4. Makalah PBM 2 -TIK

download 4. Makalah PBM 2 -TIK

of 19

description

Pbm

Transcript of 4. Makalah PBM 2 -TIK

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kita memasuki era abad XXI, dimana seolah-olah setiap negara di dunia tanpa batas ruang dan waktu. Setiap menit bahkan setiap detik, perubahan yang terjadi di mana saja dan kapan saja dapat kita ketahui saat itu juga. Teknologi yang maju begitu pesat, setiap kita mampu mengakses beragam informasi tanpa kendala yang berarti (Mukminan, 2014). Salah satu ciri menonjol abad XXI adalah semakin bertautnya dunia ilmu dan teknologi, sehingga sinergi diantaranya menjadi semakin cepat. Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology/TIK) di dunia pendidikan, telah mengakibatkan semakin meleburnya dimensi ruang dan waktu yang selama ini menjadi faktor penentu kecepatan dan keberhasilan penguasaan manusia terhadap ilmu dan teknologi. Abad ini kita ditantang untuk mampu menciptakan tata pendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang mampu ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia.Tentu saja dalam memandang ke depan dan merancang langkah kita tidak boleh sama sekali berpaling dari kenyatan yang mengikat kita dengan realita kehidupan. (BSNP, 2010). Berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pun senantiasa dilakukan, disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi, serta era yang terjadi. Dalam konteks pendidikan abad XXI ini ada pihak-pihak yang menyikapinya sebagai sebuah peluang, namun ada juga yang memandangnya sebagai tantangan atau hambatan, atau cara-cara lain dalam menyikapinya, tergantung dari kemampuan serta cara pandang masing-masing.

Pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas adalah bentuk transfer ilmu pengetahuan yang difasilitasi oleh pendidik, dan diikuti oleh peserta didik dalam suatu periode waktu yang sudah ditetapkan berdasarkan kurikulum tertentu menggunakan metode pembelajaran dan sarana pendidikan yang ada. Model pembelajaran tatap muka seperti ini adalah bentuk baku yang dilaksanakan oleh seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Dengan model pembelajaran tatap muka ini, proses transfer ilmu pengetahuan akan lebih efektif karena jika terjadi kesulitan memahami suatu konsep yang dijelaskan, peserta didik dapat langsung memperoleh penjelasan dari fasilitator yang mendampinginya. Dapat dipastikan bahwa model pembelajaran tatap muka ini tidak dapat digantikan oleh model pembelajaran apapun, walaupun bukan berarti pembelajaran tatap muka ini tidak memiliki kelemahan.Kelemahan utama pembelajaran tatap muka terletak pada prosesnya yang hanya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu pendek yang sudah ditentukan. Seolah-olah proses transfer ilmu pengetahuan dibatasi oleh ruang dan waktu dan sangat bergantung pada keberadaan guru sebagai penyampai ilmu pengetahuan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini, memberikan peluang baru kepada dunia pendidikan untuk mengembangkan model-model pembelajaran baru untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang muncul dari pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Dari sisi proses, TIK dapat menutup kelemahan keterbatasan ruang dan waktu, sedangkan dari sisi konten, TIK menawarkan pemahaman konten yang lebih mudah dicerna peserta didik. Misalnya, bentuk kompleks suatu pengetahuan, dapat disederhanakan dengan simulasi TIK, bentuk-bentuk jasad renik dapat dibesarkan menggunakan TIK sehingga mudah dilihat, bentuk-bentuk besar dapat dikecilkan dengan TIK sehingga dapat dibawa di depan peserta didik, dan aktivitas yang berbahaya dapat disajikan dengan TIK sehingga tidak membahayakan.

Meskipun peluang baru yang ditawarkan TIK sangat menarik dan memberikan harapan, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa peran pendidik tetap tidak tergantikan olehnya. TIK hanyalah alat bantu yang tidak akan berbunyi apa-apa jika tidak disentuh oleh para pendidik yang kreatif. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang benar tentang penerapan TIK dalam pembelajaran. Dengan adanya peluang-peluang baru yang muncul karena kemajuan TIK, diharapkan layanan pendidikan oleh satuan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Proses pembelajaran lebih efektif dan pengelolaan sekolah lebih efisien. Dampaknya akan menghasilkan lulusan yang sangat kompeten dalam bidangnya sehingga mampu bersaing di lingkungan masyarakat.

Pembelajaran dengan berbasis TIK juga mampu mengasah dan membentuk karakter yang positif, baik terhadap guru maupun siswa (Islami, 2012).

Pembelajaran biologi dengan berbasis e-learning, ternyata dapat meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa serta membuat pembelajaran Biologi menjadi lebih menyenangkan dan variatif (Murdiani, 2012). Dalam pembelajaran Biologi terdapat beberapa materi yang memerlukan sumber belajar berupa lingkungan yang ideal dan bentuk-bentuk variasi pada makhluk hidup yang sangat jarang ditemukan. Apalagi letak sekolah yang berada pada lingkungan perkotaan sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan observasi lingkungan secara langsung. Sementara itu, aktivitas pembelajaran dalam bentuk observasi di lingkungan ternyata juga tidak selamanya berjalan sesuai rencana. Dalam pelaksanaannya, tidak bisa dipastikan seluruh siswa ikut terlibat aktif dalam kegiatan dan waktu yang digunakan ternyata tidak sebanding dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karena itu, perlu rasanya dikembangkan suatu proses pembelajaran yang dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran Biologi, salah satunya dengan menggunakan media belajar berbasis TIK.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode pembelajaran berbasis TIK?

2. Apa landasan hukum dari metode pembelajaran berbasis TIK?

3. Bagaimana prinsip-prinsip metode pembelajaran berbasis TIK?

4. Bagaimana aplikasi metode pembelajaran biologi berbasis TIK?C. Tujuan

1. Mengetahui metode pembelajaran biologi berbasis TIK2. Mengetahui landasan hukum dari metode pembelajaran berbasis TIK

3. Mengetahui prinsip-prinsip metode pembelajaran berbasis TIK

4. Mengetahui aplikasi metode pembelajaran biologi berbasis TIKD. Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan gambaran bagi guru Biologi mengenai pembelajaran dengan menggunakan on line learning, blended learning / hybrid learning serta penggunaan TIK sehingga dapat dikembangkan dan diterapkan di sekolahnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional, telah menerbitkan berbagai peraturan agar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) paling tidak dapat memenuhi standar minimal tertentu.

Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia (Permendikbud No 103, 2014).

Terkait dengan hal tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia (Permendikbud No. 59 tahun 2014).Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning (Permendikbud No 103 tahun 2014).B. Dasar Hukum

Berikut dasar hukum yang berkaitan dengan penyelenggaraan e-learning, yaitu:

1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;

4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompentensi Lulusan (SKL);

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 104 Tahun 2014 tentang Standar Penilaian;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum SMA

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK

12. Dokumen Rencana Strategis Direktorat SMA, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2015-2019;C. Pengertian Pembelajaran Berbasis TIK

Secara operasional, yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis TIK adalah aktivitas pembelajaran yang didukung oleh infrastruktur TIK, menggunakan aplikasi pengelolaan pembelajaran, menggunakan aturan tata kelola yang ditetapkan, dan menggunakan konten digital (Digital Based Content) yang merupakan bahan pengayaan pembelajaran tatap muka di dalam kelas.

Infrastruktur TIK yang dimaksud dalam definisi ini meliputi, jaringan komputer yang dimiliki sekolah, komputer server, koneksi internet, area hotspot,

dan komputer client untuk pendidik dan peserta didik.

Aplikasi pengelolaan pembelajaran (sering juga disebut sebagai Learning Management System) adalah program komputer yang dibangun untuk melayani pembelajaran berbasis TIK berdasarkan aturan tata kelola yang ditetapkan. Program komputer yang dimaksud tidak hanya mengelola konten pembelajaran tetapi termasuk juga alur kerja (workflow) proses pembelajaran, rekam jejak (track record) aktivitas belajar peserta didik, dan rekam jejak hasil belajar peserta didik. Karekteristik yang harus dimiliki oleh aplikasi pengelolaan pembelajaran ini adalah Student Self Service, Online Learning, Online Assessment, Collaborative Learning, dan Training Resourcess Management.

Tata kelola yang dimaksud dalam definisi ini adalah standar operasinal dan prosedur yang disepakati dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK. Tata kelola ini ditetapkan dan didiseminasikan ke seluruh warga sekolah. Tata kelola ini akan menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.

Konten digital (Digital Based Content) dapat dibuat sendiri oleh pendidik, atau diperoleh dari internet dan sumber-sumber sah lainnya.

Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan TIK untuk

mendukung proses pembelajaran. TIK berperan sebagai alat bantu bukan sebagai

subyek utama.

Dalam pembelajaran berbasis TIK, TIK berperan sebagai media penghubung

untuk menyampaikan transfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Dua unsur penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan tersebut yaitu

unsur media dan pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Unsur media menggambarkan TIK sebagai jaringan infrastruktur yang menghubungkan pendidik dengan peserta didik, sedangkan unsur pesan menggambarkan konten pembelajaran digital.

Pembelajaran berbasis TIK, tidak menghilangkan konteks awal pembelajaran

yang berlangsung secara tatap muka di dalam ruang kelas melainkan melalui beberapa tahapan evolusi sesuai kondisi sekolah.Pada sekolah yang baru merintis pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran digambarkan sebagai proses tatap muka di dalam kelas dengan konten digital sebagai suplemen. Pada tahap ini guru sebagai penyampai materi. Konten digital yang disampaikan hanya bersifat tambahan sehingga tidak wajib disampaikan. Proses pembelajaran dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pada tingkat yang lebih tinggi, pembelajaran berbasis TIK digambarkan sebagai proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan konten digital sebagai komplemen. Pada kondisi ini guru masih sebagai penyampai materi. Beberapa konten digital wajib disampaikan karena masuk ke dalam struktur kurikulum, sedangkan proses pembelajaran masih dibatasi ruang dan waktu.

Pada tingkatan berikutnya, pembelajaran berbasis TIK digambarkan sebagai proses pembelajaran yang telah mengintegrasikan kemajuan TIK ke dalam proses pembelajaran. Seluruh konten pembelajaran berbentuk digital, dan wajib disampaikan karena masuk ke dalam struktur kurikulum. Siswa dapat mengakses konten pembelajaran tanpa terbatas ruang dan waktu dan guru berperan sebagai tutor. Pengelolaan pembelajaran tidak menggunakan TIK sehingga masih terdapat campur tangan pengelolaan pembelajaran secara manual.

Pada tingkatan paling tinggi, pembelajaran berbasis TIK digambarkan sebagai proses pembelajaran yang telah menyatu dengan kemajuan TIK (menyatu seperti infuse yang tidak dapat dibedakan lagi antara cairan infuse dengan darah). Pada kondisi ini, peserta didik melaksanakan pembelajaran secara mandiri dan online yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Guru dalam tingkatan ini berperan sebagai tutor. Pengelolaan pembelajaran menggunakan aplikasi Learning Management System (Kemendikbud, 2011).

Gambar 1 : Posisi peran TIK dalam proses pembelajaran

(Sumber: Kemendikbud, 2011)

Dari gambaran di atas, secara konseptual, pembelajaran berbasis TIK didefinisikan sebagai pembelajaran tatap muka yang diperkaya dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang memfasilitasi pendidik sebagai penyampai materi maupun sebagai tutor menggunakan konten digital.D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis TIK

Menurut Pambudi (2013), prinsip-prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini TIK adalah sebagai berikut:

1. Efektif dan efisien. Penggunaan TIK harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi perolehan ilmu, kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya.

2. Optimal. Dengan menggunakan TIK, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai lebih daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan TIK adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), modern, dan keterbukaan.

3. Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih menarik dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran.

4. Merangsang daya kratifitas berpikir pelajar. Dengan menggunakan TIK tentu saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka. Seorang anak yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampumenyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Begitu pula sebaliknya dengan pelajar yang berkreativitas rendah.

Dengan demikian, tujuan TIK akan sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan TIK tidak justru menjadi penghambat dalam pembelajaran namun akan memberi manfaat yang lebih dalam pembelajaran.E. Aplikasi Pembelajaran Biologi Berbasis TIKTeori belajar behaviorisme berpandangan bahwa proses pembelajaran terjadi sebagai hasil pengajaran yang disampaikan guru melalui atau dengan bantuan media (alat). Sedangkan teori belajar konstruktivisme berpandangan bahwa media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan. Kozma (1991) dalam Rahmat (2008) menyatakan bahwa media dapat dibedakan dari teknologi (mekanik, elektronik, bentuk fisik), sistem simbolik (karakter alpha-numerik, objek, gambar, suara) serta sarana yang digunakan (radio, video, komputer, buku).

Kurikulum yang tepat itu antara lain disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dewasa ini sedang berkembang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Untuk itu pengajar memerlukan dukungan produk TIK, seperti komputer, jaringan internet, multimedia dengan berbagai jenis programnya dan peralatan pendukung lainnya. Pembelajaran sains/biologi sebagai salah satu pendorong kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada era globalisasi harus diajarkan sesuai dengan hakikat pembelajaran sains yang mencakup ranah kognitif (minds on), afektif (hearts on) dan psikomotor (hands on) (Rustaman, 2011). Pembelajaran sains tidak hanya belajar fakta, konsep, prinsip, hukum, tetapi juga belajar tentang bagaimana memperoleh informasi, menerapkan teknologi dalam sains, bekerja secara ilmiah, dan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran sains diharapkan mampu mengembangkan kemampuan bernalar dan berpikir sistematis (Wenno, 2008). Tuntutan pembelajaran sains pada abad ke-21 menurut National Science Teachers Association (2006) ditujukan untuk dapat menyiapkan peserta didik dengan berbagai keterampilan dan kecakapan seperti berpikir kreatif, inovatif, kritis, pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, ICT Literacy dan kepemimpinan. Kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menggunakan TIK merupakan salah satu modal dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menghadapi persaingan di era globalisasi.

Beberapa aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan pembelajaran dan manajemen sekolah yang dapat dikembangkan di SMA/SMK antara lain:

1. Pembelajaran berbasis komputer

Pembelajaran berbasis komputer, yaitu penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Penggunaan komputer secara langsung dengan peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengevaluasi kemajuan belajar peserta didik. Materi pembelajaran dibuat dalam bentuk power point atau CD pembelajaran interaktif.

Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software komputer (CD pembelajaran) berupa program komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada para peserta didik dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan Pembelajaran Berbasis Komputer (Kemendibud, 2011).2. E-Learning, Blended Learning, dan Moodle LearningPengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati dalam Prasetio (2013), e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Terdapat kata khususnya komputer pada akhir kalimat yang member pengertian bahwa komputer termasuk alat elektronik disamping alat pembelajaran elektronik yang lain.

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan begini memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, kemudian dikembangkan lagi ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Inilah makanya sistem e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. E-Learning atau electronic learning merupakan suatu proses perkembangan teknologi yang diaplikasikan dalam hal penyampaian pengetahuan dalam proses belajar mengajar. e- Learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mengalami masalah dalam proses perataan pendidikan bagi masyarakatnya dikarenakan oleh jarak, oleh karena itu e-Learning merupakan pilihan yang dapat diterapkan.Berikut adalah tabel 1 : Perbandingan kelebihan dan kelemahan dari blended learning Kelebihan Blended LearningKelemahan Blended Learning

Fleksibel dan dapat diakses baik dari segi waktu dan tempat. E-learning tidak mendorong Interaksi sosial.

Dapat diakses untuk jumlah siswa yang lebih luas. Peserta didik E- learning dapat belajar dan bahan akses ketika ada komputer di manapun dan kapanpun. E-peserta didik diwajibkan untuk memiliki komputer dan keterampilan internet seperti berkomunikasi, dan download.

E-learning mempromosikan interaksi antara siswa sejak keragaman budaya dipraktekkan. 'Soft skill' tidak dapat diajarkan melalui e-learning termasuk keterampilan interpersonal, kemampuan verbal, kemampuan komunikasi, inisiatif dan keterampilan kepemimpinan

Material dapat diakses sering jika ada sesuatu yang terlupakan. E-peserta didik tidak memiliki peluang yang sama untuk menjelaskan dan mengklarifikasi seperti dalam interaksi tatap muka.

Sumber : (Sjukur, 2012)Blended e-learning adalah pembelajaran terintegrasi/terpadu dengan menggunakan jaringan internet (Network), intranet (LAN), atau extranet (WAN) sebagai pengantar materi, interaksi atau fasilitas (Karunia, 2013). Blended e-learning disebut juga online learning. Pada pembelajaran model ini pembelajaran dapat disajikan dalam beberapa format, diantaranya adalah: 1) E-mail (pengajar dan peserta didik berinteraksi dalam pembelajaran dengan menggunakan fasilitas e-mail), 2) Mailing list/grup diskusi, bisa menggunakan fasilitas email atau fasilitas jejaring social seperti facebook atau twiter, 3) Mengunggah bahan ajar dari internet, peserta didik dapat mencari bahan ajar melalui internet untuk menambah pengetahuan tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari. 4) Pembelajaran interaktif melalui web/blog, 5) interactive conferencing, berupa pembelajaran langsung jarak jauh. Dari pengertian diatas, para ahli setuju bahwa blended learning lebih menekankan kepada penggabungan secara konvensional

( face-to-face ) dengfan metodee- learning. Seperti terlihat pada gambar 2 dibawah ini :

Seiring kemajuan teknologi dan perubahan tren serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan tele-edukasi semakin meningkat pula. E-learning sebagai salah satu bagian dari tele-edukasi memberikan alternatif cara belajar baru. Guru dan siswa tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama. Pendekatan Blanded Learning dalam penerapannya menggabungkan berbagai sumber secara fisik dan maya (virtual) dengan pendekatan seperti disajikan pada Tabel 2 berikut : Penilaian komparatif tiga model pembelajaranNoVariabelKelas konvensionalKelas VirtualKelas kombinasi blended learniang

1RegistrasiDi kampusOn linekeduanya

2Lingkungan pembelajaranHidupTerprogramkeduanya

3Lingkungan kampusDi kampusDi luar kampuskeduanya

4Kehadiran guru / tutorDiperlukanTidak diperlukankeduanya

5Jadwal kelasTertentu tempat dan waktunyaKapan saja dan dimana sajaKapan saja dan dimana saja

6emailTidak adayaYa

7Audio-videoTidak adaTidak adaya

8KonsultasiTatap mukadiumumkankeduanya

9Kerja kelompokyatidakya

10Tugas-tugas rumahYatidakya

Sumber : Soekartawi (2005).Meskipun demikian, proses belajar dan mengajar tetap dapat berjalan dalam lingkungan virtual.

MOODLE adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website yang biasa disebut sebagai Learning Management System (LMS)/Course Management System (CMS)/Virtual Learning Environment (VLE) atau Curriculum and Information Management System (CIMS). MOODLE tersedia dan dapat digunakan secara bebas sebagai produk open-source di bawah lisensi GNU. Kata MOODLE awalnya merupakan kependekan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment, walaupun pada awalnya huruf M kependekan dari kata Martins yang berasal dari Martin Dougiamas sang pembuat MOODLE.Maksud dari modular disini adalah para developer di seluruh dunia dapat mengembangkan serta menciptakan modul-modul baru untuk menambah fungsional MOODLE (Prasetio dkk, 2013).3. Pembelajaran Berbasis WebSekolah harus menyediakan/membuat website sekolah yang diantaranya berisi materi-materi pelajaran. Setiap pengajar harus memiliki blog sendiri yang berisi materi pelajaran yang diajarkan, bisa berkomunikasi tentang materi pelajaran dengan peserta didik di dunia maya, dengan demikian akan tercipta virtual class room (kelas dunia maya) yang dapat memotivasi dan menambah wawasan pengetahuan peserta didik (Prasetio dkk, 2013).

Menurut Sarr dan Ngamo (tanpa tahun), beberapa alamatt website yang bisa diakses untuk pembelajaran biologi berbasis TIK, yaitu:

a. http://www.4teachers.orgb. http://www.eduportfolio.org

c. http://www.unescobkk.orgd. http://www.education-world.com

e. http://www.internet4classrooms.com/

f. http://www.http://www2.educnet.education.fr/sections/superieur/glossaire/

g. http://www.ymca-cepiere.org/guide/glossaire.htm

h. http://www.anemalab.org/eformateurs/glossaire.htm

4. Penilaian berbasis TIK

Penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan pengolahan dan analisis yang akurat, obyektif, transparan, dan integral agar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dikembangkan penilaian berbasis komputer yang bisa diakses oleh peserta didik, pengajar, dan orang tua (Kemendikbud, 2011).

5. Perpustakaan Digital

Sumber belajar pokok bagi peserta didik adalah buku-buku pelajaran dan buku-buku referensi yang lengkap. Buku-buku tersebut ada di perpustakaan sekolah. Semakin banyaknya buku dan banyaknya peserta didik yang memanfaatkan perpustakaan membutuhkan manajemen perpustakaan yang baik. Salah satu strategi pelayanan perpustakaan berbasis komputer adalah perpustakaan digital (Fadli, 2014).6. Aplikasi Data Base Sekolah

Data adalah sumber informasi bagi suatu lembaga yang dapat dimanfaatkan sebagai laporan hasil kinerja, bahan evaluasi, dan bahan penyusunan program. Data sekolah harus valid, akurat, dan tersimpan dalam arsip/dokumen untuk dapat dipergunakan sewaktu-waktu (Tuasikal, 2011). F. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis TIK

Kelebihan dari pembelajaran berbasis TIK :

1. Melalui TIK, gambar-gambar dapat lebih mudah digunakan dalam proses mengajar dan memperbaiki daya ingat dari para murid

2. Melalui TIK, para pengajar dapat dengan mudah menjelaskan instruksi-instruksi yang rumit dan memastikan pemahaman dari para murid

3. Melalui TIK, para pengajar dapat membuat kelas interaktif dan membuat proses belajar mengajar lebih menyenangkan, yang dapat memperbaiki tingkat kehadiran dan juga konsentrasi dari para peserta didikKekurangan dari pembelajaran berbasis TIK :

1. Permasalahan dalam pengaturan dan pengoperasian dari alat tersebut

2. Relatif mahal untuk pengadaan sarana dan prasarana penunjang TIK

3. Kesulitan untuk para pengajar dengan pengalaman yang sangat minim dalam penggunaan alat TIK

4. Sering terjadi penyalahgunaan teknologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Beberapa metode pembelajaran yang berbasis TIK, diantaranya:

a. Pembelajaran berbasis komputer

b. E-Learning, blended learning, dan moodle learningc. Pembelajaran berbasis webd. Penilaian berbasis TIK

e. Perpustakaan digitalf. Aplikasi data base sekolah 2. Landasan hukum dari pelaksanaan pembelajaran dengan berbasis TIK, yaitu Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta dokumen strategis pengembangan SMA/SMK yang berlaku.3. Prinsip-prinsip di dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK, yaitu efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kratifitas berpikir pelajar. 4. Aplikasi pembelajaran berbasis TIK dalam biologi dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, diantaranya menggunakan berbasis komputer, teknik e-learning (blended learning atau moodle learning), berbasis website, penilaian berbasis TIK, dan perpustakaan digital.B. Saran

Guru Biologi perlu mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk membelajarkan biologi sesuai dengan karakteristik pembelajaran dengan berbasis TIK DAFTAR RUJUKAN

Fadli, Achmad. 2014. Evaluasi Perpustakaan Online di SMA Negeri 8 Semarang Skripsi yang dipublikasikan. http://www. lib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 20 September 2015. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Islami, Rini Nurul dkk. 2012. Teknologi Informasi Komunikasi Dan Pembentukan Karakter Guru Dan Murid. Makalah tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah

Karunia, Nurhasanah. 2013. Blended Learning Tugas Paper Sistem Belajar Terbuka. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Mukminan. 2014. Tantangan Pendidikan di Abad 21. Makalah Disajikan dan Dibahas pada Seminar Nasional Teknologi Pendidikan 2014 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendayagunaan Teknologi Pendidikan Diselenggarakan oleh Prodi. Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana-Universitas Negeri Surabaya 29 November 2014. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Program Pascasarjana.

Murdiani, Isni. 2012. Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode E-Learning Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Sistem Gerak Manusia. Artikel dipublikasikan. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet. Diakses tanggal 19 September 2015. Semarang: PPS - Universitas Negeri Semarang.

Nuriyanti, Desinta Dwi. 2013. Pengembangan E-Learning Berbasis Moodle Sebagai Media Pembelajaran Sistem Gerak di SMA. Skripsi dipublikasikan. http://www.unnes.ac.id. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Pambudi, Muhammad Nasir. 2013. Model Pembelajaran Berbasis TIK I. Makalah Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.Prasetio, Murdiono Purbo dkk. 2013. Perancangan dan Implementasi Content Pembelajaran Online Dengan Metode Blended Learning. Jurnal dipublikasikan http://www.portalgaruda.org. Diakses tanggal 19 September 2015. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Rahmat, Asep Zaenal. 2008. Strategi Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas.

Sarr, Mamadou and Salomon Tchameni Ngamo. Tanpa tahun. TIK Integration in Biology 2. Afrika: African Virtual University.

Sjukur, Sulihin B. 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012. Kupang: Universitas Nusa Cendana. Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero, (2002). Greater Learning Opportunities Through Distance Education:Experiences in Indonesia and the Philippines. Southeast Journal of EducationTim Perumus. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Tim Perumus. 2011. Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tuasikal, Ikhwan Fauzi. 2011. Aplikasi Manajemen Database Pendidikan Berbasis Web di SMA Negeri 1 Pulau Haruku Maluku. Naskah Publikasi. http://www.repository.amikom.ac.id. Diakses tanggal 20 September 2015. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.

20