2. Pendahuluan_ Mioma Uteri

3
PENDAHULUAN Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos rahim. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Mioma belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. 1

description

mioma

Transcript of 2. Pendahuluan_ Mioma Uteri

PENDAHULUAN

Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos rahim. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.Mioma belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik.Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak.Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun. Mioma uteri ini lebih sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur. Faktor keturunan juga memegang peran.Mioma uteri menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri. Walaupun jarang menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan uterus abnormal, serta diperkirakan dapat menurunkan tingkat kesuburan.Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi dan paling penting. Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur dan tidak teratur. Menorrhagia dan atau metrorrhagia sering terjadi pada penderita mioma uteri. Penanangan mioma uteri dapat dilakukan secara konservatif maupun dengan tindakan pembedahan. Beberapa pilihan terapi pembedahan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya ukuran mioma, gejala yang ditimbulkan tidak dapat teratasi dengan penanganan konservatif, sangkaan keganasan, dan pertimbangan-pertimbangan khusus lainnya.Karena bermacam-macamnya gejala yang muncul akibat mioma uteri sehingga diperlukan suatu cara mendiagnosis mioma supaya tidak terjadi kesalahan diagnosa. Maka dari itu presentasi kasus kami ini menekankan secara lebih mengenai bagaimana mendiagnosa mioma uteri.2