2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR
Transcript of 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR
ASPIRATOR (Journal of Vector-borne Diseases Studies)
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator
VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2016
Aspirator Vol. 8 No. 2 Hal. 55-100 Ciamis,
Desember 2016 ISSN
2085-4102
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Loka Litbang P2B2 Ciamis
AS
PIR
AT
OR
V
OL
UM
E 8
NO
MO
R 2
DE
SE
MB
ER
2016
HA
L. 5
5 - 10
0
TERAKREDITASI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
ISSN (PRINT) 2085-4102
ISSN (ONLINE) 2338-7343
ASPIRATOR (Journal of Vector-borne Diseases Studies)
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
Pemimpin Redaksi /Editor In-Chief
Heni Prasetyowati, S.Si, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Anggota Dewan Redaksi (Editors)
Lukman Hakim, SKM, M.Epid (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Drs. Kasnodihardjo ( Perilaku Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dr. Hadjar Siswantoro, M.Sc (Epidemiologi Klinis - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dra. Shinta Prawoto, MS (Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Roy Nusa Rahagus Edo Santya, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Mara Ipa, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Endang Puji Astuti, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Joni Hendri, SKM, M.Biotech (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Muhammad Umar Riandi, S.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Andri Ruliansyah, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Hubullah Fuadzy, S.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Rohmansyah Wahyu Nurindra, S.Sos (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Firda Yanuar Pradani, S.Si, M.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Redaksi Pelaksana (Management Boards)
M. Ezza Azmi Fuadiyah, MKM
Mutiara Widawati, S.Si , MPH
Aryo Ginanjar, SKM
Dani Arif Cahyadi, S.Sos
Mitra Bebestari (Scientific Editorial Board)
Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD (Biomedik - Parasitologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. Agus Kardinan, M.Sc (Tanaman Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat & Rempah, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. M. Soedomo (Parasitologi Medik, World Health Organization, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. Amrul Munif, M.Si (Biologi Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Prof. Dr.drh.Upik Kesumawati Hadi, MS (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)
Prof. Dra. Endang Srimurni Kusmintarsih, SU, Ph.D (Fakultas Biologi, Universitas Jendral Soedirman, Indonesia)
Dr. Amirullah Baharudin, M.Si (Biologi FMIPA) Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia)
Dr. Dra. Dewi Susanna, MS (Kesehatan Lingkungan, Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dr. drh. Susi Soviana, M.Si (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)
Dr. Nastiti Wijayanti, S.Si, M.Si (Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
Perwajahan (Layout)
Cucu Suhendar
Asep Mulyono
Diterbitkan oleh (Published by):
Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian Kesehatan, Loka Litbang P2B2 Ciamis
Jln Raya Km 3 Kampung Kamurang Desa Babakan Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 46396 Telp/Fax.(0265) 639375
Website: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator
Email: [email protected]
Jurnal ini memuat artikel hasil penelitian, systematic review, case reports, dan komunikasi pendek, yang berkaitan dengan penyakit tular vektor
yang diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Sebelum diterbitkan, setiap naskah yang masuk, terlebih dahulu
ditelaah oleh Mitra Bebestari (peer-reviewer).
© 2016 Loka Litbang P2B2 Ciamis. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
TERAKREDITASI LIPI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
ISSN (PRINT) 2085-4102 ISSN (ONLINE) 2338-7343
DAFTAR ISI
EDITORIAL
Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi
Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya Mefi Mariana Tallan, Fridolina Mau ....................................................................... 55-62
Efikasi Ekstrak Daun dan Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Larva Aedes aegypti Meiske Elisabeth Koraag, Hayani Anastasia, Rina Isnawati, Octaviani.................. 63-68
Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat Helper Sahat Parulian Manalu, Amrul Munif .......................................................... 69-76
Identifikasi Jenis Bahan Aktif dan Penggunaan Insektisida Antinyamuk serta Kerentanan Vektor DBD terhadap Organofosfat pada Tiga Kota Endemis DBD di Provinsi Banten Joni Hendri, Asep Jajang Kusnandar, Endang Puji Astuti ...................................... 77-86
Tingkat Pendidikan Keluarga Tidak Berasosiasi dengan Risiko Tempat Perkembangbiakan Potensial Nyamuk Aedes aegypti: Kasus di Kota Serang Mutiara Widawati, Tri Wahono, Yuneu Yuliasih ...................................................... 87-92
Pengetahuan Tokoh Masyarakat dan Kader Kesehatan Tentang Program Eliminasi Filariasis Limfatik di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Hotnida Sitorus, Lasbudi P.Ambarita, Maya Arisanti, Helper Sahat Manalu......... 93-100
Vol. 8 No. 2, Desember 2016
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector-Borne Diseases Studies)
ISSN : 2085 - 4102
ISSN : 2085 - 4102
ISSN (PRINT): 2085-4102 ISSN (ONLINE): 2338-7343
ASPIRATOR – Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
Journal of Vector Borne Diseases Studies
ISSN 2085-4102
E-ISSN 2338-7343
LEMBAR ABSTRAK
Abstract Sheet
(Volume 8 Nomor 2 Desember 2016)
Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya
This abstract sheet may reproduced/copied without any permission and/or charge
Karakteristik Habitat Perkembangbiakan
Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi
Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya
The characteristic of breeding habitat for
Filariasis vector in Kodi Balaghar Southwest
Sumba Regency
Mefi Mariana Tallan, Fridolina Mau Abstract. Subdistrict scores balaghar is on
filariasis endemic areas in the shouthwest district
Sumba. Filariasis (elephantiasis) is a chronic
infectious disease caused by the filarial worm that
attacks the lymph channels and lymph (lymphatic
system) that can cause acuteor chronic clinical
symptoms and is transmitted by mosquitoes
Mansonia, Anopheles, Culex, Amigeres. The
purpose researchis to describe the characteristics
of the environment and behavior to the incidence
on filariasis in District Kodi Balaghar South western Sumba. This research is descriptive study
with cross sectional approach that describes the
spread of filariasis. Kodi was conducted in
Southwest Sumba Regency Balaghar for eight
months from April to November 2014. Foundas
apotential habitat forlas mosquito breeding
habitats where dominant is a puddle of water,
springs, drains and small stream swith
temperatures ranging from21-350C, from 0,22 to
795 luxillumination, range pH between7,2 to 7,7,
0-0.1‰ salinity with elevation ranging from 25-
117m/asl. Where is thespecies found in the breeding habitat on is An.vagus,
An.barbirostris,An.annularis, Cx.vishnui,
Cx.bitaeniorhynchus, Cx.quinquefasciatus, Ar.
Kuchingensis.
Keywords:Filariasis, Environment, Breeding
habitats
Abstrak. Kecamatan Kodi Balaghar merupakan
salah satu daerah endemis filariasis di Kabupaten
Sumba Barat Daya.Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan
oleh cacing filaria Wuchereria brancofti, Brugia
malayidan B. timori yang menyerang saluran dan
kelenjar getah bening (sistem limfatik) yang dapat
menyebabkan gejala klinis akut atau kronis dan
ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,
Culex, Amigeres.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran karakteristik lingkungan
fisik dan biologi di Kecamatan Kodi Balaghar
Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectionalyaitu menggambarkan karakteristik
lingkungan fisik dan biologisebagai habitat
perkembangbiakan nyamuk yang mempengaruhi
penyebaran filariasis. Penelitian dilakukan di
Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat
Daya selama delapan bulan dari bulan April –
November 2014. Ditemukan habitat yang
berpotensial sebagi tempat perkembangbiakan
nyamuk dimana habitat yang dominan yaitu
genangan air, mata air, saluran air dan sungai kecil dengan suhu berkisar 21-350C, pencahayaan 0,22-
795 lux, PH berkisar antara 7,2-7,7, salinitas 0-0,1
‰ dengan ketinggian tempat berkisar antara 25-
117m/dpl. Dimana spesies yang ditemukan pada
habitat perkembangbiakan adalahAn.vagus, An.
barbirostris, An.annularis, Cx.vishnui, Cx
bitaeniorhynchus, Cx quinquefasciatus, Ar.
Kuchingensis
Kata Kunci : Filariasis, Lingkungan, Habitat
perkembangbiakan
_____________________________________
Efikasi Ekstrak Daun dan Bunga
Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap
Larva Aedes aegypti
The efficacy of kecombrang (Etlingera
elatior)leaves and flowers extract against Aedes
aegypti larvae
Meiske Elisabeth Koraag, Hayani Anastasia, Rina
Isnawati, Octaviani
Abstract. Three widely known dengue vector
control programs in Indonesia are chemical,
biological, and environmental modification control
where chemical control with organophosphate insecticide (malathion and temephos) is the most
common. The long term use of chemical insecticide
will result in the vector being tolerant and
eventually resistant to insecticide. One of the
alternative solutions is to use biological larvacide
from the plant. The objective of this study was to
determine the lethal concentration of the extract of
Kecombrang (Etlingera elatior) leaves and flowers
against Aedes aegypti larvae. This was an
experimental study where the sample size was determined by using the Federer formula. The
study used six different concentrations and four
repetitions. Two controls group, Bacillus
thuringiensis and water used as positive and
negative control. The results showed that the LC50
and LC90 of Kecombrang leave extract were
1.20% and 2.05% respectively whereas for
Kecombrang flowers extract were 0,05% and
0.09% respectively. Extract of Kecombrang leaves
and flowers is effective to kill Ae. aegypti larvae
where the flowers extract is more effective than the
leaves extract in killing Ae. aegypti larvae.
Keywords: dengue, Ae. aegypti, larvae, Etlingera
elatior
Abstrak. Pengendalian vektor penular demam
berdarah dengue (DBD) yang selama ini dikenal
yaitu pengendalian secara kimia, biologi dan
modifikasi lingkungan. Pengendalian vektor DBD
di Indonesia masih banyak dilakukan dengan
menggunakan insektisida dari golongan
organofosfat (malation dan temefos). Penggunaan insektisida kimia dalam jangka waktu lama akan
memberi efek menekan dan menyeleksi serangga
vektor sasaran untuk menjadi toleran sampai
resisten. Salah satu solusi alternatif yaitu
menggunakan larvasida yang berasal dari tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya
bunuh ekstrak daun dan bunga kecombrang
(Etlingera elatior) terhadap larva nyamuk Ae.
aegypti. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
eksperimental murni, besar sampel ditentukan
berdasarkan rumus federer sehingga diperoleh 6
konsentrasi perlakuan dan 4 pengulangan. Terdapat 2 kelompok kontrol yaitu kontrol positif dan
kontrol negatif dimana kontrol positif
menggunakan Bacillus thuringiensis dan kontrol
negatif menggunakan air.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada uji akhir untuk ekstrak
daun kecombrang diperoleh nilai LC50 sebesar
1,204% dan LC90 sebesar 2,053%, sedangkan untuk
ekstrak bunga kecombrang LC50 sebesar 0,053%
dan LC90 sebesar 0,095%. Ekstrak daun dan bunga
kecombrang efektif dalam membunuh larva
Ae.aegypti. Daya bunuh ekstrak bunga kecombrang lebih efektif dibandingkan ekstrak daun
kecombrang.
Kata Kunci: demam berdarah dengue, Ae. aegypti,
larva, Etlingera elatior
_________________________________________
Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat
dalam Pencegahan Demam Berdarah
Dengue di Provinsi Jawa Barat dan
Kalimantan Barat
Communities Knowledge and Behavior In
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Prevention
In West Java and West Kalimantan
Helper Sahat Parulian Manalu, Amrul Munif
Abstract. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a
public health problem in tropical regions and
caused the social and economic impacts. The rapid
spread of dengue fever due to dengue virus easily
infect humans and supported by the attitudes and
knowledge about the lack of this disease
prevention. The aim of this research is to determine
the knowledge and habits of society to control the
prevention of Dengue Hemorrhagic Fever in West Java and West Kalimantan. This study using a
cross sectional design with a questionnaire as an
instrument of research, conducted on 600
respondents in four City / County that has the most
high endemicity related to the research problem,
which is taken by simple random sampling. The
results showed 92.8% of respondents had never
heard of dengue fever, 77% of respondents have
knowledge of dengue as infectious diseases, 81.5%
of respondents know the modes of transmission of
dengue by mosquito bites and about 63.7% of respondents take precautions through PSN plus
Abate. This study revealed that the knowledge
towards the prevention of dengue fever in the two
provinces still classified as less positive, as well as
people's habits which is still relatively poor in
controlling the dengue.
Keywords: Knowledge, Behavior, dengue fever
Abstrak. DBD merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di wilayah tropis, yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.
Penyebaran DBD secara pesat karena virus dengue
semakin mudah dan banyak menulari manusia
didukung oleh sikap dan pengetahuan masyarakat
tentang pencegahan penyakit yang masih
kurang.Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengetahuan, dan perilaku masyarakat terhadap
pengendalian pencegahan DBD di Provinsi Jawa
Barat dan Kalimantan Barat. Rancangan penelitian
menggunakan Cross Sectional dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrumen
penelitian, dilakukan pada 600 responden pada empat Kota/Kabupaten yang mempunyai
endemisitas yang paling tinggi yang berkaitan
dengan masalah penelitian, yang diambil secara
simple random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan 92,8 % responden tidak pernah
mendengar DBD,77 % responden memiliki
pengetahuan DBD sebagai penyakit menular, 81,5
% responden memiliki pengetahuan cara penularan
DBD dengan gigitan nyamuk dan sebesar 63,7 %
responden melakukan tindakan pencegahan melalui
PSN. Kesimpulan yang didapatkan yaitu
pengetahuan dan kebiasaan masyarakat terhadap pencegahan DBD di Provinsi Jawa Barat dan
Kalimantan Barat tergolong masih kurang dalam
pengendalian DBD di lokasi penelitian.
Kata kunci : Pengetahuan , Perilaku, Pencegahan,
Demam berdarah dengue.
Identifikasi Jenis Bahan Aktif dan
Penggunaan Insektisida Antinyamuk serta
Kerentanan Vektor DBD terhadap
Organofosfat pada Tiga Kota Endemis
DBD di Provinsi Banten
Identification Active Ingredients of Anti-
mosquitoes Insecticide and The Susceptibility of
DHF Vector to Organophosphate at Three DHF
Endemic Cities in Banten Province
Joni Hendri, Asep Jajang Kusnandar, Endang Puji
Astuti
Abstract. The increasing cases of Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) in various places leads
to increased efforts to control the Aedes aegypti mosquito populations using anti-mosquito
insecticide. The use of insecticides continuously,
the absence of insecticide rotation and errors in the
application has been lead to insecticide resistance
of dengue vector. The purpose of this study is (1) to
identify active ingredients of insecticide; (2) used
of anti-mosquito insecticide that has been used by
households and programs, (3) as well as knowing
the susceptibility status of Aedes aegypti to
organophosphate insecticides (Malathion 0,8% and
Temephos 0.02 ppm). Descriptive research with cross sectional approach conducted in three
highest endemic cities in Banten province: Cilegon
City, Serang City, and South Tangerang City.
Identification of anti-mosquito insecticide has been
done by interview, and identifying health centers
and Health Service reports. The results showed that
most respondents have been using anti-mosquito
insecticide applied daily at night. Respondents
prefer to use repellent which can be applied by
swab. Based on the active ingredient, D-alethrin is
a type of active ingredients which mentioned most
often, followed by Pralethrin and Diethyltoluamide (DEET). Insecticides used by the program are
Malathion and Pirimiphos-methyl, rotated by
Cypermethrin. Susceptibility test results showed
that Aedes aegypti is not susceptible to Malathion
0,8 % and Temephos 0.02 ppm.
Keywords: insecticide, anti-mosquitoes, Aedes
aegypti, susceptibility, organophosphate.
Abstrak. Meningkatnya kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) di berbagai tempat memacu
peningkatan upaya pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti menggunakan insektisida
antinyamuk. Penggunaan insektisida secara terus
menerus tanpa adanya rotasi dan kesalahan dalam
aplikasi akan menyebabkan resistensi terhadap
nyamuk vektor DBD. Tujuan dari penelitian ini
adalah (1) mengidentifikasi jenis-jenis bahan aktif
(2) pola penggunaaan insektisida anti nyamuk yang
digunakan oleh rumah tangga dan program serta (3)
mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti
terhadap insektisida organofosfat (Malation 0,8%
dan Temefos 0,02 ppm). Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang yang dilakukan di 3 kota endemis tertinggi
di Provinsi Banten yaitu Kota Cilegon, Kota
Serang, dan Kota Tangerang Selatan. Identifikasi
insektisida antinyamuk telah dilakukan dengan cara
wawancara terhadap masyarakat, Puskesmas
maupun Dinas Kesehatan. Uji kerentanan terhadap
nyamuk Ae. aegypti dewasa dan pra dewasa telah
dilakukan untuk mengetahui status kerentanan
vektor DBD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat menggunakan
insektisida antinyamuk yang diaplikasikan setiap hari pada waktu malam hari. Masyarakat lebih
banyak menggunakan repellent yang diaplikasikan
dengan cara diusapkan atau dioleskan.
Berdasarkan bahan aktifnya D-aletrin merupakan
jenis bahan aktif yang paling sering di paparkan,
disusul Praletrin dan Diethyltoluamide (DEET).
Insektisida yang digunakan program adalah
Malation dan Metil pirimifos yang dirotasi dengan
penggunaan Sipermetrin. Hasil uji kerentanan
nyamuk Ae. aegypti terhadap Malation 0,8 % dan
Temefos 0.02 ppm menunjukkan bahwa nyamuk
tersebut sudah resisten terhadap kedua jenis bahan aktif tersebut.
Kata Kunci: insektisida, antinyamuk, Aedes
aegypti, kerentanan, organofosfat.
Tingkat Pendidikan Keluarga Tidak
Berasosiasi dengan Risiko Tempat
Perkembangbiakan Potensial Nyamuk
Aedes aegypti : Kasus di Kota Serang
The Level of family education is not associated
with potential Aedes aegypti’s breeding place
risk:a case in Serang City
Mutiara Widawati, Tri Wahono, Yuneu Yuliasih,
Abstract Habitat and human behavioural change is
one of mosquito control effort that involves
community participation in its process. This study
aims to determine whether the level of education in
a family influence its home into an Aedes aegypti’s
breeding place in Serang. The study design was
cross-sectional, with field observations and
interviews in it. We use husband and wife or an
adult for our samples to be interviewed. To determine the risk of mosquito larvae breeding, in
each house we used three classifications of Maya
Index determined from the existence of controllable
and disposable water containers. The results
showed that of the entire container found, 98.7%
arecontrollablecontainers (94.7% positive larvae),
and the remaining 1.3% are disposable containers
(72.7% positive larvae). Based on the results of
Chi-square analysis, it is known that education
level had no effect on the risk of mosquito breeding
places of Ae.aegypti in the city of Serang. We
conclude that the level of education of parents in a home does not affect the presence of larval
breeding sites of Ae.aegypti in Serang city. It is
recommended that the local government intervene
the society’s knowledge that focuses on mosquito
breeding place controls, in order to avoid the
emergence of new mosquitoes breeding place.
Keywords: risk, breeding places, Maya index,
education, Serang
Abstrak. Salah satu program pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang melibatkan peran serta
masyarakat adalah perubahan habitat atau perilaku
manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah tingkat pendidikan di suatu keluarga
berpengaruh terhadap risiko timbulnya tempat
perkembangbiakan nyamuk Ae.aegypti di kota
Serang. Rancangan penelitian adalah cross
sectional, dengan observasi lapangan dan
wawancara. Sampel adalah kepala rumah tangga
(suami) atau istri atau orang yang sudah dewasa
untuk diwawancarai. Untuk menentukan risiko
perkembangbiakan larva nyamuk, di tiap rumah digunakan tiga klasifikasi Maya Indeks yang
ditentukan dari keberadaan kontainer air yang dapat
diatur (controllable) dan yang mudah dibuang
(disposable). Klasifikasi Maya Indeks dihubungkan
dengan tingkat pendidikan menggunakan analisis
Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari seluruh kontainer yang dijumpai, 98.7%
merupakan kontainer controllable (94.7% positif
larva), dan 1.3% sisanya merupakan kontainer
disposable (72.7% positif larva). Berdasarkan hasil
analisis Chi-square diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap risiko
timbulnya tempat perkembangbiakan nyamuk
Ae.aegypti di Kota Serang (p=0,632). Keberadaan
tempat perkembangbiakan larva Ae.aegypti di kota
Serang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
orang tua di suatu rumah. Disarankan agar
pemerintah daerah setempat mengadakan intervensi
pengetahuan yang fokus pada pemberantasan
sarang nyamuk, agar pengetahuan masyarakat lebih
tepat guna untuk menghindari timbulnya tempat
perkembangbiakan nyamuk.
Kata Kunci: Risiko, perkembangbiakan nyamuk,
Maya Indeks, pendidikan, Serang
Pengetahuan Tokoh Masyarakat dan Kader
Kesehatan Tentang Program Eliminasi
Filariasis Limfatik di Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi
Jambi
Community Figures and Health Cadres Knowledge
about Lymphatic filariasis Elimination Program in
Pemayung Sub district Batanghari Regency of
Jambi Province
Hotnida Sitorus, Lasbudi P. Ambarita, Maya
Arisanti dan Helper Sahat Manalu
Abstract. Lymphatic filariasis (LF) is a disease
caused by filarial worms that until recently was
remains a health problem in Indonesia. Jambi
province is one of endemic areas for Lymphatic
filariasis that some of its regency already
implemented mass drug administration (MDA)
program. One of regency which has already
implemented mass drug administration is Batanghari Regency with 66 chronic cases. Mass
drug administration has been started in Batanghari
Regency since 2009 and the implementation unit is
subdistrict of Pemayung. MDA coverage in the first
year is 74,2 percent. The purpose of this research
was to determine knowledge of cadres involved in
MDA and community leader related to elimination
program of Lymphatic filariasis in Pemayung
Subdistrict of Batanghari Regency. The results
show cadres have good knowledge in regard to the
symptoms, impact of disease and prevention aspects. Cadres also support the program of mass
drug administration. Knowledge of community
leaders show poor on LF disease symptom, but they
have good knowledge about the impact of the
disease. They also agree and support the
implementation of mass drug administration.
Cadres and community leaders have experience
that the community fear to drink medicines due to
side effects of drugs. Conclusion of the research
was cadres and community leader has good
knowledge regard to the Lymphatic filariasis
elimination program.
Keywords: community figures, cadre, knowledge,
lymphatic filariasis, Pemayung Subdistrict
Abstrak. Filariasis limfatik atau penyakit kaki
gajah merupakan penyakit yang disebabkan oleh
cacing filaria yang sampai saat ini masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia. Provinsi Jambi
merupakan salah satu daerah endemis filariasis
yang sudah menjalani pemberian obat pencegahan
massal (POPM). Salah satu kabupaten yang telah
melaksanakan POPM adalah Kabupaten Batanghari
dengan 66 orang penderita kasus kronis. Pemberian obat massal pencegahan filariasis di Kabupaten
Batanghari mulai dilaksanakan pada tahun 2009
dengan Unit Implementasi (UI) tingkat kecamatan
tepatnya di Kecamatan Pemayung. Cakupan POPM
filariasis pada tahun pertama di kecamatan ini
sebesar 74,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat yang meliputi
tokoh masyarakat dan kader kesehatan terhadap
eliminasi filariasis di Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari. Penelitian dilakukan selama
tujuh bulan pada tahun 2011. Desain penelitian ini
adalah rancangan potong lintang dengan pendekatan kualitatif, cara pengumpulan data
dengan diskusi kelompok terarah. Informan
penelitian terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok
kader kesehatan yang terlibat dalam POPM
filariasis dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian
menunjukkan kader sudah mempunyai pengetahuan
yang cukup baik mengenai gejala-gejala filariasis,
akibat yang ditimbulkan dan aspek pencegahannya.
Kader juga mendukung kegiatan POPM filariasis.
Pengetahuan tokoh masyarakat mengenai gejala
filariasis kurang baik, namun pengetahuan mengenai akibat dari filariasis cukup baik. Mereka
juga setuju dengan dilaksanakannya kegiatan
POPM filariasis. Kader dan tokoh masyarakat
mempunyai pengalaman bahwa masyarakat takut
meminum obat dikarenakan efek samping yang
ditimbulkan. Kesimpulan penelitian ini bahwa
kader dan tokoh masyarakat mempunyai
pengetahuan yang baik mengenai eliminasi
filariasis.
Kata Kunci: tokoh masyarakat, kader,
pengetahuan, filariasis limfatik, Kecamatan Pemayung
EDITORIAL
Semangat berbagi pengetahuan !
Penghujung tahun 2016 ini Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor : ASPIRATOR
Volume 8 Nomor 2 telah terbit. Pada volume ini ASPIRATOR masih didominasi oleh topik
tentang Demam Berdarah Dengue (DBD). Topik tentang DBD yang diangkat pada nomer ini
terkait dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD di Provinsi
Jawa Barat dan Kalimantan Barat serta tingkat pendidikan keluarga yang tidak berasosiasi
dengan risiko tempat perkembangbiakan potensial nyamuk Aedes aegypti (studi kasus di
Kota Serang). Upaya pengendalian terhadap vektor DBD juga ditampilkan dalam nomer ini
antara lain identifikasi jenis bahan aktif dan penggunaan insektisida antinyamuk serta
kerentanan vektor DBD terhadap organofosfat (studi kasus di tiga kota endemis DBD di
Provinsi Banten) dan efikasi ekstrak daun dan bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap
larva Aedes aegypti
Topik lain yang terbit dalam nomer ini adalah tentang filariasis. Topik filariasis yang
terbit dalam nomer ini tentang karakteristik habitat perkembangbiakan vektor filariasis di
Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya serta pengetahuan tokoh
masyarakat dan kader kesehatan tentang program eliminasi filariasis limfatik di Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada seluruh dewan redaksi, penulis, mitra
bestari dan semua pihak yang mendukung terbitnya ASPIRATOR Volume 8 Nomor 2 tahun
2016 ini. Besar harapan kami hasil-hasil penelitian yang disajikan pada ASPIRATOR
Volume 8 Nomor 2 ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang penyakit filaria dan demam berdarah serta dapat di manfaatkan sebagai bahan
pengambilan kebijakan bagi program dalam menentuken intervensi yang efektif dan efisien.
Salam
Dewan Redaksi
Penerbitan dan Distribusi ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor ini dibiayai oleh DIPA Loka Litbang P2B2 Ciamis, Badan Litbang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016