2. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan-serantangan
-
Upload
rizky-putranto -
Category
Documents
-
view
78 -
download
2
Transcript of 2. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan-serantangan
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
2.1. Kondisi Geografis
Kota Singkawang merupakan salah satu bentuk pemerintahan kota di Kalimantan
Barat kota Singkawang terletak di bagian Utara Provinsi Kalimantan Barat terletak di
antara Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang, yaitu pada koordinat 00 44’
55,85” - 010 01’ 21,51”Lintang Utara dan 1080 51’ 47,6” - 1090 10’ 19” Bujur Timur
dengan luas wilayah 504,00 Km2 atau sekitar 0,34% dari luas seluruh wilayah Provinsi
Kalimantan Barat, yang berbatasan dengan :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sambas
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna
Dari letak geografis tersebut maka posisi wilayah Kota Singkawang mempunyai
karakteristik yang terbuka dengan akses yang lebih luas baik terhadap daerah pedalaman
(Wilayah Kabupaten Bengkayang maupun Kabupaten Sambas) maupun daerah pesisir
pantai mulai dari wilayah Kabupaten Sambas hingga ibukota Propinsi Kalimantan Barat
di Pontianak.
Kota Singkawang terdiri dari lima kecamatan dengan luas wilayah 50.400 ha atau
sekitar 0,34 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat. Kecamatan terluas adalah
Kecamatan Singkawang Selatan (22.448 Ha atau 44,54 persen) dan terkecil adalah
kecamatan Singkawang Barat (1.504 Ha atau 2,98 persen) dari wilayah kota. Sampai
dengan akhir tahun 2011 Kota Singkawang secara administratif pemerintahan terbagi
kedalam 5 Kecamatan, dan 26 Kelurahan.
Tabel 2.1. Luas Kota Singkawang Dirinci Per Kelurahan Dan Kecamatan
No. KECAMATAN / KELURAHAN LUAS (Ha) PERSENTASE (%)
A. SINGKAWANG TENGAH 2.855 5,66
1, Roban 2.000 3,97
2, Condong 200 0,40
3, Sekip Lama 218 0,43
4, Jawa 75 0,15
5, Bukit Batu 362 0,72
B. SINGKAWANG BARAT 1.806 3,58
1, Pasiran 720 1,43
2, Melayu 141 0,28
3, Tengah 18 0,04
4, Kuala 625 1,24
5, Sungai Wie 302 0,60
C. SINGKAWANG TIMUR 16.626 32,99
1, Pajintan 1.791 3,55
2, Nyarungkop 2.473 4,91
3, Mayasopa 7.064 14,02
4, Bagak Sahwa 2.261 4,49
5, Sanggau Kulor 3.038 6,03
D. SINGKAWANG UTARA 6.665 13,22
1, Sungai Garam 424 0,84
2, Naram 954 1,89
3, Sungai Bulan 636 1,26
4, Sungai Rasau 636 1,26
5, Setapuk Kecil 848 1,68
6, Setapuk Besar 1.445 2,87
7, Semelagi Kecil 1.724 3,42
E. SINGKAWANG SELATAN 22.447 44,54
1, Sedau 10.155 20,15
2, Sagatani 7.064 14,02
3, Sijangkung 3.391 6,73
4, Pangmilang 1.837 3,64
KOTA SINGKAWANG50.400 100,00
2.2. Iklim
Iklim mikro Kota Singkawang termasuk iklim tropis dengan udara lebih sejuk
dari Kota Pontianak karena fisiomorfologinya yang unik. Curah hujan kota ini cukup
tinggi yaitu rata-rata 2.780 mm pertahun dengan rata-rata 134 hari hujan pertahun. Curah
hujan relatif tinggi terjadi pada bulan April – Juli dan Oktober-Desember dengan curah
hujan maksimum 490 mm terjadi pada bulan Desember dengan 20 hari hujan. Keadaan
iklim mikro di Kota Singkawang dapat dikatakan tidak menentu dengan suhu udara
berkisar antara 21,8 o sampai 30,5o C, dan masih dipengaruhi oleh angin muson dan
perubahan iklim laut.
2.3. Topografi Wilayah
Kota Singkawang merupakan kota pantai sekaligus perbukitan. Ini adalah
perpaduan topografi yang sangat unik. Bahkan Gunung Besar yang ada di bagian selatan
kota langsung menyentuh bibir pantai Laut Natuna. Gugusan pegunungan di wilayah
Singkawang Selatan yang membentang dari Gunung Poteng di timur hingga Gunung
Besar di barat memberikan kesan indah dan sejuk bagi kota ini. Bahkan beberapa bukit
jauh menyentuh ke dalam bagian kota yaitu Gunung Sari (305 m) dan Gunung Roban
(212 m). Selain di kawasan pegunungan dan perbukitan di bagian selatan tersebut,
sebenarnya topografi Kota Singkawang umumnya datar yaitu dengan kemiringan antara 0
– 2 %. Kawasan dengan kemiringan 0-2 % ini terhampar di bagian utara dan barat kota di
wilayah Kecamatan Singkawang utara dan Singkawang Barat serta sebagian besar
Singkawang Tengah. Kawasan dengan kemiringan rendah ini umumnya terletak pada
ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut.
Wilayah Kecamatan Singkawang Timur sampai ke sebagian kecil wilayah
Singkawang Tengah bagian timur merupakan kawasan dengan kemiringan 2-15 %,
dimana sebagian besar berada pada kemiringan antara 2-8 % saja. Ketinggian di kawasan
ini bergradasi meninggi ke arah timur berkisar antara 12 hingga 45 meter dpl. Kawasan
yang cukup bergelombang di bagian timur merupakan daerah aliran Sungai Selakau, yang
relatif padat dengan puluhan aliran anak sungainya. Di samping itu, kawasan dengan
kemiringan 2-15 % juga tersebar secara sporadis di wilayah Singkawang Selatan, tersebar
diantara puncak-puncak gunung yang dimanfaatkan penduduk setempat sebagai pusat-
pusat perkampungan.
Kawasan pegunungan di Kecamatan Singkawang Selatan dan Singkawang Timur
bagian selatan umumnya memiliki kemiringan antara 15 hingga di atas 40 %. Ada sekitar
21 puncak gunung di kawasan ini dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Puncak
tertinggi berada pada puncak Gunung Pasi dengan ketinggian 770 meter di atas
permukaan laut. Di sebelah selatan Gunung Pasi topografi mulai melandai kembali
sampai ke Sagatani kemiringan mencapai sekitar 4 % terus ke selatan hingga Danau
Sarantangan.
2.4. Hidrologi
Kondisi hidrologi Kota Singkawang sangat dipengaruhi oleh topografi kota yang
sangat datar di utara dan barat serta bergelombang hingga pegunungan di bagian timur
dan selatan. Puluhan sungai yang mengalir di wilayah Kota Singkawang semuanya
berhulu di gugusan pegunungan di bagian selatan kota. Sebagian sungai mengalir ke
utara dan bermuara di Sungai Selakau, sebagian lagi mengalir ke barat bermuara di Laut
Natuna. Sungai Singkawang merupakan salah satu sungai yang bermuara di Laut Natuna
dan melewati pusat kota. Sungai Singkawang ini berhulu di Gunung Roban, sebagian
airnya juga berasal dari Gunung Poteng. Di selatan, Sungai Sedau, Sungai Jintan dan
Sungai Merah mengalir langsung ke Laut Natuna dan umumnya berhulu di beberapa
kawasan pegunungan seperti Gunung Jintan, Gunung Sijangkung, Gunung Pasi, Gunung
Besar dan lain-lain.
Air tangkapan dan resapan di pegungan Raya-Pasi selain mengalir ke utara dan
barat juga mengalir ke arah selatan menuju Danau Sarantangan. Sebagian lagi mengalir
menuju Sungai Sedau.
Dengan banyaknya aliran sungai yang melintas di dalam wilayah Kota
Singkawang, apalagi ditunjang dengan dibangunnya terusan yang menghubungkan
Sungai Singkawang dan Sungai Selakau, sebenarnya banjir dan genangan tidak
bermasalah bagi kota ini. Hanya saja di pusat kota (Singkawang Tengah, kapasitas sungai
serat kualitas lingkungannya sudah banyak menurun akibat pembangunan yang sangat
intensif di sepanjang aliran sungai Singkawang. Ditambah lagi dengan penyumbatan dan
penghambatan aliran sungai akibat sampah dan gulma, maka di musim hujan, sungai ini
tidak mampu menampung limpahan air dari hulu sehiungga menimbulkan banjir dan
genangan di beberapa bagian pusat kota yang relatif rendah.
Demikian pula ketika air laut pasang, sungai-sungai tidak mampu lagi
mengakomodasi limpahan pasang sehingga air mengalir melewati tanggul dan
menimbulkan genangan di sekitar aliran sungai. Kawasan-kawasan tergenang setelah
hujan banyak tersebar di pinggir timur dan utara kota. Hampir semua kawasan yang di
identifikasikan sebagai kawasan tergenang setelah hujan merupakan sawah.
Keberadaan beberapa sungai dan parit yang melintasi kawasan datar di dalam
Kota Singkawang sangat membantu kestabilan sistem hidrologi kota. Kanal-kanal ini
secara cepat akan mengeringkan kawasan sekitarnya di saat hujan dan menampung
limpasan air laut di saat pasang. Namun sayang sekali beberapa badan air yang sangat
penting ini kurang terpelihara terutama setelah melewati pusat – pusat permukiman
penduduk, seperti Sungai Singkawang (di pusat kota) sudah mengalami penyempitan
akibat bangunan di bantarannya, selain juga karena sampah dan tumbuhan liar di
beberapa bagian. Sungai Singkawang juga menjadi problema mulai dari muara yang telah
mengalami pendangkalan sangat serius hingga bagian tengah dan hulunya. Di masa
depan, penganan dan peningkatan kapasitas kanal-kanal ini harus dilakukan secara serius
karena bila diabaikan bukan tidak mungkin masalah banjir dan genangan akan menjadi
momok terbesar bagi Kota Singkawang.
2.5. Jenis Tanah
Kota Singkawang termasuk unit fisiografi datar agak bergelombang sampai
berbukit dengan gugusan batuan aluvial dan intrusif yang terbentuk pada jaman kuarter.
Sebagian besar daratan Kota Singkawang terdiri dari tanah aluvial yang tersebar di semua
kecamatan tertama pada daerah tepian sungai dan pinggiran pantai. Luas tanah aluvial ini
sekitar 25.338 Ha atau sekitar 55 % dari seluruh luas kota. Beberapa kawasan datar di
Singkawang Selatan dan Timur terhampar dataran tanah yang didominasi oleh
organosol/gley humus dengan kedalaman maksimal 2 meter. Luas hamparan tanah
organosol ini sekitar 5.225 Ha atau sekitar 10,4 % dari luas kota. Sebagian kawasan ini
merupakan kawasan berawa-rawa yang berfungsi untuk mengatur aliran air permukaan.
Sebagian wilayah Singkawang Timur merupakan kawasan dengan jenis tanah
podsol. Luas keseluruhan jenis tanah ini diperkirakan 14.276 Ha. Tanah latosol juga
banyak tersebar di kaki-kaki bukit/gunung di antara sebaran tanah podsol dan podsolik
merah kuning. Jenis tanah ini banyak terdapat di wilayah Kecamatan Singkawang
Singkawang Selatan, dengan luas mencapai ± 2.988 Ha.
Di kawasan berbukit dan bergunung di Kecamatan Singkawang Selatan, jenis
tanahnya tergolong podsolik merah kuning yang berasosiasi dengan tanah litosol. Luas
hamparan tanah ini diperkirakan ± 3.744 Ha, dan sesuai untuk pengembangan pertanian
lahan kering (perkebunan) dan tanaman buah-buahan tropis.
2.6. Penggunaan Lahan
Distribusi penggunaan lahan Kota Singkawang secara umum terdiri dari
penggunaan lahan untuk tapak (permukiman, industri, perdagangan dan fasilitas-fasilitas
kegiatan lainnya) dan penggunaan lahan non tapak (perkebunan, sawah, hutan dan lain-
lain). Areal terbesar kawasan terbangun Kota Singkawang adalah areal permukiman
(perumahan dan berbagai fasilitas sosial-budayanya) yang luasnya sekitar 308,5 Ha atau
sekitar 0,6% luas kota. Sedangkan kawasan terbangun lainnya berupa industri mencakup
10 hektar saja. Selebihnya yaitu sekitar 33.313 Ha atau sekitar 66 % dari luas kota terdiri
dari areal sawah, kebun campuran, perkebunan dan pertambangan. Sekitar 16,5 % luas
kota masih berupa hutan lebat yang tersebar di beberapa areal pegunungan seperti
Gunung Raya, Gunung Pasi, Gunung Sari, Gunung Poteng dan lain-lain.
Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Singkawang
No. PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) PROSEN (%)
1 Perumahan/Permukiman 308,50 0,61
2 Industri 10,00 0,02
3 Pertambangan 1.317,00 2,61
4 Sawah Irigasi Non Teknis 6.690,00 13,27
5 Hutan Belukar 3.280,00 6,51
6 Kebun Campuran 2.589,00 5,14
7 Perkebunan 22.717,00 45,07
8 Hutan 8.302,00 16,47
9 Semak 3.669,50 7,28
10 Perairan Darat 56,00 0,11
11 Tanah Terbuka/Tandus 484,00 0,96
12 Lain-lain 977,00 1,94
Jumlah 50.400,00 100,00
Bila dilihat secara spasial, penyebaran kawasan terbangun mengarah dari pusat
kota di Kecamatan Singkawang Tengah dan Barat, berkembang ke utara, timur dan
selatan. Kawasan-kawasan pinggiran kota terutama ke arah perkembangan kota tersebut
masih banyak tersedia lahan / kawasan tak terbangun yang berupa areal pertanian, semak
belukar dan kebun campuran yang diusahakan masyarakat setempat.
2.7. Kependudukan
Jumlah Penduduk Kota Singkawang pada tahun 2010 bedasarkan data yang ada
dalam buku Kota Singkawang Dalam Angka Tahun 2010 berjumlah 186.462 jiwa dan
angka ini didasarkan oleh hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dimana 95.612 jiwa adalah
laki-laki dan 90.850 jiwa perempuan, dengan kata lain perbandingan antara penduduk
laki-laki dan perempuan (sex ratio) sebesar 105. Dengan luas wilayah Kota Singkawang
sebesar 504 Km2, maka kepadatan penduduk Kota Singkawang sebesar 370 jiwa per
kilometer persegi.
Penyebaran penduduk di Kota Singkawang tidak merata di setiap kecamatan.
Kecamatan Singkawang Barat merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi yaitu 63.705 jiwa dan Kecamatan Singkawang Timur sebagai kecamatan dengan
tingkat kepadatan penduduk terendah dengan jumlah penduduk sebanyak 21.572 jiwa.
Struktur penduduk Kota Singkawang menurut usia pada akhir tahun 2010 dapat dilihat
pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Struktur Penduduk Kota Singkawang Menurut Usia
Sedangkan jumlah penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada table 2.4
berikut ini :
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
2.8. Potensi Unggulan Daerah
Bahwa globalisasi dan otonomi daerah telah menjadikan ekonomi sebagai
parameter utama dalam mengukur kesuksesan pembangunan. Oleh karenanya pada masa
pemerintahan 2008 - 2012, pembangunan ekonomi akan menjadi prioritas paling utama
dalam proses pembangunan di Kota Singkawang. Selain itu, kondisi internal Kota
Singkawang dengan PDRB yang kurang maksimal, tingkat pertumbuhan ekonomi yang
rendah, tingkat kemiskinan, serta tingkat pengangguran (terbuka dan setengah terbuka)
yang tinggi, juga merupakan faktor yang memperkuat pandangan tentang pentingnya
pembangunan ekonomi. Hal ini tidak berarti pembangunan di bidang lain tidak akan
mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Singkawang. Pembangunan di bidang
lainnya akan tetap dilakukan untuk mendukung proses pembangunan ekonomi, sektor
pariwisata akan dijadikan prioritas seperti danau serantangan untuk memacu percepatan
pembangunan disektor lainnya seperti perdagangan.
Kota Singkawang sangat prospektif untuk dijadikan sebagai sentra pengembangan
ekonomi di Kalimantan Barat. Selain secara geografis sangat strategis, Kota Singkawang
juga memiliki potensi alam yang berlimpah. Lahan pertanian yang subur serta
infrastruktur yang memadai merupakan modal awal yang dapat mendukung keberhasilan
pembangunan.
Kota Singkawang juga memiliki keindahan alam terbaik dan terlengkap
dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kalimantan Barat. Laut yang luas dengan
pantai pasir putihnya yang indah, gunung-gunung dan daerah perbukitan yang masih
hijau, aliran sungai yang belum tercemar, taman-taman yang indah, udara yang segar,
serta kehidupan social budaya yang unik. Semua itu sungguh tiada duanya di Kalimantan
Barat, bahkan di Indonesia.
Sebagai Kota yang telah eksis ratusan tahun yang lalu, Kota Singkawang juga
memiliki potensi luar biasa, yaitu jaringan pengusaha sukses asal Singkawang yang
menyebar di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Mereka memiliki capital yang
cukup besar serta memiliki hubungan batin yang sangat kuat terhadap keberadaan Kota
Singkawang sebagai Kota kelahiran mereka. Dengan melakukan pendekatan, komunikasi
yang intensif, serta diiringi dengan pembenahan iklim investasi, para pengusaha sukses
tersebut diharapkan dapat ikut berpartisipasi di pembangunan ekonomi Kota Singkawang.
2.9. Objek wisata
Kota Singkawang memiliki keragaman objek wisata khususnya wisata alam.
Objek- objek wisata di kota Singkawang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Objek Wisata di Kota Singkawang
No Nama Tempat Lokasi/ Kelurahan Objek Wisata
1 Taman pasir panjang
indah
Sedau Wisata Alam/ Bahari
2 Palm Beach Sedau Wisata Alam/ Bahari
3 Sinka Island Park Sedau Wisata Alam/ Bahari
4. Wisata Teluk Mak Jantu Sedau Wisata Perkampungan
Nelayan
5 Gunung Raya Pasi Sejangkung Wisata, Hiking, Traking
6. Pemandian Hang Moi Sanggau Kulor Wisata Alam/ Tirta
7 Taman Rekreasi Taman
Belimbing
Pajintan Wisata Alam
8 Gunung Roban Pajintan Wisata, Hiking, Traking
9 Air Terjun Sibohe Pajintan Wisata Alam/ Water Fall
10 Gunung Poteng Pajintan Wisata, Hiking, Traking
11 Taman Rekreasi Eria Nyarungkop Wisata Alam/ Pemandian
12 Gunung Bagak Bagak Sahwa Wisata, Hiking, Traking
13 Wisata Danau
Serantangan
Sagatani Wisata Alam / Tirta
14 Taman Burung Melayu Wisata Buatan
15 Taman rekreasi Teratai
Indah
Pasiran Wisata Buatan
16 Taman Rekreasi Chidayu
Indah
Sejangkung Wisata Buatan
17 Taman Rekreasi
Bougenvile
Sejangkung Wisata Buatan
18 Agrowisata Taman Buah
Mini
Sanggau Kulor Wisata Buatan/ Agrowisata
19 Agrowisata Advokad Sagatani Wisata Buatan/ Agrowisata
20 Agrowisata Sungai Rasau Sungai Rasau Wisata Buatan/ Agrowisata
2.10. Sarana Dan Prasarana
Prasarana dan sarana perhubungan darat di Kota Singkawang cukup tersedia
seperti jaringan jalan, jembatan, dan kendaraan angkutan. Jaringan jalan yang berada di
kawasan kota sebagian besar sudah berupa jalan aspal. Dari jalan yang ada tersebut yang
dapat dilalui kendaraan untuk jalan aspal 9,4 km, jalan batu 1 km, jalan tanah 7,6km,
gang semen 5,9 km, gang tanah 3,8 km dan gertak 1,5 km.
Sungai-sungai yang melintasi Kota Singkawang seperti Sungai Singkawang dan
Sungai Sedau. Sampai saat ini masih berperan sebagai sarana transportasi yang umum
digunakan oleh penduduk. Perhubungan melalui sungai ini selain mempunyai lingkup
pelayanan lokal juga mempunyai lingkup pelayanan regional baik dalam kota maupun
luar kota. Dengan sarana perhubungan sungai ini dapat mencapai ke daerah-daerah
pedalaman yang tidak dapat dijangkau melalui jalan darat dan merupakan jalur
transportasi yang relatif murah walaupun kurang efesien. Jenis sarana angkutan yang
digunakan adalah sampan, kapal motor, speed boat dan motor tempel.
Di Kelurahan Kuala terdapat pelabuhan yang umumnya digunakan sebagai
pelabuhan kapal barang dengan fasilitas pelabuhan yang cukup memadai. Pelabuhan
Singkawang yang bertype ‘diusahakan’ ini terletak kira-kira ± 500 m dari muara pada
posisi : 00o – 55’ – 30” U 108o–57’ - 45” BT. Pantai sekitar Pelabuhan Singkawang
landai, dasar lautnya berlumpur, dengan panjang alur ± 1,5 mil dan lebar ± 25 meter.
Kedalaman Alur (Ambang Muara) bila air pasang tertinggi : 2,00 M dan dalam keadaan
air pasang sedang : 1,80 M. Saat air pasang terendah kedalaman alur mencapai 0,50 m.
Pelabuhan ini terhubung dengan pusat bisnis Kota Singkawang melalui Jalan Yos
Sudarso dengan lebar perkerasan ± 6 meter aspal. Kapal maksimum yang dapat masuk
pelabuhan hanya kapal berukuran panjang 30 meter dengan derap 2,50 meter, masuk
pelabuhan saat pasang tertinggi.
Fasilitas dermaga yang ada terdiri dari dermaga tempat sandar dengan panjang 70
meter, lebar 4 meter berada pada kedalaman air 3,50 meter dengan konstruksi kayu.
Tidak ada peralatan untuk bongkar muat dan fasilitas lain seperti kepanduan, kapal tunda,
depot bahan bakar. Namun pelabuhan ini dilengkapi dengan gudang dan lapangan
penimbunan meskipun kondisinya cukup memprihatinkan. Kemampuan bongkar / muat
pelabuhan ini adalah 11 ton / gang / jam didukung oleh 52 orang tenaga pelabuhan.