3 OJan OPeb o UMKM denganBordir - Zaenal Aripin

2
REPUBLlKA • Senin o Selasa o Rabu o Minggu o Kamis 0 Jumat o Sabtu Gl 3 17 18 19 4 5 20 6 7 21 22 8 23 9 10 11 24 25 26 12 13 27 28 14 15 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul • Ags OSep OOkt ONov ODes UMKM denganBordir Or Zaenal Aripin,lr Msi Sekretaris IKA Unpad Komda Bandung s ejak kecil kita sering mendengar kata bor- dir, mungkin melihat orang yang sedang melakukan bordiran, melihat ada bordiran di pakaian yang kit a lihat, atau sekali-kali membaca berita tentang bordir, dan mungkin yang terasa saat ini dengan menggeliatnya pa- sar ekonomi di Indonesia, ter- masuk di daerah, yang juga tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan lJMKM. Seni hiasan bordir dari setiap daerah di seluruh dunia mempunyai sejarah dan ke- unikan masing-masing. Bordir yang merupakan atau bisa dikatakan sebagai karya seni, dari masa ke masa tidak bisa hilang, bahkan terus berkem- bang sejalan dengan berkem- bangnya dunia mode. Di era komputerisasi, bordir juga tidak ketinggalan. Kini, banyak hadir bordir instan yang dikerjakan melalui kom- puter dengan output bordiran yang instan, menarik, dan yang pasti dengan harga yang lebih murah. Namun, hal ini jangan dijadikan alasan bagi bordir yang dikerjakan manual de- ngan tangan harus kehilangan pasarnya. Pasar untuk bordir hasil karya tangan tetap ada karena pasar selalu ada seg- mennya masing-masing. Bila kita telusuri, hiasan bordir sudah ada sejak dahulu kala. Ketika muncul untuk yang pertama kalinya, bordir termasuk dalam barang yang mewah dan hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu. Pa- da zaman tersebut hiasan bor- dir dipadukan dengan ornamen dari emas. Di wilayah Eropa Timur, bordir sudah ada sejak zaman Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Hal ini terbukti dengan adanya lukisan pada pusara, hiasan bordir pada pakaian, pelapis tempat duduk, dan tenda. Sedangkan untuk wila- yah asia, perkembangan hiasan bordir dimulai sejak Dinasti Cing di mana menghiasi jubah kerajaan. Begitu pula di ne- gara-negara lain, bordir tum- buh dan berkembang dengan ciri dan keunikannya masing- masing. Ragam bordir Indonesia Sangatlah tidak mengheran- kan apabila di Indonesia sen- diri yang memiliki keaneka- ragaman suku dan budaya te- lah berkembang berbagai jenis bordir. Sebagai contoh di Lam- pung telah berkembang bordir sulam usus dan tapis bordir yang memiliki keunikan yang khas serta telah merambah ke dunia internasional. Sulam usus merupakan kain yang di- sulam dengan menggunakan motif menyerupai usus, se- dangkan bordir tapis adalah kain tapis yang merupakan motif khas daerah Lampung yang disulam dengan bordir. Di Bukittinggi, Sumatra Ba- rat, dikenal dengan bordir ke- rancang halus yang khas de- ngan "lubang-lubang" yang terbentuk dari jalinan benang bordir. Proses pembuatan kran- cang ini sanga t rumi t dan me- nyita waktu. Bordir Aceh yang biasanya terdapat di songket, peci, tas, turut menarik perhatian pen- cinta bordir, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain tas, produk kerajinan yang diminati, antara lain dompet, sepatu, peci, hiasan dinding, dan taplak meja. Motif dasar yang digunakan untuk kreasi, yaitu "Gigoe daruet " (gigi belalang) dan "on labu" Kliping Humas Unpad 2010

Transcript of 3 OJan OPeb o UMKM denganBordir - Zaenal Aripin

Page 1: 3 OJan OPeb o UMKM denganBordir - Zaenal Aripin

REPUBLlKA• Senin o Selasa o Rabu o Mingguo Kamis 0 Jumat o Sabtu

Gl 317 18 19

4 520

6 721 22

823

9 10 1124 25 26

12 1327 28

14 1529 30 31

OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul • Ags OSep OOkt ONov ODes

UMKM denganBordirOr Zaenal Aripin,lr Msi

Sekretaris IKA Unpad KomdaBandung

s ejak kecil kita seringmendengar kata bor-dir, mungkin melihatorang yang sedang

melakukan bordiran, melihatada bordiran di pakaian yangkit a lihat, atau sekali-kalimembaca berita tentang bordir,dan mungkin yang terasa saatini dengan menggeliatnya pa-sar ekonomi di Indonesia, ter-masuk di daerah, yang jugatidak bisa dilepaskan denganperkembangan lJMKM.

Seni hiasan bordir darisetiap daerah di seluruh duniamempunyai sejarah dan ke-unikan masing-masing. Bordiryang merupakan atau bisadikatakan sebagai karya seni,dari masa ke masa tidak bisahilang, bahkan terus berkem-bang sejalan dengan berkem-bangnya dunia mode.

Di era komputerisasi, bordirjuga tidak ketinggalan. Kini,banyak hadir bordir ins tanyang dikerjakan melalui kom-puter dengan output bordiranyang instan, menarik, dan yangpasti dengan harga yang lebihmurah. Namun, hal ini jangandijadikan alasan bagi bordiryang dikerjakan manual de-ngan tangan harus kehilanganpasarnya. Pasar untuk bordirhasil karya tangan tetap adakarena pasar selalu ada seg-mennya masing-masing.

Bila kita telusuri, hiasanbordir sudah ada sejak dahulukala. Ketika muncul untukyang pertama kalinya, bordirtermasuk dalam barang yangmewah dan hanya bisa dimilikioleh orang-orang tertentu. Pa-da zaman tersebut hiasan bor-dir dipadukan dengan ornamendari emas. Di wilayah Eropa

Timur, bordir sudah ada sejakzaman Mesir Kuno dan YunaniKuno. Hal ini terbukti denganadanya lukisan pada pusara,hiasan bordir pada pakaian,pelapis tempat duduk, dantenda. Sedangkan untuk wila-yah asia, perkembangan hiasanbordir dimulai sejak DinastiCing di mana menghiasi jubahkerajaan. Begitu pula di ne-gara-negara lain, bordir tum-buh dan berkembang denganciri dan keunikannya masing-masing.

Ragam bordir IndonesiaSangatlah tidak mengheran-

kan apabila di Indonesia sen-diri yang memiliki keaneka-ragaman suku dan budaya te-lah berkembang berbagai jenisbordir. Sebagai contoh di Lam-pung telah berkembang bordirsulam usus dan tapis bordiryang memiliki keunikan yangkhas serta telah merambah kedunia internasional. Sulamusus merupakan kain yang di-sulam dengan menggunakanmotif menyerupai usus, se-dangkan bordir tapis adalahkain tapis yang merupakanmotif khas daerah Lampungyang disulam dengan bordir.

Di Bukittinggi, Sumatra Ba-rat, dikenal dengan bordir ke-rancang halus yang khas de-ngan "lubang-lubang" yangterbentuk dari jalinan benangbordir. Proses pembuatan kran-cang ini sanga t rumi t dan me-nyita waktu.

Bordir Aceh yang biasanyaterdapat di songket, peci, tas,turut menarik perhatian pen-cinta bordir, baik dari dalamnegeri maupun luar negeri.Selain tas, produk kerajinanyang diminati, antara laindompet, sepatu, peci, hiasandinding, dan taplak meja. Motifdasar yang digunakan untukkreasi, yaitu "Gigoe daruet "(gigi belalang) dan "on labu"

Kliping Humas Unpad 2010

Page 2: 3 OJan OPeb o UMKM denganBordir - Zaenal Aripin

(daun labu).Sedangkan untuk daerah

Jawa Barat, bordir Tasikma-laya menjadi bordir yang cu-kup banyak diminati pencintabordir. Sejumlah sentra indus-tri bordir hingga kini terus ber-kembang di Tasikmalaya, yangterbesar terdapat di Kecamat-an Kawalu, terutama di Desa-Tanjung, Talagasari, Kersame-nak, dan Karikil

Dal am perkembangannya,bordir Indonesia menghadapibeberapa kendala yang kerapmuncul, antara lain, baik da-lam bidang pemasaran, pro-duksi, maupun keuangan/per-modalan. Pemasaran kain bor-dir, baik di dalam negeri mau-pun luar negeri, biasanya ma-sih dilakukan sendiri oleh pe-ngusaha bordir. Selain itu, pe-ngusaha bordir memiliki bar-gaining position di negara tu-juan yang rendah terhadap pe-dagang di pasar tujuan. De-ngan demikian, mereka tidakbebas dalam menetapkan har-ga jual produk.

UMKMUntuk memajukan usaha

bordir bersama UMKM, peranpemerintah perlu ditingkatkankembali, khususnya terkait de-ngan pembinaan, pengembang-an, dan menstimulus pemakai-an bordir. Instansi terkait danperbankan dapat terus mem-bina dan mendukung pengem-bangan usaha kerajinan ini,baik dari segi penerapan tek-nologi maupun untuk mem-peroleh akses terhadap permo-dalan.

Pemerintah dapat mengu-payakan pelatihan tentangpenciptaan desain, tata kelolakeuangan, serta efektivitas pro-ses produksi dengan penggu-naan mesin bordir dan kom-put er. Dan, untuk menjaga ek-sistensi generasi pengrajin bor-dir, pemerintah harus berani

dalarn mengambil kebijakandengan mendorong ibu-iburumah tangga dan remaja putrimenekuni bordir dan meng-hasilkan bordir sesuai denganstandar kualitas tertentu.

Dengan meningkatnya jum-lah produksi bordir, langkahselanjutnya adalah menstimu-Ius pemakaian bordir di ma-syarakat. Untuk menstimuluspemakaian bordir dapat dila-kukan dengan menciptakanpermintaan pasar. Bagaimana-kah caranya? Sama halnya pa-da saat pemerintah mendorongpenggunaan batik dengan me-wajibkan instansi pemerintahuntuk memakai batik, yangpada akhirnya meningkatkanpermintaan pasar batik.

Maka, cara yang sama dapatditempuh oleh pemerintah,salah satunya yaitu dengan me-wajibkan penggunaan pakaianyang bernuansa bordir daerahmasing-masing untuk seragamorganisasi, khususnya ibu-ibumaupun seragam organisasilainnya,

Selain itu, bisa juga denganmenciptakan produk yang ber-nuansa bordir ataupun me-ngembangkan sentra-sentrakerajinan bordir sampai ketingkat desa. Juga, bisa terusdigalakkan pameran-pameranyang bernuansa bordir. Hal iniperlu didukung oleh semua pi-hak untuk dapat mengembang-kan dan dapat menciptakanbordir yang berkualitas baikdan dengan tampilan yangmenarik yang disesuaikan de-ngan zamannya. Dengan demi-kian, para pemakainya merasapercaya diriuntuk memakaipelengkap yang bernuansa bor-dir.

Diharapkan dengan ke-bijakan ini, perkembangandunia bordir akan meningkatsama ha lnya seperti batikyang sa at ini sedang mem-booming .•