3. ISI GlaukomaNEW

download 3. ISI GlaukomaNEW

of 90

Transcript of 3. ISI GlaukomaNEW

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    1/90

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah

    katarak di seluruh dunia.Berbeda dengan katarak, kebutaan yang

    diakibatkan glaucoma bersifat permanen, atau tidak dapat diperbaiki

    (irreversible ).Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencegahah

    dan penanganan kasus glaucoma, (Infodatin - Depkes, 2015).

    Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang

    mengalami kebutaan akibat glaucoma, (Infodatin - Depkes, 2015). Data

    terakhir dari Riskedas 2007 menunjukkan prevelansi penderita Glaukoma di

    Indonesia adalah 4,6 per 1000 penduduk. (Depkes 2016). Melihat prsentasi

    responden Riskesdas 2007 yang pernah didiagnosa glaucoma, meskipun

    tidak dapat dibandingkan secara langsung, dapat diduga bahwa sebagian

    besar penderita glaucoma belum terdeteksi/terdiagnosa dan belum

    tertangani, (Infodatin - Depkes, 2015).Prevalensi ini diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya

    usia harapan hidup, yaitu sebnyak 111.800.000 orang pada tahun 2040.

    Walaupun begitu, patogenesis yang mendasari glaukoma sebagian besar

    masih misterius. Selain itu, diagnosis yang sering tertunda, sebagai

    mayoritas pasien tetap asimtomatik sampai tahap akhir, dan kesadaran

    masyarakat umum relatif rendah (Kim.Ko Eun & Ki-Ho Park, 2016).

    B. Rumusan Masalah

    Dalam penyusunan laporan ini akan dibahas mengenai kasus

    glaukoma yang meliputi tinjauan teori, pembahasan kasus glaukoma yang

    terjadi pada Ny. D dan analisa kesenjangan teori dan kasus.

    C. Tujuan

    1. Tujuan umum

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    2/90

    2

    Untuk mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan pada klien

    dengan Katarak serta kesenjangan antara teori dengan kasus

    2. Tujuan khusus

    a. Untuk mengetahui definisi Glaukoma

    b. Untuk mengetahui etiologi Glaukoma

    c. Untuk mengetahui manifestasi klinis Glaukoma

    d. Untuk mengetahui patofisiologi Glaukoma

    e. Untuk mengetahui analisa data klien dengan Glaukoma

    f. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Glaukoma

    g. Untuk mengetahui pengkajian klien Glaukoma

    h. Untuk mengetahui analisa data klien Glaukoma

    i. Untuk mengetahui masalah keperawatan pada klien dengan

    Glaukoma

    j. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan pada klien dengan

    Glaukoma

    k. Untuk mengetahui kesenjangan antara teori dengan kasus yang di

    alami klien

    D. Manfaat

    Penyusunan laporan ini memiliki manfaat sebagai modal

    pembelajaran dan referensi terkait konsep teori dan proses asuhan

    keperawatan pada klien dengan Glaukoma untuk dapat diimplementasikan

    dengan baik sesuai masalah keperawatan dan rencana asuhan keperawatan

    yang telah dipelajari.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    3/90

    3

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Definisi

    Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau

    kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderitaglukoma. Glukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokular atau tekanan

    dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil

    saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang (RS Mata YAP

    dalam Nova Faradilla, 2009).

    Glaukoma adalah penyakit mata terjadi kerusakan saraf optic yang

    diikuti gangguan pada lapang pandnagan yang khas.Kondisi ini utamanya

    diakibatkan oleh tekanan bola mata yang meninggi yang biasanyadisebabkan oleh hambatan pengeluaran cairan bola mata (humour aquous).

    Penyebab lain kerusakan saraf optic, antara lain gangguan supali darah ke

    serat saraf optic dan kelemahan/masalah saraf optic sendiri, (Infodatin -

    Depkes, 2015).

    Gloukoma disebut the silent thief atau pencuri penglihatan yang

    secara perlahan dapat merusak penglihatan sebelum penderita

    menyadarinya, yang disebabkan oleh adanya penambahan tekanan padamata sehingga tegangan yang ditimbulkannya dapat menimbulkan tekanan

    pada saraf optic(Irianto, 2012).

    B. Jenis-jenis glaukoma

    Menurut Black dan Hawks (2009) berdasarkan terminologi untuk

    mendeskripsikan tipe glaukoma yaitu :

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    4/90

    4

    1. Glaukoma primer dan sekunder mengacu pada apakah penyakit terjadi

    sendiri atau disebabkan gangguan yang lain.

    2. Akut dan kronis dimaksudkan untuk onset dan durasi penyakit.

    3. Terbuka (sudut lebar) dan tertutup (sudut sempit) digunakan untuk

    mendeskripsikan lebar sudut antara iris dan kornea, sudut kamera okuli

    anterior yang sempit secara anatomis menjadi predisposisi untuk

    mengalami onset akut glaukoma sudut tertutup.

    Gambar 1. Klasifikasi Glaukoma (Sumber: James B, dalam Infodatin –

    Depkes 2015)

    Glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi glaucoma primer,

    sekumder dan glaucoma congenital.Glaucoma primer adalah glaucoma

    yang tidak diketahui penyebabnya.Glaucoma primer sudut terbuka

    ( primary open angle glaucoma ) biasanya merupakan glaucoma kronis,

    sedangkan glaucoma primer sudut tertutup ( primary angle closure

    glaucoma ) biasanya berupa glaucoma sudut tertutup akut atau kronis.

    Glaucoma sekunder adalah glaucoma yang timbul sebagai akibat dari

    penyakit mata lain, trauma, pembedahan, penggunaan kortikosteroid yang

    berlebihan atau penyakit sistemik lainnya. Glaucoma congenital adalah

    glaucoma yang ditemukan sejak dilahirkan, dan biasanya disebabkan oleh

    system saluran pembuangan di dlaam mata tidak berfungsi dengan baik

    sehingga menyebabkan pemebesaran mata bayi. Disamping itu glaucoma

    dengan kebutaan total disebut juga sebagai glaucoma absolute, (Infodatin -

    Depkes, 2015).

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    5/90

    5

    Gambar 2. sudut drainase memperlihatkan jalur aqueous dari produksi

    hingga absorpsi (Khaw T., et.al dalam Faradilla, Nova. 2009)

    Gambar 3. Perbedaan antara glaukoma sudut terbuka dan tertutup

    C. Anatomi Fisiologis

    1. Anatomi Indra Penglihatan

    Menurut buku (Pearce E.C, Anatomy & Physiology for

    Nurse 2006). Bentuk mata manusia hampir bulat, berdiameter ± 2,5

    mm bola mata terletak bantalan mata, pada sebelah depan dilindungi

    oleh kelopak mata dan di tempat lain dengan tulang orbita. Bola

    mata terdiri atas :

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    6/90

    6

    a. Dinding mata, yang terdiri dari kornea dan seklera selaput

    koroid, kopus siliaris, iris dan pupil.

    b. Medium tempat cahaya lewat terdiri dari kornea

    acqueushumour, lensa, dan viterus humour.

    c. Jaringan nefrosa terdiri dari sel-sel saraf pada retina, serat

    sarafyang menjalar melalui sel-sel ini.

    Selain itu, anatomi mata manusia terbagi menjadi 2 bagian

    yaitu bagian luar dan bagian dalam :

    a. Bagian luar

    1) Bulu mata

    Merupakan rambut-rambut halus yang terdapat di

    tepi kelopak mata, bulu mata berfungsi untuk melindungi

    mata dari benda-benda asing (Syaifuddin, H., 2006).

    2) Alis mata (supersilium)

    Yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas

    matayang berfungsi mnecegh masuknya air atau keringat

    daridahi ke mata (Syaifuddin, H., 2006).3) Kelopak mata (palpebra)

    Merupakan dua buah lipatan atas dan bawah kulit

    yang terletak di depan bulbus okuli, berfungsi

    pelindungmata sewaktu-waktu kalau ada gangguan mata

    dapatmenutup dan membuka mata ( Syaifuddin , H., 2006).

    4) Kelenjar air mata

    Berguna untuk selalu membasahi permukaan korneaagar tetap bening yang berfungsi untuk menghasilkan air

    mata yang bertugas untuk menjaga mata agar tetap lembab

    (Syaifuddin , H., 2006).

    b. Bagian Dalam

    1) Konjungtiva

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    7/90

    7

    Merupakan tipis bening yang melapisi

    permukaaanbagian dalam kelopak mata dan menutupi

    bagian depanseklera kecuali kornea, konjungtiva

    mengandung banyaksekali pembuluh darah dan berfungsi

    untuk melindungikornea dari gesekan, memberikan

    perlidungan padaseclera dan memberi pelumasan pada bola

    mata (BruceJames dkk, 2005).

    2) Seclera

    Seclera merupakan jaringan ikat yang kuat

    yangberada pada lapisan terluar mata yang berwarna

    putihkemudian berfungsi melindungi bola mata dari

    kerusakanmekanis dan menjadi tempat melekatnya otot

    mata (BruceJames dkk, 2005).

    3) Kornea

    Merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui

    korneakita dapat melihat membran pupil dan iris,

    berfungsisebagai pelindung mata agar tetap bening dan

    bersih,kornea ini di basahi oleh air mata yang berasaldarikelenjar air mata (Bruce James dkk, 2005).

    4) Khoroid

    Merupakan selaput tipis dan lembab

    merupakanbagian belakang tunika vaskulosa (lapisan

    tengah dansangat peka oleh rangsangan). Yang berfungsi

    memberinutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah

    refleksiinternal cahaya (Bruce James dkk, 2005).5) Iris

    Merupakan diagfragma yang terletak diantarakornea

    dan mata, terdapat pigmen dibelakang iris danpigmen ini

    menentukan warna pada mata seseorang. Daniris dapat

    mengatur jumlah cahaya yang masuk kematadan

    dikendalikan oleh saraf otonom (Bruce James dkk,2005).

    6) Pupil

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    8/90

    8

    Dari kornea cahaya akan diteruskan ke pupil.

    Pupilmenentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian

    matayang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika

    kondisiruangan yang gelap, dan akan menyempit jika

    kondisiruangan terang, kemudian berfungsi sebagai tempat

    untukmengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk

    kedalammata. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya

    menujuretina (Bruce James dkk, 2005).

    7) Lensa

    Organ fokus utama, yang membiaskan

    berkasberkascahaya yang terpantul dari benda-benda

    yangdilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina.

    Lensaberada dalam sebuah kapsul yang elastik yang di

    kaitkanpada korpus siliare koroid oleh ligamentum

    suspensorium.Lensa berfungsi memfokuskan pandangan

    denganmengubah bentuk lensa. Lensa berperan penting

    padapembiasan cahaya (Bruce James dkk, 2005).

    8) RetinaRetina merupakan lapisan bagian dalam yang

    sangathalus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada

    retinaterdapat reseptor (fotoreseptor). Berfungsi

    untukmenerima cahaya. Mengubahnya menjadi impuls saraf

    danmenghantarkan impuls ke saraf optik (Bruce James

    dkk,2005).

    9) Aqueous humor atau cairan berair terdapat dibalik korneaStrukturnya sama dengan cairan sel,

    mengandngnutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi

    gas denganudara luar melalui kornea. Berfungsi menjaga

    bentukkantong depan bola mata (Bruce James dkk,

    2005). Aqueous humor adalah cairan jernih yang dibentuk

    oleh korpus siliaris dan mengisi bilik mata anterior dan

    posterior. Aqueous humor mengalir dari korpus siliaris

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    9/90

    9

    melewati bilik mata posterior dan anterior menuju sudut

    kamera okuli anterior. Aqueous humor diekskresikan oleh

    trabecular meshwork (Simmons et al , 2007-2008).

    Aqueous humor akan dialirkan dari kanalis Schlemm ke

    vena episklera untuk selanjutnya dialirkan ke vena siliaris

    anterior dan vena opthalmikus superior. Selain itu, aqueous

    humor juga akan dialirkan ke vena konjungtival, kemudian

    ke vena palpebralis dan vena angularis yang akhirnya

    menuju ke vena ophtalmikus superior atau vena fasialis.

    Pada akhirnya, aqueous humor akan bermuara ke sinus

    kavernosus (Solomon, 2002).

    10) Prosesus siliaris

    Prosesus siliaris, terletak pada pars plicata adalah

    struktur utama korpus siliaris yang membentuk aqueous

    humor (Solomon, 2002). Prosesus siliaris memiliki dua

    lapis epitelium, yaitu lapisan berpigmen dan tidak

    berpigmen. Lapisan dalam epitel yang tidak berpigmendiduga berfungsi sebagai tempat produksi aqueous humor

    (Simmons et al , 2007-2008). Sudut kamera okuli anterior,

    yang dibentuk oleh pertautan antara kornea perifer dan

    pangkal iris, merupakan komponen penting dalam proses

    pengaliran aqueous humor . Struktur ini terdiri dari

    Schwalbe’s line , trabecular meshwork dan scleral spur

    (Riordan-Eva, 2009).11) Trabecular meshwork

    Trabecular meshwork merupakan jaringan anyaman

    yang tersusun atas lembar-lembar berlubang jaringan

    kolagen dan elastik (Riordan-Eva, 2009). Trabecular

    meshwork disusun atas tiga bagian, yaitu uvea meshwork

    (bagian paling dalam), corneoscleral meshwork (lapisan

    terbesar) dan juxtacanalicular/endothelial meshwork

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    10/90

    10

    (lapisan paling atas). Juxtacanalicularmeshwork adalah

    struktur yang berhubungan dengan bagian dalam kanalis

    Schlemm (Cibis et al , 2007-2008).

    Gambar 4. Struktur Trabecular Meshwork (Shields 2001

    dalam Simmons., et al , 2007-2008)

    12) Kanalis Schlemm

    Kanalis Schlemm merupakan lapisan endotelium

    tidak berpori dan lapisan tipis jaringan ikat. Pada bagiandalam dinding kanalis terdapat vakuola-vakuola berukuran

    besar, yang diduga bertanggung jawab terhadap

    pembentukan gradien tekanan intraokuli (Cibis et al , 2007-

    2008).

    13) Vitreus humor (badan bening)

    Badan bening ini terletak dibelakang

    lensa.Bentuknya berupa zat transparan seperti jelly (agar-agar)yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat

    bolamata membulat yang berfungsi menyokong ensa

    danmenolong dalam menjaga bentuk bola mata (Bruce

    Jamesdkk, 2005)

    14) Bintik kuning

    Merupakan bagian retina yang paling peka

    terhadapcahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    11/90

    11

    selsaraf yang berbentuk kerucut dan batang dan

    berfungsiuntuk menerima cahaya dan meneruskan ke otak

    (BruceJames dkk, 2005).

    15) Saraf optik

    Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut

    dalamretina dari retina, untuk menuju ke otak yang

    berfungsiuntuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga

    keotak. Semua informasi yang akan dibawa oleh

    sarafnantinya diproses oleh otak. Dan dengan demikian

    kitabisa melihat suatu benda (Bruce James dkk, 2005).

    16) Otot mata

    Otot-otot yang melekat pada mata :

    a) Muskulus levator palpebralis superior

    inferior,fungsinya mengangkat kelopak mata

    b) Muskulus orbitakularis okuli otot lingkar

    mata,fungsinya untuk menutup mata

    c) Muskulus rectus okuli inferir (otot disekitar mata)

    d) Berfungsi untuk menggerakkan bola mata kebawahdanke dalam

    e) Muskulus rectus okuli medial (otot disekitar mata)

    f) Berfungsi untuk menggerakkan mata dalam (bolamata)

    g) Muskulus obluques okuli superior, fungsinyamemutar

    mata keatas, kebawah, dan keluar

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    12/90

    12

    Gambar 5. Otot Mata (Maksum, 2009)

    2. Fisiologi Indra Penglihatan

    Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola cahaya di

    lingkungan sebagai bayangan optik di suatu sel peka sinar yaitu retina.

    Citra tersandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap

    pemrosesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadardipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli. (Sherwood,

    2011)

    a. Mekanisme protektif yang membantu mencegah cedera pada

    mata

    Terdapat beberapa mekanisme yang membantu melindungi

    mata dari cedera, kecuali pada bagian anterior bola mata dilindungi

    oleh tulang tempat mata berada (Sherwood, 2011).

    1) Kelopak mata bekerja sebagai penutup untuk melindungi mata

    bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Kelopak mata

    menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan

    terancam. Kedipan mata yang berulang membantu menyebarkan

    air mata yang berfungsi sebagai pelumas, pembersih dan

    bakterisidal (Sherwood, 2011).

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    13/90

    13

    2) Kelenjar lakrimal, memproduksi air mata secara terus menerus

    di bagian sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan

    pencuci mata ini mengalir diatas permukaan anterior mata dan

    keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata untuk

    akhirnya sampai ke bagian belakang saluran hidung. Sistem

    drainase ini tidak dapat mengatasi produksi air mata yang

    berlebihan saat kita menangis sehingga air mata meluap dari

    mata (Sherwood, 2011).

    3) Bulu mata, bersifat protektif menangkap kotoran halus di udara

    misalnya debu, sebelum masuk ke mata(Sherwood, 2011).

    b. Tiga lapis jaringan khusus pembungkus mata

    Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga

    lapisan dari bagian paling luar ke dalam. Lapisan-lapisan tersebut

    adalah:

    a. Sklera/ kornea, membentuk bagian putih mata dengan suatu

    lapisan kuat jaringan ikat yang menutupi sebagian besar bola

    mata. Di sebelah luar terdiri dari kornea transperan, yang dapat

    ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior mata.b. Koroid/ badan siliaris/ iris, adalah lapisan tengah dibawah

    sklera. Koroid berpigmen banyak dan mengandung banyak

    pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina.

    c. Retina, merupakan lapisan paling dalam yang terdiri dari lapisan

    berpigmen disebelah luar dan lapisan jaringan saraf disebelah

    dalam.

    Yang terakhir, mengandung sel batang (rods) dan selkerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah energi cahaya

    menjadi impuls saraf. Pigmen di koroid dan retina menyerap

    sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan

    atau pembuyaran sinar di dalam retina.Bagian interior mata

    terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah

    lensa elips, yang semuanya transparan agar cahaya dapat

    menembus mata dari kornea hingga retina (Sherwood, 2011).

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    14/90

    14

    4) Rongga posterior (belakang) yang lebih besar antara lensa dan

    retina mengandung bahan setengah cair mirip gel yang disebut

    humor vitreus. Humor vitreus penting untuk mempertahankan

    bentuk bola mata agar tetap bulat.

    5) Rongga anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan

    jernih encer yang disebut humor aquous. Humor aquous

    membawa nutrien untuk kornea dan lensa yaitu dua struktur

    yang tidak memiliki aliran darah. Adanya pembuluh darah di

    struktur-struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke

    fotoreseptor. Humor aquous dihasilkan dengan kecepatan sekitar

    5 ml/hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam badan siliar, suatu

    turunan khusus lapisan koroid anterior. Cairan ini mengalir ke

    suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika

    humor aquous tidak dikeluarkan sebanyak pembentukannya,

    maka kelebihan cairan ini dapat menumpuk di rongga anterior.

    Menimbulkan peningkatan tekanan di dalam mata, yang dikenal

    sebagai glaukoma. Kelebihan aquous humor akan mendorong

    lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang selanjutnyaakan menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini

    menyebabkan kerusakan retina dan nervus optikus yang dapat

    menyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi(Sherwood,

    2011).

    c. Iris pengontrol jumlah cahaya yang masuk

    Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai

    fotoreseptor peka cahaya, karena adanya iris, suatu otot polosberpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di aqueus

    humor. Pigmen di iris memberi warna mata. Berbagai bercak,

    garis, atau nuansa lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang

    sehingga iris menjadi dasar identifikasi bagi tekhnologi terkini

    (Sherwood, 2011).

    Lubang bundar dibagian tengah iris tempat masuknya

    cahay ke interior mata adalah pipil. Ukuran lubang ini dapat

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    15/90

    15

    disesuaikan oleh kontraksi otot-otot iris untuk menerima sinar lebih

    banyak atau lebih sedikit. Iris mengandung dua set anyaman otot

    polos:

    a. Otot polos sirkular, serat-serat otot berjalan seperti cincin di

    dalam iris

    b. Otot polos radial, serat mengarah ke luar dari tepi pupil seperti

    jari-jari roda sepeda.

    Karena serat otot memendek ketika berkontraksi maka

    pupil akan lebih kecil ketika otot sirkular (konstriktor)

    berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih kecil. Konstriksi

    pupil refleks ini terjadi pada keadaan sinar terang untuk

    mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Jika otot radial

    (dilator) berkontraksi maka ukuran pupil bertambah. Dilatasi

    pupil ini terjadi pada cahaya temaram agar sinar yang masuk

    menjadi lebih banyak. Otot-otot iris dikendalikan oleh sistem

    saraf otonom. Serat saraf parasimpatis menyarafi otot silkular

    sehingga menyebabkan konstriksi pupil, sementara saraf

    simpatis mensarafi otot radial penyebab dilatasi pupil(Sherwood, 2011).

    d. Mata membiaskan cahaya yang masuk untuk memfokuskan

    bayangan di retina

    Sinar/ cahaya merupakan suatu radiasi elektromagnetik

    yang terdiri dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai

    foton yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak antara dua

    puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Panjanggelombang dalam spektrum elektromagnetik berkisar dari 10 14 m

    (seperkuadriliun meter). Fotoreseptor dimana hanya peka terhadap

    panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer (nm;

    sepermilyar meter) karena itu, cahaya tampak hanyalah sebagian

    kecil dari spektrum elektromagnetik total. Sinar dari berbagai

    gelombang dalam rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai

    sensasi warna yang berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    16/90

    16

    pendek dilihat sebagai warna ungu dan biru; panjang gelombang

    yang lebih panjang diinterpretasikan sebagai oranye dan merah.

    Selain memiliki panjang gelombang bervariasi dalam

    intensitasnya, yaitu amplitudo atau tinggi gelombang

    menyuramkan suatu cahaya merah yang terang tidak mengubah

    warnanya. Hanya menyebabkannya kurang terang atau kurang

    intens (Sherwood, 2011).

    Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar

    keluar) ke semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerakan

    maju suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai

    berkas cahaya. Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus

    dibelokan ke dalam agar dapat difokuskan kembali ke suatu titik di

    retina peka cahaya agar diperoleh bayangan akurat sumber cahaya

    (Sherwood, 2011).

    e. Proses Refraksi

    Sinar berjalan lebih cepat melalui udara daripada melaui

    media transparan lain seperti air atau kaca. Ketika masuk ke suatu

    medium dengan densitas tinggi, berkas cahaya melambat (berlakusebaliknya). Arah berkas berubah jika cahaya tersebut mengenai

    permukaan medium baru dalam sudut yang tudak tegak lurus.

    Berbeloknya berkas sinar dikenal sebagai refraksi (pembiasan).

    Pada permukaan melengkung seperti lensa, semakin besar

    lengkungan semakin besar derajat pembelokan dan semakin kuat

    lensa. Ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan lengkung

    suatu benda dengan densitas lebih besar maka arah refraksibergantung pada sudut kelengkungan. Permukaan konveks

    melengkung ke luar (cembung seperti permukaan luar sebuah

    bola), sementara permukaan konkaf melengkung ke dalam (cekung

    seperti gua) (Sherwood, 2011).

    f. Struktur Refraktif Mata

    Dua struktur yang paling penting dalam refraktif mata

    adalah kornea dan lensa. Permukaan konea yang lengkung, struktur

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    17/90

    17

    pertama yang dilewati sinar sewaktu sinar tersebut masuk mata,

    berperan besar dalam kemampuan refraktif mata total karena

    perbedaan dalam densitas pada penemuan udara jauh lebih besar

    daripada perbedaan dalam densitas antara lena dan cairan di

    sekitarnya. Pada astigmatisme, kelengkungan lensa kornea tidak

    rata sehingga berkas sinar mengalami refraksi yang tidak sama.

    Kemampuan refraktif kornea seseorang tidak berubah. Sebaliknya,

    kemampuan refraktif lensa dapat diubah-ubah dengan mengubah

    kelengkungannya sesuai kebutuhan untuk melihat dekat atau jauh.

    Jika suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina, maka

    bayangan tersebut akan terlihat kabur. (Sherwood, 2011)

    g. Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk melihat dekat

    Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan

    lensa. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang

    selanjutnya dikendalikan otot siliaris.

    Otot siliaris adalah bagian dari badan siliar, suatu struktur

    khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan siliaris memiliki dua

    komponen utama, yaitu:a. Otot siliaris, suatu cincin yang mengikat otot polos dan melekat

    ke lensa melalui ligamentum suspensorium.

    b. Anyaman yang menghasilkan aqueus humor

    Ketika otot siliaris melemah, ligamentum suspensorium

    menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi bentuk

    gepeng dan kurang refraktif. Sewaktu otot ini berkontraksi,

    kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada ligamentumsuspensorium berkurang. Pada mata normal, otot siliaris melemah

    dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini

    berkontraksi agar lensa menjadi lebih konveks dan lebih kuat untuk

    melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh saraf otonom dengan

    stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan stimulasi

    parasimpatis menyebabkannya berkontraksi.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    18/90

    18

    Lensa dibentuk oleh sekitar 1000 lapisan sel yang

    menghancurkan nukleus dan organelnya sewaktu dalam

    pembentukan sehingga sel-sel tersebut benar-benar transparan.

    Karena tidak memiliki DNA dan pembentuk protein maka sel-sel

    lensa matur tidak dapat memperbaiki diri atau menghasilkan sel

    baru. Tidak saja berusia paling tua, sel-sel ini juga terletak paling

    jauh dari aqueus humor yang merupakan sumber nitrisi lensa.

    Dengan bertambahnya usia, sel-sel di tengah lensa ini tidak dapat

    diperbarui, mati dan menjadi kaku. Dengan berkurangnya

    elastisitas, lensa tidak dapat mengambil bentuk sferis yang

    dibutuhkan untuk mengakomodasi bayangan benda dekat.

    Pengurangan akomodasi terkait usia ini disebut prespobia, menai

    sebagian besar orang pada usia pertengahan (45-50) sehingga

    mereka perlu memakai lensa korektif intuk melihat dekat

    (Sherwood, 2011).

    Dalam keadaan normal, serat-serat elastik di lensa bersifat

    transparan. Serat-serat ini kadang menjadi keruh (opak) sehingga

    berkas sinar tidak dapat menembusnya, kondisi ini dikenal sebagaikatarak. Lensa yang cacat ini biasanya dapat dikeluarkan dengan

    cara pembedahan dan penglihatan dipulihkan dengan pemasangan

    lensa artifisial atau dengan kacamata kompensasi (Sherwood,

    2011).

    Pada mata normal (emetropia), sumber cahaya jauh

    difokuskan ke retina tanpa akomodasi, sementara dengan

    akomodasi kekuatan lensa ditingkatkan untuk membawa sumbercahaya dekat ke fokus. Gangguan lain yang umum dijumpai adalah:

    c. Miopia (berpenglihatan dekat), karena bola mata terlalu panjang

    atau terlalu kuat, maka sumber cahaya dekat dibawa ke fokus

    retina tanpa akomodasi (meskipun akomodasi dalam keadaan

    normal digunakan untuk melihat benda dekat), sementara

    sumber cahaya jauh terfokus di depan retina dan tampak kabur.

    Keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan lensa konkav.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    19/90

    19

    d. Hiperopia (berpenglihatan jauh), bola mata terlalu pendek atau

    lensa terlalu lemah. Benda jauh difokuskan di retina hanya

    dengan akomodasi, sedangkan benda dekat difokuskan di

    belakang retina bahkan dengan akomodasi sehingga tampak

    kabur. Keadaan tersebut dapat dikoreksi dengan lensa konveks.

    Kini banyak orang memilih mengompensasi kesalahan refraktif

    ini dengan bedah mata laser (LASIK) untuk mengubah bentuk

    kornea secara permanen agar tidak lagi menggunakan kaca mata

    atau lensa kontak(Sherwood, 2011).

    h. Sinar harus melewati beberapa lapisan retina serebelum

    mencapai fotoreseptor

    Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari

    lingkungan ke sel batang dan sel kerucut, sel fotoreseptor retina.

    Fotoreseptor kemudian mengubah energi cahaya menjadi sinyal

    listrik untuk ditransmisikan ke SSP. Bagian retina yang

    mengandung fotoreseptor sebenarnya adalah kelanjutan dari SSP

    dan bukan suatu organ perifer terpisah (Sherwood, 2011).

    Selama perkembangan mudgah, sel retina mundur darisistem saraf sehingga lapisan-lapisan retina menghadap ke

    belakang. Bagian saraf dari retina terdiri dari tiga lapisan sel peka

    rangsang, yaitu:

    a. Lapsan paling luar (paling dekat dengan koroid) mengandung

    sel batang dan sel kerucut yang ujung-ujungnya peka cahayanya

    menghadap ke koroid (menjauhi sinar datang)

    b. Lapisan tengah, sel bipolarc. Lapisan dalam, sel ganglion. Akson-akson sel ganglion menyatu

    untuk saraf optik, yang keluar dari retina tidak tepat dari bagian

    tengah. Titik di retina tempat saraf optik keluar dan pembuluh

    darah berjalan disebutdiskus optikus. Bagian ini sering disebut

    bintik buta, tidak ada bayangan yang dapat di dteksi di bagian

    ini karena teidak adanya sel kerucut dan sel batang.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    20/90

    20

    Degenerasi makula adalah penyebab kebutaan di dunia .

    keadaan ini ditandai hilangnya fotoreseptor di makula lutea seiring

    dengan penambahan usia. Penderita mengalami gangguan di bagian

    tengah lapang pandang, yang normalnya memiliki ketajaman paling

    tinggi, dan hanya memiliki penglihatan perifer yang ketajamannya

    kurang (Sherwood, 2011).

    i. Fototransduksi oleh sel retina mengubah rangsangan cahaya

    menjadi sinyal saraf

    Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari tiga bagian:

    a. Segmen linear, yang terletak paling dekat dengan eksterior mata,

    menghadap ke koroid. Bagian ini mendeteksi rangsangan

    cahaya.

    b. Segmen dalam, yang terletak di bagian tengah fotoreseptor.

    Bagian ini mengandung perangkat metabolik sel.

    c. Terminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan bagian

    interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini

    menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena

    stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya dijalur penglihatan.Segmen luar yang berbentuk batang pada sel kerucut, terdiri

    dari tumpukan lempeng-lempeng membranosa gepeng yang

    mengandung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Setiap

    retina mengandung sekitar 150 juta fotoreseptor dan lebih dari satu

    milyar molekul fotopigmen mungkin terlkemas di dalam segmen

    luar setiap fotoreseptor (Sherwood, 2011).

    Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika diaktifkanoleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang dipicu oleh

    cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang kemudian terjadi

    menyebabkan terbentuknya potensial reseptor yang akhirnya

    menghasilkan potensial aksi. Potensial aksi menyalurkan informasi

    ke otak untuk pemrosesan visual. Fotopigmen terdiri dari dua

    komponen:

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    21/90

    21

    a. Opsin, suatu protein yang merupakan integral dari membran

    diskus

    b. Retinen, suatu turunan vitamin A yang terikat dibagian dalam

    molekul opsin. Retinen adalah bagian fotopigmen yang

    menyerap cahaya. Terdapat empat fotopigmen berbeda, satu di

    sel batang dan masing-masing satu di ketiga jenis sel kerucut.

    Keempat foto pigmen ini menyerap panjang gelombang sinar

    yang berbeda.

    c. Rodopsin, fotopigmen sel batang, menyerap semua panjang

    gelombang cahaya tampak.

    Dengan mengguankan masukan visual dari sel batang otak

    tidak dapat membedakan antara berbagai panjang gelombang

    dalam spektrum sinar tampak. Karena itu, sel batang hanya

    memberi bayangan abu-abu dengan mendeteksi perbedaan

    warna. Fotopigmen di ketiga jenis sel kerucut , sel kerucut hijau,

    merah dan biru berrespons secara selektif terhadap berbagai

    panjang gelombang cahaya menyebabkan kita dapat melihat

    warna (Sherwood, 2011).Fototransduksi pengubahan rangsangan cahaya menjadi

    sinyal listrik pada dasarnya sama untuk semua fotoreseptor,

    tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara biasa reseptor

    berespons terhadap stimulus adekuatnya. Reseptor biasanya

    mengalami depolarisasi jika dirangsang, tetapi fotoreseptor

    mengalami hiperpolarisasi ketika menyerap cahaya (Sherwood,

    2011).

    Gambar 1 Fototransduksi dan inisiasi potensial aksi di jalur

    penglihatan (terlampir)

    j. Aktifitas Fotoreseptor Dalam Gelap

    Membran plasma segmen luar fotoreseptor mengandung

    saluran Na + bergerbang kimia. Saluran ini berespons terhadap

    pembawa pesan kedua interna, GMP siklik atau Cgmp (guanosin

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    22/90

    22

    monofosfat siklik) pengikatan cGMP ke saluran Na + ini membuat

    saluran ini tetap terbuka. Tanpa ncahaya, konsentrasi cGMP tinggi.

    Karena itu, saluran Na + fotorsesptor, tidak seperti kebanyakan

    fotoreseptor, terbuka jika tidak ada rangsangan, yaitu dalam

    keadaan gelap. Kebocoran pasif Na + masuk ke sel menyebabkan

    depolarisasi reseptor. Penyebara pasif depolarisasi ini dari segmen

    luar (tempat lokasi saluran Na + ) ke ujung sinaps (tempat

    penyimpanan neurotrnasmitter fotoreseptor) membuat saluran Ca +

    berpintu voltase ke ujung sinaps tetap terbuka. Masuknya kalsium

    memicu pelepasan neurotransmitter dari ujung sinaps selama dalam

    keadaan gelap (Sherwood, 2011).

    k. Aktifitas Fotoreseptor Pada Keadaan Terang

    Pada pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui

    serangkaian reaksi biokimia yang dipicu oleh pengaktifan

    fotopigmen. Retinen berubah bentuk ketika menyerap sinar.

    Perubahan konformasi ini mengaktifkan fotopigmen. Sel batang

    dan kerucut mengandung suatu protein G yang dinamai transudin.

    Fotopigmen yang telah aktif mengaktifkan transudin yangsebaliknya mengaktifkan enzim intrasel fosfodiesterase. Enzim ini

    menguraikan cGMP sehingga konsentrasi pembawa kedua pesan

    ini di fotoreseptor berkurang. Selama proses eksitasi cahaya,

    penurunan cGMP memungkinkan saluran Na + berpintu kimiawi

    tertutup. Penutupan saluran ini menghentikan kebocoran Na +

    penyebab depolarisasi dan menyebabkan hiperpolarisasi membran.

    Hiperpolarisasi ini yang merupakan potensial resptor, secara pasif menyebar dari segmen luar ke ujung sinaps fotoreseptor. Disini

    perubahan potensial menyebabkan penutupan saluran Ca + berpintu

    voltase dan karenanya, penurunan pelepasan neurotransmitter dari

    ujung sinaps. Karena itu, fotoreseptor dihambat oleh stimulus

    adekuatnyan (mengalami hiperpolarisasi oleh cahaya) dan

    tereksitasi jika tidak mendapat stimulasi (mengalami depolarisasi

    dalam keadaan gelap). Potensial hiperpolarisasi dan peniurunan

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    23/90

    23

    pelepasan neurotransmiter yang ditimbulkannya berbeda-beda

    sesuai dengan intensitas cahaya. Semakin besar cahaya, semakin

    besar respons hiperpolarisasi dan semakin besar penurunan

    pelepasan neurotransmitter (Sherwood, Lauralee. 2011).

    l. Pemprosesan lebih lanjut masukan cahaya pada retina

    Bagimana retina mengirim sinyal ke otak mengeni

    rangsangan cahaya melalui suatu respon inhibitorik . Fotoreseptor

    bersinaps dengan sel bipolar. Sel-sel ini, selanjutnya, berakhir di

    sel ganglion, yang akson-aksonnya membentuk saraf optik untuk

    transmisi sinyal ke otak. Neurotransmiter yang dibebaskan dari

    ujung sinaps fotoreseptor memiliki efek inhibitorik pada sel

    bipolar. Penurunan pengeluaran neurotransmiter yang menyertai

    hiperpolarisasi reseptor yang diinduksi oleh cahaya menurunkan

    efek inhibitorik pada sel bipolar. Hilangnya efek inhibitorik

    menimbulkan efek yang sama dengan eksitasi langsung sel bipolar.

    Semakin besar pencahayaan pada sel reseptor, semakin besar

    pengeluaran inhibisi terhadap sel bipolar dan semakin besar efek

    eksitasi pada sel-sel berikutnya dalam jalur penglihatan ke otak (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Sel bipolar, seperti fotoresptor memperlihatkan potensial

    berjenjang. Potensial aksi baru muncul ke sel ganglion neuron

    pertama dalam rangkaian yang harus merambatkan pesan visual

    melalui jarak yang jauh dari otak.Fotopigmen yang telah

    mengalami perubahan pulih ke konfarmasi aslinya dalam keadaan

    gelap, oleh mekanisme-mekanisme yang di perantarai oleh enzim.Kemudian potensial membran dan kecepatan pelepasan

    neurotransmiter fotoreseptor kembali keadaan sebelumnya eksitasi,

    dan tidak ada lagi potensial aksi yang disalurkan ke korteks

    penglihatan (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Para peneliti kini sedang mengembangkan chip

    mikroelektronik yang ambisius dan masih spekulatif yang dapat

    berfungsi sebagai pengganti parsial retina. Harapan mereka adalah

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    24/90

    24

    bahwa alat ini akan mampu memulihkan paling sedikit sebagai

    penglihatan pada orang yang buta akibat lenyapnya sel fotoresptor

    tetapi sel ganglion dan jalur optiknya masih utuh. Sebagai contoh,

    jika para peneliti ini berhasil, maka chip tersebut akan bermanfaat

    bagi orang yang generasi makula. “ Chip penglihatan” ini juga akan

    memintas tahap fotoreseptor. Bayangan yang diterima oleh suatu

    kamera yang diletakkan dikacamata akan di terjemahkan oleh chip

    menjadi sinyal listrik yang dapat dideteksi oleh sel gangglion dan

    ditransmisikan untuk pemprosesan visual lebih lanjut. Hal lain

    menjanjikan dan sedang dalam penelitian untuk menghentikan

    bahkan memulihkan gangguan penglihatan pada penyakit mata

    degenaratif adalah melakukan regenerasi retina melalui transplan

    sel retina janin (Sherwood, Lauralee. 2011).

    m. Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu tak jelas pada

    malam hari, sedangkan sel kerucut menghasilkan penglihatan

    warna yang tajam pada siang hari.

    Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak dari

    pada sel kerucut (100 juta sel batang dibandingkan dengan 3 jutasel kerucut per mata). Sel kerucut lebih banyak dimakula lutea

    dibagian tengah retina. Dari titik-titik ini keluar, konsentrasi

    kerucut berkurang dan konsentrasi sel batang meningkat. Sel

    batang paling banyak di perifer. Kita telah mengulas kesamaan

    cara fototransduksi berlangsung ke sel kerucut dan sel batang. Kini

    kita akan berfokus pada perbedaan antara kedua fotoreseptor ini

    anda telah mengetahui bahwa sel batang memberi penglihatanhanya dalam bayangan abu-abu, sementara sel kerucut memberi

    penglihatan warna. Kemampuan sel batang dan sel kerucut juga

    berbeda dalam aspek lain karena perbedaan dalam “pola

    perka belan” antara tipe -tipe fotoreseptor ini dan lapisan neuron

    retina lainnya. Sel kerucut memiliki sensitivitas rendah terhadap

    cahaya “dinayalakan” hanya oleh sinar terang disiang hari, tetapi

    sel ini memiliki ketajaman (kemampuan membedakan dua tiitk

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    25/90

    25

    yang berdekatan) tinggi. Karena itu, sel kerucut memberi

    penglihatan tajam dengan resolusi tinggi untuk detil halus.

    Manusia menggunakan sel kerucut untuk penglihatan siang hari,

    yang berwarna dan tajam. Sebaliknya, sel batang memiliki

    ketajaman rendah tetapi sensitivitasnya tinggi sehingga sel ini

    berespon terhadap sinar pada malam hari. Anda dapat melihat pada

    malam hari dengan sel batang anda tetapi dengan mengorbankan

    warna ketajaman.Setiap sel kerucut biasanya memiliki jalur pribadi

    yang menghubungkan dengan sel ganglion tertentu. Sebaliknya,

    banyak terjadi konvergensi dijalur sel batang. Masukkan lebih dari

    100 sel batang dapat berkonvergensi mellaui sel bipolar ke sebuah

    sel ganglion (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Sebelum sebuah sel ganglion dapat mengalami potensial

    aksi, sel harus dibawa ke ambang melalui pengaruh potensial

    berjenjang direseptor yang terhubung dengan sel tersebut karena

    satu sel ganglion seln kerucut dipengaruhi hanya oleh satu sel

    kerucut, maka hanya sinyak terang siang hari yang cukup intens

    untuk memicu potensial reseptor yang memadai bisel kerucutuntuk akhirnya membawa sel ganglion ke ambang. Banyaknya

    konvergensi dijalur penglihatan sel batang, sebaliknya, memberi

    banyak kesempatan bagi penjumlahan proses-proses sub ambang

    disel ganglion sel batang. Sementara potensial reseptor kecil yang

    ditimbulkan oleh cahaya temaram disebuah sel kerucut tidak akan

    menandai untuk membawa sel ganglionnya ke ambang, potensial

    reseptor serupa yang di picu oleh sinar temaram yang samadibanyak (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Tabel 1. Pigmen warna sel pada retina

    Sel batang Sel kerucut

    100 juta per retina 3 juta per retina

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    26/90

    26

    Peglihatan bayangan abu-abu Penglihatan warna

    Sensitivitas tinggi Sensitivitas rendah

    Ketajaman rendah Ketajaman tinggi

    Penglihatan malam Penglihatan siang

    Banyak konvergensi dijalur retina Sedikit konvergensi dijalur retina

    Lebih banyak di tepi Terkonsentrasi di fovea

    (Sherwood, Lauralee. 2011)

    Sel batang yang berkonvergensi kesatu sel ganglion akan

    memiliki efek aditif untuk membawa sel ganglion tersebut keambang.

    Karena sel batang dapat menimbulkan potensial aksisebagai respons

    terhadap sedikit sinar maka sel batang jauh lebih sensitif dari pada sel

    kerucut. Namun, karena sel kerucut memilik jalur pribadi kesaraf

    optikus, maka masing-masing sel kerucut dapat mengirim informasi

    sebuah medan reseptif sangat kecl dipermukaan retina. Karena itu sel

    kerucut mampu memberi penglihatan terinci dengan mengorbankan

    sensitivitas. Pada penglihatan sel batang, ketajaman dikorbankan untuk

    sensitvitas Karena banyak sel batang berbagi satu sel ganglion yang

    sama maka jika satu potensial aksi telah terbentuk, sulit dibedakan

    mana dari sekian banyak masukan sel batang yang teraktifkan yang

    menyebabkan sel ganglion mencapai ambang. Benda tampak kabur

    jika penglihatan batang yang digunakan, karena penglihatan ini kurang

    dapat membedakan dua titik yang berdekatan (Sherwood, Lauralee.

    2011).

    n. Sensitifitas mata dapat sangat bervariasi melalui adaptasi gelap

    dan terang

    Sensitifitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah

    foto pigmen peka cahaya yang ada disel batang dan sel kerucut.

    Ketika anda pergi dari tempat terang benderang ketempat yang

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    27/90

    27

    gelap gulita, anda mula-mula tidak melihat apa-apa, tetapi secara

    perlahan anda mulai dapat membedahkan benda-bendah berkat

    proses adaptasi gelap. Penguraian fotopigmen pada pajanan kesinar

    matahari sangat menurunkan sensitifitas fotoreseptor. Sebagai

    contoh, penurunan kandungan rodopsin inaktif hanya sebesar 0,6%

    dari nilai maksimalnya menurunkan sensitifitas sebatang sekitar

    3000 kali. Dalam keadaan gelap, fotopigmen yang terurai sewaktu

    pajanan sinar matahari secara bertahap dibentuk kembali.

    Akibatnya, sensitifitas mata anda perlahan meningkat sehingga

    anda dapat mulai melihat dalam lingkungan sekitar yang gelap.

    Namun, hanya sel batang yang sangat sensitif dan telah

    diremajakan yang “ dihidupkan” oleh cahaya temaram (Sherwood,

    Lauralee. 2011).

    Sebaliknya, ketika anda berpindah dari tempat gelap ke

    tempat terang (misalnya, keluar dari gedung bioskop ke halaman

    pada siang hari), mula-mula mata anda sangat peka terhadap sinar

    terik. Dengan sedikit kontras antara bagian terang dan gelap,

    keseluruhan bayangan tampak keputihan. Setelah sebagian

    fotopigmen cepat diuraikan oleh sinar intens, sensitifitas mata

    menurun dan kontras normal dapat kembali terdeteksi, suatu prose

    yang dinamai adaptasi terang. Sel batang sedemikian peka terhadap

    cahaya sehingga cukup banyak rodpsin yang diuraikan dalam

    keadaan terang dan hal ini pada hakikatnya “ menghanguskan” sel

    batang ;yaitu, setelah diuraikan oleh sinar terang, fotopigmen sel

    batang tidak lagi dapat berespon terhadap sinyal. Selain itu,

    mekanisme adaktif central mengubah mata dari sistem batang ke

    sistem kerucut ketika terpajan kesinar terang. Dengan demikian,

    hanya sel-sel kerucut yang kurang peka yang digunakan untuk

    penglihatan terang (siang hari). Para peniliti memperkirakan bahwa

    sensitivitas mata kita dapat berubah hingga satu juta kaki sewaktu

    beradaptaasi terhadap berbagai tingkat pencahayaan melalui

    adaptasi gelap dan terang. Mekanisme adatif ini juga ditingkatkan

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    28/90

    28

    oleh reflek pupil yang menysuaikan jumlah sinar yang di ijinkan

    masuk ke mata.

    Karena retina, salah satu komponen fotopigmen adalahturunan vitamin A, maka agar fotopigmen dapat terus

    diresinstensis diperlukan nutrient ini dalam jumlah yang memadai.

    Rabun senja terjadi akibat difisiensi vitamin A dalam makanan

    meskipun konsentrasi fotopigmen di sel batang dan sel kerucut

    berkurang pada kondisi ini namun masih terdapat cukup

    fotopigmen sel keruncut untuk berespon terhadap stimulasi intens

    sinar terang, kecuali pada kasus yang sangat parah. Bahkan reduksi

    ringan kandungan rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sel

    batang sedemikian besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespon

    terhadap sinar temaram. Orang dapa melihat pada siang hari

    dengan menggunakan sel kerucut tetapi tidak dapat melihat

    dimalam hari karena sel batang tidak lagi fungsional. Karena itu,

    wortel “baik bagi mata anda” karena kaya vitamin A (Sherwood,

    Lauralee. 2011).

    o. Penglihatan warna bergantung pada perandingan stimulasi ke

    tiga jenis sel kerucut.

    Penglihatan bergantung pada stimulasi fotoreseptor retina

    oleh cahaya. Benda-benda tertentu dilingkungan misalnya

    matahari, api, dan lampu pijar, mengeluarkan cahaya. Tetapi

    bagaimana anda melihat benda misalnya kursi, pohon dan orang,

    yang tidak mengeluarkan cahaya. Pigmen-pigmen diberbagaibenda secara selektif menyerap panjang gelombang tertentu sinar

    yang sampai kepala mereka dari sumber cahaya, dan panjang

    gelombang yang tidak diserap di pantulkan dari permukaan

    bendah. Berkas cahaya yang dipantulkan inilah yang

    memungkinkan anda melihat benda yang bersangkutan. Suatu

    bedah yang terlihat biru menyerap gelombang merah dan hijau dan

    memantulkan panjang gelombang biru yang lebih pendek, yang

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    29/90

    29

    dapat diserap oleh fotopigmen disel krucut biru dan mengaktifkan

    sel tersebut.

    Setiap sel di aktifkan paling efektif oleh panjang

    gelombang tertentu dalam kisaran warna yang ditunjukan oleh

    namanya biru, hijau, atau merah. Namun sel krucut Juga berespon

    terhadap panjang gelombang lain dengan derajat bervariasi.

    Penglihatan warna, persepsi berbagai warna dunia, tergatung pada

    berbagi rasio stimulasi ketiga tipe sel merucut sebagai respon

    terhadap bermacam-macam panjang gelombang.panjang

    gelombang yang terlihat sebagi biru tidak merangsang sel krucut

    merah atau hijau sama sekali tetapi merangsang sel kerucut biru

    secara maksimal (persentasi stimulasi maksimal untuk sel ke

    krucut merah, hijau, dan biru masing-masing adalah 0:0:100).

    Sensasi kuning, sebagai perbandingan, berasal dari rasio stimulasi

    83:83:0, dengan sel krucut merah dan hijau masing-masing

    dirangsang hingga 80% maksimal, sementara sel krucut biru tidak

    terangsang sama sekali. Rasio untuk hijau adalah 31:67:36, dan

    demikian seterusnya, dengan berbagai kombinasi menghasilkansensasi warna yang berbeda-beda. Putih adalah campuran semua

    panjang gelombang cahaya, sementara hitam adalah tidak adanya

    cahaya.Derajat eksitasi masing-masing sel krucut terkode dan

    ditransmisikan dalam jalur-jalur pararel terpisah keotak.pusat

    penglihatan warna dikorteks penglihatan primer mengombinasikan

    dan memproses masukan-masukan ini untuk menghasilkan

    persepsi warna, dengan menyertakan objek dalam perbandingandengan latar belakangnya. Karena itu konsep warna berada dalam

    pikiran masing-masing. Sebagai besar dari kita sepakat tentang

    warna apa yang sedang liat karena kita memiliki jenis sel krucut

    yang sama serta menggunakan jalur-jalur saraf yang mirip untuk

    membandingkan keluaran sel-sel tersebut. Namun, kadang-kadang

    seseorang tidak memiliki sel krucut jenis tertentu, sehingga

    penglihatan warna mereka adalah produk dari sensitivitas

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    30/90

    30

    diferensial dari hanya dua jenis sel krucut, suatu keadan yang

    dinamai buta warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini

    tidak saja mempersepsikan warna secara berbeda tetapi mereka

    juga tidak mampu membedakan ragam warna sebanyak orang

    normal. Sebagai contoh, orang dengan defek warna tertentu tidak

    dapat membedakan antara merah dan hijau dilampu lalu lintas

    mereka dapat menyebutkan lampu mana yang sedang “menyala”

    berdasarkan intensitasnya, tetapi mereka harus mengandalkan

    posisi sinar terang untuk mengetahui kapan harus jalan atau

    berhenti.

    Meskipun sistem tiga krucut telah diterima sebagai model

    standar penglihatan warna selama lebih dari dua abad namun bukti

    baru mengisyaratkan mungkin lebih rumit. Studi-studi DNA

    menunjukan bahwa pria dengan penglihatan warna normal

    memiliki gen-gen yang menjadi pigmen sel krucut dengan jumlah

    bervariasi. Sebagai contoh, banyak yang memiliki gen multiple

    (dari dua hingga empat). Untuk deteksi cahaya merah dan dapat

    membedakan perbedaan kecil warna dalam rentang panjanggelombang ini dari pada mereka yang hanya memiliki satu salinan

    gen krucut merah. Temuan ini jelas akan menyebabkan evaluasi

    ulang bagaimana sebagai fotopigmen berperan dalam penglihatan

    warna (Sherwood, Lauralee. 2011).

    p. informasi visual dimodifikasi dan dipisah-pisahkan sebelum

    mencapai kortesks penglihatan

    Lapangan penglihatan yang tampak tanpa menggerakankepala disebut sebagai lapang pandang. Informasi yang mencapai

    korteks penglihatan dillobus oksifitalis bukan reflika dari lapang

    pandang karena beberapa hal :

    a. Bayangan yang dideteksi diretina pada awal pemrosesan visual

    berada pada keadaan terbalik karena pembelokan berkas cahaya.

    Setelah diproyeksikan ke otak, bayangan yang terbalik tersebut

    diinterpretasikan sebagai berada dalam orientasinya yang benar.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    31/90

    31

    b. Informasi yang disampaikan dari retina keotak bukan sekedar

    rekaman titik ke titik pengaktifan fotoreseptor. Sebelum

    informasi mencapai otak, lapisan-lapisan neuron retina

    dibelakang sel krucut dan sel batang memperkuat informasi

    tertentu dan menekan informasi lain untuk meningkatkan

    kontras. Salah satu mekanisme pemrosesan diretina adalah

    inhibisi lateral, dimana jalur-jalur sel krucut yang mengalami

    eksitasi kuat menekan aktivitas jalur-jalur sel krucut

    disekitarnya yang mengalami eksitasi lemah. Hal ini

    meningkatkan kontras terang gelap untuk mempertajam batas

    bayangan (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Mekanisme lain dalam pemrosesan diretina adalah

    pengaktifan diperensial dua jenis sel ganglion, sel ganglion

    menyala ditengah dan padam ditengah. Medan reseptif sebuah

    ganglion sel krucut ditentukan oleh medan deteksi cahaya oleh

    sel krucut yang terhubung ke sel ganglion tersebut. Sel ganglion

    menyala ditengah dan padam ditengah berespons dengan cara

    yang berlawanan, bergantung pada perbandingan relatif pencahayaan antara bagian tengah dan perifer medan resepti

    masing-masing. Bayangkanlah medan reseptif sebagai kue

    donat. Sel ganglion menyala ditengah meningkatkan lepas

    muatannya ketika cahaya paling intens dibagian tengah medan

    reseptif (yaitu ketika lubang donat menyala). Sebaliknya, sel

    padam ditengah meningkatkan lepas muatannya ketika bagian

    perifer medan resefti mengalami pencahayaan paling terang(yaitu ketika donat itu sendiri yang menyala). Hal ini bermanfaat

    untuk meningkatkan perbedaan dalam tingkat cahaya antara satu

    daerah kecil dibagian tengah medan reseftip dan pencahayaan

    daerah disekitarnya. Dengan meningkatkan perbedaan

    keterangan (brightnes) relatif, mekanisme ini membantu

    mendefinisikan kontur bayangan, tetapi dalam proses ini

    informasi tentang keterangan mutlak dikorbankan.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    32/90

    32

    c. Berbagai aspek penglihatan, misalnya bentuk, warna,

    kedalaman, dan gerakan, dipisah-pisahkan dan diproyeksikan

    dalam jalur-jalur sejajar keberbagai bagian korteks. Hanya

    ketika potongan-potongan informasi yang telah diproses ini

    diintegrasikan oleh regio-regio penglihatan yang lebih tinggi

    barulah gambaran apa yang dilihat dapat dipersepsikan. Hal ini

    serupa dengan bercak cat pada palet pelukis verusus lukisan

    yang telah jadi, zat-zat warna yang terpisah tidak mencerminkan

    potret-potret sesuatu wajah sampai zat-zat tersebut

    diintegrasikan dikanpas (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Pasien dengan lesi diregio pemrosesan penglihatan

    sepesifik diotak mungkin tidak mampu menyatukan secara

    sempurna komponen-komponen suatau kesan visual. Sebagai

    contoh, seseorang mungkin tidak mampu melihat gerakan suatu

    benda tetapi dapat melihat bentk, pola, dan warna dengan baik.

    Kadang-kadang kelainan bersifat sangat spesifik, misalnya tidak

    mampu mengenal wajah-wajah familier namun dapat mengenal

    benda-benda mati (Sherwood, Lauralee. 2011).d. Karena pengaruh pola perkabelan “antara mata dengan korteks

    penglihatan, separuh kiri korteks menerima informasi hanya dari

    separuh kanan lapang pandang yang dideteksi oleh kedua mata,

    dan separuh kanan menerima masukan hanya dari separuh kiri

    lapang pandang kedua mata (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari separuh

    kiri lapang pandang jatuh diseparuh kanan retina kedua mata(separuh medial atau dalam retina kiri dan separuh lateral atau

    luar retina kanan). Demikian juga, berkas sinar dari separuh

    kanan lapang pandang dari mencapai separuh kiri kedua retina

    (separuh lateral retina kiri dan separuh medial retina kanan)

    setiap saraf optikus yang keluar dari retina membawa informasi

    dari kedua ua paruh retina yang disarafinya. Informasi ini

    terpisah ketika kedua saraf optikus bertemu dikiasma optikum

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    33/90

    33

    yang terletak dibawah hipotalmus (kiasma artinya persilangan).

    Didalam kisma optikum, serat-serat dari separuh medial masing-

    masing retina menyebrang kesisi kontralateral, tetapi yang dari

    separuh alteral tetap disis semula. Reorganisasi berkas-berkas

    serta yang meninggalkan kiasma optikum dikenal sebagai

    traktus optikus. Masing-masning traktus optikus membawa

    informasi dari separuh lateral satu retina dan separuh medial

    retina yang lain. Karena itu, persilangan parsial ini menyatukan

    serat-serat dari kedua mata yang membawa informasi dari

    separuh lapang pandang yang sama. Masing-masing traktus

    optikus, selanjutnya, menyalurkan informasi ke separuh otak di

    sisi yang sama tentang separuh lapang pandang kontralateral

    (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Pengetahuan tentang jalur-jalur ini dapat mempermudah

    diagnosis kelainan penglihatan yang terjadi akibat interupsi jalur

    penglihatan diberbagai titik.Sebelum kita

    melanjutkanpembahasan tentang bagaimana otak memproses

    informasi penglihatan, yang meringkaskan fungsi berbagaikomponen mata (Sherwood, Lauralee. 2011).

    q. Talamus dan korteks penglihatan menguraikan pesan visual

    Perhentian pertama diotak untuk informasi dijalur

    penglihatan adalah nukleus genikulatum lateral ditalamus. Bagian

    ini memisahkan informasi yang diterima dari mata dan

    menyalurkannya melalui berkas-berkas serat yang dikenal sebagai

    radiasi optik keberbagai daerah dikorteks, yang masing-masingmemproses berbagai aspek dari rangsangan penglihatan (misalnya

    warna, bentuk, kedalaman dan gerakan). Proses pernyortiran ini

    bukanlah tugas mudah karena setiap saraf optikus mengamdung

    lebih 1 juta serat yang membawa informasi dari foto reseptor di

    satu retina. Ini lebih dari semua saraf aferen yang membawa

    masukan somatosensrik dari semua regio lain ditubuh. Para peneliti

    memperkirakan bahwa ratusan juta neuron yang menempati sekitar

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    34/90

    34

    30% korteks ikut serta dalam pemrosesan visual, dibandingkan

    dengan 8% yang digunakan untuk persepsi sentuh dan 3% untuk

    pendengaran. Namun koneksi dijalur penglihatan bersifat tepat.

    Nukleus genitulatum lateral dan masing-masing zona korteks yang

    memproses informasi penglihatan memiliki petatopografis yang

    merepsentasikan retina titik demi titik. Seperti korteks

    somatosensori, peta retina dikorteks mengalami distorsi. Fovea,

    bagian retina yang ketajaman penglihatannya tertinggi, memiliki

    representasi dipeta saraf yang jauh lebih luas dari pada bagian-

    bagian tepi retina (Sherwood, Lauralee. 2011).

    r. Persepsi Kedalaman

    Meskipun Masing-masing dari separuh korteks penglihatan

    menerima informasi secara bersamaan dari bagian yang sama

    lapang pandang seperti yang diterima oleh kedua mata namun

    pesan dari kedua mata tidaklah identik. Masing-masing mata

    melihat suatu benda dari titik pandang yang sedikit berbeda,

    meskipun banyak terjadi tumpang tindih daerah tumpang tindih

    yang terlihat oleh kedua mata pada saat yang sama dikenal sebagailapang pandang binokular (“dua mata”) yang penting dalam

    persepsi kedalaman. Seperti bagian-bagian korteks lainnya, korteks

    penglihatan primer tersusun menjadi kolom-kolom fungsional,

    masing-masing memproses informasi dari suatu bagian kecil retina.

    Kolom-kolom indefenden didedikasikan untuk informasi tentang

    titik yang sama dilapang pandang kedua mata. Otak menggunakan

    perbedaan kecil dalam informasi yang diterima dari kedua matauntuk memperkirakan jarak, memungkinkan anda mempersepsikan

    benda tiga dimensi dalam kedalaman ruang. Sebagian dari persepsi

    kedalaman dapat diperoleh dengan menggunakan satu mata,

    berdasarkan pengalaman dan pembandingan dengan petunjuk-

    petunjuk lain. Sebagai contoh, jika penglihatan anda dengan satu

    mata memperlihatkan sebuah mobil dan sebuah bangunan dan

    mobil tersebut tampak jauh lebih besar, maka anda secara tepat

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    35/90

    35

    dapat menginterpretasikan bahwa mobil terletak lebih dekat dan

    anda daripada bangunan tersebut (Sherwood, Lauralee. 2011).

    Kadang-kadang pandangan dua mata tidak menyatu dengan

    tepat. Keadaan ini dapat terjadi karena dua sebab :

    a. Mata tidak difokuskan kebenda yang sama secara bersamaan,

    karena defek otot mata eksternal yang menyebabkan lapang

    pandang kedua mata tidak dapat menyatu.

    b. Informasi binokular terintegrasi secara tidak tepat sewaktu

    pemrosesan visual. Akibatnya adalah penglihatan ganda, atau

    diplopia, suatu kondisi dimana gambaran yang berbeda dari

    kedua mata dilihat secara bersamaan.

    (Sherwood, Lauralee. 2011)

    s. Hierarki Pemrosesan visual dikorteks

    Didalam korteks, informasi penglihatan mula-mula diproses

    dikorteks penglihatan primer, kemudian dikirim kedaerah-daerah

    visual yang lebih tiinggi untuk pemrosesan yang lebih rumit dan

    abstraksi. Korteks mengandung seuatu hierarki sel-sel visual yang

    berespon terhadap rangsangan yang semakin kompleks.Berdasarkan kompleksitas rangsangan yang dibutuhkan untuk

    menimbulkan respon, diketahui terdapat tiga jenis neuron korteks

    penglihatan. Ketiganya dinamai sel sederhana, kompleks, dan

    hiperkompleks. Sel sederhana dan kompleks saling bertumpuk

    didalam kolom-kolom korteks penglihatan primer, sedangkan sel

    hiperkompleks ditemukan didaerah-daerah pemrosesan visual yang

    lebih tinggi. Tidak seperti sel retina. Yang berespon terhadap jumlah sinar, sel korteks hanya melepaskan muatan jika menerima

    pola iluminasi tertentu yang telah terprogram disel tersebut. Pola-

    pola ini dibentuk dengan menyatukan koneksi-koneksi yang

    berasal dari sel-sel fotoreseptor yang berdekatan diretina. Sebagai

    contoh, beberapa sel sederhana melepaskan muatan hanya ketika

    kita melihat batang vertikal dilokasi tertentu, yang lain ketika

    batang horizontal, dan yang lain lagi pada berbagai orientasi oblik.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    36/90

    36

    Gerakan suatu sumbu orientasi kritis menjadi penting untuk respon

    oleh sebagian sel kompleks. Sel hiperkompleks menambahkan

    dimensi baru terhadap pemrosesan visual dengan hanya berespon

    terhadap sudut, tepi, atau lenkungan tertentu (Sherwood, Lauralee.

    2011).

    Setiap level neuron korteks penglihatan memperlihatkan

    peningkatan kapasitas untuk abstraksi informasi yang terbentuk

    oleh peningkatan konfergensi masukan dari neuron-neuron level

    dibawahnya. Dengan cara ini, korteks mengubah pola mirip titik

    dari fotoreseptor yang dirangsang oleh cahaya dengan berbagai

    intensitas dibayangan retina menjadi informasi tentang kedaaman,

    posisi, orientasi, gerakan, kontur, dan panjang. Aspek-aspek lain

    informasi ini, misalnya persepsi warna, diproses secara bersamaan.

    Bagaimana dan dimana keseluruhan bayangan akhirnya disatukan

    masih belum diketahui hanya jika potongan-potongan informasi

    yang telah diproses ini diintegrasikan oleh regio-regio visual yang

    lebih tinggi barulah kita dapat mempersepsikan informasi visual

    secara lengkap (Sherwood, Lauralee. 2011).t. Masukan visual dikirim kebagian-bagian lain otak yang tidak

    terlibat dalam persepsi penglihatan

    Tidak semua serat dijalur penglihatan berakhir dikorteks

    penglihatan. Sebagian diproyeksikan kebagian-bagian lain otak

    untuk tujuan diluar persepsi penglihatan langsung. Contoh aktivitas

    non penglihatan yang bergantung pada masukan dari sel batang

    dan sel krucut adalah :

    a. Kontribusi keadaan terjaga korteks dan konsentrasi

    b. Kontrol ukuran pupil

    c. Kontrol gerakan mata. Masing-masing mata dilengkapi oleh

    suatu serat otot yang terdiri dari enam otot mata eksternal yang

    menentukan posisi dan gerakan mata sehingga mata dapat

    mengetahui lokasi, melihat, dan mengikuti benda dengan lebih

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    37/90

    37

    baik. Gerakan mata adalah salah satu gerakan tubuh yang

    paling cepat dan paling terkontrol (Sherwood, Lauralee. 2011).

    u. Fisiologi Aqueous humor

    Aquos humor diproduksi dengan kecepatan 2- 3 μL/menit

    dan mengisi bilik anterior sebanyak 250 μL serta bilik posterior

    sebanyak 60 μL (Solomon, 2002). Aqueous humor berfungsi

    memberikan nutrisi (berupa glukosa dan asam amino) kepada

    jaringan-jaringan mata di segmen anterior, seperti lensa, kornea

    dan trabecular meshwork . Selain itu, zat sisa metabolisme (seperti

    asam piruvat dan asam laktat) juga dibuang dari jaringan-jaringan

    tersebut. Fungsi yang tidak kalah penting adalah menjaga

    kestabilan tekanan intraokuli, yang penting untuk menjaga

    integritas struktur mata. Aqueous humor juga menjadi media

    transmisi cahaya ke jaras penglihatan (Cibis et al , 2007-2008).

    Tabel 2 . Perbandingan Komposisi Aqueous Humor, Plasma, dan

    Vitreous Humor

    (Cibis., et al . 2007-2008)

    Produksi aqueous humor melibatkan beberapa proses, yaitu

    transport aktif, ultrafiltrasi dan difusi sederhana. Transport aktif di

    sel epitel yang tidak berpigmen memegang peranan penting dalam

    produksi aqueous humor dan melibatkan Na+/K+-ATPase. Proses

    ultrafiltrasi adalah proses perpindahan air dan zat larut air ke dalam

    membran sel akibat perbedaan tekanan osmotik. Proses ini

    berkaitan dengan pembentukan gradien tekanan di prosesus siliaris.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    38/90

    38

    Sedangkan proses difusi adalah proses yang menyebabkan

    pertukaran ion melewati membran melalui perbedaan gradien

    elektron (Simmons et al , 2007-2008).

    Sistem pengaliran aqueous humor terdiri dari dua jenis

    sistem pengaliran utama, yaitu aliran konvensional/ trabecular

    outflow dan aliran nonkonvensional/ uveoscleral outflow .

    Trabecular outflow merupakan aliran utama dari aqueoushumor,

    sekitar 90% dari total. Aqueous humor mengalir dari bilik anterior

    ke kanalis Schlemm di trabecular meshwork dan menuju ke vena

    episklera, yang selanjutnya bermuara pada sinus kavernosus.

    Sistem pengaliran ini memerlukan perbedaan tekanan, terutama di

    jaringan trabekular (Solomon, 2002).

    Uveoscleral outflow , merupakan sistem pengaliran utama

    yang kedua, sekitar 5-10% dari total. Aqueous humor mengalir dari

    bilik anterior ke muskulus siliaris dan rongga suprakoroidal lalu ke

    vena-vena di korpus siliaris, koroid dan sklera. Sistem aliran ini

    relatif tidak bergantung kepada perbedaan tekanan (Solomon,

    2002).

    Gambar 6. Trabecular Outflow (kiri) dan Uveosceral Outflow

    (kanan) (Goel., et al . 2010)

    v. Tekanan Intraokuler

    Tekanan intraokuli merupakan kesatuan biologis yang

    menunjukkan fluktuasi harian. Tekanan yang tepat adalah syarat

    untuk kelangsungan penglihatan yang normal yang menjamin

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    39/90

    39

    kebeningan media mata dan jarak yang konstan antara kornea

    dengan lensa dan lensa dengan retina. Homeostasis tekanan

    intraokular terpelihara oleh mekanisme regulasi setempat atau

    sentral yang berlangsung dengan sendirinya (Hollwich, 1992).

    Tekanan mata yang normal berkisar antara 10-22 mmHg

    (Simmons et al , 2007-2008). Tekanan intraokuli kedua mata

    biasanya sama dan menunjukkan variasi diurnal (Hollwich, 1992).

    Pada malam hari, karena perubahan posisi dari berdiri menjadi

    berbaring, terjadi peningkatan resistensi vena episklera sehingga

    tekanan intraokuli meningkat. Kemudian kondisi ini kembali

    normal pada siang hari sehingga tekanan intraokuli kembali turun

    (Doshi et al , 2010). Variasi nomal antara 2-6 mmHg dan mencapai

    tekanan tertinggi saat pagi hari, sekitar pukul 5-6 pagi (Simmons et

    al , 2007-2008).

    Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan

    intraokuli, antara lain keseimbangan dinamis produksi dan ekskresi

    aqueous humor , resistensi permeabilitas kapiler, keseimbangan

    tekanan osmotik, posisi tubuh (Solomon, 2002), irama sirkadiantubuh, denyut jantung, frekuensi pernafasan, jumlah asupan air,

    dan obat-obatan (Simmons et al , 2007-2008).

    D. Etiologi

    Penyebab utama glaukoma sudut terbuka kronis merupakan proses

    degeneratif pada jaringan trabekular sehingga terjadi penurunan aliran

    humor aquous. Hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan obesitasberhubungan dengan perkembangan glaukoma. Peningkatan tekanan

    intraokuler juga terjadi karena uveitis (imflamasi oada uvea, struktur

    penyaring) (Black dan Hawks, 2009).

    Sedangkan menurut mata Irianto K (2012), faktor resiko glaukoma

    diantaranya ialah :

    1. Usia. Orang yang berusia diatas 60 tahun memiliki resiko yang lebih

    tinggi

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    40/90

    40

    2. Terdapat riwayat keluarga yang pernah mengalami glaukoma diduga

    glaukoma memiliki alur genetik.

    3. Penderita diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung atau

    peningkatan hormon tiroid rentan menderita glaukoma. Selain itu

    konsumsi kafein juga dapat meningkatkan tekanan dalam bola mata.

    4. Riwayat trauma fisik, misalnya pernah terbentur atau mengalami

    pukulan di daerah mata dapat meningkatkan tekanan bola mata.

    Selain itu radang di mata dan tumor juga dapat meningkatkan

    tekanan.

    5. Kortikosteroid waktu lama dapat meningkatkan resiko glaukoma

    sekunder.

    (Irianto, 2012)

    E. Patofisiologi

    Pada glaukoma kronik, adanya peningkatan TIO dapat disebabkan

    karena beberapa hal antara lain terjadinya obstruksi trabekular, adanya

    kehilangan sel endotel trabekular, kehilangan kemampuan densitas

    trabekular dan menyempitnya kanal Schlemm , kehilangan vakuola didinding endotel kanal schlemm, gangguan aktivitas fagositik, gangguan

    metabolisme KS, disfungsi kontrol adrenergik, dan proses imunologik

    abnormal. Dikatakan bahwa fitur patologis utama dari glaukoma kronik

    sudut terbuka adalah degenerasi trabecular meshwork di mana terdapat

    deposit ekstraseluler di dalamnya serta terdeposit juga di bawah lapisan

    endotel kanal Schlemm (Corwin E, 2009).

    Glaukoma kronik sudut terbuka sendiri ditandai dengan sudut bilik mata depan yang lebar, adanya hambatan aliran humor aqueous mungkin

    terdapat pada trabekulum, kanal Schlemm , maupun pleksus vena di daerah

    intrasklera. Hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan patologi anatomi

    dimana terjadi proses degenerasi dari trabekulum dan kanal schlemn .

    Dapat juga nampak penebalan serta sklerosis dari serat trabekulum, vakuol

    dalam endotel, dan endotel yang hiperseluler, yang menutupi trabekulum

    dan kanal schlemn . Beberapa pendapat mengemukakan bahwa proses

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    41/90

    41

    penuaan memegang peranan dalam proses sklerosis ini, yang dipercepat

    bila mata tersebut mempunyai bakat glaukoma, yaitu pada pasien dengan

    kerabat dekat yang menderita glaukoma (Corwin E, 2009).

    Pada peningkatan TIO mendahului perubahan diskus optik dan

    pengeluhan dalam jangka waktu bulanan hingga tahunan. Terdapat

    asosiasi yang jelas antara tingkat TIO dan keparahan laju penurunan visus,

    namun hal ini sangat bervariasi antar-individu. Beberapa mata dapat

    menoleransi peningtkatan TIO tanpa adanya perubahan simptomatik

    (hipertensi okular), namun beberapa bisa saja mengalami gejala

    glaukomatosa dengan TIO yang ”normal” (low-tension glaucoma). Akan

    tetapi, peningkatan TIO yang lebih tinggi terasosiasi dengan penurunan

    lapang pandang yang lebih luas. Saat terdapat penurunan lapangan

    pandang glaukomatosa saat pemeriksaan pertama, terdapat risiko sangat

    besar untuk progresi. Karena TIO merupakan faktor risiko yang dapat

    dimodifikasi, hal tersebut tetap menjadi fokus terapi. Setiap reduksi 1

    mmHg TIO, terdapat penurunan risiko progresi glaukoma sebesar 10%.

    Apabila terdapat perubahan visus atau diskus optik yang ekstensif, sangat

    direkomendasikan untuk menurunkan TIO sebanyak mungkin, kalau bisa< 15 mmHg (Rezner, et al . 2014).

    Mekanisme utama penurunan penglihatan adalah dengan terjadinya

    atrofi sel ganglion difus yang ditandai dengan penipisan lapisan serat saraf

    dan inti bagian dalam retina serta berkurangnya jumlah sel akson di saraf

    optikus. Beberapa postulat telah diajukan untuk menerangkan terjadinya

    proses tersebut. Tetapi hingga kini hanya ada dua postulat yang dapat

    menjelaskan proses ini secara lengkap yaitu:1. Teori iskemik : gangguan pembuluh darah kapiler akson nervusoptikus,

    memainkan peranan penting pada patogenesis kerusakan akibat

    glaukoma. Mekanime yang terjadi: hilangnya pembuluh darah,

    perubahan aliran darah kapiler, perubahan yang mempengaruhi

    penghantaran nutrisi ataupun pembuangan produk metabolit dari

    akson, kegagalan pengaturan aliran darah, penghantaran substansi

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    42/90

    42

    vasoaktif yang bersifat merusak ke dalam pembuluh darah saraf

    optikus (Rezner, et al 2014).

    2. Teorimekanik langsung menjelaskan bahwa peningkatan tekanan

    intraokuler yang bersifat kronik merusak saraf retina secara langsung

    pada saat saraf tersebut melewati lamina kribosa . Kenaikan tekanan

    intraokuler memicu kolapsnya serta perubahan pada lempeng laminar

    serta perubahan susunan kanal aksonal, serta menyebabkan penekanan

    secara langsung pada serat saraf dan juga menyebabkan gangguan

    aliran darah serta penurunan hantaran nutrien kepada akson pada papil

    saraf optikus (Rezner, et al 2014).

    F. Manifestasi Klinis

    Glaukoma sudut tertutup akut menyebabkan nyeri berat dan

    penglihatan kabur atau kebutaan. Beberapa klien melihat gambaran halo

    (lingkaran seperti pelangi disekeliling cahaya) dan beberapa mengalami

    mual muntah. Glaukoma sekunder memiliki gejala yang sama dengan

    glaukoma sudut tertutup akut. Penyempitan lapang pandang terjadi akibat

    kehilangan suplai darah ke area retina. Respons individu pada tekananintraokular bervariasi, beberapa klien dapat mengalami kerusakan akibat

    tekanan intraokular yang rendah, sedangkan yang lain mengalami

    kerusakan akibat tekanan intraokular yang tinggi(Black dan Hawks, 2009).

    Sedangkan menurut James Bruce, Chew & Brone (2006)

    Glaukoma sudut terbuka kronis umumnya tidak bergejala, peningkatan

    tekanan intraokular, defek lapang pandang dan lempeng optik mengalami

    cupping.Gejala glaukoma tergantung dari kecepatan peningkatan tekanan

    intraokular. Glaukoma sudut terbuka kronis dikaitkan dengan peningkatan

    perlahan tekanan dan ketiadaan gejala kecuali pasien kemudian menjadi

    sadar akan adanya defisit penglihatan berat. Banyak pasien terdiagnosis saat

    tanda glaukoma terdeteksi oleh ahli optometri. (James Bruce, Chew &

    Brone. 2006)

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    43/90

    43

    Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronik

    sudut terbuka) dapat tidak memberikan gejala sampai kerusakan penglihatan

    yang berat terjadi, sehingga dikatakan sebagai pencuri penglihatan. Berbeda

    pada glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan TIO berjalan cepat

    dan memberikan gejala mata merah, nyeri dan gangguan penglihatan

    (Khaw, T., et al . dalam Faradilla Nova, 2009) .

    1. Peningkatan TIO

    Normal TIO berkisar 10-21 mmHg (rata-rata 16 mmHg).

    Tingginya TIO menyebabkan kerusakan saraf optik tergantung beberapa

    faktor, meliputi tingginya TIO dan apakah glaukoma dalam tahap awal

    atau lanjut. Secara umum, TIO dalam rentang 20-30 mmHg biasanya

    menyebabkan kerusakan dalam tahunan. TIO yang tinggi 40-50 mmHg

    dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang cepat dan mencetuskan

    oklusi pembuluh darah retina(Khaw, T., et al . dalam Faradilla Nova,

    2009).

    2. Sekitar cahaya dan kornea yang keruh

    Kornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian

    cairan oleh sel-sel endotel. Jika tekanan meningkat dengan cepat(glaukoma akut sudut tertutup), kornea menjadi penuh air, menimbulkan

    halo di sekitar cahaya .

    3. Nyeri.

    Nyeri bukan karakteristik dari glaukoma primer sudut terbuka .

    (Khaw, T., et al . dalam Faradilla Nova, 2009).

    4. Penyempitan lapang pandang

    Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis padasaraf optik menimbulkan kerusakan dari serabut saraf retina yang

    biasanya menghasilkan kehilangan lapang pandang (skotoma). Pada

    glaukoma stadium akhir kehilangan lapang penglihatan terjadi sangat

    berat ( tunnel vision ), meski visus pasien masih 6/6 (Khaw, T., et al .

    dalam Faradilla Nova, 2009).

    5. Perubahan pada diskus optik.

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    44/90

    44

    Kenaikan TIO berakibat kerusakan optik berupa penggaungan dan

    degenerasi papil saraf optic(Khaw, T., et al . dalam Faradilla Nova,

    2009).

    6. Oklusi vena (Khaw, T., et al . dalam Faradilla Nova, 2009).

    7. Pembesaran mata

    Pada dewasa pembesaran yang signifikan tidak begitu tampak.

    Pada anak-anak dapat terjadi pembesaran dari mata (buftalmus) (Khaw,

    T., et al . dalam Faradilla Nova, 2009).

    G. Komplikasi

    1. Sinekia Anterior Perifer Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan

    menghambat aliran humour akueus (Mayenru Dwindra. 2009).

    2. Katarak Lensa kadang-kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak.

    Lensa yang membengkak mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan

    menambah hambatan pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat

    hambatan sudut (Mayenru Dwindra. 2009).

    3. Atrofi Retina dan Saraf Optik Daya tahan unsur-unsur saraf mata

    terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah buruk. Terjadi gaung

    glaukoma pada papil optik dan atrofi retina, terutama pada lapisan sel-

    sel ganglion (Mayenru Dwindra. 2009).

    4. Glaukoma Absolut Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak

    terkendali adalah glaukoma absolut. Mata terasa seperti batu, buta dan

    sering terasa sangat sakit. Keadaan semacam ini memerlukan enukleasi

    atau suntikan alkohol retrobulbar (Mayenru Dwindra. 2009).

    H. Pemeriksaan Penunjang

    Untuk memastikan glaukoma atau tidak, biasanya terdapat tiga

    patokan. Pertama adalah meningkatnya tekanan bola mata, kedua

    kehilangan lapang padndang di daerah tertentu dan ketiga kerusakan saraf

    mata(Irianto K, 2012).

    1. Gonioskopi

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    45/90

    45

    Dilakukam untuk menentukan kedalaman sudut ruang okuli

    anterior dan untuk memeriksa lingkar sudut pada perubahan

    jaringan filtrasi(Black dan Hawks, 2009). Gonioskopi digunakan

    untuk melihat struktur sudut bilik mata depan dengan

    menggunakan lensa kontak khusus. Lebar sudut bilik mata depan

    dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik mata depan,

    menggunakan sebuah senter atau slitlamp . Apabila keseluruhan

    anyaman trabekular, taji sklera dan processus iris dapat terlihat,

    sudut dinyatakan terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau

    sebagian kecil dari anyaman trabekular yang dapat terlihat, sudut

    dinyatakan sempit. Apabila garis Schwalbe tidak terlihat, sudut

    dinyatakan tertutup (Salmon, 2008).

    2. Pemeriksaan slit-lamp

    Pada glaukoma dapat menunjukkan konjuctiva eritem dan

    kornea yang berkabut (Black dan Hawks, 2009).

    3. Tonometri

    Pemeriksaan sederhana, tanpa nyeri, yang dapat mengukur

    tekanan dalam bola mata. Biasanya menjadi pemeriksaan awaluntuk mengetahui glaukoma(Irianto K, 2012).Pemeriksaan tekanan

    intraokular dapat digunakan dengan menggunakan tonometri. Alat

    tonometri yang paling banyak digunakan adalah tonometer aplanasi

    Goldmann yang dilekatkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang

    diperlukan untuk meratakan daerah kornea tertentu. Batasan

    normal untuk tekanan intraokular adalah 10-21 mmHg tetapi pada

    orang tua rata-rata tekanan intraokularnya lebih tinggi di atas 24mmHg. Pada glaukoma sudut terbuka primer, 32-50% individu

    dapat memperlihatkan tekanan intraokular yang normal sehingga

    untuk menegakkan diagnosis diperlukan bukti-bukti lain seperti

    keadaan diskus optikus ataupun kelainan lapangan pandang

    (Salmon, 2008).

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    46/90

    46

    Tonometri adalah pemeriksaan untuk mengukur tekanan

    bola mata/intraokular. Menurut Ilyas (2009) untuk mengukur

    tekanan intraokular dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    a. Palpasi atau menggunakan jari telunjuk

    b. Indentasi dengan tonometer Schiotz

    c. Aplanasi dengan tonometer aplanasi Goldman

    d. Non kontak pneumotonometri

    4. Pemeriksaan opthalmoskop

    Untuk mengetahui kerusakan saraf penglihatan dan bagian

    dalam bola mata dapat terlihat (Irianto K, 2012).Oftalmoskopi pada

    penderita glaukoma terutama untuk menilai kondisi pupil saraf

    optik. Pupil saraf yang dinilai adalah warna pupil optik dan

    lebarnya ekskavi (penggaungan). Apakah suatu pengobatan

    berhasil atau tidak dapat dilihat dari ekskavasi yang luasnya tetap

    atau membesar (Ilyas, 2009).

    5. Penilaian Diskus optikus

    Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian

    tengahnya yang ukurannya tergantung pada jumlah relatif serat

    penyusun nervus optikus terhadap ukuran lubang sklera yang harus

    dilewati oleh serat-serat tersebut. Atrofi optikus yang disebabkan

    oleh glaukoma mengakibatkan kelainan-kelainan diskus khas yang

    terutama ditandai oleh berkurangnya substansi diskus yang

    terdeteksi sebagai pembesaran cawan diskus disertai dengan

    pemucatan diskus di daerah cawan. Pada glaukoma mungkin

    terdapat pembesaran konsentrik cawan optik atau pencekungan

    (cupping ) superior dan inferior dan disertai pembentukan takik

    (notching ) fokal di tepi diskus optikus kemudian akan

    menyebabkan lamina kribosa bergeser ke belekang dan pembuluh

    retina di diskus bergeser ke arah hidung. Hasil akhirnya adalah

    cekungan bean-pot tidak memperlihatnkan jaringan saraf di bagian

    tepinya (Salmon, 2008).

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    47/90

    47

    Cara mencatat ukuran diskus optikus pada klien glaukoma

    adalah rasio cawan – diskus merupakan perbandingan antara

    ukuran cawan optik terhadap diameter diskus. Apabila terdapat

    kehilangan lapang pandang atau peningkatan tekanan intraokular,

    rasio cawan – diskus lebih dari 0,5 atau terdapat asimetri antara

    kedua mata sangat diindikasikan adanya atrofi glaukomatosa

    (Salmon, 2008).

    I. Penatalaksanaan

    Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memfasilitasi aliran aquous

    melalui saluran yang ada dan mempertahankan tekanan intraokular pada

    tingkat yang aman untuk mencegah kerusakan lanjut saraf optik. Jika

    tekanan intraokular sangat tinggi, maka harus segera diturunkan untuk

    mempertahankan penglihatan. Jika penglihatan menghilang, tujuan

    penatalaksanaan adalah untuk memperaiki kemandirian klien(Black dan

    Hawks, 2009).

    1. Farmakologi

    Tekanan intraokular dapat dikurangi dengan meningkatkanaliran humor aquous. Pada glaukoma sudut sempit, pupil

    dikontriksikan dengan memberikan miotik topikal atau epinefrin,

    yang dapat membuka kanalis schlemm dan melancarkan aliran

    aquous humor. Produksi humor aquous juga dapat dikurangi

    dengan menggunakan penyekat beta atau agen alfa adrenergik atau

    inhibitor karbonat anhidrase oral(Black dan Hawks, 2009).

    Tujuan dari penurunan tekanan dalam bola mata denganmeningkatkan aliran cairan bola mata ke luar, membatasi produksi,

    atau keduanya sehingga cairan bola mata berkurang. Obatnya

    berupa tetes mata (satu jenis maupun kombinasi lebih dari satu

    jenis obat) ataupun pengobatan sistemik (mempengaruhi seluruh

    tubuh). Glukoma tidak dapat disembuhkan. Pengobatan bertujuan

    untuk mengontrol penyakit agar tidak bertambah parah (Irianto K,

    2012).

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    48/90

    48

    Obat-obatan topikal yang sering digunakan dalam terapi

    glaukoma dicantumkan pada tabel. Pada glaukoma sudut terbuka

    kronis, penyekat (bloker) beta adrenergik topikal biasanya

    merupakan obat lini pertama ( meski beberapa obat-obatan bar

    telah melampauinya menawarkan penggunaan dosis yang lebih

    nyaman dan efek samping lenih sedikit misalnya analog

    prostaglandin). Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi

    produksi akueous. Penyekat-beta selektif-beta, yang memiliki lebih

    sedikit efek samping sistemik telah tersedia namun harus

    digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit saluran

    napas, terutama asma, yang dapat mengalami eksaserbasi bahkan

    dengan dosis kecil penyekat-beta yang diserap secara sistemik

    (James Bruce, Chew & Brone. 2006).

    Tabel 3. Daftar Farmakoterapi Glaukoma

    Terapi Glaukoma

    Obat topikal Kerja Efek Samping

    1. Penyekat beta

    (timolol, karteolol,

    lofobunolol,

    metipranolol, selektif-

    betaksolol)

    2. Parasimpatomimetik

    (pilokarpin)

    1. Menurunkan

    sekresi

    2. Meningkatkan

    aliran keluaran

    Eksaserbasi asma dan

    penyakit saluran

    napas kronis,

    hipertensi dan

    bradikardi

    Penglihatan kabur

    pada pasien muda dan

    pasien katarak

    awalnya sakit kepala

    karena spasme siliar

    Mata merah, sakit

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    49/90

    49

    3. Simpatomimetik

    (adrenalin, dipivefrin)

    4. Agonis alfa-2

    (apraklonidin,

    brimonidin)

    5. Penghambat anhidrase

    karbonat

    (dorzolamid,

    brinzolamid)

    6. Analog prostaglandin

    (latanopros, travapros,

    bimatopros,unoproston)

    3. Meningkatkan

    aliran keluar dan

    menurunkan

    sekresi

    4. Meningkatkan

    aliran keluar

    melalui jalur

    uveosklera dan

    menurunkan

    sekresi

    5. Menurunkan

    sekresi

    6. Meningkatkan

    aliran keluar

    melalui jaluruveosklera

    kepala

    Mata merah, lelah,

    rasa ngantuk

    Rasa sakit, rasa tidak

    enak, sakit kepala

    Meningkatkan

    pigmentasi iris dan

    kulit periokular, bulu

    mata bertambah

    panjang dan gelap,

    jarang terjadi edema

    makular, uveitis

    Obat sistemik

    Penghambat anhidrase

    karbonat

    (asetazolamid)

    Menurunkan sekresi Rasa kesemutan pada

    ekstermitas, depresi,

    rasa ngantuk, batu

    ginjal, sindrom

    stephen johnson

  • 8/18/2019 3. ISI GlaukomaNEW

    50/90

    50

    Bukti-bukti menunjukan bahwa beberapa pengobatan topikal,

    terutama obat simpatomimetik, dapat meningkatkan pembentukan

    parut konjungtiva dan menurunkan kemungkinan keberhasilan

    pembedahan bila saluran drainas yang baru mengalami parut dan

    menjadi nonfungsional. Pada pasien yang sangat rentan terhadap

    pembentukan parut, obat antimetabolot (lima-flurourasil dan

    mitomisil) dapat digunakan pada saat pembedahan untuk mencegah

    fibrosis (James Bruce, Chew & Brone. 2006).

    7. Non-Farmakologi

    a. Perawatan