3. degenerasi dan kematian sel

20
Oleh : Dr Muhammad marlin

Transcript of 3. degenerasi dan kematian sel

Page 1: 3. degenerasi dan kematian sel

Oleh :

Dr Muhammad marlin

Page 2: 3. degenerasi dan kematian sel

Kematian sel Kematian sel merupakan perwujudan sel yang

mengalami jejas yang irreversibel

Terdapat 2 kriteria untuk keadaan irreversibel yaitu :

Mitokondria rusak sehingga menyebabkan gagalnya reperfusi dan reoksigenasi yang selanjutnya menyebabkan penurunan produksi ATP dan penggumpalan inti sel

Fungsi membran sel rusak berat, yang merupakan faktor sentral dari patogenesis dari jejas irreversibel

Page 3: 3. degenerasi dan kematian sel

Mekanisme biokimia yang menimbulkan kerusakan membran sel pada hipoksia antara lain :

Kehilangan fosfolipid secara progresif

Abnormalitas cytoskeletal

Spesies oksigen yang reaktif

Hasil pemecahan lipid

Kehilangan asam amino intra lipid

Page 4: 3. degenerasi dan kematian sel

Patogenesis

Jika pengaruh berbahaya pada sebuah sel cukup hebatatau berlangsung cukup lama, maka sel akanmencapai suatu titik di mana sel tidak lagi dapatmengkompensasi dan tidak dapat melangsungkanmetabolism, proses ini menjadi irrevesibel, dan selsebetulnya mati. Bila sebuah sel atau sekelompok selatau jaringan dalam hospes yang hidup diketahuimati, mereka disebut nekrotik. Nekrosis merupakankematian sel local.

Page 5: 3. degenerasi dan kematian sel

Secara morfologik, ada 2 bentuk kematian sel yaitu :

Nekrosis

Terjadi pada sel yang mengalami jejas/ cedera

Ada 2 perubahan penting pada proses nekrosis yaitu :

Pencernaan enzimatik

Denaturasi protein

Apoptosis

Terjadi pada proses perkembangan sel

Sangat diperlukan dalam regulasi kepadatan populasi sel normal

Dipicu oleh penambahan atau penurunan hormon mendadak atau faktor tropik lain

Page 6: 3. degenerasi dan kematian sel

Jenis Nekrosis• Nekrosis koagulativa. Pola nekrosis iskemik yang lazim ini

yang diuraikan sebelumnya, terjadi padamiokard, ginjal, hati, dan organ lain. sel nekrotikbentuknya tetap, akibat sel litik dihambat kondisi lokal. Proses denaturasi protein lebih menonjol drpd pencernaan enzimatik

• Nekrosis mencair./ liqu0efektif Terjadi bila autolisis danheterolysis melebihi denaturasi protein. Daerah nekrotikmelunak dan terisi dengan cairan. Paling sering terlihatdalam otak infeksi bakteri local (abses). sel nekrosikmengalami pencairan akibat kerja enzim → pada otak danmedulla spinalis

Page 7: 3. degenerasi dan kematian sel

• Nekrosis pengejuan/ kaseosa. Khas pada lesituberculosis, makrokopik terlihat sebagai bahanlunak, rapuh dan menyerupai kiju dan secara mikroskopiksebagai bahan amorf eosinofilik dengan debris sel. Selnekrotik hancur, tetapi pecahanya tetap beradadisekitarnya → pada paru

• Nekrosis lemak. Yang dimaksudkan ialah nekrosis padajaringan lemak, disebabkan oleh kerja lipase (yang berasaldari sel pancreas rusak atau makrofag) yang mengkatalisisdekomposisi trigliserid menjadi asam lemak, yang kemudian bereaksi dengan kalsium membentuk sabunkalsium. Secara histologik lemak nekrotik menunjukkanbaying-bayang sel dan bintik-bintik basofilik karenadeposisi kalsium.Pada pankreas nekrosis terjadi akibatenzim pankreas mengalir diluar duktus

Page 8: 3. degenerasi dan kematian sel

Inti sel yang mengalami penghancuran progresif urutanya adalah:

Piknosis → inti sel menyusut, batas tidak teratur, berwarna gelap (inti piknotik)

Karioreksis → inti hancur, membentuk fragmenkromatin yang menyebar (inti kariorektik)

Kariolisis → inti tidak dapat diwarnai, dan inti hilang

Page 9: 3. degenerasi dan kematian sel

Indikator Nekrosis

Hilangnya fungsi organ

Peradangan disekitar nekrosis

Demam

Malaise

Lekositosis

Peningkatan enzim serum

Page 10: 3. degenerasi dan kematian sel

Apoptosis dapat terjadi pada proses- proses berikut ini :

Kematian sel yang diprogram selama proses embriogenesis

Involusi yang tergantung pada hormon

Delesi sel pada populasi proliferatif

Kematian pada sel kanker

Kematian sel imun pada penurunan sitokin

Atrofi organ yang menjadi sasaran hormonal

Atrofi organ karena proses obstruktif

Kematian sel pada graft vs tissue diseases

Kematian sel karena infeksi virus

Page 11: 3. degenerasi dan kematian sel

Perubahan morfologi sel apoptosis :

Pengkerutan sel

Kondensasi kromatin

Pembentukan blebs sitoplasmik dan apoptosis bodies

Fagositosis apoptosis bodies oleh makrofag

Page 12: 3. degenerasi dan kematian sel

Perbandingan nekrosis vs apoptosis

Perbedaan Apoptosis Nekrosis

Induksi Fisiologis >>/ patologis

Patologis

Perluasan Sel tunggal Kelompok sel

Biokimia Fragmentasi DNA oleh endonuklease

Ketidakseimbangan ion

Membran sel Utuh Hilang

Morfologi Sel kisut, kromatin tebal, fragmented

Bengkak dan lisis

Respon radang Tidak ada Biasa

Sel yang mati Difagosit oleh sel terdekat

Difagosit oleh neutrofil dan makrofag

Page 13: 3. degenerasi dan kematian sel

Radikal bebas berasal dari oksigen yang terbentuk padabanyak keadaan patologik dan menyebabkan efek yang merusak pada struktur danfungsi sel.

Hilangnya homeostasis kalsium, dan meningkatnyakalsium intrasel. Iskemi dan toksin tertentumenyebabkan masuknya ion kalsium ke dalam sel danlepasnnya ion kalsium sistolik mengaktifkan fosfolipaseyang memecah fosfolipid membrane, protease yang menguraikan protein membrane dan sitoskletal, ATPaseyang memeprcepat pengurangan ATP, dan endonukleaseyang terkait dengan fragmnetasi kromatin.

aspek biokimia yang penting sebagai perantarajejas dan kematian sel

Page 14: 3. degenerasi dan kematian sel

Deplesi ATP, karena dibutuhkan untuk prosesyang penting seperti transportasi padamembrane, sintesis protein, dan pertukaranfosfolipid.

Defek permebilitas membrane. Membrane dapat dirusak langsung oleh toksin, agen fisikdan kimia, komponen komplemen litik, danperforin, atau secara tidak langsung seperti yang diuraikan pada kejadian sebelumnya.

Page 15: 3. degenerasi dan kematian sel

Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan fisiologikdan structural pada hampir semua organ.

Penuaan terjadi karena factor genetic, diet, keadaansocial, dan adanya penyakit yang berhubungan denganketakutan seperti arterioklerosis, diabetes, danarthiritis.

Selain itu, perubahan sel dirangsang oleh usia yang menggambrkan akumulasi progresif dari jejas subletalatau kematian sel selama bertahun-tahun, diperkirakan merupakan komponen pentingdalam penuaan.

Penuaan Seluler

Page 16: 3. degenerasi dan kematian sel

Penuaan sel dimulai sejak dari masa konsepsi, diferensiasi dan maturasi sel

Terjadi penurunan kemampuan terhadap fungsi yang khas pada pertumbuhan menjadi tua/ penuaan secara progresif dan berakhir dengan kematian

Page 17: 3. degenerasi dan kematian sel

Perubahan fungsional dan morfologik yang terjadi padasel yang menua adalah:

Penurunan fosforilasi oksidatif pada mitokondria

Berkurangnya sintesis DNA dan RNA untuk protein dan reseptor sel structural dan enzimatik

Menurunnya kemampuan ambilan makanan danperbaikan kerusakan kromosom

Nucleus berlobus tidak tertaur dan abnormal.

Mitokondria pleomorfik, reticulum endoplasmamenurun dan badan Golgi berubah bentuk

Akumulasi pigmen lipofusin secara menetap.

Page 18: 3. degenerasi dan kematian sel

Perubahan morfologik sel pada proses penuaan:

Inti berlobus- lobus dan bentuk tidak teratur

Mitokondria yang pleimorfik dan bervakuole

Penurunan jumlah RE

Penyimpangan apparatus golgi

Penimbunan pigmen lipofuscin

Page 19: 3. degenerasi dan kematian sel

Sebab penuaan :

Aktivitas gen tertentu menyebabkan aktivitas gen yang meregulasi pertumbuhan menjadi hilang

Induksi inhibitor pertumbuhan sehingga proliferasi menurun

Kerusakan gen akibat radikal bebas dan penurunan progresif dari fungsi anti oksidant

Modifikasi setelah translasi dan protein akstra seluler

Penyimpangan yang diinduksi oleh heat shock protein

Page 20: 3. degenerasi dan kematian sel

Kematian Somatik

Kriteria kematian somatik adalah:

Terhentinya fungsi sirkulasi secara ireversibel (denyutjantung),

Terhentinya fungsi pernafasan dan

Terhentinya fungsi otak (tidak ada reflek batang otak)

Perubahan post mortem: rigor mortis (kekakuan) →livor mortis (warna ungu kebiruan) → algor mortis (pendinginan), → autolisis (pencairan)