20

3
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 2. Risiko terjadinya defisit volume cairan b.d. kegagalan mekanisme regulatory Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan tidak terjadi defisit volume cairan, dengan kriteria : 1.Bebas tanda-tanda dehidrasi 2.Balance cairan tercapai 3.Nilai hematokrit dbn 1.Timbang BB setiap hari dengan menggunakan skala dan pada waktu yang sama. 2.Monitor intake dan output cairan/24 jam. 3.Pantau TD, nadi dan tekanan arteri rerata. 4.Evaluasi turgor kulit, membran mukosa, keadaan fontanel 5.Kaji lokasi tempat masuknya cairan IV/jam. 6.Pantau pemeriksaan lab. Sesuai indikasi : Ht dan kalium serum 1. BB adalah indikator paling sensitif dari keseimbangan cairan. Ketidakadekuatan penambahan BB dpt dihub. Dgn ketdkseimbangan air atau ketidakadekuatan masukan kalori. 2. Haluaran hrs 1-3 ml/kg/jam sementara kebut. Cairan kira- kira 80-100 ml/kg/hr pada hari ketiga pasca kelahiran 3. Kehilangan 25% volume drh mengakibatkan syok dengan TAR krg dr 25 mmHg menandakan hipotensi 4. Kehilangan/perpindahan cairan yang minimal dpt dgn cepat menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh turgor kulit yang buruk, membran mukosa kering dan fontanel cekung. 5. Pembengkakan dpt menandakan tjd infiltrasi cairan atau plester terlalu ketat. Aliran balik darah disebabkan oleh penurunan cairan mungkin menyumbat jarum 6. Dehidrasi meningkatkan kadar hematokrit diatas nilai normal 45%-53%. Hipokalemia

description

a

Transcript of 20

NO

NODIAGNOSA

KEPERAWATANPERENCANAAN

TUJUANINTERVENSIRASIONAL

2.Risiko terjadinya defisit volume cairan b.d. kegagalan mekanisme regulatorySetelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan tidak terjadi defisit volume cairan, dengan kriteria :

1. Bebas tanda-tanda dehidrasi

2. Balance cairan tercapai

3. Nilai hematokrit dbn

1. Timbang BB setiap hari dengan menggunakan skala dan pada waktu yang sama.

2. Monitor intake dan output cairan/24 jam.

3. Pantau TD, nadi dan tekanan arteri rerata.

4. Evaluasi turgor kulit, membran mukosa, keadaan fontanel

5. Kaji lokasi tempat masuknya cairan IV/jam.

6. Pantau pemeriksaan lab. Sesuai indikasi : Ht dan kalium serum

7. Berikan infus parenteral.

1. BB adalah indikator paling sensitif dari keseimbangan cairan. Ketidakadekuatan penambahan BB dpt dihub. Dgn ketdkseimbangan air atau ketidakadekuatan masukan kalori.

2. Haluaran hrs 1-3 ml/kg/jam sementara kebut. Cairan kira-kira 80-100 ml/kg/hr pada hari ketiga pasca kelahiran

3. Kehilangan 25% volume drh mengakibatkan syok dengan TAR krg dr 25 mmHg menandakan hipotensi

4. Kehilangan/perpindahan cairan yang minimal dpt dgn cepat menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh turgor kulit yang buruk, membran mukosa kering dan fontanel cekung.

5. Pembengkakan dpt menandakan tjd infiltrasi cairan atau plester terlalu ketat. Aliran balik darah disebabkan oleh penurunan cairan mungkin menyumbat jarum

6. Dehidrasi meningkatkan kadar hematokrit diatas nilai normal 45%-53%. Hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan melalui selang nasogastrik, diare atau muntah. Kadar kalium berlebihan (hiperkalemia) dapat diakibatkan dari kesalahan penggantian, perpindahan kalium dari ruangan intraselular ke ekstraselular, asidosis atau gagal ginjal.

7. Penggantian cairan menambah volume darah; membantu mengembalikan vasokonstriksi berkenaan dengan hipoksia, asidosis dan pirau kanan ke kiri melalui PDA. 8.

3.Perubahan perfusi jaringan b.d berkurangnya komponen seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen/zat nutrisi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan klien adekuat dengan criteria :

- Membran mukosa merah muda

- Conjunctiva tidak anemis

- Akral hangat

- TTV dalam batas normal

Monitor TTV,pengisian kapiler,warna kulit dan membaran mukosa

Tinggikan posisi kepala tempat tidur

Periksa adanya keluhan nyeri

Catat keluhan rasa dingin

Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat

Beri oksigen sesuai kebutuhan

Kolaborasi dalam pemeiksaan lab : HB,HMT,SDM.

4.Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan kebutuhan pemakaian dan suplai oksigenSetelah diberikan tindakan keperawatan klien toleran terhadap aktivitas dengan criteria :

- Kebutuhan ADL terpenuhi Kaji kemampuan anak dlm melakukan memenuhi ADL

Monitor TTV,respon fisiologis selama,setelah melakukan aktivitas

Beri informasi pada anak/klg untuk berhenti melakukan aktivitas jika terjadi peningkatan TTV atau pusing

Beri bantuan dalam beraktivitas/ambulasi bila perlu

Prioritaskan jadwal askep untuk meningkatkan istirahat