TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN...

151
TESIS EFEK PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP NYERI, KAKU SENDI DAN FUNGSI FISIK PASIEN OSTEOARTRITIS LUTUT THE EFFECTS OF KAEMPFERIA GALANGA L. EXTRACT ON PAIN, STIFFNESS AND FUNCTIONAL PHYSIC IN PATIENT WITH KNEE OSTEOARTHRITIS AKMAL NOVRIAN SYAHRUDDIN P1803215012 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN...

Page 1: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

TESIS

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP NYERI, KAKU

SENDI DAN FUNGSI FISIK PASIEN OSTEOARTRITIS LUTUT

THE EFFECTS OF KAEMPFERIA GALANGA L. EXTRACT ON PAIN, STIFFNESS AND FUNCTIONAL PHYSIC IN PATIENT WITH KNEE

OSTEOARTHRITIS

AKMAL NOVRIAN SYAHRUDDIN

P1803215012

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

Page 2: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

ii

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP NYERI, KAKU

SENDI DAN FUNGSI FISIK PASIEN OSTEOARTRITIS LUTUT

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Master

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

AKMAL NOVRIAN SYAHRUDDIN

kepada

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

Page 3: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

iii

Page 4: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Akmal Novrian Syahruddin

Nomor mahasiswa : P1803215012

Program studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan

tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi perbuatan

tersebut.

Makassar, November 2017

Yang menyatakan

Akmal Novrian Syahruddin

Page 5: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

v

PRAKATA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah rabbil ’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah swt. karena berkat rahmat, hidayah, kuasa serta izin-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Efek pemberian

ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap nyeri, kaku

sendi dan fungsi fisik pasien Osteoartritis lutut”.

Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar. Penyusunan tesis ini

tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat, penulis ucapkan terima

kasih kepada Ibu Dr. dr. Citrakesumasari, M.Kes., SpGK selaku

Pembimbing I dan ibu Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud., MPH., SpGK

(K) selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing penulis sejak proses awal hingga akhir penyusunan tesis ini.

Melalui pemikiran-pemikirannya yang segar, konsisten dan kritis penulis

mendapatkan masukan yang sangat berharga. Ucapan yang sama juga

kepada Bapak Prof. dr. Veni Hadju M.Sc., Ph.D selaku Penguji I, Bapak

dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med., Ph.D., SpGK (K) selaku Penguji II

dan ibu Dr. dr. Anna Khuzaimah, M.Kes selaku Penguji III yang secara

aktif telah memberikan masukan, saran dan kritik demi perbaikan tesis ini.

Page 6: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

vi

Secara khusus penulis ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Syahruddin Usman dan

Ibunda Haerana Rahman dengan segala kasih sayang, pengorbanan,

kesabaran, kepercayaan, dukungan moral serta materil selama ini serta

doa dalam sujud yang senantiasa menyertai setiap langkah penulis.

Semoga Allah senantiasa mencurahkan kasih sayangnya dan

memberikan kalian kesehatan baik jasmani maupun rohani kepada kalian

hingga akhirat kelak. Salam sayang untuk kakak Nur Azizah Syahrana

dan adik Akhyar Aprian Syahruddin. Terima kasih atas segala doa dan

bantuan yang senantiasa mengiringi perjalanan penulis dalam menjalani

kehidupan serta sekaligus permohonan maaf atas segala kesalahan yang

pernah kulakukan.

Dengan selesainya tesis ini, penulis juga mengucapkan terima

kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1) Ibu Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia A. Palubuhu,

M.A, Bapak Dekan FKM Unhas, Prof. Dr. drg. Zulkifli Abdullah,

M.Kes dan ketua Prodi Ilmu Kesmas, Dr. RIdwan M. Thaha, M.Sc

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan

studi di Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

2) Seluruh dosen dan staf pengajar Ilmu Kesmas terkhusus di

Konsentrasi Gizi Universitas Hasanuddin yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada penulis.

Page 7: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

vii

3) Staf akademik S2 gizi Unhas, Kak Sri yang telah berperan untuk

membantu, memberikan kritik, saran serta arahan dalam

kesempurnaan karya tulis imiah ini.

4) Saudara-saudariku seperjuangan di S2 Gizi Angkatan 2015 yang

selalu menjadi teman dalam suka maupun duka dalam mengikuti dan

mengerjakan tugas perkuliahan serta membantu dalam penyelesaian

tugas akhir ini. Kalian telah memberikan motivasi, bimbingan dan

semangat yang sangat berharga bagi penulis.

5) Kepada parner tim penelitian Sugirah, dr. Murni dan dr. yosefa. yang

senantiasa menemani dan membantu mulai dari awal hingga akhir

penulisan tesis ini.

6) Kepada saudara-saudariku yang tercinta; Takwa, Andri, Amir, Irfan,

ihsan, Rahim dan Novi puspitasari, terima kasih atas dukungan,

motivasi dan wejangan-wejangan kalian sehingga penulis lebih

bersemangat dalam menyelesaikan tesis ini.

7) Kepada parner yang berkerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, LP2M Unhas; kak Sigit, Kak Aspar, Kak Ifa, Indra dan

Pak Umar ucapan terima kasih atas bantuan dan masukannya dalam

penyusunan tesis ini.

8) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

turut membantu dalam terselesainya tesis ini.

Page 8: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

viii

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis menantikan

masukan, saran dan koreksi dari berbagai pihak demi kesempurnaan

penulisan Tesis ini.

Makassar, November 2017

Akmal Novrian Syahruddin

Page 9: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

ix

Page 10: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

x

Page 11: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN TESIS ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................ iv

PRAKATA .................................................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................ x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 6

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Osteoartrititis Lutut ................................................... 8

1. Definisi ........................................................................................... 8

2. Etiologi ........................................................................................... 9

3. Epidemiologi .................................................................................. 9

4. Faktor Risiko ................................................................................ 13

5. Patogenesis ................................................................................. 17

7. Diagnosis ..................................................................................... 24

8. Klasifikasi OA menurut kriteria Kellgren-Lawrence ...................... 25

9. Penatalaksanaan ......................................................................... 27

10. Nyeri pada OA ............................................................................. 37

11. Outcome OA ................................................................................ 39

B. Tinjauan Umum Rimpang Kencur (Kaempferia galanga l) ................ 42

Page 12: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xii

1. Morfologi Kencur .......................................................................... 42

2. Kandungan Kimia dari Kencur ..................................................... 43

3. Pemanfaatan Rimpang Kencur .................................................... 44

4. Aktivitas Farmakologis ................................................................. 45

5. Uji Toksisitas Ekstrak Rimpang Kencur ....................................... 50

C. Tinjauan Umum Rimpang Kencur Hubungannya dengan OA Lutut . 50

D. Tabel Sintesa .................................................................................... 53

E. Kerangka Teori ................................................................................. 58

F. Kerangka Konsep ............................................................................. 59

G. Variabel Penelitian ........................................................................... 60

H. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 60

I. Definisi Operasional ........................................................................... 61

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Model Rancangan Penelitian .......................... 64

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 65

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 66

D. Pengumpulan Data .......................................................................... 67

E. Tahapan Penelitian .......................................................................... 69

F. Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 71

G. Kontrol Kualitas ................................................................................ 72

H. Etika Penelitian ................................................................................ 74

I. Alur Penelitian .................................................................................. 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................. 76

B. Pembahasan .................................................................................... 85

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 100

B. Saran ............................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 102

LAMPIRAN

Page 13: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi Non farmakologi untuk Manajemen OA Lutut ............................................................................. 27 Tabel 2.2 Rekomendasi Farmakologi untuk Manajemen OA Lutut ..... 33 Tabel 2.3 Tabel Sintesa Penelitian ..................................................... 53 Tabel 4.1 Karakteristik Sampel penelitian Berdasarkan Kelompok Penelitian ........................................................... 77 Tabel 4.2 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Status Gizi (IMT) Kedua Kelompok Penelitian (Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol) ....................................................... 78 Tabel 4.3 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Derajat OA Kedua Kelompok Penelitian (Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol) ....................................................... 79 Tabel 4.4 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Status Gizi (IMT) dan Derajat OA Lutut ................................................ 79 Tabel 4.5 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Umur dan Derajat OA Lutut ................................................................. 80 Tabel 4.6 Analisis Rerata Asupan Makanan Pre-Post Test Antar Kelompok .................................................................. 81 Tabel 4.7 Analisis Perbandingan Rerata Skor Nyeri, Kaku Sendi, Fungsi Fisik Antar Kelompok sebelum dan setelah perlakuan ............................................................... 82

Page 14: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sendi Normal dan Sendi OA Lutut ............................... 19

Gambar 2.2 Klasifikasi OA secara Radiografi berdasarkan Kriteria Kellgren & Lawrence ......................................... 26

Gambar 2.3 Sintesis Prostaglandin................................................... 36 Gambar 2.4 Daun dan Rimpang Kencur ........................................... 43

Gambar 2.5 Kerangka Teori ............................................................ 58

Gambar 2.6 Kerangka Konsep ......................................................... 59

Gambar 3.1 Kerangka Alur Penelitian ............................................... 75

Page 15: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pengumpulan Data ........................................ 109

Lampiran 2 Lembar Kuesioner The Western Ontario And Mcmaster Universities Osteoarthritis Index (Womac) ..... 110 Lampiran 3 Food Recall ..................................................................... 112 Lampiran 4 Kartu Kontrol Minum Obat ............................................... 113

Lampiran 5 Tabel Karakteristik Responden ....................................... 114

Lampiran 6 Asupan Energi dan Zat Gizi ............................................ 115

Lampiran 7 Hasil Pengukuran WOMAC ............................................. 116

Lampiran 8 Analisis Data ................................................................... 118

Lampiran 9 Foto Penelitian ................................................................ 132

Lampiran 10 Riwayat Hidup ................................................................. 134

Page 16: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Arti dan Keterangan

ACR American College of Rheumatology

AKG Angka Kecukupan Gizi

BIA Bioimpedance Analyzer

CDC Centers for Disease Control

COX Cyclooxygenase

DAMPs Damage-Associated Molecular Pattern Molecules

DO Drop Out

ECM Extracellular Matrix

EPMC Etil p-metoksisinamat

EULAR European League Against Rheumatism

HA Hyaluronic Acid

IL interleukin

IMT Indeks Massa Tubuh

IASP International Association for Study Of Pain

IRA Indonesian Rheumatology Associations

Kemenkes Kementerian Kesehatan

KL Kellgren dan Lawrence

LD50 Lethal Dose 50

MMP Matrix Metalloproteases

NHANES National Health and Nutrition Examination Survey

NO Nitric Oxide

Page 17: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

xvii

NRS Numeric Rating Scale

NSAIDs Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs

OA : Osteoartritis

OAINS Obat anti inflamasi Non-steroid

PAMPs Pathogen-Associated Molecular Patterns

PG Prostaglandin

RCT Randomized Clinical Trial

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

ROS Reactive oxygen species

SP3T Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan

Tradisional

TIMP The tissue inhibitors of metalloproteinases

TLR Toll- like receptors

TNF Tumor Necrosis Factor

VAS Visual Analog Scale

WOMAC Western Ontario and MacMaster Universities Osteoarthritis

Index

Page 18: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Osteoarthritis lutut (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif

yang paling umum dijumpai pada pada usia tua. Nyeri merupakan gejala

yang paling umum ditimbulkan akibat OA dan diperkirakan OA menempati

urutan keempat penyebab kecacatan pada usia tua (Fransen et al., 2011).

OA merupakan penyakit progresif ditandai dengan degenerasi tulang

rawan dan perubahan pada jaringan sendi yang mengakibatkan rasa

nyeri, kaku dan kecacatan (Martel-Pelletier and Pelletier, 2010). Biasanya

didefinisikan berdasarkan patologi, gejala-gejala, atau gabungan dari

keduanya. Patologi berarti adanya perubahan berdasarkan radiografi

(terdapat penyempitan ruang sendi, osteofit, dan sklerosis), sedangkan

gejala yaitu terdapat rasa sakit, bengkak, dan kekakuan pada sendi (CDC,

2015). Osteoartritis lebih banyak terjadi pada sendi yang menopang

badan, terutama sendi lutut. OA lutut berkontribusi besar terhadap beban

cacat fisik (Jordan et al., 2007).

Insiden OA meningkat seiring dengan pertambahan usia dan

diperkirakan sekitar 80% dari populasi usia 65 tahun memiliki beberapa

bukti radiografi dari penyakit OA (Karsdal et al., 2016). Di Amerika Serikat,

diperkirakan mempengaruhi lebih dari 27 juta orang dan menjadi

penyebab kecacatan dan gangguan kualitas hidup lansia (Bos, Slagboom

and Meulenbelt, 2008). Berdasarkan studi Johnston County Osteoarthritis

Page 19: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

2

Project menunjukkan prevalensi OA Lutut simptomatik usia 45 – 54 tahun

7.3%, 15.3% usia 55-64 tahun, 20.8% pada usia 65-74 tahun dan 32.8%

pada usia >75 tahun (Jordan et al., 2007). Penelitian lainnya berdasarkan

Framingham study, menunjukkan prevalensi OA Lutut Radiografi ≥ 45

tahun adalah 19,2% dan, pada mereka yang berusia >80 tahun, naik

menjadi 43,7% (Litwic et al., 2013).

Di China, prevalensi OA lutut 4% pada laki-laki dan 10% pada

perempuan usia diatas 40 tahun (Fransen et al., 2011). Korea dan

Vietnam, dilaporkan prevalensi OA lutut masing-masing sebanyak 38,1%

dan 34,2%, perempuan mempunyai risiko menderita OA lutut

dibandingkan laki-laki (Cho et al., 2011; Ho-Pham et al., 2014). Thailand,

prevalensi OA lutut dilaporkan terdapat 31% pria dan 35% wanita

(Nguyen, 2014). Sementara di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar,

prevalensi nasional penyakit sendi mencapai 24.7% (Riskesdas, 2013).

Secara spesifik penyakit sendi yaitu OA untuk beberapa wilayah di

Indonesia dilaporkan prevalensinya cukup tinggi., prevalensi OA lutut di

Pontianak tercatat sebanyak 89,91% dan prevalensi tertinggi berada pada

usia 55-60 years (28,93%) (Arissa, Harry and Diana, 2013). Studi

epidemiologi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Susut I, Bali,

dilaporkan bahwa prevalensi OA lutut usia >50 tahun sebanyak 62,8%

(Ali, 2014). Tingginya angka prevalensi penyakit OA menunjukkan

perhatian serius terhadap pencegahan dan penurunan angka utamanya

tingkat disabilitas pada usia tua.

Page 20: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

3

OA merupakan penyakit yang bersifat kronik dimana pasien OA

akan merasakan nyeri dan sakit pada sendi yang berakibat pada

terganggunya aktivitas sehari-hari dan pada tingkat yang parah berakibat

timbulnya disabilitas. Penatalaksanaan pengobatan pada OA berfokus

pada pengendalian rasa nyeri dan sakit serta meningkatkan fungsi dan

kualitas hidup. Penggunaan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) efektif

untuk mengatasi rasa nyeri kronik pada lutut (Kapoor and Mahomed,

2015). Meloxicam merupakan salah satu obat farmasi yang tergolong Non

Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID) yang mempunyai fungsi

analgesik, anti inflamasi dan antipiretik. Meskipun golongan obat NSAID

efektif terhadap penurunan nyeri pada OA, namun penggunaan jangka

panjang berdampak pada efek samping yang ditimbulkannya terutama

pada sistem gastrointestinal (GI) termasuk dispepsia, iritasi mukosa

lambung, dan perdarahan (Turajane, et al., 2009).

Penggunaan Fitofarmaka (tanaman obat) untuk pengobatan telah

lama dipraktekkan dan cenderung meningkat. Salah satu tanaman yang

dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional adalah kencur. Kencur

(Kaempferia galangal l) juga termasuk dalam family Zingeberaceae

merupakan tanaman obat herbal asli Indonesia (Kemenkes RI, 2011).

Penggunaannya telah dikenal luas oleh masyarakat baik sebagai obat

tradisional maupun sebagai bumbu dapur atau bahan makanan.

Pemanfaatan kencur oleh masyarakat secara empirik menunjukkan bahwa

penggunaan rimpang kencur sebagai obat cukup efektif seperti obat anti

Page 21: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

4

radang, batuk-batuk, mual, masuk angin, pegal-pegal (Trubus, 2013).

Temuan ini diperkuat bahwa Kencur mengandung minyak atsiri yang

dapat memberikan efek analgetik dan anti inflamasi terutama pada

penyakit arthritis (Ridtitid et al., 2008)

Kandungan utama minyak atsiri dari kencur adalah Senyawa Etil p-

metoksisinamat (EPMC) (Mohanty et al., 2011) dan menjadi konstituen

yang paling penting bertanggung jawab untuk sebagian besar farmakologi

dari tanaman kencur termasuk anti inflamasi dan analgesik (Raina and

Abraham, 2016). Selain itu, kencur juga dilaporkan memiliki efek

sitoprotektif pada mukosa lambung (Nie, Liana and Evacuasiany, 2012)

Penggunaan kencur pada hewan coba juga ternyata dinilai aman

dan tidak menunjukkan adanya tanda kematian dan kelainan fisiologis.

Berdasarkan uji toksisitas akut ekstrak kaempferia galangal l pada hewan

uji dengan dosis 5000 mg/kg menunjukkan tidak terdapat kematian dan

kelainan fisiologis dari hewan uji. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat dosis

5.000 mg / kg dinilai aman dan nilai LD50 dianggap lebih tinggi dari 5.000

mg / kg (Kanjanapothi et al., 2004; Umar et al., 2012). Hasil uji praklinik

diatas menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kencur telah memenuhi

syarat untuk toksisitas dan kegunaan pada hewan coba, sehingga

pengujian klinik ekstrak rimpang kencur sebagai tanaman obat

(fitofarmaka) pada manusia dapat dilakukan.

Meskipun rimpang kencur dalam dunia pengobatan telah banyak

dimanfaatkan baik itu dalam masyarakat yang secara turun temurun telah

Page 22: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

5

dipergunakan ataupun dalam penelitian, namun penelitian penggunaan

rimpang kencur pada penderita OA masih sedikit dan terbatas pada

penelitian oleh hewan coba (in vivo). Olehnya itu dalam penelitian ini akan

dilakukan pengujian ektrak rimpang kencur pada manusia.

Kapsul ramuan yang menggunakan ektrak rimpang kencur terdapat

kandungan analgesik sebagai anti nyeri dan antiinflamasi sebagai anti

radang yang berfungsi sama dengan meloxicam. Namun dibandingkan

dengan meloxicam, rimpang kencur mempunyai efek sitoprotektif pada

mukosa lambung yang dimana merupakan efek positif dibandingkan

dengan meloxicam yang memiliki efek erosif terhadap mukosa lambung.

Hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa ektrak rimpang kencur dapat

dijadikan alternatif tanaman obat untuk pengurangan gejala dan tanda

klinik peradangan pada pasien OA seperti nyeri, pembengkakanan, kaku

sendi dan disabilitas selain dengan pemberian obat farmasi seperti

Meloxicam. Atas dasar ini peneliti bermaksud menguji efek ektrak rimpang

kencur dibandingkan dengan meloxicam sebagai alternatif pengobatan

gejala dan tanda klinik peradangan berupa nyeri, kaku sendi dan

gangguan fungsi fisik pasien OA lutut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut apakah efek pemberian ekstrak

rimpang kencur terhadap nyeri, kaku sendi dan gangguan fungsi fisik

pasien lebih baik atau sama dengan meloxicam pada pasien OA lutut?

Page 23: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan rumusan masalah di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektifitas ekstrak rimpang kencur terhadap perubahan nyeri, kaku

sendi dan gangguan fungsi fisik dibanding meloxicam pada pasien OA

lutut.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan nyeri pada pasien OA lutut sebelum dan

sesudah perlakuan kedua kelompok

b. Mengetahui perbedaan kekakuan sendi pada pasien OA lutut

sebelum dan sesudah perlakuan kedua kelompok

c. Mengetahui perbedaan gangguan fungsi pada pasien OA lutut

sebelum dan sesudah perlakuan kedua kelompok

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

a. Hasil penelitian ini sebagai evidance based penggunaan ekstrak

rimpang kencur dalam mengurangi nyeri, kaku sendi, fungsi fisik

dan pembengkakan pada pasien osteoartritis lutut

b. Hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk dilakukannya

penelitian lebih lanjut

Page 24: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

7

2. Manfaat Praktis:.

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bahan

masukan dan sekaligus bahan rujukan bagaimana

memanfaatkan tanaman herbal sebagai alternatif obat untuk OA

b. Masyarakat dapat menggunakan tanaman herbal yang berasal

dari kencur sebagai obat Osteoarthritis.

c. Sebagai tambahan studi pustaka di perpustakaan UNHAS

khususnya Fakultas Kesehatan Mayarakat

Page 25: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Osteoartrititis Lutut

1. Definisi

Osteoarthritis (OA) atau dikenal dengan penyakit sendi degeneratif

merupakan bentuk paling umum dari arthritis lebih banyak terjadi pada

sendi yang menopang badan, terutama sendi lutut dan penyebab utama

kecacatan dan gangguan kualitas hidup pada usia tua. American College

of Rheumatology mendefinisikan OA sebagai kondisi dimana terdapat

kumpulan dari berbagai tanda dan gejala pada sendi yang dikaitkan

dengan kerusakan tulang rawan dan adanya perubahan pada tulang yang

mendasari struktur sendi (Arden et al., 2014). Nyeri merupakan gejala

yang paling umum ditimbulkan akibat OA dan diperkirakan OA menempati

urutan keempat penyebab kecacatan pada usia tua (Fransen et al., 2011).

OA merupakan penyakit progresif ditandai dengan degenerasi tulang

rawan dan perubahan pada jaringan sendi yang mengakibatkan rasa

nyeri, kaku dan kecacatan (Martel-Pelletier and Pelletier, 2010).

2. Etiologi

Osteoarthritis lutut biasa diklasifikasikan sebagai primer (idiopatik)

atau sekunder. Di antara berbagai struktur yang membentuk sendi lutut,

tulang rawan sendi merupakan struktur utama yang berpengaruh terhadap

awal mula terjadinya OA. Adapun sekunder diikuti dengan patologis yang

Page 26: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

9

jelas seperti pasca trauma, konginetal/malformasi, malposisi

(varus/valgus), pasca operasi, kelainan metabolik, gangguan endokrin

(Michael, Schluter-Brust and Eysel, 2010). OA juga biasanya diartikan

berdasarkan patologi, gejala-gejala, atau gabungan dari keduanya.

Patologi berarti adanya perubahan berdasarkan radiografi (terdapat

penyempitan ruang sendi, osteofit, dan sklerosis), sedangkan gejala yaitu

terdapat rasa sakit, nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi (CDC,

2015).

3. Epidemiologi

Osteoarthritis merupakan bentuk penyakit sendi yang paling sering

ditemukan. Diperkirakan di seluruh dunia, osteoarthritis (OA) menjadi

penyebab utama keempat yang menimbulkan kecacatan. Sebagian besar

beban cacat ini disebabkan keterlibatan pinggul atau lutut (Fransen et al.,

2011).

Prevalensi OA bervariasi sesuai dengan definisi OA, berdasarkan

sendi tertentu dan karakteristik populasi penelitian. Diperkirakan dari

orang yang berusia >35 tahun menujukkan bukti radiografik yang

memperlihatkan penyakit osteoarthritis dengan prevalensi yang terus

meningkat sampai usia 80 tahun. Meskipun mayoritas pasien, khususnya

yang berusia muda, menderita penyakit ringan dan relative asimptomatik,

namun OA merupakan salah satu dari beberapa penyebab utama yang

menimbulkan disabilitas orang yang berusia >65 tahun (Misnadiarly,

2010).

Page 27: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

10

OA lutut tercatat mempunyai prevalensi yang tinggi dibandingkan

dengan OA pada sendi misalnya tangan dan panggul. Di Amerika Serikat

OA menjadi kelainan yang paling umum di temukan. OA lutut simptomatik

terjadi pada 10% laki-laki dan 13% pada perempuan usia 60 tahun atau

lebih, National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III),

memperkirakan terdapat sekitar 37% mengalami OA lutut radiografi untuk

usia> 60 tahun atau lebih (Zhang and Jordan, 2010) dan diperkirakan

mempengaruhi lebih dari 27 juta orang dan menjadi penyebab kecacatan

dan gangguan kualitas hidup lansia (Bos, Slagboom and Meulenbelt,

2008). Prevalensi OA lutut akan terus meningkat seiring bertambahnya

usia. Berdasarkan studi Johnston County Osteoarthritis Project

menunjukkan prevalensi OA Lutut simptomatik usia 45 – 54 tahun 7.3%,

15.3% usia 55-64 tahun, 20.8% pada usia 65-74 tahun dan 32.8% pada

usia >75 tahun (Jordan et al., 2007). Penelitian lainnya berdasarkan

Framingham study, menunjukkan prevalensi OA Lutut Radiografi ≥ 45

tahun adalah 19,2% dan, pada mereka yang berusia >80 tahun, naik

menjadi 43,7% (Litwic et al., 2013).

Insiden OA tangan, pinggul dan lutut meningkat seiring dengan

usia, dan perempuan memiliki insidensi lebih tinggi dibandingkan laki-laki,

terutama setelah usia 50 tahun dan paparannya akan sama pada usia 80

tahun. Menurut Fallon Community Health Plan in Massachusetts (USA),

insidensi OA berdasarkan umur tertinggi untuk OA lutut yaitu 240 /

100.000 orang dalam setahun, kemudian OA tangan (100 / 100.000 orang

Page 28: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

11

dalam setahun) dan terendah untuk OA panggul (88 / 100.000 orang-

tahun), sementara tingkat insidensi Dutch Institute for Public Health

(RIVM) pada tahun 2000 untuk OA panggul, prevalensi dilaporkan adalah

0,9 untuk pria dan 1,6 wanita /1000 per tahun dan untuk OA lutut

insidensinya lebih tinggi yaitu 1,18 untuk laki-laki dan 2,8 untuk wanita

/1000 per tahun (Litwic et al, 2013).

Di asia sendiri, OA menjadi penyakit yang paling banyak ditemukan

dikaitkan dengan berbagai faktor risiko seperti usia, obesitas dan

pekerjaan. Studi cross sectional yang dilakukan di India prevalensi OA

berdasarkan kriteria ACR dan EULAR 2009 masing-masing 17% dan

5.6% pada orang dewasa (<60 tahun) dan 54.1% dan 16.4% pada usia

lanjut (>60 tahun) (Ajit et al., 2014). Prevalensi OA lutut di Thailand

dilaporkan terdapat 31% pria dan 35% wanita (Nguyen, 2014). Di China,

prevalensi OA lutut 4% pada laki-laki dan 10% pada perempuan usia

diatas 40 tahun (Fransen et al., 2011). Studi metanalisis Prevalensi OA

lutut antara perempuan dan laki-laki menunjukkan bahwa insidensi OA

pada laki-laki <55 tahun lebih rendah dibandingkan perempuan.

Sementara perempuan usia ≥55 years mempunyai lebih banyak OA lutut

yang parah. Hal ini mengindikasikan bahwa insidensi OA lutut dari

perbedaan jenis kelamin terjadi setelah usia menopause (Srikanth et al.,

2005). Di korea, prevalensi OA lutut mencapai 38,1 % (Cho et al., 2011),

di Vietnam Prevalensi OA radiografi lutut adalah 34,2%, dengan

perempuan yang memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki

Page 29: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

12

(35,3% vs 31,2%) (Ho-Pham et al., 2014) dan di Thailand prevalensi OA

lutut dilaporkan terdapat 31% pria dan 35% wanita (Nguyen, 2014)

Di Indonesia Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi

penyakit sendi berdasarkan pernah didiagnosis nakes di Indonesia 11,9

persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7 persen (Riskesdas,

2013). Prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai

15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60

tahun. Penelitian di Bandung pada pasien yang berobat ke klinik

reumatologi Rumah Sakit Hasan Sadikin pada tahun 2007 dan 2010,

berturut-turut didapatkan: OA merupakan 74,48% dari keseluruhan kasus

(1297) reumatik pada tahun 2007. Enam puluh Sembilan persen

diantaranya adalah wanita dan kebanyakan merupakan OA lutut (87%)

dan dari 2760 kasus reumatik pada tahun 2010, 73% diantaranya adalah

penderita OA, dengan demikian OA akan semakin banyak ditemukan

dalam praktek dokter sehari-hari (IRA, 2014).

Secara spesifik penyakit sendi yaitu OA untuk beberapa wilayah di

Indonesia dilaporkan prevalensinya cukup tinggi. prevalensi OA lutut di

Pontianak tercatat sebanyak 89,91% dan prevalensi tertinggi berada pada

usia 55-60 years (28,93%) (Arissa, Harry and Diana, 2013). Studi

epidemiologi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Susut I, Bali,

dilaporkan bahwa prevalensi OA lutut usia >50 tahun sebanyak 62,8%

(Ali, 2014). Tingginya angka prevalensi penyakti OA menunjukkan

Page 30: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

13

pehatian serius terhadap pencegahan dan penurunan angka utamanya

tingkat disabilitas pada usia tua.

4. Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan

Osteoartritis, diantaranya :

a. Obesitas

Orang-orang dengan berat badan lebih berisiko terhadap timbulnya

OA lutut yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang mempunyai

berat badan normal. Secara signifikan peningkatan berat secara langsung

berhubngan dengan peningkatan risiko OA lutut. Kelebihan berat badan

(overweight) berisiko 1.98 kali mengalami OA lutut (95% CI 1.57-2.20)

sementara obesitas menjadi faktor risiko timbulnya OA lutut dimasa yang

akan datang. Seseorang yang obesitas mempunyai risiko 2.66 kali

mendertita OA lutut (95% CI 2.15-3.28) (Silverwood et al., 2015; Arden et

al., 2014).

b. Trauma atau Injuri

Tulang rawan sendi dapat mengalami keruskan akibat injuri baik

yang bersifat akut maupun yang berulang. Cedera lutut akut, kerusakan

ligamen di lutut, patah dan dislokasi tulang, secara substansial

meningkatkan risiko osteoarthritis (Arden et al., 2014). Seseorang yang

mempunyai Trauma lutut sebelumnya mempunyai risiko 2.83 kali

menderita OA lutut (95% CI 1.91-4.19) (Silverwood et al., 2015).

Page 31: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

14

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap prevalensi OA

Perempuan lebih berisiko dibanding laki-laki, peningkatan dikaitkan

dengan usia seperti itu, setelah 50 tahun (Arden et al., 2014). Dilaporkan

bahwa Perempuan cenderung mengalami 1,68 kali OA lutut dibanding

laki-laki (95% CI 1.37-2.07) (Silverwood et al., 2015). Meningkatnya OA

pada perempuan >50 tahun dikaitkan dengan turunnya kadar hormone

estrogen setelah masa menopause (Bay-jensen et al., 2013).

Studi metanalisis, prevalensi OA lutut antara perempuan dan laki-

laki menunjukkan bahwa insidensi OA pada laki-laki <55 tahun lebih

rendah dibandingkan perempuan. Sementara perempuan usia ≥55 years

mempunyai lebih banyak OA lutut yang parah. Hal ini mengindikasikan

bahwa insidensi OA lutut dari perbedaan jenis kelamin terjadi setelah usia

menopause (Srikanth et al., 2005; Ho-Pham et al., 2014).

d. Usia

Usia sebelum 50 tahun, prevalensi OA lebih tinggi pada pria, tetapi

setalah 50 tahun wanita menjadi tinggi. Semakin bertambah usia,

prevalensi pada suatu populasi semakin meningkat (Misnadiarly, 2010).

e. Aktivitas dan Pekerjaan

Aktivitas yang berulang-ulang dan berlebihan pada beban sendi,

yang menyertai kegiatan fisik tertentu, meningkatkan risiko perkembangan

OA. Pekerjaan fisik yang berlebih mempunyai risiko terkena OA lutut,

beberapa aktivitas yang dapat memicu misalnya berdiri >2jam /hari,

Page 32: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

15

mengangkat beban, dilaporkan juga bahwa mengemudi dan berjalan juga

berisiko menderita OA mesipun sangat terbatas. Pekerjaan tertentu

dilaporkan juga menjadi faktor risiko OA lutut misalnya bertani, pekerja

konstruksi dan guru olahraga (Silverwood et al., 2015).

Peningkatan risiko OA lutut dilaporkan terjadi pada mereka yang

olahraga yang lebih intens dan regular, secara spesifik olahragawan

(pemain bola atau atlet pengangkat besi) mempunyai risiko tinggi pada

kelompoknya. Jongkok berkepanjangan dan berlutut yang menekan sendi

dikaitkan dengan peningkatan risiko moderat untuk OA lutut (Litwic et al.,

2013).

f. Kepadatan Mineral Tulang

Terdapat hubungan yang kuat peningkatan kepadatan tulang

dengan risiko terjadinya OA lutut pada orang tua (Blagojevic et al., 2010).

Osteoporosis yang ditandai dengan rendahnya kepadatan mineral tulang

merupakan penyakit degeneratif sendi yang juga sering dijumpai pada

usia lanjut, namun demikian OA dan osteoporosis biasanya tidak

ditemukan pada satu invidu. Dilaporkan bahwa prevalensi osteoporosis

pada pasien OA sekitar 30% (Misnadiarly, 2010).

g. Genetik

Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat OA lebih mudah

terserang penyakit OA. Hal ini dikaitkan dengan kelainan struktur tulang,

yaitu abnormalitas kode genetik untuk sintesis kolagen tipe II (kolagen

utama penyusun tulang rawan), kelainan protein struktural dari matriks

Page 33: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

16

tulang rawan, dan reseptor serta encoding faktor pertumbuhan tulang

rawan (Arden et al., 2014).

h. Ras/Etnik

Prevalensi osteoarthritis dan pola sendi yang terkena bervariasi

antara kelompok ras dan etnis. Osteoarthritis adalah, secara umum, lebih

umum di Eropa dan Amerika Serikat daripada bagian lain dari dunia

Osteoartritis lutut lebih sering terjadi pada wanita Afrika-Amerika

dibandingkan wanita kulit putih (Arden et al., 2014). OA lutut lebih banyak

ditemukan pada wanita kulit hitam., hal ini mungkin ada hubungannya

dengan berat badan relative yang lebih tinggi pada wanita kulit hitam

dibandingkan dengan wanita kulit putih (Misnadiarly, 2010).

i. Gizi

Paparan Oksidan secara terus menerus dikaitkan dengan OA.

Reactive oxygen species (ROS), yang sebagian besar diproduksi oleh

kondrosit, dapat merusak tulang rawan kolagen dan cairan sinovial,

dengan mengurangi viskositasnya. Hal ini berhubungan dengan asupan

vitamin, yang memiliki sifat antioksidan, dapat mengurangi tingkat ROS.

Hal ini dapat berhubungan dengan Vitamin C dan K. Kurangnya tingkat

Vitamin C meningkatkan risiko OA lutut, sementara asupan vitamin C yang

tinggi menghambat perkembangan OA lutut radiografi. Di sisi lain, asupan

atau kadar plasma rendah Vitamin K (juga dikenal sebagai phylloquinone),

yang biasanya mengatur mineralisasi tulang dan tulang rawan, juga

dikaitkan dengan meningkatkan prevalensi osteofit dan penyempitan

Page 34: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

17

ruang sendi di tangan dan osteofit di lutut (Musumeci, Aiello and

Szychlinska, 2015). Vitamin C juga dikaitkan dengan metabolism kolagen,

vitamin E mempunyai dampak pengurangan inflamasi dan vitamin D

dikaitkan dengan progresifitas perkembangan penyakit OA (Misnadiarly,

2010).

j. Kelainan Konginetal

Risiko perkembangan osteoarthritis meningkat sebagai akibat dari

kelainan bawaan yang mengakibatkan distribusi beban abnormal dalam

sendi. Penyelarasan fungsi mekanik lutut, ditentukan oleh sudut pinggul /

lutut / pergelangan kaki, hal ini merupakan faktor penentu penting dari

distribusi beban lutut, kelainan misalignment varus/kerusakan medial

tibiofemoral, atau valgus/kerusakan lateral tibiofemoral) ditemukan dengan

frekuensi tinggi di lutut. OA Lutut dengan varus misalignment memiliki tiga

sampai empat kali lipat peningkatan risiko penyempitan ruang sendi

begitupun dengan valgus misalignment (Arden et al., 2014).

5. Patogenesis

Pathogenesis osteoartritits (OA) diyakini bukan hanya proses

degenartif saja, melainkan melibatkan berbagai unsur inflamasi termasuk

sinovitis serta keterlibatan tulang subkondral. Selanjutnya dapat dibuktikan

keterlibatan berbagai mediator inflamasi, baik prostaglandin, tumor

necrosis factor-alpha (TNF-α) dan interleukin -1 beta (IL-1β) serta

berbagai mediator dan sitokin inflamasi lainnya (Misnadiarly, 2010).

Page 35: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

18

Inflamasi/Peradangan dianggap sebagai dasar patologi yang

mengindikasikan adanya cedera dan penyakit. Terdapat lima tanda

peradangan yang secara visual dapat terlihat yaitu kemerahan (rubor),

pembengkakan (tumor), panas (kalor), nyeri (dolor) dan kehilangan fungsi

(fungsi laesa). Sensasi panas disebabkan oleh meningkatnya pergerakan

darah melalui pembuluh darah yang melebar mengakibatkan terjadinya

peningkatan kemerahan (karena penambahan jumlah eritrosit yang

melewati daerah tersebut). Pembengkakan (edema) terjadi karena

peningkatan cairan dari pembuluh darah yang permeabilitasnya

meningkat dan melebar ke jaringan sekitarnya, infiltrasi sel pada jaringan

yang rusak, dan respon inflamasi yang berkepanjangan pengendapan

jaringan ikat. Nyeri disebabkan oleh efek langsung mediator inflamasi,

baik dari kerusakan pada tahap awal atau akibat adanya respons

inflamasi itu sendiri, dan peregangan saraf sensorik akibat edema.

Hilangnya fungsi mengacu pada kehilangan mobilitas dalam sendi, baik

karena edema maupun nyeri, atau penggantian sel fungsional menjadi

jaringan parut (Punchard, Whelan, & Adcock, 2004).

Pada OA lutut, inflamasi dapat terjadi dengan melibatkan seluruh

pembentuk sendi termasuk tulang rawan dan semua jaringan yang

membentuk sendi sinovial (unit jaringan ikat fungsional yang

menghubungkan dua tulang tungkai bergerak bebas satu sama lain) yaitu

tulang subchondral dan metaphyseal, sinovium, ligamen, kapsul sendi,

dan otot yang bertindak di sendi. Fungsi utama dari tulang rawan artikular

Page 36: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

19

yang melumasi permukaan sendi sinovial yang memungkinkan kurangnya

rasa sakit atau nyeri, gerakan gesekan rendah dari permukaan sendi

lainnya dan untuk memfasilitasi distribusi beban, sehingga meminimalkan

tekanan pada tulang subchondral (Kapoor and Mahomed, 2015)

Sementara itu membran synovial merupakan jaringan ikat yang

menutupi seluruh struktur dalam sendi kecuali tulang rawan. Di dalam

membrane synovial terdapat saraf, pembuluh darah serta mengandung

sel-sel yang memfagosit pecahan-pecahan. Selain itu membrane synovial

mensekresikan asam hialuronat (HA) dan cairan lubrikan yang berfungsi

sebagai pelumas untuk memudahkan gerakan (Martel-Pelletier and

Pelletier, 2010; Loeser et al., 2012).

Gambar 2.1 Sendi Normal dan Sendi OA Lutut (Kapoor and Mahomed, 2015).

Keterlibatan sinovium pada awal OA dapat dilihat secara histologis

oleh perubahan yang terjadi pada membran sinovial OA di daerah yang

berdekatan dengan chondropathy. Namun, mekanisme molekuler yang

Page 37: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

20

mendasari selama fase awal OA hampir mustahil untuk diukur, karena

penyakit ini biasanya tidak didiagnosis sampai terdapat perubahan nyata

menyebabkan nyeri dan adanya perubahan dari deteksi radiografi.

Bagian-bagian ECM, seperti fibronectin dan kolagen tipe II, dapat

mengaktifkan respon imun bawaan melalui reseptor pengenalan pola,

yang termasuk membran Toll- like receptors (TLR) Hal ini merupakan

pertahanan tingkat pertama dengan mengaktivasi sistem kekebalan tubuh

non-spesifik. TLRs biasanya diaktifkan oleh ligan mikroba selama infeksi,

aktivasi sistem kekebalan tubuh untuk memperoleh respon yang tepat.

Namun, juga dapat diaktifkan dengan pola molekul terkait pathogen

(PAMPs) dan pola molekul terkait kerusakan endogen (DAMPs) yang

terjadi selama kerusakan ECM. Oleh karena itu, respon imun bawaan

dianggap sebagai benteng pertama untuk menanggapi berbagai penyakit

non-infeksi seperti cedera jaringan dan / atau perbaikan kerusakan yang

terjadi. Di dalam konteks ini, gangguan homeostasis matriks yang terjadi

dalam sendi osteoarthritic ketika terjadi cedera yang kronis. TLR ini

kemudian memediasi respon katabolik oleh peningkatan produksi enzum

degradasi matriks MMP, yang mengakibatkan degradasi kartilago lebih

lanjut (Kapoor and Mahomed, 2015).

Perubahan dari tulang subchondral diikuti dengan degenerasi

tulang rawan artikular. Pada tahap awal OA, terdapat peningkatan

remodeling tulang, terutama di daerah-daerah yang mendasari kerusakan

tulang rawan artikular. Keropos tulang juga diamati, terutama di plat tulang

Page 38: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

21

subchondral sehingga mengurangi ketebalan pelat tulang subchondral

dan peningkatan porositas. Perubahan tulang Subchondral menyebabkan

perubahan bentuk sendi dan transmisi beban yang mungkin

menyebabkan kehilangan tulang rawan lebih lanjut. Kerusakan kecil

tulang rawan kalsifikasi dan tulang subchondral secara luas terdeteksi di

sendi OA dalam bentuk retak interstitial pendek atau microcracks.

Microcracks bertindak sebagai inisiator dari proses remodeling tulang,

serta sebagai sarana komunikasi agen katabolik pada persimpangan

osteochondral, yaitu antara tulang rawan dan tulang subchondral.

Selanjutnya degenerasi tulang rawan berlanjut, biosintesis aktivitas

anabolic kondrosit tidak dapat mengimbangi aktivitas katabolik degradatif

dan homeostasis hilang. Pada titik ini, respon perbaikan kondrosit tidak

dapat membalikkan kerusakan dilakukan untuk tulang rawan. Dengan

bertambahnya usia dan perkembangan penyakit, mekanisme katabolik

terus menurunkan tulang rawan artikular; namun, ada penurunan dalam

anabolik kondrosit dan respon proliferasi. Peningkatan sintesis kolagen

tipe II tidak cukup untuk mengkompensasi proteolisisnya. Selanjutnya,

peningkatan aktivitas anabolik cenderung terjadi di daerah-daerah yang

berbeda dari proteolisis. Selanjutnya, peningkatan aktivitas anabolik

cenderung terjadi di daerah-daerah yang berbeda dari proteolisis. Tingkat

ekspresi inhibitor seperti inhibitor jaringan metaloproteinase (TIMP) -1

berkurang dan kondrosit cenderung menunjukkan suatu penurunan terkait

usia dalam respon mereka terhadap sitokin anabolik, yang mengubah

Page 39: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

22

homeostasis jaringan tulang rawan menuju kerusakan jaringan dan

akhirnya kematian sel. Mengurangi cellularity, apakah dengan apoptosis,

autophagy terkait kematian sel, atau penuaan, berkorelasi kuat dengan

usia dan tingkat keparahan OA (Kapoor and Mahomed, 2015).

6. Gambaran klinik

Gejala klinis Osteoartrtis bervariasi, bergantung pada sendi yang

terkena, lama dan intensitas penyakitnya serta respon penderita terhadap

penyakit yang dideritanya. Secara klinis, OA dapat dibagi menjadi 3

tingkatan yaitu (Misnadiarly, 2010):

a. Subklinis. Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis

lainnya. Kelainan terbatas pada tingkat seluler dan biokimia sendi.

b. Manifest. Pada tingkat ini kerusakan rawan sendi bertambah luas

disertai dengan reaksi peradangan

c. Dekompensasi. Rawan sendi telah rusak, mungkin telah terjadi

deformitas.

Keluhan-keluhan umum yang dirasakan dari penderita OA adalah

nyeri dan terbatasnya gerakan ketika mereka memulai gerakan lutut atau

mulai berjalan. Pada penyakit yang lebih lanjut, mereka mungkin

mengeluh sakit lutut nokturnal atau permanen (Michael, Schluter-Brust

and Eysel, 2010).

Nyeri biasanya bertambah dengan adanya gerakan dan sedikit

berkurang dengan istirahat. Asal nyeri dapat berasal dari peradangan.

Biasanya bertambah pada pagi hari atau setelah istirahat beberapa saat

Page 40: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

23

dan berkurang setelah bergerak. Hal ini karena sinovitis sekunder,

penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang

menimbulkan pembengkakan dan peradangan sendi. Nyeri juga dapat

berasal dari aktivitas yang dilakukan pada waktu lama dan akan

berkurang pada waktu istirahat. Hal ini dihubungkan dengan keadaan

penyakit dimana tulang rawan telah rusak berat. Nyeri biasanya

terlokalisasi hanya pada sendi yang terkena, tetapi juga dapat menjalar

(Misnadiarly, 2010).

Kaku pada persendian juga menjadi keluhan yang umum dan

hampir semua penyakit sendi dan OA yang tidak begitu berat. Pada

beberapa pasien, nyeri dan kaku sendi dapat timbul setalah beberapa

saat, misalnya sehabis duduk lama atau bangun tidur. Berlawanan

dengan penyakit inflamasi sendi seperti arthritis rheumatoid, kaku sendi

pada pagi hari dapat berlangsung lebih dari 1 jam, maka pada OA kaku

sendi jarang melebihi 30 menit (Misnadiarly, 2010).

Pembengkakan sendi dapat terjadi karena reaksi peradangan

karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi. Biasanya teraba panas

tanpa adanya kemerahan. Pada sendi yang terkena akan terlihat

deformitas yang disebabkan terbentuknya osteofit. Tanda-tanda terjadinya

reaksi peradangan pada sendi seperti nyeri tekan, keterbatasan ruang

gerak sendi, panas, warna kemerahan) mungkin dijumpai karena adanya

sinovitis (Misnadiarly, 2010).

Page 41: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

24

Krepitasi atau bunyi yang timbul ketika sendi digerakkan. Krepitasi

pada sendi yang degeratif akan lebih besar dibandingkan dengan arthtritis

rheumatoid yang krepitasinya lebih halus. Krepitasi yang jelas dan kasar

mempunyai nilai diagnosis yang signiffikan (Misnadiarly, 2010).

7. Diagnosis

Diagnosis OA didasarkan pada keseluruhan gambaran klinis seperti

umur, riwayat OA, lokasi sendi yang abnormal dan kadang-kadang

berdasarkan radiografi (Wu et al., 2005). American College of

Rheumatology mengembangkan standar untuk mendiagnosis OA lutut

pada tahun 1986 dan masih digunakan sampai sekarang. Diagnosis dapat

ditegakkan berdasarkan secara klinis, klinis dan laboratorik dan klinis dan

radiografi (Altman, 1987; Litwic et al., 2013):

a. Kriteria diagnosis Osteoartritis lutut secara klinis

Diagnosis klinis OA lutut ditetapkan bila pada seorang penderita

ditemukan nyeri lutut ditambah tiga kriteria dari enam kriteria ini :

1) Umur > 50 tahun

2) Kaku sendi < 30 menit

3) Nyeri tekan pada tulang

4) Terdengar krepitasi pada gerak sendi lutut

5) Pembesaran tulang

6) Perabaan sendi lutut tidak panas.

Page 42: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

25

b. Kriteria diagnosis Osteoartritis lutut secara klinis dan laboratorik

Diagnosis klinis dan laboratorik OA lutut ditetapkan bila pada

seorang penderita ditemukan nyeri lutut ditambah minimal lima kriteria dari

Sembilan kriteria ini :

1) Umur > 50 tahun

2) Kaku sendi < 30 menit

3) Nyeri tekan pada tulang

4) Terdengar krepitasi pada gerak sendi lutut

5) Pembesaran tulang

6) Perabaan sendi lutut tidak panas.

7) LED < 40 mm / jam

8) RF < 1 : 40

9) Analisis cairan sendi normal

c. Kriteria diagnosis Osteoartritis lutut secara klinis dan radiografi

Diagnosis klinis dan radiografi OA lutut ditetapkan bila pada

seorang penderita ditemukan nyeri lutut dan terdapat osteofit ditambah

minimal satu kriteria dari tiga kriteria ini :

1) Umur > 50 tahun

2) Kaku sendi < 30 menit

3) Terdengar krepitasi pada gerak sendi lutut ditambah Osteofit

8. Klasifikasi OA menurut kriteria Kellgren-Lawrence

Pada tahun 1957, Kellgren dan Lawrence (KL) mengembangkan

system klasifikasi secara radiologi yang menggambarkan perkembangan

Page 43: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

26

OA. Gambaran radiografi dari OA adalah adanya osteofit. Selain osteofit,

pada pemeriksaan X-ray penderita OA biasanya didapatkan penyempitan

celah sendi, sklerosis, dan kista subkondral. Kellgren dan Lawrence (KL)

kemudian membaginya kedalam lima tingkatan (Kellgren and Lawrence,

1957):

Gambar 2.2 Klasifikasi OA secara Radiografi berdasarkan Kriteria Kellgren & Lawrence. (K-L, 1957).

a. Grade 0 : normal

b. Grade 1 : Meragukan. Kemungkinan adanya osteofit dan penyempitan

ruang sendi

c. Grade 2 : Minimal (Ringan). Ditemukan osteofit dan terdapat

kemungkinan penyempitan ruang sendi

d. Grade 3 : Moderat. Terdapat beberapa osteofit tingkat moderat,

penyempitan celah sendi, terdapat beberapa sklerosis, dan

kemungkinan adanya deformitas tulang

Page 44: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

27

e. Grade 4 : Parah. terdapat banyak osteofit yang besar ditandai dengan

penyempitan ruang sendi, sklerosis yang parah dan deformitas tulang

yang sudah pasti.

9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada OA bertujuan untuk mengontrol nyeri,

memperbaiki fungsi sendi, menghambat progresifitas penyakit, dan yang

terpenting adalah edukasi terhadap pasien, sehingga pasien paham

tentang penyakit yang dia derita dan dapat menerima anjuran serta

larangan yang diberikan.

a. Terapi non farmakologi

Penatalaksaan terapi non farmakologi untuk OA lutut menurut

American College of Rheumatology (ACR) tahun 2012 merekomendasikan

sebagai berikut (Hochberg et al., 2012):

Tabel 2.1. Rekomendasi Farmakologi untuk Manajemen OA Lutut

Sangat Direkomendasikan

Direkomendasikan pada kondisi tertentu

Tidak direkomendasikan

Berpartisipiasi dalam senam kardiovaskular dan atau latihan resistensi

Berpartisipiasi dalam olahraga air

Menurunkan berat badan (untuk individu dengan berat badan berlebih)

Berpartisipasi dalam program manajemen diri

Menerima terapi manual dikombinasi dengan latihan yang diawasi

Menerima intervensi psikososial

Menggunakan medially directed patellar tapin

Mengenakan medially wedges insoles pada OA kompartemen lateral

Mengenakan laterally wedges subtalar strapped insoles pada OA kompartemen medial

Partisipasi dalam latihan keseimbangan, baik sendiri atau bersamaan dengan latihan penguatan

Mengenakan sol lateral terjepit

Menerima terapi manual saja

Memakai penyangga lutut

Menggunakan laterally directed patellar taping

Page 45: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

28

Sementara itu, menurut Departemen Kesehatan (2006), terapi non

farmakologi juga dapat dilakukan melalui :

1) Edukasi

Edukasi pasien, keluarga pasien, teman, adalah bagian integral

dari penatalaksanaan OA. Pasien harus didorong untuk berpartisipasi

dalam program-program yang ada misalnya program edukasi pasien,

program self-management atau kelompok pendukung Arthritis dll. Dalam

program ini pasien belajar memahami OA tentang proses penyakit,

prognosis, pilihan terapi, menanamkan perubahan paradigma bahwa OA

dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat dihindari, merupakan proses

penuaan. Selain itu belajar mengurangi rasa sakit, latihan fisik dan

relaksasi, komunikasi dengan staf kesehatan, dan pemecahan masalah,

dapat menghadapi secara fisik, emosi dan mental, mempunyai kendali

lebih baik terhadap OA, meningkatkan percaya diri untuk hidup aktif dan

Diinstruksikan penggunaan agen termal

Menerima alat bantu berjalan, sesuai kebutuhan

Berpartisipasi dalam program tai chi

Diobati dengan akupuntur tradisional Cina*

Diinstruksikan penggunaan stimulasi listrik transkutan*

*Modalitas ini bersifat kondisional, direkomendasikan hanya jika pasien memiliki OA lutut dengan nyeri kronis sedang sampai berat dan merupakan indikasi untuk artroplasti total lutut tetapi tidak mau menjalani prosedur, memiliki komorbiditas medis, atau sedang mengonsumsi obat yang mengarah kepada kontraindikasi mutlak atau relatif untuk operasi atau dokter bedah tidak merekomendasikan prosedur.

Page 46: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

29

mempunyai hidup yang tidak tergantung orang lain. Hasil studi

menegaskan bahwa konsep peningkatan komunikasi dan edukasi adalah

faktor penting untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan fungsi pada

pasien OA, selain itu bahwa program ini menguntungkan untuk jangka

panjang.

2) Exercise

Penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik adalah penyembuhan

yang paling baik untuk OA. Olahraga dapat meningkatkan suasana hati

(mood) dan harapan (outlook), mengurangi rasa sakit, meningkatkan

fleksibilitas, memperbaiki jantung dan aliran darah, menjaga berat badan,

dan memperbaiki kebugaran secara umum. Jumlah dan bentuk olahraga

tergantung dari persendian yang terlibat, kestabilan dan apakah sudah

pernah dilakukan pembedahan.

Dengan latihan fisik secara teratur (penguatan, rentang gerakan,

isometrik, isotonik,isokinetik, postural), kartilago dapat dipertahankan tetap

sehat, mendorong gerakan, dan membantu pengembangan otot dan

tendon untuk meredam tekanan dan mencegah kerusakan selanjutnya

akibat OA. Sebaliknya inaktivitas dan imobilisasi walau untuk periode

pendek akan memperburuk atau mempercepat berkembangnya OA.

Latihan fisik dan penguatan quadriseps akan meningkatkan fungsi fisik

dan mengurangi kecacatan, rasa sakit dan pemakaian analgesik.

Rujukan kepada terapis fisik atau okupasi sangat dibutuhkan bagi

pasien yang sudah cacat fungsi sendinya. Terapis dapat menilai kekuatan

Page 47: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

30

otot, stabilitas sendi, dan dapat merekomendasikan latihan fisik dan

metoda untuk melindungi sendi yang terkena, dari tekanan berlebihan.

Terapis juga dapat memberikan alat bantu seperti tongkat, bebat, dsb

yang dipakai saat latihan fisik maupun kegiatan sehari-hari. Latihan Fisik

untuk penyembuhan dilakukan untuk menjaga sendi bekerja sebaik

mungkin, sementara latihan fisik aerobic dilakukan untuk meningkatkan

kekuatan dan kebugaran, dan mengontrol berat badan

3) Istirahat dan merawat persendian

Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat. Pasien

harus belajar mendeteksi tanda-tanda tubuh, dan tahu kapan harus

menghentikan atau memperlambat aktivitas, untuk mencegah rasa sakit

karena aktivitas berlebihan. Beberapa pasien merasakan teknik relaksasi,

pengurangan stres, dan biofeedback sangat membantu. Beberapa pasien

menggunakan tongkat atau bidai untuk melindungi persendian dari

tekanan. Bidai atau penahan (braces) memberikan dukungan ekstra pada

otot yang lemah. Mereka juga menjaga persendian pada posisi yang

benar selama tidur maupun beraktivitas. Bidai hanya dipakai untuk masa

terbatas sebab otot membutuhkan latihan untuk mencegah kekakuan dan

kelemahan. Terapis atau dokter dapat membantu menentukan bidai yang

tepat.

4) Pengendalian Berat Badan

Kelebihan berat badan meningkatkan beban biomekanik pada

sendi penyangga berat dan ini adalah prediktor tunggal paling baik dari

Page 48: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

31

kebutuhan operasi sendi. Pengurangan berat badan dikaitkan dengan

pengurangan gejala dan kecacatan. Sangat dibutuhkan motivasi yang

kuat dan program penurunan badan yang terstruktur. Tentunya diet yang

sehat dan olahraga akan sangat membantu.

5) Operasi

Operasi dapat dilakukan untuk mengambil serpihan-serpihan tulang

dan kartilago di sendi bila menyebabkan gejala mekanis dari mengunci

dan buckling, selanjutnya menghaluskan permukaan tulang, mereposisi

tulang, mengganti sendi. Ahli bedah akan mengganti sendi yang sakit

dengan sendi artifisial, disebut prostese. Dapat dibuat dari metal alloy,

plastik dengan densitas tinggi, dan keramik. Dapat dihubungkan dengan

permukaan tulang dengan sejenis semen. Sendi artifisial dapat tahan

selama 10-15 tahun atau lebih. 10% dari sendi artifisial membutuhkan

revisi. Ahli bedah memilihkan desain dan komponen prostese sesuai

dengan berat pasien, sex, umur, tingkat aktivitas dan kondisi medis lain.

Keputusan untuk dibedah tergantung beberapa hal. Dokter maupun

pasien menganggap tingkat kecacatan, intensitas rasa sakit, gangguan

dengan gaya hidup , umur , dan pekerjaan pasien. Saat ini, lebih dari 80%

dari kasus bedah OA adalah penggantian sendi panggul dan lutut. Setelah

operasi dan rehabilisasi, pasien biasanya hilang rasa nyeri dan

bengkaknya berkurang , dan lebih mudah bergerak

Page 49: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

32

6) Terapi Fisik & Occupational Therapy

Mengurangi rasa sakit dengan cara non farmakologik Terapi fisik

dengan panas atau dingin dan latihan fisik akan membantu menjaga dan

mengembalikan rentang gerakan sendi dan mengurangi rasa sakit dan

kejang otot. Mandi atau berendam air hangat akan mengurangi rasa sakit

dan kekakuan. Efek fisiologi dari suhu adalah relaksasi otot dan

mengurangi rasa sakit. Walau demikian pemakaian panas harus

dipertimbangkan secara komprehensif bagi pasien OA. Penderita ada

yang melakukan penyembuhan tanpa obat. Handuk hangat, kantung

panas (hot packs), atau mandi air hangat, dapat mengurangi kekakuan

dan rasa sakit. Kadang kantung es (cold packs) dibungkus handuk dapat

menghilangkan rasa sakit atau mengebalkan bagian yang ngilu. Untuk OA

di lutut, pasien dapat memakai sepatu dengan sol tambahan yang empuk

untuk meratakan pembagian tekanan akibat berat, dengan demikian akan

mengurangi tekanan di lutut.

b. Terapi farmakologi

Salah satu management untuk pasien OA lutut adalah dengan terapi

farmakologi. American College of Rheumatology (ACR) tahun 2012

merekomendasikan penggunaan terapi farmakologi untuk OA lutut

sebagai berikut (Hochberg et al., 2012):

Page 50: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

33

Tabel 2.2 Rekomendasi Farmakologi untuk Manajemen OA Lutut

Tahap awal terapi farmakologi OA lutut adalah dengan pemberian

Asetaminophen atau yang lebih dikenal dengan paracetamol.

Asetominophen merupakan obat analgesik pertama yang diberikan pada

pasien OA lutut karena penggunaanya yang relatif aman. Dengan

pemberian dosis maksimal 4 gram/hari, pasien perlu diberikan penjelasan

untuk tidak mengonsumsi obat-obat lain yang mengandung asetaminofen,

termasuk obat flu serta kombinasi produk dengan analgesik opioid.

Apabila pemberian asetaminofen dengan dosis maksimal tidak

memberikan respon klinis yang memuaskan, golongan obat anti inflamasi

non steroid (OAINS) atau injeksi kortikosteroid intraartikuler dapat

digunakan. Tidak dianjurkan pemberian OAINS secara oral pada pasien

yang terdapat kontradiksi terhadap penggunaan obat ini.

Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) atau Obat anti

inflamasi Non-steroid (OAINS) secara umum telah dipergunakan pada

manusia dan hewan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan pada

pasien artritis dan pasca operasi dikarenakan tiga fungsi utama, yaitu,

Direkomendasikan pada kondisi tertentu dimana Pasien OA lutut menggunakan 1 diantara beberapa pilihan

Asetaminofen OAINS oral OAINS topikal Tramadol Injeksi kortikosteroid intraartikuler

Tidak direkomendasikan pada kondisi tertentu

Chondroitin sulfat Glucosamine Capsaicin topical

Tidak direkomendasikan Hyaluronat intraartikuler Duloxetine Analgesik opioid

Page 51: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

34

anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesik. Penggunaan NSAID dapat

diberikan pada tingkat nyeri ringan hingga sedang. Fenilbutazon,

diklofenak, meloxicam dan beberapa NSAID lainnya yang digunakan

sebagai tindakan terapi untuk nyeri, peradangan dan demam dalam

kedokteran hewan. Efek antiinflamasi terutama karena kemampuan

mereka untuk menghambat kegiatan enzim siklooksigenase (COX), enzim

yang memediasi produksi prostaglandin dari asam arakidonat .

Fungsi antiinflamasi juga ditunjukkan obat golongan steroid.

Penggunaan obat steroid bekerja pada tingkat lebih tinggi dari NSAID.

Terapi dengan kortikosteroid mungkin berbahaya dan mempunyai efek

tetapi dibenarkan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak dapat

diperbaiki akibat respon peradangan Pemakaian kortikosteroid dibenarkan

pemakaiannya apabila terdapat keseriusan pada penyakitnya dan

pengobatan yang lain telah dipakai semuanya (Yulianto and Sari, 2015)

Mekanisme kerja NSAIDs yaitu dengan menghambat enzim

siklooksigenase (COX) sehingga menyebabkan penurunan sintesis

prostaglandin dan tromboksan. Prostaglandin disintesis sebagai respon

terhadap adanya cedera (injury) pada jaringan. Prostaglandin ini

merupakan mediator pada inflamasi yang dapat menyebabkan edema

(pembengkakan), nyeri, demam dan lain-lainnya, maka dengan

menghambat hasil enzim siklooksigenase maka terjadi dalam

pengurangan pembentukan prostaglandin dalam hal ini PGE2 merupakan

Page 52: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

35

turunan pokok yang terbentuk dari asam arakidonat dan sebagai mediator

penting inflamasi (Modi et al., 2012).

Jika terdapat riwayat atau gejala ulkus gastrointestinal tetapi belum

menunjukkan adanya perdarahan, dianjurkan untuk menggunakan OAINS

penghambat COX-2 selektif ataupun nonselektif yang dikombinasikan

dengan proton-pump inhibitor, sementara untuk pasien yang mempunyai

riwayat perdarahan gastrointestinal, dianjurkan untuk menggunakan

OAINS penghambat COX 2 selektif yang dikombinasikan dengan proton-

pump inhibitor. Setiap kali OAINS digunakan untuk management OA lutut

ataupun panggul, perlu pertimbangan penambahan proton-pump inhibitor

untuk mengurangi risiko perkembangan dari gejala atau komplikasi traktus

gastrointestinal.Klasifikasi NSAID tergantung dari struktur kimianya, yang

terbagi atas dua kelas yaitu Inhibitor non-selektif (misalnya aspirin

(asetasol), sodium salisilat, metampfiron (antalgin), asam mefenamat,

ibuprofen, ketoprofen, piroxicam) dan Inhibitor selektif (misalnya etodalac,

nimesulide, celecoxib). Masing-masing NSAID mempunyai potensi yang

berbeda-beda dalam dalam menghambat COX-1 maupun COX-2 (Modi et

al., 2012).

Enzim siklooksigenase (COX) sendiri terdiri dari dua yaitu COX-1

mempunyai efek fisiologis dengan menghasilkan prostaglandin untuk

mempertahankan fungsi organ tubuh, seperti ginjal, melindungi integritas

dari mukosa lambung, dan menghasilkan tromboksan yang bertanggung

jawab untuk agregasi (penggumpalan) trombosit dan vasokonstruksi

Page 53: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

36

Sedangkan COX-2 diinduksi selama respon inflamasi dan menghasilkan

prostaglandin yang menengahi rasa sakit dan peradangan (Gregory

Bozimowski, 2015).

Gambar 2.3 Sintesis Prostaglandin (Harvey R A dan Champe PC. 2013)

Penghambatan aktivitas COX dengan Penggunaan NSAID

mempunyai efek terapeutik dan efek yang merugikan. Penggunaan dua

jenis NSAID ini terbukti efektif terhadap pengurangan nyeri pasca operasi.

Namun COX-2 mempunyai efek yang menguntungkan pada fungsi

fisiologis tubuh dibandingkan dengan COX-1. NSAID selektif COX-1

mempunyai risiko lebih tinggi pada ulkus lambung, perdarahan pada

gastrointestinal dibanding dengan non-selektif COX-2. Akan tetapi COX-2

juga dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular,

termasuk infark miokardioal, kegagalan jantung dan hipertensi, efek

Membran Fosfolipid

Arachidonat Acid

COX 1 (Housekeeping

enzyme)

NSAID

S

COX 2 Inhibitor

Prostaglandin

Sitoprotektif Lambung, Homeostatis vascular, agregasi

trombosit, fungsi ginjal

COX 2 (Terinduksi oleh Inflamasi

Konstitutif)

Prostaglandin

Nyeri, demam, perbaikan jaringan, dll

Glukokortikoid

Page 54: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

37

tersebut dapat diperburuk dengan adanya intraksi obat (Gregory

Bozimowski, 2015).

10. Nyeri pada OA

Nyeri merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global

dan OA merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemui yang

menyebabkan nyeri kronik (Goldberg and McGee, 2011) yang didefinsikan

sebagai nyeri yang berlangsung lebih dari tiga sampai enam bulan

(Harstall and Ospina, 2003)

International association for study of pain (IASP) mendifiniskan

nyeri sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan, berkaitan dengan kondisi aktual atau potensial terjadinya

kerusakan jaringan. Teori sepisifitas menyatakan bahwa suatu cedera

mengaktivasi reseptor dan serabut nyeri spesifik dan berubah membuat

impuls-impuls nyeri dalam perjalanan dari medulla spinalis ke pusat nyeri

di otak (Perhimpunan Dokter Spesialis Anesteiologi dan Reanimasi

Indonesia, 2009).

Salah satu fungsi system saraf yang penting adalah menyediakan

informasi tentang adanya ancaman bahaya atau cedera, stimulus suhu

(>420 C), kimia (misanya pH, produk plasma) atau kerusakan mekanis

pada ujung saraf sensoris perifer akan menimbulkan keluhan secara

verbal dan usaha untuk menghindar pada manusia. Ketika terjadi

kerusakan jaringan, bahan kimia kemudian dilepaskan dan menyebabkan

Page 55: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

38

nyeri fisiologis dan juga menstimulasi nosiseptor (McDougall and Linton,

2012).

Nyeri merupakan suatu pengalaman yang subjektif dan tidak ada

cara untuk menilainya secara objektif. Setiap orang mempunyai respon

yang individual dan unik pada suatu rangsangan yang sama. Nyeri juga

bersifat multifaktorial yang dipengaruhi antara lain oleh kultur, pengalaman

nyeri sebelumnya, kepercayaan, suasana hati dan kemampuan untuk

menghadapinya. Nyeri juga merupakan indikator kerusakan jaringan dapat

timbul tanpa ada penyebab yang diketahui. Derajat disabilitas dalam

hubungannya dengan pengalaman nyeri dapat bervariasi, juga terdapat

variasi individual pada respon terhadap metode anti-nyeri (Perhimpunan

Dokter Spesialis Anesteiologi dan Reanimasi Indonesia, 2009).

Penyebab nyeri yang terjadi bersifat multifaktorial. Nyeri dapat

bersumber dari regangan serabut syaraf periosteum, hipertensi intra-

osseous, regangan kapsul sendi, hipertensi intra-artikular, regangan

ligament, mikrofraktur tulang subkondral, entesopati, bursitis dan spasme

otot (IRA, 2014).

Peniliaian dan pengukuran derajat nyeri sangatlah penting dalam

proses diagnose penyebab nyeri. Dengan penilaian dan pengukuran

derajat nyeri dapat dilakukan tata laksana nyeri yang tepat, evaluasi serta

perubahan tata laksana sesuai dengan respon pasien. Nyeri harus

diperiksa dalam suatu kerangka biopsikososial dengan memperhatikan

faktor fisiologis, psikologis serta lingkungan. Penilaian nyeri meliputi

Page 56: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

39

anamnesis umum, pemeriksaan fisik, anamnesis spesifik nyeri dan

evaluasi ketidakmampuan yang ditimbulkan nyeri berdasarakan lokasi

nyeri, keadaan yang berhubungan dengan timbulnya nyeri, karakter nyeri,

intensitas nyeri, gejala yang menyertai, efek nyeri terhadap aktivitas,

tatalaksana yang sudah didapat, riwayat penyakit yang relevan dengan

rasa nyeri, faktor lain yang akan mempengaruhi tatalaksana pasien

(Perhimpunan Dokter Spesialis Anesteiologi dan Reanimasi Indonesia,

2009).

11. Outcome OA

Pengukuran nyeri dan evaluasi kemampuan fungsi pasien sering

dikaitkan ketika pengukuran nyeri dilakukan. Olehnya itu dikembangkan

kuesioner self-report untuk menilai intensitas nyeri dan kemampuan fungsi

pasien. Terdapat beberapa jenis pengukuran untuk menilai nyeri berupa

pengukuran intensitas nyeri undimensional yang terdiri dari satu atau lebih

item (misalnya Visual analog Scale (VAS) dan Numeric rating scale

(NRS)) dan pengukuran nyeri multidimensional yang mempunyai banyak

item didalamnya (misalnya Short-form McGill Pain Questionnaire, Chronic

Pain Grade Scale, and Short Form-36 Bodily Pain Scale, Western Ontario

and MacMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC) (Hawker et al.,

2011).

Berdasarkan systematic review dalam Pharmacological trial untuk

menentukan efektifitas intervensi obat pada outcome OA lutut, dilaporkan

bahwa pengukuran yang nyeri yang paling sering digunakan adalah

Page 57: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

40

pengukuran nyeri self-report yaitu Visual analog Scale (VAS) dan Numeric

rating scale (NRS) yang keduanya dipergunakan untuk menilai intensitas

nyeri serta sub skala nyeri dari Western Ontario and McMaster

Universities osteoarthritis index (WOMAC) (Dworkin et al., 2011).

Pengukuran nyeri dengan menggunakan skala VAS dan NRS paling

sering digunakan untuk menilai perubahan nyeri setelah intervensi

dibandingkan dengan pengukuran multidimensional karena

penggunaannya yang mudah dan cepat (Litcher-kelly et al., 2007).

VAS atau skala analog visual merupakan pengukuran nyeri

undimensional untuk mengukur intensitas nyeri yang digunakan secara

luas pada populasi dewasa. Pengukuran VAS berupa garis lurus secara

horizontal ataupun vertical sepanjang 100mm (10cm) dengan score 0

―tidak ada nyeri‖ pada ujung kiri dan skor 100 (skala 100mm)

menggambarkan ―nyeri parah‖ pada ujung kanan. Pelaporan intensitas

nyeri biasanya dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Interpretasi VAS secara

normative belum tersedia. Selain VAS, NRS atau Skala numerik juga

merupakan skala yang paling sering dipergunakan dan mudah untuk

digunakan. Skala numerik merupakan versi angka dari VAS terdiri dari

angka 0-10 yang menggambarkan intensitas nyeri. Terdapat 11 poin

dalam NRS, dimana angka 0 menggambarkan ―tidak ada nyeri‖ dan angka

10 menggambarkan ―nyeri parah‖. Baik VAS maupun NRS merupakan

instrument yang valid dan reliable untuk mengukur nyeri. NRS lebih baik

dibandingkan dengan VAS karena kemampuannya dalam

Page 58: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

41

menggambarkan secara lisan (melalui telfon) dan secara tertulis serta

mudah untuk diberikan skor (Hawker et al., 2011).

Pengukuran nyeri dan evaluasi kemampuan fungsi pasien juga

dikembangkan. Seperti WOMAC (Western Ontario and MacMaster

Universities Osteoarthritis Index) merupakan salah satu instrumen

penilaian outcome OA pada lutut dan pinggul yang sering digunakan.

Terdiri 24 pertanyaan yang terbagi dalam 3 dimensi yaitu untuk menilai

nyeri kronik, kekakuan sendi dan keterbatasan fungsi fisik. Kuesioner

Index WOMAC bisa terdiri dari berbagai variasi seperti menggunakan

skala Likert, VAS, dan NRS (Baron et al., 2007).

Sama dengan WOMAC, Index Lequesne merupakan pengukuran

yang menggabungkan skor dari 11 item penilaian nyeri, performa dan

disabilitas pasien OA (Dawson et al., 2005)

Dari kedua skala diatas, WOMAC dan semua subskala memiliki

konsistensi internal dan validitas yang lebih memuaskan dibandingkan

dengan Lequesne. Validitas WOMAC berkisar antara 0,78-0,94,

sedangkan reliabilitasnya antara 0,80-0,98 untuk OA lutut. Olehnya itu

WOMAC dapat digunakan sebagai alat ukut untuk menilai nyeri pada

pasien OA lutut (Basaran et al., 2010).

Page 59: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

42

B. Tinjauan Umum Rimpang Kencur (Kaempferia galanga l)

1. Morfologi Kencur

Kencur (Kaempferia galanga) juga termasuk dalam family

Zingeberaceae merupakan tanaman obat herbal asli Indonesia

(Kemenkes RI, 2011). Penggunaannya telah dikenal luas oleh masyarakat

baik sebagai obat tradisional maupun sebagai bumbu dapur atau bahan

makanan. Pemanfaatan kencur oleh masyarakat secara empirik

menunjukkan bahwa penggunaan rimpang kencur sebagai obat cukup

efektif seperti obat anti radang, batuk-batuk, mual, masuk angin, pegal-

pega. Temuan ini diperkuat bahwa Kencur mengandung minyak atsiri

yang dapat memberikan efek analgetik dan anti inflamasi terutama pada

penyakit arthritis (Ridtitid et al., 2008).

Tinggi tanaman kencur berkisar +-20cm, dengan ciri batang semu,

pendek, membentuk rimpang, coklat keputihan. Daun tunggal, menempel

di permukaan tanah, melonjong, membundar, panjang 7-15 cm, lebar 2-8

cm, ujung melancip, pangkal menjantung, membundar, tepi rata, hijau.

Bunga majemuk, kelopak membentuk tabung, bercuping memita, benang

sari panjang 4 mm, kuning, staminodium melonjong membundar telur

sungsang. Akar serabut, coklat kekuningan, membentuk umbi, membulat

telur, putih di bagian dalam (Kemenkes RI, 2011).

Tanaman kencur atau Kaempferia galanga mempunyai klasifikasi

dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) sebagai berikut (Preetha,

Hemanthakumar and Krishnan, 2016):

Page 60: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

43

Kingdom : Plantae Subkingdom : Phanerogamae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Series : Epigynae Ordo : Scitaminales Family : Zingiberaceae Genus : Kaempferia Spesies : galanga L.

Gambar 2.4. Daun dan Rimpang Kencur (Preetha, Hemanthakumar and

Krishnan, 2016)

2. Kandungan Kimia dari Kencur

Rimpang kencur mengandung pati (4.14%), mineral (13,73%) dan

minyak atsiri (0.02%) berupa sineol, asam metal kanil dan penta dekaaan,

ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic,

alkaloid dan gom. Data keamanan, manfaat, kontradiksi, efek samping,

inteaksi belum diketahui (Kemenkes RI, 2011).

Sebuah studi dimana minyak atsiri diisolasi dari rimpang K. galanga

L. oleh hidrodistilasi dianalisis dengan kromatografi gas (GC) dan Gas

kromatografi-mass spectrometry (GC / MS) menunjukkan sebanyak lima

puluh senyawa yang teridentifikasi, dimana senyawa etil sinamat sebagai

senyawa yang paling banyak (29.48%), etil-p-metoksisinamat (18.42%), γ-

Page 61: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

44

cadinene (9.81%), 1, 8-cineole (6.54%), δ- carene (6.19%), borneol

(5.21%), etil-m-metoksisinamat (2.15%), camphene (1.58%), linoleoyl

chloride (1.35%) and α-pinene (1.32%) .

Penelitian yang sama dilakukan oleh Raina AP & Abraham Z.

(2015), menunjukkan terdapat dua senyawa yang paling banyak

ditemukan pada minyak rimpang kencur yaitu ethyl-p-metoksisinamat dan

etil sinamat. Dua senyawa tersebut menjadi konstituen yang paling

penting dan bertanggung jawab untuk sebagian besar farmakologi dari

tanaman kencur.

3. Pemanfaatan Rimpang Kencur

Rimpang bermanfaat sebagai sumber minyak asiri, penyedap

makanan, minuman, dan bahan obat. Oleh karena itu kencur

dipergunakan luas sebagai bahan baku industry obat tradisional, bumbu

dapur, bahan makanan, dan minuman penyegar. Di Thailand, umum

dibudidayakan di pekarangan karena daun dan rhizomanya yang di kenal

dengan sebutan pro hom digunakan untuk bumbu masakan lokal

Thailand. Rhizoma dicampur bumbu lainnya ditambah cabai digunakan

untuk membuat kari. Sedangkan daunnya diiris tipis juga sebagai bumbu

kari. Di Malaysia dan Thailand daun dan rimpang sering dikonsumsi segar

sebagai sayuran. Rimpang dan akar dipakai juga untuk bahan baku

industry dan pewarna makanan. Selain itu, K. galangal l juga popular

sebagai obat batuk, gatal-gatal tenggorokan, kembung, mual,masuk

Page 62: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

45

angin, pegal-pegal, kompres bengkak atau radang, serta penambah nafsu

makan (Trubus, 2013)

Di Indonesia dikenal dengan minuman kesehatan bernama jamu

beras kencur. Kencur digerus bersama beras dan sedikit gula lalu

diencerkan dengan air. Ramuan itu sejak zaman nenek moyang dipercaya

dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri, melancarkan peredaran

darah, menambah nafsu makan, dan menambah tenaga. Di Malaysia

daun dan rimpang dikunyah untuk mengatasi flu dan radang tenggorokan.

Rimpangnya diseduh lalu diminum oleh penderita hipertensi dan asma

(Trubus, 2013).

Masyarakat Filipina memakai seluruh bagian tanaman untuk atasi

demam. Rimpangnya untuk sakit kepala. Daya analgesik kencur

mengilhami ahli pengobatan Cina memakainya untuk mengobati sakit gigi,

memar, nyeri dada, sakit kepala, dan sembelit. Rimpang kencur juga

bersifat karminatif atau meluruhkan kentut, sehingga bisa dipakai untuk

mengatasi perut kembung. Manfaat lain kencur untuk pengobatan radang

lambung, bengkak, muntah-muntah, panas dalam, dan keracunan

(Trubus, 2013).

4. Aktivitas Farmakologis

Rimpang kencur (K. galanga) adalah tanaman yang tumbuh di

daerah tropis yang penggunaannya telah dikenal luas oleh masyarakat.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rimpang kencur ternyata

mempunyai manfaat terhadap kesehatan.

Page 63: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

46

a) AntiInflamasi

Rimpang kencur sebagai agen antiinflamasi. Penelitian yang

dilakukan oleh Wong, CS (2007) menguji ekstrak methanol rimpang

kencur terhadap tikus wistar yang diinduksi keragenan. Hasil penelitian

menunjukkan ekstrak kencur dosis 100 mg / kg signifikan mengurangi

Volume edema setelah 3 jam dan 4 jam dengan 14,2% dan 13,0%

sedangkan pada dosis yang lebih tinggi dari 200 mg / kg, ia mengurangi

Volume kaki edema 13,4%, 16,5%, 16,4% dan 17,0% pada 2, 3, 4 dan 5

jam setelah injeksi karagenan. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak

rimpang kencur menunjukkan adanya efek antiinflamasi.

Sebuah studi lainnya dengan membandingkan antara dua jenis

ekstrak kencur dari kabupaten subang dan sukabumi pada dosis 18, 36

dan 45 mg/kg bobot badan tikus menunjukkan kemampuan untuk

menginhibisi inflamasi masing-masing sebesar 36,47±2,46; 40,07±2,09;

dan 51,27±2,63 % sedangkan dari Kab. Sukabumi menghambat sebesar

40,19±4,12; 39,44±6,66; dan 48,90±5,09 %. Secara statistik, efek

antiinflamasi yang tunjukkan tidak terdapat perbedaan dari keduanya

(Hasanah et al., 2011).

Berdasarkan pengamamatan persentase penurunan radang dimulai

pada jam ke-1-2, atau berada di fase 1 peradangan. Pada fase 1 ekstrak

bekerja melalui penghambatan pelepasan mediator kimia serotonin dan

histamine ke tempat tejadinya radang dan menghambat sintesis

prostaglandin yang merupakan mediator utama inflamasi. Penghambatan

Page 64: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

47

sintesis prostaglandin diduga dilakukan dengan cara menghambat kerja

siklooksigenase (COX) yang pada saat tejadi peradangan berfungsi

mengubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin (Hasanah et al.,

2011).

b) Analgesik

Selain sebagai antiinflmasi, rimpang kencur juga mempunyai efek

analgesik. Hal ini dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh

Imaningrum & Gunardi (2010) dengan pendekatan post test only control

group design pada hewan coba. Terdiri dari lima kelompok, kelompok I

(kontrol negatif) diberi suspensi cmc; kelompok II, III dan IV diberi larutan

ekstrak dosis 19,2 mg, 25,6 mg dan 32 mg per 20 gram BB; serta

kelompok V (kontrol positif) diberi aspirin dosis 1,3 mg/20 gram BB.

Masing-masing sebanyak 1 ml secara peroral. Hasil penelitian

menunjukkan Pemberian ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn)

dosis 19,2 mg dan 25,6 mg per 20 gr BB secara peroral dapat

menurunkan jumlah geliatan mencit yang diinduksi asam asetat. Namun

efek terapinya masih dibawah kelompok yang diberi aspirin dosis 1,3

mg/20 gram BB secara peroral. Sedangkan pada pemberian ekstrak dosis

32 mg/20 gr BB akan menimbulkan efek penekanan rasa sakit lebih bagus

dibandingkan aspirin.

c) Profil Lipid

Ekstrak kencur juga berpengaruh terhadap profil lipid. Hasil

penelitian oleh Handayani S et al. (2015) menunjukkan bahwa ekstrak

Page 65: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

48

etanol kencur secara signifikan menurunkan kadar kolesterol dan LDL,

dan meningkatkan kepadatan tulang femur. Namun, ekstrak tidak

signifikan mempengaruhi dalam penurunan trigliserida dan meningkatkan

kadar HDL.

d) Antimikroba dan Antioksidan

Zat aktif pada ektrak rimpang kencur juga menunjukkan adanya

manfaat terhadap efek antimikroba dan antioksidan (Hanumantharaju et

al., 2010). Senyawa etil p-metoksisinamat (EPMC) yang diekstrak dari

tanaman galanga Kaempferia, diubah menggunakan Aspergillus niger

menjadi etil p-hydroxycinnamate (EPHC) menunjukkan adanya efek

potensial antimikroba seperti S. aureus, B. cereus, P. aeruginosa, E. coli

dan C. albican yang lebih baik daripada efek etil p-metoksisinamat

(EPMC). EPHC juga menunjukkan efek bakterisida dan fungisida terhadap

semua bakteri yang diuji dan jamur sementara EPMC tidak menunjukkan

adanya potensi seperti itu (Omar MN et al. 2014)

Kencur juga bermanfaat sebagai pelindung kulit. Kandungan Etil p-

metoksisinamat merupakan salah satu senyawa hasil isolasi rimpang

kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung

untuk kulit agar tidak coklat atau hitam tersengat sinar matahari

(Taufikurohmah, 2005).

e) Aktivitas Diuretic

Manfaat lain dari ektrak kencur adalah meningkatkan aktivitas

diuretic. Penelitian yang dilakukan Mohammad, Kannaki, & Revathy,

Page 66: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

49

(2016), dengan mengekstrak rimpang kencur menggunakan pelarut

petroleum eter. Evaluasi farmakologi untuk aktivItas diuretic pada hewan

coba menggunakan tikus wistar dengan membagi empat kelompok

masing-masing kelompok kontrol (CMC 1%), standar (Furosemida

10mg/kg) serta dan kelompok tes 200 mg/kg dan 400 mg/kg. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan volume urin berdasarkan

peningkatan dosis melalui nilai Lipschitz (nilai diuretic). Hasil ini

menunjukkan Ekstrak rimpang kencur sebagai agen diuretic. Diuretik

adalah obat yang meningkatkan laju aliran urin, ekskresi natrium dan

digunakan untuk mengatur volume dan komposisi cairan tubuh dalam

berbagai situasi klinis. Induksi diuretic ini bermanfaat pada kondisi

penyakit tertentu seperti gagal jantung, hipertensi dan kehamilan

toksemia, odema.

f) Antikanker dan antituberkulosis

Penelitian yang dilakukan secara in-vitro, pada uji anti kanker,

menunjukkan bahwa ethyl p-methoxycinnamate dapat menghambat

proliferasi sel HepG2 karsinoma liver hepatoseluler manusia (Liu et al.,

2010), sementara itu kandungan ethyl p-methoxycinnamate, juga

bermanfaat sebagai antituberkolosis potensial (Lakshmanan et al., 2011)

g) Pencegahan Erosi Mukosa Gaster

Keluhan ulkus gaster dapat berupa dispepsia (mual, muntah,

kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa penuh di ulu hati, rasa terbakar,

dan cepat merasa kenyang) dapat di cegah dengan penggunaan obat

Page 67: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

50

herbal seperti kencur karena fungsinya sebagai terapi radang lambung

(antiinflamasi). Hal ini dibuktikan penelitian yang dilakukan Nie, Liana and

Evacuasiany (2012) pada mencit menunjukkan bahwa Ekstrak rimpang

kencur dapat mencegah erosi mukosa gaster mencit (ulkus gaster) akibat

pemberian asetosal.

5. Uji Toksisitas Ekstrak Rimpang Kencur

Studi toksisitas akut ekstrak kaempferia galanga pada hewan uji

dengan dosis 5000 mg/kg menunjukkan tidak terdapat kematian

ditemukan selama masa pengobatan baik dalam kontrol atau kelompok

perlakuan diberi ekstrak rimpang kencur hingga 5 g / kg secara oral pada

hewan coba. Hewan tidak menunjukkan adanya perubahan perilaku

umum atau tanda-tanda toksisitas atau fisiologis abnormal lainnya selama

periode pengamatan (Kanjanapothi et al., 2004; Wong CS. 2007; Umar et

al., 2012).

Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat dosis ekstrak rimpang

kencur dosis 5.000 mg / kg dinilai aman dan nilai Letal Dosage 50 (LD50)

dianggap lebih tinggi dari 5.000 mg / kg.

C. Tinjauan Umum Rimpang Kencur Hubungannya dengan OA Lutut

Dua kandungan aromatik rimpang kencur (K. galangal l.) dominan

adalah etil p-metoksisinamat dan etil sinamat (Huang, Yagura and Chen,

2008). Rimpang kencur mengandung lebih dari 2,5% etil p-metoksisinamat

(Lakshmanan et al., 2011) dimana zat aktif tersebut tersebut menjadi

Page 68: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

51

bagian penting dalam aktivitas kencur sebagai bahan pengobatan (Raina

and Abraham, 2016).

Etil p-metoksisinamat termasuk turunan asam sinamat, dimana

asam sinamat adalah turunan senyawa fenil proponoad. Etil p-

metoksisinamat merupakan senyawa isolat kencur yang memiliki aktivitas

sebagai antiinflamasi non- selektif mampu menghambat COX-1 dan COX-

2 secara in vitro (Umar et al., 2012) dan juga sebagai obat penahan rasa

sakit seperti nyeri (analgesik) (Vittalrao et al, 2011).

OA merupakan penyakit sendi degeneratif akibat terganggunya

homeostasis dari metabolisme tulang rawan yang ditandai dengan

kerusakan struktur tulang rawan, terjadinya erosi tulang rawan dan

penurunan cairan sendi. Selain pelepasan enzim-enzim degradasi tulang

rawan, mediator inflamasi juga berperan dalam progresifitas penyakit OA

seperti prostaglandin. Mekanisme kerja EPMC pada kencur hampir sama

dengan NSAID yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX)

sehingga menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin (PG) yang

timbul akibat adanya cedera pada jaringan.

Prostaglandin ini merupakan mediator pada inflamasi yang dapat

menyebabkan edema (pembengkakan), nyeri, demam dan lain-lainnya,

dengan penghambatan COX, maka dapat menghambat pembentukan

prostaglandin dalam hal ini PGE2 (Modi et al., 2012).

Penghambatan mediator inflamasi dengan pemberian ekstrak

kencur tentunya dapat menekan dan menghambat timbulnya gejala pada

Page 69: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

52

pasien OA seperti nyeri, kekauan sendi, pembengkakan yang memicu

penurunan fungsi fisik pada pasien OA.

Page 70: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

53

D. Tabel Sintesa

Tabel 2.3 Tabel Sintesa Penelitian

No Peneliti Judul Sumber Tujuan

Penelitian Metode Hasil Kesimpulan

1 Muhammad Ihtisham Umar,

Mohd Zaini Asmawi, Amirin Sadikun, Item J. Atangwho, Mun Fei Yam,

Rabia Altaf and Ashfaq Ahmed

. 2012

Bioactivity-Guided

Isolation of Ethyl-p-

methoxycinnamate, an

Anti-inflammatory Constituent,

from Kaempferia galanga L. Extracts

Molecules 2012,

17, 8720-8734

Mengevaluasi efek anti-

inflamasi dari Kaempferia

galanga (KG)

Penelitian eksperimental laboratories.

Rimpang Kencur diekstraksi dengan

petroleum eter, kloroform, metanol dan air. Masing-

masing Ekstrak diuji untuk kemampuannya untuk

menghambat edema kaki Tikus betina dewasa yang

sehat (200-225 g) yang diinduksi karagenan

Ekstrak kloroform ditemukan penghambatan tertinggi (42,9%) dibandingkan dengan kontrol (p <0,001). Dari 3 Fraksinasi ekstrak kloroform F-3 ditemukan menjadi yang paling efektif 51,9% (p <0,001) dari dua Sub Fraksinasi F-3, SF-1 adalah yang paling efektif, dengan penghambatan 53,8% (p <0,001). Isolasi Kristal EPMC dari SF-1 penghambatan edema pada kaki tikus pada dosis 100.200.400 dan 800 mg / kg menunjukkan efek anti-inflamasi dengan konsentrasi hambat minimum (MIC) pada 100 mg / kg dan 800 mg / kg tidak berbeda dari dengan indometasin. Studi in vitro, EPMC non-selektif menghambat kegiatan cyclooxygenases 1 dan 2, dengan nilai IC50 1,12 pM dan 0,83 pM

EPMC yang diisolasi rimpang kencur mampu

menghambat Cox 1 dan 2 dan menjadi agen aktif

anti-inflamasi.

Page 71: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

54

2 Umar MI, Asmawi MZ, Sadikun A,

Majid AM, Al-Suede FS, Hassan LE,

Altaf R, Ahamed MB

2014.

Ethyl-p-methoxycinnamate isolated

from Kaempferia

galanga inhibits

inflammation by

suppressing interleukin-1,

tumor necrosis

factor-α, and angiogenesis by blocking endothelial functions

CLINICS 2014;69(2):134-

144

menyelidiki mekanisme efek anti-

inflamasi dan antiangiogenic

etil-p-metoksisinamat yang diisolasi

dari Kaempferia

galanga.

Penelitian eksperimental laboratories.

Efek anti-inflamasi EPMC diukur menggunakan uji

cotton pellet granuloma pada tikus

kemudian di ukur kadar TNF-α, IL—1 dan NO. efek analgesic diukur

menggunakan uji tail flick, efek antiangiogenesis

dievaluasi dengan uji ring aorta pada tikus dan, dinilai efek

penghambatan EPMC pada pertumbuhan sel

endotel .

EPMC menghambat pembentukan granuloma tikus. Ini memperpanjang waktu tail flick pada tikus oleh lebih dari 2x lipat dibandingkan dengan kontrol. Penghambatan IL dan TNF oleh EPMC signifikan pada model in vivo dan in vitro, penghambatan sedang pada NO yang diamati pada makrofag EPMC juga menghambat pertumbuhan microvessel aorta tikus serta adanya penurunan tingkat faktor pertumbuhan endotel vaskular.

EPMC yang diisolasi dari Kaempferia galanga l, mampu

menghambat sitokin

proinflamasi dan

angiogenesis, dan

menghambat pertumbuhan sel endotel

3 Novi Imaningrum , Gunard. 2010

Pengaruh Ekstrak Etanol

Rimpang Kencur

(Kaempferia galanga Linn)

Terhadap Jumlah Geliatan Mencit

Jurnal, Undip Tahun 2010

mengetahui apakah ekstrak etanol rimpang kencur dapat menurunkan rasa sakit.

Penelitian eksperimental laboratoris dengan

pendekatan post test only control group design.

Digunakan hewan percobaan mencit galur

Balb/c jantan, berat badan 15-30 gram.

Kelompok I (kontrol negatif) diberi suspensi cmc; kelompok II, III dan

Pemberian ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn) dosis 19,2 mg dan 25,6 mg per 20 gr BB secara peroral dapat menurunkan jumlah geliatan mencit yang diinduksi asam asetat. Namun efek terapinya masih dibawah kelompok yang diberi aspirin dosis 1,3 mg/20 gram BB secara peroral. Sedangkan pada

Pemberian ekstrak etanol

rimpang kencur

(Kaempferia galanga

Linn) mempunyai pengaruh terhadap

Page 72: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

55

Balb/C Yang Diinduksi

Asam Asetat

IV diberi larutan ekstrak dosis 19,2 mg, 25,6 mg dan 32 mg per 20 gram BB; serta kelompok V (kontrol positif) diberi

aspirin dosis 1,3 mg/20 gram BB. Masing-masing

sebanyak 1 ml secara peroral.

pemberian ekstrak dosis 32 mg/20 gr BB akan menimbulkan efek penekanan rasa sakit lebih bagus dibandingkan aspirin. Adapun pengaruh waktu terhadap geliatan mencit pada menit ke 15 mempunyai efek paling maksimal pada masing-masing dosis karena dapat menghasilkan jumlah geliatan paling rendah.

penurunan rasa sakit

mencit Balb/c yang

diinduksi asam asetat

0,1%.

4 Amberkar Mohanbabu

Vittalrao, Tara Shanbhag,

Meena Kumari K., K. L. Bairy

And Smita Shenoy. 2011

Evaluation Of Antiinflammat

ory And Analgesic

Activities Of Alcoholic Extract Of

Kaempferia Galanga In

Rats.

Indian J Physiol

Pharmacol 2011; 55 (1) : 13–24

mengevaluasi aktivitas

antiinflamasi dan

antinociceptive dari

Kaempferia galanga pada tikus albino

Wistar menggunakan ekstrak etanol

Penelitian Experimental Laboratories.

Ekstrak etanol dari Kaempferia galanga diuji

untuk analgesic dan antiinflamasi pada hewan model Sebanyak 120 tikus sehat Wistar (150-200 g) Tiga dosis, 300 mg / kg,

600 mg / kg dan 1200 mg / kg.

inflamasi akut dan sub akut dipelajari pada model edema kaki tikus diinduksi

karagenan dan model granuloma. Dalam kedua model, obat standar yang digunakan adalah aspirin 100 mg / kg. dan kontrol menerima 2 ml 2% gum

Dua dosis 600 mg / kg dan 1200 mg / kg ekstrak Kencur signifikan (P <0,001) untuk antiinflamasi dalam model karagenan dan model granuloma dibandingkan dengan kontrol. Dua dosis ekstrak kencur menunjukkan aktivitas yang signifikan analgesik dalam model tail flick (P <0,001) dan model hot plate (P <0,001) dibandingkan dengan kontrol.

Rimpang kencur

memiliki aktivitas anti-inflamasi dan

analgesik.

Page 73: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

56

akasia

5 Mohammad Zubair

Chowdhury, Zobaer Al Mahmud,

Mohammad Shawkat Ali and Sitesh C Bachar. 2014

Phytochemical And

Pharmacological

Investigations Of Rhizome Extracts Of Kaempferia

Galanga

IJP, 2014;

Vol. 1(3): 185-192

mengevaluasi efek anti-inflamasi,

antinociceptive dan

antihyperglycemic ekstrak Kaempferia

galangal

Penelitian Experimental Laboratories.

Rimpang Kencur di ekstraksi

dengan methanol, fraksi n-heksana dan fraksi

kloroform. Berat tikus 100-150 gram.

Terdapat 3 tes dalam penelitian ini yaitu

Uji anti inflamasi edema kaki tikus diinduksi

karagenan. Uji antinociceptif tes geliat diinduksi asam asetat dan evaluasi hipoglikemik oleh tes toleransi glukosa oral.

Obat standar dichlophenac obat natrium

(40 mg / kg)

Pada uji kaki edema karagenan-diinduksi, dosis 400 mg / kg ekstrak metanol, kloroform dan fraksi n-heksana menunjukkan signifikan (p <0,05) penghambatan kaki edema dengan 55.08, 48,85 dan 71,88%. Dalam tes geliat diinduksi asam asetat, kloroform dan ekstrak n-heksana dengan dosis 400 mg / kg menunjukkan signifikan (p <0,001) pengurangan penghambatan jumlah geliat dengan 38,19 dan 62,31% . Tes toleransi glukosa oral, semua ekstrak pada 200 mg / kg berat badan menghambat kenaikan kadar glukosa darah.

Ekstrak rimpang kencur

memiliki aktivitas anti-nociceptive,

anti-inflamasi,

dan antihyperglyc

emic. Ekstrak

kencur dapat digunakan sebagai

ethonopharmacological tanaman

6 Chuta Sae-Wong. 2007

Studi on analgesic, antipiretik and anti-

inflammatory activities of methanol

Thesis : Prince

Od Songkla Universit

y

mengevaluasi analgesik,

antipiretik dan potensi anti-inflamasi dari

ekstrak metanol K.

Penelitian Experimental Laboratories

mencit putih jantan dengan berat berkisar 28-

40 g digunakan untuk pengujian aktivitas

analgesic untuk hot plate,

K. ekstrak kencur pada dosis 50, 100 dan 200 mg / kg, P.O. secara signifikan (p<0.01) 29,6±0.95, 20,9±1.53, 15,2±1.13 menghambat geliatan masing-masing dengan persen 42,75%, 59,57% dan 70,60%, jika

ekstrak K. galanga

menunjukkan efek

antinociceptive dan anti-

inflamasi

Page 74: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

57

extract of kaemferia

galangal L. in experimtel

animals

galanga (MEKG) pada dosis 50, 100 dan 200 mg /

kg pada mencit dan tikus.

geliat, dan tes formalin. tikus Wistar jantan

seberat mulai 140- 230 g digunakan untuk metode

pengujian aktivitas analgesik untuk uji tail

flick; antipiretik dan antiinflamasi (diinduksi

karagenan). Menggunakan K. ekstrak

kencur pada dosis 50, 100 dan 200 mg / kg, P.O

dibandingkan dengan kontrol. Penurunan waktu durasi licking baik di awal dan akhir fase di uji formalin secara signifikan (p<0,01). Ekstrak kencur dosis 100 mg / kg signifikan mengurangi Volume edema setelah 3 jam (p<0.05) dan 4 jam (p<0.01) dengan 14,2% dan 13,0% sedangkan pada dosis yang lebih tinggi dari 200 mg / kg, ia mengurangi Volume kaki edema 13,4%(p<0.05), 16,5% (p<0.01), 16,4%(p<0.01) dan 17,0% (p<0.01) pada 2, 3, 4 dan 5 jam setelah injeksi karagenan. Pada dosis 50, 100 dan 200 mg /kg menunjukkan penghambatan yang signifikan dan dosis yang berhubungan dengan berat granuloma by 10%, 18% dan 25% masing-masing jika dibandingkan dengan kontrol. Tidak ada aktivitas antipiretik yang terlihat.

yang signifikan, tetapi tidak

memiliki efek antipiretik

Page 75: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

58

E. Kerangka Teori

Gambar 2.5 Kerangka Teori

Referensi : Modifikasi Arden et al., 2014; Kapoor and Mahomed, 2015.; Kidd, Bruce, 2012; Sokolove J and Lepus C M, 2013

Keterangan Gambar

: Hambatan Ekstrak kencur

FUNGSI FISIK KAKU SENDI NYERI

OA LUTUT

HOMEOSTASIS

TULANG RAWAN

TERGANGGU

OVERWEIGHT/

OBESITAS

USIA

JENIS

KELAIMIN

AKTIVITAS &

PEKERJAAN

GENETIK

GIZI

KELAINAN

KONGINETAL

TRAUMA RAS

KONDROSIT

NITRIT OKSIDA

MEMBRAN

SINOVIAL

INFLAMASI

DEGRADASI TULANG

RAWAN

SITOKIN

INFLAMASI

ENZIM

PROTEOLITIK

Page 76: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

59

F. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independen (Variabel yang diteliti)

: Variabel Dependen

: Variabel Tidak diteliti

: Hubungan yang diteliti

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

OA

LUTUT

1. NYERI 2. KAKU SENDI 3. GANGGUAN FUNGSI

FISIK

Inflamasi

OBESITAS

Usia 50 Tahun

Pekerjaan

Genetik

Trauma/Cedera

Jenis Kelamin

Ekstrak Rimpang Kencur

INTERVENSI

Page 77: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

60

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah nyeri, kaku sendi dan gangguan fungsi

fisik OA lutut.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah kelompok intervensi dengan terapi

pemberian ekstrak rimpang kencur dosis 160 mg/hari pada pasien OA,

dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol dengan terapi pemberian

obat meloxicam 15 mg/hari kepada pasien OA.

H. Hipotesis Penelitian

1. Tingkat penurunan nyeri sesudah pemberian ekstrak rimpang kencur

lebih baik dibandingkan dengan pemberian meloxicam pada pasien

OA dibandingkan sebelum pemberian intervensi

2. Tingkat penurunan kekakuan sendi sesudah pemberian ekstrak

rimpang kencur lebih baik dibandingkan dengan pemberian meloxicam

pada pasien OA dibandingkan sebelum pemberian intervensi

3. Tingkat penurunan gangguan fungsi fisik sesudah pemberian ekstrak

rimpang kencur lebih baik dibandingkan dengan pemberian meloxicam

pada pasien OA dibandingkan sebelum pemberian intervensi

Page 78: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

61

I. Definisi Operasional

1. Ekstrak Rimpang Kencur

Pemberian ekstrak rimpang kencur adalah pemberian kapsul yang

berisi serbuk hasil pengolahan rimpang kencur kepada subjek penelitian.

Pemberian kapsul rimpang kencur dosis 160 mg/hari. Adapun pemberian

satu kapsul perhari selama 10 hari setiap malam setelah makan.

Kriteria Objektif :

a. Dikonsumsi bila dalam setiap hari subjek pada kelompok intervensi

mengonsumsi kapsul ekstrak rimpang kencur sekali sehari selama 10

hari.

b. Tidak dikonsumsi bila dalam dalam setiap hari subjek pada kelompok

intervensi tidak mengonsumsi kapsul ekstrak rimpang kencur sekali

sehari selama 10 hari.

2. Meloxicam

Meloxicam adalah golongan obat NSAIDs yang diberikan kepada

kelompok kontrol dengan dosis 15 mg/hari. Adapun pemberiannya yaitu

sebanyak satu kapsul perhari selama 10 hari setiap malam setelah

makan.

3. Nyeri

Nyeri atau rasa sakit yang dirasakan oleh pasien OA lutut

berdasarkan total skor skala nyeri pada kuesioner WOMAC yang terdiri

dari 5 pertanyaan yaitu nyeri pada saat berjalan diatas permukaan yang

datar, naik dan turun tangga, tidur di malam hari, duduk atau berbaring.

Page 79: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

62

Pengukuran intensitas nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS).

Skala berupa garis lurus dengan rentan skor 0-10 dimana 0 menunjukkan

tidak ada nyeri dan 10 menunjukkan nyeri terburuk. Hasil pengukuran

kemudian dijumlah dengan skor minimal 0 dan maksimal 50.

4. Kaku Sendi

Kekakuan sendi yang dialami oleh pasien OA lutut berdasarkan

total skor skala kekauan sendi pada kuesioner WOMAC yang terdiri dari 2

pertanyaan yaitu kaku sendi saat bagun pagi dan setlah duduk, berbaring

atau istirahat . Pengukuran intensitas nyeri menggunakan Visual Analog

Scale (VAS). Skala berupa garis lurus dengan rentan skor 0-10 dimana 0

menunjukkan tidak ada nyeri dan 10 menunjukkan nyeri terburuk. Hasil

pengukuran kemudian dijumlah dengan skor minimal 0 dan maksimal 20.

5. Gangguan Fungsi Fisik

Gangguan fungsi fisik dalam melakukan aktivitas yang dirasakan

oleh pasien OA lutut berdasarkan total skor skala gangguan fungsi pada

kuesioner WOMAC yang terdiri dari 17 pertanyaan pada saat menaiki dan

menuruni tangga, bangun dari posisi duduk, membungkuk, jalan di

permukaan datar, masuk/keluar mobil, berbelanja, mengenakan dan

melepas kaos kaki, bangun dan berbaring di tempat tidur, masuk dan

keluar kamar mandi, saat duduk atau/jongkok dan bangun dari toilet,

melakukan pekerjaan rumah yang berat dan ringan. Pengukuran

intensitas nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Skala berupa

garis lurus dengan rentan skor 0-10 dimana 0 menunjukkan tidak ada

Page 80: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

63

nyeri dan 10 menunjukkan nyeri terburuk. Hasil pengukuran kemudian

dijumlah dengan skor minimal 0 dan maksimal 170.

6. Status Gizi

Suatu Keadaan fisik seseorang yang diukur menggunakan metode

antropometri yang dihitung dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh

(IMT) yaitu hasil pembagian antara berat badan (kg) dan tinggi badan

(dalam meter) kuadrat.

Kriteria Objektif :

a. Kategori Kurus bila IMT <18.5

b. Kategori Normal bila IMT 18.5 – 22.9

c. Kategori Berat Badan Berlebih (Overweight) bila IMT 23,0 – 24.9

d. Kategori Obesitas bila IMT >25

Page 81: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

64

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Model Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan

Randomized Clinical Trial, (RCT) pre-test and post-test dengan metode

Double Blind. Terdapat dua kelompok dalam penelitian ini masing-masing

adalah kelompok intervensi dengan 160 mg/hari ekstrak rimpang kencur

serta kelompok kontrol mendapatkan meloxicam 15 mg/hari dengan

pemberian masing-masing satu kapsul perhari selama 10 hari.

Penelitian dilakukan secara double blind dimana peneliti, pembantu

peneliti, dan sampel penelitian tidak mengetahui apakah yang dikonsumsi

adalah ektrak rimpang kencur dosis 160 mg ataupun meloxicam 15 mg.

Olehnya itu, akan dibuat kapsul yang tampak sama.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar yang berjudul

―Pemanfaatan Ekstrak Rimpang Kencur dalam Mengurangi Inflamasi dan

Nyeri pada Osteoartritis‖ yang diketuai oleh Nurpudji Astuti. Penelitian ini

termasuk dalam program penelitian Sentra Pengembangan dan

Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 2016.

Secara umum rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut :

Page 82: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

65

O1---------------------------X1------------------------------O2

O3---------------------------X2------------------------------O4

Keterangan : R = Randomisasi (Random) O1 = Kelompok intervensi yang menderita OA lutut sebelum

perlakuan O2 = Kelompok intervensi yang menderita OA lutut sesudah

perlakuan O3 = Kelompok kontrol yang menderita OA lutut sebelum perlakuan O4 = Kelompok kontrol yang menderita OA lutut sesudah perlakuan X1 = Pemberian ekstrak rimpang kencur 160 mg pada kelompok

intervensi X2 = Pemberian meloxicam 15 mg pada kelompok kontrol

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penjaringan sampel dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan di

wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea, Kota Makassar.

2. Waktu penelitian

Penjaringan dilakukan selama 4 bulan dan Intervensi dilakukan

selama 10 hari yang berlangsung selama bulan juli-oktober 2017.

R

Page 83: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

66

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita

penyakit Osteoarthritis (OA) lutut di wilayah kerja Puskesmas

Tamalanre kota Makassar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien Osteoarthritis (OA) lutut

di wilayah Puskesmas Tamalanrea kota Makassar berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan oleh peneliti.

a. Besar Sampel

Penentuan besar sampel penelitian (Dahlan MS, 2016):

n1=n2 = 2[[ ]

]

= 2[[ ]

]

= 17.1 = 17

Ket :

n1 = jumlah sampel Kelompok intervensi

n2 = jumlah sampel kelompok kontrol

Zα = kesalahan tipe I ditetapkan 5% yaitu 1,64

Zβ = kesalahan tipe II ditetapkan 20% yaitu 0.84

X1-X2 = selisih minimal skor WOMAC untuk nyeri yang dianggap

bermakna ditetapkan sebesar 5

S = simpang baku diasumsikan sebesar 6

Setelah dihitung dengan rumus diatas jumlah sampel yang

dibutuhkan pada penelitian ini adalah 17 orang perkelompok. Untuk

menghindari Drop Out (DO) ketika proses penelitian berlangsung,

maka diambil 20% dari minimal sampel yaitu 3.4 orang, kemudian

Page 84: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

67

digenapkan menjadi 3 sampel. Total sampel perkelompok yaitu 20

orang.

b. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

a) Menderita OA lutut berdasarkan diagnosis dokter menurut

gejala dan secara radiografi

b) Tidak dalam masa pengobatan dengan analgetik dan

antiinflamasi, minimal tujuh hari terakhir.

c) Bersedia ikut dalam penelitian

2) Kriteria Eksklusi

a) Terdapat riwayat penyakit hati dan ginjal

b) Alergi terhadap kencur

c) Alergi terhadap meloxicam

D. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui proses wawancara

dengan menggunakan kuesioner. Data primer meliputi data identitas dan

karakteristik responden, riwayat penyakit terdahulu dan sekarang, lama

sakit dan derajat OA secara radiografi, data status gizi berdasarkan Indeks

Massa Tubuh (IMT) dikumpulkan sebelum dan sesudah intervensi, data

asupan makanan yang diperoleh dengan menggunakan metode recall 24

jam pada awal dan sesudah intevensi (food recall 24 jam), data skor

indeks WOMAC nyeri, kaku sendi dan gangguan fungsi fisik pasien OA

Page 85: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

68

lutut serta data tanda klinik dengan memeriksa lutut meliputi tanda

kemerahan, perabaan panas, pembengkakan dan nyeri tekan.

Adapun data sekunder diperoleh dengan melihat dan mencatat dari

sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kuesioner Indeks WOMAC :

WOMAC digunakan untuk mengumpulkan data tentang nyeri, kaku

sendi dan gangguan fungsi fisik yang terdiri dari 24 pertanyaan

masing-masing 5 pertanyaan yang berhubungan dengan nyeri, 2

pertanyaan yang berhubungan dengan kekakuan sendi dan 17

pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Skala berupa

garis lurus dengan rentan skor 0-10 dimana 0 menunjukkan tidak

ada nyeri dan 10 menunjukkan nyeri terburuk (Hawker GA et al.

(2011), Dworkin RH et al. (2011)). Pengukuran dilakukan sebanyak

2 kali selama penelitian berlangsung masing-masing sebelum

intervensi dan sesaat setelah intervensi berakhir.

b. Form Food Recall 24 jam

Food Recall 24 jam dilakukan dengan cara mencatat seluruh

asupan makanan dengan teknik wawancara selama 2 hari yang

telah ditentukan. Kandungan energi dan unsur-unsur gizi dicatat

berdasarkan Nutri Survey. Recall 24 jam juga digunakan untuk

memprediksi jenis dan asupan zat gizi makanan tertentu yang

Page 86: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

69

dikonsumsi. Food picture juga digunakan untuk memudahkan

dalam penentuan berat makanan yang dikonsumsi responden.

c. Pengukuran tinggi badan

Tinggi badan diukur dengan mikrotoise dengan ketelitian 0,1 cm

tanpa memakai sepatu dan aksesoris kepala.

d. Pengukuran Berat Badan

Berat badan diukur dengan Bioimpedance Analyzer (BIA) dengan

ketelitian 0.1 kg dengan menggunakan pakaian yang tipis tanpa

memakai sepatu

E. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu :

1. Tahap pembuatan ekstrak kencur yang dilakukan di laboratorium

2. Pelaksanaan

a. Mengumpulkan dan Mendata pasien OA lutut yang telah terjaring

b. Menanyakan kesediaan calon responden untuk menjadi responden

c. Responden menandatangani informed consent jika bersedia

menjadi responden

d. Setiap sampel penelitian dilakukan anamnesa awal yaitu gejala

dan tanda klinik pada lutut.

3. Tahap intervensi

Sampel yang terkumpul dan telah memenuhi kriteria penelitian,

kemudian dilakukan randomisasi/pengacakan Terdapat dua kelompok

dalam penelitian ini masing-masing adalah kelompok intervensi dengan

Page 87: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

70

160 mg/hari ekstrak rimpang kencur dan kelompok kontrol mendapatkan

meloxicam 15 mg/hari dengan pemberian masing-masing satu kali sehari

yang dikonsumsi selama 10 hari.

Randomisasi dilakukan secara blok dimana kelompok perlakuan

sebagai kelompok A dan kelompok kontrol sebagai kelompok B.

Ditentukan 6 permutasi: ABAB, ABBA, AABB, BABA, BBAA, dan BAAB.

Lalu dipilih salah satu permutasi secara random, misalnya ABAB, maka

dalam pelaksanaan secara berturut-turut subyek 1 dimasukkan ke

kelompok A, subyek 2 ke kelompok B, subyek 3 ke kelompok A, subyek 4

ke kelompok B, dan diulangi lagi seterusnya.

Adapun dosis dan cara pemberian obat antara lain :

a. Kelompok Perlakuan Ekstrak rimpang kencur 160 mg

1) Malam, pukul 07.00 sesudah makan malam meminum satu

kapsul

2) Obat diminum selama 10 hari berturut-turut.

b. Kelompok Kontrol meloxicam 15 mg

1) Malam, pukul 07.00 sesudah makan malam meminum satu

kapsul

2) Obat diminum selama 10 hari berturut-turut.

4. Evaluasi Kepatuhan

Setiap responden diberikan catatan kepatuhan minum kapsul

kencur dan setiap kali responden minum kapsul kencur diminta untuk

memberikan tanda cek (√) pada tempat yang telah disediakan. Setiap 5

Page 88: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

71

hari sekali peneliti melakukan kunjungan kerumah responden untuk

mengevaluasi efek ekstrak kencur dan memberikan kapsul ekstrak kencur

untuk diminum pada minggu berikutnya hingga akhir penelitian.

5. Evaluasi Respon Terapi

Respon terapi dinilai berdasarkan adanya pengurangan skor nyeri

lutut, kekakuan sendi, gangguan fungsi berdasarkan indeks WOMAC serta

dicatat tanda klinik pada lutut berupa tanda kemerahan, perabaan panas,

pembengkakan dan nyeri tekan.

6. Evaluasi Efek Samping

Efek samping secara klinik diamati dan dicatat setiap hari sampai

penelitian selesai. Apabila terjadi efek samping yang membahayakan

maka penelitian untuk penderita tersebut diberhentikan, dan akan

mendapat perawatan akibat efek samping tersebut.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data diolah dengan menggunakan perangkat lunak

(software) program SPSS versi 21 untuk windows. Data konsumsi

makanan diolah dengan program computer Nutrisurvey.

2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran

umum tiap-tiap variabel penelitian yaitu dengan melihat gambaran

distribusi frekuensinya dalam bentuk tabel.

Page 89: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

72

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara

variabel Independen dan variabel dependen. Adapun untuk melihat

perubahan sebelum dan sesudah intervensi pada masing-masing

kelompok dianalisis dengan menggunakan uji statitistik t tes.

dengan batas kemaknaan α=0.05.

Untuk melihat perbedaan rerata skor nyeri, kekakuan sendi dan

gangguan fungsi fisik pada awal dan akhir penelitian untuk setiap

kelompok digunakan uji t berpasangan jika data terdistribusi

normal, namun jika data tidak terdistribusi secara normal digunakan

uji wilcoxon.

Untuk melihat perbedaan rerata skor nyeri, kekakuan sendi dan

gangguan fungsi fisik antara kelompok perlakuan dengan kelompok

kontrol pada setiap waktu digunakan uji t tidak berpasangan namun

jika data tidak terdistribusi normal menggunakan uji mann whitney.

G. Kontrol Kualitas

Kontrol Kualitas merupakan upaya kontrol terhadap keseluruhan

aspek operasional penelitian, mulai dari tahap persiapan sampai pada

tahap menajemen data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk

mencapai hasil tersebut adalah :

1. Standarisasi petugas lapangan

Standarisasi petugas lapangan dilakukan untuk memberikan

pemahaman yang sama dengan gold standard peneliti dengan cara

Page 90: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

73

melakukan pelatihan petugas lapangan yang nantinya diharapkan petugas

lapangan mampu

a. Memahami tujuan dan merasa memiliki penelitian yang dilakukan

b. Mampu menggunakan instrument penelitian (BIA, alat ukur tinggi

badan, Kuesioner Recall 24 jam, dan Kuesioner WOMAC)

c. Mampu melakukan wawancara dengan baik

2. Standarisasi Alat ukur

Uji coba alat ukur di lapangan untuk melihat apakah alat ukur yang

digunakan benar-benar berfungsi baik dan mampu untuk memberikan

hasil pengukuran yang diharapkan.

3. Kepatuhan

Kuesioner kepatuhan konsumsi diisi untuk melihat bagaimana

konsumsi kapsul ekstrak kencur dan apakah benar-benar diminum oleh

pasien.

4. Kontrol Lapangan

Kontrol lapangan dilakukan dengan:

a. Validasi oleh petugas kontrol kualitas terutama untuk pemberian

kapsul ekstrak kencur

b. Supervisi kegiatan pengumpulan data. Petugas dan peneliti berada

dilapangan guna mengamati dan menjaga kualitas pengumpulan

data.

Page 91: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

74

H. Etika Penelitian

Penelitian ini dijalankan setelah mendapat persetujuan dari komite

etik penelitian Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin. Para rewalan

sebelum menjalani penelitian diminta untuk menandatangi informed

consent setelah dijelaskan dan memahami mengenai tujuan dan prosedur

penelitian serta kemungkinan efek samping yang terjadi.

Page 92: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

75

I. Alur Penelitian

-

Gambar 3.1. Kerangka Alur Penelitian

ANALISIS DATA

MELOXICAM 15 mg/hari

n =20

10 Hari

OA LUTUT

Memenuhi Kriteria

Inklusi/Eksklusi

SAMPEL PENELITIAN

n = 40 sampel

Pre-Test Nyeri Sendi, Kaku Sendi,

Gangguan Fungsi

Kelompok Kontrol

Kelompok Intervensi

Post-Test Nyeri Sendi, Kaku Sendi,

Gangguan Fungsi

RANDOMISASI

10 Hari

Drop Out (hari ke 5) Mengundurkan Diri 1 Tidak konsumsi kapsul 1

Drop Out (hari ke 5) Mengundurkan Diri 1 Tidak konsumsi kapsul 2

KAPSUL KENCUR 160 mg/hari

n = 20

KAPSUL KENCUR (hari ke 10) 160 mg/hari

(n = 18)

MELOXICAM (hari ke 10) 15 mg/hari

(n =17)

Page 93: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

76

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas

Tamalanrea, Kota Makassar. Sebagai tahap awal, dilakukan Screening

dan Pengumpulan data dimulai bulai Mei hingga Agustus 2017. Selama

selang waktu tersebut, diperoleh sampel sebanyak 40 orang yang

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Adapun penentuan diagnosis pasien

dari Osteoartritis (OA) lutut ini tidak hanya dilakukan pemeriksaan secara

gejala klinis, tetapi juga berdasarkan hasil radiografi berupa hasil foto

rontgen dengan melihat derajat OA lutut yang dialami oleh pasien,

sehingga ini menjadikan kekuatan tersendiri dalam penelitian ini.

Setelah sampel terkumpul, kemudian dilakukan randomisasi untuk

penentuan kelompok intervensi dan kontrol. Adapun kelompok intervensi

berupa pemberian kapsul ekstrak rimpang kencur (160mg/hari) dan

kelompok kontrol berupa pemberian kapsul meloxicam (15mg/hari) yang

diberikan selama 10 hari. Selama penelitian berlangsung terdapat 5

sampel mengalami drop out. Drop out disebabkan karena 3 sampel

penelitian tidak mengonsumsi kapsul lebih dari 2 hari berturut-turut dan 2

sampel lainnya mengundurkan diri dengan alasan tidak merasakan efek

setelah beberapa hari mengonsumsi obat. Sehingga jumlah sampel yang

menyelesaikan penelitian ini sebanyak 35 sampel, dimana kelompok

Page 94: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

77

intervensi sebanyak 18 sampel dan kelompok kontrol sebanyak 17

sampel. Adapun alur pengambilan dan jumlah sampel dapat dilihat pada

alur penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan

Double Blind Randomized Clinical Trial bertujuan untuk melihat efek

pemberian ekstrak rimpang kencur terhadap nyeri, kaku sendi dan

gangguan fungsi fisik penderita OA lutut.

2. Karakteristik Sampel Penelitian

Adapun karakteristik sampel dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel penelitian Berdasarkan Kelompok Penelitian

Variabel Kelompok Intervensi

Kelompok Kontrol

Total p-value

n = 18 % n = 17 % n = 35 %

Jenis Kelamin Laki-laki 1 5.6 1 5.9 2 5.7 1.000 Perempuan 17 94.4 16 94.1 33 94.3

Usia 41-50 3 16.7 4 23.5 7 20.0 51-60 8 44.4 6 35.3 14 40.0 0.843 61-70 6 33.3 5 29.4 11 31.4 71-80 1 5.6 2 11.8 3 8.6

Tingkat Pendidikan Tidak Pernah Sekolah 3 16.7 6 35.3 9 25.7 SD/MI 8 44.4 4 23.5 12 34.3 SMP/MTs/Sederajat 3 16.7 2 11.8 5 14.3 0.325 SMA/MA/Sederajat 4 22.2 3 17.6 7 20.0 Perguruan Tinggi 0 0.0 2 11.8 2 5.7

Pekerjaan IRT 17 94.4 13 76.5 30 85.7 Wiraswasta 1 5.6 0 0.0 1 2.9 Guru 0 0.0 1 5.9 1 2.9 0.239 Pensiunan PNS 0 0.0 1 5.9 1 2.9 Petani 0 00.0 2 11.8 2 5.7

Sumber : Data Primer, 2017

Page 95: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

78

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umumnya sampel berjenis kelamin

perempuan masing-masing dari kelompok intervensi sebanyak 17 (94.4%)

dan kelompok kontrol sebanyak 16 (94.1%). Berdasarkan usia sampel,

sebagian besar berada pada rentang usia 51-60 tahun dimana kelompok

intervensi sebanyak 44.4% dan kelompok kontrol sebanyak 35.3%.

Adapun dari latar pendidikan sampel penelitian, yang banyak ditemukan

adalah berpendidikan Sekolah Dasar (SD) (44.4%) pada kelompok

intervensi dan tertinggi tidak pernah sekolah (25.7%) pada kelompok

kontrol. Mayoritas antar kedua kelompok baik intervensi dan kontrol

bekerja sebagai ibu rumah tangga, masing-masing 94.4% dan 76.5%.

Tabel 4.2 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Status Gizi (IMT) Kedua Kelompok Penelitian (Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol)

Kategori IMT

Kelompok Intervensi

(n=18)

Kelompok Kontrol (n=17)

Total p value

n % n % n %

0.677

Normal 3 16.7 4 23.5 7 20.0

Gizi Lebih 4 22.2 2 11.8 6 17.1

Obesitas 11 61.1 11 64.7 22 62.9

Total 18 100.0 17 100.0 35 100.0

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas status gizi sampel dalam

penelitian ini tergolong Obesitas (62.9%) untuk kedua sampel (61.1% vs

64.7%). Berdasarkan uji statistic baik kelompok intervensi maupun kontrol

tidak berbeda secara nyata (p>0.05).

Page 96: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

79

Tabel 4.3 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Derajat OA Kedua Kelompok Penelitian (Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol)

Derajat OA

Kelompok Intervensi

(n=18)

Kelompok Kontrol (n=17)

Total p value

n % n % n %

0.347

Grade I 1 5.6 0 0.0 1 2.9

Grade II 5 27.8 7 41.2 12 34.3

Grade III 10 55.6 10 58.8 20 57.1

Grade IV 2 11.1 0 0.0 2 5.7

Total 18 100.0 17 100.0 35 100.0

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas sampel penelitian

berdasarkan derajat Osteoarthritis Lutut berada pada grade III (57.1%).

Baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, derajat OA lutut

grade III merupakan yang terbanyak (55.6% vs 58.8%). Berdasarkan uji

statistic baik kelompok intervensi maupun kontrol tidak berbeda secara

nyata (p>0.05).

Tabel 4.4 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Status Gizi (IMT) dan Derajat OA Lutut

IMT

Derajat OA Lutut Total

Grade I Grade II Grade III Grade IV

n % n % n % n % N %

Normal 0 0.0 3 25.0 4 20.0 0 0.0 7 20.0

Gizi Lebih 1 100.0 3 25.0 2 10.0 0 0.0 6 17.1

Obesitas 0 0.0 6 50.0 14 70.0 2 100.0 22 62.9

Total 1 100.0 12 100.0 20 100.0 2 100.0 35 100.0

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.4 memperlihatkan Indeks Massa Tubuh (IMT berdasarkan

derajat Osteoarthritis (OA) lutut. Mayoritas sampel penelitian yang

mempunyai derajat OA lutut Grade II, III dan IV mengalami obesitas,

(50%, 70% dan 100%).

Page 97: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

80

Tabel 4.5 Distribusi Sampel penelitian Berdasarkan Umur dan

Derajat OA Lutut

Kelompok Umur

(Tahun)

Derajat OA Total

Grade I Grade II Grade III Grade IV

n % N % n % N % n %

41-50 1 100.0 4 33.3 2 10.0 0 0.0 7 20.0

51-60 0 0.0 4 33.3 10 50.0 0 0.0 14 40.0

61-70 0 0.0 4 33.3 6 30.0 1 50.0 11 31.4

71-80 0 0.0 0 0.0 2 10.0 1 50.0 3 8.6

Total 1 100.0 12 100.0 20 100.0 2 100.0 35 100.0

Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.5 terlihat bahwa mayoritas sampel yang memiliki derajat

OA lutut grade III berada pada rentang usia 51-60 tahun (50.0%).

3. Asupan Makanan dan Pemenuhan Asupan Zat Gizi

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan rerata asupan

untuk semua zat gizi baik kelompok Intervensi maupun kelompok kontrol

kecuali asupan zat gizi lemak dan vitamin C pada kelompok kontrol terlihat

penurunan rerata asupan. Berdasarkan uji statistic menunjukkan

peningkatan secara signifikan terlihat di akhir penelitian pada asupan

serat untuk kelompok intervensi (p =0.017), dan asupan kalsium pada

kelompok kontrol (p=0.017).

Berdasarkan dari uji statistik, data semua asupan zat gizi (energy,

protein, lemak, karbohidrat, serat dan vitamin C) pada awal penelitian

(baseline) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kelompok intervensi dan kontrol, kecuali data asupan kalsium

menunjukkan ada perbedaan signifikan (p=0.025). Adapun rerata semua

asupan zat gizi pada akhir penelitian dan selisih rerata asupan pre-post

penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang siginifikan baik

Page 98: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

81

kelompok intervensi dan kontrol. Hal ini berarti pemberian ekstrak rimpang

kencur tidak mempengaruhi asupan makanan makanan sampel penelitian.

Tabel 4.6 Analisis Rerata Asupan Makanan Pre-Post Test Antar Kelompok

Variabel Pre Test

Mean±SD Post Test Mean±SD

∆ Mean±SD P Value

Energi Intervensi (n=18) 1078.46±284.68 1206.82±424.68 ↑128.36±412.01 0.204

a

Kontrol (n=17) 1058.79±320.16 1134.94±323.12 ↑ 76.14±343.45 0.085a

P Value 0.849 b 0.579

b 0.974

d

Protein Intervensi (n=18) 39.80±12.03 41.31±20.51 ↑1.51±20.69 0.761

a

Kontrol (n=17) 37.51±14.08 41.6±18.56 ↑4.08±22.36 0.756a

P Value 0.608 b 0.792

d 0.726

b

Lemak Intervensi (n=18) 30.81±15.11 38.92±27.56 ↑8.10±27.03 0.220

a

Kontrol (n=17) 29.95±21.10 29.42±13.29 ↓0.53±21.58 0.906c

P Value 0.597 d 0.409

d 0.428

d

Karbohidrat Intervensi (n=18) 158.80±47.07 172.74±47.91 ↑13.94±53.37 0.283

a

Kontrol (n=17) 160.08±38.87 174.97±56.87 14.88±19.99 0.237a

P Value 0.931 b 0.901

b 0.832

d

Serat Intervensi (n=18) 4.32±2.05 6.53±3.52 ↑2.21±3.55 0.017

a

Kontrol (n=17) 5.43±3.95 5.54±3.47 ↑0.10±4.70 0.813c

P Value 0.520 d 0.408

b 0.143

b

Vitamin C Intervensi (n=18) 13.55±11.42 21.28±19.47 ↑7.73±24.77 0.207

c

Kontrol (n=17) 28.83±26.99 24.95±20.36 ↓3.88±31.40 0.868c

P Value 0.228 d 0.419

d 0.232

b

Kalsium Intervensi (n=18) 165.03±315.78 200.01±258.45 ↑ 34.97±133.60 0.184

c

Kontrol (n=17) 100.95±151.26 282.65±501.25 ↑181.70±517.25 0.017c

P Value 0.025 d 1.00

d 0.478

d

a. Paired t test ; b Independent t test ; c Wilcoxon ; d. Mann Whitney U

Page 99: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

82

4. Hasil pengukuran nyeri, kaku sendi, gangguan fungsi dan total skor

WOMAC

Tabel 4.7 Analisis perbandingan rerata skor nyeri, kaku sendi dan gangguan fungsi antar kelompok sebelum dan setelah perlakuan

Variabel Pre Test Mean±SD

Post Post Mean±SD

∆ Mean±SD P value

Nyeri Intervensi (n=18) 19.06 ± 8.09 12.06 ± 10.45 7.00 ± 5.97 0.001d Kontrol (n=17) 16.00 ± 5.18 9.29 ± 6.23 6.71 ± 4.39 0.000a

P Value 0.195b 0.643c 0.870b

Kaku Sendi Intervensi (n=18) 8.22 ± 3.26 5.39 ± 3.12 2.83 ± 3.74 0.005a Kontrol (n=17) 8.82 ± 3.62 4.76 ± 3.401 4.06 ± 4.29 0.001a

P Value 0.609b 0.575b 0.374c

Gangguan Fungsi Intervensi (n=18) 58.44 ± 26.89 37.50 ± 29.73 20.94 ± 18.45 0.000a Kontrol (n=17) 49.47 ± 25.85 27.06 ± 24.17 22.41 ± 14.85 0.001d

P Value 0.322b 0.254 c 0.798b

Total Skor WOMAC Intervensi (n=18) 85.72 ± 34.81 54.94 ± 41.80 30.78 ± 27.36 0.000a Kontrol (n=17) 74.29 ± 30.18 40.88 ± 33.10 33.41 ± 20.38 0.001d

P Value 0.287c 0.280 b 0.503c aPaired t-test

bIndependen t-test

cMann Whitney

dWilcoxon

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa rata-rata skor nyeri menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan dimana terjadi penurunan nilai antara

sebelum dan setelah perlakuan untuk masing-masing kelompok intervensi

(p=0.001) dan kelompok kontrol (p=0.000) Namun, penurunan rerata skor

nyeri pada kelompok kontrol lebih tinggi dibanding dengan kelompok

intervensi.

Hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ditemukan perbedaan

bermakna diantara kedua kelompok pada saat pre-test (p=0.195) untuk

nilai nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa data pada saat awal (baseline)

antara kelompok intervensi dan kontrol terdistribusi secara normal dan

Page 100: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

83

homogen. Hasil uji statistik perbandingan rerata skor nyeri antar kelompok

pada akhir penelitian (post-test) juga menunjukkan tidak ada perbedaan

secara signifikan (p=0.354). Adapun rerata selisih perubahan skor nyeri

pre-post test baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol tidak

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0,870) dalam artian

pemberian ekstrak rimpang kencur berfungsi sama dengan pemberian

meloxicam.

Rata-rata skor kekakuan sendi juga menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan dimana terjadi penurunan antara sebelum dan

setelah perlakuan baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol,

masing-masing p=0.005 dan p=0.001. Namun, penurunan rerata skor

kekakuan sendi pada kelompok kontrol lebih tinggi dibanding kelompok

intervensi.

Hasil analisis uji statistik (independen t test) menunjukkan tidak

ditemukan perbedaan bermakna diantara kedua kelompok pada saat pre-

test (p=0.609). Hal ini menunjukkan bahwa data pada saat awal (baseline)

antara kelompok intervensi dan kontrol terdistribusi secara normal dan

homogen. Hasil uji statistik perbandingan rerata skor nyeri antar kelompok

pada akhir penelitian (post-test) juga menunjukkan tidak ada perbedaan

secara signifikan (p=0.575). Adapun rerata selisih perubahan skor nyeri

pre-post test baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol tidak

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0,374) dalam artian

Page 101: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

84

pemberian ekstrak rimpang kencur berfungsi sama dengan pemberian

meloxicam.

Rata-rata skor gangguan fungsi juga menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan dimana terjadi penurunan antara sebelum dan

setelah intervensi pada kelompok intervensi (p=0.000) dan kelompok

kontrol (p=0.001). Namun, penurunan rerata gangguan aktivitas sehari-

hari pada kelompok kontrol lebih tinggi dibanding dengan kelompok

intervensi.

Hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ditemukan perbedaan

bermakna diantara kedua kelompok pada saat pre-test (p=0.322). Hal ini

menunjukkan bahwa data pada saat awal (baseline) antara kelompok

intervensi dan kontrol terdistribusi secara normal dan homogen. Hasil uji

statistik perbandingan rerata skor nyeri antar kelompok pada akhir

penelitian (post-test) juga menunjukkan tidak ada perbedaan secara

signifikan (p=0.254). Adapun rerata selisih perubahan skor nyeri pre-post

test baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol tidak

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0,798) dalam artian

pemberian ekstrak rimpang kencur berfungsi sama dengan pemberian

meloxicam.

Rata-rata total skor WOMAC menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dimana terjadi penurunan antara sebelum dan setelah intervensi

untuk masing-masing kelompok, baik pada kelompok intervensi maupun

kontrol berturut-turut p=0.000 dan p=0.001. Terlihat penurunan rerata skor

Page 102: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

85

lebih tinggi pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok

Intervensi.

Hasil analisis uji statistik menunjukkan tidak ditemukan perbedaan

bermakna diantara kedua kelompok pada saat pre-test (p=0.287). Hal ini

menunjukkan bahwa data pada saat awal (baseline) antara kelompok

intervensi dan kontrol homogen. Hasil uji statistik perbandingan rerata skor

nyeri antar kelompok pada akhir penelitian (post-test) juga menunjukkan

tidak ada perbedaan secara signifikan (p=0.280). Adapun rerata selisih

perubahan skor nyeri pre-post test baik kelompok intervensi maupun

kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

(p=0.503) dalam artian pemberian ekstrak rimpang kencur berfungsi sama

dengan pemberian meloxicam.

B. Pembahasan

Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit arthritis

(peradangan sendi) yang paling sering dijumpai dimana nyeri merupakan

gejala klinis yang banyak dikeluhkan. Nyeri ini menyebabkan terbatasnya

fungsi fisik dan mengurangi kualitas hidup. OA lutut menjadi salah satu

penyebab disabilitas di usia tua. Penyakit ini merupakan penyakit sendi

degeneratif, ditandai dengan kerusakan tulang rawan dan terjadinya

inflamasi pada jaringan synovial yang menyebabkan timbulnya nyeri, kaku

sendi dan gangguan aktivitas. Meskipun demikian, umur bukanlah satu-

satunya faktor risiko yang menyebabkan Osteoarthitis. Beberapa faktor

risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya OA antara lain jenis kelamin,

Page 103: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

86

berat badan, genetik, pekerjaan, jenis aktivitas fisik, riwayat trauma dan

faktor risiko lainnya.

Data karakteristik sampel memperlihatkan proporsi sampel berjenis

kelamin perempuan lebih banyak dibanding dengan laki-laki. Hasil ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ho-Pham et al., 2014)

menunjukkan prevalensi OA lutut secara radiografi pada perempuan lebih

banyak dibanding dengan laki-laki (35.3% dan 31.2%). Studi metaanalisis

juga menunjukkan perempuan berisiko tinggi terhadap kejadian OA lutut,

dimana perempuan berisiko 1.52 kali mengalami OA lutut dibanding

dengan laki-laki (Prieto-alhambra et al., 2015). Baik insidensi maupun

prevalensi, perempuan signifikan mengalami OA lutut dibanding laki-laki.

Didapatkan pula bahwa risiko OA lutut berkurang secara signifikan pada

laki-laki (Srikanth et al., 2005).

Sementara dari segi usia sampel penelitian, kelompok usia 51-60

tahun (44.4%) merupakan kelompok yang paling banyak mengalami OA.

Umur berperan penting dalam peningkatan OA lutut baik antara laki-laki

maupun perempuan menunjukkan peningkatan OA lutut >55 tahun

dibandingkan dengan <55 tahun (p<0.001) (Srikanth et al., 2005).

Penelitian yang dilakukan Uncu, et al (2005) di Turki juga menunjukkan

hal serupa dimana prevalensi dan insidensi OA lutut bertambah seiring

bertambahnya umur, yang dimulai pada usia 40 tahun ke atas . Pada

wanita, OA lutut muncul lebih tinggi mulai dari usia 45 tahun ke atas (p

<0,001 untuk responden berusia 45-50 tahun), dan meningkat secara

Page 104: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

87

progresif pada usia 70-75 tahun (p <0,001) kemudian menurun perlahan

setelah usia 75 tahun ke atas (Prieto-alhambra et al., 2015),

Perbedaan jenis kelamin menunjukkan perbedaan proporsi

terhadap kejadian OA lutut. OA lutut juga semakin meningkat seiring

bertambahnya usia. Kaitan antara usia dan kejadian OA lutut bisa

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kerusakan oksidatif, penipisan

tulang rawan, melemahnya otot, dan penurunan proprioseptive. Selain itu

menurunnya mekanisme seluler dasar yang menjaga homeostasis

jaringan seiring bertambahnya usia, menyebabkan berkurangnya respons

perbaikan jika terjadi cedera pada sendi atau kerusakan pada jaringan

sendi (Litwic et al., 2013). Hal ini juga dihubungkan dengan usia

menopause bagi perempuan (>50 tahun) dan produksi hormone estrogen

yang semakin menurun. Meskipun interaksi efek hormon seks dan faktor

pertumbuhan pada usia tua dengan risiko kejadian OA masih kurang

dipahami (Srikanth et al., 2005).

Pada penelitian ini, mayoritas sampel tingkat pendidikan hanya

tamat SD dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keadaan sosial ekonomi

dari rumah tangga menunjukkan pengaruh terhadap kejadian OA lutut.

Hasil ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Callahan et al (2011) di

Johnston county, amerika serikat, menunjukkan bahwa pendidikan yang

rendah (<12 tahun) dan rumah tangga yang miskin berpengaruh terhadap

kejadian OA dengan peningkatan odd ratio baik dari OA secara secara

gejala maupun radiographi. Studi kohort, di Denmark juga menunjukkan

Page 105: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

88

hal serupa dimana pendidikan atau penghasilan rumah tangga yang

rendah berpengaruh terhadap kejadian OA (Jørgensen et al., 2011)

Tingkat pendidikan dan income rumah tangga yang rendah

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengakses informasi dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini kemudian akan

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Obesitas menjadi salah

dampak yang ditimbulkannya. Minimnya pendidikan gizi seperti pola

makan yang tidak dijaga dan aktivitas fisik yang kurang dikaitkan dengan

peningkatan berat badan, dimana obesitas menjadi faktor risiko kejadian

OA. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ganasegeran et al (2014)

menunjukkan tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian OA lutut,

dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan kemampuan

seseorang untuk lebih prediktif terhadap perkembangan penyakitnya dan

sadar terhadap kesehatannya.

Berat badan merupakan salah faktor risiko kejadian OA lutut.

Semakin berat seseorang maka semakin berisiko seseorang untuk

mengalami OA lutut. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan mayoritas

sampel penelitian tergolong obesitas dan secara radiografi menunjukkan

status obesitas mempengaruhi tingkat keparahan OA. Hasil penelitian ini

sejalan dengan studi metanalisis dimana seseorang yang obesitas

berisiko 2.63 kali untuk mengalami OA lutut dibandingkan dengan status

gizi normal (Blagojevic et al., 2010). Penelitian lainnya menunjukkan

bahwa overweight and obesitas secara signifikan meningkatkan risiko OA

Page 106: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

89

lutut, masing-masing 2.45 kali dan 4.55 kali lipat (Zheng and Chen, 2015).

Sendi lutut menanggung beban setengah dari berat badan. Berat badan

yang berlebih meningkatkan beban pada sendi sehingga risiko kerusakan

tulang rawan juga semakin meningkat (Arden et al., 2014). Selain itu

kehadiran sitokin juga akan berpengaruh terhadap kerusakan tulang

rawan. Jaringan adipose sebagai jaringan lemak memproduksi adipokine

leptin yang merupakan salah satu sitokin. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa setiap peningkatan 5 kg/m2 pada IMTdihubungkan dengan

peningkatan 32% lebih tinggi untuk mengalami OA lutut dan peningkatan

200 pM pada serum leptin dihubungkan dengan peningkatan 11%

mengalami OA lutut (Fowler-Brown et al., 2015). Obesitas merupakan

salah satu faktor risiko OA, olehnya itu diperlukan intervensi kesehatan

masyarakat terhadap penurunan angka obesitas sebagai upaya untuk

mengurangi prevalensi OA.

Berdasarkan asupan zat gizi, hasil penelitian menunjukkan terdapat

perbedaan asupan serat pre-post pada kelompok intervensi (p=0.017) dan

asupan kalsium pada kelompok kontrol (p=0.017). Sementara asupan gizi

lainnya (energy, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin C) baik kelompok

intervensi maupun kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan pre-post

intervensi walaupun ditemukan adanya kenaikan untuk beberapa zat gizi

pada akhir penelitian. Meskipun terdapat perbedaan yang signifikan untuk

asupan serat dan kalsium pada akhir penelitian, tetapi mayoritas asupan

semua zat gizi pada sampel penelitian tergolong kurang (<80%)

Page 107: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

90

berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG). Kurangnya asupan zat gizi

makro dalam penelitian ini, disebabkan karena sebagian besar responden

memiliki frekuensi makan hanya 1-2 kali dalam sehari sehingga konsumsi

pangan sumber zat gizi makro sangat rendah. Rendahnya angka

kecukupan gizi meskipun sampel penelitian mayoritas tergolong obesitas,

kemungkinan juga disebabkan karena sampel penelitian menerapkan diet

rendah kalori dikaitkan dengan pengurangan berat badan.

Tidak hanya asupan zat gizi makro, asupan zat gizi mikro juga

terlihat sangat kurang. Padahal diketahui bahwa beberapa penelitian

menunjukkan vitamin C dan kalsium yang kurang berhubungan dengan

peningkatan progesifitas OA sementara asupan serat yang kurang

dikaitkan dengan peningkatan berat badan yang merupakan faktor risiko

kejadian OA. Menurut Destianti, Fatimah, & Dewi, (2017), kehadiran

radikal bebas akan meningkatkan kerusakan tulang rawan sementara

kehadiran vitamin C sebagai antioksidan berperan penting untuk

perbaikan dengan menyintesis kolagen dan glikosaminoglikan dalam

tulang rawan. Selain vitamin C, asupan kalsium yang kurang juga

berpengaruh terhadap perkembangan OA. Penelitian yang dilakukan Lu,

B. et al. (2014) menunjukkan bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi

susu akan mengurangi perkembangan progresifitas OA sementara pada

laki-laki tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Beberapa penelitian

menunjukkan asupan susu dalam hal ini kalsium berpengaruh terhadap

kesehatan tulang tetapi mekanisme pengahambatannya masih belum

Page 108: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

91

jelas. Serat juga berperan penting dalam kejadian obesitas. Konsumsi

serat yang tinggi mencegah terjadinya obesitas sebaliknya serat yang

kurang meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Konsumsi serat yang

cukup akan mengurangi asupan makanan, termasuk pengurangan

absorbsi makronutrient. Setiap konsumsi 1 gram serat, berat badan dan

persen lemak berkurang masing-masing 0.25 kg (Tucker and Thomas,

2009)

Berdasarkan hasil uji statistik (uji t tidak berpasangan)

menunjukkan tidak terdapat perbedaan semua asupan zat gizi baik pada

saat awal maupun pada akhir penelitian untuk dua kelompok perlakuan.

Kesamaan baseline asupan zat gizi ini menunjukkan bahwa data tersebar

merata atau homogeny antara kelompok kontrol dan intervensi. Kesamaan

rerata asupan juga ditunjukkan diakhir penelitian (p>0.05), hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak rimpang

kencur terhadap asupan makanan sampel penelitian.

Rimpang Kencur merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis

dan penggunaannya telah dikenal luas oleh masyarakat termasuk

manfaatnya terhadap kesehatan. Berbagai penelitian uji praklinik

menunjukkan ektrak rimpang kencur mempunyai efek farmakologis

diantaranya sebagai antiinflamasi dan analgesik. Berdasarakan hal

tersebut, kencur berpotensi menjadi alternatif pengobatan OA, di samping

penggunaan golongan obat anti-inflamasi non steroid (NSAID).

Page 109: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

92

Ekstrak rimpang Kencur dalam penelitian ini diperoleh dari Sentra

Pengembangan, Pengobatan dan Penerapan obat Tradisonal (SP3T)

Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun dosis ekstrak rimpang kencur yang

diberikan dalam penelitian ini adalah 160mg/hari, merupakan dosis yang

signifikan pada hewan uji yang kemudian dikonversikan ke manusia.

(15mg/hari). Intervensi dilakukan selama sepuluh hari, selanjutnya

hasilnya dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu pemberian

meloxicam

Meloxicam merupakan salah satu golongan obat NSAIDs yang

aman dan efektif untuk pengobatan gejala OA baik nyeri maupun

kekakuan sendi. Yocum et al., (2000) dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa dosis meloxicam 7.5 dan 15mg/hari terbukti efektif, aman dan

dapat ditoleransi dengan baik untuk pengobatan OA, lebih baik

dibandingkan placebo dan hampir sama dengan diklofenak. Adapun efek

samping yang terjadi dengan pemberian meloxicam dan placebo

menunjukkan toleransi gastrointestinal yang sama dan lebih rendah

daripada pemberian diklofenak selama pemberian 12 minggu. Kuesioner

yang digunakan adalah self-reported WOMAC yang berisi 24 pertanyaan

yang terbagi dalam subskala nyeri, kaku sendi dan gangguan fungsi fisik

dengan menggunakan skala VAS 0-10cm.

Nyeri merupakan gejala utama dari OA lutut. Nyeri disebabkan oleh

berbagai faktor dan menjadi penyebab utama disabilitas di usia tua.

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, keseluruhan sampel mengeluhkan

Page 110: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

93

nyeri pada lututnya yang sudah berlangsung lama sehingga digolongkan

sebagai nyeri kronik dimana keluhan nyeri sudah berlangsung lebih dari

tiga sampai 6 bulan (Harstall and Ospina, 2003). Keluhan nyeri yang

dirasakan responden akan bertambah berat dikarenakan status gizi

sampel mayoritas obesitas. Hasil ini sejalan dengan peneltian yang

menunjukkan self reported nyeri lutut signifikan berkaitan dengan BMI

(Ho-Pham et al., 2014). Nyeri juga dapat timbul disebabkan oleh

abnormalitas tulang subcondral dimana tulang ini mengandung banyak

saraf. Penelitian menunjukkan abnormalitas tulang subcondral yang di

observasi melalui magnetic resonance imaging (MRI) dikaitkan dengan

nyeri OA (Cotofana et al., 2013).

Pada sendi normal, tulang rawan bertindak sebagai peredam

guncangan sekaligus memungkinkan gerakan sendi tanpa rasa sakit. Saat

tulang rawan terdegradasi, tulang rawan menjadi lebih tipis dan bahkan

bisa hilang sama sekali sehingga menyebabkan nyeri sendi dan kesulitan

bergerak. Adanya erosi tulang rawan dan adanya hipertrofi aktivitas

osteoblastik atau respon tulang dalam perbaikan yang disebut osteofit,

menyebaban penyempitan ruang sendi dan sklerosis subkondral sehingga

menimbulkan rasa sakit, ketidakmampuan bergerak dan bahkan timbulnya

kecacatan (Bhatia, Bejarano and Novo, 2013).

Hasil uji paired t-test diketahui bahwa ada perbedaan rerata skor

nyeri yang signifikan antara pre test dan post test (p value = 0.001). Hal ini

berarti terdapat pengaruh pemberian ekstrak rimpang kencur terhadap

Page 111: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

94

rasa nyeri pada sampel penelitian. Hasil ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak rimpang kencur dapat

mengurangi nyeri pada osteoartitis (Ridtitid et al., 2008; Imaningrum and

Gunardi, 2010; Umar et al., 2014). Hal ini disebabkan karena ekstrak

rimpang kencur memiliki zat yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan

analgesic (Vittalrao et al., 2011b).

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, hasil uji independent t-test

menunjukkan tak ada perbedaan selisih skor nyeri antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Hal ini berarti, ektrak rimpang kencur

mempunyai fungsi yang sama dengan golongan obat NSAID dalam hal ini

meloxicam. Dua kandungan zat rimpang kencur (K. galangal l.) yang

dominan yang mempunyai efek farmakologis adalah etil p-metoksisinamat

dan etil sinamat (Huang, Yagura and Chen, 2008). Mekanisme kerja etil p-

metoksisinamat dan etil sinamat pada kencur hampir sama dengan

golongan obat NSAID yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase

(COX) melalui metabolisme asam arakhidonat sehingga menyebabkan

penurunan sintesis prostaglandin (PG) yang timbul akibat adanya cedera

pada jaringan. Prostaglandin ini merupakan mediator inflamasi yang dapat

menyebabkan tumor (pembengkakan) dan timbulnya nyeri (dolor). Oleh

karena itu penghambatan sintesis COX, maka dapat menurunkan gejala

OA akibat adanya proses inflamasi.

Umumnya keluhan nyeri yang dirasakan sampel penelitian setelah

pemberian kapsul selama 10 hari menunjukkan adanya perubahan

Page 112: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

95

intensitas nyeri dibandingkan sebelum pemberian obat. Nyeri yang

dirasakan sampel ketika berjalan di atas permukaan yang datar berkurang

begitupun dengan nyeri ketika naik turun tangga. Sampel merasa lebih

mudah untuk berjalan jauh, lebih mudah menaiki dan menuruni tangga,

meskipun nyeri yang dirasakan tidak sepenuhnya berkurang. Baik

pemberian ekstrak kencur maupun meloxicam, menunjukkan adanya

penurunan intensitas nyeri yang dirasakan oleh sampel.

Selain penghambatan sintesis prostaglandin, rimpang kencur juga

memiliki kemampuan dalam pengahambatan sitokin inflamasi yang hadir

dalam OA lutut (Umar et al., 2014). Kehadiran sitokin inflamasi dalam

sendi akan mempercepat proses degradasi tulang rawan, sehingga

progresifitas OA akan semakin meningkat. Melalui penghambatan sitokin

inflamasi tersebut dapat mencegah proses kerusakan yang lebih lanjut.

Selain gelaja nyeri lutut, diagnosis OA lutut menurut EULAR dapat

ditegakkan dengan melihat gejala kaku sendi pagi hari yang terbatas dan

berkurangnya fungsi fisik. Dapat pula dilakukan pemeriksaan tanda

berupa krepitasi, gerakan sendi yang terbatas dan pembesaran tulang

(Zhang et al., 2010).

Berdasarkan skor kekakuan sendi, Hasil penelitian menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan pemberian ekstrak rimpang kencur

pada saat post intervensi. Hal ini berarti pemberian ekstrak rimpang

kencur berpengaruh terhadap penurunan kekakuan sendi. Meskipun jika

dibandingkan dengan kontrol, rerata penurunan skor kekakuan sendi

Page 113: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

96

dengan pada kelompok kontrol masih lebih tinggi dibanding dengan

pemberian ekstrak rimpang kencur, tetapi tidak terdapat perbedaan selisih

rerata penurunan skor yang berarti antar kedua kelompok.

Pemberian kapsul ektrak kencur selama 10 hari memperlihatkan

adanya perubahan intensitas kekakuan sendi pada sampel. Keluhan sakit

dan kekakuan sendi yang terjadi ketika bangun pada pagi hari, berangsur-

angsur mulai mereda ketika sampel rutin mengonsumsi kapsul. kekakuan

yang dirasakan oleh sampel juga mereda setelah duduk/beristirahat yang

lama. Sampel merasakan perubahan waktu kekakuan sendi yang semula

berlangsung lama menjadi lebih cepat dan kaki lebih mudah untuk

digerakkan.

Kekakuan sendi merupakan gejala yang umum pada OA lutut yang

muncul sebagai akibat adanya inflamasi pada jaringan synovial

(sinovities). Sinovitis ini akan menyebabkan nyeri pada saat istirahat atau

pada malam dan menyebakan kekakuan sendi pada pagi hari yang

berlangsung <30 menit atau pada saat sendi tidak digunakan dalam

jangka waktu tertentu (Heidari, 2011).

Pemeriksaan sampel dalam peneltian ini tidak hanya melihat

secara gejala, tetapi juga dibuktikan dengan adanya gambaran secara

radiografi, sehingga nampak perubahan yang terjadi dalam sendi.

Ketidakseimbangan antara kerusakan dan perbaikan jaringan pada sendi

menyebabkan remodeling tulang subkondral, pembentukan osteofit,

inflamasi pada synovial (sinovitis), kelemahan ligamen dan melemahnya

Page 114: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

97

otot periarticular Akibatnya, individu yang terkena mengalami nyeri sendi,

kekakuan, dan keterbatasan gerakan (Kapoor and Mahomed, 2015).

Efek pemberian ekstrak rimpang kencur terhadap penurunan

penanda inflamasi berupa kekakuan sendi kemungkinan diperantarai oleh

dua kandungan zat utama pada kencur yaitu etil p-metoksisinamat dan etil

sinamat kencur yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan analesik.

Penelitian yang dilakukan oleh Ridtitid et al., (2008), pemberian ekstrak

methanol rimpang kencur mampu menurunkan edema pada tikus wistar.

Hal ini menunjukkan bahwa rimpang kencur mempunyai efek

antiinflamasi.

Selain nyeri dan kekakuan sendi, penurunan juga terjadi pada

rerata skor gangguan fungsi fisik. Hasil uji paired t test menunjukkan ada

perbedaan yang signifikan pada post test untuk kelompok yang diberi

ekstrak rimpang kencur. Hal ini berarti ada pengaruh pemberian ekstrak

rimpang kencur terhadap penurunan gangguan fungsi fisik sampel

penelitian. Adanya perbaikan fungsi fisik setelah pemberian ekstrak

rimpang kencur sejalan dengan berkurangnya nyeri yang dirasakan. Hal

tersebut merupakan salah satu faktor dimana nyeri menjadi penyebab

utama gangguan fungsi dan kecacatan pada usia tua diseluruh dunia

(Neogi, 2013).

Pemberian kapsul ekstrak kencur menunjukkan adanya

peningkatan fungsi fisik sampel penelitian. Beberpaa keluhan sampel

yang mereda diantaranya merasa tidak kesulitan lagi ketika menaiki dan

Page 115: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

98

menuruni tangga meskipun menumpu pada kaki yang terkena OA lutut,

saat berjalan tidak terlihat pincang, lebih mudah untuk membungkukkan

badan ke lantai terutama pada saat sholat, menaiki kendaraan lebih

mudah, jongkok dan bangun setelah buang air besar menjadi lebih mudah

tanpa harus berpegang lagi serta lebih mudah mengerjakan pekerjaan

rumah sehari-hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kencur terbukti

mampu menurunkan gejala OA lutut dan memperbaiki fungsi fisik.

Meskipun rerata skor baik kelompok kontrol maupun intervensi

terjadi penurunan, tetapi tetap saja gangguan tersebut akan timbul ketika

faktor risiko lainnya tidak dikendalikan. Keadaan tersebut juga akan

semakin diperburuk dengan tingkat keparahan OA lutut. Menurut M

McDonough and Jette (2010) OA berpengaruh terhadap permulaan dan

perkembangan keterbatasan fungsi fisik dan kecacatan. Faktor risiko

seperti usia, indeks massa tubuh, obesitas, kurang olahraga, kondisi

komorbiditas dan depresi akan meningkatkan risiko tehadap gangguan

fungsi fisik dan kejadian kecacatan.

Dari keseluruhan skor WOMAC, menunjukkan penurunan rerata

skor yang signifikan antar kedua kelompok. Meskipun rerata penurunan

skor lebih besar pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok

intervensi, tetapi hal ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kencur

berpengaruh terhadap nyeri, kaku sendi dan gangguan fungsi fisik dan

berfungsi sama dengan penggunaan meloxicam sebagai kelompok

kontrol.

Page 116: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

99

C. Keterbatasan Penelitian

1. Tidak terkontrolnya aktivtas fisik terutama jenis aktivitas yang

menggunakan sendi lutut secara berlebihan. Hal ini merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi tingginya derajat nyeri yang dirasakan.

2. Peneliti tidak dapat menjamin apakah kapsul ektrak kencur diminum

oleh sampel penelitian karena sampel tidak mengonsumsi langsung

kapsul tersebut dihadapan peneliti.

Page 117: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan secara signifikan skor nyeri baik kelompok

intervensi maupun kelompok kontrol (p>0.05). Pemberian ekstrak

rimpang kencur memiliki efek yang sama dengan pemberian

meloxicam. Namun secara deskriptif rerata penurunan skor lebih tinggi

pada kelompok kontrol.

2. Tidak ada perbedaan secara signifikan skor kekakuan sendi baik

kelompok intervensi maupun kelompok kontrol (p>0.05). Pemberian

ekstrak rimpang kencur memiliki efek yang sama dengan pemberian

meloxicam. Namun secara deskriptif rerata penurunan skor kekakuan

sendi lebih tinggi pada kelompok kontrol.

3. Tidak ada perbedaan secara signifikan skor gangguan fungsi fisik baik

kelompok intervensi maupun kelompok kontrol (p>0.05). Pemberian

ekstrak rimpang kencur memiliki efek yang sama dengan pemberian

meloxicam. Namun secara deskriptif rerata penurunan skor gangguan

fungsi fisik lebih tinggi pada kelompok kontrol.

Page 118: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

101

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat pengaruh

rimpang kencur terhadap fungsi antiinflamasi di dalam sendi

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek pemberian ekstrak

rimpang kencur sebagai bahan herbal terhadap fungsi eksresi (hati

dan ginjal) terutama pemakaian dalam jangka waktu yang lama.

3. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan pentingnya

pemanfaatan kencur dalam kehidupan masyarakat terutama pada

mereka yang memiliki faktor risiko OA lutut sebagai tindakan preventif

dan pemeliharaan jaringan sendi.

Page 119: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

102

DAFTAR PUSTAKA

Ajit, N. E. et al. (2014) ‗Prevalence of knee osteoarthritis in rural areas

of Bangalore urban district‘, Indian Journal of Rheumatology, 7, pp. 1–8.

Ali, W. A. H. B. W. (2014) Prevalensi dan Distribusi Osteoartritis Lutut Berdasarkan Karakteristik Sosio-Demografi dan Faktor Risiko di Wilayah Kerja Puskesmas Susut I, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli Pada Tahun 2014. Universitas Udayana.pp 1-14

Altman, R. D. (1987) ‗Criteria for the classification of osteoarthritis of the knee and hip.‘, Scandinavian Journal of Rheumatology, pp. 31–39.

Arden, N. et al. (2014) ‗Atlas of Osteoarthritis‘. London, UK: Springer Healthcare Ltd,.

Arissa, M. I., Harry, F. and Diana, N. (2013) ‗Pola Distribusi Kasus Osteoartritis Di Rsu Dokter Soedarso Pontianak Periode 1 Januari 2008 - 31 Desember 2009‘, Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 1(1), pp 1-16.

Baron, G. et al. (2007) ‗Validation of a short form of the Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index function subscale in hip and knee osteoarthritis‘, Arthritis Care and Research, 57(4), pp. 633–638.

Basaran, S. et al. (2010) ‗Validity, reliability, and comparison of the WOMAC osteoarthritis index and Lequesne algofunctional index in Turkish patients with hip or knee osteoarthritis‘, Clinical Rheumatology, 29(7), pp. 749–756.

Bay-jensen, A. C. et al. (2013) ‗Role of hormones in cartilage and joint metabolism: understanding an unhealthy metabolic phenotype in osteoarthritis‘, Menopause, 20(5), pp. 578–586.

Bhatia, D., Bejarano, T. and Novo, M. (2013) ‗Current interventions in the management of knee osteoarthritis‘, Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences, 5(1), pp. 30-38.

Blagojevic, M. et al. (2010) ‗Risk factors for onset of osteoarthritis of the knee in older adults : a systematic review and meta-analysis‘, Osteoarthritis and Cartilage. 18(1), pp. 24–33.

Bos, S. D., Slagboom, P. E. and Meulenbelt, I. (2008) ‗New insights into osteoarthritis: early developmental features of an ageing-related disease.‘, Current opinion in rheumatology, 20(5), pp. 553–559.

Callahan, L. F. et al. (2011) ‗Associations of educational attainment, occupation and community poverty with knee osteoarthritis in the Johnston County (North Carolina) osteoarthritis project.‘, Arthritis research & therapy. 13(5), pp. 1-9.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2015). Osteoarthritis. http://www.cdc.gov/arthritis/basic/osteoarthritis.htm

Page 120: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

103

(diakses 12 maret 2017). Cho, H. J. et al. (2011) ‗Gender and Prevalence of Knee Osteoarthritis

Types in Elderly Koreans‘, Journal of Arthroplasty. 26(7), pp. 994–999.

Cotofana, S. et al. (2013)' Relationship between Knee Pain and The Presence, Location, Size, Phenotype Offerotibial Denuded Areas of Subchondral Bone as Visualized by MRI', Osteoarthritis and Cartilage, 21(9) pp.1214-1222.

Dawson, J. et al. (2005) ‗Assessment of the Lequesne index of severity for osteoarthritis of the hip in an elderly population‘, Osteoarthritis and Cartilage, 13(10), pp. 854–860.

Destianti, N. A., Fatimah, S. N. and Dewi, S. (2017) ‗Vitamin C Intake and Risk Factors for Knee Osteoarthritis‘, Althea Medical Journal, 4(2), pp. 173–177.

Dworkin, R. H. et al. (2011) ‗Outcome measures in placebo-controlled trials of osteoarthritis: Responsiveness to treatment effects in the REPORT database‘, Osteoarthritis and Cartilage. 19(5), pp. 483–492.

Fowler-Brown, A. et al. (2015) ‗The mediating effect of leptin on the relationship between body weight and knee osteoarthritis in older adults.‘, Arthritis & rheumatology (Hoboken, N.J.), 67(1), pp. 169–75.

Fransen, M. et al. (2011) ‗The epidemiology of osteoarthritis in Asia‘, Best Practice and Research: Clinical Rheumatology, 14, pp. 113–121.

Ganasegeran, K. et al. (2014) ‗Level and determinants of knowledge of symptomatic knee osteoarthritis among railway workers in Malaysia‘, BioMed Research International, 2014, pp. 1–9.

Goldberg, D. S. and McGee, S. J. (2011) ‗Pain as a global public health priority‘, BMC Public Health. 11(1), pp. 1–5.

Gregory Bozimowski (2015) ‗A Review of Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs‘, AANA Journal Course, 83(6), pp. 425–433.

Handayani S. et al. (2015) ' Potensi Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Sebagai Pencegah Osteoporosis Dan Penurun Kolesterol Melaui Studi In-Vivo dan In-Silico'. Prosiding Seminar Nasional Peluang Herbal Sebagai Alternatif Medicine. Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim. pp 125-133

Hanumantharaju, N. et al. (2010) ‗Comparative evaluation of antimicrobial and antioxidant activities of Kaempferia galanga for natural and micropropagated plant‘, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2(SUPPL. 4), pp. 72–75.

Harstall, C. and Ospina, M. (2003) ‗How Prevalent Is Chronic Pain?‘, International Association for the Study of Pain, 11(2), pp. 1–4.

Harvey RA & Champe PC. (2013) Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4. Jakarta : EGC.

Hasanah, A. N. et al. (2011) ‗Analisis Kandungan Minyak Atsiri dan Uji

Page 121: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

104

Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Kencur ( Kaempferia galanga L .) Analysis of Essential Oil Contents and Anti-Imflammatory Activity Test of Kencur ( Kaempferia galanga L .)‘, JMS, 16(3), pp. 147–152.

Hawker, G. A. et al. (2011) ‗Measures of Adult Pain‘, Arthritis Care & Research, 63(11), pp. 240–252.

Heidari, B. (2011) ‗Knee osteoarthritis prevalence, risk factors, pathogenesis and features: Part I‘, Caspian Journal of Internal Medicine, 2(2), pp. 205–212.

Ho-Pham, L. T. et al. (2014) ‗Prevalence of radiographic osteoarthritis of the knee and its relationship to self-reported pain‘, PLoS ONE, 9(4), pp. 1–7.

Hochberg, M. C. et al. (2012) ‗American College of Rheumatology 2012 recommendations for the use of nonpharmacologic and pharmacologic therapies in osteoarthritis of the hand, hip, and knee‘, Arthritis Care and Research, 64(4), pp. 465–474.

Hochman, J. R. et al. (2010) ‗The nerve of osteoarthritis pain‘, Arthritis Care and Research, 62(7), pp. 1019–1023. doi: 10.1002/acr.20142.

Huang, L., Yagura, T. and Chen, S. (2008) ‗Sedative activity of hexane extract of Keampferia galanga L. and its active compounds‘, Journal of Ethnopharmacology, 120(1), pp. 123–125.

Imaningrum, N. and Gunardi (2010) ‗Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn) Terhadap Jumlah Geliatan Mencit Balb/C Yang Diinduksi Asam Asetat.‘, Universitas Diponegoro. Semarang.

Jordan, J. M. et al. (2007) ‗Prevalence of Knee Symptoms and Radiographic and Symptomatic Knee Osteoarthritis in African Americans and Caucasians: The Johnston County Osteoarthritis Project‘, Journal of Rheumatology, 34(1), pp. 172–180.

Jørgensen, K. T. et al. (2011) ‗Socio-demographic factors, reproductive history and risk of osteoarthritis in a cohort of 4.6 million Danish women and men‘, Osteoarthritis and Cartilage. Elsevier Ltd, 19(10), pp. 1176–1182.

Kanjanapothi, D. et al. (2004) ‗Toxicity of crude rhizome extract of Kaempferia galanga L. (Proh Hom)‘, Journal of Ethnopharmacology, 90(2–3), pp. 359–365.

Kapoor, M. and Mahomed, N. N. (2015) Osteoarthritis : Pathogenesis, Diagnosis, Available Treatments, Drug Safety, Regenerative and Precision Medicine Adis. Canada: ADIS.

Karsdal, M. A. et al. (2016) ‗Disease-modifying treatments for osteoarthritis (DMOADs) of the knee and hip: lessons learned from failures and opportunities for the future‘, Osteoarthritis and Cartilage. Elsevier Ltd, 24(12), pp. 2013–2021.

Kellgren, J. H. and Lawrence, J. S. (1957) ‗Radiological Assessment of Osteo-Arthrosis‘, Annals of the Rheumatic Diseases, 16(4), pp. 494–502.

Page 122: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

105

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Formularium Obat Herbal Asli Indonesia (FOHAI) Vol.1. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak: Jakarta.

Kidd, Bruce. (2012)' Mechanisms of Pain in Osteoarthritis', HSS J. 8(1): pp. 26–28.

Lakshmanan, D. et al. (2011) ‗Ethyl p-methoxycinnamate isolated from a traditional anti-tuberculosis medicinal herb inhibits drug resistant strains of Mycobacterium tuberculosis in vitro‘, Fitoterapia. 82(5), pp. 757–761.

Litcher-kelly, L. et al. (2007) ‗NIH Public Access Author Manuscript J Pain. Author manuscript; available in PMC 2009 June 5. Published in final edited form as: J Pain. 2007 December ; 8(12): 906–913. doi:10.1016/j.jpain.2007.06.009. A systematic review of measures used to assess chronic‘, J Pain, 8(12), pp. 906–913.

Litwic, A. et al. (2013) ‗Epidemiology and Burden of Osteoarthritis‘, Br Med Bull, 105(0), pp. 185–199.

Liu, B. et al. (2010) ‗Supercritical carbon dioxide extraction of ethyl p-methoxycinnamate from Kaempferia galanga L. rhizome and its apoptotic induction in human HepG2 cells.‘, Natural product research, 24(20), pp. 1927–1932.

Loeser, R. F. et al. (2012) ‗Osteoarthritis: A Disease of the Joint as an Organ Richard‘, Arthritis Rheum., 64(6), pp. 1697–1707.

Lu, B. et al. (2014) ‗Milk Consumption and Progression of Medial Tibiofemoral Knee Osteoarthritis: Data from the Osteoarthritis Initiative‘, Arthritis Care Res, 66(6), pp. 802–809.

M McDonough, C. and Jette, A. M. (2010) ‗The contribution of osteoarthritis to functional limitations and disability‘, Clin Geriatr Med, 26(3), pp. 387–399.

Martel-Pelletier, J. and Pelletier, J. P. (2010) ‗Is osteoarthritis a disease involving only cartilage or other articular tissues?‘, Joint diseases & related surgery, 21(1), pp. 2–14.

McDougall, J. J. and Linton, P. (2012) ‗Neurophysiology of arthritis pain‘, Current Pain and Headache Reports, 16(6), pp. 485–491.

Michael, J. W., Schluter-Brust, K. U. and Eysel, P. (2010) ‗The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of the Knee‘, Deutsches Ärzteblatt International, 107(9), pp. 152–162.

Misnadiarly. (2010) Osteoarthritis : Penyakit Sendi pada Orang Dewasa dan Anak. Pustaka Populer Obor; Jakarta.

Modi, C. M. et al. (2012) ‗Toxicopathological overview of analgesic and anti-inflammatory drugs in animals‘, Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2(1), pp. 149–157.

Mohammad, S. P., Kannaki, K. S. and Revathy, R. (2016) ‗Diuretic Activity Of Kaempferia Galanga Linn Rhizome‘, WJPPS, 5(4), pp. 1161–1169.

Mohanty, S. et al. (2011) ‗Biochemical and molecular profiling of

Page 123: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

106

micropropagated and conventionally grown Kaempferia galanga‘, Plant Cell, Tissue and Organ Culture, 106(1), pp. 39–46.

Musumeci, G., Aiello, F. C. and Szychlinska, M. A. (2015) ‗Osteoarthritis in the XXIst Century : Risk Factors and Behaviours that Influence Disease Onset and Progression‘, Int. J. Mol. Sci., 15, pp. 6093–6112.

Neogi, T. (2013) ‗The Epidermiology and Impact of Pain in Osteoarthritis‘, Osteoarthritis Research Society, 21(9), pp. 1145–1153.

Nguyen, T. V (2014) ‗Osteoarthritis in southeast Asia‘, International Journal of Clinical Rheumatology, 9(5), pp. 405–408.

Nie, Y., Liana, L. K. and Evacuasiany, E. (2012) ‗The Effect Of Kencur ‘ S Rhizome Ethanol Extract ( Kaempferia galanga L .) Against Gastric Mucosal To Swiss Webster Mice In Induced By Asetosal‘, Jurnal Medika Planta, 2(1), pp. 77–84.

Omar MN. et al. (2014). Antimicrobial Activity and Microbial Transformation of Ethyl p-Methoxycinnamate Extracted from Kaempferia galanga L.' OJCHEG. 30(3), pp.1037-1043.

Perhimpunan Dokter Spesialis Anesteilogi dan Reanimasi Indonesia. (2009) Panduan Tatalaksana Nyeri Perioperatif. Jakarta : PPIDSAI

Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA). (2014) Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoarthritis. www.reumatologi.or.id/reurek/download24 (diakses 10 maret 2017).

Preetha, T. S., Hemanthakumar, A. S. and Krishnan, P. N. (2016) ‗A comprehensive review of Kaempferia galanga L . ( Zingiberaceae ): A high sought medicinal plant in Tropical Asia‘, Journal of Medicinal Plants Studies, 4(3), pp. 270–276.

Prieto-alhambra, D. et al. (2015) ‗Incidence and risk factors for clinically diagnosed knee , hip and hand osteoarthritis : influences of age , gender and osteoarthritis affecting other joints‘, Ann Rheum Dis, 73(9), pp. 1659–1664.

Punchard, N. A, Whelan, C. J. And Adcock, I. (2004) 'The Journal of Inflammation', Journal of Inflammation, 1(1), pp 1-4.

Raina, A. P. and Abraham, Z. (2016) ‗Chemical profiling of essential oil of Kaempferia galanga L. germplasm from India‘, Journal of Essential Oil Research, 28(1), pp. 29–34.

Ridtitid, W. et al. (2008) ‗Antinociceptive activity of the methanolic extract of Kaempferia galanga Linn. in experimental animals‘, Journal of Ethnopharmacology, 118(2), pp. 225–230.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Silverwood, V. et al. (2015) ‗Current evidence on risk factors for knee osteoarthritis in older adults : a systematic review and meta-analysis‘, Osteoarthritis and Cartilage. Elsevier Ltd, 23(4), pp. 507–515.

Page 124: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

107

Srikanth, V. K. et al. (2005) ‗A meta-analysis of sex differences prevalence , incidence and severity of osteoarthritis‘, OsteoArthritis and Cartilage, 13, pp. 769–781.

Sokolove J and Lepus C.M. (2013)' Role of inflammation in the pathogenesis of osteoarthritis: latest findings and interpretations', Ther Adv Musculoskelet Dis. 5(2), pp. 77–94.

Taufikurohmah T. (2005) 'Sintesis p-metoksisinamil p-metoksisinamat dari Etil p-metoksisinamat hasil isolasi Rimpang kencur (Kaemferia galanga L.) sebagai Kandidat Tabir Surya' Indo J. Chem, 5(3), pp 193-197

Trubus. (2013) 100 Plus Herbal Indonesia; Bukti Ilmiah dan Racikan. Trubus Info Kit Vol. 11 Depok: PT Trubus Swadaya, pp 1161-1169.

Tucker, L. A. and Thomas, K. S. (2009) ‗Increasing Total Fiber Intake Reduces Risk of Weight and Fat Gains in Women‘, Journal of Nutrition, 139(3), pp. 576–581.

Turajane, T. et al. (2009) ‗Gastrointestinal and cardiovascular risk of non- selective NSAIDs and COX-2 inhibitors in elderly patients with knee osteoarthritis .‘, J Med Assoc Thai, 92(6), pp. 19–26.

Umar, M. I. et al. (2012) ‗Bioactivity-Guided Isolation of Ethyl-p-methoxycinnamate, an Anti-inflammatory Constituent, from Kaempferia galanga L. Extracts‘, Molecules, 17, pp. 8720–8734.

Umar, M. I. et al. (2014) ‗Ethyl- p -methoxycinnamate isolated from kaempferia galanga inhibits inflammation by suppressing inter- leukin-1 , tumor necrosis factor- a , and angiogenesis by blocking endothelial functions‘, CLINICS, 69(2), pp. 134–144.

Uncu, Y. et al. (2005) ‗Socio-demographic characteristics of osteoarthritis patients in Turkey and physicians‘ therapeutic approaches‘, Journal of Applied Research, 5(3), pp. 481–486.

Vittalrao, A. M. et al. (2011) ‗Evaluation Of Antiinflammatory And Analgesic Activities Of Alcoholic Extract Of Kaempferia Galanga In Rats‘, Indian J Physiol Pharmacol, 55(1), pp. 13–24.

Wong, CS. (2007)' Studies on Analgesic Antipyretic and Anti-Inflammatory Activitie of Alcoholic Extract of Kaempferia galanga in Rats', Indian J Physiol Pharmacol, 55(1), pp 13-24.

Wu, C. W. et al. (2005) ‗Validation of American College of Rheumatology classification criteria for knee osteoarthritis using arthroscopically defined cartilage damage scores‘, Seminars in Arthritis and Rheumatism, 35(3), pp. 197–201.

Yocum, D. et al. (2000) ‗Safety and efficacy of meloxicam in the treatment of osteoarthritis - A 12-week, double-blind, multi-dose, placebo-controlled trial‘, Archives of Internal Medicine, 160(19), pp. 2947–2954.

Yulianto, A. and Sari, K. A. K. (2015) ‗Pola Pemberian Kortikosteroid Pada Pasien Ispa Bagian Atas Di Puskesmas Sukasada Pada Bulan Mei – Juni 2014‘, e-jurnal medika udayana, 4(5), pp. 1–14.

Zhang, W. et al. (2010) ‗Eular Evidence Based Recommendations for

Page 125: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

108

the Diagnosis of knee ostheoarthritis‘, Ann R, 69(3), pp. 483–9. Zhang, Y. and Jordan, J. M. (2010) ‗Epidemiology of Osteoarthritis‘,

Clin Geriatr Med, 26(3), pp. 355–369. Zheng, H. and Chen, C. (2015) ‗Body mass index and risk of knee

osteoarthritis : systematic review and meta-analysis of prospective studies‘, BMJ Open, 5, pp. 1–8.

Page 126: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

109

Lampiran 1. Kuesioner Pengumpulan Data

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

No. Responden :

Tgl. Pemeriksaan :

Nama :

Umur/Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan

Alamat :

Telp/Hp :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

B. Identitas Kesehatan

Lama Keluhan/Sakit :

Derajat OA Lutut :

Riwayat Penyakit :

Terapi Obat :

Tekanan darah :

C. Antropometri

Tinggi Badan : Berat Badan : Kg IMT :

D. Biokimia

NO Antropometri Sebelum

Perlakuan

Setelah

Perlakuan

1 Ureum

2 Kreatinin

3 Asam urat

4 SGOT

5 SGPT

6 Hemoglobin

7 Leukosit

8 Trombosit

9 Limfosit

Page 127: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

110

Lampiran 2. Kuesioner WOMAC

LEMBAR KUESIONER THE WESTERN ONTARIO AND McMASTER

UNIVERSITIES OSTEOARTHRITIS INDEX (WOMAC)

Petunjuk Pengisian !!

1. Bacalah dengan seksama pertanyaan yang diajukan 2. Berilah jawaban Anda sesuai dengan Bapak/Ibu rasakan dalam 24 jam terakhir 3. Lingkari (O) atau Silang (X) satu nomor dibawah ini yang menggambarkan perasaan

sakit atau nyeri yang anda rasakan dalam kurun waktu 24 jam terakhir, berdasarkan : Nilai 0 = tidak ada nyeri, nilai 10 = nyeri berat/sekali

Contoh

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Ada

Nyeri

Nyeri Sekali

Penderita diminta untuk menandai salah satu angka sesuai derajat nyeri yang dirasakan

No Pertanyaan Kegiatan Nilai

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

Bagaimanakah

derajat nyeri

yang Bapak/Ibu/

Saudara rasakan

pada

Saat berjalan di atas permukaan

yang datar 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Saat Menaiki dan menuruni tangga 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Saat tidur di malam hari 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4 Saat duduk atau berbaring 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5 Saat berdiri 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6 Bagaimanakah

derajat kekakuan

yang

Bapak/Ibu/Sauda

ra rasakan pada

Saat bangun pagi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7 Setelah duduk, berbaring atau

istirahat

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8 Bagaimanakah

tingkat kesulitan

yang Bapak/Ibu/

Saudara rasakan

untuk melakukan

aktivitas pada

Saat menuruni tangga 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9 Saat menaiki tangga 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 Saat bangun dari posisi duduk 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 Saat berdiri 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 128: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

111

12 Saat membungkuk ke lantai 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

13 Saat berjalan di atas permukaan

datar 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

14 Masuk/keluar mobil, naik turun

dari kendaraan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15 Saat pergi berbelanja 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16 Saat mengenakan kaos kaki 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

17 Saat bangun dari tempat tidur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

18 Saat melepas kaos kaki 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

19 Saat berbaring di tempat tidur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 Saat masuk dan keluar kamar

mandi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

21 Saat duduk 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

22 Saat duduk/jongkok dan bangun

dari toilet (buang air besar) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

23 Melakukan pekerjaan rumah yang

berat 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

24 Melakukan pekerjaan rumah yang

ringan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 129: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

112

Lampiran 3. Food Recall

Food Recall 24 Jam

Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

Makan Siang

Makan Malam

Apakah anda mengonsumsi supplement ? YA/TIDAK

Page 130: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

113

Lampiran 4. Kartu Kontrol Minum Obat

KARTU KONTROL MINUM OBAT

Jadwal Minum obat (beri tanda V jika sudah minum obat 1 x 1 kapsul).

Kontrol minum obat setiap hari melalui pemberitahuan Secara Lisan, sms

ataupun telpon.

01 Tgl .......

02 Tgl .......

03 Tgl .......

04 Tgl .......

05 Tgl .......

06 Tgl .......

07 Tgl .......

08 Tgl .......

09 Tgl .......

10 Tgl .......

Page 131: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

114

Lampiran 5. Karakteistik Responden

TABEL KARAKTERISTIK RESPONDEN

NO NAMA UMUR JK KELOMP

OK PENDIDIKAN

GRADE OA GENU

TB (CM) BB (KG) IMT

1 HJL 70 P A SD Grade III 145 58.6 27.87

2 DGR 75 P B Tidak Bersekolah Grade III 140 52.5 26.79

3 DGM 71 P A SD Grade IV 135 58.2 31.93

4 SHL 58 P A Tidak Bersekolah Grade III 147 65.1 30.13

5 HJJ 57 P A SMP Grade III 149 44.4 20.00

6 HRH 57 P B SD Grade III 140 56.6 28.88

7 HJF 57 P A SD Grade III 153 52.5 22.43

8 NM 59 P B SD Grade III 151 60.1 26.36

9 ELZ 63 P B SMP Grade II 147 56.3 26.05

10 RD 65 P A SMA Grade IV 155 78.3 32.59

11 DL 55 P B S1 Grade III 142 48.8 24.20

12 AL 53 P A SMA Grade III 153 78.3 33.45

13 MUS 68 L A SMA Grade II 158 73.8 29.56

14 IBR 72 L B S1 Grade III 167 85.5 30.66

15 HLF 46 P B SMA Grade III 157 64.2 26.05

16 HJB 70 P B Tidak Bersekolah Grade III 153 50.4 21.53

17 HJD 65 P B Tidak Bersekolah Grade II 149 44 19.82

18 EST 55 P A Tidak Bersekolah Grade III 140 56.6 28.88

19 HJS 65 P A SD Grade III 159 69.2 27.37

20 LTG 53 P A SD Grade III 151 61.6 27.02

21 HWN 47 P B SMA Grade II 152 64.4 27.87

22 FRD 56 P B SMA Grade II 148 58.4 26.66

23 HRN 43 P A SMA Grade II 148 55 25.11

24 HDJ 63 P A SD Grade III 154 64.4 27.15

25 MUN 57 P B SD Grade II 145 58 27.59

26 RBS 51 P A SD Grade II 150 55.5 24.67

27 RHN 47 P A SD Grade II 151 49.90 21.89

28 RLYA 62 P A Tidak Bersekolah Grade III 146 50.3 23.60

29 IRM 42 P A SMP Grade I 147 52 24.06

30 HAS 44 P B SMP Grade II 151 53.2 23.33

31 RJD 60 P A SMP Grade II 143 50.3 24.60

32 DDG 61 P B SD Grade III 146 54.8 25.71

33 SH 50 P B Tidak Bersekolah Grade III 151 63.2 27.72

34 DGI 60 P B Tidak Bersekolah Grade III 149 46.1 20.76

35 STTM 65 P B Tidak Bersekolah Grade II 140 37.4 19.08

Page 132: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

115

Lampiran 6. Asupan Energi dan Zat Gizi

TABEL HASIL ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI

NO NAMA UMUR JK KELOMPO

K

ENERGI (kkal)

PROTEIN (gr)

LEMAK (gr)

KH (gr) SERAT (gr)

VIT C (mg)

CA (mg)

1 HJL 70 P A 1020.7 30.85 37.85 137.7 2.3 10.05 81.95

2 DGR 75 P B 1001.9 29.9 23.3 166.4 3.25 1.1 24.8

3 DGM 71 P A 994.65 45.45 33.3 127 4.65 11.65 92.3

4 SHL 58 P A 840.15 28 20.15 136.1 7.15 3.55 51.4

5 HJJ 57 P A 706.15 31.2 6.35 128.3 6.65 41.7 148.4

6 HRH 57 P B 1305.9 50.65 23.55 221.5 8.75 22.95 108.6

7 HJF 57 P A 1604.3 46.1 47.8 245 7.65 13.4 156.7

8 NM 59 P B 1200.25 50.95 31.35 182.05 8.7 42.6 152.3

9 ELZ 63 P B 993.35 28.6 18.5 175.9 4.65 30.5 105.1

10 RD 65 P A 1261.6 41.1 19 229.85 9.45 26.35 91.9

11 DL 55 P B 1187.05 37.1 28.65 195.75 7.7 45.85 102.3

12 AL 53 P A 1285.65 33.05 44.45 189.15 5.15 27.7 128.8

13 MUS 68 L A 1557.65 60.95 73.5 173.5 8.7 24.25 304.2

14 IBR 72 L B 1199.65 50.15 23.95 198.45 7.8 70.85 502.6

15 HLF 46 P B 1179.7 63.35 42.75 133.7 4.9 40.75 1080

16 HJB 70 P B 1176.4 36.75 39.85 167.25 5.15 13.1 80.2

17 HJD 65 P B 880.2 41.2 14.55 143.05 3.85 24.8 94.15

18 EST 55 P A 1545.7 60.45 53.95 203.1 8.15 16.05 127.8

19 HJS 65 P A 1029.45 30.25 17.9 184.45 3.9 14.45 41.25

20 LTG 53 P A 1531.95 65.7 43.1 216.15 5.35 14.95 91.95

21 HWN 47 P B 1267.4 42.25 28.5 215.15 7.5 23.95 105.6

22 FRD 56 P B 1104.75 26.1 36.7 168.45 6.05 27.5 32.55

23 HRN 43 P A 973.2 31.7 22.35 162.8 5.5 26.45 127.3

24 HDJ 63 P A 1327.3 59.45 44.65 168.55 5.7 31.2 1282

25 MUN 57 P B 1179.2 36 27.15 197.3 5.7 17.4 76.95

26 RBS 51 P A 1356.45 46.65 62.6 153.6 4.55 13.05 129.8

27 RHN 47 P A 1093.45 28.2 35.05 167.6 6.05 12.55 179.8

28 RLYA 62 P A 820.25 31.75 23.35 116.5 2.1 5.2 74.35

29 IRM 42 P A 817.3 34.35 21.25 119.05 2.2 14.4 110.5

30 HAS 44 P B 1737.6 58.95 70.05 220.75 11.4 47.7 100.6

31 RJD 60 P A 801.65 24.9 21.05 125.5 2.5 6.65 65.35

32 DDG 61 P B 1140.8 40.55 40.7 150.45 3.3 19 95.55

33 SH 50 P B 608.95 34.5 16.25 78.1 0.75 2.05 458.5

34 DGI 60 P B 956.25 25.2 28.75 147.35 2.65 16.4 63.4

35 STTM 65 P B 527.4 20.3 10.2 86.35 1.2 10.7 78.05

Page 133: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

116

Lampiran 7. Hasil Pengukuran WOMAC

TABEL PENGUKURAN KUESIONER WOMAC

NO NAMA UMUR JK KELOM

POK Lama

Keluhan nyeri pre

nyeri post

∆ kaku pre

kaku post

∆ gangg. Pre

gang. Post

∆ total pre

total post

1 HJL 70 P A 1 tahun 26 23 3 4 2 2 64 54 10 94 79 15

2 DGR 75 P B 10 tahun 27 20 7 11 9 2 107 72 35 145 101 44

3 DGM 71 P A 3 tahun 33 34 -1 6 10 -4 85 89 -4 124 133 -9

4 SHL 58 P A 10 bulan 23 27 -4 8 10 -2 76 82 -6 107 119 -12

5 HJJ 57 P A 1 tahun 16 6 10 7 4 3 39 17 22 62 27 35

6 HRH 57 P B 3 bulan 8 4 4 12 0 12 38 0 38 58 0 58

7 HJF 57 P A 2 tahun 15 0 15 11 7 4 61 18 43 87 25 62

8 NM 59 P B 1 tahun 19 12 7 4 2 2 35 24 11 58 38 20

9 ELZ 63 P B 1 tahun 18 8 10 9 6 3 25 11 14 52 25 27

10 RD 65 P A 2 tahun 15 10 5 5 2 3 41 18 23 61 30 31

11 DL 55 P B 10 tahun 14 9 5 4 2 2 55 27 28 73 38 35

12 AL 53 P A 3 tahun 38 31 7 12 12 0 111 95 16 161 138 23

13 MUS 68 L A 4 tahun 14 9 5 9 6 3 58 38 20 81 53 28

14 IBR 72 L B 10 tahun 17 20 -3 5 10 -5 61 68 -7 83 98 -15

15 HLF 46 P B 6 bulan 13 4 9 9 6 3 52 13 39 74 23 51

16 HJB 70 P B 3 bulan 16 9 7 18 5 13 28 11 17 62 25 37

17 HJD 65 P B 5 bulan 15 7 8 8 4 4 26 12 14 49 23 26

18 EST 55 P A 3 tahun 12 8 4 10 7 3 29 15 14 51 30 21

19 HJS 65 P A 1 tahun 26 18 8 6 5 1 91 61 30 123 84 39

20 LTG 53 P A 8 bulan 18 8 10 6 5 1 14 9 5 38 22 16

21 HWN 47 P B 2 tahun 18 20 -2 12 12 0 54 59 -5 84 91 -7

22 FRD 56 P B 1 tahun 24 14 10 9 6 3 101 58 43 134 78 56

23 HRN 43 P A 5 bulan 21 11 10 5 2 3 64 39 25 90 52 38

Page 134: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

117

24 HDJ 63 P A 6 bulan 13 15 -2 5 6 -1 50 56 -6 68 77 -9

25 MUN 57 P B 1 tahun 16 10 6 8 6 2 61 38 23 85 54 31

26 RBS 51 P A 4 bulan 15 2 13 9 3 6 34 0 34 58 5 53

27 RHN 47 P A 1 tahun 15 1 14 7 0 7 44 0 44 66 1 65

28 RLYA 62 P A 1 tahun 6 2 4 10 6 4 32 15 17 48 23 25

29 IRM 42 P A 3 Tahun 25 7 18 17 4 13 106 41 65 148 52 96

30 HAS 44 P B 1 Tahun 13 7 6 6 3 3 50 21 29 69 31 38

31 RJD 60 P A 6 bulan 12 5 7 11 6 5 53 28 25 76 39 37

32 DDG 61 P B 1 Tahun 22 6 16 11 6 5 72 36 36 105 48 57

33 SH 50 P B 3 Tahun 14 8 6 10 2 8 26 10 16 50 20 30

34 DGI 60 P B 1 Tahun 10 0 10 4 0 4 35 0 35 49 0 49

35 STTM 65 P B 6 bulan 8 0 8 10 2 8 15 0 15 33 2 31

Page 135: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

118

Lampiran 8 Analisis Data

Explore

[DataSet1] E:\Akmal Novrian S (70200110005)\YANKESTRAD\PENELITIAN

KENCUR\DATA INDUK FIX\DATA INDUK INPUT SPSS.sav

Tests of Normality

KLP_PERLAKUAN Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Asupan Energi

Sebelum

INTERVENSI .147 18 .200* .939 18 .283

KONTROL .124 17 .200* .946 17 .397

Asupan Energi

Sesudah

INTERVENSI .158 18 .200* .903 18 .066

KONTROL .132 17 .200* .964 17 .704

Energi_DELTA INTERVENSI .162 18 .200

* .873 18 .020

KONTROL .160 17 .200* .952 17 .490

Asupan Protein

Sebelum

INTERVENSI .117 18 .200* .936 18 .244

KONTROL .175 17 .173 .938 17 .291

Asupan Protein

Sesudah

INTERVENSI .227 18 .015 .851 18 .009

KONTROL .237 17 .012 .874 17 .026

Protein_DELTA INTERVENSI .155 18 .200

* .956 18 .532

KONTROL .131 17 .200* .964 17 .698

Asupan Lemak

Sebelum

INTERVENSI .147 18 .200* .940 18 .286

KONTROL .241 17 .010 .779 17 .001

Asupan Lemak

Sesudah

INTERVENSI .188 18 .092 .862 18 .013

KONTROL .130 17 .200* .938 17 .296

Lemak_DELTA INTERVENSI .219 18 .022 .874 18 .021

KONTROL .173 17 .186 .941 17 .325

Asupan KH sebelum INTERVENSI .128 18 .200

* .903 18 .064

KONTROL .193 17 .091 .955 17 .543

Asupan KH sesudah INTERVENSI .142 18 .200

* .947 18 .380

KONTROL .138 17 .200* .958 17 .588

KH_DELTA INTERVENSI .216 18 .026 .839 18 .006

KONTROL .089 17 .200* .981 17 .962

Asupan serat sebelum INTERVENSI .118 18 .200

* .955 18 .511

KONTROL .209 17 .046 .854 17 .012

Asupan serat sesudah INTERVENSI .115 18 .200

* .951 18 .444

KONTROL .222 17 .026 .902 17 .072

Serat_DELTA INTERVENSI .156 18 .200

* .961 18 .626

KONTROL .190 17 .105 .957 17 .568

Asupan vit C sebelum INTERVENSI .169 18 .186 .861 18 .013

Page 136: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

119

KONTROL .215 17 .036 .890 17 .046

Asupan vit C sesudah INTERVENSI .182 18 .119 .812 18 .002

KONTROL .152 17 .200* .905 17 .081

VitC_DELTA INTERVENSI .164 18 .200

* .909 18 .082

KONTROL .144 17 .200* .928 17 .205

Asupan Kalsium

sebelum

INTERVENSI .473 18 .000 .334 18 .000

KONTROL .388 17 .000 .414 17 .000

Asupan Kalsium

sesudah

INTERVENSI .294 18 .000 .606 18 .000

KONTROL .379 17 .000 .489 17 .000

CA_DELTA INTERVENSI .154 18 .200

* .957 18 .543

KONTROL .429 17 .000 .546 17 .000

NYERI_WMC_SB INTERVENSI .203 18 .049 .923 18 .145

KONTROL .115 17 .200* .965 17 .735

NYERI_WMC_SS INTERVENSI .207 18 .040 .888 18 .035

KONTROL .166 17 .200* .915 17 .120

Delta_Nyeri INTERVENSI .085 18 .200

* .980 18 .951

KONTROL .201 17 .066 .902 17 .074

KAKU_SB INTERVENSI .146 18 .200

* .913 18 .096

KONTROL .132 17 .200* .921 17 .155

KAKU_SS INTERVENSI .145 18 .200

* .959 18 .579

KONTROL .182 17 .139 .935 17 .259

Delta_kaku INTERVENSI .155 18 .200

* .937 18 .261

KONTROL .211 17 .042 .905 17 .083

GANGGUAN_AKTVTS

_SB

INTERVENSI .140 18 .200* .962 18 .641

KONTROL .151 17 .200* .904 17 .081

GANGGUAN_AKTVTS

_SS

INTERVENSI .188 18 .091 .917 18 .114

KONTROL .190 17 .103 .884 17 .037

Delta_gangguan INTERVENSI .135 18 .200

* .956 18 .533

KONTROL .155 17 .200* .927 17 .197

TOTAL_SKOR_SB INTERVENSI .139 18 .200

* .932 18 .211

KONTROL .185 17 .125 .889 17 .045

TOTAL_SKOR_SS INTERVENSI .185 18 .104 .900 18 .056

KONTROL .182 17 .139 .895 17 .056

Delta_Total_skor INTERVENSI .160 18 .200

* .951 18 .448

KONTROL .182 17 .139 .891 17 .048

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 137: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

120

T-Test [DataSet1] E:\Akmal Novrian S (70200110005)\YANKESTRAD\PENELITIAN

KENCUR\DATA INDUK FIX\DATA INDUK INPUT SPSS.sav

Group Statistics

KLP_PERLAKUAN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Asupan Energi Sebelum INTERVENSI 18 1078.4611 284.68130 67.10003

KONTROL 17 1058.7941 320.16675 77.65184

Asupan Energi Sesudah INTERVENSI 18 1206.8222 424.98466 100.16985

KONTROL 17 1134.9412 323.12100 78.36835

Asupan Protein Sebelum INTERVENSI 18 39.8056 12.03981 2.83781

KONTROL 17 37.5176 14.08085 3.41511

Protein_DELTA INTERVENSI 18 1.5111 20.69731 4.87840

KONTROL 17 4.0824 22.36941 5.42538

Asupan KH sebelum INTERVENSI 18 158.8000 47.07518 11.09573

KONTROL 17 160.0824 38.87043 9.42746

Asupan KH sesudah INTERVENSI 18 172.7444 47.91798 11.29438

KONTROL 17 174.9706 56.87307 13.79375

Asupan serat sesudah INTERVENSI 18 6.5333 3.52370 .83054

KONTROL 17 5.5412 3.47762 .84345

Serat_DELTA INTERVENSI 18 2.2111 3.55344 .83755

KONTROL 17 .1059 4.70352 1.14077

VitC_DELTA INTERVENSI 18 7.7333 24.77613 5.83979

KONTROL 17 -3.8824 31.40934 7.61788

NYERI_WMC_SB INTERVENSI 18 19.06 8.091 1.907

KONTROL 17 16.00 5.184 1.257

Delta_Nyeri INTERVENSI 18 7.00 5.971 1.407

KONTROL 17 6.71 4.398 1.067

KAKU_SB INTERVENSI 18 8.22 3.264 .769

KONTROL 17 8.82 3.627 .880

KAKU_SS INTERVENSI 18 5.39 3.127 .737

KONTROL 17 4.76 3.401 .825

Delta_kaku INTERVENSI 18 2.83 3.746 .883

KONTROL 17 4.06 4.293 1.041

GANGGUAN_AKTVTS_SB INTERVENSI 18 58.44 26.895 6.339

KONTROL 17 49.47 25.856 6.271

Delta_gangguan INTERVENSI 18 20.94 18.450 4.349

KONTROL 17 22.41 14.858 3.604

TOTAL_SKOR_SS INTERVENSI 18 54.94 41.806 9.854

KONTROL 17 40.88 33.108 8.030

Page 138: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

121

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Asupan Energi Sebelum Equal variances assumed .000 .987 .192 33 .849 19.66699 102.27392 -188.41087 227.74485

Equal variances not assumed .192 32.015 .849 19.66699 102.62662 -189.37274 228.70673

Asupan Energi Sesudah Equal variances assumed 1.482 .232 .561 33 .579 71.88105 128.18806 -188.91952 332.68161

Equal variances not assumed .565 31.601 .576 71.88105 127.18332 -187.31133 331.07342

Asupan Protein Sebelum Equal variances assumed .192 .664 .518 33 .608 2.28791 4.42002 -6.70470 11.28052

Equal variances not assumed .515 31.562 .610 2.28791 4.44028 -6.76159 11.33740

Protein_DELTA Equal variances assumed .208 .651 -.353 33 .726 -2.57124 7.27950 -17.38149 12.23901

Equal variances not assumed -.352 32.399 .727 -2.57124 7.29613 -17.42581 12.28332

Asupan KH sebelum Equal variances assumed .723 .401 -.088 33 .931 -1.28235 14.64126 -31.07022 28.50552

Equal variances not assumed -.088 32.441 .930 -1.28235 14.55995 -30.92420 28.35950

Asupan KH sesudah Equal variances assumed .233 .632 -.125 33 .901 -2.22614 17.73896 -38.31633 33.86404

Equal variances not assumed -.125 31.373 .901 -2.22614 17.82780 -38.56864 34.11636

Asupan serat sesudah Equal variances assumed .120 .731 .838 33 .408 .99216 1.18418 -1.41708 3.40140

Equal variances not assumed .838 32.931 .408 .99216 1.18373 -1.41634 3.40066

Serat_DELTA Equal variances assumed .571 .455 1.500 33 .143 2.10523 1.40388 -.75099 4.96145

Equal variances not assumed 1.488 29.760 .147 2.10523 1.41522 -.78602 4.99648

VitC_DELTA Equal variances assumed .832 .368 1.218 33 .232 11.61569 9.53312 -7.77960 31.01097

Equal variances not assumed 1.210 30.438 .236 11.61569 9.59871 -7.97569 31.20706

NYERI_WMC_SB Equal variances assumed 3.813 .059 1.321 33 .195 3.056 2.313 -1.649 7.760

Equal variances not assumed 1.338 29.141 .191 3.056 2.284 -1.615 7.726

Page 139: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

122

Delta_Nyeri Equal variances assumed 2.296 .139 .165 33 .870 .294 1.781 -3.330 3.918

Equal variances not assumed .167 31.203 .869 .294 1.766 -3.306 3.895

KAKU_SB Equal variances assumed .018 .893 -.516 33 .609 -.601 1.165 -2.972 1.769

Equal variances not assumed -.515 32.140 .610 -.601 1.169 -2.981 1.779

KAKU_SS Equal variances assumed .257 .616 .566 33 .575 .624 1.104 -1.621 2.869

Equal variances not assumed .564 32.345 .576 .624 1.106 -1.628 2.877

Delta_kaku Equal variances assumed .261 .613 -.901 33 .374 -1.225 1.360 -3.992 1.541

Equal variances not assumed -.898 31.803 .376 -1.225 1.365 -4.007 1.556

GANGGUAN_AKTVTS_

SB

Equal variances assumed .070 .792 1.005 33 .322 8.974 8.927 -9.188 27.136

Equal variances not assumed 1.006 32.987 .322 8.974 8.917 -9.168 27.115

Delta_gangguan Equal variances assumed .152 .700 -.258 33 .798 -1.467 5.683 -13.030 10.095

Equal variances not assumed -.260 32.220 .797 -1.467 5.648 -12.968 10.034

TOTAL_SKOR_SS Equal variances assumed .905 .348 1.099 33 .280 14.062 12.797 -11.974 40.098

Equal variances not assumed 1.106 32.056 .277 14.062 12.711 -11.828 39.952

Page 140: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

123

NPar Tests [DataSet1] E:\Akmal Novrian S (70200110005)\YANKESTRAD\PENELITIAN

KENCUR\DATA INDUK FIX\DATA INDUK INPUT SPSS.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

KLP_PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Energi_DELTA

INTERVENSI 18 18.06 325.00

KONTROL 17 17.94 305.00

Total 35

Asupan Protein Sesudah

INTERVENSI 18 17.56 316.00

KONTROL 17 18.47 314.00

Total 35

Asupan Lemak Sebelum

INTERVENSI 18 18.89 340.00

KONTROL 17 17.06 290.00

Total 35

Asupan Lemak Sesudah

INTERVENSI 18 19.39 349.00

KONTROL 17 16.53 281.00

Total 35

Lemak_DELTA

INTERVENSI 18 19.33 348.00

KONTROL 17 16.59 282.00

Total 35

KH_DELTA

INTERVENSI 18 17.61 317.00

KONTROL 17 18.41 313.00

Total 35

Asupan serat sebelum

INTERVENSI 18 16.92 304.50

KONTROL 17 19.15 325.50

Total 35

Asupan vit C sebelum

INTERVENSI 18 15.97 287.50

KONTROL 17 20.15 342.50

Total 35

Asupan vit C sesudah

INTERVENSI 18 16.64 299.50

KONTROL 17 19.44 330.50

Total 35

Asupan Kalsium sebelum

INTERVENSI 18 21.78 392.00

KONTROL 17 14.00 238.00

Total 35

Asupan Kalsium sesudah

INTERVENSI 18 18.00 324.00

KONTROL 17 18.00 306.00

Total 35

CA_DELTA

INTERVENSI 18 16.81 302.50

KONTROL 17 19.26 327.50

Total 35

Page 141: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

124

Test Statisticsa

Energi_

DELTA

Asupan

Protein

Sesudah

Asupan

Lemak

Sebelum

Asupan

Lemak

Sesudah

Lemak_

DELTA

KH_DE

LTA

Asupan

serat

sebelum

Asupan vit C

sebelum

Asupan vit C

sesudah

Asupan

Kalsium

sebelum

Asupan

Kalsium

sesudah

CA_DE

LTA

Mann-Whitney U 152.000 145.000 137.000 128.000 129.000 146.000 133.500 116.500 128.500 85.000 153.000 131.500

Wilcoxon W 305.000 316.000 290.000 281.000 282.000 317.000 304.500 287.500 299.500 238.000 306.000 302.500

Z -.033 -.264 -.528 -.825 -.792 -.231 -.644 -1.205 -.809 -2.244 .000 -.710

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.974 .792 .597 .409 .428 .817 .520 .228 .419 .025 1.000 .478

Exact Sig. [2*(1-

tailed Sig.)]

.987b .807

b .613

b .424

b .443

b .832

b .525

b .232

b .424

b .025

b 1.000

b .483

b

a. Grouping Variable: KLP_PERLAKUAN

b. Not corrected for ties.

Page 142: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

125

T-Test USE ALL.

COMPUTE filter_$=(KLP_PERLAKUAN=1).

VARIABLE LABELS filter_$ 'KLP_PERLAKUAN=1 (FILTER)'.

VALUE LABELS filter_$ 0 'Not Selected' 1 'Selected'.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Asupan Energi Sebelum 1078.4611 18 284.68130 67.10003

Asupan Energi Sesudah 1206.8222 18 424.98466 100.16985

Pair 2 Asupan Protein Sebelum 39.8056 18 12.03981 2.83781

Asupan Protein Sesudah 41.3167 18 20.51026 4.83432

Pair 3 Asupan Lemak Sebelum 30.8167 18 15.11716 3.56315

Asupan Lemak Sesudah 38.9222 18 27.56420 6.49695

Pair 4 Asupan KH sebelum 158.8000 18 47.07518 11.09573

Asupan KH sesudah 172.7444 18 47.91798 11.29438

Pair 5 Asupan serat sebelum 4.3222 18 2.05585 .48457

Asupan serat sesudah 6.5333 18 3.52370 .83054

Pair 6 KAKU_SB 8.22 18 3.264 .769

KAKU_SS 5.39 18 3.127 .737

Pair 7 GANGGUAN_AKTVTS_SB 58.44 18 26.895 6.339

GANGGUAN_AKTVTS_SS 37.50 18 29.733 7.008

Pair 8 TOTAL_SKOR_SB 85.72 18 34.819 8.207

TOTAL_SKOR_SS 54.94 18 41.806 9.854

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Asupan Energi Sebelum &

Asupan Energi Sesudah

18 .380 .120

Pair 2 Asupan Protein Sebelum &

Asupan Protein Sesudah

18 .278 .264

Pair 3 Asupan Lemak Sebelum &

Asupan Lemak Sesudah

18 .309 .212

Pair 4 Asupan KH sebelum & Asupan

KH sesudah

18 .369 .132

Pair 5 Asupan serat sebelum &

Asupan serat sesudah

18 .277 .265

Pair 6 KAKU_SB & KAKU_SS 18 .314 .205

Pair 7 GANGGUAN_AKTVTS_SB &

GANGGUAN_AKTVTS_SS

18 .792 .000

Pair 8 TOTAL_SKOR_SB &

TOTAL_SKOR_SS

18 .760 .000

Page 143: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

126

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Asupan Energi Sebelum -

Asupan Energi Sesudah

-128.36111 412.01924 97.11387 -333.25346 76.53124 -1.322 17 .204

Pair 2 Asupan Protein Sebelum -

Asupan Protein Sesudah

-1.51111 20.69731 4.87840 -11.80364 8.78142 -.310 17 .761

Pair 3 Asupan Lemak Sebelum -

Asupan Lemak Sesudah

-8.10556 27.03291 6.37172 -21.54871 5.33759 -1.272 17 .220

Pair 4 Asupan KH sebelum - Asupan

KH sesudah

-13.94444 53.37504 12.58062 -40.48722 12.59834 -1.108 17 .283

Pair 5 Asupan serat sebelum - Asupan

serat sesudah

-2.21111 3.55344 .83755 -3.97819 -.44403 -2.640 17 .017

Pair 6 KAKU_SB - KAKU_SS 2.833 3.746 .883 .971 4.696 3.209 17 .005

Pair 7 GANGGUAN_AKTVTS_SB -

GANGGUAN_AKTVTS_SS

20.944 18.450 4.349 11.769 30.119 4.816 17 .000

Pair 8 TOTAL_SKOR_SB -

TOTAL_SKOR_SS

30.778 27.364 6.450 17.170 44.385 4.772 17 .000

Page 144: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

127

NPar Tests Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Asupan vit C sesudah -

Asupan vit C sebelum

Negative Ranks 8a 7.06 56.50

Positive Ranks 10b 11.45 114.50

Ties 0c

Total 18

Asupan Kalsium sesudah -

Asupan Kalsium sebelum

Negative Ranks 6d 9.17 55.00

Positive Ranks 12e 9.67 116.00

Ties 0f

Total 18

NYERI_WMC_SS -

NYERI_WMC_SB

Negative Ranks 15g 10.87 163.00

Positive Ranks 3h 2.67 8.00

Ties 0i

Total 18

a. Asupan vit C sesudah < Asupan vit C sebelum

b. Asupan vit C sesudah > Asupan vit C sebelum

c. Asupan vit C sesudah = Asupan vit C sebelum

d. Asupan Kalsium sesudah < Asupan Kalsium sebelum

e. Asupan Kalsium sesudah > Asupan Kalsium sebelum

f. Asupan Kalsium sesudah = Asupan Kalsium sebelum

g. NYERI_WMC_SS < NYERI_WMC_SB

h. NYERI_WMC_SS > NYERI_WMC_SB

i. NYERI_WMC_SS = NYERI_WMC_SB

Test Statisticsa

Asupan vit C

sesudah -

Asupan vit C

sebelum

Asupan Kalsium

sesudah -

Asupan Kalsium

sebelum

NYERI_WMC_

SS -

NYERI_WMC_

SB

Z -1.263b -1.328

b -3.379

c

Asymp. Sig. (2-tailed) .207 .184 .001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

c. Based on positive ranks.

Page 145: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

128

USE ALL.

COMPUTE filter_$=(KLP_PERLAKUAN=2).

VARIABLE LABELS filter_$ 'KLP_PERLAKUAN=2 (FILTER)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Asupan Energi Sebelum 1058.7941 17 320.16675 77.65184

Asupan Energi Sesudah 1134.9412 17 323.12100 78.36835

Pair 2 Asupan Protein Sebelum 37.5176 17 14.08085 3.41511

Asupan Protein Sesudah 41.6000 17 18.56441 4.50253

Pair 3 Asupan KH sebelum 160.0824 17 38.87043 9.42746

Asupan KH sesudah 174.9706 17 56.87307 13.79375

Pair 4 NYERI_WMC_SB 16.00 17 5.184 1.257

NYERI_WMC_SS 9.29 17 6.263 1.519

Pair 5 KAKU_SB 8.82 17 3.627 .880

KAKU_SS 4.76 17 3.401 .825

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Asupan Energi Sebelum &

Asupan Energi Sesudah

17 .430 .085

Pair 2 Asupan Protein Sebelum &

Asupan Protein Sesudah

17 .081 .756

Pair 3 Asupan KH sebelum & Asupan

KH sesudah

17 .508 .037

Pair 4 NYERI_WMC_SB &

NYERI_WMC_SS

17 .720 .001

Pair 5 KAKU_SB & KAKU_SS 17 .255 .324

Page 146: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

129

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Asupan Energi Sebelum -

Asupan Energi Sesudah

-76.14706 343.45498 83.30007 -252.73532 100.44120 -.914 16 .374

Pair 2 Asupan Protein Sebelum -

Asupan Protein Sesudah

-4.08235 22.36941 5.42538 -15.58364 7.41893 -.752 16 .463

Pair 3 Asupan KH sebelum -

Asupan KH sesudah

-14.88824 49.99621 12.12586 -40.59391 10.81744 -1.228 16 .237

Pair 4 NYERI_WMC_SB -

NYERI_WMC_SS

6.706 4.398 1.067 4.444 8.967 6.286 16 .000

Pair 5 KAKU_SB - KAKU_SS 4.059 4.293 1.041 1.851 6.266 3.898 16 .001

Page 147: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

130

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Asupan Lemak Sesudah -

Asupan Lemak Sebelum

Negative Ranks 8a 9.25 74.00

Positive Ranks 9b 8.78 79.00

Ties 0c

Total 17

Asupan serat sesudah - Asupan

serat sebelum

Negative Ranks 8d 8.94 71.50

Positive Ranks 9e 9.06 81.50

Ties 0f

Total 17

Asupan vit C sesudah - Asupan

vit C sebelum

Negative Ranks 9g 8.89 80.00

Positive Ranks 8h 9.13 73.00

Ties 0i

Total 17

Asupan Kalsium sesudah -

Asupan Kalsium sebelum

Negative Ranks 4j 6.50 26.00

Positive Ranks 13k 9.77 127.00

Ties 0l

Total 17

GANGGUAN_AKTVTS_SS -

GANGGUAN_AKTVTS_SB

Negative Ranks 15m 10.00 150.00

Positive Ranks 2n 1.50 3.00

Ties 0o

Total 17

TOTAL_SKOR_SS -

TOTAL_SKOR_SB

Negative Ranks 15p 10.00 150.00

Positive Ranks 2q 1.50 3.00

Ties 0r

Total 17

a. Asupan Lemak Sesudah < Asupan Lemak Sebelum

b. Asupan Lemak Sesudah > Asupan Lemak Sebelum

c. Asupan Lemak Sesudah = Asupan Lemak Sebelum

d. Asupan serat sesudah < Asupan serat sebelum

e. Asupan serat sesudah > Asupan serat sebelum

f. Asupan serat sesudah = Asupan serat sebelum

g. Asupan vit C sesudah < Asupan vit C sebelum

h. Asupan vit C sesudah > Asupan vit C sebelum

Page 148: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

131

i. Asupan vit C sesudah = Asupan vit C sebelum

j. Asupan Kalsium sesudah < Asupan Kalsium sebelum

k. Asupan Kalsium sesudah > Asupan Kalsium sebelum

l. Asupan Kalsium sesudah = Asupan Kalsium sebelum

m. GANGGUAN_AKTVTS_SS < GANGGUAN_AKTVTS_SB

n. GANGGUAN_AKTVTS_SS > GANGGUAN_AKTVTS_SB

o. GANGGUAN_AKTVTS_SS = GANGGUAN_AKTVTS_SB

p. TOTAL_SKOR_SS < TOTAL_SKOR_SB

q. TOTAL_SKOR_SS > TOTAL_SKOR_SB

r. TOTAL_SKOR_SS = TOTAL_SKOR_SB

Test Statisticsa

Asupan

Lemak

Sesudah -

Asupan

Lemak

Sebelum

Asupan serat

sesudah -

Asupan serat

sebelum

Asupan vit C

sesudah -

Asupan vit C

sebelum

Asupan

Kalsium

sesudah -

Asupan

Kalsium

sebelum

GANGGUAN_

AKTVTS_SS -

GANGGUAN_

AKTVTS_SB

TOTAL_SKOR_SS

-

TOTAL_SKOR_SB

Z -.118b -.237

b -.166

c -2.391

b -3.480

c -3.480

c

Asymp.

Sig. (2-

tailed)

.906 .813 .868 .017 .001 .001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

c. Based on positive ranks.

Page 149: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

132

Lampiran 9 Foto Penelitian

Screening Pasien Osteoartritis Lutut dan Pengukuran

Intensitas Nyeri

Wawancara dan Food Recall 24 jam

Edukasi Gizi

Page 150: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

133

Pengukuran Berat Badan

Penilaian fungsi fisik pasien Osteoartritis lutut

Penilaian fungsi fisik pasien Osteoartritis lutut

Page 151: TESISdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 23. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1. Definisi ..... 8 2. Etiologi ... Osteoartritis lebih banyak terjadi

134

Lampiran 10 Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

A. DATA DIRI

1. Nama : Akmal Novrian Syahruddin

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Pangkajene, 11 November 1992

3. Agama : Islam

4. Alamat : BTN Minasa Upa Blok M17 No. 4, Makassar

5. Nama Orang Tua :

a. Ayah : Syahruddin Usman

b. Ibu : Haerana Rahman

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Al-Ikhlas (1997-1998)

2. SD Inpres Minasa Upa, Kota Makassar (1998-2004)

3. MTs Negeri Model Makassar (2004-2007)

4. SMA Negeri 2 Makassar (2007-2010)

5. S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

(2010-2014)

6. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar

(2015-2017)