2.1.1 Pengertian Manajemen -...

30
17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck & Neubert (2009:7) dalam buku berjudul “Principle of Management” mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan organisasi lainnya agar dapat secara efektif mencapai tujuan organisasi. Menurut Robbins & Coulter (2014: 33) dalam buku berjudul “Management” edisi 12 manajemen adalah kegiatan pengelolaan dalam mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas kinerja orang lain sehingga kegiatan mereka selesai secara efisien dan efektif. Menurut Timothy dalam (Daft & Marcic, 2017), manajemen adalah pencapaian yang efektif dan efisien dari tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya organisasi. Dari ketiga teori di atas penulis menyimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan dalam rangka mengawasi jalannya rencana kerja guna mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. 2.2 Manajemen Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dalam (A. Hasan et al, 2017), pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan satu set proses untuk membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan untuk mengelola suatu hubungan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholder-nya. American Marketing Association dalam (Kesuma, 2017) mendefenisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

Transcript of 2.1.1 Pengertian Manajemen -...

Page 1: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Menurut Dyck & Neubert (2009:7) dalam buku berjudul “Principle of

Management” mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan

organisasi lainnya agar dapat secara efektif mencapai tujuan organisasi.

Menurut Robbins & Coulter (2014: 33) dalam buku berjudul

“Management” edisi 12 manajemen adalah kegiatan pengelolaan dalam

mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas kinerja orang lain sehingga

kegiatan mereka selesai secara efisien dan efektif.

Menurut Timothy dalam (Daft & Marcic, 2017), manajemen adalah

pencapaian yang efektif dan efisien dari tujuan organisasi melalui perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya organisasi.

Dari ketiga teori di atas penulis menyimpulkan bahwa manajemen

merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan dalam rangka mengawasi

jalannya rencana kerja guna mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.

2.2 Manajemen Pemasaran

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dalam (A. Hasan et al, 2017), pemasaran adalah suatu

fungsi organisasi dan satu set proses untuk membuat, berkomunikasi, dan

memberikan nilai kepada pelanggan untuk mengelola suatu hubungan dengan

cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholder-nya.

American Marketing Association dalam (Kesuma, 2017)

mendefenisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian

proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

Page 2: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

18

pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.

Menurut William J. Stanton dalam (Swastha dan Handoko, 2012)

“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan

segala kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan konsep, kegiatan promosi,

hingga pendistribusian ke konsumen agar konsumen dapat mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan merasakan nilai dari suatu barang yang

diinginkannya.

2.2.2 Definisi Manajemen Pemasaran

Menurut Subagyo (2010:8), manajemen pemasaran adalah sebagai

analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran

yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan

organisasi.

Menurut Kotler dan Keller (2012:27), marketing management as the art

and science of choosing target markets and getting, keeping, and growing

customers through creating, delivering, and communicating superior customer

value. Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu dalam memilih,

mendapatkan, dan menjaga target market dan membuat pelanggan menjadi

semakin bertumbuh melalui penciptaan, pemberian, dan mengkomunikasikan

sesuatu yang unggul agar dapat memberikan nilai kepada customer.

Dari definisi-definisi diatas dapat diartikan manajemen pemasaran

berperan sebagai art dan science yang berkaitan dengan penciptaan nilai bagi

customer melalui perencanaan dan pengimplementasi strategi, penetapan

harga, promosi yang telah ditetapkan suatu perusahaan.

Page 3: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

19

2.3 Strategi Pemasaran

2.3.1 Strategi

Menurut Luis dan Biromo dalam Fitriyah (2017), strategi adalah

serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berbeda dibandingkan dengan

pesaing untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

Menurut Solihin (2012:24) Strategi tidak didefinisikan hanya semata-

mata sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep

management strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri

melalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat oleh

manajemen perusahaan yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya

keunggulan kompetitif perusahaaan.

Menurut Kuncoro (2010:15), memandang strategi sebagai suatu proses,

yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Tahapan

utama proses manajemen strategi umumnya mencakup analisis situasi,

formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi kinerja. Strategi juga

bersifat kontekstual, harus sesuai (fit) dengan kompetensi inti dan tantangan

yang dihadapi.

2.3.2 Definisi Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau

segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Tull dan Kahle dalam

Tjiptono (2009:6), mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental

yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan

keunggulan bersaing berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan

program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:82), “Strategi pemasaran

merupakan proses merangkum pola pikir pemasaran secara umum yang ingin

digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasaran dan secara lebih

spesifik menyatakan pasar yang akan dibidik, penetapan posisi dan tingkatan

pengeluaran pemasarannya. Bagian ini merangkum strategi-trategi secara

spesifik untuk setiap elemen bauran pemasaran dan menjelaskan bagaimana

Page 4: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

20

masing-masing strategi itu merespons ancaman, peluang dan isu-isu penting

yang dilontarkan dalam bagian rencana sebelumnya.”

Dari kedua teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa strategi

pemasaran merupakan salah satu teknik penting dalam mencapai tujuan

perusahaan. Strategi ini digunakan untuk memaparkan sasaran pasar dan nilai

preposisi yang akan ditawarkan, berdasarkan analisa dari kesempatan pasar

yang terbaik. Selain itu, strategi pemasaran juga digunakan untuk

memenangkan perusahaan dalam memperluas pangsa pasar dengan cara

memperoleh pelanggan sebanyak-banyaknya.

Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan

melakukan analisis terhadap pesaing. Dalam upaya untuk mendapatkan

kepuasan konsumen di tengah persaingan, perusahaan harus memahami

kebutuhan dan keinginan konsumennya. Sebuah perusahaan menyadari bahwa

perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang sangat beragam.

Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen

terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang maksimal. Proses ini

meliputi market segmentation, market targeting, dan positioning.

2.4 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan secara terus menerus untuk mencapai tujuan

pemasarannya (A. Hasan et al, 2014).

Menurut Kotler & Amstrong (2012), Marketing mix adalah suatu set

alat pemasaran yang terdiri dari produk, pricing (penetapan harga), place

(pendistribusian), promotion (promosi), yang dikombinasi unutk mendapatkan

respon yang diinginkan sasaran pasar. Dengan masing-masing pengertiannya

seabagai berikut:

1. Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan

untuk mendapatkan perhatian agar produk yang dijual mau dibeli,

digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau

kebutuhan dari konsumen. Indikator dari produk antara lain ragam, kualitas,

desain, fitur, nama merek, kemasan, dan layanan.

Page 5: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

21

2. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk

memperoleh produk. Harga memiliki indikator seperti daftar harga, diskon,

potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit.

3. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

pelanggan sasaran. Indikator dari tempat antara lain saluran, cakupan,

pemilahan, lokasi, persediaan, transportasi, dan logistik.

4. Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan

membujuk pelanggan untuk membelinya. Indikator dari promosi antara lain

iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat.

Gambar 2. 1 Elemen Bauran Pemasaran

Sumber: Kotler & Keller, 2012:25

2.4.1 Produk

2.4.1.1 Definisi Produk

Menurut Soegoto dalam Rina, R. D., (2014) produk merupakan bauran

pemasaran yang paling mendasar. Produk bukan hanya objek fisik, melainkan

juga seperangkat manfaat atau nilai yang dapat memuaskan kebutuhan

pelanggan, baik secara fungsional maupun manfaat psikologis maupun sosial.

Produk meliputi kualitas, keistimewaan, gaya, keanekaragaman, bentuk, rasa,

kemasan, merek, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian.

Page 6: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

22

Menurut A. Hasan, et al (2014), produk adalah sesuatu yang ditawarkan

ke pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, dikonsumsi sehingga memuaskan

keinginan dan kebutuhan.

Menurut Djaslim Saladin dalam Yandra & Sirine (2015), bauran produk

yang terdiri dari unsur-unsur produk seperti variasi produk, kualitas, merek,

desain, garansi, ukuran, retur, layanan, ciri khas/fitur, kemasan, serta unsur

produk lainnya sangatlah menguntungkan pihak perusahaan dalam menambah

keunggulan kompetitifnya dalam persaingan apabila direncanakan, dikelola

serta terus menerus diperbaiki.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:54), produk merupakan kombinasi

barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Indikator dari produk antara lain

ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan layanan.

Dari definisi tersebut mengandung pengertian yang luas terhadap

produk tersebut yaitu mencakup obyek fisik, jasa dan lain-lainya yang

merupakan manfaat inti yang akan diberikan kepada konsumen.

2.4.1.2 Indikator Produk

Menurut Tjiptono dalam (Heryanto, 2015), menyatakan bahwa

atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan

pembelian.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong dalam (Heryanto,

2015), menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu

produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.

Pengertian tersebut menunjukan bahwa suatu produk memiliki indikator

sebagai berikut:

1. Keanekaragaman produk (product variety)

2. Kualitas (quality)

3. Desain produk yang menarik (design)

4. Nama merek (Brand Name)

5. Kemasan (Packaging)

6. Ukuran (Size)

Page 7: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

23

2.4.1 Harga

2.4.2.1 Defisini Harga

Menurut Kotler dan Keller dalam Yandra (2015) menyatakan

bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja

menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk

mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk

perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputu

harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga

(price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues).

Zimmerer dan Scarborough (2009:68) mengatakan harga adalah

nilai moneter (monetary value) dari produk atau jasa di pasar, harga

merupakan nilai yang harus ditukarkan pelanggan untuk mendapatkan

suatu produk atau jasa. Harga juga merupakan faktor penting dalam

membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan tekhnik

penetapan harga yang serampangan dapat membuat pelanggan menjauh,

selain menempatkan kapasitas perusahaan untuk menghasilkan laba

dalam bahaya.

Menurut Swastha dan Irawan (2008:241) harga adalah jumlah

uang ditambah (beberapa barang kalau memungkinkan) yang dibutuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari beberapa barang beserta

pelayanannya.

Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran

berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya,

keuntungan praktik saingan, dan perubahan keinginan pasar. (Yandra dan

Sirine, 2015).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan

nilai atas suatu produk atau jasa yang harus dibayarkan pelanggan atas

pembelian atau penggunaannya, dan merupakan unsur bauran pemasaran

yang memberikan pemasukan bagi perusahaan.

Page 8: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

24

2.4.2.2 Indikator Harga

Menurut Pour, et al (2013), Harga sudah termasuk dalam harga,

produk, atau layanan yang ditawarkan untuk dijual dan akan menentukan

tingkat manfaatnya. Harga adalah satu-satunya unsur yang tidak

termasuk biaya yang dibebankan kepada pelanggan untuk membeli

produk yang mereka ambil.

Adapun di dalam variabel harga terdapat beberapa indikator yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Diskon (discount)

2. Daftar Harga (price list)

2.4.3 Tempat

2.4.3.1 Definisi Tempat

Tempat sering dikaitkan dengan distribusi terhadap produk yang

bersangkutan. Distribusi adalah perantara pemasaran untuk memasarkan

produk yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau

dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial (A. Hasan, et al,

2014).

Menurut Sirine dan Yandra (2015), Ada tiga aspek pokok yang

berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek

tersebut adalah:

a. Sistem transportasi perusahaan, termasuk dalam sistem ini antara lain

keputusan tentang pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta

api, kapal, truk, pipa), penentuan jadwal pengiriman, penentuan rute

yang harus ditempuh dan seterusnya.

b. Sistem penyimpanan, dalam sistem ini bagian pemasaran harus

menentukan letak gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk

menangani material maupun peralatan lainnya.

c. Pemilihan saluran distribusi, menyangkut keputusan-keputusan

tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, pengecer, agen,

Page 9: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

25

makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para

penyalur tersebut.

2.4.3.2 Indikator Tempat

Place includes marketing issues such as, channel type,

exposure, transportation, distribution, and location. A product needs

to be available to the client when and where the client wants it.

Marketers describe this process as the “channel.” The channel

describes “any series of firms (or individuals) that participate in the

flow of products from producer to final user or consumer” (Hani Al-

Dmour1, Zu’bi M. F. Al-Zu’bi1 & Dana Kakeesh1, 2013). Menurut

Kotler & Keller (2012) pemilihan tempat atau lokasi memerlukan

pertimbangan cermat terhadap beberapa indikator sebagai berikut:

1. Saluran distribusi (Channels)

2. Cakupan wilayah (Coverage)

3. Lokasi (Location)

4. Persediaan (Inventory)

5. Angkutan (Transport)

Suatu produk harus dapat dijangkau oleh konsumen kapan dan

di mana saja konsumen menginginkannya. Pertimbangan konsumen

tidak terlepas dari kemudahan dalam menjangkau lokasi produk,

ketersediaan produk, kemudahan akses untuk pengiriman, dan lama

waktu pengiriman.

2.4.4 Promosi

2.4.4.1 Definisi Promosi

Menurut A. Hasan et al (2014) promosi adalah

pengkomunikasian suatu produk agar produk tersebut dikenal dan

akhirnya dibeli.

Menurut Djaslim Saladin dalam Yandra (2015), promosi

adalah sebuah upaya dari pemasar (marketer) dalam

menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain untuk

Page 10: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

26

tertarik melakukan transaksi atau untuk melakukan pertukaran produk

barang atau jasa yang dipasarkannya.

Menurut Hasan (2008:367) promosi merupakan proses

mengomunikasikan variable bauran pemasaran (marketing mix) yang

sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam

memasarkan produk. Sedangkan Cravens dalam Hasan (2008:367)

mendefinisikan promosi adalah “the planning, implementing, and

controlling of the communications with its customer and other target

audiences.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

promosi merupakan proses menyampaikan informasi mengenai

manfaat produk, mempengaruhi opini pembeli, hingga membujuk

pelanggan untuk membeli produk.

2.4.4.2 Indikator Promosi

Menurut Kotler dalam Yandra (2015), mengatakan bahwa

unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat

utama, yaitu:

1. Promosi produk yang dilakukan sponsor (Advertising).

2. Peragaan, pertunjukkan dan pameran, demonstrasi (Sales

promotion).

3. Program yang melindungi citra produk (Public relation and

publicity).

4. Interaksi langsung (Personal Selling).

5. Komunikasi non personal untuk mendapatkan tanggapan

langsung (Direct Marketing).

2.5 Positioning

Menurut Matthew Krawczyk & Zheng Xiang (2015), brand positioning

disebut sebagai orientasi strategis perusahaan dalam hal membangun sebuah citra

positif yang akan dirasakan oleh target pasarnya, serta kemampuannya

dipertimbangkan juga untuk memilih perusahaan saingan, sambil tetap

mempertahankan ciri unik di dalam benak pasar sasaran.

Menurut Hasan (2013:395) positioning merupakan upaya untuk membentuk

citra sebuah produk muncul dalam kaitannya dengan produk lain dipasar atau

Page 11: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

27

diposisikan terhadap merek bersaing dalam persepsi konsumen. Positioning juga

berarti usaha menempatkan sebuah merek di bagian pasar agar merek tersebut

mendapat sambutan positif dibandingkan produk-produk pesaing.

Sedangkan menurut Abdillah et al (2016) positioning merupakan strategi

menciptakan diferensiasi yang unik dalam pikiran konsumen sasaran, sehingga

terbentuk citra merek yang lebih unggul dibandingkan merek pesaing agar peluang

untuk dipilih konsumen sasaran semakin besar.

Dengan demikian istilah positioning dapat dimaknai menurut (Hasan,

2013:200) sebagai:

1. Pertanyaan tentang apa arti produk, dan bagaimana pelanggan dapat

mengevaluasinya.

2. Upaya menempatkan produk atau merek di pasar tertentu ke dalam persepsi

pembeli.

3. Usaha mencitrakan merek dipasar tertentu dengan cara membangun persepsi

konsumen tentang keunikan atribut produk yang ditawarkan melalui program

komunikasi dan marketing mix lainnya.

4. Upaya membuat daya pesona

value/ citra/ identitas/ karakter (produk, merek, layanan, desain, bungkus harga

atau perusahaan) yang relatif kompetitif di benak target pasar atau yang dirasakan

target pasar (individu atau komunitas), dibanding pesaing.

5. Upaya memperjelas (clarifying) keunggulan semua atribut produk untuk menarik

pembeli.

2.5.1 Tujuan Positioning

Menurut Burnett dalam (Abdillah et al, 2016) Positioning adalah

tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan

tempat khusus dalam pikiran sasaran. Semua orang dalam organisasi harus

memahami positioning merek dan menggunakannya sebagai konteks untuk

membuat keputusan. Hasil positioning adalah terciptanya suatu proposisi

nilai yang terfokus pada konsumen, alasan kuat pasar sasaran untuk membeli

produk bersangkutan.

Page 12: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

28

2.6 Citra Merek (Brand Image)

2.6.1 Definisi Citra Merek

Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan

persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa

lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap

yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang

memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan

untuk melakukan pembelian. Ciri merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi

yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu.

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk

pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan suatu merek, sama halnya ketika

kita berpikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasikan

berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan.Jenis asosiasi merek,

meliputi atribut, manfaat, dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang

berhubungan dengan produk, misalnya desain, warna, ukuran, dan atribut

yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai, dan citra

penggunaan. Sedangkan manfaat, mencakup manfaat secara fungsional,

manfaat secara simbolis, dan manfaat berdasarkan pengalaman. (Shimp

dalam Ogi Sulistian, 2011:32). Menurut Susanto (dalam Farid Yuniar

Nugroho, 2011:11) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen

mengenai sebuah merek.

Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen

menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika

mereka memikirkannya. (Maja Hribar dalam Nugroho F.Y, 2011:9). Selain

itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan sebagai aspek

psikologis, yaitu citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen

melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa.

(Setiawan dalam Nugroho F.Y, 2011:9).

Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama citra yang

positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan positif,

sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan

Page 13: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

29

mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka

membayar harga yang tinggi. (Susanto dalam Nugroho F.Y, 2011:9). Citra

merek dibentuk melalui kepuasan konsumen, penjualan dengan sendirinya

diperoleh melalui kepuasan konsumen, sebab konsumen yang puas selain

akan kembali membeli, juga akan mengajak calon pembeli lainnya Aaker

(dalam Nugroho F.Y, 2011:10). Merek yang kuat adalah merek yang jelas,

berbeda, dan unggul secara relevatif dibanding pesaingnya. Kotler (dalam

Ogi Sulistian, 2011:32) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek,

karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat

ditentukan oleh citra merek tersebut.

2.6.2 Dimensi Citra Merek

Menurut Keller dalam Halim et al (2014) terdapat beberapa variabel

dalam citra merek yaitu meliputi:

1. Kekuatan Asosiasi Merek (strength of brand associations). Kekuatan

asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan

merek, pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun yang sifatnya

komersial. Pada awalnya, asosiasi merek dibentuk dari kombinasi antara

kuantitas perhatian konsumen pada merek dan ketika konsumen

menemukan relevansi juga konsistensi antara konsep dirinya dengan

merek

2. Sikap Positif (favorability of brand associations) Pemasar menciptakan

asosiasi merek yang menguntungkan dengan meyakinkan konsumen

bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang memuaskan kebutuhan

dan keinginan mereka, sehingga pemasar membentuk penilaian merek

secara keseluruhan positif relevan. Asosiasi ini terdiri dari 3 hal dalam

benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa

merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah

keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang

signifikan dibandingkan merek lainnya.

Page 14: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

30

3. Keunikan Asosiasi Merek (uniqness of brand association). Dalam

keunikan asosiasi merek dijelaskan bahwa asosiasi ini sangat penting

untuk kesuksesan sebuah merek. Penjualan yang unik memberikan

konsumen alasan yang kuat untuk membeli suatu produk atau jasa.

Keunikan suatu penjualan dapat dijadikan pembeda antar pemasar dengan

competitor. Keunikan tidak hanya dari tampilan fisik produk saja tetapi

juga termasuk variasi harga dan layanan dalam penjualan

2.7 Perilaku Konsumen / Consumer Behavior

2.7.1 Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Solomon, Bennett, dan Previte (2012:10), Perilaku

konsumen adalah sebuah bidang yang menggambarkan tentang perbedaan

berbagai disiplin ilmu contohnya psikologi, ekonomi, dan sosiologi untuk

menjelaskan pilihan-pilihan yang diambil oleh konsumen. (Solomon, M.,

Russell-Bennett, R., & Previte, J., (2012:10).

Menurut Ray (2006:7), untuk mendapatkan pengertian tentang

perilaku konsumen, kita harus mengidentifikasi berbagai faktor pengaruh

internal dan pengaruh eksternal, serta proses pemecahan masalah yang akan

mempengaruhi produk, merek, dan keputusan pembelian. (Wright, Ray,

(2006:7).

Menurut Kotler dan Keller (2008:214), Perilaku konsumen adalah

studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Perilaku konsumen lantas dapat dikatakan sebagai sebuah sikap

seseorang dalam tahap pemilihan, pembelian, penggunaan dan proses

evaluasi yang dapat diukur dengan menggunakan faktor-faktor yang ada.

2.8 Keputusan Pembelian

2.8.1 Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson dalam A. Hasan et al (2014) mengemukakan

pengambilan keputusan konsumen merupakan sebuah proses pengintegrasian

Page 15: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

31

yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi berbagai perilaku

alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

2.8.2 Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler (2012) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli

yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah

keputusan. Setiap keputusan untuk membeli tersebut mempunyai suatu

struktur sebanyak 7 komponen, yaitu meliputi:

1. Keputusan tentang jenis produk Dalam hal ini konsumen dapat mengambil

keputusan tentang produk apa yang akan dibelinya untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhan.

2. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen dapat mengambil keputusan

untuk membeli suatu produk dengan bentuk tertentu sesuai dengan

seleranya.

3. Keputusan tentang merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang

merek mana yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-

perbedaan tersendiri.

4. Keputusan tentang penjualnya Konsumen dapat mengambil keputusan

dimana produk yang dibutuhkan tersebut akan dibeli.

5. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan

tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang kapan dia harus melakukan pembelian. Oleh karena itu

perusahaan atau pemasar pada khususnya terus mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan waktu

pembelian.

7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengambil

keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli,

apakah secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi

keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya.

Page 16: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

32

2.8.3 Tingkat Pengambilan Keputusan

Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen menerima atau

membutuhkan tingkat pencarian informasi yang sama. Schiffman dan Kanuk

(2007, p.487) membedakan tiga tingkat pengambilan keputusan konsumen

yang spesifik, yaitu:

1. Pemecahan masalah yang luas Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan

berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria guna menilai

merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap

merek yang akan dipertimbangkan.

2. Pemecahan masalah yang terbatas Pada tingkat ini, konsumen telah

menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai

merek dalam kategori tersebut. Namun, konsumen belum memiliki

preferensi tentang merek tertentu. Mereka membutuhkan informasi

tambahan untuk melihat perbedaan di antara berbagai merek.

3. Perilaku sebagai respon yang rutin Pada tingkat ini, konsumen sudah

mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan

serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai

merek yang sedang mereka pertimbangkan.

2.8.4 Proses Pengambilan Keputusan

Dalam setiap transaksi antara penjual dan pembeli, diharapkan

tercipta keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Keputusan

pembelian sebagai proses pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan.

Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam

pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Kotler (2012:166)

mengemukakan proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap

yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan

pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa

proses membeli yang dilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum

tindakan membeli dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian

tersebut dilakukan.

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan

dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan

Page 17: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

33

penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen,

kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai

berikut:

1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih

sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi

namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah.

Planned purchase, dapat dialihkan dengan taktik pemasaran misalnya

pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.

2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang

sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran.

Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga, atau display

produk.

3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat

pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk

pasangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah

pajangan dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu

pembelian.

Dalam membeli suatu produk atau jasa, seorang konsumen harus

melewati beberapa proses dalam keputusan pembelian. Menurut Kotler dan

Armstrong (2012:176) terdapat lima proses dalam pengambilan keputusan

pembelian, yaitu:

Gambar 2. 2 Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler & Amstrong (2010:178)

Page 18: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

34

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition)

dimana pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat

dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang

seperti rasa lapar, haus, timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga

menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan eksternal

seperti iklan pada TV, promosi harga, atau diskusi dengan teman.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi. Jika

dorongan konsumen kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat

konsumen, maka konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak,

konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan

pencarian informasi (information search) yang berhubungan dengan

kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.

Sumber-sumber ini meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga,

rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, kemasan, tampilan),

sumber publik (media massa, pencarian melalui internet), dan sumber

pengalaman (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu bagaimana konsumen

memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Konsumen akan

menggunakan informasi yang tersimpan dalam ingatan, ditambah dengan

informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu,

evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan

belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian

mempengauhi perilaku pembelian mereka. Beberapa konsep dasar akan

membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. (1) konsumen berusaha

memenuhi kebutuhan. (2) konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi

produk. (3) konsumen memandang masing-masing produk sebagai

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan pembelian

Page 19: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

35

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase

decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi

terdapat dua faktor yang bisa menyebabkan antara niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sedangkan

faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Oleh karena itu,

preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian

aktual.

5. Perilaku pasca pembelian

Merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil

tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau

ketidakpuasan mereka. Setelah pembelian dan mengkonsumsi produk,

konsumen akan mengalami kesesuaian dan ketidaksesuian dengan fitur-fitur

tertentu pada produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja,

semakin besar ketidakpuasan konsumen. kepuasan dan ketidakpuasan

konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.

Jika puas, konsumen akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk

kembali membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga cenderung

menceritakan hal-hal yang baik tentang merekmerek tersebut kepada orang

lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan

produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti

mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau mengadu

ke kelompok kelompok lain (seperti lembaga bisnis, swasta, dan pemerintah).

2.8.5 Indikator Keputusan Pembelian

Terdapat beberapa indikator dari keputusan pembelian, yaitu (Kotler,

2007:222):

1. Kebiasaan dalam membeli produk

2. Keyakinan pada sebuah produk.

3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

4. Melakukan pembelian ulang.

5. Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek.

Page 20: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

36

Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen merupakan hal

yang sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan

mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian

informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah

membeli para pemasar dapat mengambil langkah-langkah penting dengan

memahami bagaimana konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

2.9 Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan jurnal dari Indumathi & Dawood, A.K (2015) untuk menjadi

jurnal acuan dalam melakukan penelitian. Dengan adanya perbedaan budaya di

India dan di Indonesia apakah hasil penelitian ini akan sama dengan hasil penelitian

dari Indumathi & Dawood, A.K yang menunjukkan bahwa variabel bauran

pemasaran benar berpengaruh kepada keputusan pembelian konsumen di India.

Sedangkan penelitian dari jurnal yang ditulis oleh Linda, M. & Herawaty, A (2017)

juga terdapat adanya perbedaan budaya di Pulau Sumatera dengan di Pulau Jawa

khususnya Jakarta dan Tangerang sebagaimana daerah yang telah peneliti tentukan

untuk dilakukannya penelitian ini, apakah hasil penelitian ini akan sama dengan

hasil penelitian dari Linda, M. & Herawaty, A. yang menunjukan bahwa variabel

bauran pemasaran paling dominan dalam meningkatkan keputusan pembelian di

Sumatera Utara.

2.9.1 Hubungan Antar Variabel

2.9.1.1 Hubungan Antara Variabel Bauran Pemasaran dengan

Citra Merek

Dalam membangun pasar di tengah persaingan yang sangat

ketat merek yang kuat merupakan pusat dalam memberikan keunggulan

kompetitif. Menurut Chandra, I.R. (2015), Memiliki ekuitas merek yang

baik di mata konsumen tentu akan membuat penjualan jangka panjang

meningkat. Dalam pencapaian ekuitas merek yang bagus, elemen

bauran pemasaran yang terdiri dari harga, intensitas dari aktifitas

pemasaran, citra toko, dan promosi harga dipercaya dapat menjadi

Page 21: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

37

strategi yang efektif. Selain itu, kesadaran merek dan citra merek juga

memiliki peran mediasi yang besar dalam mencapai ekuitas merek yang

baik. Sebagai hasil, ditemukan bahwa harga dan citra merek yang

mempengaruhi ekuitas merek secara signifikan dengan perantara citra

merek, sedangkan dengan perantara citra merek, intensitas dari aktifitas

pemasaran dan promosi harga tidak memberikan hasil yang signifikan

terhadap ekuitas merek.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doostar et al

(2012) menyatakan bahwa citra merek adalah citra yang dimiliki orang

tentang perusahaan atau produknya. Citra merek merupakan asosiasi

yang kuat, diinginkan dan unik dalam ingatan yang disebabkan

dirasakannya kualitas, sikap positif dan dampak positif secara

keseluruhan. Citra merek adalah fondasi diferensiasi produk, perluasan

merek, memberikan alasan untuk membeli dan menciptakan perasaan

positif tentang merek, dapat membantu generalisasi proses pembelian

konsumen. Citra yang berhasil dapat mempengaruhi hati dan pikiran

seorang pembeli.

Diperkuat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gupta,

Sonal et al (2014) menjelaskan bahwa membangun sebuah merek yang

kuat dan sukses adalah salah satu tantangan terpenting dalam

memenangkan persaingan yang kompetitif. Perilaku konsumen dalam

membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh citra yang dimiliki oleh

suatu merek produk tersebut.

Sebuah penelitian dari Linda, M. & Herawaty, A (2017)

mengatakan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah pernyataan

mental untuk mencerminkan rencana pembelian beberapa produk dengan

merek tertentu. Pengetahuan pemasar tentang keputusan pembelian

sangatlah diperlukan untuk mengetahui maksud dari konsumen terhadap

produk atau untuk memprediksi perilaku konsumen di masa depan

(Setiadi 2003: 167). Kotler (2005:227) mendefinisikan keputusan

pembelian adalah keputusan atau keinginan konsumen yang dapat

Page 22: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

38

membentuk niat untuk membeli paling banyak produk pilihan Demikian

juga, Chandra (2005:51) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen

membutuhkan informasi tentang produk untuk pengambilan keputusan.

Dalam penelitian Dawood A. Y, (2015) menunjukan bahwa

perilaku pembelian konsumen salah satunya diukur melalui keputusan

pembelian. Studi ini juga mengidentifikasi 5 faktor terpenting yang

merupakan kombinasi antara produk, harga, dan faktor tempat dan

promosi melalui analisis faktor dimana faktor produk merupakan faktor

yang paling penting bagi pelanggan. Faktor produk juga berdampak pada

keputusan pembelian. Kemudian diikuti dengan faktor harga, tempat,

serta promosi juga berdampak pada keputusan pembelian.

Berdasarkan keterangan dari hasil penelitian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah:

H1: Terdapat pengaruh positif antara Variabel Bauran Pemasaran dengan

Citra Merek

2.9.1.2 Hubungan Antara Variabel Bauran Pemasaran dengan

Keputusan Pembelian

Dalam penelitian Linda, M. & Herawaty, A (2017) salah satu

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen adalah

bauran pemasaran dan kualitas produk. Hasil penelitian tersebut

mengatakan bahwa kombinasi antara kualitas pemasaran dan produk

sekaligus berpengaruh kuat dan signifikan terhadap keputusan

pembelian. Variabel bauran pemasaran paling dominan dalam

meningkatkan keputusan pembelian. Sebagian masing-masing bauran

pemasaran bervariasi dan kualitas produk serta pengaruh positif yang

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dalam penelitian Dawood A. Y, (2015) mencoba

mengidentifikasi dampak faktor produk, harga, tempat dan promosi

terhadap pola beli konsumen pada produk organik. Adapun tujuan dari

Page 23: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

39

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan variabel

yang paling berpengaruh pada masing-masing faktor. Kuesioner

menjadi instrumen untuk mengetahui perilaku pembelian berdasarkan

pilihan faktor. Ini juga membawa pertanyaan seperti frekuensi

pembelian, seberapa harga yang membuat pelanggan untuk membayar,

dll. Penelitian ini mengidentifikasi faktor terpenting bagi konsumen

berdasarkan faktor harga, produk, tempat dan promosi. Faktor produk

agak lebih penting bagi pelanggan yang diikuti oleh kualitas, brand,

kesehatan & keamanan lingkungan dan rasa. Faktor tempat tidak begitu

penting bagi konsumen dibandingkan faktor produk. Kenyamanan

adalah faktor yang paling penting dalam hal tempat. Faktor harga yang

dipertimbangkan adalah biaya yang tinggi serta harga dan kualitas yang

terjangkau

Sedangkan dalam penelitian Inda Sukati et al (2012)

menyatakan bahwa Produk (r = 0,92 , p < .01) menunjukan korelasi

kuat dengan pengambilan keputusan, diikuti oleh harga dan tempat (r=

0.90 , p < .01) dan promosi (r= 0.74 , p < .01). Dalam regresi berganda

bahwa hanya dirasakan harga dan produk secara signifikan dan positif

mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan keputusan atas agen

perjalanan. Sedangkan produk (β = .47 , p < .01) adalah penentu terkuat

yang secara signifikan mempengaruhi agen perjalanan pelanggan dalam

pengambilan keputusan kemudian diikuti oleh harga (β = .43 , p < .01).

Berdasarkan keterangan dari hasil penelitian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah:

H2: Terdapat pengaruh positif antara Variabel Bauran Pemasaran

dengan Keputusan Pembelian.

2.9.1.3 Hubungan Antara Variabel Citra Merek dengan Keputusan

Pembelian

Menurut Oladepo, I. & Abimbola, S. (2015) mengevaluasi

pengaruh citra merek dan bauran promosi terhadap keputusan

pembelian konsumen yang mengungkapkan bahwa citra merek,

Page 24: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

40

periklanan, promosi penjualan dan penjualan personal berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Studi ini

menyimpulkan bahwa cara produk dipromosikan ditambah dengan

integritas merek produk tersebut mendorong konsumen untuk

membelinya dan melakukan pembelian berulang, serta meningkatkan

rujukan produk tersebut ke prospek lainnya. Oleh karena itu, studi ini

merekomendasikan kepada organisasi, terutama mereka yang terlibat

dalam pemasaran Fast Moving Consumer Goods, untuk fokus pada

campuran promosi yang berbeda. Studi tersebut membuktikan bahwa

persepsi citra merek mampu mempengaruhi konsumen keputusan

pembelian secara berkelanjutan.

Hasil penelitian Doostar et al (2012 menunjukan bahwa variabel

citra merek yang terdapat dalam ekuitas merek memiliki dampak

langsung terhadap keputusan pembelian, konsumen merasa dengan

dimensi ekuitas merek menyebabkan konsumn cenderung untuk

membuat keputusan pembelian, mereka mengkonsumsi merek yang

agak akrab dengan ekuitas dan kualitas serta mengungkapkan bahwa

nilai tersebut telah diciptakan untuk mereka. Dimensi ekuitas merek

memiliki dampak langsung terhadap keputusan pembelian. Hasil saat

ini penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung antara

dimensi ekuitas merek dan keputusan pembelian bahwa ekuitas merek

dapat dibagi menjadi subset dari kesadaran, identitas, pikiran dan

persepsi kualitas merek yang bagian ini juga memiliki secara langsung

berdampak pada keputusan pembelian.

Berdasarkan keterangan dari hasil penelitian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah:

H3: Terdapat pengaruh positif antara Variabel Citra Merek dengan

Keputusan Pembelian.

Page 25: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

41

2.9.1.4 Hubungan Antara Variabel Bauran Pemasaran dengan

Citra Merek serta Dampaknya Terhadap Keputusan

Pembelian

Handoyo Djoko dan Widayanto (2013) menunjukan variabel

harga, citra merek, positioning dan diferensiasi produk mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Jika keempat faktor tersebut bersinergis secara seimbang maka produk

ini akan mendapatkan tingginya tingkat pembelian dari konsumen yang

akan berpengaruh positif terhadap keberlangsungan perusahaan.

Berdasarkan keterangan dari hasil penelitian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah:

H4: Terdapat pengaruh positif antara Variabel Bauran Pemasaran

dengan Keputusan Pembelian melalui variabel citra merek.

2.10 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Publisher Judul Kesimpulan 1. Ivena Renata

Chandra 2015 iBuss

Management Vol. 3 No. 2,

The Impact of Marketing Mix Elements toward Brand Equity through Brand Awareness and Brand Image as Mediators in Bakery Industry in Indonesia

Dalam jurnal ini menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan antara elemen bauran pemasaran terhadap ekuitas merek dan kesadaran citra merek sebagai variabel mediasi.

2. Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi Iman Abadi

2012 Journal of Basic and Applied Scientific Research ISSN 2090-4304

Impact of Brand Equity on Purchase Decision of Final Consumer Focusing on

Dalam jurnal ini dikatakan bahwa Brand Identity, Brand Image, Brand Awareness dan Perceived Quality berpengaruh

Page 26: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

42

Products with Low Mental Conflict

terhadap keputusan pembelian.

3. Indumathi,

Ayub Khan Dawood

2015 International Journal of Research in Finance and Marketing

Impact Of Marketing Mix On Consumer Buying Behavior In Organic Product

Dalam jurnal ini dikatakan bahwa faktor yang terpenting bagi konsumen meliputi produk, harga, tempat, dan promosi.

4. Sonal Gupta, Rajendra Jain, Varun Parmal

2014 International Journal of Sales, Retailing & Marketing, Vol, 3 No.1

“Study of Impact Of Brand Image Of Retailers On Customers’ Buying Decision Of Store Brands”

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan pembelian.

5. Mei Linda Sipayung, Asmina Herawaty Sinaga

2017 IOSR Journal of Business and Management Vol. 19, Issue 3, Ver. 11

Marketing Mix Effect and Quality Product Purchase Decision on Rice Pandaraman in South Tapanuli Region

Di dalam jurnal ini penulis menyimpulkan bauran pemasaran merupakan variabel yang paling dominan dalam meningkatkan keputusan pembelian.

6. Isaac Oladepo, Samuel Abimbola

2015 British Journal of Marketing Studies Vol. 3, No. 4, pp.97-109

The Influence of Brand Image and Promotional Mix On Consumer Buying Decision

Dalam jurnal ini penulis menyimpulkan citra merek, periklanan, promo penjualan dan personal selling memiliki pengaruh yang signifikan pada keputusan

Page 27: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

43

pembelian konsumen.

7. Inda Sukati et al

2012 International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences June 2012, Vol. 2, No. 6 ISSN: 2222-6990

The Relationship Between Marketing Mix And Customer Decision-Making Over Travel Agents: An Empirical Study.

Di dalam jurnal ini penulis menyatakan bahwa Produk menunjukkan pengaruh dan korelasi kuat dengan pengambilan keputusan, diikuti oleh harga, tempat dan terakhir adalah promosi. Dalam regresi berganda harga dan produk berkontribusi secara signifikan dan positif dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pelanggan.

8. Simmamora, Idham Kurnia. Djoko, Handoyo. Widayanto.

2013 Diponegoro Journal Of Social and Politic

Pengaruh Harga, Citra Merek, Positioning dan Diferensiasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Jamu PT. Njonja Meneer

Dalam jurnal ini dikatakan bahwa variable harga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 36,0%, Variable Citra Merek mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 23,2%. variable positioning memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar

Page 28: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

44

38,2%.

9. Ambolau, Muhammad et al

2015 Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.2 No.2

The Influence Of Brand Awareness And Brand Image On Purchase Decision

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa brand awareness dan brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

10. Suseno, Radito Ibam; Yulianto, Edy; Abdillah, Yusri

2016 Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 35, No.2

Pengaruh Atribut dan Positioning Produk Terhadap Citra Merek

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penempatan posisi yang strategis di benak pasar sasaran akan membentuk citra merek yang positif dari konsumen.

Sumber: Peneliti (2017)

2.11 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang pada bab satu, teori-teori yang ditemukan pada

bab dua dan penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa marketing mix, dengan

dimensi yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen melalui brand image

dimana pada elemen Marketing Mix adalah product, price, place, dan promotion,

sedangkan pada elemen brand image adalah strength of brand associations,

favorability of brand associations, dan uniqness of brand associations. Marketing

Mix mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yang sebelumnya dipengaruhi

oleh brand image. Berdasarkan hal ini, dapat ditemukan sebuah kerangka pemikiran

sebagai berikut.

Page 29: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

45

Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis (2017)

Berikut ini adalah hipotesis penelitian berdasarkan pengembangan dari

tujuan-tujuan penelitian:

1. Hipotesis 1

• Ho = Tidak terdapat pengaruh secara langsung antara marketing mix

(X) terhadap brand image (Y)

• Ha = Terdapat pengaruh secara langsung antara marketing mix (X)

terhadap brand image (Y)

2. Hipotesis 2

• Ho = Tidak terdapat pengaruh secara langsung antara marketing mix

(X) terhadap keputusan pembelian (Z)

• Ha = Terdapat pengaruh secara langsung antara marketing mix (X)

terhadap keputusan pembelian (Z)

3. Hipotesis 3

• Ho = Tidak terdapat pengaruh secara langsung antara brand image

(Y) terhadap keputusan pembelian (Z)

Page 30: 2.1.1 Pengertian Manajemen - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_877_Bab2.pdfmelalui berbagai keputusan strategis (strategic decision) yang dibuat

46

• Ha = Terdapat pengaruh secara langsung antara brand image (Y)

terhadap keputusan pembelian (Z)

4. Hipotesis 4

• Ho = Tidak terdapat pengaruh secara langsung antara marketing mix

(X) terhadap keputusan pembelian (Z) melalui variabel brand image

(Y)

• Ha = Terdapat pengaruh secara langsung antara marketing mix (X)

terhadap keputusan pembelian (Z) melalui variabel brand image (Y)