memberikan penghargaan

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan

mengkomunikasikan

kompetensi dasar

yang akan dicapai serta

memotivasi siswa

Guru menyajikan informasi

kepada siswa

Guru menginformasikan

pengelom-pokkan

Siswa

Guru memotivasi serta

memfasilitasi kerja siswa dalam

kelompok-kelompok belajar

Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang

materi pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Guru memberi penghargaan

hasil belajar

individual dan kelompok

Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di

Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan

anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal

dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan

lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan

kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan

kuis.

Sintaks model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :

Page 12: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

a. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.

b. Guru menyajikan pelajaran.

c. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok

d. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok       

     lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

e. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab

    kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.

f. Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin

    tertinggi.

g. Guru memberikan evaluasi.

h. Penutup.

Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh

kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis.

Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan

pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD

Skor Kuis Poin peningkatan

Lebih dari 10 point di bawah skor dasar

1-10 point di bawah skor dasar

Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar

Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar

5

10

20

30

30

Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar

(Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)

Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan

yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin

peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan

kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan Kelompok

Kriteria Nilai Perkembangan

Excellent

The best teams

Good teams

General teams

22,6 – 30

15,1 – 22,5

7,6 – 15,0

≥7,5

 (Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)

5.      Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Tipe STAD

A)    Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD

Menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26) :        

a)      Meningkatkan kecakapan individu

b)      Meningkatkan kecakapan kelompok

Page 13: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

c)      Meningkatkan komitmen

d)     Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya

e)      Tidak bersifat kompetitif

f)       Tidak memiliki rasa dendam

B)    Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD

a)      Menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007 )yaitu:

b)      Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang

c)      Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih

dominan.  

E.  Hubungan Penerapan Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat

menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi

interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi

apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih

memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar.

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik

bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap

materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam

kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan

prestasi belajar siswa. Pengajaran fisika yang disajikan dengan model

pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab

mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota

kelompok merupakan tugas bersama.

Dalam pembelajaran STAD  ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda-

beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan.

Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk

menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila ditinjau dari proses

pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami materi

yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di

atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STADakan

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

Model Pembelajaran Jigsaw

Model Pembelajaran Jigsaw

A.    PengertianJigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.Pada  model pembelajaran jigsaw  ini keaktifan siswa (student centered)  sangan

Page 14: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Dalam Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar yang

heterogen yang beranggotakan 3-5 orang dengan menggunakan pola kelompok asal dan kelompok

ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang

dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui

latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan

kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang

ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok

asal.

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok

ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok

serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran guru adalah

mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang

diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok

asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat

pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di

dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh

setiap anggota pada kelompok asal.  Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa

terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki

tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan

informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.

B.  Langkah- Langkah  dalam metode jigsaw

Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji. Menurut Arends (1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:

1.   Awal kegiatan pembelajarana. Persiapan1. Melakukan Pembelajaran PendahuluanGuru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan dipelajarinya topik tersebut.2. MateriMateri pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.3. Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok Asal Dan AhliKelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya4. Menentukan Skor AwalSkor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai akhir siswa secara individual pada semester sebelumnya.

Page 15: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

      2. Rencana Kegiatan1. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.2. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.3. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang didiskusikannya.4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau menghargai prestasi kelompok.

3. Sistem EvaluasiDalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:1. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.2. Membuat laporan mandiri atau kelompok.3. PresentasiMateri Evaluasi- Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh mahasiswa.- Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.

C.    KelebihanBila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

D.    KelemahanDalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED INTRODUCTION)

PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 

Page 16: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Sejarah Metode Pembelajaran Berbasis MasalahPembelajaran Berbasis Masalah dirintis dalam ilmu kesehatan di McMaster University di Kanada pada tahun 1960-an yang diresmikan pada tahun 1968. (Neufeld & Barrows, 1974), karena siswa tidak mampu menerapkan sejumlah besar mereka pengetahuan ilmiah dasar untuk situasi klinis. Tak lama kemudian, tiga sekolah medis lain - University of Limburg di Maastricht (Belanda), University of Newcastle (Australia), dan University of New Mexico (Amerika) mengambil McMaster model pembelajaran berbasis masalah. (diadopsi oleh lain program-program sekolah kedokteran (Barrows, 1996) dan juga telah diadaptasi untuk instruksi sarjana (Boud dan Feletti, 1997; Duch et al, 2001. ; Amador et al, 2006))

Landasan Teoretik Model Pembelajaran Berbasis MasalahTemuan-temuan dari psikologi kognitif menyediakan landasan teoretis untuk meningkatkan pengajaran secara umum dan khsususnya problem based learning (PBL). Premis dasar dalam psikologi kognitif adalah belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan baru yang berdasarkan pada pengetahuan terkini. Mengikuti Glaser (1991) secara umum diasumsikan bahwa belajar adalah proses yang konstruktif dan bukan penerimaan. Proses-proses kognitif yang disebut metakognisi mempengaruhi penggunaan pengetahuan, dan faktor-faktor sosial dan kontektual mempengaruhi pembelajaran.

A. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Suherman (2003: 7)Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Konsep yang dikemukakan Suherman menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang tercipta antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang digunkan dalam proses pembelajaran.

Gijselaers ( 1996)Pembelajaran berbasis masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana pembelajar secara aktif mengkontruksi pengetahuan.

Konsep ini menjelaskan bahwa belajar terjadi dari aksi siswa, dan pendidik hanya berperan dalam memfasilitasi terjadinya aktivitas kontruksi pengetahuan oleh pembelajar. Pendidik harus memusatkan perhatiannya untuk membantu siswa dalam mencapai keterampilan self directed learning.

Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Departemen Pendidikan Nasional (2003)Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika siswa belajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu.

Page 17: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Dari pengertian ini, dikatakan bahwa tujuan utama pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar.

Muslimin Ibrahim (2000:7)Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang mandiri.

Dari pengertian ini kita dapat mngetahui bahwa pembelajaran berbasis masalah ini difokuskan untuk perkembangan belajar siswa, bukan untuk membantu guru mengumpulkan informasi yang nantinya akan diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bertujuan untuk:1. membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah,2. belajar peranan orang dewasa yang otentik,3. menjadi siswa yang mandiri,4. untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan transfers pengetahuan baru,5. mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif6. meningkatkan kemampuan memecahkan masalah7. meningkatkan motivasi belajar siswa8. membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru

B. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Berdasar pada pandangan psikologi kognitif terdapat tiga prinsip pembelajaran yang berkaitan dengan PBL

1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pembelajaran tradisional didominasi oleh pandangan bahwa belajar adalah penuangan pengetahuan ke kepala pebelajar. Kepala pebelajar dipandang sebagai kotak kosong yang siap diisi melalui repetisi dan penerimaan. Pengajaran lebih diarahkan untuk penyimpanan informasi oleh pebelajar pada memorinya seperti menyimpan buku-buku di perpustakaan. Pemanggilan kembali informasi bergantung pada kualitas nomer panggil(call number) yang digunakan dalam mengklasifikasikan informasi. Namun, psikologi kognitif modern menyatakan bahwa memori merupakan struktur asosiatif. Pengetahuan disusun dalam jaringan antar konsep, mengacu pada jalinan semantik. Ketika belajar terjadi informasi baru digandengkan pada jaringan informasi yang telah ada. Jalinan semantik tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.

2. Knowing About Knowing (metakognisi) Mempengaruhi Pembelajaran.Prinsip kedua yang sangat penting adalah belajar adalah proses cepat, bila pebelajar mengajukan keterampilan-keterampilan self monitoring, secara umum mengacu pada metakognisi (Bruer, 1993 dalam Gijselaers, 1996). Metakognisi dipandang sebagai elemen esensial keterampilan belajar seperti setting tujuan (what am I going to do), strategi seleksi (how am I doing it?), dan evaluasi tujuan (did it work?). Keberhasilan pemecahan masalah tidak hanya bergantung pada pemilikan

Page 18: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

pengetahuan konten (body of knowledge), tetapi juga penggunaan metode pemecahan masalah untuk mencapai tujuan. Secara khusus keterampilan metokognitif meliputi kemampuan memonitor prilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana suatu masalah dianalisis dan apakah hasil pemecahan masalah masuk akal?

3. Faktor-faktor Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi Pembelajaran. Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pebelajar untuk memiliki pengetahuan dan untuk mampu menerapkan proses pemecahan masalah merupakan tujuan yang sangat ambisius. Pembelajaran biasanya dimulai dengan penyampaian pengetahuan oleh pembelajar kepada pebelajar, kemudian disertai dengan pemberian tugas-tugas berupa masalah untuk meningkatkan penggunaan pengetahuan. Namun studi-studi menunjukkan bahwa pebelajar mengalami kesulitan serius dalam menggunakan pengetahuan ilmiah (Bruning et al, 1995). Studi juga menunjukkan bahwa pendidikantradisional tidak memfasilitasi peningkatan peman masalah-maslah fisika walaupun secara formal diajarkan teori fisika ( misalnya, Clement, 1990).

Bridges (1992) dan Charlin (1998)Dalam melaksanakan proses pembelajaran PBM ini, Bridges dan Charlin telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama seperti berikut.1. Pembelajaran berpusat dengan masalah.2. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kerja profesional mereka di masa depan.3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah.4. Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.5. Siswa aktif dengan proses bersama.6. Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru.7. Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna.8. Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan.9. Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.

Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbasis Masalah1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang bisa bersumber dari berita,rekaman,video dan lain sebagainya.2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak,sehingga terasa manfaatnya.4. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Pannen (2001)Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan, yaitu:1. mengidentifikasi masalah,2. mengumpulkan data,

Page 19: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

3. menganalisis data,4. memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya,5. memilih cara untuk memecahkan masalah,6. merencanakan penerapan pemecahan masalah,7. melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan8. melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Arends (2004)Ada 5 fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL.Fase Aktivitas guruFase 1: Mengorientasikan mahasiswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihFase 2: Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar. Membantu mahasiswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapiFase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong mahasiswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahanFase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu mahasiswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu mahasiswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.

Berikut langkah-langkah PBM.1. Guru memulai sesi awal PBM dengan presentasi permasalahan yang akan dihadapi oleh siswa.2. Siswa terstimulus untuk berusaha menyelesaikan permasalahan di lapangan.3. Siswa mengorganisasikan apa yang telah mereka pahami tentang permasalahan dan mencoba mengidentifikasi hal-hal terkait.4. Siswa berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka pahami.5. Guru mendampingi siswa untuk fokus terhadap pertanyaan yang dianggap penting.6. Setelah periode self-study, sesi kedua dilakukan.7. Pada awal sesi ini siswa diharapkan dapat membagi pengetahuan baru yang mereka peroleh.8. Siswa menguji validitas dari pendekatan awal dan menyaringnya.9. Siswa berlatih mentransfer pengetahuan dalam konteks nyata melalui pelaporan di kelas.

Dalam penyelidikan suatu masalah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.1. Membaca dan menganalisis skenario dan situasi masalah.Periksa pemahaman Anda tentang skenario dengan mendiskusikan hal itu dalam kelompok Anda. Sebuah upaya kelompok mungkin akan lebih efektif dalam menentukan apa faktor-faktor kunci dalam situasi ini. Karena ini adalah situasi pemecahan masalah nyata, grup Anda akan harus secara aktif mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

2. Daftar hipotesis, ide, atau firasatTulis dalam daftar teori atau hipotesis tentang penyebab masalah atau ide-ide tentang bagaimana untuk memecahkan masalah. Anda juga akan mendukung atau menolak ide-ide sebagai hasil penyelidikan Anda. Daftar ide yang berbeda lain yang perlu ditangani.

Page 20: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

3. Daftar apa yang dikenal.Buat pos berjudul "Apa yang kita ketahui?" pada selembar kertas. Kemudian temukan informasi yang terkandung dalam skenario.

4. Mengembangkan sebuah pernyataan masalah.Suatu pernyataan masalah harus berasal dari analisis Anda apa yang Anda ketahui. Dalam satu atau dua kalimat Anda harus dapat menjelaskan apa yang grup Anda sedang mencoba untuk menyelesaikan, memproduksi, menanggapi, tes, atau mencari tahu. Pernyataan masalah mungkin harus direvisi sebagai informasi baru ditemukan dan dibawa ke menanggung pada situasi.

5. Daftar apa yang dibutuhkan.Siapkan daftar pertanyaan Anda pikir perlu dijawab untuk memecahkan masalah. Rekam mereka di bawah daftar kedua berjudul: "Apa yang kita perlu tahu?" Beberapa jenis pertanyaan yang mungkin sesuai. Beberapa orang mungkin alamat konsep atau prinsip-prinsip yang perlu dipelajari untuk mengatasi situasi. Pertanyaan lain mungkin dalam bentuk permintaan untuk informasi lebih lanjut. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membimbing pencarian yang mungkin akan terjadi on-line, di perpustakaan, atau dalam pencarian out-of-kelas yang lain.

6. Daftar tindakan yang mungkin.Daftar rekomendasi, solusi, atau hipotesis di bawah judul: "Apa yang harus kita lakukan?". Daftar rencana Anda untuk penyelidikan. Rencana ini mungkin termasuk mempertanyakan ahli, mendapatkan data online, atau mengunjungi perpustakaan.

7. Mengumpulkan dan Menganalisis informasi.Bagilah tanggung jawab untuk mengumpulkan, mengorganisir, menganalisis, dan menafsirkan informasi dari banyak sumber. Menganalisis informasi yang anda kumpulkan. Anda mungkin perlu merevisi pernyataan masalah. Anda dapat mengidentifikasi laporan masalah yang lebih. Pada titik ini, grup Anda mungkin akan merumuskan dan menguji hipotesis untuk menjelaskan masalah. Beberapa masalah mungkin tidak memerlukan hipotesis, bukan solusi yang dianjurkan atau pendapat (berdasarkan data riset Anda) mungkin tepat.

8. Menyajikan temuan-temuannya.Siapkan laporan di mana Anda membuat rekomendasi, prediksi, kesimpulan, atau solusi lainyang tepat untuk masalah berdasarkan data Anda dan latar belakang. Bersiaplah untuk mendukung rekomendasi Anda. Jika sesuai, pertimbangkan presentasi multimedia dengan menggunakan gambar, grafik, atau suara.

Pelaksanaan Pembelajaran Bedasarkan Masalah

Pierce dan Jones (Ratnaningsih, 2003)Mereka mengemukakan bahwa kejadian-kejadian yang harus muncul pada waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:a. Keterlibatan (engagement) meliputi mempersiapkan siswa untuk berperan sebagai pemecah masalah yang bisa bekerja sama dengan pihak lain, menghadapkan siswa pada situasi yang mendorong untuk mampu menemukan masalah dan meneliti permasalahan sambil mengajukkan dugaan dan rencana penyelesaian.b. Inkuiri dan investigasi (inquiry dan investigation) yang mencakup kegiatan mengeksplorasi dan mendistribuskan informasi.c. Performansi (performnace) yaitu menyajikan temuan.

Page 21: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

d. Tanya jawab (debriefing) yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan refleksi terhadap proses pemecahan masalah.

A. Tugas Perencanaan.Pembelajaran Bedasarkan Masalah memerlukan banyak perencanaan seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.

1. Penetapan Tujuan.Pertama mendiskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu tercapainya tujuan-tujuan tertentu misalnya ketrampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa dn membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri Hendaknya difikirkan dahulu dengan matang tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa

2. Merancang situasi masalah yang sesuaiDalam pembelajaran berdasarkan masalah guru memberikan kebebasan siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini meningkatkan motivasi siswa. Masalah sebaiknya otentik ( berdasarkan pada pengalaman dunia nyata siswa ), mengandung teka-teki dan tidak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan kurikulum.

3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik.Dalam pembelajaran berdasarkan masalah guru mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa karena dalam model pembelajaran ini dimungkinkan siswa bekerja dengan beragam material dan peralatan, pelaksanaan dapat dilakukan didalam maupun diluar kelas.

B. Tugas interaktif1. Orientasi siswa pada masalah.Siswa perlu memahami bahwa pembelajaran berdasarkan masalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi pembelajaran ini adalah kegiatan penyelidikan terhadap masalah-masalah yang penting dan untuk menjadi pelajar yang mandiri. Oleh karena itu cara yang baik dalam menyajikan masalah adalah dengan menggunakan kejadian-kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga merangsang untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif juga diperlukan pengembangan ketrampilan kerja sama di anatara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.

3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.a. guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat siswa memimikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah sehingga siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompokb. Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide tersebut. Guru mendorong siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan

Page 22: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

masalah. Selama tahap penyelidikan guru memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.c. Puncak kegiatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, videotape dsb. Tugas guru pada tiap akhir pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

4. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

C. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas ManagemenGuru perlu memberikan seperangkat aturan, sopan santun kepada siswa untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penyelidikan sehingga terciptanya kenyamanan, kemudahan siswa dalam melakukan aktivitasnya.

D. Asesmen dan evaluasiPenilaian yang dilakukan guru tidak hanya terbatas dengan tes kertas dan pensil ( paper and paper tes ) tetapi termasuk menemukan prosedur penilaian alternative yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa. Penetapan kriteria penilaian tugas-tugas kinerja/ hasil karya harus dilakukan pada awal-awal pembelajaran dan harus dapat dikerjakan oleh pebelajar (Fottrell, 1996). Kriteria penilaian itu harus didiskusikan terlebih dahulu bersama pebelajar di kelas. Diskusi ini meliputi berapa grade yang harus mereka capai dan siapa yang akan menilai mereka (pembelajar, pebelajar, atau ahli luar).

Penilaian pada pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada proses dengan tujuan untuk menilai ketrampilan berkomunikasi, bekerjasama, penerimaan siswa terhadap tanggung jawab belajar, kemampuan belajar bagaimanan belajar ( learning to learn ), penyelesaian dan penggunaan sumber serta pengembangan ketrampilan memecahkan masalah. Dalam pembelajaran berbasis masalah guru berperan dalam mengembangkan aspek kognitif dan metakognitif siswa, bukan sekedar sumber pengetahuan dan penyebar informasi. Disamping itu siswa bukan sebagai pendengar yang pasif tetapi berperan aktif sebagai problem.

Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut: Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem solver Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi Asking about thinking ( bertanya tentang pemikiran) memonitor pembelajaran probbing ( menantang siswa untuk berfikir ) menjaga agar siswa terlibat mengatur dinamika kelompok menjaga berlangsungnya proses peserta yang aktif terlibat langsung dalam pembelajaran membangun pembelajaran menarik untuk dipecahkan menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari

Page 23: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Muslimin Ibrahim menjelaskan bahwa dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak latihan dan perlu membuat ke putusan-keputusan khusus pada fase-fase perencanaan, interaksi dan setelah pembelajaran.

Arends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang diperoleh pebelajar yang diajar dengan PBL yaitu:1. Inkuiri dan ketrampilan melakukan pemecahan masalah.Siswa yang melakukan inkuiri dalam pempelajaran akan menggunakan ketrampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skill) dimana mereka akan melakukan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan reasoning.2. Belajar model peraturan orang dewasa (adult role behaviors), dan3. Ketrampilan belajar mandiri (skills for independent learning).

E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pemanfaatannya

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar4. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru5. Dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan7. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.8. Dalam situasi PBM, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi secara satu arah.2. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban kurikulum.3. Menurut Fincham et al. (1997), "PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda," (hal. 419).4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.5. Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk "melepaskan kontrol" dan menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi

Page 24: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

F. Kesimpulan

Pembelajaran Berbasis Masalah pertama kali dicetuskan pada akhir tahun 1960-an di sekolah kedokteran di McMaster University di Kanada.

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu proses pembelajaran yang keterlibatan siswanya lebih besar dalam pemecahan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang disajikan oleh pendidik dengan berbekal pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.Ciri-ciri Pembelajaran dengan model PBL dimulai oleh adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Berbasis Masalah bertujuan untuk memotivasi belajar siswa agar menjadi mandiri, membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah, membuat kemungkinan transfers pengetahuan baru, belajar peranan orang dewasa yang otentik,

Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Berbasis Masalah adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan, Knowing About Knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran, danFaktor-faktor kontekstual dan sosial mempengaruhi pembelajaran.

Kriteria pemilihan bahan Pembelajaran Berbasis Masalah adalah :1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak4. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa

Langkah- langkah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, yaitu :1. Orientasi siswa kepada masalah2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Page 25: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Pelaksanaan Pembelajaran Bedasarkan Masalah adalah sebagai berikut.A. Tugas Perencanaan.1. Penetapan Tujuan.2. Merancang situasi masalah yang sesuai.3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik.B. Tugas interaktif1. Orientasi siswa pada masalah.2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.4. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.C. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Managemen.D. Asesmen dan evaluasiArends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang diperoleh pebelajar yang diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu:1. Inkuiri dan ketrampilan melakukan pemecahan masalah.2. Belajar model peraturan orang dewasa (adult role behaviors), dan3. Ketrampilan belajar mandiri (skills for independent learning).

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri2. Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah3. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru4. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.5. Dalam situasi PBM, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.6. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.2. Kurangnya waktu pembelajaran.3. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar.4. Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik. 

MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI

MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI

Ibarat pakaian yang penuh variasi lengkap dengan berbagai corak warna dan modelnya, semua itu adalah dengan tujuan agar si pemakai merasa nyaman, aman, terlindung, juga agar merasa percaya diri dan dihargai/dihormati orang lain. Orang lain yang memandang cara berpakaian pun akan merasa senang, simpati, bahkan mungkin tertarik akan performa dan potongan/model pakaian tersebut. Maka secara lugas dapat dikatakan bahwa tujuan daripada berpakaian sudah tercapai.

Demikian juga dengan pembelajaran. Banyak ragam strategi pembelajaran, pendekatan, metode pembelajaran dan juga model pembelajaran. Tujuan dilaksanakannya berbagai macam strategi

Page 26: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah agar guru/pendidik lebih mudah, lebih efektif dan efisien dalam menerapkan suatu pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan mudah tercapai secara maksimal.Bagi peserta didik akan menimbulkan perasaan senang, termotivasi, tertantang sehingga pembelajaran pun menjadi lebih bermakna dan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ). Tidak ada lagi pembelajaran yang monoton dan menjemukan.Khusus model pembelajaran, ternyata jumlahnya cukup banyak. Hal ini karena selalu ada inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh kalangan guru/pendidik, ahli pendidikan dan kaum cerdik cendikiawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.Efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran diterapkan, tidak ditentukan oleh kecanggihan suatu model pembelajaran saja, karena pada prinsipnya tidak ada satu model pembelajaran pun yang terbaik. Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari sekian model pembelajaran, berikut penulis sampaikan salah satu contoh model pembelajaran yakni model pembelajaran Artikulasi.

1. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi

Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.7. Kesimpulan/penutup.3. Kelemahan dan kelebihan Pembelajaran ArtikulasiKelemahan dan kelebihan dari pembelajaran artikulasi ini antara lain:A. Kelemahannya:a. Untuk mata pelajaran tertentub. Waktu yang dibutuhkan banyakc. Materi yang didapat sedikitd. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitore. Lebih sedikit ide yang munculf. Jika ada perselisihan tidak ada penengah

B. Kelebihannya:a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)b. Melatih kesiapan siswa

Page 27: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

c. Melatih daya serap pemahaman dari orang laind. Cocok untuk tugas sederhanae. Interaksi lebih mudahf. Lebih mudah dan cepat membentuknyag. Meningkatkan partisipasi anak

MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

1.      Pengertian

Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya

kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai

banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang

pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan

sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun

fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal

sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik

mencatat biasa..

Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi

pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik

mencatat kreatif.

Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan

pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind

mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan

semakin kreatif.

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini

dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata

sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat

efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di

antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki.

Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk

mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh

potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan

metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.

Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping

Ø  Catatan biasa :

a.       Catatan Biasa

b.      Hanya berupa tulisan-tulisan saja

c.       Hanya dalam satu warna

d.      Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama

e.       Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama

f.       Statis

Ø  Mind mapping :

Page 28: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

a.       Peta pikiran

b.      Berupa tulisan, simbol, dan gambar

c.       Berwarna warni

d.      Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek

e.       Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif

f.       Membuat individu menjadi kreatif

Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan

gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat

di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan

seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun

secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam

menyerap informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari.

Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap

harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat

proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah

menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses

pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir.)

Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam

posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas

dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping

yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi

dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan

potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi

pelajaran.

Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada

setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang

saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus

agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak

menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing

garis.

Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk

menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan ( 2 orang ).

Langkah-langkah pembelajarannya :

1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2.      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

3.      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.

4.      Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru

dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.

Begitu juga kelompok lainnya.

5.      Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman

pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

6.      Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.

7.      Kesimpulan/penutup.

2.      Prinsip Dasar Mind Mapping

Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,

simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.

Page 29: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

3.      Kelebihan dan Kekurangan mind mapping

Beberapa manfaat memiliki mind maping antara lain :

a.       Merencana

b.      Berkomunikasi

c.       Menjadi Kreatif

d.      Menghemat Waktu

e.       Menyelesaikan Masalah

f.       Memusatkan Perhatian

g.      Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran

h.      Mengingat dengan lebih baik

i.        Belajar Lebih Cepat dan Efisien

j.        Melihat gambar keseluruhan

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :

a.       Cara ini cepat

b.      Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda

c.       Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d.      Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

Kekurangan model pembelajaran mind mapping:

a.       Hanya siswa yang aktif yang terlibat

b.      Tidak sepenuhnya murid yang belajar

c.       Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

KESIMPULAN

Jadi model pembelajaran mind mapping adalah suatu model pembelajaran untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta

sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Model pembelajaran Mind Mapping sangat

baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban.

Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan ( 2 orang ).

Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,

simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.

Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi

pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik

mencatat kreatif.

Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan

pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind

mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan

semakin kreatif.

Kelebihan :

a.       Cara ini cepat

b.      Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda

c.       Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d.      Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

Kekurangan :

a.       Hanya siswa yang aktif yang terlibat

b.      Tidak sepenuhnya murid yang belajar

c.       Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

Page 30: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

METODE MAKE A MATCHMETODE MAKE A MATCH1. PENGERTIANPembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.

Ternyata suatu penelitian telah membuktikan setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siwa tenyata dengan pendekatan seperti itu hasil belajar siswa dirasa belum maksimal. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir siswa .

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, hingga sulit untuk mengukur keterampilan siswa .

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya .Atas dasar itulah mencoba dikembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan metode make a match.

Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30)

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

2. PRINSIP ATAU CIRI-CIRI

Page 31: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan bela negara akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara” .5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.Pada penerapan metode make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukan oleh Lie (2002:30) bahwa, “Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok.”

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGANPembelajaran kooperatif metode make a match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya sebagai berikut:1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50% .4. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move)5. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.6. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

Tak ada gading yang tak retak , begitu pula pada metode ini. Di samping manfaat yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif metode make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu:1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.4. Pada kelas yang gemuk (<30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara. Tetapi hal ini bisa diantisipasi dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa

Page 32: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

sebelum ‘pertunjukan’ dimulai. Pada dasarnya menendalikan kelas itu tergantung bagaimana kita memotivasinya pada langkah pembukaan.4. KESIMPULANBerdasarkan pada kegiatan belajar mengajar penggunaan metode make a match, siswa nampak lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu pasangan ini siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama.

Pada penerapan metode make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.

Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1994:116), “Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh siswa diberi berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif.” Selanjutnya, penerapan metode make a match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa; mengembangkan keingintahunan dan imajinasi; memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi; menciptakan kondisi yang menyenangkan; mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran. 

Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)

Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)

Strategi think –pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagai adalah merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

A.    Pengertian

Strategi think pair share  ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu

tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai

yang dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif

untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur

yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk

merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau

siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya . Sekarang guru menginginkan siswa

mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami .Guru memilih menggunakan

think-pair-share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.

B.     Langkah-langkah

Langkah 1 : Berpikir ( thinking )

Page 33: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta

siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.

Langkah 2 : Berpasangan ( pairing )

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka

peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan

yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal

guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

 Langkah 3 : Berbagi ( sharing )

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas

yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan

melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Arends,

(1997) disadur Tjokrodihardjo, (2003).

Model Pembelajaran Think Pair and Share menggunakan metode diskusi berpasangan yang

dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana

mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap

mengacu pada materi/tujuan pembelajaran

Langkah-langkah model pembelajaran Think Pair and Share adalah sebagai berikut :

1.  Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

2.  Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

3.  Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan

mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

4.  Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan

    dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

C.    Kelebihan TPS (Think-Pair-Share)

1.      Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.

2.      Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana.

3.      Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok.

4.      Interaksi lebih mudah.

5.       Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya.

6.      Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk

didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

7.      Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi

dalam kelas.

8.      Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu

dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil.

9.      Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok

dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta

mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

Page 34: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

10.  Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi

yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh

guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

11.  Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya

untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.

12.  Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap

kelompok hanya terdiri dari 2 orang.

13.  Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa

sehingga ide yang ada menyebar.

14.  Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.

15.  Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut

siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan

oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik

sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.

16.  Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu

berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut

tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.

17.  Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa

dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan

model konvensional.

18.  Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas

karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab

semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar

mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode

konvensional.

19.  Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif

di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi

yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan

oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat

dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.

20.  Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa.

Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap.

Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.

21.  Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam

model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa

dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif

jika pendapatnya tidak diterima.

D.    Kelemahan TPS (Think-Pair-Share)

1.      Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.

2.      Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.

3.      Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga.

Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan

jumlah waktu yang terbuang.

4.      Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

5.      Lebih sedikit ide yang muncul.

6.      Jika ada perselisihan,tidak ada penengah.

Page 35: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

7.      Menggantungkan pada pasangan.

8.      Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa

tidak mempunyai pasangan.

9.      Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya.

10.  Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah.

11.  Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru

melakukan intervensi secara maksimal.

12.  Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir

anak

13.  Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan

belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi

siswa.

14.  Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang

terbatas.

15.  Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.

16.  Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa

karena siswa baru tahu metode TPS.

MODEL PEMBELAJARAN DEBAT

Model pembelajaran DEBAT

A. PENGERTIAN DEBATDebat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.

Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.B. DEBAT KOMPETITIF DALAM PENDIDIKANTidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa asing).Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah World Universities

Page 36: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Debating Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas.Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta manapun. Namun demikian, beberapa kompetisi memberikan penghargaan khusus kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language - ESL).Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris, Australia, Irlandia, dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif kuat antara lain Filipina dan Singapura.1. Debat kompetitif di IndonesiaDi Indonesia, debat kompetitif sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di P. Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini (2006), kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC. Delegasi tersebut dipilih setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT).

2. Berbagai gaya debat parlementerDalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal antara lain:1. jumlah tim dalam satu debat2. jumlah pembicara dalam satu tim3. giliran berbicara4. lama waktu yang disediakan untuk masing-masing pembicara5. tatacara interupsi6. mosi dan batasan-batasan pendefinisian mosi7. tugas yang diharapkan dari masing-masing pembicara8. hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pembicara9. jumlah juri dalam satu debat10. kisaran penilaianSelain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang berbeda mengenai:Penentuan topik debat (mosi) - apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya beberapa saat sebelum debat dimulai (impromptu)Lama waktu persiapan - untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15 menit (WUDC) hingga 1 jam (WSDC)Perhitungan hasil pertandingan - beberapa debat hanya menggunakan victory point (VP) untuk menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin) nilai yang diraih kedua tim atau jumlah vote juri (mis. untuk panel beranggotakan 3 juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau 2-1)Sistem kompetisi - sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi (perdelapan final, perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan, sistem yang biasa digunakan adalah power matchingFormat debat parlementer sering menggunakan peristilahan yang biasa dipakai di debat parlemen sebenarnya:

Topik debat disebut mosi (motion)Tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah (Government), tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)

Page 37: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan sebagainyaPemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The HousePenonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)Interupsi disebut Points of Information (POI)

a. Australian Parliamentary/Australasian Parliamentary ("Australs")Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga ke kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut sebagai format Australasian Parliamentary. Dalam format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu tim mewakili Oposisi (Opposition), dengan urutan sebagai berikut:Pembicara pertama pihak Pemerintah - 7 menitPembicara pertama pihak Oposisi - 7 menitPembicara kedua pihak Pemerintah - 7 menitPembicara kedua pihak Oposisi - 7 menitPembicara ketiga pihak Pemerintah - 7 menitPembicara ketiga pihak Oposisi - 7 menitPidato penutup pihak Oposisi - 5 menitPidato penutup pihak Pemerintah - 5 menit

Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini. Pidato penutup dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai oleh Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah.Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus didukung oleh pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:(This House believes that) Globalization marginalizes the poor.(Sidang Dewan percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam batasan-batasan tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan dilakukan. Ada aturan-aturan yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Tidak ada interupsi dalam format ini.Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui musyawarah. Dengan demikian, keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split decision.Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal sehingga cukup populer terutama di kalangan universitas. Kompetisi debat di Indonesia yang menggunakan format ini adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) dan Indonesian Varsity English Debate (IVED).

b. Asian Parliamentary ("Asians")Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan dalam kejuaraan tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah adanya interupsi (Points of Information) yang boleh diajukan antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk pidato utama, tidak pada pidato penutup). Format ini juga mirip dengan World Schools Style yang digunakan di WSDC.Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA English Competition (e-Comp) yang diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC [[Universitas Indonesia].

c. British Parliamentary ("BP")

Page 38: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun juga populer di banyak negara, sebab format inilah yang digunakan di kejuaraan dunia WUDC. Dalam format ini, empat tim beranggotakan masing-masing dua orang bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili Pemerintah (Government) dan dua lainnya Oposisi (Opposition), dengan susunan sebagai berikut:Opening Government: Opening Opposition:Prime Minister Leader of the OppositionDeputy Prime Minister Deputy Leader of the OppositionClosing Government: Closing OppositionMember of the Government Member of the OppositionGovernment Whip Opposition Whip

Urutan berbicara adalah sebagai berikut:Prime Minister - 7 menitLeader of the Opposition - 7 menitDeputy Prome Minister - 7 menitDeputy Leader of the Opposition - 7 menitMember of the Government - 7 menitMember of the Opposition - 7 menitGovernment Whip - 7 menitOpposition Whip - 7 menit

Setiap pembicara diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan pidatonya. Di antara menit ke-1 dan ke-6, pembicara dari pihak lawan dapat mengajukan interupsi (Points of Information). Bila diterima, pembicara yang mengajukan permintaan interupsi tadi diberikan waktu maksimal 15 detik untuk menyampaikan sebuah pertanyaan yang kemudian harus dijawab oleh pembicara tadi sebelum melanjutkan pidatonya.Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Di akhir debat, juri menentukan urutan kemenangan dari peringkat 1 sampai 4 untuk debat tersebut. Dalam panel, keputusan sebisanya diambil berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak tercapai, Ketua Panel akan membuat keputusan terakhir.Di Indonesia, format ini digunakan dalam kompetisi Founder's Trophy yang diselenggarakan olehKomunitas Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia setiap tahun.

d. Format World SchoolsFormat yang digunakan dalam turnamen World Schools Debating Championship (WSDC) dapat dianggap sebagai kombinasi BP dan Australs. Setiap debat terdiri atas dua tim, Proposisi dan Oposisi, beranggotakan masing-masing tiga orang. Urutan pidato adalah sebagai berikut:Pembicara pertama Proposisi - 8 menitPembicara pertama Oposisi - 8 menitPembicara kedua Proposisi - 8 menitPembicara kedua Oposisi - 8 menitPembicara ketiga Proposisi - 8 menitPembicara ketiga Oposisi - 8 menitPidato penutup Oposisi - 4 menitPidato penutup Proposisi - 4 menit

Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua masing-masing tim

Page 39: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

(tidak boleh pembicara ketiga) dan didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup oleh pihak Proposisi.Aturan untuk interupsi (Points of Information - POI) mirip dengan format BP. POI hanya dapat diberikan antara menit ke-1 dan ke-7 pidato utama dan tidak ada POI dalam pidato penutup.Di Indonesia, format ini digunakan dalam kejuaraan Indonesian Schools Debating Championship (ISDC). Beberapa SMU di Indonesia yang pernah mengadakan kompetisi debat juga menggunakan format ini.

e. American ParliamentaryDebat parlementer di Amerika Serikat diikuti oleh dua tim untuk setiap debatnya dengan susunan sebagai berikut:GovernmentPrime Minister (PM)Member of the Government (MG)OppositionLeader of the Opposition (LO)Member of the Opposition (MO)

Debat parlementer diadakan oleh beberapa organisasi berbeda di Amerika Serikat di tingkat pendidikan menengah dan tinggi. National Parliamentary Debate Association (NPDA), American Parliamentary Debate Association (APDA), dan National Parliamentary Tournament of Excellence (NPTE) menyelenggarakan debat parlementer tingkat universitas dengan susunan pidato sebagai berikut:Prime Minister - 7 menitLeader of the Opposition - 8 menitMember of the Government - 8 minMember of the Opposition - 8 minLeader of the Opposition Rebuttal - 4 minPrime Minister Rebuttal - 5 min

California High School Speech Association (CHSSA) dan National Parliamentary Debate League (NPDL) menyelenggarakan debat parlementer tingkat sekolah menengah dengan susunan pidato sebagai berikut:

Prime Minister - 7 menitLeader of the Opposition - 7 menitMember of the Government - 7 menitMember of the Opposition - 7 menitLeader of the Opposition Rebuttal - 5 menitPrime Minister Rebuttal - 5 menit

Dalam semua format tersebut kecuali CHSSA, interupsi berupa pertanyaan dapat ditanyakan kepada pembicara keempat pidato pertama, kecuali pada menit pertama dan terakhir pidato. Dalam format CHSSA, keenam pidato semuanya dapat diinterupsi.Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.

3. Debat kompetitif selain debat parlementerDebat Proposal

Page 40: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi penganjur dan penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik debat yang diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan kebijakan yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan peran Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada prakteknya, kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang sama yang berlaku selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya yang sudah ditetapkan.Bila dibandingkan dengan debat parlementer, debat proposal lebih mengandalkan pada hasil riset atas fakta-fakta pendukung (evidence). Debat ini juga memiliki persepsi yang lebih luas mengenai argumen. Misalnya, sebuah proposal alternatif (counterplan) yang membuat proposal utama menjadi tidak diperlukan dapat menjadi sebuah argumen dalam debat ini. Walaupun retorika juga penting dan ikut memengaruhi nilai setiap pembicara, pemenang tiap babak umumnya didasari atas siapa yang telah "memenangkan" argumen sesuai dengan fakta pendukung dan logika yang diberikan. Sebagai konsekuensinya, juri kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil keputusan karena semua fakta pendukung harus diperiksa terlebih dahulu.Di Amerika Serikat, Debat Proposal adalah tipe debat yang lebih populer dibandingkan debat parlementer. Kegiatan ini juga telah dicoba dikembangkan di Eropa dan Jepang dan gaya debat ini ikut memengaruhi bentuk-bentuk debat lain. Di AS, Debat Proposal tingkat SMU diselenggarakan oleh NFL dan NCFL. Di tingkat universitas, debat ini diselenggarakan oleh National Debate Tournament (NDT), Cross Examination Debate Association (CEDA), National Educational Debate Association, dan Great Plains Forensic Conference.Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing dua orang dalam tiap debatnya. Setiap pembicara membawakan dua pidato, satu pidato konstruktif (8 atau 9 menit) yang berisi argumen-argumen baru dan satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6 menit) yang tidak boleh berisi argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru untuk membantu sanggahan. Biasanya, sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan silang (cross-examination) atas pidato tersebut. Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan dianggap sudah diterima dalam debat. Dewan juri secara seksama mencatat semua pernyataan yang dibuat dalam suatu babak (sering disebut flow).Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.Lincoln-Douglas DebateNama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah dilakukan di Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya ini diikuti oleh dua pedebat yang bertarung satu sama lain.Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan nilai-nilai abstrak, sehingga sering disebut sebagai debat nilai (value debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta pendukung (evidence) dan lebih mengutamakan logika dan penjelasan.Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.

C. KEGIATAN LAIN YANG SERUPAModel United NationsModel United Nations adalah kegiatan yang banyak dilakukan di tingkat sekolah dan universitas di dunia. Dalam kegiatan ini, peserta memainkan peran sebagai delegasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mewakili negara tertentu (dalam kompetisi internasional, negara yang diwakili umumnya bukan negara asal sebenarnya dari tim tersebut).Di Indonesia, kegiatan ini relatif belum berkembang. Namun, Jakarta International School (JIS), sebuah sekolah internasional di ibukota, memiliki kegiatan ekstrakurikuler ini.Moot courtKompetisi Moot court biasa dilakukan oleh mahasiswa hukum di tingkat universitas.

Page 41: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

D. MODEL PEMBELAJARAB DEBATEDebat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.E. MODEL PEMBELAJARAN DEBAT AKTIFMembuat pembelajaran yang menarik dan sekaligus mengaktifkan siswa banyak sekali caranya. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan model debat aktif.

Model debat aktifModel pembelajaran debat aktif merupakan modifikasi dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus. Bagaimana membawa suasana debat tersebut di pada jenjang pendidikan yang lebih rendah. Dimana pelaku debat adalah siswa SD yang belum banyak menguasai konsep atau argumentasi yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya?Model pembelajaran debat aktif tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:Buatlah sebuah pernyataan yang kontroversi terhadap materi yang telah kita berikan sebelumnya. Misalnya “ayam sebenarnya juga termasuk binatang carnivora (pemakan daging)”.Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di dalam kelas.Satu kelompok adalah sebagai kelompok “PRO” atau pendukung pernyataan tersebut, sementara satu kelompok yang lain adalah sebagai kelompok KONTRA atau kelompok yang menolak pernyataan tersebut.Silahkan tanyakan kepada kelompok PRO, mengapa mereka mendukung pernyataan tersebut. Alasan-alasan apa yang menguatkan pernyataan tersebut?Sementara untuk kelompok KONTRA harus mempertahankan pendapatnya tersebut juga disertai dengan argumentasi-argumentasi yang masuk akal.Atur lalu-lintas debat agar tidak terjadi “Debat kusir”.

F. LANGKAH LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN DEBAT1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas3. Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara, saat itu ditanggapi atau dibantah oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya4. Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide darisetiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi5. Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap6. Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.G. KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT1. Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

H. KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT1. Ketika menyampaikan pendapat saling berebut2. Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi3. Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif. 

Page 42: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Model Pembelajaran Role Playing

Model Pembelajaran Role Playing

A. Metode Role Playingadalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. B. Tujuan pembelajaran Role PlayingMenurut Zuhaerini (1983: 56), model ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk: (a) menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak; (b) melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-psikologis; dan (c) melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

C. langkah-langkah model pembelajaran role playingLangkah-langkah model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan dan refleksi.

D. Pengertian dan ciri-ciri pembelajaran Role Playing

Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.Role playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas, dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).

Dalam role playing murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran

Page 43: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.Sementara itu, sesuai dengan pengalaman penelitian sejenis yang telah dilakukan, manfaat yang dapat diambil dari role playing adalah: Pertama, role playing dapat memberikan semacam hidden practise, dimana murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari. Kedua, role playing melibatkan jumlah murid yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar. Ketiga, role playing dapat memberikan kepada murid kesenangan karena role playing pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan merasa senang karena bermain adalah dunia siswa. Masuklah ke dunia siswa, sambil kita antarkan dunia kita (Bobby DePorter, 2000: 12)E. kelebihan dan kekurangan role playing

Kelebihan Metode Role Playing

Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Selain itu, kelebihan metode ini adalah, sebagai berikut:

1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.3) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.4) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan5) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias6) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi7) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri8) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan Metode Role Playing

Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang sempurna,semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat metode Role Playing dalam dalam cakupan cara dalam prooses mengajar dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat kelemahan.

Kelemahan metode role palying antara lain:

1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya

Page 44: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini 

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Group Investigationn merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri,

pengetahuan atauknowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin

S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap

masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang

diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok

menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan

berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan

metode Group Investigationadalah:

1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.

Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan

memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi

dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap

anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana Kooperatif.

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang

melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

3. Peran Guru.

Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok

memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan

membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

Page 45: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59).

Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat

terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan

penyelidikan yang mendalam atas topik yang  telah dipilih, kemudian menyiapkan dan

mempresentasikan laporannya di depan kelas.

B.   Langkah-Langkah dalam Menggunakan Model Group Investigation

Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation, (Kiranawati (2007), dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya

digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-

kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.

Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan kerjasama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum

yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas.

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). pembelajaran harus

melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa

untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru

secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan

merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari

agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai

topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas

sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau

keduanya.

C.   Tahapan-tahapan Dalam Group Investigation

Enam Tahapan di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigationdapat dilihat

pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-30):

Page 46: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

D.  Ciri-Ciri Model Group Investigation

Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit diterapkan dalam pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai berikut:

1.      Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya

bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

2.      pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa

dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan

berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok

bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.

3.      pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang

menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan

mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan

membagi siswa ke dalam

kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk

memberi kontribusi apa yang akan mereka

selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan

heterogenitas.

Tahap II

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik kepada

seluruh anggota. Kemudian membuat

perencanaan dari masalah yang akan diteliti,

bagaimana proses dan sumber apa yang akan

dipakai.

Tahap III

Membuat penyelidikan.

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan

mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan

dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam

pengetahuan baru dalam mencapai solusi

masalah kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas

akhir.

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir

yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

Mempresentasikan tugas

akhir.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya.

Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI

Evaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah

diselidiki dan dipresentasikan.

Page 47: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

4.      adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama

sampai tahap akhir pembelajaran.

5.      pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif,

kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki

keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam

membahas materi pembelajaran.

E.   Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation

Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group investigation juga

mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:

Kelebihan pembelajaran model group investigation:

1.      Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.      Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh positif,

yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3.      Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa

dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.

4.      Model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.

5.      Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai

tahap akhir pembelajaran.

Kelemahan pembelajaran dengan model group investigation:

Model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit

untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.

Model Pembelajaran Talking Stick

Model Pembelajaran Talking StickA. Sejarah Talking Stick

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini :The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.Artinya:

Page 48: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.

B. Talking Stick Sebagai Model Pembelajaran

Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.2. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.3. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.4. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.5. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.6. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.7. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.8. Guru memberikan kesimpulan.9. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.10. Guru menutup pembelajaran.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:1. Menguji kesiapan siswa.2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat.3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).

Kekurangan:Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).

D. Kesimpulan

1. talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan

Page 49: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

secara bergiliran/bergantian.2. Model pembelajaran ini membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk siap pada kondisi dan siatuasi apapun

Model Pembelajaran Bertukar Pasangan

Model Pembelajaran Bertukar Pasangan1. PengertianModel pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).

Jadi ,model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.dan menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran., Belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model Pembelajaran Bertukar Pasangan)Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu dia akan memilih manakah model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran tertentu. Dalam hal ini Muslim Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.

3. Langkah-langkah pembelajarannya1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau

Page 50: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

siswa memilih sendiri pasangannya).2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.6. Kesimpulan.7. Penutup.

4. Keunggulan dan KelemahannyaKeunggulan :1. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.2. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.3. Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik kelompok lamanya4. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.

Kelemahan :1. Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang kurang mampu menguasai materi)Solusinya , lembar penilaian tidak diberi nama si penilai.2. Ada siswa yang mengambil jalan pintas ,dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawabnya.Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu.

5. Contoh model pembelajarannyaPada Kompetensi Dasar (KD) Menaati Peraturan Perundang-undangan Nasional. misalnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok masing masing mempunyai tugas berbeda. Misalnya mempelajari sikap kritis terhadap peraturan perundangan yang tidak mengakomodasi aspirasi rakyat , sikap patuh terhadap peraturan perundangan nasional.Kemudian masing-masing anggota kelompok membentuk kelompok baru,sehingga kelompok baru tersebut tersebut berisi siswa dari grup sikap kritis dan sikap patuh dan seterusnya.Dalam kelompok baru tersebut setiap siswa menerangkan apa yang telah dipelajari.Ada penilaian antar siswa dalam kelompok baru tersebut. Meliputi keaktivan, dalam diskusi serta kemampuan menerangkan dan kemampuan menjawab pertanyaan.

KESIMPULANDari uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa :Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).Dan ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model Pembelajaran Bertukar Pasangan) Muslim Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

Page 51: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.

Langkah-langkah pembelajarannya :1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.6. Kesimpulan.7. Penutup.

Keunggulan :

1. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.2. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.3. Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik kelompok lamanya4. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.Kelemahan :1. Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang kurang mampu menguasai materi)Solusinya , lembar penilaian tidak diberi nama si penilai.2. Ada siswa yang mengambil jalan pintas ,dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawabnya.Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu. 

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Pengertian model pembelajaran snowball throwingModel Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran siswa Pkn, model Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.

Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab

Page 52: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.Dalam metode (Snowball Throwing), guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan pergaulan.Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.6. Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.7. Guru memberikan kesimpulan.8. Evaluasi.9. Penutup.

Kesimpulan:Penggunaan pendekatan pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa ini dirasakan cukup efektif karena mampu menumbuh kembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam diri siswa. Di sini siswa akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.Di dalam model pembelajaran snowball throwing ini kurang tepat digunakan untuk mata pelajaran atau bidang study ilmu pengetahhuan social. Karena ilmu pengetahuan social adalah ilmu yang cakupan materi pembelajarannya sangat luas, membutuhkan pengembangan yang mendalam karena materinya selalu berkembang. Sedangkan di sini pembelajaran hanya berkutat pada pengetahuan siswa saja. Jadi, yang lebih tepat menggunakan model pembelajaran snowball throwing ini adalah jenis-jenis mata pelajaran ilmu pengetahuan alam atau eksak yang cenderung menggunakan rumus yang relatif tetap. Guru akan lebih mudah mengarahkan jalannya pembelajaran di kelas.

Kelebihan:1. Melatih kesiapan siswa.2. Saling memberikan pengetahuan.Kekurangan:1. Penngetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.2. Tidak efektif. 

Page 53: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Pengertian Model Pembelajaran Student Facilitator and ExplainingPengertian Model Pembelajaran Student Facilitator and ExplainingModel Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri.Model pembelajaran ini akan relevan apabila siswa secara aktif ikut serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan dipresentasikan. Untuk itu pembelajaran pada apresiasi drama akan lebih sesuai dikarenakan siswa secara aktif ikut serta baik itu dalam kegiatan apresiasi maupun bisa berupa ekspresi sastra sebagai pelakunya.

Langkah-langkah pembelajarannya :1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.6. PenutupKelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explainingsiswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.

Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining:1. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.2. Banyak siswa yang kurang aktifKesimpulanDalam Model pembelajaran ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkap apabila siswa secara aktif ikut serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan dipresentasikan maka siswa akan lebih bisa mengerti dan mampu memahaminya untuk mengungkapkan ide, selain itu juga dapat mengajak peserta didik mandiri dalam mengembangkan potensi mengungkapkan gagasan berpendapat. 

MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

Page 54: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

A. Pengertian

Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak’hore!’ atau yel-yel lainnya yang disukai.

Jadi, model pembelajaran course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan. Sehingga para siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran course review horay ini, apabila siswa dapat menjawab pertanyaan secara benar maka siswa tersebut diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu sendiri.

Model pembelajaran course review horay juga merupakan suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.

Jadi, dalam pelaksanaan model pembelajaran course review horay ini pengujian pemahaman siswa dengan menggunakan kotak yang berisi nomor untuk menuliskan jawabannya. Dan siswa yang lebih dulu mendapatkan tanda atau jawaban yang benar harus langsung segera menyoraki kata-kata “horay” atau menyoraki yel-yelnya.

Agar pemahaman konsep materi yang akan dibahas dapat dikaji secara terarah maka seiring dengan perkembangan dunia pendidikan pembelajaran Corse Review Horay menjadi salah satu alternative sebagai pembelajaran yang mengarah pada pemahaman konsep. Pembelajaran Course Review Horay, merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Pembelajaran Course Review Horay yang dilaksanakan merupakan suatu pembelajaran dalam rangka pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui Pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil.

Page 55: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Course Review Horay

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

6. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

7. Bagi yang benar,siswa memberi tanda check list ( √ ) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya.

8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay .

9. Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.

10. Penutup

C. Kelebihan Model Pembelajaran Corse Review Horay

a. Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya.b. Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.c. Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkand. Melatih kerjasama

D. Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay

a. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakanb. Adanya peluang untuk curang 

METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN

METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMENYang di maksud dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunaka peragaan yang di tujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar supaya semua sisiwa lebih mudah dalam memahami dan mempraktekan dari apa yang telah di perokehnya dan dapat mengatasi sutu permasalah apabila terdapat perbedaan .

Page 56: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

A. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.

Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstran cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji,dan yang lainnya.

2. prinsip-prinsip metode demonstrasi sebagai berikut:

a. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan;b. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa yang dimaksud dalam demonstrasi karena keterbatasan daya ingat;c. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan/topik tertentu tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk mengatasinya.Aspek penting dalam metode demonstrasi:a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa;b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga;c. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar;d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis;e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemonstrasikan;f. Persiapan dan perencanaan yang matangg. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapatlepas dari filosofi yang mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas manusia sebagai pelaksana pendidikan baiksebagai pendidik maupun peserta didik. Sebagai pendidik, manusia mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan pada peserta didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya, aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya. Sebagai khalifah/wakil Allah di muka bumi, manusia harus mencerminkan sifat-sifat Ilahiyah dalam kehidupan dunia di muka bumi ini. Untuk dapat memerankannya manusia harus mengembangkanpotensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya maupun profesionalnya.Pengembangan ini tidak lain melalui proses pendidikan

3. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa

Page 57: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.c. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktise. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di Demonstrasikan.

Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.

4. Adapun dalam metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

Kelebihan metode demonstran adalah:

• Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati• Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain• Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar• Dapat menambah pengalaman anak didik• Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan• Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit• Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang setudi agama, banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadat, seperti pelaksanaan shalat, zakat dan yang lainnya.Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murit. Dan apabila anak didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari langkah dari setiap gera-gerik murid tersebut,sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya. Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.

Dari segi kelemahan atau metode demonstran adalah:

• Memerlukan waktu yang cukup banyak• Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien• Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya• Memerlukan tenaga yang tidak sedikit• Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

Page 58: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

5. Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

a. PerencanaanDalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah ;a. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhirb. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakanc. Memperhitungkan waktu yang di butuhkand. Selama demonstrasi berlangsung guru haru intropeksi diri apakah:• Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa• Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas• Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlue. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b. Pelaksanaannya:Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif6. Menghindari ketegangan

6. Evaluasi:

Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

7. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi tersebut adalah:• Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.• Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.• Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.• Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

B. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru dan murit bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.Sedangkan menurut Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi pendidikan agama Islam” mendefinisikan bahwa Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan murid untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu.Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat tidak memberikan pengertian jelas, ia hanya mengatakan

Page 59: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

bahwa Metode Eksperimen adalah metode percobaan yang biasanya di lakuka dalam mata pelajaran tertentu.Sedangkan menurut Departeman Agama memberi definisi bahwa Metode Eksperimen adalah peraktek pengajaran yan melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti: shalat, puasa, haji, pembangunan masarakat dan lain-lainnya.

b. Metode Eksperimen dalam pendidikan Agama Islam

Hal yang menarik tentang metode ini dalam pendidikan agama Islam ialah bahwa metode ini ada kolerasinya dengan pendidikan agama Islam terutama bidang studi fiqih.Kongkritnya adalah Ketika ingin membuktikan apakah segenangan air termasuk air suci atau air najis atau air yang suci tidak mensucikan, maka hal ini harus di buktikan secara langsung dan di adakan penelitian secara ilmiah, maka metode Eksperiman dapat membuktikannya dengan tepat.

c. Target metode Eksperimen

Adapun target Metode Eksperimen adalah1) Murit dapat membuktikan kebenaran riil dari teori-teori hukum yang berlaku2) Diharapkan dengan metode ini murit dapat kepuasan dari hasil belajarnya

d. Langkah-langkah metode eksperimen• Menerangkan Metode Eksperimen• Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat• Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di variebel-variebel apa yang harus di kontrol• Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman murit

e. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen ialah:1) Kelebihannya

• Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan• Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik

2) Segi kekurangannya

• Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini• Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.

Sebaiknya Metode Eksperimen ini di terapkan bagi pelajaran-pelajaran yang belum di ajarka atau di terangkan oleh metode lain sehingga Metode Eksperimen ini terasa benar fungsinya bagi siswa.

Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen adalah sebagai berikut;1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen

Page 60: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

3. Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya

1. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah di rencanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya2. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara tertulis.

C. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode Demonstrasi Dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila:1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa.2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil dan melakukannya.3. Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.

Keuggulan Metode Demonstrasi dan Eksperiaen ini adalah:

a. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di Eksperienkanb. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuatc. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimend. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.

Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:1. Persiapa dan pelaksanaannya memakan waktu lama2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan3. Sukar di laksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya

Saranya Untuk Metode Demonstrasi dan Eksperimen1. Lakukan Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgent dalam masarakat2. Arahkan pendemonstrasian dan eksperimen agar murid-murid mendapatkan pengertian yang jelas, pembentukan sikap serta kecakapan praktis3. Usahakan agar semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan eksperimen4. Berilah pengertian sejelas-jelasmya landasan teori dari apa yang hendak di demonstrasikan maupun di eksperimenkan

Kesimpulan

Metode demonstrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswaMetode ini dapat menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materi pelajaran. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

Page 61: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Metode Eksperimen adalah suatu metode di mana murid melakukan pekerjaan akademis dalam mata pelajaran tertentu dengan menyaksikan peragaan-peragaan tersebut.Namun yang perlu di perhatikan oleh guru tentang Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah karna kedua metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan. 

Model pembelajaran Explicit instructionModel pembelajaran Explicit instructionA. Pengertian

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

Model Direct Intruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur,2000a :2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.

Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Hal yang sama dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa: “The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion.”

Lebih lanjut Arends (2001:265) menyatakan bahwa: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps:establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practiceA direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented.” Hal yang sama dikemukakan oleh Kardi dan Nur (2000a : 27), bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran langsung berjalan melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu, (3) memberikan latihan terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (5) memberikan latiham mandiri.

B. Prinsip

Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap.Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

Page 62: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Langkah-langkah:1.Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.3. Membimbing pelatihan.4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutanSintaknya adalah:1. sajian informasi kompetensi,2. mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,3. membimbing pelatihan-penerapan,4. mengecek pemahaman dan balikan,5. penyimpulan dan evaluasi,6. refleksi.C. KesimpulanModel pembelajaran explicit instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar sisiwa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktiv dalam suatu pembelajaran. Jadi model pembelajaran ini sangat cocok diterapakan dikelas dalam materi tertentu yang bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai keterampilan procedural.

D. Kelebihan dan KekuranganKelebihan:1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.Kekurangan:1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.2. Untuk mata pelajaran tertentu. 

MODEL PEMBELAJARAN CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)

MODEL PEMBELAJARAN CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)

A. Pengertian Model Pembelajaran CIRCTerjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok.Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan

Page 63: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

pembelajaran terpadu.Menurut Fogarty (1991), berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu dapat dikelompokkan menjadi:1) model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi model connected (keterhubungan) dan model nested (terangkai);2) model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (urutan), model shared (perpaduan), model webbed (jaring laba-laba), model theaded (bergalur) dan model integreted (terpadu);3) model dalam lintas siswa.

Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.

Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat pilar itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (Learning to live together), (Depdiknas, 2002).

B. Langkah - Langkah Pembelajaran CIRCLangkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.6. Penutup.Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

C. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC

Page 64: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak;3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;4) pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak;5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai dalam lingkungan anak;6) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna;7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).

D. Kekurangan Model Pembelajaran CIRCKerurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.

E. KesimpulanModel pembelajaran ini sangat bagus dipakai karena dengan menggunakan model ini siswa dapat memahami secara langsung peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan dengan materi yang dijelaskan.

MODEL PEMBELAJARAN INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE (LINGKARAN BESAR – LINGKARAN KECIL)

MODEL PEMBELAJARAN INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE (LINGKARAN BESAR – LINGKARAN KECIL)

Teknik mengajar lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside – outside – circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat danteratur. Selain itu siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

Page 65: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Langkah-langkah :1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar.2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke dalam.3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil danhttp://www.scribd.com/doc/50827028/73/INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE-LINGKARAN-KECIL-LINGKARAN-BESAR besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.4. Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam.5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi demikian seterusnya.

Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Kelebihan :Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan.Kekurangan : Membutuhkan ruang kelas yang besar. Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau, juga rumit untuk dilakukan.

Materi yang cocok dengan model pembelajaran.1. IPA kelas 5 Bab VPenyesuaian Makhluk Hidupa. Penyesuaian diri pada hewan1. Penyesuaian diri untuk memperoleh makanan.2. Penyesuaian diri untuk melindungi diri dari musuhnya.b. Penyesuaian diri pada tumbuhan1. Penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu.2. Penyesuaian diri untuk melindungi diri dari musuhnya.

Alasan :Pada pembelajaran dengan menggunakan model outside - inside - circle (lingkaran besar - lingkaran kecil) ini. Terlebih dahulu guru menyampaikan informasi dengan menjelaskan isi materi (penyesuaian makhluk hidup). Menurut saya materi penyesuaian makhluk hidup sangat cocok untuk model outside - inside - circle (lingkaran besar - lingkaran kecil). Karena materi ini sering ditemui anak dalam kehidupan sehari-hari, melalui penjelasan dari guru tentang penyesuaian makhluk hidup maka anak memadukan apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan informasi yang disampaikan oleh guru, sehingga pada saat anak membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil yang selanjutnya anak akan menyampaikan informasi, anak mudah mengingat informasi yang akan dia sampaikan kepada teman pasangannya, materi ini juga memiliki cakupan isi/materi yang cukup banyak sehingga memudahkan guru untuk membagi materi sesuai dengan siswa yang membentuk lingkaran, karna masing masing-masing anak membawa informasi yang berbeda untuk teman pasangannya.

2. IPA Kelas 5 Bab XIVSumber Daya Alam

Page 66: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

a. Sumber Daya Alam di Lingkungan Sekitar1. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharuib. Penggunaan Sumber Daya Alam1. Mineral2. Kegiatan manusia yang mengubah permukaan bumi

Alasan :Pada pembelajaran menggunakan model outside - inside - circle (lingkaran besar - lingkaran kecil). saya materi ini cocok untuk model inside (outside - circle) (lingkaran besar - lingkaran kecil) karena materinya dapat dikembangkan oleh anak berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Misalnya : materi tentang kegiatan manusia yang mengubah permukaan bumi, jika guru menggunakan soal pertanyaan dalam pertukaran pikiran dan informasi untuk setiap anak, maka mempermudah pekerjaan guru dalam membuat pertanyaan, pertanyaan yang sama dapat diberikan kepada beberapa anak, karena kemungkinan jawaban yang akan mereka dapat dari teman pasangannya berbeda. Dengan model pembelajaran outside - inside - circle materi akan mudah dipahami oleh anak karena materi ini dapat disampaikan dengan singkat dan eratur, misalnya berkaitan dengan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dan tidak dapat diperbaharui, sehingga dengan model pembelajaran outside - inside - circle ini cakupan materi yang cukup luas dapat dipahami dan dikembangkan oleh anak.

3. Pendidikan kewarganegaraan kls XI Semester IIPentingnya nilai dalam kehidupan Pentingnya nilai dalam kehidupan bangsa Pancasila sebagai sumber nilaia. Pancasila sebagai sumber nilai hokumb. Pancasila sebagai sumber nilai etikMenurut saya materi ini cocok dan bias digunakan dalam model pembelajaran IOC dikarnakan materi yang disampaikan tidak terlalu sulit dan melatih tingkat pemikiran siswa karna yang dibahas dalam materi ini menyangkut kehidupan sehari-hari dan bangsa.

Contoh RPP model pembelajaran ini :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )Model pembelajaran IOC

Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas / semester : XI / (dua)Hari / tanggal :Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit

St standar Kompetisi :Menganalisis pentingnya nilai dalam kehidupan

K kompetisi Dasar :Mendiskripsikan pentingnya nilai dalam kehidupan bangsaMendeskripsiskan pancasila sebagai sumber nilaiMendeskripsikan nilai pancasila sebagai sumber norma hokumMendeskripsikan nilai pancasila sebagai sumber norma etik

Page 67: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

A. Indikator :Menjelaskan pentingnya nilai pancasila dalam kehidupan

B. Tujuan pembelajaran :1. memahami pentingnya nilai dalam kehidupan2. Mengetahui pentingnya nilai pancasila sebagai norma hukum3. Mengetahui pentingnya pancasila sebagai sumber nilai etik

C. Materi pembelajaran :• LKS Pendidikan kewarganegaran untu SMA kelas XI semeeter IINilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawakonsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasanfundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturanperundangam yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaanpemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain padahakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilaidasar pancasila.Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah denganmenjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (normamoral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilaipancasila adalah nilai moralD. Metode Pembelajaran1. Kerja kelompok2. Presentasi3. Diskusi4. Tanya jawabE. Langkah-langkah Pembelajaran :1. Pendahuluan1) Salam, sapa dan berdo’a bersama2) Apersepsi tentang materi3) Membagi kelompok yng anggotanya 4 orang secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan membaca.2. Kegiatan Inti1) Menjelaskan pembagian tugas kelompok2) Guru memberikan wacana / kliping sesuai topic pembelajaran3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kerja.4) Mempresentasikan / membaca hasil kelompok.3. Kegiatan akhir1) Guru menyimpulkan materi bersama murid2) Penutup

F. Sumber bahan :- Buku paket buku paket pendidikan kewarganegaraan kelas XI semester II

Page 68: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

- LKS Pendidikan kewarganegaran untu SMA kelas XI semeeter II- Kliping tentang pentingnya nilai dalm kehidupan berbangsa dan bernegara

G. Penilaian- Test perbuatan dalam kegiatan- Tes lisan 

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING (TEBAK KATA)

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING (TEBAK KATA)A. PengertianMetode ini berguna untuk kelas yang aktif dalam kelas. Pengertian aktif terdapat 2 (dua) macam, yaitu:1. aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski tidak dalam pembelajaran,2. aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan bertanya jika menemukan kesulitan.

Dalam buku Cooperative Learning PAIKEM oleh Agus Suprijono menjelaskan pembelajaran aktif yaitu; Pembelajaran adalah proses belajar dengan menempatkan peserta didik sebagai center stage performance, dengan proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat merespon pemelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Sedangkan aktif adalah siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.Maka dari itu, berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar atau tidak terbatas pada empat dinding kelas. Melainkan pembelajaran dapat terlaksana dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta terhadap lingkungan sekitar. Sedikit contoh metode Pembelajaran Aktif yaitu dengan Metode Tebak kata.Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran IPS dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran IPS.

Dalam menerapkan metode permainan ada beberapa hal yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :1. siapkan materi yang akan di sampaikan.2. siapkan bahan ajar yang di butuhkan.3. siapkan kata kunci yang akan di pertanyakan.Media: :Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.

Langkah-langkah :1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.

Page 69: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.6. Dan seterusnya

CONTOH KARTU:BERDASARKAN SIKAP YANG DITUNJUKKAN.• tidak memandang perbedaan sebagai usaha mencari alternatif• yang dicari adalah kambing hitam bukan peraturannya yang mungkin salah.

TIPE BUDAYA POLITIK APAKAH AKU...?

JAWABAN:

TIPE BUDAYA POLITIK MILITAN

B. Prinsip atau Ciri-Ciri• Pembelajaran berlangsung menyenangkan• Siswa diarahkan untuk aktif• Menggunakan media kartuC. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatannya• Kelebihannya :a. anak akan mempunyai kekayaan bahasa.b. Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.c. Siswa menjadi tertarik untuk belajard. memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa.• Kekurangannya :a. memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan.b. Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.D. KesimpulanJadi, mopdel pembelajaran Tebak Kata merupakan salah satu model pembelajaran Cooperative Lerning, dengan proses pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa. Selain itu siswa juga diarahkan untuk aktif, yaitu siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 

MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE·         Pengertian 

Model pembelajaran Word Square merupakan pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya.

Hal ini dapat diidentifikasi melalui pengelompokkan metode ceramah yang diperkaya yang

berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Mujiman

(2007)

Page 70: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan

menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip

seperti mengisi  Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan

menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Model

pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran.Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram

sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka

pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.

Word Square merupakan salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat

dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini merupakan kegiatan belajar

mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk

mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. 

Instrument utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang

perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan.

·         Langkah-Langkah Model Pembelajaran Word Square

Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square adalah sebagai berikut :

1.      Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

2.      Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.

3.      Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal,

horizontal maupun diagonal.

4.      Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel PKn)

S Y E N I E K K K

A G U A N D M E N

N B A R T I R T D

G A N R N R S U S

U D G T U T G R Z

I O O L S A I U I

N R P A I P A N F

I A S O L I O A U

S R I N H B C N U

CONTOH SOALNYA :

1.      Asas dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat orang tersebut

dilahirkan disebut asas…

2.      Negara Indonesia memakai asas kewarganegaraan berdasarkan keturunan yang disebut asas ius…

3.      Seseorang yang mempunyai dua kewarganegaraan dari  dua Negara yang berbeda disebut...

4.      Hak dimiliki seseorang untuk memilih kewarganegaraannya disebut hak...

5.      Penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kelahiran dan…

·         Kekurangan dan Kelebihan Model Pmebelajaran Word Square

Beberapa kelebihan dari model pembelajaran Word Square yaitu:

1.      Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. 

2.      Melatih untuk berdisiplin.

Page 71: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

3.      Dapat melatih sikap teliti dan kritis.

4.      Merangsang siswa untuk berpikir efektif.

Model pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang

disampaikan. Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar

kerja. Dan tentu saja yang ditekankan disini adalah dalam berpikir efektif, jawaban mana yang paling

tepat.

Sedangkan beberapa kekurangan dari model pembelajaran word square yaitu:

1.      Mematikan kreatifitas siswa. 

2.      Siswa tinggal menerima bahan mentah.

3.      Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang

dimilikinya.

Dalam model pembelajaran ini siswa tidak dapat mengembangkan kreativitas masing-masing, dan

lebih banyak berpusat pada guru. Karena siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru,

dan jawaban dari lembar kerja pun tidak bersifat analisis, sehingga siswa tidak dapat menggali lebih

dalam materi yang ada dengan model pembelajaran word square ini.

Dari penjelasan tentang model pembelajaran word square maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran word square adalah suatu pengembangan dari metode ceramah namun untuk

mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan maka diberikan lembar kerja

yang didalamnya berisi soal dan jawaban yang terdapat dalam kotak kata. Membutuhkan suatu

kejelian dan ketelitian dalam mencari pilihan jawaban yang ada dengan tepat. Namun sebagaimanan

model pembelajaran yang lainnya, model pembelajaran word square mempunyai kekurangan dan

kelebihan. Kekurangan dari model pembelajaran ini yaitu siswa hanya menerima bahan mentah dari

guru dan tidak dapat mengembangkan kreativitasnya, karena siswa hanya dituntut untuk mencari

jawaban bukan untuk mengembangkan pikiran siswa masing-masing. Sedangkan kelebihannya yaitu

meningkatkan ketelitian, kritis dan berfikir efektif siswa. Karena siswa dituntut untuk mencari jawaban

yang paling tepat dan harus jeli dalam mencari jawaban yangada dalam lembar kerja.

Model pembelajaran ScrambleModel Pembelajaran Scramble tampak seperti Model Pembelajaran Word Square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak, nah siswa nanti bertugas mengkoreksi ( membolak-balik huruf ) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat/ benar.Model pembelajaran scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban

Page 72: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan, namun dengan susunan yang acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar.

Kelebihan Model pembelajaran Scramble :1. Memudahkan mencari jawaban2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut3. Semua siswa terlibat4. Kegiatan tersw dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran5. Melatih untuk disiplin

Kekurangan model pembelajaran scramble1. Siswa kurang berfikir kritis2. Bisa saja mencontek jawaban teman lainnya3. Mematikan kreatifitas siswa4. Siswa tinggal menerima bahan mentah

Langkah-langkah Model pembelajaran scramble :1. Guru menyajikan materi sesuai topic, misalnya guru menyajikan materi pelajaran tentang “Tata Surya”2. Setelah selesai menjelaskan tentang Tata Surya, guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.3. Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble :4. Buat pertanyaan yang sesuai dengan TPK5. Buat jawaban yang diacak hurufnya

Media :Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapaiBuat jawaban yang diacak hurufnyaLangkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.Membagikan lembar kerja sesuai contoh.Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A!

Kolom A

1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …2. … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah3. Uang … saat ini banyak dipalsukan4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai …5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut …7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai …8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut …9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk membayar sejumlah uang disebut …

Page 73: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

Kolom B

1. TARREB ……………………………. ( Contoh : jawaban yang benar……BARTER )2. GANU …………………………………3. TRASEK ………………………………4. KISTRINI ………………………………5. LIRI ………………………………………6. SRUK …………………………………7. MINALON ………………………….8. SAKSITRAN …………………………9. KEC ……………………………………

MODEL PEMBELAJARAN 

TAKE AND GIVE

      A.    Pengertian Model Pembelajaran Take and GiveModel Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran

yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan  guru dan teman sebayanya (siswa lain).

Kelebihan :         Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan

informasi dari      guru dan siswa yang lain.         Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan  penguasaan siswa akan informasi.

Kelemahan:         Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima siswa

lain pun akan kurang tepat. 

     B.     Media Model Pembelajaran Take and Give     a)      Siapkan Kartu dengan ukuran 10 x 15 cm untuk sejumlah siswa.     b)      Setiap kartu berisi nama siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi,

kompetensi dan sajian materi.

1.                              Contoh Kartu :NAMA SISWA :SUB MATERI  :NAMA YANG DIBERI :1.2.3. dst.

     C.    Langkah-langkah Umum     1.      Guru menyiapkan kelas sebagaimana mestinya.     2.      Guru menjelaskan materi sesuai kompetensi yang sudah direncanakan selama 45 menit.     3.      Untuk memantapkan penguasaan siswa akan materi yang sudah dijelaskan, setiap siswa

diberikan satu kartu untuk dipelajari (dihapal) selama 5 menit.     4.      Kemudian guru meminta semua siswa berdiri dan mencari teman pasangan untuk saling

menginformasikan materi yang telah diterimanya. Tiap siswa harus mencatat nama teman pasangannya pada kartu yang sudah diberikan.

Page 74: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

     5.      Demikian seterusnya sampai semua siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).

     6.      Guru mengevaluasi keberhasilan model pembelajaran take and give dengan memberikan siswa pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).

     7.      Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama mengenai materi pelajaran.     8.      Guru menutup pelajaran.

     D.    Materi  Pembelajaran IPA yang Sesuai untuk Model Pembelajaran Take and Give

     1.      Materi Pelajaran IPA kelas 5         Bab  I  Alat Pernafasan

Sub Materi : Alat pernafasan pada manusia         Bab II  Pencernaan Makanan Pada Manusia

Sub Materi : Alat pencernaan pada manusia         Bab V Penyesuaian Diri Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya.

Sub Materi : Cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.     2.      Materi Pelajaran IPA kelas 6         Bab 1 Ciri Khusus Makhluk Hidup

Sub Materi :  ciri khusus hewan terhadap lingkungannya.         Bab 4 Keseimbangan Ekosistem

Sub Materi : kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem.         Bab 11 Energi dalam kehidupan Sehari-hari

Sub Materi : guna energi listrik dalam rumah tangga

     E.     Alasan Pemilihan Materi  yang Sesuai

Pemilihan materi yang sesuai untuk model pembelajaran take and give adalah materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan padat. Hal ini dikarenakan   model pembelajaran ini lebih menekankan pada unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan pemahaman yang cepat. Pembelajaran model ini pun tidak memerlukan pemahaman materi dengan teknik pelajaran praktek maupun diskusi. 

Model Pembelajaran Consept Sentence

Model Pembelajaran Consept Sentence

Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

Page 75: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

PengertianConsepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative Learning,dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru kepada siswa.Pembentukan kelompok didasarkan pada kartu kata yang dimiliki oleh setiap siswa.Setiap siswa membentuk satu kalimat yang telah dipelajari sebelumnya.Consecptsentence ini dibuat seperti games sehingga siswa bersemangat untuk memenangkan games ini.Setiap kelompok akan membahas pola kalimat yang telah diberikan oleh guru ,setelah diberikan batas waktu tertentu ,maka setiap kelompok harus mengirim wakil dari masing-masing kelompok sebanyak dua orang kedepan .Wakil dari kelompok diharuskan membuat beberapa dari kata kunci yang ada berdasarkan kata kunci yang telah diberikanProses kelompok terjadi ketika anggota kelompok mendiskusikan seberapa baik mereka mencapai tujuan dan memelihara kerjasama yang efektif. Para siswa perlu mengetahui tingkat-tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan efektivitas kerjasama yang telah dilakukan.Untuk memperoleh informasi itu, para siswa perlu mengadakan perbaikan-perbaikan secara sistematis tentang bagaimana mereka telah bekerja sama sebagai satu tim, dalam hal :

• Seberapa baik tingkat pencapaian tujuan kelompok• Bagaimana mereka saling membantu satu sama lain• Bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku positif untuk memungkinkan setiap individu dan kelompok secara keseluruhan menjadi berhasil, dan• Apa yang mereka butuhkan untik melakukan tugas-tugas yang akan datang supaya lebih berhasil.

Ciri-ciriSiswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan.Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan tujuan.2. Guru menyajikan materi secukupnya.3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik yang disajikan.5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.7. Kesimpulan.Kelebihan:1. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.2. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.Kekurangan:1. Hanya untuk mata pelajaran tertentu.2. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya. 

Model Pembelajaran Complete Sentence

Model Pembelajaran Complete Sentence

Page 76: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

1. PengertianModel pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.6. Siswa berdiskusi secara berkelompok.7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal.8. Kesimpulan.A

2. Prinsip/ ciri-ciri Complete sentencea. Soal yang disampaikan berupa kalimat yang belum lengkap, sehingga makna/ arti kalimat tersebut belum dapat dimengertib. Kalimat yang banyak dan saling berkaitan dalam sebuah paragrap, dan belum sempurna serta belum dimengerti maknanyac. Kalimat dapat dilengkapi dengan pilihan kata yang disediakand. Harus diisi dengan kata-kata tertentu, misal istilah keilmuan/ kata asing.e. Jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan

3. Kelebihan/kekurangan model pembelajaran complete sentencea. Kelebihan1. Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata dalam kalimat2. Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak jawabannya.3. Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi

b. Kekurangan1. Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal2. Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena biasanya hanya kata hubung.3. Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.

4. KesimpulanModel pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran yang sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Model pembelajaran ini sebenarna mempermudah guru namun terkadang gurunya kurang inovatif dan kreatif dalam membuat soalnya. Dan siswanya kurang terpacu untuk mencari

Page 77: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

jawabannya karena hanya tinggal menebak kaata-kata yang rumpang yang jawabannya telah disediakan. 

PEMBELAJARAN TIME TOKENPEMBELAJARAN TIME TOKEN

A. MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN

Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. Mereka harus mengalami sebuah perubahan ke arah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dan dari tidak tahu menjadi tahu. Di sepanjang proses belajar itu, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.

B. LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDSAdapun langkah-langkah dari model pembelajaran Time Token Arends ini adalah sebagai berikut :1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD.2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.3. Guru memberi tugas pada siswa.4. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. 5. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara.6. Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa(Pada RPP ini, tiap siswa maju ke depan untuk membacakan puisi secara bergiliran dan siswa yang lain mengomentari puisi yang dibaca siswa dengan menggunakan kupon berbicara)

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDSKelebihan Model Time Token Arends- Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya.- Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali- Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran- Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara)- Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.- Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan keterbukaan terhadap kritik- Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain. 

Page 78: 40 Macam Model Pembelajaran Efektif

- Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.- Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.Kekurangan Model Time Token Arends- Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.- Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.- Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan da