225910698 Artikel Penelitian
-
Upload
fenshiro-lesnussa -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of 225910698 Artikel Penelitian
Gambaran Status Gizi Ibu Hamil dan Faktor-Faktor yang Berhubungan
di Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II, Jakarta Barat
Periode Juli 2012
Bonny Adhitama Putra, Yuanita Sofia Kamsidi, Lissa, Lidwina Margaretha Laka, Djap Hadi Susanto
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak: Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan dari berbagai penelitian. Nutrisi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan perkembangan dan kesejahteraan manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil terhadap gizi yang kurang, ketidakmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi ibu hamil dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II. Penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Kelurahan Jelambar I sebanyak 30 orang dan Kelurahan Jelambar II sebanyak 23 orang. Dari hasil penelitian didapatkan persentase ibu hamil dengan risiko KEK 58,5% dan yang tidak berisiko KEK 41,5%. Dimana ibu hamil dengan risiko KEK memiliki pendidikan yang rendah (66%), pendapatan keluarga per bulan di bawah upah minimum provinsi (50,9%), beban kerja berat (45,3%) dan pola makan yang kurang baik (17%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan (p=0,008), pendapatan keluarga per bulan (p=0,004), beban kerja (p=0,04), kunjungan antenatal care (p=0,01) dan pola makan dengan status gizi ibu hamil (0,000), sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas (p=0,746), jarak kehamilan (p=0,445) dengan status gizi ibu hamil. Kata kunci: status gizi, ibu hamil,faktor-faktor gizi
1
Nutritional Condition of Pregnant Women and The Factors that Affects it atPuskesmas Kelurahan Jelambar I and II, West Jakarta,
The Period Juli 2012
Bonny Adhitama Putra, Yuanita Sofia Kamsidi, Lissa, Lidwina Margaretha Laka, Djap Hadi Santoso
Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian University
Abstract: Nutrition is one of the main factors that determine the quality of human resources. The role of nutrition in the developement of the human resources quality has been proven to be true through many researches. The balance of nutrition is very impportant the growth and improvements of human being welfare. The deficiency of nutrition in the beginning of life will affect the quality of life of the next generation. The nutritionals main problem encountered during pregnancy is Chronic Energy Deficiency, which is caused by the lack of knowledge about nutrition, the inability to provide nutritious food and sustenance and also the lack of awareness to consume food with balanced nutrition. Pregnant woman who suffers from Chronic Energy Deficiency has high risk of premature death during the prenatal or risk of giving birth to underweight baby. During the situations, lots of pregnant woman deaths are caused by hemorrhaging, therefore it also raises the mortality rate of the mother and the baby. This reasearch are meant to give us a better view prospective about the nutritional condition of the pregnant woman and the factors that affects it at Puskesmas Jelambar I and II. The research used the designed descriptive analityc method with cross-sectional approach. The population of research are all pregnant woman that visited Puskesmas Jelambar I and II, which is 30 women at Puskesmas Jelambar I and 23 women at Puskesmas Jelambar II. From this research we learned that 58,5 % of the pregnant woman has risk of Chronic Energy Deficiency, whille the other 41,5 % did not. Pregnant woman with high risk of Chronic Energy Deficiency has low in education (66%), family income per month under the minimum provincy wage (50,9%), loads severe labor (45,3%), and bad eating behaviour (17,0%) There is a major connection between education (p=0.08), familiy income per month (p=0,001), load labor (p=0,04), and eating behaviour (p=0,000) with nutritional condition of pregnant woman. Wether there is no major connection between parity (p=0,746), intervals of pregnancy (p=0,445) with the condition of pregnant woman. Keywords: nutritional condition, pegnant woman, nutrition’s factors
2
Pendahuluan
Gizi merupakan salah satu faktor
penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Peran gizi dalam pembangunan
kualitas sumber daya manusia telah
dibuktikan dari berbagai penelitian.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
gangguan gizi antara lain faktor
kemiskinan masyarakat yang akan
membawa kepada kemiskinan
pengetahuan dan informasi, dimana pada
kondisi tersebut, ibu akan mengalami
risiko kekurangan gizi, menderita anemia
dan melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah.1,2,3,4,5
Salah satu masalah gizi dalam
kehamilan yang dihadapi masyarakat
Indonesia adalah KEK. Ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai risiko
kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau risiko melahirkan bayi
dengan BBLR. Hal tersebut di atas
didukung oleh hasil laporan dari WHO
tahun 2007 yang menunjukan masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
dunia, yaitu sebesar 400/100.000
kelahiran hidup dan masih tingginya
Angka Kematian Ibu di Indonesia menurut
hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 2007, yaitu
228/100.000 kelahiran hidup.2 Keadaan ini
akan meningkatkan angka kematian ibu
dan bayi. Menurut Depkes RI tahun 2009,
prevalensi ibu hamil dengan KEK di
Indonesia sebesar 24,6%. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun
2007 di DKI Jakarta terdapat 10,6% bayi
dengan BBLR, dengan persentase
tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat yaitu
21,4% dan terendah di Kepulauan Seribu
sebesar 0,9% dan berdasarkan laporan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, DKI Jakarta merupakan salah satu
provinsi yang memiliki resiko KEK yang
tinggi dan prevalensinya diatas angka
nasional yaitu sebesar 16.6%.3,4,6,7
Namun, dari semua penelitian
yang pernah dilakukan, belum ditemukan
adanya penelitian tentang gembaran
status gizi ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II,
sehingga perlu dilakukan penelitian di
daerah tersebut. Oleh sebab itu, tujuan
umum penelitian ini dilakukan adalah
untuk mengetahui gambaran status gizi
ibu hamil dan faktor-faktor yang
mempengaruhi di Puskesmas Kelurahan
Jelambar I dan II bulan Juli 2012. Tujuan
khususnya adalah diketahuinya
presentase status gizi ibu hamil dan
sebaran ibu hamil berdasarkan usia,
pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak
kehamilan, pendapatan keluarga,
antenatal care dan pola makan, serta
diketahuinya hubungan antara status gizi
ibu hamil dengan faktor-faktor tersebut di
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II
bulan Juli 2012.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif analitik dengan studi
Cross sectional. Penelitian dilaksanakan
di Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II
3
pada tanggal 23 Juli 2012 sampai 27 Juli
2012. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II
pada periode 23 Juli 2012 – 27 Juli 2012.
Teknik sampling yang digunakan adalah
consecutive sampling, dan didapatkan
jumlah sampel sebanyak 53 orang.
Kriteria inklusi adalah ibu hamil yang
tinggal di wilayah kerja Puskemas
Kelurahan Jelambar I dan II, usia
kehamilan lebih atau sama dengan
trimester II dan bersedia menjadi subjek
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan
variabel dependent (terikat) dan variabel
independent (bebas). Variabel terikat
adalah status gizi ibu hamil. Variabel
bebas berupa usia ibu, pekerjaan ibu,
pendapatan keluarga per bulan, tingkat
pendidikan, paritas, jarak kehamilan, ANC
dan pola makan. Cara pengumpulan data
adalah dengan menggunakan kuesioner,
pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil
dan data laporan kegiatan KIA di
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II.
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16 dan digunakan uji
statistik yang sesuai. Data disajikan dalam
bentuk tekstular dan tabular.
Hasil
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Kelurahan Jelambar I dan II pada tanggal
23 Juli 2012 sampai 27 Juli 2012 dengan
jumlah sampel sebanyak 53 ibu hamil.
Kemudian dicari karakteristik subjek
menurut usia, pendidikan, beban kerja,
pendapatan keluarga, paritas, jarak
kehamilan, kunjungan ANC dan pola
makan, yang berhubungan dengan status
gizi.
Tabel 1. Persentase Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II
Periode Juli 2012
Status Gizi Frekuensi Presentase (%)
Risiko KEK
Tidak risiko KEK
31
22
58,5
41,5
4
Tabel 2. Sebaran Subjek Berdasarkan Usia Ibu, Pendidikan Ibu, Beban Kerja Ibu,
Pendapatan Keluarga per Bulan, Paritas, Kunjungan Antenatal Care, dan Pola Makan Ibu di
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II Periode Juli 2012
Variabel Frekuensi Presentase
Usia Ibu
- < 20 tahun
- ≥ 20 tahun
Pendidikan
- Rendah
- Sedang
- Tinggi
Beban kerja
- Berat
- Sedang
- Ringan
Pendapatan keluarga per bulan
- <Rp. 1.529.150,00
- ≥Rp. 1.529.150,00
Paritas
- > 2 orang
- ≤ 2 orang
Jarak Kehamilan
- < 2 tahun
- ≥ 2 tahun dan belum pernah atau sekarang
sedang hamil
Antenatal Care
- Tidak teratur
- Teratur
Pola Makan
- Kurang
- Cukup
- Baik
9
44
35
18
0
24
15
14
27
26
11
42
8
45
21
32
9
19
25
17,0
83,0
66,0
34,0
0.0
45,3
28,3
26,4
50,9
49,1
20,7
79,3
15,1
84,9
39,6
60,4
17,0
35,8
47,2
Total 53
5
Tabel 3. Hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Fakor-Faktor yang Berhubungan di
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II Periode Juli 2012
VariabelStatus Gizi
N Uji Df P HoKurang Baik
Usia- < 20 tahun - ≥ 20 tahun
823
121
944
Fisher 1 >0,05(0,64)
Gagal ditolak
Total 31 22 53Pendidikan- Rendah- Sedang*- Tinggi*
2560
10120
35180
X2
(7,105)1 <0,05
(0,008)Ditolak
Total 31 22 53Beban kerja- Berat- Sedang- Ringan
2065
499
241514
X2
(11,204)2 <0,05
(0,004) Ditolak
Total 31 22 53Pendapatan keluarga per bulan- < Rp. 1.529.150,00- ≥ Rp. 1.529.150,00
2011
715
2726
X2
(5,505)1 <0,05
(0,019)Ditolak
Total 31 22 53Paritas- > 2 orang- ≤ 2 orang
724
418
1142
Fisher 1 >0,05(0,746)
Gagal ditolak
Total 31 22 53Jarak kehamilan- < 2tahun- ≥ 2 tahun dan belum
pernah
625
220
845
Fisher 1 >0,05(0,445)
Gagal ditolak
Total 31 22 53Antenatal Care- Tidak teratur- Teratur
1813
319
2132
X2
(10,617)1 <0,05
(0,001) Ditolak
Total 31 22 53Pola makan- Kurang*- Cukup*- Baik
9157
04
18
91925
X2
(18,120)1 <0,05
(0,000)Ditolak
Total 31 22 53*Digabung p<0,05
6
Pembahasan
Pada penelitian yang telah
dilakukan didapatkan masih ibu hamil
dengan resiko KEK, yaitu sebanyak
58,5%, sedangkan ibu hamil tanpa resiko
KEK sebanyak 41,5%. Hal ini merupakan
masalah yang cukup serius karena angka
KEK secara tidak langsung berhubungan
dengan angka kematian ibu.
Di Puskesmas Kelurahan Jelambar
I & II periode Juli 2012 didapatkan hasil
bahwa ibu yang hamil lebih banyak
berusia ≥ 20 tahun (83%). Setelah
dilakukan uji statistik, didapatkan bahwa
tidak ada hubungan bermakna antara usia
ibu dengan status gizi Ibu Hamil (p>0.05).
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Halym Surasih di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2005,
dikatakan ada hubungan yang signifikan
antara usia ibu hamil dengan keadaan
KEK. Ibu hamil yang berisiko terkena KEK
dengan usia <20 tahun dan lebih dari >35
tahun mempunyai resiko KEK sebesar
22,70%.8
Di Puskesmas Kelurahan Jelambar
I & Ii periode Juli 2012 didapatkan banyak
ibu hamil yang memiliki anak ≤ 2 anak
(70,9%) dan jarak antar kehamilan lebih
dari 2 tahun atau belum ada riwayat
persalinan sebelumnya (84,9%), serta
tidak didapatkan hubungan yang
bermakna antara status gizi ibu hamil
dengan paritas (p>0,05) dan jarak
kehamilan (p>0,05). Hal ini
memungkinkan tubuh ibu sempat pulih
untuk mempersiapkan kehamilan
berikutnya, Ibu hamil di daerah tersebut
rata-rata melakukan antenatal care secara
teratur dan sebagai besar memiliki pola
makan yang baik meskipun memiliki
pendidikan yang rendah. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Halym Surasih di Kabupaten
Banjarnegara tahun 2005 dikatakan tidak
ada hubungan yang signifikan antara
paritas dengan keadaan KEK. Dari hasil
analisis diperoleh ibu hamil yang
paritasnya lebih dari 3 kali sebesar
43,29% mempunyai risiko relatif sama
untuk terkena KEK dan tidak ada
hubungan yang signifikan antara paritas
dengan keadaan KEK. Ibu hamil yang
jarak kelahirannya kurang dari 2 tahun
sebesar 12,37% mempunyai resiko relatif
sama untuk terkena KEK.8
Setelah dilakukan uji statistik,
diperoleh kesimpulan bahwa didapatkan
bahwa ibu hamil berpendidikan rendah
(66%) dan ada hubungan bermakna
antara pendidikan ibu dengan status gizi
Ibu hamil (P <0.05). Pendidikan ibu
berjalan searah dengan status gizi ibu,
karena pendidikan yang baik akan
mempengaruhi pola makan ibu sehingga
mempengaruhi status gizi. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh dr. Johanis A. Najoan di Kelurahan
Konggos Barat Kecamatan Singkil kota
Manado bulan Maret sampai Juli 2012
7
dikatakan ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dengan KEK
dimana ibu hamil yang memiliki
pendidikan rendah berisiko terkena KEK
sebesar 11%.9
Berdasarkan hasil uji statistik,
diperoleh ibu hamil dengan beban kerja
berat sebesar 45,3% dan didapatkan ada
hubungan bermakna antara beban kerja
ibu dengan status gizi ibu hamil (P <0.05).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Halym Surasih di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2005
dimana dikatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara beban kerja dengan
keadaan KEK ibu hamil. ibu hamil yang
mempunyai beban kerja sedang
mempunyai resiko terkena KEK 28,86%
dibandingkan dengan ibu hamil yang
beban kerjanya ringan.8
Ibu hamil dengan pendapatan
keluarga per bulan yang di bawah Upah
Minimum Provinsi DKI Jakarta di
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II
sebesar 50,9%. Setelah dilakukan uji
statistik, diperoleh kesimpulan bahwa ada
hubungan bermakna antara pendapatan
keluarga dengan status gizi ibu hamil (p
<0,05). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Halym Surasih di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2005
dikatakan ada hubungan yang signifikan
antara pendapatan dengan KEK. Ibu hamil
yang mempunyai pendapatan rendah
berisiko terkena KEK sebesar 50,80%.8
Berdasarkan kunjungan ANC di
Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan II,
sebanyak 60,4 % dan diperoleh
kesimpulan bahwa ada hubungan antara
kunjungan ANC terhadap status gizi ibu
hamil. Data yang diperoleh dari penelitian
yang dilakukan di BPS Natalia yang
dilakukan oleh Hidayati pada tahun 2010 -
2011 ibu hamil yang tidak melakukan ANC
memiliki kemungkinan untuk menderita
KEK sebesar 28,5%.9
Setelah dilakukan uji statistik,
diperoleh kesimpulan bahwa ada
hubungan bermakna antara pola makan
dan statuz gizi ibu hamil (p <0,05).
Berdasarkan penelitian Iryadi di
Puskesmas kelurahan Duri Kepa di tahun
2011, didapatkan hubungan yang
bermakna antara pola makan dengan
status gizi dimana 18,9% ibu hamil
menderita KEK memiliki pola makannya
kurang baik.10
Pola makan ibu hamil ini
dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan,
beban kerja dan kunjungan ANC.
Kebutuhan gizi ibu hamil akan sangat
dipengaruhi oleh beban kerja yang
dilakukan. Pendidikan, kunjungan ANC
dan pendapatan akan berpengaruh pada
pengetahuan ibu hamil dalam memilih
makanan yang diperlukannya, serta
menentukan makanan yang diperlukannya
berdasarkan jumlah pendapatan
keluarganya.7-10
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Kelurahan
Jelambar I dan II Jakarta Barat selama
8
bulan Juni 2012, dapat diambil kesimpulan
bahwa ibu hamil dengan risiko KEK
sebesar 58,5 % di Puskesmas Kelurahan
Jelambar I dan II Jakarta Barat periode
Juli 2012, dengan sebaran ibu hamil, yaitu
usia lebih dari atau sama dengan 20 tahun
sebanyak 83,0 %, berpendidikan rendah
sebesar 66,0%, ibu hamil dengan beban
kerja berat sebesar 45,3 %, pendapatan
keluarga di atas garis kemiskinan sebesar
75,5%, paritas kurang atau sama dengan
dua orang sebesar 79,3%, jarak
kehamilan lebih dari atau sama dengan
dua tahun serta belum pernah melahirkan
sebesar 84,9%, melakukan antenatal care
secara teratur sebesar 60,4%, dan
memiliki pola makan yang baik sebesar
47,2%. Dari hasil penelitian didapatkan
ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan, pendapatan keluarga per
bulan, kunjungan antenatal care, beban
kerja dan pola makan dengan status gizi
ibu hamil. Namun tidak ada hubungan
yang bermakna antara paritas, jarak
kehamilan dengan status gizi ibu hamil.
Saran
Dalam rangka meningkatkan
status gizi ibu hamil, sebaiknya dilakukan
penggalakan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) kepada ibu hamil, dan
dipadukan dengan kegiatan penyuluhan
kepada ibu hamil tentang pola makan
yang baik, serta memotivasi kader
posyandu agar dapat memotivasi ibu-ibu
mengenai pentingnya gizi selama
kehamilan.
Daftar Pustaka
1. Azikin G. Gambaran status gizi ibu
hamil trimester 1 di rumah sakit umum
daya, makasar. Diunduh dari
http://kebidanan-kti.blogspot.com/2011
/11/gambaran-status-gizi-ibu-
hamil.html, 7 Juli 2012.
2. Wiryo H. Peningkatan gizi bayi, anak,
ibu hamil, dan menyusui dengan
bahan makanan lokal. Jakarta:
Sangung Seto; 2002.h.22-7.
3. Gibney. M.J., Margetts B.M., Kearney
J.M., Arab L. Gizi kesehatan
masyarakat. Editor: Widyastuti P,
Hardiyanti EG. Jakarta: EGC;
2008.h.302-4.
4. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2009.
5. Simanjuntak DH, Sudaryat E. Gizi
pada ibu hamil dan menyusui.
Sumatera Utara: Departemen Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara; 2007.
6. Francin, P. Gizi dalam kesehatan
reproduksi. Jakarta: EGC; 2005.
7. Sri Mulyaningrum. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan risiko kurang
energi kronis (KEK) pada ibu hamil di
Provinsi DKI Jakarta. Juli 2009.
Diunduh dari: lontar.ui.ac.id/file?
9
file=digital/124263-S-5638-Fak, 15 Juli
2012.
8. Halym S. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan keadaan kurang
energi kronis (KEK) pada ibu hamil di
kabupaten banjar negara tahun 2005.
Diunduh dari
http://www.scribd.com/mobile/doc/375
74737?width=1281, 3 Agustus 2012.
9. Najoan JA. Hubungan tingkat sosial
ekonomi dengan kurang energi kronik
pada ibu hamil di kelurahan kombos
barat kecamatan singkil kota manado
tahun 2011. Diunduh dari
http://prepo.unsrat.ac.id/253/1/Hubung
an_tingkat_sosial_ekonomi_dengan_k
urang_energi_kronik_pada_ibu_hamil
_di_kelurahan_kombos_barat_kecama
tan_singkil_kota_manado.pdf,3
Agustus 2012.
10. Iryadi. Gambaran status gizi ibu hamil
dan faktor-faktor yang berhubungan di
puskesmas kelurahan duri kepa,
jakarta barat, 14 juli – 17 juli 2011.
Diunduh dari
www.scribd/doc/61854272/artikel-
penelitian, 3 Agustus 2012.
10