4. Jika pelaksanaan adat mowindahako ini ada unsur ...
Transcript of 4. Jika pelaksanaan adat mowindahako ini ada unsur ...
124
4. Jika pelaksanaan adat mowindahako ini ada unsur ketidakridhoan dari salah
satu pihak dan dapat menimbulkan beban kepada pihak calon suami maka
akan lebih baik jika adat mowindahako ini dapat dipertimbangkan kembali
demi kemaslahatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Nurdin, Perkawinan Adat Tolaki ‘Perapua’, Unaaha: CV. Karya baru
Unaaha, 2003
Al-Amin, Yusuf, Al-Maqasid al-Amah.
Al-Baidawi, Minhaj al-Ushul, Juz I, Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1982.
Al-Hamdani, H.S.A., Risalah Nikah, Terjemah Agus Salim, Cet. II; Jakarta:
Pustaka Amani, 2002
Ali, Mohamad Daud, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007
Al-Munawar, Said Agil Husain, Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Jakarta:
Permadani, 2004.
Ali, Zainuddin, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Jakarta:
Sinar Grafika, 2006
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, Fiqih Wanita (Fiqhul Marah al-Muslimah),
Semarang: CV. Asy-Syifa’, t.th.
Al-Sya’ban, Zakiyuddin, Ushul Fiqih, Mesir: Dar al-Ta’lif, tt.
Al-Syarahsi, Ushul al-Syarahsi, Jilid II; Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993.
125
Al-Syatibi, Abu Ishak, Al-Muwaffaqat Fi Ushul al-Syariah, Jilid IV; Beirut : Dar
al-Makrifah, 1975.
Al-Zuhaily, Wahbah, Ushul Fiqih Alislami, Beirut: Dar al-Fikr, 1986.
An-Nawawi, Syarah Sahih Muslim, Kitab An-Nikah, ttp: Daar al-Fikr, tt.
Ash-Shidieqy, Hasbi, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1975.
Asnawi, Mohamad, Nikah dalam Perbincangan dan Perdebatan, Yogyakarta:
Darusaalam, 2004
Atikoh. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Pemberian dalam Perkawinan
Nglangkahi di Desa Sumbaga Kecamatan Bumi Jawa Kabupaten Tegal.
Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.
At-Tuwaijiri, Muhammad bin Ibrahim, Mukhtashar al-Fiqhi al-Islami :
Ensiklopedi Islam Al-Mugni, Cet. VI; Surakarta: Insan Mulia, 2015
Bakri, Tesis, Studi Tentang Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
Guru Pendidikan Agama Islam, UIN: Alauddin Makassar, 2012
Bakry, Nazar, Fiqh dan Ushul Fiqih, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Bassam, Abdullah bin Abdurrahman Ali, Syarah Hadis Pilihan Bukhari-Muslim,
diterjemahkan oleh Kathur Suhardi, cet. I; Jakarta: Darul Falah, 2002
Chaeruddin, H.A., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru, t.t.
Dahlan, Abdul Aziz, dkk., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2, cet. ke-7; Jakarta:
Ikhtiar Baru Van Houve, 2006
Djamil, Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997.
Dalay, Peunoh, Hukum Perkawinan Islam, Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1989
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. III,
Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Doi, Abdur Rahman I., Perkawinan dalam Syariat Islam, Cet. I; Jakarta: Rineka
Cipta, 1992
Effendi, Satria dan M Zein, Ushul Fiqh, Ed. 1. Cet I, Jakarta: Kencana, 2005.
Endaswara, Suwandi, Metode, Teori, Tekni Penelitian Kebudayaan, Sleman:
Pustaka Widyatama, 2006
126
Ghazaly, H. Abd. Rahman, Fiqh Munakahat, Cet. I; Jakarta: Pranada Media ,
2003
__________, Fiqih Munakahat, Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2010
Hadikusuma, Hilman, Hukum Perkawinan Adat, t.t: t.p., 1980
__________, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut: Perundangan Hukum Adat
Hukum Agama, Cet. II; t.t.: Mandar Maju, 2003
Hamid, M. Arfin, Hukum Islam Perspektif Keindonesiaan: Sebuah Pengantar
dalam Memahami Realitas Hukum Islam di Indonesia, Makassar: Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin, 2008
http://www.scribd.com/doc/11496794/Sumber-Dalil-Dalam-Islam, 22/05/2017.
http://www.academia.edu/5698052/unsur_unsur_pembentuk_hukum_adat 10/05/
2017.
Idhami, Dahlan, Karakteristik Hukum Islam, Cet. I. Surabaya; Al-Ikhlas, 1994
Intruksi Prsiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1999, Kompilasi Hukum
Islam, Buku I tentang Hukum Perkawinan
Ismail, Badruzzaman, Bunga Rampai Hukum Adat, Banda aceh; tp, 2003.
Jauhar, Ahmad Al-Mursi Husair, Maqashid Syariah, Jakarta: Amzah, 2009.
Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul al-Fikih, Cet. VIII; ttp: Maktabah Al-Dakwah
al-Islamiyah, 1991.
__________, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
__________, ‘Ilm Ushul al-Fiqh, Kuwait: Dar al-Qalam, 1978.
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, 2012
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam: Direktorat Urusan Agama Islam Dan
Pembinaan Syariah, 2012
Madjid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, cet. III; Jakarta: Yayasan
Wakaf Paradigma, 1992
127
Manan, Rahmatul. Uang Wali (Soloh) Dalam Perspektif Hukum Islam
(Peminangan Adat Di Kecamatan Praya Lombok Tengan Nusa Tenggara
Barat). Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.
Moloeng, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008
Muchtar, Kamal, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan
Bintang, 1974
Mudzar, M. Atho, Membaca Gelombang Ijtihad; Antara Tradisi dan Liberasi, cet.
I; Yogyakarta: Tirta Press, 1998.
Muhajir, Noeng, Metodoogi Penelitian Kualitatif, Cet. I; Yogyakarta: tp., 2000
Muhrisun, Zada. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Asok Tukon Dalam Upacara
Adat Perkewinan Di Desa Maguwoharjo Yogyakarta. Fakultas Syariah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000.
Mukhtar, Kamal, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Cet. III; Jakarta:
Bulan Bintang, 1993
Nasution, Amir Taat, Rahasia Perkawinan dalam Islam; Tuntunan Keluarga
Bahagia, Cet. III; Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994
Nasution, Khoiruddin, Islam dan Relasi Suami Istri (Hukum Perkawinan 1), Cet.
I; Yogyakarta: Tazzafa + Academia, 2014
Rabuh, Muhammad al-Said Ali Abdul, Buhust fi al-adillah al-Mukhtalaf fiha inda
al-Ushuliyin, Mesir : Matba’ al-Sa-adah, 1980.
Ramulyo, Moh. Idris, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999
Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Cet. Ke-20; Bandung: PT. Alma’arif, 2001
Rifa’i, H. Moh., Fiqih Islam Lengkap, Semarang: CV. Toha Putra, 1978
Rato, Dominikus, Hukum Adat di Indonesia (Suatu Pengantar), Jakarta: Laksbang
Justitia, 2014.
Rohayana, Ade Dedi, Ilmu Ushul Fiqih, Pekalongan: STAIN Press, 2005.
Rusyidi, Ibnu, Bidayah Al-Mujtahid, Surabaya: Al-Hidayah, tt.
S. Nasution, Metode Naturalistik Kuantitatif, Bandung: Tarsinto, 1996
128
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, Bandung: Ma’arif, 1993
Saddiq, Abdullah, Perkawinan Dalam Islam, Cet. I; Kuala Lumpur: Pustaka
Syuhada, 2003
Saebani, Beni Ahmad dan Syamsul Falah, Hukum Perdata Islam di Indonesia,
Bandung: Pustaka Setia, 2011
Schacht, Joseph, Pengantar Hukum Islam, pen. Joko Supomo, Jogjakarta:
Islamika, 2003.
Shihab, M. Quraish, Perempuan, Cet. II; Jakarta: Lantera Hati, 2005
Soekanto, Soerjono, Hukum Adat Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005.
Soekanto, Soerjono, Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian,
Jakarta; Cv Rajawali, 1968.
Soepomo, R., Bab-bab Tentang Hukum Adat, Jakarta: Pradya Paramita, 1989
Subekti, Kamus Hukum, Cet IV; Jakarta: Paradyna Paramita, 2005.
Sudiyat, Imam, Hukum Adat, Yogyakarta: Liberti, 2003
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D. Cet. VIII; Bandung:
Alfabeta, 2006
__________,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D, Cet. XII; Bandung: Alfabeta, 2011
Sujarno, Metodologi Penelitian Sosial, Cet. I; Bandar Lampung: CV. Mandar
Maju, 2001
Sulaemang L, Adat Perkawinan Suku Tolaki dalam Perspektif Islam di
Kecamatan Kadia, (Penelitian P3M), Kendari: STAIN Kendari, 2007
Suratmaputra, Ahmad Munif, Filsafat Hukum Islam Al-Ghazali: Mashlahah-
Mursalah dan Relevansinya dengan Pembaharuan Hukum Islam, Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2002.
Syah, Ismail Muhammad, Tujuan dan Ciri Hukum Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1992.
Syah, Ismail dkk, Filsafat Hukum Islam, Cet III; Jakarta, PT. Bumi Aksara, 1999.
129
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqih, cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
__________, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Kencana, 2009
Sya’roni, Sam’ani, Tafkirah Ulum Alquran, ttp: Al-Ghotasi Putra, 2006.
Tamburaka, Basuala, Hukum Adat Perkawinan Tolaki, Pemikiran dan Telaah
Analisis Budaya Tolaki, Kendari; tp, 2012
Tarimana, Abdurrauf, Kebudayaan Tolaki, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
__________, Kebudayaan Tolaki, Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Uman, Chaerul, Ushul Fiqh 2, Cet II; Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
Lembaran Negara RI Tahun 1960. Sekretariat Negara, Jakarta.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah (Makalah, Skipsi, Tesis, dan Disertasi) Cet. II; Makssar: Alauddin
Press, 2009
Usman, Suparman, Hukum Islam, Cet. 2; Jakarta : Gaya Media Pratama, 2002.
Utrect, E., Pengantar dalam Hukum Islam, Cet IX; Jakarta: PT. Penerbitan
Universitas, 1966.
Wigndjodiporoe, Soerjono, Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, ttp.; PT. Toko
Gunung Agung, 1995.
Zahrah, Muhammad Abu, Ushul Fiqh. Jakarta : Pustaka Firdaus, 2007.
__________, Ushul Fiqih, Jakarta: Pustak Firdaus, 1999.
DAFTAR PUSTAKA
Al Ashur, Arsamid. 2015. Kearifan Lokal Tolaki. Barokah Raya – Kendari.
Al-Hamdani, H.S.A. Risalah Nikah, Terjemah Agus Salim, Cet. II; Jakarta: Pustaka
Amani, 2002.
Al-Jaziri, Abdurrahman. al-Fiqh Ala Madhahib al-Arba’ah, Juz IV; Beirut
Libanon: Tijariah Kubra, 1990.
Al Hamdani, S. A. Risalah Nikah, Jakarta: Pustaka Amani, 1989
Al-Syarahsi. “Ushul al-Syarahsi”. Jilid II; Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993
Al-Munawar, Said Agil Husin. Hukum Islam dan Pluralitas Sosial Jakarta:
Pernamadani, 2004.
Al-Baidawi, Minhaj al-Ushul Juz I Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1982
Apeldoorn, Van. seorang ahli hokum barat mengatakan No suchen die juristen any
definition zu ihren van rech (tidak ada definisi hokum yang dapat disepakati
oleh pakar hokum). Lihat E. Utrech, Pengantar dalam hokum Islam, Cet. IX
Jakarta: PT. Penerbitan Universitas, 1966.
Ali, Muhammad Daud. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Cet. VIII, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqih Wanita, Semarang: CV. Asy-Syifa’, t.th.
An-Nawawi, Syarah Sahih Muslim, Kitab An-Nikah (ttp: Daar al-Fikr, tt.Saebani,
Beni Ahmad. Fiqh Munakahat 1 Cet. VII; Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Asnawi, Mohamad. Nikah dalam Perbincangan dan Perdebatan, Yogyakarta:
Darusaalam, 2004.
Bakri, Tesis, Studi Tentang Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
Guru Pendidikan Agama Islam, UIN: Alauddin Makassar, 2012.
Bakry, Nazar. Fiqh dan Ushul Fiqih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996
Bassam, Abdullah bin Abdurrahman Ali. Syarah Hadis Pilihan Bukhari-Muslim,
diterjemahkan oleh Kathur Suhardi, cet. I; Jakarta: Darul Falah,
2002.Khalaf, Abdul Wahab. “Ilmu Ushul al-Fikih Cet. VIII; ttp: Maktabah
Al-Dakwah al-Islamiyah, 1991
Dahlan, Abdul Aziz. dkk., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2 cet. ke-7; Jakarta:
Ikhtiar Baru Van Houve, 2006.
Dahlan, Abdul Aziz. dkk., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 4 Jakarta: Ikhtiar Baru
Van Houve, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahara,
2008.
Dahlan, Abdul Aziz. et al, Ensiklopedi Hukum Islam Cet.ke-7; Jakarta: Ikhtiar Baru
Van Hoeve, 2006
Doi,Abdur Rahman I. Perkawinan dalam Syariat Islam Cet. I; Jakarta: Rineka
Cipta, 1992.
Endaswara, Suwandi. Metode, Teori, Tekni Penelitian Kebudayaan, Sleman:
Pustaka Widyatama, 2006.
HR. Al-Bukhari (no. 5066) kitab an-nikah, Muslim (no. 1402) kitab an-nikah.
H.R. Bukhari, Kitab Shalat, bab Apa yang disebutkan mengenai paha, jilid 2 h. 27.
Muslim, Kitab Nikah, bab Keutamaan memerdekakan budak perempuan
kemudian mengawininya, jilid 4.
H.R. Abu Dawud (no. 2117), Ibnu Hibban (no. 1262) dalam al-Mawarid, Ath-
Thabrani dalam Mu’jamul Ausath I/221 (no. 724), dan disahihkan oleh
Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3300.Gazali, Abdul Rahman.
Fiqih Munakahat, Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2010.
Idhami, Dahlan. Karakteristik Hukum Islam Cet. I; Surabay: Al-Ikhlas, 1994.
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam: Direktorat Urusan Agama Islam Dan
Pembinaan Syariah, 2012.
Khallaf, Abdul Wahab. Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum
Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001
Manan, Rahmatul. “Uang Wali (Soloh) dalam Perspektif Hukum Islam
(Peminangan Adat Di Kecamatan Praya Lombok Tengan Nusa Tenggara
Barat)”, Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Misnawati, “Pernikahan Moliasako Masyarakat Suku Tolaki Perspektif Hukum
Islam Studi Kasus di Kelurahan Bungguosu Kec.Konawe Kabupaten
Konawe”, Fakultas Syariah IAIN Kendari (2015)
Mudzhar, M. Atho. Membaca Gelombang Ijtihad: antara Tradisi dan Liberasi
Cet.I; Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1998
Mudzhar, M. Atho. Membaca Gelombang Ijtihad: antara Tradisi dan Liberasi
Cet.I; Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1998
Mukhtar, Kamal. Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan Cet. III; Jakarta:
Bulan Bintang, 1993.
Munawir, Amad Warson. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, Cet. XIV Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997.
Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kuanlitatif Cet. I; Yogyakarta: tp. 2000.
Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.Saebani, Beni Ahmad. Filsafat Hukum Islam (Bandung:
Pustaka Setia, 2008.
Nasution, Khoiruddin. Islam dan Relasi Suami Istri (Hukum Perkawinan 1), Cet. I;
Yogyakarta: Tazzafa + Academia, 2014.
Nasution, Amir Taat. Rahasia Perkawinan dalam Islam; Tuntunan Keluarga
Bahagia Cet. III; Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994
Mudzar, M. Atho. Membaca Gelombang Ijtihad; Antara Tradisi dan Liberasi, cet. I;
Yogyakarta: Tirta Press, 1998.
Undang-undang Perkawinan di Indonesia dilengkapi dengan Kompilasi Hukum
Islam di Indonesia
Rafiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 1995
Soekanto, Soerjono. Hukum Adat Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Soekanto, Soerjono. Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian Jakarta;
Cv Rajawali, 1968.
Subekti, Kamus Hukum, Cet.ke-4; Jakarta: Paradnya Paramita, 2005
Syah, Ismail Muhammad. Tujuan dan Ciri Hukum Islam Jakarta : Bumi Aksara,
1992
Syarifuddin, Amir. Pengertian dan Sumber Hukum Islam” dalam Ismail Syah dkk.
Filsafat Hukum Islam, Cet. III Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999
Syaifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Kencana, 2009.
Zahrah, Muhammad Abu. Us}ul al-Fiqh Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D
Sujarno, Metodologi Penelitian Sosial Cet. I; Bandar Lampung: CV. Mandar Maju,
2001.
S. Nasutioan, Metode Naturalistik Kuantitatif Bandung: Tarsinto, 1996
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Jusran Dahi
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Alamat : Kelurahan Tumpas
Wawancara : 25 September 2018
Hasil Wawancara
Peneliti : Maaf dek! Sewaktu anda kawin dengan isteri anda (status janda)
apakah Adat Mowindahako yang dilaksanakan pada waktu itu lengkap
peralatan sesuai dengan status perawan
Jusran : Tidak pak. Ada perbedaan misalnya kalau perawan harus utuh lengkap
sesuai kebiasaan adat, tapi kalau janda, maka setengah dari yang
dilaksanakan pada status perawan misalnya, kalau kerbau diuangkan Rp.
100.000 (pada status perawan, maka status janda hanya Rp. 50.000.
Unaaha, 25 September 2018
JURAN DAHI
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Aspin
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kelurahan Puunaaha
Wawancara : 23 September 2018
Hasil Wawancara
Peneliti : Sewaktu meninggalnya saudara bapak, sebelum dimakamkan, maka
terlebih dahulu diselesaikan Adat Mowindahako yang pernah dijanjikan
saudara almarhum.
Aspin : Ya.
Peneliti : Apakah prosesi Mowindahako tersebut sama prosesnya jika pada saat
perkawinan adat tolaki?
Aspin : Tidak. Yang harus diadakan yang berkaitan proses Mowindahako
seperti kain kaci dan gong, kerbau yang sudah diuangkan.
Unaaha, 23 September 2018
Aspin
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Anas
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Dosen Unilaki Kabupaten Konawe
Alamat : Kelurahan Puunaaha
Wawancara : 22 September 2018
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sewaktu menikah dengan isteri (orang tolaki), merasa
sulit melakukan adat Mowindahako?
Anas : Tidak, karena persyaratan yang berkaitan dengan prosesi adat itu
menurut saya sederhana. Misalnya, baskom, pelita, kain kaci, sarung dan
sebagainya. Semua itu bahannya tidak susah disiapkan semua.
Peneliti : Apakah waktu proses Mowindahako harus ada gong, kerbau.
Anas : Tidak, ini semua bisa diuangkan sebagaimana ketentuan adat pada saat
dimusyawarahkan.
Unaaha, 22 September 2018
Anas
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Drs. H. Yakub Akbar Moita
Usia : 65 tahun
Pekerjaan : Pensiunan ASN
Alamat : Kelurahan Puunaaha
Status : Tokoh agama/masyarakat
Wawancara : 27 September 2018
Hasil Wawancara
Peneliti : Bapak selaku Tokoh Agama, bagaimana tanggapan bapak tentang
pelaksanaan Adat Mowindahako terhadap pelaksanaan perkawinan anak bapak?
H. Yakub : Adat Mowindahako ini adalah merupakan budaya yang telah diwariskan sejak
dulu oleh orang tua kita harus dijunjung tinggi sepanjang pelaksanaannya tidak
menyimpang dari ajaran agama.
Peneliti : Selama ini pelaksanaan Mowindahako adakah yang menyalahi syariat islam?
H. Yakub : Kalau kita melihat perangkat-perangkat adat Mowindahako itu tidak ada yang
menyimpang, hanya memuat simbol-simbol yang memiliki filosofi dan apabila
diterjemahkan lewat bahasa agama sangat baik, misalnya penghormatan kepada
pemerintah dan orang tua serta symbol-simbol mengugatkan terutama kepada
calon mempelai bahwa kita harus mengharagai orang tua kita yang telah
memelihara kita selama ini.
Unaaha, 27 September 2018
Drs. H. Yakub Akbar Moita
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Samid
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Tokoh Adat Kel. Puunaaha
Alamat : Kelurahan Puunaaha
Status : Putoba
Wawancara : 5 Pebruari 2018
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah bisa adat Mowindahako ini tidak dilaksanakan bagi suku Tolaki?
Putoba : Harus dilaksanakan, karena yang tidak mau melaksanakannya mereka akan dikenakan sanksi.
Peneliti : Apa sanksinya pak?
Putoba : Mereka menolak/tidak mau melaksanaka Mowindahako, maka nanti kalau mereka punya anak nanti mau
dipakaikan adat Mowindahako dan lain-lain, maka tidak diperkenankan pakai adat karena orang tua sendiri
tidak pakai adat.
Peneliti : Bagaimana kalau pada saat mau dinikahkan mereka belum mampu melaksanakan Mowindahako?
Putobu : Ya! Boleh dipending dulu adatnya (diutang) nanti kalau sudah mampu melaksanakan, maka baru
dilaksanakan.
enPeliti : Apa benar, bahwa kalau ada pernah berjanji (utang) ingin melaksanakan adat Mowindahako,
namun belum dapat melaksanakan kemudian meninggal, maka diselesaikan dulu utangnya atau
dimakamkan?
Putobu : Ya benar, Namun Pelakasanaan adat Muwindahakonya tidak seperti
Diwaktu peruses perkawinannya dulu.
Unaaha, 5 Pebruari 2018
S A M I D
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Agunais Samri, S. Pdi
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Kepala Kantir Urusan Agama Kec. Unaaha
Alamat : Kel. Wawonggole. Kec. Unaaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 2 Oktober 2018
Hasil Wawancara
Peneliti : Bagaimana dampak Adat Mowindahako dalam perkawinan masyarakat
suku Tolaki di Kelurahan Puunaaha?
Pak KUA : Bagi masyarakat Kelurahan Puunaaha menyambut baik adat
Mowindahako ini karena merupakan warisan sekaligus pelengkap proses
pelaksanaan pesta perkawinan.
Peneliti : Pelaksanaan adat Mowindahako ini apakah tidak memberatkan untuk
masyarakat yang ekonominya lemah?
Pak KUA : Sebenarnya tidak memberatkan karena adat ini bisa menyusul
kemudian yang penting mau (diutang). Namun, ada sebagian masyarakat
menghindari adat sekaligus pencatatan Nikah sehingga menyulitkan
kami mencatat perkawinannya.
Unaaha, 2 Oktober 2018
Agunais Samri, S.Pd.I.
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Identitas Informan:
N a m a : Ridwan
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kelurahan Puunaaha
Status : Pemberi data
Wawancara : 26 Juli 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Pernakah ada calon mempelai menolak pelaksanaan Adat-
Mowindahako di Kelurahan Puunaaha?
Ridwan : Ya. Ketika Anaknya Pak Haji Hamza . Ketika itu Anaknya tidak mau
Dilaksanakan akad Nikahnya dengan proses adat Mowindahako, maka
Waktu bertenkarlah Anak dengan Bapaknya. Lalu Bapaknya Mengatakan
Kalau tidak mau melaksanakan Adat Mowindahako maka saya selaku
Orang tua tidak bersedia menjadi Wali Nikah . Alasan Anaknya tidak
Mau melaksanakan Adat , katanya itu Mubazir bahkan masuk unsur
Syirik. Jadi laksanakan Akad Nikah saja secara Agama itu sudah cukup.
Unaaha, 26 Juli 2018
Ridwan
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Samsul
Umur : 50 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel.Puunaaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 27 Juli 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Bagaimana pandangan Bapak tentang pelaksanaan Adat Mowin-
Dahako di Kelurahan Puunaaha.
Samsul : Bahwa adat Istiadat itu adalah suatu tradisi kebiasaan yang se-
Lalu dipepelihara untuk mengatur tatakrama umat di dalam hidup
Bermasyarakat, namun hokum agama selalu didahulukan dari
Pada hukum adat . adat selalu sejalan dengan hukum agama.kalau
Tidak maka itu dilarang.
Unaaha, 27 Juli 2018
Samsul.
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Nurdin
Umur : 52 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel.Puunaaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 20 Agustus 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Bagaimana menurut bapak tentang Adat Mowindahako ini.
Nurdin : Bahawa apabila terjadi perkawinan namun tanpa melakukan adat
mowindahako disebabkan karena ekonomi maka hal tersebut tetap
dianggap utang kepada mempelai laki-laki ,sampai meninggalpun
utang tersebut harus dibayarkan namun ada pertimbangan
pertimbangan yang dilakukan oleh pihak keluarga apabila hal
tersebut terjadi oleh sebab itu suatu kewajiban didalam adat
semuanya bias diatur dengan jalan musyawarah.
Unaaha, 20 Agustus 2018
Nurdin
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Nasrun
Umur :60 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel.Puunaaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 22 Agustus 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Bagaimana pandangan bapak tentang Adat dalam perkawinan
Suku Tolaki.
Nasrun : bahwa apabila seorang melakukan perkawinan yang dilakukan
dalam perkawinan masyarakat suku tolaki dalm adat mowindahako
maka hal itu dibolehkan dalam hukum Islam, Islam tidak pernah
memberatkan seseorang bila terjadi perkawinan, selama tidak
memberatkan atau memaksakan, apalagi hal ini sampai membatalkan
perkawinan yang telah disepakati, maka hukumnya haram.Segala
sesuatu bisa diatur, dimusyawarahkan dengan sampai mencapai
kesepakatan bersama untuk bisa dilaksanakan dengan baik, karena hal
seperti ini adalah merupakan perpaduan dua keluarga yang akan
menjadi rumpun satu keluarga yang menjadi sunnatullah bagi setiap
orang
Unaaha, 22 Agustus 2018
Nasrun
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Azis
Umur :35 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel.Puunaaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 1 September2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Apakah Adat mowindahako menurut sadara memberatkan.
Azis : Awalnya saya merasa bahwa adat mowindahako yang dibebankan
kepada saya akan memberatkan saya, karena saya memiliki
kemampuan yang tidak mencukupi namun ternyata adat Tolaki
masih kental dengan kebiasaan bermusyawah sehingga saya
akhirnya mampu melaksanakan kewajiban tersebut”
Unaaha, 1 September 2018
Azis
LAMPIRAN WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Anwar
Umur :30 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel.Puunaaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 2 September 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Apakah Adat mowindahako menurut saudara memberatkan.
Anwar : Bahwa saya merasa keberatan dengan adat mowindahako tersebut
karena syaratnya terlalu banyak dan bagi mereka yang tidak mampu
namun dipaksakan untuk tetap melaksanakan adat mowindahako ini
karena sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat suku
tolaki. Ia pun menambahkan bahwa adat ini perlu dipertimbangkan
kembali agar tidak menyusahkan bagi mereka yang hendak
melaksanakan perkawinan
Unaaha, 2 September 2018
Anwar
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Muhdar
Umur :40 Tahun
Pekerjaan : P N S
Alamat : Kel.Soropiah
Status : Pemberi Data
Wawancara : 14 September 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Apakah Adat mowindahako menurut saudara memberatkan.
Muhdar : Pada perinsipnya Adat Mowindahako tdk meberatkan yang
Penting isi pokok adat terpenuhi.
Unaaha, 14 Pebruari 2018
Muhdar
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Idintitas Informan :
N a m a : Yan Hebar
Umur :50 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel.Pondidaha
Status : Pemberi Data
Wawancara : 10 Pebruari 2018
Hasil Wawancara :
Peneliti : Apakah yang dimaksud mowindahako menurut saudara
Yan Hebar : Mowindahako dpt diterjemahkan pesta perkawinan dari
Semua proses perkawinan akan berakhir pada saat
Mowindahako sesuai waktu yang disepekati kedua belah
Pihak .
Unaaha, 10 Pebruari 2018
Yan Hebar
WAWANCARA DENGAN KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA
KECAMATAN UNAAHA (AGUSNAIS SAMRI, S.PdI)
Tanggal 02 Oktober 2018
WAWANCARA
BERSAMA DENGAN LURAH PUUNAAHA KECAMATAN UNAAHA
WAWANCARA
DENGAN ASPIN TOKOH ADAT
SARUNG KAIN KACI
MASKAWIN DAN SARUNG
BASKOM TIMBA2 DAN LAIN-LAIN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
ADAT MOWINDAHAKO
WAWANCARA DENGAN TOKOH AGAMA
(Drs. H. YAKUB AKBAR MOITA)
Tanggal 27 Oktober 2018
WAWANCARA DENGAN ASIS
Tanggal 19 Oktober 2018
WAWANCARA DENGAN TOKOH ADAT TOLAKI
(ASPIN)
Tanggal 19 Oktober 2018