28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

339
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori umum II.1.1 Pengertian Steril 1. Sterile Dosage Form; 37 Steril adalah suatu kondisi absolut dan harus tidak pernah digunakan atau dianggap secara relatif sebagai bahan atau hampir steril. 2. Remington’s Pharmaceutical Science 18 th Edition; 1470 Steril adalah tidak adanya mikoroorganisme yang aktif. 3. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 399 Steril adalah bebas dari pencemaran mikroorganisme. 4. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 619 Steril mengindikasikan suatu kondisi yang mungkin terbebaskan dari mikroorganisme hidup yang dapat muncul dari metode, wadah dan rute pemberian dengan suatu

Transcript of 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Page 1: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori umum

II.1.1 Pengertian Steril

1. Sterile Dosage Form; 37

Steril adalah suatu kondisi absolut dan harus tidak pernah digunakan

atau dianggap secara relatif sebagai bahan atau hampir steril.

2. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1470

Steril adalah tidak adanya mikoroorganisme yang aktif.

3. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 399

Steril adalah bebas dari pencemaran mikroorganisme.

4. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 619

Steril mengindikasikan suatu kondisi yang mungkin terbebaskan dari

mikroorganisme hidup yang dapat muncul dari metode, wadah dan rute

pemberian dengan suatu pembatasan, kemungkinan tersebut tidak lebih

1 bagian non steril dalam sejuta bagian steril.

5. Kamus Saku Kedokteran: 1020

Steril didefiniskan sebagai keadaan yang tidak dapat menghasilkan

keturunan, disebut juga barien atau aseptik.

6. Radiofarmasi: 92

Page 2: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Steril adalah batasan absolut yang menyatakan bebas dari mikroba

yang hidup. Hidup artinya kemampuan berkembang biak.

Kesimpulan :

Steril adalah suatu kondisi absolut (2) di mana bebas dari mikroorganisme

hidup (5, 19) yang dapat muncul dari metode, wadah dan rute pemberian

(11) dengan suatu pembatasan, kemungkinan tersebut tidak lebih 1

bagian non-steril dalam sejuta bagian steril (11).

II.1.2 Definisi sterilitas

1. Remington’s Pharmaceutical Practise 18th Edition; 1470

Sterilitas adalah karakteristik yang diisyaratkan untuk sediaan

farmasetik bebas dari mikroorganisme hidup karena metode, wadah atau

rute pemakaian.

2. Sterile Dosage Form; 15

Sterilitas adalah karakteristik yang diisyaratkan untuk sediaan-sediaan

farmasetik ini karena metode, wadah atau rute pemakaian.

3. Textbook of Pharmaceutics; 526

Sterilitas dapat didefinisikan sebagai tidak adanya kehidupan dari

mikroorganisme dalam berbagai kondisi.

4. Dispensing Of Medication by Robert King; 165

Sterilitas menunjukkan tidak adanya kontaminasi makhluk hidup pada

suatu sediaan parenteral.

5. Parenteral Technology Manual; 120

Page 3: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Sterilitas merupakan konsep mutlak dimana suatu produk hanya steril

atau tidak steril.

6. Pharmaceutical Dosage Form by Aulton; 473

Sterilitas didefinisikan sebagai ketidakhadiran dari semua bentuk

mikroorganisme.

Kesimpulan :

Sterilitas adalah karakteristik yang diisyaratkan untuk sediaan farmasetik

(2, 5) bebas dari mikroorganisme hidup (18, 22) karena metode, wadah,

atau rute pemakaian (2,5).

II.1.3 Definisi sterilisasi

1. Scoville’s The Art of Compounding; 403

Sterilisasi adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan bakteri

dan mikroorganisme lain.

2. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 410

Sterilisasi adalah suatu proses seperti yang dilakukan terhadap

sediaan farmasetik berarti penghancuran sempurna seluruh

mikroorganisme dan sporanya atau penghilangan mikroorganisme dari

sediaan.

3. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 619

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menghasilkan keadaan

steril. Secara tradisional, keadaan steril adalah kondisi mutlak yang

Page 4: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua

mikroorganisme.

4. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics; 274

Sterilisasi adalah proses pembunuhan atau penghilangan

mikroorganisme dan spora yang hidup.

5. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1470

Sterilisasi adalah suatu proses dimana semua bentuk organisme hidup

dihilangkan atau dirusak fungsinya yang mungkin.

6. Mikrobiologi Farmasi Dasar; 230

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau memusnahkan

semua mikroorgansime atau jasad renik yang ada, sehingga jika

ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme atau

jasad renik yang dapat berkembang biak.

7. Dispensing Of Medication by Martin; 592

Sterilisasi adalah biasanya didefinisikan sebagai pemusnahan

keseluruhan atau menghilangkan semua jenis-jenis kehidupan dari

material-material.

8. Parenteral Technology Manual; 120

Sterilisasi adalah menghilangkan atau memusnahkan semua bentuk

kehidupan suatu bahan dari benda atau material.

9. Textbook Of Pharmaceutics; 526

Sterilisasi adalah keseluruhan proses dimana sterilisasi dicapai. Entah

disebabkan oleh bahan fisika atau kimia, ini merupakan proses umum

Page 5: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

untuk memusnahkan, dan kedinamisan dari proses ini sama dengan

desinfeksi.

10.Pharmaceutical Dosage Form by Aulton; 473

Sterilisasi adalah proses untuk mencapai keadaan steril dan itu

dikarenakan proses tersebut memindahkan/menghancurkan semua

bentuk kehidupan, berupa bakteri (termasuk spora bakteri), jamur, virus,

riketsia, dan mikoplasma.

11. Radiofarmasi; 92

Sterilisasi adalah proses untuk mencapai keadaan steril melalui cara:

Panas → kering dan basah

Dingin → zat kimia, filter, radiasi gas

12. The Art, Science and Technology of Pharmaceutical

Coumpounding; 74

Sterilisasi adalah proses dari penghancuran atau eliminasi

mikroorganisme yang hadir pada obyek atau sediaan.

Kesimpulan :

Sterilisasi adalah suatu proses mengurangi, menghilangkan,

menghancurkan, membunuh (6, 7, 11, 16, 17,18, 19, 23) mikroorganisme

dan spora yang hidup (6, 18, 19, 23) dari sediaan, bahan atau material

( 16, 17, 19) untuk menghasilkan keadaan yang steril (11, 18, 22).

Page 6: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

II.1.4 Definisi-Definisi

1. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1470

a. Antiseptika adalah bahan untuk menahan atau

mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghambat

aktivitas mikroorganisme tanpa perlu menghancurkan mikroorganisme

tersebut.

b. Bakteriostatika adalah apapun yang dapat menahan

atau memperlambat pertumbuhan bakteri.

c. Bakterisida adalah apapun yang dapat membunuh

mikroba.

d. Germisida adalah sebuah bahan yang dapat membunuh

mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tertentu tetapi tidak

spora bakterinya.

e. Virusida adalah bahan yang dapat membunuh virus.

f. Desinfeksi adalah sebuah proses memindahkan potensi

infeksi dengan menghancurkan mikroorganisme namun tidak spora

bakteri. Istilah ini biasanya digunakan untuk menandakan akibat

aplikasi dari bahan kimia untuk mematikan objek.

2. Scoville’s The Art of Compounding: 403

a. Antiseptika sebagaimana yang didefinisikan

oleh Federal Food, Drug and Cosmetic Act disadari sebagai germisida,

kecuali dalam hal obat yang dijual untuk menghambat bakteri pada

saat digunakan sebagai pembalut basah, salep, serbuk halus atau

Page 7: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

untuk fungsi yang mirip yang melibatkan kontrak yang diperpanjang

dalam tubuh.

b. Bakteriostatika adalah bahan yang

memperlambat pertumbuhan bakteri.

c. Bakterisida adalah bahan yang dapat

membunuh mikroba.

d. Germisida adalah bahan yang dapat

membunuh kuman.

e. Virusida adalah bahan yang dapat

menghancurkan virus.

f. Desinfektan adalah bahan penghancur

infeksi.

g. Fungisida adalah bahan yang dapat

membunuh fungi.

h. Mikosida adalah bahan yang dapat

menghancurkan jamur.

3. Dispensing Of Medication by Martin; 593

a. Antiseptika adalah bahan yang pada

mikroorganisme menjadikan mereka tidak bebahaya dengan cara

membunuh atau mencegah pertumbuhannya. Istilah ini digunakan

untuk sediaan kimia yang digunakan untuk jaringan hidup.

b. Bakteriostatika adalah bahan kimia yang

memperlambat pertumbuhan bakteri.

Page 8: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

c. Bakterisida adalah bahan kimia yang dapat

membunuh bakteri tapi.

d. Germisida adalah bahan kimia yang dapat

membunuh mikroorganisme tapi tidak spora bakteri germisida

digunakan pada jaringan hidup termasuk antiseptik atau digunakan

untuk mikroorganisme yang hidup pada objek yang mati seperti

desinfektan.

e. Virusida adalah bahan yang dapat

menghancurkan virus atau inaktifasi virus.

f. Desinfektan adalah bahan yang

membebaskan dari infeksi. Desifektan biasanya bahan yang

menghancurkan bakteri patogen atau mikroorganisme lain yang

berbahaya, namun tidak spora bakteri.

g. Sporisida adalah sebuah proses atau bahan

yang menghancurkan spora mikroba, khususnya spora bakteri.

4. Textbook Of Pharmaceutics; 408

a. Bakteriostatika adalah bahan kimia yang

memperlambat pertumbuhan bakteri.

b. Bakterisida adalah bahan kimia yang mampu

membunuh mikroba.

c. Germisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk

membunuh semua mikroorganisme.

Page 9: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

d. Fungisida adalah bahan kimia yang dapat membunuh

fungi termasuk spora.

5. Mikrobologi Farmasi Dasar; 242

a. Bakteriostatika adalah zat atau bahan yang dapat

menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme

(bakteri).

b. Bakteriosida adalah zat atau bahan yang dapat

membunuh mikroorganisme (bakteri).

c. Fungistatika adalah zat atau bahan yang dapat

menghentikan pertumbuhan fungi.

d. Antiseptika adalah senyawa kimia yang digunakan

untuk menghambat atau mematikan mikroorganisme pada jaringan

hidup, yang mempunyai efek yang membatasi dan mencegah infeksi

agar tidak menjadi lebih parah.

6. Farmakologi dan Terapi; 534

a. Antiseptika adalah zat yang digunakan untuk

membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya

merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup.

7. Radiofarmasi; 92

a. Bakterisida adalah bahan untuk mempercepat

kematian bakteri.

b. Bakteriostatik adalah bahan yang dapat menghambat

multiplikasi atau berkembangnya bakteri.

Page 10: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

8. Obat-Obat Penting; 228

a. Bakterisida adalah bahan untuk mempercepat kematian bakteri.

b. Germisida adalah desinfektansia yang digunakan untuk mecegah

infeksi pada benda mati, dengan jalan memusnahkan hama patogen

pada, misalnya alat injeksi dan alat bedah dan air minum atau kolam

renang.

Kesimpulan :

1. Antiseptika adalah bahan untuk menahan atau mencegah

pertumbuhan mikroorganisme dengan menghambat aktivitas

mikroorganisme (7, 9, 17, 23) tanpa perlu menghancurkan

mikroorganisme tersebut (5) atau dengan menjadikan mikroorganisme

tidak berbahaya (17), biasanya merupakan sediaan yang digunakan

pada jaringan hidup (9).

2. Bakteriostatika adalah apapun yang dapat menahan atau

memperlambat pertumbuhan bakteri tapi tidak membunuhnya (5, 7, 17,

22, 23).

3. Bakterisida adalah apapun yang dapat membunuh mikroba tetapi tidak

sporanya (5, 7, 17, 22, 23).

4. Germisida adalah sebuah bahan yang dapat membunuh semua

mikroorganisme terutama yang menyebabkan penyakit tertentu tetapi

tidak spora bakterinya yang ditujukan pada benda mati maupun

jaringan hidup (5, 7, 17, 22).

5. Virusida adalah bahan yang dapat membunuh virus (5, 7, 17).

Page 11: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

II.1.5 Metode Sterilisasi

1. Scoville’s The Art of Compounding; 404-419

A. Panas kering

1) Udara panas oven

Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi

dengan uap destilasi dalam udara panas oven. Yang termasuk dalam

bahan ini adalah minyak lemak, parafin, petrolatum cair, gliserin,

propilenglikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa

obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode

yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.

Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk

kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf.

Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap

autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam

bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk

spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121°C

(suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah

pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf merupakan

metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat

dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit

lembab atau tidak sama sekali.

Page 12: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses

oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi

protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada

umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan

saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di

bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selam 12 menit adalah

efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu

150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.

Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C

paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara

khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya.

Bagaimanapun juga rentang 150-170°C digunakan untuk sterilisasi panas

kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan

pada suhu 170°C, dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus

disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.

Tambahan waktu harus diijinkan untuk bahan yang sedang

disterilkan untuk mencapai temperatur dari sterilisasi udara panas. Pada

beberapa bahan seperti petrolatum atau serbuk talk, setidaknya akan

membutuhkan 1 atau 2 jam tambahan paparan sebelum terselesaikan

tergantung jumlah yang sedang disterilkan. Hal ini terutama untuk tingkat

kelambatan panas yang ditransfer melalui bahan-bahan ini. Sebagai

contoh, 30 Gm dari petrolatum atau serbuk yang disebarkan pada lapisan

setebal ¼ in. Membutuhkan kira-kira 1 jam untuk mencapai 160°C dalam

Page 13: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

oven udara panas. Ketika bejana 4 oz dari bahan-bahan ini dipanaskan

waktu yang dibutuhkan panas untuk mempenetrasikan penambahan

massa antara 2-2½ jam. Karena kelambatan di mana panas berpenetrasi

ke dalam serbuk dan bahan berminyak, mereka harus dibagi dalam

jumlah kecil sebelum sterilisasi. Serbuk harus dalam lapisan dengan

ketebalan mendekati ¼ inchi atau dalam wadah dengan kapasitas volume

tidak lebih dari 30 ml. Cawan petri dan tube uji merupakan wadah yang

nyaman untuk serbuk atau minyak selama sterilisasi. Wadah serbuk atau

salep mungkin juga digunakan. Erlenmeyer dan botol merupakan wadah

yang nyaman untuk minyak. Larutan berminyak harus disterilkan dalam

jumlah kecil. Jika bahan yang ingin disterilkan merupakan bahan dengan

ukuran besar, maka dibagi dalam beberapa wadah kecil, atau waktu yang

lebih lama harus diperbolehkan untuk mencapai suhu sterilisasi.

Perawatan harus dilakukan dalam oven udara panas. Overload

harus dihindari karena hal ini menunda penetrasi panas dari bahan yang

akan disterilkan. Susun bahan-bahan dengan longgar di dalam oven.

Jangan membolehkan terbungkus kertas atau kapas masuk menyentuh

bagian bawah dari wadah, mereka akan terbakar jika terkena kontak

dengan besi yang telah dipanaskan. Alat yang tidak dilindungi oleh kertas

atau kapas, seperti sumbat botol karet, peralatan makan, pipet, ampul,

dan wadah logam, bisa disterilkan pada temperatur 200°C selama 45

menit. Untuk menghindari keretakan dari alat gelas, proses pemanasan

dan pendinginan seharusnya dilakukan bertingkat.

Page 14: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Sementara wadah di dalam autoklaf dipanaskan pada suhu 121°C

dengan memasukkan uap hanya ke dalam pembungkus, autoklaf tidak

digunakan untuk sterilisasi panas kering. Alasan untuk ini adalah waktu

yang lama (12 jam) dibutuhkan untuk sterilisasi pada suhu relatif di bawah

121°C, dan kekurangan keakuratan berarti memeriksa suhu di dalam

wadah pada autoklaf.

2) Minyak dan penangas lain

Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi

dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral

pada suhu 162°C. Larutan jenuh panas dari natrium atau ammonium

klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan

metode yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat bedah. Minyak

dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan

untuk memelihara cat penutup.

3) Api langsung

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam,

batang gelas, filter logam Bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol,

vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain

yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumpang dan

alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam berbagai keadaan waktu

yang paling lama adalah 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat

disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul ke arah bawah

Page 15: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-

hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.

B. Panas lembab

1) Uap bertekanan

Penggunaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang paling

umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang

diinginkan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk injeksi pada tubuh,

pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas untuk penggunaan

darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian

yang paling utama dari penggunaan uap ini adalah ketidaksesuaiannya

untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap panas dan kelembaban.

Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang

dibuat dari basis minyak dan serbuk.

Uap jenuh pada 121°C mampu membunuh secara cepat semua

bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu 1 atau 2 menit. Uap

jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap

pemanasan tinggi. Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada

4 sifat dari uap jenuh kering yaitu :

1. Suhu

2. Panas tersembunyi yang berlimpah

3. Kemapuan untuk membentuk kondensasi air

4. Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi

Page 16: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Keempat sifat ini cocok pada level optimal hanya pada saat gas dalam

fase batas antara gas dan kondensatnya pada temperatur yang sama.

Efek sterilisasi gas pada saat melewati fase batas

Pada saat uap pada tekanan atmosfer tidak pernah melebihi suhu

100°C, jika dibatasi di antara wadah dari autoklaf temperatur meningkat

jika tekanan dinaikkan. Tekanan hanya membuat pencapaian temperatur

tinggi terjadi. Ini tidak ada hubungannya dengan sifat membunuh dari uap.

Juga penting untuk diingat bahwa hanya tekanan yang didesak oleh uap

yang sensitif; tekanan udara tidak efektif. Untuk alasan ini, udara

seharusnya dihilangkan dari autoklaf untuk memastikan sterilisasi efektif.

Uap bertekanan membunuh bakteri dan spora dengan koagulasi protein

dari badan sel. Dengan adanya uap, koagulasi terjadi pada temperatur

Page 17: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

yang lebih rendah ketika udara panas kering digunakan. Pada metode

panas kering, kematian bakteri disebabkan oleh proses oksidasi.

Panas yang tersembunyi dibentuk ketika pemanasan dilanjutkan

setelah air telah mencapai suhu didihnya, untuk tekanan partikulat terlibat.

Ini hanya ketika panas total telah ditingkatkan sebanyak kelipatan limanya

ketika diuapkan. Uap terbentuk pada fase batas mempunyai fase yang

sama dengan air mendidih pada saat terbentuknya, namun ini

mengandung kelipatan panas yang tersembunyi, tanpa tetesan pada

temperatur, merupakan keadaan yang cocok pada saat ada kontak

dengan permukaan yang lebih dingin. Sebagai contoh, jika dibutuhkan

180 Btu panas untuk meningkatkan temperatur 1 pound air dari 32°F-

212°F, dibutuhkan tambahan panas latent 971 Btu untuk membentuk uap

pada tekanan atmosfer. Kemampuan besar dari jumlah panas latent

merupakan faktor penting dalam sterilitas efektif.

Pada saat uap yang mengalami kontak dengan bahan yang

disterilkan mengalami kondensasi dan dipindahkan dengan cepat panas

tersembunyinya pada permukaan dari bahan, panas dari uap ditahan

dengan kondensasi, jadi jika tidak ada tetesan dalam temperatur lokal

selama kondensasi. Panas latent dan kondensasi penting dalam sterilisasi

pembentukannya merupakan tenaga pembunuh uap sementara yang

kemudian menyediakan hidrasi esensial dan faktor koagulasi. Pada

umumnya, sel bakteri dengan presentasi air yang besar dibunuh dengan

relatif mudah. Spora, yang mengandung presentasi air yang relatif rendah,

Page 18: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

cukup sulit untuk dibunuh. Kehadiran air penting untuk mengefektifkan

sterilisasi.

Kontraksi volume terjadi selama sterilisasi ketika uap bersentuhan

dengan bahan yang disterilkan. Karena permukaannya lebih dingin, hal ini

menyebabkan uap lebih cepat masuk melalui uap air, batas fase air dan

penguapan, dan pada waktu yang sama memberikan semua panas

tersembunyinya. Sebagai contoh, 865 ml uap berkontraksi untuk

memberikan 1 ml kondensat, memberikan 524 gram kalori panas pada

bahan yang sedang disterilkan. Kontraksi ini menghasilkan tetesan lokal

dalam tekanan yang akan menghasilkan penarikan lebih banyak uap pada

permukaan yang sedang disterilkan. Proses ini berlanjut sampai obyek

mencapai suhu ekuilibrium. Kontraksi volume uap selama proses

sterilisasi sangat penting dalam sterilisasi pakaian bedah dan bahan

berpori lainnya di mana penetrasi uap dari bahan dengan jumlah besar

terlibat di dalamnya.

Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap bertekanan

merupakan total waktu pemanasan atau penetrasi dan waktu pemaparan,

di mana masing-masing tergantung pada suhu yang sedang digunakan.

Suhu pada 121°C dengan waktu pemaparan minimal 12 menit umumnya

diterima sebagai perhitungan yang cocok dalam waktu sterilisasi untuk

kebanyakan sediaan farmasetikal dan untuk persediaan pembedahan.

Waktu pemanasan atau penetrasi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh

bahan untuk mencapai 121°C setelah termometer autoklaf merekam suhu

Page 19: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

itu. Waktu ini akan bervarias karena, sebagai contoh, dengan volume

larutan yang sedang disterilkan. Demikian, erlenmeyer Pyex® 50 ml terdiri

dari air membutuhkan waktu penetrasi 2 menit, sementara erlenmeyer

1000 ml membutuhkan kira-kira 12 menit untuk mencapai suhu 121°C

setelah termometer autoklaf merekam suhu ini. Waktu sterlisasi untuk

erlenmeyer 50 ml akan menjadi 2 + 12 atau 14 menit, sementra

erlenmeyer 1000 ml akan membutuhkan 12 + 12 atau 24 menit.

Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara tekanan dan

temperatur dan waktu pemaparan umum untuk sterilisasi uap bertekanan.

Penting untuk diingat bahwa waktu yang direkomendasikan harus

ditambahkan pada waktu tambahan yang dibutuhkan panas untuk

penetrasi bahan-bahan yang disterilkan.

Tekanan Temperatur Waktu

10 lb. 115,5°C (240 F) 30 menit

15 lb. 121,5°C (250 F) 12 menit

20 lb. 126,5°C (260 F) 9 menit

2) Sterilisasi larutan

Sterilisasi larutan untuk injeksi melibatkan penggunaan berbeda

dari uap bertekanan daripada sterilisasi alat atau pakaian. Larutan itu

sendiri mengandung kelembaban yang diperlukan, jadi masalahnya

adalah menyerap panas yang cukup dari gas.

Page 20: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Sementara larutan sedang dipanaskan di bawah tekanan akan

tidak ada luapan cairan walaupun melalui temperatur jauh dalam

kelebihan titik didih normal air. Alasan untuk hal ini adalah tekanan gas

dari wadah selalu sama, atau berkelebihan, tekanan berkembang oleh

larutan. Namun setelah, kecuali tekanan wadah dikurangi perlahan,

larutan akan mendidih dengan keras, dimana tutup wadah akan keluar

dan cairan akan hilang. Adapun untuk menghindari pendidihan cairan,

tekanan harus dibolehkan untuk tingkat normal lebih dari 10-12 menit.

Waktu yang diperpanjang dari pendinginan tidak diinginkan sejak bahan

larutan kimia, rusak karena pemaparan terlalu lama dengan suhu tinggi.

Larutan mungkin disterilkan dalam botol, vial, bejana, ampul

tersegel, atau erlenmeyer. Wadah harus dibuat dari gelas keras dan

netral, jika mungkin. Jika mungkin, tipe I gelas U.S.P harus dipakai untuk

larutan parenteral. Ini resisten tinggi dan biasanya gelas borosilikat. U.S.P.

juga mengenali tipe II, III, dan IV. Penggunaan wadah gelas lembut

membolehkan jumlah besar larutan alkali yang cocok menghadapi

beberapa kesulitan. Kehadiran alkali dalam gelas mempercepat

karamelisasi larutan dekstrosa, membawa perubahan yang tidak

diinginkan pada konsentrasi ion hidrogen dalam larutan lain, dan mungkin

mengakibatkan pelepasan partikel silika, terutama ketika garam alkali

dipanaskan pada gelas lembut. Walaupun gelas Pyrex® lebih sering

diinginkan namun lebih mahal. Tersedia beberapa merek wadah gelas

yang keras dan netral. Mereka mungkin dibeli dengan kisaran ukuran 1 ml

Page 21: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sampai beberapa ratus milimeter, diadaptasi untuk mengambil tutup karet

diafragma untuk membolehkan penarikan dosis ganda; atau wadah

membuat tutup bergalur mungkin digunakan; atau ampul bisa dibuat.

Pada saat wadah dosis ganda digunakan, larutan harus mengandung

bahan bahan bakteriostatika menyadari metode sterilisasi, sampai cara

yang disarankan dalam monograph. Erlenmeyer atau gelas FlorenceI juga

bisa digunakan sebagai wadah dalam striliasasi cairan.

Garis dari tutup berliku sangat penting. Beberapa penggaris

mempunyai penutup plastik yang didisintegrasi di bawah tekanan panas

dan jatuh pada larutan. Yang lainnya menahan panas di bawahnya;

penggaris yang disusunkan adalah ”pensil minyak coklat muda stabil

panas. Selama strelisasi tutup berliku harus ditutup rapat-rapat. Ketika

tutup karet digunakan, mereka harus ditempatkan dalam tempat yang

berat, atau wadah ditempatkan dalam peralatan spesial untuk

menghindari banyak tutup berliku yang keluar dari botol. Erlenmeyer atau

gelas Florence ditutup dengan koyakan kertas dibawa leher yang kuat,

kertas dengan permukaan halus. Katun bukan penutup botol yang

dgunakan. Katun tidak cocok sebagai penutup kain tiras yang mungkin

jatuh pada larutan. Jika kertas digunakan, akan ada 3 sampai 5 %

kehilangan cairan selama evaporasi. Bagaimanapun, jika sepotong kecil

karet terkoyak kertasnya, kehilangan selama evaporasi dihindari.

c) Uap panas pada 100°C

Page 22: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Uap panas pada suhu 100°C dapat digunakan dalam bentuk uap

mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan

penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat

untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk

larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal

tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang

tidak membentuk spora. Temperatur titik mati bervariasi, tetapi tidak ada

bentuk nonspora yang bertahan.

Bentuk vegetatif dari kebanyakan patogen dihancurkan dengan

pemanasan dengan adanya kelembaban pada 55°-60°C selama 10 menit.

Ini diartikan sebagai titik mati panas dari kebanyakan bakteri bukan

pembentuk spora, temperatur yang paling rendah ditemukan bersifat

destruktif pada bentuk vegetatif pada bakteri. Titik mati panas bervariasi,

namun bentuk spora bisa bertahan pada suhu 80°C selama 30 menit

dengan adanya kelembaban. Harus ditekankan bahwa spora tidak

dibunuh pada gas mengalir atau air mendidih sampai beberapa

pemaparan dibuat pada interval yang diinginkan.

Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu

perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh

semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora.

Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga

disebut sterilisasi fraksinasi, penyelaan, penghentian atau Tindalisasi

digunakan. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan.

Page 23: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode

waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara

pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau

pada inkubator pada 37°C atau suhu kamar.

Prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali

pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya.

Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan

selam 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif

bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari

kedua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang

berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat. Pertumbuhan

seperti itu akan terjadi jika tersedia kondisi optimal seperti adanya bahan

nutrien, pH yang cocok, dan adanya bahan bakteriostatik. Metode ini

jarang digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi.

Alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap bebas aliran

adalah alat pensteril Arnold, yang dibangun dengan dasar palsu sehingga

volume minimal air dipanaskan untuk menghasilkan uap dengan cepat,

sementara tangki utama diisi secara konstan dengan air dari penguapan

yang dikumpulkan oleh pembungkus luar. Bagi farmasis yang hanya

sesekali menggunakan metode sterilisasi ini, alat sederhana yang terdiri

dari panci atau belanga logam mungkin digunakan. Ini disusun dengan

sebuah alas palsu yang terdiri dari pelat seperti logam yang diangkat pada

Page 24: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sokongan logam, pada tempat di mana bahan yang akan disterilisasikan

ditempatkan.

Teknik sterilisasi dengan uap mengalir sederhana. Bahan, dalam

wadah tersegel, ampul, atau botol ditempatkan dalam alat pensteril

sebelum dan sesudah uap mulai mengalir. Penting untuk mencatat waktu

hanya pada saat setelah isi wadah telah mencapai suhu yang diinginkan,

dan kemudian untuk memperoleh suhu untuk periode waktu yang

ditentukan. Setelah panas dihentikan dan alat pensteril didinginkan, bahan

bisa dikeluarkan.

4) Pemanasan dengan bakterisida

Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap panas pada 100°C.

Adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini

digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada

temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang

ditumbuhkan bakterisida ini dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu

100°C selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air.

Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol,

0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat. Saat larutan dosis tunggal

lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal

sehingga tidak dibuat dengan metode ini.

5) Air mendidih

Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak

dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah.

Page 25: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus

mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan

dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan

pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-

2% Na-karbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang

menghambat korosi bahan-bahan logam.

C. Penyaring bakteri

Larutan dapat dibebaskan dari mikroorganisme vegetatif dan

sporanya melalui filter bakteri. Filter bakteri tidak dapat membebaskan

larutan dari virus; bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah virus.

Pada prinsipnya dengan absorbsi ke dalam dinding filter dan dengan

menghilangkan partikel kasar dari bahan yang mengandung virus.

Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik

atau bahan biologi yang dipengaruhi oleh pemanasan. Berbeda dengan

metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrat bebas bakteri.

Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang

benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini membutuhkan

penggunaan bahan bakteriostatik kecuali diarahkan lain. Larutan yang

ditujukan untuk injeksi intratechal atau merupakan larutan dosis tunggal

intravena dengan volume lebih dari 15 ml tidak boleh ditambahkan bahan

bakterisid. Parafin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode

ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter terhadap bakteri.

Page 26: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Untuk dapat membuat larutan bebas bakteri dan steril, digunakan

filter dengan berbagai tipe. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon

murni, porselin, asbes, dan glass-fritted. Karena alat-alat ini mudah

dibersihkan, filter Seitz yang menggunakan lapisan asbes dan fliter

Fritted-Glass mungkin lebih berguna untuk farmasis, yang kadang-kadang

dibutuhkan untuk menyaring larutan dalam jumlah kecil.

Mekanisme filtrasi bakteri kompleks. Meskipun ukuran pori filter

penting, tapi bukan itu saja kriteria untuk keefektifan filtrasi. Filter dengan

pori lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat

lambat untuk tujuan praktek. Dengan meningkatkan ketebalan filter lilin

memungkinkan untuk mencapai efisiensi filtrasi, tetapi kerugiannya adalah

bahwa kebanyakan bahan aktif dari larutan dihilangkan dengan

penyerapan oleh lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan

ketebalan filter yang optimum, mungkin diperoleh filter yang efisien dan

baik secara cepat. Faktor lain dilibatkan dalam filtrasi bakteri termasuk

keseimbangan permukaan antara bahan filter dan bakteri dalam larutan,

suhu, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan elektrik filter, pH

bahan yang difiltrasi, dan adsorbsi protein dan bahan lain.

Filter Seitz

Filter ini dibuat dari bahan asbes yang dijepit pada dasar wadah

besi. Keuntungan utama dari filter Seitz ini adalah lapisan filter dapat

dibuang setelah digunakan dan masalah pembersihannya berkurang.

Efisiensi tergantung pada pengembang serat dari lapisan filter dari air.

Page 27: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Karena larutan alkohol pekat tidak membuat mengembang, filter ini tidak

digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alkohol dalam

jumlah besar.

Filter ini mampu dengan volume dari 30 ml hingga lebih dari 100

ml. Kerugian pertama dari filter ini adalah cenderung memberikan

komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkali ini dapat menyebabkan

konsentrasi pengendapan alkaloid bebas dari garamnya dan dapat

menginaktifkan seperti insulin, ekstrak pituari, epinefrin dan apomorfin. Hal

ini dapat diatasi dengan perawatan pertama filter dengan dibasahkan

dengan HCl lalu dibilas dengan air.

Kerugian kedua dari Seitz adalah permukaan serat pada lapisan

filter membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan

menempatkan ayakan dari nilon atau sutra di bawah lapisan filter sebelum

menempatkan lapisan dalam filter, atau sebuah filter glass fritted dapat

ditempatkan pada saluran keluar untuk menghilangkan serat. Filter seitz

ini juga cenderung untuk menghilangkan bahan dari filtrat bahan adsorbsi.

Filter Swinny

Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adat

terkhusus yang terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan screen dan

pencuci. Utamanya untuk digunakan filter Swinny dibungkus dengan

kertas dan diautoklaf. Bagian yang dipasang dihubungkan pada spoit

Luer-Lok dan cairan dimasukkan melalui disk asbes dengan

menggunakan tekanan pada saluran spoit.

Page 28: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Filter Fritted-Glass

Filter Fritted-Glass disusun dari dasar serbuk, tombol bulat dari

gelas digabung bersama dengan penggunaan panas untuk menentukan

sebelumnya ukuran dalam bentuk disk. Permeabilitas filter barbanding

secara tidak langsung dengan ukuran butiran. Setelah disk dibentuk,

kemudian disegel dengan pemanasan ke dalam corong gelas Pyrex®

dibentuk seperti corong buchner.

Filter Fritted-Glass yang baru harus dicuci dengan penghisap

dengan HCl panas dan kemudian dibilas dengan air sebelum digunakan.

Filter dapat dibersihkan dengan membilasnya dengan air di bawah

tekanan. Jika air tidak dapat membersihkan filter, suatu konsentrasi

larutan asam sulfat mengandung 1 % sodium nitrat dipanaskan pada suhu

80oC dapat digunakan. Filter fritted dirancang utamanya untuk filtrasi

vakum. Jika digunakan filtrasi dibawah tekanan, perbedaan maksimum

pada diks harus tidak boleh dari 15 pon per inci persegi (p.s.i).

Filter Berkefeld & Mandler

Tes bentuk tube filter pembanding ini, yang dihubungkan dengan

dasar logam dan saluran keluar tubuh adalah sama pada keduanya. Filter

Mandler dibuat dari silikat murni, asbes, dan kalsium sulfat (gips dari

paris); filter Berkefeld terdiri dari silika murni. Kedua filter ini bermuatan

negatif. Fitlrer ini tersedia dalam beberapa tingkatan porositas

berdasarkan pada permeabilitas terhadap air, pada Berkefeld atau pada

Page 29: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Mandler berdasarkan pada jumlah tekanan air dalam pon yang dibutuhkan

untuk mendorong udara melalui saluran keluar melawan air.

Saluran Berkefeld dan Mandler dibersihkan dengan menggunakan

air destilasi melalui saluran dari luar ke dalam diikuti dengan menggosok

bagian luarnya menggunakan sikat dalam aliran air. Saluran Berkefeld

dan Mandler dapat disterilkan dengan autoklaf pada 121oC selama 20

menit. Tabung harus dibungkus dengan kain atau kertas secara langsung

setelah dibilas dan saat masih basah sebelum ditempatkan di autoklaf.

Kehadiran kelembaban akan dengan cepat dan mendistribusikan panas di

antara silinder dan melindungi cracking pada semen. Autoklaf harus dingin

sebelum silinder dipindahkan. Dalam keadaan darurat, filter bisa

disterilkan dengan air mendidih selama 1 jam. Ini lebih diinginkan untuk

memiliki unit yang tersedia untuk penggunaan darurat. Dalam hal ini, filter

lilin bisa digunakan dan dikoyakkan dengan mantel gelas yang bersifat

sebagai wadah untuk larutan yang disterilkan. Ini mungkin disterilkan

sebagai unit, atau jika lebih disukai, peralatan yang lebih lengkap mungkin

dibuat dengan memasukkan logam tipis filter lilin ke dalam tutup karet

dalam penerimaan gelas dan semua unit yang disterilkan.

Filter Selas

Filter porselen buatan Amerika sekarang tersedia dengan nama

filter porselen mikropori Selas. Filter ini secara kimia inert, menjadi tahan

terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena partikel

individu terdiri dari partikel filter dikumpul bersama selama proses

Page 30: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

pembuatan, ada bahaya kecil dari partikel yang berasal dari kejatuhan

filter ke dalam larutan.

Saluran filter Selas dapat dibersihkan dengan menggosoknya

dengan sikat, dengan membilas, pencucian, dengan menggunakan alkali

atau detergen asam atau dengan pemanasan dalam tungku di

laboratorium pada temperatur maksimum 1200oC dan dapat disterilkan

dengan autoklaf.

Saluran Filter Chamberland Pasteur

Filter ini mempunyai bentuk yang mirip dengan Berkefeld tetapi filter

ini terbuat dari porselen penyerap yang tidak berlapis dengan pori-pori

kecil yang menghasilkan filtrasi yang lambat. Lilin ini tersedia dalam 9

porositas dari L1 sampai L9, L5 merupakan salah satu yang digunakan

khususnya dalam bidang farmasetikal. Filter ini dapat dibersihkan dan

disterilkan dengan cara yang sama dengan yang digunakan untuk saluran

Berkefeld. Filter Doulton dibuat dari porselin berpori yang bukan gelas dan

mirip dengan filter Pasteur-Chamberland.

2. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics; 274-282

A. Uap bertekanan

Adanya mikroorganisme lembab dihancurkan pada suhu rendah

daripada dalam panas kering. Sterilisasi uap bertekanan dilakukan di

dalam autoklaf, dengan wadah terselubung untuk memelihara atmosfer

yang tersaturasi gas di atas 100°C. Uap adalah air tanpa udara

bertekanan. Tekanan atmosfir mempunyai suhu 100°C. Tekanan autoklaf

Page 31: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

membolehkan hasil yang dicapai dari temperatur lembab panas yang lebih

tinggi, misalnya temperatur dari uap jenuh pada 15 p.s.i adalah 121,5°C.

Uap memberikan panas tersembunyinya pada obyek yang sedang

disterilisasi dan diubah menjadi air pada suhu yang sama. Panas

tersembunyi diabsorpsi oleh obyek sampai obyek dipanaskan pada suhu

yang sama dengan uap, setelah tidak ada lagi pertukaran uap dan

penguapan lebih jauh. Pertukaran panas oleh uap lebih cepat daripada

melalui panas kering. Uap superpanas tidak memuaskan. Walaupun

penguapan terjadi selama tingkat awal panas dengan uap superpanas, air

kemudian diuapkan kembali, dan proses steriliasasi menjadi salah satu

dari uap panas, untuk kondisi yang berbeda dan suhu sterilisasi lebih

tinggi.

Karena variasi suhu dengan tekanan, autoklaf dilengkapi dengan

pengukur tekanan yang mengindikasikan tekanan. Jika suhu ditarik dari

hubungan tekanan-suhu pada uap jenuh, kehadiran udara pada autoklaf

memberikan suhu yang keliru, karena udara dan uap mendesak tekanan

sebagiannya masing-masing, misalnya 50 % udara pada p.s.i memberikan

suhu 112° menggantikan 121°.

Sebuah autoklaf kedap udara, wadah yang terbungkus dilengkapi

dengan pintu, katup uap, katup tempat pembuangan gas, tempat

pemasukan udara, pengukur tekanan dan suhu, dan katup yang aman

untuk melindungi dari ledakan. Seperti alat pemasak yang menggunakan

tekanan, sistem operasi manual, atau sistem operasi otomatis

Page 32: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

keseluruhan secara elektronik dengan siklus yang diatur ulang.

Penggunaan autoklaf dalam siklus sterilisasi adalah pemasukkan,

menaikkan muatan pada suhu dan tekanan yang cocok, sterilisasi, dan

pendinginan dan tidak memuat lagi.

Sangat penting bahwa uap mempunyai akses pada semua bagian

dari bahan yang disterilkan. Muatan harus dibungkus untuk membolehkan

aliran udara. Ampul seharusnya tidak ditumpuk acak namun diatur dalam

sebuah nampan yang tidak menghambat aliran udara.

Setelah autoklaf dimasukkan dengan barang-barang, uap

dimasukkan ke dalam pembungkus uap dengan koneksi pada wadah

tertutup. Pada saat tekanan 15 sampai 20 p.s.i, uap diterima pada wadah

dengan katup tempat pembuangan gas terbuka. Pada hampir semua

autoklaf, uap masuk dari bagian atas wadah dan menyapu udara keluar

melalui katup tempat pembuangan gas dengan penempatan di bawahnya.

Tempat pembuangan gas dan thermometer ditempatkan pada bagian

bawah autoklaf untuk memastikan pengeluaran sempurna udara.

Pengeluaran udara pentina karena (1) campuran udara dan uap

menghasilkan suhu yang lebih rendah daripada uap murni pada tekanan

yang diberikan, (2) saku lokal atau lapisan penyembunyi udara

mempenetrasikan uap melalui muatan, dan (3) pembungkus uap pada

suhu sterilisasi normal akan menyebabkan superpanas dari campuran

udara-uap.

Page 33: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Ketika aliran udara berat dari uap keluar dari katup pembuangan

udara mengindikasikan bahwa udara telah digantikan dan suhu telah

mencapai 100°C, katup pembuangan udara ditutup dan tekanan udara

bertambah hingga 15 p.s.i. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu

temperatur tergantung dari ukuran muatan, kapasitas panasnya, dan

tingkat penetrasi uap. Waktu pada autoklaf merupakan rangkuman waktu

sterilisasi dan waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu sterilisasi.

Dalam industri farmasetikal, pemeriksaan suhu ditempatkan pada

beberapa lokasi di antara muatan, dan suhu selanjutnya direkam selama

proses sterilisasi. Kehadiran bahan kesehatan dan pengawet mungkin

memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi. Sebenarnya tiap

produk diuji sterilisasi untuk mendemostrasikan uji daya tahan untuk

produk individual. Kebanyakan larutan farmasetikal disterilkan dengan

waktu sterilisasi 20 menit pada 15 p.s.i, misalnya 121°C.

Setelah sterilisasi, katup pembuangan dibuka untuk memperlambat

dan mengurangi secara tetap mengurangi tekanan pada tekanan

atmosfer, dan katup uap ditutup. Jika tekanan tiba-tiba diubah, tingkat

kehilangan tekanan melebihi tingkat pengurangan suhu dan larutan

mendidih dengan hebat. Pendidihan yang hebat bisa menyebabkan cairan

berbusa keluar atau meledak keluar tutupnya.

Tingkat pemanasan dan pendinginan ampul cepat karena tegangan

spesifiknya yang tinggi. Jadi, setelah sterilisasi ampul, autoklaf dibuka

dengan sedikit lambat. Dengan larutan berair dalam wadah tidak disegel

Page 34: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

rapat-rapat selama proses pemanasan, uap mengembun di dalamnya,

memanaskan larutan dan meningkatkan volumenya. Jika tekanan secara

bertahap diturunkan setelah sterilisasi, volume ekstra dari air mendidih

akan turun volumenya kembali pada volume asli. Absorpsi dari panas

tersembunyi dari pendidihan menurunkan ekstra air ini mengurangi suhu

cairan, dan secara umum pendidihan lebih lanjut tidak terjadi pada saat

suhu atmosfer tercapai.

Produksi dari cairan perfusi, di mana autoklaf mungkin menahan

botol 1 liter 300 buah, pendinginan diperpanjang dan mungkin

membutuhkan bagian hari yang lain untuk suhu untuk turun sehingga tidak

ada tekanan di dalam botol. Dalam produksi skala besar kelembaban

disebarkan dalam botol perfusi pada tingkat diatur pada tingkat

pemindahan panas sehingga goncangan suhu dan kerusakan

diminimalkan. Sistem pendinginan cepat ini tidak hanya mengijinkan

penanganan sementara dan waktu pengubahan namun ini lebih aman,

sama pada saat botol dipindahkan dari autoklaf tidak meledak. Sejak

waktu total pada suhu ditingkatkan diperpendek, keuntungan diperoleh

dari kekurangan degradasi produk, seperti perubahan warna larutan

glukosa.

Sterilisasi uap menggunakan autoklaf merupakan metode sterilisasi

yang paling efektif dan memuaskan untuk larutan berair, peralatan gelas,

dan bahan karet. Metode ini tidak memuaskan untuk larutan obat yang

Page 35: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

termolabil atau yang bisa didegradasi oleh adanya kelembaban. Larutan

berminyak dan serbuk tidak dapat disterilisasi dengan autoklaf.

B. Panas kering

Sterilisasi panas kering membutuhkan suhu yang lebih tinggi dan

pemaparan yang lebih lama daripada autoklaf. Metode sterilisasi ini pada

suhu 160°-170° selama 2 jam. Waktu dan suhu ditentukan untuk setiap

produk dan tergantung dari kealamian produk yang disterilkan, ukuran dari

tiap wadah, dan distribusinya dalam oven.

Pengoperasian oven sangat sederhana dan masalah utama adalah

mendapatkan distribusi. Kipas dimasukkan dalam oven menyiapkan

sirkulasi dari udara panas, bagaimanapun, sampai kipas mungkin

mengherankan akan meledakkan serbuk yang disterilkan.

Peralatan gelas yang disterilisasikan dengan panas kering dicuci

dan dikeringkan. Kemudian diikat dengan kertas pada mulut botol yang

disumbat dengan katun atau sepotong kertas yang digantung pada bagian

yang terbuka. Hal ini melindungi terjadinya kontaminasi, pada saat udara

memasuki oven pendingin setelah sterilisasi dan selama penyimpanan.

Kemudian oven dimasukkan dengan barang-barang untuk membolehkan

udara panas bersirkulasi. Panas diaplikasikan dan kaca ventilasi dibuka

untuk membolehkan pengeluaran kelembaban yang tersisa. Pada saat

suhu mencapai 110°, kaca ventilasi ditutup dan temperatur dinaikkan dan

tercapai pada suhu sterilisasi untuk waktu yang ditentukan. Pemanasan

lambat dan derajat pendinginan dan temperatur tinggi diperlukan untuk

Page 36: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

membuat sterilisasi panas kering sebuah metode yang memerlukan

waktu.

Campuran minyak dan serbuk tahan panas disterilkan dengan

panas kering. Pemindahan panas lambat, volume kecil dari minyak dan

lapisan tipis dari serbuk digunakan untuk memastikan temperatur yang

bisa untuk bahan tanpa memperpanjang waktu untuk menyelesaikan

operasi.

C. Penyaringan bakteri

Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan secara luas dalam

farmasi untuk mensterilkan larutan tahan panas dan biologikal. Jelas dari

metode sterilisasi lain bahwa sebenarnya pemindahan mikroorganisme

dari filter, walaupun tidak memindahkan produk metabolit yang larut. Tipe

dari media penyaring adalah porselin, silikon bumi murni, gelas, asbes,

dan bahan selulosis.

Filtrasi partikel sekecil mikroorganisme melibatkan interaksi dengan

tenaga elektrostatik seperti mekanik. Penyaring biasanya bermuatan

positif. Umumnya bakteri bermuatan negatif, dan mereka akan tolak-

menolak dengan penyaring ini. Ini bisa diterima bahwa protein amfoter

dari bakteri akan melepaskan muatan positif pada mikroorganisme dan

akan diserap oleh penyaring. Kecepatan aliran melewati penyaring

lambat, interaksi elektronik antara penyaring dan mikroorganisme

meningkatkan sifat menahan dari bakteri.

Page 37: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Pori dari filter medium mempunyai ukuran dan bentuk yang

bervariasi. Dalam struktur sebuah filter kemungkinan seri lubang besar

serupa dengan beberapa lapisan berturut-turut dengan pembentukan pori

berkelanjutan panjang yang lumayan atau melalui ketebalan penyaring

sangat mudah. Struktur filter merupakan salah satu faktor yang tidak

menentukan, bagian singkat dari variasi ukuran dan berliku-liku. Sebagai

konsekuensinya, mikroorganisme secara mekanis terperangkap di dalam

filter oleh ukuran, bentuk, dan keliku-likuan kekosongan dalam filter.

Efisiensi dan tingkat filtrasi ditentukan oleh ukuran maksimum pori

filter. Beberapa ukuran pori dispesifikan untuk penyaring yang tiba-tiba

berubah karena ketidakteraturan, struktur kompleks dari filter. Ukuran pori

umumnya disadari sebagai tekanan gelembung. Setelah penyaring

direndam dalam air hingga udara dipindahkan dan pori diisi, tekanan

udara kemudian diaplikasikan pada permukaan dari penyaring sampai

gelembung udara melewati penyaring. Tekanan minimum dibutuhkan

untuk melewatkan gelembung udara dinamakan tekanan gelembung dan

dihubungkan dengan ukuran pori. Sebagai contoh, tekanan gelembung

pada 15 p.s.i minimal untuk penyaringan yang dapat dipercaya dengan

penyaring Berkefeld dan Doulton, di mana tekanan gelembung pada 55

p.s.i dibutuhkan untuk penyaring tipe Millipore®.

Filter Porselen

Penyaring porselen dibuat dengan memanaskan pasir kuarsa dan

dan kaolin pada suhu di bawah titik didih dan dibentuk hingga menjadi

Page 38: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

bentuk disk atau lembah silinder yang disebut lilin. Penyaring ini cocok

untuk sejumlah tingkat porositas. Kebanyakan tingkatan digunakan

menjernihkan atau memindahkan bahan partikulat dari larutan dan hanya

memindahkan beberapa mikroorganisme.

Penyaring porselen bisa digunakan secara berulang-ulang.

Penyaring ini dibersihkan dengan asam kromat atau dengan

menggosoknya denga sikat dan dicuci dengan air. Metode yang paling

baik untuk membersihkan adalah dengan memanaskan filter kering pada

tungku saringan pada suhu 675°C, di mana mengoksidasi dan

memindahkan bahan organik yang terserap oleh filter. Disterilkan di dalam

autoklaf.

Beberapa fliter Porselen lain yang komersial adalah Pasteur,

Chamberland, Doulton, dan Selas®. Beberapa bahan dan kegunaan

variasi ukuran pori penyaring Selas® ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :

Tabel Tipe Ukuran Pori dan Bahan Filter Porselen Selas

Type

Diameter

Maksimum

Pori (µ)

Diameter Pori

yang Berarti

(µ)

Tekanan

Gelembung

(psi)

Kegunaan Umum

10 8,8 4,4 5,0 Bahan kristalin runcing,

klarifikasi awal

01 6,0 3,0 7,0 Penggosokan

015 2,8 1,4 15,0 Sterilisasi farmasetikal

02 1,7 0,85 25,0 Penyaringan bakteri,

sterilisasi farmasetikal

Page 39: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

03 1,2 0,6 35 Penyaringan bakteri,

Sterilisasi farmasetikal

04,05, dst Penyaringan gas

Filter Silikon Bumi

Filter silikon bumi dibuat dari melelehkan bahan yang lekat pada

lilin dan dibakar menyerupai tembikar untuk memberikan kekuatan dan

kekakuan. Filter lilin Berkefeld dan Mandler adalah contoh dari penyaring

silikon bumi yang secara komersial pada beberapa tingkat porositasnya.

Filter Berkefeld dan Mandler mempunyai yang ukuran pori mendekati 5 µ

sukses dalam sterilisasi penyaringan karena adsorpsi mempunyai

peranan penting dalam mengurangi mikroorganisme. Penyaring silikon

bumi lebih cepat dari penyaring porselen.

Filter ini dibersihkan dengan bahan mirip filter Porselen, namun

mereka tidak dapat tahan lama. Asam tidak dapat digunakan untuk

membersihkan. Silika bumi dan lilin porselen disediakan dengan pipa

benang. Gabungan antara medium filter dan pipa merupakan sumber

kelemahan konstruksi, dan perawatan dibutuhkan dalam penanganan dan

sterilisasi untuk menghindari retakan pada saat penggabungan. Uji rutin

dibutuhkan untuk mendeteksi lilin yang retak. Lilin atau alat filtrasi yang

dipasang disterilkan dalam autoklaf.

Filter Sintered-Glass

Filter Sintered-Glass dibuat dengan memanaskan gelas yang

diserbukkan dalam lelehan yang cocok dengan suhu di bawah titik

Page 40: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

campuran sehingga partikel menempel untuk membentuk lapisan berpori,

di mana disegel di dalam corong Buchner menggunakan filtrasi vakum.

Filter Sintered-Glass tersedia dalam beberapa tingkatan porositas;

bagaimanapun, hanya tingkatan ultrafine yang cocok untuk filtrasi bakteri.

Filter Sintered-Glass mudah dibersihkan dengan asam dan

disterilkan dengan autoklaf. Adsorpsi bahan-bahan dalam larutan kurang

dari media filter nonmembran lainnya.

Filter Asbes

Kertas filter Seitz terdiri dari serat asbes yang dikompres menjadi

sehelai kertas yang dipotong menjadi disk atau persegi. Tergantung dari

tingkat kompresi dan kedalaman serat, beberapa tingkat porositas ada;

hanya filter Seitz E.K. yang baik yang cocok untuk filtrasi bakteri. Kertas

yang lembut dan lunak, terutama jika basah, tidak begitu kuat. Sejak tiap

filter dibuang setelah filtrasi, penggunaan medium ini mempunyai

keuntungan pembersihan eliminasi dari medium. Filter Seitz

disterilisasikan dengan panas kering atau dengan sterilisasi uap.

Filtrasi melalui filter asbes dimaksdukan untuk meningkatkan

kealkalian dan untuk melepaskan bahan magnesium, yang mungkin

merupakan bahan alkaloid dari garamnya atau degradasi katalisis dari

bahan obat. Jika filter dibersihkan dengan larutan asam hidroklorida dan

dicuci dengan air sebelum digunakan, hal ini mungkin dihilangkan. Oleh

karena filter asbes ini alami, digunakan untuk memberikan serat pada

Page 41: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

filtrat. Hal ini mungkin diulang dengan memasukkan lubang sutra di bawah

kertas.

Filter Membran

Filter Millipore® merupakan filter membran ester selulosa yang

secara komersial tersedia dalam 12 tingkatan ukuran pori, seperti yang

ditunjukkan tabel di bawah ini.

Tabel Ukuran Pori Filter Millipore® dan Derajat Filtrasi pada 25°C

Dengan Perbedaan Tekanan 13,5 psi

TipeDiameter Pori

Berarti (µ)

Derajat Aliran

Air

(ml min-1cm-2)

Udara

(liters min-1 cm-2)

SO 8,0 950 55

SM 5,0 560 35

SS 3,0 400 20

RA 1,2 300 14

AA 0,80 220 9,8

DA 0,65 175 8,0

HA 0,45 65 4,9

PH 030 40 3,7

GS 0,22 22 2,5

VC 0,10 3 1,0

VM 0,05 1,5 0,7

VF 0,01 0,5 0,3

Page 42: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Fliter tipis, contohnya 150 µ, dan rapuh, sehingga butuh pendukung

penahan filter. Mendekati 80 % volume filter adalah hampa. Kehampaan

yang besar dan ketipisan filter Millipore® membuat tingkat filtrasinya lebih

cepat untuk memberikan efisiensi sterilisasi daripada tipe filter lain.

Karena filter ini tipis, tidak ada penarikan cairan di antara filter.

Sterilitas dicapai dengan mekanisme pengayakan di mana menarik

partikel memasuki ukuran pori. Adsorpsi bahan terapeutik dari larutan

jarang. Ester selulosa inert dan tidak mengkontribusikan ion atau bahan

partikulat pada filtrat. Karena filter dihancurkan dengan suhu melebihi

125°C, tidak bisa disterilkan dengan panas kering dan biasanya disterilkan

dengan autoklaf.

Ukuran pori GS digunakan untuk sterilisasi larutan parenteral dan

sera. Ukuran pori HA digunakan untuk mensterilkan air suling yang akan

digunakan sebagai pelarut untuk larutan yang akan selanjutnya

disterilisasi. Minyak, dan produk lain dalam percobaan sebelumnya bisa

diterima.

Ukuran pori yang kecil dari filter bakteri melindungi aliran larutan

sampai ada tekanan yang berbeda. Dengan filter Millipore® dan Seitz,

tekanan negatif dipertemukan dan biasanya digunakan. Alat yang bersih

dan kering dipertemukan dan disterilkan dalam autoklaf. Pipa air harus

terbuka, uap harus berpenetrasi masuk ke dalam penahan filter untuk

disterilkan. Setelah di autoklaf selama 30 sampai 45 menit pada 121°C,

alat-alat diperbolehkan untuk didinginkan. Filter digabungkan dan

Page 43: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

kemudian dihubungkan dengan katup tekanan terdiri dari larutan yang

disterilkan dan secara aseptik untuk katup penerima steril. Katup

penerima dicocokkan dengan sebuah ventilasi untuk membolehkan

pengeluaran udara yang sedang digantikan dengan filtrat. Ventilasi terdiri

dari filter yang membolehkan pengeluaran udara namun melindungi

pemasukan mikroorganisme. Untuk memulai filtrasi, katup inlet harus

terbuka. Katup ventilasi pada bagian atas penahan filter terbuka untuk

membolehkan penggantian udara yang tersisa, dan ditutup secepat

mungkin setelah cairan muncul dalam aliran yang tetap dari lubang

ventilasi. Kebanyakan farmaseutikal akan menyaring dengan puas pada

perbedaan 20 psi. Jika tekanan tetap dijaga di bawah tekanan gelembung,

udara tidak akan melewati filter dan pembusaan ketika filtrasi telah

sempurna dapat dihindari.

Filtrasi skala kecil melalui filter Sintered-Glass dan filter

Porselen sering menghasilkan tekanan negatif atau filtrasi alat bertekanan

seperti yang ditunjukkan oleh gambar 126 A. Bejana penerima yang aman

adalah botol yang diinginkan dengan perlengkapan pembukaan yang lebih

rendah dengan tutup karet pada tempat pemberhentian untuk pengiriman

filtrat steril ke dalam wadah akhirnya. Keseluruhan alat yang disatukan

dan disterilkan dalam autoklaf. Larutan yang akan disterilisasikan

dicampur ke dalam gelas silinder dikelilingi lilin, dan sisi lengan yang

dilengkapi dengan steker katun dihubungkan dengan katun.

D. Sterilisasi gas

Page 44: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan mikroorganisme dengan

menggunakan gas atau uap yang membunuh mikroorganisme dan

sporanya. Meskipun gas dengan segera berpotensi menyerap serbuk

padat, sterilisasi ini adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme

terhambat dengan kristal akan dibunuh. Sterilisasi gas digunakan dalam

bidang farmasi untuk mensterilisasi bahan-bahan termolabil. Gas

bakterisida yang paling sering digunakan adalah gas Etilen Oksida.

Meskipun sterilisasi uap merusak beberapa bahan dan dipindahkan dari

bahan yang dicobakan melalui jalur sterilisasi. Gas ini tidak inert dan

kereaktifannya terhadap bahan yang disterilisasi antara lain : Tiamin,

Riboflavin, Streptomisin kehilangan potensi dengan adanya etilen oksida.

Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkilasi asam,

amin, hidroksil dan gugus sulfhidril dari protein dan sel enzim.

Kelembaban dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan merusak

sel. Pada kelembaban rendah, misalnya kurang dari 20 %, derajat

kematian tidak logaritmik, namun mikroorganisme yang muncul dengan

cepat menjadi resisten dengan penurunan kelembaban. Dalam praktek,

kelembaban dalam wadah pensteril meningkat hingga 50 sampai 60 %

dan bertahan sementara waktu sehingga permukaan dan membran sel

menyerap kelembaban sebelum etilen oksida.

Etilen oksida bersifat eksplosif ketika bercampur dengan udara.

Sifat ini dapat dihilangkan dengan menggunakan campuran etilen oksida

dengan CO2. Carboxide® 20 atau campuran etilen oksida dengan

Page 45: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

hidrokarbon berfluoresensi, seperti Steroxcide® 12. Kedua pelarut inert

tersebut mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi daripada etilen oksida

dan beraksi sebagai penolak dengan memaksa etilen oksida keluar dari

silinder ke dalam wadah sterilisasi. Bahan yang tercampur mempunyai

keuntungan melebihi karbon dioksida, yaitu campurannya bisa disimpan

dalam wadah yang lebih ringan dan campuran membolehkan tekanan

sebagian yang lebih tinggi dari etilen oksida dalam wadah pensteril pada

tekanan total yang sama.

Etilen oksida merusak kulit dan toksik jika dihirup. Sejak gas ini

dengan mudah berpenetrasi, alat pensteril harus disegel untuk melindungi

operator. Alat pensteril adalah autoklaf vakum yang dimodifikasi yang bias

digunakan untuk sterilisasi uap atau gas. Sebuah pensteril gas yang

mudah dibawa mempunyai 10 oleh 16 in. Camber silider dan penggunaan

tempat uap 21 oz diperbolehkan.

Sterilisasi dengan gas berjalan lambat, waktu sterilisasi tergantung

pada keberadaan kontaminasi, kelembaban, temperatur dan konsentrasi

dari gas etilen oksida. Konsentrasi minimum adalah 450 mg/L pada

tekanan 27 p.s.i.; konsentrasi ini pada 55° dan 50 % kelembaban relatif

membutuhkan 4 sampai 5 jam pemaparan. Di bawah kondisi yang sama,

1000 mg liter-1 membutuhkan waktu sterilisasi 2 sampai 3 jam. Dalam

kenyataannya, 6 jam pemaparan etilen oksida merupakan batas yang

aman, dan untuk membolehkan waktu penetrasi gas ke dalam bahan.

Page 46: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Setelah sterilisasi, sisa gas dibuang oleh terminal vakum diikuti dengan

udara tercuci atau tersaring, udara steril.

Cara ini digunakan digunakan untuk mensterilkan obat serbuk

seperti Penisilin, juga telah digunakan unutk sterilisasi benang, plastik,

tube. Penggunaan etilen oksida juga untuk sterilisasi akhir peralatan

parenteral tertentu seperti kertas kraft dan lapisan tipis polietilen. Semprot

aerosol etilen oksida telah digunakan untuk mensterilkan daerah sempit

dimana dilakukan teknik aseptik.

E. Sterilisasi radiasi

Radiasi UV langsung dari 2600 Å bersifat letal bagi mikroorganisme

pada udara dan permukan yang terpapar; bagaimanapun ini tidak

mempenetrasikan semua bahan dan tidak berguna dalam sterilisasi obat,

makanan, dan kain. Radiasi UV berguna untuk mengurangi sejumlah

bagian mikroorganisme yang naik ke udara. Pada daerah untuk produksi

injeksi, guna dari lampu UV dalam menghubungkan teknik aseptik disadari

sebagai latihan yang bagus. Karena radiasi UV mempunyai batas tertentu,

udara harus dilewatkan dekat dengan lampu, yang ditempatkan dekat

dengan saluran udara dan hamparan operasi steril; agar lebih efektif.

Untuk produksi skala kecil, area bebas sampah tanpa udara atau

mikroorganisme mungkin terselesaikan dengan lampu UV. Sebelum

digunakan, tutup harus dibersihkan dengan larutan germisidal.

Radiasi ionisasi, seperti sinar beta, sinar gamma, sinar X, atau

akselerasi elektron, bisa digunakan untuk membunuh mikroorganisme.

Page 47: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Ketika energi radiasi tingkat rendah menyerang molekul, elektron orbital

memasuki tingkat energi yang lebih tinggi, menggantikan molekul dalam

tingkat yang lebih reaktif. Dengan radiasi energi tinggi, elektron orbital

hilang dari molekul yang tidak diradiasi; yang akan menjadi ion positif, dan

bertukar menjadi molekul lain, membentuk ion negatif. Dengan energi

radiasi yang sangat tinggi, nukleus molekul diserang, menghasilkan

pembentukan radikal bebas. Iiradiasi merupakan fenomena kompleks di

mana molekul dieksitasi, pasangan ion dibentuk, dan rantai reaksi

dimasuki oleh radikal bebas. Sebagai akibatnya,konstituen selular

didegradasi pada tingkat molekular, dan setelah periode tertentu

mikroorganisme dihancurkan.

Sejak perubahan molekulal ini tidak terbatas pada mikroorganisme

tapi bisa juga terjadi pada bahan-bahan pada sediaan, tipe radiasi yang

digunakan dalam sterilisasi tidak boleh menyebabkan perubahan nukleus.

Sterilisasi harus mempunyai kemampuan penetrasi yang bagus, sebagai

suatu keuntungan yang diinginkan dalam sterilisasi radiasi yaitu untuk

menyelesaikan sterilisasi dalam pembungkusan terakhir. Radiasi gamma

dan akselerasi elektron merupakan sterilisasi yang paling praktis untuk

menyelesaikan pengemasan barang karena mereka mensterilisasi tanpa

transformasi nukleus atau induksi radioaktifitas ke dalam produk.

Generator Van de Graatt memproduksi sorotan cahaya yang cepat

dari elektron, yang memproduksi muatan negatif pada partikel,

mempunyai kemampuan penetrasi yang terbatas. Melalui penggunaan

Page 48: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

akselerator microwave linear penetrasi bisa ditingkatkan. Elektron dengan

8 juta eV mempenetrasikan air hanya sedalam 4 cm. Dengan penyinaran

dari sisi yang berlawanan, dosis radiasi yang efektif dan seragam bisa

diterapkan melalui bahan dengan ketebalan unit kelembaban mendekati 7

cm. Penetrasi lebih besar bisa dicapai dengan meningkatkan energi

elektron; bagaimanapun resiko radioaktivitas residu mengikuti absorbsi

energi oleh atom nukleus kemudian menjadi faktor yang penting.

Radiasi gamma elektromagnetik diproduksi oleh Co 60, Cs 237,

dan produk buangan. Co 60 mempunyai waktu paruh 526 tahun dan

energi sinar gamma 1,17 MeV, jadi tidak ada bahaya radioaktifitas residu

pada bahan yang diradiasi. Sinar gamma berpenetrasi dengan baik; akan

mensterilkan bahan dengan unit kelembaban, ketikan dipaparkan pada

sisi yang berlawanan, pada ketebalan 25 cm. Radiasi gamma, oleh karena

kemampuan penetrasinya yang besar, lebih disukai untuk mensterilkan

spoit plastik.

Sterilisasi radiasi tergantung pada jumlah total radiasi, yang bisa

bervariasi intensitas radiasinya atau waktu pemaparan dari radiasi

campuran. Dosis radiasi absorbsi, atau unit energi absorbsi dari berbagai

tipe radiasi dalam berbagai medium: radiasi mewakili absorpsi energi 100

ergs g-1. Pemaparan pada 2,5 Mrads umumnya disadari letal untuk semua

mikroorganisme dan sporanya.

Sterilisasi radiasi digunakan untuk obat yang tidak tahan panas

karena panas dilepaskan melalui absorpsi 1 Mrads adalah mendekati 2

Page 49: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

cal. Penisilin, streptomisin, tiamin, dan riboflavin disterilisasi efektik

dengan impuls 2 sampai 4 dari kapasitron 3 MeV; kortison asetat,

kloramfenikol, dan oxytetrasiklin disterilkan dengan radiasi gamma.

Produk farmasetik akan lebih resisten untuk degradasi atau perubahan

jika dalam bentuk serbuk daripada bentuk cair. Larutan insulin dan heparin

tidak aktif dengan radiasi. Plasma bisa disterilkan dengan radiasi gamma,

namun tidak untuk darah secara keseluruhan, karena bisa terjadi

hemolisis. Untuk setiap produk disterilkan dengan radiasi perlu diuji, hal ini

penting untuk membuktikan tidak ada potensi yang berkurang,

pembentukan toksik dari bahan pirogen atau perubahan sifat fisika.

Alat-alat bedah sekarang disterilkan dengan radiasi. Potensi yang

lebih besar penggunaan sterilisasi radiasi adalah spoit logam, bahan

plastik, dan karet. Dengan biaya tinggi dari peralatan untuk melindungi

operator, terlihat bahwa sterilisasi radiasi terbatas pada produksi skala

besar dan tidak akan menggantikan metode sterilisasi tradisional yang

digunakan untuk sediaan injeksi.

3. The Theory and Practice of Industry Pharmacy; 1263-1286

A. Proses sterilisasi fisika

1) Metode panas

Keefektifan letal mikroorganisme oleh panas tergantung pada derajat

panas, lamanya pemaparan, dan lembab yang ada. Dalam kisaran

temperatur pennsterilan, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan

Page 50: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

suatu efek letal berbanding terbalik dengan temperatur yang dipakai.

Misalnya, sterilisasi bisa dilakukan dalam satu jam dengan pemanasan

kering pada temperatur 170°C, tetapi bisa memakan waktu 3 jam pada

temperature 140°C. dalam pelaksanaan umumnya, waktu siklus

diidentifikasikan dengan waktu pemaparan pada temperatur maksimum,

input panas total bias dihitung dalam nilai F sebagaimana diterangkan

sebelumnya; tetapi efek letal harus dihitung dalam lamanya waktu, di

mana seluruh massa dari bahan tersebut dipanaskan. Mekanisme

terbunuhnya bakteri oleh panas diperkirakan sebagai koagulasi protein

dari sel hidup. Data yang terdapat pada tabel di bawah di bawah ini

menggambarkan prinsip ini, dengan menggunakan efek berbagai jumlah

air terhadap temperatur yang dibutuhkan untuk mengkoagulasikan

albumin telur.

Tabel Pengaruh Lembab dan Panas pada Albumin Telur

Air (%) Temperatur (°C) Efek

50 56 Koagulasi

25 80 Koagulasi

6 145 Koagulasi

0 170 Koagulasi dan oksidasi

Temperatur yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan lembab yang

ada. Selanjutnya pengalaman dalam laboratorium telah menegaskan

bahwa sterilisasi dengan metode panas bisa efektif pada temperatur yang

lebih rendah dengan adanya lembab.

Page 51: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Metode sterilisasi panas bias dengan mudah dibagi menjadi cara

sterilisasi panas kering dan sterilisasi panas lembab.

a) Pemanasan kering

Zat-zat yang tahan peruraian pada temperatur di atas kira-kira

140°C (284 F) bisa dibuat steril dengan cara pemanasan kering.

Pemaparan selama 2 jam pada suhu 180°C (356 F) atau 45 menit pada

suhu 260°C (500°F) biasanya diharapkan dapat membunuh spora dan

bentuk vegetatif dari semua mikroorganisme. Waktu siklus mensterilkan

total ini biasanya meliputi lag time yang cukup besar agar zat-zat dapat

mencapai temperatur pensterilan dari ruang oven, merupakan waktu

pendiaman yang tepat untuk mencapai sterilisasi, dan merupakan periode

pendinginan agar bahan tersebut kembali ke suhu kamar.

Faktor-faktor dalam Menentukan Waktu Siklus

Waktu siklus tersusun dari 3 bagian : (1) waktu bertambahnya

panas dari ruang dan muatan bahan yang akan disterilkan, dengan

menganggap keduanya mulai pada temperatur kamar, (2) lamanya waktu

pendiaman pada temperatur maksimum, dan (3) waktu pendinginan.

Bahan memerlukan waktu yang lebih lama dalam meningkatkan

temperatur ruangnya. Waktu yang dibutuhkan untuk semua bahan “agar

sesuai” dengan temperatur ruang makin lama dengan makin banyaknya

jumlah bahan, makin buruknya sifat penghantar panas, dan makin

rendahnya kapasitas panas. Hubungan ketiga faktor ini harus ditentukan

Page 52: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dengan teliti selama pengkajian validasi, sehingga waktu siklus efektif

dapat direncanakan.

Waktu siklus seringkali ditulis dengan istilah waktu pemaparan,

misalnya, 2 jam pada temperatur 180°C dengan pemanasan kering.

Waktu pemaparan dapat diperlihatkan dengan pengindera yang

mendeteksi temperatur ruang pada titik paling dingin; walaupun demikian,

indikasi yang lebih baik dari kondisi panas yang sebenarnya dapat

diperoleh dengan penginderaan tempat paling dingin pada muatan bahan

yang akan disterilkan, biasanya menggunakan thermocouple. Bila lokasi

seperti itu digunakan, dan bila tempat yang peling dingin diketahui dari

pengkajian validasi sebelumnya, maka penentuan waktu yang diperlukan

untuk sterilisasi dapat deprogram dengan baik. Harus diingat bahwa

bagian-bagian lain dari muatan bahan-bahan itu mungkin terkenan panas

untuk waktu yang lebih lama, dan apabila panasnya tidak stabil, maka

dapat terjadi peruraian. Oleh karena itu, stabilitas panas bahan yang akan

disterilkan harus diketahui, dan metode sterilisasi yang paling tepat harus

dipilih agar tercipta sterilisasi efektif terhadap keseluruhan massa bahan

sambil menjaga stabilitas dan intergritasnya.

Jenis-jenis Pensteril

Oven yang digunakan untuk menciptakan sterilisasi udara panas

terdiri dari dua jenis, pemindahan panas alamiah dan pemindahan panas

buatan (paksaan). Sirkulasi dalam oven pemindahan panas alamiah

tergantung pada aliran yang dihasilkan oleh kenaikan udara panas dan

Page 53: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

penurunan uadara dingin. Sirkulasi udara ini dapat dengan mudah

dihambat oleh wadah yang mengakibatkan kurangnya efisiensi distribusi

panas. Perbedaan temperature sebanyak 20°C atau lebih dapat

ditemukan pada berbagai rak, bahkan dari oven-oven kecil di laboratorium

dari jenis pemindahan panas alamiah.

Oven pemindahan panas buatan memakai pengisap buatan

memakai pengisap udara untuk mengalihkan udara panas sekitar objek

yang disterilkan dalam ruang. Hal ini menyebabkan konveksi buatan lebih

efisien dari konveksi alamiah. Perbedaan temperatur pada berbagai lokasi

di atas rak dapat dikurang sampai serendah ± 1°C. lambannya waktu dari

bahan muatan dalam hal ini juga banyak berkurang, karena udara panas

segar dialiirkan dengan cepat di sekitat objek. Kurva di bawah ini

menggambarkan perbedaan dalam selisih waktu (lag time) beberapa

wadah yang sama pada minyak jagung ketika dipanaskan dalam konveksi

panas alamiah, bila dibandingkan dengan oven yang sama yang

dilengkapi dengan alat-alat untuk sterilisasi buatan.

Jenis pensteril lain adalah unit terowongan dengan ban berjalan

yang dirancang yang dirancang untuk mensterilkan botol-botol gelas dan

barang sejenisnya secara termal ketika berjalan melalui terowongan,

biasanya dengan memasukkannnya langsung ke dalam ruang aseptis dan

Page 54: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dihubungkan dalam barisan yang bersambungan dengan sebuah mesin

pengisi. Unit-unit seperti ini memerlukan validasi yang cermat.

Efek Terhadap Bahan

Penambahan temperatur agar tercipta sterilisasi udara panas yang

efektif dalam waktu yang tidak terlalu lama, mempunyai efek yang

berlawanan pada beberapa bahan. Bahan selulosa seperti kertas dan kain

mulai hangus pada temperatur kira-kira 160°C (320°F). Pada temperatur

ini, kebanyakan zat kimia akan terurai, karet cepat teroksidasi, dan

bahann-bahan termoplastik meleleh. Oleh karena itu, cara sterilisasi ini

digunakan secara luas untuk barang-barang dari gelas, logam, minyak

anhidrat dan zat kimia yang tahan terhadap peningkatan temperatur tanpa

terjadi peruraian. Pengembangan bahan akan kelihatan, ketika bahan ini

dipanaskan dari suhu kamar menjadi suhu sterilisasi. Oleh karen itu,

barang-barang dari gelas tidak boleh dijejalkan berdesakan dalam ruang

oven. Wadah untuk minyak harus cukup luas untuk memungkinkan

mengembangnya minyak, dan cadangan tempat harus disediakan untuk

mengembangnya bahan-bahan.

Keuntungan dapat diperoleh dari keadaan anhidrat yang diciptakan

dengan cara sterilisasi ini untuk mengeringkan barang-barang dari gelas

dan logam pada akhir siklus pemanasan yang memadai. Peralatan dan

wadah kering penting untuk pembuatan produk anhidrat, dan diperlukan

untuk mencegah pengenceran produk berair. Juga peralatan kering akan

lebih mudah tetap steril selama penyimpanan daripada peralatan basah.

Page 55: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Lebih jauh, peralatan kering secara efektif menghancurkan pirogen,

biasanya membutuhkan kira-kira 2 kali waktu pemaparan untuk sterilisasi.

Untuk mempertahankan kondisi steril setelah sterilisasi,

kontaminasi lingkungan harus ditiadakan. Pembuka peralatan harus

ditutup dengan bahan penghalang seperti aluminium foil. Sebagai

alternatif, barang-barang yang akan disterilkan ditempatkan dalam kotak

yang dilapisi baja antikarat atau wadah pelindung sejenisnya.

b) Pemanasan lembab

Untuk sterilisasi panas, pemanasan lembab lebih efektif daripada

pemanasan kering. Tetapi harus diingat bahwa siklus pemanasan lembab

normal tidak akan menghancurkan pirogen.

Pemanasan lembab menyebabkan koagulasi protein sel pada

temperatur yang jauh lebih rendah daripada pemanasan kering. Di

samping itu, kapasitas panas uap jauh lebih besar dibandingkan kapasitas

udara dari udara panas. Pada titik kondensasi (titik embun), uap

memberikan energi panas sama besar dengan panas karena penguapan.

Jumlah ini kira-kira 540 kalori per gram pada 100°C (212°F) dan 524 kalori

per gram pada 121°C (250°F). sebaliknya energi panas yang dibebaskan

oleh udara kering panas kira-kira hanya 1 kalori per gram udara untuk tiap

derajat pendinginan. Oleh karena itu, ketika uap jenuh mengenai objek

yang dingin dan terkondensasi, uap jenuh ini membebaskan kira-kira 500

kali jumlah energi panas yang dibebaskan oleh udara panas dengan berat

yang sama. Akibatnya objek ini dipanaskan jauh lebih cepat oleh uap. Di

Page 56: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

samping itu, bila digunakan uap di bawah tekanan, maka terhadap objek

yang sedang dipanaskan dikenakan uap panas yang persediaannya cepat

berubah. Hal ini terjadi karena tekanan di bawah mana uap itu digunakan,

maupun karena vakum parsial yang dihasilkan pada tempat itu, di mana

uap terkondensasi, karena volume uap menyusut kira-kira 99 % ketika

uap terkondensasi.

Pergantian Udara

Kepadatan uap lebih rendah daripada kepadatan udara. Oleh

karena itu, uap memasuki ruang autoklaf dan naik ke puncak, serta

mendesak udara ke bawah sebagaiman dilukiskan dengan autoklaf

pergantian gaya berat. Objek harus ditempatkan di ruangan dengan

sirkulasi yang cukup sekeliling objek, dan diatur sedemikian rupa sehingga

udara dapat didesak ke bawah dan keluar dari ruangan melalui alat

penghisap udara. Setiap udara yang terperangkap, seperti udara dalam

wadah dengan sisi dan dasar yang bersambung, atau pada kantung yang

tertutup rapat, akan mencegah penetrasi uap ke daerah-daerah ini,

sehingga mencegah sterilisasi. Udara yang terperangkap seperti ini

dipanaskan sampai temperature uap, tetapi udara panas pada temperatur

120°C (248°F) memberikan waktu siklus 60 jam untuk efek letal terhadap

spora. Oleh karenanya, pemaparan selama 20 menit pada suhu ini

dengan udara panas kering sama sekali tidak memadai.

Faktor-faktor yang Menentukan Waktu Siklus

Page 57: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Spora dan bentuk vegetative bakteri dapat dimusnahkan secara

efektif dalam suatu autoklaf yang menggunakan uap di bawah tekanan

selama waktu pemaparan 20 menit dengan tekanan sebesar 15 pon

(121°C atau 250°F) atau selama 3 menit dengan tekanan 27 pon (132°C

atau 270°F). Selisih waktu ini didasarkan atas asumsi bahwa uap telah

mencapai celah terdalam dari bahan yang akan disterilisasi, dan bahwa

suhu bahan itu tertahan paling sedikit setengah dari selisi waktu itu.

Dalam hal botol-botol berisi larutan panas harus dihantarkan melalui

dinding wadah, menaikan suhu kelarutan menjadi suhu lingkungan, dan

gerakan uap masuk ke wadah dari air yang ada di dalamnya. Oleh karena

itu diperlukan waktu pemaparan yang cukup lama sebelum larutan

mencapai suhu sterilisasi.

Penentuan lag time dan peranannya dalam keseluruhan waktu

siklus yang direncanakan tidak kurang pentingnya untuk sterilisasi panas

lembab daripada untuk sterilisasi udara panas sebagaimana telah

dibahas. Dengan gambaran seperti itu, diketahui bahwa 1200 ampul yang

masing-masing berisi 5 ml larutan dapat disterilkan dengan efektif dalam

suatu autoklaf pada suhu 121°C atau 250°F selama 20 menit pemaparan.

Sebuah botol berisi larutan dengan volume yang sama (6 liter)

membutuhkan waktu pemaparan 60 menit pada suhu 121°C atau 250°F.

Campuran udara uap

Page 58: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Karena campuran udara uap mempunyai suhu yang lebih rendah

dan kapasitas panas yang lebih rendah pula dibandingkan dengan uap

murni, maka adanya udara dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan

tekanan dalam ruang untuk sterilisasi produk dalam wadah yang

berdinding fleksibel. Sebagai contoh, kantung plastik dari sediaan

parenteral volume besar (LVPs) atau tube jeli cair yang dapat dikempiskan

akan membengkak dan pecah dalam autoklaf yang menggunakanuap

saja, khususnya selam fase pendinginan. Bila udara dicampur dengan uap

dan tekanan udara dikendalikan dengan mudah, tekanan untuk bagian

luar wadahdapat diatur sehingga sama dengan tekanan bagian dalam,

sehingga wadah tidak pecah. Karena ada kecenderungan uap dan udara

untuk membentuk lapisan sendiri (terpisah), maka keduanya harus diaduk

terus-menerus dengan pengaduk.

Beberapa pendekatan untuk megurangi waktu siklus

Lamanya pemanasan untuk sebagian besar objek ditentukan juga

dari bahan yang akan disterilisasi. Sebagai contoh, bagian-bagian kain

dan karet akan rusak karena hilangnya daya rentan, larutan akan

mengalami perubahan kimiawi yang berlawanan dan bahan logam akan

berlubang. Oleh karena itu, seluruh waktu siklus harus dikendalikan

sehingga periode pemanasan tidak perlu terlalu lama. Biasanya hal ini

paling baik dilaksanakan dengan memperpendek waktu penyulingan.

Untuk perlengkapan dan wadah yang tidak disegel atau yang tidak

mengandung larutan, uap dihisap keluar dengan cepat pada akhir siklus

Page 59: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sterilisasi. Dengan demikian, objek sterilisasi didinginkan dengan cepat,

khususnya bila dipindahkan dari ruang autoklaf. Cara seperti ini tidak bisa

diterapkan pada larutan, baik larutan yang disimpan dalam wadah tertutup

maupun terbuka, karena penglepasan tekana ruang dengan cepat

akan ,menyebabkan peluapan atau pendidihan larutan panas, dengan

percikan isi wadah terbuka dan ledakan wadah tertutup.

Suatu metode untuk pengeluaran panas secara cepat dari wadah

yang berisi larutan adalah menyemprot wadah itu berangsur-angsur

dengan air pendingin, sementara tekanan dalam ruang dikurangi

bersama-sama. Metode pendinginan cepat lainnya menggunakan

getaran/denyutan singkat uap tekanan tinggi terhadap kamar bermuatan.

Ketika uap meluas di ruang itu, panas keluar dari wadaha larutan. Uap itu

dihisap dari ruang dengan kecepatan yang memungkinkan pengurangan

tekanan secara berangsur-angsur bersamaan dengan penurunan suhu.

Dengan metode-metode ini, kadang-kadang perlu getaran udara ke dalam

ruang untuk mengganti semua atau sebagian uap sedemikian rupa,

sehingga tekanan sekitar wadah tidak berkurang terlalu cepat. Dengan

metode pendinginan semprot, dilaporkan bahwa waktu pendinginan untuk

muatan 200 botol berisi 1 liter larutan dapat dikurangi dari kira-kira 20 jam

menjadi 20 menit.

Suatu pendekatan yang relatif baru terhadap pengurangan waktu

siklus pemanasan total adalah pemakaian vakum prasiklus. Dalam suatu

autoklaf yang didesain khusus, digunakan vakum prasiklus paling sedikit

Page 60: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

20 mmHg. Pengkajian yang lebih akhir menunjukkan bahwa suatu vakum

ganda yang digunakan berurutan sebelum siklus pemanasan,

mengeluarkan udara lebih efektif dari bahan-bahan berpori. Pemakaian

uap berikutnya memungkinkan penetrasi yang cepat dan pemanasan

muatan dengan pengurangan seluruh kantong udara. Karena waktu

pemanasan total secara jelas berkurang disebabkan pengurangan waktu

penambahan suhu. Metode seperti ini tidak bisa digunakan untuk larutan

atau objek lain yang tidak tahan terhadap vakum tinggi.

Sterilisasi dengan temperatur lebih rendah

Pemanasan lembab juga digunakan untuk cara sterilisasi

temperatur rendah. Suhu 100°C (212°F) dan inspisasi menggunakan suhu

serendah 60°C (140°F), secara relatif efektif dalam mengurangi jumlah

mikroorganisme bentuk vegetatif, tetapi tidak dapat diandalkan dalam

melawan spora. Metode sterilisasi marginal ini, digunakan untuk bahan-

bahan yang diproses dengan suatu metode panas, tapi tidak tahan suhu

tinggi tanpa adanya degradasi.

Penerapan cara sterilisasi panas

Cara sterilisasi panas dengan penggunaan panas lembap dibawah

tekanan dianggap sebagai carayang paling terpercaya. Oleh karen itu

cara sterilisasi ini harus digunakan kapan saja bila memungkinkan.

Preparat farmasi dalam air dalam wadah terpatri rapat yang tahan

temperatur autoklaf dapat dibuat steril dan tetap steril tanpa batas, kecuali

bila terjadi kerusakan pada patri itu. Preparat bukan dalam air dalam

Page 61: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

wadah terpatri tidak dapat disterilkan dengan cara ini selama siklus

normal, karena tidak ada air dalam wadah untuk menghasilkan uap,

sehingga tidak ada efek sterilisasi.

Sterilisasi panas lembap juga dapat dipakai untuk peralatan dan

bahan-bahan seperti penutup karet, barang-barang dari gelas, dan alat-

alat lain dengan tempelan karet; berbagai jenis penyaring; dan pakaian

seragam. Agar efektif, kantung-kantung udara harus dihilangkan. Untuk

ini, barang-barang harus basah ketika ditempatkan diautoklaf. Barang-

barang ini juga akan tetap basah pada akhir siklus sterilisasi. Bila uap

lembap dapat keluar tanpa menimbulkan kerusakan pada kemasan, maka

sebagian uap lembap dapat dihilangkan/disingkirkan dengan

menggunakan langkah pengosongan/evakuasi pada akhir siklus itu.

Bahkan proses ini biasanya tidak dapat mengeringkan alat-alatdengan

sempurna. Oleh karena itu bila peralatan seperti ini digunakan dalam

pemrosesan, harus dibuat kelonggaran untuk mengencerkan efek air ini,

atau sebaliknya sebagian kecil produk dapat digunakan untuk

mengeringkan atau membilas air keluar dari peralatan. Dalam beberapa

hal, bila diperlukan peralatan kering dan harus disterilisasidengan

menggunakan autoklaf, maka peralatan itu dapatr dikeringkan dalam oven

vakum sebelum digunakan.

Sterilisasi panas kering digunakan untuk wadah dan peralatan kapan saja

memungkinkan, karena siklus yang memadai diperoleh pada peralatan

yang kering dan steril. Urutan pemrosesan kecepatan tinggi yang baru

Page 62: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

saja dikembangkan meliputi cerobong udara panas untuk sterilisasi terus-

menerusdari wadah gelas yang dipanaskan dengan lampu inframerah,

atau dengan udara yang dipanaskan secara elektris, disaring, dan

bersirkulasi. Peralatan gelas dan logam biasanya tahan sterilisasi panas

kering tanpa kesulitan, walaupun ekspansi panas yang tidak merata dapat

menyebabkan keretaka dan distorti. Tetapi bahan-bahan karet dan

selulosa akan mengalami degdarasi. Bahan-bahan tertentu seperti zat

kimiawi dan zat pembawa minyak yang digunakan pada preparat farmasi

steril kadang-kadang disterilisasi dengan panas kering paa temperatur

rendah (biasanya 140°C atau kurang). Dalam kasus seperti ini, harus

diusahakan agar siklus pemanasan tidak mempunyai efek merusak

terhadap bahan baku dan waktu siklus cukup memadai untuk sterilisasi.

Bahan-bahan ini juga harus dilindungi secara cermat setelah sterilisasi

sampai bercampur secara aseptis dalam produk untuk mencegah

kontaminasi lingkungan.

2) Cara bukan panas

a) Sinar UV

Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi

kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan.

Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi

oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 2537

nm.

Page 63: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi

suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara

menyebabkan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk

kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan

membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.

Aksi Letal

Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital

dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini

menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah

kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom

utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit

utamanya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh

utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk

menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang

panjang.

Letalitas radiasi ultraviolet telah terbukti dengan baik, walaupun

telah terbukti juga bahwa organisme yang dipaparkan ke radiasi

ultraviolet kadang-kadang dapat sembuh/bertahan, suatu fakta yang

tidak mengherankan bila teori letalitas yang telah diuraikan terdahulu itu

benar. Kesembuhan bertambah dengan penambahan metabolit utama

tertentu pada kultur, penyesuaian pH medium, atau pemaparan dengan

sinar yang dapat dilihat tidak lama setelah pemaparan dengan radiasi

Page 64: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

ultraviolet. Oleh karena itu harus terjadi pemaparan yang memadai

dengan radiasi itu sebelum timbul kepastian adanya efek sterilisasi.

Efektivitas germisida sinar ultraviolet merupakan fungsi intensitas

radiasi dan waktu pemaparan. Efektivitas ini juga bervariasi dengan

kerentanan organisme. Data dalam tabel 21-4 menunjukkan kisaran

kerentanan ini. Dari data ini terlihat bahwa intensitas radiasi pada suatu

permukaan adalah 20 mikrowatt tiap cm2, yang merupakan intensitas

minimum yang biasa di anjurkan, maka di perlukan kira-kira 1100 detik

pemaparan untuk membunuh spora B. Subtilis, tetapi hanya kira-kira 275

detik untuk membunuh S. Hemolyticus. Intensitas radiasi ultraviolet dapat

di ukur dengan pengukur cahaya khusus yang berupa tabung yang peka

terhadap panjang gelombang 2537 A.

Pemeliharaan dan penggunaan

Untuk mempertahankan efektivitas maksimum, lampu ultraviolet

harus bebas dari debu, lemak, dan goresan untuk menghindari

berkurangnya intensitas pemancaran yang besar. Juga lampu nini harus

di ganti bila tingkat pemancaran berkurang banyak ( kira-kira 30-50% )

karena perubahan induksi energi dalam gelas yang menghambat

pemancaran.

Tenaga kerja yang berada di tempat-tempat dimana sinar

ultraviolet menyala, haru dilindungi dari sinar langsung atau sinar

pantulan. Sinar ini menyebabkan kulit memerah dan iritasi mata yang

sangat perih. Asosiasi Medis Amerika menganjurkan pemaparan

Page 65: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

maksimum yang di anggap aman pada manusia dalam waktu 1 jam

dibatasi sampai 2,4 mw/cm2.

Lampu ultraviolet terutama di gunakan untuk efek germisida pada

permukaan atau untuk efek penetrasi melalui udara dan air bersih. Oleh

karena itu lampu-lampu ini sering dipasang dalam ruanganb, cerobong

udara,dan peralatan besar di mana radiasi dapat tembus dan meradiasi

udara, dan juga mencapai permukaan terpapar. Persediaan air juga di

sterilisasi bila batas penetrasi ditetapkan secara cermat dan di kendalikan

sedemikian rupa sehingga tercipta penyinaran yang memadai dan

menyeluruh.

b) Radiasi pengion

Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi

isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh

percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar

katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena

tidak menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan

sinar ini adalah tidak dapat dihentikan, karena sinar ini membentuk

sumber mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat). Keuntungan

elektron yang dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju

dosis yang lebih seragam dan lebih tinggi

Akselerator elektron

Akselerator elektron terdiri dari 2 jenis umum yaitu akselerator

linear dan akselerator Van de Graaff. Prinsip akselerator linear dapat

Page 66: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

diikuti dari gambar 21-5. Gelombang pendek dengan frekuensi sangat

tinggi ( radar ) mengumpulkan elektron dari katoda dan mempercepatnya

ketika elektron ini melewati tabung vakum, hampir mencapai kecepatan

cahaya. Elektron-elektron itu dipancarkan dan diarahkan pada sasaran

dengan kisaran energi 3 sampai 15 juta elektron volt ( me V ). Karena

energi potensial 10 meV atau lebih tinggi bisa menghasilkan bahan

radioaktif, akselerator linear labih dari 9 meV biasanya tidak di pakai untuk

sterilisasi.

Akselerator Van de Graaff sanggup menyediakan energi sampai 3

meV. Akselerator ini memakai daya yang di arahkan pada partikel

bermuatan listrik dengan potensi voltase tinggi dalam suatu medan listrik

sebagai cara percepatan partikel langsung.

Penentuan Dosis

Dosis ditentukan oleh energi yang dilepas oleh sinar gamma, atau

oleh sejumlah elektron yang mengenai tiap cm2 bahan yang menyerapnya

(target). Rad adalah suatu radiasi yang diserap, satuan dosis yang

sekarang sering digunakan. Secara kasar, rad didefinisikan sebagai

absorbsi 100 erg enegi per gram bahan. Kedalaman penetrasi dalam

suatu target dari dosis yang ditentukan berhubungan langsung dengan

voltase elektron sumber, dan secara tidak langsung berhubungan dengan

kepadatan bahan yang akan diradiasi.

Aksi letal dan dosis

Page 67: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Radiasi pengionan menghancurkan mikroorganisme dengan

menghentikan reproduksi sebagai akibat mutasi letal. Mutasi ini di

akibatkan oleh transfer energi sinar radiasi menjadi molekul penerima

pada jalannya, menurut teori pukul langsung ( direct-hit theory ). Mutasi

juga bisa di sebabkan oleh tindakan tidak langsung, di mana molekul-

molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi tinggi seperti

hidrogen dan ion hidroksil. Semua ini gilirannya mengakibatkan

perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain, sehingga

menghilangkan keberadaannya bagi metabolisme sel bakteri. Radiasi

pengion berbeda dengan sinar ultraviolet dalam hal efeknya terhadap

bahan, terutama bahwa bradiasi pengion mempunyai derajat energi lebih

tinggi yang sebenarnya menghasilkan ionisasi atom-atom konstituen.

Spora bakteri dan virus umumnya empat sampai lima kali lebih resisten

dibandingkan bakteri dan kapang vegetatif. Walaupun demikian, dosis 2

sampai 2,5 megarad dianggap memadai untuk menjamin sterilitas.

Sekarang ini tidak ada bukti reaktivasi mikroorganisme sebagaimana telah

diketahui pada sinar ultraviolet.

Penerapan untuk sterilisasi

Elektron yang dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk

mensterilkan produk-produk pilihan dengan suatu proses

berkesinambungan. Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain harus

diselenggarakan dalam batch. Sterilisasi dengan proses berkesinambung

memerlukan pengendalian yang tepat, sehingga tidak ada

Page 68: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

kekurangan/bagian yang lepas dari keefektifan sterelisasi. Jaminan

pemberian dosis memadai, pencakupan produk secara sempurna dan

seragam, dan penetrasi yang memadai telah tercipta dalam sterilisasi

efektif dan rutin terhadap jahitan bedah dengan menggunakan akselerator

linear. Pemberian dosis memadai biasanya ditentukan oleh efek energi

yang diserap, pada kedalaman penetrasi yang ditetapkan maksimum,

pada lapisan tipis fotografis, dan/atau pada indikator biologis Bacillus

pumilus.

Pemakaian radiasi meningkat dalam frekuensi dan luasnya

pemakaian setelah diperoleh pengalaman dengan metode ini, khususnya

untuk sterilisasialat medis plastik. Ada tantangan baru dengan adanya

masalah tentang keselamatan etilenoksida dan rendahnya derajat kualitas

lingkungan yang sekarang ini diperkenankan. Masalah ini dikemukakan

oleh Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( AK3 ). Tersedianya

fasilitas untuk cara ini, yang menggunakan kedua sumber energi, semakin

meningkat. Alat perlengkapan medis perorangan atau pabrik farmasi tidak

cocok dengan tingginya biaya fasilitas sterilisasi radiasi, tetapi availabilitas

yang makin meningkat dari pusat-pusat yang menyelenggarakan kontrak

pelayanan telah membuat metode ini sebagai pilihan yang lebih

membawa harapan.

Sejumlah vitamin, antibioka, dan hormon dalam keadaan kering telah

berhasil dibuat steril dengan radiasi. Sediaan farmasi cair lebih sulit

Page 69: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

disterilkan karena efek potensi radiasi terhadap sistem zat pembawa dan

juga obat.

d) Penyaringan

Penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel

termasuk mikroorganisme, dari larutan dan gas tanpa menggunakan

panas. Idealnya, saringan tidak harus mengubah gas atau larutan dengan

segala cara, juga tidak menghilangkan konstituen yang diinginkan atau

pembawa komponen-komponen yang diinginkan.

Karena kebanyakan penyaring membran hanya untuk sekali pakai (

disposable ), maka masalah mencuci setelah pemakaian terbatas pada

rumah penyaring yang dapat dipakai kembali dan saringan penunjang.

Penyaring membran ini biasanya terbuat dari baja antikarat atau polimer

plastik yang keras yang agak mudah dibersihkan. Walaupun demikian,

harus diberikan perhatian cermat untuk membongkar rumah penyaring

dan menyikatnya untuk mengangkat sisa-sisa yang dapat menimbulkan

kontaminasi pada pemakaian berikutnya.

Membran-membran ini biasanya dibuat hidrofilik dengan

memberikan bahan aktif permukaan pada waktu pembuatan. Jika hal ini

tidak dilakukan, khususnya pada porositas paling rendah, maka suatu

larutan berair tidak dapat dipaksa melalui penyaring, kecuali dibawah

tekanan sangat tinggi. Walaupun demikian, bila diinginkan pembahasan

tidak dengan air, seperti dengan larutan tidak berair misalnya etanol dan

gas inert, maka polimer dibiarkan dalam bentuknya yang hidrofobik.

Page 70: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Fungsi penyaring

Penyaring membran terutama berfungsi dengan mengayak atau

dengan menyaring partikel dari larutan atau gas, jadi menahannya diatas

permukaan penyaring. Karena sifat penyaring membran dan ketebalannya

yang terbatas, media penyaring mempunyai kemampuan menangkap

hanya sedikit; hal ini merupakan suatu mekanisme yang dapat diterapkan

pada fungsi penyaring yang mempunyai kedalaman seperti yang terbuat

dari gelas dan kertas. Dalam beberapa hal, penyaring membran juga

berfungsi dengan gaya tarik elektrostatis. Hal ini khususnya cocok untuk

penyaringan gas kering, di mana muatan elektrostatiscenderung

meningkat karena efek gesekan gas yang mengalir.

Pori-pori atau lubang melalui medium penyaring mana saja terdiri

dari suatu rentangan ukuran. Contohnya bila suatu penyaring ditandai

dengan porositas 0,2 mikron, porositas yang seringkali dipakai untuk

mengakibatkan sterilisasi, maksimum rata-rata garis tengah pori adalah

0,2 mikron, dengan banyak pori yang jauh lebih kecil dari ini dan sedikit

pori yang lebih besar ukurannya. Pori yang lebih besar ukurannya ini

mempunyai garis tengah sebesar 0,5 mikron, tetapi jumlahnya begitu

sedikit sehingga kemungkinan spora mikroba ( biasanya garis tengahnya

dihitungt 0,5 mikron ) menemukan pori-pori yang sedikit itu sangat jauh.

Namun harus diakui bahwa kemungkinan ini bisa terjadi, walaupun jauh.

Karena itu, penyaring-penyaring sperti ini tidak dapat lagi di anggap

sebagai cara mutlak untuk sterilisasi suatu larutan. Untuk meningkatkan

Page 71: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

kemungkinan dalam menciptakan filtrat steril, beberapa peneliti

mengusulkan agar larutan dialirkan melewati serangkaian dua penyaring

dengan porositas 0,2 mikron. Peneliti lain mengusulkan untuk

menggunakan penyaring dengan porositas 0,1 mikron, tetapi ini akan

sangat mengurangi laju kecepatan aliran.

Karena penyaring membran terutama berfungsi/bekerja dengan

menayak, maka segala jenis partikel dalam larutan tertahan dipermukaan

bila isi relatif tinggi, partikel-partikel mengumpul dipermukaan dan

menyumbat penyaring, sehingga aliran larutan berkurang dan barangkali

berhenti. Untuk menghindari masalah ini, bila larutan mempunyai

kandungan padatan yang tinggi, khususnya bila kandungan padatan itu

makromolekul yang berubah bentuk, maka larutan itu paling baik diproses

dengan melewatkannya melalui satu atau lebih prafilter (penyaring awal),

yang relatif berlubang. Dengan penyaring dalam, partikel secara bertahap

berpindah melalui penyaring itu bila waktu penyaringan diperpanjang, bila

ada perbedaan tekanan tinggi, atau bila sering terjadi fluktuasi tekanan.

Aliran cairan melalui penyarin

Laju aliran suatu cairan melalui penyaring dipengaruhi oleh ukuran

lubang melalui penyaring, volume lubang (perbandingan ruangan terbuka

dengan kandungan padat/matriks), luas permukaan penyaring, diferensial

tekanan sepanjang penyaring, dan viskositas cairan. Dari faktor-faktor ini,

dua cara paling praktis untuk meningkatkan laju aliran adalah dengan

menambah luas permukaan penyaring atau diferensial tekanan sepanjang

Page 72: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

penyaring. Ada batas praktis untuk menambah garis tengah lempengan

penyaring; jadi bila diperlukan daerah permukaan yang lebih luas, maka

sering digunakan penyaring yangdilipat dalam bentuk cartridge. Dengan

cara ini, bisa diciptakan kenaikan yang besar dalam luas permukaan

dengan dimensi menyeluruh yang relatif kecil. Dalam batas-batas

kekuatan fisik penyaring dan rumahnya, diferensial tekanan dapat

ditingkatkan menjadi beberapa ratus pon tiap inci persegi. Walaupun

begitu, dalam praktek kefarmasian, diferensial tekanan yang dipakai

jarang melebihi 25 sampai 30 pon tiap inci persegi. Biasanya tekanan

positif digunakan pada cairan yang mengalir ke atas dari penyaring; tetapi

vakum dapat menarik aliran arah ke bawah penyaring. Dalam hal vakum,

maksimum diferensial yang dapat diciptakan adalah satu atmosfer, atau

kira-kira 15 pon tiap inci persegi. Lagipula tekanan negatif dalam ruang

filtrat membuat penyaring sulit mencegah kontaminasi bagian dalam dari

lingkungan. Oleh karena itu, bagi filtrasi yang dirancang untuk membuat

larutanmenjadi steril, sebaiknya menggunakan tekanan arah ke atas dari

penyaring dengan menggunakan gas yang disaring agar bebas dari

mikroorganisme. Tiap kebocoran yang mungkin terjadi pada sistem seperti

ini menyebabkan kerusakan pada bagian luar tanpa kontaminasi filtrat

yang steril.

Larutan yang mempunyai viskositas tinggi biasanya mempunyai

laju aliran yang rendah. Dalam banyak hal, laju ini dapat ditingkatkan

Page 73: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dengan menghangatkan larutan sehingga mengurangi viskositasnya, asal

saja pemanasan ini tidak mempunyai efek berlawanan terhadap larutan.

Sebagaimana disebutkan terdahulu, laju aliran melalui penyaring

juga tergantung pada volume relatif lubang penyaring. Semua penyaring

harus mempunyai kandungan padat yang membentuk kerangka untuk

lubang-lubang. Makin rendah jumlah padat dibandingkan dengan ruangan

lubang, makin tinggi volume lubang dan laju aliran.

Jenis-jenis penyaring

Membran penyaring dirancang untuk sekali pakai, kemudian

dibuang; rumah penyaring yang tersusun dari polimer plastik dimaksudkan

juga untuk digunakan sekali saja. Jadi tidak ada pembersihan setelah

dipakai. Tambahan pual, penyaring membran dipatri dengan rumahnya

oleh pabrik, sehingga risiko kebocoran menjadi minimal.

Penyaring membran biasanya berbentuk lempengan atau silinder

yang dilipat (cartridge). Silinder ini berkisar dari piringan 13 mm (kira-kira

0,8 cm2) sampai 20 inci atau cartridge yang lebih panjang (kira-kira 0,84

M2). Rumah penyaring biasanya terbuat dari baja antikarat atau berbagai

plastik polimer.

Beberapa tahun yang lalu, menggunakan penyaring yang dapat

dipakai lagi adalah biasa, seperti tanah diatomae, sintered-glass, dan

porselen yang tak diglazur. Karena adanya masalah-masalah

pembersihan yang memadai antara penggunaan dan pengujiannya,

sekarang ini pemakaian penyaring-penyaring ini dibatasi.

Page 74: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

B. Proses sterilisasi kimia

Sterilisasi Gas

Sterilisasi gas bukanlah hal baru. Gas-gas seperti formaldehida dan

sulfur dioksida telah digunakan untuk sterilisasi selama bertahun-tahun.

Tetapi gas-gas ini merupakan zat kimia yang sangat reaktif, dan sulit

hilang dari kebanyakan bahan setelah pemaparan. Oleh karena itu

pemaparannya terbatas. Dua gas yang lebih baru, etilen oksida dan beta-

propiolakton, mempunyai kekurangan yang lebih sedikit daripada zat yang

terdahulu, sehingga dianggap penting dalam sterilisasi. Tidak diragukan

lagi, pengembangan bahan plastic dan perlunya metoda praktis untuk

sterilisasi telah memacu pengembangan bahan pensteril gas yang baru,

khususnya etilen oksida.

Etilen Oksida

Etilen oksida(ETO) adalah suatu eter siklis ((CH2)2O) dan suatu gas

pada temperature ruangan.hanya saja etilen oksida sangat mudah

terbakar dan bila tercampur udara menjadi eksplosif. Bila dicampur

dengan gas inert seperti karbon dioksida atau satu atau lebih hidrokarbon

yang diflourinasi (Freon) dalam perbandingan tertentu, etilen oksida

menjadi tidak mudah terbakar dan aman untuk dikelola. Zat ini inert

secara kimiawi terhadap kebanyakan bahan padat. Dilain oihak dalam

bentuk cairan seperti bila ditekan dalam silinder, etilen oksida melarutkan

bahan-bahan plastic dan karet tertentu dan memerlukan perawatan

khusus dalam penanganannya.

Page 75: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Proses Sterilisasi

Sterilisasi dengan etilen oksida mencakup prosedur yang

diberlakukan/disahkan secara cermat dengan menggunakan ruang

bertekanan. Bahan yang akan disterilkan ditaruh dalam ruangan atau

kamar, dan dipaparkan dengan kelembaban relative sampai 98 % selama

60 menit atau lebih. Kemudian bahan ini ditempatkan dalam kamar yang

sebelumnya sudah dipanaskan sampai kira-kira 550 C dan dipasang suatu

vakum awal kira-kira 27 inci hg. Setelah waktu pemaparan selama 6

sampai 24 jam, tergantung pada derajat kontaminasi, kemampuan

penetrasi bahan dan konsentrasi ETO, maka gas dihisap keluar dan

vakum dipasang kiar-kira 25 inci hg. Udara yang sudah disaring kemudian

dimasukkan kedalam kamar sampai diperoleh tekanan sama dengan

tekanan atmosfer.

Suatu kamar yang dipanaskan digunakan untuk mengurangi waktu

yang diperlukan untuk proses sterilisasi. Temperature 550 C tidak

mempunyai efek merugikan terhadap kebanyakan bahan. Telah

disarankan bahwa kenaikan temperature 170 C memungkinkan

pemendekan waktu pemaparan kira-kiara setengahnya.

TABEL 21-6. Kondisi pemaparan yang digunakan dengan campuran

Etilen Oksida pada temperature 550 C.

NAMA

DAGANG

ISI CAMPURAN (%) KONSENT

RASI ETO

TEKANAN

KAMAR (Psig)

WAKTU

PEMAPARAN

Page 76: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

(mg/L) MINIMUN (jam)

Carboxide 10 etilen karbon

90 karbon dioksida

450 28 6

Oxyfume-20 20 etilen oksida

80 karbon dioksida

670

920

18

30

4

3

Cry-Oxcide

(benvecide)

11 etilen oksdia

54 triklorofluorometan

35 diklorodifluorometan

450

850

5

18

5

3

Pennoxides 12 etilen oksida

88 diklorodifluorometan

650 7 4

Kondisi pemaparan yang sangat sering digunakan dengan etilen

oksida diperlihatkan pada table diatas. Perhatikanlah bahwa pada

konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi minimum efektif dari 450 mg

per liter volume kamar mengurangi periode pemaparan. Konsentrasi yang

digunakan secara langsung berhubungan dengan tekanan berbagai

campuran yang diperlukan untuk memperoleh konsentrasi itu. Peralatn

yang tersedia dapat membatasi tekanan dan karenanya konsentrasi itu

dapat diperoleh.

Biasanya penghilangan etilen oksida dari bahan-bahan

diselesaikan dengan mudah pada akhir siklus sterilisasi melalui evakuasi

yang diikuti oleh aerasi dalam waktu singkat, yakni pemaparan dengan

atmosfer normal. Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak

dihilangkan sama sekali. Kekhawatiran juga terjadi karena sifat-sifat

Page 77: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

karsimogenik dan mutagenic dari EtO dan sisa-sisa pada bahan-bahan

yang digunakan untuk manusia.

Mekanisme Aksi

Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap

mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama

mempengaruhi proses reproduktif. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan

menghilangkan hydrogen aktif pada gugus sulfidril, amino, karboksil, atau

hidroksil dengan suatu radikal hidroksetil. Metabolit yang telah diubah

tidak tersedia bagi mikroorganisme, sehingga mikroorganisme ini mati

tanpa reproduksi.

Penerapan

Alkilasi dapat pula terjadi dengan molekul-miolekul obat pada

preparat farmasi, khususnya dalam keadaan cairan. Oleh karena itu,

sterilisasi etilen oksida terhadap sediaan farmasi dibatasi secara

mendasar pada bubuk kering dari bahan-bahan yang diketahui tidak

terpengaruh. Walaupun demikian, etilen oksida dipakai secara luas pada

bahan plasti, barang-barang dari karet, dan alat-alat optok yang halus.

Juga diketahui bahwa peralatan dari baja antikarat mempunyai masa

kegunaan yang lebih lama bila disterilisasi dengan etilen oksida ketimbang

dengan uap. Kemampuan penetrasi efektif dari EtO memungkinkan

mensterlisasi perangkat pemberian parenteral, jarum suntik, alat suntk

plastic, dan beberpa bahan terkait yang tertutup dalam kemasan distribusi

kardus kertas atau plastik.

Page 78: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Beta-propiolakton

Beta-propiolakton ((CH2)2OCO) adalah lakton siklis dan cairan yang

tidak mudah terbakar pada temperature kamar. Zat ini mempunyai

tekanan uap rendah, tetapi karena zat tersebut bersifat bakterisid

terhadap sejumlah mikroorganisme pada konsentrasi felatif rendah, maka

tidak ada kesulitan dalam memperoleh konsentrasi bakterisid dari uap ini.

Zat ini merupakan zat pengalkilasi dan karenanya mempunyai cara kerja

yang sama dengan EtO terhadap mikroorganisme. Beberapa pengkajian

menunjukkan bahwa konsentrasi uap kira-kira 2 sampai 4 mg per liter

ruangan adalah efektif pada temperature tidak kurang dari 240 C dan pada

kelembaban nisbi sekurang-kurangnya 70% dengan waktu pemaparan

paling sedikit 24 jam.

Kemampuan penetrasi uap beta-propiolakton telah diketahui

rendah. Oleh karena itu tampaknya pemakaiannya terutama untuk

sterilisasi permukaan pada ruangan luas, seperti keseluruhan ruangan.

4. Dispending Of Medication by Robert King; 187-189

A. Panas lembab

Sterilisasi dengan uap panas bertekanan tersaturasi merupakan

metode sterilisasi yang paling dipercaya. Oleh karena itu, metode ini

merupakan metode pilihan jika mungkin. Bagaimanapun, tidak semua

peralatan kesehatan akan tahan terhadap pemanasan, dari penetrasi

panas lembab lokasi dari organisme hidup mungkin dihalangi oleh

karakteristik bahan. Ini hanya pada saat panas lembab sebenarnya

Page 79: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

mencapai organisme dimana efek lokal bisa dicapai. Melalui larutan yang

telah ditempatkan, panas ditransfer melalui konduksi dengan dinding dan

konveksi diantaranya dan ini biasanya lebih cepat dari penetrasi uap ke

dalam bahan noncair. Faktor yang merupakan masalah terbesar untuk

sterilisasi uap adalah penetrasi yang sulit, kekurangan pemindahan air,

kerusakan panas dan kelembaban, dan pembasahan bahan lain.

B. Panas kering

Wadah gelas kosong dan hampir semua bahan gelas atau logam

yang digunakan untuk produk steril disterilisasi dengan panas kering.

Kerusakan pirogen bisa terjadi bersama-sama, tetapi suatu pemaparan

yang lebih lama dibutuhkan. Metode ini digunakan secara luas oleh

industri farmasetik dan seharusnya digunakan dalam rumah sakit jika

diperlukan.

Distribusi panas secara normal terjadi dari sirkulasi uap panas

dengan konduksi pada dan melalui alat yang disterilkan. Derajat konduksi

akan lebih bervariasi dengan bahan yang bervariasi, menjadi sangat lama

jika melewati udara, relatif lambat melewati gelas, namun relatif cepat

melewati logam. Bagaimanapun, refleksi panas cukup kuat dari

permukaan yang berkilauan seperti besi baja. Panas kering bisa

digunakan untuk bahan-bahan yang tidak cocok dengan uap atau dalam

hal ini konduksi merupakan mekanisme utama dimana panas bisa

mencapai mikroba yang terkontaminasi. Sterilisasi panas kering

digunakan untuk bahan gelas dan logam, terutama sekali jika alat-alat itu

Page 80: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

akan digunakan dalam keadaan kering dan perusakan kontaminan

pirogen dibutuhkan, serbuk, dan salep dengan bahan lemak atau

berminyak. Ini merupakan metode pilihan.

C. Etilen oksida

Etilen oksida (ETO) adalah eter siklik, gas pada temperatur kamar

mudah terbakar, dan meledak ketika dikurung dan adanya oksigen.

Bahaya peledakan bisa dihilangkan jika tidak ada cetusan dan/atau

kehadiran O2. Juga bisa dikurangi dengan campuran ETO dengan gas

seperti CO2 atau diklorodifuorometanol (freon). Jika pelarut digunakan,

pengurangan potensi berarti, sejak campuran umum, dengan berat 10 %

ETO dengan 90 % CO2 dan 11 atau 12 % ETO dengan 88 atau 89 %

freon. ETO adalah gas beracun dan Badan Perlindungan Lingkungan

baru-baru ini telah menurunkan maksimum dari 5 % menjadi 1 bagian per

satu juta dalam kehadiran personal.

Sterilisasi dengan ETO tergantung dari suhu, kelembaban relatif,

konsentrasi gas, dan waktu pemaparan sama seperti fisika dan kimia alam

dimana terdapat kontaminan mikroba, dan jenis dan jumlah

mikroorganisme dari lingkungan. Jika faktor-faktor ini dikontrol dengan

baik, ETO menjadi bahan sterilisasi efektif. Perusakan mikroba umumnya

terjadi melalui alkilasi dari kelompok nitrogen tersier dan ester asam fosfor

dari asam nukleat.

D. Larutan kimia

Page 81: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Larutan kimia digunakan secara luas di rumah sakit dan industri

untuk menghancurkan, mengontrol, atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme. Larutan kimia memenuhi syarat sebagai bahan pensteril,

hanya dalam situasi terkontrol baik walaupun kemampuan mereka untuk

mendesinfeksi atau mengontrol pertumbuhan mikroba merupakan nilai

yang sangat besar. Lagipula, kegunaan utamanya sebagai desinfektan.

Juga pada korosif, toksik atau bahan alam yang tidak stabil dari banyak

larutan membatasi kegunaannya dalam situasi praktek.

Bahan kimia yang digunakan sebagai larutan pensteril adalah

glutaldehid (2 % dalam larutan alkali) dan formaldehid (2-8 % metanol

atau 2-propanol). Bahan kimia lain seperti iodofor, hipoklorit, alkohol, dan

fenol juga dapat mensterilkan bahan/alat di bawah situasi yang terkontrol.

Fungsi efektif dari larutan kimia tergantung dari konsentrasi dan

suhu dari larutan kimia, permukaan dari bahan yang disterilkan (lembut

atau berpori), lamanya waktu kontak, tingkat inaktivasi dari kontaminan

pada permukaan, dan tipe dan jumlah kontaminan banteri.

E. Radiasi sinar UV

Rentan panjang gelombang germisidal UV dari 240-280 nm,

dengan aktivitas maksimum pada 260 nm. Karena banyak faktor yang

membatasi keefektifan faktor radiasi UV, kegunaannya hanya sebagai

bahan desinfektan permukaan disadari hanya bisa efektif bersama

dengan kebersihan dan biaya lampu. Bagaimanapun, di bawah kondisi

yang pantas, radiasi UV bisa beraksi sebagai bahan efektif untuk

Page 82: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

mengurangi kontaminan mikroba pada permukaan. Reaksi germisidal

utama adalah eksitasi fotokimia. Radiasi UV mempunyai kekuatan

penetrasi kecil, aksi ini terutama pada permukaan yang langsung

diradiasi. Secara konsekuen, tempat bayangan dengan menghalangi

obyek yang tidak diradiasi. Juga, lapisan permukaan dari debu, bahan

kimia dan bahan berminyak akan melindungi mikroorganisme dari

pemaparan. Lagipula, tube germisidal UV, sebagaimana permukaan yang

diradiasi, harus tetap bersih. Lebih jauh, intensitas cukup pada daerah

mikroorganisme dibutuhkan untuk efek germisidal. Lagipula, lokasi pipa

penting sebab intensitas radiasi menurun dengan kebalikan dengan jarak

antara sumber UV dan permukaan yang telah teradiasi. Sumber radiasi

UV buatan yang umum digunakan adalah lampu uap merkuri.

Kebanyakan radiasi (95%) dari lampu diemisi sebagai 253,7 nm dari garis

resonansi merkuri.

F. Radiasi ionisasi

Walaupun sterilisasi radiasi berbeda dari radiasi UV, kebanyakan

tidak pernah digunakan oleh farmasis, diskusi singkat dilakukan untuk

menggambarkan metode yang digunakan meningkat oleh perindustrian

dalam sterilisasi produk kesehatan. Sterilisasi radiasi mungkin bekerja

menggunakan radiasi elektromagnetik (foton, radiasi gamma, atau radiasi

sinar X) atau radiasi sinar partikulat (partikel beta atau elektron energi

tinggi).

Page 83: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Dipercaya bahwa mekanisme dengan radiasi energi tinggi

mempengaruhi mikroorganisme yaitu elektron orbital dikeluarkan

dan digabungkan kembali dengan molekul terionisasai untuk

membentuk intermediat kimia. Pada radiolisis udara, radikal bebas

reaktif bisa dikombinasikan untuk membentuk hidrogen peroksida,

menghasilkan kerusakan sel. Teori lain terlibat dalam aksi langsung

dari struktur vital sel, seperti nukleoprotein kromosomal. Mungkin

kombinasi dari kedua efek ada, mengakibatkan inaktivasi sempurna

dan irreversibel dari mikroorganisme.

Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi vitamin, antibiotik,

steroid, hormon, transplantasi tulang dan lapisan, dan peralatan

kesehatan seperti jarum plastik, spoit, pisau bedah, tube plastik, keteter,

cawan petri, dan benang bedah. Walaupun tak ada kerugian keefektifan

dari metode ini, harga dan ukuran instalasi menjadikan ini hanya untuk

praktek untuk proses volume tinggi bahan-bahan dari pusat industri.

G. Penyaringan

Penyaringan larutan melalui penyaring bakteri digunakan secara

luas dalam industri farmasetik.

5. Pharmaceutical Dosage Form by Michael Aulton; 701-708

Metode sterilisasi dapat dikategorikan sebagai :

Page 84: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a) Proses yang membutuhkan peningkatan energi. Ini termasuk panas

kering dan lembab, kombinasi panas dan bahan bakterisida, dan

radiasi.

b) Proses kimia menggunakan gas bakteri.

c) pemindahan bakteri secara fisika dengan penyaringan.

a. Sterilisasi panas lembab-autoklaf

Panas lembab dalam bentuk uap bertekanan merupakan metode

yang paling dipercaya dalam membunuh mikroorganisme.

Uap digambarkan jenuh pada suhu yang sesuai pada titik didih

cairan yang mendekati tekanannya. Beberapa karakterisitik dari uap

kering jenuh disumbangkan pada efisiensi tingginya sebagai bahan

pensteril. Bagian besar dari energi panas, sekitar 80 %, adalah bentuk

panas tersembunyi. Pada saat uap jenuh mengembun, akan

membebaskan semua panas tersembunyinya dengan cepat. Ini terjadi

dalam alat pensteril jika uap menyentuh permukaan dingin dari bahan di

dalamnya. Panas tersembunyi yang diberikan pada bahan membuat

penyumbangan besar untuk meningkatkannya pada suhu sterilisasi. Sejak

semua panas yang sensitif diperoleh dengan kondensasi, tidak ada

penurunan temperatur di sekitarnya. Uap yang mengembun juga

menghidrasi kehadiran beberapa sisa mikroorganisme lebih sensitif.

Pada saat uap tersaturasi mengembun, ini mengakibatkan

pengerutan volume kecil. Dalam kondisi turbulen, campuran uap air bisa

membentuk tekanan total hanya tekanan sebagian dari uap terkontrol dari

Page 85: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

temperatur. Sebagai contoh, jika 90 % pada uap pada suhu 121°C

dicampur dengan 10 % udara pada tekanan akhir 15 p.s.i, temperatur

akhir akan menjadi 118°C (13,5 p.s.i. → uap tekanan panas).

Autoklaf

Desain dari berbagai autoklaf harus memastikan muatan diserap

dengan uap kering jenuh, di mana pembentukan uap supersaturasi

diminimalkan secara efektif dari udara dihilangkan dari wadah dan muatan

(jika berpori). Beberapa jenis autoklaf adalah autoklaf pemindahan turun,

autoklaf pemberat vakum, autoklaf spray pendingin, autoklaf vakum tinggi,

autoklaf berkelanjutan.

Autoklaf penggantian penurunan

Ini biasanya horizontal unit yang lebih kecil biasanya vertikal. Uap

secara external bertekanan tinggi dan berkurang melalui pengurangan

katup pada tekanan autoklaf. Pemisah digunakan untuk memindahkan

tetesan air dan meminimalkan uap superpanas. Uap diterima pada bagian

atas wadah melalui pengencang. Karena uap memiliki densitas lebih

rendah daripada udara pada suhu yang sama, udara akan digantikan

menurun dengan saluran. Kondensasi juga bisa dihilangkan dengan

saluran. Saluran ini dilengkapi dengan kemampuan perangkap ’dekat

dengan sistem’ dari penghentian udara dan kondensasi sementara uap

jenuh bertahan dalam wadah. Perhatian diberikan untuk melindungi sifon

bagian belakang dari saluran ke dalam wadah autoklaf. Disadari bahwa

wadah ketinggalan pembungkus uap dibutuhkan untuk autoklaf jenis ini,

Page 86: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

namum jika digunakan harus hati-hati untuk menghindari superpanas.

Pengukuran suhu terjadi pada saluran, sedekat mungkin dengan wadah.

Udara dan kondensat akan dikeluarkan sempurna ketika suhu ekuivalen

dengan uap jenuh kering pada saat penggunaan tekanan. Kontrol suhu

selama waktu sterilisasi adalah dengan pengaturan tekanan uap. Pada

akhir waktu sterilisasi, isi autoklaf diperbolehkan untuk didinginkan hingga

tekanan nol dan udara masuk ke dalam melalui filter bakteri asli. Kontrol

keamanan juga dilakukan untuk memastikan bahwa autoklaf tidak dapat

dibuka selama siklus sterilisasi atau hingga isi didinginkan hingga suhu di

bawah 8°C.

Autoklaf pemberat udara

Beberapa tahun belakangan ini wadah gelas telah digantikan

dengan wadah plastik untuk cairan infus. Sterilisasi panas bisa

mengakibatkan plastik melembut, dan penyimpangan wadah bisa terjadi

selama penurunan tekanan pada akhir siklus sterilisasi. Beberapa autoklaf

dengan desain modern mengganti penurunan tekanan dengan

memasukkan air steril hangat ke dalam wadah pada akhir siklus sterilisasi.

Ini diistilahkan dengan pemberat gas.

Autoklaf spray pendingin

Muatan besar dari cairan botol bisa membutuhkan waktu

pendinginan hingga 80°C karena kapasitas panasnya yang besar dan

tidak adanya derajat pemindahan panas melalui dan berasal dari dinding

gelas. Pengurangan signifikan pada waktu pendinginan bisa dicapai jika

Page 87: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

botol disemprot dengan kabut dari tetesan air suling. Pecahan botol

diminimalkan jika ukuran penetes kecil. Beberapa autoklaf sekarang

dilengkapi dengan alat penyemprot pendingin dengan atau tanpa

pemberat gas. Penyemprot pendingin bukannya tanpa masalah dan

kontaminasi cairan botol, biasanya diakibatkan dari sedikit pendekatan,

telah dilaporkan.

Autoklaf vakum tinggi

Ada masalah yang disadari pada saat penggunaan autoklaf

penggantian penurunan untuk sterilisasi muatan berpori yaitu waktu yang

dibutuhkan untuk menghilangkan udara, dan kondensasi yang

mengakibatkan kekeringan muatan pada akhir siklus. Masalah ini diatasi

dengan pengembangan autoklaf vakum tinggi atau autoklaf muatan

berpori. Pada alat ini, udara dihilangkan dengan mengurangkan tekanan

vakum dengan adanya pompa bersegel minyak atau cincin air, sering

dilengkapi dengan termokompresor dan kondenser air dingin. Pada tingkat

prevakum siklus, udara dihilangkan dari muatan dan wadah, baik dengan

evakuasi wadah yang dipanaskan hingga tekanan absolut 15 mmHg yang

diikuti dengan aplikasi berkelanjutan dari vakum, atau dengan perubahan

injeksi gas dan evakuasi (penolakan) hingga tingkat residu air dicapai.

Uap diterima dengan segera dan cepat untuk kondisi operasi, biasanya

134°C, 32 p.s.i dengan waktu penahan 3-5 menit. Selama tingkat post-

vakum, uap dengan cepat dipindahkan dengan evakuasi cepat hingga 50

mmHg. Vakum dijaga untuk waktu yang berbeda, biasanya 3-5 menit,

Page 88: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

tergantung retensi kondensasi muatan, dalam hal menghasilkan muatan

yang kering. Udara steril kemudian diterima wadah sampai tekanan

mencapai tekanan atmosfer. Jumlah waktu total harus tidak melebihi 30

menit. Autoklaf ini harus dilengkapi dengan alat untuk menentukan

kesalahan pemindahan air dan kebocoran udara ke dalam wadah

Autoklaf berkelanjutan

Autoklaf secara normal dioperasikan dalam mode tidak

berkelanjutan dan produksi industri cairan steril botol sering terbatas pada

kapasitas autoklaf dan kecepatannya. Masalah ini tidak seluruhnya

teratasi dengan hanya meningkatkan jumlah dan ukuran autoklaf. Masalah

yang hampir sama dalam produk industri pengalengan dan susu

membawa pada pengembangan sterilisasi berkelanjutan Stock

Amsterdam Hydromatic merupakan contohnya.

Ini terdiri dari menara vertikal tertutup besar (sampai tinggi 50 kaki)

terdiri dari 3 bagian yang saling menghubungkan :

1. kolom berisi air untuk pemanasan wadah yang membawa pada

2. kolom pusat sterilisasi berisi gas yang membawa pada

3. kolom akhir pendingin berisi air, kadang dengan penyemprot pendingin

tambahan dan bagian pendingin wadah.

Tekanan uap pada kolom pusat diimbangi dengan tekanan

hidrostatik pada kolom lain, yang juga menyegel bagian pusat. Suhu

sterilisasi bervariasi. Wadah dibiarkan horizontal pada pembawa dan

Page 89: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dipindahkan pada kolom pada rantai ascending dan dscending, waktu

penahanan pada tingkat apapun dibantu dengan kecepatan rantai

Protokol untuk Autoklaf

Waktu pada siklus suhu yang direkomendasikan oleh British

Pharmacopoeia diberikan oleh tabel di bawah ini.

Tabel waktu pada suhu putaran yang direkomendasikan dalam British

Pharmacopeia 1980 untuk sterlisasi panas lembab

Temperatur (°C) Tekanan (p.s.i) Waktu tahanan minimum (menit)

115-118 10-12,5 30

121-124 15-18 15

126-129 20-24 10

134-138 30-40 3

Harus diingat bahwa siklus ini disusun dengan metode trial and error

bukan dengan pendekatan kuantitatif matematik, tidak ekuivalen dalam

efisiensi letalnya. Sebagai contoh, nilai D untuk B. Stearothermophilus

NCTC 8919 spora dalam suspensi pada 121°C dan 115°C adalah 2 menit

dan 10 menit. Siklus 15 menit pada 121°C akan memiliki IF 107,5 melawan

spora sedangkan siklus 30 menit pada 115°C hanya akan memiliki IF 103.

umumnya, suhu yang lebih tinggi, pencampuran dengan bahan yang

diproses digunakan. Kombinasi lain waktu dan suhu juga digunakan jika

bisa efektif. Karena ini adalah waktu pada suhu siklus, waktu yang cukup

harus diperbolehkan untuk setiap bagian muatan untuk mencapai suhu

Page 90: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

yang dibutuhkan sebelum waktu akhirnya. Waktu pemanasan ini harus

ditentukan untuk tiap tipe muatan dan ditambahkan pada waktu penahan.

b. Pemanasan dengan bakterisida

Metode ini bisa digunakan untuk larutan berair dan suspensi dari

obat-obatan yang tidak stabil pada temperatur autoklaf. Bakerisida pada

konsentrasi yang dibutuhkan termasuk dalam sediaan yang kemudian

didistribusikan oleh wadah akhir bersegel dan dipanaskan dengan waktu

yang cukup untuk memastikan bahwa seluruh isi dari setiap wadah

dipelihara pada 98-100°C selama 30 menit. Bakterisida yang dianjurkan

untuk injeksi adalah 0,1 % b/v klorokresol atau 0,002 % b/v fenil merkuri

asetat atau nitrat. Dalam larutan mata, klorokresol tidak bisa digunakan

namun 0,01 % b/v benzalkonium klorida, klorheksidin, atau tiomersal

mungkin digunakan sebagai pilihan menggantikan garam fenil merkuri.

Bakterisida dipilih dalam basis dari bebas toksik dan kesesuaian dengan

produk, wadah, dan penutupan. Toksisitas bakterisida dihalangi dengan

penggunaan teknik ini untuk berbagai tipe injeksi dan injeksi intravena di

mana dosis tunggal yang diperbolehkan 15 ml.

c. Temperatur uap rendah dengan formaldehid (LTSF)

Kegunaan uap bertekanan pada tekanan sub-atmosfer (tekanan

uap rendah) dalam kombinasi dengan formaldehid telah disarankan untuk

sterilisasi panas sensitif barang dan alat berpori. Tujuan dari proses ini

adalah untuk memaparkan barang-barang di antara wadah pensteril pada

campuran homogen dari campuran gas formaldehid monomerik dan uap

Page 91: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

kering bertekanan pada temperatur yang dipilih. Peralatan yang

digunakan hampir sama detailnya untuk autoklaf vakum kering. Kontrol

hati-hati dari temperatur autoklaf diperlukan untuk meminimalkan

penguapan dan kondensasi dan polimerisasi formaldehid pada wadah.

Pada tipe LTSF, aliran udara pertama dipindahkan dari wadah dan

dimasukkan melalui evakuasi dan getaran uap. Ini bisa melembabkan

muatan.

Protokol untuk sterilisasi LTSF

Faktor yang menentukan kondisi umum untuk sterilisasi LTSF

masih diinvestigasi dan ada range yang luas untuk protokol. Konsentrasi

formaldehid antara 3,3 mgL-1 dan 100 mgL-1 menggunakan kisaran suhu

65-80°C. Protokol yang diterima untuk sterilisasi LTSF di UK adalah

pemaparan selama 2 jam untuk konsentrasi formaldehid 25 mgL-1

kombinasi dengan uap jenuh kering pada 73±2°C (0,35±0,03 bar).

d. Sterilisasi panas kering

Sterilisasi panas kering umumnya dilakukan dalam oven udara

panas. Ini seharusnya dipanaskan secara elektrik, dikontrol secara

termostatik dan disediakan dengan sebuah kipas angin atau alat peniup

turbo untuk menyediakan tenaga sirkulasi berkelanjutan udara. Oven

harus mempunyai kontrol proses otomatis dan pintu harus dikunci dari

dalam jadi siklus operasi tidak bisa dimulai sebelum ini aman dan tidak

bisa dibuka hingga siklusnya telah selesai. Kontrol keamanan melawan

Page 92: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

persediaan kegagalan elektrik dari panas yang berlebihan termasuk di

dalamnya.

Panas dipindahkan dari sumbernya ke dalam wadah dalam oven

udara panas dengan konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi

merupakan kepentingan minor oleh karena area yang kecil dari kontak

antara produk dan rak. Pemanas disusun di sekitar wadah untuk

memaksimalkan jumlah panas yang diradiasi dari dinding, namun alat-alat

dekat dinding akan mencerminkan alat lainnya dalam oven. Hal ini penting

untuk membuat fungsi maksimum dari pemindahan langsung panas dari

udara dengan menyiapkan dari sirkulasi yang dipaksakan, dan

pemasukan alat-alat untuk membolehkan sirkulasi udara optimum.

Sebelum memasukkan, oven harus dipanaskan sampai temperatur yang

diperlukan untuk meminimalkan pemanasan alat-alatnya. Waktu

pemanasan bervariasi dan biasanya sangat panjang. Untuk setiap tipe

dari pemeriksaan alat harus dikonduksikan dengan termokouple

dimasukkan dalam bagian yang bervariasi dari barang yang menentukan

waktu pemanasan, di mana kemudian ditambahkan pada waktu istirahat.

Artikel untuk sterilisasi udara panas membutuhkan pembungkusan yang

hati-hati sejak tidak ada usaha untuk mensterilkan pemasukan udara pada

siklus pada akhir siklus.

Sterilizer udara panas berkelanjutan

Waktu pemanasan yag diperpanjang, waktu pemanasan dan waktu

pendinginan dikombinasi untuk membuat sterilisasi udara panas proses

Page 93: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

yang memanfaatkan waktu dan energi intensif. Proses sterilisasi udara

panas berkelanjutan telah dikembangkan menggunakan oven konveksi

makanan dan oven infra merah. Pengoperasian oven ini pada suhu tinggi

(>180°C) dan mempunyai keuntungan waktu pemanasan yang singkat.

Bahan yang disterilkan dimasukkan ke dalam oven untuk memberikan

output yang lebih tinggi.

Protokol untuk sterilisasi panas kering

Panas kering kurang efisien sebagai bahan pensteril daripada

panas lembab dan sebagai akibatnya, dibutuhkan suhu yang lebih tinggi

dan waktu pemaparan yang lebih lama. Ini merupakan variasi yang

disadari untuk waktu pada suhu siklus yang disarankan. Contoh dari siklus

ini diberikan oleh tabel di bawah ini :

Sumber Suhu

(°C)

Waktu tahan

minimum (menit)

Medical Research Cuncil Memorandum

No. 41 (1962) 160

170

180

60

40

20

British Pharmacopoeia (1980) 160

180

60

11

British Pharmacopoeia merekomendasikan 150°C selama 1 jam untuk

sediaan cairan nonair namun ini umumnya sangat sedikit. Banyak sediaan

farmasetik tidak dapat disubyekkan dengan suhu pada tabel di atas dan

Page 94: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

membutuhkan alternatif waktu pada suhu siklus untuk diperlihatkan.

Kombinasi lain dari waktu dan suhu yang digunakan untuk sterilisasi

panas kering umumnya efektif.

e. Sterilisasi radiasi

Sterilisasi radiasi merupakan proses temperatur rendah dan

mungkin sebagai alternatif lain untuk proses temperatur rendah lainnya

seperti etilen oksida untuk sterilisasi bahan tidak stabil pada pemanasan.

Tipe radiasi ionisasi, mekanisme aksinya dan faktor yang mempengaruh

aktivitas bakterisidalnya. Hanya 2 tipe radiasi yang digunakan dalam

sterilisasi, elektromagnetik (UV dan gamma) dan partikulat (elektron

energi tinggi). Radiasi UV pada panjang gelombang antara 240 dan 280

nm adalah bakterisidal tapi mempunyai kemampuan penetrasi yang kecil.

Ini harus digunakan untuk mensterilkan udara dan air dalam lapisan tipis,

namun ini bukan sumber yang dapat diterima dalam sterilisasi radiasi

untuk peralatan kesehatan atau obat-obatan.

Radiasi Gamma

Sumber utama sinar gamma yang digunakan untuk sterilisasi

adalah isotop radioaktif 60Co. Ini diproduksi dengan menampakkan kobalt

alam pada neutron dalam reaktor, dan mempunyai waktu paruh 5,3 tahun.

Radiasi dari 60Co terdiri dari 2 proton (1,33 dan 1,17 MeV) dan 1 elektron

(0,31 MeV) memberikan emisi total per disintegrasi 2,81 MeV. Fasilitas

sterilisasi modern terdiri dari antara 106 dan 2x106 Ci sumber bahan

radioaktif. Sangat mungkin bahwa 60Co akan digantikan dengan caesium-

Page 95: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

137 yang merupakan produk disintergasi dari uranium. 137Cs mempunyai

output energi yang lebih rendah (0,66 MeV) daripada 60Co. Kerumitan dan

perhatian yang besar diberikan untuk melindungi lingkungan dan operator

dari efek radiasi. Wadah radiasi dikelilingi beton. Isotop adalah bentuk

butir dengan jumlah ganda, tube besi baja, dan ketika tidak digunakan

bergabung sebagian dalam air. Bahan dibungkus dalam box dengan

ukuran standar yang disuspensikan dari rel tunggal dan dibawa ke dalam

dan keluar wadah untuk memastikan semua bagian menerima dosis yang

sama. Perbedaan bisa diberikan jika waktu pemaparan berbeda. Emisi

gamma berlanjut, dan ini bersama dengan kapital tinggi penggantian sisa

harga metode yang hanya cocok untuk pengunaan skala besar.

Elektron energi tinggi

Ini merupakan partikel yang diakselerasi menjadi energi tinggi (5-10

MeV) dalam akselerator elektron. Pada tingkat energi ini penetrasi

elektron memuaskan dan masalah radiasi yang diinduksi ke dalam produk

minimal. Tingkat dosis dalam akselerator elektron lebih tinggi dari sumber

gamma dan dosis sterilisasi bisa dicapai dengan cepat. Perlindungan

lingkungan dan operator melawan radiasi elektron dibutuhkan sama

seperti radiasi gamma.

Protokol untuk sterilisasi radiasi

Dosis sterilisasi yang diterima adalah 2,5 Mrad (25 kGy). Tidak

seperti panas, efek radiasi kumulatif, dosis sterilisasi bisa dibagi.

Metode sterilisasi lain yang menggunakan peningkatan energi

Page 96: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Iiradiasi dengan sinar laser telah disarankan sebagai metode

sterilisasi yang mungkin dan menjanjikan aktifitas bakterisidal yang

ditunjukkan dengan laser CO2 yang tidak fokus 50 W. Karena waktu

pemaparan sangat singkat, pada 0,01 s, hanya ada kenaikan sedikit suhu,

dan metode diaplikasikan untuk bahan yang thermolabil. Penggunaan

frekuensi radio umumnya plasma argon, helium, oksigen, dan nitrogen

sebagai bahan pensteril juga telah disadari. Kapasitas penetrasi baik dari

laser beam dan plasma terbatas dan menyembunyikan potensinya untuk

mensterilkan permukaan dan lapisan tipis.

f. Sterilisasi gas

Walaupun banyak bahan menghambat aktivitas antimikroba,

peralatan yang dibutuhkan untuk peralatan yang memadai dan

pemindahan efisien dari bahan yang berarti hanya bahan kimia yang

beruap yang digunakan dalam sterilisasi. Etilen oksida, kebanyakan

digunakan.

Sterilisasi etilen oksida

Konsentrasi, suhu, kelembaban relatif, dan waktu pemaparan kritis

dan membutuhkan pengontrolan hati-hati selama proses sterilisasi.

Perawatan harus diberikan untuk menghindari kemacetan pemuatan

miroorganisme dan untuk memastikan penetrasi gas.

Sterilizer komersial terdiri dari wadah yang dipanaskan yang kedap

udara dan dapat untuk mempertahankan tekanan tinggi dan vakum. Ini

berhubungan dengan pompa vakum efisiensi tinggi untuk

Page 97: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

mengekstraksikan udara sebelum, dan campuran gas setelah sterilisasi.

Wadah yang luas dan penukar panas digunakan untuk menguapkan dan

menghangatkan gas yang diterima wadah melalui inlet. Pemeliharaan

kelembaban relatif sekitar 33 % pada wadah juga disediakan. Muatan

diprekondisikan selama 24 jam dengan kelembaban dengan kelebihan 60

% atau tingkat prekelembaban termasuk saat permulaan siklus. Wadah

juga dipanaskan hingga suhu yang dibutuhkan dan pemasukan vakum

untuk menarik air dari muatan tanpa mengeringkannya. Etilen oksida dan

uap air juga diterima melalui wadah yang diperluas dan penukar panas

untuk konsentrasi yang dibutuhkan, kelembaban relatif, dan tekanan.

Kondisi sterilisasi diperoleh untuk waktu penahan yang dibutuhkan

biasanya dengan getaran. Vakum tinggi juga kemudian ditarik dan ditahan

untuk waktu yang cukup untuk memastikan pengeluaran gas dari wadah

dan muatan dan udara steril diterima. Waktu jaminan setelah sterilisasi

selama 24 jam dibutuhkan untuk memindahkan jumlah sisa etilen oksida

dari muatan.

Protokol untuk sterilisasi etilen oksida

Harus ada penentuan individual untuk setiap produk oleh produk

muatan standar terdiri dari potongan tes biologi yang bisa dipercaya.

Konsentrasi etilen oksida antara 450 dan 1500 mgL-1 telah digunakan.

Kisaran suhu dari 25 sampai 60°C tergantung dari produk dengan tekanan

wadah antara 2 dan 10 p.s.i. Sterilisasi etilen oksida merupakan proses

Page 98: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

yang lambat dan membutuhkan waktu pemaparan sampai 36 jam pada

suhu rendah. Waktu penahan 3 jam pada suhu tinggi telah digunakan.

g. Sterilisasi penyaringan

Larutan thermolabil mungkin disterilkan dengan filtrasi melalui filter

bakteri yang cocok. Sterilisasi dengan filtrasi berbeda dengan proses

sterilisasi lainnya sebab mikroorganisme dikeluarkan secara fisika dan

tidak dihancurkan. Filter bakteri tersedia dalam beberapa variasi tipe

termasuk filter keramik porselen berpori, filter asbestos/selulosa, filter

sintered-glass dan filter membran. Filter seperti asbestos/selulosa

mungkin bisa melepaskan serat atau partikel yang tidak cocok untuk

penggunaan farmasetikal kecuali seperti prefilter. Filter membran adalah

yang paling sering digunakan untuk sterilisasi filtrasi. Kecepatan filtrasi

yang tinggi, bersamaan dengan retensi cairan yang lambat dan minimal

absorpsi larutan, menghasilkan pembentukan porositas yang tinggi dan

seragam merupakan sifat dari filter membran. Lebih jauh, karena fungsi ini

umumnya lebih sebagai filter layar daripada filter di dalamnya, ada resiko

organisme akan terperangkap di dalam matrix filter dan ’bertumbuh’. Filter

membran tersedia dalam kisaran ukuran pori dari 0,025 µm sampai 14

µm. Ukuran pori dari 0,2-0,22 µm direkomendasikan untuk sterilisasi

penyaringan. Kisaran bahan yang dibolehkan seleksi filter membran

adalah yang cocok dengan produk.

Filtrasi bisa dilakukan di bawah tekanan positif atau negatif.

Tekanan negatif terbatas pada perbedaan tekanan maksimum 1 atmosfer

Page 99: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dan akan menyebabkan busa pada filtrat. Filtrasi tekanan positif dilakukan

dengan menggunakan tekanan gas udara atau nitrogen pada sisi uap atas

dari filter. Perbedaan tekanan dibatasi hanya dengan susunan dan

konstruksi alat. Ketika menggunakan filter membran untuk larutan

terkontaminasi berat, penggunaan filter dalam atas uap sebagai prefilter

akan meminimalkan penyumbatan membran dan akan membolehkan

proses filtrasi untuk mencapai efisiensi retensi absolut pada ukuran yang

spesifik dan mempunyai kapasitas menahan partikel yang tinggi. Filter

diproduksi dengan variasi ukuran: diameter 13 dan 25 mm akan

mengatasi volume spoit sedangkan diameter 45 mm, 90 mm, dan 142 mm

akan menangani volume 300 ml, 5 liter, dan 20 liter. Untuk filtrasi volume

yang lebih besar, sistem filter multiple plate and pleated cartridge tersedia.

Filter untuk sterilisasi filter bersama dengan penurunan distribusi alat

harus disterilkan dan ini umumnya di autoklaf pada suhu 121°C atau

dengan etilen oksida.

Sterilisasi penyaringan melibatkan filtrasi larutan melalui bahan

penyaring steril diikuti aseptik dari wadah larutan yang terfiltrasi

sebelumnya dan wadah aseptik. Ini merupakan proses aseptik dan harus

dilakukan oleh operator terlatih di bawah kondisi aseptik. Penyaringan

tidak mengarah pada proses validasi dengan metode fisika atau kimia

yang terpercaya dan uji sterilisasi harus dilakukan untuk semua produk

yang disterilkan dengan penyaringan.

Pemilihan metode sterilisasi

Page 100: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Dengan penerapan metode sterilisasi energi ditingkatkan dan

bahan kimia selalu ada kemungkinan bahwa proses akan menghasilkan

efek yang berbahaya pada bahan yang disterilkan. Adapun pemilihan

metode sterilisasi berhubungan antara resiko kegagalan yang bisa

diterima untuk mencapai sterilitas dan kerusakan maksimum yang bisa

diterima pada produk dan bungkusannya. Sterilisasi panas secara praktis

merupakan metode pilihan.

Sterilisasi panas lembab diaplikasikan pada variasi luas sediaan

berair untuk rute parenteral dan nonparenteral. Ini juga bisa diaplikasikan

untuk karet alami dan banyak plastik, termasuk PVC dan nilon. Peralatan

gelas dan alat-alat lain bisa di autoklaf disiapkan bahwa penetrasi adekuat

uap dan pemaparan kelembaban tidak merusak. Autoklaf merupakan

metode sterilisasi yang paling efektif untuk pakaian bedah dan autoklaf

vakum tinggi sebagian memuaskan peralatan esential yang dibutuhkan

untuk pengeluaran total udara dan perlindungan dari penguapan

berlebihan. Ketika bahan-bahan dirusak karena adanya kelembaban,

misalnya minyak, basis salep, wax, dan serbuk, sterilisasi panas kering

lebih mungkin digunakan. Ini merupakan metode pilihan untuk peralatan

gelas, spoit, dan peralatan bedah.

Pemanasan berlebih, dan juga resiko degradasi produk selama

sterilisasi panas, bisa diminimalkan dengan menyadari penggabungan

letalitas yang mendekati protokol sterilisasi. Juga, sejak parameter

Arhenius untuk degradasi obat dan letalitas biasa ditandai berbeda, ini

Page 101: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

mungkin untuk mengurangi jumlah degradasi obat, tanpa mempengaruhi

letalitas secara signifikan, dengan menggunakan temperatur tinggi,

protokol waktu pendek pada tempat dengan suhu rendah, protokol waktu

panjang. Perawatan temperatur tinggi waktu singkat (HTST) selama 15-45

detik pada 130°C dan perawatan temperatur ultra tinggi (UHT) selama 2-3

detik pada 140-150°C digunakan pada kebanyakan sterilisasi panas bagi

produk makanan yang sensitif terhadap panas bisa diaplikasikan untuk

beberapa sediaan farmasetikal.

Banyak bahan yang tidak dapat bertahan pada suhu yang

digunakan pada sterilisasi panas dan membutuhkan teknik ’sterilisasi

dingin’. Etilen oksida telah digunakan untuk sterilisasi serbuk yang tidak

stabil terhadap panas, beberapa plastik dan karet, peralatan bedah,

misalnya bronkoskop, dan sitoskop, pakaian bedah dan selimut dari wol.

Gas harus dapat berpenetrasi ke semua bagian dari bahan yang akan

disterilkan. Sterilisasi LTSF (digambarkan di atas) juga diaplikasikan untuk

selimut dari wol dan beberapa peralatan bedah. Sejak etilen oksida dan

formaldehid merupakan bahan kimia dengan reaktifitas tinggi perlu

dibuktikan bahwa tidak ada produk reaksi toksik yang dibentuk selama

sterilisasi. Kemampuan metode sterilisasi gas dipertanyakan karena

kondisi kritis dibutuhkan dan kesulitan memonitoring kondisi ini, dan

metode ini hanya disarankan jika metode yang dapat dipercaya tidak

dapat digunakan.

Page 102: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Metode alternatif ’ sterilisasi dingin’, radiasi, juga dipercaya, namun

terlalu banyak kerugiannya termasuk degradasi dalam variasi yang luas

pada bahan-bahan. Larutan berair sediaan farmasetikal tidak dapat

disterilkan dengan radiasi degradasi yang luas akan membawa produk

radialisis pada air. Metode ini digunakan untuk sterilisasi skala besar dari

spoit plastik, cawan petri dan pakaian bedah, peralatan bedah, pakaian

(sebagian pakaian yang adhesif), dan benang bedah.

Ketika sterilisasi akhir dari salah satu metode sterilisasi di atas tidak

dapat digunakan, sterilisasi dengan penyaringan dan proses aseptik

merupakan satu-satunya metode yang digunakan.

6. Textbook of Pharmaceutics; 529

Proses yang digunakan untuk mengefektifkan sterilisasi sediaan

farmasi diklasifikasikan atas :

a) Proses yang melibatkan penggunaan fisika

Ini mungkin melibatkan penggunaan panas dalam kehadiran atau

ketiadaan kelembaban, atau aplikasi UV, atau radiasi ionisasi.

b) Proses mekanik

Untuk banyak penggunaan, penggunaan larutan kimia, untuk

permukaan peralatan atau pada kulit, tidak menghasilkan sterilitas.

Bakterisida kimia bisa digunakan dalam larutan bersamaan dengan

penggunaan panas untuk sterilisasi untuk injeksi tidak tahan panas

tertentu, metode ini dibolehkan dalam British Pharmacopoeia 1973, dalam

Page 103: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

beberapa hal. Gas bakerisida juga bisa digunakan dalam sterilisasi alat

dan bahan yang mungkin rusak oleh pemanasan.

c) Proses kimia

Pada metode ini, organisme tidak dibunuh in situ, tapi dihilangkan

dengan penyaringan.

Sterilisasi Panas Lembab

a. Perendaman dalam air mendidih

Ketika air mendidih akan membunuh organisme tidak berspora

dengan cepat, kebanyakan spora mulai resisten, dan beberapa dapat

hidup selama 5 jam atau lebih, walaupun secara umum nonpatogenik.

Saat pendidihan hanya digunakan sebagai prosedur sterilisasi darurat

untuk alat bedah, bisa dikatakan bahwa spora patogenik itu sendiri

penting, namun ini resisten dengan baik, beberapa strain melawan

pendidihan selama 95 menit. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,

gambaran telah diberikan dari titik akhir tujuan dari titik kematian, yang

menunjukkan variasi yang luas, dan tentu saja, Kelsey (1958),

berpendapat bahwa pada 10°C, dikalkulasi mendapatkan persamaan

pembunuhan dalam 5 menit pada suhu 121°C, yang disadari sebagai

penawaran yang berharga dari keamanan, pendidihan selama 5 jam

mungkin dibutuhkan. Ini tidak mengejutkan ketika di rumah sakit metode

ini telah dibebaskan dan digantikan dengan penggunaan alat individual

yang dibungkus dan steril, atau membentuk sumber komersial

memproduksi unit steril dispo. Beberapa vaksin disterilkan dengan

Page 104: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

pemanasan dengan air pada suhu 55-60°C. Vaksin ini, seharusnya

merupakan suspensi mikroorganisme yang diketahui dan harus bebas dari

spora, dan temperatur rendah digunakan untuk membunuh organisme

yang ada tanpa merusak sifat antigeniknya.

b. Sterilisasi dengan uap pada tekanan terelevasi

Meskipun uap pada tekanan atmosfer bisa digunakan untuk

sterilisasi kultur media sensitif panas, proses ini tidak dapat dipercaya,

dan umumnya dihindari. Untuk banyak media yang disiapkan dengan

granula kering, untuk sarung tangan karet, peralatan gelas atau wadah

dengan tutup karet atau garis, untuk larutan injeksi dan pakaian bedah,

sterilisasi dengan uap pada tekanan melebihi tekanan atmosfer umumnya

digunakan. Proses ini disebut autoklaf.

Autoklaf

Prinsip dari sterilisasi uap

Jika air dididihkan dalam wadah terbuka, misalnya tekanan

atmosfer, dan jika wadah kemudian ditutup dan dipanaskan berkelanjutan,

temperatur air dan uapnya akan melebihi titik didih normal dan tekanan

juga akan meningkat. Dianggap bahwa semua udara telah dikeluarkan

dari wadah sebelum ditutup, hubungan temperatur-tekanan akan

ditunjukkan dengan grafik di bawah ini. Tekanan dalam satuan kgf/cm2 di

atas tekanan atmosfer, dan fase batas dari kurva titik didih di mana gas

dan air ekuilibrium dan gasnya telah disaturasi. Kolom 1 dan 2 dari tabel di

bawah ini akan menggambarkan yang mana merujuk pada titik dari kurva.

Page 105: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Grafik :

Tabel

Efek hubungan suhu/tekanan dari uap dan udara

Tekanan uap (di atas atmosfer)

Temperatur campuran uap tersaturasi

dengan prentase (oleh volume) adanya

udara

0 % 20 % 40 % 60 % 80 %

0 lbf/in2 0 kgf/cm2 100 94 86 76 61

10 lbf/in2 0,70 kgf/cm2 115 108 100 89 72

15 lbf/in2 1,05 kgf/cm2 121 114 104 92 74

20 lbf/in2 1,40 kgf/cm2 126 118 110 98 81

30 lbf/in2 2,10 kgf/cm2 134 126 118 106 87

Uap tersaturasi

Page 106: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Pada saat uap tersaturasi, ia mempunyai kapasitas maksimum

untuk berkondensasi. Dalam melakukan hal ini, uap menghasilkan panas

laten pada bahan yang terkondensasi. Panas yang meningkat pada bahan

yang sedang disterilisasi pada suhu 115-135°C adalah sangat cepat,

karena energi panas yang dibebaskan sekitar ¼-½ waktu yang dibutuhkan

dalam jumlah yang sama untuk mengkondensasikan air. Air yang

terkondensasi juga membantu proses sterilisasi dengan menghidrasi

mikroorganisme yang ada dan membiarkan mereka untuk mudah

terbunuh. Lebih lagi, pada saat uap mengembun, kontraksi terjadi dan uap

lebih banyak dibawa pada area untuk menstabilkan tekanan, sehingga

melanjutkan pembentukan panas lokal sampai kondensasi sempurna.

Uap superpanas

Jika kondisi suhu dan tekanan dan efeknya yang diperlihatkan pada

titik di atas fase batas pada grafik di atas, maka uap akan kurang dari

yang tersaturasi, dan ini disebut uap superpanas. Uap tersaturasi bisa

menjadi uap superpanas jika uap diisolasi dengan kontak dengan air dan

dipanaskan lebih jauh atau disebabkan perluasan pengurangan tekanan,

atau dengan kombinasi jika kedua kondisi bertemu. Hal ini, tentu saja,

akan selalu terjadi jika temeperatur naik terjadi pada tekanan konstan,

atau tekanan menurun pada saat suhu konstan, seperti yang ditunjukkan

oleh garis XA dan XB pada grafik di atas. Sebaliknya, jika uap didinginkan

pada tekanan yang diperbolehkan untuk meningkat, kondensasi akan

terjadi jika kondisi terbalik fase batas pada titik di bawahnya.

Page 107: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Uap juga bisa menjadi superpanas jika campuran dengan udara

pada tekanan konstan, untuk sebagian tekanan uap air akan diturunkan

dan kemampuan molekul air untuk berkondensasi akan berkurang. Tabel

di atas menunjukkan bahwa efek dari larutan pada suhu dari uap

tersaturasi pada tekanan berbeda keseluruhan. Jika terdapat bagian

udara yang tidak diketahui pada autoklaf, baik pembacaan suhu maupun

tekanan akan ditampilkan tidak bersama-sama. Namun, jika kedua

pembacaan terjadi bersamaan, bahwa kondisi ini tidak berhubungan

dengan uap air murni, dan aksi yang mungkin diperlukan. Autoklaf industri

dilengkapi dengan perekam temperatur dan tekanan, dan perhatian lebih

harus diberikan untuk memastikan kondisi sterilisasi dicapai. Kepentingan

ini telah ditunjukkan dengan insiden yang terjadi pada tahun 1971 karena

pembacaan perekam suhu ditolak sebab diasumsikan sebagai kesalahan,

walaupun pembacaan yang rendah itu meningkatkan kehadiran air yang

tidak dikosongkan dari autoklaf.

Superpanas juga bisa diproduksi jika tempat panas lokal terjadi

misalnya penutupan dinding wadah dengan tutup autoklaf jika dipelihara

pada suhu di atas wadah, atau dengan interaksi uap air dengan bahan

yang disterilkan pada saat adsorpsi panas positif. Interaksi seperti ini

terjadi pada saat serat katun diadsorpsi dan mengabsorpsi lembab dari

uap, jika air bertindak sebagai efek batas dari cairan dan adsorpsi panas

sama dengan jumlah panas laten dan sisa panas dari air. Serat akan

dipanaskan dengan cepat, namun superpanas juga bisa terjadi. Hal ini

Page 108: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

akan terjadi bila bahan katun telh dikeringkan sebelumnya hingga

kelembabannya kurang dari 1 %. Kain dan pakaian katun normalnya

mengandung 5 % kelembaban, adsorpsi panas biasanya menghasilkan

tingkat superpanas yang tidak berarti.

Tingkat superpanas yang masih bisa ditoleransi

Jika ada bahan yang tidak larut dalam air, tekanan uapnya akan

menurun dan larutan akan berada dalam ekuilibirum dengan uap yang

akan tersuperpanas dengan air. Savage (1937) menyatakan bahwa

substansi bakteri harusnya dihargai dengan cara ini, dan jika bisa

ekuilibrium dengan uap menunjukkan beberapa derajat superpanas,

sehingga kondensasi tidak akan terjadi. Ia mencoba efisiensi uap dengan

memvariasikan tingkat superpanas yang mungkin terjadi dan masih

menyediakan kenaikan kondisi sterilisasi yang memuaskan. Pada suhu

autoklaf yang biasa, misalnya 115-120°C, sterilisasi bisa dicapai di antara

jadwal waktu normal, walaupun 2 atau 3 tingkat dari superpanas yang

ada. Savage menyarankan prosedur ini untuk memastikan pakaian tetap

kering setelah sterilisasi, namun Medical Research Council’s Working

Party (1959) menyarankan bahwa superpanas dapat terjadi pada pakaian

selama adsorpsi panas dan tidak ada superpanas yang bisa ditoleransi.

Mereka menyarankan bahwa uap harus ditambahkan pada wadah tanpa

superpanas apapun.

Uap Basah dan Kering

Page 109: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Ketika uap dihasilkan oleh boiler, ini mengandungi dari boilers,

namun tetesan air dalam jumlah banyak. Jika uap basah seperti sterilisasi

itu, maka akan mengurangi kondensasi dari uap air, jadi panas laten akan

dibuat uutuk menghasilkan pemanasan cepat. Apalagi jika objek yang

disterilkan bersifat absortif, misalnya pakaian bedah, kertas saring,

mereka akan menjadi basah kunyup. Sebelum masuk ke dalam autoklaf,

ada kelebihan kelembaban yang dihilangkan oleh pemisah. Uap akhir,

bebas dari tetes air, disebut sebagai uap kering.

Desain dan Penggunaan Autoklaf

Autoklaf yang mudah dibawa

Autoklaf yang mudah dibawa sangat mirip dengan pembuat kue-

bertekanan. Autoklaf ini terdiri dari aluminium atau besi baja tegak lurus,

mesin silinder, dengan kapasitas 15 L, dilengkapi dengan penutup yang

ditekan dengan delapan mur kepitan dan dibawa dengan ukuran tekanan,

sebuah lubang angin, dan katup yang mudah dipindahkan. Penutup luar

memastikan bahwa semua kapasitas mesin bisa digunakan, namun

perubahan mengakibatkan kerugian. Jika salah satu penekan mengalami

kerusakan, akan ada tekanan pada yang lain, yang dapat mengakibatkan

peledakan. Sangat penting bahwa semua penekan harus benar-benar

diamankan dan harus dirawat dengan baik. Penutup itu sendiri berat dan

tidak mempunyai termometer, hal ini akan berbahaya jika penutup

diturunkan, dan tidak mudah dibalikkan. Kondisi di dalam autoklaf

diindikasikan secara tunggal oleh ukuran tekanan. Walaupun saturasi

Page 110: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

akan selalu dijaga dengan adanya air di dasar autoklaf, sangat penting

bahwa semua udara harus dikeluarkan sebelum penutupnya ditutup, jika

tidak pembacaan nilai tekanan akan mengindikasikan temperatur lebih

tinggi dari yang dicapai.

Rancangan yang lebih memuaskan ditunjukkan pada autoklaf

bangku. Bagian tutup dicocokkan dengan bibir bawah dari pembuka pada

bagian atas bejana besi baja. Ini menawarkan keamanan maksimum,

karena meningkatnya tekanan menjamin tutup lebih kuat. Keduanya, tutup

dan pembuka bentuknya oval sehingga pembukanya dapat dimasukkan

secara diagonal dengan sumbu sempit yang diberikan pada bagian yang

lebih lebar dari pembukanya. Pembukanya kemudian diputar di bawah

posisi benar dan lurus dengan pembuka dan dijamin dengan kayu

melintang melalui gagang atau pegangan. Pada kayu terdapat klem

sekrup 1 dari terakhir yang dapat dipasang di bawah bibir, lalu kayu

dinaikkan dan penutupnya digantungkan padanya. Penutup dikelilingi oleh

pelek karet dan ini di bawah dengan rapat berlawanan bagian bawah dari

bibir bejana. Itu hanya spring loaded dengan katup aman dan ukuran

tekanan dan sangat terang dan mudah ditangani.

Termometer dengan lampu pelindung dimasukkan pada bibir dan

bukan pada penutup sehingga tidak merusak ketika dimasukkan atau

dikeluarkan. Bibir juga membantu termostat yang dapat diset kembali

diperlukan untuk menjaga temperatur di autoklaf dan dapat di monitoring

secara adekuat karena keduanya pembacaan suhu dan tekanan dapat di

Page 111: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

buat. Tipe dari autoklaf ini dideasin menjadi panas pada cincin gas, tetapi

model panas secara elektrik juga mungkin. Bila objek yang disterilkan

relative besar misalnya botol infus, ini ditempatkan pada lubang-lubang

piring yang berada pada bagian bawah autoklaf. Pengaturan ini memberi

ruang kepala maksimum, di mana perlu penyisipan penutup untuk

mengurangi ini. Artikel lebih kecil dapat ditempatkan pada suatu keranjang

kawat kaki di mana menjaga mereka di atas air.

Suatu blow-off klep dicoba di sisi autoklaf dalam rangka untuk

mengosongkan udara. Karena gerakan turbulens dihasilkan ole air

mendidih, udara dan uap dicampur dengan baik dan posisinya agak

rendah dari katup tidak menyebabkan kerusakan. Tidak seperti model

pertama yang dipaparkan, katup tidak ditangkap oleh tube siphon yang

ada di samping vessel. Ini digunakan untuk mengubah haluan kelebihan

air kemudian uap air dari proses akhir autoklaf untuk menciptakan kondisi

yang kering. Ini merupakan kenyataan dari arti penting pada sterilisasi

pakaian dan autoklaf portable tidak cocok untuk ini. Leh karena itu tube

sifon tidak diperlukan.

Pengoperasian

Pengoperasian dari tipe autoklaf ini sangat sederhana. Kira-kira 2

liter dari air ditempatkan pada vessel, objek yang akan disteilisasi

dimasukkan di dalamnya dan bibir autoklaf ditutup. Lubang angin dibuka

dan dipasang panas. Jika mengandung larutan dengan segel terbuka

seperti kultur bakteriologi dalam tabung diisi, disterilisasi, tidak boleh

Page 112: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

diletakkan dalam autoklaf sampai airnya mulai mendidih konsentrasi dari

larutan mungkin terjadi selama periode pemanasan. Ketika uap air telah

dikeluarkan secara bebas dari lubang angin selama 5 menit, terakhir

ditutup. Temperatur dan tekanan kemudian naik hingga jangkauan yang

dulu dikendalikan oleh termostat. Ketika ini terjadi, pemanasan dilanjutkan

dan diperlukan waktu dan autoklaf dan selanjutnya dibolehkan untuk

dingin. Segera tekanan dalam autoklaf tetesan dari atmosfer, ventilasinya

di buka supaya meteran tidak rusak oleh ruang hampa udara. Mungkin

juga beberapa penguapan menyebabkan wadah segel terbuka. Injeksi

dalam ampul lebih banyak dipindahkan secara cepat, namun infus

intravena dalam botol besar, karena saluran panas dari bahan yang

sedikit, pendinginan lebih lambat daripada autoklaf itu sendiri. Oleh karena

itu mereka mempertahankan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan atmosfer untuk suatu waktu dan jika dipindahkan terlalu awal bisa

meledak.

Bila temperatur autoklaf dikontrol dengan thermostat, tidak absolut

diperlukan untuk melepaskan udara dari autoklaf, karena kebenaran

temperatur akan dicapai, dan diutamakan dan saturasi akan selalu terjadi

dalam hubungannya dengan cadangan air. Lubang angin, bagaimanapun

akan menurunkan resiko dari kantong udara sisa atau dalam objek untuk

disterilkan dan memastikan suatu penetrasi uap air yang memuaskan.

Autoklaf Horisontal Skala Besar

Page 113: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Autoklaf yang mudah dibawa yang dijelaskan di atas dapat juga

digunakan untuk beban kecil dari botol vaksin atau untuk satu atau dua

botol transfusi. Untuk beban berat, autoklaf horizontal digunakan desain

umum.

Uap utama dilewati 1 kran reduksi untuk membawa tekanan hingga

yang memerlukan untuk operasi dan kemudian melalui suatu mesin

pemisah B untuk memindahkan droplet air. Garis uap air kemudian dibagi

dalam dua cabang, satu cabang melingkari jaket dari chamber dan yang

lain mendorong ke arah puncak chamber itu sendiri di mana uap air

diijinkan sampai penutup F. Chamber dilengkapi dengan tekanan P dan

katup

Penghilangan Udara

Langkah selanjutnya terdiri dari proses yang memasukkan uap air ke

dalam chamber dan menghilangkan udara darinya.

Pemindahan yang Menurun

Uap air yang telah selesai dimasukkan dalam chamber melalui F,

dinding antar yang dirancang untuk memastikan bahwa uap air diarahkan

pada puncak chamber dalam suatu pergolakan, sehingga sebuah kantong

udara tidak dibentuk. Uap air sedikit lebih ringan dari udara pada

temperatur yang sama, berangsur-angsur memindahkan udara dan

campuran aliran udara dibawahnya dan tekanannya keluar melalui G.

Ketika proses ini selesai, perekam temperatur pada G akan meningkat ke

uap jenuh pada tekanan tersebut yang ditunjukkan oleh alat-alat pengukur

Page 114: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

tekanan chamber. Dalam praktek, suatu vakum yang rendah dapat ditarik

sebelum pemasukan uap tetap untuk cairan-cairan dalam botol dan dapat

membantu dalam memindahkan bagian udara sebelum uap air

dimasukkan untuk memindahkan sisa (Clothier Report 1972)

Ketinggian Sebelum Proses Vakum

Pada proses ini udara dipindahkan melalui penurunan tekanan

vakum hingga sekitar 20 mmHg. Vakum dapat diterapkan secara terus-

menerus selagi uap air dimasukkan secara berlanjut (Alder 1970), tetapi

biasanya aplikasi dari vakum dan pemasukan uap dibuat untuk

mengubah; dua periode evakuasi seringkali dilakukan, masing-masing

diikuti oleh pemasukan uap air. Sebuah vakum 20 mmHg (absolut) ditarik

(Knox & Penikett), yang diikuti oleh ”ledakan pendek” dari uap air untuk

menaikkan tekanan diatas atmosfer. Vakum membentu penetrasi dari

serat-serat oleh uap air yang menaikkan temperatur, tetapi aliran masuk

yang berikut dari uap air juga ”udara yang masuk” dan membawa kembali

ke serat-serat, sehingga seperti uap air padat, kantong udara kecil

dibentuk. Suatu vakum yang kedua dibutuhkan untuk memindahkan dan

hal ini dibantu oleh ”boiling-out” dari air kondensasi.

Wilkinson dan Peacock (1961) memperlihatkan bahwa pada

pengemasan bahan seperti handuk-handuk rumah sakit, hasil yang lebih

baik diperoleh jika temperatur jaket ditetapkan pada 135°C dan hingga uap

air yang pertama penuh, tekanan dinaikkan hingga 200 mmHg. Uap air

dengan temperatur cukup tinggi ditarik ke dalam serat-serat itu untuk

Page 115: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

menaikkan temperatur mereka hingga 45°C dan untuk menyediakan

fasilitas ”boiling-out” yang baik ketika vakum kedua dari 20 mmHg

diterapkan. Pada akhir ini, temperatur dari tetesan serat-serat hanya

sampai 400 dan uap air diijinkan masuk kembali hingga 2,11 Kgf/cm2

(30lbf/in2) pada alat pengukur setiap 3 menit. Ketinggian prevakum, proses

temperatur tinggi sangat mengurangi waktu pengambilan suatu siklus

sterilisasi lengkap sehingga masing-masing tahapan memiliki durasi yang

pendek, tetapi tidak cocok untuk bahan yang sangat kering atau lembab

sebelum sterilisasi.

Henry dan Scott (1963) memperlihatkan bahwa ”boiling-out” menjadi

lebih siap dengan ruang penuh dari pada sebuah autoklaf yang

mempunyai ruang udara yang luas telah ditinggalkan dan disarankan

untuk menyingkirkan berbagai kesulitan dengan beban ringan suatu

vakum tinggi lebih baik dari pada tekanan 15 mmHg digambarkan oleh

suatu steam-jacketed, pompa oil-sealed.

Waktu Pemanasan

Ketika cairan dalam botol besar disterilkan, ini bisa dipertimbangkan,

seperti panas penetrasi setiap materi dari beban melambat. Waktu yang

diperlukan akan berbeda dari tiap volume botol dan temperatur uap air,

dan tingkat penetrasi panas oleh karena itu ditentukan oleh penempatan

thermocouples pada spesimen. Perekaman dari termometer chamber

sering digunakan, tetapi itu hanya memberi suatu perkiraan dari kondisi

dalam autoklaf. Untuk waktu pemanasan sebuah botol tranfusi 500 ml,

Page 116: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

menggunakan uap air pada 1150 sekitar 15 menit (Pharmaceutical

Handbook 1970).

Ketika proses high-vacuum digunakan untuk beban-beban yang

menyerap, penetrasi cepat uap air dengan cepat menaikkan temperatur

dari bahan yang sedang disterilkan dan tidak perlu untuk memungkinkan

waktu pemanasan lebih lama.

Periode Sterilisasi

Ketika semua udara telah dipindahkan dari chamber dan dari beban

di dalam kasus dari objek yang menyerap dan ketika keseluruhan beban

sudah dinaikkan pada temperatur sterilisasi, hal ini dilakukan dalam waktu

yang diperlukan. Catatan tambahan 29 Of The British Pharmaceutical

Codex 1973 daftar temperatur waktu kombinasi yang diusulkan oleh the

Medical Research Council Working Party (1959). Pilihan dari kombinasi

yang digunakan tergantung pada kemampuan dari material yang

disterilkan.

Temperatur

(0C)

Corresponding nominal pressure in

excess of atmospheric

Recommended

minimum holding time

(min)(Kgf/cm2) (lb/in2)

115-116

121-123

126-129

134-138

0,70

1,05

1,40

2,25

10

15

20

32

30

15

10

3

Pengeringan / Pembuangan Udara dan Kondensasi

Page 117: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Selama pemindahan menurun dari udara , ini adalah lubang melalui

saluran pada bagian bawah chamber. Untuk mencegah hilangnya uap air

secara berlebihan pada waktu yang sama, suatu perangkap uap air

disisipkan di dalam garis jalan keluar. Ini bisa berupa suatu perangkap.

Kapsul fleksibel berisi suatu campuran cairan yang mendidih pada

suatu temperatur sedikit lebih rendah dari air. Ketika udara lewat melalui

katup kapsul tidak diperluas, tetapi setelah udara dikosongkan dan uap air

masuk perangkap yang menaikkan temperatur, menyebabkan kapsul itu

mengembang dan menutup jalan keluar. Perangkap itu perlu membuka

dalam 3 dan menutup dalam 2 dari temperatur uap jenuh dan kemudian

dikenal sebagai perangkap ”near-to-steam”. Fakta bahwa kapsul itu

adalah cairan fleksibel di dalamnya pada tekanan yang sama seperti

lingkungan atmosfer; cairan itu akan mendidih pada temperatur yang lebih

tinggi jika tekanan dinaikkan sehingga kondisi ”near-to-steam”

dipertahankan. Seperti perangkap lubang udara, udara dan campuran uap

air dan volume kecil dari kondensasi air dan dapat dengan sukses

digunakan selama pemindahan yang menurun dari udara, tetapi selama

periode sterilisasi, muatan berat dari benda tak menyerap, seperti botol-

botol cairan, dapat menghasilkan pemadatan berlimpah dan bellows-

operated trap tidak mampu mengatasinya. Lekukan di atas operator dari

tipe ini dapat digunakan untuk tujuan ini, tetapi Barson, Peacock Robins

dan Wilkinson (1958) memperlihatkan bahwa dibawah kondisi test mereka

baik lekukan di bawah operator maupun yang mengapung di atas operator

Page 118: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

tidak yang secara penuh memuaskan. Pembentuk itu bersifat insensitif

terhadap sejumlah kecil dari udara yang belakangan hanya dapat

digunakan untuk mengendalikan pengeluaran air. Barson dkk

mengusulkan bahwa katup dioperasi di bawah harus dilengkapi dengan

pelewat permanen kecil dan bahwa unit yang utuh harus disatukan di

dalam badan chamber pengapung sehingga kedua katup dan pelewat

semua opertif.

Periode Pendinginan

Ketika periode sterilisasi diselesaikan, perpindahan uap air

kedalam chamber dihentikan dan autoklaf dibiarkan agar dingin. Botol-

botol volume besar yang berisi cairan telah disterilkan dapat memrlukan

waktu lama untuk dingin dan tekanan tidak dibiarkan turun dengan cepat

atau akan meledak. Uap air itu kemudian keluar pelan-pelan melalui

saluran atau suatu by-pass. Autoklaf akan kembali ke keadaan sampai

temperature dari botol cairan turun hingga 100°C sehingga autoklaf dapat

dibuka dan beban dipindahkan tanpa menimbulkan bahaya bagi operator.

Ketika pakaian/balutan disterilkan, tidak ada pertimbangan-pertimbangan

tertentu dan setelah sterilisasi selesai, uap air dipindahkan oleh pompa

dan suatu vakum ditarik menggantikan sisa kelembaban dari beban.

Temperatur jaket dipertahankan untuk mencegah pemadatan/kondensasi

lokal. Penikett, Rowe, dan Robson (1958) mengusulkan bahwa suatu

vakum bertekanan 50-200 mmHg dipertahankan kurang dari 3 menit akan

menghasilkan pakaian/balutan yang kering. Pada akhir periode ini, vakum

Page 119: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

itu rusak oleh pemasukan udara steril melalui filter bacteria-proof dan

beban kemudian dipindahkan.

Waktu penyejukan dari larutan dalam botol dapat direduksi dengan

menyemprot dengan pancaran air hangat (Bowie 1959). Wilkinson,

Peacock dan Robins (1960) menemukan bahwa kerusakan berlebihan

dari botol harus dihindari, penyemprot harus berasal dari kabut cukup

halus untuk mencegah penyejukan yang terlokalisasi dan perubahan

panas yang drastis dan volume kecil dari udara harus diberikan untuk

mencegah reduksi tekanan yang bterlalu cepat di sekitar botol. Objek dari

penyemprot penyejuk tidak hanya dalam waktu singkat dari penyejukan

ekonomik, tetapi juga untuk mengurangi resiko letusan botol dengan

memastikan bahwa botol tersebut cukup sejuk sebelum pintu dari autoklaf

dibuka. Allwood (1974) dan Myers (1974) menunjukkan bahwa

kontaminasi dapat terjadi pada permukaan luar dari penutup botol dan

penghubung diantara leher botol dan skrup penutup aluminium untuk

membatasi penutup. Jika isi dari botol dituangkan untuk penggunaan

topical, atau jika diambil melalui penutup dengan menggunakan kanula,

kontaminasi dari cairan dapat terjadi. Beverly dan kawan-kawan

menemukan bahwa kontaminasi langsung dari bahan adakalanya terjadi

selama proses sterilisasi dan semprot penyejuk, tetapi pada kasus ini

botol tertutup cukup untuk mengijinkan pemasukan dari air dalam volume

besar. Walaupun, komite Rosenheim (1972) menyarankan bahwa

kontaminasi dapat dicegah dengan cukup menutup botol, Myers

Page 120: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

mempertimbangkan bahwa kehadiran dari botol infus (BS 2463,1962) dan

standar DHSS untuk botol untuk air steril noninjeksi tidak cukup dan tidak

dibutuhkan untuk meningkatkan design untuk botol untuk digunakan pada

penyemprot penyejuk autoklaf.

Proses kontrol otomatis

Mengingat tanggung jawab yang berat dari pekerja untuk

menyelesaian prosedur sterilisasi untuk memastikan bahwa tiap tahap

cukup terlaksana dan termonitoring, dalam Standard British telah dibuat

suatu ketetapan dan perbaikan yang menarik mengenai prosedur kendali

otomatis. Tiap tahap di bawah kontrol otomatis dan temperatur dan waktu

dikontrol dari tempat pemeriksa dalam beban dan dapat bervariasi untuk

memberikan kondisi yang cocok untuk beban sterilisasi yang berbeda

contoh baju, sarung tangan operasi, alat dan botol larutan. Untuk

mengijinkan variasi tekanan atmosfer pada waktu dan tempat yang

berbeda, tombol kontrol dari pompa vakum diubah secara barometrial.

Pintu harus disusun sedemikian rupa agar uap tidak masuk ke dalam

ruang sebelum pintu ditutup, dan pintu tidak dapat dibuka sampai tekanan

dari ruang berkurang sampai 0,2kgf/cm2 dan ruang dihubungkan dengan

atmosfer. Sistem alaram dibuat untuk memberi peringatan jika kesalahan

terjadi pada tiap tahap.

Tes pencapaian

Walaupun monitoring prosedur sterilisasi telah dilakukan dengan

pengamatan secara haati-hati dari temperatur dan tekanan dalam ruang,

Page 121: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

tetapi ini tidak memberikan indikasi bahwa proses telah dilakukan dengan

baik. Ini membutuhkan tes tambahan untuk memastikan kesterilan dari

produk karena ini tidak dapat diasumsikan bahwa kondisi pengamatan

sampai ke dalam beban, untuk ini dapat bergantung pada alam,

kandungan kelembaban, dan pengemasan bahan yang telah disterilkan.

Oleh karena itu, ini dibutuhkan untuk menyelesaikan tes rutin untuk

memastikan bahwa kondisi steril penuh telah dicapai dan terpelihara pada

beban.

Satu jalan untuk melakukan ini dengan melakukan tes sterilitas dari

sampel secara acak dari beban lainnya dengan membuat perkiraan

kondisi dari beban itu sendiri. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Metode instrumental

Kondisi temperatur dalam beban dapat diukur dengan

thermocouples atau thermosistor yang dimasukkan ke berbagai tempat.

Pada kasus dari larutan, alat pemeriksa ditempatkan pada perwakilan dari

botol-botol dan pada kasus baju, itu ditempatkan dengan baik dalam

kemasan spesimen. Autoklaf harus disesuaikan dan akan dihubungkan

dengan tempat untuk memastikan hantaran panas dan autoklaf

disambungkan dengan rekorder yang dapat memberikan langkah

selanjutnya. Jika bukan metode ini, bagaimanapun diberikan informasi

langsung.

Metode bakteriologikal

Page 122: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Penggunaan dari spora bakteri yang resisten telah digunakan oleh

beberapa pekerja untuk menyediakan bukti satu-satunya yang paling

memuaskan dari proses sterilisasi dan pilihan yang tepat untuk uji

organisme. Spora biasanya dikeringkan ke potongan atau cakram dari

kertas filter atau aluminium foil (Kelsey 1961, Beeby & Whitehouse 1965,

Cook & Brown 1965), Tiap bagian tes membawa sekitar 106 spora. Kelsey

(1961) menemukan bahwa inokulum dari B. stearothermophilus

membutuhkan sterilisasi menggunakan waktu sekitar 10 menit pada

121°C. Untuk penggunaan, bagian uji ditempatkan pada amplop khusus

dan ditempatkan pada bagian tengah dari baju atau bahan lain yang akan

disterilkan. Setelah proses sterilisasi telah selesai, mereka dipindahkan

dan secara aseptik ditarik dari amplop dan dikulturkan pada medium yang

akan memberikan kondisi pertumbuhan yang maksimal. Satu kerugian

dari metode ini adalah inkubasi dari spora yang telah dipulihkan harus

dilanjutkan selama beberapa hari. Kelsey (1951) menemukan bahwa

sedikit yang menunjukkan hasil positif setelah 3 hari dan memilih 5 untuk

memberikan batas keamanan, tetapi bahkan ini berarti bahwa hasil

mungkin diketahi setelah bahan disterilkan, oleh karena itu tes

bakteriologikal sebagai indikator kepuasan kondisi rutin, sebagai

pengaman pada proses khusus.

Indikator Kimia

Pertama-tama dari ini disebut saksi tube yang terdiri dari bahan

Kristal tunggal yang diketahui titik leburnya dalam tube gelas contoh :

Page 123: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sulfur (115°C), asetanilid (116°C), suksinid anhidrat (120°C), asam benzoat

(121°C). Pencelup dapat dimasukkan untuk menunjukkan secara lebih

jelas bahwa kristal telah melebur. Seperti alat, tentu saja hanya ditujukan

untuk menunjukkan temperatur sesungguhnya yang telah dicapai, tetapi

telah dilakukan usaha untuk menunjukkan waktu pemaparan dengan

meletakkan kristal pada akhir tube gelas jam, volume dari kristal dan

diameter dari tube telah disesuaikan, jadi waktu untuk memindahkan

lelehan sama dengan waktu sterilisasi dengan temperatur yang

dibutuhkan. Jika, bagaimanapun temperatur diatur berlebih selama proses

sterilisasi, larutan dalam tube akan mengikuti arus sampai konstriksi lebih

cepat dan hubungan waktu-temperatur baru tidak terlalu dibutuhkan untuk

sterilisasi. Modifikasi dari proses ini telah dipikirkan oleh Simpkins dan

Wilkinson (1964), di mana mereka menggunakan potongan kertas filter

laminating dengan aluminium foil yang berperan sebagai pendistribusi

panas. Salah satu ujung dari potongan dipenuhi dengan 2,4-

dinitrofenilhidrason dengan titik leleh yang sesuai dan pada pelelehannya,

larutan berpindah sepanjang potongan kertas pada kecepatan terkontrol.

Alat disegel dalam amplop propilen yang dilubangi sampai selesai diteliti.

Metode lain digunakan dalam tube Browne’s (A.Browne, Leitcester,

Ltd) yang dikontrol reaksi kimia, melibatkan perubahan warna dari larutan

merah sampai amber menjadi hijau. Untuk proses autoklaf, tersedia 2

tipe : tipe 1 merubah menjadi hijau penuh pada sekitar 16 menit pada

120°C dan 10 menit pada 125°C. Tipe 2 juga merubah sekitar 10 menit

Page 124: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

pada 120°C. Kondisi ini layak disetujui menurut British Pharmaceutical

Codex, tetapi pada temperatur lebih rendah mereka menyatakan tidak

cukup aman. Karena hasil yang bergantung pada reaksi kimia, ini dapat

tetap dilakukan dengan waktu pemaparan yang lebih panjang menjadi

temperatur sub-letal, jadi jika waktu tambahan diijinkan untuk sterilisasi

beban khusus, hasilnya dapat menyesatkan. Tidak sama dengan metode

yang melibatkan lelehan dari bahan murni. Sistem kimia yang digunakan

memperkenalkan ketidakstabilan yang tidak bisa dipisahkan dan

penyimpanan yang hati-hati pada tempat sejuk dibutuhkan sebelum tube

Brone digunakan (Brown & Ridout 1960)

Metode kimia juga tersedia pada tipe adhesif berwarna (3M’s Ltd)

atau lembaran kertas yang ditandai dengan garis yang dibuat menjadi

peka. (E.S. &A. Robinson Ltd) mengubah ketika panas lembab digunakan.

Tetapi ini hanya berguna ketika temperatur tinggi autoklaf (134o)

digunakan dengan waktu tidak lebih dari 3,5 menit. (Alder 1970).

Kelsey (1958) membuat diagram untuk menunjukkan karateristik dari

indikator yang tersedia. Kelsey awalnya memplot waktu panas mati untuk

patogen resisten yang memiliki nilai sekitar 100. Ia menyatakan

penggunaan indikator yang akan menunjukkan slop untuk temperatur dan

waktu yang sama yang bergantung pada kurva waktu kematian dari

bakteri patogen. Garis menunjukan karateristik dari indikator ideal

seharusnya di atas kepalsuan yang diberikan oleh waktu kematian dari

bakteri patogen, tetapi di bawah itu mengindikasikan pembuktian waktu

Page 125: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sterilisasi. Kelsey membantah bahwa indikator menunjukkan perubahan

kompleks di bawah kondisi yang bersesuaian, terlalu dekat untuk

digunakan untuk sterilisasi, terlalu banyak kesalahan negatif yang

terekam. Simpkins dan Wilkinson memilih indikator karateristik yang

bersesuaian sangat dekat dengan kondisi sterilisasi. Indkator ideal Kelsey

bereaksi secara pasti pada temperatur rendah unruk memastikan sterilitas

absolut, itu artinya kurva cocok untuk spora resisten nonpatogen yang

diketahui, itu palsu atas bahwa untuk indikator dan tentu saja di atas

bagian yang lebih rendah dari kurva disediakan melaui waktu sterilisasi

ofisial, tetapi referensi telah dibuat dari pandangan Sykes (1969) bahwa

kejadian seperti organisme resisten pada bahan farmasetik jarang terjadi.

Diagram Kelsey’s juga menunjukkan bahwa slop untuk tube Browne’s

lebih baik daripada pathogen atau waktu sterilisasi ofisial, jadi hanya pada

temperatur tinggi dapat dipastikan sterilitasnya.

Metode autoklaf yang lain

Metode tekanan rendah

Pada metode ini panas dimuat ke evakuasi autoklaf berikutnya untuk

memberikan tekanan negatif sekitar 360 mmHg, menghasilkan suhu 80°C.

Kondisi ini dipertahankan selama 10 menit untuk membunuh semua

bentuk vegetatif bakteri. Keefektifan dari proses ini dapat ditingkatkan

dengan menambahkan uap formaldehid pada uap panas dan spora akan

terbunuh jika kondisi berlangsung selama 2 jam (Alder 1970). Sisa

formaldehid dikeluarkan pada akhir masa sterilisasi dengan menggunakan

Page 126: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

vakum. Metode ini telah digunakan untuk sterilisasi selimut wool dan alat

bedah yang sensitif terhadap panas seperti stetoskop, dan bahan lain

seperti pipa plastik.

Metode counter tekanan

Sykes (1969) telah menunjukkan bahwa ketika wadah tersegel dari

cairan disterilkan, udara tidak keluar dan tidak terlalu penting untuk

mengeluarkannya dari autoklaf. Ini memiliki 2 keuntungan : menghasilkan

kondensasi maksimum dari uap yang terkondensasi dan dapat terjadi

korelasi yang mudah antara temperatur dan tekanan. Keuntungan ini

dapat mengurangi kerugian dengan menggunakan uap yang tak

tersaturasi pada tekanan yang lebih tinggi, menghasilkan tekanan pada

autoklaf dengan temperatur yang ada dan bukan dari tekanan yang

dihasilkan.

Metode lain dari sterilisasi dengan panas lembab

Tindalisasi

Metode ini terdiri dari pemanasan bahan pada suhu 80°C selama 1

jam, atau 100°C, selama 3 hari berturut-turut. Ini didasarkan pada

perkiraan bahwa setelah sel vegetatif dimatikan pada pemanasan

pertama, spora dapat dimusnahkan sebelum pemanasan berikutnya, di

mana akan dimatikan juga. Namun, beberapa spora masih dapat tahan

sesaat lamanya dan spora yang dirusak oleh panas dapat lebih lambat

dimusnahkan, jadi metode ini tidak terjamin sterilitasnya.

Pemanasan dengan bakterisidal

Page 127: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Davis (1940) pada penyelidikannya pada tindalisasi injeksi telah

menunjukkan bahwa metode ini dapat berhasil jika menggunakan

bakterisida. Sejak keefektifan dari larutan bakterisida diketahui untuk

meningkatkan dengan tekanan, maka pengembangan yang lebih lanjut

adalah menggunakan bakterisida pada injeksi. Coulthard (1939)

menemukan klorokresol dan fenilmerkuri nitrat efektif pada pemanasan

100°C selama 30 menit dan Berry, dkk (1938) menjelaskan bahwa

bakterisida harus terhindar dari toksikasi, sejalan dengan penggunaanya

dan stabil selama proses sterilisasi dan penyimpanan.

Pasteurisasi

Walaupun bukan merupakan metode sterilisasi yang sempurna,

sejak organisme yang ada tidak terlalu penting untuk dimatikan, ini penting

untuk disebutkan. Ini ditemukan oleh Pasteur untuk meningkatkan

penjagaan kualitas dari anggur dan kini diterapkan pada proses

pembuatan susu untuk mematikan organisme patogen tanpa

mempengaruhi rasa, kandungan nutrisi, atau emulsifikasi susu. 2 metode

yang digunakan :

Metod

e holding; susu dipanaskan pada tangki dengan suhu 62,8°C selama

30 menit, susu akan teraduk dengan agitasi yang lembut. Mesin panas

akan digunakan untuk dispersi busa pada permukaan.

Temp

eratur tinggi—waktu singkat, atau proses yang singkat; susu

Page 128: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dilewatkan pada pengubah panas yang terkontrol pada suhu 71,6°C

dan dipertahankan selama 15 detik, setelah itu dinginkan pada

pengubah panas kedua. Dengan menurunkan kondisi proses ini dapat

digunakan untuk sterilisasi untuk volume yang besar dari media, yang

dapat diserang dengan cepat oleh fermentor.

Sterilisasi Panas Kering

Resisten terhadap panas kering

Sterilisasi dengan panas kering membutuhkan temperatur yang tinggi

dan waktu pemaparan yang lama dibandingkan penggunaan panas

lembab. Rahn (1945) beranggapan bahwa ini diakibatkan perbedaan pada

proses fundamental dan efek mematikan dari panas kering yaitu oksidasi,

dimana dia memberi postulat bahwa aksi pensterilan panas lembab

mengakibatkan denaturasi protein. Hansen dan Rieman (1963), walaupun

mencari perbedaan mengakibatkan ada atau tidaknya air pada hidrasi

pada molekul protein dan air dalam sel yang terjadi diantaranya. Ketika

panas digunakan pada air yang tersedia, ikatan disulfit dan ikatan

hidrogen diantara protein memilikimobilitas untuk membentuk hasil yang

baru pada denaturasi protein, dimana, jika merupakan bagian dari enzim,

akan membuatnya inaktif. Pada suasana bebas air , penyusunan ulang

dari protein akan sulit dan banyak energi yang dibutuhkan untuk

merusaknya. Hansen dan Rieman menerapkan argumen mereka hanya

untuk organisme nonspora, yang praktis resisten pada panas kering

dibanding panas lembab. Spora, bagaimana pun juga tidak seperti sel

Page 129: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

vegetatif , mengandung asam dipikolinik (DPA), dan telah terbukti bahwa

resistensinya pada panas lebih besar diakibatkan pada tempat dimana

protein terikat pada kalsium dipikolinat (Brown & Melling 1973), kompleks

terbentuk pada pencarian stabilitas dan perlindungan pada protein

melawan panas.

Perlengkapan ofisial

Perlakuan minimum dibahas pada British Farmakope adalah dengan

mensterilkan bahan pada suhu 150° selama 1 jam, ini diterapkan pada

penetapan minyak dan larutan berminyak, dan juga direkomendasikan

Codex untuk etyl oleat, parafin cair, dan gliserol. Banyak pekerja yang

berharap pengaturan untuk meyakinkan sterilitas dan digunakan pada

temperatur yang lebih tinggi yang mungkin dapat menguraikan substansi

yang distrerilkan. Untuk alat-alat gelas, British Farmakope mengharuskan

penggunaan suhu 160°C selama 1 jam, sementara Codex menawarkan

alternatif suhu 180°C selama 11 menit.

Udara panas oven

Udara panas oven adalah peralatan yang umum digunakan pada

sterilisasi panas kering. Ini dipanaskan dengan gas atau dengan listrik,

tetapi pemanasan dengan listrik panasnya terkontrol, oven kebanyakan

digunakan karena panasnya dapat memberikan distribusi panas yang

paling baik.

Page 130: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Bahan yang ditempatkan di oven menerima panas secara langsung

dari udara panas yang berputar di dalam oven dengan radiasi dari dinding

oven dan oleh konduksi.

Transfer langsung panas dari udara yang berputar

Disebabkan pada panas rendah yang spesifik, udara memiliki bahan

pemanas yang sedikit, jumlah yang diterima harus dapat melewati bahan

agar timbul temperatur untuk oven.

Radio – Frekuensi Induksi Panas

Pada proses ini radio – frekuensi arus, membangkitkan osilator yang

sesuai, ini merupakan tempat gulungan tembaga yang bekerja di

sekelilingnya untuk menjadi steril. Trotman, (1969) penyokong ini

digunakan untuk sterilisasi dengan merawat peralatan misalnya pipet

logam dan kawat putaran, pada sistem automatik diagnostre. Objek ini

wajib untuk sterilisasi, bagaimanapun, konduktor memiliki keterbatasan

untuk digunakan pada metode ini, walaupun Trotman merangkan untuk

dapat diadaptasi pada general yang telah digunakan pada artikel sebagai

gulungan horizontal pada sebuah ban bergantung. Bukan konduktor yang

harus berhimpit untuk sebuah konduksi suskeptor yang mana panas tidak

akan kontak dengan konduktor.

Sterilisasi dengan Filtrasi

Sterilisasi ini merupakan tempat suatu filter bakteri nyata yang

digunakan untuk larutan termolabil dan gas termasuk udara. Larutan

termolabil juga terdapat kerugian jika subjek untuk sterilisasi panas.

Page 131: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Proses ini juga digunakan kadang-kadang sebagai alternatif pada metode

pemanasan untuk sterilisasi dengan larutan termolabil. Proses ini terdiri

dari tiga golongan utama untuk larutan:

1. Tempat dari larutan untuk disterilisasikan terus-menerus sebelum filter

unit yang mensterilkan.

2. Pemindahan secara aseptis dari flitrasi untuk wadaph steril di mana

juga tertutup secara aseptis.

3. Tes untuk steril dengan mengangkat keluar pada hail filter.

Dari ketiga golongan di atas prosesnya sejak lama berbahaya pada

sterilisasi filtrasi. Oleh sebab itu suatu bakteri biasanya dimasukkan dalam

larutan.

Kerugian dari proses sering kali lebih banyak dari keuntungan ini

dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Keuntungan :

a) Pemanasan yang sedikit, jadi ideal untuk larutan termolabil.

b) Menghilangkan semua bakteri dan jamur, dan sering kali menjernihkan

larutan.

c) Bermanfaat untuk proses sterilisasi dalam volume besar larutan.

d) Bermanfaat untuk tetes mata, botol tetes ini tidak tahan dengan proses

pemanasan.

Kerugian :

a) Membutuhkan teknik aseptis, ini membutuhkan susunan latihan yang

lebih dan peralatan steril dan fasilitas

Page 132: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

b) Membutuhkan tes steril, kecuali dalam keadaan gawat, hasilnya tidak

boleh sampai melewati tes. Kerusakan dapat terjadi dalam tujuh hari.

c) Virus, bagian filtrat dari bakteri, produk bakteri, begitu juga toksin dan

pirogen, tidak dihilangkan atau dihancurkan.

d) Filternya terperinci tiap waktu atau secara berangsur-angsur

digunakan. Berangsur-angsur kesalahan mungkin tidak diketahui

dengan cepat.

e) Unit filter bisa bocor dan terbatas untuk udara nonsteril. Jadi unit filter

akan memiliki beberapa kesamaan yang mungkin. Gunanya bagi

tekanan positif (yaitu kekuatan larutan melewati filter dengan

penekanan udara) keuntungan lebih tekanan negatif (yaitu menyerap

larutan melewati filter, dengan vakum) kebocoran dari udara menjadi

larutan dimana filter tidak terjadi.

f) Penyerapan dapat terjadi dengan beberapa filter, misalnya lilin dan

bahan berserat.

g) Beberapa hasil filter fibres atau alkali, misalnya filter fibrous, tetapi

alkali netral-filter bebas yang ada.

h) Penyumbatan dapat terjadi dengan memperpanjang filtrasi, walaupun

ini dapat sedikit digunakan dengan prefiter yang cocok. Bakteri bisa

tumbuh terus pada beberapa tipe filter, dengan lama filtrasi.

i) Filtrasi tidak dapat digunakan untuk suspnsi steril.

j) Oksidasi dapat terjadi pada besar filter, dan obat harus disesuaikan

dengan pelarut.

Page 133: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Dua tipe utama dari unit yang tersedia. Tipe tekanan positif, dimana

larutan yang dipaksa melewati filter dangan penekanan udara, dan

tekanan negatif (vakum), di mana tipe larutan ini diserap terus dengan

filter. Dahulu keuntungannya lebih lama, tetapi keduanya digunakan.

Keuntungan dari Sistem Tekanan Positif dan Negatif

Tekanan Positif Tekanan Negatif

Udara tidak steril, tidak dapat masuk

lewat kebocoran yang sama

Evaporasi dan Pembusahan dari filtrat

dikurangi.

Pada skala besar pemindahan, aseptis

dari tempat vakum ketitik yang

digunakan tidak dibutuhkan.

Tekanan diferensial adalah satu-

satunya keterbatasan dengan

peralatan, tidak maximum pada 1

atmosfer dengan system tekanan

positif.

Sama-sama bebas dari ikatan.

Membutuhkan suatu sistem

yang tidak tertutup.

Bakteri – Filter nyata dari larutan

Bermacam-macam tipe dari filter yang tersedia untuk sterilisasi

mereka dapat berkembang menjadi empat kelas dasar:

Keramik filter-biasanya dibuat dari penyerapan porselin atau

kieselguhr.

Page 134: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Lapisan berserat mengandung asbeator dan wood selolosa.

Sintered (Fritted) glass. Filter-tersebut dari bubuk-bubuk borosilikt glass.

Plastik berpori kecil atau membran filter-preparat dari eser selulosa,

sebagian asetat dan nitrat.

Terlepas dari kelas dasar di atas beberapa kelas filter tersedia, di

mana menggabungkan keuntungan dari dua atau lebih kelas. Contohnya

dari submicron filter terdiri dari nukron glass dan asbestos fibre batas ada

epoty saturant. Filter ini (cox M-780) memiliki banyak keuntungan dari

membran filter, sementara itu kurang mudah di tutupi.

Filter keramik, salah satu dari filter keramik muda adalah Pasteur

Chamberland, diperkenalkan pada 1884, mereka dibuat dari salah satu

porselen atau kieselguhr. Mereka biasanya menemukan lilin silinder

dengan termasuk dinding tebal. Filter dalam ini dengan dinding selular dan

tersedia bermacam-macam ukuran dan angka dari jumlah yang

menyerah.

Contohnya pada lilin porselin merupakan pabrik dari Doulton & co.

ltd., dan tipe kieselguhr dihasilkan oleh British Berkefeld Filter ltd. Mondter

Filter adalah Amerika equivalent dari Berkefeld Filter. Kieselguhr Filter

mempunyai sesuatu pori terkenal dengan berat jenis dari satu porselin

dan untuk itu lebih permeable untuk cairan encer. Kieselguhr filter cukup

lemah dengan bermacam porselin dan memiliki suatu thicker wall.

Berkefeld Filter adalah pemsaran dari air sterilisasi, dan disebut “self-

sterilizing” menjadi Berkefeld Filter (‘Sterasyl Filter).

Page 135: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Filter ini mirip dengan standar kieselguhr Filter bisa juga Fitted

dengan nozzle mount. Mount ini bisa melapisi porselin atau disebut logam

dan satu lipatan adalah kekurangan dari filter ini. Selama pembersihan

dan sterilisasi celah dan kebocoran bisa menjadi sama. Unglazed dan

unmounted porselin porcus lilin telah tersedia tetapi tidak dengan mudah

fitted menjadi unit filtrasi.

Ini merupakan keuntungan dari filter untuk keluar dari filter ini untuk

mengurangi kebersihan di bagian dalam. Filter porselin dapat

membersihkan serat exterior dengan memasang bush, atau secara terus-

menerus digunkan larutan sodium hipokiorit kuat. Textur ini lemah pada

Kieselguhr Filter dengan artian suatu Softer Brush harus digunakan untuk

serat atau pengobatan hypoklorit. Mereka dapat dikeringkan dengan

sterilisasi panas, walaupun harus teliti mengambil secara terus-menerus

pertambahan temperatur dan menggunakan filter untuk pendingin yang

lambat, untuk memulai pencegaha. Asam kuat tidak akan digunakan

pembersihan berkerfreld filter, dan asam kromik atau sintered glass filter

karena ion kromik dapat menyerap dengan kuat oleh filter, tidak dapat

menghilangkan kotoran, dan bisa oksida atau bereaksi dengan obat akibat

digunakan filter ini.

Keuntungan:

a) Secara relatif murah, dan

b) Range dari porosit yang ada

Tabel 31.3

Page 136: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Perbandingan dari Dept dan Screen Filter

Contohnya

Depth Filter.

Lapisan Fibrous (‘Seitz’,’Carlson-Ford)

lilin keramik (Doultn’,‘Berkefield)

Sintered glass (dan logam).

Screen Filter

Selulosa membrane (‘otesid;milipore’

Sartorius’ dll)

Filtrasi

Partikel berhenti pada titik dimana

resisten yang sama untuk bergerak.

Pertambahan tekanan harus

digerakkan dalam partikel dan

beberapa waktu melewati filter.

Particular ini tetap dengan tekanan

fikturasi yang terjadi.

Partikel besar yang diukur porinya

mekanik ‘Sicved, dari larutan, dan

menahan permukaan dari filter.

Pertambahan pada tekanan, dan

flukturasi tekanan tidak

menyebabkan partikel melwati

tempat filter.

Keuntungan

Lapisan fibrous kurang mudah

menyumbat screen filter. Resisten kimia

sangat tinggi.

0,22 μm filter akan menambah

semua bakteri di permukaan.

Bakteria ‘grow-through’ tidak terjadi.

Tidak ada PH penyerapan sangat

lama kecepatan lairan tinggi dengan

larutan yang mengandung partikel

Kerugian : (a) lilin partikel kieselgurh, tidak begitu bagus; (b) adsorbsi

partikel dan lilin kieselgurh tinggi; (c) mudah tersumbat dan terhambat; (e)

tekanan yang dibutuhkan untuk penyaringan relative tinggi; (f) kebocoran

Page 137: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sering ditemukan di mulut pipa; (g) sulit dicocokkan ke dalam unit

saringan.

Jika saringan digunakan untuk bahan berminyak yang lambat, tidak

sangat efisien, rentang menjadi rusak dan sangat sulit untuk dibersihkan

(Avis & Gershenfeld 1955).

Saringan alas berserat

Alas yang digunakan kira-kira tebalnya 3 mm, biasanya berbentuk

bulat dari unit saringan, tetapi yang digunakan dalam penekan saringan

adalah lapisan kuadrat. Mereka sebagian besar dirubah dari serabut

asbes, dikompres dengan campuran bahan-bahan serabut lainnya seperti

kayu selulosa yang memberikan penyerapan cukup bersama dengan

pengikatan dan penempatannya. Macam-macam jenisnya dapat dilihat

pada gambar 31.8. Saringan asli dari Jerman yang dijual dengan nama

dagang Seitz (tingkat EK yang mulai digunakan untuk penyaringan

sterilisasi) dan dapat diperoleh di negeri ini dari Carlos Ford Ltd. Yang

berakhir pada tingkat 40 dan dalam beberapa ratus pemotongan ukuran

( tingkat helai EKS dari saringan Carlson-Ford yang lebih sering

digunakan dalam farmasetik). Mereka lembut dan mudah pecah ketika

basah dan harus didukung dari sebuah logam yang dilubangi, plastik, dan

cakram kaca. Perawatannya dibutuhkan dengan sterilisasi dalam autoklaf

untuk mencegah terjadinya perubahan.

Keuntungan : (a) sebuah alas basa digunakan untuk tiap

penyaringan, sehingga saringan tidak terkontaminasi dengan residu

Page 138: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

penyaringan atau zat-zat pembersih; (b) alasnya tidak mahal; (c) aliran

penyaringan keras dan kecenderungan yang kurang untuk tersumbat.

Mereka lebih baik dari porselen dan saringan kaca kapur yang meleleh

untuk kekentalan larutan.

Kerugian : (a) penyerapan dan pembersihan dari bakteri tergantung

dari alas serabut yang memberikan air dan gelombang besar untuk

mengurangi celah dalam saringan. Kemudian alas yang berserabut tidak

pantas untuk sterilisasi bahan-bahan yang bukan cairan seperti alcohol

dan sediaan minyak; (b) pembebasan basa boleh dari alas , karena

endapan dari basa sensitive terhadap obat-obat (Browne 1942). Basa

bebas tersedia sebelum saringan sterilisasi; (c) alasnya boleh berserabut.

Ini dapat dipindahkan dari saringan yang diartikan dari sebuah tingkatan

steril 3 atau 4; (d) adsorbs tinggi, partikel dimulai dari penyaringan; (e)

tekanan yang berubah bias merusak alas yang basah.

Penyaring Fritted-Glass

Penyaring Fritted-Glass pertama kali dibuat oleh Jana Glass

Works, Jerman. Kaca borosilikat adalah serbuk halus dalam sebuah

penggiling dan partikel-partikel yang dibutuhkan dari ukuran yang terpisah

oleh elusi udara. Pemilihan serbuk dari kumpulan dalam cetakan cakram

dan pemanasan sampai tempat adhesi yang sesuai diantara granul.

Lelehan dari akhir sumbu ke dalam corong dari ukuran dan bentuk yang

sesuai (gambar 16.4) atau ke dalam batas saringan (gambar 31.9).

lelehan saringan kaca tersedia dalam beberapa sifat penyerap yang

Page 139: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

berbeda, tapi untuk sebuah nomor penyerap sterilisasi atau tingkat 5, atau

5 dalam 3, harus digunakan . spesifikasi untuk kualitas, ukuran pori-pori

dan permeabilitas dibutuhkan daalm sebuah spesifikasi standar inggris BS

1752 : 1963. penyerap menembus sebuah ketebalan dengan tingkat 5

(maksimum ukuran pori 2 m) saringan lambat, tapi bahan pencair

saringan tingkat 5 sangat mudah pecah dan kemudian saringan 5 dari 3

telah berkembang dengan saringan tipis tingkat 5 yang diperhatikan dalam

sebuah lapisan tebal dari saringan tingkat 3 (ukuran pori 15-40 m).

pembuatan dan penggunaan dari lelehan saringan kaca digambarkan

oleh Smith (1944) dan mereka dirawat oleh Cooper (1951) dan Sykes

(1958). Mikroorganisme akan cenderung untuk tumbuh melewati lelehan

saringan kaca jika tangan kiri kontak lebih dari 18 jam (Morten 1943).

Mereka mudah dibersihkan oleh nilai dari sebuah aliran terbalik dari air

yang menembus saringan setelah digunakan. Bahan organic boleh

dipindahkan dari nilai asam sulfur kuat dengan 1% dari sodium nitrat yang

menembus saringan. Asam kromat tidak harus digunakan (lihat saringan

porselen). Semua saringan harus menembus pencucian setelah pengujian

kimia.

Kemampuan retensi dari penyaring dapat diuji secara tidak langsung

dengan teknik tekanan gelembung dan secara langsung dengan teknik

bacteriological.

Teknik tekanan gelembung

Page 140: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Pengukuran langsung dari ukuran pori pada penyaring bakteri tidak praktis

dan merupakan metode tidak langsung dari ukuran ‘tekanan gelembung’ yang

digunakan. Ini mengandung lilin yang tercelup dalam air (atau larutan lain) atau

mengisi corong dengan larutan pada kasus dimana sebuah penyaring gelas

mengandung kapur yang meleleh ke bawah menjadi batu kapur, dan dengan

perlahan-lahan dilakukan dengan peningkatan tekanan udara hingga gelembung

yang pertama terlihat pada penyaring atau permukaan cairan. Alat yang cocok

diperlihatkan pada gambar 31.10. Tekanan yang terbaca dapat dikonversi

mendekati ukuran pori dengan formula Becbold, nilai equivalen dperlihatkan di

bawah :

Tekanan

gelembung dalam

air (mmHg)

Lbf/sq in

Ukuran pori yang

mendekati (µm)

413,7

620,5

775,7

930,9

8

12

15

18

5,3

3,5

2,8

2,3

Hasil yang dapat diperoleh dan memungkinkan perbedaan antara

penyaring dengan ukuran pori yang berbeda adalah 0,25 µm. Mulvaney

(1969) menggambarkan alat yang sesuai untuk mengetes batas

penyaring. Yang terkenal adalah pembuatan dari penyaring keramik

sebagai standar pada tekanan gelembung adalah 17 lbf/in2. Tekanan ini

Page 141: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

ekuivalen untuk ukuran pori maksimum 2,5 µm dimana akan menahan

kembali Serratia marcescens dalam cairan suspense paling tidak 6-7 h.

Metode tekanan gelembung diadaptasi dari British Standar (BS

1752 : 1963 ) untuk pengukuran ukuran pori. Tekanan ketika gelembung

pertama terlihat mengindikasikan ukuran pori maksimum dari penyaring.

Yang terakhir dijumlahkan dari persamaan :

D = 30¥

P

Di mana D = diameter dari pori, dalam mikro

¥ = gaya permukaan dari larutan uji (dynes/cm)

P = tekanan gelembung (mmHg)

Teknik bakteriologikal

Walaupun uji tekanan gelembung terlihat pada keadaan yang

sebenarnya, British Pharmaceutical Codex meminta bukti penyaring

bakteri untuk menyetujui uji bacteriological. Sebuah cairan encer dari

kultur Serratia marcescens (Chromobacterim prodigiosum) disaring

sebelumnya melalui penyaring steril dan unit, menggunakan penyaring

dengan perbedaan tekanan menyilang tidak kurang dari 400 mmH.

Sedikitnya 50 ml hasil penyaringan diinkubasi selama 5 hari pada suhu

25o C, suhu optimum untuk tumbuh (dan produksi pigmen) dari

organism.Penggunaan dari jenis chromogenik yang bagus (pigmen yang

diproduksi) disarankan sejak penampakannya berwarna merah muda

pada cairan inkubasi secara mudah menandakan adanya Serratia dan

Page 142: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

kegagalan dalam penyaringan. Penampakan dari pertumbuhan tanpa

pigmen menandakan kontaminasi setelah lewat melalui penyaring atau

beberapa puncak dalam unit. Pemilihan organism secara particular

berguna karena bahannya kecil (panjang 0,3 - 1,3 µm, lebar 0,3 – 0,4

µm ), aerob, tidak pathogen, dan pertumbuhannya tetap untuk

menghasilkan pigmen merah menjadi merah muda pada suhu 25o C.

Penyaringan dengan Udara

Sterilisasi volume yang besar dengan udara menjadi penting untuk

perkembangan dari proses fermentasi yang dalam pada pembuatan

antibiotic dan produk lain dari metabolism mikroba. Kebanyakan obat

modern dilakukan dengan pengerjaan aseptic dan menggunakan jenis

udara laminar yang mengalir dengan tujuan memproduksi udara bersih di

sekelilingnya. Prinsip dan pelaksanaan dari udara laminar yang mengalir

telah digambarkan oleh McDade (1969). Perlakuan dengan proses udara

selama kultur didiskusikan oleh Elsworth (1969), dan factor yang

mempengaruhi kehidupan bakteri pada udara dan gas oleh Sykes (1963).

Metode yang tersedia untuk sterilisasi udara adalah : (a) filtrasi

mekanik, (b) Presipitat elektrostatik, (c) metode pemanasan, (d) sinar

ultraviolet, (e) penggunaan bahan kimia.

Sebelum banyak digunakan penyaring mekanik, metode ini secara

luas banyak digunakan untuk sterilisasi udara, keterbatasan dari metode

yang lain menjadi tidak ada. Metode elektrostatik merupakan metode yang

memerlukan biaya tetapi sangat efisien. Mekanisme perpindahan

Page 143: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

diperlihatkan pada gambar 31.12. metode pemanasan memerlukan biaya

dan sedikit penting dalam sterilisasi udara. Alat sterilisasi panas

digambarkan oleh Elsworth, Morris dan East (1961). Sinar ultraviolet

memiliki kekuatan penertasi yang lemah dan tidak membunuh partikel

yang ada pada pada partikel. Ini juga membiarkan beberapa kerugian lain

seperti efek yang berbahaya pada mata dan kulit, pemaparan yang tinggi

dan penggantian biaya, dan relative memiliki efesiensi rendah pada

kelembaban rendah. Penggunaan bahan kimia bakterisid di udara

terbatas oleh aksi yang lambat, masalah dalam penangkapan kembali dari

bahan kimia pada media fermentasi, dan efek yang tak jelas. Contoh

bakterisida di udara yaitu glikol (propilen dan trietilen ), fenol (resorsinol

dan heksiresorsinol ), dan natrium hipoklorit.

Sama dengan sterilisasi filtrasi dari kedua larutan dalam dan lapisan

penyaring tersedia untuk sterilisasi udara. Perbandingan dari dua tipe

penyaring untuk sterilisasi udara volume besar diberikan oleh Russel

(1971). Russell mengindikasi ketidakmurnian kompresi politropik dengan

udara (metode panas), dan menyatakan bahwa pemilihan penyaring

bergantung padakemurnian dan perubahan kontaminasi. Penyaring dalam

dan lapisan lain digunakan untuk melengkapi situasi sebagai ‘Millitube’

partum filter (gambar 31.13). Jenis utama penyaring dalam untuk

sterilisasi udara adalah granule contohnya arang aktif ; lapisan serat

contohnya kapas wol, biji wol, gelas wol ; dan filter kertas, asbes selulosa,

atau gelas berserat. Penyaring untuk sterilisasi udara harus dapat

Page 144: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

disterilkan dengan uap, mampu menghasilkan yang berkualitas, dan pasti

lebih baik (memperlihatkan efisiensi 100 % ). Filter dalam tidak dapat

dimasukkan secara pasti, tetapi sterlisasi uap ikatan resin gelas berserat

berguna sebagai altrenatif untuk filter membran.

Sterilisasi gas

Bahan kimia yang mudah menguap telah terbatas penggunaannya

dalam sterilisasi dingin dari bahan obat padat yang tidak tahan panas dan

peralatan rumah sakit yang tidak tahan panas, seperti peralatan karet,

bahan elektrik, bahan karet, dan selimut. Mula-mula digunakan

Formaldehid, tetapi etilen oksida adalah gas utama yang digunakan

sekarang untuk sterilisasi. Menurut laporan komisi pengobatan pada

perlindungan kontaminasi mikroba pada produk obat (1973) proses

sterilisasi dengan menggunakan etylen oksida tidak termasuk dalam

metode fisika, dan sebagaiakibatnya, control mikrobiologik dan tes

prosedur harus dilakukan. Komite komisi menerima jumlah dari ethylene

oksida tetapi menyatakan bahwa aplikasinya pada produk pengobatan

harus memperhatikan resiko dari incompabilitas kimia dan produksi residu

toksik dan ketidak efisiensinya dalam melawan organism, termasuk dalam

bentuk Kristal dari mikroorganisme atau bentuk perlindungan dari

mikroorganisme terhadap gas.

Walaupun demikian, etilen oksida adalah gas pensteril yang paling

luas digunakaan dalam bidang farmasi dan pengobatan. Bahan kimia lain

yang sering juga digunakan seperti :

Page 145: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a. Formaldehid

b. Betapropiolakton

c. Propilen oksida

Dan sebagai tambahan, beberapa glikol, metal bromide, dan alkohol telah

digunakan dalaam sterilisasi ruangan.

Etilen Oksida

Penggunaan etilen oksida adalah metode sterilisasi yang telah

dikenal pada tahun 1973 baik dalam Farmakope British maupun pada

British Pharmaceutical Codex. Pada Farmakope British, penggunaan

etilen oksida adalah salah satu diantara prosedur sterilisasi bahan serbuk.

Bahan dan kerja :

Ini adalah eter siklik menguap dengan struktur :

CH2 – CH2

O

Titik didihnya adalah 180oC dan ini dapat lebih mudah dicairkan.

Mudah meledak bila bercampur dengan udara, tetapi kekurangannya ini

dapat diatasi dengan mencampurkan 10% etilen oksida dengan 90%

hidrokarbon terhalogenasi, atau dengan memindahkan 95% udara dari

bagian sebelum penggunaan etilen dioksida.

Metode terakhir dari pemaparan tekanan sub-atmosfer

diperkenalkan oleh Mayr (1961) dalam diskusinya yaitu peralatan untuk

sterilisasi dengan etilen oksidaa. Ini mengiritasi dan vesicant dan oleh

karena itu sarung tangan karet dan bahan lainnya yang mirip harus

Page 146: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

diangin-anginkan pada arus udara steril selama 24 jam sebelum

digunakan. Mekanisme kerja antimikrobanya seperti bahan gas

antimikroba lainnya, itu karena kemampuan untuk mengaalkilasi grup –

SH, -OH, -COOH, dan NH2 pada enzim, protein, dan asam nukleat.

Sebagai contoh :

Protein-NH2 + C2H4O → Protein-NH-(C2H4OH)

Protein-SH + C2H4O → Protein-S-(C2H4OH)

Faktor efek efisiensi sterilitas

Konsentrasi gas

Kecepatan sterilisasi tergantung pada tekanan parsial dari gas

dengan beban. Tekanan parsial dari gas dapat menjadi lemah dengan

absorbs dari beban, contohnya selimut, karet, dan plastic, dan bahan

pengemas (Royce 1959). Royce memberikan contoh absorbsi oleh

beberapa bahan setelah kontak dengan gas pada konsentrasi 200mg/liter

selama 24 jam pada suhu 25oC. Sedikit contoh diberikan dibawah ini :

Bahan Jumlah yang terabsorbsi

(mg/g)

Polythene 2

Polyvinylchloride 19,2

Cardboard 10,4

Page 147: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Kapas wol yang tidak

menabsorbsi

4,1

Penutup karet Neoprene 15,2

Range konsentrasi yang digunakan untuk sterilisasi dari 200

sampai 1000 mg/l, dan konsentrasi ini secara pasti telah menunjukkan

cukup jika dibandingkan dengan kerja Phillips (1961). Phillips menentukan

aktivitas dari etilen oksida dalam melawan spora Bacillus subtilis varian

globigii (pada baju kering) pada 25oC. Beberapa hasilnya diberikan di

bawah ini :

Konsentrasi etilen

oksida (mg/l)

Waktu pemaparan untuk mendapatkan keadaan

tidak ada organisme yang dapat dipulihkan

(jam)

44 24

88 10

442 4

884 2

Dari tabel dapat dilihat bahwa jika konsentari dinaikkan dua kali

lipat, waktu pemaparan berkurang menjadi setengahnya.

Temperatur dari beban

Peningkatan dari temperatur meningkatkan aktivitas. Koefisien

temperature adalah 2,7 berubah setiap 10o pada temperature, tetapi

Page 148: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

karena etilen oksida umumnya digunakan pada bahan yang termolabil,

range yang biasanya digunakan 20o-60o.

Efek kelembaban

Menurut Phillips beberapa kelembaban dibutuhkan, tetapi sedikit

lebih baik daripada banyak. Tingkat hidrasi pada permukaan dari

mikroorganisme untuk disterilkan lebih penting daripada kelembaban

relative dari gas. Kelembaban relative yang baik kira-kira 30 sampai 33%

(Kaye&Phillips 1949). Organisme kering lebih resisten daripada yang

lembab. Tipe permukaan juga berefek pada sterilisasi. Organisme kering

pada permukaan keras dan impermeable seperti pada gelas, plastic, dan

logam, kurang mudah untuk dibunuh dibandingkan organism kering pada

permukaan yang menyerap, seperti kertas dan baju )Opfell,

Hohmann&Latham 1959; Royce&Bowler 1961).

Waktu pemaparan

Ini tergantung pada tipe bahan yang akan disterilkan dan konsentrasi

dari gas. Variasi kombinasi yang telah dengan sukses digunakan yaitu :

850-900mg/l selama 3 jam 45o

450 mg/l selama 5 jam pada 45o (Perkins&Lloyd 1961)

200 mg/l selama 16-18 jam (Royce 1959)

Waktu pemaparan juga tergantung pada kekuatan penetrasi dari

gas. Kertas sangat permeable, tetapi beberapa polyester tidak. Polythene

dan kebanyakan karet sangat permeable. British Farmakope Codex

menyatakan bahwa hidrasi dan pemanasan dari beban dapat lebih mudah

Page 149: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dicapai dengan menempatkan pada kondisi atmosfer utama yang cocok

untuk sterilisasi.

Kondisi dan kemampuan akses dari organisme

Organisme kering lambat untuk dihidratkan kembali oleh karena itu

sulit untuk disterilkan (Gilbert dkk 1964). Organisme dapat terproteksi

dalam bentuk Kristal keras (Abbott, Cockton & Jones 1956; Royce &

Bowler 1961; Beeby & Whitehouse 1965).

Alat dan teknik sterilisasi etilen oksida

Alat sterilisasi khusus dibuat secara komersial telah ada. Alatnya

terdiri dari :

a. Ruang gas kedap dengan penahan yang dibutuhkan untuk mengubah

tekanan

b. Ruang tersebut dicocokkan dengan efisien dari pompa vakum

c. Klep pengatur pemasukan gas, dihubungkan dengan control. Gas

diatur oleh termol atau silinder setelah pemindahan dari ruang oleh

pompa. Dinding pembatas mencegah kerusakan dari beban terhadap

gas etilen oksida.

d. Alat pengontrol, seperti pengukur tekanan (P), control termostatik(T),

dan control kelembaban (H).

e. Kelembaban dapat disediakan dari uap sponge atau uap air.

f. Pemanas coil atau mantel pemanas

Bagaimanapun kecanggihan dari alat dan variasi pada beban tetap

sangat dibutuhkan monitoring mikrobiologik dengan sangat hati-hati.

Page 150: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Perhatian tertentu harus diberikan untuk menjaga kontaminasi mikroba

dari bahan yang telah disterilisasi minimum. Beberapa tipe siklus

digunakan secara komersial pada pensteril etilen oksida yang dikutip oleh

Kelsey (1967) Perkins dan Llyod (1961) dan Mayr (1961) menggambarkan

peralatan untuk sterilisasi etilen oksida.

Konsentrasi etilen

oksida (%)

Konsentrasi etilen

oksida (mg)

Tekanan

(atm)

Temperatur

(OC)

Waktu

(jam)

90 1500 <1 25 18

10 400 2 50 4

10 1800 6 60 1

Keuntungan :

a. Sedikit bahan rusak

b. Temperatur rendah dapat digunakan contoh temperatur ruang

c. Penetrasi ke dalam bahan dan beberapa plastik baik

d. Efek residu sedikit

e. Efektif pada kelembaban rendah

f. Bakterisid, bukan bakteriostatik

g. Efektif melawan semua organisme

Kerugian :

a. Beberapa bahan pembungkus plastik dan nilon harus dibiarkan

terbuka dan disegel secara aseptis. Ini merupakan kerugiannya bila

dibandingkan dengan sterilisasi radiasi.

b. Lambat

Page 151: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

c. Sulit untuk mengontrol RH dan hidrasi organism

d. Biaya lebih tinggi bila dibandingkan dengan proses panas

e. Membutuhkan peralatan canggih yang khusus

f. Toksik dan dapat menyebabkan pembengkakan

Kontrol proses

Proses harus dimonitoring secara bakteriologikal. Ini tidak cukup

hanya dengan monitoring secara fisik. Efisiensi bakterisidal dimonitoring

melalui :

a. Penyisipan dari minimal 10 tes bakteriologikal pada bagian yang

berbeda dari beban, sulit dicapai terutama pada gas. Tes ini terdiri dari

aluminium foil yang telah mengeringkan suspense dari paling sedikit

106 spora dari Bacillus subtilis Camp Detrick galur NTCT 10073

(Bacillus subtilis var. globiggi). Organisme ini dipilih sebagai organism

yang secara wajar resisten terhadap etilen oksida.

b. Tes sterilitas rutin secara acak pada beban. Royce dan Bowler (1959)

telah menggambarkan alat control indicator untuk sterilisasi etilen

oksida. Ini kurang penting dibanding etilen oksida dalam bidang

farmaseutikal dan pengobatan.

Propilen oksida; kurang efektif daripada etilen oksida, namun

kurang eksplosif (mudah meledak).

Formaldehid; sekarang ini paling utama digunakan untuk

pengasapan ruang dan selimut rumah sakit. Formaldehid memiliki

daya penetrasi yang kurang, polimerisasi menjadi paraformaldehid,

Page 152: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dan mengiritasi dan tajam. Ini secara cepat meninaktifkan protein

dan bahan organic. Ini harus digunakan pada kelembaban lebih

dari 75%, dan konsentrasi tinggi sulit untuk dipertahankan.

Betapropiolakton; Ini memiliki titik didih 163o dan harus digunakan

alat penguap plat panas. Kemudian dengan formaldehid,

dibutuhkan RH paling kurang 75%. Ini bersifat sangat virusidal,

tetapi mengiritasi, vesicant, dan karsinogenik terhadap hewan, oleh

karena itu membutuhkan penanganan dari tenaga ahli

Glikol; ini digunakan sebagai bakterisid pada konsentrasi 0,2-0,5

mg/l

Metil bromida dan metil alkohol; bentuk ini digunakan sebagai

insektisida dan kemudian digunakan sebagai pembebasan gas

beracun dari inkubator dan ruang dingin.

Kesimpulan :

Metode sterilisasi :

1. Sterilisasi secara fisika :

a. Pemanasan kering

1) Udara panas oven (1, 6, 7, 10)

2) Minyak dan penangas lain (7)

3) Pemijaran langsung(7)

b. Cara bukan panas

1) Sinar UV (7, 10)

2) Akselerator elektron (10)

Page 153: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

3) Radiasi pengion (10)

c. Uap panas lembab

1) Uap bertekanan (1, 6, 7, 10)

2) Uap panas pada suhu 100°C (7)

3) Pemanasan dengan bekterisida (7)

4) Air mendidih (7)

2. Sterilisasi kimia : sterilisasi gas (1, 6, 7, 10)

3. Sterilisasi mekanik : penyaringan bakteri(1, 6, 7, 10)

II.1.6 Keuntungan dan kerugian metode sterilisasi

1. Sterilsasi metode fisika

A. Sterilisasi Panas Kering

Keuntungan :

a. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 1263

Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya dari

semua mikroorganisme.

b. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 413, 414

Umumnya digunakan untuk senyawa-

senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas.

Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan

yang kering atau wadah yang kering seperti pada zat kimia kering atau

larutan bukan air

Page 154: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Kerugian :

a. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 1263

Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu di

atas kira-kira 140°C.

b. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 413

Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air

panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih

panjang.

B. Sterilisasi Uap Panas

Keuntungan :

a. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 412, 413

Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan

kerusakan pada temperatur yang relative rendah daripada tidak ada

kelembaban.

Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan

bahan-bahan yang dapat tahan terhadap temperatur yang digunakan

dan penembusan uap tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendaki

akibat uap air.

Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih

mudah dibunuh.

Page 155: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Dipergunakan unutk larutan jumlah besar, alat-alat

gelas, pembalut operasi dan instrument.

b. Scoville’s The Art of Compounding; 408

Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif.

Kerugian :

a. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi :413

Tidak digunakan untuk mensterilkan

minyak-minyak lemak, sediaan berminyak dan sediaan yang tidak

dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang

mungkin rusak oleh uap jenuh.

Spora-spora yang kadar airnya rendah,

sukar dihancurkan.

2. Sterilisasi Gas

Keuntungan :

a. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi; 416

Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat

disterilkan dengan baik dengan memaparkan gas etilen oksida atau

propilen oksida bila dibandingkan dengan cara lain.

b. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics; 280

Page 156: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan spora lain.

Kerugian :

a. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 417

Gas-gas (etilen dan propilen oksida) mudah

terbakar bila tercampur dengan udara.

Tindakan pengemasan yang lebih besar diperlukan

untuk sterilisasi dengan cara ini daripada dengan cara lain karena

waktu, suhu, kadar gas dan kelembaban jumlahnya tidak setegas

seperti pada sterilisasi panas kering dan lembab panas.

b. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 1283

Gas-gas sulit hilang dan kebanyakan bahan-bahan

setelah pemaparan.

Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak

dihilangkan sama sekali, sifat karsinogenik dan mutagenik dari etilen

oksida dari sisa-sisa pada bahan yang digunakan pada manusia.

Waktu siklus untuk sterilisasi dengan etilen oksida

agak lama.

3. Sterilisasi dengan Penyaringan

Keuntungan :

a. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy; 1285

Penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan

partikel termasuk mikroorganisme dari larutan gas tanpa

menggunakan panas.

Page 157: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Saringan tidak harus mengubah larutan/gas segala

cara.

Tidak menghilangkan bahan yang diinginkan atau

membawa komponen yang tidak diinginkan.

b. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 416

Kecepatan penyaringan sejumlah kecil

larutan, kemampuan untuk mensterilkan secara efektif bahan tahan

panas.

Peralatan yang digunakan relatif tidak mahal

dan mikroba hidup dan mati serta partikel-partikel lengkap semua

dihilangkan dari larutan.

Kerugian :

a. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi;

414

Penyaringan cairan dengan

volume besar akan memerlukan waktu yang lebih lama terutama bila

cairan kental dibandingkan dengan bila memakai cara sterilisasi

lembab panas.

Cara ini diharuskan menjalani

pengawasan yang ketat dan memonitoring karena efek hasil

penyaringan dapat dipengaruhi oleh banyaknya mikroba dalam larutan.

b. Scoville’s The Art of

Compounding; 419

Page 158: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Filter bakteri tidak

efektif menghilangkan virus dari larutan.

Muatan dalam pH

yang sesuai yang bersifat alkali menyebabkan kerusakan filter dan

partiekel yang kecil pada filter merupakan problem yang khusus.

c. The Theory And Practice

of Industrial Pharmacy;1282-1283

Tiap

kebocoran yang mungkin terjadi pada sistem ini menyebabkan

kerusakan pada bagian luar tanpa kontaminan filtrat yang steril.

Kesulit

an mempertahankan kondisi aseptis seperti merupakan masalah besar

sehubungan dengan sterilisasi melalui penyaringan.

Kesimpulan:

1. Sterilisasi panas kering

a. Keuntungan

Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya dari

semua mikroorganisme (10).

Umumnya digunakan untuk senyawa-

senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas (18).

Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang

kering seperti pada zat kimia kering atau larutan bukan air (18)

b. Kerugian :

Page 159: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu di

atas kira-kira 140°C (10).

Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air

panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang

lebih panjang (18).

2. Steriliasi uap panas

a. Keuntungan

Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada

temperatur yang relatif rendah daripada tidak ada kelembaban (18).

Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang

dapat tahan terhadap temperatur yang digunakan dan penembusan

uap tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendaki akibat uap air (18).

Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh

(18).

Dipergunakan unutk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut

operasi dan instrument (18).

Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif (7).

b. Kerugian :

Tidak digunakan untuk mensterilkan

minyak-minyak lemak, sediaan berminyak dan sediaan yang tidak

dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang

mungkin rusak oleh uap jenuh (18).

Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan (18).

Page 160: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

3. Sterilisasi gas

a. Keuntungan

Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat

disterilkan dengan baik dengan memaparkan gas etilen oksida atau

propilen oksida bila dibandingkan dengan cara lain (18).

Dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan spora lain (6).

b. Kerugian :

Gas-gas (etilen dan propilen oksida) mudah

terbakar bila tercampur dengan udara (18).

Tindakan pengemasan yang lebih besar diperlukan untuk sterilisasi

dengan cara ini daripada dengan cara lain karena waktu, suhu, kadar

gas dan kelembaban jumlahnya tidak setegas seperti pada sterilisasi

panas kering dan lembab panas (18).

Gas-gas sulit hilang dan kebanyakan bahan-bahan

setelah pemaparan (10).

Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak

dihilangkan sama sekali, sifat karsinogenik dan mutagenik dari etilen

oksida dari sisa-sisa pada bahan yang digunakan pada manusia (10).

Waktu siklus untuk sterilisasi dengan etilen oksida agak lama (10).

4. Sterilisasi penyaringan

b. Keuntungan

Penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan partikel termasuk

mikroorganisme dari larutan gas tanpa menggunakan panas (10).

Page 161: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Saringan tidak harus mengubah larutan/gas segala cara (10).

Tidak menghilangkan bahan yang diinginkan atau membawa

komponen yang tidak diinginkan (10).

Kecepatan penyaringan sejumlah kecil

larutan, kemampuan untuk mensterilkan secara efektif bahan tahan

panas (18).

Peralatan yang digunakan relative tidak mahal dan mikroba hidup dan

mati serta partikel-partikel lengkap semua dihilangkan dari larutan (18).

b. Kerugian

Penya

ringan cairan dengan volume besar akan memerlukan waktu yang

lebih lama terutama bila cairan kental dibandingkan dengan bila

memakai cara sterilisasi lembab panas (18).

Cara

ini diharuskan menjalani pengawasan yang ketat dan memonitoring

karena efek hasil penyaringan dapat dipengaruhi oleh banyaknya

mikroba dalam larutan (18).

Filter bakteri tidak

efektif menghilangkan virus dari larutan (7).

Muata

n dalam pH yang sesuai yang bersifat alkali menyebabkan kerusakan

filter dan partiekel yang kecil pada filter merupakan problem yang

khusus (7).

Page 162: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Tiap

kebocoran yang mungkin terjadi pada sistem ini menyebabkan

kerusakan pada bagian luar tanpa kontaminan filtrat yang steril (10).

Kesulit

an mempertahankan kondisi aseptis seperti merupakan masalah besar

sehubungan dengan sterilisasi melalui penyaringan (10).

II.1.7 Validasi dan monitoring metode sterilisasi :

1. Farmakope Indonesia Edisi IV; 1110

Prinsip dasar untuk validasi dan sertifikasi suatu proses sterilisasi

dijabarkan sebagai berikut :

a. Pastikan bahwa peralatan yang digunakan mampu berfungsi

dan memenuhi parameter yang diisyaratkan.

b. Tunjukkan bahwa peralatan pengendali kritis dan

instrumentasi mampu berfungsi sesuai dengan parameter yang

seharusnya bagi peralatan bersangkutan.

c. Lakukan siklus replikasi yang memiliki operasional yang

dipersyaratkan bagi peralatan bersangkutan dan gunakan produk

sebenarnya atas simulasi. Tunjukkan bahwa proses telah dilaksanakan

sesuai batasan protokol yang ditetapkan dan akhirnya kemungkinan

mikroba yang masih hidup pada proses replikasi yang telah selesai

tidak lebih besar dari batasan yang ditetapkan.

Page 163: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

d. Pantau proses yang divalidasi sewaktu pengerjaan berjalan

secara pasti. Jika perlu secara periodik peralatan dikalibrasi dan

disertifikasi ulang.

e. Lengkapkan protokol dan dokumentasikan langkah di atas

mulai nomor 1 hingga nomor 4.

2. The Theory and Practice of Industry Pharmacy;

1261-1262

Validasi sebenarnya dari suatu proses sterilisasi harus mengikuti

serangkaian tahap dan prosedur yang sistematis dan logis. Prosedur

validasi untuk suatu proses sterilisasi uap bisa meliputi rancangan :

a. Memberikan tanda bahwa pensteril sudah dicek secara mekanis dan

memenuhi syarat.

b. Pilihlah mikroorganisme indiktor biologis yang paling tepat yang

mempunyai daya tahan terhadap panas uap yang diinginkan, sambil

merealisasi keunggulan dari bahaya bioindikator.

c. Tentukan nilai D dan nilai Z dari bioindikator yang dipilih secara

eksperimen.

d. Tentukan distribusi panas dalam pensteril kosong dan identifikasi

tempat yang paling dingin.

e. Tentukan distribusi panas dari ukuran muatan dan konfigurasi tertentu

serta identifikasi tempat yang paling dingin.

Page 164: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

f. Tentukan penetrasi ke dalam unit produk pada tempat yang paling

dingin dan pada tempat yang dicurigai, di mana penetrasi panasnya

paling lambat.

g. Evaluasi efek dari tolak ukur siklus seperti waktu, temperature, dan

konfigurasi muatan pada pengrusakan bioindikator dan besarnya nilai

Fo.

h. Tentukan waktu proses sterilisasi yang digunakan untuk mencapai

harga Fo yang diinginkan dan tingkat probabilitas dari pengrusakan

bioindikator.

i. Ulangi proses tersebut sampai diperoleh ulangan yang memuaskan

dan dapat diandalkan.

j. Tetapkan suatu program pemantauan untuk rekualifikasi secara

periodik dari siklus sterilisasi tersebut.

k. Akhiri prosedur pelaksanaan standar dan tingkat aksi, kalau-kalau ada

perubahan dan perkembangan masalah di masa yang akan datang.

Prosedur validasi untuk suatu proses penyaringan aseptis bila

meliputi rancangan:

a. Buatlah secara tepat evaluasi fasilitas dan daerah kritis untuk fungsi

peralatan yang tepat, kualitas udara dan kriteria teknik lainnya.

b. Lakukan uji mikroba permukaan dan udara dalam daerah pengisian

untuk mengetahui dapat dipercayanya latar belakang kontaminasi

mikroba.

c. Pilih suatu medium pertumbuhan mikroba yang sensitif.

Page 165: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

d. Pilih mikroorganisme penantang yang paling tepat untuk validasi

penyaringan aseptis.

e. Sterilkan medium pertumbuhan dan semua alat penyaringan dengan

metode sterilisasi yang sebelumnya telah divalidasi.

f. Lakukan suatu uji simulasi proses dengan menyaring volume yang

diinginkan dari medium pertumbuhan mikroba, yang mengandung

suatu konsentrasi mikroorganisme penantang yang diketahui ke dalam

sejumlah wadah yang sesuai dan telah disterilkan sebelumnya.

g. Inkubasi wadah yang sudah ada atau terisi pada kondisi yang tepat

dengan kontrol yang tepat pula.

h. Tentukan persen tingkat kontraminasi menurut persamaan berikut:

% C = NG x 100

NT - ND

di mana : NG = banyaknya wadah yang tidak dirusak dengan

mikroorganisme

NT = jumlah wadah yang diisi sebelumnya

ND = banyaknya wadah yang rusak terkontaminasi

i. Ulangi proses tersebut.

j. Jika persen tingkat kontraminasi tidak dapat diterima, misalnya > 0,1%,

ulangi semua hasil uji lingkungan. Catatan sterilisasi dan data lain

untuk menentukan langkah apa yang perlu diambil untuk mencapai

persen tingkat kontraminasi kurang dari 0,1%.

3. Handbook of Formulation Sterile Product, e-book

Page 166: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a. Validasi

Studi validasi seharusnya dihubungkan dengan pembuktian efikasi

dari sterilisasi melingkar. Studi pembatasan ulang juga seharusnya

ditunjukkan pada basis periodik. Untuk kedua studi validasi dan produksi

rutin, penggunaan bentuk beban terspesifikasi seharusnya

didokumentasikan pada catatan batch.

Udara yang tidak dapat dipindahkan dari bahan pengisolasi menjaga

panas lembab dari penetrasi, pemanasan bahan dan mencapai dengan

uap jenuh. Sebagai akibatnya, terjadi energi panas yang jauh lebih lambat

dan kecepatan pembunuhan yang lebih lambat dari panas kering pada

lokasi yang terisolasi.

Perhatian khusus harus diberikan pada tipe bahan natural untuk

disterilkan dan penempatan indikator biologik dengan bahan sterilisasi.

Sulit untuk mencapai lokasi dengan bahan sterilitas dan bahan spesifik,

seharusnya menjadi evaluasi yang penting untuk efikasi sterilisasi

meningkat. Setelah itu, pembatasan ulang atau revisilidasi harus

dilanjutkan untuk memusatkan pada daerah beban sebagai daerah paling

sulit untuk terpenetrasi atau terpanaskan.

1) Pembatasan = chamber kosong.

Studi evaluasi distribusi temperatur di banyak tempat sebagai unit

pensteril kosong (contoh: autoklaf, oven) atau alat penyambung (contoh:

tangki besar, pipa yang tidak dapat digerakkan). Ini penting, bahwa studi

ini memperkirakan keseragaman temperatur pada berbagai lokasi sampai

Page 167: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

pensteril untuk mengidentifikasi potensial “tidak dingin” dimana di sana

dapat tidak cukup panas untuk mencapai sterilitas. Studi panas seragam

atau “temperatur pembuatan” seharusnya dihubungkan dengan

menempatkan temperatur kalibrasi pada alat pengukur pada banyak

lokasi sampai pada chamber.

2) Validasi = chamber beban.

Studi panas penetrasi seharusnya ditunjukkan dengan menggunakan alat

beban pensteril yang dibuat. Validasi dari proses sterilisasi dengan

pembuktian efek dari bahan pada pemasukan panas pada barang yang

telah disterilisasi. Dan mungkin mengidentifikasi titik dingin di mana tidak

cukup panas untuk mencapai sterilitas. Penempatan indikator biologik

pada sejumlah posisi pada beban, termasuk tempat yang paling sulit

disterilkan, adalah alat langsung untuk membuktikan efikasi dari beberapa

prosedur sterilisasi. Pada umumnya, thermocouple (Te) ditempatkan

berdekatan dengan indikator biologik untuk memperkirakan hubungan

antara leralitis mikrobial dan pemasukan panas. Sterilisasi dapat divalidasi

melalui pendekatan setengah atau sebagian melingkar. Pada beberapa

kasus, dasar digunakan untuk validasi sterilisasi. Untuk informasi lebih

lanjut mengenai validasi dengan sterilisasi panas, mengikuti aturan FDA.

b. Kontrol peralatan dan kalibrasi alat pengukur.

Untuk kedua validasi dan kontrol rutin, kebenaran dari data umum

melalui monitoring alat sterilisasi melingkar harus dipertimbangkan untuk

menjadi sangat penting. Alat yang mengukur parameter melingkar harus

Page 168: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

secara rutin dikalibrasi. Prosedur yang telah ditulis harus dibuat untuk

memastikan bahwa alat tepat pada tingkat kalibrasi. Monitoring alat

temperatur untuk sterilisasi panas harus dikalibrasi pada interval yang

sesuai, sebaik sebelum dan sesudah validasi berjalan. Alat yang

digunakan untuk memonitoring waktu pada alat sterilisasi harus dikalibrasi

secara periodik. Jumlah mikrobial dan jumlah O dari indikator biologikal

seharusnya telah jelas sebelum studi validasi. Alat pengukuran digunakan

untuk menentukan kemurnian dari uap seharusnya dikalibrasi. Untuk alat

lubang panas kering di pirogenasi (seperti sensor dan transmiter) yang

digunakan untuk mengukur kecepatan daerah sebenarnya secara rutin

dikalibrasi. Peralatan sterilisasi seharusnya dipelihara dengan tepat untuk

mendapatkan kepuasan dan konsistensi tinggi. Evaluasi dari penampilan

benda-benda steril seharusnya ada keseimbangan antara penelitian

sebelumnya dan teori.

4. Formulasi steril; 98

a. Validasi dan monitoring.

Sebelum menggunakan obat, kita harus terlebih dahulu

menvalidasikannya dapat menyatakan alat banyak dapat dipakai. Hal ini

dapat dilakukan dengan menggunakan :

1) Indikator biologi

Merupakan sediaan berisi populasi mikroorganisme aseptik dalam

bentuk spora II bakteria/resisten terhadap beberapa parameter yang

terkontrol dan terukur dalam suatu panas tertentu. Prinsip kerjanya adalah

Page 169: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

mensterilkan spora hidup mikroorganisme nonpatogenik dan sangat

resisten dalam jumlah tertentu. Jika selama dalam proses spora tertentu,

maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya ikut terbunuh

dan bisa dikatakan telah steril. Jenis yang digunakan adalah Bacillus

stearotermophillus (sterilisasi uap) dan Bacillus sabtilis (sterilisasi gas

etilen oksida dan panas kering). Beberapa jenis indikator biologi :

- Beberapa strip kertas yang mengandung spora kering dikemas dalam

kantong bersegel. Setelah disterilisasi, spora kering dipindahkan

secara efektif dalam media pertumbuhan untuk melihat pertumbuhan

koloni indikator biologi ini dibuat dalam wadah tersendiri, dimana strip

terisi spora dikemas dalam vial bersama ampul yang berisi media

pertumbuhan spora. Setelah sterilisasi, indikator ini diaktifkan dengan

menghancurkan ampul berisi media pertumbuhan. Sehingga spora

mendapatkan lingkungan yang sesuai untuk tumbuh. Indikator

kemudian diinkubasi sehingga mikroorgnisme yang bertahan hidup

dapat tumbuh.

- Jenis lain indikator biologi adalah yang mengandung sistem deteksi

cepat (rapid). Sistem yang demikian bekerja berdasarkan adanya

interaksi enzim dalam spora dengan bahan yang ada dalam media

pertumbuhan. Apabila mendapatkan sinar UV, maka hasil positif akan

memberikan flouresensi. Bila tidak terjadi flouresensi, maka kondisi

sterilisasi telah mencapai dan spora telah terbunuh. Indikator demikian,

Page 170: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

memerlukan alat khusus untuk mendeteksi ada atau tidaknya

flouresensi. Kita dapat membaca hasilnya selama 3 jam.

Interprestasi hasil indikator biologi.

Setelah masa inkubasi, kita melakukan pengamatan agar

mendapatkan interprestasi hasil indikator biologi. Hasil disebut positif bial

terjadi kekeruhan dan pertumbuhan koloni (indikator konvensional),

adanya flouresensi (indikator rapid) atau adanya perubahan warna

(indikator mutakhir). Kitapun melakukan pengamatan terhadap kontrol

positif, yaitu indikator biologi yang diaktifkan dan diinkubasi tanpa

melewati proses sterilisasi. Kontrol positif harus menunjukkan hasil positif,

keberhasilan sterilisasi ditandai hasil indikator biologi yang negatif.

Sebaliknya, bila hasil positif, maka merupakan indikasi adanya kegagalan

proses sterilisasi.

2) Indikator kimia

Chemical indikator atau indikator kimia adalah indikator yang

menandai terjadinya paparan sterilitas (uap panas atau gas etilen oksida)

pada objek yang disterilkan dengan adanya perubahan warna, indikator

kimia diproduksi dalam bentuk strip, tape, kartu, dan vial, indikator sensitif

terhadap satu atau lebih parameter sterilisasi. Indikator memberikan

informasi tercapainya validasi steril pada tiap kemasan, maka selalu

digunakan di luar, adapula yang menggunakan di dalam beberapa

indikator kimia yang dikenal adalah indikator eksternal dan indikator

internal.

Page 171: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Indikator eksternal berbentuk pita dan digunakan dibagian luar

kemasan. Terjadinya perubahan warna indikator memberikan informasi

bahan bagian kemasan benda yang disterilkan telah melewati proses

sterilisasi. Kemudian, indikator internal berbentuk strip dan pemakaiannya

diletakkan dalam setiap kemasan. Indikator internal memberikan informasi

bahwa berada di dalam warna indikator. Terjadinya perubahan warna

menunjukkan bahwa sterilan telah berpenetrasi di dalam kemasan.

3) Indikator fisika

Indikator mekanik adalah instrumen mesin sterilisasi seperti garge,

table, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat

sterilisasi bekerja dengan baik.

Kegunaannya sebagai berikut :

Pengu

kuran temperatur dan tekanan merupakan fungsi penting sistem

monitoring sterilisasi. Apabila indikator mekanik berfungsi dengan baik,

maka akan memberikan informasi segera mengenai temperatur,

tekanan, waktu, dan mekanik lainnya dari alat.

Memb

erikan indikator adanya masalah apabila alat masuk dan memerlukan

perbaikan. Contohnya adalah indikator hanya digunakan untuk

Buvderick. Indikator ini digunakan untuk menilai efisiensi pompa

vakum pada alat sterilisasi serta untuk mengetahui adanya kebocoran

udara dalam ruang sterilisasi. Oleh karena itu, indikator hanya

Page 172: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

digunakan pada metode sterilisasi uap panas yang menggunakan

sistem vakum. Jadi, indikator sama sekali bukan untuk mengetahui

apakah kondisi sterilisasi telah tercapai kemudian keterbatasannya

adalah :

Indikator mekanik tidak menunjukkan bahwa keadaan steril sudah

tercapai, melainkan hanya memberikan informasi tentang fungsi

alat sterilisasi.

Karena bersifat mekanis, maka bila tidak dilakukan kalibrasi alat

dengan tepat atau pemakaian yang terlalu kering indikator dapat

memberikan informasi yang tidak benar. Oleh karena itu,

monitoring hanya dengan indikator mekanik tidak cukup. Kita masih

memerlukan indikator lainnya untuk memberikan jaminan bahwa

proses sterilisasi berjalan baik.

II.I. 8 Macam – macam sediaan steril :

1. Sterile Dosage Form; 15-16

a. Injeksi

Larutan obat dalam bahan yang cocok dengan atau tanpa bahan

tambahan, digunakan untuk penggunaan parenteral didefenisikan sebagai

injeksi. Sebuah injeksi bisa disiapkan sebagai dosis tunggal atau dosis

ganda, volumenya bisa sama kecilnya dengan setengah militer, seperti

injeksi atropine sulfat, atau sebesar 1 liter, seperti injeksi dextrose. Istilah

ini juga bisa digunakan sebagai emulsi steril.

Page 173: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

b. Cairan infus

Cairan infus intravena merupakan kelompok injeksi yang

terkarakterisasi oleh metode pemberian. Ini termasuk sediaan yang

digunakan sebagai nutrisi dasar, seperti injeksi dextrose, untuk

penyimpanan keseimbangan elektrolit, seperti injeksi ringer mengandung

ion natrium, kalium, dan kalsium, untuk penggantian cairan, kombinasi

seperti injeksi dextrose dan NaCl, dan untuk beberapa kegunaan lain,

seperti hiperalimentasi parenteral.

c. Radiofarmasetik

Bahan radiofarmasetik yang digunakan untuk uji fungsi organ

terpisah sebagai kelompok injeksi di bawah istilah radiofarmasetikal.

Mereka berbeda dari injeksi lain yaitu obat dalam bentuk radioaktif, teknik

berbeda juga dibutuhkan dalam penyiapan dan penanganan.

d. Padatan steril

Sejak beberapa obat tidak memiliki stabilitas yang cocok dalam

larutan untuk membolehkan pembungkusan sebagai injeksi, mereka

disiapkan sebagai padatan kering agar ditempatkan dalam larutan pada

saat penggunaan. Jika padatan kering tidak mengandung buffer, pengisi,

atau bahan tambahan lain, mereka dilabeli sebagai obat steril, seperti

Natrium Nafcilin Steril. Jika bentuk kering dari obat juga mengandung

buffer, pengisi, dan bahan tambahan lain, sediaan dilabeli sebagai obat

Page 174: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

untuk injeksi, seperti Amfoterisin B untuk injeksi. Perbedaan dalam

pelabelan mengindikasikan kehadiran atau ketiadaan dari bahan.

e. Suspensi steril

Obat yang disuspensikan dalm bahan parenteral yang cocok dibuat

sebagai suspensi obat steril, contohnya suspensi steril hidrokortison

asetat. Jika obat dalam bentuk kering dan akan menjadi suspensi dengan

penambahan bahan parenteral yang cocok, ditandai sebagai obat steril

untuk suspensi, seperti Suspensi Steril Kloramfenikol. Tidak seperti

injeksi, 2 tipe suspensi tidak pernah diberikan intravena atau diinjeksikan

ke dalam kanal sum-sum tulang belakang.

f. Larutan mata, suspensi dan salep

Obat dalam larutan diberikan dengan cara ditanamkan pada mata

adalah sediaan steril, walaupun istilah ”steril” tidak umum termasuk dalam

namanya, contoh Larutan Mata Natrium Sulfasetamida atau Suspensi

Mata Hidrokortison Asetat. Mereka juga berbeda dari sediaan sebelumnya

yaitu tidak perlu bebas pirogen karena tempat penggunaannya. Dalam

penyiapan salep mata, bahan obat baik dalam larutan atau padatan

termikronisasi ditambahkan agar tidak mengiritasi basis salep. Salep

disterilkan dengan panas kering atau dengan radiasi; beberapa disiapkan

dengan penyiapan steril melalui kombinasi aseptik dari bahan steril.

Mereka harus dikemas dalam wadah bersegel dan bebas dari bahan

partikulat yang tidak diinginkan seperti partikel logam.

g. Larutan irigasi

Page 175: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Larutan yang digunakan untuk mencuci luka terbuka, didefenisikan

sebagai larutan irigasi dan digunakan secara topikal, tidak pernah secara

parenteral.

h. Bahan diagnostik

Larutan yang diberikan secara parenteral untuk tujuan diagnostik,

seperti injeksi Evan’s Blue, digunakan untuk menentukan volume darah.

i. Ekstrak allergenio

Ekstrak allergenio adalah konsentrasi allergen atau bahan yang

bertanggung jawab untuk sensitivitas yang tidak biasa dari beberapa

individu, digunakan untuk diagnostik atau pengobatan reaksi allergenik.

j. Larutan dialisis peritonial

Larutan digunakan dengan teknik dialisis peritoneal untuk

menurunkan sampah tubuh, cairan tubuh, elektrolit serum dan bahan

racun.

Kesimpulan :

Macam-macam sediaan steril adalah :

a. Injeksi

b. Cairan infuse

c. Radifarmasetik

d. Padatan steril

e. Suspensi steril

f. Larutan mata, suspensi, dan salep

Page 176: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

g. Larutan irigasi

h. Bahan diagnostik

i. Esktrak allergnio

j. Larutan dialysis peritonial

II.1.8 Teknik aseptik dan sterilisasi hasil akhir

1. Farmakope Indonesia Edisi III; 18

Proses aseptik adalah cara pengurusan bahan steril dengan

menggunakan teknik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya

cemaran kuman hingga seminimum mungkin. Teknik aseptik dimasukkan

untuk digunakan dalam pembuatan injeksi yang tidak dapat dilakukan

proses sterilisasi akhir, karena ketidakmampuan zatnya. Teknik ini tidak

mudah diselenggarakan dan tidak ada kepastian bahwa hasil akhir

sesungguhnya steril. Sterilitas hasil akhir hanya dapat disimpulkan , jika

hasil itu telah memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji

keamanan hayati. Teknik aseptik menjadi hal yang penting sekali

diperhatikan pada waktu sterilisasi menggunakan cara sterilisasi

penyaringan dan pemanasan kering. Sewaktu memindahkan atau

memasukkan bahan steril kedalam wadah akhir steril. Dalam hal tertentu,

untuk meyakinkan terjadinya cemaran atau tidak sewaktu memindahkan

atau memasukkan cairan steril kedalam wadah steril menggunakan cara

ini, perlu diuji dengan cara sebagai berikut : kedalam salah satu wadah,

masukkan medium biakan bakteri sebagai ganti cairan steril. Tutup wadah

Page 177: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

dan eramkan pada suhu 32oC selama 7 hari. Jika terjadi pertumbuhan

kuman, menunjukkan adanya cemaran yang terjadi pada waktu

memasukkan atau memindahkan cairan ke dalam wadah akhir. Dalam

pembuatan larutan steril, akhirnya ditutup kedap untuk melindungi

terhadap cemaran kuman. Semua alat yang digunakan harus steril.

Ruangan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan ini harus disterilkan

terpisah dan tekanan udaranya diatur positif dengan memasukkan udara

yang telah dialirkan melalui penyaringan bakteri. Lagi pula, pekerjaan ini

harus dilakukan dengan tabir pelindung atau dalam aliran udara steril.

Pakaian pekerja harus khusus dan steril dilengkapi dengan penutup muka

dan topi.

2. Scoville’s The Art of Compounding; 419

Sesuai dengan namanya, teknik aseptik merupakan cara yang biasa

dilakukan untuk menghindari masuknya bekteri ke dalam sediaan untuk

injeksi, kemungkinan besar, bahaya dari kontaminasi suatu larutan

berasal dari tangan, dan nafas dari orang yang melakukan pekerjaan ini.

Tangan pekerja harus dibersihkan seluruhnya dan dibilas dengan bahan

sterol seperti alcohol. Mulut dan hidung harus ditutup dengan masker

yang terdiri dari 2 lapisan kain. Jika memungkinkan harus menggunakan

jubah steril sebelum memulai pengerjaan untuk menghindari masuknya

bakteri dari pakaian pekerja.

3. Textbook of Pharmaceutics; 555

Page 178: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Teknik aseptik adalah salah satu cara yang digunakan untuk

melindungi kontaminasi bahan, alat, wadah selama penanganan. Sumber

kontaminasi adalah udara, nafas, kulit, rambut, pakaian permukaan kerja.

4. Teori dan Praktek Farmasi Industri; 1282

Sterilisasi larutan dengan penyaring menghasilkan larutan yang

sangat bersih, memisahkan parikel kotoran, juga mikroorganisme dalam

kisaran ukuran mikron. Walapun begitu, filtrat harus dipindahkan dari

penerima dan dibagi-bagi kembali menjadi wadah akhir tersendiri setelah

sterilisasi. Tujuan proses ini, dikenal sebagai pemrosesan aseptis, adalah

mengeluarkan tiap mikroorganisme dari tiap tahapan proses sesudah

penyaringan.

Pemrosesan aseptis secara teknis bukanlah proses sterilisasi, tetapi

dibicarakan di sini karena keterlibatan yang sangat erat dengan sterilisasi

melalui penyaringan. Proses aseptis ini digunakan untuk produk yang

tidak dapat disterilisasi pada tahap akhir, yakni setelah disegel dalam

wadah akhir.

Kesimpulan :

Teknik aseptik adalah cara pengurusan bahan steril dengan

menggunakan teknik (4) yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya

cemaran kuman (4, 7, 21) hingga seminimum mungkin, sedangkan

sterilisasi akhir hanya dapat disimpulkan, jika hasil itu telah memenuhi

syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati (4).

Page 179: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

II.2. Teori Salep Mata

II.2.1 Pengertian Salep Mata

1. Farmakope Indonesia Edisi III; 20

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata

menggunakan dasar salep yang cocok.

2. Farmakope Indonesia Edisi IV; 12

Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata.

3. Scoville’s The Art of Compounding; 356

Salep mata adalah salep khusus untuk pemakaian pada mata

dimana membutuhkan perhatian khusus pada pembuatannya.

4. Sterile Dosage Form; 368

Salep mata memberikan arti lain dimana obat dapat

mempertahankan kontak dengan mata dan jaringan disekelilingnya tanpa

tercuci oleh cairan air mata. Basis untuk salep mata biasanya petrolatum

putih walapun dalam beberapa kasus basis laruit air juga digunakan. Obat

jika tidak larut didispersikan kedalam basis yang disterilkan dengan panas

kering dan dicampur secara aseptis dengan obat dan bahan tambahan

yang steril.

5. Dispensing on Medication by Robert King; 140

Salep mata adalah salep steril khusus untuk penggunaan pada

mata. Salep ini dibuat dari bahan steril dibawah kondisi aseptis atau pada

sterilisasi tahap akhir.

6. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1513

Page 180: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Salep mata adalah salep steril khusus untuk penggunaan pada

mata, dapat juga digunakan untuk memberikan efek pengobatan yang

bervariasi pada bagian luar dan tepi kelopak mata, konjungtiva, kornea

dan iris. Perhatian yang khusus dilakukan dalam penyiapannya.

Kesimpulan :

Salep mata adalah sediaan steril yang mengandung bahan kimia steril (1,

2, 5) yang terbagi halus dalam basis, yang dibuat di bawah kondisi aseptik

(1, 2), yang digunakan pada mata untuk memberikan efek pengobatan (1,

4, 6, 7) dimana obat dapat kontak dengan mata dan jaringan tanpa tercuci

oleh air mata (2), di mana tempat kerjanya pada bagian luar tepi kelopak

mata, konjungtiva, kornea, dan iris (5), serta memerlukan perhatian

khusus dalam pembuatannya (5, 7).

II.2.2 Syarat-syarat salep mata

1. Remington’s Pharmaeutical Science 18th Edition; 1585

a. Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah

kondisi yang bernar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes

sterilisasi resmi.

b. Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube

disempurnakan dengan menggunakan dosis yang sesuai dengan

radiasi gamma.

Page 181: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

c. Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau

campuran bahan untuk mencegah pertumbuhan atau menghancurkan

mikroorganisme yang berbahaya ketika wadah terbuka selama

penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa digunakan adalah

klorbutanol, paraben atau merkuri organik.

d. Salep akhir harus bebas dari partikel besar.

e. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata,

membiarkan difusi obat melalui pencucian sekresi mata dan

mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu tertentu pada

kondisi penyimpanan yang sesuai.

2. Sterile Dosage Form; 357

a. Sediaan untuk mata dari berbagai jenis produk yang

berbeda dapat berupa larutan tetes mata, pencuci mata atau salep

mata. Kadang-kadang injeksi mata digunakan untuk hal-hal yang

khusus. Sediaan mata sama dengan produk steril lainnya yaitu

kesterilan dan bebas dari bahan partikulat. Dengan pengecualian

jumlah yang terbatas dari injeksi mata. Sediaan untuk mata merupakan

bentuk sediaan topikal yang digunakan untuk efek lokal. Oleh karena

itu tidak perlu bebas pirogen karena metode penggunaan dan

pemakaian obat sediaan mata berbeda dengan bahan yang diberikan

secara parenteral dalam hal bahan yang ditambahkan untuk

meningkatkan aktivitas untuk memelihara stabilitasnya dan sterilitas

produk.

Page 182: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

b. Sterilitas merupakan syarat yang paling penting, tidak

layak membuat sediaan larutan mata yang mengandung banyak

mikroorganisme yang paling berbahaya adalah Pseudomonas

aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat menyebabkan

kebutaan, bahaya yang paling utama adalah memasukkan produk

nonsteril kemata saat kornea digososk. Bahan partikulat yang dapat

mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien.

3. Scoville’s The Art of Coumpounding; 247

Perhatian khusus harus dipenuhi untuk sediaan salep mata adalah

menghasilkan produk yang steril bebas dari partikel yang mengiritasi.

4. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 567

a. Dasar salep pilihan untuk suatu salep mata harus tidak mengiritasi

mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata

yang dibasahi karena sekresi cairan mata.

b. Dasar salep yang ditambahkan untuk salep mata harus bertitik lebur

atau titik melumer mendekati suhu tubuh.

5. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System by Ansel;

255

Basis salep yang dipilih untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata

dan harus membolehkan difusi bahan obat melalui sekresi air mata dari

mata. Basis salep yang digunakan untuk mata harus mempunyai titik

Page 183: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

kelembutan mendekati tubuh untuk kenyamanan pasien maupun

pelepasan obat.

6. Farmakope Indonesia Edisi III; 30

Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar digunakan Vaselin

putih. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat

dipilih salah satu bahan dasar berikut :

a. Dasar salep senyawa hidrokarbon

Vaselin putih, veselin kuning atau campurannya dengan malam putih,

dengan malam kuning atau dengan senyawa hidrokarbon lain yang cocok.

b. Dasar salep serap

Lemak bulu domba; campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil

alkohol, 8 bagian malam putih, dan 8 bagian vaselin putih; campuran 30

bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.

c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air

Emulsi minyak dalam air.

d. Dasar salep yang dapat larut dalam air

Polietilenglikol atau campurannya.

Kesimpulan :

Syarat-syarat salep mata, yaitu :

- Steril (2,5).

- Dibuat dari bahan-bahan yang disterilkan di bawah kondisi aseptik (5).

Page 184: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

- Sterilitas akhir dari salep dalam tube dengan radiasi gamma (5).

- Mengandung bahan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme

yang berbahaya (2,5).

- Bebas dari partikel besar (2,5).

- Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, mampu

mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu tertentu selama

penyimpanan (5).

- Tidak perlu bebas pirogen (2).

II.2.3 Keuntungan dan Kerugian Salep Mata

Keuntungan Salep Mata :

1. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1585,

1587

Salep mata memberikan keuntungan waktu kontak yang lebih lama

dan bioavailabilitas obat yang lebih besar dengan onset dan waktu puncak

absorbsi yang lebih lama

Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata, kelenjar

sebasea, konjungtiva, kornea dan iris.

2. Sterile Dosage Form; 368

Salep mata dapat dipertahankan kontak lama dengan mata dan

jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh air mata.

Page 185: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

3. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 563

Keuntungan utama suatu salep mata daripada larutan untuk mata

adalah penambahan waktu hubungan atau kontak antara obat dengan

mata. Pengkajian telah menunjukkan bahwa waktu kontak antara obat

dengan mata, 2–4 kali lebih besar apabila dipakai salep dibandingkan jika

dipakai larutan garam.

Kerugian Salep Mata :

1. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1585

Salep mata akan mengganggu penglihatan kecuali jika digunakan

pada waktu tidur. Onset dan waktu absorpsi yang lama, variasi dosis

besar. Salep mata cenderung membentuk lapisan pada mata dan

menyebabkan masalah-masalah pencampuran antara pembawa salep

dengan cairan mata.

2. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi: 563

Salah satu kekurangan bagi salep mata adalah kaburnya pandangan

yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa mata.

3. Modern Pharmaceutics; e-book

Kerugian penggunaan salep mata dalah penggunaan bahan

berminyak dan pengaburan penglihatan yang digunakan. Umunya

digunakan sebagai terapi pada malam hari, namun hal ini dilaporkan

memperpanjang retensi ocular dibandingkan dengan tetes mata.

Kesimpulan :

Keuntungan :

Page 186: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

1. Waktu kontak dengan mata lebih lama sehingga bioavailabilitas obat

lebih besar (2, 5, 19)

2. Tempat kerjanya lebih luas yakni pada kelopak mata, kelenjar

sebasea, konjungtiva, kornea dan iris dibandingkan dengan tetes mata

(5).

Kerugian :

1. Salep mata mengganggu penglihatan kecuali jika digunakan saat tidur

(5, 19, 24).

2. Variasi dosis besar (5)

3. Ada kecendrungan pemcampuran antara pembawa salep dan cairan

mata (5)

4. Kaburnya penglihatan ketika salep mata dioleskan (19, 24).

II.2.4 Anatomi dan Fisiologi Mata

1. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition:1581

Gambar anatomi mata :

Page 187: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Mata manusia adalah subjek yang menarik untuk pemberian topikal

obat. Dasar ini dapat ditemukan dalam susunan anatomi dari jaringan

permukaan dan dalam permeabilitas kornea. Tindakan perlidnungan dari

kelopak mata dan sistem lakrimal adalah seperti penghilangan dengan

cepat dari bahan yang dimasukkan kedalam mata, kecuali bahannya

bervolume kecil dan secara kimia dan fisiologis dapat bercampur dengan

jaringan permukaan.

Page 188: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Kelopak Mata

Kelopak mata memiliki 2 tujuan : perlindungan mekanik terhadap

bola mata dan mensekresikan suatu cairan optimum untuk kornea.

Kelopak mata dilicinkan dan dijaga kandungan airnya oleh sekret kelenjar

lakrimal dan dikhususkan pada sel-sel yang terletak pada konjungtiva

bulbar. Ruang penyokong memiliki bentuk tipis yang terpisah secara

langsung lewat didepan bola mata, dengan perluasan kantong menaik dan

menurun. Kantong-kantong tersebut disebut ruang superior dan inferior

serta semua tempat, cul-de-sac. Celah antara kelopak mata disebut celah

palbebra.

Bola mata

Dinding bola mata manusia (bulbus, bula) disusun atas tiga lapisan

konsentris :

1. Lapisan fibrous luas

2. Lapisan vaskular tengah–sistem uvea atau traktus uveal,

mengandung koroid, badan siliar dan iris

3. Lapisan saraf retina

Lapisan terluar kuat, dapat disentuh dan sedikit longgar. Pada

bagian depan, bagian yang menghadap keluar. Struktur halus pada

lapisan terluar sangat tertaur dan kandungan airnya sangat seksama

diatur sehingga bertindak sebagai jendela yang jernih dan trasnparan

(kornea). Ini mencegah pembuluh darah. Diatas 2/3 dari selaput serat

yang tersisa nampak buram (bagian putih dari mata) dan disebut sklera.

Page 189: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Sklera mengandung mikrosirkulasi yang memberikan nutrisis jaringan

pada bagian atas anterior dan biasanya putih kecuali ketika terjadi iritasi

dan dilatasi pembuluh darah.

Ruangan bola mata adalah suatu alat optik yang menyebabkan

penampakan yang terbalik diperkecil yang terbentuk pada retina, yang

mana merupakan membran tipis yang tembus cahaya. Secara berurutan

alat optik terdiri dari : kornea, pupil, lensa kristal dan retina, dengan

lapisan cairan yang jernih atau bahan seperti gel yang terjepit antara

struktur yang padat. Pupil, lubang bulat dalam suatu bagian membran

kontraktil (disebut iris), bertindak sebagai fungsi penampakan dari sistem.

Lensa kristal adalah suatu unsur retraktif dengan kemampuan fungsi yang

dikontrol dan didukung oleh suatu jaringan otot dalam badan siliar. Koroid

adalah metabolit yang mendukung retina.

Fungsi optikal dari mata harus stabil secara dimensi yang mana

dilakukan oleh sebagian selaput bagian luar, keefektifannya adalah suatu

faktor penstabil pada tekanan intraokuler, yang mana akan mengeluarkan

tekanan yang sama pada jaringan disekitarnya. Tekanan intraokuler ini

menghasilkan produksi cairan spesifik yang mantap, cairan homur yang

asli dari proses siliar dan mata menjadi sistem yang berbeli-belit dari kanal

alirannya. Tahanan yang ditemui selama pelewatan dan kecepatan

pembentukan cairan merupakan faktor utama yang menentukan tingkat

tekanan intraokular. Sebagai tambahan untuk fungsi mekanis hidronya,

cairan humor bertindak sebagai carrier nutrient, substrat dan metabolit

Page 190: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

untuk jaringan ovaskular mata. Tulang pada rangka juga mendukung

bentuk yang mendekati piramid yang ditempati oleh bola mata, disebut

orbit.

Konjungtiva

Membran konjungtiva menutupi permukaan terluar dari bagian putih

mata dan bagian dalam dari kelopak mata. Pada kebanyak tempat terikat

dengan longgar dan dengan demikian memungkinkan gerakan bebas dari

bola mata. Ini memungkinkan pemberian injeksi subkonjungtival kecuali

untuk kornea, konjungtiva merupakan bagian terluar dari mata

Sistem lakrimal

Permukaan konjungtiva dan kornea ditutupi dan dilicinkan oleh suatu

lapisan air yang disekresi oleh kelenjar lakrimal dan konjungtiva. Sekresi

dari kelenjar lakrimal, air mata, diantara ke beberapa duktus kecil ke

dalam formix konjungtiva, sekretnya jernih, berair, mengandung berbagai

garam-garam, glukosa, komponen organik lainnya, sekitar 0,7% protein

dan enzim lisosom. Bagian kelenjar lakrimal dikondisikan pada fornix

konjungtiva. Sekretnya cocok untuk melicinkan dan membersihkan di

bawah kondisi biasa dan untuk mempertahankan lapisan tipis berair yang

menutupi kornea dan konjungtiva (lapisan prekorneal). Lapisan protein

musin dari lapisan khususnya penting dalam mempertahankan stabilitas

dari lapisan. Kelenjar lakrimal utama disebut memerankan hanya pada

fungsi yang khusus. Kelenjar sebaseus terdapat pada kelopak mata

mensekresi cairan berminyak yang membantu mencegah air mata yang

Page 191: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

berlebihan pada tepi kelopak dan mengurangi penguapan permukaaan

yang terpapar pada mata dan menyebar di atas lapisan air mata.

Kedipan mata membantu lapisan cair dengan menekan lapisan tipis

dari cairan didepan tepi kelopak mata pada saat keluar bersama-sama.

Kelebihan cairan menuju ke penampungan lakrimal, suatu daerah segitiga

kecil terhampar pada sudut bagian paling dalam dari kelopak mata. Kulit

kelopak mata tipis dan dapat terlipat dengan mudah, sehingga

memberikan pembukaan yang cepat dan penutupan pada celah palpebral.

Gerakan kelopak mata termasuk penyempitan celah palpebral dalam

suatu kantong mata, seperti tindakan chantus lateral melewati chantus

(chant : sudut dimata bertemu). Ini akan membantu transport atau gerakan

cairan melewati bagian lakrimal.

Lapisan Prekorneal

Kornea harus basah untuk menjadi permukaan mata yang memadai,

ketika kurang basah kornea kehilangan permukaannya yang halus dan

sifat transparannya. La[isan prekorneal, bagian dari larutan air mata,

memberikan kelembaban yang penting pada permukaan. Sifat dari lapisan

prekorneal tergantung dari kondisi epitel kornea. Lapisan tersebut

bercampur dengan sediaan mata berair dan lipid, disusun dari lapisan lipid

tipis terluar. Lapisan berair yang tebal ditengah dan suatu lapisan mukoid

tipis bagian dalam. Hal ini diperbaharui pada setiap kedipan dan ketika

berkedip mengalami tekanan, baik oleh obat atau secara mekanik,

akhirnya akan mengering pada potongannya. Ini memperlihatkan tidak

Page 192: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

berpengaruhnya penambahan konsentrasi hingga 2 % NaCl terhadap

cairan konjungtiva. pH dibawah 4 atau diatas 9 akan menyebabkan

kekacauan lapisan. Lapisan ini mempengaruhi gerakan lensa kontak dan

terbentuk cepat dengan mudah pada gelas daripada plastik.

Kornea

Kornea tebalnya 0,5–1 mm terdiri dari struktur berikut (dari depan ke

belakang) :

Epitel kornea

Substantia propia (stroma)

Endotel kornea

Kornea transparan untuk mendifusikan cahaya secara luar biasa,

besarnya cahaya karena susunan tegak lurus dari sel dan serat dan

karena tidak adanya pembuluh darah. Pengaburan kornea mengkin satu

dari beberapa faktor termasuk tekanan bola mata sebagai glaukoma;

jaringan bebas luka karena dilukai, injkesi atau kekurangan O2 atau

kelebihan air seperti yang dapat terjadi karena pemakaian kontak lensa.

2. Dispensing on Medication by King; 141

Gambar anatomi mata :

Page 193: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Mata adalah organ untuk melihat. Bola mata terletak dalam lubang

tengkorak dan dialasi oleh lemak dan jaringan penghubung. Bagian

anterior terpapar dan terdiri dari kornea yang transparan, sklera yang opak

dan membran konjungtiva. Bola mata dilindungi oleh kelopak mata dan

alis.

Kulit dari kelopak mata lebih tipis daripada kulit bagian tubuh yang

lain. Ini tentu saja mempermudah kelopak mata untuk membuka dan

menutup. Permukaan kedua bagian dalam kelopak mata ditutupi oleh

perluasan membrane seperti membran konjungtiva yang menutupi sklera.

Sekresi kelenjar kelopak air mata memberikan perlindungan mata

dengan membantu melindungi kehilangan cairan. Sekresi kelenjar

meibomian adalah lipoidal dan membentuk bagian lapisan air mata pada

prekornea. Sekresi meibomian juga membantu aliran air mata dari tepi ke

kelopak mata. Permukaan kelopak mata bagian dalam membentuk cul de

sac, terbagi atas fornix superior dan inferior.

Page 194: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Kornea adalah lensa pertama dalam sistem optalmik mata. Secara

anatomi kornea adalah struktur multilayer, tidak mengandung pembuluh

darah tetapi kaya akan saraf sensorik. Kornea terdiri dari tiga lapisan

utama yaitu epithelium luar dan epitelium dalam yang kaya akan lemak,

dan stroma tengah yang hidrofilik. Jaringan kornea biasanya mengandung

air 75-80%. Keseimbangan air kritis terhadap integritas kornea.

Kornea normal seluruhnya devoid aliran darah. Kekurangan

vaskuler ini mungkin untuk perbaikan jaringan kornea normal yang rapat

dan tinggi. kornea dan juga konjungtiva, namun demikian disupplay

banyak oleh reseptor nyeri pada ujungnya. Sesungguhnya kornea adalah

salah satudaerah pada tubuh yang paling sensitif.

Kornea tak berpembuluh darah tergantung pada permeabilitas

nutrisinya. Oksigen dan bahan-bahan lain diserap dari lapisan air mata

dan cairan lain. Permeabilitas kornea juga faktor utama dalam penyerapan

obat untuk penggunaan mata.

Sisanya, penampakan "mata putih" dibuat dari yang rapat, opak,

sklera fibrous dengan penutupnya membran konjungtiva. Membran

konjungtiva menutupi permukaan luar sklera dan membentang permukaan

dalam kelopak mata. Membran hanya kehilangan sambungan ke bola

mata, memberikan kebebasan pergerakan, dengan pengangkatan

membrane, injeksi subkonjungtival obat dapat digunakan.

Page 195: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Cairan air mata adalah cairan yang lebih kompleks yang terbuat

dari elektrolit, protein, karbohidrat, enzim lisozim dan asam organik. Total

padatan sekitar 1,8%.

Cairan lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal dan sekresi kelenjar

mukus dari konjungtiva. pH air mata kira-kira 7,4 dengan range 7,3-7,7.

Konsentrasi osmotik yang sama dengan 0,9% NaCl.

Permukaan mata dilapisi dengan lapisan air mata. Ini adalah

lapisan ketiga dari komposisi yang sangat berbeda. Lapisan terdalam dari

lapisan mata terbuat dari bahan yang dikeluarkan dari sel goblet

konjugtiva. Bagian luar adalah lapisan ketiga yang superficial yang terbuat

dari sekresi meibomian lipoid. Lapisan tengah, 6,5-7 µm tebal, terbuat dari

cairan air mata.

Total volume cairan mata adalah kecil, tetapi kecepatan

pergerakannya adalah signifikan. Kira-kira 7µL, cairan lakrimal kontak

dengan kornea dalam beberapa waktu kecepatan pergerakan kira-kira 1

µL/menit pada mata manusia. Normalnya, mata mengandung 10 µL cairan

mata dan beberapa keluar mengalir dengan cepat dari mata melalui

sistem pengairan lakrimal. Regular rubber bulb dropper atau penetes tipis

khusus dalam wadah plastik adalah maksud utama untuk penggunaan

larutan mata. Volume satu drop/tetes dari maksud ini biasanya 25-50 µL.

oleh karena itu banyak larutan obat digunakan pada mata dengan segera

hilang dengan cairan dari cul de sac. Kecepatan larutan melalui sistem

drainase lakrimal juga meningkatkan volume larutan. Volume lebih kecil

Page 196: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

(10 µL) lebih pekat obatnya akan mungkin memberikan bioavailabilitas

yang lebih baik daripada volume besar (50µL) dari larutan yang

mengandung 1/2-1/3 konsentrasi dari obat yang sama.

3. Modern Pharmaceutics; 492

Tabel 1 Struktur anatomi dari mata

Konjungtiva Sac konjungtiva inferior Sac konjungtiva superior

Kornea Epitelium Membrane Browman’s Stroma (substansia propia) Membrane Descemet Endothelium

Ruang anterior Sudut ruang anterior Kanal Schlemm Runang Fontana

Iris Uvea Ruang posterior Zonules dari Zinn Lensa Vitreous humor

Kapsul Tenon Retina Badan Silia (zone) Kelenjar Meibomian

Ruang Posterior Ruang Vitreous

Page 197: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

4. Ensyclopedia of Pharmaceutical Technology vol 11; 43-49

Mata adalah salah satu dari banyak organ vital pada tubuh manusia

dan memberikan harta benda yang paling berharga untuk manusia yaitu

penglihatan. Mata terdiri dari dari dua bola, salah sati berada di luar dari

yang lain. Bola luar lebih kecil diselubungi membran transparan, kornea,

yang merupakan jendela pada mata. Lapisan yang paling jauh yang

mengelilingi bola besar adalah sklera.

Konjungtiva

Konjungtiva tipis, membran mukus yang lembab yang berasal dari

junction korneaskleral. Lapisan konjungtiva yang membentuk lapisan luar

pada kelopak mata disebut palpebral. Lapisan yang menyelubungi mata,

selain kornea, disebut, konjungtiva bubar. Area di mana kedua konjungtiva

bertemu fornix.

Page 198: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Lapisan Luar Pada Mata

a. Sklera

Sklera tebal, berbentuk serat yang mengandung sedikit pembuluh

darah. Bagian depan dari sklera, disebut mata putih, diselubungi oleh

kapsul Tenon’s dan bagian dari konjungtiva yang melewati pembuluh

darah dapat dilihat.

b. Kornea

Kornea adalah membran transparan yang membentuk “one-sixth” pada

bola mata. Korne terdiri dari 5 lapisan:

1) Epitelium

2) Membran Bowman’s

3) Substantia Propria (stroma)

4) Membran Descemet’s

5) Endotelium

Page 199: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

c. Badan Korneaskleral

Badan Korneaskleral terdiri dari meshwork trabecular dan kanal

Schlemm yang membentuk sistem pengeringan pada ruang anterior. Dia

memiliki dua lapisan, epitelum dan stroma.

d. Meshwork Trabecular

Meshwork trabecular mengilingi lingkaran pada ruang anterior. Dia

seperti penyerap yang memiliki diameter 2-3 µm yang meneruskan

aqueous mengalir ke kanal schlemm.

e. Kanal Schlemm

Kanal schlemm adalah kanal berbentuk oval yang menutupi seluruh

lingkaran pada ruang anterior. Dia terhubungkan ke sistem venous yang

melewati 25-36 saluran pengumpul.

Lapisan Tengah Mata

a. Koroid

Koroid adalah lapisan vaskular yang memberikan supplai darah ke

bagian yang berbatasan dengan retina pada mata.

b. Badan Siliary

Badan siliary perpanjangan dari iris ke koroid. Ini dibagi dalam dua

bagian, bagian uveal (terletak dekat sklera) dan bagian epitel (berbatasan

dengan ruang posterior). Otot siliary adalah struktur yang paling menonjol

dari bagian uveal dari badan siliary.

Page 200: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

c. Iris dan Pupil

Iris adalah bagian yang strukturnya seperti diagram dan terletak di

depan lensa dan badan silia. Ini terpisah pada ruang anterior dan

posterior. Fungsi iris sebagai mekanisme pengaturan cahaya pada mata,

mengontrol cahaya yang masuk pada mata untuk memberikan

penglihatan yang jernih. Pembukaan pusat pada iris adalah pupil yang

secara refleks mengontrol cahaya yang berhasil masuk ke mata. Iris di

susun dari dua lapisan: bagian depan dekat stroma, dan posterior pada

epitelium. Warna iris tergantung pada jumlah melamin pada stromanya.

Iris tersusun dari dua jenis otot, otot sfingter dan otot dilator yang disebut

radial.

Page 201: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

d. Lensa

Lensa seperti kristal, struktur bikonvex yang transparan yang terletak

di belakang iris dan pupil dan di depan badan vitreous. Seperti kornea,

lensa tidak memiliki pembuluh darah, jaringan saraf.

Jaringan Dalam dari Mata

a. Saraf Mata

Saraf mata adalah bagian dari jaringan traktus yang putih pada

susunan saraf pusat yang terdiri dari akson pada ganglion retinal bersama

dengan jaringan saraf yang menyampaikan dari otak menuji ke mata

Kesimpulan :

No. Bagian Mata Fungsi Pustaka

1 Kelopak mata Perlindungan mekanik

terhadap bola mata

5, 29

Page 202: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Mensekresikan cairan

optimum untuk kornea

2 Bola mata, terbagi:

Lapisan fibrous

terluar

Lapisan fibrous

tengah

Lapisan saraf

retina

Sebagai jendela yang

jernih dan membatasi

pembuluh darah

Memberikan nutrisi jaringan

pada bagian atas anterior

Meneruskan impuls ke

saraf mata

5, 29

3

4

Konjungtiva

Sistem Lakrimal

Menutupi bagian terluar pada

bagian putih mata dan bagian

dalam kelopak mata

Sekretnya cocok untuk

melicinkan dan membersihkan

mata dan menjaga kelembaban

5, 29

5

6

Lapisan prekorneal

Kornea

Memberikan kelembaban pada

kornea

Mendifusikan cahaya

5, 29

1, 5, 29

Page 203: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

II.2.5 Alasan sediaan mata harus steril

1. Prescription Pharmacy; 181

Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata

menjelaskan dengan sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air mata

tidak seperti darah tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk

memproduksinya. Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi

mata adalah aksi sederhana pencucian dengan air mata dan suatu enzim

yang ditemukan dalam air mata (lizosim) yang mempunyai kemampuan

menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme, satu

dari mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling

mampu menyebabkan kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa

(Bacilllus pyocyamis). Infeksi serius yang disebabkan mikroorganisme ini

ditunjukkan dengan suatu pengujian literatur klinis yang penuh dengan

istilah-istilah seperti enukleasi mata dan transplantasi kornea. Penting

untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun juga

ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal manusia dan dapat menjadi

kontaminan yang ada diudara

2. Sterile Dosage Form; 359

Sterilitas merupakan syarat yang paling penting. Larutan mata yang

dibuat dapat membawa banyak mikroorganisme, yang paling berbahaya

adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat

menyebabkan kebutaan, ini khususnya berbahaya untuk penggunaan

Page 204: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

produk-produk nonsteril pada mata saat kornea terkena. Bahan partikulat

dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien

3. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1583

Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocyaneus, P. pyocyanea,

Blue Pas bacillus). Ini merupakan mikroorganisme berbahaya dan

opurtonis yang tumbuh baik pada banyak kultur media dan menghasilkan

toksin dari produk antibakteri. Cenderung untuk membunuh kontaminan

lain dan membiarkan Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur

murni. Bacillus gram negatif juga tumbuh pada sediaan mata yang

menjadi sumber infeksi serius dari kornea. Ini dapat menyebabkan

kehilangan penglihatan pada 24-48 jam. Pada konsentrasi yang

ditopleransi oleh jaringan mata menunjukkan bahwa semua zat

antimikroba didiskusikan pada bagian berikut dapat tidak efektif melawan

beberapa strain dari organisme ini.

4. Dispensing on Medication by Martin; 892-893

Jika lapisan epitelia sekali rusak, maka tidak akan ada pertahanan

dan organisme mungkin memasuki kornea secara bebas dan

menyebabkan infeksi. Satu mikroorganisme yang berbahaya, dan

mikroorganisme opportunik, yang sebenarnya tumbuh dalam kornea lebih

baik dari semua media yang lain yang dikenal adalah Pseudomonas

aeruginosa. Oleh karena itu, ada 2 standar untuk sediaan mata yang

direkomendasikan, yaitu :

Page 205: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a. Untuk mata dengan bagian epitel kornea yang belum rusak, larutan

steril dikemas dalam wadah dosis ganda atau untuk penggunaan di

rumah menggunakan penetes tunggal, sedangkan di rumah sakit

dipisahkan penetes untuk tiap pasien.

b. Untuk mata dengan bagian epitel kornea yang telah rusak, digunakan

unit kecil yang mengandung larutan steril untuk penggunaan pasien

tunggal.

Kesimpulan :

Sediaan mata harus steril karena mata tidak memiliki antibodi ataupun

mekanisme untuk menghasilkan antibodi (3). Mata hanya dapat

memproduksi air mata yang di dalamnya terkandung enzim lisozim yang

berfungsi untuk menguraikan selubung polisakarida dari beberapa

mikroorganisme (3). Namun, ada satu mikroorganisme yang tidak dapat

diuraikan oleh enzim lisozim, yakni Pseudomonas aeruginosa (2, 3, 5, 16).

Hal ini disebabkan karena Pseudomonas aeruginosa banyak memiliki

kandungan lipopolisakarisa. Jika Pseudomonas aeruginosa masuk ke

dalam mata, berpotensi menyebabkan kebutaan (3, 5).

II.2.6 Cara Pembuatan Salep Mata

1. Scoville's The Art of Compounding; 357

Salep mata dibuat menggunakan salah satu dari dua metode di bawah

ini. Jika bahan obat larut dalam air membentuk larutan yang stabil, bahan

obat dilarutkan dalam volume minimum dari air untuk injeksi (API), larutan

Page 206: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

yang dihasilkan kemudian dicampurkan dengan basis yang sudah dilebur

dan dicampur terus sampai membeku. Jika bahan obat tidak larut dalam

air, bahan obat dibuat menjadi serbuk halus dengan melevigasikannya

dengan sejumlah kecil basis. Campuran yang dihasilkan kemudian

ditambahkan sisa basis.

2. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceurtics; 369

Salep mata membutuhkan obat / bahan dalam bentuk micron atau

dalam larutan. Ini baik dalam praktek pembuatan salep mata steril. Pada

umumnya, bahan obta steril ditambahkan secara aseptis dalam basis

steril. Setelah campuran salep seragam, diisikan ke dalam tube steril

secara aseptis.

3. Textbook of Pharmaceutics ; 363

a. Bahan obat yang larut air

Bahan obat yang larut air dilarutkan dalam sejumlah kecil air murni,

larutan ini disterilkan melalui pemanasan pada autoklaf atau filtrasi dan

larutan steril ditambahkan dalam campuran larutan yang sebelumnya,

basis yang disterilkan melalui pengadukan hingga dingin dan pengerjaan

dilakukan secara aseptis, sediaan kemudian dipindahkan ke tube salep

mata yang telah disterilkan sebelumnya dan segera ditutup sehingga

terhindar dari mikroorganisme. Banyak bahan yang digunakan dalam

salep mata adalah termolabil dan dalam keadaaan seperti itu filtrasi

digunakan untuk sterilisasi.

Page 207: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

b. Bahan yang tidak larut air

Pada metode ini, bahan obat sebelumnya disterilisasi, pengerjaan

dilakukan secara aseptis, obat serbuk terbagi halus dan ditriturasi dengan

sejumlah kecil basis steril yang telah dilebur, campuran kemudian

dicampurkan sampai basis meleleh dan salep mata dipindahkan ke dalam

tube steril segera untuk mencegah masuknya mikroorganisme. Ini penting

bahwa obat yang tidak larut harus diserbukkan sampai halus untuk

mencegah kemungkinan adanya partikel besar dari obat yang masuk ke

mata.

4. Farmakope Indonesia Edisi III; 20

Pembuatan bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril

termikronisasi pada dasar salep steril, Hasil akhir dimasukkan secara

aseptis ke dalam tube steril. Bahan obat dan dasar salep disterilkan

dengan cara yang cocok.

5. Ansel ; 562

Cara pembuatan salep mata. Zat obat ditambahkan ke dalam dasar

salep dalam bentuk larutan atau dalam bentuk serbuk yang dibuat halus

sekali sampai ukuran micron lalu obat dicampur sampai sempurna dengan

dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok.

Kesimpulan :

- Bahan obat larut dalam air membentuk larutan yang stabil, bahan obat

dilarutkan dalam volume minimum dari air untuk injeksi (API), larutan

Page 208: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

yang dihasilkan kemudian dicampurkan dengan basis yang sudah

dilebur dan dicampur terus sampai membeku.

- Jika bahan obat tidak larut dalam air, bahan obat dibuat menjadi

serbuk halus dengan melevigasikannya dengan sejumlah kecil basis.

Campuran yang dihasilkan kemudian ditambahkan sisa basis.

II.2. 7 Cara Memasukkan Salep Ke Dalam Tube

1. Scoville’s The Art of Compounding; 361

Cara yang paling mudah untuk mengisi tube yang dapat dilipat adalah

dengan menempatkan salep pada selembar kertas lilin atau perkamen

dan melipat kertas sehingga sisanya bertemu. Dengan menempatkan

batang pengaduk pada bagian atas lipatan dan menggulung kertas

mengarah ke bagian bawah lipatan, salep dalam kertas ditekan menjadi

bentuk silinder. Kertas tube kemudian dimasukkan pada bagian belakang

yang terbuka besar dari tube yang dapat dilipat, dan ketika kertas ditarik

keluar melalui jari, salep akan tertahan dan tertinggal di dalam tube. Pada

saat memasukkan salep, penutup dari tube harus dibuka untuk

memungkinkan pengisian yang sempurna. Tube seharusnya diisi hanya

sampai jarak 1 inci dari ujung tube sehingga memberikan tempat untuk

menutup tube. Penutupan tube dilakukan meratakan dasar salep dengan

spatula dan melipatnya lebih dari dua kali dan menjaganya dengan

penjepit khusus tube salep yang dilakukan dengan sepasang pinset.

Page 209: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

2. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi ; 511

Pada skala kecil, pengisian tube dengan cara berikut:

a. Salep yang telah dibuat digulung di atas kertas perkamen menjadi

bentuk silinder, diameternya sedikit lebih kecil dari tube supaya dapat

diisikan dengan panjang kertas yang lebih kecil dari silinder.

b. Dengan tutup dari tube dilepas supaya udara keluar, silinder dari salep

dengan kertas dimasukkan ke dalam bagian ujung bawah tube yang

terbuka.

c. Potongan kertas yang meliputi salep dipegang oleh satu tangan

sedang lainnya menekan dengan spatula yang berat ke arah tutup

tube sampai penuh dan sambil menarik perlahan-lahan kertas salep

tadi dilepaskan, ratakan permukaan salep dengan spatula, kurang

lebih ½ inci dari ujung bawah.

d. Bagian bawah yang disisikan lipatan 2 x ⅛ inci dan dibuat dari ujung

bawah tube yang dipipihkan, ditekan/ jepit penyegel tepat di atas

lipatan untuk menjamin bahwa sudah betul-betul tertutup, penjepitan

dapat digunakan dengan tang tangan atau dengan mesin lipat

(crimper) yang dijalankan dengan tangan atau kaki.

Kesimpulan :

Bahan-bahan yang telah dicampur, ditempatkan pada kertas yang

telah dilapisi lilin, kemudian kertas dilipat hingga kedua ujungnya bertemu,

dengan menempatkan batang pengaduk pada ujung lipatan dan

menggulung kertas ke bagian bawah lipatan. Salep dalam kertas ditekan

Page 210: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

menjadi bentuk silinder. Kertas tube kemudian dimasukkan pada bagian

belakang yang terbuka besar dari tube yang dapat dilipat dan ketika kertas

ditarik keluar melalui jari, salep akan tertahan dan tertinggal dalam wadah.

II.2.8. Pewadahan salep

1. Textbook of Pharmaceutics; 363

Salep mata harus dikemas dengan wadah logam lunak atau tube

plastik atau wadah dosis tunggal. Tube plastik digunakan untuk formulasi

dari salep mata tapi tidak ada standar yang kosong. Tube metal yang

lunak dibebaskan dari debu dan partikel logam yang dicapai dengan

meniup menggunakan mesin peniup dan filtrat,udara bebas debu.

Pencucian kurang efektif dan sering kali bertambah lebih banyak.

Formulasi yang tersedia dalam dosis tunggal bentuknya lonjong. Kartu

gelatin fleksibel dengan satu yang mengerutkan dan dibuka melalui

pemutusan kerutan akhir dengan gunting steril. Wadah/ kemasan diberi

wadah/lkemasan mudah pecah berupa kertas tutup atau amplop plastik

atau karbon tertutup.

2. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; 563

Salep mata diisikan kedalam tube yang terbuat dari plastik atau timah

dimana sebelumnya telah dibuat steril. Tube-tube ini khas kecil, yang

isinya kurang lebih 3,5 gram salep dan dicocokkan dengan ujungnya yang

berliku sempit yang memungkinkan lompatan segumpal kecil salep. Hal

Page 211: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

ini sesuai untuk menempatkan salep pada garis tepi kelopak mata, suatu

tempat yang biasa dalam pemakaian obat.

3. Scoville’s The Art of Compounding; 360

Tube yang lunak adalah wadah yang sangat baik untuk pencampuran

salep halus dimana tidak non reaktif. Namun, salep yang keras atau kaku

tidak disimpan dalam wadah itu. Tube-tube disediakan dalam variasi

ukuran yang luas untuk salep. Khusus untuk digunakan pula pada salep

untuk mata, telinga, rektum, dan vagina juga disediakan.

4. Modern Pharmaceutics; 522

Salep mata ditempatkan dalam tube kaleng kecil 3,5 gram, harganya

murah dan sebagai alternatif bahan baku kaleng menjadi sebuah

masalah, tapi merupakan pilihan kedua dari pewadahan. Tube plastik

dibuat dari resin LDPE yang fleksibel, tapi tidak mengempis dan

cenderung menarik/ menghisap kembali salep. Variasi tipe tube logam

disegel menggunakan lapisan adesif hanya menutupi bagian dalam dari

dasar salep tube terbuka untuk membentuk lipatan yang tidak memiliki

kontak dengan produk.

4. Sterile Dosage Form: 369

Tambahan dalam sterilisasi, salep mata juga harus melewati tes untuk

membatasi jumlah dan ukuran kehadiran partikel logam. Ditemukan

bahwa partikel logam terkontaminasi pada tube logam dimana salep

dikemas.

Page 212: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Kesimpulan:

a. Tube plastik (29)

Terbuat dari resin dan tube jenis ini tidak dapat mengempis

b. Tube aluminium/ logam (2, 29)

Sebelum penggunaan dibebaskan dari debu dan partikel logam. Tube

ini sering dipertimbangkan karena harganya yang murah.

c. Tube tanah liat (7)

Salep mudah tengik dan tempatnya tidak mudah dibersihkan.

II.2.9 Pengawet pada Salep

1. Formulasi Steril; 110

Bahan pengawet yang digunakan adalah thromersal 0,002%, garam

fenil merkuri nitrat 0,002%, garam alkonium dan garam benzalkonium

0,002 – 0,01% dalam kombinasinya dengan Na2EDTA 0,1%, lalu yang lain

adalah klorheksidin 0,005 – 0,01%, klorbutanol 0,5% dan benzil alkohol

0,5 – 1%.

2. Modern Pharmaceutics; 498

Pemilihan pengawet hanya terbatas pada beberapa bahan kimia

seperti benzalkonium klorida, poliquad, thimerosol, metil dan propil

paraben, phenylethanol, kloheksidin, dan polyamino propyl biguanida.

Pengkhelat Na2EDTA kadang-kadang digunakan untuk meningkatkan

Page 213: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

aktivitas terhadap strain Pseudomonas khususnya dengan benzalkonium

klorida.

Benzalkonium Klorida

Pengawet yang secara luas adalah benzalkonium klorida

digunakan dalam kombinasi dengan Na2EDTA. Benzalkonium klorida

adalah golongan amonium kuarterner. Popularitas komponen ini

dikarenakan meskipun kompatibilitasnya terbatas, bahan ini sangat efektif

dan merupakan pengawet aksi cepat dan mempunyai stabilitas kimia yang

sangat baik. Stabil pada range pH yang luas dan tidak terurai dibawah

kondisi penyimpanan yang panas. Bahan ini dikatakan sebagai surface-

active dan aktivitasnya direduksi melalui adsorpsi.

Konsentrasi yang bisa digunakan dari benzalkonium klorida dalam

tetes mata adalah 0,01% dengan range 0,004 – 0,02%. Ambilan kembali

benzalkonium klorida kedalam jaringan okuler adalah terbatas namun

konsentrasi rendah dari benzalkonium klorida meningkatkan penetrasi

korneal dari bahan-bahan.

Beberapa strain dari Pseudomonas aeruginosa resisten dengan

benzalkonium klorida. Ini disebabkan peningkatan konsentrasi dari virulent

nature dari organisme pada infeksi okuler. Oleh karena itu, kehadiran

EDTA dapat dikombinasikan dengan bahan ini. Penggunaan Na2EDTA

dianjurkan pada konsentrasi hingga 0,1%.

Germisida amonium kuarterner lain, benzethonium klorida, telah

digunakan dalam larutan mata. Ada kekurangan dari campuran ini,

Page 214: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

bagaimanapun tidak dapat menghasilkan efek bakterisid dari

benzalkonium klorida dan bahan ini memiliki batas incomp yang sama.

Organik Merkuri

Ketika benzalkonium klorida tidak dapat digunakan dalam formulasi

seperti dengan pilokarpin nitrat, eserin salisilat, atau fluorescein sodium

(karena asosiasi potensial anion-kation), satu dari ketiga organik merkuri,

phenylmercuric nitrate, phenylmercuric asetat, dan thimerosal, sampai

akhir tahun ini masih digunakan. Karena kondisi lingkungan, pemggunaan

organik merkuri tidak disukai dan tidak ada dari bahan alternatif yang

cocok.

Pada berbagai situasi, range konsentrasi yang digunakan untuk

komponen phenylmercuri adalah 0,002 – 0,004% dan untuk thimerosal

adalah 0,02 – 0,1%. Meskipun mereka efektif digunakan pada beberapa

produk, bahan merkuri aktivitas antimikrobanya relatif lambat dan lemah.

Merkuri organik umumnya dibatasi penggunaannya dalam larutan netral

hingga alkali, mereka baik digunakan dalam formulasi asam lemah. Ion

phenyl mercuri dapat bereaksi dengan ion halida membentuk garam

dengan kelarutan rendah dan berkurang keefektifannya. Thimerosal

mempunyai kelarutan yang lebih baikdan relatif lebih stabil dari komponen

phenyl mercuri dan tidak mengendap dalam lensa mata. Fenomena

terakhir dapat tlah diteliti pada komponen phenyl mercuri.

Klorobutanol

Page 215: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Aromatik ini merupakan pengawet efektif dan digunakan dalam

beberapa produk mata. Beberapa tahun ini, bahan ini relatif aman untuk

produk mata. Pada salah satu uji sistem, pengawet ini dipertimbangkan

sebagai satu-satunya pengawet yang aman untuk produk mata

menggunakan aktivitas cytolytic sebagai criteron dan menghasilkan efek

minimal pada uji lainnya. Pada penambahannya aktivitas relatif lambat,

mempunyai beberapa formulasi dan pengemasan terbatas.

Klorobutanol umumnya digunakan pada konsentrasi 0,5%,

kelarutan dalam air sekitar 0,7% pada suhu kamar, dan lambat larut.

Pemanasan dapat meningkatkan disolusinya, tetapi juga menyebabkan

dekomposisi dan sublimasi. Konsentrasi rendah sekitar 0,125%

memperlihatkan aktivitas antimikrobial.

Metil dan Propil Paraben

Ester dari asam p-hidroksibenzoat digunakan paling utama untuk

mencegah pertumbuhan tetapi pada konsentrasi tinggi mempunyai

aktivitas antibakterial yang lemah. Penggunaan bahan ini dibatasi oleh

kelarutan yang rendah dalam larutan dan telah dilaporkan menyebabkan

sensasi menyengat dan membakar pada mata. Aktivitasnya menurun

dengan kehadiran surfaktan nonionik dan polimer. Bahan ini biasa

digunakan dalam kombinasi antara ester metil 0,03 – 0,1% dan ester

propil 0,01 – 0,02%.

Feniletil Alkohol

Page 216: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Alkohol tersubtitusi digunakan pada konsentrasi 0,5% tetapi

penambahannya memiliki aktivitas yang lemah dan mempunyai beberapa

keterbatasan. Bahan ini mengalami penguapan dan akan kehilangan

aktivitas melalui permeasi dalam wadah plastik. Kelarutannya dalam air

dibatasi, dapat menyebabkan ”salted out” dari larutan dan dapat

menyebabkan sensasi menyengat dan membakar pada mata. Bahan ini

direkomendasikan paling utama untuk penggunaan sistem kombinasi

pengawet.

Polyquad

Pengawet ini relatif baru dalam sediaan mata dan merupakan

germisida amonium kuarterner. Kerugian dari amonium kuarterner dapat

dilihat dari ketidakmampuannya berpenetrasi dalam jaringan okuler,

khususnya kornea. Tingkat efektifitas pengawet secara klinik, polyquad

kira-kira 10 kali kurang toksik dari benzalkonium klorida. pengawet ini

bahaya digunakan untuk larutan lensa kontak karena ketidakmampuan

larutan untuk teradsorpsi atau terabsorpsi kedalam lensa dan bahan ini

tidak memiliki potensi sensitasi.

Klorheksidin

Klorheksidin suatu bisbiguanid telah didemonstrasikan adalah

kurang toksik dibanding benzalkonium klorida dan thimerosal pada

konsentrasi klinik yang relevant.

Polyaminopropyl Biguanide

Page 217: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Pengawet ini juga relatif baru dalam formulasi optalmic dan

digunakan paling utama dalam lensa kontak. Pada konsentrasi yang

digunakan dalam larutan, polyaminopropyl biguanide mempunyai potensi

toksisitas yang rendah.

3. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1591

Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan pengawet :

a. Harus memiliki spektrum luas, dan dapat aktif terhadap organisme

gram positif dan gram negatif serta fungi. Memiliki aktivitas bakterisida

terutama mikroorganisme seperti strain Pseudomonas aeruginosa

b. Stabil pada kondisi yang luas termasuk temperatur dan range pH

autoklaf

c. Mampu bercampur dengan komponen preparasi lain dan dengan

pewadahan

d. Toksisitas dan iritasi kurang, serta memiliki batas keamanan yang

layak

Pilihan bahan pengawet yang cocok untuk sediaan ophalmic

adalah sedikit. Komponen bahan pengawet dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tipe Struktur Konsentrasi Incomp

Page 218: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Amonium

Kuarterner

R2

R1 N R4 Y-

R3

0,004 – 0,02%

Sabun

Material anion

Salisilat

Nitrat

Organik Merkuri

SHgC2H5

COONa

0,001 – 0,01%

Halida tertentu

dengan

Phenylmercuri nitrat

Para Hidroxy

Benzoat

COOCH3

OH

Maksimum

0,1%

Adsorpsi oleh

makromolekul,

aktivitas marginal

Tipe Struktur Konsntrasi Incomp

Klorobutanol

CH3

CH3 C CCl3

OH

0,5%

Stabilitas tergantung

pada pH, aktivitas

konsentrasi dekat

dengan kelarutan

maksimum

Alkohol Aromatik CH2OH

0,5 – 0,9%

Kelarutan rendah

dalam air, aktivitas

marginal

Page 219: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Golongan Amonium Kuarterner

Benzalkonium klorida adalah golongan amonium kuarterner dan

benar-banar bahan pengawet yang paling umum digunakan dalam

sediaan mata. Meskipun penggunaannya luas, namun mempunyai

keterbatasan. Sebagai suatu kationik surface-active dengan berat molekul

yang tinggi, tidak kompatibel dengan campuran anionik. Bahan ini incomp

dengan salisilat dan nitrat dan dapat diinaktivasi oleh komponen anionik

dengan berat molekul yang tinggi. Sebaliknya benzalkonium klorida

memiliki stabilitas kimia yang sangat baik dan karakteristik antimikroba

yang sangat bagus. Diberi alternatif yang lebih baik untuk memodifikasi

suatu formulasi untuk mengatasi incompabilitas menjadi kompatibel tetapi

hanya efektif pada sebagian kecil pengawet.

Organik Merkuri

Umumnya fenil merkuri nitrat atau fenil merkuri asetat digunakan

pada konsentrasi 0,02%, digunakan sebagai pengganti dari benzalkonium

klorida sebagai pengawet untuk salisilat dan nitrat, dan dalam larutan

garam physostigmin dan epinefrin yang mengandung 0,1% sodium sulfit.

Range konsentrasi berkisar 0,002 – 0,004%. Fenil merkuri borat kadang-

kadang digunakan untuk mengganti nitrat atau asetat.

Fenil merkuri nitrat mempunyai keuntungan dari beberapa organik

merkuri lainnya, yakni tidak diendapkan pada pH asam lemah. Dibanding

bahan merkuri lain, bahan ini memiliki aksi bakterisid yang lambat dan

Page 220: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

juga menghasilkan reaksi sensitasi. Ion phenylmercuri incomp dengan

halida membentuk endapan.

Thimerosal adalah organik merkuri dengan bakteriostatik dan

aktivitas antifungi dan digunakan sebagai suatu pengawet antimikroba

pada konsentrasi dari 0,005 – 0,02%.

Ester Asam P-Hidroksi Benzoat

Campuran metil dan propil paraben kadang-kadang digunakan

sebagai pengawet antimikroba sediaan mata. Konsentrasi dari metil

paraben 0,1 – 0,2%, ketika dikombinasikan dengan propil paraben

kelarutannya dalam air sekitar 0,04%. Bahan-bahan ini tidak efisien

sebagai bakteriostatik dan memiliki aktivitas antrimikroba yang lambat.

Iritasi okuler dan sensasi menyengat terjadi pada penggunaannya dalam

sediaan mata.

Fenol dan Alkohol Tersubstitusi

Klorobutanol efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif

termasuk Pseudomonas aeruginosa dan beberapa fungi. Umumnya

kebanyakan kompatibel dengan bahan-bahan lain dan konsentrasi normal

yang digunakan 0,5%.

Kombinasi dari klorobutanol dan fenil etil alkohol (masing-masing

0,5%) lebih efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus

aureus, Proteus vulgaris dari antimikrobial tunggal. Juga persiapan larutan

dari klorobutanol dalam phenylethyl alcohol dilakukan dalam air tanpa

pemanasan.

Page 221: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

4. Dispensing On Medication by Martin; 893

Polimiksin ß Sulfat

Ketika diuji melawan kelompok strain Pseudomonas aeruginosa,

polikmisin ß sulfat merupakan pilihan pengawet kimia. Kenyataannya,

pengawet ini merupakan bahan antipseudomonas. Dalam dua tahun,

penggunaan luas dari pengawet ini dalam konsentrasi 1000 unit µl, tidak

ada hal mengenai resistensi strain atau reaksi sensivitas.

Bagaimanapun, karena selalu ada kemungkinan pengembangan

dari satu atau komplikasi lain dalam penggunaan antibakterial lainnya,

cukup bijak untuk menyediakan polimiksin untuk infeksi pseudomonas

yang diketahui.

Ada beberapa bahan bakterisid lain yang pada tingkat yang lebih

lambat melawan Pseudomonas aeruginosa dan Proteus vulgaris. Jika

tingkat kontaminasi bakteri cukup rendah, dan jika tidak ada protein atau

bahan inaktivasi lain yang ditambahkan, banyak pengawet bisa

mensterilkan larutan mata dengan waktu yang cukup.

Benzalkonium Klorida

Benzalkonium klorida dalam range 1:10.000 – 1:100.000 telah

dianjurkan sebagai pengawet untuk larutan mata. Jika konsentrasinya

1:3000 atau lebih kuat digunakan berulang-ulang, protein kornea akan

didenaturasi dengan cepat dan mungkin menyebabkan kerusakan

irreversible. Pseudomonas aeruginosa yang dikondisikan untuk tumbuh

pada konsentrasi kuarterner 0,2% dengan cepat dibunuh pada 0,01%

Page 222: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

(1:10.000) dengan kehadiran 0,01% Na2EDTA. Strain yang resisten

dimasukkan logam kedalam sel yang dipindahkan dengan masuknya

bahan pengkhelat dan sekali lagi kuarterner dapat membunuh resisten

dari Pseudomonas aeruginosa.

Ditemukan bahwa 1:10.000 benzalkonium klorida dan 0,01%

Na2EDTA mensensitasi strain yang resisten terhadap kuarterner dan

sterilitas dicapai kurang dari 3 menit pemaparan. Karena sifat kationik dan

sifat aktif permukaan benzalkonium klorida diserap pada permukaan

gelas, sebagian pada tempat yang kasar, dan pada katun, protein dan

pada bahan permukaan negatif lainnya. Sayangnya, benzalkonium klorida

menghasilkan incomp tertentu yang kemudian membatasi range dalam

aplikasinya. Pengawet ini tidak bisa digunakan dengan nitrat seperti

pilokarpin nitrat, dengan salisilat seperti eserin salisilat atau dengan bahan

lain dengan ion besar, seperti fluoresin dan sulfonamida. Dengan semua

keterbatasannya, benzalkonium klorida merupakan pengawet yang paling

efektif dan aksinya meningkat dengan cepat dalam keadaan terkontrol,

apalagi jika Na2EDTA ditambahkan untuk meningkat aktivitasnya. Mungkin

disarankan untuk mengganti pilokarpin HCl untuk nitrat dan eserin sulfat

untuk salisilat, daripada mengganti bahan antibakteri yang kurang efektif

seperti fenil merkuri nitrat untuk benzalkonium klorida.

Klorobutanol

Klorobutanol dalam tingkat tertentu dikenal sebgai pengawet untuk

larutan mata. Karena keterbatasan dengan uji antibakterinya, namun jelas

Page 223: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

sekali bahwa bahan ini bakterisid relatif lambat menghambat bakteri gram

positif dan negatif. Lawrence melaporkan bahwa pada konsentrasi 0,5%

klorobutanol merupakan bakterisida lambat untuk strain tertentu dari

Pseudomonas dan Proteus. Klorobutanol sangat lambat larut dalam air.

Jadi panas biasanya digunakan untuk mempercepat proses. Klorobutanol

telah dikombinasi dengan fenil etil alkohol, yang tidak memiliki aktivitas

gram negatif namun juga bisa digunakan sebagi pelarut untuk

klorobutanol. Kombinasi ini akan membawa larutan tanpa penambahan

panas, sementara uji bakteriostatik mengindikasikan aktivitas yang

sinergik dari kombinasi serendah 0,4% masing-masing ketika diuji

melawan strain Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan

Proteus vulgaris.

Merkuri organik

Fenil merkuri nitrat (1:25.000 – 1:100.000) secara umum digunakan

sebagai bahan antibakteri untuk larutan mata. Merkuri pada umumnya

telah dikenal aktivitas bakteriostatiknya namun dikenal juga aksinya

lambat dalam aktivitasnya sebagai bakterisida. Organisme Pseudomonas

bertahan pada pemaparan konsentrasi 1:25.000 selama 1 minggu.

Setelah 1 minggu organisme tetap mampu menghasilkan infeksi kornea

dalam injeksi kedalam kornea keliner. Fenil merkuri nitrat hampir

terhidrolisasi sempurna dalam larutan berairnya dan hadir sehingga

hidroksida terionisasi pada pH lebih dari 3 (Pkb =10). Pengawet ini

berbeda dari bahan merkuri organik lainnya dimana tidak mengalami

Page 224: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

pengendapan dalam pH asam. Fenil merkuri nitrat dapat berfungsi

sebagai pengganti benzalkonium klorida dalam pilokarpin nitrat dan

larutan eserin salisilat dan larutan garam fluoresin.

Ester Asam p-Hidroksi Benzoat

Ester asam p-hidoksi benzoat (paraben) khususnya metil, propil

dan ester butil telah digunakan dalam produk farmasetik sejak tahun 1940

sebagai fungisida dan dalam konsentrasi tinggi sebagai bahan antibakteri.

The British Pharmaceutical Codex (1954) menyarankan penggunaan

0,0229% ester metil dikombinasi dengan 0,0114% ester propil.

Bagaimanapun Klein Millwood dan Wather menggambarkan perhatian

bahwa konsentrasi ini paling tidak 3 kali cepat efektif melawan

Pseudomonas aeruginosa. Klein dan Ridley merekomendasikan

penggunaan 0,1% metil paraben. Bagaimanapun, Hind dan Goyan

melaporkan iritasi okuler yang dihasilkan dari penggunaan ester-ester ini

lebih jauhberkualitas sebgai pengawet mata yang ideal. Bahan-bahan

seharusnya di tes sterilisasi secara cepat dalam larutan yang

terkontaminasi.

Fenol dan Alkohol Pengganti

Penggunaan dari beberapa fenolik dan alkohol tersubtitusi sebagai

pengawet mata telah dipelajari. Bahan berikut ini telah dilaporkan: (1)

bahan bakterisid melawan gram positif dan kebanyakan mikroorganisme

gram negatif dan (2) relatif tidak mengiritasi apabila tidak kontak langsung

dengan kornea : 0,03% p-kloro-meta-xylenol ; 0,05% p-kloro-meta-kresol ;

Page 225: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

0,5% peroksi etanol ; 0,1% feniletil alkohol dan 0,25% fenol ; 0,5% feniletil

alkohol dan 0,5% klorobutanol. Tidak ada satupun sistem yang dipelajari

secara intensif untuk kegunaannya sebagai germisida (dengan cepat

tersterilisasi) untuk organisme patogen.

II.2.10 Cara Penggunaan Salep Mata

1. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition; 1584

a. Cuci tangan.

b. Buka tutup tube.

c. Dengan satu tangan, tarik kelopak mata bagian bawah perlahan.

d. Sambil melihat ke atas, tekan sejumlah kecil salep ke dalam

kelopak mata bagian bawah (±¼- ½ inci). Hati-hati untuk tidak

menyentuhkan ujung tube pada mata, kelopak mata, jari.

e. Tutup mata dengan lembut dan putar bola mata ke segala arah

pada saat mata ditutup. Kadang-kadang penyebaran dapat dilakukan.

f. Kelopak mata yang tertutup dapat digosok dengan lembut dengan

jari untuk mendistribusikan obat melalui fornix.

g. Tutup kembali tube

Hati-hati untuk mencegah kontaminasi tutup tube saat dibuka.

Pada saat tube salep dibuka untuk pertama kalinya, tekan keluar

1/4 inci salep dan buang karena mungkin terlalu kering.

Page 226: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Jangan pernah menyentuh ujung tube dengan permukaan apapun.

Jika mempunyai lebih dari satu tube untuk salep yang sama, buka

satu tube saja.

Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep pada waktu yang

sama, tunggu sekitar 10 menit sebelum menggunakan salep yang

lain.

Untuk memperbaiki aliran salep, pegang tube dalam tangan selama

beberapa menit sebelum digunakan.

Sangat bermanfaat untuk latihan menggunakan salep dengan

posisi di depan cermin.

2. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System by Ansel; 409

Penting untuk mencuci tangan dengan sabun dan air. Tube salep

dipegang diantara ibu jari dan telunjuk dan tube diletakkan sedekat

mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. Pasien memiring

dan dengan jari telunjuk dengan tangan yang lain, kelopak mata bawah

harus ditarik ke bawah untuk membentuk kantong/ cup. Selapis dari obat

diletakkan dalam kelopak mata bawah. Untuk memudahkan pemakaian,

pasien menggunakan cermin atau menyuruh orang lain untuk memberi

salep. Pasien harus memutar bola mata dan dengan tisu melap salep dari

kelopak mata dan bekas kipasan. Terakhir tutup diletakkan kembali pada

tube salep. Pasien harus dinasehatkan bahwa mata akan buram ketika

salep dimasukkan dalam mata.

3. Dispensing On Medication King; 143

Page 227: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a. Cuci tangan

b. Buka tutup tube

c. Dengan satu tangan, tarik kelopak mata bawah perlahan-lahan

d. Sambil melihat ke atas tekan sejumlah kecil salep ke dalam

kelopak mata bagian bawah (±¼- ½ inci). Hati-hati agar tidak

menyentuh ujung tube

e. Tutup mata dengan lembut dan putar bola mata segala arah pada

saat mata ditutup, kadang pengaburan sementara dapat terjadi

f. Tutup kembali tube

- Hati-hati untuk mencegah kontaminasi tutup tube saat dibuka.

- Pada saat tube salep dibuka untuk pertama kalinya, tekan keluar

1/4 inci salep dan buang karena mungkin terlalu kering.

- Jangan pernah menyentuh ujung tube dengan permukaan apapun.

- Jika mempunyai lebih dari satu tube untuk salep yang sama, buka

satu tube saja.

- Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep pada waktu yang

sama, tunggu sekitar 10 menit sebelum menggunakan salep yang

lain.

- Untuk memperbaiki aliran salep, pegang tube dalam tangan selama

beberapa menit sebelum digunakan.

- Sangat bermanfaat untuk latihan menggunakan salep dengan posisi

di depan cermin.

Kesimpulan (2, 3, 13):

Page 228: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a. Cuci tangan dengan sabun dan air

b. Buka tutup tube

c. Tarik kelopak mata bagian bawah

d. Sambil melihat ke atas, tekan tube hingga salep keluar (1/4-1/2 inci).

Jangan menyentuhkan ujung tube pada mata

e. Tutup mata dengan lembut, putar mata ke segala arah

f. Kelopak mata yang ditutup dapat digosok dengan lembut dengan jari

g. Tutup kembali tube :

Hati-hati untuk mencegah kontaminasi tutup tube saat dibuka.

Pada saat tube salep dibuka untuk pertama kalinya, tekan keluar

1/4 inci salep dan buang karena mungkin terlalu kering.

Jangan pernah menyentuh ujung tube dengan permukaan apapun.

Jika mempunyai lebih dari satu tube untuk salep yang sama, buka

satu tube saja.

Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep pada waktu yang

sama, tunggu sekitar 10 menit sebelum menggunakan salep yang

lain.

Untuk memperbaiki aliran salep, pegang tube dalam tangan selama

beberapa menit sebelum digunakan.

Sangat bermanfaat untuk latihan menggunakan salep dengan

posisi di depan cermin.

II.2.11 Obat untuk Mata

Page 229: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

a. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System Ansel; 408

- Antiinflamasi, bahan ini melawan inflamasi pada mata

seperti alergi konjungtiva. Bahan digunakan secara topikal seperti

hidrokortison, prednisolon, dan garam dexametason.

- Antibiotik atau bahan antimikroba, bahan antibiotik atau

bahan antimikroba digunakan khususnya untuk melawan infeksi pada

mata. Bahan ini biasa digunakan baik secara sistemik dan lokal. Untuk

penggunaan topikal pada mata seperti gentamisin, sulfacetamid,

tetracyclin, chlormycetin, cyprofloksasin, eritromisin, polimiksin B sulfat

basitrasin, zink neomisin sulfat, tetramysin, dan tobramycin.

- Bahan antivural, untuk infeksi virus,untuk ulkus herpes

digunakan trifluridia, vidarabine.

- Adstrigen, bahan ini umumnya digunakan untuk pengobatan

konjungtivitis, kebanyakan preparat yang digunakan untuk tujuan ini

seperti campuran zink sulfat sebagai adstrigen.

- Bahan beta adrenergik, ini diindikasikan untuk pengobatan

tekanan intraokuler dan glaukoma kronik sudut terbuka. Bahan ini

termasuk Betaxolol HCl, atau timolol maleat.

- Anastetik lokal, anastetik lokal menghilangkan nyeri, trauma

berkelanjutan, dan selama pemeriksaan mata. Diantara anastetik lokal

yang digunakan secara optalmik adalah henoxinate, propacaine, dan

cocain.

Page 230: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

- Miotik, digunakan secara umum untuk terapi glaukoma tetapi

boleh digunakan untuk kondisi lain sehingga akomodatif esotropia,

konvergen, strabisaus untuk pengobatan lokal dari myasthenia gravis.

Kebanyakan miotik mungkin menghasilkan efek yang tidak diinginkan

pada beberapa pasien. Miotik mereduksi tekanan intraokuler yang

dihubungkan dengan glaukoma. Miotik antara lain pilokarpin,

echothiophat iodida, dan demecarium tromida. Sebagai tambahan

carbotula anhidrase, inhibitor seperti acetozolamid (oral) dan

betaadrenergik seperti betoxolol.

- Midriatik dan cycloplegic, midriatik mengijinkan pengujian

dari fundus sampai dilatasi pupil. Midriatik yang paling kuat dan

memiliki aksi durasi yang panjang dinamakan cycloplegic. Contoh:

Atropin, skopolamin, cyclopentotase, naphazoline,cocain, dan

fenilefrin.

- Pelindung topikal, larutan ini digunakan sebagai pengganti

air mata atau sebagai cairan kontak lensa. Contohnya metilselulosa

dan hidroksi propril metilselulosa.

- Vasokontriksi,untuk menyejukkan, menyegarkan, dan

menghilangkan kemerahan yang disebabkan karena iritasi mata.

Bahannya antara lain naphazolin HCl, oxymetazolin HCl dan

tetrahidrozolin HCl.

Bahan Obat Mata Produk Komersial Konsentrasi dari Keterangan

Page 231: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Bahan Aktif

Adrenergik

Naphazolin HCl Larutan Mata Naphcon

A (Alcon)

0,025 % Digunakan sebagai

vasokontriktor mata topikal

Antialergi

Garam kromolin Larutan mata Opticrom

(Fisons)

4 % Untuk pengobatan

gangguan alergi mata

sebagai konjungtivitis kernal

Bahan Obat Mata Produk KomersialKonsentrasi dari

Bahan AktifKeterangan

Antibakteri

Kloramfenikol

Ciprofloxacin HCl

Gentamisin Sulfat

Tetrasiklin HCl

Tobramycin

Na sulfasetamid

Larutan Mata

Ophtoclor (Parke

Davis)

Larutan Mata Steril

Ciloxan (Alcon)

Larutan Mata

Geramycin (Schering)

Suspensi Mata

Achromycin (Lederle)

Larutan Mata Tobrex

(Alcon)

Larutan Mata Sulamyd

0,5 %

0,35 %

0,3 %

1 %

0,3 %

10 dan 30 %

Digunakan untuk

infeksi superfisial

mata akibat mudah

terkena

miroorganisme

Page 232: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

(Schering)

Antivirus

Trifluridin Larutan Mata Viroptik

(Borrougins Weilcome)

1 % Diindikasikan dalam

pengobatan keratitis herpes

simple X

Airmata Buatan

Dextran 70,

Hidroximetil

Selulosa

Tears Nahirale II

(Alcon)

- Untuk mata yang kering

Bahan Obat Mata Produk KomersialKonsentrasi dari

Bahan AktifKeterangan

Astringen

Zink sulfat Larutan Mata Zincfrin

(Alcon)

0,25 % Digunakan untuk

memperbaiki

ketidaknyamanan akibat

iritasi minor pada mata

seperti debu, alergi

Antiinflamasi

Na deksametoson

sulfat

Larutan Mata Steril

Decadron Fosfat

(Merck Sharp &

Dohme)

0,1 % Mengobati inflamasi karena

mekanik, kimia, atau

imunologik

Page 233: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Kombinasi

Antibakteri/Antiinflamasi

Neomisin sulfat &

Na deksametason

sulfat

Oxitetrasiklin dan

Hidrokortison

Asetat

Tobramisin dan

deksametason

Larutan Mata

Neodecadron

(Merck Sharp &

Dohme)

Suspensi Mata Tera-

Contril (Roerig)

Suspensi Mata Steril

TobraDex (Alcon)

0,35 % basis

neomisin = 0,1 %

deksametason

0,15 % oxitetrasiklin

= 1,5 %

hidrokortison asetat

0,3 % Tobramisin &

0,1 % deksametason

Untuk kondisi inflamasi

mata yang sensitif

steroid di mana terjadi

infeksi bakteri atau

resiko infeksi bakteri

mata

Bahan Obat Mata Produk KomersialKonsentrasi dari

Bahan AktifKeterangan

Bahan β-adrenergik

bloker

Betaxolol HCl

Timolol maleat

Larutan Mata steril

Betoptic (Alcon)

Larutan Mata Steril

Timoptic (Merck Sharp

& Dohme)

0,5 %

0,25 % - 0,5 %

Digunakan hipertensi okular

dan glaukoma sudut terbuka

kronik

Digunakan untuk pasien

dengan glaukoma sudut

terbuka kronik dan pasien

opakit dengan glaukoma

Kolinergik

Page 234: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

Larutan Mata

Pilokarpin HCl

Larutan Mata Isopto

Carpine (Alcon)

0,25 % - 10 % Digunakan sebagai miotik

dalam pengobatan

glaukoma, khususnya dalam

glaukoma sudut terbuka.

Juga digunakan untuk

menetralkan midriasis yang

diikuti pembedahan

Penghambat

kolinesterase

Demecarium Br Larutan Mata Steril

Humorsol

(Merck & Co.)

0,125% dan 0,25 % Menghasilkan miosis intens

dan kontraksi otot siliar

untuk penghambatan

kolinesterase. Digunakan

untuk glaukoma sudut

terbuka ketika mioitik aksi

pendek tidak memberikan

efek

II.2.12 Perbedaan levigasi dengan triturasi

Scoville’s ; 48, 353

Triturasi merupakan metode yang sering digunakan dalam

peresepan. Biasanya disebut metode lumpang, digunakan untuk serbuk

dan pencampuran dan secara praktek kombinasi serbuk bias dicampur

dalam lumpang dan alu jika membutuhkan teknik yang perlu untuk

Page 235: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

pulverasi lumpang dan alu. Levigasi merupakan proses yang membantu

farmasis dalam membuat salep lembut. Bisa diartikan sebagai proses

dimana bahan padatan ditriturasi dengan cairan yang tidak melarutkannya

yang membuatnya terbagi dan menyebabkan kurangnya keadaan seperti

berpasir dalam salep. Contoh yang tepat dalam proses ini adalah

pembuatan salep yang mengandung ZnO.

DAFTAR PUSTAKA

1. King, R.E. Balmonte, Albert. Bond William.s. 1984. Dispensing of Medication 9th Edition. Mack Publishing Company. Philadelphia. 140-165.

2. Turco, Salvabore. King Robert. 1974, Sterile Dosage Form, Lea and Febigger. Philadelphia. 15-16, 37, 357, 359, 368.

3. Sprowl. J.B. 1970. Prescription Pharmacy. 2nd Edition. JB Lipicont Company. Toronto. 181, 249.

4. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta. 18, 20, 61, 474, 595, 606, 633.

5. Gennaro, A.R. 1998. Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition. Mack Publishing Company. Easton. 1215, 1310-1311, 1470, 1513, 1581-1595.

6. Parrot, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. Burgess Publishing Company. USA. 181, 274-282, 369.

Page 236: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

7. Jenkins, Glenn L. Froncke, Don. Brecht, Edward. Sperandio, Glen. 1957. Scoville’s the Art of Compounding. Burgess Publishing Company. USA. 237, 341-342, 346, 354, 356-357, 360, 361, 403-425, 520 .

8. Tjay, Tan Hoan. 1989. Obat-obat Penting Edisi IV. Depkes RI. Jakarta. 75, 77.

9. Ganiswara, S.B. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Bagian Farmakologi UI. Jakarta.

10. Lachman, L. Lieberman. Herbert. Kanig. Joseph. 1986. The Theory and Practice of Industry Pharmacy. Lea and Febiger. Philadelphia, 619, 1261-1262, 1282-1286.

11. Kibbe, Arthur H. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipient. The Pharmaceutical Association. New York. 12, 126, 262, 314, 334.

12. Parfitt, K., 1994, “Martindale The Complete Drug Reference,” 32nd Edition, Pharmacy Press, (314, 318,.

13. Katzung, Bertrand C., 2001,”Farmakologi Dasar dan Klinik’,” Salemba Medik, Jakarta, (42)

14. Mycek, Mary., 2001,”Farmakologi Ulasan Bergambar”, Widya Medika, Jakarta, (315, 318, .

15. Groves, Michael J., 1988, Parenteral Technology Manual, Interpharm Press, Chicago, (120, .

16. Martin, Eric W., 1971, “Dispensing of Medication”, Mack Publishng Company, USA, (592-593, 893-895)

17. Aulton, Michael. E., 1988, Pharmaceutics; The Science of Dosage Form Design, Churcill Living Stone, Edinburg, London, Melbourne, New York. (473, 706-708).

18. Ansel, H., 1989, ”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta, (399, 410, 412-414, 416, 417, 511, 562-563, .

19. Ansel, C. Howard.., 1933, Pharmaceutical Dosage Form Ansel 7th Edition, Lippincott Wiliams and Wilkins, Philadelphia, (332, 408-410)

Page 237: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka

20. American Society of Health-System Pharmacists., 1998, AHFS Drug Information, Customer Service Dept., USA, (339, 397, 404, 2865)

21. Rawlins, E.A., 2003, Textbook of Pharmaceutics, Bailliere Tindall, London, (363, 408, 526-555).

22. Djide, M. Natsir, 2006,” Mikrobiologi Farmasi Dasar”, Laboratorium Mikrobiologi Dasar, Farmasi Unhas, Makassar, (230, 242).

23. Reynold, James E.F., 1989, Martindale, The Extra Pharmacopecia,” The Pharmaceutical Press, London, (314, 318)

24. Sulistia, G., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, UI Press, Jakarta, (69, 534, 694, 697, 699).

25. Mutschler, Ernit., 2001, Dinamika Obat, ITB, Bandung, (650).

26. Lukas, Stefanus., 2006, Formulasi Steril, Penerbit Andi, Yogyakarta, (98, 110).

27. Kibbe, Arthur H., 1997, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Pensylvania, London, (126, 606, 262, 314, 334)

28. Dirjen POM., 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV”, Depkes RI, Jakarta, (12, 1086, 1110)

29. Gilbert, S. Banker., 1987, Modern PharmaceuticaI 3rd Edition, Marcel Dekker Inc., New York, (492, 498, 523)

30. Tim ISFI., 2007, Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 42, Penerbit ISFI, Jakarta, (450)

31. Gonnors, Kenneth A., dkk., 1986, Chemical Stability of Pharmaceuticals, A Handbook for Pharmacists 2nd Edition, Awile-Interscience, USA (99).

32.Excipient e-book edisi 5

33.Martindale e-book.edisi 35

34.Katzung e-book.

35.Handbook e-book.

36.Modern Pharmaceutics e-book.

Page 238: 28452780 Bab II Tinjauan Pustaka