2. Respon Frekuensi Penguat BJT buncis.doc

5
L APORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG 2 “ Respon Frekuensi Penguat BJT “ Disusun Oleh : Puji Wulandari (101331056) Partner : Syeila Rosy Diana (101331062) Teguh Musaharpa Gunawan (101331065 ) Kelas : 2 TC B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Transcript of 2. Respon Frekuensi Penguat BJT buncis.doc

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG 2

Respon Frekuensi Penguat BJT

Disusun Oleh : Puji Wulandari (101331056)

Partner : Syeila Rosy Diana (101331062) Teguh Musaharpa Gunawan (101331065 )

Kelas : 2 TC B

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2011

Respon Frekuensi Penguat BJTI. Tujuan

Mengukur dan membuat kurva respon frekuensi terhadap amplitude dan phasa (Bode Plot).

II. Landasan Teori

Respon frekuensi adalah tanggapan keadaan tunak suatu system terhadap suatu masukan sinusoida. Dalam metode respon frekuensi dilakukan penguahan frekuensi sinyal masukan dalam suatu daerah frekuensi tertentu dan mengamati tanggapan frekuensi keluarannya. Prinsip testing respon frekuensi adalah merupakan perbandingan nilai amplitude dan fasa input dan fasa output pada range frekuensi yang luas, ketika input diberikan sinyal sinusoida.Ada dua metode yang bisa digunakan untuk melakukan analisis pada kawasan frekuensi, yaitu Bode Plot dan Nyquist. Nyquist biasa disebut dengan polar plot, sedangkan Bode Plot biasa disebut logaritmik plot.

Representasi standard untuk menggambarkan Bode Plot atau logaritmik plot pada kertas semilog suatu fungsi alih system G(s) atau G(j) digunakan 20 log |G(j)| untuk mendapatkan magnitude dengan satuan dB (decibel).Empat faktor dasar yang perlu diperhatikan dalam penggambaran Bode Plot:

1. Penguatan (gain) K

2. Faktor integral dan derivatif (j) 1

3. First order factor

4. Quadratic factor

Rasio frekuensi dinyatakan dalam octave atau decade

Band frekuensi dari 121 Octave

110 1 Decade

Beberapa keuntungan Bode Plot disbanding dengan Nyquist adalah:

1. Perkalian atau pembagian suatu fungsi alih yang panjang, menjadikan Bode Plot merupakan cara yang lebih sederhana.

2. Penggunaan logaritmik diagram memudahkan pemakaian frekuensi rendah hingga frekuensi tinggi dalam satu gambar.

3. Untuk melakukan analisis dan desain system control dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan Bode Plot.

III. Rangkaian Percobaan

IV. Langkah PercobaanRespon Frekuensi :

Ukur bias DC VB, VC, VE Berikan input AC pada Frekuensi mid (2 KHz) untuk menentukan fL dan fH

Atur amplitudenya hingga sinyal output sempurna. (tulis VS, VO, AVmid). Ukur Ri dan Ro

V. Data Hasil Percobaan

VB = 0,67 V

VC = 8.4 VVE = 2.2 V

Pada Frekuensi 2 KHz :

VS = 20 VppVO = 3.6 VppAVmid = VO/VS = 3.6 /20 = 0.8 kali

FrekuensiVSVOAvdb

20 log VO/VS Beda Phasa

(derajat)

10 Hz50mVpp1,4mVpp-31,05168

20 Hz24mVpp1,4mVpp-20,68230,4

30 Hz20mVpp1mVpp-26,020180

40 Hz16mVpp0,8mVpp-26,020180

100 Hz12mVpp400mVpp-30,45205

200 Hz12mVpp800mVpp36,47180

300 Hz10mVpp500mVpp33,9180

500 Hz0.22 V2,4 V

1000 Hz0.05 V0.12 V

10 KHz9 mV120 mV

100 KHz1 mV18 mV

1 MHz1.8 mV3.1 mV

VI. Kesimpulan