2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

12
ASPIRATOR (Journal of Vector-borne Diseases Studies) Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2016 Aspirator Vol. 8 No. 2 Hal. 55-100 Ciamis, Desember 2016 ISSN 2085-4102 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan Loka Litbang P2B2 Ciamis ASPIRATOR VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2016 HAL. 55 - 100 TERAKREDITASI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014 ISSN (PRINT) 2085-4102 ISSN (ONLINE) 2338-7343

Transcript of 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

Page 1: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

ASPIRATOR (Journal of Vector-borne Diseases Studies)

Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor

www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator

VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2016

Aspirator Vol. 8 No. 2 Hal. 55-100 Ciamis,

Desember 2016 ISSN

2085-4102

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Loka Litbang P2B2 Ciamis

AS

PIR

AT

OR

V

OL

UM

E 8

NO

MO

R 2

DE

SE

MB

ER

2016

HA

L. 5

5 - 10

0

TERAKREDITASI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014

ISSN (PRINT) 2085-4102

ISSN (ONLINE) 2338-7343

Page 2: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

ASPIRATOR (Journal of Vector-borne Diseases Studies)

Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor

Pemimpin Redaksi /Editor In-Chief

Heni Prasetyowati, S.Si, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Anggota Dewan Redaksi (Editors)

Lukman Hakim, SKM, M.Epid (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Drs. Kasnodihardjo ( Perilaku Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Dr. Hadjar Siswantoro, M.Sc (Epidemiologi Klinis - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Dra. Shinta Prawoto, MS (Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Roy Nusa Rahagus Edo Santya, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Mara Ipa, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Endang Puji Astuti, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Joni Hendri, SKM, M.Biotech (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Muhammad Umar Riandi, S.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Andri Ruliansyah, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Hubullah Fuadzy, S.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Rohmansyah Wahyu Nurindra, S.Sos (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Firda Yanuar Pradani, S.Si, M.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Redaksi Pelaksana (Management Boards)

M. Ezza Azmi Fuadiyah, MKM

Mutiara Widawati, S.Si , MPH

Aryo Ginanjar, SKM

Dani Arif Cahyadi, S.Sos

Mitra Bebestari (Scientific Editorial Board)

Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD (Biomedik - Parasitologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Prof (Riset) Dr. Agus Kardinan, M.Sc (Tanaman Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat & Rempah, Indonesia)

Prof (Riset) Dr. M. Soedomo (Parasitologi Medik, World Health Organization, Indonesia)

Prof (Riset) Dr. Amrul Munif, M.Si (Biologi Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Prof. Dr.drh.Upik Kesumawati Hadi, MS (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)

Prof. Dra. Endang Srimurni Kusmintarsih, SU, Ph.D (Fakultas Biologi, Universitas Jendral Soedirman, Indonesia)

Dr. Amirullah Baharudin, M.Si (Biologi FMIPA) Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia)

Dr. Dra. Dewi Susanna, MS (Kesehatan Lingkungan, Universitas Indonesia)

Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)

Dr. drh. Susi Soviana, M.Si (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)

Dr. Nastiti Wijayanti, S.Si, M.Si (Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia)

Perwajahan (Layout)

Cucu Suhendar

Asep Mulyono

Diterbitkan oleh (Published by):

Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian Kesehatan, Loka Litbang P2B2 Ciamis

Jln Raya Km 3 Kampung Kamurang Desa Babakan Kecamatan Pangandaran

Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 46396 Telp/Fax.(0265) 639375

Website: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator

Email: [email protected]

Jurnal ini memuat artikel hasil penelitian, systematic review, case reports, dan komunikasi pendek, yang berkaitan dengan penyakit tular vektor

yang diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Sebelum diterbitkan, setiap naskah yang masuk, terlebih dahulu

ditelaah oleh Mitra Bebestari (peer-reviewer).

© 2016 Loka Litbang P2B2 Ciamis. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

TERAKREDITASI LIPI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014

ISSN (PRINT) 2085-4102 ISSN (ONLINE) 2338-7343

Page 3: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

DAFTAR ISI

EDITORIAL

Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi

Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya Mefi Mariana Tallan, Fridolina Mau ....................................................................... 55-62

Efikasi Ekstrak Daun dan Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Larva Aedes aegypti Meiske Elisabeth Koraag, Hayani Anastasia, Rina Isnawati, Octaviani.................. 63-68

Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat Helper Sahat Parulian Manalu, Amrul Munif .......................................................... 69-76

Identifikasi Jenis Bahan Aktif dan Penggunaan Insektisida Antinyamuk serta Kerentanan Vektor DBD terhadap Organofosfat pada Tiga Kota Endemis DBD di Provinsi Banten Joni Hendri, Asep Jajang Kusnandar, Endang Puji Astuti ...................................... 77-86

Tingkat Pendidikan Keluarga Tidak Berasosiasi dengan Risiko Tempat Perkembangbiakan Potensial Nyamuk Aedes aegypti: Kasus di Kota Serang Mutiara Widawati, Tri Wahono, Yuneu Yuliasih ...................................................... 87-92

Pengetahuan Tokoh Masyarakat dan Kader Kesehatan Tentang Program Eliminasi Filariasis Limfatik di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Hotnida Sitorus, Lasbudi P.Ambarita, Maya Arisanti, Helper Sahat Manalu......... 93-100

Vol. 8 No. 2, Desember 2016

Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector-Borne Diseases Studies)

ISSN : 2085 - 4102

ISSN : 2085 - 4102

ISSN (PRINT): 2085-4102 ISSN (ONLINE): 2338-7343

Page 4: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR
Page 5: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

ASPIRATOR – Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor

Journal of Vector Borne Diseases Studies

ISSN 2085-4102

E-ISSN 2338-7343

LEMBAR ABSTRAK

Abstract Sheet

(Volume 8 Nomor 2 Desember 2016)

Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya

This abstract sheet may reproduced/copied without any permission and/or charge

Karakteristik Habitat Perkembangbiakan

Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi

Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya

The characteristic of breeding habitat for

Filariasis vector in Kodi Balaghar Southwest

Sumba Regency

Mefi Mariana Tallan, Fridolina Mau Abstract. Subdistrict scores balaghar is on

filariasis endemic areas in the shouthwest district

Sumba. Filariasis (elephantiasis) is a chronic

infectious disease caused by the filarial worm that

attacks the lymph channels and lymph (lymphatic

system) that can cause acuteor chronic clinical

symptoms and is transmitted by mosquitoes

Mansonia, Anopheles, Culex, Amigeres. The

purpose researchis to describe the characteristics

of the environment and behavior to the incidence

on filariasis in District Kodi Balaghar South western Sumba. This research is descriptive study

with cross sectional approach that describes the

spread of filariasis. Kodi was conducted in

Southwest Sumba Regency Balaghar for eight

months from April to November 2014. Foundas

apotential habitat forlas mosquito breeding

habitats where dominant is a puddle of water,

springs, drains and small stream swith

temperatures ranging from21-350C, from 0,22 to

795 luxillumination, range pH between7,2 to 7,7,

0-0.1‰ salinity with elevation ranging from 25-

117m/asl. Where is thespecies found in the breeding habitat on is An.vagus,

An.barbirostris,An.annularis, Cx.vishnui,

Cx.bitaeniorhynchus, Cx.quinquefasciatus, Ar.

Kuchingensis.

Keywords:Filariasis, Environment, Breeding

habitats

Abstrak. Kecamatan Kodi Balaghar merupakan

salah satu daerah endemis filariasis di Kabupaten

Sumba Barat Daya.Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan

oleh cacing filaria Wuchereria brancofti, Brugia

malayidan B. timori yang menyerang saluran dan

kelenjar getah bening (sistem limfatik) yang dapat

menyebabkan gejala klinis akut atau kronis dan

ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

Culex, Amigeres.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran karakteristik lingkungan

fisik dan biologi di Kecamatan Kodi Balaghar

Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

cross sectionalyaitu menggambarkan karakteristik

lingkungan fisik dan biologisebagai habitat

perkembangbiakan nyamuk yang mempengaruhi

penyebaran filariasis. Penelitian dilakukan di

Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat

Daya selama delapan bulan dari bulan April –

November 2014. Ditemukan habitat yang

berpotensial sebagi tempat perkembangbiakan

nyamuk dimana habitat yang dominan yaitu

genangan air, mata air, saluran air dan sungai kecil dengan suhu berkisar 21-350C, pencahayaan 0,22-

795 lux, PH berkisar antara 7,2-7,7, salinitas 0-0,1

‰ dengan ketinggian tempat berkisar antara 25-

117m/dpl. Dimana spesies yang ditemukan pada

habitat perkembangbiakan adalahAn.vagus, An.

barbirostris, An.annularis, Cx.vishnui, Cx

bitaeniorhynchus, Cx quinquefasciatus, Ar.

Kuchingensis

Kata Kunci : Filariasis, Lingkungan, Habitat

perkembangbiakan

_____________________________________

Efikasi Ekstrak Daun dan Bunga

Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap

Larva Aedes aegypti

The efficacy of kecombrang (Etlingera

elatior)leaves and flowers extract against Aedes

aegypti larvae

Meiske Elisabeth Koraag, Hayani Anastasia, Rina

Isnawati, Octaviani

Abstract. Three widely known dengue vector

control programs in Indonesia are chemical,

biological, and environmental modification control

where chemical control with organophosphate insecticide (malathion and temephos) is the most

common. The long term use of chemical insecticide

will result in the vector being tolerant and

eventually resistant to insecticide. One of the

Page 6: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

alternative solutions is to use biological larvacide

from the plant. The objective of this study was to

determine the lethal concentration of the extract of

Kecombrang (Etlingera elatior) leaves and flowers

against Aedes aegypti larvae. This was an

experimental study where the sample size was determined by using the Federer formula. The

study used six different concentrations and four

repetitions. Two controls group, Bacillus

thuringiensis and water used as positive and

negative control. The results showed that the LC50

and LC90 of Kecombrang leave extract were

1.20% and 2.05% respectively whereas for

Kecombrang flowers extract were 0,05% and

0.09% respectively. Extract of Kecombrang leaves

and flowers is effective to kill Ae. aegypti larvae

where the flowers extract is more effective than the

leaves extract in killing Ae. aegypti larvae.

Keywords: dengue, Ae. aegypti, larvae, Etlingera

elatior

Abstrak. Pengendalian vektor penular demam

berdarah dengue (DBD) yang selama ini dikenal

yaitu pengendalian secara kimia, biologi dan

modifikasi lingkungan. Pengendalian vektor DBD

di Indonesia masih banyak dilakukan dengan

menggunakan insektisida dari golongan

organofosfat (malation dan temefos). Penggunaan insektisida kimia dalam jangka waktu lama akan

memberi efek menekan dan menyeleksi serangga

vektor sasaran untuk menjadi toleran sampai

resisten. Salah satu solusi alternatif yaitu

menggunakan larvasida yang berasal dari tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya

bunuh ekstrak daun dan bunga kecombrang

(Etlingera elatior) terhadap larva nyamuk Ae.

aegypti. Jenis penelitian yang digunakan yaitu

eksperimental murni, besar sampel ditentukan

berdasarkan rumus federer sehingga diperoleh 6

konsentrasi perlakuan dan 4 pengulangan. Terdapat 2 kelompok kontrol yaitu kontrol positif dan

kontrol negatif dimana kontrol positif

menggunakan Bacillus thuringiensis dan kontrol

negatif menggunakan air.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada uji akhir untuk ekstrak

daun kecombrang diperoleh nilai LC50 sebesar

1,204% dan LC90 sebesar 2,053%, sedangkan untuk

ekstrak bunga kecombrang LC50 sebesar 0,053%

dan LC90 sebesar 0,095%. Ekstrak daun dan bunga

kecombrang efektif dalam membunuh larva

Ae.aegypti. Daya bunuh ekstrak bunga kecombrang lebih efektif dibandingkan ekstrak daun

kecombrang.

Kata Kunci: demam berdarah dengue, Ae. aegypti,

larva, Etlingera elatior

_________________________________________

Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat

dalam Pencegahan Demam Berdarah

Dengue di Provinsi Jawa Barat dan

Kalimantan Barat

Communities Knowledge and Behavior In

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Prevention

In West Java and West Kalimantan

Helper Sahat Parulian Manalu, Amrul Munif

Abstract. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a

public health problem in tropical regions and

caused the social and economic impacts. The rapid

spread of dengue fever due to dengue virus easily

infect humans and supported by the attitudes and

knowledge about the lack of this disease

prevention. The aim of this research is to determine

the knowledge and habits of society to control the

prevention of Dengue Hemorrhagic Fever in West Java and West Kalimantan. This study using a

cross sectional design with a questionnaire as an

instrument of research, conducted on 600

respondents in four City / County that has the most

high endemicity related to the research problem,

which is taken by simple random sampling. The

results showed 92.8% of respondents had never

heard of dengue fever, 77% of respondents have

knowledge of dengue as infectious diseases, 81.5%

of respondents know the modes of transmission of

dengue by mosquito bites and about 63.7% of respondents take precautions through PSN plus

Abate. This study revealed that the knowledge

towards the prevention of dengue fever in the two

provinces still classified as less positive, as well as

people's habits which is still relatively poor in

controlling the dengue.

Keywords: Knowledge, Behavior, dengue fever

Abstrak. DBD merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di wilayah tropis, yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.

Penyebaran DBD secara pesat karena virus dengue

semakin mudah dan banyak menulari manusia

didukung oleh sikap dan pengetahuan masyarakat

tentang pencegahan penyakit yang masih

kurang.Tujuan penelitian untuk mengetahui

pengetahuan, dan perilaku masyarakat terhadap

pengendalian pencegahan DBD di Provinsi Jawa

Barat dan Kalimantan Barat. Rancangan penelitian

menggunakan Cross Sectional dengan

menggunakan kuesioner sebagai instrumen

penelitian, dilakukan pada 600 responden pada empat Kota/Kabupaten yang mempunyai

endemisitas yang paling tinggi yang berkaitan

dengan masalah penelitian, yang diambil secara

simple random sampling. Hasil penelitian

menunjukkan 92,8 % responden tidak pernah

mendengar DBD,77 % responden memiliki

Page 7: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

pengetahuan DBD sebagai penyakit menular, 81,5

% responden memiliki pengetahuan cara penularan

DBD dengan gigitan nyamuk dan sebesar 63,7 %

responden melakukan tindakan pencegahan melalui

PSN. Kesimpulan yang didapatkan yaitu

pengetahuan dan kebiasaan masyarakat terhadap pencegahan DBD di Provinsi Jawa Barat dan

Kalimantan Barat tergolong masih kurang dalam

pengendalian DBD di lokasi penelitian.

Kata kunci : Pengetahuan , Perilaku, Pencegahan,

Demam berdarah dengue.

Identifikasi Jenis Bahan Aktif dan

Penggunaan Insektisida Antinyamuk serta

Kerentanan Vektor DBD terhadap

Organofosfat pada Tiga Kota Endemis

DBD di Provinsi Banten

Identification Active Ingredients of Anti-

mosquitoes Insecticide and The Susceptibility of

DHF Vector to Organophosphate at Three DHF

Endemic Cities in Banten Province

Joni Hendri, Asep Jajang Kusnandar, Endang Puji

Astuti

Abstract. The increasing cases of Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) in various places leads

to increased efforts to control the Aedes aegypti mosquito populations using anti-mosquito

insecticide. The use of insecticides continuously,

the absence of insecticide rotation and errors in the

application has been lead to insecticide resistance

of dengue vector. The purpose of this study is (1) to

identify active ingredients of insecticide; (2) used

of anti-mosquito insecticide that has been used by

households and programs, (3) as well as knowing

the susceptibility status of Aedes aegypti to

organophosphate insecticides (Malathion 0,8% and

Temephos 0.02 ppm). Descriptive research with cross sectional approach conducted in three

highest endemic cities in Banten province: Cilegon

City, Serang City, and South Tangerang City.

Identification of anti-mosquito insecticide has been

done by interview, and identifying health centers

and Health Service reports. The results showed that

most respondents have been using anti-mosquito

insecticide applied daily at night. Respondents

prefer to use repellent which can be applied by

swab. Based on the active ingredient, D-alethrin is

a type of active ingredients which mentioned most

often, followed by Pralethrin and Diethyltoluamide (DEET). Insecticides used by the program are

Malathion and Pirimiphos-methyl, rotated by

Cypermethrin. Susceptibility test results showed

that Aedes aegypti is not susceptible to Malathion

0,8 % and Temephos 0.02 ppm.

Keywords: insecticide, anti-mosquitoes, Aedes

aegypti, susceptibility, organophosphate.

Abstrak. Meningkatnya kasus Demam Berdarah

Dengue (DBD) di berbagai tempat memacu

peningkatan upaya pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti menggunakan insektisida

antinyamuk. Penggunaan insektisida secara terus

menerus tanpa adanya rotasi dan kesalahan dalam

aplikasi akan menyebabkan resistensi terhadap

nyamuk vektor DBD. Tujuan dari penelitian ini

adalah (1) mengidentifikasi jenis-jenis bahan aktif

(2) pola penggunaaan insektisida anti nyamuk yang

digunakan oleh rumah tangga dan program serta (3)

mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti

terhadap insektisida organofosfat (Malation 0,8%

dan Temefos 0,02 ppm). Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang yang dilakukan di 3 kota endemis tertinggi

di Provinsi Banten yaitu Kota Cilegon, Kota

Serang, dan Kota Tangerang Selatan. Identifikasi

insektisida antinyamuk telah dilakukan dengan cara

wawancara terhadap masyarakat, Puskesmas

maupun Dinas Kesehatan. Uji kerentanan terhadap

nyamuk Ae. aegypti dewasa dan pra dewasa telah

dilakukan untuk mengetahui status kerentanan

vektor DBD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar masyarakat menggunakan

insektisida antinyamuk yang diaplikasikan setiap hari pada waktu malam hari. Masyarakat lebih

banyak menggunakan repellent yang diaplikasikan

dengan cara diusapkan atau dioleskan.

Berdasarkan bahan aktifnya D-aletrin merupakan

jenis bahan aktif yang paling sering di paparkan,

disusul Praletrin dan Diethyltoluamide (DEET).

Insektisida yang digunakan program adalah

Malation dan Metil pirimifos yang dirotasi dengan

penggunaan Sipermetrin. Hasil uji kerentanan

nyamuk Ae. aegypti terhadap Malation 0,8 % dan

Temefos 0.02 ppm menunjukkan bahwa nyamuk

tersebut sudah resisten terhadap kedua jenis bahan aktif tersebut.

Kata Kunci: insektisida, antinyamuk, Aedes

aegypti, kerentanan, organofosfat.

Tingkat Pendidikan Keluarga Tidak

Berasosiasi dengan Risiko Tempat

Perkembangbiakan Potensial Nyamuk

Aedes aegypti : Kasus di Kota Serang

The Level of family education is not associated

with potential Aedes aegypti’s breeding place

risk:a case in Serang City

Mutiara Widawati, Tri Wahono, Yuneu Yuliasih,

Abstract Habitat and human behavioural change is

one of mosquito control effort that involves

community participation in its process. This study

Page 8: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

aims to determine whether the level of education in

a family influence its home into an Aedes aegypti’s

breeding place in Serang. The study design was

cross-sectional, with field observations and

interviews in it. We use husband and wife or an

adult for our samples to be interviewed. To determine the risk of mosquito larvae breeding, in

each house we used three classifications of Maya

Index determined from the existence of controllable

and disposable water containers. The results

showed that of the entire container found, 98.7%

arecontrollablecontainers (94.7% positive larvae),

and the remaining 1.3% are disposable containers

(72.7% positive larvae). Based on the results of

Chi-square analysis, it is known that education

level had no effect on the risk of mosquito breeding

places of Ae.aegypti in the city of Serang. We

conclude that the level of education of parents in a home does not affect the presence of larval

breeding sites of Ae.aegypti in Serang city. It is

recommended that the local government intervene

the society’s knowledge that focuses on mosquito

breeding place controls, in order to avoid the

emergence of new mosquitoes breeding place.

Keywords: risk, breeding places, Maya index,

education, Serang

Abstrak. Salah satu program pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang melibatkan peran serta

masyarakat adalah perubahan habitat atau perilaku

manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah tingkat pendidikan di suatu keluarga

berpengaruh terhadap risiko timbulnya tempat

perkembangbiakan nyamuk Ae.aegypti di kota

Serang. Rancangan penelitian adalah cross

sectional, dengan observasi lapangan dan

wawancara. Sampel adalah kepala rumah tangga

(suami) atau istri atau orang yang sudah dewasa

untuk diwawancarai. Untuk menentukan risiko

perkembangbiakan larva nyamuk, di tiap rumah digunakan tiga klasifikasi Maya Indeks yang

ditentukan dari keberadaan kontainer air yang dapat

diatur (controllable) dan yang mudah dibuang

(disposable). Klasifikasi Maya Indeks dihubungkan

dengan tingkat pendidikan menggunakan analisis

Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dari seluruh kontainer yang dijumpai, 98.7%

merupakan kontainer controllable (94.7% positif

larva), dan 1.3% sisanya merupakan kontainer

disposable (72.7% positif larva). Berdasarkan hasil

analisis Chi-square diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap risiko

timbulnya tempat perkembangbiakan nyamuk

Ae.aegypti di Kota Serang (p=0,632). Keberadaan

tempat perkembangbiakan larva Ae.aegypti di kota

Serang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

orang tua di suatu rumah. Disarankan agar

pemerintah daerah setempat mengadakan intervensi

pengetahuan yang fokus pada pemberantasan

sarang nyamuk, agar pengetahuan masyarakat lebih

tepat guna untuk menghindari timbulnya tempat

perkembangbiakan nyamuk.

Kata Kunci: Risiko, perkembangbiakan nyamuk,

Maya Indeks, pendidikan, Serang

Pengetahuan Tokoh Masyarakat dan Kader

Kesehatan Tentang Program Eliminasi

Filariasis Limfatik di Kecamatan

Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi

Jambi

Community Figures and Health Cadres Knowledge

about Lymphatic filariasis Elimination Program in

Pemayung Sub district Batanghari Regency of

Jambi Province

Hotnida Sitorus, Lasbudi P. Ambarita, Maya

Arisanti dan Helper Sahat Manalu

Abstract. Lymphatic filariasis (LF) is a disease

caused by filarial worms that until recently was

remains a health problem in Indonesia. Jambi

province is one of endemic areas for Lymphatic

filariasis that some of its regency already

implemented mass drug administration (MDA)

program. One of regency which has already

implemented mass drug administration is Batanghari Regency with 66 chronic cases. Mass

drug administration has been started in Batanghari

Regency since 2009 and the implementation unit is

subdistrict of Pemayung. MDA coverage in the first

year is 74,2 percent. The purpose of this research

was to determine knowledge of cadres involved in

MDA and community leader related to elimination

program of Lymphatic filariasis in Pemayung

Subdistrict of Batanghari Regency. The results

show cadres have good knowledge in regard to the

symptoms, impact of disease and prevention aspects. Cadres also support the program of mass

drug administration. Knowledge of community

leaders show poor on LF disease symptom, but they

have good knowledge about the impact of the

disease. They also agree and support the

implementation of mass drug administration.

Cadres and community leaders have experience

that the community fear to drink medicines due to

side effects of drugs. Conclusion of the research

was cadres and community leader has good

knowledge regard to the Lymphatic filariasis

elimination program.

Keywords: community figures, cadre, knowledge,

lymphatic filariasis, Pemayung Subdistrict

Abstrak. Filariasis limfatik atau penyakit kaki

gajah merupakan penyakit yang disebabkan oleh

cacing filaria yang sampai saat ini masih menjadi

Page 9: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

masalah kesehatan di Indonesia. Provinsi Jambi

merupakan salah satu daerah endemis filariasis

yang sudah menjalani pemberian obat pencegahan

massal (POPM). Salah satu kabupaten yang telah

melaksanakan POPM adalah Kabupaten Batanghari

dengan 66 orang penderita kasus kronis. Pemberian obat massal pencegahan filariasis di Kabupaten

Batanghari mulai dilaksanakan pada tahun 2009

dengan Unit Implementasi (UI) tingkat kecamatan

tepatnya di Kecamatan Pemayung. Cakupan POPM

filariasis pada tahun pertama di kecamatan ini

sebesar 74,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengetahuan masyarakat yang meliputi

tokoh masyarakat dan kader kesehatan terhadap

eliminasi filariasis di Kecamatan Pemayung

Kabupaten Batanghari. Penelitian dilakukan selama

tujuh bulan pada tahun 2011. Desain penelitian ini

adalah rancangan potong lintang dengan pendekatan kualitatif, cara pengumpulan data

dengan diskusi kelompok terarah. Informan

penelitian terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok

kader kesehatan yang terlibat dalam POPM

filariasis dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian

menunjukkan kader sudah mempunyai pengetahuan

yang cukup baik mengenai gejala-gejala filariasis,

akibat yang ditimbulkan dan aspek pencegahannya.

Kader juga mendukung kegiatan POPM filariasis.

Pengetahuan tokoh masyarakat mengenai gejala

filariasis kurang baik, namun pengetahuan mengenai akibat dari filariasis cukup baik. Mereka

juga setuju dengan dilaksanakannya kegiatan

POPM filariasis. Kader dan tokoh masyarakat

mempunyai pengalaman bahwa masyarakat takut

meminum obat dikarenakan efek samping yang

ditimbulkan. Kesimpulan penelitian ini bahwa

kader dan tokoh masyarakat mempunyai

pengetahuan yang baik mengenai eliminasi

filariasis.

Kata Kunci: tokoh masyarakat, kader,

pengetahuan, filariasis limfatik, Kecamatan Pemayung

Page 10: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR
Page 11: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

EDITORIAL

Semangat berbagi pengetahuan !

Penghujung tahun 2016 ini Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor : ASPIRATOR

Volume 8 Nomor 2 telah terbit. Pada volume ini ASPIRATOR masih didominasi oleh topik

tentang Demam Berdarah Dengue (DBD). Topik tentang DBD yang diangkat pada nomer ini

terkait dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD di Provinsi

Jawa Barat dan Kalimantan Barat serta tingkat pendidikan keluarga yang tidak berasosiasi

dengan risiko tempat perkembangbiakan potensial nyamuk Aedes aegypti (studi kasus di

Kota Serang). Upaya pengendalian terhadap vektor DBD juga ditampilkan dalam nomer ini

antara lain identifikasi jenis bahan aktif dan penggunaan insektisida antinyamuk serta

kerentanan vektor DBD terhadap organofosfat (studi kasus di tiga kota endemis DBD di

Provinsi Banten) dan efikasi ekstrak daun dan bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap

larva Aedes aegypti

Topik lain yang terbit dalam nomer ini adalah tentang filariasis. Topik filariasis yang

terbit dalam nomer ini tentang karakteristik habitat perkembangbiakan vektor filariasis di

Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya serta pengetahuan tokoh

masyarakat dan kader kesehatan tentang program eliminasi filariasis limfatik di Kecamatan

Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada seluruh dewan redaksi, penulis, mitra

bestari dan semua pihak yang mendukung terbitnya ASPIRATOR Volume 8 Nomor 2 tahun

2016 ini. Besar harapan kami hasil-hasil penelitian yang disajikan pada ASPIRATOR

Volume 8 Nomor 2 ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di

bidang penyakit filaria dan demam berdarah serta dapat di manfaatkan sebagai bahan

pengambilan kebijakan bagi program dalam menentuken intervensi yang efektif dan efisien.

Salam

Dewan Redaksi

Page 12: 2085 4102 2338 7343 ASPIRATOR

Penerbitan dan Distribusi ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor ini dibiayai oleh DIPA Loka Litbang P2B2 Ciamis, Badan Litbang Kesehatan,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016