pustaka.unp.ac.idpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. ·...
Transcript of pustaka.unp.ac.idpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. ·...
i
ABSTRAK
Silvi Dinasty Arifin (2013) : Efektifitas Analisis Tugas Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membuat Puding Rainbow Pada anak
Tunarungu (single subject research di kelas II SMPLB
di SLB YPPLB Padang.
Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan yang peneliti temukan
yaitu seorang anak tunarungu kelas II SMPLB di YPPLB Padang. Anak
mengalami kesulitan dalam membuat puding rainbow dengan langkah-langkah
yang benar sehingga hasil puding yang dibuat anak kurang menarik karena
perbedaan ketiga warna tidak terlihat jelas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dalam bentuk single
subjek reseach (SSR) menggunakan desain A-B-A dan teknik analisa datanya
menggunakan analisis visual grafik. Subjek penelitian ini adalah anak tunarungu.
Penilaian dalam penelitian ini yaitu dengan mengukur persentase kemampuan
anak dalam keterampilan membuat puding rainbow.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat kemampuan keterampilan anak dalam
membuat puding rainbow dapat meningkat dengan cara analisis tugas. Pada
kondisi baseline (A1) yang dilakukan sebanyak lima kali pertemuan, anak baru
mampu mendapat skor 41,6 %. Pada kondisi intervensi (B) dilakukan sebanyak
delapan kali pertemuan dan kemampuan keterampilan membuat puding rainbow
anak meningkat hingga mencapai skor 100%. Pada kondisi baseline (A2)
dilakukan selama lima kali pertemuan diperoleh data kemampuan anak mencapai
skor 100%. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa
sebelum diberikan perlakuan dengan analisis tugas, kemampuan anak dapat
dikatan mendatar atau tidak adanya perubahan, pada saat diberikan perlakuan
kemampuan anak dalam membuat puding rainbow meningkat dan pada saat
setelah tanpa diberikan perlakuan kemampuan anak dapat meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan membuat puding
rainbow dapat ditingkatkan melalui analisis tugas.
ii
ABSTRACT
Silvi Dinasty Arifin (2013) : Efektifitas of Task Analysis To Improve Skills to
Make Pudding Rainbow In Deaf children (single
subject research in special-ed class II YPPLB SMPLB
in Padang.
The research was background by the problems that researchers
found that a deaf child in the class II SMPLB YPPLB Padang. Children
have difficulty in making pudding rainbow with the right steps so that the
child puddings made less attractive because of the three color difference is
not obvious.
This type of research is experimental research in the form of single
subject reseach (SSR) using ABA design and data analysis techniques
using visual analysis chart. The subjects were children with hearing
impairment. Assessment in this study is to measure the percentage of
children's ability to make pudding rainbow skills.
Based on the research results, seen ability to make children's skills
in rainbow pudding can be increased by means of analysis tasks. In the
baseline condition (A1) is performed five times a meeting, a new child is
able to get a score of 41.6%. the intervention condition (B) performed
eight times meeting the skills and capabilities to make pudding rainbow
children rise up to achieve a score of 100%. In the baseline condition (A2)
is done for five times the data obtained meeting the child's ability to reach
a score of 100%. Based on data analysis that has been done can be
explained that before the treatment is given with the analysis of the task,
the child's ability to dikatan flat or no change, at the time of treatment
given the child's ability to make a rainbow pudding increased and at the
time after being given treatment can increase the child's ability. This
suggests that children's ability to make pudding rainbow skills can be
improved through task analysis.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmad hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan dan penulisan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Jurusan
Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifitas Analisis Tugas Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membuat Puding Rainbow Pada Anak
Tunarungu”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana strata satu (SI) pada Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah analisis tugas efektif
digunakan untuk meningkatkan kemampuan membuat puding rainbow pada anak
tunarungu. Skripsi ini dipaparkan ke dalam lima bab, yaitu Bab I berupa
pendahuluan, yang berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II berisi kajian
teori tentang hakikat tunarungu, keterampilan, keterampilan membuat puding
rainbow, analisis tugas dalam keterampilan membuat puding kerangka konseptual
dan hipotesis. Bab III berisi jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian,
defenisi operasional, teknik dan alat pengumpul data, teknik analisis data. Bab IV
iv
berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari setting penelitian, hasil analisis data,
pembuktian hipotesis, pembahasan. Dan Bab V penutup yaitu Kesimpulan dan
Saran.
Dalam penulisan skripsi ini banyak sekali peneliti mendapat banyak
bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu peneliti
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga bantuan dan bimbingannya bernilai ibadah dan mendapat
balasan yang setimpal serta diridhai oleh ALLAH SWT. Bila dalam skripsi ini
masih terdapat kekurangan, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Padang, Juli 2013
Silvi Dinasty arifin
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penysusunan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari rasa cinta, kasih dan sayang,
pengorbanan, perjuangan, motivasi dan segala bantuan yang tulus diberikan oleh
berbagai pihak kepada penulis.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada Ibuk Prof. Dr. Hj. Mega Iswari, M. Pd selaku pembimbing I dan Bapak
Drs. H. Asep Ahmad Sopandi, M. Pd selaku pembimbing II, yang dengan penuh
perhatian dan kesabaran telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan
skripsi ini. Selanjutnya terimakasih peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. H. Asep Ahmad Sopandi, M. Pd selaku ketua jurusan Pendidikan
Luar Biasa Universitas Negeri Padang.
2. Seluruh dosen-dosen Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri
Padang yang telah memberikan ilmu yang berdaya guna sebagai bekal
pendidikan.
3. Kepada SLB YPPLB Padang yang turut membantu peneliti dalam
pengambilan data.
4. Teristimewa untuk ayahku Arifin dan Ibuku Nasyuna, S.Pd yang selalu
memberi doa dan semangat dalam hidupku.
5. Kepada keluargak SERMA Allyauma, Yeyel Fina Arifin, Teddy Wahyudi
Arifin, Novva Arfina Arifin, A.Md, Pretty Krisnawati M, Riko Oktora,
vi
Yefidayeni, Emrizal. Terimakasih atas motivasi yang kalian berikan, dan tidak
bosan-bosannya bertanya kapan isil wisuda?
6. Kepada keponakanku Cikal, Anggi, Qaisya, Afiqah, Hani, Azidan Ami sayang
kalian. Maaf y nak…selama ami menyelesaikan skripsi ini kalian jadi
pelampiasan kemarahan ami.
7. Kepada si Endut (Fahmi), lesuik (Nadya), lesuik (Ayu), terimaksih telah
meluangkan waktunya bantuin icing menyaipkan skripsi ini. Banyak suka
duka yang kita lalui bersama tapi kita tetap semangat hingga akhirnya impian
kita mendapat gelar S.Pd di tahun ini terkabulkan.
8. Buat bunda ndut (Mimi), bebeb ndut (Winda), Ndut (Hilda), bunda (Icin), cece
(Welly) tetap semangat y, icing yakin kalian pasti bisa menyusul impian
kalian.
9. Seluruh rekan-rekan bp’09 serta Sahabat-sahabatku semua yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala perhatian motivasi dan
dorongan serta bantuan berupa buku dan arahan demi kelancaran penulisan
skripsi ini.
Terima kasih untuk keluarga besar pendidikan luar biasa, seluruh dosen
dan staff ketatausahaan yang selalu memberikan kemudahan dalam penulisan
skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan semoga penelitian ini dapat
memberi manfaat bagi pengembangan ilmu dan pendidikan luar biasa. Amin
Padang, Juli 2013
Silvi Dinasty Arifin
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Tunarungu......................................................................... 7
1. Pengertian Tunarungu ................................................................. 7
2. Penyebab Ketunarunguan ........................................................... 8
3. Klasifikasi Tunarungu ................................................................. 10
viii
4. Karakteristik Tunarungu ............................................................ 14
B. Keterampilan ................................................................................. 16
1. Pengertian Keterampilan ............................................................. 16
2. Jenis-jenis Keterampilan ............................................................. 17
C. Keterampilan Membuat Puding Rainbow ...................................... 18
1. Pengertian Puding ....................................................................... 18
2. Jenis-jenis Puding ....................................................................... 18
3. Puding Rainbow .......................................................................... 19
a. Alat-alat yang digunakan dalam membuat puding rainbow 20
b. Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat
puding rainbow ..................................................................... 23
c. Langkah-langkah membuat puding rainbow ........................ 25
D. Analisis Tugas Dalam Keterampilan Membuat Puding Rainbow . 26
1. Pengertian Analisis Tugas ........................................................ 26
2. Prinsip Pelaksanaan Analisis tugas .......................................... 27
3. Keuntungan Menggunakan Analisis tugas ............................... 28
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis Tugas ........................ 28
5. Analisis Tugas Dalam Membuat Puding Rainbow .................. 29
E. Kerangka Konseptual ..................................................................... 31
F. Hipotesis ......................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 33
B. Subjek Penelitian .................................................................................. 34
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 35
D. Defenisi Operasional Variabel ............................................................. 36
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 36
1. Teknik Pengumpul Data ................................................................. 36
2. Alat Pengumpul Data ..................................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 38
1. Analisis dalam Kondisi ................................................................. 38
ix
2. Analisis Antar Kondisi ................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................ 47
B. Analisis Data .................................................................................. 57
1. Analisis Dalam kondisi ............................................................ 57
2. Analisis antar Kondisi .............................................................. 69
C. Pembuktian Hipotesis .................................................................... 74
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 78
B. Saran ............................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................... 81
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar puding rainbow ....................................................................... 19
2. Gambar kompor ................................................................................... 20
3. Gambar tempat perebusan .................................................................... 21
4. Gambar gelas takaran ........................................................................... 21
5. Gambar timbangan ............................................................................... 21
6. Gambar sendok..................................................................................... 22
7. Gambar cetakan .................................................................................... 22
8. Gambar wajan berisi air ....................................................................... 23
9. Gambar sendok makan ......................................................................... 23
10. Gambar agar-agar satelit ...................................................................... 24
11. Gambar pewarna makanan ................................................................... 24
12. Gambar santan kental ........................................................................... 24
13. Gambar gula pasir ................................................................................ 25
14. Gambar vanillie .................................................................................... 25
15. Gambar desain penelitian ..................................................................... 34
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi penelitian ............................................................................... 81
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran ..................................................... 85
3. Program pengajaran individual ............................................................ 93
4. Hasil asesmen ....................................................................................... 100
5. Jadwal pelaksanaan dalam kondisi baseline (A1)................................. 101
6. Jadwal pelaksanaan dalam kondisi intervensi (B) ............................... 102
7. Jadwal pelaksanaan dalam kondisi baseline (A2) .................................................. 104
8. Hasil penilaian dalam kondisi baseline (A1) .............................. ........ 105
9. Hasil penilaian dalam kondisi intervensi (B) ...................................... 108
10. Hasil penilaian dalam kondisi baseline (A2) ....................................... 111
11. Dokumentasi penelitian ........................................................................ 114
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Grafik kondisi baseline (A1) ................................................................ 49
2. Grafik kondisi intervensi (B) ............................................................ .. 53
3. Grafik kondisi baseline (A2)................................................................. 56
4. Grafik perbandingan kondisi (A1), (B) dan (A2) .............................. ... 56
5. Grafik estimasi kecendrungan arah................................................. ..... 59
6. Grafik stabilitas kecendrungan....................................................... ...... 66
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
1. Bagan kerangka konseptual...................................................... 32
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 1 Format Alat Pencatat Data ...................................................... 37
2. Tabel 2 Level Perubahan Data ............................................................. 43
3. Tabel 3 Format Rangkuman Komponen Analisis Visual Grafik
Dalam Kondisi ..................................................................................... 43
4. Tabel 4 Variabel Yang Berubah ........................................................... 44
5. Tabel 5 Format Analisis antar Kondisi ................................................ 46
6. Tabel 6 persentase langkah-langkah membuat puding rainbow yang
benar pada kondisi baseline A1............................................................ 49
7. Tabel 7 persentase langkah-langkah membuat puding rainbow yang
benar pada kondidi intervensi .............................................................. 52
8. Tabel 8 persentase langkah-langkah membuat puding rainbow yang
benar pada kondisi baseline A2............................................................ 55
9. Tabel 9 panjang kondisi ...................................................................... 58
10. Tabel 10 arah kecendrungan data ......................................................... 60
11. Tabel 11 presentase stabilitas data ...................................................... 65
12. Tabel 12 kecendrungan jejak data ........................................................ 66
13. Tabel 13 level stabilitas dan rentang .................................................... 67
14. Tabel 14 level perubahan ..................................................................... 68
15. Tabel 15 rangkuman hasil visual dalam kondisi .................................. 68
16. Tabel 16 jumlah variabel yang diubah ................................................. 69
17. Tabel 17 perubahan kecendrungan arah ............................................... 69
18. Tabel 18 perubahan stabilitas kecendrungan arah ............................... 70
19. Tabel 19 level perubahan ..................................................................... 71
20. Tabel 20 persentase overlap ................................................................. 73
21. Tabel 21 rangkuman hasil analisis antar kondisi ................................. 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha
secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa
dan Negara. Berdasarkan undang-undang dasar pendidikan tersebut,
jelas dinyatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensisi peserta didik secara aktif, dan mengembangkan keterampilan
yang diperlukan pada dirinya, tidak terkecuali dengan anak
berkebutuhan khusus yang merupakan anak-anak yang mengalami
penyimpangan kelainan, atau ketentuan dalam segi fisik, mental, emosi
dan social atau gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa
sehingga mereka memerlukan layanan pelayanan pendidikan yang
khusus sesuai dengan penyimpangan, kelainan atau ketunaan mereka
salah satu anak berkebutuhan khusus adalah anak tunarungu.
Tunarungu adalah seorang yang mengalami kekurangan atau
kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan alat
pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak
terhadap kehidupannya secara kompleks. Tunarungu merupakan suatu
istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar yang meliputi
keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat
digolongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar. Tetapi diluar
kekurangannya tunarungu juga memiliki kemampuan yang dapat
ditingkatkan berupa pembelajaran keterampilan karena tunarungu
memiliki fisik yang sempurna sama dengan anak normal lainnya.
Berdasarkan kurikulum SMPLB-B tahun 2006 untuk anak
tunarungu terdapat mata pelajaran keterampilan tataboga, Dalam SK
KD anak mengenal resep dan bahan makanan sederhana salah satunya
membuat puding, puding merupakan makanan yang banyak diminati
oleh orang banyak karena umumnya dibuat dari bahan-bahan yang
direbus, dikukus, rasa yang manis dan memiliki bermacam rasa seperti
rasa buah, rasa pandan, rasa vanilla, rasa susu, rasa coklat dan tiga rasa.
Selain itu puding juga memiliki manfaat bagi tubuh karena dapat
memperlancar pencernaan. Puding berasal dari bahasa Prancis yaitu
Boudin yang artinya sosis darah, dari bahasa latin botellus yang berarti
sosis kecil. Istilah puding digunakan oleh bangsa Eropa pada abad
pertengahan untuk hidangan daging yang dibungkus. Di Britinaria Raya
Puding sering digunakan untuk makanan penutup yang dibuat dari
telur, tepung, serta dimasak dengan cara dikukus, direbus dan
dipanggang. Salah satu puding yang dibuat dengan cara direbus adalah
puding rainbow. Puding rainbow terbuat dari agar-agar satelit, pewarna
makanan, santan, gula pasir dan vanillie.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru tataboga
mengenai keterampilan membuat puding, didapatkan informasi bahwa
guru sudah pernah mengajarkan membuat puding rainbow namun
didapatkan satu anak belum mampu membuat puding rainbow dengan
baik. Karena keterbatasan waktu dalam pembelajaran maka guru
kesulitan memberikan pengajaran yang lebih terperinci pada anak.
Dari hasil asesmen yang dilakukan dalam membuat puding
rainbow pada anak dengan langkah-langkah membuat puding yang
benar didapatkan hasil anak belum bisa mentakarkan banyak warna
yang diperlukan, mengaduk warna dengan rata, mengambil adonan
dengan benar, memindahkan adonan, meletakkan ujung jari diatas
adonan dalam cetakan, menentukan lapisan sudah mengeras, dan
tampak terlihat jelas batas warna anak belum bisa. Sedangkan dalam
mentakarkan vanillie, gula dan santan dengan menggunakan alat anak
sudah bisa selain itu menentukan adonan sudah masak dan membagi
adonan menjadi 3 bagian anak juga sudah bisa.
Pembelajaran bagi anak tunarungu lebih terfokus kepada satu
arah, walaupun anak kita tunarungu jika masih di fungsikan lebih baik
diajarkan dengan cara analisis tugas. Analisis tugas merupakan
pemahaman tugas dalam pembelajaran yang dapat dilakukan secara
terperinci dan dipenggal sehingga menjadi pekerjaan yang lebih kecil.
Dalam hal ini analisis tugas digunakan untuk menganalisis, merinci
atau menguraikan tugas-tugas yang sangat sederhana sesuai dengan
kemampuan anak dalam membuat puding rainbow yang diuraikan
menjadi beberapa langkah yang sederhana sehingga anak akan lebih
memahami dan dapat melakukan langkah-langkah membuat puding
rainbow dengan benar.
Untuk mengetahui sejauh bana kemampuan anak dalam
keterampilan membuat puding rainbow, penulis menggunakan jenis
target behavior persentase jumlah langkah-langkah yang benar. Cara
yang dilakukan adalah dengan menyuruh anak membuat puding
rainbow dengan 24 langkah kemudian menghitung jumlah langkah
yang benar selanjutnya penulis mencari persentase kemampuan dengan
cara skor yang diperoleh dibagi skor total dikalikan dengan 100%.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Efektifitas Analisis Tugas Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membuat Puding Rainbow Pada Anak
Tunarungu Kelas II SMPLB di SLB YPPLB Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam latar belakang
di atas, maka penulis dapat mengidentifikas beberapa masalah, sebagai
berikut:
1. Warna puding yang dibuat kurang menarik karena anak belum
bisa mentakarkan warna dengan benar.
2. Anak belum bisa membindahkan adonan dengan benar
sehingga warna setiap lapisan menjadi tercampur.
3. Anak belum bisa membuat hasil puding yang baik karena
langkah-langkah membuat puding anak masih salah.
C. Batasan Masalah
Agar dalam pelaksanaan penelitian ini lebih efektif, jelas dan
terarah, maka penelitian ini dibatasi dengan “Efektifitas analisis tugas
untuk meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow dengan
warna merah, kuning, hijau pada anak tunarungu kelas II SMPLB di
SLB YPPLB”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas,
dapat dirumuskan masalah peneliti ini yaitu: Apakah dengan analisis
tugas dapat meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow
dengan warna merah, kuning, hijau pada anak tunarungu?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian masalah yang dijelaskan di atas maka
penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah dengan analisis
tugas dapat meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow
dengan warna merah, kuning hijau pada anak tunarungu.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak, diantaranya:
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana
cara meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow pada
anak tunarungu
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan pada guru dalam meningkatkan
keterampilan membuat puding rainbow dengan menggunakan
anlisis tugas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil peneliti dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
digunakan dalam peneliti selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Tunarungu
1. Pengertian Tunarungu
Tunarungu merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan
kesulitan mendengar, yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar
dari yang ringan sampai yang berat. Digolongkan kedalam bagian tuli
dan kurang dengar. Menurut Donald F. Moores dalam Ganda
Sumekar (2009: 71) orang tuli adalah seseorang yang kehilangan
kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB ISO atau lebih sehingga
ia tidak dapat mengerti pembicaraan orang lain melalui
pendengarannya sendiri, tanpa atau menggunakan alat bantu dengar.
Sedangkan Andreas Dwidjosumarto (1990: 1) mengemukakan bahwa
seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara di katakan
tunarungu.
Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli
(deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang
indra pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat
sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar
adalah mereka yang indra pendengarannya mengalami kerusakan
tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun
tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).
Selain itu, Mufti Salim (1984: 8) menyimpulkan bahwa anak
tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar yang di sebabkan oleh kerusakan atau tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia
mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia
memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai
kehidupan lahir batin yang layak.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
tunarungu merupakan seorang yang mengalami kesulitan dalam
mendengar karena kekurangan atau kehilangan kemampuan
mendengar baik sebagian ataupun keseluruhan alat pendengarannya
dan mengakibatkan orang tersebut mengalami hambatan dalam
berbicaranya.
2. Penyebab Ketunarunguan
Secara umum penyebab kekurangan dapat terjadi sebelum
lahir (prenatal), ketika lahir (natal), dan setelah lahir (post natal).
Banyak para ahli mengungkap tentang penyebab ketulian atau
ketunarunguan.
Trybus dalam Ganda Sumekar 2009: 84) mengemukakan
penyebab ketunarunguan pada anak-anak di Amerika Serikat :
a. Keturunan
b. Campak Jerman dari pihak ibu
c. Komplikasi selama ibu hamil
d. Radang selaput otak atau meningitis
e. Otitis media (radang pada bagian telinga tengah).
f. Penyakit anak-anak, radang dan luka-luka.
Faktor penyebab anak tunarungu dapat dikelompokkan :
a. Faktor dalam diri anak
a) Disebabkan karena oleh faktor keturunan dari salah satu
atau kedua orang tuanya yang mengalami ketunarunguan.
Banyak kondisi genetic yang berbeda sehingga dapat
menyebabkan ketunarunguan. Transmisi yang disebabkan
oleh gen yang dominan represif dan berhubungan dengan
jenis kelamin.
b) Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit Campak
Jerman (Rubella). Penyakit ini akan mempengaruhi masa
kandungan pada tiga bulan pertama dan akan mempengaruh
buruk pada janin.
c) Ibu yang sedang mengandung menderita keracunan darah
atau Toxaminia yang mengakibatkan kerusakan pada
plasenta dan mempengaruhui terhadap pertumbuhan janin.
b. Faktor luar dari anak
a) Anak mengalami infeksi saat dilahirkan atau kelahiran.
b) Meningitis atau radang selaput otak.
c) Otitis media, merupakan radang pada telinga bagian
tengah sehingga menimbulkan nanah dan
mengakibatkan terganggunya hantaran bunyi.
3. Klasifikasi Tunarungu
Klasifikasi anak tunarungu menurut Streng dalam Ganda
Sumekar (2009: 73) sebagai berikut:
a. Kehilangan kemampuan mendengar 20-30 decibell atau dB (Mild
Losses) mempunyai ciri-cirinya:
1) Sukar mendengar percakapan yang lemah, percakapan
melalui pendengaran, tidak mendapat kesukaran mendengar
dalam suasana kelas biasa asalkan tempat duduk
diperhatikan.
2) Mereka menuntut sedikit perhatian khusus dari system
sekolah dan kesadaran dari pihak guru tentang
kesulitannya.
3) Tidak mempunyai kelainan bicara
4) Kebutuhan dalam pendidikan perlu latihan membaca
ujaran, perlu diperhatikan mengenai perkembangan
penguasaan perbendaharaan katanya.
5) Jika kehilangan pendengaran melebihi 20 dB dan
mendekati 30 dB, perlu alat bantu dengar.
b. Kehilangan kemampuan mendengar 30-40 dB (Marginal Losses)
ciri-cirinya:
1) Mereka mengerti percakapan biasa pada jarak satu meter.
Mereka sulit menangkap percakapan dengan pendengaran
pada jarak normal dan kadang-kadang mereka mendapat
kesulitan dalam menangkap percakapan kelompok.
2) Percakapan lemah hanya bisa ditangkap 50%, dan bila
sipembicara tidak terlihat yang ditangkap akan lebih sedikit
atau di bawah 50%.
3) Mereka akan mengalami sedikit kelainan dalam bicara dan
pembendaharaan kata terbatas.
4) Kebutuhan dalam program pendidikan antara lain mereka
membaca ujaran, latihan mendengar, gangguan alat bantu
dengar, latihan bicara, latihan artikulasi dan perhatian
dalam perkembangan perbendaharaan kata.
5) Bila kecerdasannya diatas rata-rata dapat ditempatkan
dikelas biasa asalkan tempat duduk diperhatikan. Bagi yang
kecerdasannya kurang memerlukan kelas khusus.
c. Kehilangan kemampuan mendengar 40-60 dB (Moderat Losses),
ciri-cirinya:
1) Mereka mempunyai pendengaran yang cukup untuk
mempelajari bahasa dan percakapan, memerlukan alat
bantu dengar.
2) Mereka mengerti percakapan yang keras pada jarak satu
meter.
3) Mereka sering salah paham, mengalami kesukaran-
kesukaran disekolah umum, mempunyai kelainan bicara.
4) Perbendaharaan kata mereka terbatas.
5) Untuk program pendidikan mereka membutuhkan alat
bantu dengar untuk menguatkan sisa pendengarannya dan
penambahan alat-alat bantu pengajaran yang sifatnya
visual, perlu latihan artikulasi dan membaca ujaran serta
perlu pertolongan khusus dalam bahasa.
6) Mereka perlu masuk SLB bagian (SLB/B)
d. Kehilangan kemampuan mendengar 60-70 dB (Servere Losses)
ciri-cirinya:
1) Mereka mempunyai sisa pendengaran untuk belajar bahasa
dan bicara dengan menggunakan alat bantu dengar dengan
cara khusus.
2) Karena mereka tidak belajar bahasa dan percakapan secara
spontan pada usia muda, mereka kadang-kadang disebut
“Tuli secara pendidikan (Educationally Deaf)” yang berarti
mereka tidak dididik seperti orang yang sesungguh-
sungguh tuli.
3) Mereka belajar dalam suatu kelas yang khusus untuk anak-
anak tunarungu, karena mereka tidak cukup sisa
pendengarnnya untuk belajar bahasa dan bicara melalui
telinga, walaupun masih mempunyai sisa pendengaran yang
digunakan dalam pendidikan.
4) Kadang-kadang mereka dapat dilatih untuk dapat
mendengar dengan alat bantu dengar dan selanjutnya dapat
digolongkan terhadap kelompok kurang dengar.
5) Mereka sasih dengar suara yang keras dari jarak yang
dekat, misalnya mesin pesawat terbang, klakson mobil dan
lolong anjing.
6) Karena masing mempunyai sisa pendengaran mereka dapat
dilatih melalui latihan pendengaran (Auditory Training)
7) Mereka dapat membedakan huruf hidup tetapi tidak dapat
membedakan bunyi-bunyi huruf konsonan.
8) Diperlukan latihan membaca ujaran dan pelajaran yang
dapat mengembangkan bahasa dan bicara dari guru khusus,
karena itu mereka harus dimasukkan ke SLB B, kecuali
bagi anak genius dapat mengikuti kelas normal.
e. Kehilangan kemampuan mendengar 75 dB ke atas (Profound
Losses) ciri-cirinya:
1) Mereka dapat mendengar suara yang kerasa dari jarak satu
inci (2,54 cm) atau sama sekali tidak mendengar.
2) Mereka tidak sadar akan bunyi-bunyi keras, tetapi mungkin
ada reaksi kalau dekat dengan telinga, meskipun
menggunakan pengeras suara mereka tidak dapat
menggunakan pendengrannya untuk menangkap dan
memahami bahasa.
3) Mereka tidak belajar bahasa dan bicara melalui
pendengaran, walaupun menggunakan alat bantu dengar
(Hearing Aid).
4) Mereka memerlukan pengajaran khusus yang intensif di
segala bidang, tanpa menggunakan mayoritas indra
pendengaran.
5) Yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pendidikan
ialah: membaca ujaran, latihan mendengar, fungsinya untuk
mempertahankan sisa pendengaran yang masih ada,
meskipun hanya sedikit.
6) Diperlukan tekhnik untuk mengembangkan bicara dengan
metode visual, taktil, kinestetik, serta semua hal yang dapat
membantu terhadap perkembangan bicara dan bahasanya.
4. Karakteristik Tunarungu
Pada umumnya jika dilihat secara sepintas anak tunarungu
tidak nampak kelainan yang dimilikinya, karena dia memiliki fisik
yang normal. Tetapi dia memiliki karakter yang khusus sebagai
dampak dari ketunarunguan yang dimilikinya. Adapun karakteristik
tunarungu menurut Permanaran Somad dan Tati Hernawati (1996: 34)
adalah sebagi berikut:
a. Karakteristik intelegensi
Seperti halnya anak-anak normal, anak tuarungu
mempunyai integelensi tinggi, sedang, dan rendah.
Tunarungu pada umumnya memperlihatkan prestasi
akademik yang rendah disebabkan karena kesulitan
berbahasa dan komunikasi.
b. Karakteristik dalam segi bahasa
Anak tunarungu mengalami hambatan yang serius dalam
berbahasa sehingga ini menjadi kendala bagi mereka untuk
mempelajari semua mata pelajaran karena bahasa
merupakan media utama untuk memperoleh pengetahuan.
c. Prestasi akademik
Masalah dalam berbahasa yang dimiliki tunarungu juga
mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam prestasi
akademik.
d. Penyesuaian social dan pribadi
Kehilangan pendengaran yang dimiliki tunarungu
mengakibatkan masalah dalam komunikasi sehingga anak
kesulitan dalam social dan prilaku.
Berdasarkan karakteristik anak tunarungu yang mempunyai
hambatan dalam segi bahasa sehingga menyulitkannya untuk
mempelajari pelajaran keterampilan membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar maka untuk mengatasi masalah dapat
dilakukan dengan cara analisis tugas karena anak akan paham jika
diajarkan secara terperinci.
B. Keterampilan
1. Pengertian Keterampilan
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan.
Terampilan atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu
pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan
sesuatu dengan cepat tetapi tidak rapi sama artinya tidak terampil
(Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahari, 1991: 2). Kata cekatan
mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi
dari sudut pandang karakter, bentuk, system dan perilaku objek yang
diwasapadai. Didalam berkarya seseorang yang terampil tidak ragu
melakukan pekerjaan karena tidak ada lagi didalam pikirannya
bagaimana melaksanakannya, tidak adalagi kesulitan yang akan
menghambat. Sejalan dengan pendapat diatas pengertian keterampilan
menurut Gordon (1994: 55) adalah kemampuan untuk
mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat.
Pendidikan keterampilan adalah usaha sadar dan terancam
untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif.
Selanjutnya menurut Syamsul Arifin (1980: 10) pendidikan
keterampilan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
program pendidikan yang sesungguhnya yang dikembangkan lebih
lanjut dalam arti pengembangan pengetahuan, kecerdasan
keterampilan dan sikap sehingga menghasilkan manusia yang
memiliki dasar intelektual dan pemikiran.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
keterampilan merupakan pendidikan yang memperkenalkan peserta
didik dengan suatu karya yang sesungguhnya dikembangkan agar
nantinya peserta didik mempunyai gambaran lapangan kerja untuk
masa akan datang.
2. Jenis-Jenis Keterampilan
Keterampilan memiliki cakupan yang luas, (menurut
Soemarjadi, Muzdi Ramanto, Wikdati Zahari 1992: 3) jenis-jenis
keterampilan sebagai berikut:
a. Kerajinan : Kerajinan kertas, Kerajinan bambu, Kerajinan tali,
Kerajinan keramik, Kerajinan kulit, Kerajinan ukir, Kerajinan
baik.
b. Ketukangan : Ketukangan kayu, Ketukangan batu, Ketukangan
besi, Ketukangan las, Ketukangan listrik, Ketukangan elektronika,
Ketukangan motor bakar.
c. Kewanitaan : Tata busana, Tata boga, Tata graham, Tata rias
wajah, Tata rias rambut.
d. Bercocok tanam : Penyamaian bibit, Bertanam sayur,
Bertanam buah, Bertanam bias, Memberantas hama, Memupuk.
e. Peternakan : Beternak unggas, Beternak kelinci, Beternak lebah,
Beternak bekicot, Beternak katak.
C. Keterampilan Membuat Puding Rainbow
1. Pengertian Puding
Istilah puding berasal dari bahasa Prancis “boudin” yang
berarti sosis darah, dari bahasa latin “botellus” yang berarti sosis
kecil. Di Britania istilah puding digunakan untuk makanan penutup
yang dibuat dari telur dan tepung serta dimasak dengan cara direbus
dan dikukus. Menurut Nur Ika (2008: 4) puding adalah nama untuk
berbagai makanan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan
yang direbus, dikukus atau dipanggang, sehingga mempunyai tekstur
yang lembut dan memiliki rasa manis terbuat dari agar-agar. Puding
adalah hidangan yang berasa manis atau gurih yang dipersiapkan
dengan teknik direbus, atau baking kemudian dicetak dan dapat
disajikan dalam keadaan panas atau dingin.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa puding
merupakan makanan yang dibuat dari bahan-bahan yang direbus,
dikukus atau dipanggang dan terbuat dari agar-agar sehingga
memiliki tekstur yang lembut.
2. Jenis-Jenis Puding
Puding memiliki bermacam-macam jenis. Menurut Nur Ika
(2008: 6) jenis-jenis puding adalah : Puding almond, Puding caramel,
Puding ceria, Puding dodol, Puding jeruk saus caramel, Puding kelapa
ceria, Puding kentang cokelat, Puding kacang istimewa, Puding labu
kuning, Puding rainbow, Puding pisang bakar, Puding sutra.
3. Puding Rainbow
Puding rainbow merupakan makanan yang dibuat dari bahan-
bahan yang direbus dan terbuat dari agar-agar dengan lapisan warna
yang menarik. Puding rainbow banyak diminati oleh masyarakat
karena selain memiliki warna yang menarik juga bermanfaat bagi
tubuh karena dapat memperlancar pencernaan. Contohnya pada
gambar di bawah ini:
Gambar 1
Puding Rainbow
Puding dikatagorikan menjadi empat yaitu:
a) Puding agar-agar, yaitu puding yang terbuat dari agar-agar yang
dicampur dengan tepung maizena, dan disajikan dalam keadaan
dingin karena terlebih dahulu didinginkan.
b) Boilled puding, yaitu puding yang terbuat dari bahan pati jagung
yang dicampur dengan susu, gula, ecence, dan pengental.
c) Baked puding, yaitu puding yang pengolahannya dengan cara
memanggang.
d) Steamed puding, yaitu puding yang teknik pengolahannya dengan
cara dikukus dan dihudangkan dalam keadaan hangat.
a. Alat Yang Digunakan Dalam Membuat Puding Rainbow
Sebelum melaksanakan membuat puding rainbow sebaiknya kita
harus menyediakan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat
puding rainbow adalah sebagai berikut:
a) Kompor
Kompor merupakan alat yang dapat digunakan untuk memasak,
dalam membuat puding rainbow kompor berfungsi untuk
memasak adonan hingga mendidih. Selain kompor sumbu kita
juga dapat menggunakan kompor gas untuk memasak seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 2
Kompor
b) Tempat Perebusan
Tempat perebus merupakan tempat yang kita gunakan untuk
mencampur bahan-bahan diatas kompor. Dalam membuat puding
kita dapat menggunakan tempat rebusan yang memiliki telinga
sehingga memudahkan kita untuk mengangkat panci, seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 3
Tempat Perebusan
c) Gelas Takaran
Gelas takaran merupakan gelas yang dapat kita gunakan untuk
mempermudah dalam mentakarkan banyak santan yang akan kita
gunakan. Dalam membuat puding rainbow gelas takaran yang
dapat kita gunakan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4
Gelas Takaran
d) Timbangan
Timbangan berguna untuk mempermudah dalam mentakarkan
banyak bahan yang akan kita gunakan, dalam membuat puding
rainbow timbangan yang digunakan adalah timbangan kue seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 5
Timbangan
e) Sendok Memasak
Sendok berfungsi untuk mengaduk adonan yang sedang dimasak
sehingga adonan teraduk rata. Sendok yang dapat kita gunakan
dalam membuat puding rainbow seperti gambar dibawah ini:
Gambar 6
Sendok Memasak
f) Cetakan
Cetakan berguna untuk tempat membentuk dan mendinginkan
puding. Dalam membuat puding rainbow kita dapat menggunakan
cetakan dengan ukuran sedang seperti gambar dibawah ini:
Gambar 7
Cetakan
g) Wajan Berisi Air
Wajan berisi air berguna untuk meletakkan cetakan sehingga
puding cepat mengeras, wajan yang kita gunakan sedikit lebih
besar dari pada cetakan. Seperti gambar dibawah ini:
Gambar 8
Wajan Berisi Air
h) Sendok Makan
Sendok makan digunakan untuk memindahkan adonan sedikit
demi sedikit agar warna tidak tercampur. Sendok yang dapat kita
gunakan dalam membuat puding rainbow seperti gambar dibawah
ini:
Gambar 9
Sendok Makan
b. Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Membuat Puding
Rainbow
Bahan-bahan yang kita gunakan dalam membuat puding rainbow
adalah:
a) 1 Bungkus Agar-Agar Satelit Bening
Agar-agar satelit merupakan bahan utama dari membuat puding
rainbow
Gambar 10
1 Bungkus Agar-Agar Satelit Bening
b) Pewarna Makanan (merah,kuning dan hijau)
Pewarna makanan berguna untuk mewarnai puding sehingga
terlihat jelas perbedaan warna antara lapisan.
Gambar 11
Pewarna Makanan
c) Santan kental 900cc
Santan yang digunakan dalam membuat puding rainbow adalah
santan kental yang berasal dari buah kelapa. Seperti gambar
dibawah ini:
Gambar 12
Santan
d) Gula pasir 250gr
Gula pasir berguna untuk penambah rasa manis pada puding. Gula
pasir yang dapat digunakan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 13
Gula Pasir
e) Vanillie
Vanillie merupakan bahan makanan yang berguna untuk
menambah aroma puding rainbow. Vanillie yang kita gunakan
seperti gambar dibawah ini:
Gambar 14
Vanillie
c. Langkah-Langkah Membuat Puding Rainbow
Langkah-langkah dalam membuat puding rainbow menurut
Anti Aprilyanti Suganti (2013: 26) adalah sebagai berikut:
1. Siapkan semua alat yang digunakan untuk membuat puding.
2. Masukkan 1 bungkus agar-agar, 250gr gula pasir, 900cc santan,
1 bungkus vanille bubuk kedalam panci yang sudah
dijarangkan diatas api kompor aduk hingga mendidih, kecilkan
api.
3. Bagi adonan menjadi 3 bagian, masing-masing adonan diberi
pewarna merah, kuning, hijau.
4. Siapkan cetakan, masukkan adonan warna merah biarkan
mengeras. Lalu masukan adonan warna kuning biarkan
mengeras, masukkan adonan warna hijau biarkan mengeras.
5. Puding siap disajikan dengan warna yang menarik.
D. Analisis Tugas Dalam Keterampilan Membuat Puding Rainbow
1. Pengertian Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan pemahaman tugas dalam
pembelajaran yang dilakukan untuk merinci atau menguraikan tugas-
tugas yang sangat sederhana sesuai dengan kemampuan anak.
Menurut Rochyadi dan Alimin (2005: 173) mengemukakan bahwa
analisis tugas merupakan suatu pekerjaan yang dipenggal menjadi
satuan pekerjaan yang lebih kecil. Menurut Andri Priyatna (2012:
110) analisis tugas adalah proses mengidentifikasi apa yang perlu
untuk dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas yang dibebankan.
Untuk memerlukan waktu yang akurat, siswa perlu mengetahui
langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas.
Suatu analisis tugas dapat menghasilkan satuan-satuan tugas
yang berurutan secara sistematis. Agar anak tunarungu dapat
membuat puding dengan sendiri, maka hal-hal yang mencakup
kemandirian tersebut dapat dipenggal menjadi beberapa komponen
satuan tugas.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis
tugas merupakan pemahaman tugas dalam pembelajaran yang dapat
dilakukan secara terperinci dan dipenggal sehingga menjadi pekerjaan
yang lebih kecil. Dalam hal ini analisis tugas digunakan untuk
menganalisis, merinci atau menguraikan tugas-tugas yang sangat
sederhana sesuai dengan kemampuan anak dalam membuat puding
rainbow yang diuraikan menjadi beberapa langkah yang sederhana.
2. Prinsip Pelaksanaan Analisis Tugas
Didalam melakukan pendekatan analisis tugas maka kita harus
memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan analisis tugas, prinsip
pelaksanaan analisis tugas menurut Arends (2001) sebagai berikut:
a. Sebelum tugas diberikan, guru harus menganalisis tugas yang
akan diberikan pada anak secara tegas dan jelas
pembatasannya.
b. Guru harus menganalisis tugas yang akan diberikan pada
anak sesuai dengan taraf perkembangan, kecerdasan dan
minat anak.
c. Guru harus menganalisis tugas yang akan dikerjakan agar
bisa memupuk semangat anak dan memotivasi anak untuk
terus belajar.
d. Sebelum tugas diberikan, guru harus menganalisis tugas yang
akan diberikan dapat bermanfaat anak untuk masa yang akan
datang
Prinsip pelaksanaan tugas dalam meningkatkan keterampilan
membuat puding rainbow adalah, guru harus menganalisis tugas yang
akan diberikan pada anak agar dapat menciptakan pembelajaran
dengan atau karakteristik anak agar tetap stabil dalam mengikuti
proses pembelajaran.
3. Keuntungan Penggunaan Analisis Tugas
Didalam melakukan analisis tugas ada beberapa keuntungan
yang akan didapatkan. Menurut Arends (2001) beberapa keuntungan
dari analisis tugas adalah:
a. Memiliki tujuan yang jelas.
b. Disesuaikan dengan kemampuan anak.
c. Dapat menarik minat anak bukan karena paksaan.
d. Telah dipersiapkan secara matang sebelum diberikan
kepada anak.
Dari pendapat yang dikemukakan diatas maka analisis
tugas ini dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran
keterampilan membuat puding rainbow dengan langkah-langkah
yang benar pada anak tunarungu.
4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Analisis Tugas
Sebelum melaksanakan analisis tugas maka kita terlebih
dahulu harus mengetahui langkah-langkah pelaksanaannya.
Menurut Arends (2001) mengemukakan sebelum anak
melaksanakan tugas yang akan dikerjakan maka terlebih dahulu
harus diketahui langkah-langkah pelaksanaan analisis tugas sebagai
berikut:
a. Guru harus memperhatikan pengalaman anak yang telah
berlalu.
b. Guru harus menjelaskan kesulitan-kesulitan yang mungkin
akan dihadapi selama menjalankan tugas.
c. Guru harus melengkapi perlengkapan yang diperlukan.
d. Guru harus menetapkan batas waktu penyelesaian tugas
yang disesuaikan dengan kesanggupan dan kemampuan
anak.
5. Analisis Tugas Dalam Membuat Puding Rainbow
Pada pengajaran membuat puding rainbow dengan
menggunakan analisis tugas terutama sekali guru mendemonstrasikan
langkah-langkah membuat puding dengan benar, siswa mengamati
dan langsung mencobakan apa yang telah diperagakan guru. Langkah-
langkah yang digunakan secara rinci merupakan cara yang diberikan
guru sehingga siswa mampu melakukannya sendiri tanpa bantuan
lagi.
Langkah-langkah dalam analisis tugas telah dijelaskan di atas
dan pada dasarnya analisis tugas bertujuan untuk membantu siswa
untuk lebih mudah memahami dan melaksanakn tugas-tugas yang
telah diberikan sehingga dapat membuat puding rainbow dengan baik.
Langkah-langkah membuat puding rainbow dengan analisis
tugas:
1. Siapkan semua alat yang digunakan untuk membuat puding
2. Siapkan bahan yang kita gunakan untuk membuat puding
3. Sediakan tempat rebusan, dan jarangkan di atas api kompor
4. Takarkan santan sebanyak 900cc kemudian masukkan
kedalam tempat rebusan
5. Timbang gula pasir sebanyak 250gr kemudian masukkan
kedalam tempat rebusan
6. Masukkan agar-agar kedalam tempat rebusan
7. Masukkan 1 bungkus vanillie, aduk merata hingga
mendidih dan mengental, kemudian kecilkan api kompor
8. Adonan dibagi menjadi 3 bagian, bagian pertama
dimasukkan kedalam gelas ukur dengan takaran 300cc
kemudian buka tutup pewarna makanan warna merah,
tuangkan sebanyak ¼ sendok makan, tutup kembali
pewarna makanan, aduk rata adonan warna merah, setelah
rata pindahkan adonan warna merah pada cetakan yang
sudah dialasi wajan berisi air
9. Tentukan lapisan selanjutnya untuk dimasukkan dengan
cara meletakkan ujung jari diatas adonan yang ada dalam
cetakan jika tidak lengket baru lapisan selanjutnya dapat
dimasukkan
10. Kemudian masukkan adonan kedalam gelas ukur dengan
takaran 300cc kemudian buka tutup pewarna makanan
warna kuning, tuangkan sebanyak ¼ sendok makan, tutup
kembali pewarna makanan, aduk rata kemudian ambil
adonan menggunakan sendok makan dengan benar,
pindahkan secara berlahan diatas lapisan warna merah
11. Tentukan lapisan selanjutnya untuk dimasukkan dengan
cara meletakkan ujung jari diatas adonan yang ada dalam
cetakan jika tidak lengket baru lapisan selanjutnya dapat
dimasukkan
12. Kemudian masukkan adonan kedalam gelas ukur dengan
takaran 300cc kemudian buka tutup pewarna makanan
warna hijau, tuangkan sebanyak ¼ sendok makan, tutup
kembali pewarna makanan, aduk rata kemudian ambil
adonan menggunakan sendok makan dengan benar,
pindahkan secara berlahan diatas lapisan warna kuning
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual perlu dirumuskan dalam suatu penelitian
yang bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variable satu dengan
variable yang lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar
belakang tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah
dengan analisis tugas dapat meningkatkan keterampilan membuat puding
rainbow pada anak tunarungu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
bagan dibawah ini:
Kondisi Awal (baseline)
Siswa Tunarungu Belum Bisa Membuat
Puding Rainbow
Intervensi
Menggunakan Analisis Tugas Untuk Meningkatkan Keterampilan
Membuat Puding Rainbow
Hasil
Keterampilan Anak Dalam Membuat Puding Rainbow Meningkat
Bagan 1
Kerangka Konseptual Peneliti
F. Hipotesis
Setelah dikemukakan dalam kerangka konseptual, perlu
dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah. Menurut Suharsumi Arikunto
(2005: 63) hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara yang
dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya
dan akan diuji kebenarannya dengan adanya data yang dikumpulin dalam
penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : analisis tugas
untuk meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow pada anak
tunarungu kelas II SMPLB di SLB YPPLB Padang.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang di teliti yaitu efektifitas analisis tugas
untuk meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow, maka
peneliti memilih bentuk eksperimennya berupa subjek tunggal SSR (Single
Subject Research) dengan desain A-B-A. Desain A-B-A adalah desain
yang terdiri dari tiga fase baseline sebelum diberikan intervensi ( A1),
fasee treatment (B), fase baseline setelah tidak lagi diberi intervensi (A2).
Juang Sunanto (2005: 59) menjelaskan bahwa desain A-B-A merupakan
pengembangan dari desain A-B. Desain A-B-A ini telah menunjukkan
adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dengan variabel
bebas.
Dalam penelitian mula-mula target behavior diukur secara continue
pada fase baseline (A1), selanjutnya dilakukan intervensi dan dilakukan
lagi pengukuran (B), selanjutnya dilakukan pengukuran (A2) sebagai
control untuk fase intervensi. Fase baseline (A1) adalah suatu fase saat
kemampuan awal anak dalam keterampilan membuat puding rainbow
sebelum diberi intervensi, fase intervensi (B) adalah suatu fase dimana
anak melakukan keterampilan membuat puding rainbow setelah deberikan
intervensi, (A2) adalah suatu fase dimana kemampuan keterampilan anak
membuat puding rainbow tanpa diberi intervensi. Alasan peneliti
menggunakan desain A-B-A adalah untuk memastikan bahwa hal yang
ingin dicapai setelah intervensi hasilnya telah stabil atau kemampuan
keterampilan anak meningkat seperti yang diharapkan dan untuk
mengetahui kemampuan antara baseline (A1), intervensi (B) dan baseline
(A2) dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar.
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Baseline (A1) intervensi (B) Baseline (A2)
Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg
Gambar 15
Prosedur Desain A-B-A
Menurut Juang Sunanto (2005: 56) “fase baseline adalah kondisi
dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural
sebelum diberikan intervensi. Fase intervensi adalah fase saat target
behaviour diobservasi atau di ukur selama perlakuan tertentu diberikan”.
B. Subjek Penelitain
Penelitian single Subject Research (SSR) digunakan untuk subjek
tunggal , dalam pelaksanaannya dapat dilakukan pada seorang subject atau
sekelompok subject (Juang Sunanto, 2005: 29). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan subject tunggal yaitu anak tunarungu dengan inisial
C dengan kondisi fisik sama dengan anak normal lainnya, gerak motorik
tidak mengalami kelainan gerak, koordinasi mata tangan anak baik, dan
Per
sen
tase
(%
)
lan
gk
ah
- la
ngk
ah
mem
bu
at
pu
din
g y
an
g
ben
ar
anak belum bisa membuat puding rainbow dengan langkah-langkah yang
benar yang bersekolah di SLB YPPLB Padang, jenis kelamin perempuan
berusia 16 tahun kelas II SMPLB.
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan dasar dari penelitian eksperimen dan juga
merupakan suatu konsep yang memiliki keragaman nilai. Menurut Juang
(2005: 12), variable merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen
termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel merupakan suatu
atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penellitian. Dengan
demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati
dan diukur.
Sedangkan menurut Husein (2009: 48) mengemukakan variable
adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.
Dalam penelitian biasanya menggunakan variabel terikat dan
variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Sebaliknya variabel bebas adalah yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi atau
perlakuan. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan
target bahaviour (perilaku sasaran)
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah analisis
tugas dan variabel terikatnya adalah kemampuan membuat puding
rainbow dengan persentase langkah-langkah keterampilan membuat
puding rainbow yang benar.
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel Terikat (Target Behavior)
Kemampuan membuat puding rainbow yaitu dengan langkah-
langkah yang benar dengan menghitung persentase langkah-langkah
yang dilakukan anak benar dibagi jumlah keseluruhannya dikali
dengan 100%. Langkah-langkah yang harus dilakukan anak adalah
member warna padasetiap adonan, memindahkan adonan pada
cetakkan, menentukan lapisan selanjutnya untuk dimasukkan dan hasil
puding dengan terlihat jelasnya batas antara ketiga warna.
2. Variabel Bebas (Intervensi)
Analisis tugas yaitu pemahaman tugas dalam pembelajaran
yang dilakuan secara terperinci sehingga anak mudah memahami dan
dapat melaksanakan tugas yang telah diperintahkan. Analisis tugas ini
diberikan agar siswa mudah dalam melaksanakan tugas dalam
keterampilan membuat puding rainbow dengan benar sesuai dengan
langkah-langkah yang telah diberikan.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan agar mendapat
data yang diharapkan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 308)
teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian. Karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan
data. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah berupa
observasi langsung melalui tes perbuatan sebelum dilakukan tes
kepada anak, anak diberikan perlakukan berupa langkah-langkah
proses membuat puding rainbow.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi yang dilakukan secara langsung dengan
format pencatat data. Jenis pencatatan yang digunakan dalam
penelitian yaitu dengan menghitung persentase kejadian, kemampuan
anak dalam keterampilan membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah pelaksanaan yang benar.
Format Alat Pencatatan Data
Nama : Tunarungu C
Petugas : Silvi Dinasty Arifin
Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Perilaku :
Tabel 1
Format Alat Pencatat Data
Pengamatan
Ke
Hari/
Tanggal
Persentase Jumlah Langkah-
Langkah Yang Benar
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan
kesimpulan. Menurut Sunanto (2005: 21), bahwa peneliti dengan Single
Subjek Research yaitu penelitian dengan subjek tunggal dengan prosedur
penelitian menggunakan desain eksperimen untuk melihat pengaruh
perlakuan terhadap perubahan tingkah laku. Tujuan utama dari analisis
data dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efek atau pengaruh
intervensi terhadap perilaku sasaran yang ingin diubah.
1. Analisis dalam kondisi
Analisis dalam kondisi pada penelitian ini adalah dimaksudkan
adalah data dalam grafik masing-masing kondisi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan panjang kondisi
Panjang kondisi merupakan jumlah pengamatan yang
dilakukan baseline (A1) tanpa diberi perlakuan, pada kondisi
treatmen (B), selanjutnya pengamatan yang dilkukan baseline
(A2), setelah diberi perlakuan yaitu dengan analisis tugas.
Dalam menentukan panjang kondisi suatu penelitian ini
bukanlah dari banyaknya data yang diperoleh, melainkan
tingkat kestabilan dan kecenderungan arah grafiknya.
b. Menentukan estimasi kecenderungan arah
Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (ternd/slop).
Kecenderungan arah grafik atau trend menunjukkan perubahan
setiap data (jejak) dari sesi ke sesi. Ketiga macam
kecenderungan tersebut yaitu meningkat, mendatar, dan
menurun. Masing-masingnya tergantung pada tujuan dari
intervensinya.
Untuk menentukan kecenderunagan arah grafik (trend) ada dua
cara yang dapat dilakukan:
1. Metode Freehand
Adalah mengamati data secara langsung terhadap point
pada suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang
membagi data poin menjadi dua bagian
2. Metode Split Middle
Adalah menentukan kecendrungan arah grafik berdasarkan
median data point nilai ordinatnya. Karena metode ini
menggunakan ukuran data secara pasti (median) maka
pastikan lebih reliable dibandingkan dengan metode
freehand. Jadi metode menentukan arah tergantung dari
bentuk data yang diperoleh dari baseline dan intervensi.
Jika data yang diperoleh stabil maka metode yang
digunakan untuk menentukan arah kecenderungan adalah
freehand, tapi jika garis data yang diperoleh bervariasi
maka digunakan metode split middle.
Langkah-langkah dalam metode split middle
a) Data dibagi menjadi dua bagian, misalnya
dilambangkan dengan (1)
b) Data yang dua bagian kiri dan dua bagian kanan juga
dibagi dua bagian, misalnya dilambangkan dengan (2a)
c) Temukan posisi median dari masing-masing belahan,
misalnya dilambangkan dengan (2b)
d) Tariklah garis sejajar dengan absis yang
menghubungkan titik temu antara (2a) dengan (2b)
e) Membuat garis sejajar dengan garis putus-putus
kemudian membagi jumlah titik tersebut menjadi
belahan yang sama.
f) Menentukan kecenderungan kestabilan (trend stability)
Kecenderungan kestabilan dapat dihitung dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menentukan trend stability, yaitu menggunakan criteria
stabilitas 15% dengan perhitungan:
Rentang stabilitas = skor tertinggi x skor stabilitas
2. Menghitung nilai mean level, yaitu semua skor dijumlahkan
dan dibagi dengan banyak poin data
Mean level=
3. Menentukan batas atas, yaitu dengan cara mean level + ½
rentang stabilitas
4. Menentukan batas bawah, yaitu dengan cara mean level – ½
rentang stabilitas
–
5. Menentukan persentase stabilitas
Jika persentase stabilitas terletak antara 85% - 90 % maka
kecenderungannya dikatakan stabil, sedangkan jika dibawah itu
dikatakan tidak stabil.
Kriteria kestabilan : 85% - 90% = stabil
Dibawah 85% = tidak stabil
Kriteria Kestabilan
85% - 90% Stabil
Dibawah 85% Tidak stabil
6. Menentukan Jejak Data
Untuk menentukan jejak data hampir sama dengan arah
kecenderungan, yaitu dimasukkaan hasil yang sama seperti
kecenderungan arah. Apakah meningkat (+), menurun (-) atau
sejajar dengan sumbu X (=)
7. Menentukan Level Stabilitas Dan Rentang
Tingkat stabilitas (level stabilitas) menunjukkan derajat
variasi atau besar kecinya rentang pada kelompok data
tertentu. Jika rentang datanya kecil atau tingkat variasinya
rendah maka data dikatakan stabil. Secara umum 89% - 90%
data masih berada pada 15% diatas dan dibawah mean. Maka
data dikatakan stabil. Maka level data untuk suatu kondisi
dihitung dengan cara menjumlahkan semua data yang ada
pada ordinat dan dibagi dengan banyaknya data.
Kemudian garis mean ini digambarkan secara parallel terhadap
absis. Untuk menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan
persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12, 15). Persentase
penyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas
digunakan yang kecil 10%, jika data pada pengelompokan pada bagian
atas dan digunakan persentase besar 15% jika data pengelompokan
dibagian tengah maupun pada bagian bawah.
Untuk menentukan tingkat dan rentang stabilitas yaitu dengan cara
menentukan rata-rata tingkat dilakuakan dengan cara menjumlahkan nilai
seluruh titik data dan membagi jumlahnya dengan jumlah titik data.
Kemudian dengan menggunakan trend stability kriterian envelope
disekitar rata-rata (bagian atas dan bagian bawah). Reng ditentukan dengan
mengidentifikasi titik data pada ordinat yang paling rendah dan nilai
kordinat yang paling tinggi.
8. Menentukan Level Perubahan
Menentukan tingkat perubahan atau level change yang
menunjukkan berapa besar terjadinya perubahan data dalam suatu kondisi.
Cara menghitungnya adalah dengan:
a. Menentukan berapa besar data point (skor) pertama dan terakhir
suatu kondisi.
b. Kurangi data yang besar dengan data yang kecil
c. Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik atau
sesuai dengan tujuan intervensi dan pengajaran.
Persentase Stabilitas = Data yang Besar – Data yang Kecil
Sehingga level perubahan dapat ditulis pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Leval Perubahan Data
Kondisi A1 B A2
Level
perubahan
Data yang
besar - data
yang kecil
Data yang
besar - data
yang kecil
Data yang besar
- data yang kecil
Format rangkuman komponen analisis visual grafik dalam kondisi
adalah seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Format Rangkuman Komponen Analisis Visual Grafik Dalam Kondisi
No Kondisi A1 B A2
1 Panjang kondisi
2 Estimasi kecendrungan
3 Kecendrungan Stabilitas
4 Jejak data
5 Level stabilitas dan rentang
6 Level perubahan
2. Analisis Antar Kondisi
Untuk memulai menganalisa perubahan data antara kondisi, data
yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisa. Karena jika
data bervariasi (tidak stabil), maka akan mengalami kesulitan untuk
menginterpretasi. Disamping aspek stabilitas, ada tidaknya pengaruh
intervensi terhadap variable terikat juga tergantung pada aspek perubahan
level dan besar kecilnya overlap yang terjadi antara dua kondisi yang
dianalisis.
Adapun komponen dalam analisis antar kondisi adalah:
a. Menentukan banyaknya variable yang berubah
Menentukan banyaknya variable yang berubah, yaitu dengan cara
menentukan jumlah varabel berubah diantara kondisi baseline sebelum
diberikan intervensi, kondisi intervensi, dan kondisi baseline setelah
tidak lagi diberikan intervensi.
Tabel 4
Variabel Yang Berubah
Perbandingan kondisi A2 / B / A1
3:2:1
Jumlah variabel yang akan dirubah
b. Menentukan perubahan arah kecenderungan
c. Dengan mengambil data pada analisis dalam kondisi yang berubah
diatas
d. Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas
Dengan melihat kecenderungan stabilitas pada fase baseline sebelum
diberikan intervensi (A1), fase intervensi (B), dan fase baseline setelah
diberikan intervensi (A2) pada rangkuman analisis dalam kondisi.
e. Menentukan level perubahan
1. Tentukan data point pada kondisi baseline sebelum diberikan
intervensi (A1) pada sesi terakhir dan sesi pertama pada intervensi
(B)
2. Hitunglah selisih antara keduanya
3. Kemudian tentukan data poin pada kondisi baseline setelah tidak
lagi diberikan intervensi (A2) pada sesi terakhir dan sesi pertama
pada intervensi (B)
4. Hitunglah selisih antara keduanya
5. Catat apakah perubahan tersebut membaik atau menurun. Jika
tidak ada perubahan ditulis 0.
f. Menentukan overlap data kondisi baseline dan intervensi dengan cara:
1. Lihat kembali pada data kondisi baseline sebelum diberikan
intervensi A1 dengan intervensi B yang berada pada rentang
kondisi A1.
2. Kemudian lihat data pada kondisi baseline setelah tidak lagi
diberikan intervensi A2 dengan intervensi B yang berada pada
rentang kondisi A2.
3. Hitung berapa data point pada kondisi intervensi (B) yang berada
pada rentang kondisi A1 dan data point pada kondisi intervensi (B)
yang berada pada rentang A2.
4. Perolehan pada langkah nomor tiga dibagi dengan banyaknya data
point dalam kondisi B kemudian dikalikan 100. Itulah yang
disebut dengan persentase overlap. Jika semakin kecil persentase
overlap maka makin membaik pengaruh intervensi terhadap target
behavior.
Setelah diketahui masing-masing komponen tersebut maka
dimasukkan dalam tabel format analisis antar kondisi yang berdekatan
sebagai berikut:
Tabel 5
Format Analisis Antar Kondisi
No Kondisi A2 /B /A1
3:2:1
1 Jumlah variabel yang dirubah
2 Perubahan dalam arah kecendrunagan
2 Perubahan dalam stabilitas kecendrungan
4 Perubahan dalam tingkat
5 Persentase overlap
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan berupa angka yaitu persentase dari jumlah
langkah-langkah membuat puding rainbow yang benar. Analisis data yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu analisis visual data grafik (Visual
Analisis of Grafik Data). Untuk melihat kemampuan awal anak tunarungu
kelas II SMPLB dalam menyelesaikan keterampilan membuat puding rainbow
dengan benar (kondisi baseline), dan setelah diberi perlakuan (kondisi
intervensi) dengan analisis tugas untuk meningkatkan keterampilan membuat
puding rainbow. Selanjutnya melihat kemampuan akhir (baseline2) anak
tunarungu kelas II SMPLB dalam menyelesaikan keterampilan membuat
puding rainbow. Dalam penelitian ini menggunakan desain A-B-A, dimana A1
adalah kondisi awal (baseline) dan B adalah kondisi saat diberi perlakuan
(intervensi), selanjutnya A2 adalah kondisi akhir (baseline). Data yang
dikumpulkan berupa persentase jumlah langkah-langkah membuat puding
yang benar, data ini diplotkan kedalam grafik. Adapun data yang di peroleh
dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi baseline sebelum diberi perlakuan (A1)
Pengamatan pada hari pertama dalam kondisi A1 dilakukan untuk
melihat dan mengetahui kemampuanmembuat puding rainbow anak
sebelum diberikan perlakuan. Peneliti memberi tugas pada anak untuk
membuat puding rainbow sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditetapkan sebanyak 24 langkah. Pengamatan dilakukan selama 5 hari
dimulai daritanggal 14-18Juni 2013. Adapun data yang diperoleh dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Pada pengamatan I yaitu hari Jumat 14 Juni 2013, anak belum mampu
membuat puding rainbow sesuai dengan langkah-langkah yang benar.
Namun dari 24 tes yang diberikan anak dapat melakukan 10 langkah
yang benar dengan memperoleh persentase 41,6%.
2) Pada pengamatan ke II yaitu hari Sabtu 15 Juni 2013, hasil yang
didapat anak masih sama dengan hari sebelumnya dengan memperoleh
persentase 41,6%.
3) Pada pengamatan ke III yaitu hari Minggu 16 Juni 2013, hasil yang
didapat anak masih sama dengan hari sebelumnya dengan memperoleh
persentase 41,6%.
4) Pada pengamatan ke IV yaitu hari Senin 17 Juni 2013, hasil yang
didapat anak masih sama dengan hari sebelumnya dengan memperoleh
persentase 41,6%.
5) Pada pengamatan ke V yaitu hari Selasa 18 Juni 2013, hasil yang
didapat anak masih sama dengan hari sebelumnya dengan memperoleh
persentase 41,6%.
Tabel 6
PersentaseLangkah-Langkah Membuat Puding Rainbow Yang
Benar Pada Kondisi Baseline(A1)
Hari/Tanggal Pengamatan Jumlah Benar Persentase
Jumat, 14 Juni 2013 I 10 langkah 41,6
Sabtu, 15Juni 2013 II 10 langkah 41,6
Minggu,16 Juni 2013 III 10 langkah 41,6
Senin, 17 Juni 2013 IV 10 langkah 41,6
Selasa, 18Juni 2013 V 10 langkah 41,6
Data-data ini diplotkan kedalam grafik di bawah ini:
Grafik 1
Kondisi Baseline(A1)
Pada grafik 1 kondisi baseline kemampuan keterampilan membuat
puding rainbow dengan langkah-langkah yang benar pada pengamatan
pertama sampai pengamatan kelima kemampuan anak menunjukkan
0102030405060708090
100110120
JM SBT MG SN SL
per
sen
tase
(%
) la
ngk
ah-l
angk
ah
mem
bu
at p
ud
ing
yan
g b
enar
Hari Pengamatan
kestabilan, oleh karena itu peneliti menghentikan pengamatan.
Pengamatan dilanjutkan dengan memberikan perlakuan melalui analisis
tugas.
b. Kondisi intervensi (diberikan perlakuan)
Kondisi intervensi merupakan kondisi dimana anak diberikan
perlakuan berupa analisis tugas yang akan diberikan untuk keterampilan
membuat puding rainbow. Dimana peneliti merinci tugas-tugas yang akan
diberikan pada anak sehingga menjadi bagian tugas yang lebih kecil.
Pada kondisi intervensi anak di suruh membuat puding rainbow
sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan. Pengumpulan data
dilakukan setiap kali pengamatan dengan menghitung jumlah langkah-
langkah yang dilakukan benar oleh anak. Kondisi intervensi peneliti
lakukan sebanyak 8kali pengamatanmulai dari tanggal 21-28 Juni 2013.
Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:
1) PengamatanVI
Dilakukan Jumat 21 Juni 2013, peneliti melakukan intervensi dengan
cara menganalisis tugas-tugas yang akan dilakukan anak, peneliti
membimbing anak dan mendemonstrasikan langkah-langkah membuat
puding rainbow dengan benar, kemudian anak disuruh melakukannya
sendiri. Hasil persentase yang diperoleh anak melakukan langkah-
langkah membuat puding rainbow dengan benar adalah 54,2%.
2) Pengamatan VII
Dilakukan Sabtu 22 Juni 2013, pada pengamatan ini anak deberikan
perlakuan yang sama dengan pengamatan sebelumnya. Hasil
persentase yang diperoleh anak dalam keterampilan membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar adalah 62,5%.
3) Pengamatan VIII
Dilakukan Minggu 23Juni 2013, pada pengamatan ini anak juga
diberikan perlakuan yang sama dengan pengamatan sebelumnya. Hasil
persentase yang diperoleh anak dalam keterampilan membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar adalah 62,5%.
4) Pengamatan IX
Dilakukan Senin 24 Juni 2013, pada pengamatan ini anak mampu
melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding rainbow
yang benar dengan hasil 83,3%.
5) Pengamatan X
Dilakukan Selasa 25 Juni 2013, pada pengamatan ini anak mampu
melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding rainbow
yang benar dengan hasil 87,5%.
6) Pengamatan XI
Dilakukan Rabu 26 Juni 2013, pada pengamatan ini anak mampu
melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding rainbow
yang benar dengan hasil 100%.
7) Pengamatan XII
Dilakukan Kamis 27 Juni 2013, pada pengamatan ini anak mampu
melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding rainbow
yang benar dengan hasil 100%.
8) Pengamatan XIII
Dilakukan Jumat 28 Juni 2013, pada pengamatan ini anak mampu
melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding rainbow
yang benar dengan hasil 100%.
Kemampuan keterampilan membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar setelah diberikan perlakuan berupa analisis
tugas dengan langkah-langkah sebanyak 24 dapat dilihat persentase
kemampuan anak yaitu 54,2% pada pengamatan keenam, 62,5%
pengamatan ketujuh, 62,5% pengamatan kedelapan, 83,3% pengamatan
kesembilan, 87,5% pengamatan kesepuluh, 100% pengamatan kesebelas,
100% pengamatan keduabelas, dan 100% pengamatan ketigabelas. Untuk
lebih jelasnya data dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7
PersentaseLangkah-Langkah Membuat Puding Rainbow
Yang Benar Pada Fase Intervensi (B)
Hari/Tanggal Pengamatan Jumlah benar Persentase
Jumat, 21Juni 2013 VI 13 54,2
Sabtu, 22Juni2013 VII 15 62,5
Minggu, 23Juni 2013 VIII 15 62,5
Senin, 24Juni 2013 IX 20 83,3
Selasa25 Juni 2013 X 21 87,5
Rabu, 26 Juni 2013 XI 24 100
Kamis, 27 Juni 2013 XII 24 100
Jumat, 28 Juni 2013 XIII 24 100
Data-data ini diplotkan kedalam grafik dibawah ini:
Grafik 2
Kondisi Intervensi (B)
Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat bahwa kemampuan
anak meningkat dalam keterampilan membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar. Untuk itu peneliti menghentikan pengamatan
untuk intervensi karena dari pengamatan ke 11 sampai ke 13 data
menunjukkan stabil, yaitu anak sudah bisa membuat puding rainbow
dengan cara analisis tugas.
c. Kondisi baseline (A2)
Kondisi kedua tahap baseline (A2) merupakan kondisi awal anak
setelah perlakuan dihentikan. Pengamatan pada kondisi baseline (A2)
0102030405060708090
100110120
JM SBT MG SN SL RB KM JM
per
sen
tase
(%
) la
ngk
ah-l
angk
ah
mem
bu
at p
ud
ing
yan
g b
enar
Hari Pengamatan
dilakukan sebanyak 5 kali. Adapun hasil yang diperoleh dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Pengamatan ke XIV
Dilakukan hari Senin tanggal 1 Juli 2013, pada hari pertama kondisi
baseline (A2) setelah perlakuan dihentikan pada pengamatan ini anak
mampu melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding
rainbow yang benar tanpa diberikan perlakuan dengan hasil 87,5%.
2) Pengamatan ke XV
Dilakukan hari Selasa tanggal 2 Juli 2013, pada pengamatan ini anak
mampu melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding
rainbow yang benar tanpa diberikan perlakuan dengan hasil 95,8%.
3) Pengamatan ke XVI
Dilakukan hari Rabu tanggal 3 Juli 2013, pada pengamatan ini
kemampuan anak kembali meningkat. Dalam hal ini anak melakukan
langkah-langkah keterampilan membuat puding rainbow yang benar
dengan hasil 100%
4) Pengamatan ke XVII
Dilakukan hari Kamis tanggal 4 Juli 2013, pada pengamatan ini anak
mampu melakukan langkah-langkah keterampilan membuat puding
rainbow yang benar dengan hasil 100%.
5) Pengamatan ke XVIII
Dilakukan hari Jumat tanggal 5 Juli 2013, pada pengamatan ini data
kemampuan anak sangat bagus anak mampu melakukan langkah-
langkah keterampilan membuat puding rainbow yang benar dengan
hasil 100%.
Keterampilan membuat puding rainbow pada kondisi baseline
(A2), hasil yang diperoleh adalah 87,5% pada pengamatan keempatbelas,
95,8% pada pengamatan kelimabelas, 100% pada pengamatan
keenambelas, 100% pada pertemuan ketujuhbelas, dan 100% pada
pengamatan kedelapanbelas. Untuk lebih jelasnya data dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 8
Persentase Langkah-Langkah Membuat Puding Rainbow Pada Fese
Baseline (A2)
Hari/Tanggal Pengamatan Jumlah Benar Persentase
Senin, 1 Juli 2013 XIV 21 87,5
Selasa, 2 Juli 2013 XV 23 95,8
Rabu, 3 Juli 2013 XVI 24 100
Kamis, 4 Juli 2013 XVII 24 100
Jumat, 5 Juli 2013 XVII 24 100
Data-data ini diplotkan kedalam grafik dibawah ini:
Grafik 3
Kondisi Baseline (A2)
Data yang diperoleh dari ketiga kondisi ini dapat
dapatdigambarkan pada grafik berikut ini:
Grafik 4
Kondisi Baseline (A1)dan Intervensi(B) dan Baseline (A2)Keterampilan
Membuat Puding Rainbow
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
SN SL RB KM JM
Per
sen
tase
(%
) la
ngk
ah
-lan
gk
ah
mem
bu
at
pu
din
g r
ain
bow
ya
ng
ben
ar
Hari Pengamatan
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
JM SB MG SN SL JM SB MG SN SL RB
KM JM SN SL RB
KM JM
Per
sen
tase
(%
) la
ngk
ah-l
angk
ah
mem
bu
at p
ud
ing
rain
bo
w y
ang
ben
ar
Hari Pengamatan
Baseline
Intervensi
Baseline 2
Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa kondisi baseline (A1) dari
5 kali pengamatan telihat data anak stabil dengan jumlah persentase anak
41,6%.
Selanjutnya peneliti melanjutkan pengamatan pada kondisi
intervensi(B) dengan 8 hari pengamatan. Pada kondisi ini sudah stabil, dimana
jumlah persentase anak 100%.
Setelah melakukan intervensi atau memberikan perlakuan, dilanjutkan
kemudian melakukan pengamatan tanpa dikenakan perlakuan lagi atau
baseline (A2). Pengamatan ini dilakukan selama 5 hari, dan disinilah anak
menunjukkan kestabilan data yang dikumpulkan yaitu jumlah persentase yang
diperoleh anak masih tetap 100%.
B. Analisis Data
1. Analisis Dalam Kondisi
a. Menentukan Panjang Kondisi
Panjang kondisi kondisi adalah lamanya waktu pertemuan yang
dilakukan pada masing-masing kondisi yaitu kondisi baseline (A1),
intervensi (B), dan baseline (A2). Dalam penelitian ini baseline (A1)
dilakukan selama 5 kali pengamatan, intervensi (B) dilakukan selama 8
kali pengamatan, dan beseline (A2) dilakukan selama 5 kali pengamatan.
Untuk lebih jelasnya panjang ketiga kondisi ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 9
Panjang Kondisi Baseline dan Intervensi
Kondisi Baseline (A1) Intervensi(B) Baseline (A2)
Panjang
Kondisi 5 8 5
Berdasarkan tabel 9 angka 5 pada kolom A1 adalah panjang kondisi
jumlah pengamatan yang dilakukan pada kondisi baseline sebelum
diberikan intervensi. Sementara itu, angka 8 pada kolom B adalah panjang
kondisi atau jumlah yang diberikan pada kondisi intervensi. Dan angka 5
pada kolom A2 adalah kondisi baseline setelah tanpa diberikan perlakuan.
b. Menentukan estimasi kecendrungan arah
Berdasarkan data yang diperoleh selama kondisi baseline dan
intervensi data yang diperoleh bervariasi, maka untuk menentukan
kecendrungan arah dapat menggunakan metode split middle adalah
sebagai berikut:
1) Data dibagi menjadi dua bagian, dan dapat dilambangkan dengan (1)
2) Data yang dua bagian kiri dan dua bagian kanan juga dibagai dua
bagian, misalnya dilambangkan dengan (2a)
3) Temukan posisi median dari masing-masing belahan, dan dapat
dilambangkan dengan (2b)
4) Tariklah garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu
antara (2a) dengan (2b)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 5
Arah Kecendrungan Data
Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat kecendrungan arah data pada
fase baseline(A1), fase intervensi (B), dan fase baseline(A2). Pada fese
baseline (A1) kecendrungan arah dalam keterampilan membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar tidak mengalami
peningkatan persentase (=), dan setelah diberi perlakuan dengan analisis
tugas dalam keterampilan membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar maka persentase estimasi kecendrungan arahnya
meningkat lebih tinggi (+), dan pada setelah dilakukan lagi pengamatan
selanjutnya tanpa diberikan perlakuan persentase kecendrungan arahnya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
JM SB MG SN SL JM SB MG SN SL RB KM JM SN SL RB KM JM
Pe
rse
nta
se (
%)
lan
gkah
me
mb
uat
pu
din
g ra
inb
ow
be
nar
Hari Pengamatan
Intervensi (B)
Baseline
Intervensi
Baseline 2
Basline (A1) Basline (A2) Basline (A1) Basline (A1) Basline (A1)
juga meningkat (+). Data kecendrungan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 10
Arah Kecendrungan Data
Kondisi A1 B A2
Kecendrungan
Arah
(=)
(+)
(+)
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan kecendrungan pada kondisi
baseline (A1), intervensi (B) dan baseline (A2). Berdasarkan data pada
kondisi baseline (A1) menunjukkan tidak adanya peningkatan kemampuan
anak dari pertemuan pertama sampai kelima. Pada fase intervensi (B)
terlihat bahwa kemampuan anak mengalami peningkatan dan gari
kecendrungan mengalami kenaikan. Pada fase (A2) terlihat juga bahwa
kemampuan anak terus meningkat. Maka dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa arah kecendrungan persentase langkah-langkah
membuat puding rainbow meningkat dengan keterjalan (kecepatan).
c. Menentukan kecendrungan stabilitas
1) Kondisi baseline(A1)
Kecendrungankestabilitas fase baseline(A1) dapat dihitung
dengan menggunakan langkah berikut:
a) Menentukan trend stability dengan menggunakan criteria stabilitas
15% dengan perhitungan:
Rentang stabilitas = skor tertinggi x kriteria stabilitas
= 41,6 x 15/100
= 6,24
Stabilitas = 6,24
Setengah rentang stability = 3,12
b) Menghitung mean level
= 208
5
= 41,6
c) Menentukan batas atas yaitu mean level + ½ rentang stabilitas
Batas atas = 41,6 + 3,12
= 44,72
d) Menentukan batas bawah yaitu mean level – ½ rentang stabilitas
Batas bawah = 41,6 – 3,12
= 38,48
e) Menentukan persentase stabilitas dengan cara menentukan banyak
data poindalam rentang batas atas (44,72) dan batas bawah (38,48),
kemudian dibagi dengan banyak data poin.
= 100%
Berdasarkan kriteria diatas100% dapat dikatakan stabil karena
persentase jumlah stabilitas terletak antara 85% - 90%. Dengan
demikian keterampilan membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar anak stabil.
2) Kondisi intervensi (B)
Kecendrungankestabilitas fase intervensi (B) dapat dihitung
dengan menggunakan langkah berikut:
a) Menentukan trend stability dengan menggunakan kriteria stabilitas
15% dengan perhitungan:
Rentang stabilitas = skor tertinnggi x kriteria stabilitas
= 100 x 15/100
= 15
Setengah rentang stabilitas = 7,5
b) Menghitung mean level
= 650
8
= 81,25
c) Menentukan batas atas yaitu mean level + ½ rentang stabilitas
Batas atas = 81,25 + 7,5
= 88,75
d) Menentukan batas bawah yaitu mean level – ½ rentang stabilitas
Batas bawah = 81,25 – 7,5
= 73,75
e) Menentukan persentase stabilitas dengan cara menentukan banyak
data poin dalam rentang batas atas (88,75) dan batas bawah
(73,75), kemudian dibagi dengan banyak data poin.
= 25%
Berdasarkan kriteria diatas 25% < 85%, maka dapat diartikan
persentase jumlah kecendrungan stabilitas data pada fase intervensi
dikatakan tidak stabil. Dengan demikian keterampilan membuat
puding rainbow dengan langkah-langkah yang benar anak tidak
stabil.
3) Kondisi baseline (A2)
Kecendrungankestabilitas fase baseline(A2) dapat dihitung
dengan menggunakan langkah berikut:
a) Menentukan trend stability dengan menggunakan kriteria stabilitas
15% dengan perhitungan:
Rentang stabilitas = skor tertinggi x kriteria stabilitas
= 100 x 15/100
= 15
Setengah rentang stabilitas = 7,5
b) Menghitung mean level
= 483,3
5
= 96,66
c) Menentukan batas atas yaitu mean level + ½ rentang stabilitas
Batas atas = 96,66 + 7,5
= 104,16
d) Menentukan batas bawah yaitu mean level – ½ rentang stabilitas
Batas bawah = 96,66 – 7,5
= 89,16
e) Menentukan persentase stabilitas dengan cara menentukan banyak
data poindalam rentang batas atas (104,16) dan batas bawah
(89,16), kemudian dibagi dengan banyak data poin.
= 80%
Berdasarkan kriteria diatas80% < 85%, maka dapat diartikan
persentase jumlah kecendrungan stabilitas dikatakan tidak stabil.
Dengan demikian keterampilan membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar anak tidak stabil.
Tabel 11
Persentase Stabilitas Data
Kondisi A1 B A2
Kecendrungan
Stabilitas
100%
(stabil)
25%
(tidak stabil)
80%
(tidak stabil)
Stabilitas kecendrungan data ini lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik:
Grafik 6
Stabilitas Kecendrungan
Keterangan:
: Mean level
: Batas atas mean level
: Batas bawah mean level
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
JM SB MGSN SL JM SB MGSN SL RB KM JM SN SL RB KM JM
Per
sen
tase
(%
) la
ngk
ah a
nak
yan
g b
enar
Hari Pengamatan
Intervensi (B)
Baseline
Intervensi
Baseline 2
Basline(A1) Basline (A2)
d. Menentukan kecendrungan jejak data
Menentukan Kecenderungan jejak data, sama dengan menentukan
kecenderungan arah yaitu memasukkan data yang sama. Kondisi baseline
(A1) dilakukan pengamatan sebanyak 5 kali, data yang diperoleh
mendatar. Pada kondisi intervensi (B) pengamatan dilakukan sebanyak 8
kali, pada kondisi intervensi data yang diperoleh meningkat dengan
tingkat variasi yang tinggipengamatan dihentikan setelah data stabil.Dan
pada kondisi baseline (A2) pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali, data
yang diperoleh juga meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 12
Kecendrungan Jejak Data
Kondisi A1 B A2
Kecendrungan
Jejak data
( = )
( + )
( + )
e. Menentukan level stabilitas rentang
Berdasarkan data kemampuan anak dalam keterampilan membuat
puding rainbow dapat dilihat kondisi baseline (A1) datanya stabil adapun
rentang jumlah persentaseyang diperoleh anak 41,6% nilai terendah dan
41,6% nilai tertinggi. Pada kondisi intervensi (B) 54,2% adalah nilai
terendah dan 100% adalah nilai tertinggi. Dan pada fase baseline (A2)
87,5% adalah nilai terendah dan 100% merupakan nilai tertinggi. Hal ini
dapat dilihat dalam tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13
Level Stabilitas dan Rentang
Kondisi A1 B A2
Level stabilitas
dan rentang
Variabel
(41,6% –41,6%)
Variabel
(54,2% – 100%)
Variabel
(87,5 – 100%)
f. Menentukan tingkat perubahan
Menentukan tingkat perubahan (level change) data dalam suatu
kondisi dapat dihitung dengan cara:
1) Menentukan besar data point pertama dan terakhir dalam suatu kondisi
2) Mengurangi data yang besar dengan data yang kecil
3) Menentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik (+),
memburuk (–), dan (=) jika tidak ada perubahan.
Level perubahan = data yang basar – data yang kecil
Pada fase baseline (A1) jumlah persentase keterampilan membuat
puding rainbow dengan langkah-langkah yang benar pengamatan pertama
adalah 41,6% dan pengamatan terakhir adalah 41,6%, besar perubahan selisih
adalah 41,6% – 41,6% =0% bararti perubahan menunjukkan tidak ada
peningkatan. Pada feseintervensi (B) data pengamatan pertama adalah 54,2%
dan data pengamatan terakhir adalah 100%, besar perubahan selisih adalah
100% – 54,2% = 45,8% yang berarti menunjukkkan arah yang membaik. Pada
fase baseline (A2) data pengamatan pertama adalah 87,5% dan data
pengamatan terakhir adalah 100%, besar selisih adalah 100% – 87,5% =
12,5%, berarti perubahan menunjukkan arah yang membaik. Dengan
demikian persentase jumlah kemampuan anak dalam keterampilan membuat
puding rainbow dengan langkah-langkah yang benar membaik. Untuk lebih
jelasnya level perubahan ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14
Analisis Visual Tingkat Perubahan
Kondisi A1 B A2
Level Perubahan
keterampilan membuat
puding rainbow
41,6% - 41,6%
= 0%
(=)
100%-54,2%
= 45,8%
(+)
100% - 87,5%
= 12,5%
(+)
Setelah diketahui masing-masing komponen analisis dalam kondisi, untuk
memperjelas maka dimasukkan dalam satu format tabel berikut ini:
Tabel 15
Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi
No. Kondisi A1 B A2
1. Panjang kondisi 5 8 5
2. Estimasi kecendrungan arah
(=)
(+)
(+)
3. Kecendrungan stabilitas (stabil) (tidak stabil) (tidak stabil)
4. Jejak data
( = )
( + )
( + )
5. Level stabilitas dan rentang Variabel
(41,6% -40%)
Variabel
(54,2% 100%)
Variabel
(87,5% 100%)
6. Level perubahan 41,6%-41,6%
=0%
(=)
100%-54,2%
= 45,8%
(+)
100%-87,5%
= 12,5%
(+)
Dari hasil rangkuman analisis visual diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan keterampilan membuat puding rainbow anak tunarungu dapat
ditingaktkan dengan analisis tugas.
2. Analisis Antar Kondisi
Menentukan analisis antar kondisi, dapat ditempuh dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan variabel yang diubah
Jumlah variabel yang akan diubah dalam penelitian ini adalah satu
variabel terikat, yaitu keterampilan membuat puding rainbow bagi anak
tunarungu inisial C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16
Variabel yang Diubah
Perbandingan kondisi A2/ B / A2
3:2:1
Jumlah variabel yang diubah 1
b. Menentukan perubahan kecendrungan arah
Menentukan kecendrungan arah dapat dilakukan dengan
mengambil data pada analisis dalam kondisi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17
Perubahan Kecendrungan Arah
Dari tabel 17 dapat diketahui bahwa arah pada kecendrunganbaseline
(A1) arah datanya tidak mengalami peningkatan, pada kondisi intervensi (B)
yakni data terus meningkat, dan pada kondisi baseline (A2) arah datanya juga
mengalami peningkatan. Jadi dapat diketahui kemampuan anak dalam
Perbandingan Kondisi A1 / B / A2
Perubahan kecendrungan arah dan
efeknya
(=) (+) (+)
keterampilan membuat puding rainbow dengan langkah-langkah yang benar
dapat ditingkatkan dengan analisis tugas. Setelah intervensi di hentikan
kemampuan anak dapat dipertahankan dalam keterampilan membuat puding
rainbow.
c. Menentukan perubahan kecendrungan stabilitas
Kecendrungan stabilitas antar kondisi ditentukan berdasarkan
kecendrungan stabilitas pada fesebaseline (A1, A2) dan fase intervensi (B)
dari analisis dalam kondisi yang telah tergambar sebelumnya. Dapat
dikatakan bahwa pada kondisi baseline (A1) kemampuan anak dalam
keterampilan membuat puding rainbow tidak mengalami peningatan. Pada
kondisi intervensi (B) kemampuan dalam keterampilan membuat puding
rainbow memperlihatkan adanya perubahan kecenderungan yang
meningkat dengan stabilitas data yang tidak stabil. Dan terlihat pada
kondisi baseline (A2) kemampuan anak dalammembuat puding
rainbowmengalami peningatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 18
Perubahan Kecendrungan Stabilitas
Perbandingan Kondisi A1 / B / A2
Perubahan Kecendrungan Stabilitas
Stabil
ke tidak stabil
ke tidak stabil
d. Menentukan level perubahan
Menentukan level perubahan pada tiga kondisi dapat dilakukan
dengan cara:
1) Tentukan data poin pada kondisi baselinepada sesi terakhirdan sesi
pertama pada intervensi.
2) Hitung selisih dari keduanya 54,2% - 41,6% = 12,6%
3) Catat apakah perubahan tersebut membaik atau memburuk.
Level perubahan untuk kondisi baseline (A1) dan intervensi (B) adalah
(54,2%–41,6% = 12,6%), jadi perubahan datanya meningkat (+).
Level perubahan untuk kondisi baseline (A2) dan intervensi (B) adalah
(100%–87,5% =12,5%), jadi perubahan datanya meningkat (+)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 19
Level Perubahan
Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B
Level Perubahan keterampilan
membuat puding rainbow
54,2% – 41,6%
+12,6%
100% – 87,5%
+12,5%
Dapat dilihat tingkat perubahan pada kondisi baseline (A1) dan
intervensi meningkat (12,6%). Ini menujukkan peningkatan kemampuan anak
dalam keterampialn membuat puding rainbow setelah diberikan perlakuan
berupa analisi tugas. Kemudian pada level perubahan intervensi dan baseline
(A2) menunjukkan (12,5%). Ini berarti menunjukkan perubahan kemampuan
anak dalam keterampilan membuat puding rainbowpada saat diberikan
intervensi sampai kepada kondisi setelah anak tidak lagi diberi perlakuan
berupa analisi tugas.
e. Menentukan overlap
Menentukan overlape data pada kondisi baselinedan
intervensidapat ditentukan sebagai berikut:
1) Lihat batas atas dan batas bawah pada kondisi baseline
2) Tentukan jumlah data point yang ada pada data intervensi yang berada
pada rentang kondisi baseline (A1)
3) Perolehan data poin dibagi dengan banyaknya data poin pada kondisi
intervensi kemudian dikalikan 100%
Menentukan overlap data pada kondisi baseline (A1) dengan intervensi
1) Batas atas (44,72) dan batas bawah (38,48) pada baseline (A1)
2) Jumlah data poin pada kondisi intervensi
3)
Menentukan overlap data pada kondisi baseline (A2) dengan intervensi
1) Batas atas (104,16) dan batas bawah (89,16) pada kondisi baseline
(A2)
2) Jumlah data poin 3 pada rentang kondisi intervensi
3)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 20
Persentase Overlap
Perbandingan kondisi A1/B A2/B
Persentase Overlap 0% 37,5%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase overlap
pada kondisi baseline (A1) dan intervensi adalah 0%. Ini menunjukkan
bahwa analisis tugas dalam keterampilan membuat puding rainbow dapat
meningkatkan kemampuan anak. Untuk kondisi baseline (A2) setelah tidak
lagi diberikan perlakuan dan intervensi yang diberikan perlakuan
persentase overlap adalah 37,5%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan
anak dalam keterampilan membuat puding rainbow setelah tidak lagi
diberi analisis tugas (A2) meningkat. Semakin kecil persentase overlap
maka semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior.
Setelah diketahui masing-masing komponen di atas, untuk
memperjelasnya, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 21
Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi
No. Kondisi B1
A1
2:1
B1
A2
2:3
1. Jumlah variabel yang diubah 1 1
2. Perubahan arah kecendrungan
dan efeknya
(+) (=)
(+) (+)
3. Perubahan kecendrungan
stabilitas
Stabil ke tidak
stable
Tidak stabil ke
tidak stabil
4. Perubahan level 54,2% – 41,6%
+12,6%
100% – 87,5%
+12,5%
5. Persentase overlap 0% 37,5%
C. Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data dalam kondisi dan hasil analisis antar
kondisi yang terdapat 18 kondisi yakni lima sesi baseline sebelum diberikan
intervensi (A), delapan sesi intervensi, lima sesi tanpa diberikan intervensi.
Dijelaskan bahwa sebelum diberikan perlakuan menggunakan analisis tugas,
kecendrungan arah kemampuan keterampilan membuat puding rainbow anak
mendatar, saat diberikan perlakuan pada kondisi intervensikecendrungan arah
kemampuan keterampilan membuat puding rainbow anak terus meningkat dan
pada saat setelah tanpa diberikan perlakuan kondisi baselinkecendrungan
arah kemampuan keterampilan membuat puding rainbow anak meningkat. Hal
ini membuktikan analisis tugas efektik dalam meningkatkan keterampilan
membuat puding rainbow pada anak tunarungu.
Persentase overlap data yakni sebesar 0% untuk perbandingan kondisi
baseline (A1) dengan kondisi intervensi. sedangkan untuk kondisi baseline
(A2) dengan intervensi menunjukkan jumlah persentase overlap data sebesar
37,5%.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini yaitu
“analisis tugas efektif dalam meningkatkan keterampilan membuat puding
rainbow pada anak tunarungu kelas II SMPLB di SLB YPPLB Padang”.
Jawaban dari hipotesis penelitian ini adalah hipotesis diterima karena
intervensi yang diberikan melalui analisis tugas efektif dalam meningkatkan
keterampilan membuat puding rainbow anak tunarungu kelas II SMPLB di
SLB YPPLB Padang.
D. Pembahasan Hasil penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak tunarungu (C)
berumur 16 tahun, yang mana anak belum bisa dalam keterampilan membuat
puding rainbow dengan langkah-langkah yang benar, namun anak masih bisa
diajarkan dengan cara analisis tugas yang mana anak akan mudah memahami
langkah-langkah membuat puding rainbow karena telah dirinci terlebih
dahulu.
Penelitian ini dilakukan dirumah peneliti.Pengamatanini dilakukan
dengan tiga fese, yaitu fase baseline (A1) sebelum di berikan perlakuan, fase
intervensi yaitu saat diberikan perlakuan, dan terakhir fase baseline (A2)
setelah diberikan perlakuan.
Hasil penelitian pada fase baseline (A1) yang dilakukan sebanyak 5
kali pertemuan, dapat dilihat kemampuan keterampilan membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar, anak mendapatkan nilai 41,6
pada pertemuan pertama sampai pertemuan kelima.
Pada kondisi intervensi (B) pengamatan dilakukan sebanyak 8 kali
pengamatan, kemampuan keterampilan membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar anak mendapatkan nilai 54,2% pada pengamatan
keenam, 62,5% pada pengamatan ketujuh, 62,5% pengamatan kedelapan,
83,3% pada pengamatan kesembilan, 87,5 pengamatan kesepuluh, 100% pada
pengamatan sebelas, duabelas dan tigabelas.Pada pada fase baseline setelah
diberikan intervensi (A2) kemampuan anak bisa dipertahankan meskipun
perlakuan telah dihentikan. Dengan persentase jumlah yang diperoleh sebagai
berikut, 87,5% pada pengamatan keempatbelas, 95,8% pada pengamatan
kelimabelas, 100% pada pengamatankeenambelas, 100% pada pengamatan
ketujuh belas, dan pengamatan kedelapanbelas 100%.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa
sebelum diberikan perlakuan dengan analisis tugas, kemampuan anak dapat
dikatan mendatar atau tidak adanya perubahan, pada saat diberikan perlakuan
kemampuan anak dalam membuat puding rainbow meningkat dan pada
saatsetelah tanpa diberikan perlakuan kemampuan anak dapat meningkat. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan membuat
puding rainbow dapat ditingkatkan melalui analisis tugas.
Tunarungu merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan
kesulitan mendengar, yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dari
yang ringan sampai yang berat.Digolongkan kedalam bagian tuli dan kurang
dengar. Andreas Dwidjosumarto (1990: 1) mengemukakan bahwa seseorang
yang tidak atau kurang mampu mendengar suara di katakan tunarungu.
Berdasarkan pengertian diatas tunarungu mengalami gangguan dalam
pendengaran sehinga mengalami masalah dalam pembelajaran keterampilan.
Perlakuan yang diberikan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
anak dalam pembelajaran keteramampilan adalah dengan analisis tugas.
Analisis tugas merupakan pemahaman tugas dalam pembelajaran yang
dilakukan untuk merinci atau menguraikan tugas-tugas yang sangat sederhana
sesuai dengan kemampuan anak. Menurut Rochyadi dan Alimin (2005: 173)
mengemukakan bahwa analisis tugas merupakan suatu pekerjaan yang
dipenggal menjadi satuan pekerjaan yang lebih kecil. Dengan cara analisis
tugas ini dimaksudkan agar anak dapat cepat mengerti dalam pembelajaran
keterampilan membuat puding rainbow. Terbukti dengan perlakuan yang
diberikan tersebut kemampuan anak tunarungu dalam membuat puding
rainbow dapat meningkat setelah diberikan perlakuan analisis tugas.
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat
dibuktikan bahwa pengaruh intervensi menggunakan analisis tugas efektif
dalam meningkatkan keterampilan membuat puding rainbow pada anak
tunarungu kelas II SMPLB di SLB YPPLB Padang.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada anak
tunarungu kelas II SMPLB di SLB YPPLB Padang, maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa keterampilan membuat puding rainbow dapat
ditingkatkan melalui analisis tugas. Dalam penelitian keterampilan
membuat puding rainbow meningkat, telah dibuktikan berdasarkan hasil
analisis data.
Berdasarkan hasil analisis data keseluruhan, analisi data dalam
kondisi maupun antar kondisi menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan membuat puding rainbow dengan langkah-langkah yang
benar ke arah lebih baik. Hasil perolehan data ini menunjukkan bahwa
analisis tugas efektif dalam keterampilan membuat puding rainbow pada
anak tunarungu kelas II SMPLB di YPPLB Padang.
Kendala yang peneliti lakukan pada saat melaksanakan penelitian
ini tidak banyak hanya saja keterbatasan waktu dan konsentrasi anak
karena penelitian ini dilakukan saat pulang sekolah. Selain itu peneliti
menyadari ilmu peneliti belum cukup luas untuk menjalani penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini peneliti memberikan masukkan sebagai
berikut:
1. Peneliti menyarankan agar guru tetap memberikan latihan
keterampilan membuat puding rainbow kepada anak agar anak tidak
mudah lupa langkah-langkah yang benar dalam membuat puding
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mencari ide yang baru demi
pengembangan penelitian ini
DAFTAR RUJUKAN
Abdurracman Mulyono (1994). Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud
Aprilyanti, Anti Sugani. (2013). Rainbow Cake. Yogyakarta: Kana Media
Arends (2001). Analisis Tugas. http://arends.ngeblogs.com (diakses tanggal 18-4-
2013)
Arikunto, Suharsimi. 2005. Management Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Cumanulisaja.(2009). http://www.Blogspot.ComPengertian-Keterampilan.Html
(Diakses Pada Tanggal Tgl 3/3/2013 jam 8:40)
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Kompetensi Ketrampilan
Tata boga. Jakarta.
Iswari, Mega. (2008). Kecakapan Hidup Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Padang: UNP Press.
Latief, Tuty (1982) Resep Makanan Internasional. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Pasaribu, IL. (1990) Didaktik Metodik Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Priyatna, Andri. (2012) Intelegent Never Look So Good. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo
Sumekar, Ganda (2009). Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Fajar Interpratama Offset
Soemarjadi, Dkk. (1991). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Depdikbud
Somad, Permanarian. Tati Hernawati. (1996) Ortopedagogik Anak Tunarungu.
Bandung: Depdikbud.
Syaiful bahri Djamar dan Aswan Zain (1995) Strategi Belajar Mengajar.
Banjarmasin: Cipta
Syamsul Arifin (1980) Pendidikan Keterampilan. Jakarta: depdikbud
WikiPedia.(2008) Pengertian Puding (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Puding
(diakses pada tanggal 18-3-2013 jam 19:59)
81
Lampiran 1
KISI- KISI PENELITIAN
EFEKTIFITAS ANALISIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT PUDING
RAINBOW PADA ANAK TUNARUNGU
Variabel Sub variabel Indicator Deskriptor Nilai
B TB
Membuat
puding
rainbow
Analisis tugas
1. Memberi warna setiap
adonan
2. Memindahkan adonan
3. Menentukan kapan
lapisan selanjutnya
dapat dimasukkan
4. Membuat hasil puding
yang baik
1. Memberi warna pada
setiap adonan
a. Membuka tutup botol
pewarna warna
merah
b. Menuangkan
pewarna makanan
warna merah
sebanyak ¼ sendok
makan
c. Menutup tutup botol
pewarna makanan
d. Mengaduk rata warna
82
merah pada adonan
e. Membuka tutup botol
pewarna warna
kuning
f. Menuangkan
pewarna makanan
warna kuning
sebanyak ¼ sendok
makan
g. Menutup tutup botol
pewarna warna
kuning
h. Mengaduk rata warna
kuning pada adonan
i. Membuka tutup botol
pewarna warna hijau
j. Menuangkan
pewarna makanan
warna hijau sebanyak
¼ sendok makan
k. Menutup tutup botol
pewarna warna hijau
l. Mengaduk rata warna
hijau pada adonan
2. Memindahkan adonan
pada cetakan
a. Memegang tangkai
gelas takaran dengan
83
benar
b. Memindahkan
adonan warna merah
dengan cara
menuangkan secara
berlahan
c. Memegang sendok
makan dengan benar
d. Mengambil adonan
warna kuning pada
gelas takaran dengan
benar
e. Memindahkan
adonan warna kuning
secara berlahan
f. Memegang sendok
makan dengan benar
g. Mengambil adonan
warna hijau pada
gelas takaran dengan
benar
h. Memindahkan
adonan warna hiaju
secara berlahan
3. Menentukan lapisan
selanjutnya untuk
dimasukkan
a. Meletakkan ujung
84
jari diatas adonan
b. Menentukan lapisan
atas sudah mengeras
4. Hasil puding
a. Nampak terlihat jelas
batas warna merah
dengan kuning
b. Terlihat jelas batas
warna kuning dengan
hijau
85
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SLB YPPLB Padang
Mata Pelajaran : Keterampilan tataboga
Kelas / Semester : II SMPLB / II
Waktu : 1 x 90 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Mengenal resep dan bahan makanan sederhana
B. KOMPETENSI DASAR
Membuat puding
C. Indicator
1. Siswa dapat membuat puding rainbow dengan langkah-langkah yang
benar
2. Siswa dapat membuat dan menghasilkan puding rainbow dengan warna
yang menarik
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui analisis tugas siswa dapat membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar
86
2. Melalui analisis tugas siswa dapat memberi warna pada setiap adonan
dengan benar
3. Melalui analisis tugas siswa dapat memindahkan adonan pada cetakan
dengan benar
4. Melalui analisis tugas siswa dapat menentukan kapan lapisan selanjutnya
dapat dimasukkan dengan benar
5. Melalui analisis tugas siswa dapat menghasilkan warna puding yang
menarik
E. MATERI PEMBELAJARAN
Buatlah puding rainbow sesuai dengan langkah-langkah yang benar. Sesuai
dengan petunjuk yang telah diberikan.
F. SUMBER
Buku cara-cara memasak puding rainbow
G. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Kompor
Tempat rebusan
Gelas takaran
Timbangan
Sendok
Cetakan
Wajan berisi air
87
b. Bahan-bahan
Agar-agar satelit bening
Pewarna
Santan
Gula pasir
Vanili
H. METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi
2. Penugasan
3. Analisis tugas
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Apersepsi: guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Siswa diberikan alat dan bahan yang untuk membuat puding
rainbow dan guru menyuruh siswa menyebutkannya
Siswa diminta menyebutkan langkah-langkah membuat puding
rainbow
88
Elaborasi
Guru mengajak anak untuk latihan membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar.
Guru mencontohkan bagaimana cara membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar.
1. Memberi warna pada setiap adonan
a. Membuka tutup botol pewarna makanan warna merah
b. Menuangkan pawarna sebanyak ¼ sendok makan
c. Menutup tutup botol pewarna makanan warna merah
d. Mengaduk rata warna merah
e. Membuka tutup botol pewarna makanan warna kuning
f. Menuangkan pawarna sebanyak ¼ sendok makan
g. Menutup tutup botol pewarna makanan warna kuning
h. Mengaduk rata warna kuning
i. Membuka tutup botol pewarna makanan warna hijau
j. Menuangkan pawarna sebanyak ¼ sendok makan
k. Menutup tutup botol pewarna makanan warna hijau
l. Mengaduk rata warna hijau
2. Memindahkan adonan pada cetakan
i. Memegang tangkai gelas takaran dengan benar
89
j. Memindahkan adonan warna merah dengan cara
menuangkan secara berlahan
k. Memegang sendok makan dengan benar
l. Mengambil adonan warna kuning pada gelas takaran
dengan benar
m. Memindahkan adonan warna kuning secara berlahan
n. Memegang sendok makan dengan benar
o. Mengambil adonan warna hijau pada gelas takaran dengan
benar
p. Memindahkan adonan warna hijau secara berlahan
3. Menentukan lapisan selanjutnya untuk dimasukkan
c. Meletakkan ujung jari diatas adonan
d. Menentukan lapisan atas sudah mengeras
4. Hasil puding
c. Nampak terlihat jelas batas warna merah dengan kuning
d. Terlihat jelas batas warna kuning dengan hijau
Konfirmasi
Guru bersama siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan
pendapatnya untuk bertanya
90
3. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
Guru memberikan pesan moral berdasarkan materi yang telah
diberikan
J. EVALUASI
Siswa diminta membuat puding rainbow sesuai dengan langkah-langkah yang
telah diberikan oleh guru.
No Langkah-langkah membuat
puding rainbow yang benar
B
(1)
TB
(0)
1.
Memberi warna pada setiap
adonan
a. Membuka tutup botol
pewarna warna
merah
b. Menuangkan
pewarna makanan
warna merah
sebanyak ¼ sendok
makan
c. Menutup tutup botol
pewarna makanan
d. Mengaduk rata warna
merah pada adonan
e. Membuka tutup botol
pewarna warna
kuning
f. Menuangkan
pewarna makanan
warna kuning
91
2.
sebanyak ¼ sendok
makan
g. Menutup tutup botol
pewarna warna
kuning
h. Mengaduk rata warna
kuning pada adonan
i. Membuka tutup
botol pewarna warna
hijau
j. Menuangkan
pewarna makanan
warna hijau sebanyak
¼ sendok makan
k. Menutup tutup botol
pewarna warna hijau
l. Mengaduk rata warna
hijau pada adonan
Memindahkan adonan pada
cetakan
a. Memegang tangkai
gelas takaran dengan
benar
b. Memindahkan
adonan warna merah
dengan cara
menuangkan secara
berlahan
c. Memegang sendok
makan dengan benar
d. Mengambil adonan
warna kuning pada
gelas takaran dengan
benar
e. Memindahkan
adonan warna kuning
92
3
4
secara berlahan
f. Memegang sendok
makan dengan benar
g. Mengambil adonan
warna hijau pada
gelas takaran dengan
benar
h. Memindahkan
adonan warna hiaju
secara berlahan
Menentukan lapisan selanjutnya
untuk dimasukkan
a. Meletakkan ujung
jari diatas adonan
dalam cetakan
b. Menentukan lapisan
sudah mengeras
Hasil puding
e. Nampak terlihat jelas
batas warna merah
dengan kuning
f. Terlihat jelas batas
warna kuning dengan
hijau
Keterangan:
B = Benar nilai 1
TB =Tidak benar nilai 0
Jadi persentase = Jumlah benar X 100
Jumlah salah
Padang, Juni 2013
Guru Kelas
Silvi Dinasty Arifin
93
Lampiran 3
PROGRAM PENGAJARAN INDIVIDUAL
A. Identitas Anak
Nama lengkap : Cici Naladia
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Status anak : Kandung
Nama sekolah : SLB YPPLB Padang
Kelas : II SMPLB
Alamat rumah : Jln. Jati Adabiah
Jenis layanan : Individual
B. Deskripsi Awal
Dalam proses membuat puding rainbow pada anak dengan langkah-langkah
membuat puding yang benar didapatkan hasil perbedaan ketiga warna tidak
terlihat jelas karena anak belum bisa menentukan kapan lapisan selanjutnya
dapat dipindahkan diatas puding yang sudah ada pada cetakkan. Sedangkan
dalam mentakarkan bahan, cara menggunakan alat, menentukan adonan sudah
masak dan membagi adonan menjadi 3 bagian anak sudah bisa.
94
C. Layanan Khusus Yang Direkomendasikan
Melalui analisis tugas dapat diberikan latihan dan bimbingan dalam membuat
puding rainbow.
D. Tujuan Jangka Panjang
Siswa terampil dalam menciptakan warna puding rainbow yang menarik
dengan terlihat jelasnya perbedaan ketiga lapisan warna.
E. Tujuan Jangka Pendek
1. Siswa dapat memberi warna pada setiap adonan dengan benar
2. Siswa dapat memindahkan adonan pada cetakan dengan benar
3. Siswa dapat menentukan lapisan selanjutnya untuk dimasukkan
4. Siswa dapat membuat dan mewarnai puding yang baik dan menarik
F. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui analisis tugas siswa dapat memberi warna pada setiap adonan
dengan benar
2. Melalui analisis tugas siswa dapat memindahkan adonan pada cetakan
dengan benar
3. Melalui analisis tugas siswa dapat menentukan lapisan selanjutnya untuk
dimasukkan
4. Melalui analisis tugas siswa dapat membuat hasil puding yang baik
G. Materi
Alat-alat yang digunakan
a) Kompor
95
b) Tempat rebusan
c) Gelas takaran
d) Timbangan
e) Sendok
f) Cetakan
g) Wajan berisi air
h) Sendok makan
Bahan-bahan
a) 1 bungkus agar satelit bening
b) Pewarna makanan
c) Santan
d) Gula
e) vanillie
1. Kegiatan belajar mengajar
a. Kegiatan Awal
1) Salam
2) Doa
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru tanya jawab dengan siswa tentang keterampilan membuat
puding rainbow
96
2. Guru meminta siswa menunjukkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam membuat puding rainbow
3. Guru meminta siswa mempraktekkan langkah-langkah membuat
puding rainbow
Elaborasi
1. Guru memberi bimbingan dan mengajak anak untuk latihan dalam
membuat puding rainbow
2. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah yang di gunakan
dalam membuat puding rainbow secara terperinci
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah
membuat puding rainbow secara terperinci
4. Dengan bimbingan guru siswa di minta praktek membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar dan mengasilkan
warna yang menarik
Konfirmasi
1. Siswa bersama guru menyebutkan kembali langkah-langkah
membuat puding rainbow yang benar secara terperinci
2. Siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapatnya tentang
keterampilan membuat puding rainbow
c. Akhir
1) Mengadakan evaluasi
97
2) Menyimpulkan pelajaran
3) Doa
Anak membuat puding rainbow dengan langkah-langkah yang baik dan
benar tanpa diberikan bantuan.
Lembaran Evaluasi
No Langkah-langkah membuat puding
rainbow yang benar
B
(1)
TB
(0)
1
Memberi warna pada setiap adonan
a. Membuka tutup botol
pewarna warna merah
b. Menuangkan pewarna
makanan warna merah
sebanyak ¼ sendok
makan
c. Menutup tutup botol
pewarna makanan
d. Mengaduk rata warna
merah pada adonan
e. Membuka tutup botol
pewarna warna kuning
f. Menuangkan pewarna
makanan warna kuning
sebanyak ¼ sendok
makan
g. Menutup tutup botol
pewarna warna kuning
h. Mengaduk rata warna
kuning pada adonan
i. Membuka tutup botol
pewarna warna hijau
j. Menuangkan pewarna
makanan warna hijau
98
2.
3
sebanyak ¼ sendok
makan
k. Menutup tutup botol
pewarna warna hijau
l. Mengaduk rata warna
hijau pada adonan
Memindahkan adonan pada cetakan
a. Memegang tangkai gelas
takaran dengan benar
b. Memindahkan adonan
warna merah dengan cara
menuangkan secara
berlahan
c. Memegang sendok
makan dengan benar
d. Mengambil adonan
warna kuning pada gelas
takaran dengan benar
e. Memindahkan adonan
warna kuning secara
berlahan
f. Memegang sendok
makan dengan benar
g. Mengambil adonan
warna hijau pada gelas
takaran dengan benar
h. Memindahkan adonan
warna hiaju secara
berlahan
Menentukan lapisan selanjutnya untuk
dimasukkan
a. Meletakkan ujung jari
diatas adonan dalam
cetakan
b. Menentukan lapisan
sudah mengeras
99
4 Hasil puding
a. Nampak terlihat jelas
batas warna merah
dengan kuning
b. Terlihat jelas batas
warna kuning dengan
hijau
Keterangan:
B = Benar nilai 1
TB =Tidak benar nilai 0
Jadi persentase = Jumlah benar X 100
Jumlah salah
Padang, Juni 2013
Guru Kelas
Silvi Dinasty Arifin
100
Lampiran 4
HASIL ASESMEN
No Membubuat Puding Rainbow Hasil
Bisa Tidak bisa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyiapkan semua bahan
Mengetahui cara menggunakan alat
Mentakarkan bahan
Memasukkan bahan pada panci
perebusan
Menentukan adonan sudah masak
Membagi adonan menjadi 3 bagian
Memberi warna pada setiap
adonan
Memindahkan adonan
Menentukan kapan lapisan
selanjutnya dimasukkan
Membuat hasil puding yang baik
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dari hasil asesmen diatas dapat kita lihat bahwa anak belum bisa membuat puding
rainbow dengan baik, karena masih ada langkah-langkah yang belum bisa
dilakukan anak.
101
Lampiran 5
JADWAL PELAKSANAAN DALAM KONDISI BASELINE (A1)
N
O
HARI/
TANGG
AL
WAKTU KEGIATAN
1. Jumat/ 14
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan pertama dalam kondisi baseline (A1)
membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
2. Sabtu/ 15
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kedua dalam kondisi baseline (A1)
membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
3. Minggu/
16 Juni
2013
14.30 –
16.00
Pertemuan ketiga dalam kondisi baseline (A1)
membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
4. Senin/ 17
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan keempat dalam kondisi baseline (A1)
membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
5. Selasa/
18 Juni
2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kelima dalam kondisi baseline (A1)
membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
102
Lampiran 6
JADWAL PELAKSANAAN DALAM KONDISI BASELINE (B)
N
O
HARI/
TANGG
AL
WAKTU KEGIATAN
1. Jumat/ 21
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan keenam membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
2. Sabtu/ 22
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan ketujuh membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
3. Minggu/
23 Juni
2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kedelapan membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
4. Senin/ 24
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kesembilan membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
5. Selasa/
25 Juni
2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kesepuluh membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
6. Rabu/ 26
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kesebelas membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar
103
menggunakan analisis tugas
7. Kamis/
27 Juni
2013
14.30 –
16.00
Pertemuan keduabelas membuat puding rainbow
dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
8. Jumat/ 28
Juni 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan ketigabelas membuat puding
rainbow dengan langkah-langkah yang benar
menggunakan analisis tugas
104
Lampiran 7
JADWAL PELAKSANAAN DALAM KONDISI BASELINE (A2)
N
O
HARI/
TANGG
AL
WAKTU KEGIATAN
1. Senin/ 1
Juli 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan keempat belas dalam kondisi
baseline (A2) membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar
2. Selasa/ 2
Juli 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kelima belas dalam kondisi baseline
(A2) membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
3. Rabu/ 3
Juli 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan keenam belas dalam kondisi baseline
(A2) membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
4. Kamis/ 4
Juli 2013
14.30 –
16.00
Pertemuan ketujuh belas dalam kondisi baseline
(A2) membuat puding rainbow dengan langkah-
langkah yang benar
5. Jumat/ 18
2013
14.30 –
16.00
Pertemuan kedelapan belas dalam kondisi
baseline (A2) membuat puding rainbow dengan
langkah-langkah yang benar
105
Lampiran 8
HASIL PENILAIAN
REKAPITULASI INSTRUMEN PENELITIAN
DALAM KONDISI BASELINE (A1)
Nama : Cici Naladia
Petugas : Silvi Dinasty Arifin
Tempat : Rumah Peneliti
Waktu : 14.30-16.00
Prilaku : Keterampilan Membuat Puding Rainbow
Aspek yang dinilai
Langkah-langkah yang benar
1 2 3 4 5
14/6 15/6 16/6 17/6 18/6
5. Memberi warna pada setiap
adonan
m. Membuka tutup botol
pewarna warna merah
n. Menuangkan pewarna
makanan warna merah
sebanyak ¼ sendok makan
o. Menutup tutup botol
pewarna makanan
p. Mengaduk rata warna
merah pada adonan
q. Membuka tutup botol
pewarna warna kuning
r. Menuangkan pewarna
makanan warna kuning
sebanyak ¼ sendok makan
s. Menutup tutup botol
pewarna warna kuning
t. Mengaduk rata warna
kuning pada adonan
u. Membuka tutup botol
pewarna warna hijau
v. Menuangkan pewarna
makanan warna hijau
sebanyak ¼ sendok makan
w. Menutup tutup botol
pewarna warna hijau
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
106
x. Mengaduk rata warna hijau
pada adonan
6. Memindahkan adonan pada
cetakan
q. Memegang tangkai gelas
takaran dengan benar
r. Memindahkan adonan
warna merah dengan cara
menuangkan secara
berlahan
s. Memegang sendok makan
dengan benar
t. Mengambil adonan warna
kuning pada gelas takaran
dengan benar
u. Memindahkan adonan
warna kuning secara
berlahan
v. Memegang sendok makan
dengan benar
w. Mengambil adonan warna
hijau pada gelas takaran
dengan benar
x. Memindahkan adonan
warna hiaju secara berlahan
7. Menentukan lapisan
selanjutnya untuk dimasukkan
e. Meletakkan ujung jari
diatas adonan
f. Menentukan lapisan atas
sudah mengeras
8. Hasil puding
g. Nampak terlihat jelas batas
warna merah dengan
kuning
h. Terlihat jelas batas warna
kuning dengan hijau
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Jumlah persentase 41,6% 41,6% 41,6% 41,6% 41,6%
107
Padang, Juni 2013
Guru kelas
Silvi Dinasty Arifin
108
Lampiran 9
HASIL PENILAIAN
REKAPITULASI INSTRUMEN PENELITIAN
DALAM KONDISI INTERVENSI (B)
Nama : Cici Naladia
Petugas : Silvi Dinasty Arifin
Tempat : Rumah Peneliti
Waktu : 14.30-16.00
Prilaku : Keterampilan Membuat Puding Rainbow
Aspek yang dinilai
Langkah-langkah yang benar
6 7 8 9 10 11 12 13
21/6 22/6 23/6 24/6 25/6 26/6 27/6 28/6
1. Memberi warna pada setiap
adonan
a. Membuka tutup botol
pewarna warna merah
b. Menuangkan pewarna
makanan warna merah
sebanyak ¼ sendok makan
c. Menutup tutup botol
pewarna makanan
d. Mengaduk rata warna
merah pada adonan
e. Membuka tutup botol
pewarna warna kuning
f. Menuangkan pewarna
makanan warna kuning
sebanyak ¼ sendok makan
g. Menutup tutup botol
pewarna warna kuning
h. Mengaduk rata warna
kuning pada adonan
i. Membuka tutup botol
pewarna warna hijau
j. Menuangkan pewarna
makanan warna hijau
sebanyak ¼ sendok makan
k. Menutup tutup botol
pewarna warna hijau
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
109
l. Mengaduk rata warna hijau
pada adonan
2. Memindahkan adonan pada
cetakan
a. Memegang tangkai gelas
takaran dengan benar
b. Memindahkan adonan
warna merah dengan cara
menuangkan secara
berlahan
c. Memegang sendok makan
dengan benar
d. Mengambil adonan warna
kuning pada gelas takaran
dengan benar
e. Memindahkan adonan
warna kuning secara
berlahan
f. Memegang sendok makan
dengan benar
g. Mengambil adonan warna
hijau pada gelas takaran
dengan benar
h. Memindahkan adonan
warna hiju secara berlahan
3. Menentukan lapisan
selanjutnya untuk dimasukkan
a. Meletakkan ujung jari
diatas adonan
b. Menentukan lapisan atas
sudah mengeras
4. Hasil puding
a. Nampak terlihat jelas batas
warna merah dengan
kuning
b. Terlihat jelas batas warna
kuning dengan hjau
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Jumlah persentase 54,2
%
62,5
%
62,5
%
83,3
%
87,5
%
100
%
100
%
100
%
110
Padang, Juni 2013
Guru kelas
Silvi Dinasty Arifin
111
Lampiran 10
HASIL PENILAIAN
REKAPITULASI INSTRUMEN PENELITIAN
DALAM KONDISI BASELINE (A2)
Nama : Cici Naladia
Petugas : Silvi Dinasty Arifin
Tempat : Rumah Peneliti
Waktu : 14.30-16.00
Prilaku : Keterampilan Membuat Puding Rainbow
Aspek yang dinilai
Langkah-langkah yang benar
1 2 3 4 5
1/7 2/7 3/7 4/7 5/7
1. Memberi warna pada setiap
adonan
a. Membuka tutup botol
pewarna warna merah
b. Menuangkan pewarna
makanan warna merah
sebanyak ¼ sendok makan
c. Menutup tutup botol
pewarna makanan
d. Mengaduk rata warna
merah pada adonan
e. Membuka tutup botol
pewarna warna kuning
f. Menuangkan pewarna
makanan warna kuning
sebanyak ¼ sendok makan
g. Menutup tutup botol
pewarna warna kuning
h. Mengaduk rata warna
kuning pada adonan
i. Membuka tutup botol
pewarna warna hijau
j. Menuangkan pewarna
makanan warna hijau
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
112
sebanyak ¼ sendok makan
k. Menutup tutup botol
pewarna warna hijau
l. Mengaduk rata warna hijau
pada adonan
2. Memindahkan adonan pada
cetakan
a. Memegang tangkai gelas
takaran dengan benar
b. Memindahkan adonan
warna merah dengan cara
menuangkan secara
berlahan
c. Memegang sendok makan
dengan benar
d. Mengambil adonan warna
kuning pada gelas takaran
dengan benar
e. Memindahkan adonan
warna kuning secara
berlahan
f. Memegang sendok makan
dengan benar
g. Mengambil adonan warna
hijau pada gelas takaran
dengan benar
h. Memindahkan adonan
warna hiaju secara berlahan
3. Menentukan lapisan
selanjutnya untuk dimasukkan
g. Meletakkan ujung jari
diatas adonan
h. Menentukan lapisan atas
sudah mengeras
4. Hasil puding
i. Nampak terlihat jelas batas
warna merah dengan
kuning
j. Terlihat jelas batas warna
kuning dengan hijau
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Jumlah persentase 87,5% 95,8% 100% 100% 100%
113
Padang, Juni 2013
Guru kelas
Silvi Dinasty Arifin
114
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kondisi Baseline (A1)
115
Kondisi intervensi (B)
116
Kondi baseline (A2)
117