21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
-
Upload
elaine-ross -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
1/166
PROFIL KESEHATAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
2/166
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyasehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 dapatdiselesaikan. Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 inidapat diselesaikan berkat bantuan banyak pihak yang terlibat di dalamnyakhususnya dalam pengisian data-data yang diperlukan dalam profil ini. Sumberdata dalam penyusunan buku profil ini dari Badan Pusat Statistik (BPS)Kalimantan Tengah, BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Buku Profil KesehatanKabupaten/Kota Tahun 2012 serta program-program di Lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 ini
bertujuan memberikan informasi dan gambaran tentang derajat kesehatan danupaya kesehatan serta hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunankesehatan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan genderyang tergambar dalam data tabel, grafik, indikator dan Standar Pelayanan Minimal(SPM). Data kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin dapat dijadikan datapembuka wawasan yang dapat menggambarkan kondisi, kebutuhan danpersoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi,kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan. Data yang responsifgender ini juga akan membantu dalam proses penyusunan rencana danpenganggaran program pembangunan kesehatan di pusat dan daerah.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunanbuku ini, oleh karena ini saran, kritik serta masukan pemikiran sangat kamiharapkan guna meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kalimantan Tengah di
masa mendatang Kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
3/166
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR i2. DAFTAR ISI ii
3. DAFTAR GAMBAR iii
4. DAFTAR TABEL iv
5. BAB I PENDAHULUAN 1A. PendahuluanB. Sistematika Penyajian 2
6. BAB II VISI DAN MISI 3
A. VISI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2006-2010 3B. MISI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2006-2010 3
C. VISI DINAS KESEHATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN2006-2010
3
7. BAB III GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 5A. KEADAAN GEOGRAFIS 5B. WILAYAH ADMINISTRASI 6C. KEPENDUDUKAN 7D. PENDIDIKAN
8 BAB IV PENCAPAIAN DAN KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN 10
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
4/166
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1. Peta Provinsi Kalimantan Tengah 6
2 Gambar 2. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas yangMelek Huruf Masing-Masing Kab/Kota di ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
10
3 Gambar 3. Gambar 3. Tren data angka kematian bayi (AKB) ProvinsiKalimantan Tengah 2003 2012
11
4 Gambar 4. Kasus Kematian Bayi di Kalteng Tahun 2009-2012 12
5 Gambar 5. Angka Harapan Hidup (e0) Provinsi Kalimantan TengahTahun 2006 2012 14
6 Gambar 6. 10 besar penyakit berdasarkan Surveilas TerpaduPenyakit (STP)
15
7 Gambar 7. Kasus dan Insidence Rate DBD di Provinsi KalimantanTengah Tahun 2008-2012
17
8 Gambar 8. Annual Parasite Incidence (API) Provinsi KalimantanTengah Tahun 2006 2012
19
9 Gambar 9 Case Detection Rate (CDR) dan Success Rate 20
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
5/166
19. Gambar 19. Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di kabupaten/kotase- Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
38
20 Gambar 20. Desa/Kelurahan, Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif diProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 39
21 Gambar 21. Perkembangan Kasus BBLR dari tahun 2008 s/d tahun2012 di Kalimantan Tengah
42
22 Gambar 22. Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
43
23 Gambar 23. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Dan K4 Tahun 2012 diProvinsi Kalimantan Tengah
46
24 Gambar 24. Cakupan Linakes tahun 2012 di Provinsi Kalimantan
Tengah
48
25 Gambar 25. Cakupan KN 1 dan KN lengkap di Provinsi KalimantanTengah tahun 2012
50
26 Gambar 26. Proporsi Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif diProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
53
27 Gambar 27. Cakupan UCI Kabupaten/Kota Tahun 2012 54
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
6/166
DAFTAR TABEL
1 Resume Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
65
2 Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
71
3 Tabel 2 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota dan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
72
4 Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan KelompokUmur Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
72
5 Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas YangMelek Huruf Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
73
6 Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi YangDitamatkan Dan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 201
74
7 Tabel 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
75
8 Tabel 7 Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
76
9 T b l 8 J l h K ti Ib M t K l k U D 77
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
7/166
16 Tabel 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV MenurutJenis Kelamin Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
84
17 Tabel 16 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
85
18 Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
86
19 Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 MenurutJenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi KalimantanTengah Tahun 2012
87
20 Tabel 19 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut
Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi KalimantanTengah Tahun 2012
88
21 Tabel 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut JenisKelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 2012
89
22 Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
90
23 Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012(Sambungan)
91
24 Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
92
25 Tabel 24 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut JenisKelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 2012
93
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
8/166
34 Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
102
35 Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
103
36 Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
104
37 Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
105
38 Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
106
39 Tabel 38 Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
107
40 Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT Dan Campak Pada Bayi MenurutJenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi KalimantanTengah Tahun 201
108
41 Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut JenisKelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 2012
109
42 Tabel 41 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis KelaminDan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
110
43 Tabel 42 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
111
44 Tabel 43 Jumlah Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan MenurutJenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi KalimantanTengah Tahun 2012
112
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
9/166
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
53 Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis KelaminDan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
121
54 Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD DanSetingkat Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
122
55 Tabel 54 Jumlah kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi KalimantanTengah Tahun 2012
123
56 Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra BayarMenurut Jenis Jaminan, Jenis Kelamin Dan Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
124
57 Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (DanHampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, JenisKelamin Dan Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 2012
125
58 Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan
Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, JenisKelamin Dan Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan TengahTahun 2012
126
59 Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap Dan KunjunganGangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
127
60 Tabel 59 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Provinsi KalimantanTengah Tahun 2012
128
61 T b l 60 I dik t Ki j P l Di R h S kit P i i 129
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
10/166
Tengah Tahun 2012
69 Tabel 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
137
70 Tabel 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Provinsi KalimantanTengah Tahun 2012
138
71 Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut KepemilikanProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
139
72 Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan LabkesDan Memiliki 4 Spesialis Dasar Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2012
140
73 Tabel 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata Dan Kabupaten/KotaProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
141
74 Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2012
142
75 Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
143
76 Tabel 75 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
144
77 Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana KesehatanProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
145
78 Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi DiSarana Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
146
79 Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana
K h t P i i K li t T h T h 2012
147
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
11/166
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam bidang
kesehatan akan lebih menitikberatkan kepada aksestabilitas dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan baik di tingkat Puskesmas dan jaringannya (Pustu, Polindes,
Poskesdes) maupun rumah sakit. Pandangan kedepan Pemerintah Daerah provinsi
Kalimantan Tengah di bidang kesehatan untuk mencapai tujuan menjadikan masyarakat
Kalimantan Tengah yang sehat dimanifestasikan kedalam Program Pembangunan
Kesehatan yang oleh Gubernur Kalimantan Tengah digagas dan dinamai sebagai
KALTENG BARIGAS
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan adanya
ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan
perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based
diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Menyikapi serta merespon tujuan mulia untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat Kalimantan Tengah yang baik melalui Program Kalteng Barigas tersebut,
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melakukan langkah-langkah nyata dengan
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
12/166
kegiatan atau program serta sebagai acuan kegiatan monitoring, pengendalian dan
evaluasi dari berbagai program.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya buku Profil Kesehatan Provinsi
adalah sebagai wahana penilaian (evaluasi) dari program maupun permasalahan
kesehatan yang ada juga sarana evaluasi keberhasilan program kesehatan secara
menyeluruh di masyarakat sebagai upaya pengendalian, monitoring dan evaluasi program
kesehatan masyarakat, diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi
stake holder.
Dengan kedudukan yang cukup strategis, maka penyusunan Profil Kesehatan
perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terlibat didalamnya dan
diharapkan agar data dan informasi yang terkandung didalamnya konsisten, valid, reliabel
dan dapat dipertanggung jawabkan.
B. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai
berikut:
BAB I
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari
penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
13/166
BAB II
VISI DAN MISI
A. Visi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015
Meneruskan dan Menuntaskan Pembangunan Kalimantan Tengah Agar Rakyat Lebih
Sejahtera dan Bermartabat Demi Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
B. Misi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015 (Bidang Kesehatan)
Menjamin Kesehatan Masyarakat Yang Merata dan Mudah Dijangkau
C. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu dari pelaku
pembangunan kesehatan mempunyai Visi : Terwujudnya Kesehatan Dasar
Masyarakat yang Merata dan Terjangkau di Kalimantan Tengah.
Melalui Misi :
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengupayakan kesehatan.
3. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan kualitas sumber daya kesehatan yang
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
14/166
Visi tersebut dimaksudkan agar Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
mampu mewujudkan kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan
kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di
Kalimantan Tengah serta mendorong masyarakat untuk mandiri dan berperan serta
secara aktif dalam mengupayakan/menyelenggarakan kesehatan guna memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai perwujudan hak asasi manusia
dibidang kesehatan.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
15/166
BAB III
GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
A. KEADAAN GEOGRAFIS
Propinsi Kalimantan Tengah merupakan propinsi terluas kedua di Indonesia
setelah Papua. Luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 153.564 kilometer persegi.
Letak Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi 111115 Bujur Timur dan
045 Lintang Utara 330 Lintang Selatan. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat
- Sebelah timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan kalimantan Selatan
- Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa
- Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Tengah terletak antara 045 Lintang Utara, 330 Lintang
Selatan dan 111 Bujur Timur. Terletak diantara tiga Provinsi tetangga yaitu Provinsi
Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan. Luas
wilayah Kalimantan Tengah sebesar 8,04 persen dari total luas daratan Indonesia.
Dengan sebelas sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak
sungai, keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Provinsi Kalimantan Tengah.
Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 m
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
16/166
Gambar 1. Peta Provinsi Kalimantan Tengah
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012
B. WILAYAH ADMINISTRASI
Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2012 membawahi 13
kabupaten dan satu Kota, terdiri atas 136 kecamatan dan 1.421 desa dan 138
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
17/166
C. KEPENDUDUKAN
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di
Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak adalah 2.212.089 jiwa, yang terdiri atas
1.153.743 laki-laki dan 1.058.346 perempuan. Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kapuas dan Kotawaringin Barat adalah tiga Kabupaten dengan urutan teratas yang
memiliki Jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 374.175 jiwa,
329.646 jiwa, dan 235.803 jiwa. Kabupaten Katingan merupakan Kabupaten
pemekaran dengan Jumlah penduduk terbanyak diantara kabupaten pemekaran
lainnya di Kalimantan Tengah yakni sebanyak 146.439 jiwa.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000
sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 1.79 persen per tahun. Sedangkan laju
pertumbuhan penduduk dari pertengahan tahun 2010 sampai dengan pertengahan
tahun 2012diperkirakan sebesar 1,605 persen.
Dari hasil estimasi penduduk,jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2012 berjumlah 2.283.687 jiwa, terdiri atas 1.191.086 jiwa merupakan
penduduk laki-laki dan 1.092.601 jiwa penduduk perempuan. Atau dengan kata lain
selama kurun satu tahun penduduk Kalimantan Tengah bertambah sebanyak 34.541
jiwa.
Dengan luas wilayah Kalimantan Tengah sekitar 153.564 kilo meter persegi
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
18/166
penduduk Kalimantan Tengah. Penduduk usia produktif (15-64 tahun) berjumlah
1.511.018, penduduk usia muda (14 tahun ke bawah) berjumlah 706.399 jiwa
sedangkan penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebanyak 66.270 jiwa, sehingga
rasio ketergantungan penduduk sebesar 51,14 persen.
D. Pendidikan
Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran dasar untuk menilai
tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan. Semakin tinggi tingkat melek huruf
penduduk,maka semakin berhasil pembangunan pendidikan di suatu wilayah.
Berdasarkan data profil diketahui bahwa angka melek huruf penduduk usia 10 tahun
ke atas di Provinsi Kalimantan Tengah hanya mencapai 34,82 persen. Jika dirinci
menurut jenis kelamin terlihat tidak ada perbedaan yang cukup besar kemampuan
baca tulis antara laki-laki dan perempuan. Kemampuan baca tulis perempuan usia 10
tahun ke atas di Provinsi Kalimantan Tengah lebih rendah yaitu 38,81 persenberbading 39,58 persen untuk laki-laki. Dengan kata lain, perempuan yang buta huruf
lebih banyak dibandingkan laki-laki (Lampiran table 4). Namun persentase penduduk
usia 10 ke atas yang melek huruf di Provinsi Kalimantan Tengah belum mencermin
angka yang sebenarnya karena ada 7 kabupaten yang tidak ada angka melek hurup
penduduk usia 10 tahun ke atas yaitu Kotawaring Barat, Lamandau, Kotawaringin
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
19/166
Gambar 2. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas yang Melek Huruf Masing-Masing Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
Gambar diatas memperlihatkan bahwa persentase penduduk 10 tahun keatas
yang paling tinggi melek hurufnya untuk laki-laki dan perempuan adalah Kabupaten
0
10
20
3040
50
60
70
80
90
100
Koba
r
Lmd
au
Skm
r
Koti
m
Seru
yan
Ktig
n
Kps Pulp
is
Gum
as
Bars
el
Barti
m
Baru
t
Mur
a
Pky Prov
Laki-Laki 0 0 96.4 0 78.7 0 0 31.8 99.3 98.2 15.9 0.1 0 2.2 39.6
Perempuan 0 0 92.5 0 78.7 0 0 30.9 99.2 96.9 16.6 0.2 0 3.9 38.8
Laki-Laki + Perempuan 0 0 94.6 0.0 78.7 0.0 0.0 43.0 99.3 97.5 16.3 0.1 0.0 3.0 34.8
Pers
entase
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
20/166
BAB IV
PENCAPAIAN DAN KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian,
angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan di Provinsi
Kalimantan Tengah digambarkan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit
dan status gizi.
Upaya kesehatan di Propinsi Kalimantan Tengah telah diarahkan untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Disamping itu dalam penanganan masalah kesehatan
harus dilakukan secara terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial,
ekonomi dan budaya.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality rate adalah banyaknya bayi
yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH).
SedangkanAngka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
21/166
tuanya bertempat tingga serta tingkat sosial ekonomi orang tua tersebut. Untuk itu
ada yang berpendapat bahwa taraf hidup kesehatan bayi/balita adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi pembangunan suatu daerah karena anak-anak adalah
generasi penerus sehingga ini merupakan sumber daya manusia guna menunjang
pembangunan dimasa mendatang.
AKB Provinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi dari dalam kurun waktu
2003-2012. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) di
Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2003 sebesar 40/1000 kelahiran kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 30/1000 kelahiran hidup. Namun
berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 angka kematian bayi mengalami peningkatan
menjadi sebesar 49/1000 kelahiran hidup. Tren data angka kematian bayi (AKB)
Provinsi Kalimantan Tengah 20032012 terlihat pada grafik berikut.
Gambar 3. Tren data angka kematian bayi (AKB) ProvinsiKalimantan Tengah 20032012
40
49
50
60
bayi
Angka Kematian Bayi
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
22/166
mencapai target. Berdasarkan perhitungan target yang ingin dicapai maka
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan target AKB yang tertuang
dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2014 turun menjadi 30/1000
kelahiran hidup. Disamping itu pemerintah pusat juga telah menetapkan target yang
ingin dicapai sesuai MDGs ke-4 pada tahun 2015 yaitu AKB turun menjadi 23/1000
kelahiran hidup.
Gambar 4. Kasus Kematian Bayi di Kalteng Tahun 2009-2012
Koba
rLmd Skmr
Koti
mSryn Ktg Kps
Pulpi
s
Gum
as
Bars
el
Barti
m
Baru
t
Mur
aPky
Kalte
ng
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
KasusKematianBayi
2009
2010
2011
2012
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
23/166
2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target
MDGs yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi
sampai resiko jumlah kematian ibu.
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelahmelahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan 100.000 kelahiran hidup.
Setiap periode kehamilan hingga masa nifas berisiko mengalami kematian
maternal apabila mengalami komplikasi. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu
yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka Kematian Ibu
Maternal (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan pada
sektor kesehatan.
Untuk mengurangi AKI telah dilakukan berbagai upaya diantaranya
meningkatkan kesehatan ibu dimasyarakat dengan : (1) Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi; (2) Kelas ibu hamil; (3) Program kemitraan
bidan dan dukun serta (4) Rumah tunggu kelahiran. Disamping itu juga dengan
meningkatkan kesehatan ibu di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
24/166
Capaian program kesehatan ibu tahun 2012 diukur dari Kunjungan Ibu Hamil
(K1) sebesar 96,1%, Kunjungan Ibu Hamil (K4) 87,4%, Persalinana ditolong Tenaga
Kesehatan 87,4% serta Pelayaan Ibu Nifas 83,5. (Lampiran, tabel 28).
3. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi
pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk.
Meningkatnya akses terhadap pelayanan kesehatan; meningkatnya daya beli
masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan gizi;
mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan
dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Salah satu untuk menilai tingkat kesehatan secara umum adalah dengan
melihat Angka harapan hidup waktu lahir. UHH merupakan gambaran rata-rata umuryang mungkin dapat dicapai oleh seorang bayi yang baru lahir. Angka ini sekaligus
memperlihatkan keadaan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam suatu
masyarakat, karena dapat dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari hasil upaya
peningkatan taraf kesehatan secara keseluruhan. Angka Harapan Hidup erat
kaitannya dengan angka kematian bayi.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
25/166
Gambar 5. Angka Harapan Hidup (e0) Provinsi Kalimantan TengahTahun 1999-2011
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011
B. MORBIDITAS/ANGKA KESAKITAN
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta
penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih
tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan
akibat kecelakaan juga meningkat. Selain itu masalah perilaku yang tidak sehat,
62.8
68.567.8
70
71.7 71.9
5860
62
64
66
68
70
72
74
1999 1995 2000 2005 2010 2011
Ang
kaHarapanHidup
Tahun
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
26/166
Gambar 6. 10 besar penyakit berdasarkan Surveilas Terpadu Penyakit (STP)
Sumber : Bidang PMK Dinkes Prov Kalteng 2012
Gambar diatas memperlihatkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita
oleh masyarakat yang berkunjung ke puskesmas dan jaringannya adalah infeksi pada
saluran pernafasan bagian atas. Kondisi ini erat kaitannya dengan kesehatan
lingkungan masyarakat. Selain itu Provinsi Kalimantan Tengah juga dihadapkan juga
pada masalah beban ganda dimana terjadi peningkatan kasus penyakit degeneratif
144,195
53,921 35,7238,069 4,917 3,855 2,417 2,022 1,595 1,554
10 Besar Penyakit Berdasarkan Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
Berbasis Puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah Kumulatif (Jan -
Des) 2012
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
27/166
Nyamuk ini mempunyai kebiasaan menggigit pada saat pagi dan sore hari, umumnya
kasus mulai meningkat saat musim hujan.
Demam berdarah dengue banyak terjangkit didaerah tropis dan subtropis.
Lebih dari 40% penduduk dunia hidup didaerah endemis demam dengue, dan Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di asia yang sangat tinggi terutama di
Asia Timur dan Selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang kurang bagus.
Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Provinsi
Kalimantan Tengah, diutamakan untuk membantu kabupaten tentang pelaksanaan
teknis pencegahan, maupun penanggulangan. Dengan pelaksanaan program ini
diharapkan Angka Bebas Jentik (ABJ) DBD di Kabupaten mencapai 90% lebih,
dengan dicapainya angka ini diharapkan kemungkinan terjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB) akan semakin kecil.
Jumlah kecamatan KLB DBD di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012sebanyak 14 kecamatan dan 21 desa. Jumlah kasus DBD dalam 3 tahun terakahir
sebelum 2012 dari terus meningkat, tahun 2008 sebanyak 952 kasus (44,64 per
100.000 penduduk), tahun 2009 sebanyak 1.332 kasus (61 per 100.000 penduduk)
dan pada tahun 2010 berjumlah 1.397 kasus, dengan Incidence Rate per 100.000
penduduk 63,2. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan kasus
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
28/166
Gambar 7. Kasus dan Insidence Rate DBD di Provinsi Kalimantan TengahTahun 2008-2012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
Gambar diatas memperlihatkan Insidence Rate tahun 2012 mencapai 61,9 per
100.000 penduduk dengan kasus meninggal sebanyak 22 orang atau CFR sebesar
1,6 persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2011 (30,4 per 100.000
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2008 2009 2010 2011 2012
IR 44.64 61 63.2 30.4 61.9
Kasus 952 1332 1397 684 1413
952 13321397
684
1413
44.64
6163.2
30.4
61.9
Jum
lahKasus
IR
Kasus
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
29/166
penggunaan kelambu LLIN (Long-Lasting Insecticide Net), penyemprotan rumah/IRS
repellent dan lain-lain.
Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan untuk Eliminasi Malaria yang
bertujuan Terwujudnya masyarakat yang hidup sehat, yang terbebas dari penularan
malaria secara bertahap sampai tahun 2030. Target Eliminasi malaria pada tahun
2010 seluruh sarana pelayanan kesehatan mampu melakukan pemeriksaan parasit
malaria (semua penderita malaria klinis diperiksa sediaan darahnya/konfirmasi
laboratorium) dan pada tahun 2020 seluruh wilayah Indonesia sudah memasuki tahap
pre-eliminasi (API
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
30/166
3. Tuberkolosis (TB)
Tuberkolosis adalah penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri bernama
mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik (menyeluruh) sehingga mengenai
hampir seluruh organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya
merupakan infeksi pertamakali terjadi.
Pemberantasan penyakit tuberculosis paru dilaksanakan mengacu pada
komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe Treatment
Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB paru dengan pengawasan langsung oleh
pengawas menelan obat (PMO). Tugas PMO diantaranya mengawasi pasien TB
agar menelan obat teratur sampai selesai pengobatan, memberi dorongan agar
pasien bersedia berobat teratur, mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang
dahak, dan memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien. PMO biasanya
seseorang yang tinggal dekat penderita, membantu secara sukarela dan bersedia
dilatih dan mendapat penyuluhan bersama penderita.Dengan program ini kita berusaha mencapai target penemuan penderita
sebesar >70% dari perkiraan penderita TB BTA positif kasus baru dengan tingkat
kesembuhan sebesar >85 %. Target tersebut diharapkan dapat tercapai pada tahun
2011, akan tetapi Kalimantan Tengah belum berhasil mencapai target tersebut.
Jumlah kasus TB Paru pada tahun 2012 di Kalimantan Tengah sebesar 1.522
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
31/166
Gambar 9. Case Detection Rate (CDR) dan Success Rate (SR)Penderita TBProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006-2012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012Keterangan:
CDR = Case Detection Rate; SR = Success RateSumber: Bidang PMK Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Tengah Tahun 2012
4. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
SR 83 79.55 83.8 92.3 93.72 87.02 91.88
CDR 41 28 29.7 31.55 28.28 35.17 29.67
0102030
405060708090
100
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
32/166
Gambar 10. Jumlah Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin dan TahunProvinsi Kalimantan Tengah Tahun 20052012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
Dari gambar diatas jumlah kasus AIDS sedikit ada penurunan bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 21 kasus. Namun perlu ada
perhatian pada penderita HIV positif karena pada tahun 2012 jumlah kasus HIV positif
sebanyak 96 kasus dari beberapa kasus HIV positif tentunya adanya yang memasuki
0
2
4
6
8
10
12
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Laki-laki 1 6 3 6 12 12 12 10
Perempuan 1 2 3 0 9 9 9 4
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
33/166
IMS sebanyak 916 orang. Penyebaran kasus IMS di kabupaten/kota dapat dilihat
pada lampiran tabel 14. Kasus yang dilaporkan adalah jumlah penderita yang berobat
ke sarana puskesmas dan jaringannya, sehingga jumlah penderita sebenarnya di
populasi belum terdeteksi. Trend kasus baru IMS di Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2008-2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar 11. Trend Kasus Baru IMS di Provinsi Kalimantan TengahTahun 2008-2012
206 197146
431
916
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
34/166
pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab kematian utama,
terutama pada balita.
Kasus ISPA tersebar di semua kelompok umur, hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 di Provinsi Kalimantan Tengah bahwa Prevalensi ISPA
berdasarkan Diagnosis Nakes (D) sebesar 7,04 dan berdasarkan Diagnosis Nakes
dan Gejala (D/G) sebesar 24,03. Prevalensi Pnemonia (D) sebesar 0,35 dan D/G
sebesar 1,17.
Perkiraan penderita ISPA balita pada tahun 2012 sebanyak 21.737 balita.
Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 771 kasus (3,55%). Hasil lengkap per
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 13. Perkiraan kasus sedikit menurun
dibandingkan tahun 2011 diperkirakan 22.302 (10%) kasus dari 223.018 jumlah Balita
yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.
Jumlah penderita pnemonia Balita yang ditemukan dan ditangani pada tahun
tahun 2012 sebanyak 771 (3,55%) masih rendah dan dibawah target 10%. Jumlahtersebut sedikit meningkat dibandingkan tahun 2011 sebanyak 735 (3,5%).
Rendahnya penemuan penderita karena masih rendahnya keterampilan petugas
kesehatan dalam mendeteksi pnemonia serta tingginya mobilisasi petugas
kesehatan. Trend kasus pnemonia dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
35/166
Dari gambar diatas terlihat bahwa penanganan kasus pneumonia yang
ditemukan tidak mengalami perubahan yang lebih baik, dalam 3 tahun terakhir jumlah
kasus yang ditangani hampir sama jumlahnya. Ini menunjukan bahwa perlu adanya
peningkatan kinerja petugas kita dilapangan termasuk didalamnya peningkata jumlah
nakes dan sarana kesehatan di masyarakat.
6. Diare
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
dan salah satu penyebab utama kematian bayi dan balita. Penyakit diare merupakan
salah satu penyakit berbasis lingkungan dan masih sebagai masalah besar di Provinsi
Kalimantan Tengah dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan
fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Penyakit
diare sebagai penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian danmenimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Pada tahun 2012 di Provinsi Kalteng terdapat
5 kecamatan dan 9 desa yang terserang KLB diare dengan jumlah kematian sebanyak
10 kasus.
Perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sangat penting untuk
menurunkan kejadian diare. Oleh karena itu peran sektor kesehatan untuk terus
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
36/166
membahayakan dan tidak mematikan, namun kusta ini menimbulkan kecacatan jika
tidak diketahui sejak dini. Apabila sejak awal sudah terdeteksi terdapat bakteri
penyebab kusta, penyakit ini tidak akan menimbulkan kecacatan. Penyakit kusta
adalah penyakit menular yang sulit menular karena tiap individu memiliki kekebalan
normal terhadap bakteri tersebut.
Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada
tahun 2000. Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai di tahun 2000,
sementara untuk tingkat Provinsi, Kalimantan Tengah belum mencapai eliminasi tapi
sudah berada dalam dearah low endemic. Stigma di masyarakat masih mengangap
bahwa penyakit kusta merupakan penyakit kutukan sehingga ada yang mengucilkan
diri atau dikucilkan oleh lingkungannya. Oleh karena itu pentingnya peran kader untuk
melaporkan kepada petugas kesehatan jika ditemukan kasus.
Jumlah kasus pada tahun 2012 sebanyak 93 kasus dan terbanyak pada jenis
kelamin laki-laki sebanyak 68 kasus. Dari 93 kasus tersebut tipe pausi basilersebanyak 11 kasus dan tipe multi basiler sebanyak 82 kasus. Kasus terbanyak
terdapat di Kabupaten Kapuas, Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kotawaringin
Barat. Data lengkap di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 17.
Tingkat penularan penyakit di kusta di masyarakat digunakan indikator
proporsi anak (0-14 tahun) di antara penderita baru. Pada tahun 2012 proporsi anak
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
37/166
Gambar 13. Trend Prevalensi Rate Kusta di Provinsi Kalimantan TengahTahun 2010 - 2012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
Dari gambar diatas prevalensi rate kusta meningkat pada tahun 2011 dan
pada tahun 2012 tetap pada posisi 0,4.Cakupannya masih cukup baik karena masih
dibawah angka toleransi (1 per 10.000 penduduk).
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta dilakukan melalui
penemuan penderita dan pengobatan dengan MDT (Multi Drug Therapy), sedangkan
untuk mencegah kecacatan penderita dilakukan pemeriksaan POD (Prevention of
0.2
0.4 0.4
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
2010 2011 2012
Per
10.000Penduduk
Prevalensi
Rate
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
38/166
Berdasarkan laporan dari 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah tidak ada
kasus tetanus neonatorum pada tahun 2012. Hasil ini menunjukan keberhasilan
tenaga kesehatan di lapangan dalam penanganan ibu dan bayi pada saat melahirkan,
sehingga dapat mencegah terjadi kasus tetanus neonatorum (Lampiran: Tabel 21).
2. Campak
Campak atau nama lainnya Measles atau Rubela merupakan penyakit virus
dan akut yang sangat menular dan mendatangkan komplikasi serius. Umumnya
menyerang anak-anak, anak remaja atau dewasa muda yang tidak terlindungi dengan
imunisasi. Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi
berumur 9 bulan atau lebih.
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan
melalui droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal penyakit adalah demam,
bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis(mata merah), selanjutnya timbul ruampada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki. Pada tahun
2012 kasus campak sebanyak 461 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2011 kasus
campak 450 kasus dan meninggal 1 kasus ada peningkatan jumlah kasus dan namun
tidak ada penderita yang meninggal. Penderita terbanyak di Kabupaten Kotawaringi
Barat 203 kasus diikuti Kota Palangka Raya dengan 105 kasus. (Lampiran Tabel 22).
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
39/166
Gambar 14. memperlihatkan bahwa kasus campak tertinggi pada tahun 2010.
Kasus mulai menurun pada tahun 2011, namun meningkat kembali pada tahun 2012.
3. Hepatitis B
Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B
yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak aman,
dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada
anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan
perut dan gejala lain seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna
kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
menimbulkan cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian. Jumlah kasus
Hepatitis B di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 sebesar 545 kasus yang
ditemukan di hampir semua Kabupaten/Kota kecuali Lamandau, Pulang Pisau dan
Barito Selatan. Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Murung Raya
merupakan penyumbang kasus terbesar masing-masing kasus 374 kasus dan 62
kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, jumlah kasus menunjukan peningkatan
yang signifikan sehingga perlu ada upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
hepatitis B dilakukan melalui imunisasi Hepatitis dan ditindaklanjuti dengan surveilans
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
40/166
Gambar diatas memperlihat angka penemuan kasus hepatitis B dimasyarakat
meningkat tajam pada than 2012 dari hanya 14 kasus menjadi 545 kasus.
4. Polio
Dalam rangka Eradikasi Polio dilakukan Gerakan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN). Eradikasi Polio adalah wujud dari kesepakatan global dalam rangka
pembasmian penyakit polio. Agar program tersebut berhasil perlu dilaksanakan
surveilance secara aktif untuk menemukan kasus secara dini terhadap munculnyavirus polio liar yang mungkin terdapat dimasyarakat. Dengan ditemukan virus polio liar
secara cepat sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan. Penyakit ini
menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus polio type
1, 2 dan 3. Kasus polio di Kalimantan Tengah tahun 2012 tidak ada ditemukan namun
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio harus tetap dilakukan melalui
imunisasi polio dan ditindaklanjuti dengan surveilans epidemiologi secara aktif
terhadap kasus polio. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya
virus polio liar yang berkembang di masyarakat melalui pemeriksaan spesimen tinja
penderita AFP yang ditemukan.
D. KEADAAN LINGKUNGAN
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
41/166
1. Rumah Sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syaratkesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah.
Hasil pengawasan kualitas lingkungan di Provinsi Kalimantan Tengah pada
tahun 2012, dari 547.511 rumah yang ada, diperiksa sebanyak 182.438 rumah (atau
33.3% dari rumah yang ada). Rumah yang termasuk kategori Rumah Sehat sebanyak
93.434 rumah (51.2% dari rumah yang diperiksa). Kondisi ini meningkat dibandingkan
capaian tahun 2011. Cakupan Rumah Sehat di setiap kabupaten/kota dapat dilihat
pada lampiran (tabel 62). Persentase rumah sehat di Prov. Kalteng masih di bawah
target sebesar 80%. Cakupan rumah sehat di Provinsi Kalimantan Tengah dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 16. Cakupan rumah sehat di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012
80000
100000
120000
a
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
42/166
2. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
Tempat umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) adalah tempat
yang banyak dikunjungi orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumberpenyebaran penyakit. TUPM terbagi atas TTU (tempat-tempat umum) dan TPM
(tempat pengelolaan makanan) yang terdiri atas sarana pendidikan, hotel, rumah
sakit, ponpes, restoran, pasar, tempat wisata, terminal, stasiun, DAM, kantin sekolah
dan lain-lain.
TUPM yang dikategorikan sehat apabila TUPM tersebut memiliki sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah, ventilasi baik dan luas
yang sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Tujuan penyehatan Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) adalah
mewujudkan kondisi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar
masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit
terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya. TUPM merupakan suatu sarana yang
dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Oleh
karena.
TUPM meliputi hotel, pasar, terminal, stasiun, kolam renang, rumah sakit,
tempat ibadah dan pondok pesantren. Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum
dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan,
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
43/166
dibina bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 52,2% dari 5785 yang diperiksa.
(lampiran tabel 68).
4. Akses terhadap Air Minum
Air minum yang layak yang dapat diakses oleh masyarakat masih belum
sesuai dengan target. Masalah kemiskinan dan pengetahuan masyarakat sebagai
salah satu penyebab rendahnya kemampuan penduduk mengakses air minum yang
layak. Selain itu masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang lingkungan,
rendahnya kualitas bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuanganlimbah juga mempengaruhi ketersedian sumber air minum.
Air Minum merupakan salah satu faktor penyebab penyakit diare, oleh karena
itu sumber air minum yang bersih sangat diperlukan. Sumber air minum yang
digunakan rumah tangga bervariasi yaitu air kemasan, ledeng, pompa, sumur
terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air
sungai, air hujan dan lainnya. Persentase keluarga dengan sumber air minum
terlindung pada tahun 2012 sebesar 61,7% dari 187.858 keluarga yang diperiksa
sumber air minumnya. Dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah
keluarga dengan akses air minum yang terlindung sebesar 52,8% dari 243.647
keluarga yang diperiksa sumber air minum. Sedangkan target MDGs 2015 60,3%.
Sumber air minum terbanyak digunakan adalah Leding Meteran (22 4%) dan
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
44/166
Untuk tempat sampah pada tahun 2012 terdapat 54,8% keluarga yang
memiliki tempat sampah dari jumlah tersebut terdapat 51% yang sehat. bila
dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup banyak jumlahkeluarga yang memiliki tempat sampah hanya 40%. Demikian pula dengan
pengelolaan air limbah hanya 40,7% yang memiliki dan dari jumlah tersebut hanya
46,1% yang sehat. (Lampiran : Tabel 66). Tidak semua KK yang ada bisa diperiksa
karena keterbatasan sumber daya yang ada, tetapi dibandingkan tahun 2011 ada
peningkatan jumlah KK yang diperiksa. Selain itu, jumlah KK yang diperiksa berbeda
untuk setiap jenis pemeriksaan: Jamban, Tempat Sampah atau PAL, semestinya
pemeriksaan dilakukan satu kali untuk semua jenis sarana sanitasi dasar.
Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang hidup sehat dapat telihat dari
cakupan kepemilikan sanitasi dasar yang masih rendah. Oleh karena itu perlunya
program Promosi Kesehatan yang dapat memberikan penyuluhan bagi masyarakat
sehinga masyarakat paham serta berperilaku hidup bersih dan sehat, serta perlu
adanya kesinambungan intervensi dari berbagai komponen baik lintas sektor, swasta,
LSM dan tokoh masyarakat dalam memberikan motivasi dan keteladanan tentang
budaya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga berkembang dan membudaya di
masyarakat.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
45/166
Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), meliputi 10 indikator yaitu pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiapbulan, menggunapakn air bersih, mencucui tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunapakn jamban sehat, memberantas jendtik di rumah sekali seminggu,
makansayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak
merokok di dalam rumah.
Hasil pemantauan rumah tangga pada tahun 2012, sebanyak 84.754 rumah
dipantau (17,2 % dari total rumah tangga yang ada). Rumah tangga yang termasuk
Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat sebanyak 31.326 rumah atau
sekitar 37 persen. Jika dibandingkan dengan target sebesar 80 %, masih cukup
besar kesenjangannya (37 %) Lampiran Tabel 61.
Cakupan rumah tangga sehat masih rendah sehingga perlunya program
Promosi Kesehatan yang dapat memberikan penyuluhan bagi masyarakat sehingamasyarakat paham serta berperilaku hidup bersih dan sehat, serta perlu adanya
kesinambungan intervensi dari berbagai komponen baik lintas sektor, swasta, LSM
dan tokoh masyarakat dalam memberikan motivasi dan keteladanan tentang budaya
perilaku hidup bersih dan sehat sehingga berkembang dan membudaya di
masyarakat.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
46/166
mempunyai pekerjaan di luar rumah. Data ini masih belum bisa dipastikan apakah
benar ibu hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan kepada bayinya tanpa ada
makanan tambahan lainnya karena belum pernah dilakukan penelitian khusustentang penggunaan ASI Eksklusif ini. Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2012 terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 17. Cakupan pemberian ASI Ekslusif di ProvinsiKalimantan Tengah tahun 2012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
22.0
51.4
10.7 9.2
33.6
19.2
4.1
84.9
15.5
68.0
24.1
13.0 15.619.1
22.8
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
PER
SENTASE
ASI EKSLUSIF
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
47/166
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). Posyandu didirikan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Kegiatanposyandu setelah revitalisasi posyandu semakin berkembang, orientasi kegiatan
posyandu tidak hanya untuk balita, namun mencakup Kesehatan Ibu dan Anak
disetiap desa. Kegiatan revitalisasi posyandu diarahkan untuk meningkatkan kualitas
posyandu dengan cara memperbaiki kinerja petugas kesehatan disetiap jenjang.
Jumlah Posyandu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 sebanyak 2283
unit yang terdiri dari Posyandu Pratama 48,66% Posyandu Madya sebanyak 37,80%
Posyandu Purnama 11,96% dan selebihnya Posyandu Mandiri 1,58%. Posyandu aktif
Kalimantan Tengah untuk tahun 2012 meningkat cukup signifikan sebesar 42,25%
bila dibandingkan dengan tahun 2011 hanya 11,62% yang tidak jauh berbeda juga
dengan tahun 2010 masih sangat rendah hanya 11,37%. Data selengkapnya pada
Lampiran Tabel 72. Gambaran perkembangan Posyandu beserta stratanya dapat
diamati pada gambar dibawah ini.
Gambar 18. Perkembangan Posyandu dan Stratanya di Provinsi KalimantanTengah Tahun 2010 - 2012
6056.5
54.4
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
48/166
terjadi peningkatan jumlah posyandu mandiri pada tahun 2012, yang dikuti pula
dengan perkembangan yang cukup menggembirakan pada jumlah posyandu aktif
yang ada di Kalimantan Tengah pada tahun 2012.
4. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah UKBM yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanannya
meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela Iainnya.
Poskesdes di harapkan sebagai pusat pengembangan dan koordinator berbagai
UKBM yang dibutuhkan masyarakat desa, misalnya Posyandu dan warung obat desa
(WOD).
Pada tahun 2012 di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 506 buah
poskesdes. Jumlah poskesdes di setiap kabupaten/kota tahun 2012 terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 19. Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di kabupaten/kota se- ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
49/166
Gambar diatas memperlihatkan bahwa tidak semua desa dan kelurahan yang
ada di semua kabupaten/kota mempunyai poskesdes, sehingga sehingga tetap
dibutuhkan inovasi untuk meningkatkan peran serta masyarakat agar jumlah
poskesdes semakin bertambah sehingga poskesdes yang ada bisa berkembang dari
tahap tumbuh meningkat menjadi tahap kembang bahkan tahap paripurna.
5. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdayadan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa
siaga apabila desa tersebut telah memiliki minimal sebuah Poskesdes dengan tenaga
1 bidan dan 2 kader. Distribusi Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif di Provinsi NTB tahun
2012 terlihat pada gambar berikut.
Gambar 20. Desa/Kelurahan, Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif di ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
200
220
240
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
50/166
6. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat
Sumber biaya kesehatan berasal dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota, sedangkan biaya kesehatan bersumber swasta terdiri darimasyarakat dan pihak swasta. Dari tinjauan yang ada pembiayaan kesehatan lebih
banyak berasal dari masyarakat, yang tampaknya belum dikelola dengan baik, masih
bersifat out of pocket,sehingga belum efektif dan efisien.
Untuk pembiayaan kesehatan telah dikeluarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan dimana setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota harus menganggarkan untuk
kesehatan sebesar 10% dari Total APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dan
Kalimantan Tengah telah secara bertahap mendekati ketentuan dimaksud di mana
pada tahun 2012 sebesar 7,96%.
Jumlah penduduk Kalimantan Tengah yang memiliki jaminan kesehatan pada
tahun 2012 mengalami penurunann daripada tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar
33,5% bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 53,9% dan tahun 2010 sebesar
42%. (Lampiran, tabel 55).
Untuk meningkatkan kepesertaan jaminan kesehatan maka kedepan sistem
pembiayaan kesehatan diarahkan kepada sistem jaminan kesehatan sosial atau
sistem asuransi sosial yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien. Selain itu pada
tahun 2013 telah dicanang Kartu Barigas yang mencakup semua masyarakat
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
51/166
138.832. Dibandingkan tahun 2011 ada peningkatan yang cukup besar 88.756
(Lampiran Tabel 54).
F. STATUS GIZI
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan
sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah gizi terjadi
disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak,
dewasa, dan usia lanjut.
Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan
kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh
status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR dengan IUGR terjadi karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria
dan menderita penyakit menular sexual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat
kehamilan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
52/166
Gambar 21. Perkembangan Kasus BBLR dari tahun 2008 s/d tahun 2012 diKalimantan Tengah
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
Gambar diatas memperlihatkan jumlah kasus yang meningkat pada tahun
2012 bila dibandingkan dengan jumlah kasus BBLR pada tahun 2011. Hal tersebut
perlu menjadi perhatian faktor resiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadi kasus
BBLR pada bayi seperti kasus KEK pada ibu hamil, berat badan dan tinggi badan
yang tidak memadai untuk hamil dan asupan zat gizi yang optimal pada waktu hamil
369
710 747674
746
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2008 2009 2010 2011 2012
KASUS
BBLR
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
53/166
Balita yang di timbang di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012
berjumlah 93.961 balita. Terjadi penurunan jumlah balita yang ditimbang bila
dibandingkan dengan tahun 2011 yang berjumlah 98.243 balita. Untuk kasus gizikurang ditemukan kasus sebanyak 7004 balita (7,45%) dan gizi buruk sebanyak 293
kasus (0,31%). Terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan data tahun 2011
dimana ditemukan 3,98% gizi kurang dan 0,10% gizi buruk. Sedangkan pada tahun
2010 33.418 balita ditimbang, dari jumlah tersebut ditemukan balita gizi buruk
sebanyak 4,10% dan Gizi kurang 12,67% (Lampiran Tabel 27). Status gizi balita
berdasarkan berat badan menurut umur berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi
(PSG) di kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 22. Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di ProvinsiKalimantan Tengah Tahun 2012
10 020.030.040.050.060.070.080.090.0
100.0
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
54/166
2012 sebesar 7,5 persen sedangkan pada tahun 2011 sebesar 3,98 persen.
Prevalensi gizi kurang paling banyak dikabupaten Kotawaringin Timur sebesar 26,7
persen.Hasil riskesdas 2010 Provinsi Kalimantan Tengah masih memiliki prevalensi
berat kurang diatas prevalensi nasional yaitu berkisar 18,5%. Provinsi Kalimantan
Tengah status gizi balita (BB/U) untuk gizi kurang 22,3%. Dari segi sasaran MDG
2012 15,5% maka Kalimantan Tengah juga belum mencapai sasaran . Namun
demikian semua provinsi di Indonesia masih memiliki prevalensi berat kurang masih
di atas batas non-public health problemmenurut WHO yaitu 10,0%.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
55/166
BAB V
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Masyarakat sehat merupakan investasi yang sangat berharga bagi bangsa
Indonesia. Untuk mencapai keadaan tersebut di Kalimantan Tengah telah dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
Upaya kesehatan di Kalimantan Tengah belum terselenggara secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif masih terlihat sangat kurang dibandingkan dengan upaya
kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada
pelayanan kesehatan dasar.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
56/166
ketiga umur kehamilan dan mendapat pelayanan dari petugas kesehatan antara lain
Penimbangan Berat Badan, Pemeriksaan kehamilannya, Pemberian tablet Fe, Pemberian
Imunisasi TT, pemeriksaan tensi dan konsultasi selama periode kehamilannya di satuwilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pelayanan antenatal care ini untuk memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini
adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan
cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberianvASI
eksklusif dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal
Pada tahun 2012 cakupan pelayanan K4 sebesar 87,4% sedangkan pada tahun
2011 cakupan pelayanan K4 yaitu 85,8% dilihat dari data tersebut Ada peningkatan
walaupun tidak terlalu besar. Walaupun secara umum provinsi sudah mengalami
peningkatan cakupan, tetapi jika dilihat dari 14 Kabupaten/Kota dibandingkan tahun 2011
ada 5 kabupaten yang belum mencapai target 85%, yaitu Kabupaten Murung Raya
82,1%, Seruyan 83,9%, Barito Selatan 79,2%, Pulang Pisau 79,4% dan Kabupaten
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
57/166
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
58/166
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pesan kunci
MPS yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih (APN, Afiksia
dan sejenisnya), keadaan ini belum sepenuhnya dapat dilakukan di Kalimantan Tengah,
karena itu dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun di mana dukun tidak lagi melayani
persalinan tetapi sebagai pendamping bidan dalam melayani persalinan, sehingga dengan
kondisi tersebut diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2012 sebesar 87,4% ada sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2011
sebesar 82,5% dan tahun 2010 yaitu 84,1% dan masih di bawah angka nasional yaitu
90%. Cakupan Linakes tahun 2012 di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 24. Cakupan Linakes tahun 2012 di Provinsi Kalimantan Tengah
90.0
95.092.3
91.3
93.6
88.5 88.9
91.4
88.687 4
Linakes
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
59/166
yang paing tinggi cakupan linakesnya adalah Kabupaten Kapuas. Sedangkan cakupan
linakes yang paling rendah adalah Kabupaten Seruyan
Untuk perbaikan kualitas pelayanan, maka tenaga kesehatan yang saat ini
mayoritas dilakukan oleh bidan, perlu diantasipasi dengan menambah jumlah bidan atau
memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan lainnya agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan terbaik khususnya di daerah pedesaan.
3. Kunjungan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan
maupun melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan
kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya
4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir.
Kunjungan Neonatus merupakan kunjungan bayi hingga usia kurang dari satu
bulan. Perlunya Bayi usia kurang dari 1 bulan untuk melakukan pemeriksaan karena bayi
usia
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
60/166
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun
kunjungan rumah.
Cakupan kunjungan neonatus Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 untuk KN1
sebesar 90,0% dan KN 3 (KN lengkap) sebesar 84,0%. Data ini lebih besar bila
dibandingkan dengan data tahun 2011 untuk KN 1 sebesar 86,9% dan untuk KN 3 kali
(KN Lengkap) sebesar 83,9%. Cakupan KN 1 dan KN lengkap di Provinsi kalimantan
Tengah tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 25. Cakupan KN 1 dan KN lengkap di ProvinsiKalimantan Tengah tahun 2012
0
20
40
60
80
100
Ko
bar
Lm
nd
Sk
mr
Kot
im
Ser
yn
Ktg Kp
s
Pul
pis
Gu
ma
s
Bar
sel
Bar
tim
Bar
ut
Mu
ra
Pk
y
Kal
ten
g
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
61/166
bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan
dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan.
Cakupan kunjungan bayi (minimal 4 kali kunjungan) di Provinsi Kalimantan Tengah
pada tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 81,9%
menjadi 77,84%, capaian ini masih di bawah angka nasional yaitu 90%. Di mana ada 5
kabupaten/kota yang capaiannya sudah di atas angka nasional yaitu Kabupaten
Lamandau (91,4%), Seruyan (97%), Katingan (99,6%), Barito Timur (99,1%) dan Pulang
Pisau (98,5%).
Untuk meningkatkan kunjungan bayi diperlukan peran serta masyarakat dan kader
sehingga bagi ibu-ibu yang memiliki bayi secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
ke sarana kesehatan baik sarana kesehatan pemerintah maupun swasta. Untuk
meningkatkan peran serta masyarakat diperlukan kerjasama lintas sektoral seperti BPM
Des, PKK dan lintas sektor terkait. Selain itu untuk meningkatkan kunjungan bayi perlu
mengaktifkan kembali pokjanal posyandu, desa siaga, penyuluhan serta inovasi kegiatan
di posyandu.
5. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Setiap tahapan perkembangan anak adalah masa penting dan setiap anak
memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak bawah lima tahun (balita) perlu dilakukan karena sedang mengalami
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
62/166
sektor terkait terutama partisipasi orang tua membawa anaknya ke Posyandu setiap bulan
perlu didorong terus.
6. Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan setingkat
Penjaringan siswa SD dan setingkat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan ditingkat Sekolah Dasar. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah
Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih
(guru dan dokter kecil) yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS disekolah dan telah
dilatih tentang UKS/UKGS.
Hasil data pada tabel 46 dapat dilihat dari 14 Kabupaten/Kota tahun 2012 cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat yang mendapat pelayanan kesehatan
sebesar 67,5%, lebih tinggi dari tahun 2011 sebesar 47,1%. Untuk cakupan pelayanan
kesehatan siswa SD dan setingkat yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
tahun 2012 lebih rendah sedikit dibandingkan tahun 2011 yaitu 20,4% (lampiran tabel 47).
6. Pelayanan Keluarga Berencana
Pasangan Usia Subur (PUS) Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 sebanyak
416.429 ada sedikit penurunan jumlah PUS dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak
429.953 PUS. Dari jumlah PUS tersebut akseptor KB baru sebanyak 23,3% dan KB aktif
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
63/166
Gambar 26. Proporsi Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktifdi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012
Sumber : BKKN Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012
Dari gambar diatas terlihat bahwa akseptor KB aktif sebagian besar memilih
metode suntik (45,6%). Kecenderungan yang sama juga terjadi pada peserta KB baru
yaitu 87,23% akseptor lebih memilih metode kontrasepsi metode jangka pendek dan
3.3 0.2 1.2
11.0
45.6
36.0
2.8
IUD MOP MOW IM PLAN SUNTIK PIL KON DOM
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
64/166
Gambar 27. Cakupan UCI Kabupaten/Kota Tahun 2012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2012
Gambar 27. memperlihatkan bahwa pencapaian UCI desa/kelurahan rata-rata di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 sebanyak 74,1 persen. Kabupaten/Kota yang
sudah mencapai UCI 90% adalah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Lamandau,
Pulang Pisau dan Kabupaten Barito Utara. Upaya peningkatan kualitas imunisasi dan
peningkatan desa UCI perlu dilaksanakan melalui kampanye peningkatan skill petugas
Kobar
Lmnd
Skmr
Kotim
Seryn
Ktg Kps Pulpis
Gu
ma
s
Barsel
Bartim
Barut
Mura
Pky
Kal
ten
g
JUMLAH DESA/KEL 94 83 32 178 100 161 204 100 127 95 103 103 124 30 1534
DESA/KEL UCI 85 77 24 120 53 140 115 91 65 90 89 94 78 15 1136
% DESA/KEL UCI 90.492.875.067.453.087.056.491.051.294.786.491.362.950.074.1
0
200
400
600
800
1000
12001400
1600
1800
Jumlahdesa/Kelurah
an
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
65/166
kurangnya dana operasional imunisasi, selain itu banyaknya masyarakat memilih
memberikan imunisasi pada anaknya ke Bidan Praktek Swasta, Balai Pengobatan (BP)
atau Klinik maupun Rumah Sakit sehingga tidak terlaporkan.
8. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut
Usia Lanjut adalah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas. Penduduk usia
lanjut perlu diberi perhatian karena biasanya pada usia lanjut akan timbul banyak
keluhan/masalah kesehatan karena turunnya fungsi organ tubuh, oleh karena itu baik
pelayanan maupun fasilitas kesehatan juga harus memperhatikan kebutuhan usia lanjut.Pada tahun 2012 jumlah penduduk Usia Lanjut di Provinsi Kalimantan Tengah adalah
121.930, di mana jumlah penduduk perempuan sama banyaknya dengan jumlah
penduduk laki-laki. Dari jumlah tersebut yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2012
masih rendah hanya 30,15%. Dibandingkan pada tahun 2011 (30,31%) ada sedikit
penurunan. (Lampiran: tabel 48).
9. Pemberian Tablet Besi
Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai
dengan pemberian tablet Fe. Fe adalah suplemen zat besi untuk mencegah terjadinya
anemia besi pada ibu hamil yang pemberiannya ada 2 jenis, yaitu Fe1 dan Fe3.
Pemberian Fe1 adalah ibu hamil yang mendapat 30 tablet selama periode kehamilan dan
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
66/166
pencabutan gigi tetap adalah 0,7 di mana berdasarkan jenis kelamin baik untuk laki-laki
maupun perempuan sama besarnya. (Lampiran Tabel 52).
Dibandingkan tahun 2011 walaupun SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan
gigi dan mulut lebih rendah dibanding tahun lalu tetapi ada peningkatan yang sangat tinggi
pada murid yang mendapat perawatan dari murid yang perlu mendapat perawatan.
Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut disebabkan masih
kurangnya tenaga kesehatan gigi bahkan dokter gigi maupun perawat gigi di Kalimantan
Tengah serta perlunya peningkatan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) perlu
dioptimalkan oleh tenaga kesehatan.
12. Keluarga Miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dapat diperoleh dengan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin di sarana kesehatan baik Puskesmas
maupun Rumah Sakit. Penduduk miskin dan hampir miskin merupakan kelompok
sasaran yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi
antara lain puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan
perorangan. Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah Balai kesehatan mata
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
67/166
13. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat
Sarana Kesehatan dengan kemampuan gawat darurat yang meliputi Rumah Sakit
Umum, Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Khusus, Puskesmas serta sarana kesehatan
yang lainnya seperti Rumah Sakit Bersalin di Kalimantan Tengah. Gawat Darurat level 1
adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di
tempat 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emgergency Life Support) dan/atau
ATLS + ACLS (Advance Trauma Life Support + Advance Cardiac Life Support) serta
memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 dari jumlah sarana 99 unit sebanyak
73,74% yang memiliki kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 dengan rincian RS 18
bh, Puskesmas Perawatan 43 unit dan Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya 12 unit
(Lampiran tabel 49). Sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan gawat darurat
merupakan bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkanpelayanan kesehatan di masyarakat.
14. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit
Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit oleh masyarakat dapat dilihat
dari cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap di masing-masing sarana kesehatan.
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
68/166
satuan hari) seorang pasien; dan TOI adalah lamanya pemakaian tempat tidur oleh pasien
(dalam satuan hari).
Secara umum Kinerja Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Kalimantan Tengah
untuk beberapa indikator masih rendah. Pada tahun 2012 jumlah tempat tidur di RS
Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 1505 dengan jumlah hari perawatan 273.069 hari.
BOR rata-rata rumah sakit Provinsi Kalimantan Tengah masih rendah hanya 49,7% hal ini
dipengaruhi oleh ada 2 rumah sakit yang tidak melaporkan. BOR tertinggi pada RS
Pulang Pisau dan RS TNI Denkesyah yaitu 126,3% dan 96,3% dan terendah pada RS
Kuala Pembuang (23,7%); untuk LOS juga tertingi di RSUD RS TNI Denkesyah 42,9 haridan terendah RSUD Sukamara 1,3 hari dan untuk TOI tertinggi RS dr. Doris Sylvanus
19,5 hari dan terendah RSUD dr. Murjani Sampit. RS TNI Denkesyah walaupun BOR
mencapai lebih dari 90% tapi tidak efisien karena rata-rata lama hari perawatannya juga
tinggi. Rumah Sakit yang mempunyai BOR sesuai standar (60-80%) ada 5 rumah sakit,
LOS sesuai standar (1-3 hari) ada 5 rumah sakit dan TOI sesuai standar (1-3 hari) juga
ada 5 rumah sakit. Sedangkan rumah sakit lainnya belum memenuhi standar. (Lampiran
Tabel 60).
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
69/166
BAB VI
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna walaupun masih dijumpai
berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan masyarakat sangat
memerlukan umber daya kesehatan yang merupakan semua perangkat keras dan
perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.Sumber Daya Kesehatan terbagi atas 3 kelompok yaitu Sarana Kesehatan,
Tenaga Kesehatan serta Pembiayaan kesehatan. Gambaran mengenai situasi sumber
daya kesehatan Kalimantan Tengah tahun 2012 seperti dalam sajian data dan informasi
di bawah ini.
A. SARANA KESEHATAN
Salah satu upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah dengan menyediakan sarana kesehatan. Sarana kesehatan diantaranya
Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana upaya kesehatan lain baik yang milik Pemerintah
maupun Swasta yang berada di wilayah tersebut.
P k d t h 2012 t t 5 2 1 ti ti P k did k l h 5
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
70/166
Puskesmas pada tahun 2012 rata-rata 5,2 : 1, artinya setiap Puskesmas didukung oleh 5
sampai 6 Pustu dalam melayani kesehatan masyarakat, selain itu, dalam menjalankan
tugas operasionalnya didukung oleh Puskesmas Keliling sejumlah 302 unit. Puskesmas
keliling disini adalah Kendaraan Roda 4, Roda 2 dan Perahu bermotor. (Lampiran Tabel
70).
2. Rumah Sakit
Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan Strata dua dan strata 3. Indikator
yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain
dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah
Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Setiap
Kabupaten memiliki rumah sakit dan jumlah seluruh Rumah Sakit di Propinsi Kalimantan
Tengah pada tahun 2011 tidak ada penambahan dari tahun 2010 yaitu sebanyak 18 buah
dengan rincian kepemilikan sebagai berikut : Pemerintah Kab/Prov : 14 unit di mana
Kabupaten Seruyan mempunyai 2 unit rumah sakit milik pemda; TNI/Polri : 2 unit; danSwasta 1 unit. (Lampiran Tabel 70).
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit se Kalimantan Tengah adalah 1505 TT
dengan jumlah hari perawatan 273.069. BOR rumah sakit di Palangka Raya rata-rata
49,7, ini berarti pemanfaatan sarana rumah sakit masih cukup rendah. Rasio RS terhadap
jumlah penduduk adalah 1 : 124 953 yang berarti 1 rumah sakit rata rata melayani
k t U k h t b b d k t (UKBM) di t d l h
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
71/166
masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah
posyandu, polindes, poskesdes dan Pos Obat Desa (POD).
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu
posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri.
Jumlah posyandu di Kalimantan Tengah tahun 2012 adalah 2283 unit ada
menurun dibandingkan tahun 2011 (2.375 unit) dengan rincian Posyandu Pratama 48,9%,Posyandu Madya 37,59%, Purnama 11,89% dan Mandiri 1,57%. Sedangkan Posyandu
yang masuk kategori aktif baru sekitar 11,62% (terdiri dari Posyandu Purnama dan
Mandiri) yang berarti tidak ada peningkatan berarti dibandingkan tahun 2011 (11,37%).
Kedepannya pengembangan Posyandu adalah dengan revitalisasi posyandu dan
diharapkan jumlah posyandu aktif terus meningkat. (Lampiran Tabel 72).
Di samping Posyandu keberadaan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) juga sangat
penting dalam rangka mendukung program desa siaga, yaitu suatu bentuk pemberdayaan
masyarakat di tingkat desa yang disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan
masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri khususnya kesehatan ibu
dan anak. Tahun 2012 jumlah poskesdes di Kalimantan Tengah mengalami penurunan
Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 adalah
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
72/166
Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 adalah
8.572 orang dengan rincian di Puskesmas sebanyak 5.065 orang, Rumah Sakit sebanyak
2.702 orang, sarana pelayanan kesehatan lainnya sebanyak 44 orang, Institusi
Diknakes/Diklat sebanyak 18 orang dan Dinas Kesehatan Kab/Kota/Prov sebanyak 743
orang. (Lampiran Tabel 74-78). Tahun 2012 tenaga kesehatan mengalami peningkatan
yang cukup besar kurang lebih 67,06% dibandingkan tahun 2011 dan terbanyak adalah di
sarana puskesmas dan jaringannya, hal ini karena adanya penambahan sarana
kesehatan yang diikuti dengan penambahan tenaga kesehatan.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dewasa ini beban pembiayaan kesehatan semakin berat karena berkaitan dengan
pertambahan penduduk, transisi pola penyakit yang menimbulkan beban ganda, inflasi
biaya kesehatan serta inflasi ekonomi secara keseluruhan. Pembiayaan kesehatan selain
relatif kecil juga efektivitas dan efisiensi penggunaannya belum optimal. Efektivitas dan
efisiensi yang rendah tersebut disinyalir berkaitan dengan jumlahnya yang kurang,
alokasinya yang tidak sesuai dengan prioritas kesehatan dan pola belanja yang
cenderung pada investasi barang dan kegiatan tidak langsung. Sehingg biaya operasional
dan biaya untuk kegiatan langsung menjadi kurang. Dalam teori dan pengalaman empiris
kinerja suatu program kesehatan sangat ditentukan oleh kecukupan anggaran operasional
Pembiayaan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 bersumber Pemerintah
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
73/166
Pembiayaan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 bersumber Pemerintah
dibiayai dari dana APBD I, APBD II, APBN (DAK, Dekon, TP, Jamkesmas, Jampersal)
dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (ADB, GF). Total pembiayaan kesehatan bersumber
pemerintah baik pemerintah daerah maupun pusat untuk tahun 2012 Rp.
953.492.378.484 tahun 2011 Rp. 1.201.537.772.595,- dengan rincian Biaya Langsung Rp.
482.125.235.813,- dan Biaya Tidak Langsung Rp. 471.367.142.671,-. Tahun 2012 ada
penurunan yang cukup besar untuk biaya langsung hal ini disebabkan antara lain tidak
adanya dana dari DHS-2 dan dari CWSHP yang berakhir pada tahun 2011.
Dalam hal pembiayaan kesehatan, Kalimantan Tengah tahun 2012 mengalamipenurunan menjadi 7,03% dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 7,96%. Namun,
besaran ini masih jauh dari ideal dan belum mencapai target biaya yang seharusnya yaitu
10% per tahun dari Total APBD diluar biaya gaji (UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan). (Lampiran Tabel 79).
BAB VII
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
74/166
BAB VII
P E N U T U P
Keberadaan data dan informasi tentang situasi pembangunan kesehatan di suatu
daerah sangat penting bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen.
Penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan
dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Di bidang kesehatan, data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraansistem informasi kesehatan baik yang dikembangkan oleh pusat maupun yang
dikembangkan oleh masing-masing daerah. Salah satu luaran utama dari
penyelenggaraan dari sistem informasi kesehatan sejak tahun 1998, telah dikembangkan
paket sajian data dan informasi oleh Pusat Data Kesehatan RI yaitu berupa buku profil
kesehatan yang merupakan kumpulan informasi yang sangat penting tentang gambaran
kesehatan di suatu daerah. Untuk itu buku profil ini sangat dibutuhkan baik oleh jajaran
kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat.
Profil Kesehatan Provinsi diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis
besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah
dicapai oleh Provinsi Kalimantan Tengah baik secara umum maupun berdasarkan gender
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
75/166
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
23Success Rate TB Paru 415.10 436.32 91.88 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 4.3 3.5 3.55 % Tabel 13
-
8/10/2019 21 Profil Kes.prov.KalimantanTengah 2012
76/166
g 3 3 5 3 55 %
25 Jumlah Kasus Baru HIV 33 63 96 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 4 10 14 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 131 785 916 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian karena AIDS 3 8 11 Jiwa Tabel 14
29 Donor darah diskrining positif HIV 0.15 0.98 0.16 % Tabel 1530 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 47.06 51.15 59.07 % Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 10 1 11 Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 56 26 82 Kasus Tabel 17
33 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 6 2 4 per 100.000 penduduk Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 5.88 12.00 7.53 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 13.24 12.00 12.90 % Tabel 18
36Angka Prevalensi Kusta 0.62 0.25 0.44 per 10.000 Penduduk Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 50.00 50.00 50 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 21.28 31.82 24.64 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 11 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum