repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/1838/1/EES150884_SUWANDI... · 2020. 4. 17. ·...
Transcript of repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/1838/1/EES150884_SUWANDI... · 2020. 4. 17. ·...
i
i
i
ii
iii
MOTTO
ن ن بين يديه وم ل له معق بات م إنه الله ن أمر الله خلفه يحفظونه م
بقوم سوءا فل م وإذا أراد الله ه يغي ر ما بقوم حتهى يغي روا ما بأنفس
ن وال ن دونه م مرده له وما لهم م
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ( QS.
Al-Ra’d ;11).
iv
ABSTRAK
Suwandi : EES150884; Analisis Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Program Kelompok Usaha
Bersama ( KUBE ) di Kota Jambi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukakan dengan cara
dokumentasi, wawancara, observasi. Sampel dalam penelitian ini adalah menggunkan
metode purposive sample. Analisis data yang digunakan adalah analisis domain,
analisis taksonomi, analisis komponesial dan analisis triangulasi untuk mengecek
keabsahan data penelitian. Pada penelitian ini menggunakan alat ukur efektivitas
yang ditarik menjadi beberapa aspek. Diantaranya Aspek Ketepatan Sasaran,
Sosialisasi Program, Tujuan Program, Pemantauan Program, hasil penelitian dapat
dijelaskan bahwa KUBE di Kota Jambi sudah efektif untuk mengurangi kemiskinan
hal itu didasarkan beberapa aspek yaitu aspek ketepatan sasaran, aspek sosialisasi
program, aspek tujuan program.
Kata kunci : KUBE, Efektivitas, Pemberdayaan Masyarakat
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil ‘alamin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelasaikan skripsi ini guna memperoleh strata satu (S1)
shalawat beserta salam tidak lupa pula ku kirimkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Rasulullah SAW.
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Ibundaku tercinta Pasri’ah dan Ayahandaku Muhammad Ja’in yang kucintai karena
tidak henti-hentinya memberikan cinta dan kasih sayang serta motivasi kepadaku baik
moril maupun materil selama proses perkuliahanku, yang tidak dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas, semoga keduanya selalu dalam lindungan Allah SWT
aamiin…
Kepada sahabat sahabatku yang tidak pernah lelah memberi dukungan kepadaku Eko
Sonizar, Deni Lucki Cahyono, Rinto Harahap Heri Antoni, To’atika.
Kepada teman-teman seperjuanagan Ekonomi Syari’ah khususnya lokal I, yang telah
menemani berjuang bersama dari awal hingga saat ini, saya ucapkan terima kasih,
semoga kita sukses selalu.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tak lupa pula iringan sholawat
serta salam penulis sampaikan kepada Rasullah SAW. Sehingga penulisan skripsi ini
yang berjudul” Analisis Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kota Jambi” dapat terselesaikan. Skripsi
ini merupakan hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan
yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya.
Berkat adanya bantuan dari pihak-pihak lain, terutama bantuan yang diberikan oleh
dosen pembimbing Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., M.E dan ibu Agustina Mutia,
SE., M.EI maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang
pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Pof. Dr. Subhan, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi
vii
2. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, Ibu Dr.
Halimah Djafar, M.Fil.I selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, selaku Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Luar. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi
3. Bapak Dr. Sucipto, S. Ag., MA dan G.W.I Awal Habibah, SE., M.E.Sy, selaku
ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah merika berikan kepada penulis,
mendapat imbalan dari Allah SWT. Di samping itu, penulis sadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak
untuk memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah
SWT penulis memohon ampunan-NYA, dan kepada manusia penulis memohon
kemaafannya. Semoga setiap amal kebajikan dinilai pahala oleh Allah SWT.
Jambi, November 2019
penulis
Suwandi
ES. 150884
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... ii
NOTA DINAS ........................................................................................ iii
LEMBARAN PENGESAHAN .............................................................. iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 7
C. Batasan Masalah Penelitian .......................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
F. Kerangka Teori ............................................................................ 9
G. TinjauanPustaka ............................................................................ 33
H. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 42
ix
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 42
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 43
C. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 44
D. Teknik Analisis Data .................................................................... 45
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 46
F. Sistimatika penulisan..................................................................... 47
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran umum Kota Jambi dan Dinas Sosial Kota Jambi ........... 43
B. Visi, misi, Dinas Sosial Kota Jambi ............................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Efektivitas program kelompok usaha bersama (KUBE) di Kota jambi
...................................................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................ 62
C. Penutup ......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk
memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses bersama
yang partisipatif, agar terjadi perubahan pada perilaku pada diri semua stakeholders
(individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi
terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, dan partisipatif yang semakin
sejahtera secara berkelanjutan.1pemberdayaan juga dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam kepentingan bersama. Masyarakat dilibatkan secara
langsung dalam pengambilan keputusan karena setiap anggota masyarakat memliki
hak untuk berandil dalam keputusan-keputusan bersama.Selanjutnya, pemberdayaan
juga berarti melindungi.Melindungi ini berarti diartikan sebagai upaya agar kelompok
lemah tidak semakin lemah.
Pemberdayaan memiliki dua elemen pokok, yakni kemandirian dan
partisipasi. Menurut Nasdian sebagaimana dikutip oleh Tatok Mardikanto dan
Poerwoko Soebianto mendefinisiskan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif
diambil oleh warga komunitas sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses
(lembaga daan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
1 Tatok Mardiakanto Dan Poerwoko Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Publik ( Alfabeta:2017) Hlm. 100
2
Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian
merefleksikantindakan tersebut
Sebagai subjek yang sadar. Partisipasi dalam pengembangan komunitas harus
menciptakan peran serta maksimal dengan tujuan agara semua orang dalam
masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan
masyarakat.2
Pemberdayaan masyarakat mendorong terjadinya intrnalisasi pembangunan
untuk masyarakat miskin dan marginal penciptaan lapangan kerja, serta partisipasi
penduduk miskin dalam membangun, pembentukan modal sosial, dan tata
pemerintahan yang baik. Agar lebih memantapkan dan mensuksukseskan program-
program perencanaan pembangunan daerah yang dilakukakan oleh pemerinah daerah,
sangat perlu untuk mengikutsertakan dan memberdayakan masyarakat sebagaimana
undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional, yang didalamnya mengamankan pola perencanaan pembangunan yang
berbasis masyarakat, sehingga diharapkan proses dan hasil pembangunan yang sudah
dihasilkan dapat dinikmati masayrakat miskin.3
Kotze sebagaimana dikutip oleh Yulianto Kadji menyatakan bahwa
masyarakat miskin memiliki kemampuan yang relatif baik untuk memperoleh sumber
2 Amanah Aida Qur’an, Pemberdayaan Masyarakat Pada Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)Studi Pada KUBE Kaligondang Purbalingga Jawa Tengah, Program Studi Ekonomi Syariah Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2017, Hlm.3
3 Rio Hermanto Malumbot, Program Pemberdayaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan di
Kota Bitung. Hlm. 2
3
melalui kesempatan yang ada.Kendatipun bantuan luar kadang pendekatan
pemberdayaan ini dianggap tidak berhasil karena ada masyarakat yang dapat hidup
dan berkembang bila terisolasi dari kelompok masyakat lainnya. Pengisolasian ini
menimbulkan sikap pasif bahkan keadaan menjadi semakin miskin4
Menurut Remi dan Tjiptoherijanto sebagaimana dikutip oleh Ayu Setyo Rani
dan Lilik Sugiharti keberhasilan program pengentasan kemiskinan bergantung pada
identifikasi kelompok dan wilayah yang ditargetkan seperti siapa yang miskin dana
dimana merka tinggal.5Hal ini didukung oleh Todaro sebagaimana dikutip oleh Ayu
Setyo Rini dan Lilik Sugiharti yang menyatakan bahwa “sebelum kita dapat
merumuskan program dan kebijakan-kebijakan yang efektif untuk memerangi
kemiskinan, diperlukan pengatahuan yang lebih mendalam mengenai siapa termasuk
dalam kelompok miskin itu, dan apa saja karakteristik ekonomi mereka”.6
Untuk memecahkan masalah ini, perlu kebijaksanaan yang tepat dengan
mengidentifikasi golongan masyarakat yang hidup dibawah garis
kemiskinan.Kemiskinan tersebut meliputi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang
mencakup aspek primer dan sekunder. Aspek primer berupa miskinnya asset
pengetahuan dan keterampilan, sedangkan aspek sekunder berupa miskinnya jaringan
4Yulianto Kadji, Kemiskinan Dan Konsep Teoritisnya, Guru Besar Kebijakan Public Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNG, Hlm. 1 5Ayu Setyo Rini dan Lilik Sugiharti, Faktor-Faktor Penentu Kemiskinan di Indonesia:
Analisis Rumah Tangga, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis: Universitas Airlangga, ISSN 2085-4617.
Hlm.18 6Ibid, hlm. 18
4
sosial, sumber sumber keuangan , dan informal, seperti kekuarangan gizi, air, dan
perumahan, perawatan kesehatan dan pendidikan yang relatif rendah.
Tingginya persentase penduduk miskin berpengaruh pada rendahnya daya
beli masyarakat di wilayah tersebut.Hal ini karena umumnya pendapatan penduduk
miskin tersebut sangat rendah sehingga dari segi pendapatan perkapita juga renda,
apalagi rata-rata jumlah jumlah anggota rumah tangga penduduk miskin umumnya
lebih banyak dari rumah tangga yang tidak miskin sehingga rata-rata pendapatan
perkapita penduduk tersebut relatif rendah. Keadaan ini akan lebih parah lagi jika
tingkat pengangguran di wilayah tersebut.7
Tabel 1.1 Garis kemiskinan menurut kabupaten/kota, Maret 2018
(Rp/Kapita/Bulan)8
No Kabupaten/kota Garis kemiskinan
1 Kerinci 333.978
2 Merangin 374.250
3 Sarolangun 403.411
4 Muaro jambi 394.438
5 Tanjung jabung timur 361.574
6 Tanjung jabung barat 348.495
7 Tebo 379.390
7 Harlik, Amri Dkk,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dan Pengangguran Di
Kota Jambi:Program Megister Ilmu Ekonomi Fak. Universitas Jambi Hlm. 111 8 Analisis kondisi kemiskinan Provinsi Jambi, BPS provinsi Jambi Hal. 8
5
8 Bungo 366.226
9 Kota jambi 466.226
10 Kota sungai penuh 351.391
Sumber :Data BPS Provinsi Jambi Maret 2018
Tingkat kemiskinan selama setahun terakhir dapat dilihat melalui analisis
tren tingkat kemiskinan (kondisi Maret 2017 dan Maret 2018) salah satu indikator
yang digunakan dalam analisis kemiskinan adalah garis kemiskinan. Pada periode
maret 2017-maret 2018, garis kemiskinan meningkat dari Rp. 389.596,- menjadi Rp.
426.251,- perkapitaper bulan atau sebesar 9,41 persen. Keadaan serupa terjadi di
daerah perkotaan dan perdesaan, yaitu masing-masing meningkat sebesar 6,55 persen
dan 10,54 persen.
Menurut kabupaten/kota Kota Jambi merupakan kabupaten/kota yang
mempunyai garis kemiskinan tertinggi yaitu Rp. 466.854,-. Sementara itu, kabupaten
kerinci mempunyai garis kemiskinan terendah yaitu Rp. 333.978,- ( kondisi maret
2018).9
Fenomena kemiskinan yang terjadi khususnya di Kota Jambi tentu
memerlukan perhatian khusus dari pemerintah.Melalui program-program
penanggulangan kemsikinan maupun pemberdayaan masyarakat miskin, pemerintah
terus berusaha supaya angka kemiskinan bisa terus berkurang. Uapaya Dinas Sosial
9 Analisis Kondisi Kemiskinan Provinsi Jambi, BPS Provinsi Jambi. ISBN 978-602-074-18-2
Hal. 7
6
dalam menagguangi kemiskinan sendiri salah satunya adalah melalui program KUBE
(Kelompok Usaha Bersama).
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah himpunan dari keluarga yang
tergolong fakir miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang atas dasar
prakarsanya sendiri. Saling berinteraksi satu dengan yang lain, dan tinggal dalam satu
wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas anggota,
memecahkan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi wadah pengembangan
usaha bersama.10KUBE yang dibentuk pada tahun 2011 oleh pemerintah Dinas Sosial
Kota Jambi sampai saat ini eksistensinya masih terus dikembangkan.Program ini
dijalankan secara berkelompok dengan beranggotakan 10 kepala keluarga fakir
miskin di tiap kecamatan di Kota Jambi.KUBE di Kota Jambi berjumlah 30
kelompok, yang jumlahya 10 orang perkelompok.Terdiri dari Ketua Sekretaris,
Bendahara dan 7 anggota. Dan setiap kelompok di beri satu atau dua pendamping
selama KUBE masih berjalan tugasnya yakni memberi arahan-arahan operasional
usaha.Jenis usaha KUBE di Kota Jambi berbagai macam usaha diantaranya adalah
usaha kerupuk, kue, makanan ringan,dll. Dari 30 kelompok yang ada 2diantaranya
sudah tidak aktif lagi.11 Adanya program KUBE memberikan harapan besar bagi
masyrakat, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bidang ekonomi.
Maka dari itu adanya peran aktif semua pihak khususnya pemerintah dan sumber
10Alvina Dewi Nugaheni, Pendampingan Kelompok Usaha Besama (KUBE) Pada Dinas
Sosial Kota Yogyakarta Di Kecamatan Mantrijeran, Universitas Gadjah Mada Hlm.2. 11Wawancara dengan Bapak Abdullah sebagai Kepala Bidang Penanganan Kemiskinan Dinas
Social Kota Jambi pada tanggal 26 Januari 2019
7
daya manusia (SDM) sangatlah diharapkan dalam menyukseskan pelaksanaan
program KUBE demi kesejahteraan masyarakat miskin di Kota Jambi.
Namun faktanya anggota yang bergabung di KUBE di Kota Jambi belum
sepenuhnya paham dengan program tersebut, yang membuat terhambatnya pada
pengembangan usaha dan masih banyak masyarakat yang tergabung KUBE belum
sejahtera hal itu dikaitkan dengan pendapatan mereka, rata-rata pendapatan KUBE di
Kota Jambi Rp.300.000-Rp.500.000 per bulan.12Artinya pendapatan tersebut
dibagikan kepada 10 anggota masing-masing KUBE.Masing-masing anggota
mendapat pendapatan kurang lebih Rp.30.000-Rp.50.000 per bulan.
Menurut ibu Misna Yunita, bapak Ilham, dan ibu Mulia, mereka memberi
modal tanpa ada pendampingan lebih magsudnya pendampingan yang mereka
inginkan yaitu adanya pendapingan mulai dari pembukaan KUBE, pendampingan
produksi,pendampingan pemasaran produk kami, dengan pendampingan seperti itu
KUBE yang kami bangun ini bisa menambah pendapatan bahkan bisa mengurangi
kemiskinan dan KUBE ini dihadapkan dengan masalah keuntungan, KUBE ini kan
terdiri dari 10 anggota. Keuntungan yang di dapat kurang lebih Rp.300.000 per bulan
dan itu di bagi dengan 10 anggota. Dengan keuntungan itu mereka tidak berpendapat
masih kurang banyak untuk membantu perekonomian mereka saat ini.13
12 Wawancara Dengan Bapak Abdullah Sebagai Kepala Bidang Penanganan Kemiskinan Dinas
Sosial Kota Jambi Pada Tanggal 26 Januari 2019 13 Wawancara dengan ibu Misna Yunita sebagai anggota KUBE di Kota jambi pada tanggal 28
januari 2019
8
Dalam penelitian Marselinus Bin Hendrikus yang berjudul “implementasi
kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui program pemberdayaan fakir miskin
melalui kelompok usaha bersma di Kecamatan Nunukan” meyatakan bahwa
Implementasi program Kelompok Usaha Bersama mengalami beberpa hambatan
yang menyebabkan banyaknya KUBE yang tidak berjalan bahkan bubar. Adanya
jenis usaha yang tidak berjalan karena mengalami kendala pemasaran, kelompok
yang bubar karena anggota kelompok dalam mengelola dana dan usaha serta jumlah
pendamping yang sangat terbtas sedangkan kelompok yang harus didamping banyak
sehingga tidak optimal dalam memberikan pendampingan.14 Dan penelitian Febriana
Permata IkaPemberdayaan keluarga melalui kelompok usaha bersama ( KUBE )
Srikandi menyatakan bahwa penyelenggaraan pemberdayaan kelurga melalui KUBE
srikandi di dusun gamol, Belacatur, Gamping, Sleman menjadi beberapa tahapan
yaitu: (a)tahap perencanaan yang meliputi tahap penayadaran, identifikasi
kebutuhhan, perumusan tujuan, penentuan narasumber teknis, penentuan materi
pemberdayaan keluarga, dan pengadaan saran dan prasarana, (b) pelaksanaan
program pemberdayaan keluarga di KUBE srikandi didasarkan pada hsil identifikasi
kebutuhan anggota. (c) evaluasi kegiatan KUBE srikandi dilakukan dengan cara
diskusi dan tanya jawab.15
14Marselinus Bin Hendrikus, implementasi kebijakan penanggulangan
kemiskinan melalui program pemberdayaan fakir miskin melalui kelompok usaha
bersma di Kecamatan Nunukan 15Febriana Permata Ika, Pemberdayaan keluarga melalui kelompok usaha
bersama ( KUBE ) Srikandi
9
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Marselinus Bin Hendrikus dan
penelitian Febriana Permata Ika dapat disimpulkan bahwasanya masih kurang
efektivasnya program KUBE, baik tujuan ataupun implementasiannya.Melihat
fenomena dan permasalahan tersebut penulis ingin melakukan penelitian ingin
mengetahui.” Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kota Jambi”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,
penulis merumuskan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini
adalahsebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas kelompok usaha bersama (KUBE) dalam
pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Jambi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektivitas program Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) dalam pemberdayaan masyarakat miskin diKota Jambi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih
lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks yang berbeda
kedapannya.
10
2. Manfaat bagi akademisi
Untuk pihak akademisi khususnya jurusan Ekonomi Syariah berguna
sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian
yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh
mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa.
3. Bagi masyarakat umum
Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi dan pengetahuan
bagi masyarakat luas bahwa program pemberdayaan masyarakat yakni
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) akan berusaha meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Kota Jambi.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini adalah penelitian kualititatif yang mana penulis akan membatasi
ruang lingkup penelitian yang hanya membahas tentang Analisis Efektivitas
Operasional KUBE di Kota Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Efektivitas
Secara sederhana efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada
efeknya ( akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, mujarab, dapat membawa
hasil atau berhasil guna).16 Efesiensi dan efektivitas menurut Pater Drucker
sebagaimana dikutip oleh T.Handoko adalah melakukan pekerjaan yang benar
16Peter Salim Dan Yenni Salim,Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Modern English
Press, 1995) Hlm. 977
11
( doing think right ).17 Efektivitas secara umum terkait dengan pencapaian
tujuan dan sasaran, sedangkan efesiensi merupakan perbandingan antara
perubahan masukan dengan hasilnya. Jadi, efektivitas dan efesiensi
merupakan kemampuan untuk memilih rencana yang tepat atau strategi yang
tepat mencapai target yang telah ditetapkan atau konsistensi kerja yang tinggi
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa efektivitas adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan
dengan melihat ketepatan penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang teah
ditetapkan.
2. Ukuran Efektivitas
MenurutAzhar Kasim sebagaimana dikuip oleh Irvan Jaya menyatakan
bahwa ada empat model untuk mengukur efektivitas suatu organisasi.18
Diantaranya:
1) Model tujuan rasional
2) Model hubungan manusia
3) Model sistem terbuka
4) Model proses internal
Menurut pendapat Budiani (mengenai ukuran efekrivitas program
didalam sebuah organisasi) yaitu:
17T. Handoko,Manejemen, ( Yogyakarta: BPFE,198 ), Hlm.7 18Irvan Jaya,Efektivitas Pengawasan Dewan Syariah ( DPS ) Pada Bank Tabungan Negara
Syariah,Skripsi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ( September 2010 ), Hlm.13
12
1) Ketepatan sasaran program, yaitu sejauhmana peserta program tepat
dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya
2) Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggara program dalam
melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan
program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran
peserta program pada khususnya
3) Tujuan program, yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil
pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4) Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah
dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.19
3. Pendapatan
Dalam buku besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja
(usaha atau sebagainya).20 Sedangkan pendapatan dalam kamus menejemen
adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain
dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.21
Reksoprayitno sebagaimana dikutip oleh Aristanti Widiyaningsih
mendefenisikan pendapatan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada
19Ahmad Imaluddin, Dkk, Implementasi Program Kelompok Usaha Bersama ( Kube ) Dalam
Pemberdayaan Fakir Miskin Binaan Sosial Wilayah Kecamatan Samarinda Utara Dikota Samarinda,
Ejournal Administrative Reform, 2016,4( 3 ): 351-362 ISSN 238-7637 20Departemen pendidikan dan kebudayaan,kamus besar bahasa indonesia, ( jakarta: balai
pustaka,198),hlm.185 21BN.Marbun, kamus menejemen, ( jakarta: pustaka sinar harapan,2003), hlm.230
13
periode tertentu. Pendapatan menurut ilmu ekonomi sebagai nilai maksimum
yang dapat dikomsumsi dalam satu periode seperti keadaan semula. Defenisi
tersebut minitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap
komsumsi selama satu periode denagn kata lain pendapatan merupakan
jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanyayang dikonsumsi. Secara garis
besar pendapatan dapat didefenisikan sebagai jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan
hutang dan modal. Dalam menghitung nilai pendapatan menurut cara
pengeluaran adalah penting untuk membedakan dengan sebaik-baiknya
diantara barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi. Tindakan itu
perlu dilakukan seperti telah dikatakan untuk menghindari perhitungan dua
kali atas abrang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dan dihitung
pendapatan.22
4. Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi warga masyarakat yang
tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok yang layak
bagi kemanusia. Kemiskinanmerupakan masalah dalam pembangunan yang
ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian
22Aristanti Widiyaningsih, Mengasah Kemampuan Ekonomi,( Bandung: Citra Raya,2007),
Hlm. 143
14
meningkatmanjadi ketimpangan.23 Tidak sedkit penjelasan mengenai sebab-
sebab kemiskinan.kemiskinan masal yang terjadi dibanyak negara yang baru
saja merdeka. Perang dunia ke II memfokuskan pada keterbelakangan dari
perekonomian negara tersebut sebagai akar masalahnya.
Penduduk negara tersebut miskin karena menggantungkan diri pada
sektorpertanian yang subsistem,metode produksi yang tradisional, yang
seringkali dibarengi dengan sikap apatis terhadap lingkungan. Penyebab
kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, pertama secara mikro, kemiskinan
muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang
menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.penduduk miskin hanya
memiliki sumberdaya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya
manusia. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah berarti produktivitasnya
rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendah kualitas sumberdaya
manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung,
adanya diskriminasi, atau karena keturunan, ketiga, kemiskinan muncul akibat
perbedaan akses dalam modal.
1. Indikator Kemiskinan
23Ahmad Imaluddin, Dkk, (“Implrmtasi Program Kelompok Usaha Brsama (KUBE) Dalam
Pmberdayaan Fakir Miskin Binaan Dinas Sosial Wilayah Kcamatan Samarinda Utara Di Kota
Samarinda” ) Ejournal Adaministrative Reform,2016,4(3):351-362 ISSN 238-7637
15
Menurut Anwar sebagaimana dikutip oleh Theresia
Ngutra,kemiskinan dapat digolongkan dalam empat jenis yaitu kemiskinan
absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan stuktural, dan kemiskinankultural.
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kemiskinan absolut
Merupakan tingkat ketidakberdayaan individu atau masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan minimum melaui pangan, sandang, kesehatan,
perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja
1) Kemiskinan relatif adalah terkait dengan kesenjangan distribusi
pendapatan dengan rata-rata distribusi dimana pendapatannya berada pada
posisi diatas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dibanding
pendapatannya masyarakat sekitarnya
2) Kemiskinan stuktural adalah kondisi miskin yang disebabkan
kebijakan pemerintah dalam pembangunan yang belum menjangkau seluruh
masyarakat sehingga menyebabkan kesenjangan pendapatan
3) Kemiskinan kulturalterkait dengan faktor sikap individu atau
masyarakat yang desebabkan oleh faktor budaya, seperti malas, boros, tidak
kreatif sehingga menyebabkan miskin.24
a) Penyebab Kemiskinan
24Theresia Ngutra, Pemenuhan Hak Kesejahteraan Sosial Bagi Masyarakat Miskin Di Kota
Makassar, 2017 Hlm. 8
16
Masalah kemiskinan terjadi bukan hanya begitu saja, namun
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Suharto sebagaimana dikutip oleh
Theresia Ngutra, kemiskinan diakibatkan oleh empat faktor antara lain:
1) Faktor Individual
Terkait dengan aspek patologis,termasukkondisifisik dan psikologis
simiskin. Orang miskin disebabkan oleh perilaku, pilihan, atau kemampuan
dari simiskin itu sendiri dalam menghadapi kehidupannya.
2) Faktor Sosial
Kondisi-kondisi lingkungan sosial yang menjadi miskin. Misalnya,
diskriminasi berdasarkan usia,gender, etnis yang menyebabkan seseorang
menjadi miskin. Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi sosial dan ekonomi
keluarga miskin yang biasanya menyebabkan kemiskinan antargenerasi.
3) Faktor Kultural
Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor
ini secara khusus sering menunjuk pada konsep “kemiskinan kultural” atau
“budaya kemiskinan” yang menghubungkan kemiskinan dengan kebiasaan
hidup atau mentalitas.
4) Faktor Stuktural
17
Menunjuk pada stuktur atau sistem yang tidak adil, tidak sensitif dan
tidak Accessible sehingga menyebabkan orang atau sekelompok orang
menjadi miskin.25
b) Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Lukman Sutrisno sebagaimana dikutip oleh Theresia Ngutra, model
pemberdayaan dalam pengentasan kemiskinan antara lain:
1) Pemerintah dan pihak luar (LSM) dalam menggunakan model
pemberdayaan harus mengarahkan pada proses tranformasi hubungan
antara kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan politik di wilayah yang
bersangkutan
2) Model pemberdayaan mensyaratkan pula penghapusan
pendekatan masa mengambang seperti yang terjadi pada masa orde
baru. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi rakyat dalam
membangun kehidupan politik pedesaan;
3) Model pemberdayaan hanya dapat dilaksanakan dengan
baikapabila digerakan atau ditulang-punggungi oleh kelas intelektual
desa:
4) Pembangunan masyarakat pedesaan hanya akan efektif apabila
desa mampu mengaktualisasiakan modal yang dapat dipergunakan
untuk membiayai pembangunan secara mandiri.26
25Ibid, Hal. 9
26Ibid, Hlm. 10
18
5. Pemberdayaan masyarakat
Pengertian pemberdayaan dapat dipahami melalui pendekatan
pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development)
yang bertujuan untuk mencapai kemandirian masyarakat.Penempatan aspek
manusia dalam pendekatan ini adalah sebagai fokus utama dan sumber utama
pembangunan, sehingga masyarakat tidak hanya dipandang sebagai obyek
pembangunan tetapi sekaligus subyek atau pelaku utama pembangunan dan
peran pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator yang memfasilitasi
tumbuhnya prakarsa dan kemandirian masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Bookman dan Morgen
sebagaimana dikutip oleh Satrya Wulan Darmayanti,mengatakan bahwa
pemberdayaan sebagai konsep yang sedang populer mengacu pada usaha
menumbuhkan keinginan pada seseorang untuk mengaktualisasikan diri,
melakukan mobilitas keatas, serta memberikan pengalaman psikologis yang
membuat seseorang merasa berdaya.27
6. Tujuan pemberdayaan masyarakat
Pada bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa “pemberdayaan”
merupakan implikasi dari strategi pembangunan yang berbasis pada
masyarakat (people centered development). Terkait dengan hal ini,
27Satrya Wulan Darmayanti, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Dinas Pertanian Kota
Surabaya Dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat Sasaran Penerima Program Urban Farming
Budidaya Lele Di Kelurahan Pakis,Program Studi Ilmu Adminsitrasi Negara, FISIP, Universitas
Airlangga, 2015 ISSN 2303 - 341X , Hlm. 3
19
pembangunan, apapu pengertian yang diberikan terhadapnya, selalu merujuk
pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu hidup manusia, baik
secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial-budaya-nya.
Mengacu kepada konsep-konsep diatas, maka tujuan pemberdayaan
meliputi beragam upaya perbaikan sebagai berikut:
a. Perbaikan Pendidikan (Better Education) dengan arti bahwa
pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan yang lebih
baik. Perbaikan pendidikan yang dilakukan melalui pemberdayaan, tidak
terbatas pada perbaikan materi, perbaikan metoda, perbaikan yang
menyangkut tempat dan waktu, serta hubugan fasilitator dan penerima
manfaat, tetapi yang lebih penting adalah perbaikan pendidikan yang mampu
menumbuhkan semangat belajar seumur hidup.
b. Perbaikan Aksebilitas (Better Accebility)
Dengan tumbuh dan berkembangnya semangat belajar seumur hidup,
diharapkan akan memperbaiki aksebilitasnya, utamanya tentang
aksesbilitasnya dengan sumber informasi/iovasi, sumber pembiayaan, peyedia
produk dan perlatan, lembaga pemasaran.28
c. Perbaikan Tindakan (Better Action)
28Tatok mardikanto dan poerwoko soebiato, pemberdayaan masyarakat dalam prespektif
kebijakan publik, 201 Hlm. 111
20
Degan berkebal perbaikan pendidikan dan perbaikan aksesibiltas
denga beragam sumber daya yang lebih baik, diharapkan akan terjadi
tindakan-tindakan yang semakin baik.
d. Perbaikan Bisnis (Better Business)
Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibilitas,
kegiatan, dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis
yang dilakukan.
e. Perbaikan Kelembagaan (Better Institution)
Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapakan
akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan
usaha.
f. Perbaikan Pendapatan (Better Income)
Dengan terjadinya bsinis yang dilakukakan, diharapkan akan dapat
memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga
dan masyarakatnya.
g. Perbaikan Lingkungan (Better Environment)
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan
(fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oelh
kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
h. Perbaikan Kehidupan (Better Living)
21
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik,
diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
masyarakatnya.
i. Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan (
fisik dan sosial ) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan
masyarakat yang lebih baik pula.29
7. Indikator pemberdayaan masyarakat
Agar para fasilitator mengetahui focus dan tujuan pemberdayaan,
maka perlu diketahui berbagai indicator yang dapat menunjukkan seseorang
itu berdaya atau tidak, sehingga ketika pendampingan sosial diberikan,
segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari
penerima manfaat perubahan (keluarga miskin) yang perlu dioptimalkan.
Terkait dengan pemberdayaan masyarakat, keberhasilannya dapat
dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi,
kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan
politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan,
yaitu :
a. kekuasaan di dalam: meningkatnya kesadaran dan keinginan untuk
berubah
29Ibid, Hlm. 112
22
b. kekuasaan untuk: meningkatnya kemampuan individu untuk berubah
atau meningkatnya kesempatan unutk memperoleh akses
c. kekuasaan atas: kekuasaan atau tindakan individu untuk menghadapi
hambatan-hambatan tersebut
d. kekuasaan dengan: meningkatnya solidaritas atau tindakan bersama
dengan orang lain untuk menghadapi hambatan-hambatan sumber dan
kekuasaan pada tingkat rumahtangga masyarakat dan makro
8. Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok wargaatau
keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga yang
dibina melalui kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan kegiatan
kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan
sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Proses
Pengembangan Kelompok Usaha Bersama. Kelompok Usaha Bersama
ditumbuh kembangkan melalui Program Bantuan Kesejahteraan Fakir
Miskin, yaitu berupa:
a. Pelatihan keterampilan berusaha, untuk meningkatkan kemampuan
praktis berusaha yang disesuaikan dengan minat dan ketrampilan, pemasaran
dan pengembangan hasil usahanya.
b. Pemberian bantuan stimulan sebagai modal kerja atau berusaha
yang disesuaikan dengan keterampilan.
23
c. Pendampingan, mempunyai peran sangat penting bagi keberhasilan
dan berkem-bangnya Kelompok Usaha Bersama.30
9. Kategori Perkembangan KUBE
Kategori perkembangan KUBE didasarkan pada penilaian terhadap
sejumlah indikator yang mencakup bidang kelembagaan, sosial, dan ekonomi
yaitu:
a. Bidang Kelembagaan
1) Jumlah anggota KUBE
2) Kinerja Organisasi sesuai struktur dan pembagian tugasnya
3) Pengadministrasian kegiatan seperti buku daftar anggota
kelompok, buku tamu, buku kegiatan, buku kas/ keuangan, buku
inventaris, buku simpan pinjam dan lainnya.
b. Bidang Sosial
1) Kuantitas dan kualitas pertemuan anggota
2) Besarnya dan pemanfaatan Iuran Kesetiakawanan Sosial (IKS)
3) Tingkat kesetiakawanan sosial anggota
4) Tingkat partisipasi sosial anggota dalam UKS.31
c. Bidang Ekonomi
30M. Achmad Subing “Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kelompok Usaha
Bersama Serta Dampaknya Terhadap Pendapatan Dan Pengentasan Kemiskinan di Provinsi
Lampung”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 3 No. 2 April : 160-177, 2013, Hal: 165 31Andi Azhar Mustafa, Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin
(Kube-Fm) Di Kota Makassar,Ilmu Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
universitas hasanuddin makassar, 2015 Hlm. 28
24
1) Kuantitas dan kualitas pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif
(UEP)
2) Optimalisasi/ kreatifitas pendayagunaan potensi dan sumber
sumber ekonomi
3) Besarnya kontribusi terhadap penumbuhkembangan LKM/
Baitumal atau koperasi
4) Jaringan kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak yang dapat
mempercepat keberhasilan KUBE
5) Transparansi dan akuntabilitas
Berdasarkan indikator di atas, maka kategori perkembangan KUBE
dikelompokkan sebagai berikut:
a. KUBE tumbuh, apabila memenuhi 1 sampai 6 indikator
b. KUBE berkembang, apabila memenuhi 7 sampai 9 indikator
c. KUBE mandiri, apabila memenuhi 10 sampai 12 indikator
10. Tahapan Kegiatan KUBE-FM
Berdasarkan pedoman KUBE dari kementerian sosial yang
menjelaskan tentang Pengelolaan KUBE memiliki beberapa tahapan kegiatan
dalam rangka pencapaian tujuan KUBE, yaitu:
a. Tahap Persiapan, kegiatan pada persiapan terdiri dari:
25
1) Pemetaan sosial khususnya yang terkait dengan kemiskinan
2) Orientasi dan observasi
3) Registrasi dan identifikasi
4) Perencanaan program pelaksanaan
5) Bimbingan pengenalan masalah, bimbingan motivasi, dan
evaluasi persiapan (oleh aparat desa/kelurahan, petugas pendamping,
Pembina fungsional)
b. Tahap Pelaksanaan, kegiatan pada tahap ini meliputi:
1) Sosialisasi program kepada masyarakat
2) Seleksi dan pembentukan kelompok (Kelompok sasaran)
3) Bantuan Stimulan/ bantuan anggara.
4) Pemilihan/ kesesuaian jenis usaha dan bantuan
5) Penyaluran bantuan modal usaha
6) Pelatihan keterampilan usaha/ kerja bagi anggota KUBE
7) Pendampingan dan monitoring
c. Tahap pengembangan usaha, kegiatannya meliputi:
1) Bimbingan sosial
2) Bimbingan pengembangan usaha dan perluasan jaringan
3) Pemberian bantuan pengembangan usaha
4) Pendampingan
26
5) Monitoring
6) Evaluasi
d. Tahap kemitraan usaha, kegiatan pada tahap ini meliputi:
1) Inventarisasi sumber-sumber yang ada (sumber daya
alam,sumber daya ekonomi, sumber daya sosial, dan sumber daya
manusia
2) Membuat kesepakatan-kesepakatan
3) Pelaksanaan kemitraan usaha
4) Bimbingan kemitraan usaha
5) Perluasan jaringan kemitran usaha dalam rangka memperluas
pemasaran serta mengakses permodalan
6) Monitoring
7) Evaluasi
e. Tahap terminasi, dilakukan sebagai tahap pengakhiran
pemberdayaan dengan ketentuan:
1) KUBE sudah mandiri
2) Kegiatan KUBE menyalahi atura.32
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.2 tinjauan pustaka
32 Ibid, Hlm. 29
27
No Penulis/Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
1 Marselinus Bin
Hendrikus/2016.33
Implementasi
kebijakan
penanggulanagn
kemiskinanmelalui
program
pemberdayaan
fakir miskin
melalui kelompok
usaha bersma di
kecamatan
nunukan
Kualitatif Implementasi
program Kelompok
Usaha Bersama
mengalami beberpa
hambatan yang
menyebabkan
banyaknya KUBE
yang tidak berjalan
bahkan bubar. Adanya
jenis usaha yang tidak
berjalan karena
mengalami kendala
pemasaran, kelompok
yang bubar karena
anggota kelompok
dalam mengelola dana
dan usaha serta
jumlah pendamping
yang sangat terbtas
33Amanah Aida Qur’an, Pemberdayaan Masyarakat Pada Pendekatan Kelompok Usaha
Bersama ( KUBE ) Studi Pada KUBE Kaligondong Purbalingga Jawa Tengah
28
sedangkan kelompok
yang harus didamping
banyak sehingga tidak
optimal dalam
memberikan
pendampingan.
2 Amanah Alda
Qur’an/2017
Pemberdayaan
masyarakat pada
kelompok usaha
bersama ( Studi
pada KUBE
Kaligodong
purbalingga Jawa
Tengah )
Kualitatif Masyarakat terlibat
dalam suatu program,
akan tetapi
sesungguhnya
keterlibatan mereka
dilandasi oleh suatu
dorongan mental,
psikologis, disertai
konsekuensi
keikutsertaan yang
memeberikan
kontribusi dalam
program tersebut.
Sehingga sulit untuk
mampu berkelanjutan.
29
Penekanan hanya
pada aspek ekonomi
juga menjadi
penyebab hilangnya
tujuan dari
pemberdayaan
masyarakat dalam
KUBE itu sendiri.
3 Mutiara
Pertiwi/2018.34
Analisis
efektivitas
kelompok usaha
bersama sebagai
program
pemberdayaan
rakyat miskin
perkotaan ( studi
kasus di
Kecamatan
Pesenggrahan,
Kuantitatif Berdasarkan hasil
pendugaan dengan
model regresi
diperoleh kesimpulan
bahwa faktor-faktor
yang secara nyata
memepengaruhi
keberhasilan KUBE
pada taraf nya 5
persen.
Kebijakan pemerintah
34Mutiara Pertiwi, Analisis Efektivits Kelompok Usaha Bersama Sebagai Program
Pemberdayaan Rakyat Miskin Perkotaan, Program Studi Ekonomi Pertanian Dan Sumberdaya
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2008, Hlm
30
Jakarta Selatan ) saat ini masih bersifat
top-down sehingga
bantuan yang diterima
masih belum
sepenihnya dapat
dimanfaatkan secara
optimal.
4 Febriana Permata
Ika/2015.35
Pemberdayaan
keluarga melalui
kelompok usaha
bersama ( KUBE )
srikandi
Kualitatif Penyelenggaraan
pemberdayaan
kelurga melalui
KUBE srikandi di
dusun gamol,
Belacatur, Gamping,
Sleman menjadi
beberapa tahapan
yaitu: (a)tahap
perencanaan yang
meliputi tahap
penayadaran,
35Febriana Permata Ika, Pemberdayaan Keluarga Melalui Kelompok Usaha Bersama (
KUBE ) Srikandi Di Dusun Gamol, Desa Belacatur, Gampung, Sleman Yogyakarta,Program Studi
Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015,
Hlm.104
31
identifikasi
kebutuhhan,
perumusan tujuan,
penentuan narasumber
teknis, penentuan
materi pemberdayaan
keluarga, dan
pengadaan saran dan
prasarana, (b)
pelaksanaan program
pemberdayaan
keluarga di KUBE
srikandi didasarkan
pada hsil identifikasi
kebutuhan anggota.
(c) evaluasi kegiatan
KUBE srikandi
dilakukan dengan cara
diskusi dan tanya
jawab.
32
5 Andi Azhar
Mustafa/2015.36
Efektivitas
Program
Kelompok Usaha
Bersama Fakir
Miskin (Kube-
Fm)di Kota
Makassar
Kualitatif Makassar yang
dalam hal ini menjadi
tanggung jawab dan
wewenang Dinas
Sosial sebagai
pelaksana program
bisa dikatakan kurang
efektif. Hal ini
ditunjukkan dari
beberapa kendala
yang dihadapi oleh
Dinas Sosial
.Kendala-kendala
tersebut antara lain
kurangnya jumlah
bantuan dana yang
diperuntukkan untuk
36Andi Azhar Mudtafa, Efektivitas Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE-FM) Di
Kota Makassar.
33
penerima bantuan
program KUBE-FM,
proses penyuluhan
keterampilan berusaha
kepada masyarakat
penerima
bantuan KUBE-FM
yang dilakukan oleh
pihak dinas sosial
tidak
berkesinambungan,
proses pendampingan
sebagai salah satu
instrument
penting dalam
menjaga
keberlangsungan
usaha dari setiap
kelompok penerima
bantuan dinilai jauh
dari kata efektif, hal
34
ini disebabkan tidak
adanya pendamping
khusus dari setiap
kecamatan untuk
program KUBE
ataupun pendamping
untuk
setiap KUBE-FM
Perbedaannya pada penelitian ini adalah bahwa penulis ingin berfokus
menganalisis efektivitas kelompok usaha bersama (KUBE) dalam
pemberdayaan masyrakat miskin di Kota Jambi.
35
H. Kerangka Berpikir
Skema 1.1 Kerangka Berpikir
Efektivitas KUBE
di Kota Jambi Efektivitas
KUBE dalam
pemberdayaan
masyarakat
miskin
Organisasi
KUBE
Rakyat miskin di
Kecamatan
Telanaipura, Kota
Jambi
36
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini yang
akan diamati adalah efektivitas kelompok usaha bersama (KUBE) dalam
pemberdayaan masyarakat miskin.
B. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis datayang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian
atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan.Data primer
tidak diperoleh melalui sumber perantara atau pihak kedua dan
seterusnya.37Untuk memperoleh data primer ini penulis melakukan
survey/obsevasi dan wawancara secara langsung.
37Tim penyusun, “Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi)”, Cetakan Kedua, (Jambi: Syariah
Press, April 2014), Hal: 34
37
a. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung yaitu melalui sumber perentara. Data ini diperoleh
dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat asli, karena
sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.38 Data penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan
pendamping, pengurus dan anggota KUBE yang terkait dengan Analisis
Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam Penyaluran Bantuan
Dinas Sosial di Kota Jambi.
3. Informan
a. Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Kota Jambi
b. Pendamping Kelompok Usaha Bersama ( KUBE ) Kota Jambi
c. Masyarakat yang terlibat dan menjadi anggota KUBE.
C. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu berperan secara aktif melihata langsung pelaksanaan
program Kelompok Usaha Bersama (KUBE ) Kota Jambi, meliputi sumber
38Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi)”, Cetakan Kedua, (Jambi: Syariah
Press, April 2014), Hal: 34-35
38
daya manusia, program KUBE, penyelenggaraan program peberdayaan
masyarakat, dan faktor penghambat.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara yang digunakan untukdata-data yang bersifat
kepustakaan, yaitudengan mendokumentasikan bukti-bukti yang berkaitan
yang didapat dari bukudan jurnal guna mendapatlandasan teori dan
implementasinya.
3. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian, Dalam hal ini, pertanyaan
yang di ajukan berhubungan dengan permasalahan yang akan di teliti, peneliti
menggali sebanyak mungkin data yang terkait dengan masalah program
pemberdayaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok
Usaha Bersama Kota Jambi.
D. Setting dan Subejek Penelitian
Setting dan subjek penelitian ini berada di Kota Jambi. Sedangkan subjek
penelitian merupakan orang atau individu atau kelompok yang dijadikan untuk atau
satuan (kasus) yang diteliti.39 Adapun teknik sampling yang digunkana pada
penelitian kualitatif ada dua yaitu, purposive sampling dan snowball smpling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
39 Sanapiah Faisal, format-format penelitian sosial, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm.109
39
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu misalnya peneliti memilih ketau
organisasi sebagai orang yang dianggap tahu sehingga memudahkan peneliti
menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data yang pada awal jumlahnya sedikit lama-lama
menjadi besar. Hal ini dilakukan karena jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut
belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi
yang dapat digunakan sebagai sumber data40.
Pada penelitian ini menggunakan gabungan kedua teknik tersebut, yaitu
teknik purposive sampling dan snow ball sampling dengan cara yaitu memilih orang
tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel lainnya yang
dipertimbangkan akan memberikan data yang lengkap. Alas an peneliti menggunakan
teknik tersebut agar informasi yang disajikan lengkap serta mampu memberikan data
yang memuaskan.
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Miles dan Hubermansebagaimana dikutip oleh Sugiyono
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
40 Ibid, hlm. 219
40
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: Data
Reduction, Data Display, Data Drawing/Verification.41
Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
a. Data reduction (Data Reduksi)
Menurut Mattew dan Micheal sebagaimana dikutip oleh Hamid
Patilima adalah sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini berlangsung terus-
menerus selama penelitian.42 Makna dari pada tahap ini peneliti merekam atau
mencatat data lapangan kemudian ditafsirkan atau diseleksi masing-masing
data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
b. Data Display ( Penyajian Data )
Setelah data reduksi maka langkah selanjutnya adalah display data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan,hubungan antar kategori, flowehart dan sebagainya. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam peneltian kualitatif
adalah teks yang bersifat naratif.43
41Sugiyono,Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Hlm334. 42Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-4 ( Bandung: Alfabeta,2013 ), Hlm.
100 43Ibid,Hlm.339
41
c. Consclusion Drawing/Verification,
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.44
d. Triangulasi Data
Menurut Lexy J. Moleong adalah triangulasi teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau suatu perbandingan terhadap data itu.45Teknik
triangulasi pada penelitian kuakitatif dimanfaatkan sebagai pengecekan
keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil antara wawancara peneliti
dengan informan kunci dan hasil wawancara dengan bebrapa orang informan
lainnya, kemudian peneliti mengomfirmasikan dengan studi dokumentasi yang
berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti di lapangan
sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin.
44Ibid,hlm.343 45Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 200),
Hlm. 330
42
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pemahaman dalam pembahasan ini, penulis membuat
sistematika penulisan terdiri dari:
BAB I Dalam bab ini, memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
danmanfaat penelitian, batasan masalah, kerangka teori dan tinjauan
pustaka.
BAB II Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi tempat
penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, analisis data serta sistematika penulisan.
BABIII Bab ini menguraikan perihal gambaran umum mengenai Lembaga
Dinas Sosial dan Kelompok Usaha Bersama ( KUBE ) di Kota Jambi
BAB IV Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh
penulis
BAB V Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian
dansaran-saran sebagai masukan bagi program Kelompok Usaha
Bersama ( KUBE ) di kota jambi.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Jambi
Kota Jambi berdiri pada tanggal 28 Mei 1401 dan dibentuk sebagai
pemerintah daerah otonom kotamadya berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatra
Utara 103/1946, tanggal 17 Mei 1946. Kemudian ditingkatkan menjadi kota besar
berdasarkan Undang-undang nomor 9 tahun 1956 tentang pembentukan daerah
otonom kota besar dalam lingkungan daerah provinsi Sumatra Tengah. Kemudian
Kota Jambi resmi menjadi ibukota Provinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957
berdasarkan undang-undang nomor 61 tahun 1958.
Kota Jambi adalah sebuah kota di indonesia sekaligus merupakan ibu kota
Provinsi Jambi, Indonesia.Kota Jambi di belah oleh sungai Batanghari, kedua
kawasan tersebut terhubung oleh jembatan yang bernama jembatan Aur Duri.
Lambang Kota Jambi berbentuk perisai dengan bagian yang meruncing dibawah
dikelilingi tiga garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau, dan
bagian kuar putih. Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih
lebar dan didalamnya tercantum tulisan “ Kota Jambi” yang melambangkan nama
daerah dan diapit oleh dua bintang tersudut lima berwarna putih. Itu melambangkan
kondisi kehidupan sosial masyarakat jambi yang terdiri atas berbagai suku dan
agama, memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
44
1. Wilayah Kota Jambi
Kota Jambi dengan luas wilayah kurang lebih 205.38 km2(berdasarkan UU
No.6 tahun 1986) terletak pada koordinat:
Tabel 1.3 Letak koordinat Kota Jambi
01
30’
2.98”
01
7’
1.0”
Lintas Selatan
103
40’
1.6”
103
40’
0.23”
Bujung Timur
Koordinat tersebut menunjukkan keberadaan Kota Jambi yang terletak di
tengah-tengah pulau Sumatra. Secara geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian
barat cekungan Sumatra bagian selatan yang disebut sub-cekungan Jambi, yang
merupakan dataran rendah di Sumatra Timur.
Kota Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m diatas permuakaan laut.
Bagian bergelombang terdapat di Utara dan Selatan kota, sedangkan daerah rawa
terdapat disekitar aliran sungai batanghari, yang merupakan aliran sungai terpanjang
dipulau Sumatra dengan panjang kurang lebih 1.700 km, dari danau atas-danau
bawah (Sumatra Barat) menuju selat berhala (1 km yang berada di wilayah kota
45
jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500m. Selama tahun 2013 rata-rata suhu dikota
jambi berkisar antara 26,0’C sampai 27,7’C. Dengan suhu maksimum 34,9’C yang
terjadi pada bulan Juni dan suhu minimum 21,2’C terjadi pada bulan Agustus s/d
Sepetember.
Kecepatan angin di tiap bulan hampir merata antara 16 knots hingga 28 knots.
Sedangkan rata-rata kelembapan udara berkisar 80%-86%.46
Semboyan Kota Jambi adalah Tanah Pilih Pesako Betuah secara filosofi
mengandung pengertian bahwa Kota Jambi sebagai pusat pemerintahan kota
sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi, kebudayaan, mencerminkan jiwa
masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik, individu, keluarga, dan kelompok maupun
secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat
istiadat dan hukuk adat-adat istiadat dan hukum serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
A. Pendidikan
Saat ini terdapat beberapa perguruan tinggi di Kota Jambi di antaranya47:
a. Universitas Jambi
b. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
c. Universitas Batanghari
46 http://id.m.wikipedia.org 47 Nisn.jardiknas.org Data Siswa.
46
d. Universitas Terbuka Jambi
e. Dan beberapa perguruan tinggi swasta lainnya.
pendidikan SD atau MI
Negeri dan
Swasta
SMP atau
MTS Negeri
dan Swasta
SMA, MA,
SMK
Negeri dan
Swasta
Perguruan
Tinggi
Jumlah
satuan
296 88 88 24
B. Kesehatan
Beberapa rumah sakit di Kota Jambi diantaranya adalah48:
a. RS Dr Bratanata
b. RSUD Raden Mattaher
c. RSUD H Abdul Manap
d. RS Pertamina Baiturahim
e. RS Royal Prima
f. RSIA Annisa
g. RS Siloam Hospitals
h. RS Mayang Medical Centre
i. RS Kmabang
j. RS Bhayangkara
C. Kecamatan
a. Danau Teluk
b. Jambi Selatan
48 Tiga RS di Kota Jambi Dapat Pujian
47
c. Jambi Timur
d. Jelutung
e. Kota Baru
f. Pasar Jambi
g. Pelayangan
h. Telanaipura
i. Alam Barajo
j. Danau Sipin
k. Paal Merah
D. Pemekaran Daerah
a. Jambi Timur Utara
b. Jambi Timur Tengah
c. Jambi Timur Selatan
d. Jambi Timur Barat
e. Jambi Timur
2. Visi dan Misi
a. Visi
Berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki Dinas Sosial (DINSOS) kota
jambi saat ini dan harapan yang akan diwujudkan dimasa yang akan datang maka visi
Dinsos kota jambi adalah terwujudnya Kota Jambi sebagai pusat perdagangandan jasa
berbasis masyarakat yang berakhlak dan berbudaya.Maksudnya dari pernyataan visi
48
tersebut yaitu mewujudkan pelaksanaan pelayanan sosial yang mengutamakan
kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan daerah.
Pernyataan visi Dinas Sosial Kota Jambi sepenuhnya mengacu pada
pernyataan visi pemerintah kota jambi. Hal ini dapat dipahami mengingat dinas sosial
kota jambi merupakan bagian integral dari pemerintah kota jambi. Visi dinas sosial
Kota Jambi sepenuhnya mendukung pemenuhan visi pemerintah kota jambi untuk
mencapai visi, perlu ditunjang oleh nilai-nilai yang telah berkembang dan hidup
dalam suatu organisasi sebagai pendorongsemangat untuk berkarya dan berkasa,
sekaligus merupakan pedoman yang diyakini serta harus dihayati dan amalkan dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Visi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2) Membangun kemandirian dan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan
sosial.
3) Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dalam bingkai kearifan lokal.49
Tabel. Penetapan Penerima Stimulan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) Program
Penanganan Fakir Miskin Kota Jambi
No Nama Kube Kel./Kec. Jenis usaha
1 KUBE FM
SEKOJA
Rt. 10 Kel. Arab
Melayu kec.
Payangan
Aneka makan ringan
2 KUBE FM RT. 08 kel. Arab Kaos sablon dan oleh-oleh
49 Dinsos.jambikota.go.id
49
TUNAS
MANDIRI
Melayu kec.
Pelayangan
3 KUBE FM AR-
RAHMAN
RT. 10 kel. Arab
Melayu kec.
Pelayangan
Aneka kue-kue tradisional dan
jajanan pasar
4 KUBE FM
PUTRA JAYA
RT. 07 kel. Arab
Melayu kec.
Pelayangan
Percetaan dan foto
5 KUBE FM
PERMATA
RT.12 kel. Arab
melayu kec.
Pelayangan
Aneka makakan ringan
6 KUBE FM
AYUNDA
RT.05 kel.
Mudung laut
kec. Pelayangan
Aneka makanan ringan kripik
7 KUBE FM
MELATI
RT. 03 kel.
Mudung Laut
kec. Pelayangan
Usaha kerupuk ikan
8 KUBE FM AN-
NAJAH
RT.03 kel.
Tanjung Johor
kec. Pelayangan
Aneka makanan ringan
9 KUBE FM
CAHAYA
HATI
RT. 02 tanjung
Johor kec.
Pelayangan
Aneka makanan ringan kripik
10 KUBE FM
JOHOR BARU
RT.05 kel.
Tanjung Johor
kec. Pelayangan
Aneka makanan ringan kripik
11 KUBE FM
SYUKUR
RT. 02 kel.
Tanjung pasir
kec danau teluk
Aneka makanan ringan
12 KUBE FM
BAROKAH
RT.07 kel. Ulu
gedong kec.
Danau teluk
Keripuk ikan
13 KUBE FM
AMANAH
RT. 07 kel. Ulu
Gedong kec.
Danau teluk
Cucian motor dan karpet
14 KUBE FM
HIKMAH
RT. 07 kel. Ulu
Gedong kec.
Danau teluk
Aneka makanan ringan
15 KUBE FM
SAKINAH
RT. 02 kel.
Tanjung pasir
kec danau teluk
Usaha kerupuk bakar
16 KUBE FM AR- RT. 02 kel. Aneka makanan ringan
50
RAHMAH Tanjung pasir
kec danau teluk
kerupuk bakar
17 KUBE FM AN-
NUR
RT.05 kel.
Tanjung Johor
kec. Pelayangan
Aneka makanan ringan
18 KUBE FM
JAYA
BERSAMA
RT.05 kel.
Tanjung Johor
kec. Pelayangan
Percetaan dan komputer
19 KUBE FM
SEJAHTERA
RT. 10 kel. Arab
Melayu kec.
Pelayangan
Laundry
20 KUBE FM
MAWADDAH
RT. 08 kel.
Tanjung raden
kec. Danau teluk
Kerajinan batik tulis dan cap
21 KUBE FM
BERINGIN
RT. 10 kel.
Beringin kec
pasar jambi
Aneka makanan
22 KUBE FM
MUTIARA
RT. 07 kel.
Sungai asam
kec. Pasar jambi
Aneka kue dan makanan
23 KUBE FM
MURAI
RT. 01 kel,
pasar jambi kec.
Pasar jambi
Aneka makanan
24 KUBE FM
PUTRI GIOK
RT. 04 kel.
Orang kayo
hitam kec. Pasar
jambi
Aneka makanan
25 KUBE FM
SEJAHTERA
RT. 04 kel.
Orang kayo
hitam kec. Pasar
jambi
Aneka kue
26 KUBE FM
AUDURI 1
RT.11 Kel.
Penyengat
Rendah kec.
Telanaipura
Aneka makanan
27 KUBE FM
AUDURI II
RT. 09 kel.
Penyengat
rendah kec.
Telanaipura
Aneka makanan
28 KUBE FM
AUDURI III
RT.12 kel.
Penyengat
rendah kec.
Makanan ringan dan catering
51
Telanaipura
29 KUBE FM
PODOK
REZEKI
RT.12 kel.
Penyengat
rendah kec.
Telanaipura
Aneka makanan
30 KUBE FM
BULKEN
BAROKAH
RT. 09 kel.
Buluran kenali
kec. Telanaipura
Aneka kue
52
BAB IV
PEMBAHASAN
A. EfektivitasKelompok Usaha Bersama ( KUBE )
Penilaiefektivitassuatu program
perludilakukanuntukmengetahuisejauhmanadampakdanmanfaat yang dihasilkanoleh
program
tersebut.Karenaefektivitasmerupakangambarankeberhasilandalammencapaisasaran
yang ditetapkan.Melaluipenelitianefektivitasinidapatmenjadipertimbangankelanjutan
program tersebut.
Olehkarenaitusuatuorganisasi, program
dankegiatandikatakanefektifapabilatujuanatausasaran yang
dikehendakidapattercapaisesuaidenganrencanadandapatmemberidampak
,hasilataumanfaat yang diinginkankeberhasilansuatu program
dapatdiukurberdasarkanukuransuatuefektivitas.
Kelompokusahabersama (KUBE)
merupakansaranauntukmeningkatkanusahaekonomiproduktif(UEP)
khususnyadalammeningkatkanpendapatanuntukmengurangiangkakemiskinan,
sehinggamasyarakatmenjadisejahtera,
motivasiwargamiskinuntuklebihmajusecaraekonomidansosial,
meningkatkaninteraksidankerjasamadalamkelompok,
,mendayagunkanpotensidansumbersosialekonomilokal,
53
sertamemperkuatbudayakewirausahaan. Kegiatanusahadiberikandalambentukbantuan
modal
usahadansaranaprasaranaekonomi.Dalamhalinibahwauntuktercapainyakesuksesansuat
u program KUBE di suatudaerahataukecamatan,
harusmemenuhisemuaukuranefektivitas, dimanaefektivitasdapatdiukurdengan
4aspekdiantaranya:
1. KetepatanSasaran
Ketepatansasaranprogram yaitusejauhmanapeserta program
tepatdengansasaran yang sudahditentukansebelumnya.Dalam hal ini peserta anggota
program KUBE adalah masyarakat yang berpenpendapatan kurang lebih Rp.500.000,
Berdasarkan wawancara dengan inorman yaitu, ibu Misna Yunita, ibu Surati,
ibu Ermi, ibu Rts Kaltum selaku anggota KUBE di Kota Jambi analisis menunjukkan
hasil bahwa program KUBE dalam tentang sasaran program yang ditujukan kepada
masyarakat miskin secara umum telah terlaksana dengan baik, ini menunjukkan
bahwasanya faktor keefektivitasan organisasi atau program pada aspek ketepatan
sasaran menunjukkan adanya terdapat keefektivitasan program yang dijalankan.
Hal ini dibuktikan dengan pendapatan sebelum menjadi peserta program
KUBE di Kota Jambi.
Tabel1.8
pendapaatan peserta KUBE di Kota Jambi
No Nama KUBE Pendapatan sebelum
54
1 Abdillah Putra Jaya Rp. 400.000-500.000
2 Anita Amanah Rp.500.000
3 Farida Jaya Bersama Rp.500.000-600.000
4 Ermi An-Najah Kurang dari Rp.1.000.000
5 Misna Yunita Sakoja Rp.500.000
6 Musa Jaya Bersama RP.500.000
7 Riza Jufri Sakoja Kurang dari Rp.1.000.000
8 Surati Aur Duri II Rp.500.000
9 Syakinah Ar-Rahmah Rp.500.000
10 Yusnita Permata Kurang dari Rp.1.000.000
11 SitiRodiyah Ayunda Kurangdari Rp.1.000.000
12 Maisarah Johor Baru Rp.600.000
13 Yusnelly Beringin Rp.500.000
14 Tri Kurniawati PutriGiok Rp.500.000
15 RtsKaltum Aurduri I Rp.500.000
16 Nurbaya PondokRezeki Kurangdari Rp.1.000.000
Sumber: wawancarapeserta KUBE
2. Sosialisasi program
55
Sosialisasi program KUBE dilakukanolehDinasSosial Kota Jambi,
dalampelaksanaannyasejaktahun 201150dilaksanakannya program KUBE
DinasSosialmelakukansosialisasi program KUBE. Wawancara dengan ibu Farida,
bapak Riza Jufri, ibu Anita, ibumaisara penulis menyimpulkan bahwasosialisasi
program dilakukansetiaptahun. SelaindaripertemuanlangsungDinasSosial Kota Jambi
jugamemanfaatkan media elektronikdan media cetakdalam proses sosialisasi.
Tabel 1.9
Nama nama media sosialisasi program KUBE di Kota Jambi
No Media Nama Media Kegiatan Keterangan
1 Elektronik
sosialisasi
program
KUBE
terkait tujuan
KUBE
Sosialisasi
peluncuran
E-Wrung
KUBE di
Kota Jambi
50Wawancaradenganbapak Abdullah selakupimpinanpenanganankemiskinanDinasSosial Kota
Jambi
56
2 Cetak
bersama ibu
Dra,Hj.
Khofifah
Indar
Parawansa,
M.Si.
Sosialisasi program KUBE dalamupayamengurangikemiskinan di Kota Jambi
sebagianbesardilakukanolehpihak-
pihakDinasSosialbidangpenanganankemiskinan.Sosialisasitentangkegiatandilakukand
enganbekerjasamadenganantarlintassektoryaitudenganpemerintahDesadari Pak
Lurah, Pak RT .NamunpihakDinasSosialkurangmemanfaatkan media
sosialuntukmelakukansosialisasihaltersebutterlihatkurangaktifnyapihak yang
dalammembuatataumenulisartikel-artikeldisuatusitus, mulaidarikegiatan-kegiatan
yang
telahdilakukan.Sehinggamasyarakatcukupsulituntukmendapatkaninformasimengenaik
egiatan-kegiatanmengenai program KUBE.
3. Tujuan program
Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE didalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan meningkatnya kualitas
57
pangan, sandang, papan, kesehatan, tingkat pendidikan, dapat melaksanakan kegiatan
keagamaan dan meningkatnya penumbuhan kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya.
Berdasarkan wawancara dengan bapak Musa, ibu Yusnita, bapak Abdillah,
ibu Yusnelly penulis menyimpulkan bahwa selama mengikuti program KUBE
anggota masih dihadapkan oleh masalah-masalah minimnya pendapatan mereka,
sehingga mereka sulit untuk memperbaiki berbagai bidang baik bidang pangan,
sandang, papan mapaun pendidikan. Pada tujuan program dengan indikator
meningkatkan kemampuan anggota kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari belum berhasil dikarenakan pendapatan anggota selama mengikuti
program tidak berpengaruh besar dalam kehidupan mereka.
Tabel 2.0
Pendapatan peserta anggota KUBE per tiga bulan51
No Nama KUBE Sebelum Sesudah Tambahan
1 Abdillah Putra Jaya Rp.100.000
2 Anita Amanah Rp.120.000
3 Farida Jaya
Bersama
Rp.120.000
4 Ermi An-Najah Rp.150.000
5 Misna Yunita Sakoja Rp.140.000
6 Musa Jaya Rp.120.000
51Wawancarabersamapeserta KUBE Kota Jambi
58
Bersama
7 Riza Jufri Sakoja Rp.140.000
8 Surati Aur Duri II Rp.160.000
9 Syakinah Ar-Rahmah Rp.100.000
10 Yusnita Permata Rp.150.000
11 SitiRodiyah Ayunda Rp.160.000
12 Maisarah Johor Baru Rp.140.000
13 Yusnelly Beringin Rp.130.000
14 Tri
Kurniawati
PutriGiok Rp.140.000
15 RtsKaltum Aurduri I Rp.120.000
16 Nurbaya PondokReze
ki
Rp.150.000
Sumber: wawancarapeserta KUBE Kota Jambi
4. Pemantauan program
Pemantauan program yang
dimagsudadalahpengawasandanpengontrolanpelaksanaan program KUBE
dalammengurangikemiskinan di Kota Jambiataumenghasilkan informasi mengenai
kemajuan dan kaulitas pelaksanaan pelayanan dan program,mengidentifikasi masalah
dan potensimasalah dalam pelaksanaan pelayanan dan program,memberikan
penilaiaan terhadapkeberhasilan pelayanan dan program baik dari segi output,
59
manfaat maupun dampaknya, dan menjelaskan keberhasilan,kekurangan atau
kegagalan program pelayanan dan program.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Anita, ibu Emi, dan ibu Misna Yunita,
ibu Nurbaya, Siti Rodiyah penulis menyimpulkan bahwapemantauan dilakukan
sebanyak kurang lebih 4 kali dalam setahun, jadi setiap tiga bulan sekali Dinas Sosial
akan melakukan pemantauan program dengan agenda pelaporan data saja.
pemantauan program yang dilakukan belum efektif dengan pemantauan pihak Dinas
Sosial di karenkan anggota belum sepenuhnya diarahkan untuk sedikit lebih maju
dalam melakukan usaha yang dijalankan anggota misalkan pelatihan pemasaran dan
diarahkan dalam pembuatan sertifikasi halal, NPWP, serta PIRT sehingga produk-
produk yang di produksi oleh masing-masing KUBE lebih memeliki kepercayaan
para pembeli kalangan desa bahkan diluar desa.
Pada masing-masing aspek sudah dijelaskan dan disajikan secara sitematis
bahwasanya pada aspek pemantauan program belum efektif dalam menjalankan
program KUBE yakni mensejahterakan masyarakat di Kota Jambi, sehingga dapat di
simpulkan yang efektif dalam pelaksanaan program KUBE adalah aspek ketepatan
sasaran, sosialisasi program, tujuan program.
Daftar Informan Yang Di Wawancarai
60
Tabel 1.9
No Nama Umur Alamat Pendidikan
Terakhir
1 Misna Yunita 42 RT. 10 Kel. Arab
Melayu Kec.
Pelayangan
SD
2 Surati 38 RT. 11 Kel.
Penyengat Rendah
Kec. Telanaipura
SMP
3 Abdillah 52 RT. 7 Kel. Arab
Melayu Kec.
Pelayangan
SMP
4 Riza Jufri 36 RT. 10 Kel. Arab
Melayu Kec.
Pelayangan
SD
5 Farida 70 RT.08 Kel.Olak
Kemang Kec. Danau
Teluk
SD
6 Syakinah 62 RT.10 Kel. Arab
Melayu Kec.
SD
61
Pelayangan
7 Yusnita 45 RT. 05 Kel. Mundung
Lut Kec. Pelayangan
SMP
8 Anita 47 RT.07 Kel. Ulu
Gedong Kec. Danau
teluk
MTS
9 Musa 52 RT.08 Kel.Olak
Kemang Kec. Danau
Teluk
MTS
10 Erni 47 RT. 03 Kel. Tanjung
Johor Kec.
Pelayangan
SMP
11 SitiRodiyah 46 RT. 05 Kel.
MundungLautKec.
Pelayangan
SMP
12 Maisarah 45 RT. 05 Kel. Tanjung
Johor Kec.
Pelayangan
SD
13 Yusnelly 40 RT. 10 Kel.
BeringinKec. Pasar
Jambi
SD
62
14 Tri Kurniawati 46 RT. 01 Kel. Pasar
Jambi Kec. Pasar
Jambi
SMP
15 RtsKaltum 43 RT. 06 Kel.
PenyengatRendahKec.
Telanaipura
SMP
16 Nurbaya 45 RT. 12 Kel.
PenyengatRendahKec.
Telanaipura
SMP
Sumber: para anggota KUBE yang menjadi informan dalam penelitian
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkantemuanpenelitian yang telahdiuraikandalambabsebelumnya,
makadapatditarikkesimpulanbahwapelaksanaan program Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) dalampemberdayaanmasyarakatmiskin di Kota Jambi
belumsepenuhnnyaEfektif. Secaralebihjelasdapatindikator-indikatorsebagaiberikut:
1. Ketepatansasaran program KUBE
dalammengurangikemiskinantelahmencapaisasaranyaitumasyarakatmiskin.
2. Sosialisasi program KUBE
dalammengurangikemiskinantelahberjalandaritahun 2011
sampaidengansekarang.Sosiaisasi program KUBE maupunsosialisiasikegiatan
KUBE, hanyasajakurangoptimalkan media sosial.
3. Terdapattigaindikator yang digunakandalammenilaitujuan program
dalamhalinihanyasatu yang
tercapaiyaitumeningkatkankemampuananggotakelompokdalammengatasimasa
lah-masalahdalamkeluarganyamaupunlingkungansosialnya.
4. Pemantauan program yang
dilakukanbelumefektifdikarenakanpemantauanhanyaberpusatpadapelaporan
64
data sajatanpaadapendampinganlebihdalamartipendampingan demi
suksesnyausaha yang dijalankananggota-anggota KUBE di Kota Jambi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang dapat
diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
efektivitas program KUBE.
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk masyarkat
Hasil penelitian ini diharapakan menjadi pengetahuan untuk masyarakat agar
dapat mengetahui bagaimana keutamaan program yang dibuat pemerintah untuk
masyarakat sehingga tidak adanya kemiskinan yang terjadi masing-masing keluarga.
2. Untuk Anggota
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi para anggota agar
serius dalam menjalankan usaha yang dijalani sekarang yang sama sama dibangun
bersama pihak dinas sosial atau pihak pemerintah
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari permasalahan yang ada di
program KUBE dan mencari solusi permasalahan tersebut sehingga dapat berguna
dimasyarakat atas penelitian tersebut
65
C. Penutup
Berkatrahmat Allah SWT
makasampailahpenulispadaakhirdaripenulisanskripsiini.Perlukiranyapenuliskemukak
ansegenapdayatelahpenuliscurahkansecaramaksimaldalamskripsiini.Akhirnyadengan
mengucapkanAlhamdulillahirabbil ‘alaminpenulisbersyukurkhadirat Allah SWT,
selaluberdoasemogatulisaninidapat member manfaatbagipenulisdanpembaca yang
terhormat.Dan semogataufikhidayahnyamenyertaikitasemua.Amin.
Jambi, Agustus 2019
Penulis
Suwandi
EES150884
66
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
MuammilSun’andan Abdurrahman Senuk, “Ekonomi Pembangunan Daerah”,
(Jakarta:MitraWacana Media, 2015),
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam
ijakan Publik” Edisi Revisi, (Bandung : Alfabeta),
Imaduddin, Ahmad Sutadji dan Hartutiningsih, “Implementasi Program Kelompok
Usaha Bersama (Kube) Dalam Pemberdayaan Fakir
MiskinBinaanDinasSosial Wilayah Kecamatan Samarinda Utara Di Kota
Samarinda”, eJournal Administrative Reform, 4 (3): 351-362 ISSN 2338-
7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id, 2016
Handoyo, Eko dkk, “Studi Masyarakat Indonesia” (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2015)
Elly M.Setiady, Kama A.Hakam, Ridwan Effendi “Ilmu Sosial Budaya Dasar”, (
Jakarta: Kencana Prenamedia Group,2006)
Mukhtar, “MetodePraktisPenelitianDeskriptifKualitatif”, Cet. Ke-1 (Jakarta
:Referensi, 2013).
Una, Sayuti, “PedomanPenulisanSkripsi (edisirevisi)”, CetakanKedua, (Jambi:
Syariah Press, April 2014)
67
Irvan Jaya,Efektivitas Pengawasan Dewan Syariah ( DPS ) Pada Bank Tabungan
Negara Syariah,Skripsi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (
September 2010 ),
Peter Salim Dan Yenni Salim,Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Modern
English Press, 1995)
T. Handoko, Manejemen, ( Yogyakarta: Bpfe,198 )
Ahmad Imaluddin, Dkk, Implementasi Program Kelompok Usaha Bersama ( Kube )
Dalam Pemberdayaan Fakir Miskin Binaan Sosial Wilayah Kecamatan
Samarinda Utara Dikota Samarinda, Ejournal Administrative Reform,
2016,4( 3 ): 351-362 ISSN 238-7637
widiyaningsih, Aristanti mengasah kemampuan ekonomi,( bandung: citra raya,2007)
Ngutra, Theresia, Pemenuhan Hak Kesejahteraan Sosial Bagi Masyarakat Miskin Di
Kota Makassar, 2017
Satrya Wulan Darmayanti, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Dinas
Pertanian Kota Surabaya Dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Sasaran Penerima Program Urban Farming Budidaya Lele di Kelurahan
Pakis,Program Studi Ilmu Adminsitrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga,
2015 ISSN 2303 - 341X ,
M. Achmad Subing “Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kelompok
Usaha Bersama Serta Dampaknya Terhadap Pendapatan Dan Pengentasan
68
Kemiskinan di Provinsi Lampung”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 3 No.
2 April : 160-177, 201
Mustafa, Andi Azhar Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin
(Kube-Fm) Di Kota Makassar,Ilmu Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik universitas hasanuddin makassar
Qur’an , Amanah aida, pemberdayaan masyarakat pada pendekatan kelompok usaha
bersama ( KUBE ) studi pada KUBE kaligondong purbalingga jawa tengah
Pertiwi, Mutiara analisis efektivits kelompok usaha bersama sebagai program
pemberdayaan rakyat miskin perkotaan, program studi ekonomi pertanian
dan sumberdaya fakultas pertanian institut pertanian bogor
Ika, Febriana Permata Pemberdayaan Keluarga Melalui Kelompok Usaha Bersama (
KUBE ) Srikandi Di Dusun Gamol, Desa Belacatur, Gampung, Sleman
Yogyakarta,Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015
Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi)”, Cetakan Kedua, (Jambi:
Syariah Press, April 2014),
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Melati Ferianita Fachrul, Metode Sampling Bioekologi, 2007.
Sugiyono,metode penelitian kombinasi (mixed methods)
Hamid patilima, metode penelitian kualitatif, cet. Ke-4 ( bandung: alfabeta,2013 ),
69
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
200)