“What NALA knows about who is using ” Margaret Murray, NALA Family Literacy Conference November 2013
211189749 case nala
-
Upload
homeworkping -
Category
Documents
-
view
233 -
download
1
description
Transcript of 211189749 case nala
Get Homework/Assignment Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul HIV-AIDS dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Senen Periode 2 Desember - 13
Desember 2013 telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
1
Jakarta, Desember 2013
Pembimbing,
dr. Dian Mardiyani, M.KK
KATA PENGANTAR
Assalamua`alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul HIV-AIDS dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Senen Periode 2 Desember - 13
Desember 2013. Tujuan penulis menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas
Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
2
1. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan masukan yang bersifat membangun.
2. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan masukan yang bersifat membangun.
3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS selaku Kepala SMF Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Dr. Dini selaku Sekretaris Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
7. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr.
Fathul Jannah, M.Si, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, Dr. Yusnita, M.Kes, Dr. Erlina
selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
9. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat yang telah memberikan
bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini.
10. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga
tersusun laporan ini.
Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu`alaikum, Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2013
3
Penulis
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Nn. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Kader
Pendidikan : SMA
Agama : Katolik
Suku : Cina
Alamat : Jl. Mangga besar Rt 04/01 Taman Siri
Tgl. Periksa : 11 Desember 2013
B. Ananmnesis
4
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 11
Desember 2013
1. Keluhan Utama :
Pasien ingin meminum metadon
2. Keluhan Tambahan: -
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien perempuan, beruasia 30 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan Senen
untuk meminum metadon. Pasien sudah 4 tahun meminum metadon. Metadon
merupakan salah satu strategi pengurangan dampak buruk terkait penggunaan
Napza suntik yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Tiga belas tahun yang lalu, pada saat pasien SMA kelas 3, pasien melihat
teman – teman sepermainanya menggunakan putau. Salah satu teman pasien
mengajaknya untuk ikut menggunakan putau, pasien tertarik menggunakannya
karena melihat temannya begitu menikmati menggunakan putau. Pasien mengaku
awalnya coba – coba, tetapi setelah sekitar satu bulan pasien mulai menikmati
efek dari putau itu. Pasien mengaku setelah menggunakan putau, pasien merasa
badan terasa lebih enak. Semenjak itu intensitas pasien menggunakan putau lebih
sering, pasien menggunakan putau 5 – 6 kali/hari. Pasien menggunakan putau
bersama-sama dengan temannya di salah satu kostan milik temannya, setiap
menggunakan putau jarum suntik yang digunakan saling bergantian. Pasien
mengaku jika tidak menggunakan putau badan terasa linu, mual, tidak bias tidur,
gelisah.
Setelah hampir tiga belas tahun menggunakan putau, pasien merasa badan
menjadi kurus dan lebih sering terserang penyakit. Pasien berniat untuk tidak
menggunakan putau lagi. Pasien bertemu dengan temannya yang sudah lebih dulu
menggunakan metadon, akhirnya pada empat tahun terakhir ini pasien
menggunaka metadon. Selama menggunakan metadon pasien mengaku nafsu
makan meningkat, badan terasa lebih segar, pola tidur tidak terganggu, berat
badan meningkat.
Satu tahun yang lalu, pasien mengeluh BAB cair 5-6 kali/hari selama 1 bulan.
Pasien memeriksakan ke puskesmas, puskesmas lalu merujuk ke RS untuk
5
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Di RS pasien melakukan test HIV, hasilnya
HIV positif.
4. Riwayat Penyakit Dahulu : -
5. Riwayat Penyakit Keluarga : -
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal di rumah milik orang taunya. Pasien tinggal bersama ibu dan 2
orang adik. Menurut pengakuan pasien, ayah pasien meninggal 2 tahun lalu saat
usia 60 tahun karena penyakit darah tinggi. Semenjak pasien pengobatan HIV,
pasien berhenti bekerja. Kegiatan pasien sekarang ini menjadi kader bagi para
penderita HIV. Ibu pasien tidak bekerja, sehari-hari hanya melakukan pekerjaan
ibu rumah tangga. Adik pasien yang berusia , bekerja sebagai pegawai swasta
dengan penghasilan Rp. 1.500.000,- perbulan.
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien memiliki pola makan yang teratur, yaitu sehari tiga kali diwaktu yang
sama. Pasien sering mengkonsumsi daging, ikan, telur dan makanan bersantan.
Pasien juga memiliki kegemaran makan gorengan. Pasien jarang mengkonsumsi
susu, sayur dan buah karena menurut pasien kurang enak untuk dimakan.
Pasien masih memiliki kebiasaan merokok. Untuk pekerjaan rumah sehari-
hari, pasien mengerjakan urusan rumah sendiri. Pasien jarang sekali melakukan
olahraga, karena setiap pagi pasien harus ke puskesmas untuk meminum metadon.
Pasien masih sering berkumpul dengan teman-teman sepermainannya.
8. Riwayat Penggunaan Zat :
Zat Temb. Alkohol Ganja Benz. Amfe. Koka Halu. Inha. Opiat
6
Pernah
pakai?
+ - - - - - - - +
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x / menit
Pernapasan : 20x /menit
Suhu : 36,5oC
Berat Badan : 60kg
Tinggi Badan : 162 cm
4. Status Generalis :
KEPALA
a. Bentuk : Normal
b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
c. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
kanan dan kiri, refleks cahaya +/+
LEHER
a. Kelenjar getah bening : Tidak teraba pembesaran
THORAKS
a. Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri
Pergerakan nafas simetris kanan dan kiri
Iktus kordis tidak terlihat
b. Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula kiri
c. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
7
i. Batas atas jantung : Sela iga III garis sternalis
kanan
ii. Batas kanan jantung : Sela iga V garis
parasternalis kanan
iii. Batas kiri jantung : Sela iga V garis midclavicula
kiri
d. Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler
Vesikuler pada seluruh lapang paru
Rhonki -/-, Wheezing -/-
ABDOMEN
a. Inspeksi : Perut datar simetris
b. Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-)
Hepar dan lien tidak teraba pembesaran
c. Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Shifting dullnes (-)
d. Auskultasi : Bising usus (+) normal
GENETALIA EKSTERNA : Tidak diperiksa
EKSTREMITAS
a. Superior : Hangat
Sianosis -/-
Edema -/-
b. Inferior : Hangat
Sianosis -/-
Edema -/-
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan terakhir pada tanggal 20 Oktober 2013
CD4 : 350 / mm3
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
8
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Ayah : Tn. Y, (meninggal dunia)
b. Identitas Ibu : Ny. T, 58 tahun
c. Struktur komposisi keluarga
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No. Nama Status
KeluargaJenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan
1 Ny. TKepala
KeluargaPerempuan 58 tahun SMA
Ibu Rumah
Tangga
2 Nn. T Anak Perempuan 30 tahun SMA Kader
3 Sdr. N Anak Laki-laki 26 tahun SMA Karyawan
4 An. F Anak Laki-laki 17 tahun SMPPelajar SMA
kelas 3
1. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Padat penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 10 x 6 m Nn. T tinggal di rumah milik orang tua.Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dua kamar tidur, satu ruang makan, satu kamar
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 4 orang
Luas halaman rumah : Tidak ada
Lantai rumah dari : Keramik
9
mandi dan satu dapur.Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 4 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik terdapat tiga jendela di bagian depan rumah yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang padat bersih.
Dinding rumah dari : Tembok
Jamban keluarga : Ada
Tempat bermain : Tidak ada
Penerangan listrik : 500 watt
Ketersediaan air bersih : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
b. Kepemilikan barang – barang berharga
Keluarga ini memiliki :
Satu sepeda motor
Satu buah televisi
Satu buah kompor gas 3 kg
satu buah kipas angin
c. Denah rumah
10
DAPUR
KAMAR 2
KAMAR 1
TAMPAK BELAKANG
RUANG TAMU
6 METER
10 METER
TAMPAK DEPAN
KAMAR MANDI
RUANG KELUARGA
U
2. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Jenis tempat berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit
b. Balita : KMS (-)
c. Asuransi / Jaminan Kesehatan : Kartu Jakarta Sehat (KJS)
3. Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
11
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Mengendarai sepeda motor Pasien biasa berobat ke
Puskesmas Kecamatan Senen
karena biayanya yang gratis.
Jarak yang ditempuh cukup
jauh dari rumah, sehingga
pasien mengendarai sepeda
motor menuju Puskesmas.
Pasien juga merasa cukup puas
dengan pelayanan kesehatan
yang ada di Puskesmas.
Tarif pelayanan
kesehatan
Kartu Jakarta Sehat (KJS)
Kualitas pelayanan
kesehatan
Menurut keluarga kualitas
pelayanan kesehatan yang
didapat cukup memuaskan
4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasan makan :
Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang teratur, pasien makan
sehari tiga kali. Diantara waktu makan, pasien juga sering memakan gorengan
dan cemilan lainnya. Menu makanannya sehari-hari bervariasi. Pada saat pagi
dan malam hari biasanya pasien makan dirumah. Pada siang hari pasien makan
di luar rumah (rumah makan). Ibu pasien selalu memasak makanan dirumah.
Biasanya menu yang dibuat sehari-hari adalah ikan, telur, ayam, terkadang
daging. Pasien jarang sekali memakan sayur, buah dan susu.
Pasien selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan
setelah makan, dan setiap orang menggunakan gelas masing-masing sendiri.
b. Menerapkan pola gizi seimbang :
Menu makan sehari-hari keluarga yang biasa disajikan terdiri dari nasi,
tahu, tempe, mie, ikan terkadang ayam dan telur , namun jarang
mengkonsumsi sayur, buah, dan susu. Pola makan pasien selama 3 hari
terakhir sebagai berikut:
Tabel 4. Food Recall Pola Makan Nn. T Selama Tiga Hari Terakhir
Tanggal Waktu Menu makan Porsi makan Jumlah
12
makan kalori
10 Desember
2013
Pagi Nasi putih
telur dadar
ayam goreng
tempe goreng
es teh manis
Nasi putih 1
centong, telur
dadar 1 potong,
ayam goreng 1
potong, tempe
goreng 1
potong, 3
sendok makan
gula pasir teh
manis
500 kalori
Siang Mie ayam
Kerupuk
Es teh manis
Mie ayam 1
mangkuk,
kerupuk 2 buah,
3 sendok makan
gula teh manis
425 kalori
Selingan Gorengan
(singkong
goreng, ubi
goreng, pisang
goreng), es teh
manis
singkong goreng
1 potong, ubi
goreng 1
potong, 2
potong pisang
goreng
300 kalori
Malam Nasi putih
ikan santan
tempe goreng
teh manis hangat
Nasi putih 1
centong, ikan
santan 1 potong,
tempe goreng 1
potong, 3
sendok makan
gula pasir the
manis
500 kalori
9 Desember
2013
Pagi Nasi putih
ayam goreng
tahu goreng
Nasi putih 1
centong, ayam
goreng 1
potong, tahu
500 kalori
13
air putih goreng 1 potong
Siang Nasi putih
Soto ayam
es teh manis
Nasi putih 1
centong, soto
ayam 1
mangkuk, 3
sendok makan
gula teh manis
355
Malam Nasi goreng
ayam
Kerupuk
Air putih
Nasi goreng
ayam 1 piring,
kerupuk 2 buah
450 kalori
8 Desember
2013
Pagi Nasi putih
Telur dadar
Tempe goreng
Air putih
1 piring
1 potong
1 potong
350 kalori
Siang Nasi putih
Tongseng ayam
Es campur
1 piring
1 mangkuk
1 mangkuk
500 kalori
Selingan Gorengan
(singkong
goreng, pisang
goreng, tempe
goreng), es teh
manis
singkong goreng
1 potong, pisang
goreng1 potong,
2 potong tempe
goreng
300 kalori
Malam Nasi putih
ikan goreng
telur dadar
air putih
Nasi putih 1
centong, telur
dadar 1 potong,
ikan goreng 1
potong
500 kalori
Perhitungan kebutuhan kalori :
Berat Badan Ideal :
(TB cm – 100) kg – 10% = (162-100) – 10%
= 55,8 kg
14
Antropometri Pasien :
a) Tinggi Badan = 162 cm
b) Berat Badan = 60 Kg
c) Berat Badan Ideal = 55,8 Kg
Indeks Massa Tubuh = 60/(1,622) = 23,07
Tabel 5. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT (WHO, 2010)
Kesan : Berat badan Nn. T berdasarkan IMT adalah Berat Badan Lebih
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori
= 55,8 x 25 kalori
= 1395 kalori
Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % = 20% x 1395 kalori
= 279 kalori
Kebutuhan kalori perhari = 1395 + 279 = 1674 kalori
Kesimpulan :
Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan zat gizi pada
pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum datang ke
puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien melebihi
jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.
5. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
15
Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien
memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur. Ibu pasien juga
mendukung dan mengingatkan untuk berobat ke puskesmas dan Rumah Sakit.
Biaya pelayanan kesehatan pasien bersumber dari Kartu Jakarta Sehat (KJS)
sehingga pasien dapat terus rutin berobat.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Pasien masih sering berkumpul bersama teman sepermainannya,
sehingga masih mudah terpengaruhi. Rumah pasien yang cukup jauh dan
kebiasan pasien bangun siang, sehingga pasien sering telat datang ke
puskesmas untuk meminum metadon.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah (the single parent family ) yaitu keluarga yang
terdiri satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak (melalui proses perceraian,
kematian dan ditinggalkan).
2. Tahapan siklus keluarga :
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap
dewasa (family as launcing center)
3. Family map
16
Tn. B (?)saat usia 67 thn
Tn. Y, hipertensisaat usia 62 thn
Ny. S, 85 (?)Saat usia 82 thn
Ny. T, 60 thnNy. I 60 thn Tn. Y 63 thn
Tn. A, 32 thn
Sdr. N, 26 thn An. F, 17 thn
Gambar 4. Family Map Keluarga Nn. T
Keterangan :
: Laki - laki : Perempuan
: Pasien Laki-laki : Meninggal (laki-laki)
: Hubungan pernikahan : Garis keturunan
: Tinggal serumah : Meninggal (perempuan)
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
Dalam struktur keluarga, pasien tinggal bersama ibu dan 2 adiknya. Ibu pasien
kesehariannya sebagai ibu rumah tangga dan pasien sebagai kader HIV. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Nn. T bergantung dari penghasilan adik
keduanya. Penghasilan yang didapatkan oleh adik pasien masih kurang untuk
menghidupi keluarga. Pasien masih suka membeli makanan di luar rumah yang tidak
dapat dijamin tingkat kebersihannya dibandingkan makan masakan di rumah. Tidak
ada yang mengingatkan pasien untuk makan yang bergizi.
17
Nn. T, 15 thn
D. Diagnosis Holistik
a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai
penyakitnya)
Pasien datang ke puskesmas karena keinginan dari diri sendiri. Pasien
mengaku ingin bebas dari obat – obat terlarang. Oleh karena itu pasien mengikuti
program metadon di Puskesmas Senen sejak tahun 2000. Hal ini juga dipicu dengan
keadaan pasien yang lebih sering terserang penyakit karena menggunakan putau.
Selain itu, pasien juga ingin membahagiakan ibunya dan menjadi orang yang lebih
baik dalam menjalani hidup barunya nanti.
Pasien memiliki kekhawatiran tidak dapat menemukan pasangan hidup karena
penyakit HIV-AIDS. Pasien berharap penyakit ini tidak menimbulkan kesan negatif
sehingga masih diterima oleh masyarakat di lingkungan sekitarnya.
b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : HIV - AIDS
Dasar diagnosis : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang
Diagnosis banding : -
c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien):
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah pasien
masih sering bertemu dengan teman-temannya yang menggunakan obat terlarang.
Kebiasaan merokok yang masih belum bisa ditinggalkan oleh pasein. Pasien belum
menerapkan pola gizi seimbang terutama untuk memakan buah dan sayuran. Pasien
juga masih jarang untuk olahraga. Pasien jarang datang ke tempat peribadahan.
d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah) :
18
Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah kurangnya
perhatian dari kedua orang tuanya. Pasien merasa tidak mendapatkan perhatian dari
kedua orang tuanya karena kesibukan orang tuanya, sehingga pasien tidak dapat
mencurahkan isi hatinya ketika sedang ada masalah ataupun sekedar untuk bertukar
pikiran. Akhirnya pasien mengikuti pergaulan yang tidak baik bersama teman-
temannya, sampai mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ):
Pasien mempunyai aspek fungsional dengan skala penilaian 4 skala ECOG.
Karena dalam melaukan aktivitas nya sedikit lebih lambat.
E. Rencana Penatalaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)
Tabel 7. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
Biaya Ket.
Aspek Personal
Menjelaskan kepada pasien untuk rutin berobat dan mengikuti saran dokter
Memberitahukan kepada pasien untuk tidak terlalu khawatitr tentang penyakitnya
Pasien Saat pasien berobat ke puskesmas dan pada saat kunjungan rumah
Pasien rutin berobat dan mengikuti saran dokter.
Pasien tidak khawatir lagi terhadap kondisinya
Pasien dapat menjalankan hidup lebih baik lagi dan bahagia
- -
Aspek klinik
Pemberian metadon setiap hari sesuai dosis pasien (130 mg).
Pasien minum obat ARV
Orangtua dan pasien
Saat pasien berobat dan kunjungan ke rumah pasien
Pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui dan memahami penyakit pasien dan memahami tujuan dari
Rp. 9000 -
19
terapi yang diberikan
Orang tua pasien mengingatkan agar pasien teratur minum obat
Keluhan klinis dapat diminimalisir sehingga pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.
Aspek risiko internal
Mengedukasi agar mencukupi kebutuhan sesuai kalori per hari dan menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang dan makan 3x/hari.
Menghentikan kebiasaan merokok
Mencari kegiatan yang lebih positif atau mencari pekerjaan.
Orang tua dan pasien
Saat kunjungan ke rumah pasien.
Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang lebih bervariatif, sehat, dan bergizi
Berhenti mengkonsumsi rokok
Mendapatkan pekerjaan sehingga pasien mempunyai kegiatan
Menerapkan pola hidup sehat
- -
Aspek psikososial keluarga
Memberi dukungan dan saran kepada pasien agar selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani
Orang tua dan pasien
Saat kunjungan ke rumah pasien.
Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani.
Merasa lebih diperhatikan oleh keluarga.
- -
20
pengobatan
Keluarga memberikan perhatian lebih terhadap pasien
Aspek fungsional
Menyarankan pasien beraktivitas seperti biasa namun segera beristirahat jika terasa lelah.
Orang tua dan pasien
Pada saat kunjungan ke rumah.
Mencapai kondisi kesehatan yang optimal agar aktivitas sehari- hari tetap dapat dilakukan.
- -
Gizi seimbang :
Kebutuhan kalori per hari : 1674 kalori
a. Protein 10% dari total kalori
= ( 10% X 1674) : 4 = 41,85 gr
b. Lemak 20% dari total kalori
= ( 20% X 1674) : 9 = 27,2 gr
c. Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentasi protein dan lemak
= ( 70% X 1674) : 4 = 292,95 gr
Menu dan porsi makanan
Waktu makan Menu makan Porsi makan Jumlah kalori
Pagi Nasi putih
Ayam goreng
Sayur bayam
Tempe goreng
Jeruk
Susu
Nasi putih 1 centong, 1 potong ayam goreng, 1 mangkuk sayur bayam, 1 potong tempe goreng, 1 buah jeruk, 1 gelas susu
530 kalori
selingan Biskuit
Melon
2 buah biscuit, 1 potong melon
128 kalori
Siang Nasi putih
Daging sapi
Nasi putih 1 centong, daging sapi 1 potong, tumis kangkung 1
420 kalori
21
Tumis kangkung
Tahu goreng
Jeruk
Air putih
ikat, tahu goreng 1 potong, jeruk 1 buah
selingan Singkong goreng
Jeruk
Singkong goreng 1 potong, jeruk 1 buah
128 kalori
Malam Nasi putih
Sop ayam
Tempe goreng
Melon
Susu
Nasi putih 1 centong, sop ayam 1 mangkuk, 1 potong tempe goreng, 2 potong melon, susu
465 kalori
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad functionam : dubia ad bonam
22