216060386 Tumor Medspin

download 216060386 Tumor Medspin

of 29

Transcript of 216060386 Tumor Medspin

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    1/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tumor medula spinalis memang merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi

    dan karena itulah banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala-gejala serta bahaya dari

    penyakit ini. Pada umumnya, penderita yang datang berobat ke dokter atau ke rumah sakit

    sudah dalam keadaan parah (stadium lanjut) sehingga cara penanggulangannya hanya bersifat

    life-saving.

    Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total

    jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5

    kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita

    dengan sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen

    servikal, 55% di segmen thorakal dan 20% terletak di segmen lumbosakral. Sementara di

    Indonesia sendiri, belum ada.

    Tumor medula spinalis terbagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan tumor sekunder.

    Tumor primer merupakan tumor yang berasal dari medula spinalis itu sendiri sedangkan

    tumor sekunder merupakan anak sebar (mestastase) dari tumor di bagian tubuh lainnya.

    Tumor medula spinalis umumnya bersifat jinak (onset biasanya gradual) dan dua pertiga

    pasien dioperasi antara 1-2 tahun setelah onset gejala. Gejala pertama dari tumor medula

    spinocerebellar penting diketahui karena dengan tindakan operasi sedini mungkin, dapat

    mencegah kecacatan.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    2/29

    2

    BAB II

    ANATOMI DAN FISIOLOGI MEDULA SPINALIS

    Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Terbentang dari

    foramen magnum sampai dengan lumba 1 atau 2, di lumbal 1 ataupun lumbal 2 ada bagian

    yang berbentuk lonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus

    medullaris. Di bawah conus terminalis terbentang serabut-serabut namun bukan saraf yang

    disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat.(1)

    Terdapat 31 pasang saraf spinal, yaitu 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf

    thorakal, 5 pasang saraf Lumbal, 5 pasang saraf Sakral dan 1 pasang saraf koksigeal. Akar

    saraf lumbal dan sakral terkumpul pada bagian yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap

    pasangan saraf keluar melalui Intervertebral foramina. Saraf spinal dilindungi oleh tulang

    vertebra, ligamen, meningen spinal dan LCS.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    3/29

    3

    MENINGEN SPINAL

    Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachnoid dan piamater. Duramater

    yang merupakan lapisan yang kuat. Piamater berupa lapisan tipis, kaya pembuluh darah,

    bersatu dengan medula spinalis. Rongga antara periosteum dengan duramater disebut dengan

    epidural yang merupakan area yang mengandung banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga

    antara duramater dengan arachnoid disebut dengan subdural. Subdural tidak mengandung

    CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan Subarachnoid. Pada rongga ini

    terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah dan akar-akar saraf.(1)

    CAIRAN SEREBRO SPINAL

    Cairan Serebro Spinal merupakan Cairan bening hasil ultrafiltrasi dari pembuluh darah di

    kapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan seimbangan antara produksi dan

    reabsorpsi oleh pembuluh darah. CSF mengandung air, protein dalam jumlah kecil, oksigen

    dan karbondioksida, Na,K,Ca,Mg,Cl, glukosa, Sel darah putih dalam jumlah kecil, dan

    material organik lainnya.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    4/29

    4

    Volume pada orang dewasa: 125 - 150ml (setiap hari diproduksi sebanyak 400-500 m atau

    0.36 ml/menitl)

    Fungsi CSF adalah: (1) shock absorber; mengapungkan otak (1.400 50 gr); (2) transport

    nutrisidan hormon; (3) membuang limbah metabolit

    ARAH ALIRAN:

    Produksi di pleksus choroideusventriculus lateralisforamen interventriculareventriculus

    tertiusaquaductus cerebri ventriculus quartus apertura lateralis dan mediana cisterna

    magna septum subarachnoidale sinus sagitalis superior villi granulatio arachnoidales

    masuk vena

    STRUKTUR INTERNAL

    Terdapat substansi abu abu dan substansi putih. Substansi Abu-abu membentuk seperti kupu-

    kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan

    oleh anterior median fissure san median septum yang disebut dengan posterior median

    septum.

    Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari saraf spinal. Substansi

    abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferen, akson tak bermyelin, saraf

    sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu membentuk seperti

    huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu: cornu anterior, cornu posterior dan Comissura abu-

    abu. Bagian Posterior sebagai input /afferent, anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-

    abu untuk refleks silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin.(1)

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    5/29

    5

    BAB III

    TUMOR MEDULA SPINALIS

    I. Definisi

    Tumor medula spinalis adalah massa dari pertumbuhan jaringan yang abnormal

    didalam medula spinalis, bisa bersifat jinak maupun ganas.(2)

    Tumor yang berasal dari medula spinalis disebut tumor primer, sedangkan tumor

    yang berasal dari kanker dibagian tubuh lainnya disebut tumor sekunder. Tumor medula

    spinalis lebih jarang ditemukan dan jarang terjadi pada anak-anak.

    II. Epidemiologi

    Di Indonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti.

    Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total jumlah

    tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5

    kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan

    wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor

    terletak di segmen servikal, 55% di segmen thorakal dan 20% terletak di segmen

    lumbosakral.

    Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma dan

    hemangioblastoma. Ependimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia

    pertengahan (30-39 tahun) dan jarang terjadi pada usia anak-anak. Insidensi

    ependidoma kira-kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga dari ependydoma muncul

    pada daerah lumbosakral.

    Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada

    medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada

    tiga dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang

    tersering pada usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari tumor intramedular pada anak-

    anak dibawah umur 10 tahun, dan sekitar 60% pada remaja. Diperkirakan 60% dari

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    6/29

    6

    astrositoma spinalis berlokasi di segmen servikal dan servikotorakal. Tumor ini jarang

    ditemukan pada segmen torakal, lumbosakral atau pada conus medularis.

    Hemangioblastoma merupakan tumor vaskular yang tumbuh lambat dengan prevalensi

    3% sampai 13% dari semua tumor intramedular medula spinalis. Rata-rata terdapat

    pada usia 36 tahun, namun pada pasien dengan von Hippel-Lindau syndrome (VHLS)

    biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel. Rasio laki-

    laki dengan perempuan 1,8 : 1.(2)

    Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan

    meningioma. Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan insidensi

    laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada

    daerah lumbal. Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok

    intradural-ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua

    tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal meningioma terlokasi pada segmen thorakal, 25%

    pada daerah servikal, 3% pada daerah lumbal, dan 2% pada foramen magnum.

    III. Klasifikasi

    a.

    Klasifikasi tumor berdasarkan asal dan sifat selnya, yaitu:(2,3)

    1. Tumor medula spinalis primer

    Tumor medula spinalis primer dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor

    primer yang bersifat ganas contohnya astrositoma, neuroblastoma dan

    kordoma sedangkan yang bersifat jinak contonhya neurinoma, glioma dan

    ependimona (neoplasma yang timbul pada kanalis sentralis medula spinalis).

    2.

    Tumor medula spinalis sekunder

    Tumor medula spinalis sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan

    metastatis dari proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru,

    kanker payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar tiroid atau limfoma.

    b. Berdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok,

    yaitu:

    1.

    Tumor ekstradural

    Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna vertebralis atau dari

    dalam ruang ekstradural.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    7/29

    7

    Tumor ekstradural terutama merupakan metastasis dari lesi primer di payudara,

    prostat, tiroid, paru-paru, ginjal dan lambung.

    2.

    Tumor intardural

    Tumor intradural dibagi menjadi :

    a. Tumor ekstramedular

    Tumor ekstramedular terletak antara dura dan medulla spinalis.

    Tumor ini biasanya berupa neurofibroma atau meningioma (tumor pada

    meningen).

    Neurofibroma berasal dari radiks saraf dorsal. Kadang-kadang

    neurofibroma tumbuh menyerupai jam pasir yang meluas kedalam ruang

    ekstradural. Sebagian kecil neurofibroma mengalami perubahan

    sarkomatosa dan menjadi infasis atau bermetastasis.

    Meningioma pada umunya melekat tidak begitu erat pada dura,

    kemungkinan berasal dari membran araknoid, dan sekitar 90% dijumpai di

    regio toraksika. Tumor ini lebih sering terjadi pada wanita usia separuh

    baya. Tempat tersering tumor ini adalah sisi posterolateral medula spinalis.

    Lesi medula spinalis ektramedular menyebabkan kompresi medula spinalis

    dan radiks saraf pada segmen yang terkena.

    b. Tumor Intramedular

    Tumor intramedular berasal dari medulla spinalis itu sendiri.

    Struktur histologi tumor intramedular pada dasarnya sama dengan tumor

    intrakranial. Lebih dari 95% tumor ini adalah glioma.

    Berbeda dengan tumor intrakranial, tumor intra medular cenderung

    lebih jinak secara histologis. Sekitar 50% dari tumor intramedular adalah

    ependimoma, 45% persenya adalah atrositoma dan sisanya adalah

    ologidendroglioma dan hemangioblastoma. Ependimoma dapat terjadi

    pada semua tingkat medula spinalis tetapi paling sering pada konus

    medularis kauda ekuina. Tumor-tumor intramedular ini tumbuh ke bagian

    tengah medula spinalis dan merusak serabut-serabut yang menyilang serta

    neuron-neuron substansia grisea.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    8/29

    8

    Gambar 3.1(A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor intradural-

    ekstramedular, dan (C) Tumor Ekstradural

    IV. Etiologi dan patogenesis

    Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara

    pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap

    penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat

    karsinogenik. Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang

    menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian menembus

    dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis yang normal dan

    membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.

    Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan

    muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. Riwayat genetikkemungkinan besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga

    (syndromic group) misal pada neurofibromatosis. Astrositoma dan neuroependimoma

    merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 2 (NF2), di

    mana pasien dengan NF2 memiliki kelainan pada kromosom 22. Spinal

    hemangioblastoma dapat terjadi pada 30% pasien dengan Von Hippel-Lindou Syndrome

    sebelumnya, yang merupakan abnormalitas dari kromosom 3. (3)

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    9/29

    9

    V. Patofisiologi

    Kondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh kerusakan dan

    infiltrasi, pergeseran dan dekompresi medula spinalis dan terhentinya suplai darah atau

    cairan serebrospinal. Derajat gejala tergantung dari tingkat dekompresi dan kecepatan

    perkembangan, adaptasi bisa terjadi dengan tumor yang tumbuh lamban, 85 % tumor

    medula spinalis jinak.

    Terutama tumor neoplasma baik yang timbul ekstramedula atau intra medula.

    Tumor sekunder atau tumor metastase dapat juga mengganggu medula spinalis dan

    lapisannya serta ruas tulang belakang

    Tumor ekstramedular dari tepi tumor intramedural pada awalnya menyebabkan

    nyeri akar saraf subyektif. Dengan pertumbuhan tumor bisa muncul defisit motorik dan

    sensorik yang berhubungan dengan tingkat akardan medula spinalis yang terserang.

    Karena tumor membesar terjadilah penekanan pada medula spinalis. Sejalan dengan itu

    pasien kehilangan fungsi semua motor dan sensori dibawah lesi/tumor

    Tumor medula spinalis, yang dimulai dari medula spinalis, sering menimbulkan

    gejala seperti pada sentral medula spinalis, termasuk hilang rasa nyeri segmental dan

    fungsi temperatur. Tambahan pula fungsi sel-sel tanduk anterior seringkali hilang,

    terutama pada tangan. Seluruh jalur sentral yang dekat benda kelabu menjadi disfungsi.

    Hilangnya rasanyeri dan sensori suhu dan kelemahan motorik berlangsung sedikit demi

    sedikit, bertambah berat dan menurun. Motorik cauda dan fungsi sensorik yang terakhir

    akan hilang, termasuk hilang fungsi eliminasi fecal dan urine.(2,3)

    VI. Manifestasi Klinis

    Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi dalam tiga

    tahapan, yaitu:

    Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama

    Sindroma Brown Sequard

    Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral

    Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri

    vertebrae, atau nyeri funikuler. Secara statistik adanya nyeri radikuler merupakan

    indikasi pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    10/29

    10

    pseudo neuralgia pre phase. Dilaporkan 68% kasus tumor spinal sifat nyerinya

    radikuler, laporan lain menyebutkan 60% berupa nyeri radikuler, 24% nyeri funikuler

    dan 16% nyerinya tidak jelas. Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula

    spinalis bila(4,5)

    Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai gejala traktus piramidalis

    Lokasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi HNP seperti C5-7, L3-4, L5 dan S1

    Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang

    terletak intradural-ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri

    radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai

    beberapa radiks.

    Tumor-tumor intrameduler dan intradural-ekstrameduler dapat juga diawali dengan

    gejala peningkatan TIK seperti: hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah,

    papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor

    neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang

    dapat menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan

    kejadian ini dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian

    hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma intraspinal primer.

    Bagian tubuh yang menimbulkan gejala bervariasi tergantung letak tumor di sepanjang

    medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang selevel dengan

    lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada tumor di tengah medula

    spinalis (pada segmen thorakal) dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada

    depan (girdleshape pattern) dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk.

    Tumor yang tumbuh pada segmen cervical dapat menyebabkan nyeri yang dapat

    dirasakan hingga ke lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral

    dapat memicu terjadinya nyeri punggung atau nyeri pada tungkai. Berdasarkan lokasi

    tumor, gejala yang muncul adalah seperti yang terihat dalam Tabel di bawah ini.

    Tabel 1. Tanda dan Gejala Tumor Medula Spinalis

    Lokasi

    Tanda dan Gejala

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    11/29

    11

    Foramen Magnum Gejalanya aneh, tidak lazim, membingungkan, dan tumbuh

    lambat sehingga sulit menentukan diagnosis. Gejala awal dan

    tersering adalah nyeri servikalis posterior yang disertai dengan

    hiperestesia dalam dermatom vertebra servikalis kedua (C2).

    Setiap aktivitas yang meningkatkan TIK (misal ; batuk,

    mengedan, mengangkat barang, atau bersin) dapat memperburuk

    nyeri.

    Gejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada

    tangan dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau

    memasang kancing. Perluasan tumor menyebabkan kuadriplegia

    spastik dan hilangnya sensasi secara bermakna.

    Gejala-gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia, nistagmus,

    kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot

    sternokleidomastoideus dan trapezius.

    Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup

    hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastik, palsi N.IX

    hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.

    Servikal Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi

    radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga

    menyerang tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian

    atas (misal, diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai

    darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada

    umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan.

    Tumor servikalis yang lebih rendah (C5, C6, C7) dapat

    menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas (biseps,

    brakioradialis, triseps). Defisit sensorik membentang sepanjang

    tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6,

    melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi C7, dan lesi C7

    menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah.

    Torakal Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    12/29

    12

    ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parestesia.

    Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan

    pada dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri

    akibat gangguan intratorakal dan intraabdominal.

    Pada lesi torakal bagian bawah, refleks perut bagian bawah dan

    tanda Beevor (umbilikus menonjol apabila penderita pada posisi

    telentang mengangkat kepala melawan suatu tahanan) dapat

    menghilang.

    Lumbosakral Suatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang

    melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak

    segmen lumbal bagian bawah, segmen sakral, dan radiks saraf

    desendens dari tingkat medula spinalis yang lebih tinggi.

    Kompresi medula spinalis lumbal bagian atas tidak

    mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks

    kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul

    dan spastisitas tungkai bawah. Juga terjadi kehilangan refleks

    lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda Babinski bilateral.Nyeri umumnya dialihkan keselangkangan. Lesi yang melibatkan

    lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral bagian atas

    menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan

    kaki, serta kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya

    sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan

    kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang

    mengenai daerah sakral bagian bawah.

    Kauda Ekuina Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tanda-

    tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau

    perineum, yang kadang-kadang menjalar ke tungkai. Paralisis

    flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan

    terkadang asimetris.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    13/29

    13

    A. Tumor Ekstradural

    Sebagian besar merupakan tumor metastase, yang menyebabkan kompresi pada

    medula spinalis dan terletak di segmen thorakalis. Nyeri radikuler dapat

    merupakan gejala awal pada 30% penderita tetapi kemudian setelah beberapa

    hari, minggu/bulan diikuti dengan gejala mielopati. Nyeri biasanya lebih dari 1

    radiks, yang mulanya hilang dengan istirahat, tetapi semakin lama semakin

    menetap/persisten, sehingga dapat merupakan gejala utama, walaupun terdapat

    gejala yang berhubungan dengan tumor primer. Nyeri pada tumor metastase ini

    dapat terjadi spontan, dan sering bertambah dengan perkusi ringan pada vertebrae,

    nyeri demikian lebih dikenal dengan nyeri vertebrae.(4,5)

    Tumor Metastasis Keganasan Ekstradural memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    Sebagian besar tumor spinal (>80 %) merupakan metastasis keganasan

    terutama dari paru-paru, payudara, ginjal, prostat, kolon, tiroid, melanoma,

    limfoma, atau sarkoma.

    Yang pertama dilibatkan adalah korpus vertebra. Predileksi lokasi

    metastasis tumor paru, payudara dan kolon adalah daerah toraks,

    sedangkan tumor prostat, testis dan ovarium biasanya ke daerah

    lumbosakral.

    Gejala kompresi medula spinalis kebanyakan terjadi pada level torakal,

    karena diameter kanalisnya yang kecil (kira-kira hanya 1 cm).

    Gejala akibat metastasis spinal diawali dengan nyeri lokal yang tajam dan

    kadang menjalar (radikuler) serta menghebat pada penekanan atau palpasi.

    B.

    Tumor Intradural1. Ekstramedular

    Tumor ini tumbuh di radiks dan menyebabkan nyeri radikuler kronik

    progresif. Kejadiannya 70% dari tumor intradural, dan jenis yang terbanyak

    adalah neurinoma pada laki-laki dan meningioma pada wanita.

    Gejala Ekstramedular antara lain adalah :

    Nyeri mula-mula di punggung dan kemudian disepanjang radiks spinal.

    Nyeri diperberat oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan dan paling

    bera terjadi pada malam hari.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    14/29

    14

    Defisit sensorik

    Parestesia

    Ataksia

    Jika tumor terletak anterior dapat menyebabkan defisit sensorik ringanserta gangguan motorik yang hebat.

    a.Neurinoma (Schwannoma)

    Memiliki karakteristik sebagai berikut:

    Berasal dari radiks dorsalis

    Kejadiannya 30% dari tumor ekstramedular

    2/3 kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler, biasanya padasatu sisi dan dialami dalam beberapa bulan sampai tahun, sedangkan

    gejala lanjut terdapat tanda traktus piramidalis

    39% lokasinya disegmen thorakal

    b. Meningioma

    Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    80% terletak di regio thorakalis dan 60% pada wanita usia

    pertengahan

    Pertumbuhan lambat

    Pada 25% kasus terdapat nyeri radikuler, tetapi lebih sering dengan

    gejala traktus piramidalis dibawah lesi, dan sifat nyeri radikuler

    biasanya bilateral dengan jarak waktu timbul gejala lain lebih pendek

    2. Intramedular

    Lebih sering menyebabkan nyeri funikuler yang bersifat difus seperti rasa

    terbakar dan menusuk, kadang-kadang bertambah dengan rangsangan ringan

    seperti electric shock like pain (Lhermitte sign).

    Gejala Intramedular antara lain adalah :

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    15/29

    15

    Hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang meluas diseluruh

    segmen yang terkena, yang pada giliranya menyebabkan kerusakan

    pada kulit perifer.

    Bila lesinya besar terjadi sensasi raba, gerak, posisi dan getar. Defisit sensasi nyeri dan suhu.

    Kelemahan yang disertai atrofi dan fasikulasi

    Nyeri tumpul, impotensi pada pria dan gangguan spinter pada kedua

    jenis kelamin.

    a.

    Ependimoma

    Memiliki karakteristik sebagai berikut:

    Rata-rata penderita berumur di atas 40 tahun

    Wanita lebih dominan

    Nyeri terlokalisir di tulang belakang

    Nyeri meningkat saat malam hari atau saat bangun

    Nyeri disestetik (nyeri terbakar)

    Menunjukkan gejala kronis

    Jenis miksopapilari rata-rata pada usia 21 tahun, pria lebih dominan

    b. Astrositoma

    Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    Prevalensi pria sama dengan wanita

    Nyeri terlokalisir pada tulang belakang Nyeri bertambah saat malam hari

    Parestesia (sensasi abnormal)

    c. Hemangioblastoma

    Memiliki karakter sebagai berikut:

    Gejala muncul pertama kali saat memasuki usia 40 tahun

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    16/29

    16

    Penyakit herediter (misal, Von Hippel-Lindau Syndrome) tampak pada

    1/3 dari jumlah pasien keseluruhan.

    Penurunan sensasi kolumna posterior

    Nyeri punggung terlokalisir di sekitar lesi

    Tabel 2. Perbedaan gejala Tumor Intradural dan Ekstradural

    No GEJALA INTRAMEDULER EKSTRAMEDULER

    1 Defisit sensorik Mulai pada tingkat

    lesi, menyebar ke

    bawah

    Batas atas ada

    disosiasi sensibilitas

    Gangguan nyeri

    dan suhu sisi

    kontralateral

    Gangguan

    propioseptif sisi

    kolateral

    2 Nyeri radikuler Lokasi tidak jelas

    Rasa seperti terbakar

    Timbul dini

    3 Tanda UMN

    Timbul lambat

    Minimal

    Timbul dini

    Jelas

    4 Tanda LMN Jelas dan meluas

    Ada atropi

    Tidak jelas

    Sifat segmental

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    17/29

    17

    5 Nyeri lokal

    vertebra

    Jarang Sering dan umum

    6 Perubahan trofik Jelas dan sering Tidak jelas

    7 Gangguan nyeri

    dan suhu disaddle

    area

    Tidak sering Jelas

    8 Gangguanvegetatif

    Terjadi dini Terjadi akhir

    9 Mioklonik &

    fasikulasi

    Jarang Sering

    10 Blok LCS dan

    peningkatan

    protein

    Lambat

    Sedikit Diatas stad.

    Dini

    Jelas

    Meningkat

    stadium dini

    VII. Diagnosis

    1)

    AnamnesisMelakukan anamnesis sesuai dengan gejala dan manifestai klinis yang ada pada

    tumor medula spinalis.

    2) Pemeriksaan Fisik (Status Neurologis)(6)

    a) Kesadaran (GCS)

    GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat

    kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan

    menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    18/29

    18

    Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka

    mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score)

    dengan rentang angka 16 tergantung responnya.(6)

    Reaksi membuka mata (E)

    4 = buka mata spontan

    3 = buka mata bila di panggil (dengan rangsang suara)

    2 = buka mata bila dirangsang nyeri

    1 = tidak buka mata dengan rangsangan apapun

    Reaksi bicara ( V )

    5 = komunikasi verbal baik, jawaban tepat

    4 = bingung, disorientasi waktu, tempat dan orang

    3 = dengan rangsangan hanya ada kata-kata tapi tak berbentuk kalimat

    2 = dengan rangsangan hanya ada suara tapi tak berbentuk kata

    1 = tak ada suara dengan rangsangan apapun.

    Reaksi motorik ( M)

    6 = mengikuti perintah

    5 = mengetahui tempat rangsangan nyeri dengan menolak rangsangan

    4 = dengan rangsangan nyeri menarik anggota badan

    3 = dengan rangsangan nyeri timbul reaksi fleksi abnormal

    2 = dengan rangsangan nyeri timbul reaksi ekstensi abnormal

    1 = dengan rangsangan nyeri tak ada reaksi

    b)

    Pemeriksaan saraf kranial

    1)

    Nervus Olfaktori (N. I):

    - Fungsi: saraf sensorik, untuk penciuman

    - Cara Pemeriksaan: pasien memejamkan mata, disuruh membedakan

    bau yang dirasakan (kopi, teh,dll)

    2) Nervus Optikus (N. II)

    - Fungsi: saraf sensorik, untuk penglihatan

    -

    Cara Pemeriksaan: Dengan snelend card, dan periksa lapang pandang

    3) Nervus Okulomotoris (N. III)

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    19/29

    19

    - Fungsi: saraf motorik, untuk mengangkat kelopak mata keatas,

    kontriksi pupil, dan sebagian gerakan ekstraokuler

    -

    Cara Pemeriksaan: Tes putaran bola mata, menggerakan konjungtiva,

    refleks pupil dan inspeksi kelopak mata

    4) Nervus Trochlearis (N. IV)

    -

    Fungsi: saraf motorik, gerakan mata kebawah dan kedalam

    - Cara Pemeriksaan: Sama seperti nervus III

    5) Nervus Trigeminus (N. V)

    - Fungsi: saraf motorik, gerakan mengunya, sensai wajah, lidah dan

    gigi, refleks korenea dan refleks kedip

    - Cara Pemeriksaan: menggerakan rahang kesemua sisi, pasien

    memejamkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi.

    menyentuh permukaan kornea dengan kapas.

    6) Nervus Abdusen (N. VI)

    -

    Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral

    - Cara pemeriksaan: sama seperti nervus III

    7) Nervus Fasialis (N. VII)

    -

    Fungsi: saraf motorik, untuk ekspresi wajah

    -

    Cara pemeriksaan: senyum, bersiul, mengngkat alis mata, menutup

    kelopak mata dengan tahanan, menjulurkan lida untuk membedakan

    gula dan garam

    8) Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)

    - Fungsi: saraf sensorik, untuk pendengran dan keseimbangan

    -

    Cara pemeriksaan: test webber dan rinne

    9) Nervus Glosofaringeus (N. IX)

    -

    Fungsi: saraf sensorik dan motorik, untuk sensasi rasa

    -

    Cara pemeriksaan: membedakan rasa manis dan asam

    10) Nervus Vagus (N. X)

    - Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan menelan

    - Cara pemeriksaan: menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva

    11) Nervus Asesoris (N. XI)

    - Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu

    -

    cara pemeriksaan: suruh pasien untuk menggerakan bahu dan lakukan

    tahanan sambil pasien melawan tahanan tersebut.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    20/29

    20

    12) Nervus Hipoglosus

    - Fungsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah

    -

    cara pemeriksaan: pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakan

    dari sisi ke sisi.

    c) Pemeriksaan sensoris

    RABA HALUS

    Gunakan sepotong kapas, beberapa orang lebih menyukai menggunakan ujung

    jari. Sentuhkan kapas tersebut diatas kulit.Cobalah untuk mengulangi

    rangsangannya.

    Peragakan : dengan kedua mata pasien terbuka, tunjukkan padanya bahwa

    anda akan meraba kulitnya. Mintalah pasien mangatakan ya setiap kali dia

    merasakan sentuhan.

    TES : perintahkan pasien untuk menutup matanya, lakukan tes pada daerah

    kulit yang bermasalah.

    TES NYERI

    Roda bergerigi atau rader sering digunakan Dr. Wartenberg, bisa juga dengan

    menggunakan peniti atau jarum tajam dan tumpul.

    PeragakanTunjukkan kepada pasien apa yg anda kerjakan, Jelaskan bahwa

    anda ingin agar pasien memberitahukan apakah jarum yang dirasakan tajam

    atau tumpul. Sentuh area yang terganggu dengan jarum dan kemudian sentuh

    dengan jarum tumpul pada area yg sehat.

    TES : mintalah pasien menutup kedua matanya kemudian beri rangsangan

    tajam dan tumpul secara acak, dan perhatikan respon pasien.

    Dermatom : Pada lesi radiks saraf, timbul area penurunan sensasi yang

    terbatas pada distribusi segmental. Area kulit yang dipersarafi oleh radiks

    spesifik dinamai dermatom.

    Baal : Sering pasien mengeluh area baal. Pasien harus diinstruksikan untuk

    melukiskan area ini dengan satu jari tangan. Kemudian pemeriksa harus

    menempatkan peniti di pusat area baal merangsang ke arah luar sampai pasien

    memperhatikan rasa nyeri, dengan cara ini batas kehilangan sensorik dapat

    ditentukan.

    TES SENSASI SUHU

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    21/29

    21

    Isi tabung dengan air hangat dan dingin.

    Peragakan : saya mau anda mengatakan sesuatu jika saya sentuh anda

    dengan tabung yang panas atau dingin. Sentuhkan secara acak tabung air panas

    dan dingin pada tangan, kaki atau daerah kulit yang terganggu.

    TES PROPRIOSEPSI (Indera posisi)

    Propriosepsi harus dites pada jari tangan dan kaki bilateral dengan memegang

    sisi lateral phalanx distal, sementara bagian proksimal phalanx dipertahankan

    tetap. Mula-mula tes ini dijelaskan kepada pasien dengan matanya terbuka

    pemeriksa memperlihtakan apa artinya keatas dan kebawah. Kemudian

    pasien menutup mata & pemeriksa menggerakkan phalanxnya keatas dan

    kebawah. Pasien hrs menjawab apakah sendinya ke atas atau ke bawah.

    SENSASI RASA GETAR

    Gunakan garpu tala 128 Hz. Garpu tala dengan frequensi yg lebih tinggi (256

    atau 512 Hz) tidak adekuat.

    Pastikan pasien mengerti bahwa dia akan merasakan getaran, dengan

    memukulkan garpu tala dan meletakkannya diatas sternum atau dagu.

    TES : mintalah pasien menutup matanya, tempatkan garpu tala pada tonjolan

    tulang, tanyakan pasien dapat merasakan getaran tersebut.

    Letakkan pada sendi metatarsal falangeal, malleolus medialis, tuberositas

    tibialis, spina iliaka anterior superior, di lengan dan pada ujung jari, masing-

    masing sendi interfalangeal, pergelangan tangan, siku dan bahu. Bila sensasi

    bagian distal normal, tes tidak perlu dilakukan pada bagian proksimal

    d) Pemeriksaan motorik

    a. Otot

    Ukuran : atropi / hipertropi.

    Tonus : kekejangan, kekakuan, kelemahan.

    Kekuatan : fleksi, ekstensi, melawan gerakan, gerakan sendi.

    Derajat kekuatan motorik :

    5 : Kekuatan penuh untuk dapat melakukan aktifitas

    4 : Ada gerakan tapi tidak penuh

    3 : Ada kekuatan bergerak untuk melawan gravitas bumi

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    22/29

    22

    2 : Ada kemampuan bergerak tapi tidak dapat melawan gravitasi bumi.

    1 : Hanya ada kontraksi

    0 : Tidak ada kontraksi sama sekali

    b. Gait (keseimbangan)

    Dengan Rombergs test

    e) Pemeriksaan refleks fisiologis (yang terkait)

    Superficial reflek/skin reflek

    1. Reflex dinding perut

    Stimulus ` : Goresan dinding perut daerah, epigatrik,

    supraumbilical, infra umbilical dari lateral ke medial.

    Respon : kontraksi dinding perut

    Aferent : n. intercostals T 5-7 epigastrik , n,intercostals T 7-9

    supra umbilical, n.intercostals T 9-11 umbilical, n.intercostals T 11-L1

    infra umbilical, n.iliohypogastricus, n.ilioinguinalis.

    Eferent : n. intercostals T 5-7 epigastrik , n,intercostals T 7-9

    supra umbilical, n.intercostals T 9-11 umbilical, n.intercostals T 11-L1

    infra umbilical, n.iliohypogastricus, n.ilioinguinalis.

    2. Reflex Cremaster

    Stimulus : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke

    bawah

    Respon : elevasi testis ipsilateral

    Afferent : n.ilioinguinalis (L 1-2)

    Efferent : n. Genitofemoralis

    3) Pemeriksaan penunjang

    Selain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis

    dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di bawah ini.

    a.

    Laboratorium

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    23/29

    23

    Cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan protein dan xantokhrom,

    dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. Dalam mengambil dan

    memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus

    berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan

    spinal dan menyebabkan paralisis yang komplit.

    b. Foto Polos Vertebrae

    Foto polos seluruh tulang belakang 67-85% abnormal. Kemungkinan ditemukan

    erosi pedikel (defek menyerupai mataburung hantu pada tulang belakang

    lumbosakral AP) atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan

    vertebra, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca

    prostat, hodgkin, dan biasanya Ca payudara.

    c. CT-scan

    CT-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang

    dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat

    membantu dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang

    berhubungan. CT-scan juga dapat membantu dokter mengevaluasi hasil terapi

    dan melihat progresifitas tumor.

    Mielografi selalu digabungkan dengan pemeriksaan CT. tumor intradural-

    ekstramedular memberikan gambaran filling defect yang berbentuk bulat pada

    pemeriksaan myelogram. Lesi intramedular menyebabkan pelebaran fokal pada

    bayangan medula spinalis.

    d. MRI

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    24/29

    24

    Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami

    kelainan secara akurat. MRI juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang

    letaknya berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan CT-scan.

    VIII. Diagnosis Banding

    Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)

    Lumbar (Intervertebral) Disk Disorders

    Mechanical Back Pain

    Brown-Sequard Syndrome

    Infeksi Medula Spinalis

    Cauda Equina Syndrome

    IX.

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular

    adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara

    total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor

    intradural-ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis

    yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang mempunyai

    pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histologis dan tidak secara total

    dihilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post operasi.(7,8)

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    25/29

    25

    Terapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah :

    a. Deksamethason: 100 mg (mengurangi nyeri pada 85 % kasus, mungkin juga

    menghasilkan perbaikan neurologis).

    b. Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik

    Bila tidak ada massa epidural: rawat tumor primer (misalnya dengan sistemik

    kemoterapi); terapi radiasi lokal pada lesi bertulang; analgesik untuk nyeri.

    Bila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya 3000-4000 cGy

    pada 10x perawatan dengan perluasan dua level di atas dan di bawah lesi);

    radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yang lebih

    sedikit.

    c. Penatalaksanaan darurat (pembedahan/ radiasi) berdasarkan derajat blok dan

    kecepatan deteriorasi

    bila > 80 % blok komplit atau perburukan yang cepat: penatalaksanaan

    sesegera mungkin (bila merawat dengan radiasi, teruskan deksamethason

    keesokan harinya dengan 24 mg IV setiap 6 jam selama 2 hari, lalu diturunkan

    (tappering) selama radiasi, selama 2 minggu.

    bila < 80 % blok: perawatan rutin (untuk radiasi, lanjutkan deksamethason 4

    mg selama 6 jam, diturunkan (tappering) selama perawatan sesuai toleransi.

    d. Radiasi

    Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat

    diangkat dengan sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy.

    e. Pembedahan

    Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik

    myelotomy. Aspirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan

    tumor medula spinalis.

    Indikasi pembedahan:

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    26/29

    26

    Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi

    dapat dijangkau). Catatan: lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada

    pasien dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase.

    Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal).

    Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam, kecuali

    signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat); biasanya terjadi dengan

    tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma.

    Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal.

    X. Komplikasi

    Komplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain:

    Paraplegia

    Quadriplegia

    Infeksi saluran kemih

    Kerusakan jaringan lunak

    Komplikasi pernapasan

    Komplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah:

    Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-

    anak dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut

    dapat menyebabkan kompresi medula spinalis.

    Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat terjadi

    obstruksi foramen Luschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.

    XI. Prognosis

    Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis

    yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus-kasus

    ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol

    dalam waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung

    pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur

    (>60 tahun).(8)

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    27/29

    27

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah

    cervical pertama hingga sacral. Tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi tiga kelompok,

    berdasarkan letak anatomi dari massa tumor. Pertama, kelompok ini dibagi dari hubungannya

    dengan selaput menings spinal, diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor

    ekstradural. Selanjutnya, tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu

    tumor yang tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri (tumor intramedular) serta

    tumor yang tumbuh pada ruang subarachnoid (ekstramedular).

    Tumor-tumor intrameduler dan intradural-ekstrameduler dapat juga diawali dengangejala TTIK seperti: hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah, papiledema, gangguan

    penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor neurinoma dan ependimoma

    mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang dapat menghambat aliran likuor di

    dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu

    hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma

    intraspinal primer. Gejala umum akibat adanya kompresi, antara lain:

    1. Nyeri

    Kompresi dari suatu tumor dapat merangsang jaras-jaras saraf yang terdapat dalam

    medula spinalis dan menimbulkan nyeri yang seakan-akan berasal dari berbagai

    bagian tubuh (nyeri difus). Nyeri ini biasanya menetap, kadang bertambah berat dan

    terasa seperti terbakar.

    2. Perubahan sensori

    Kebanyakan pasien dengan tumor medula spinalis mengalami kehilangan sensasi.

    Biasanya mati rasa dan hilangnya sensitivitas kulit terhadap suhu.

    3. Problem Motorik

    Gejala awalnya dapat berupa kelemahan otot, spastisitas, dan ketidakmampuan

    untuk menahan kencing atau buang air besar. Jika tidak diterapi gejala dapat

    memburuk termasuk diantaranya atrofi otot dan kelumpuhan. Bahkan, pada

    beberapa orang dapat berkembang. menjadi ataksia.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    28/29

    28

    Cairan spinal, Computed Tomographic (CT) myelography, dan MRI spinalis

    merupakan tes yang paling sering digunakan dalam mengevaluasi pasien dengan lesi pada

    medula spinalis. MRI merupakan modalitas pencitraan primer untuk penyebaran ke medula,

    reduksi ruang CSF disekitar tumor. Cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan

    protein dan Santokhrom, dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. Dalam mengambil

    dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati

    karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan

    paralisis yang komplit.

    Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun

    ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor

    secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal.

  • 8/10/2019 216060386 Tumor Medspin

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Anatomi medulla spinalis. http://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-

    diagrams(15 oktober 2013)

    2. Hakim, A.A. 2006. Permasalahan serta Penanggulangan Tumor Otak dan Sumsum Tulang

    Belakang. Medan: Universitas Sumatera Utara

    3. Huff, J.S. 2010. Spinal Cord Neoplasma. [serial online].

    http://emedicine.medscape.com/article/779872-print. [15Oktober 2013].

    4. Japardi, Iskandar. 2002. Radikulopati Thorakalis. [serial online].

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1994/1/bedah-iskandar%20japardi43.pdf.

    [15 Oktober 2013].

    5.

    American Cancer Society. 2009. Brain and Spinal Cord Tumor in Adults. [serial online].

    http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003088-pdf. [14 Oktober

    2013].

    6.

    Mumenthaler, M. and Mattle, H. 2006. Fundamental of Neurology. New York: Thieme.

    Page 146-147.

    7. Harrop, D.S. and Sharan, A.D. 2009. Spinal Cord Tumors - Management of Intradural

    Intramedullary Neoplasms. [serial online].http://emedicine.medscape.com/article/249306-

    print. [16Oktober 2013].

    8.National Institute of Neurological Disorders and Stroke. 2005. Brain and Spinal Cord

    Tumors - Hope Through Research. [serial online].

    http://www.ninds.nih.gov/disorders/brainandspinaltumors/detail_brainandspinaltumors.ht

    m. [17 oktober 2013].

    http://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-diagramshttp://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-diagramshttp://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-diagramshttp://emedicine.medscape.com/article/779872-print.%20%5b15http://emedicine.medscape.com/article/779872-print.%20%5b15http://emedicine.medscape.com/article/249306-print.%20%5b16http://emedicine.medscape.com/article/249306-print.%20%5b16http://emedicine.medscape.com/article/249306-print.%20%5b16http://emedicine.medscape.com/article/249306-print.%20%5b16http://emedicine.medscape.com/article/249306-print.%20%5b16http://emedicine.medscape.com/article/249306-print.%20%5b16http://emedicine.medscape.com/article/779872-print.%20%5b15http://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-diagramshttp://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Spine/Spinal-cord-diagrams