Florence Jany-Catrice, MCF, HDR. Université Lille1 Clersé-UMR 8019 et IUF
20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12
-
Upload
indonesia-infrastructure-initiative -
Category
Documents
-
view
460 -
download
2
Transcript of 20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12
Konsep Zona
Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan
Mataram, 30-31 Januari 2012
2
LINGKUP
BAGIAN A – Mengenal Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan
BAGIAN B – Konsep Zona
BAGIAN C – Perangkat Pengaturan Lalu Lintas
BAGIAN D – Studi Kasus: Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan
BAGIAN E – Contoh Diagram Pengaturan Lalu Lintas di Lokasi
Pekerjaan Jalan
Kategori Pekerjaan Jalan:
Pekerjaan jangka panjang (lebih dari satu hari).
Pekerjaan jangka pendek: stationer ( misalnya
menutup lubang) atau berpindah (misalnya membuat
marka).
Perlu diperhatikan:
Perambuan dalam pekerjaan jalan harus memberikan peringatan
dini yang benar dan bertahap tentang perubahan kondisi lalu lintas
dan cara melintasinya agar berkeselamatan.
Perambuan harus konsisten, mudah dipahami, dan sama di semua
pekerjaan jalan.
Perambuan harus dapat memberi peringatan tentang jenis dan
bentuk rintangan serta bagaimana pengguna jalan dapat melewati
area pekerjaan.
Setiap kategori pekerjaan, memerlukan jenis dan skala manajemen
lalu lintas yang berbeda.
Oleh karena itu, perencanaan tahapan pekerjaan jauh lebih awal
serta perancangan RMLL yang tepat dan berkeselamatan,
merupakan 2 langkah awal yang sangat penting.
Lima Tahap Manajemen Lalu Lintas dan
Keselamatan Jalan
Tahap Perencanaan
Tahap Perancangan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Tahap Penutupan
rencanakan arus
lalu lintas
pertimbangkan
keselamatan
pekerja
upayakan cara
terbaik menjaga
keselamatan
pesepeda dan
pejalan kaki
tentukan
kategori
pekerjaan jalan
susun tahapan
proyek
pertimbangkan
kelas jalan,
volume dan
komposisi lalu
lintas
1 2 3
4 5 6
Tahap Perencanaan
Pekerjaan jangka panjang
Pekerjaan jangka pendek stasioner Pekerjaan jangka pendek berpindah
KONSEP ZONA
Dengan pemikiran konsep zona, rancangan perambuan dan manajemen lalu
lintas menjadi jauh lebih jelas.
Konsep zona adalah metoda memecah area pekerjaan menjadi 5 zona terpisah
sesuai tujuan dari setiap zona.
Dalam menyusun RMLL, lokasi pekerjaan dianggap terdiri dari 5 zona masing-
masing tapi saling berhubungan. Dengan anggapan ini, rancangan kebutuhan
akan perambuan dan manajemen lalu lintas di area pekerjaan menjadi jauh
lebih jelas.
5 zona adalah:
Zona Peringatan Dini – segmen jalan di mana publik diberitahu akan
mendekati pekerjaaan jalan dan apa yang akan dijumpai. Zona ini
memperingatkan kepada pengemudi/pengendara tentang zona kerja di
depan.
Zona Pemandu Transisi (taper) – zona yang memandu
pengemudi/pengendara keluar dari lintasan perjalanan sebelumnya. Zona ini
digunakan untuk mengarahkan pengemudi/pengendara ke lintasan yang
benar dan dengan kecepatan yang tepat.
KONSEP ZONA
Zona Kerja – termasuk area kerja dan daerah-keselamatan sekitarnya
(buffer/daerah penyangga).
o Area Kerja – daerah di mana pekerjaan secara fisik berlangsung serta untuk
pekerja, peralatan, perlengkapan dan material.
o Area Penyangga Keselamatan – penyangga keselamatan longitudinal
terletak persis sebelum area kerja untuk meningkatkan perlindungan dan
keselamatan pekerja. Area bebas ini umumnya minimum 20 meter panjang
tetapi dapat diperluas jika area kerja tersembunyi dari pengguna jalan
yang mendekat karena adanya suatu tikungan atau tanjakan. Zona ini juga
dilengkapi penyangga lateral sempit di samping area kerja untuk tambahan
perlindungan bagi pekerja.
Zona Terminasi/Akhir – zona di mana lalu lintas mulai kembali normal setelah
melewati area kerja. Zona ini digunakan untuk mengingatkan
pengemudi/pengendara akan akhir lokasi pekerjaan dan apa yang
diperbolehkan di jalan setelah keluar lokasi pekerjaan.
Zona Tujuan Zona
Zona Peringatan Dini/Pendekat
Untuk mengingatkan pengemudi/pengendara akan
pekerjaan jalan di depan. Jadi perlu menginformasikan
adanya pekerjaan dan menginstruksikan bagaimana melalui
dengan selamat (rambu-rambu pembatasan kecepatan,
penutupan lajur, pengendalian lalin)
Zona Pemandu Transisi
Untuk memandu pengemudi/pengendara ke dalam
alinyemen yang benar agar aman melalui atau melintasi
zona kerja. Jika pekerjaan tidak memerlukan perubahan
lintasan lajur lalu lintas, zona ini dapat dikurangi hingga
panjang minimum 50 meter.
Zona Kerja Juga termasuk area penyangga keselamatan,
umumnya panjang 20 meter sebelum area
kerja, dan lebar 1 meter di samping area
kerja
Untuk mengendalikan pengemudi/pengendara yang melalui
atau melintasi area pekerjaan sedang berlangsung pada
kecepatan dan dalam lajur yang aman bagi mereka dan
yang aman juga bagi pekerja jalan. Area penyangga
keselamatan mengelilingi area kerja dan menyediakan
ruang antara lalu lintas dan pekerja.
Zona Terminasi/Penjauh
Untuk menginformasikan bahwa pengemudi/pengendara
telah melewati zona kerja sekarang, menginformasikan
batas kecepatan baru yang berlaku di depan, mengucapkan
terima kasih karena mengemudi dengan hati-hati melalui
area pekerjaan, dan untuk mengingatkan agar selalu
berkendara dengan aman.
KONSEP ZONA Zona Peringatan Dini:
Zona pertama yang dijumpai pengemudi/pengendara. Panjangnya bergantung
pada kecepatan kendaraan yang mendekat. Zona ini dilengkapi rambu peringatan
dini dan rambu regulasi untuk memberitahu pengguna akan zona kerja di depan,
dan untuk mengatur perilaku berkendara.
Zona Pemandu Transisi (taper):
Apabila pengemudi/pengendara harus berpindah lajur saat melalui zona kerja, hal
ini dilakukan dalam zona transisi. Zona ini menggunakan perangkat yang mencolok
dan tidak berbahaya sebagai taper untuk mengarahkan pengguna jalan melintasi,
melewati atau mengitari zona kerja. Panjangnya bergantung pada kecepatan lalu
lintas dan banyaknya lajur yang perlu digeser.
Zona Kerja:
Zona ini tempat pekerjaan jalan secara fisik berlangsung. Terdiri dari area kerja
dan juga area penyangga keselamatan jika ada. Zona ini bisa kecil (misalnya
pekerjaan mengganti tutup lobang yang kecil), atau bisa besar (misalnya pekerjaan
pelebaran untuk lajur pendakian dengan panjang lebih dari 1 km). Dalam
beberapa hal, terdapat gangguan pada perkerasan, atau galian, atau pekerjaan
perkerasan dan penambalan, atau pekerjaan kerb dan saluran. Lokasi zona kerja
dan jaraknya pada lajur lalu lintas akan menentukan tipe dan panjang zona
pemandu transisi (taper) yang dibutuhkan.
KONSEP ZONA
Area Penyangga Keselamatan:
Area penyanggga keselamatan yang terletak persis sebelum area kerja, disediakan
apabila kecepatan lalu lintas diduga melebihi 40 km/j. Ini merupakan upaya
terakhir untuk menjaga kendaraan yang salah/nyelonong, menabrak pekerja dalam
zona kerja dan khusus untuk keselamatan pekerja.
Panjang 20 meter umumnya cukup, akan tetapi jika pekerjaan tersembunyi dari lalu
lintas yang mendekat (seperti oleh tanjakan atau tikungan) area penyangga
keselamatan ini perlu diperpanjang lagi sampai suatu titik di mana dapat dilihat
oleh lalu lintas yang mendekat. Rambu atau perangkat utama penunjuk posisi seperti
tanda bahaya sementara atau panah berkedip harus dipasang pada awal area
penyangga keselamatan. Penyangga keselamatan harus bebas tidak terhalang oleh
kendaraan proyek, peralatan, tumpukan material atau kegiatan lainnya.
Area penyangga keselamatan juga mencakup penyangga lateral lebar 1 meter
antara area kerja dan lajur lalu lintas terdekat (untuk batas kecepatan yang
dipasang 60 km/j atau kurang). Jika batas kecepatan (atau kecepatan operasional)
lebih tinggi dari ini, pagar keselamatan diperlukan antara area kerja dan lajur lalu
lintas.
Zona Terminasi:
KONSEP ZONA Zona Terminasi:
Ini adalah zona terakhir yang dilalui pengemudi/pengendara. Rambu-rambu
petunjuk dan regulasi digunakan untuk menunjukkan akhir area pekerjaan. Setelah
titik ini, kondisi lalu lintas kembali berjalan normal. Zona kecepatan pada lokasi
pekerjaan jalan berakhir pada akhir zona terminasi ini. Sepasang rambu
pembatasan kecepatan harus diletakkan di sini untuk menginformasikan kepada
pengemudi/pengendara bahwa diperbolehkan kembali ke kecepatan normal
setelah titik tersebut jika kondisi lalu lintas memungkinkan.
ZONA PERINGATAN DINI
Fungsi zona peringatan dini adalah untuk memberikan peringatan awal kepada
pengemudi/pengendara akan adanya lokasi pekerjaan di depan.
Persyaratan tampilan rambu dan perangkat peringatan dini bergantung pada faktor-
faktor, seperti kecepatan lalu lintas yang mendekat, seberapa besar bahaya yang
memerlukan modifikasi kecepatan atau pengalihan lintasan perjalanan. Selain itu, juga
gangguan pandang yang disebabkan oleh lalu lintas lainnya atau ketersediaan jarak
pandang ke bahaya.
Zona peringatan dini harus cukup panjang agar rambu peringatan yang diletakkan
sebelum zona kerja dapat memberikan pengemudi/pengendara cukup waktu untuk
mengenali lokasi pekerjaan dan untuk melambat.
Jarak yang diperlukan untuk mengurangi kecepatan sampai pada kecepatan yang
aman untuk lokasi pekerjaan, sangat penting dalam menentukan panjang zona
peringatan dini.
Apabila menggunakan perangkat pengendalian lalu lintas sementara, seperti sinyal lalu
lintas sementara, perlu merancang kecepatan yang diinginkan dikurangi menjadi 0
(stop).
Perangkat peringatan dini bervariasi seperti lampu tiang tunggal pada mobil (untuk
pekerjaan bergerak jangka pendek di samping jalan) sampai rangkaian rambu
peringatan dan regulasi (untuk pekerjaan jangka panjang yang memerlukan
pengurangan kecepatan).
ZONA PERINGATAN DINI
Rambu peringatan dini pertama yang harus terlihat pngemudi/pengendara adalah
rambu “Ada Pekerjaan Jalan” atau rambu simbol “Pekerja”. Jumlah rambu
peringatan dini minimum untuk jalan kecepatan tinggi harus 3 dan untuk jalan
kecepatan rendah, 2 rambu.
Apabila lokasi pekerjaan juga memerlukan zona pemandu transisi (taper), maka
panjang zona peringatan dini diukur dari awal taper zona pemandu transisi.
Apabila rambu peringatan dini lainnya dibutuhkan agar pengemudi/pengendara
melakukan respon khusus yang dibutuhkan sebelumnya, rambu ini diletakkan pada
jarak yang sama dalam zona peringatan dini.
Bersiaplah terhadap masalah keselamatan di luar (sebelum) zona peringatan dini
pada kondisi lalu lintas padat atau kemacetan yang membentuk antrian panjang.
Bergantung pada kecepatan lalu lintas mendekat dan jarak pandang pada akhir
antrian, hal ini dapat menciptakan masalah keselamatan depan-belakang. Sehingga
perlu mempertimbangkan penggunaan rambu peringatan dini tambahan untuk
mengurangi risiko tabrakan pada akhir antrian.
ZONA PERINGATAN DINI
Kecepatan
Pendekat
(km/jam)
Kecepatan yang Diinginkan (km/jam)
henti 20 30 40
80 225 200 190 170
70 160 150 140 120
60 100 90 75 60
50 75 60 45 30
Panjang Zona Peringatan Dini (m)
ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)
Banyak pekerjaan jalan memerlukan penutupan 1 lajur (atau bagian dari 1 lajur).
Kadang pekerjaan jalan memerlukan penutupan jalan – dan lalu lintas harus
dialihkan melalui rute samping. Kedua situasi tersebut perlu zona pemandu transisi.
Zona pemandu transisi (taper) adalah panjang jalan di mana pengemudi diarahkan
keluar dari lintasan perjalanan normalnya. Jumlah taper bergantung jumlah
jalur/lajur jalan yang ditutup atau sebagian ditutup. Seluruh panjang taper masuk
dalam zona pemandu transisi dan harus terlihat oleh pengemudi/pengendara yang
mendekat.
Ada 2 tipe umum taper – lajur bergerak pindah, tanpa merging/menyatu dan lajur
pindah merging/menyatu dengan lalu lintas di sampingnya.
Taper menyatu/merging memerlukan jarak yang lebih panjang karena
pengemudi/pengendara harus bergabung dari 2 lajur menjadi 1 lajur lalu lintas.
Namun demikian, jika pengendali lalu lintas (APILL) digunakan, taper 30 meter
dapat diterapkan karena lalu lintas yang mendekati taper berkecepatan sangat
lebih rendah. Panjang taper ini juga memungkinkan APILL tsb dipasang pada awal
taper 30 meter sebelum zona kerja.
ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)
Agar berkeselamatan, perangkat yang digunakan untuk membentuk taper harus
terang/cerah, mencolok, memantul dan tidak berbahaya/forgiving. Yaitu antara
lain kerucut plastik, tonggak/bollard, delineator plastik. Perangkat tersebut kasat
mata tapi jika ditabrak tidak menimbulkan cedera atau kerusakan.
Jangan gunakan batu, dahan, barikade beton, balok kayu atau kerb beton untuk
membentuk taper. Benda-benda tsb sulit terlihat dan jika ditabrak akan
menyebabkan cedera serius.
Kecepatan
Pendekat (km/jam)
Taper (m)
Pindah (tanpa
menyatu)
Menyatu
(merging)
< 45 50 80
46 - 55 50 100
55 - 65 60 120
65 - 75 70 140
75 - 85 80 160
85 - 95 90 180
> 95 100 200
Panjang Zona Pemandu Transisi rekomendasi (m)
Panjang taper ditentukan berdasarkan:
o Lebar lajur +/- 3,5 meter
o Panjang taper pindah tanpa menyatu – untuk mengakomodasi gerak lateral 1,0 m/det
o Panjang taper menyatu – untuk mengakomodasi gerak lateral 0,6 m/det.
o Kecepatan lalu lintas – titik tengah kisaran
ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
Area ini di mana pekerjaan berlangsung dan di mana pekerja dan peralatan berada.
Adalah kewajiban pemilik kegiatan menjamin keselamatan pekerja. Sebelumnya zona
peringatan dini dan zona pemandu transisi dipasang dengan benar dan terlihat jelas.
Kecepatan kendaraan perlu dikendalikan saat melalui area kerja. Perlu memastikan
untuk mengurangi risiko kendaraan secara tidak sengaja memasuki area kerja.
Berikut ini dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan lalu lintas di area kerja:
a. Lalu lintas melintasi zona kerja dengan kondisi pengendalian penuh.
Lalu lintas dapat melintasi zona kerja jika keduanya, lalu lintas dan pekerjaan
dapat dikendalikan penuh secara efektif. Pengendali lalu lintas (dalam hal ini
petugas bendera) dapat digunakan untuk membuat lalu lintas pelan dan untuk
menghentikan lalu lintas sementara.
Petugas bendera juga diperlukan untuk mengendalikan pergerakan kendaraan
kerja dalam/melalui lintasan lalu lintas.
Dalam kondisi sangat khusus, kendaraan pemandu dapat digunakan untuk
mengarahkan kendaraan melalui zona kerja. Namun, ini belum umum.
b. Lalu lintas melewati zona kerja melalui lintasan sepanjang - tapi di luar - zona kerja.
Lalu lintas diarahkan melewati zona kerja tapi tidak diperbolehkan ke dalam zona
kerja. Lintasan ini harus terlihat dan dengan delineasi yang jelas. Kerucut plastik
yang mencolok dan delineator sangat bagus untuk kepentingan ini.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) Jangan gunakan balok beton, dahan pohon, batu atau barikade beton.
c. Lalu lintas mengitari zona kerja melalui pengalihan dengan detour, bisa melalui
jalan eksisting atau lintasan samping.
Apabila tidak praktis atau berkeselamatan lagi, lalu lintas melalui area kerja, perlu
menyediakan detour yang menggunakan baik jalan eksisting atau lintasan samping
yang khusus dibangun.
Opsi penggunaan jalan eksisting, termasuk jalur sebelahnya pada jalan
terbagi/divided, yaitu dengan membuat lajur berlawanan dan mengijinkan kontra-
arus. Perencanaan yang rinci diperlukan dan yang lebih penting, informasikan
kepada pengemudi/pengendara bahwa tidak ada lagi jalan satu arah. Jalan yang
berbagi dengan arah lain. Gunakan rambu peringatan “lalu lintas 2 arah” pada
interval pendek dan gunakan kerucut dan/atau delineator plastik antara arus lalu
lintas yang berlawanan.
Mungkin ini terlalu berlebihan bagi sebagian orang, namun ahli teknik keselamatan
jalan sadar bahwa lalu lintas terus bergerak siang dan malam. Saat dini hari, ketika
volume lalu lintas sangat rendah dan ketika kecepatan cenderung tinggi – ada risiko
nyata tabrakan depan-depan kecuali peringatan dan delineasi jelas dan mudah
dimengerti oleh semuanya.
Jika lintasan samping perlu dibangun, harus dipastikan bahwa lintasan tsb memiliki
geometrik yang memadai untuk kecepatan lalu lintas yg ada.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
Agar pengemudi/pengendara tidak terjebak pada „kejutan-kejutan‟ saat berpindah
lintasan untuk memasuki lintasan samping, perlu disediakan:
Perambuan yang sangat baik pada zona-zona sebelumnya (zona peringatan dini
dan zona pemandu transisi).
Pengurangan batas kecepatan dengan rambu (hal ini merupakan bagian dari
zona peringatan dini).
Perkerasan jalan segala cuaca yang baik untuk lintasan samping. Jangan
membiarkan pengemudi/pengendara melalui lintasan samping kerikil jelek. Hujan
lebat akan mengubahnya menjadi lintasan lumpur, dan berdebu pada waktu
kering.
Geometrik yang memadai untuk kecepatan operasional.
Perlu disadari bahwa membangun lintasan samping memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Sehingga perencanaan pekerjaan jalan perlu dilakukan di awal saat tahap
tender agar anggaran yang cukup dapat disediakan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan benar dan berkeselamatan. Jangan membangun lintasan samping
yang dapat menyebabkan fatalitas.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
d. Penutupan jalan untuk sementara waktu saat pekerjaan berlangsung.
Pertimbangan penutupan jalan untuk jangka pendek (beberapa menit dalam satu
waktu) dapat dilakukan jika lalu lintas tidak terlalu macet dan dapat dibuka
kembali tanpa menunggu pengoperasian yang lama. Sebelum memutuskan ini,
perlu mempelajari volume lalu lintas dan panjang antrian yang akan terjadi.
Sangat baik jika dipasang rambu agar pengemudi/pengendara siap akan
kemungkinan macet. Dapat memberi kesempatan untuk mencari rute alternatif jika
ada.
Penutupan penuh pada jalan bervolume sangat kecil dapat merupakan suatu opsi
jika pekerjaan dapat dilakukan dengan berkeselamatan saat hanya akses
kendaraan lokal yang diijinkan.
e. Kondisi malam hari.
Pekerjaan jangka panjang berarti perangkat manajemen lalu lintas pada lokasi
pekerjaan, akan berada di tempat pada malam hari. Kadang-kadang pekerjaan
bisa berlangsung sampai malam. Tapi umumnya, pekerjaan akan berhenti saat
malam dan diteruskan esoknya.
Berikut ini perlu diperhatikan agar kegiatan malam hari berkeselamatan atau
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
meninggalkan pekerjaan yang belum selesai di malam hari dengan berkeselamatan:
Apabila memungkinkan, setiap bagian dari jalan yang ditutup pada siang hari,
perlu dibuka pada malam hari.
Memastikan kondisi lintasan untuk lalu lintas malam hari cukup berkeselamatan
saat melalui zona kerja, yaitu antara lain menyapu/membersihkan permukaan
jalan dari pasir, batu dan lumpur, dan membuat batas lintasan yang jelas dengan
kerucut dan delineator yang memantul.
Kondisi lintasan untuk lalu lintas malam hari harus cukup baik agar
pengemudi/pengendara tidak dikejutkan oleh kondisi lintasan yang buruk.
Penerangan jalan sementara melalui zona kerja perlu dipertimbangkan di daerah
terbuka jika terdapat penyimpangan terhadap lintasan normal dan kecepatan
pendekat ke zona kerja tinggi.
Penerangan sementara juga diperlukan jika kondisi untuk pejalan kaki telah
berubah.
Jika harus mengoperasikan lajur tunggal untuk 2 arah pada malam hari, perlu
dipertimbangkan hati-hati. Apabila volume lalu lintas kecil, dan panjang lintasan
ini cukup pendek (misal kurang dari 50 meter), pengoperasian lajur tunggal dapat
dilakukan jika lalu lintas kedua arah waspada terhadap lalu lintas berlawanan.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
Hal demikian adalah pengaturan beri prioritas (give way), sehingga perlu
memastikan adanya rambu peringatan dini dalam kondisi sangat baik. Perlu dicek
tiap sore sebelum matahari terbenam.
Apabila volume lalu lintas tidak kecil atau jika panjang lintasan pengoperasian lajur
tunggal lebih dari 50 meter, perlu meletakkan pemandu lalu lintas atau 1 set lampu
sinyal sementara pada tiap ujung segmen jalan untuk mengendalikan lalu lintas.
Pemandu lalu lintas harus sangat terlatih, mengenakan rompi yang memantul baik
dan memegang tongkat perintah yang memantul „Berhenti/Pelan-Pelan‟. Keduanya
harus dapat melihat satu sama lain dan menggunakan radio komunikasi 2 arah.
Opsi yang sangat baik untuk pengoperasian lajur tunggal 2 arah adalah APILL
portabel. Alat ini dapat bekerja dengan tenaga surya dan siklus waktu dapat
diatur.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
f. Ketentuan untuk pejalan kaki dan pesepeda
Apabila pejalan kaki termasuk penyandang cacat harus bergerak melintasi,
melewati atau mengitari zona kerja atau menyeberang jalan dalam zona kerja,
perlu disediakan lintasan dan titik penyeberangan sementara yang dibuat
memadai dan terlindungi.
Jika lintasan pejalan kaki ada di jalan, pejalan kaki harus dipisahkan dari
kendaraan dengan menggunakan pagar jala plastik pada jalan dengan
kecepatan rendah (atau batas kecepatan pada pekerjaan jalan di bawah 60
km/jam).
Dalam kondisi kecepatan tinggi (di atas 60 km/j), pagar keselamatan harus
digunakan untuk memisahkan pejalan kaki dari lalu lintas jika lintasan pejalan kaki
ada di jalan. Pagar beton harus disambung dengan baik agar kuat dan menerus.
Lintasan pejalan kaki dan pesepeda harus disediakan dalam skala yang sama
dan lebar yang sama dengan fasilitas sebelum pekerjaan dimulai.
ZONA TERMINASI
Penting untuk menginformasikan kepada pengguna jalan bahwa zona kerja telah
berakhir dan perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan kembali pada kondisi
dan rute berkendara yang normal.
Rambu tipikal yang digunakan dalam zona ini adalah „Akhir Pekerjaan Jalan‟,
„Akhir Detour‟, dan „Akhir Batas Kecepatan dalam Pekerjaan Jalan‟ sesuai
kebutuhan. Jika lalu lintas telah dipindahkan (via taper dan mungkin lintasan
samping) saat melalui zona kerja, akan dipindah balik ke lintasan yang benar
dalam zona terminasi.
Dalam merancang RMLL, penting untuk membuat zona terminasi tidak terlalu
panjang (pengemudi/pengendara akan mengabaikan) atau terlalu pendek (tidak
cukup jauh untuk pengendalian lalu lintas dan keselamatan yang memadai).
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam merancang RMLL adalah zona terminasi
untuk 1 arah biasanya berakhir pada titik yang sama di mana zona peringatan dini
berawal dari arah yang lain/berlawanan. Hal ini dapat digunakan untuk
menempatkan rambu di belakang rambu untuk arah lain.
Penggunaan rambu dua muka dengan rangka, cukup bagus dan dapat memberikan
pesan yang jelas dan tepat untuk kedua arah.
ZONA TERMINASI