209Modul 3 REGULER
-
Upload
imammukhri -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
description
Transcript of 209Modul 3 REGULER
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 14
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
(ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI)
3.1 TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa memahami mengenai Aspek Teknis dan Teknologi pada perusahaan.
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi berdasarkan Aspek Teknis dan Teknologi dari
bisnis yang sedang diamati.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Key Resources dan Key Partners dari produk yang
dibuat.
3.2 INPUT DAN OUTPUT
- Input :
Data wawancara dengan vendor
- Output :
Memperoleh data proses produksi, lingkungan dan hukum
3.3 LANDASAN TEORI
3.3.1 Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek Teknis dan Teknologi merupakan lanjutan dari aspek pasar dan pemasaran.
Kegiatan ini timbul apabila sebuah gagasan bisnis/usaha yang direncanakan telah menunjukkan
peluang yang cukup cerah dilihat dari segi pasar dan pemasaran. Tujuan studi aspek ini adalah
untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan
secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan bisnis atau operasional secara rutin.
Aspek pokok yang perlu dibahas dalam aspek teknis dan teknologi terdiri antara lain:
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 15
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
1. Perencanaan Produk
2. Perencanaan Kualitas
3. Mesin dan Peralatan
4. Kapasitas Produksi
5. Lokasi Produksi
6. Layout Produksi
7. Pengawasan Kualitas Produk/Jasa
1. Perencanaan Produk
a. Produk
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : A product as anything
that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that
might satisfy a want or need. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Klasifikasi produk banyak klasifikasi suatu
produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan
oleh Kotler.
Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok
utama yaitu:
a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel
dan sebagainya. Kotler (2002, p.486)mendefinisikan jasa sebagai berikut : Jasa
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 16
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan
suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) barang tidak tahan lama adalah
barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian
normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng
dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods) barang tahan lama merupakan barang
berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya
lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk
apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :
a. Barang konsumsi (consumers goods) barang konsumsi merupakan suatu produk
yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk
memperoleh manfaat dari produk tersebut. Contohnya sayur dan buah.
b. Barang industri (industrials goods) barang industri merupakan suatu jenis
produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan
suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual
belikan kembali. Contoh kayu diolah menjadi papan, ikan diolah menjadi sarden.
b. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau
bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Selain itu terdapat
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 17
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
bahan penolong, bahan yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara
langsung tampak pada barang jadi yang di hasilkan. Misalkan taman wisata Candi
Prambanan bahan bakunya adalah Batu Candi, karena batu candi sebagai daya tarik
utama dari taman wisata Candi tersebut. Adapun bahan pembantu dari taman wisata
Candi Prambanan yaitu fasilitas pendukung seperti tempat berteduh, toilet, tempat
parkir, dan lain-lain.
c. Proses Produksi
Proses produksi adalah langkah-langkah dalam memproses bahan baku dan bahan
penolong menjadi sebuah produk. Definisi proses produksi sendiri menurut Yamit
(2003) adalah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan
untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang/jasa. Jadi proses produksi pada
hakikatnya merupakan proses perubahan (transformasi) dari bahan/komponen (input)
menjadi produk lain yang mempunyai nilai.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Gambar 3.1. Proses Produksi Pabrik
Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi dan
didorongoleh usaha untuk meningkatkan kualitas,produktivitas dan fleksibilitas produk.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 18
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pada UU Ketenagakerjaan yaitu: setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Berapa jumlah tenagakerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah
dan kualifikasi karyawanharus disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan atau suatu proses produksi, supaya lebih
tepat, lebih cepat dan lebih hemat (efisien).
2. Perencanaan Kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Perusahaan hendaknya
menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya.
Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini:
a) Produk Berupa barang
Menurut david garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz, menentukan dimensi
kualitas barang dapat dilkakukan melalui delapan dimensi seperti berikut ini:
Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli
barang tersebut
Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya.
Reliablility, hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode
waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
Confermance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 19
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.
Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang
Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai hal-hal
estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi
individual.
Fit and finish, suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang berkualitas.
b) Produk Jasa/ Servis
Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa,
yaitu:
Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
Assurance, meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan
dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan
keamanan didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini
merupakan gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan, dan kredibilitas.
Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang dibeikan perusahaan kepada
pelanggan seperti kemudahan untuk menguhubungi perusahaan, kemampuan
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 20
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
karyawan untuk berkomonikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan
untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelangganya. Dimensi emphaty ini
merupakan gabungan dari dimensi Akses, Komunikasi dan Pemahaman pada
Pelanggan.
Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan
front office, tersedianya tempet parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyaman ,
kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan
3. Mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang
akan datang. Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat
diproses dengan lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan
secara jelas. Patokan umum yang dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui
seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
Contoh pada bidang jasa yaitu Komputerisasi pada setiap departemen kerja, penggunaan
website sebagai media promosi, dan transportasi sebagai alat penunjang kebutuhan pada
jasa pariwisata seperti kereta keliling di Candi Prambanan.
4. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang
berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan atau penggudangan yang
pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan. Menurut Yamit (2003), perencanaan
kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan
waktu tertentu. Contoh : bus mempunyai kapasitas kursi 40 sekali jalan, pabrik pupuk
mempunyai kapasitas 100.000 kg sekali produksi Kapasitas produksi dikaitkan dengan
kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti :
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 21
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
Kapasitas tenaga kerja
Kapasitas mesin/ unit layanan
Kapasitas lokasi
Kapasitas bahan baku
5. Lokasi Produksi
Menurut Swastha (2002). Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha
dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap
daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Murah atau
mahalnya harga produk tergangtung pula pada letak lokasi produksi karena jarak
berpengaruh terhadap harga di pasar. Rentetan akibat lainnya adalah masalah kemampuan
di pasar, yang ujung-ujungnya akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan. Faktor
lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.
a) Bagi Perusahaan Manufaktur
Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara saksama karena
sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya. Dalam suatu studi kelayakan
bisnis, pilihan letak pabrik hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian,
kelak akan dianalisis lagi untuk mencapai keputusan akhir dimana pabrik akan
didirikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk
dijual.
2) Letak bahan baku utama.
3) Sumber tenaga kerja
4) Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di sekitar pabrik adalah
penting bagi prosees produksi agar tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini
perlu dipertimbangkan secara saksama.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 22
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
5) Fasilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke pabrik,
dan memindahkan hasil produksi dari pabrik kepasar.
6) Fasilitas untuk pabrik.
7) Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas pabrik secara
positif maupun negatif.
8) Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasan berikat dan AMDAL.
b) Bagi Perusahaan jasa
Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam.
1) Pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat
praktek dokter atau pengunjung datang ke tempat pariwisata.
2) Kedua, penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran
mendatangi lokasi kebakaran. Pelanggan datang ke tempat pariwisata.
Penentu lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain :
mudah dan dapat di akses oleh konsumen, tempat parkir yang memadai,dapat
diekspansi, lingkungan yang mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan
izin lokasi dari pihak yang berwenang.
6. Layout Produksi
Layout Produksi didefinisikan sebagai tata letak/susunan fasilitas, mesin-mesindan
peralatan produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout
adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas
produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang
optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dapat berjalan dengan efisien
dan lancar.
a) Bagian Industri Manufaktur.
Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur
layout-nya, berikut paparanya: Tataletak pabrik. Tatalelak ( layout ) untuk industri
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 23
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
manufaktur antara lain adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat produksi,
lajur pengangkutan barang,dan seterusnya. Letak dari fasilitas-fasilitas tersebut harus
dikaji agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout untuk pabrik,
yaitu :
1) Sifat produk yang di buat.
2) Jenis proses produksi.
3) Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan.
4) Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya.
5) Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas
6) Aliran barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian rupa sehingga tidak
saling menghambat atau menggangu
7) Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, hendaknya juga
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
8) Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan kemudahan-
kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan.
Tata letak kantor. Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor.
Terletak kantor hendaknya disesuaikan besar/kecilnya investasi. Selain itu, tataletak
harus dirancang dengan memperhatikan kemudahan dalam berkomunikasi, fleksibility
pemakaian ruangan, struktur organisasi yang diterapkan, serta bentuk layanan yang
dilaksanakan secara rutin.
Tata letak Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi,
hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal utama yang perlu dicermati dalam
penyusunan tata letak gudang antara lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa tata
letak gudang fleksibel untuk memudahkan aktivitas bongkar muat barang, juga harus
fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan
berkurang atau bertambah.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 24
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
Gambar 3.2 Contoh Layout pada perusahaan Manufactur
b) Bagian Industri Jasa
Tataletak (layout) tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada persepsi
pelanggang atas kualitas suatu jasa. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam
tataletak fasilitas jasa meliputi :
Pertimbangan Spasial
Perencanaan Ruangan
Perlengkapan/ Perabotan
Tatacahaya
Warna
Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 25
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
7. Pengawasan Kualitas Produk/Jasa
Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan karakteristik
produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat
produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan para konsumen. Perencanaan kualitas,
aktivitas ini merupakan pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
Menentukan siapa konsumennya
Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen
Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai
Mengembangkan proses sebagai pedoman bagian operasi/produksi.
Pengendalian Kualitas, aktivitas ini dilakukan pada tahap operasi langkah-langkah yang
dilakukan yaitu :
Evaluasi performansi aktual
Membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan
Mengambil tindakan terhadap penyimpangan.
Perbaikan Kualitas, aktivitas ketiga dari trilogi ini adalah bertujuan untuk mencapai
tingkat yang lebih baik daripada sebelumnya. Dalam meningkatkan kualitas jasa, banyak
faktor yang perlu dipertimbangkan dan upaya tersebut juga berdampak luas terhadap
budaya organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian yaitu:
(Tjiptono,2000:88).
1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas jasa.
2. Mengelola harapan pelanggan.
3. Mengelola bukti kualitas jasa yang bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan
selama dan sesudah jasa diberikan.
4. Mendidik konsumen tentang jasa (membantu pelanggan dalam memahami suatu
jasa).
5. Mengembangkan budaya kualitas.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 26
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
6. Menciptakan Automating Quality.
7. Menindaklanjuti jasa dalam membantu memisahkan aspek-aspek jasa yang perlu
ditingkatkan.
8. Mengembangkan Sistem Informasi Kualitas Jasa.
3.3.2 Aspek Hukum (Yuridis)
Penilaian aspek ini penting dilakukan sebelum proyek terlanjur diberhentkanoleh pihak-
pihak yang berwajib karena dianggap beroperasi secara legal ataumenghadapi protes masyarakat
yang menganggap bahwa proyek/bisnis yangdibangun melanggar norma kemasyarakatan. Studi
terhadap aspek yuridis juga berguna untuk meyakinkan para kreditur dan investor bahwa proyek
yang akan dibuattidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Seperti diketahui, bahwa dalam
suatu proyekdimana banyak pihak yang berkepentingan bergabung dapat saja terjadi pelanggaran
terhadapkewajiban dari masing-masing pihak sehingga penegakan aturan menjadi penting untuk
dilaksanakan.
Dalam aspek yuridis yang perlu dilihat dari sisi :
a. Who (siapa pelaksana proyek)
b. What (proyek apa yang dibuat)
c. Where (dimana proyek dibuat)
d. When (kapan proyek akan dilaksanakan)
e. How (bagaimana proyek dilaksanakan)
a. Siapa Pelaksana Proyek
Siapa pelaksana dapat didekati dengan dua macam:
- Badan Usahanya
- Individu yang terlibat sebagai decision makers
Beberapa bentuk yuridis perusahaan:
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 27
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
1. Perusahaan perorangan, merupakan perusahaan yang dikelola oleh seseorang.Di satu
pihak dia memperoleh semua keuntungan perusahaan, disisi lain dia juga menanggung
semua resiko yang timbul dari kegiatan perusahaan.
2. Firma (Fa), suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa orangdengan
menggunakan nama bersama. Semua anggota mempunyai tanggung jawab sepenuhnya.
Bila perusahaan memperoleh untung dibagi bersama tapi bila menderita rugi ditanggung
bersama pula.
3. Perseroan Komanditer (CV), merupakan suatu persekutuan oleh beberapa orang yang
masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah tertentu (tidak selalu sama).
Anggota ada 2 macam ada yang aktif dan ada yang pasif.
4. Perseroan Terbatas (PT), bentuk perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-
saham.Makin banyak saham yang dimiliki makin besar andilnya dankedudukannya dalam
perusahaan tersebut.
5. Koperasi, merupakan bentuk badan usaha yang bergerak dibidang ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang bersifat murnipribadi dan tidak dapat
dialihkan.
Identitas pelaksana :
- Kewarganegaraan, hal ini perlu diketahui karena berkaitan dengan prosedur pinjaman.
- Informasi Bank, perlu diketahui apakah anggota perusahaan sponsor proyek adalah debitur
bank lain. Jika ya apakah ada keterlibatan lain.
- Keterlibatan pidana dan perdata, perlu diketahui apakah pelaksana proyektengah terlibat
dalam suatu tindakan yang dapat menimbulkan gugatan ataupun tuntutan.
- Hubungan keluarga, jika terdapat hubungan suami istri, keluarga sebagai individu yang
terlibat dalam proyek, perlu diselidiki bagaimana kebijaksanaan pengelolaan yang digunakan.
b. Proyek apa yang dilaksanakan
- Bidang usaha yang dibangun harus sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.
- Fasilitas
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 28
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
- Gangguan Lingkungan
- Pengupahan
c. Dimana proyek dilaksanakan
- Perencanaan wilayah
- Status tanah
d. Waktu / pelaksanaan
Disamping waktu operasional, perlu dilihat pula waktu yang berkaitan dengan perizinan.
Semua perizinan masih berlaku/tidak.
e. Bagaimana Cara Melaksanakan Proyek
Telah dijelaskan dalam aspek manajemen.
Adapun beberapa ketentuan hokum yang termasuk dalam kelayakan bisnis secara legal antara
lain :
1. Perizinan
- Izin lokasi
- Sertifikat (akte tanah)
- Bukti pembayaran PBB yang terakhir
- Rekomendasi dari RT/RW/Kecamatan
2. Izin mendirikan usaha
- Akte pendirian perusahaan dari notaries setempat atau bentuk badan hukum lainnya.
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
- Surat tanda daftar perusahaan
- Surat izin tempat usaha dari Pemda setempat
- Surat tanda rekanan dari Pemda setempat
- Surat izin usaha perdagangan setempat
- Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil departemen Penerangan.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 29
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
3.3.3 Aspek Lingkungan
Hendaknya suatu bisnis memperhatikan keadaan lingkungan hidup disekitarnya, baik itu
kehidupan manusia, tumbuhan, hewan dan lingkungan hidup lain. Jadi, analisis mengenai
dampak lingkungan menjadi sangat penting untuk di lakukan. Pada analisis aspek lingkungan
didasarkan pada Analisis Mengenai DampakLingkungan (AMDAL). AMDAL adalah suatu
kajian secara cermat danmendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncakan
terhadap lingkungan.
Perlunya AMDAL adalah :
- Peraturan Pemerintah
- AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan adanya proyek-proyek
Peran AMDAL adalah :
- Peran dalam pengelolaan lingkungan
- Peran dalam pengelolaan proyek
- Peran dalam dokumen penting
Lingkungan memiliki pengertian yang sangat luas sehingga analisis aspek lingkungan
dalam studi kelayakan bisnis dapat dibagi menjadi beberapa ruang lingkup lingkungan. Beberapa
ruang lingkup yang terdapat dalam lingkungan bisnis adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan Operasional
Lingkungan operasional merupakan lingkungan yang paling dekat dengan aktivitas
perusahaan.
Lingkungan operasional perusahaan meliputi : pesaing, kreditor, pelanggan, pemasok, dan
pegawai.
b. Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan yang meliputi kelompok yang memproduksi
produk dan jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat. Lima faktor persaingan dalam
lingkungan industri yang dikemukakan porter (1985) yaitu masuknya pendatang baru,
ancaman produk subtitusi, daya tawar menawar pebeli, daya tawarmenawar pemasok, dan
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 30
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
persaingan diantara pesaing yang ada. Porter membagi lima kekuatan yang menentukan
tingkat persaingan dalam suatu industri, yaitu :
Gambar 3 Lima kekuatan tingkat persaingan dalam industri
c. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh mencakup faktor faktor yang bersumber dari luar operasional perusahaan.
Lingkungan jauh meliputi lingkungan ekonomi, politik, teknologi, ekologi,dan global.
-
www.ipo.lab.uii.ac.id 31
Fakultas : Teknologi Industri Modul : 3
Jurusan : Teknik Industri Pertemuan : 3
Praktikum : POMB Tahun : 2015
Daftar Pustaka
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok
Gramedia.
Salomon, R. Michael dan Stuart, W. Elnora. 2003. Marketing Real People, RealChoices,
International Edition. Prentice Hall. New Jersey.
Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa, Edisi pertama. Malang: Bayu Media Publishing.
Tjiptono, Fandy. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.