3 Survei Geologi Teknik

5
GEOLOGI TEKNIK 3.1 PENGERTIAN UMUM Faktor-faktor geoteknik yang mempengaruhi penentuan lokasi bendung adalah 1. Pengamatan / Analisa Peta Regional 2. Pengamatan Lapangan Pengamatan / analisa peta regional yang meliputi peta geologi dan topografi regional adalah untuk mengetahui atau mengklarifikasi lebih awal kondisi geologi daerah calon alternatif lokasi bendung sebelum dilakukan pengamatan lapangan, sehingga dapat dihindari kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan Pengamatan lapangan adalah untuk mengetahui atau mengidentifikasi lebih detail secara visual kondisi-kondisi geologi yang terdapat pada / di sekitar alternatif lokasi bendung sehingga dapat memperkirakan pengaruh kondisi-kondisi tersebut terhadap bangunan bendung dan lainnya. Pengamatan lapangan meliputi dasar pondasi, pengikisan dasar dan tebing sungai dan struktur geologi. 3.2 ANALISA PETA REGIONAL Peta regional yang dimaksud adalah Peta Geologi Regional dengan skala 1 : 250.000 dan peta topografi skala 1 : 25.000. Berdasarkan pengamatan peta geologi regional dapat diketahui kondisi-kondisi geologi terutama jenis material geologi dan struktur geologi. Penentuan calon alternatif lokasi bendung sebaiknya dipilih pada daerah-daerah yang tidak didasari oleh batuan yang mudah mengalami pelarutan (solution) seperti batu gamping dan daerah-daerah yang tidak terpengaruh atau dibentuk oleh kompleks struktur patahan. Disamping itu, peta topografi dapat dipergunakan untuk mengetahui morfologi / bentang alam daerah-daerah calon

description

engineering

Transcript of 3 Survei Geologi Teknik

Page 1: 3 Survei Geologi Teknik

GEOLOGI TEKNIK

3.1 PENGERTIAN UMUM

Faktor-faktor geoteknik yang mempengaruhi penentuan lokasi bendung adalah

1. Pengamatan / Analisa Peta Regional2. Pengamatan Lapangan

Pengamatan / analisa peta regional yang meliputi peta geologi dan topografi regional adalah untuk mengetahui atau mengklarifikasi lebih awal kondisi geologi daerah calon alternatif lokasi bendung sebelum dilakukan pengamatan lapangan, sehingga dapat dihindari kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan

Pengamatan lapangan adalah untuk mengetahui atau mengidentifikasi lebih detail secara visual kondisi-kondisi geologi yang terdapat pada / di sekitar alternatif lokasi bendung sehingga dapat memperkirakan pengaruh kondisi-kondisi tersebut terhadap bangunan bendung dan lainnya. Pengamatan lapangan meliputi dasar pondasi, pengikisan dasar dan tebing sungai dan struktur geologi.

3.2 ANALISA PETA REGIONAL

Peta regional yang dimaksud adalah Peta Geologi Regional dengan skala 1 : 250.000 dan peta topografi skala 1 : 25.000.

Berdasarkan pengamatan peta geologi regional dapat diketahui kondisi-kondisi geologi terutama jenis material geologi dan struktur geologi.

Penentuan calon alternatif lokasi bendung sebaiknya dipilih pada daerah-daerah yang tidak didasari oleh batuan yang mudah mengalami pelarutan (solution) seperti batu gamping dan daerah-daerah yang tidak terpengaruh atau dibentuk oleh kompleks struktur patahan.

Disamping itu, peta topografi dapat dipergunakan untuk mengetahui morfologi / bentang alam daerah-daerah calon alternatif lokasi bendung, sehingga dapat dihindari daerah-daerah yang menunjukkan karakteristik topografi karst.

Topografi karst adalah suatu bentang alam yang ditandai oleh bentuk -bentuk dolina atau ovala yang khas pada perbukitan batugamping. Kenampakan karst tersebut dapat diketahui dari kontur-kontur pada peta topografi yang umumnya membentuk lingkaran bulat atau elips dengan jumlah yang banyak.

Pemilihan calon-calon alternatif lokasi bendung sebaiknya tidak berada pada daerah-doerah yang mempunyai bentuk bentang alam / morfologi karst karena dapat menimbulkan pormasalahan seperti misalnya kebocoran (leakage).

3.3 DASAR PONDASI

Dasar pondasi yang membentuk lokasi bendung diamati untuk memperkirakan daya dukung, penurunan, rembesan, dan erosi buluh.

Page 2: 3 Survei Geologi Teknik

1. Dasar pondasi lokasi bendung adalah batuan masif dengan sedikit rekahan-rekahan.

Karakteristik umum dasar pondasi tersebut adalah :

Daya dukung cukup kuat, sehirigga tidak ada kekhawatiran terhadap stabilitas tubuh bendung.

Rembesan dapat saja terjadi melalui rekahan batuan, namun kemungkinan tidak akah terjadi erosi buluh (piping) clan tidak mempengaruhi elevasi air pada daerah genangan.

Dasar pondasi yang demikian tidak memerlukan perbaikan pondasi.

2. Dasar pondasi lokasi bendung adalah tanah berbutir halus yang terdiri dari lempung, lanau, dan pasir halus.

Karakteristik umum dasar pondasi tersebut adalah : Daya dukung umumnya rendah - sedang dan kernungkinan dapat terjadi

penurunan seluruhnya atau sebagian. Rembesan yang terjadi umumnya kecil, namun kemungkinan masih

terdapat terjadinya erosi buluh (piping).

Dasar pondasi yang demikian memerlukan perbaikan pondasi.

3. Dasar pondasi lokasi bendung adalah tanah berbutir kasar yang terdirl dari pasir kasar, kerikil, kerakal.

Karakteristik umum tanah pondasi tersebut adalah : Daya dukung umumnya sedang - kuat sehingga penurunan yang terjadi

kecil. Rembesan yang terjadi umumnya besar, sehingga dapat terjadi erosi buluh

(piping).

Dasar pondasi yang demikian memerlukan perbaikan pondasi.

4. Dasar pondasi lokasi bendung adalah batuan lunak dan batuan keras, terdapat rekahan dan rongga.

Karakteristik umum dasar pondasi tersebut adalah : Daya dukung umumnya kuat, namun kemungkinan dapat terjadi

penurunan pondasi tidak bersamaan (difterential settlement). Rembesan dapat terjadi maialui rekahan-rekahan atau rongga, namun

umumnya tidak akan menimbulkan erosi buluh (piping).

Dasar pondasi yang demikian memerlukan perbaikan pondasi.

3.4 PENGIKISAN DASAR DAN TEBING SUNGAI

Pengamatan terhadap jenis material yang membentuk dasar dan tebing sungai untuk rnemperkirakan ketahanan terhadap erosi.

1. Dasar dan tebing sungai yang dominan dibentuk oleh tanah berbutir kasar

Page 3: 3 Survei Geologi Teknik

terdiri dari pasir kasar, kerikil, den kerakal.

Tanah tersebut relatif lebih tahan terhadap erosi (pengikisan), namun dianjurkan untuk melakukan perlindungan terhadap tebing sungai.

2. Dasar den tebing sungai yang dominan dibentuk oleh tanah berbutir halus yang terdiri dari lempung, lanau, dan pasir halus.

Tanah tersebut mudah tergerus sehingga sangat rawan terhadap pengikisan, dengan demikian diperlukan perlindungan baik terhadap dasar maupun tebing sungai.

3. Dasar dan tebing sungai dibentuk oleh batuan masif, sehingga tidak menimbulkan permasalahan pengikisan.

3.5 STRUKTUR GEOLOGI

Pengamatan terhadap struktur geologi dari lokasi bendung dan sekitarnya terutama adalah mengetahui :

1. Patahan (fault).

2. Daerah yang berpotensi longsor.

Patahan adalah merupakan suatu gejala struktur yang menampakkan tanda-tanda pergeseraan masa tanah / batuan yang diakibatkan oleh proses tektonk .

Tanda-tanda suatu daerah dilalui atau dipengaruhi oleh patahan dapat diketahui melalui bentuk bentang alam (morfologi) seperti misainya triangular facets, terjunan, dan hasii pergeserannya seperti jalur breksiasi (brecciated zone), gores garis (slickenside).

Penentuan lokasi bendung sebaiknya menghindari daerah yang dilalui oleh patahan karena dapat memperpendek umur bendung.

Daerah-daerah yang berpotensi longsor dapat diketahui melalui bentuk morfologi seperti rekahan-rekahan (cracking), kemiringan lereng alam, material geologi, dan peristiwa longsoran yang sudah pernah terjadi.

Pemilihan lokasi bendung sebaiknya memperhatikan daerah-daerah yang berpotensi longsor, sebab longsoran dapat mompersingkat umur suatu bendung. Umumnya daerah perbukitan yang dibentuk oleh batuan relatif lebih stabil terhadap longsoran.

3.6 BAHAN BANGUNAN

Pemililhan lokasi bendung ditinjau dari aspek bahan bangunan adalah berdasarkan pengamatan bahan-bahan bangunan untuk pembangunan tubuh bendung dan juga bangunan lainnya yang meliputi jenis, sumber, dan ketersediaan bahan bangunan.

Beberapa syarat-syarat yang memenuhi pemilihan lokasi bendung adalah sebagai berikut :

1. Jenis bahan bangunan terdiri dari batu, kerikil, pasir, dan lempung.Bahan-bahan tersobut berguna antara Iain untuk pembangunan tubuh

Page 4: 3 Survei Geologi Teknik

bendung, bangunan pelindung, tanggul atau tanggul banjjr, dan sebagainya.

2. Sumber bahan-bahan bangunan tersedia di sekitar lokasi bendung dan dapat diangkut dengan mudah.Sebaikmya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk keperluan pembangunan terdapat di sekitar lokasi, namun apabila tidak terdapat maka harus mempertimbangkan faktor ekonomis,

3. Bahan-bahan bangunan diperkirakan tersedia cukup dan sekurang-kurangnya dua kali.Volume bahan-bahan yang diperlukan harus dapat mencukupi seluruh kebutuhan pembangunan, sekurang-kurangnya diperkirakan terdapat dua kali volume yang dibutuhkan untuk menghindari kekurangan akibat pemadatan, dan lain-lain.