2300 Orchidea Chem Eng K Ceptan P Adukan & Suhu Reak

8
Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Suhu Reaksi terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi Esterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi Berkandungan Asam Tinggi Orchidea R., Armanto, Lidia Yustianingsih, dan M. Rachimoellah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Abstract Biodiesel is a renewable, biodegradable and nontoxic fuel for diesel engines. As an alternative fuel, biodiesel has attracted considerable attention during the past decades. Use of nonedible, inexpensive, low-grade high free fatty acid oil such as rice bran oil as raw material considered to decrease biodiesel production cost. Acid-catalyzed is the most suitable methods to produce biodiesel from rice bran oil due to the high content of free fatty acid of crude rice bran oil. This research emphasizes is esterification reaction of crude rice bran oil with different reaction condition in temperature and mixing velocity. Experiment were designed to study the effects of mixing velocity and reaction temperature to the conversion of fatty acid methyl ester (FAME). Reaction condition are 20:1 molar ratio methanol to FFA content and 5%-v/v catalyst (to the oil). Mixing velocity and time reaction was arranged as follows: 500, 750, 1000 rpm and 40, 50, 60 o C, respectively. Esterification conducted on three neck round bottom flask equipped with magnetic stirrer, refluk condenser and thermometer. Crude product was separated first from unreacted methanol, glycerol, and catalyst prior to physical analyzed of biodiesel’s properties by liquid-liquid extraction. The difference of acid value is the FAME conversion. Experiment results showed that increasing both of reaction temperature and mixing velocity will be increase reaction constant. Key words: Biodiesel; Rice bran oil; Esterification; Sulphuric Acid PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak tumbuhan potensial penghasil minyak nabati antara lain: kelapa sawit, jarak pagar, dedak padi, kemiri, kelor, kasumba, dan nyamplung. Pemilihan minyak dedak padi sebagai bahan baku pembuatan biodiesel berdasarkan keunggulannya: ketersediaan yang berlimpah di Indonesia, merupakan limbah pertanian, berharga murah serta mengandung senyawa-senyawa biologis aktif dan antioxidan

description

chem eng k

Transcript of 2300 Orchidea Chem Eng K Ceptan P Adukan & Suhu Reak

  • Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Suhu Reaksi terhadap Konstanta Kecepatan

    Reaksi Esterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi Berkandungan Asam Tinggi

    Orchidea R., Armanto, Lidia Yustianingsih, dan M. Rachimoellah

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

    Abstract

    Biodiesel is a renewable, biodegradable and nontoxic fuel for diesel engines. As an

    alternative fuel, biodiesel has attracted considerable attention during the past decades.

    Use of nonedible, inexpensive, low-grade high free fatty acid oil such as rice bran oil as

    raw material considered to decrease biodiesel production cost. Acid-catalyzed is the most

    suitable methods to produce biodiesel from rice bran oil due to the high content of free

    fatty acid of crude rice bran oil. This research emphasizes is esterification reaction of

    crude rice bran oil with different reaction condition in temperature and mixing velocity.

    Experiment were designed to study the effects of mixing velocity and reaction

    temperature to the conversion of fatty acid methyl ester (FAME). Reaction condition are

    20:1 molar ratio methanol to FFA content and 5%-v/v catalyst (to the oil). Mixing

    velocity and time reaction was arranged as follows: 500, 750, 1000 rpm and 40, 50,

    60oC, respectively. Esterification conducted on three neck round bottom flask equipped

    with magnetic stirrer, refluk condenser and thermometer. Crude product was separated

    first from unreacted methanol, glycerol, and catalyst prior to physical analyzed of

    biodiesels properties by liquid-liquid extraction. The difference of acid value is the

    FAME conversion. Experiment results showed that increasing both of reaction

    temperature and mixing velocity will be increase reaction constant.

    Key words: Biodiesel; Rice bran oil; Esterification; Sulphuric Acid

    PENDAHULUAN

    Indonesia memiliki banyak tumbuhan potensial penghasil minyak nabati antara

    lain: kelapa sawit, jarak pagar, dedak padi, kemiri, kelor, kasumba, dan nyamplung.

    Pemilihan minyak dedak padi sebagai bahan baku pembuatan biodiesel berdasarkan

    keunggulannya: ketersediaan yang berlimpah di Indonesia, merupakan limbah pertanian,

    berharga murah serta mengandung senyawa-senyawa biologis aktif dan antioxidan

  • (oryzanol, tocopherol, tocotrienol, phytosterol, polyphenol dan squalene) tinggi

    (Goffman dkk., 2003 dan zgul dkk., 1993). Selain itu, menipisnya persediaan bahan

    bakar petroleum, di Indonesia, memerlukan bahan bakar pengganti bersifat terbaharukan

    mendorong untuk segera dilakukannya penelitian dibidang biodiesel.

    Penelitian ditekankan pada reaksi esterifikasi mengingat tingginya kandungan

    asam lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA) dalam minyak dedak padi. Variabel yang

    diteliti adalah kecepatan putaran pengaduk dan waktu reaksi terhadap konversi FFA

    menjadi fatty acid methyl ester (FAME). Permasalahan dibatasi pada penggunaan

    metanol dan minyak mentah dedak padi berkandungan FFA tinggi sebagai reaktan serta

    asam sulfat (98%) sebagai katalis.

    TINJAUAN TEORI

    Minyak Dedak Padi

    Beras merupakan bahan makanan pokok bagi 2/3 populasi dunia. Minyak dedak

    padi merupakan salah satu turunan penting dari beras. Bergantung pada varietas dan

    derajat penggilingannya, dedak padi mengandung 16-32% berat minyak atau lipid

    (Hargrove, 1993). Minyak dedak padi merupakan salah satu jenis minyak berkandungan

    gizi tinggi karena adanya kandungan asam lemak, komponen-komponen aktif biologis,

    dan komponen-komponen antioksidan (oryzanol, tocopherol, tocotrienol, phytosterol,

    polyphenol dan squalene) (Goffman dkk., 2003 dan zgul dkk., 1993). Minyak mentah

    dedak padi sulit dimurnikan karena tingginya kandungan asam lemak bebas dan

    senyawa-senyawa tak tersaponifikasikan berwarna gelap (Bhattacharyya dkk., 1983).

    Kandungan asam lemak bebas 4-8% b/b pada minyak mentah dedak padi tetap diperoleh

    walaupun dilakukan ekstraksi dedak padi sesegera mungkin. Peningkatan asam lemak

    bebas secara cepat terjadi karena adanya lipase aktif dalam dedak padi setelah proses

    penggilingan. Karena alasan tersebut 60-70% minyak dedak padi tidak dapat digunakan

    sebagai edible oil (Goffman dkk., 2003 dan Ma dkk., 1999).

    Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi

    Mekanisme esterifikasi asam lemak ditunjukkan Gambar 1. Katalis (H+)

    menyerang gugus karbonil pada asam lemak sehingga oksigen pada gugus karbonil

    bermuatan positif yang selanjutnya mengikat gugus OH dari alkohol, hingga

  • menghasilkan fatty acid ester dan H2O. Mekanisme esterifikasi ini berjalan sederhana

    dalam satu tahap (Morrison and Boyd, 1975). Berbeda dengan reaksi transesterifikasi

    antara trigliserida (TG) dan metanol (MeOH) (Gambar 2). Walaupun keduanya

    menghasilkan ester akan tetapi, reaksi ini berjalan secara berantai untuk memotong ketiga

    gugus karboksil pada rantai TG. Masing-masing tahapnya hanya menghasilkan satu mol

    FFA dan parsial gliserida (digliserida dan monogliserida) (Ma dkk., 1999).

    Gambar 1. Mekanisme esterifikasi asam lemak (Morrison and Boyd, 1975).

    Gambar 2. Reaksi transesterifikasi (Ma dkk., 1999).

    Hasil penelitian Rachmaniah, Orchidea dkk. (2003) menunjukkan bahwa reaksi

    transesterifikasi komponen TG minyak mentah dedak padi berjalan lebih lambat

    dibandingkan reaksi esterifikasi komponen FFA-nya. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya

    ditekankan pada reaksi esterifikasi komponen FFA minyak mentah dedak padi sehingga

    hanya digunakan minyak mentah dedak padi berkandungan FFA tinggi (> 60%-b).

    Gliserol FAME

    O C

    O O C

    O O C

    O

    O C

    O O C

    O

    R1

    R 2

    R 3

    + MeOH H C

    H 2 C

    H 2 C

    O H C

    H 2 C

    H 2 C O O

    O O

    H

    H

    H

    CH3-CO2 R1

    CH3-CO2 R2

    CH3-CO2 R3

    + H+

    OH-

    Trigliserida

  • )1)(()( 2

    2

    1

    AeAe

    AeAe

    xxMxMx

    kkK

    METODE PENELITIAN

    Prosedur Percobaan

    Reaksi esterifikasi dilakukan dengan kandungan FFA minyak berbeda, 20:1 molar

    rasio metanol terhadap FFA dan 5%-v/v H2SO4 (98%) (terhadap minyak dedak padi).

    Reaksi dilakukan skala laboratorium menggunakan labu leher dua dilengkapi magnetik

    stirrer, kondenser refluk dan termometer selama satu jam sedangkan suhu reaksi dijaga

    tetap dengan silikon oil. Reaksi dilakukan pada berbagai nilai putaran stirrer dan suhu

    reaksi untuk memperoleh kondisi reaksi maksimal. Reaksi esterifikasi dilakukan selama

    satu jam, setiap interval waktu 15 menit diambil 50 L sampel. Sampel disimpan dalam

    botol berisi 2 mL n-heksan p.a dan 2 mL aquadest, dikocok hingga homogen, didiamkan

    hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas diambil dan dianalisa untuk diketahui nilai

    bilangan asamnya sesuai dengan AOCS Official Methods secara titrasi. Selisih nilai

    sebelum dan sesudah reaksi dihitung sebagai konversi FAME.

    Campuran produk hasil reaksi (FAME, FFA, TG, dan parsial gliserida)

    dipisahkan terlebih dahulu dari metanol sisa reaksi, gliserol, dan katalis menggunakan

    corong pemisah dengan menambahkan n-heksan p.a dan aquadest. Crude FAME (FAME,

    FFA, TG, MG dan DG) berada pada lapisan atas/lapisan organik sedangkan komponenn

    lainnya pada lapisan aqueous (zgul dkk., 1993). Selanjutnya, crude FAME yang telah

    dipisahkan dari lapisan aqueous-nya didistillasi untuk menghilangkan n-heksan. Crude

    FAME bebas heksan inilah yang selanjutnya disebut sebagai crude biodiesel. Crude

    biodiesel dianalisa parameter fisiknya sesuai dengan Standard Biodiesel Indonesia (FBI-

    SO1-03).

    Prosedur Perhitungan

    Perhitungan konstanta reaksi dilakukan setelah diperoleh data konsentrasi FFA

    dari batch reaktor. Prosedur perhitungan sebagai berikut :

    R-COOH + CH3OH R-COOCH3 + H2O

    A + B C + D

    k1 k2

    k1 k2

  • 0,002

    0,0025

    0,003

    0,0035

    0,004

    0,0045

    0,005

    0,0055

    30 40 50 60 70

    suhu reaksi ( 0C )

    k1 (

    ml.m

    mol

    -1.m

    in-1

    )

    500 rpm750 rpm

    1000 rpm

    0,00100,00150,00200,00250,0030

    0,00350,00400,00450,00500,0055

    400 500 600 700 800 900 1000 1100

    kecepatan putar stirrer ( rpm )

    k1 (

    ml.m

    mol

    -1.m

    in-1

    )

    40

    50

    60

    dtCkZ

    dxAo

    A1

    )()(

    )1)(()).(1( 22

    AAAeAe

    AeAeAA xMxxMx

    xxMxMxZ

    (1) (2)

    dimana

    Persamaan (1) dan (2) diturunkan dari persamaan reaksi esterifikasi dengan mengambil

    anggapan reaksi esterifikasi adalah reaksi elementer dan reversibel, metanol yang

    digunakan berlebih (20:1 molar rasio metanol terhadap FFA) dan FFA sebagai limiting

    reaktan. Persamaan (2) diselesaikan dengan membuat plot grafik xA versus 1/Z. Luasan

    area pada plot grafik tersebut menunjukkan Z

    dxA dan dihitung secara numerik. Nilai k1

    dan k2 dapat dihitung dari persamaan (1) dan (2).

    HASIL DAN BAHASAN Hasil perhitungan dari data reaktor batch penelitian ditampilkan dalam Gambar 3 dan 4.

    Tabel 1. Konstanta kecepatan reaksi tiap variabel suhu dengan kecepatan putar stirrer yang sama

    Gambar 3. grafik k1 vs suhu reaksi pada

    setiap kecepatan putaran stirrer

    Gambar 4. grafik k1 vs kecepatan putar

    stirrer pada setiap suhu reaksi

  • Kec. putar stirrer

    ( rpm ) Suhu reaksi

    ( 0C ) k1

    ( mmol.ml-1.menit-1 ) k2

    ( mmol.ml-1.menit-1 )

    500 40 0,002913 0,001159 50 0,003686 0,001467 60 0,004501 0,001791

    750 40 0,003054 0,001215 50 0,003698 0,001471 60 0,004554 0,001812

    1000 40 0,003394 0,00135 50 0,003724 0,001481 60 0,004898 0,001948

    Data Tabel 1 ditampilkan untuk variabell suhu reaksi pada Tabel 2.

    Tabel 2. Konstanta kecepatan reaksi tiap variabel putaran dengan suhu reaksi yang sama

    Suhu reaksi ( 0C )

    Kec putar stirrer ( rpm )

    k1 ( mmol.ml-1.menit-1 )

    k2 ( mmol.ml-1.menit-1 )

    40 500 0,002913 0,001159 750 0,003054 0,001215 1000 0,003394 0,001350

    50 500 0,003686 0,001467 750 0,003698 0,001471 1000 0,003724 0,001481

    60 500 0,004501 0,001791 750 0,004554 0,001812 1000 0,004898 0,001948

  • KESIMPULAN DAN SARAN

    DAFTAR NOTASI C konsentrasi mmol/mL Ci konsentrasi komponen i pada t menit mmol/mL Cio konsentrasi komponen i pada t=0 menit mmol/mL Cie konsentrasi komponen i pada kesetimbangan mmol/mL C FFA konsentrasi FFA mmol/mL FFA Free Fatty Acid FAME Fatty Acid Methyl Ester M rasio konsentrasi CBo/CAo M2 rasio konsentrasi CDo/CAo MeOH metanol xA konversi FFA xAe FFA konversi saat kesetimbangan K konstanta kesetimbangan k1 konstanta reaksi ke kanan ml1.mmol-1.min-1 k2 konstanta reaksi ke kiri ml1.mmol-1.min-1 TG trigliserida subscripts A = Asam lemak/Free fatty acid B = metanol C = Biodiesel/Fatty acid methyl ester D = H2O

    DAFTAR PUSTAKA Freedman,B., E.H. Pryde and T.L. Mounts., 1984. Variables Affecting the Yields of Fatty Esters from Transesterified Vegetable Oils. J. Am. Oil Chem. Soc., 61, pp.1638-1643. Levenspiel, Octave, Chemical Reaction Engineering. USA: John Wiley & Sons. Morrison and Boyd, 1975. Organic Chemistry. Boston: Allyn & Bacon Inc. Mc Cabe, Smith, and Harriot. 1993. Unit Operations of Chemical Engineering. New York: McGraw Hill. zgul-Ycel, Sevil and Selma Trkay. 1993. In Situ Esterification of Rice Bran Oil with Methanol and Ethanol. J. Am. Oil Chem. Soc., 70, pp.145-147. Rachmaniah,Orchidea. 2004. Transesterifkasi Minyak Mentah Dedak Padi Menjadi Biodiesel dengan Katalis Asam. Laporan Tesis. Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS, Surabaya.

  • Rachmaniah, Orchidea, Yi-Hsu Ju, Shaik Ramjan Vali, Ismojowati Tjondronegoro, dan Musfil A.S. 2004. A Study on Acid-Catalyzed Transesterification of Crude Rice Bran Oil for Biodiesel Production. 19th World Energy Congress. Youth Symposium. Sydney. Australia.