repository.ugm.ac.id · 2020. 1. 16. · antara lain Cina, Korea, Jepang, namun dalam pene11tian...
Transcript of repository.ugm.ac.id · 2020. 1. 16. · antara lain Cina, Korea, Jepang, namun dalam pene11tian...
•l '
CJ(JJ ,··· fJ.,.
~
UNSUR-UNSUR ASIA TIMUR DI BIDANG SOSIAL, EKONOMI,
BUDAYA DI JAWA TIMOR SEKITAR ABAD 13-15 MASEHI , - - -
OLEH :
SLAMET PINARDI
DIBIAYAI OLEH :
Proyek Pengembangan llmu dan Teknologl Direktorat Binlitabmas. Ditjen Dikti
Departemen Pendidikan dan Dengan Surat Kontrak PA,IAii1~iAn
No. 238/PIT/DPPM/335/1985 Tanggal 19~;Miltli
FAKULTAS SASTRA .,,~ONl'\TERStTA! GADJAH MA~A. ;
DEPARTEMEN PENOft!atf·-DAN·-K~BUO~YAAN 1 9 8 6
••
.J . ~
l
.,
1
BIDANG ILMU
SASTRA / FILSAF AT
PRAKATA 11
Dengan aengucap syukur kehadirat Tuhan IME atas
raldmlat dan karuni.a-Nya, laporan peneli tian ini. dapat
tersusun dengan lancar. Judul penelitian yang dipilih
adalah : Unsur-unsur Asia Timur Di Bidang Sosial, Eko
nomi, Budaya Di Jawa Timur Sekitar Abad: 13 - 15 Masehi.
Meskipun jangkauan Wilayah Asia Timur me11put1
antara lain Cina, Korea, Jepang, namun dalam pene11tian
ini penekanannya ditujukan pada unsur-unsur Cina. Hal
~ni disebabkan oleh kenyataan bahwa pada masa tersebut
hubungan antara Indonesia dan Cina tampak aenonjol. Hal
ini tentunya akan membawa pengaruh d1 berbagai aspek ke
hidupan masyarakat pada masa itu.
Penelitian terhadap pengaruh atau unsur-unsur
Cina d1 Jawa:Timur sekitar abad: 13- 15 Kasehi d1-
maksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh ter -
sebut d1 berbagai aspek kehidupan masyarakat saat itu.
Hal-hal yang menaorong ~nat penelitian didasarkan atas
penemuan berbagai benda yang berasal dari Cina d1 ber
bagai tempat di Indonesia, khususnya di.Jawa Timur. Ben
da-benda tersebut antara lain berupa keramik-keramik Ci
na dari beberapa dinasti serta temuan-temuan mata uang
Cina dalam j~lah yang cukup banyak yang sekarang ter
simpan di beberapa museum. D1 samping itu rupa-rupanya
pengaruh Cina tersebut juga telah meluas d1 bidang seni
area d1 Jawa Timur.
111
Dari basil penelitian 1n1 diharapkan dapat mem
beri manfaat bagi sejarah Indonesia umumnya dan sejarah
kebudayaan Indonesia khususnya dalam hubungannya dengan
negara-negara d1 kawasan. Asia Tenggara dan Asia.
Dalam pelaksanaan penelitian telah dijumpai be
berana kesulitan terutama dalam pengumpulan datanya. Hal
ini disebabkan sangat terbatasnya data yang secara lang
sung dapat memberi gambaran yang jelas tentang unsur -
unsur Cina, khususnya d1 bidang sosial. Semula diharap
kan dari beberapa data dapat diperDleh suatu gambaran a
danya unsur tersebut dari berbagai relief candi d1 Jawa
Timur. Tetapi setelah diadakan pengamatan secara langsung
terhadap relie!-relief candi sulit didapat data yang mem
beri gambaran tentang pengaruh Cina dalam kehidupan so
sial. Hal ini dapat dimaklumi karena tidak mungkin semua
aspek kehidupan masyarakat dapat tercermin dalam relief
reliet· candi.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan te
rima kasih kepada Pemimpin Proyek Pengembangan llmu Pe
ngetahuan dan Teknologi, D.it Binlita~as, Ditjen Dikti,
Dep Dikbud, yang telah memberikan kesempatan pads pe -
nulis untuk mengadakan penelitian beserta dananya. Ucap
an terima kasih Gisampaikan juga kepada bapak Prof.Dr.
Ir. Ida Bagus Agra Ketua Lembaga Penelitian Universi
tas Gadjah Mada beserta stat yang telah memberikan ke
mudahan-kemudahan dalam pelaksanaan penelitian. Demikian
iv
pula penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Dra.Sumijati
Atmosudiro yang telah memberikan bimbingan dan pengarah
an hingga penelitian ini selesai. Di samping itu penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada: Museum Nasional di
Jakarta, Museum Tro~~lan, Museum Mojokerto, Museum Empu
Tantular d1 Surabaya serta-Kepala Suaka Peninggalan Se
jarah dan Purbakala Jawa Timur beserta staf yang telah
membantu penulis aalam pengumpulan aata d1 lapangan serta
telah memberikan k~mucahan-kemudahan dalam pelaksanaan
penelitian.
Akhirnya penulis menyadari bahwa ~asil penelitian
ini kurang sempurna dan masih banyak kekurangan baik da
laa penyajian aata maupun pengolahannya. UntUk itu pe -
nulis cengan senang hati akan menerima Kritik dan saran
yang bersitat membangun guna penyempurnaan penelitian ini.
Penulis -
SLAMET PINARDI
DAFTAR lSI
Halaman
BIDANG ILHU
PRAKAT.A
INTI SARI
BAB
I. P.ENGANTAR • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
II. TINJAUAN PUSTAKA • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
III. CARA P~ELITIAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
A. PENGUMPULAN DATA •••••••••••••••••••••
B. ANALISIS DATA • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
IV. HASIL DAN P:EMBAHASAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
V. PENUTUP • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
DAFTAR PUSTAKA • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
LAYJ'IRAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
1
11
v
1
5
18
19
40
53
59
61
63
v INTI SARI
" ~~lam penelitian yang berjudul: Unsur-unsur Asia
Timur Di Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya di Jawa Timur
.Seki tar A bad: 13 - 15 l-1asehi", dijumpai berbogai masalah.
Ma~alah utamanya adalah sedikitnya data, baik data yang I
langsung maupun data yang tidak langsung. Untuk itu di
tempuh cara-cara pengumpulan detanya dari dua sumber.
Pertama, sumber dari data kepustakaan. Berbagai buku dan
karangan dikumpulkan kemudian dipilah-pilah datanya ber
dasarkan subyek yang akan di bahas. Kedua, sumber dari
data yang berupa benda-benda koleksi berbagai museum yang
merupakan peninggalan dari masa Singosari dan Majapahit.
Dari dua sumber tersebut kemudian dicari kesejajarannya
serta saling melengkapi data satu dengan lainnya, sehingga
dapat diperoleh suatu gambaran yang lebih jelas.
Cara -p~nelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan
data kepustakaan sebanyak mungkin dari tahap persiapan
hingga penulisan laporan. Hal ini disebabkan tidak ada sa
tu buku pun yang membahas secara k.husus tentang topik yang
dipilih. SeteL·h 1 tu dilakukan observasi ke obyek-obyek ke
purbakalaan khususnya yang ada di museum-tuuseum. Setelah
kedua data tersebut terkumpul dilakukan pemilahan dan pe
ngolahan data sehingga diperoleh suatu basil sebagai ber
ikut: Pengaruh atau unsur Cina mulai tampak menonjol se
ki tar pertengahan a bad: 14 J~asehi (jam an Hajapnhi t). Di. bi-
dang sosial,ekonomi dun budoya, unsur tersebut diolah dan
disesuaikan oleh masyarakat maupun seniman pads saat itu,
sehingga menghasilkan warna tersendiri dalam masyarakat.
BAB I
P:rnGANTAR
Bila sekelompok masyarakat atau bangsa mengadakan
kontak atau hubungan, maka dapat membawa akibat ber -
pengaruhnya berbagai aspek. kehidupan antara kedua subyek
tersebut. Hal serupa terjadi pula antara bangsa Indone
sia dengan bangsa-bangsa lain pada beberapa abad yang
silam.
Data-data telah menunjukkan bahwa. dua negara d1
Asia, yaitu India dan Cina telah mengadakan hubungan se
jak abad pertama Masehi. Hubungan tersebut melalui jalan
laut, yaitu lewat selat Malaka dan Indonesia. Akibat da
ri hubungan kedua bangsa tersebut, Indonesia mempunyai
posisi yang sangat strategis dalam pengembangan hubungan .
timbal balik antara India dan Cina. Namun demikian dari
data yang ada dapat diketahui bahwa Indonesia le~ih da -
hulu mendapat pengaruh dari India jika dibandingkan pe -
ngaruh Cina terhadap Inaonesia. Pengaruh India lebih tam
pak · di bidang agama dan kebudayaan, sedangk.an pengaruh
Cina lebih tampak d1 bidang perdagangan. Lambat laun hu
bungan tersebut berkembang menjadi hubungan politik dan
keagamaan { Coedes,l948:~). Dengan perdagangan itulah
Indonesia berhubungan dengan pelabuhan-pelabuhan di Arab,
Persia, Inaia, Asia Tenggara aan pelabuhan-pelabuhan d1
daratan Cina. Sampai abad: 6 Masehi Cina belum akti! da
lam perdagangan karena situasi politik saat itu belum
2
mantap sehingga Cina terkebelakang dari percaturan per
dagangan internasional. Pada masa pemerintahan dinasti
T'ang pengetahuan Cina tentang aunia luar mulai ber -
kembang dengan pesat ( Pell1ot,l904:131). Masa peme
rintahan dinasti Sung {960 - 1279 Masehi) merupakan pun
cak perkembangan perdagangan antara Cina dan negara-ne
gara asing.
Berdasarkan data arkeologis hubungan aagang antara
Indonesia aan Cina baru berlangsung seKitar abad: 9 - lm
Masehi. Data tersebut berupa temuan keramik-keramik Cina
yang berasa1 dari dinasti T'ang (619 - 906 Masehi) ter
sebar d1 sepanjang pantai utara Jawa, sampai di pedalam
an-pedalaman dan di pulau-pulau lainnya seperti Sumatra,
Sulawesi dan lainnya.
Menlelang akhir abad: 13 Masehi, paaa masa pe -
mwrintahan raja Kertanegara di Jawa Timur datanglah utus
an Kaisar Kublai Khan dari Cina. Utusan tersebut bernama
Meng Ch'i dan maKsud dari Kaisar Kublai Khan aaalah agar
raja Jawa. (Kertanegara) mau mengakui keaaulatan Kaisar •
Oleh raja Kertanegara utusan tersebut tidak segera diberi
jawaban atau ketegasan. Rupa-rupanya raja Kertanegara me
nerapkan filsai'at Jawa bahwa 11diam" bagi seorang raja ber
arti meno1ak a tau tiaak setuju. Agaknya Meng Ch '1 bukan
lah orang yang tabu firasat itu, paaahal ilmu itu sangat
lazim dipergunakan oleh raja-raja dalam memelihara hubung
an diplomatiknya pada waktu itu. Tidaklah mengherankan
3
bahwa akhirnya raja Kertanegara mengambil t1naaKan me
lukai wajah ¥.eng Ch'i. Agaknya tuntutan Kaisar Kublai
Khan terhadap Singosari agar mengakui kedaulatan, di -
anggap oleh raja Kertanegara sebagai penghinaan yang
tiada bandingannya, karena tak seorang raja pun di dunia
ini yang mau tunduk dan mengakui kekuasaan raja lain dan
1n1 diangr•p suatu penghinaan (Soewito-Santoso,l964:144~
Tinuakan Kertanegara tersebut menimbulkan amarab Kaisar
Kublai Khan.
Akhir abad;l3 Masehi Kublai Khan mengirimkan ar
madanya untuk menghukum raja Kertanegara. Armaaa ter
seout berkekuatan 20.000 tentara dengan 1000 kapal dan
perbekalan untuk satu tahun. Sebagai komandannya adalah
Shih-pi dengan dibantu oleh Ike Mese dan Kau Bsing. Ar
mada tersebut bertolak tahun 1292 dan awal tahun 1293
berhasil -endarat di Jawa. Namun keadaan saat itu telah
berubah. Raja Kertanegara telah warat akibat serbuan ra
ja bawahannya,yaitu Jayakatwang uari Daha.
Berkat tipu muslihat yang dilakukan oleh Arya Wi
raraja( Banak Wide) Adipati di Sumenep,Madura, maka ten
tara Kublai Khan uapat dipukul mundur oleh Raden Wijaya
(menantu Kertanegara). Akibat dari kegagalan ekspedisi
tentara Kublai Khan tersebut sebagian dari mereka Ser -
basil kembali ke negaranya, sebagian mati terbunuh dan
lainnya menyelamatkan diri. Tentunya lambat laun sisa~
sisa bala tentara tersebut ada yang berhasil berbaur
dengan penduauk pribumi. Hal ini tentunya akan aembawa
4
pengaruh di berbagai aspek kehidupan masyarakat pada
masa itu. Masa-masa berikutnya hubungan dengan Cina
semakin berkembang, khususnya paaa masa Majapahit. D1
biaang ekonomi, dapat dibuktikan dengan adanya temuan
berbagai jenis keramik Cina serta mata uang Gina (lo
gam) dalam jumlah yang eukup banyak di berbagai tempat
di Jawa Tengah dan Jawa Timur. D1 biaang buaaya, sebagai
eontoh dapat dikemuKakan beberapa area dari terraeotta
yang menunjukkan eiri-eiri atau raut muka mirip orang
orang Cina. Juga muneulnya bentu~-bentUk guei Cina se
bagai motif hias (dekorasi) delam pemahatan suatu area
batu. Hal-hal tersebut d1 atas yang mendorong perhatian
untuk meneliti sejauh mana pengarhh Cina tersebut d1
berbagai aspek kehidupan masyarakat saat itu.
Dari basil penelitian ini diharapKan dapat mem
beri sumbangan bagi pembangunan bangsa, khususnya a1
biaang sosial buaaya dalam hal ini dapat memperkaya kha
sanah buaaya bangsa yang merupaKan eermin kepribadian
bangsa Inaonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
dua sumber, yaitu data dari sumber pustaka dan data aari
basil pengamatan langsung d1 lapangan ( obyek-obyek pur
bakala baik yang disimpan di·museum-museum maupun yang
berupa candi-candi.
Dalam buku yang berjudul: Historical Notes on Indo
nesia and Malaya Compiled s·rom Chinese Sources ( · . Groe _
neveldt,1960), diperoleh beberap~ keterangan yang dapat
bermanraat dalam penel~tian tentang unsur-unsur Cina di
bidang sosial, eKonomi,budaya d1 Jawa. Timur sekitar abaa:
13 - 15 Masehi. Pada aasarnya ada tiga jeDis keterangan
yang aapat diperoleh dari buku ter~ebut. Ketiga hal ter
sebut aaalah, pertama keterangan yang berasal dari kro
nik-Kronik Cina, kedua keterangan yang berupa buku•buku
pengetahuan dan ketiga keterangan yang berupa·catatan
atau kisah pelayaran.
Sumber yang berupa kronik Cina lazim juga disebut
babad, sejarah, tambo atau annal. ~onik Cina merupakan
bentuk penulisan sejarah pemerintahan suatu dinasti. De
ngan.demikian isi kronik tersebut hanya mencakup satu
periode saja. Kronik Cina meliputi 900 volume dari 24 di
nasti. Kronik Cina disusun segera setelah dinasti ter
set.ut berakh1r aan penyusunan tersebut dikerjakan d1 ba
wah pengawasan dinasti yang menggantikannya. Bahan
penulisan diambil dari arsip-arsip kaisar dan juga da
ri buku-buku yang ada di masa itu (Groeneveldt,l9b0:vii).
lsi kronik ~~na di samping tentang persoalan-persoalan
dalam negeri Cina (isi pokok) juga memuat berita-berita
atau keterangan-keterangan tentang negara asing ter
masuk Indonesia. D1 antara kronik-kronik Cina yang pen
ting sebagai sumber sejarah Indonesia &una adalah:
Dinasti
Dinasti
Dinasti
Vinasti
Dinasti
Dinasti
Dinasti
Dinasti
Han akhir
Sung pertama
Leang
Soei
T•ang
Sung kedua
Yuan
Ming
22 Masehi -220 M.
420 M 478 M.
420 M - 55b M.
59~ M bl8 M.
bl8 M 90b M.
960 M - 1297 M.
1280 M - 13b7 M.
13b8 M - 1b43 M.
D1 samping kronik-kronik Cina tersebut, ada pula
buku-buku pengetahuan yang dapat memberi data yang cukup
menarik. Buku-buku tersebut ditulis untuk memenuhi ke
butuhan praktis dan isinya tentang pedoman untuk ke -
perluan tersebut. Buku-buku tersebut karangan perseorang
an dan paaa umumnya banyak mengenai pelayaran dan per -
dagangan. D1 sampittg itu juga tentang keadaan daerah se
te~pat, misalnya pemerintahan, adat istiadat dan la~n
lain. Sebagai contoh adalah kitab Ying-Yai Sbeng-Lan
karangan Ma Huan. Buku tersebut terdir1 dari 18 bab,e
nam bab d1 antaranya tentang Indonesia.
'(
Lebih lanjut dalam buku karangan Groeneveldt ter
sebut diperoleh pula keterangan yang cukup menarik me
ngenai Jawa. Misalnya tentang pemerintahan, susunan a
parat pemerintahan dah sebagainya. Sebagai contoh dalam
Song Che terdapat pemlteritaan bahwa di Jawa. tiga putera
raja menjaai wakil raja dan empat orang pegawai tinggi
yang disebut Lo Ki lien (= rakrxan) menguasai urusan ~
urusan negara seperti pejabat menteri d1 Cina. Di sam
ping itu masih ada lebih dari 300 pegawai sipil yang
mengurusi ad.ministrasi negara ( Groeneveldt, 1960: 16-1'().
Mengenai pajak pertanian di Jawa dal~~ :ong Che
disebutkan bahwa: sepersepuluh dari produksi mereka di
bayarltan sebagai paja.K dan dalam perdagangan petugas -
petugas yang berwenang memungut 1 ch'ien (ltlO tael
emas dari sejumlah padi 2 2110 pikul).
Di bidang perdagangan, bany&t disebutkan macam-
8
macam barang dagangan 1 baik yang dieksport maupun d1-
1mport, s1stem perdagangan, alat-alat pembayaran, ukur
an berat/panjang serta mengenai harga barang dagangan
tersebut. Menurut sumber dari masa d1nasti Sung dalam
perdagangan d1 Indonesia belum dikenal uang sebagai s
lat pembayarannya. Mereka masih menggunakan potongan -
potongan perak sebagai alat pembayaran.
Mengenai eksped1s1 Kaisar Kublai Khan ke Jawa.
dapat pula dibaca dalam buku karangan Groeneveldt ter
sebut. Ber1ta tersebut d1 samp1ng ~erdapat dalam Yuan
Che dengan lengkap (Groeneveldt,l960:20), tertul1s pu
la dalam k.ronik dinasti Ming ( Ming Che) clan juga dalam
buku Ying-Yai Sheng-Lan dari Ma Huan. Dari pengulangan
pangulangan tentang berita ekspedisi tersebut satu sum
ber dengan sumber yang lain t1daklah aaa suatu yang ba
ru dalam pemaeritaan tersebut. Kes1mpulannya: ekspedis1
Kublai Khan ke Jawa rupa-rupanya merupakan bahan berita
yang menarik untuk diber1ta1tan kembali.
Dar1 buku Historical Notes on Indonesia and Ma
laya compilec from the Chinese Sources dapat diperoleh
uraian yang panjang lebar tentang ekspedisi Ship-pi ,
Ike Mese dan Kau Bsing. Data tersebut dapat dipakai se
bagai data pambanding dalam penelitian ini mengingat ·
jumlah pasukan dan perbeKalan yang cukup banyak serta
diseoutnya tempat-tempat yang menjadi persinggahan dan
tujuan sampai ke kerajaan Daha. Dar1 nama-nama tempat
10
Buku tersebut dapat dipakai sebagai acuan untuk me -
ngetahui berbagai aspek kehidupan masyarakat khusus
nya di masa Majapahit, sehingga dapat dipadukan dengan
data arkeologis yang banyak disimpan d1 museum-museum
Trowulan dan Mojokerto. Di museum-museum tersebut ba
nyak 41simpan peninggalan-peninggalan dari jaman Ma
japahit khususnya dan Jawa Timur waumnya.
Dalam buku yang berjudul Indonesian Sociologi
cal Studies,part:two, Ruler and Realm in early Java,
(Schrieke.B.,l9~?), banyak dibahas tentang konsep d1
antaranya d1 b1aang pemerinta:han, penguasa dan rakyat
nya serta beberapa tinjauan ekonomi berdasar data geo
grafi, sehingga aapat menambah wawaaan dan konsep yang
berlaku paaa masyarakat Jawa luna.
Dalam sebuah artikel yang berjuaul 110nderzoek
naar en van keramische scherven in de bodem in Noor
delijk Midden-Java,l940-'42", dimuf.t dalam Oudheid -
kundige Verslas,l941-194?,(van Oorsoy de F11nes.E.W.,
1941-1947), dapat dijumpai te1aah yang te1ah d11aku
kan o1eh Oorsoy de ~llnes tentang keramik-keramik
Cina yang tersebar d1 sepanjang pantai utara Jawa,khu
susnya~awa Tengah. Temuan-temuan tersebut ternyata
banyak juga d1 daerah Jawa Timur, sehingga untuk me -
nelusuri temuan-temuan yang ada d1 Jawa T1mur sebagai
bahan pembandingnya ada1ah temuan dari pantai utara
Jawa Tengah.
11
Data-data dari prasasti dapat dtperoleh car1 se
buah buku kumpulan transkripsi prasasti yang telah di
tulis oleh beoerapa sarjana. Kumpulan transKripsi ter
sebut antara lain "Oud Javaansche Orkonden Nagelaten
Transcripties 11 , Verhandelingen van he·t &taviaasch Ge
nootschap van Kunsten en Wetenschappen.Deel;LX.(Brandes.
J.L.A.- Krom.N.J.,l913). Meskipun data langsung f~i pra
sasti sulit didapat namun kadang kala dalam pem~eritaan
prasasti-prasasti terbayang juga sekelumit tentang ke -
adaan masyarakat pada saat itu. Hal 1n1 harus dimaklumi
sebab prasasti bukanlah dimaksudkan untuk menguraikan
sejarah secara lengkap. Prasast1 pada d.asarnya dibuat
selalutsering berkaitan dengan masalah status atau ke
dudUkan tanah. Namun haruslah diakui bahwa prasasti ac:&lah
d.ata historis yang otentik, sehingga apabila tercermin
sekilas tentang kehidupan sosial data tersebut tidak di
sangsikan lagi kebenarannya.
Di samping itu untuk melengkapi data, digunakan
pula sumber kesusastraan, yaitu Negarakertagama dan P~
raraton. Beberapa sarjana telah menulis dan membahas
kitab Negarakertagama, di- antaranya B.Kern, Th.G.Pigeaud,
dan Slamet Muljana. Buku Java in the 14th Century(P1gea
ud,l96~) terdiri dari volume: I - V. Buku tersebut me -
rupakan bahasan atas kitab Negarakertagama. Terjemahan
dalam bahasa Indonesia telah dimuat pula dalam buku : '
Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnza(Slamet Muljana,l9?9).
12
Sebuah karya sastra dari masa yang l~bih muda
adalab kitab Pararaton. Kitan tersebut banyak memuat
keterangan tentang kerajaan Singosari dan Majapahit.
Hanya saja dalam b~berapa hal kebenaran 1s1 kitab ter
sebut masih perlu diuji, karena kitab tersebut tidak
diketahui pengara.ngnya dan tahun penulisannya. Bebe
rapa sarjana telah'!":)encoba menerbitkan kitab Pararaton,
antara lain J.L.A.Brandes, Pitono dan J.Padmopuspito.
Salah satu bukU yang lengkap membabas Pararaton adalah
Pararaton.Het boek aer koningen van !oemapel en van
Majapahit (Brandes.J.L.A.,l920). Suatu hal yang menarik
dari pemberitaan Pararaton _ khususnya yang bertalian
dengan penelitian 1n1 adalah tentang ek.spedisi Kaisar
Kublai Khan untuk menghultum raja Kertanegara. Agaknya
versi ceritanya berbeda dengan.pemberitaan aari kronik
kronik Cina. Disebutkan dalam Pararaton, pada saat Raden
Wijaya ingin membalas raja Jayakatwang dari Daha datang
lah nasehat dari Arya Wiraraja( Adipati Sumenep) agar
serangan ditangguhkan karena Wiraraja masih mempunyai
siasat untuk menaklukkan Daha. Wiraraja memberi tabu ke
pada R.Wijaya bahwa. Wiraraja bersahabat dengan raja Ta
tar( Cina ) dan akan menawarkan putri-putri cantik ke
pada raja Tatar. Disebutkan pula saat itu d1 Madura se
aang ada kapal Tatar yang berdagang d1 sana. Wiraraja
juga mengirimkan kapalnya untuk ke Cina. Rupanya tawar
an tersebut diterima dengan senang oleh raja Tatar.
13
Sesampainya d1 Jawa tJntara Tatar tersebut diajak me
nyerang Daha dan sesuaah kalah raja Daha, Wiraraja akan
memberikan seorang pu~ri cantik dari Tumapel. Sesuai
dengan janjinya setelah raja Daha kalah maka orang-orang
Tatar meminta putri yang dijanjikan oleh Wiraraja. Ke
sempatan tersebut dimanraatkan oleh Wiraraja untuk me
nipu tentara Tatar. Dikatakan Danwa ~ang putri masih •
dalam suasana auka dan takut dengan orang-orang yang mem
~awa senjata. Untuk itu tentara Tatar dilarang membawa
senjata bila ingin memooyong putri tersebut. Saat itu
lah R.Wijaya dengan pasukannya menghancurkan tentara
Tatar yang tidak menduga bahwa akaD terjadi peristiwa
yang mengejutkan itu. Demikianlah versi tentang serangan
tentara Kaisar Kublai Khan ke Tumapel sebagai balas den
dam Kaisar terhadap raja Kertanegara dalam kitab Pararaton.
Terlepas aari Keabsahan pemberitaan Pararaton,
yang je~as saat itu benar-benar telah datang d1·Jawa pa
sukan dari negeri Cina yang jumlahDya cukup banyak ,
meskipun ek.spedis:L mereka gagal total karena situasi dan
kondisi yang ·telah berbeda. Tentunya keaatangan· 'llereka ·
membawa pengarhh d1 berbagai aspek Kehiaupan masyarakat,
terlebih pada masa-masa berikutnya hubungan Cina dan Ma
japahit berkembang dengan pesat.
Dalam pene1it1an 1n1 dilaKUkan beberapa metode
penelitian d1 antaranya histor:Ls, dedukt:Lf dan diakro
nik dengan melalui studi perbandingan. Metode deduktif
14
dimaksudkan u~~ak memperoleb·suatu yang mendalam dari
hal-hal yang bersifat umum. Dalam hal ini berbagai as
pek kehidupan masyar~at di masa Singosari dan Majapa
hit telah1banyak aiketahui. Namun dari aspeK-aspek ter
sebut akan diteliti leoih mendalam tentang adanya pe -
ngaruh dan unsur-unsur Cina, khususnya d1 bittang sosial,
ekonomi dan budaya. Metode historis berusaha mencari
penjelasan mengenai suatu gejala d1 masa lampau, dalam
hal ini meliputi pengumpulan-pengumpulan serta penafsir
an gejala~gejala tersebut. Penerapan metode historis se
cara khusus menghasilkan atudi yang bersifat komperatir.
Metode 1Di aempunyai pola sebagai berikut~ pengumpulan
data, penafsiran data, penilaian data dan penyimpulan.
Dalam penelitian ini salah satu sasarannya adalah
pengaruh Cina d1 bidang keoudayaan eekitar abad: 13 - 15
Masehi. Ada suatu teori tentang perkembangan kebudayaan
suatu bangsa. Teori tersebut adalah teori akulturasi ,
yaitu apabila terjadi pertemuan antara dua keoudayaan
atau lebih dalam tingkat yang aetara, maka kedua ke -dua kebuaayaan terseout akan saling pengaruh mempengaruhi
(Koentjaran1ngrat,l972:151). Demikian balnya yang ter
jatti tt1 Jawa khususnya masK Singosari-!ajapahtt. Ke -
datangan orang-orang Cina aalam jumlah yang cukup besar
tentunya akan mempengaruhi kebudayaan orang-orang Jawa
pada saat itu. Tentunya banyak pengaruh Cina yang di-
ambil alih atau dipaaukan dengan kebudayaan setempat.
15
Di depan telah disebutkan bahwa sumber aan bahan
penelitian aoalah studi pustaka dan pengamatan langsung
benda-benda purbakala yang disimpan di museum-museum dan
beberapa eandi d1 Jaw~ Timur. Benda-benda yang disimpan
d1 museum antara lain. berupa area-area baik dari batu
maupun area terraeotta, keramik-keramik Cina, oenda p~
cab belah aari terrracotta, mata uang-mata uang Cina •
Benda-benda tersebut sebagian besar tidak diketahui tem
pat asalnya, sehingga kehilangan konteks temuannya. Yang
dimaksud konteks temuan adalah bagaimana dan di mana pro
ses penemuannya. Hal ini disebabkan benda-benda tersebut
tidak dipeh.-leh dengan penggalian yang sistematis dan
pencatatan yang lengkap. Sebagian besar proses penemu -
annya dengan tidak sengaja. Hal ini akan mempersulit
dan bahkan menutup kemungkinan diadakannya analis!s kon
teks. Oleh sebab itu dilakukan pula beberapa pendekatan
untuk memperoleh basil penelitian yang memadai •. Untuk
area-area batu diaaakan pendekatan ikonografis, artinya
pengamatan eiri-eiri area yang ada dibandingkan dengan
ciri-ciri yang telah lazim dikenal. Untuk mengetahui
pengarub d1 bidang sosial budaya dilakukan pendekatan
komparatif dengan memperhatikan keadaan sosial ekonomi
pada saat itu.
Seeara teoritis untuk mendapatkan keterangan
yang lengkap dari suatu benda harus dilakukan pencatat
an menurut tiga dimens1, yaitu dimens1 ruang, waaktu ,
16
dan bentuk (James Deetz,l967:41). Sebagian benda-benda
ko1eksi museum yang menjadi bahan pene1itian tidak mem
punyai keterangan tempat penemuannya secara pasti. De
ngan demikian benda-benda terseput te1ah kehi1angan di
mensi ruang dan waktu. Dengan demikian hanya dapat di-
1akukan pendeKatan tipo1og1s.
Dari uraian d1 atas maka dapat1ah disusun hi
potesis yang dapat mendasari pembahasan da1am pene11ti
an sebagai berikut:
1. Unsur-unsur Cina d1 bidang sosia1 tentu ada namun
datanya sangat terbatas.
2. Temuan mata uang Cina dan porse11n Cina dalam jum-
1ah yang cukup banyak membuktikan bahwa d1 bidang
ekonomi khususnya perdagangan orang-orang Cina me
megang peraaan yang menonjo1.
3. D1 bidang seni area, unsur-unsur Cina tampak juga, ,
baik a~ca batu maupun area terracot~a.
4. D1 bidang arsitektur tampaknya unsur-unsur Cina juga
ter1ihat di masa Majapahit.
Hipotesis d1 atas diharapKan dapat mendasari pem
babasan tentang pengaruh Cina d1 Jawa Timur sekitar abad:
13 - 15 Masehi, khususnya di biaang ekonomi dan budaya.
Untuk membuktikan hipotesis yang te1an diKemuka
kan di atas·, maka per1u disusun 1angkan-1angkah ke arab
itu. Pertama, 1ewat studi pu~taKa dimaksudkan cntuk mem
peroleh gambaran tentang bahan penelitian dan 1atar be-
1?
lakangnya serta keterangan yang luas tentang berbagai
peristiwa yang terjaai di masa lampau, yang dapat di
pakai sebagai bahan perbandingan. Kedua, dengan pengamat
an langsung terhadap bahan penelitian yang sebagian besar
berupa benda-benda koleksi museum dan candi-candi. Data
pustak~ nantinya dipaaukan dan diolah dengan data pe
ngamatan langsung terhadap obyek akan menghasil gambaran
untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun. Berbagai
pendekatan akan dilakukan terhadap bahan penelitian se
hingga akan menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat me
perkuat hipotesis.
. .
BAB III
CARA P~ELITIAN
Secara garis beBar, pelaksanaan penelitian dapat
dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu tahap persiapan ,
tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian laporan. Di ma~
sing-masing tabap telah dilakukan berbagai kegiatan yang
terprogram.
Sebagai langkah awal dari peneli tian telah dilaltu
kan pengumpulan ltteratur yang aapat dipakai sebagai
acuan. Beberapa di antaranya dapat diperoleh di perpustaka
an-perpustakaan dan beberapa lagi terpaksa difotokopi
karena terbatasnya pengadaan buku-buku tersebut. Pe -
·ngumpulan data kepustakaan sebenarnya tiaak hanya ter
batas sampa1 tahap persiapan saja, melainkan berlangsang
terus hingga tahap penyelesaian laporsn. Hal ini dilaku-
.kan mengingat sedikitnya bauku-buku yang menjadi acuan,
terlebih laS! buku-buku yang·membicarakan secara.khusus
tentang obyek penelitian. Untuk itu pengumpulan data ke
pustakaan tidak hanya dilakukan d1 Yogyakarta s~ja me
lainkan di berbagai perpustakaan, misalnya .Museum Nasio
nal Jakarta, Museum- Trowulan, perpuskakaan Kantor Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbakala DIY, Jateng dan Jatim.
Langkah selanjutnya mempersiapk~n alat penelitian, an
tara lain roll meter untuk mengukur jenis temuan, misal
nya arca-arca,mata uang Cina, guci-guci Cina dan lain-
19
lainnya. Juga digunakan foto kamera untuk pendokumen
tasian benda-benda yang menjadi bahan penelitian. Pe
motretan khususnya untuk benda-benda yang kecil diguna
kan skala meter agar dalam pengamatan ulang terhadap ba
sil pemotretan dapat diketahui ukuran yang mendekati se
sungguhnya(dengan meabandingkan skala meter dengaq besar
benda yang dipotret).
A.P~GUMPULAN DATA
Langkah pertama dalam tahap pelaksanaan adalah
pengumpulan data, khususnya data d1 lapangan. Yang per
tame dikunjungi adalah museum-museum d1 seKitar Yogya -
karta, jaitu museum Sanabudaya,museum Kantor Suaka ~e -
ninggalan Sejarah dan Purbakala DIY dan Jawa Tengah d1
Bogem dan Prambanan. Dari pengamatan terhadap benda-benda
koleksi di beberapa museum tersebut diperoleh kesan bah
wa d1 museum-museum tersebut banyak disimpan guci-guci
Cina yang berasal dar1 dinasti 'l''ang sampai dinasti King.
Juga guci-guci tersebut dalam berbagai bentuk dan ukuran.
D1 samping itu dijumpai pula sejumlah mata uang Cina dari
logam( lazim disebut aang kepeng ). Berdasarkan inventari
sasi yang ada di museum-museum tersebut pada umumnya te
muan mata uang Cina dilakUkan secara tidak sengaja oleh
penduduk dan biasanya terletak d1 dalam sebuah guci Cina.
Pengumpulan data selanjutnya dilakukan dengan cara
mengunjungi museum Trowulan, museum Mojokerto dan museum
Empu Tantular d1 Surabaya. Dari tiga museum tersebut, mu-
20
seum Trowulan banyak menyimpnn data sebagai bahan pe -
nelitian. Museum ini semula merupakan sebuah museum khu
sus diciir~- untuk menyimpan peninggalan-peninggalan
dari jaman Majapahit oleh Ir.H.Maelaine Pont. Dari muse
ua Trowulan data yang berhasil dikumpultcn berupa due
buah area batu, sebuah guci terracotta, sebuah vas bunga
terraeotta, beberapa buah eneeh d~n guci Cine, sejumlah
area terraeotta dan sejumlah mata uang Cine (uang kepeng).
D1 samping itu terdapat pula beberapa buah area terra
cotta yang menunjukkan wajah-wa4ah atau raut mukanya se
perti orang Cina. ll1 halaman museum terdapat pecahan -
peeahan keramik Cina dalam 'umlah yang cukup banyak. Da~
ri sisa-sisa yang ada beberapa di antaranya masih dapat
dikenali jenisnya, misalnya .f'ra!JileD mangkuk, piring,gu
ci, botol, vas bunga aan pasu. Dari trawmen-tragmen ter
sebut jumlah yang terbanyak aaalah dari dinasti Yuan
(akhir abad:l3 - pertengahan abad:l4 Maseh~ B.eberapa
di antaranya dari dinasti Sung kedua (abaa:l0-13 Masehi),
dinasti Ming awal abad:l4 - 15 Masehi.
Deri museum Mojokerto diperoleh juga·data berupa
vas bunga dari terraeotta, dua buah area oatu. D1 museum
ini yang banyak disimpan adalah area-area batu dan pra
sasti-prasasti dari beberapa daerah di Jawa Timur. Se
dangkan koleksi keramik tidak ada.
Dari musaum Jmpu Tantular Surabaya area batu yang
dapat dipakai sebagai data tidak dijumpai. Koleksi ke
ramik Cine cukup banyak jenis dan bentukDya, di antara-
21
nya jenis guci dan enceh. Seoagian besar koleksi ter
sebut berasal aari dinasti Yuan .aan Ming.
Pengumpulan data selanjutnya dilakukan dengan
cara peniamatan langsung terhadap beberapa candi di
Jawa Timur. Pengamatan tersebut dilakukan dengan tuju
an ~encari data reliei yang dapat memberi kesan ten
tang adanya unsur-unsur Cina dalam kehidupan sosial.
Tidak sedikit data tentang kehidupan sosial dapat di
simak dari data reliei-relie! candi, seperti candi Bo
robudur,Prambanan dan candi-candi lainnya d1 Jawa T1-
mur. Candi-candi yang dipilih sebagai sasaran pengumpul
an data aaalab candi Jago d1 daerab Malang, candi Pa
nataran di daerah Blitar dan candi Surawana d1 daerab
Kediri. Pemilihan canai-candi tersebut didasarkan atas
p~rtimbangan bahwa. candi-candi tersebut banyak memeliki
relief'-relier cerita, sebingga diharapkan dapat memberi
gambaran tentang berbagai aspek kebidupan masyarakat
pada jamannya (Bernet Kempers ,1955~:22~) • ·. · .
Dari candi Jago setelab diadakan pengamatan a
aegan ·demi adegan relietnya tidak dijumpa1 adanya unsur
unsur Cina yang tercermin dalam relief tersebut. De
mikian balnya pengama*an terhadap relief-releif yang
ada di candi Panataran. Namun di candi Surawana d1 -
. jumpai suatu hal yang menarik, yaitu tampilnya motif
vas-vas bunga model Cina sebagai penghias pelipit-pe
lipit candi, yaitu pada pelipit antara kaki dan tubuh
22
candin.ya. Hiasan bentuk vas bunga tersebut mengelilingi
pelipit tersebut. Hiasan semacam 1Di tidak lazim d1 -
jumpai bDik pada candi-candi d1 Jawa Tengah maupun eandi
eanai di ~awa T::Lmur. Tentunya pemahatan bentuk-bentuk
vas bunga pada saat itu dilakukan dalam situasi dan kon
disi yang d1warna1 dengan semakin populernya keramik -
keramik Cina d1 kalangan masyarakat. Candi Surawana na-\
ma aslinya adalah 9urabhina diperkirakan berasal dari
sekitar tahun 1400 Masehi (Bernet Kempers,l959:96) d1
masa Majapahit.
Pengumpulan data selanjutnya dilakukan d1 Museum
Nasional.Jakarta. Di samping pengumpulan data kepustaka
an dilakukan pula pengamatan terhadap benda-benda kolek
si museum tersebut. Dsri basil pengamatan diperoleh data
berupa delapan area batu yang be~dasarkan gaya seni area
nya berasal dari jaman Singosari - Majapahit. Dari dela
pan area tersebut enam d1 antaranya mempunyai hiasan ben
tuk guei Cina dengan berbagai bentuknya. Sebuah area ber
gaya area jaman Singosari dan sebuah area lagi dengan hi
assn mabkota bulat agak runeing ke belakang. Pengamatan
dilakukan pula di bagian numismatika musaam tersebut un
tuk mengumpulKBn data berupa mata uang Cina. Berdasarkan
info~asi dari kurator numismatik di musuem tersebut di
peroleh keterangC:n bahwa koleksi mata uang Cina yang ada
banyalah dari masa-masa yang lebih muda, yaitu sekitar
abad:18 Masehi, sedangkan mata uang Cina dari masa yang
23
sejaman dengan Singosari - Majapahit tidak ada. Dengan
demikian akan lebih meyakinkan lagi bila koleksi mata
uang Cina yang ada di museum Trowulan memang berasal
dari masa sekitar Majapahit. Seaangkan kolekSi keramik
Cina eukup banyak mengingat koleksi tersebut sebagian
sumbangan dari koleksi pribadi Adam Malik. Periodisasi
nya juga eukup lengkap mulai dari dinasti T'ang sampai
dinasti Ming dan masa-aasa DeriKUtnya.
Setelah diuraikan secara keseluruhan jalannya
pengumpulan data serta jenis datanja berikut ini di
sajikan diskripsi masing-masing obyeK berdasarkan je
nis aan permasalahannya.
Area batu
Area-area batu yang menjadi bahan penelitaan ada
lab area batu yang mempunyai hiasan pohon dan bunga te
ratai di kanan-kiri area. Salah satu eontoh adalah area
pantheon budhis dari eandi Jago yang disimpan di museum
Nasional JaKarta. Ciri yang menonjol dari area-area bud
dhis dari eandi Jago adalah pahatannya halus dan indah,
memakai kain motif batik dan d1 kanan-kiri area ter -
dapat hiasan bentuk pobo• ~an bunga terata1 yang tumbuh
dari bonggolnya (padmamula). Biasan semaeam ini merupa
kan eiri yang menonjol dari area-area jaman Singosari.
Bungs teratai memang merupakan tumbuhan yan~menjadi
si5bol terpenting dalam ikonografi India. Bunga teratai
merupakan simbol dari "peneiptaan" serta lam bang dari
24
"kesueian kelahiran". D1 samping itu bunga teratai juga
melambangkan "pohon kehidupan dan keberuntungan(Gosta
Liebert,l97b:202).
Dari beberapa area Datu koleksi museum Nasional
Jakarta dijumpai beDerapa d1 antaranya mempunyai hiasan
bentuk guei atau vas bunga d1 kanan kiri area. Area-area
terseDut antara lain:
Area Parwati dengan no.inventaris:25o8- 103b. Area ter
sebut berasal dari candi Rimbi d1 Jawa Timur. Parwati
aaalah ~~ (istri) dew~ 9iwa. Area Parwati dari eandi
Rimbi digambarkan dengan perhiasan yang lengkap, sehing
ga aapat diduga bahwa area terseout menggambarkan se -
orang wanita yang mempunyai kedudUkan yang tinggi. Ada
dugaaa oahwa area tersebut merupakan perwujudan Tribhu
wanatunggadewi, ibu raja Bayam Wuruk aari Majapahit.
Pada stela (sandaran area), d1 kanan kiri area
Parwati tersebut terdapat hiasan berupa sebuah guei. Da
ri dalam guei tersebut keluar pohon teratai dengan daun
dan bunga-bunganya yang suaah mekar maupun masih kuneup,
menjulur ke atas hingga sebatas telinga area tersebut.
Guei tersebut berbentuk ramping dengan bagian tepiannya
(bibir) tebal dan melingkar; Bagian karinasi~a( ping
gang) lebih lebar aan ke bawah makin mengeeil hin~ga pa
da bagian dasarnya, kemuaian sedikit melebar. Guei ter
sebut mempunyai tiga buah pegangan d1 bagian karinasi
nya. u.i bagiad dasarnya terdapat hiasan segitiga-segi-
25
tiga dengan bentuk eeplok bunga. Sedangkan yang ke bawah
melebar dengan bentuk hiasan eeplok bunga teratai.
Area Ardhanari dengan nomor inventaris 104a:
Area tersebut berasal dari Surabaya. Dilihat dari
gaya seni areanya menunjukkan eiri-eiri area periode Ja
wa Ti~ur. Area Adhanari adalah area yang menggambarkan
setengah laki-laki setengah wanita. Hal ini ditandai de
ngan salah satu buah dadanya lebih besar. D1 kiri kanan
area tersebut terdapat sebuab guei yang seeara keseluruh
an bentuknya mirip dengan guei area Parwati di atas. Yang
tampak berbeda sedikit adalah bagian dasar guei yang ber
bentuk ceplok bunga teratai. Bagian tersebut mirip-mirip
bentuk akar umbi teratai pada area-area dari eandi Jago,
sehingga seeara proporsional bagian tersebut bukan me -
rupakan dasar gu~nya.
Area Parwati dengan nomor inventaris 112:
Area tersebut berasal dari Kediri. Di kanan kiri
area juga terdapat sebuah guei. Dari dalam guei tersebut
keluar pohon teratai dengan daun dan bunganya, baik yang
telah mekar maupun masih kuneup. Guei tersebut tampaknya
lebih ramping jika dibandingkan dengan guei pada area
area_ terdahulu. Di samping itu guei tersebut tanpa pe
gangan maupun hiasan (polos),demikian pula bagian dasarny<:.
Area Ardhanari dengan nomor inventaris 36:
Berdasarkan keterangan yang ada pada area tersebut,
area Ardhanari tersebut dari Surabaya. D1 kanan kiri ar
ea tersebut juga terdapat hiasan sebuah guei.Dari dalam
2b
guc1 tersebut keluar pohon terata1 dengan daun dan bunga
nya yang mekar dan menguncup. Pohon tersebut menjulur ke
atas hingga sebatas siku area. Bentuk gucinya agak pendek
dan bulat. Bagian tepiannya bulat dan tebal. Bagian oadan
nya berhiaskan bentuk suluran tumbuhan. Bagian dasarnya
berhiaskan bentuk segitiga-segitiga. Di bawah aasar guci
terdapat bentuk seperti akar teratai dan menyatu dengan
aasar guci. Namun secara proporsional bentuk tersebut bu
kan bagian dari gucinya.
Area dewa Indra dengan nomor inventaris 5621:
Area dewa Inara tersebut berasal dari daerah Ke
diri. D1 kanan kiri area terd&pat pula sebuah guci. Dari
aalam guci keluarlah pohon teratai dengan dua helai aaun
dan sebuah kuncup bunga. Bentuk gucinya pendek dan bulat
dengan tepian melebar selebar badannya. Pada badan guci
nya mungkin terdapat hiasan tetapi tiaak begitu jelas,
sedangkan pada dasar gueiDYa tidak terdapat hiasan apapun.
Area Ciwa Mahaaewa densan nomor inventaris tidak jelas:
Area tersebut berasal dari Kediri. Pemahatannya
kurang halus aan kurang proporsional. U1 kanan kiri area
tersebut terdapat pula sebuah guci dengan bentuk bulat
dan pendek. Tepiannya tebal dan melebar, sedang baden dan
bagian aasarnya polos. Dari aalam guci tersebut tumbuh
pohon teratai dengan daun dan.kuncupnya.
Arcs perwujudan dengan nomor inventaris 123:
Area tersebut mungkin merupaKan perwujudan dari
seorang tokoh, sebao eiri-ciri sebagai area dewa tldak
27
tampak. D1 kanan kiri area dilukiskan dengan jelas bias
an pot yang dari dalamnya keluar pohon aaun dan bunga
teratai yang sedang .~enguncup. Pot bunga tersebut polos
aan bagian tepiannya tebal melingkar serta karinasinya
. melebar dan dasarnya tebal melingkar. Secara keseluruhan
bentuk pot bunga tersebut pendek dan lebar.
Dari koleksi museum Trowulan aan Mojokerto diper
oleh tiga area yang masing-masing mempunyai hiasan guci
atau pot bunga. Salah satu dari .. tiga area tersebut ter
aapat d1 halaman museum Trowulan. Area tersebut telah
patah di bagian kepala beserta sandaran areanya. Namun
dari sisa yang ada terdapat aata yang menarik, yaitu di
kanan area tersebut terdapat hiasan berbentuk sebuah gu
ei dan sebuah pot kecil. Guci ter~ebut berbentuk oval
dengan tepian melingkar tipis dan dasar·4.ng tebal di
atas guci tersebut tanpaknya ada sebuah benda yang d1-
pegang oleh area tersebut dan sebagian aar1 benaa ter -
sebut masuk ke dalam guei. Jika d111hat dari gaya atau
sikap dari area tersebut serta benda yang dipegang mung
kin sebuah gada maka area tersebut mungkin adalah ~
~' yaitu salah satu aspek 9iwa sebagai penjaga pintu.
Di dekat guci tersebut terdapat sebuah pot bunga kecil
dengan bentuk bulat dan tepian serta dasarnya tebal me
lingkar. Dar1 pot tersebut keluar pohon daun dan bunga
teratai. Hal yang menarik dari aaanya sebuag guei dan
sebuah pot bunga aaalah letaknya yang hanya di satu s1si,
yaitu di sisi kanan area.
28
nar1 koleksi musuem Mojokerto diperoleh dua buah
area Ciwa, satu d1 antaranya dengan Ukuran tidak lebih .
dar1 40 em t1ngg1nya. Penggarapan kedua area tersebut
kurang halus, atu mungk1n area tersebut suoah aus. Hal
yang menarik dari kedua area tersebut adalah biasan oe
rupa sebuah gue1 di a:anan kiri arcanya.
Area Ciwa densan nomor inventar1s 267(68): ··:>
D1 kanan kiri area tersebut terdapat hiasan be-
rupa sebuah guei bentuk oval oan bagian dasarnya lebih
keeil daripaoa bagian tepian dan badannya. Tepian giei
tersebut agak ·tebal dan bagian dasarnya tipis dan poloa.
Dari oalam guei tersebut tumbuh pohon, oaun dan bunga
teratai yang sedang menguneup.
Area ~wa dengan nomor 1nventar1s 25?(183):
D1 kanan kiri area tersebut juga terdapat sebuah
guei.Dari dalam guei tersebut tumbuh pohon teratai dengan
daun dan bunganya yang menguneup. Seeara keseluruhan ben
tuk guei tersebut mirip dengan guei paoa area Parwati da
ri candi Rimbi dan guci paaa area 9iwa dengan nomor inven
taris 1048 (museum Basional Jakarta). Bentuk guci tersebut
ramping dengan tepian tebal melingkar serta mempunyai em
pat pegangan d1 oagian ltarinasinya. Bagian oasarnya ber -
bias segit1ga-seg1t1&a oentuk ceplok buuga. Di bawah da
sar guci(menyatu dengan aasar guci) terdapat bentuk ceplok
bunga teratai ke bawah, sehiagga mirip dengan akar-akar
paoa bonggol bu12ga terata.i •
29
Hiasan~hiasan bentuk guei, pot bunga atau sejenis
nya ternyata tidak hanya terdapat pada area-area batu
saja melainkan juga terdapat pada eandi-eandi. Salah satu
candi di Jawa ~:w~r yang sangat menarik dalam hal hiasan
tersebut adalah candi Surawaaa di oaerah Pare, Kediri. Pa-
da pelipit antara kaki candi dan tubuh candinya terdapat
hiasan pot-pot bunga dengan bentuk bulat dan leher yang
agak panjang. Pdt-pot tersebut diletakkan berderet dengan
diselai bingkai-bingkai kecil yang berhias. Pot-pot bungo
tersebut mengelilingi bagian candi tersebut. Hiasan se -
macam ini mungkin hanya satu-satunya dijumpai pada candi-I
candi di Jawa Timur maupun Jawa Tengah selama ini.
Candi Surawana yang nama aslinya aaalah ~urabhana
berdasarksn data yang aaa diperkirakan berasal dari masa
sekitar tahun 1400 Masehi (Bernet Kempers,l959:9b). D1
samping hiasan bentuk pot bunga tersebut, di canai Sura
wana juga dapat dijumpai relief cerita antara lain Sri
Tanjung, Bubuksha dan Gagang Aking serta Arjunaw1waha •
Keramik Cina
Keramik-keramik asing yang merupak~ koleksi mu
seum Nasional Jakarta sangat banyak jumlahnya. D.1 antara
nya adalah keramik-keramik dari Cina. Keramik Cina pun
berasal dari beberapa jaman (dinasti), yaitu dari oinas
ti Ban akhir (abaa:l.- 2 Masehi) hingga dari dinasti
Ming ( abaa:l4 - lb Masehi). Keramik-keramik tersebut di-
temukan aari berbagai aaerah di Indonesia can dalam
30
berbagai jenis dan bentuk. Masing-masing dinasti mem
punyai ciri-ciri. khusus aalam pembuatan keramiknya. Hal
ini dapat memudahkan aalam pengenalan jaman dar1 masing
masing jenis keramiknya.
Dari koleksi keram1k Cina yang ada d1 musuem Nasi
onal Jakarta, ada bebarapa yang dapat dipakai sebagai ba
han pembanding aalam penelaahan unsur-unsur Cina di Jawa
Timur khususnya di biaang sosial, ekonomi dan buaaya.
Di antara koleks1 tersebut adalah sebuah mangkuk dalam.
Mangkuk tersebut berasal dari aaerah Singosari, Malang,
dengan nomor inventaris 958.- Berdasarkan ciri-cirinya ,
mangkok tersebut berasal dari dinasti Suug atau Yuan
(abad: 12 - 13 Masehi). Badan mangkuktersebut berbentuk
kuncup bunga teratai, dinding bagian atas agak masuk dan
tepinya bergeligir. Kakinya lebar dengan lingkaran kaKi
tebal dan menipis ke bawah. Glasir berwarna hijau dan
berhias"pecah seribu" halus. D1 kalangan penduauk Indo
nesia bentuk semacam 1n1 sering d1kenal dengan sebutan
11kobokan". Di samping di Jawa Timur, mangkuk semacam ini
pernah ditemUkan juga d1 Sulawesi SeLatan, ~~ores Barat,
Kotacina dan Kalimantan Timur (Proyek Pengembangan Muse
um Nasional, l~B4:~97).
Jenis keramik lainnya yang menarik aaalah \bentuk
vas aengan nomor inventas:is 3!;)8!;). Benda tersebut ditemu
kan dari daerah Bali Selatan aan berasal dari dinasti
Ming (abad:XV- XVI Masehi). Bentuk baaanya lonjong agak
bulat dengan leher yang panjang. Tepiannya berbentuk
31
corong dan bagian dasarnya d~tar dan rebdah. Hiasan ber
warna biru keabuan ba~ah glasir. Lukisan sulur-sulur da
un di bagian badan berbentuk gemuk aan penaelt menunjuk -
kan gaya pada jamannya. Vas aengan bentuk semacam in1 mi
rip dengan bentuk-bentuk hiasan paaa pelipit antara kak1
dan tubuh candi Surawana di Ked1r1.
Keramik lainnya aaalah kendi dengan nomor inven -
taris 1928. Kendi tersebut berasal dari jaman dinasti
Ming (abad:XV - XVI Masehi}. D.itemukan aari daerah Rlung
kung d1 Bali. baaan kendi tersebut berbentuk gemuk se -
perti buah semangka, leher agak panjang dengan bagian a
tas agak melebar. Bagian cucuknya oulat dengan ujungnya
kecil, sehingga sering d1sebut"kend1 susu". Kend:t ter
sebut berhias berwarna biru keabuan dengan gambar aaun
dan bunga.Bentuk kendi semacam ini banyaK ttijumpai pada
kenai-kentti dari tanah liah terutama dengan bentuk cucuk
nya yang besar dan bulat.
Satu model keramik lainnya aaalah jenis vas bunga
dengan nomor 1nventaris 59~. Benda tersebut bentuknya
tinggi aan berpunaak leoar serta bunaar mengecil ke bagi
an dasarnya. Bagian tepiannya kecil dan sempit dengan
leher yang penaek. D1 bawah aasarnya terdapat kakinya
yang agak tinggi aan meleba.~· ke bawah.
Jenis keramik lainnya yang menarik aaalah sebuah
botol oawangan dengan nomor inventaris 1101. U1sebut bo
tol oawanggn korena bentuknya seperti bawang. Bentuk
demikian ~erupakan salah satu bentuk yang sangat digemari
'
I
32
pada jaman dinasti Yuan dengan ciri khas "bentuk perut
y~ng b~rat ke bawah". Pembuatannya pun menunjukkon ciri
dari jaman Yuan, antara lain berdinding tebal aan berat.
Hiasan berupa aaun-daunan di dalam bingkai baru muncul
paaa jaman dinasti Yuan jusa. .
Dari beberapa koleksi Keramik di musuem-museum
Kantor Suaka ?eninggalan Sejarah dan Purbakala DIY dan
Jawa Tengah juga aapat dijumpai berbagai bentuk dan je
nis keramiK yang berasal dari beberapa dinasti. Jenis
jenis yang terbanyak adalah guci. Sebagian besar guci
tersebut mempunyai pegangan d1 bagian baaannya.
~ri koleKsi mus~um Trowulan aaperoleh data be
rupa beberapa buah guci dolam ukuran besar maupun kecil,
enceh, mangkuk dan piring serta jenis lainnya. D.i sam
ping itu dari basil penggalian (ekskavasi) yang di
lakukan di beDerapa aaerah di Trowulan diperoleh pula
beberapa buah keramik Cina baik yang masih utuh maupun
yang berupa tragmen. Dari fragmen-tragmen yang ada ma
sih aapat dtkenali jenisnya, antara lain guci, mangkuk,
piring,botol, vas bunga,buli-buli dan sebag~inya. Pada
umumnya keramik-keramik Cina yang ada di musuem Trowul~n
berasal dari jaman Sung Akhir, Yuan aan Ming Awal. uari
jaman tersebut ternyata keramik aari jaman Yuan merupa
kan jenis temuan yang terbanyak{ sekitar abaa: 14 Masehi).
Hal 1n1 sejaman dengan masa kejayaan Majapabit. Keramik
keramik dari dinasti Yuan tersebut antara lain berupa
fragmen piring,mangkuk, guci, area, botol,vas bunga dan
pasu.
33
Koleksi keramik musuem Tantular Surabaya tidak
begitu bnnyak, namun cultup beragam jenisnya. Beoerapa
di antaranya aeiolr~h jenis guci, enceh, mangkuk, piring
aan lain-lain. Ditinjau aari jamannya, sebagian besar
keramik-kernmik tersebut berasal dari Yuan dan Ming.
Bentuk guci ~~ngan pegangan di baaannya merupakan jenis
yang banyak dijumpai ai beberapa musuem. Mungkin jenis
tersebut merupaKan jenis yang banyak digunakan paaa ma
sa seldtar Majapahit.
Guci dan vas bunga aari tanah liat
.1)1. museum Trowulan aan Mojokerto dapat dijumpai
bentuk guc1 dan vas bunga yang terbuat aari tanah liat.
Benda tersebut dalam ukuran yang cukup besar sekitar
3~ - 50 em. Bentuk dan warnanya coklat aan ada yang ti
dak rata. Satu di antara guc1-guc1 tanah liat tersebut
berbentuk agaK bulat dengan tepian yang· kecil dan tebal.
Di oagian baaannya terdapat tiga buah pegangan namun k~
cil sekl._li sehingga seolah tidak berfungsi. Bentuk se
macam ini mirip sekali dengan guci-guci Cina. Sedangkan
vas bunga dari tanah liat bentuknya agak bulat namun ke
bagian dasarnya mengec11. Bagian tepiannya melingkar te
bal dan dilanjutkan dengan bentuk hiasan daun-daun dan
tangkai menyatu dengan tepiannya. Baik guci maupun vas
bunga dari tanah liat tersebut berasal aari jaman Maja
pahit (mengingat daerah temuannya aari seKitar Trowulan).
Dari beberap.Fl t·ragmen yang terkumpul di museum 'l'rowulan
aapat diketahui bahwa sebenarnya banyak sekali jenis
34
dan bentuk benda-benda yang terbuat dari tanah liat pada jaman ~~japahit, sehingga tentunya jenis guei aan
vas bunga aari tanah liat pun juga banyak dibuat paaa ma
sa itu. Sayang benaa-benda tersebut muaah peeah dan yang
ada hanya tragmen-fragmenya saja.
Mata uang Cina
Dari beberapa museum, yang paling oanyak mempunyai
koleksi mats uang Cina adalah museum Trowulan. D1 museum
terse but disimpan sejumlah besar mata uang (,'ina. Mata
uang tersebut dari bahan loge dengan bentuk bulat dan
garis tengahnya sekitar 3 em serta'berlubang segiempat
<11 tengohnya. Mata uang-mata uang ter~ebut mempunyai tera
ai kedua s1s1nya. Namun sayang mata uang tersebut belum
diketahui nilainya serta jamannya. Hal ini disebabkan ke
adaan mata uang-mata uang tersebut telah aus tulisannya
Berta telch berkarat sehingga untUk mengetahui identifi
kasinya memerlwtan keahlian khusus. Berdasarkan lokasi
temuan mata uang tersebut (dari Claerah Trowulan ?) tentu
nya mata uang tersebut digunakan sekitar masa Majapahit.
Area-area terraeotta
Data lain yang dipakai sebagai bahan penelitian
aaalah area-area terracotta koleksi museum Trowulan. Ter
raeotta atau tanah liat bakar aaalah bahan yang sering
dipakai untuk pembuatan beberapa benda, misalnya batu ba
ta,wadah, genteng serta area. Rupa-rupanya padci masa Maja-
pahit pembuatan benda-benda aari terraeotta sangat popu
ler. Hal ini mungKin selaras dengan penggunaan batu bata ,-
{
35
sebagai material pembangunan candi-candi. ~erracotta pa
da jaman Majapahit juga aigunakan sebagai bahan pembuat
an alat keoutuhan hidup sehari-hari, pipa-pipa saluran
air,serta reliet·-reliei aan miniatur ba&gunan.
Dari berpuluh-puluh area manusia (terraeotta) di
museum.Trowulan (baik yang relatit masih utuh maupun yang
t1.nggal t·ragmen-fragmennya), beberapa d1 antaranya yang
menunjukkan eiri-eiritraut muka seperti orang as1ng (Cina).
Untwt menghindari kesimpangsiuran dalam penyebutan nomor
inventaris, maka dalam diskripsi yang disajikan ·tidak di
sebutkan nomor inveatarisnya. Hal 1n1 dikarenakun sering
terjadi satu area mempunyai dua nomor 1nventaris. Oleh
sebab itu urutan dalam diskripsinya hanya ~daearkan se-
eara aeak. area-area tersebut adalah:
Area nom or .1 ( lampiran toto no. 4 )
Area tersebut be.1·ukuran tingg1 12 em, lebar 7 em,
tebal 6 em. Roaan mUkanya menunjUkkan wajah seorang Cina,
dengan eiri yang menonjol, yaitu mats s1p1t dengan sudut
luar mata agak ditarik ke atas. Dugaan terseDut di.perkuat
pula dengan bentuk hiasan (tutup) kepala yang berbentuk.
bulat agak panjang dengan garis melingkar di atas dahinya.
Sentuk tutup Kepala sema.eam 1n1 belum pernah terdapat pa
ds penggambaran orang dalam relief-relief eandi baik d1
Jawa Tengah maupun Jaw~ Timur. Area tersebut menggambarkan
seorang laki-laki yang seaang duduk bers1mpuh dengan ta
ngan kanan memegang sesuatu, sedang tangan kirinya berada
di atas paha kiri. Tokoh tersebut tampaknya dilukiskan
l tl
I
3b
telanjang dada dan berpakaian hanya sebatas perut saja.
Area no.2 (lampiran foto no. 5 )
Area terseDut berukuran tinggi 12 em, leDar 8 em
aan tebal 7 em. Dari roman muka orang terseDut jeJ.as mem
perlihatltan roman muka seorang Cina. Area tersebut dalam
posisi duduk, kedua tangannya di atas paha. Memakai tu
tup kepala dengan bentuk meruneing ke belakang dan mem
bentuk suatu tonjolan. Matanya sipit mesKipun diusahakan
membelalak dengan aahi serta mata sisi lu
ar agak ditarik ke atas. ri khas lainnya adalah kumis
yang lebat dan menjulur k bawah di kanan kiri mulut •
Area tersebut dilukiskan memaxai.jubah, sehingga aari
atribut-atribut yang d1kenakan leDih meyakinkan bahwa
area tersebut menggambarkan seorang Cina.
Area no.3 ~lamp1ran foto no.6 )
Area tersebut berukuran tinggi 12 em, lebar 8 em
dan tebal 8 em. Kondisi area pada bagia.n lehernya telah
patah sehingga bagian kepalanya bisa diangkat. Area ter
sebut melUkiskan setengah badan dari sorang yang oerwajah
Cina. ~~ri-eirinya aualah mata sipit, telinga sedang,ram
but tampaK kaku dan disisir ke belakang. Kumisnya tebal
aan menjulur ke bawah di ~nan kiri mulut. Pakaian yang
dikenakannya semacam jubah dengan lengan panjang sampai
ke pergelangan tangan.
Area no~4·
Area tersebut memDeri kesan penggambaran seorang
wanita ~1na. C1r1-eir1nya aaalah mats sipit dengan sudut
3?
mata agak ke atas. Rambutnya disanggul ke kanan. Tangan
kanan di atas lutut dan tangan kirinya membawa se -
buah bends berbentuk bujur sangkar. Area tersebut di -
lukiskan oerjubah teoal dan mempunyai lengan panjang
hingga pergelangan tangan.
Area no.5 (lampiron t"oto no.B)
Area tersebu t merupakan l'ragmen ( t:tnggal bagian
baaan sebatas perut). Kedua tangannya telah patah/hilang.
Raut muka area tersebut juga meneerminkan seorang Cina •
D1 samping matanya yang sipit, wajah area tersebut me
nunjukkan tokoh yang mempunyai pipi tebal serta hidung
yang pesek. Rambutnya tebal namun tidak kaku sehingga se
olah area tersebut memakai topi. Rambut yanc d1 atas
aahi tampak lebih tebal. Area tersebut mengenakan jubah
tebal dan panjang, mungkin lengannya pun panjang.
Area no.6 (lampiran foto no.?)
Area tersebut menggambarkan orang yang seaang me
mikul aagangan. Meskipun bagian leher area bekas sambung
an na~un .area tersebut relatit masih utuh. Tinggi ke -
seluruhan area 13,~em, lebar 10 em dan tebal 8 em. Tokoh i
yang digambarkan agak gemuk dengan perutnya yang gendut.
Area tersebut dilUJd.skan berpaa:aian sangat tipis sehingga
seolah alat vitalnya tamp&K. D1 samping itu area tersebut i
memakii:d.. topi bulat me.L.ingkar seperti bentuk "oaret". Ta-
ngan kanannya memegang pikulan dan tangan k1rinya ke ba
wah. Dilihat aari posisinya, area tersebut je.L.as menunjuk
kan seorang yang seaang menjajakan aagangan yang dipikul.
38
Pedaganh semacam 1n1 sering disebut peuagang keliling
a tau peaagang 11kelontong". D1 masa se1c:.arang masih ba
nyak dijumpa1 peaagang-pedagang kelontong yang terd1ri
aari orang-orang Cina. Hanya saja sekarang yang memikul
barang aagangannya aaalah orang pribumi.
Area dari bahan gyps(1) (lampiran foto no.9)
Meskipun area tersebut bukan aari banan terra -
cotta, namun area tersebut cUkup menarik karena jelas
memperlihatkan seorang Cina. Area tersebut me~ukisKan
seorang laki-laki duauk cU. atas seekor katak. Orang ter
sebut Sl.kap dUdU!tllYa kaki kanan ke bawah dan kaki kiri
dilipat ke kanan hingga batas pangkuan { sikap seperti
1n1 dalam 1~t1lah 1konograf1 disebut arahaparyaftkasana).
Tangan Itanannya diangkat di atas lutut kanan sambil me
megang sesuatu dan tangan kirinya terbuka serta diletak
kan d1 atas kaki kiri. Rambutnya tiaalt kaku dan t~bal ,
namun di atas dahi agak tebal. Matanya sipit dengan su
dut luar mata agak ke atas. Area tersebut berkumis teba!
menjulur ke bawah d1 kanan kiri mulut. Jenggotnya tebal
dan meruncing ke bawah. Tokoh tersebut dilukiskan ber
jubah dan berlapis d1 bagian atas. Lapisan jubab ter-• sebut nampak bergaris-garis aari bagian leher(dengan ta-
linya di bawah leher) bingga pergelangan tangan. Secara
proporsional katak yang diaud~ tampak lebih besar.
Area Budha dari batu
Area tersebut belum lama ditemukan dari desa Man-
ting, kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto. Area ter-
39
sebut berukuran tinggi 23 em, lebar 16 em dan tebal
15 em. Sikap duduknya adalah paryaAkasana ( duauk ber
sila) dan sikap tangannya aaalah dbyana mudra (sikap
tangan seaang bersamadi). Rambutnya keriting dengan ~
nisba (sanggul bulat di·atas kepala) serta 41 dahinya
terdapat ~ (seperti titik di tengah dahi). Penggambar
an wajah area Budha tersebut agak bulat dengan alis sisi
luar agak ke atas. Bentuk alis a~n mata yang demikiaa
memberi kesan bahwa raut mUka area tersebut seperti raut
muka orang Cina. Dengan demikian dapatlab diduga bahwa
area Budha tersebut mempunyai ciri-eiri Cina. U1 samping
itu area tersebut juga digambarkan memakai jubah yang te
bal di bagian aadanya. " Dari diskripsi beberapa obyek penelitian tersebut
di atas aapatlah diperoleh data yang agak jelas tentang
seberapa jauh unsur-unsur Cina tersebut berpengaruh d1
berbagai bidang antara lain sosial, ekonomi dan buaaya •
Untuk memasuki tahap pembahasan terlebih dahulu.dikemukakan
cara analisis YaDS dilakukan untuk mengolah data tersebut.
Data yang telah dikumpulkan seeara garis besar
terdiri dari tiga jenis, yaitu area batu, area terracotta,
keramik Cina dan lokal. Data tersebut kemudian dianalisis
untuk mengetabui seberapa jauh pengaruh Cina d1 bidang
sosial, ekonomi dan budaya di Jawa T1mur sekitar abad :
13 - 15 Masehi. Analisis tersebut meliputi: perkembangan
ornamen pada area batu, analisis fungsional dan analisis
bentuk. Basil analisis tersebut dipadukan dengan data lain
nya dari basil studi pustaka.
B. .&NALISIS DATA
Dari sejumlah data yang berhasil dikumpulkan di
antaranya berupa 16 buah area batu koleksi museum Nasi
anal Jakarta, museum Trowulan dan museum Mojokerto. Da
ri data tersebut yang dianalisis adalah perkembangan or
namen khususnya yang berupa hiasan bentuk guei atau vas
bunga yang dari dalamnya tumbuh pohon, daun dan bunga te
ratai.
Bunga teratai merupakan tumbuhan yang menjadi sim
bol terpenting dalam ikonografi India. Bunga teratai me
rupakan timbol dari "peneiptaan" serta lambang dari ''ke
sueian kelahiran". D1 samping itu bunga teratai juga me
lambangkan "pohon kehidupan dan keberuntungan".
Biasan berupa bunga teratai yang keluar dari dalam
sebuah guei atau vas bunga rupa-rupanya aerupakan eiri
khas seni area d1 masa Hajapahit. Namun b1t.a dirunut ke
belakang, ternyata beutuk hiasan semaeam itu merupakan
perkembangan dari bentuk-bentuk d1 masa sebelumnya. Untuk
itu dalam analisis perkembangan orn~en yang dilakukan
bertolak dari bentuk-bentuk awal hiasan tersebut. D1 be
berapa eandi di Jawa .. Tengah misalnya candi Borobudur, Men
dut dan Kalasan dapat dijumpai biasan yang dapat dianggap
sebagai bentuk awal dari biasan pada area-area tipe Maja
pahit.
Hiasan panil d1 kald. candi Kalasan di an.\:ranya
berupa sebuah vas yang dari dalamny~ tumbuh bunga-bunga
dan daun-daun yang berombak. Sebuah vas dengan bunga -
bunga teratai merupakan simbol dari kemakmuran. Biasan
41
semacam itu dikenal sebaga1 kelsnglqipan hiasan aar1 ke
senian India dan Hindu Jawa (Bernet Kempers,l~!;>9:!>1).
Hiasan pada salah satu panil di candi Kal~san tersebut
merupakan satu dari beberapa variasi motif hiasan, yang
terd1ri dari seouah pohon teratai tumbuh aari akar umbi
dan berkembang menyamping.
JJalam seni bias bunga teratai d.ianggap tumbuh da
ri sebuah akar umbi. Hal ini jelas berbeda dengan keadaan
secara alaminya. Dalam variasi yang lain akar umbi di
ganti menjadi sebuah ubi-ubian bulat. Bahkan sering pula
diganti oleh segala jenis obyek yang berbentuk bulat ,
misalnya seeker binatang yang berbentuk bulat, seorang
laki-laki yang berperut gendut dan lain-lainnya.
Biasan sperti yang disebutkan d1 atas sebenarnya
merupakan perkembangan aari hiasan yang lazim disebut
recalcitrant spirals, yaitu hiasan yang Derupa aaun-daun
dengan bentuk bulat aan makin ke atas berulang-ulang, se
perti yang terdapat di cand1 Kalasan dan Manaut. Hiasan
semacam itu merupakan satu dari bentuk-bentuk hiasan yang
paling Dagus dari kesenian Hindu Jawa. Dalam bentuk dan
tempat yang sedikit berbeaa, yaitu d1 bidang yang hori
sontal hiasan bentuk spiral-spiral tersebut terdapat pad.a
panil-panil di candi Menaut.
Tumbuh-tumbuhan yang merambat meskipun berbeda da
lam pengertian ilmu botani, d.ipanaang sebagai batang atau
tangkai dari bunga teratai. Teratai tersebut dipand.ang
tumbuh aari sebuah akar umbi yang bulat. Pada masa yang
kemudian atau pad~ perkembang~n selanjutnya, akar umbi
yang bulat tersebut sering d1gant1 dengan segala jenis
obyek yang bulat, misalnya seekor ikan yang besar, sa
orang laki-laki yang gendut, seekor kura-kura, sebuah
vas bunga dan la~n-lain (Bernet Kempers,l~59:48). Di
sisi lnin aapat d1jumpa1 aaanya daun-aaun aari tumbuhan
rambat tumbuh dari sebuah simpul yang mirip-mirip dengan
mulut aari sebuah t,akara. Makara adalah sejenis binatang
mitos dari laat yang sering disamakan dengan buaya mes
kipun sering digambarkan dengan ekor ikan atau ~elalai
gajab, oan ini merupaKan simbol aari air~Gosta Liebert,
197b:lbb). Dari aKar umbi sering berubah men~adi sebuah
makara dan mak~ra tersebut sebaga1 pangkal dar1 tumbuh~
nya tumbuhan rambat, sepert1 dapat ~saksikan d1 eandi
Borobudur. Bahkan sering pula lllakara t~rsebut d1gant1-
kan pula oleh Obyek yang hampir sam~ misalnya seekor
ular yang posisinya melingkar ("digelung") sehingga mi-·
rip dengan maKara dan akar umb1 yang bulat.
uar1 uraian perkembangan hiasan bentuk bunga te
ratai ~ersebut d1 etas dap."ltlah dianalisis lb area batu
yang menjadi bahan penel1t1an. Tiga oar1 lb area tersebut
berasal aar1 eand1 Jago dan oapat diketahu1 jamannya, ya-
1tu aari mesa Singosar1. D1 Kanan kiri area tersebut ter
aapat hiasan berupa pohon teratai yang tumbuh uar1 akar
umbi. Hiasan semaeam 1tu terkenal uar1 kesenian India,
khususnya aari periode Pala dan juga hiasan serupa ter
aapat pula ~da area 9iwa dari eanai Kidal di aaerah
43
Malang.'Arca tersebut sekarang berada d1 Royal Tropical
. Institute, Amsterdam, Belanda. Area 9iwa tersebut sering
disebut sebag~ area perwujudan Raja Anushapati, .raja
Singosari yang·kedpa. Hal itu diperkuat dengan adanya
hiasan bunga teratai yang tumbuh aari &Kar umbi yang
sering aihubungkan dengan tokoh-tokoh dari dinasti Singa
sari (Bernet Kempers,l959:'l4).
Satu eontoh area lagi yang men~ukkan tipe area
aari dinasti Singas~ adalah area perwujuaan raja Kerta
negara. Area tersebut diwujudkan aalam bentuk Hari-Hara
Ardhanari, yaitu satu area ~ang berupa setengah laki-lald
setengah wanita serta mempunyai ciri-ciri yang dimiliki
dewa 91wa(Bara) dan dewa Wisnu (Hari). Penggamba~an se
tengah laKi-laki setengah wanita tersebut hanya aalam ben
tuk buah dadanya. Buah dada yang kir1 lebih besar aaripada
yang kanan. A rca tersebut sekaraug berada d1 Berlin,Jer
man. u1 kanan k1r1 area terdapat bunga teratai yang tum
bub dari aur umbi(Claire Holt,l96?: 81 ).
Sebuah area Trnavindu yang berasal aari salah satu •
C8ndi-condi dakat Singasari, Malang, a~unya1 hiasan yang
seaild t berbeda dengan area-area dari dinasti Singasari.
Area tersebut sekarang berada d1 musaam Nasional Jakarta.
Dari prasasti yang tertulis di bagian sanaaran arcanya
dapat diketahui bahwa area tersebut menggambarkan tokoh
Trnavindu (Bhagawan Tr1vav1ngdu maharshih). Biasan yang . .
berupa bunga teratai aalam area 1n1 agak berbeaa dengan
area-area dari candi Singasari. t:ratai tersebut tumbuh
dari sebuah vas sebagai pengganti sebuah akar umbi. Hal
ini sesuai dengan kenyataan yang sering terjadi dalam
jaman Majapahit. Fragmen area lainnya yang ditemukan di
sebelah utara eandi Singosari bersama-sama dengan pra•
sasti yang berangka tahun 1351 Masehi. Dengan demikian
area tersebut dapat diperkirakan berasal dari sekitar per
tengahan abad: 14 Masehi. Bentuk vas bunga sangat keeil
dan bulat serllmirip sekali dengan vas yang ada d1 be
lakang area Dwarapala (=penjaga pintu) d1 eandi induk
Panataran,Blitar yang berangka tahun 134? Masehi. Angka
tahun ini tidak terpaut b&n7ak dengan angka tahun 13~1 M
aan area TrnaVindu tersebut (Bernet Xempers,l959:81) • • Dari uraian atau analisis perkembangan ornamen
yang berupa bunga teratai d1 atas, maka dari data Yang
iiikUapulkan terdapat enam aaeaa bentuk dan variasi hiss
san bunga teratai. !teenam bentuk tersebut adalah: J)er -
tama, pohon dan bunga teratai yang tumbuh dari sebuah a-
kar umbi. Hal ini ternyata merupakan model aari area-area
jaman Singasari. Kedua, pohon dan bunga teratai yang tum
bub dar1 sebuah vas keeil dan bulat sebagai pengganti a
kar umbi, sebagai eontoh area TrnaVindu dan fragmen area •
di halaman museum Trowulan. Ketiga, pohon Qan bunga te
ratai yang tumbuh aari sebuah guei atau vas yang agak bu
lat dengan tepian yang lebar serta bagian dasar yang polos.
Keempat, pohon aan bunga teratai yang tumbuh aari sebuah
guei atau vas yang beroentuk lonjong atau ramping, tanpa
hiasan apa pun. Kelima, pohon dan~bunga teratai yang tum-
4b
Cara pengerjaan area tersebut dengan jalan dibentuk ter
lebih dnhulu. Kemudian bagian-oagian tutup kepala, mata,
hidung a.n mulut diben~uk dengan goresan-goresan. Bentuk
atau proporsi badanpya eukup baik. Hanya saja penggambar
an area tersebut ltnrang ideal karena umumnya area-area
yang menggambarkan seorang Cina sering mengenakan baju te
bal atau jubah. Area tersebut tampaknya telanjang dada.
Area no.Z, bagian kepalanya memakai tutup kepala.
Tutup kepala tersebut berbentuk runeing ke atas dengan
bentuk tebal dan bulat di bagian pangkalnya serta tonjol
an runeing di bagian ujungnya. Tutup kepala yang diguna
kan lebih tepat bila disebut topi dengan letaknya yang
agak miring ke kanan. Bagian badan area tersebut sebetul
nya kurang proporsional bila dibandingaan dengan kepala
nya. Namun oleh karena area tersebut digambarkan dalam
posiai duduk maka seeara keseluruhan cukup ba1k.
Area no.3, tidak memakai tutup kepala. Rambut area
tersebut tampak kaku dan disisir ke bel~tang. Bagian ba
dan area tidak tampak jelas karena tertutup oleh jubah yang
dikenakan sangat tebal. Seeara proporsional antara badan
dan kepalanya tidak seimbang, terleoih lagi bagian leber
area tersebut telah putus sehingga kepalanya bida dilepas.
Area no.5, tidak mempunyai tutup kepala. Rambutnya
disisir rapi ke belakang serta jambulnya agak tebal. Hanya
raut mukanya yang kurang baik, karena tampaK pipibya yang
tebal serta hidung yang pesek. Oleh karena area tersebut
tidak utuh, maka bagian badanpya hanya sebatas perut. Ke
dua tangannya juga telah patah. Tampaknya area tersebut
47
Area no.b, menggambarkan seorang laki-laki yang
sedang memikul bDrang. Area tersebut dilukiskan memakai
tutup kepala yang berbentuk bulat agak melaDar, sehingga
mirip .bentuk baret. Meskipun dalam ukuran yang kecil, ar
ea tersebut eukup proporsion3l karena perbandingan kepala
badan serta kakinya eukup seimbang. Demikian pula bar~ng
yang dipikulnya. Hany• saja tampaknya orang tersebut ber
pakaian sangat tipis sehingga tampak bagian kemaluannya.
Area orang menunggang katak. Area tersebut terbuat
dari bahan bukan terraeotta, namun cukup menarik perhati
an karena jelas menggambarkan wajah seorang Cina. D1 sam
ping wajahnya yang sangat jelas, pakaian yang dikenakan
· pun berupa jubah dengan hiasan garis-garis hingga per
gelangan tangannya. Kepalanya tanpa tutup kepala. Rambut-' nya tipis dengan jambul menjorok ke dahi dan tebal. Se-
cara propoaional penggambaran orang tersebut· .eukup bogus,
namun Dila dibandingkan dengan katak yang ditungganginya
memang tidak seimbang.
SeDuah area Budha dari batu yang ciitemukan dari
daerah Mojokerto eukup m~narik. Seeara ikonografis area
tersebut -mempunyai penyimpangan-penyimpangan dalam atur
an ikonograri, yaitu teru~aaa penggambaran raut mukanya.
Raut muka area tersebut cenderung menggambarkan raut muka
orang Cina dengan mata yang s1p1t serta sudut luar mats
ditarik ke atas. D1 samping itu bentuk p1p1 yang bulat
dan tebal memberi c1r1 ~sus area tersebut. Pemahatan
areanya cukup halus, namun dari segi proporsi tampak agak
kurang seimbang seh1n6ga area tersebut tampak tambun.
Analisis bentuk yang dapat dilakukan terhadap
mata uang Cina hanya secara garis besar saja. Hal ini
disebabkan jumlahnya yang cukup banyak sehingga yang
dianalisis hanya bentuk seeara umum saja. Mata uang -
mata uang Cina yang disimpan di museum Trowulan sangat
banyak jumlahnya. Namun seeara umum mata uang tersebut
berbentuk bulat dengan lubang d1 tengah berbentuk bu
jur sangkar. D1 kedua s1s1nya terdapat tanda tera yang
berupa tulisan/huruf mengikuti bentuk mata uangnya. Ga
ris tengahnya sekitar 3 em dan garis tengab lubang se
kitar 5 mm, tebal sekitar 1 - 2 mm.
ADalisis bentuk keramik-keramik Cina pun dilaku
kan secara garis besar saja karena jumlahnya yang sangat
banyak dan disimpan di beberapa museum. Seeara umum ke
ramik-keramik Cina tersebut meliputi jenis gue1, mangkuk,
piring, Kendi,botol,vas bunga,buli-buli, cepUk dan lain
lainnya. Keramik-Keramik tersebut berasal cari beberapa
dinasti, kbususnya dari dinasti Sung, Yuan dan Ming, yang
berasal sekitar abad: 10 - 16 Masehi.
Bentuk guei seeara umum adalab oval dengan variasi
bagian tepiannya ada yang lebar maupun sempit, serta te
bal maupun tipis. Demikian pula bagian badanpya, ada yang
memakai pegangan ada yang tidak. Bagian dasarnya umumnya
polos. Mengenai warna atau glasirnya tergantung dari jaman
nya. Mengenai besar atau tingginya juga bermaeam-maeam,
berkisar antara 25 - ?5 em serta garis tengah sekitar 15-
60 em.
49
Jenis mangkukpaaa umumnya berbentuk jekung dan
bagian tepiannya lebar, di bagian aasarnya kadang-kadang
terdapat kaki yang bulat dan ada pula tanpa kaki. Me -
ngenai glasir dan wernanya juga tergantu dari ciri masing
masing dinasti.
Jenis piring pada umumnya hampir sama dengan mang
kuk, hanya saja agak rendah dan aatar. Bagisn: tepian
nya bervariasi, aaa yang polos ada yang pinggirannya me
lebar ke luar.
Jenis kendi pada umumnya sama bentuknya dengan ken
di-kendi di masa seKarang. Hanya yang sering tampak me
nonjol adalah bagian cucuknya. Bagian cucuk sering ber -
bentuk bulat dengan lubang yang kecil, sehingga sering
disebut"kendi susu". Warna dan glasirnya tergantung dati
jamannya.
Jenis botol yang terkenal adalab botol aari jaman
dinasti Yuan, yaitu yang disebut tlengan istilah "botol ' .
bawangan", karena bentuknya seperti bawang. Keramik dari
dinasti Yuan merupnkan keramik yang terbanyak ditemukan
dari aaerah Trowulan yang sekarang menjlJdi koleksi museum
Trowulan.
Jenis vas bunga juga bermacam-macam bentuknya, se
perti yang dapat disaksikan beberapa di antaranya pada
area-area masa Majapahit.
Jenis keramik lainnya adalah enceh. Enceh sebenar
nya mirip dengan guci. Hanya saja bentuknya lebih kecil
aan pendek, serta bagian tepiauya agak lebar. Sering pu-
la di bagian badannya mem:i)unyai empat pegangan.
Jenis keramik Cina lainnya yang sering ditemukan
adalah eepuk dan buli-buli. Cepuk bentuknya eeperti mang
kuk tetapi bertutpp sehingga bentuk keseluruhan bulat.
Sedangkan jenis buli-buli sebenarnya seperti eepuk, hanya
saja tidat bertutup dan bagian tepiannya agak sempit dan
agak tebal.Tinggi serta lebar eepuk dan buli-buli hanya
seKitar 8 dan 6 em.
Di museum Trowulan dan Mojokerto terdapat vas bu
nga dan guci yang terbuat dari tanah liat. Sebuah vas bu
nga dari ta~ah laat bentuknya oval dengan bagian dasarnya
menyempit. D1 etas tepiannya terdapat bentuk seperti tang
kai dan daun bunga menyatu dengan bagian tepiannya. Seaang
kan bentuk gueinya agak bulat. Sebuah di antaranya dengan
tepian yang menyempit serta sebuah lagi bagian dasarnya
mempunyai alas yang bersusun dan bergaris-garis.
Analisis fungsional yang dilakukan terhadap bebe
rapa obyek penelitian tidak aapat dilakukan seluruhnya.
Hal ini disebabkan sedikitnya data yang dapat memberi gam
baran tentang fungsi benda-benda tersebut.
Bentuk-oentuk guei atau vas bunga dalam sebuah ar
ea batu mempunyai fungsi sebagai kelengkapan ikonogra1·1s,
yaitu sebagai pengganti akar umbi.yang lazim terdapat pa
da area-area masa Singasari. Bentuk-bentuk guei atau vas
bunga tersebut sesuai dengan kebiasaan dalam seni hies di
masa kesenian Jawa Tengah(masa Klasik), misalnya paaa ean
di Borobuaur,Mendut, Kalasan dan sebagainya •.
•
51
Keramik-keramik Cina meskipun jumlahnya banyak,
namun beberapa di antaranya belum aapat diketahui fung
sinya secara jelas. Jenis piring,mangkuk, Kendi, fungsi
nya jelas tiaak banyaK beroeaa aengan sekarang. Namun
jenis guci, enceh, buli-buli dan lain-lninnya belum di
Ketahui secara pasti fungsinya. MungKin untuk benda -
benda yang bagian tepiannya sempit atau kecil tentunya
dip~Kai untuk tempat benaa cair, sedangkan oenda-benda
yang tepiannya lebar tentunya untuk tempat benda padat
atau pun benda eair. Jenis eepuk mungkin untuk menyimpan
benaa-benaa berharga atau sejenisnya yang kecil-keeil.
Sed8ngkan jenis ouli-buli mungkin untuk tempat minuman
sejenis anggur.
Bila aitelitl. secara seKsama:t, mate uang -mate uang
Cina yang banyak jumlahnya tersebut berasal dari berbagai
satuan dan nilai. Namun masih sulit dikenali nilai nomi
nal maupun verbalnya. Yang jelas tentunya mata uang Cina
yang banyak ditemukan tersebut berfungsi sebagai alat tu
kar atau alat pembayaran yang syah di samping jenis meta
uang dari dalam negeri yang berlaku saat itu.
Area-area terraeotta koleksi museum Trowulan,khu
susnya yang menggambarkan wajah-wajah orang Cina dapat
dike.t~ai berdasarkan data atau peristiwa sejarah. Se
kitar awal ~~un 1293 Masehi datanglah armada utusan Kai
sar Kubhlai Khan ke Jawa Timur dalam. jumlah yang sangat
besar. Tentunya kehadiran mereka tersebut me.rupakan pe
ristiwa yang cukup menarik perhatian pada saat ittu. Ter-
,_
52
lebih lagi kehadiran mereka diabadikan dalam Pararaton
serta cerita dari mulut ke mulut secara turun temurun •
Hal ini akan membawa akibat di biaang kehidupan masya
rakat dan kebudayaan. Bentuk-bentuk figur orang-orang
Cina dengan ciri-ciri khas menjadi bahan inspirasi seni
man Majapahit. Dengan demikian area-area yang menggambar
kan wajah 9rang-orang Cina· merupakan media intormasi d1
kalangan masyarakat pada masa 1tu.
Dari analisis yang telah dilakukan terhadap be -
berapa obyek penelitian tersebut di atas dapatlah mem
beri gambaran yang lebih jelas dalam pembahasan mengenai
basil penelitian yang telah diperoleh serta untuk meD~e
tahui seberapa jaum unsur-unsur Cina tersebut berpengaruh
di bidang smsial, ekonomi dan budaya di Jaws T1mur se -
kitar abad: 13 - 15 Masehi.
~':
BAB IV
BASIL DAN P.EMBAHASAN
Dari pengumpulan data yang terdiri dari data ar
tefaktual maupun d~ta hasil studi pustaka,kemudian di -
analisis dapatlah dipero~eh beberapa basil penelitian
sebagai ber~kut: Pertama, unsur-unsur atau pengaruh Ci
na di bidang sosial di masa Singasari belum begitu tam
pak menonjol. Demikian pula di bidang ekonomi dan budaya.
D1 masa Majapahit unsur-unsur tersebut mulai tampak me
nonjol. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain, awal lahirnya kerajaan Majapahit bersamaan dengan
datangnya orang-orang Cina sebagai bala tentara Kaisar
Kublai Khan dalam jumlah.yang sangat banyak. Faktor pen
dwtung lainnya adalah berkembangnya hubungan antara Cina
dengan Majapahi t di masa yang kemudian. Den'gan demikian
kedua faktor tersebut mengakibatkan mulai masuknya unsur
unsur Cina d1 berbagai aspek kehidupan masyarakat khusus
nya di masa Majapahit. Hal ini selaras dengan teori akul
turasi oalam kebudayaan. Disebutkan bahwa,dua kelompok
masyarakat atau bangsa saling berhubungan, maka d1 antara
kedu~ bangsa tersebut akan saling mempengaruhi satu de
ngan lainnya, ai samping kebuaayaan yang satu akan mem
perkaya kebu~ayaan lainnya • .
Adanya unsur atau pengaruh Cina tersebut tidak ha-·
nya divisualisasikan aalam berbagai benda basil seni dan
1' '
budaya saja, tetapi juga tersurat dan tersirat dalam be- )· ··
beraptt peninggalan tertulis, misalnya prasasti-prasasti,
kronik-k~onik Cina serta sumber tertulis. lainnya.
Dari kronik-kronik Cina atau pun kitao-kitab se
perti Ying-Yai Sheng-Lan diperoleh keterangan tentang
orang-orang Cina yang datang dan menetap di Jawa Timur.
Disebutkan aalam kitab tersebut bahwa mata uang tem~aga
Cina aari berbagai dinast1 te1ah bereaar d1 aaerah ter
sebut {Chaa-wa ~ Jawa). Tuban yang o1eh orang-orang asing
disebut Tu-pan adalah nama suatu aaerah yang dihuni. o1eh
lebih aari 1000 ke1uarga aan beberapa d1 antara mereka
aaalah orang-orang Cina aari daerah prop1ns1 Kuang-tung
aan ~~ang chou yang te1ah berimigrasi ke sana. Disebutkan
pula bahwa jenis unggas, Kambing, ~kan aan sayur-sayaaan
" sangat murah di sana (Feng Cb'eng-Chun,19?0:~9). Disebut-
kan pula oeberapa kota seperti Gresik (Ko-erh-hsi) yang
merupakan aaerah gersang. Orang-orang Cina m~mbangun dae
rah tersebut Clan menyebutnya sebagai "aesabaru" aan ·turun
temurun penguasatpemimpin di sana adalah seorang dari Ku- '
ang tung. D1. sana t1ngga1 lebih dari 1000 ke1uarga orang
orang asing aari berbagai tempat dan mereka sebagian be
ear sebagai pedagang, Clan mereka adalah orang-orang kaya
" (F'eng Ch'eng Chun,l9?0:90). D1 samping itu disebut pula
kota-kota lainnya seperti Surabaya (Su-erh-pa-Ya) dan
Canggu (Chang-ku). Canggu aelalah kota pelabuhan di tepi
sungai brantas. Dari Canggu dengan perjalanan satu se
t~ngah hari ke arab barat-aaya sampailah ke tempat raja
tinggal, yaitu Majapahit {Man-che-po-1). Tempat ter
sebut mempunyai aua sampai tiga ratus keluarga orang -
orang asing, aengan tujuh atau aelapan pejabat sebagai
pembantu raja. Selanjutnya disebutkan pula bahwa negeri
itu(Majapahit) terdiri dari tiga golongan atau kelompok
masyarakat. Kelompok yang pertama adalab orang-orang I
slam yang telab migrasi ke Jawa sebagai pedagang. Ke
lompok yang kedua adalah terdiri dari orang-orang T'ang,
mereka adalah orang-orang dari propinsi Kuang tung dan
" Chang chou serta dari Ch'uan chou dan tempat-tempat lain-
nya yang melarikan diri ke daerah tersebut. Beberapa d1
antara mereka telag bertobat dan menjalankan puasa. Ke
lompok yang ketiga adalah penduduk pribumi (Feng Ch'eng II
Chun, 1970:93).
Dari beberapa pemberitaan tersebut dapatlab di
tarik suatu gambaran bahwa d1 masa Majapahit orang-orang
Cina telah bonyak dan mereka telah pula menetap dan mung
kin membentuk suatu perkampungan (pacinan) seperti di ma
sa yang kemudian. Sebagian besar dari mereka adalah ber
dagang dan mata·uang Cina pun telah laku beredar meskipun
mata uang tersebut diimport dari luar. Dengan demikian
kehadiran mereka d1 masa itu tentu membawa pengaruh di
bidang sosial dan ekonomi. Hal ini masih terasa hingga
sekarang bahwa. :rang-orang Cina atau keturunannya banyak
yang bergerak d1 bidang perdagangan. Keramik-keramik Ci
na pun merupakan barang kegemaran orang-orang Majap<;hit
saat itu (Groeneveldt,l960:53).
Satu kegiatan masyarakat pada masa Majapahit yang
mungkin akibat pengaruh atau kebiasaan orang-orang Cina
adalah menyabung ayam. Di negeri Cina mengadu ayam me-
rupakan hiburan yang sangat populer d1 Canton d1 masa
Dinasti Sung. Kebiasaan tersebut telah mengakar kuat dan
hal ini bertEmtangan dengan kebiasaan di Cina Utara yang
ternyata permainan adu ayam termasuk permainan yang tidak
baik. Kebiasaan adu ayam sampai saat ini masih sering di
lakukan terutama di Bali. Dalam kitab Nagarakertagama dan
kitab-kitab lainnya dapat dijumpai istilah sawupg yang
dapat diartikan ayam jantan aduan dan adll4]tam tersebut
mempunyai makna religius.
Di blhdang budaya unsur atau pengaruh Cina tersebut
lebih tampak terutama dari basil kebudayaan materi. Se
bagai eontoh adalah·di bidang seni area, baik area batu
maupun area terraeotta. Penggambaran guei-guei Cina atau
pun vas bunga pada area-area batu khususnya dari jaman
Majapahit merupakan bukti kreativitas se~an pahat dalam
memadukan unsur asing (Cina) dengan unsur lokal yang te
lah berkembang d1 masa sebelumnya.
Ditinjau dari segi seni bias, penggambaran vas bu
nga yang dari dalamnya tumbuh terata! atau tumbuhan rambat
telah berkembang pada kesenian Klasik Jawa Tengah. Kemudian
di masa Singasari vas bunga tersebut digantikan dengan akar
umbi yang sebenarnya tidak d1milik1 oleh teratai. D1 masa
Majapahit kedudukan akar umbi tersebut digantikan lagi oleh
vas bunga atau bahkan oleh guei-guei yang mirip sekali ben
tuknya dengan guei-guei dari Cina. Sebagai contoh pada area
Parwati dari eandi Rimbi. Hiasan bentuk guei pada area ter
sebut juga dilukiskkn dengan pegangan di bagian badan guei
. 57
tersebut. Namun d1 Eini tampak keahlian si senim~n da-
. lam memadukan kedua unsur kebudayaan (Gina dan Indonesia),
yaitu di bagian dasar guci tersebut diberi hiasan bentuk
simbar (segitiga berhias ceplok bunga). D1 bawah dasar gu
ei tersebut masih terdapat sebuah hiasan berupa ceplok
bunga teratai terbalik ke bawah menyatu dengan dasar gu
einya. Hal .tersebut menyerupai akar umbi pada area-area
jaman Singosari, sehingga seeara keseluruhan guci ter -
sebut sebagai umbinya sedangkan eeplok teratai yang ter
balik ke bawaa sebagai akarnya.
·Dari beberapa area terraedltta koleksi museum Tro
wulan berhasil diidentifikasi beberapa area yang meng
gambarkan wajah orang-orang Cina. Dengan demikian dapat
memberi gambaran bahwa pada jaman f.iajapahi t kehadiran o
rang Cina banyak membawa pengaruh d1 berbagai kehidupan
masyarakat·dan d1 antara mereka berhas11 diabadikan dalam
bentuk patung-patung terraeotta. Dengan demikian area ter-• . raeotta di samping sebagai bends seni juga mempunyai fung
s1 sebagai media informasi tentang bent'ttk dan keadaab o
rang-orane Cina yang tinggal di Majapahit saat itu. Demi
kian pula temuan sebuah area Budha dari batu di daerah
Mojokerto. Area tersebut jelas memperlihatkan raut muka
Gina, sehingga dapat diduga bahwa area Budha tersebut di
peruntukkan orang-orang Cina yang menganut agama Budha
di masa Majapahit.
Suatu hal yang menarik adalah nama raja Majapahit
terkenal adalah Hayam Wuruk. Kata 11hayam" dapat berarti
ayam (jantan). Menurut Pararaton nama kecil dari raja
Hayam Wuruk adalah Tetep, yang juga berarti ayam jantan.
Dalam upacara keagamaan di kerajaan M£japah1t, hiasan -
hiasan bangunan-banaunannya (termasuk tiang-tiangnya) di
beri warna merah (rinakta). Bagian bubungan bangunan ju
ga diberi hiasan. Pigeaud menduga bahwa hiasan atap (bu
bungan) biasanya berbentuk jagoan (= ayam jantan), atau
burung-burungan yang terbuat dari bambu atau jalinan je
rami. Hal semacam ini masih dapat dijumpai di masa se -
karang di beberapa daerah di Jawa. Warns merah mempunyai
arti sebagai simbol cahaya, api dan sebagainya. Hal se
rupa dapat pula dijumpai pada tiang-tiang bangunan suci
di Cina yang juga diberi hiasan warna merah. D1 daerah
Sulawesi rumah-rumab penduduk juga banyak bagian atapnya
dihiasi dengan,jagoan. Sebagai binatang (burung matahar1),
jagoan tersebut juga sering dipasang d1 atap-atap bangun
a.n di Cina, yang mempunyai arti simbolik sebagai p~lindung
terbadap cahaya (P1geaud,l965:177).
Sebagai panguat data tentang kehadiran orang-orang
Cina di ~~japahit dapat diketahui dari beberapa prasasti
dari masa Bajapabit. Sebagai contoh pras~sti Wijaya Para
krama Wardana tahun 1447 Masehi. Dalam prasasti tersebut
terdapat istilah juru kling dan juru cina. Kedua jabatan
tersebut termasuk bag1 mereka yang disebut dengan istilah
madilala (dra!Ya) haj1, yaitu mereka yang bertugas me
mungut pajak atas nama raja serta di antara mereka yang
dalam istilah sekarang dapat disebut abdi dalem kraton •
Juru kling dan juru cina adalah pejabat yang mengurusi dan
.,
BAB V
PDroTUP
Dari basil penelitian yang telah diuraikan d~lam
bab terdahulu dapatlab ditarik kesimpulan sebagai beri
kut:
1. Unsur-unsur Cina·atau pengarubnya d1 bidang sosial
baru tampaak menonjol d1 masa Majapahit khususnya per-·•>;;.
tengahan abad: 14 Masebi. Hal ini disebab~n poda sa-
at itu mgrupakan puncak kejayaan Majapabit serta pun
cok perkembangan di bidang hubungan internasional khu
susnya di bidang perdagangan.
2. Kehadiran tentara Tartar utusan Kaisar Kublai Khan di
Jawa Timur membawa akibat mulai berkembangnya pengaruh
d8ri Cina d1 berbagai aspek kehidupan masyarakat.
3. Di bidang ekonomi pensaruh tersebut sangat terasa,ya
itu tampilnya orang-orang Cina sebagai para pedagang
yang mendatangi beberapa tempat di Jawa Timur, baik d1
d·.erah pesisir maupun pelabuhan-pelabuhan di aliran
3ungai Brantas. Mata uang Cina dari berbagai dinasti
ternyata berlaku juga seb•gai alat pembayaran di sam
ping mata uang lokal yang telah beredar.
4. D1 bidang budaya pengarub tersebut diolah sedemikian
rupa oleb seniman Majapabit disesuaikan dengan kebuda
yaan yang tel8b ada, sebagai contob d1 bidang seni ar
ea sehingga mengbasilkan eorak dan ciri yang menarik.
5. Betapa pun kuatnya pangaruh kebudayaan dari luar, ter
nyata masyarakat Jawa Timur d1 abad: 13 - 15 Masehi
60
masih mampu mengolab eerta memadukan unsur kebudaya -
an asing dengan unsur kebudayaan asli Indonesia. Pe
riode Jawa Timur memang diwarnai dengan munculnya kern
bali unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia. Keberhasil
an kerajaan ~~japahit dalam menjalin huhungan dengan
negara~negara atau bangsa lain disebabkan telah mem
punyai landasan .•kebudayaan yang telah kokoh serta
keterbukaannya dalam menerima unsur kebudayaan asing.
DAF'l'AR PUSTAKA
·_Bernet Kempers.A.J.,l955, "Borobudur•s Verborgen Voet 11,
BKI.lll, s•Gravenhage M.Nijhoff.
--------------, 1959, Ancient Indonesian Art, Harvard University Press, Massachusetts.
Boechari, 1965, ''Epigraphy and Indonesian Historiography",.dalam Soedjatmoko ,!l,!l, An Indroduction to Indonesian Historio;raphY, Cornell University Press, New York, hlm.4 -73.
--------, 19?6,"Some considerations of the problem of the shift of Mataram•s center or government from eentral to East Java in the lOth Century AD",Bullet1n of the Research Center of Archaeology or-Indonesia.Ro.iO,PUsat Penelitian Arkeologi Nasi-
ona1, Jakarta.
Brandes.J.L.A. - Krom.N.J.,l913, "OUd Javaansche Oorkonden Nagelt~ten 'l'ranschripties", Verhandelingen van bet Bataviaasch Genootshap v:~1 Xunsten en Wetenschappen.tx. Batavia l!6recht en co.•Hage R.Rijhoff~ ·
-------------, 1920, Pararaton.Het boek der koningen · van Toemapel en van Rajapahit, 1 Gravenhage- Ba-
tavia, M.Nijhoff Albrecht en Co.
Claire Holt,l967, Art in Indonesia,Cornell University Press, New York.
Gosta Liebert, 1976, Icono~rafhic Dictionary of.the Indian Religions, E.J:Br 11, Leiden.
Groeneveldt.W.P.,l960, Historical Notes on Indonesia and Malay;a compiled from the Chinese Sources, Bhtatara,
· Jakarta.
Graaf.H.J.de - Pigeaud.T.G.Th, 1984, Chinese Muslim in Java in the 1'}2 and 16 th eentury, Monash Paper on South E5st ia.No.12.
James Deetz, 1967, ~nyitatfton tc Archaeology, The Natural History ress, ew York.
Koentjaraningrat, 1972, Pengantar Antropologi, PD Aksara Baru, Jakarta.
Krom N.J.,l923, Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst, tweede dee1, 1s Gravenhage M.Nijhoff.
. 62•
Leur.J.C.van, 1960, Indonesian Trade and Society, c.v. Sumur Band~ng, Bandung.
Naerssen F.H.van,The Economic and Administrative History of Early Indonesian, E.J.Brill, Leiden.
Oorsoy de flines.E.Vl.van, 1941, "0nderzoek naar een van keramische scherven'in de bodem in Noordelijk Midden-Java,l940 - 42", Oudheidkundige Verslag , 1941-47, hlm.66-84.
Pigeaud.T.G.Th., 1962, Java in the 14th Century, volume: _ IV, The Hague M.Nijhoff.
4:\:'.ll' Pitono, ~965, Pararaton, Bhratara, Jakarta.
Schrieke.B., 1957, Indonesian Sociological Studies.Part: two, The Hague And Bandung, Bandung.
Slamet Muljana, 1979, Nasarakretagama dan tafsir sejarahnya, Bhratara Karya Aksara, Jakaraa.
Soewito· Santoso,. 1964," Xent Cb'i", Ma~a1ah Ilmu-iimu . Sastra Indonesia (MISI), ... Juni 1 64,311id:2, Jakarta.
Yamin.H.M.,1965, Tatanesara Majapahit. Sapta Parwa, Par-. · wa:II, Prapanca, ~akarta., hlii.l41-146.
"KETERANGiJ~ FOTO:
Foto nomor
No. 1
No~ 2
No •. 3
No. 4
No. 5
No. "6
No. ?
No. 8
No. ')
No.lO
No.ll
No.l2.
No.l3
No.14
No.l5
No.l6
No.l7
No.l8
. ' • Keterangan
Area Trnavindu jaman Singosari, koleksi •
Museum Nasional Jakarta.
Area Parwati koleksi Museum Nasional Jakarta.
Detail foto hiasan guei dengan pohon dan bunga teratai pada area Parwati no.l.
Area terraeotta dengan nomor diskripsi:l
' ' ' . ' . • t , ' :2
t t t t t t 't , , :3
•• • • ' ' ' t t ' : 6
area tersebut menggambarkan seorang yang sedang memikul dagangan.
Area terraeotta dehga n nomor diskripsi: 5·
Area dari bahan gyps(?) dengan nomor diskripsi: -
Fragmen area dari halaman museum Trowulan.
Area perwujudan koleksi Museum Mojokerto
,, 91wa koleksi Museum Mojokerto
Candi Surawana d1 daerah Pare Kediri. D1
! bagian pelipit eandi antara kaki dan tubuh eandinya terdapat hiasan bentuk vas bunga.
! Keramik Cina koleksi Musaum Empu Tantular Surabaya.
Sebuah eneeh dari Cina Selatan koleksi Museum Trowulan.
! Pot bunga,guei terraeotta Museum Mojokerto.
Guei terraeotta koleksi Museum Tro~~lan.
Sejumlah mata uang Cina di Museum Trowulan.
..
-·--·-··-······--- ---·-·-· ·-------
Foto no.l Foto no.2
Foto no.3
Foto no.4
------- ··-· ·---- ·--------- --·
Foto no.5
---Foto no.6
---
Foto no.?
,, Foto no.8
,
Foto no.;
Foto no.lO
Foto no.ll
Foto no.l2
• Foto no.13
Foto no.14
Foto no.15
...--:~
( ·. ~ .. '"'
-~~t_'J'_·.'·. ; ~,-~ '
. • .. :_. '* t \ ..
.
·.
J , . -- • . . ~ . . . l i-·
-·- _:22: :_~ -~~_:: . : . o•;• . : ~:;-~; .,.0. :·.-,;. : .
Foto no.l6
Foto Do.l8
Foto no.l7