1_Panduan Penulisan Kisi-soal

download 1_Panduan Penulisan Kisi-soal

of 59

description

N B

Transcript of 1_Panduan Penulisan Kisi-soal

1

1

PENDAHULUAN

1.1 Masalah Penilaian dan Pengukuran Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek (M. Chabib Thoha, 1990: 1). Keadaan sesuatu dalam artian memberi makna terhadap sesuatu secara kualitatif, baik atau buruk, berhasil atau tidak berhasil dan sebagainya.Evaluasi pendidikan ialah penilaian terhadap kemajuan/pencapaian belajar, maupun tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik menuju ke arah tujuan dan nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Di dalam batasan tersebut tersirat tujuan penilaian (evaluasi) pendidikan, yaitu pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pencaian tujuan kurikuler. Di samping itu juga bagi guru merupakan umpan balik yang sangat berharga untuk peningkatan mutu pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan oleh guru di sekolah dapat berfungsi, antara lain:1. Memantau kemajuan/pencapaian belajar peserta didik setelah meng- ikuti kegiatan pembelajaran. Apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga pelajaran berikutnya dapat dilanjutkan.2. Mengetahui tingkat keberhasilan dan kemampuan peserta didik karena pada dasarnya kemampuan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran tidak sama tergantung dari tingkat kecerdasannya.3. Umpan-balik bagi guru untuk menilai tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dilakukannya, baik metodanya maupun pendekat-an pembelajarannya.

4. Dijadikan dasar pengambilan kebijakan guna mengambil langkah-langkah penyempurnaan program pembelajaran. Bagi guru BK dapat pula dijadikan dasar tindakan layanan. Pada akhirnya hasil evaluasi akan dijadikan dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan. Mengingat pentingnya fungsi penilaian baik bagi guru, maupun bagi peserta didik, maka pengembangan alat penilian yang baik mutlak diperlukan karena salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan kemampuan yang telah dimiliki peserta didik ialah melalui pengujian. Jadi, ujian adalah kegiatan pengukuran terhadap perkembangan dan atau kemampuan peserta didik. Jika suatu perangkat soal berfungsi sebagai alat ukur, maka perangkat soal tersebut tidak ubahnya seperti sebuah termometer yang dapat membedakan panas atau dinginnya suatu benda secara kuantitatif. Sebagai konsekwensinya, pengujian harus menggunakan alat ukur yang memenuhi syarat sesuai dengan teori pengukuran, sehingga data yang diperoleh akan valid (jitu) dan reliable (dapat dipercaya) serta mencerminkan tujuan pengukuran. Namun demikian perlu pula disadari bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu tidaklah nampak, tetapi yang dapat dilihat hanyalah ekspresinya atau manifestasinya saja. Dalam hal ini pengukurannya hanya dapat dilakukan secara tidak langsung melaui suatu stimulus (rangsangan) yang diwujudkan dalam bentuk butir soal dalam perangkat soal kemudian dilakukan taksiran terhadap pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang berdasarkan responnya terhadap stimulus tersebut. Tentu saja hasil pengukurannya tidak akan sama dengan apa yang dihasilkan oleh termometer atau alat ukur besaran fisik lainnya.

1.2 Merancang Perangkat SoalUntuk menghasilkan perangkat soal yang bermutu dan dapat berfungsi sebagai alat ukur yang handal serta hasil pengukurannya dapat dipercaya, penulisannya harus mengikuti prosedur kegiatan yang sistematis. Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menyusun suatu perangkat soal adalah:1. menetapkan tujuan dan penggunaan tes/soal2. memilih bentuk soal yang tepat3. menetapkan jumlah soal sesuai dengan alokasi waktu4. merencanakan bobot dan penyekorannya.Menetapkan tujuan dan penggunaan tes adalah hal yang utama dalam merancang suatu tes. Perangkat soal yang digunakan untuk ulangan harian, tentu berbeda dengan perangkat soal yang digunakan untuk Ulangan Umum Cawu dan tentu akan berbeda pula dengan soal yang akan digunakan untuk tes penempatan dan sebagainya. Memilih bentuk soal yang digunakan tentunya berkaitan dengan tujuan dan penggunaan tes serta materi yang hendak diujikan. Penentuan bentuk soal tersebut hendaklah melalui pertimbangan yang cermat agar materi uji dapat diukur dan memang tepat diukur dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.Menetapkan panjang pendeknya suatu tes tentunya bergantung dari jatah waktu yang ditetapkan, walaupun masalah waktu ini tergantung dari sifat tes itu sendiri contohnya untuk speed tes dan power tes, jatah waktu tidak bergantung dari jumlah soal.Merencanakan bobot dan penyekoran tiap butir soal ini sering diabaikan oleh guru dalam penulisan soal, padahal ini merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan persyaratan objektifitas pengukur-an yang menetapkan skala ukuran yang tepat dan benar. Setelah rancangan suatu perangkat soal ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah penyusunan kisi-kisi, penulisan soal dan telaah kualitatif. Semua langkah kegiatan ini satu sama lain saling berkaitan dan berkesinambungan karena mempersiapkan suatu perangkat tes/soal adalah suatu proses yang memerlukan keahlian, pengalaman, ketelitian dan kreatifitas.

2

PENYUSUNAN KISI-KISI

2.1 Pengertian dan Fungsi Kisi-kisiKisi-kisi adalah suatu format atau matrik yang memuat kriteria butir soal yang diperlukan dalam penulisan soal. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah awal yang dilakukan setelah menetapkan tujuan menyusun tes. Penyusunannya dilakukan sebelum menulis soal. Fungsi kisi-kisi ini adalah sebagai panduan/pedoman bagi penulis soal. Dengan adanya kisi-kisi diharapkan penulis soal akan dapat menghasilkan perangkat soal yang sesuai dengan tujuan tes dan dapat mempermudah menyusun perangkat soal. Di samping itu pula jika diinginkan lebih dari satu perangkat soal dengan penulis soal yang berbeda dapat mengahsilkan butir-butir soal yang relatif sama. Kesamaan tersebut berkaitan dengan tingkat kedalaman dan cakupan materi ujinya. 2.2 Komponen Kisi-kisiBentuk format kisi-kisi tidak harus selalu sama tergantung dari tujuan dan penggunaan tes itu sendiri. Dengan demikian kisi-kisi dibedakan menjadi kisi-kisi untuk ujian akhir, tes diagnostik, ujian seleksi masuk dan sebagainya. Khusus untuk penulisan soal tes prestasi belajar, kriteria penyusunan kisi-kisi meliputi ketepatan dan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran umum, pokok bahasan atau sub pokok bahasan, kelas dan kriteria lainnya. Kisi-kisi yang baik harus dapat memenuhi beberapa kriteria, antara lain:1. dapat mewakili isi kurikulum secara tepat2. komponen-komponennya jelas, rinci dan mudah dipahami3. setiap indikator dapat ditulis soalnya.Komponen kisi-kisi selalu ditentukan oleh tujuan dan penggunaan tes yang hendak disusun. Tiap komponen kisi-kisi diarahkan untuk membantu penulis soal agar butir soal yang diinginkan dapat tercapai. Secara umum komponen kisi-kisi terdiri dari:1. Informasi umum tentang pemakaian tes/soal2. Informasi tentang tujuan pembelajaran, materi uji, dan ciri-ciri tiap butir soal yang diinginkan.Contoh format kisi-kisi soal Pilihan Ganda

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: _______________________Program/Jurusan : _______________________Mata Pelajaran : _______________________Tahun Pelajaran : _______________________Kurikulum Acuan : _______________________Alokasi Waktu : _______________________Jumlah Soal : _______________________Bentuk Soal: Pilihan Ganda Biasa

NoTPUPB/SPBBahan Kelas/CawuMateriIndikatorNo.Soal

Jumlah

Contoh format kisi-kisi soal Uraian

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: _______________________Program/Jurusan : _______________________Mata Pelajaran : _______________________Tahun Pelajaran : _______________________Kurikulum Acuan : _______________________Alokasi Waktu : _______________________Jumlah Soal : _______________________Bentuk Soal: Uraian

NoTPUPB/SPBBahan Kelas/CawuMateriIndikatorBobotSoalNomorSoal

Jumlah100

2.3 Langkah-langkah Penyusunan Kisi-kisiIsi dan materi pembelajaran yang disajikan di sekolah senantiasa mengacu pada kurikulum yang berlaku. Dengan demikian evaluasi tentang sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap tujuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum harus didasarkan atas pengukuran yang dilakukan secara terencana. Oleh karena itu dalam penyusunan kisi-kisi perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:1. Pendalaman kurikulum (lamkur), yaitu mempelajari dan mencermati TPU, PB/SPB, Kosep/Sub Konsep, Tema Sub/Tema dan Uraian Materi dalam GBPP sambil menilai esensialitasnya. PB/SPB yang tepilih harus dapat mewakili isi kurikulum.2. Pendalaman materi (lammat), yaitu membaca kembali isi PB/SPB, Konsep/Sub Konsep, Tema/Sub Tema yang diuraikan secara rinci dalam buku-buku Paket atau Buku-buku Penunjang yang digunakan sebagai buku sumber belajar.3. Menginventaris PB/SPB, Kosep/Sub Konsep, Tema Sub/Tema yang dianggap esensial kedalam sebuah format pembantu. Adapun kriteria materi esensial tersebut antara lain:a. Merupakan PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema lanjuta sebagai pendalaman materi pembelajaran sebemnya (continuance).b. Merupakan pengetahuan yang menjadi ciri khas jurusan yang harus dikuasai siswa (prerequisite)c. Merupakan pengetahuan prasyarat untuk mempelajari PB/SPB Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema selanjutnya ataupun sebagai alat bantu untuk mempelajari mata pelajaran lain (korelasi)d. Memiliki nilai terapan yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari (aplikasi).

Inventarisirlah PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema yang akan dijadikan materi uji. Gunakanlah sebuah format pembantu untuk memilih PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema yang esensial tersebut dengan tujuan untuk mempermudah dan mempertinggi ketepatan pemilihan materi uji. Pemilihan ini dilakukan karena di dalam suatu tes, tidak mungkin semua PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema yang telah diajarkan, dapat diujikan dalam waktu terbatas. Berikut ini disajikan salah satu alternatif format pembantu yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Format ini tidaklah baku sehingga dalam penggunaannya dapat saja diubah sesuai kebutuhan.

INVENTARISASI MATERI ESESNSIAL

Jenis/Jenjang Sekolah: _______________________Program/Jurusan : _______________________Mata Pelajaran : _______________________Tahun Pelajaran : _______________________Kurikulum Acuan : _______________________Alokasi Waktu : _______________________Jumlah Soal : _______________________

NoNomor PB/SPB,K/SK,T/STKontinuitasPrerequisiteKorelasiAplikasiTerpilihJumlah soal/PB/SPBK/SK,T/STBentuk Soal

yatidak

Jumlah soal

Selain kriteria esensial di atas, perlu juga diperhatikan bahwa PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema yang dipilih harus dapat diukur dengan menggunkan bentuk soal yang sudah dirancang. Misalnya kalau sudah ditetapkan untuk membuat soal pilihan ganda, maka PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema yang diplih harus dapat diukur dan memang tepat diukur dengan menggukan pilihan ganda. Sebaliknya kalau sudah ditetapkan untuk membuat soal uraian, maka PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema yang dipilih juga harus dapat dan memang tepat diukur dengan menggunakan soal bentuk uraian.2.4 Perumusan IndikatorIndikator adalah suatu uraian yang menunjukkan keseluruhan kualitas dan ciri-ciri tentang soal yang harus ditulis guna mengukur kemampuan peserta didik untuk satu perilaku tertentu. Bagian yang sangat menentukan kualitas soal yang akan ditulis adalah indikator dalam kisi-kisi. Bila indikator dalam kisi-kisi tersebut tidak memenuhi syarat, maka dapat dipastikan soal yang akan ditulis pun tidak akan dapat mengukur apa yang harus diukur (tidak valid). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa hal yang diukur adalah tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik menguasai isi kurikulum, maka perumusan indikator hendaklah mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) dari materi pembelajaran dalam PB/SPB, Konsep/Sub Kosep, Tema/Sub Tema untuk satu perilaku tertentu. Sehingga keterkaitan unsur-unsur tersebut digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas, perumusan indikator harus dirunut dari TPU karena di dalamnya tergambar kemampuan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan kurikuler. Indikator hendaklah dirumuskan dengan memenuhi kaidah kebahasaan, jelas dan tepat. Memenuhi kaidah kebahasaan artinya dalam kalimat tersebut jabatan kalimatnya tergambar dengan jelas seperti ada subjek, ada predikat (perbuatan/prilaku) yang dapat diukur, ada objek dan atau keterangan. Dalam hal ini keterangan dapat berupa kriteria, kondisi atau informasi lainnya yang diperlukan. Jelas artinya mudah dipahami, tidak membingungkan dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Tepat artinya dapat memberikan ciri-ciri yang sahih tentang keluasan dan kedalaman materi uji serta aspek yang hendak diukur. Sebagai ilustrasi, bila seorang guru Biologi ingin menulis satu butir soal pilihan ganda biasa seperti ini, Gambar berikut ini adalah penampang membujur sebuah bunga, penyerbukan terjadi pada bagian .a. Ab. Bc. Cd. DKunci A

Penyusun kisi-kisi harus sudah membayangkan soal tersebut dan dapat menggambarkannya dalam rumusan kalimat indikator. Mungkin indikator yang tepat untuk soal tersebut di atas adalah;Alternatif I:Siswa menentukan tempat tejadinya penyerbukan pada bunga bila disajikan gambar penampang membujur bunga.Alternatif II:Disajikan penampang membujur bunga, siswa menetukan tempat terjadinya penyerbukan.

Adapun indikator yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:1. mencerminkan pengukuran TPU2. memuat kata kerja operasional yang dapat diukur3. berkaitan erat dengan Materi Uji dalam PB/SPB.4. dapat dibuat soalnya dalam bentuk yang telah ditetapkan.Selain itu di dalam TPU biasanya tersirat pula pendekatan pembelajaran yang harus dilakukan guru pada saat proses pembelajaran, yaitu pendekatan ketrampilan proses. Beberapa alternatif kemampuan yang dapat diukur dalam ketrampilan proses tersebut dapat dilihat dalam tabel berkut ini.

Ketrampilan Proses dalam TPUKegiatan Ketrampila ProsesKemapuan yang Dapat Diukur

mengamati* melihat mendengar meraba/merasa mencium/membaui mencicipi/menegcap mengukur mengumpulkan data* membaca

- menyebutkan/ membedakan

menentukan menyebutkan

mengklasifikasikan* mencari persamaan* mencari perbedaan* membandingkan* mengkontraskan- menggolongkan atau mengelompokkan* membedakan

- menentukan

menafsirkan* menaksir* memberi arti/ mengaitkan menarik kesimpulan membuat menggeneralisasikan mencari hubungan (ruang/waktu) menentukan pola* menilai

- menarik kesimpulan

menentukan menunjukkan

meramalkan* mengantisipasi (berdasarkan kecendrungan/ pola hubungan antardata/ informasi)* memperkirakan * meramalkan* memanipulasi* menentukan

menerapkan* menggunakan (konsep, hukum, teori dsb.)* menghitung * menditeksi* menghubungkan konsep* memfokuskan pertanyaanpenelitian menarik kesimpulan membuat menggeneralisasikan

* menghitung* menentukan

- mengambarkan

mengkomunikasikan* berdiskusi* mendeklamasikan * mendramakan* bertanya* meragakan mengarang mengekspresikan dan melaporkan (tulisan, lisan, gambar dan sebaginya)* menilai

- menarik kesimpulan- menggambarkan

Contoh kisi-kisi dapat dilihat pada bagian lampiran

10Drs. Alimin Aslan, Petunjuk Penyusunan Kisi-kisi dan Penulisan Soal

3

PENULISAN SOAL

3.1 Macam-macam Bentuk SoalMacam-macam bentuk tes tertulis yang sering ditemui antara lain adalah sebgai berikut:

Objektif1. Pilihan ganda1. Pilihan ganda biasa2. Hubungan antar hal3. Analisis kasus4. Asosiasi pilihan ganda5. Membaca diagram

2. Benar salah

3. Insian singkat

4. Menjodohkan

Uraian 1. Uraian objektif

2. Uraian nonobjektif

Soal pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang saat ini banyak digunakan terutama bila jumlah peserta tes banyak dan ruang lingkup materi uji yang luas serta waktu pengelolaannya yang sempit. Umumya dipakai untuk ujian akhir seperti ulangan umum caturwulan dan EBTA /EBTANAS. Soal Uraian sering disebut essay tes, tetapi tes bentuk uraian tidak sama pengertiannya dengan essay tes. Sebab essay tes diartikan sebagai karangan pendek yang menjelaskan pandangan atau pendapat pribadi. Sedangka tes uraian diartikan lebih luas, yaitu tidak hanya mengukur kemampuan siswa menyajikan pendapat pribadinya melainkan juga menuntut kemampuan siswa dalam hal menghitung, menganalisis atau mengaplikasikan konsep-konsep tertentu. Bentuk soal uraian ini dianjurkan bila peserta tes relatif sedikit seperti ulangan harian di kelas. Berdasrkan penyekorannya soal bentuk uraian ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:1. Bentuk Uraian Objektif, yaitu butir soalnya memiliki sekumpulan jawaban dengan rumusan yang pasti sehingga penyekorannya dapat dilakukan dengan objektif. Berdasrakan pedoman penyekoranya, maka jawaban siswa yang bervariasi tetap dapat diperiksa oleh orang yang berbeda dengan menghasilkan skor yang relatif sama.2. Bentuk Uraian Nonobjektif, yaitu butir soal yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban berdasarkan pendapat pribadi, pikiran atau pandangan pribadi. Bentuk soal uraian nonobjektif ini hasil pemeriksaan dan penyekorannya cendrung dipengaruhi oleh pertimbangan dan pendapat pribadi si pemeriksa. Namun untuk menguraingi faktor subjektif pemeriksa, harus dirumuskan kriteria jawaban dan pedoman rentang sekorannya sehingga diharapkan pemeriksa yang berbeda masih dapat menghasilkan skor yang relatif sama.

3.2 Teknik Penulisan Soal Pilihan GandaSoal Pilihan ganda dapat berupa suatu pernyataan yang belum lengkap atau pertanyaan yang telah disediakan jawabannya. Pernyataan atau pertanyaan tersebut dapat didahului oleh tabel, grafik, gambar atau peta yang merupakan bagian tak terpisahkan dari butir soal tersebut. Merumuskan pokok soal (stem) di samping mengacu pada kisi-kisi, harus tegas dan jelas serta hanya berisikan data/informasi yang diperlu-kan saja untuk menjawab/memilih pilihan jawaban yang disajikan. Jelas dan tegas dalam artian ruanglingkup pertanyaannya spesifik dan bila diperlukan data pendukung harus tersedia dalam pokok soal.Dilihat dari konstruksinya soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu:1. Pokok soal (stem) yang berisi data, informasi dan permasalahan (hal) yang ditanyakan.2. Pilihan jawaban (option) yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (distractor).

Butir soal yang disajikan hendaklah merupakan stimulus yang apa-bila diberikan kepada siswa, maka respon yang diberikan siswa adalah perbuatan yang dituntut dalam indikator. Sebagai contoh, sebutir soal yang ditulis dari indikator yang mengukur kemampuan siswa dalam hal membedakan, maka sitimulus yang diberikan dalam pokok soal harus mengandung situasi yang memungkinkan perbuatan membedakan tersebut betul-betul terjadi. Di samping itu suatu tes harus dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi mempunyai peluang yang besar untuk memilih jawaban yang benar, sebagai konsekwensinya pengecoh (distractor) harus homogen dan logis ditinjau dari materi uji, tetapi pengecoh bukanlah suatu jebakan bagi siswa. Biasanya inilah yang menjadi kesulitan di dalam menulis soal. Namun demikian bila penulis mempunyai daya kreasi yang tinggi dan kreatif hal ini dapat di atasi. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah masalah budaya. Bisa saja suatu soal tidak valid karena mengalami pembiasan oleh budaya setempat. Penggunaan istilah, kata, kelompok kata, nama atau gambar penggunaannya harus dicermati secara teliti karena tidak jarang suatu kata tertentu mempunyai arti yang negatif atau tabu untuk masyarakat di daerah tertentu.

3.3 Kaidah Penulisan Soal Pilihan GandaKaidah-kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diikuti penulis soal agar soal yang dihasilkan memiliki mutu yang baik. Soal yang bermutu baik adalah soal yang mampu menjaring informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan pengukuran. Kaidah-kaidah penulisan soal yang dimaksud adalah:1. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.2. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya kemampuan yang akan diukur harus jelas, tidak menimbulkan penapsiran yang berbeda dan hanya mengandung satu persoalan untuk tiap butir soal. Menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dimengerti siswa.3. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan butir soal atau pernyataan yang tidak diperlukan, sebaiknya dibuang saja.4. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.5. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganada. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif, kecuali untuk mata pelajaran Bahasa yang memang mengukur kemampuan pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.6. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.7. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Artinya semua pilihan jawaban hanya terdiri dari satu kesatuan saja dan diusahakan mempunyai jumlah kata yang sama karena ada kecenderungan siswa akan memilih jawaban yang paling panjang dengan alasan jawaban yang lebih panjang akan lebih lengkap.8. Pilihan jawaban jangan menggunakan pernyataan semua jawaban di atas benar atau semua jawaban di atas salah. Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu.9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau urutan kronologis waktunya. Pengurutan angka dilakukan dari nilai angka paling kecil ke nilai angka yang paling besar atau sebaliknya. Pengurutan angka tersebut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat pilihan jawaban.10. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frasa yang sama, yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Bila mungkin letakkan kata tersebut pada pokok soal.11. Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh siswa. Apabila soal tersebut dapat dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya berarti gambar, grafik, tabel tersebut tidak berfungsi. 12. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling tepat. Artinya satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban yang paling benar.13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban butir soal sebelumnya. Ketergantungan pada jawaban soal sebelumnya akan merugikan siswa, sebab apabila siswa tidak dapat menjawab soal nomor 1, otomatis soal nomor 2 tidak dapat dijawab.

Beberapa contoh soal berikut ini:1. Soal tidak sesuai Indikator : Indikatror: Siswa menentukan kata berhomonimButir soal yang kurang baik:Kata-kata yang mempunyai bentuk sama tetapi berbeda artinya disebut ....a. homonimb. sinonimc. homografd. homofone. antonim (kunci A)Penjelasan:Contoh soal di atas tidak sesuai dengan indikator karena hal yang ditanyakan adalah pengertian/definisi homonim, sedangkan indikator menuntut penetuan kata yang berhomonim.

Butir soal yang lebih baik:Di antara kalimat berikut yang mengandung kata berhomonim adalah ....a. Saya tidak tahu bahwa ia akan pergi. Adik-adikku gemar makan tahu.b. Malang terkenal dengan buah apelnya. Kemarin ia apel ke rumah pacarnya.c. Jangan duduj di teras itu. Kayu itu tidak berteras.d. Anak-anak itu mandi di kali. Berapa kali Anda pernah ke Bandung. e. Bangunan itu sifatnya semipermanen. Di kala musim semi tiba, pemandangannya indah. (kunci D)2. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Butir soal yang kurang baik.

Di Indonesia bentuk perusahaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan sistem demokrasi ekonomi menurut UUD 1945 adalah ....a. Perseroan Terbatas dari swastab. Firma yang sudah berbadan hukum c. Badan Usaha Milik Negarad. Koperasi berdasarkan kekeluargaane. Perusahaan umum dari setiap departemen (kunci D)

Penjelasan:Permasalahan yang ditanyakan pada pokok soal di atas tidak jelas sehingga akan membingungkan siswa dalam menentukan kunci jawaban.

Butir soal yang lebih baik:Bentuk perusahaan yang sesuai dengan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah ....a. Perseroan Terbatasb. Firma c. BUMNd. Koperasie. Perusaan Umum (kunci D)

3. Pilihan jawaban harus homogen logis ditinjau dari segi materi.Butir soal yang kurang baik:Bukan satu bukan dua, bukan sepuluh tapi beratus-ratus tokoh yang tamat dari sekolah itu.Majas yang digunakan dalam kalimat di atas adalah ....a. majas klimaks.b. majas sastarac. majas ilmiahd. majas antiklimakse. majas repetisi(kunci A)

Penjelasan:Pada contoh soal di atas pilihan jawaban c tidak homogen dari segi materi karena merupakan ragam bahasa, sedangkan pilihan jawaban yang lain merupakan majas.Butir soal yang lebih baik:

Bukan satu bukan dua, bukan sepuluh tapi beratus-ratus tokoh yang tamat dari sekolah itu.Majas yang digunakan dalam kalimat di atas adalah ....a. majas klimaks.b. majas paralelismec. majas antitesisd. majas antiklimakse. majas repetisi(kunci A)

4. Panjang pendek pilihan jawaban harus relatif sama.

Butir soal yang kurang baik:Sampah yang berasal dari sisa tumbuhan lebih baik diperlakukan secara ....a. ditimbun dengan tanahb. dibakar c. dijemurd. diberikan pada ternake. dibuang begitu saja(kunci A)

PenjelasanPada soal di atas terdapat pilihan jawaban yang tidak sama panjangnya. Hal ini harus dihindarkan sebab siswa yang tidak tahu cendrung memilih jawaban yang panjang, yang dianggap lebih lengkap.

Butir soal yang lebih baik:Sampah yang berasal dari sisa tumbuhan lebih baik diperlakukan secara ....a. ditimbun dengan tanahb. dibakar supaya bersihc. dijemur supaya keringd. diberikan pada ternake. dibuang begitu saja(kunci A)

5. Gambar, Grafik, Tabel atau sejenisnya harus jelas dan berfungsi.Butir soal yang kurang baik:Gambar berikut ini menunjukkan kedudukan matahari, bulan dan bum. Peristiwa yang sedang terjadi adalah ....

a. gerhana matahari b. gerhana bulanc. rotasi bumid. revolusi bumi e. revolusi matahari(kunci A)

PenjelasanPada soal di atas gambar yang menyertai butir soal jelas tidak dapat berfungsi karena tidak ada keterangan gambarnya.

Butir soal yang lebih baik:

Peristiwa yang sedang terjadi berdasarkan gambar di atas adalah .... a. gerhana matahari b. gerhana bulanc. rotasi bumid. revolusi bumi e. revolusi matahari(kunci A)

3.4 Kaidah Penulisan Soal UraianKaidah-kaidah penulisan soal uraian yang perlu dipedomani oleh penulis soal bentuk uraian adalah sebagai berikut:1. Soal harus sesuai dengan indikator dalam kisi-kisi.2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus jelas ruanglingkupnya sehingga dapat dibuat pedoman penyekorannya.3. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan hendaknya menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti kata mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah dan sebagainya. Hidarkan kata tanya yang tidak menuntut uraian misalnya kata apa, di mana, kapan, siapa, berapa atau kata lain yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.4. Rumusan kalimat soal hendaknya komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang dikenal siswa serta sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hindarkan penggunaan kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran ganda.5. Lengkapilah soal dengan petunjuk yang jelas tentang cara mengerja-kan soal.6. Buatlah kunci jawaban dan pedoman penyekorannya dengan menguraikan secara rinci komponen yang akan dinilai, besar skor setiap komponen. Untuk soal uraian nonobjektif, buatlah kriteria jawaban dan rentang skor tiap komponen.7. Gambar, tabel, grafik, peta atau sejenisnya yang menyertai soal harus disajikan dengan jelas dan terbaca.3.4.1 Penyekoran Soal UraianPenulis soal uraian hendaknya harus sudah mempunyai gambaran tentang batas/ruang lingkup materi yang ditanyakan, lingkup jawaban yang diharapkan, kedalamannya dan alternatif jawaban yang mungkin diberikan siswa. Dengan demikian dapat dibuat kriteria jawaban atau pedoman penyekoran dan bobot soal. Pedoman penyekoran untuk setiap butir soal uraian disusun segera setelah perumusan butir soal. Pedoman penyekoran atau kriteria jawaban diperlukan untuk mengurangi faktor subjektifitas dalam pemeriksaan dan menjaga konsistensi (keajegan) pada saat pemeriksaan/menilai lembar jawaban siswa.Jawaban yang diberikan siswa sering kali tidak sama persis dengan kunci jawaban, tetapi ada kata atau pernyataan yang harus ada dalam uraian jawaban siswa tersebut yang merupakan kunci. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kata-kata kunci adalah kata atau bilangan atau kalimat atau pernyataan yang merupakan jawaban atas satu pertanyaan. Beberapa contoh soal uraian:1. Contoh Soal Uraian Objektif, Bahasa Indonesia SLTPButir Soal:Perhatikan kata bergarisbawah di dalam kalimat berikut ini !1. Semoga yang Mahakuasa memberkati usaha anda.2. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih.Mengapa kata Mahakuasa di dalam kalimat pertama ditulis serangkai, sedangkan kata Maha Pengasih di dalam kalimat kedua ditulis terpisah/ tidak serangakai ? Jelaskan !

NoKunci JawabanSkor

1

2.

3.Kata maha merupakan unsur gabung.Unsur gabung ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya kecuali kata tersebut bukan kata dasar.

Kata kuasa adalah kata dasar, sehingga penulisannya harus ditulis serangkai dengan kata maha.

Kata Pengasih bukan kata dasar,sehingga penulisannya harus ditulis terpisah dengan kata maha11

11

11

Skor maksimum6

2. Contoh Soal Uraian Objektif, Matematiak Kelas III SLTP

Butir Soal Gambarkan interval dan tentukan HP dari pertidaksamaan kuadrat:2x2 2x 12 0

NoKunci JawabanSkor

1

2.

32x2 2x 12 = 0(2x + 4)(x 3) = 0 2x + 4 = 0 2x = - 4 x = - 2 atau x 3 = 0 x = 3

HP = { x / x - 2 atau x 3 }11

111

1

1

Skor maksimum7

3. Contoh Soal Uraian Objektif, Biologi SMU.

Butir Soal

Di Bawah ini adalah gambar perangkat percobaan Pateur:

Hasil percobaan memperlihatkan bahwa air kaldu dalam tabung tetap jernih setelah disimpan 5 hari.a. jelaskan mengapa air kaldu dalam tabung tetap jernih ?b. Jelaskan fungsi pipa bentuk S dalam percobaan terbut !c. Berikan kesimpulan dari percobaan tersebut !

NoKunci JawabanSkor

a.

b.

c. Air kaldu dalam tabung tetap jernih karena tidak ada kehidupan Mikroba dalam tabung mati Mikroba yang ada di udara luar tidak dapat masuk

Fungsi pipa berbentuk S adalah: Supaya ada hubungan antara udara di luar dengan udara di dalam tabung Supaya mikroba tidak dapat masuk

- Mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya.1

11

1

1

1

Skor maksimum6

Catatan: Tidak ada skor untuk soal uraian Objektif, sebab tidak ada jawaban setengah benar.4. Contoh Soal Uraian Nonobjektif, Geografi SLTPButir Soal:

Uraikan manfaat sungai dari segi ekonomi yaitu sebagai sarana transfortasi, irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik, sumber bahan bangunan !

NoKriteria JawabanSkor

Menguraikan manfaat sungai dari segi:a. Sungai sebagai sarana transfortasi

b. Sungai untuk irigasi

c. Sungai untuk perikanan

d. Sungai untuk pembangkit tenaga listrik

e. Sungai sebagai sumber bahan bangunan0 3

0 3

0 3

0 3

0 3

Rentang skor maksimum0 -15

5. Contoh Soal Uraian Nonobjektif, Bahasa Indonesia SLTPButir Soal:

Buatlah karangan jenis persuasi, kurang lebih 250 kata, dengan tema Hemat Energi. Perhatikan ejaan, struktur kalimat dan keruntutan isi karangan !

NoKriteria JawabanSkor

1.2.3.4.5.6.7.Ketepatan ejaanStruktur kalimatKoherensi antarkalimatKoherensi antarparagrafKesesuaian judul dengan isiIsi KeseluruhanKetepatan jenis prosa0 30 3 0 3 0 30 3 0 40 1

Rentang skor maksimum0 - 20

3.4.2 Pembobotan Soal UraianYang dimaksud bobot soal adalah angka yang ditetapkan untuk suatu butir soal sebagai perbandingan terhadap butir soal yang lain dalam satu perangkat soal. Perlu diketahui bahwa besar-kecilnya bobot tidak ada hubungannya dengan jumlah skor tiap butir soal, karena jumlah skor tergantung jumlah kata kunci yang terdapat dalam uraian jawaban atau langkah jawaban soal. Menetapkan bobot setiap butir soal dalam suatu perangkat soal dilakukan pada saat penyusunan kisi-kisi. Besar-kecilnya bobot suatu soal ditentukan dengan memperimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan:1. Keluasan materi yang ditanyakan, ditinjau dari cakupan atau ruang lingkup pertanyaan yang dituntut.2. Kedalaman materi yang ditanyakan, ditinjau dari penerapan konsep ilmunya..3. Tingkat esensialitas PB/SPB, Kosep/Sub Konsep, Tema/Sub Tema materi.4. Kerumitan/tingkat kesukaran soal, dilihat dari cakupan materi dan penerapan konsep ilmunya.

Di samping faktor-faktor di atas, hal lain yang perlu dipertimbang-kan adalah skala pembobotan yang hendak digunakan. Berikut beberapa contoh skala pembobotan.

1. Contoh skala pembobotan 10 dengan skala penilaian 11

No. SoalSkor yang diperoleh siswaSkor Maksimum Butir SoalBobot Butir SoalNilai Siswa

abcN

1.4632,00

2.6821,50

3.3311,00

4.1242,00

Jumlah1419106,50

2. Contoh skala pembobotan 100 dengan skala penilaian 11No. SoalSkor yang diperoleh siswaSkor Maksimum Butir SoalBobot Butir SoalNilai Siswa

abcN

1.47352,00

2.66202,00

3.1012302,50

4.55151,50

Jumlah25301008,00

3. Contoh skala pembobotan 100 dengan skala penilian 11 dan bentuk soal campuan pilihan ganda dan uraian

No. SoalSkor yang diperoleh siswaSkor Maksimum Butir SoalBobot Butir SoalNilai Siswa

Bentuk Soal

abcN

1 s.d 402840704,90P. Ganda

41.6640,40Uraian

42.6860,15

43.4480,80

44.46120,80

Jumlah48641007,05

3.4.3 Pemeriksaan Soal UraianPemeriksaan soal bentuk uraian akan lebih objektif dan ajeg apa-bila pemeriksa memperhatian kaidah-kaidah beriku ini:1. Gunakanlah pedoman penyekoran yang telah disiapkan sebagai acuan dalam memeriksa hasil pekerjaan siswa.2. Bacalah jawaban siswa kemudian bandingkan dengan kunci jawaban yang terdapat pada pedoman penyekoran.3. Satuan yang benar akan memperoleh skor apabila merupakan kata kunci.4. Berikan skor sesuaikan dengan tingkat kesempurnaan jawaban siswa. Untuk uraian objektif, berikan skor 0 bila salah dan 1 bila benar. Untuk soal uraian nonobjektif perhatikan rentang skor tiap soal. 5. Bila kesalahan pada bagian awal membawa akibat pada langkah berikutnya dalam penyelesaian, maka skor penuh untuk langkah selanjutnya masih dimungkinkan diperoleh sebab yang dihargai proses berfikir siswa. (khusus untuk soal-soal yang menghitung).6. Hidarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti kualitas tulisan, kebersihan dan lain-lain.7. Periksalah nomor yang sama dari seluruh kertas jawaban siswa sebelum melangkah ke nomor berikutnya untuk menjaga konsistentensi pemeriksaan.8. Hitunglah perolehan skor atau nilai siswa dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan:a = skor yang diperoleh siswab = skor maksimum tiap butir soalc = bobot tiap butir soal

4

ANALISIS BUTIR SOAL

Sebagai mana diungkap dalam Pendahuluan, bahwa perangkat soal dianalogikan sebagai alat ukur (termometer). Oleh sebab itu sebelum meyakini tingkat validitas dan reliabelitas hasil pengukurannya, perlu dilakukan pengujian terhadap alat ukur itu sendiri. Informasi dari hasil pengukuran sangat penting artinya bagi pengambilan keputusan dan akan digunakan sebagai salah satu dasar penilaian dalam rangka menentukan kebijakan. Apabila alat ukur yang digunakan tidak valid, maka informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran itu akan menyesatkan. Sebagai konsekwensinya kebijakan yang diambilpun akan keliru. Untuk menguji mutu setiap butir soal, perlu dilakukan analisis butir soal. Salah satu tujuan analisis butir soal adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal (tingkat kesukaran dan daya pembeda). Di samping itu hasil analisis dapat digunakan untuk memperbaiki (revisi) butir soal yang kurang baik. Cara yang ditempuh untuk menguji mutu soal adalah melalui analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 4.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan cara menelaah setiap butir soal yang pada dasarnya mengadakan penilaian terhadap butir soal itu ditinjau dari materi, konstruksi dan bahasa. 1. Telaah materi terutama mencakup penilaian terhadap: a. kesesuai materi yang ditanyakan dengan materi yang diuntut dalam indikatorb. kesesuaian materi soal untuk jenjang siswa yang akan diuji.c. kesesuaian materi dengan kurikulum yang dijadikan acuan.d. kebenaran isi/konsep ilmu pada pokok soal dan ketepatan kunci jawaban.2. Telaan konstruksi soal ini ditinjau dari ketepatan butir soal dengan kaidah-kaidaih penulisan soal yang baik sebagaimana dibahas sebelumnya.3. Telaah bahasa ditinjau dari aspek kebahasaan dan budaya daerah yang meliputi:a. Apakah bahasa yang digunakan jelas, tegas dan komunikatif ?b. khusus untuk soal uraian, apakah menggunakan kata tanya yang tepat c. tidak menimbulkan pengertian dan penafsiran berbedad. ditinjau dari segi budaya, apakah menguntungkan kelompok budaya tertentu dan merugikan kelompok budaya yang lain.

4.2 Analisis Kuantitatif Telaah kualitatif hanya didasarkan pada anggapan (judment) si penelaah, sehingga hasilnya belum memberikan gambaran karakteristik psikometri soal. Oleh karena itu untuk membuktikan bahwa suatu soal sudah baik, perlu diujicobakan terhadap sejumlah siswa dan selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif. Analisis kuantitaitif pada dasarnya untuk menentukan karakteristik suatu soal, yaitu tingkat kesukaran dan daya pembeda. Di samping itu dapat pula ditinjau fungsi pilihan jawaban khususnya untuk soal pilihan ganda. Tingkat kesukaran soal dinyatakan dengan indek yang menyatakan proporsi peluang menjawab benar suatu soal. Tingkat kesukaran suatu soal besarnya berkisar antara 0,00 1,00. Semakin besar tingkat kesukaran soal, berarti semakin mudah soal tersebut. Sedangkan daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mampu dengan siswa yang kurang mampu. Indek daya pembeda ini juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Makin tinggi indek daya pembeda suatu soal, berarti semakin mampu soal tersebut tersebut membedakan siswa yang mampu dan siswa yang kurang mampu. Besarnya indek daya pembeda tersebut berkisar antara 1,00 s.d. + 1,00.Analisis kuantitatif, sampai saat ini dikenal dua cara sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, yaitu cara tradisional (manual) dan cara modern. Di sini akan dibahas salah satunya, yaitu cara tradisional saja untuk soal pilihan ganda dan uraian. 4.2.1 Analisis Butir Soal Pilihan GandaUntuk analisis soal pilihan ganda biasa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:1. Periksa dan skorlah lembar jawaban siswa.2. Buatlah peringkat berdasarkan skor/nilai yang diperoleh siswa dengan menggunakan Format -1.3. Dari Fomat-1 tentukan 27 % kelomok atas dan 27 % kelompok bawah jika jumlah siswa 100 atau lebih. Jika kurang dari 100, langsung dibagi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 4. Rekaplah pilihan jawaban tiap soal tiap siswa dengan menggunakan Fomat-2. Pisahkan Format-2 untuk kelompok atas dan kelompok bawah.5. Dari hasil rekapitulasi Format-2, masukkan hasil rekepitulasi pilihan jawaban kelompok atas dan kelompok bawah ke dalam Format-3 pada kolom dan baris yang sesuai dengan kelompoknya.6. Tulislah kunci jawaban soal pada kolom kunci.7. Hitunglah DP (daya pembeda) dan TK (tingkat kesukaran) dengan menggunakan rumus:

DP = atau

DP =

TK =

Keterangan :JJBKA = Jumlah jawaban benar kelompok atas.JJBKB = Jumlah jawaban benar kelompok bawah.JKA = Jumlah siswa kelompok atas.JKB = Jumlah siswa kelompok bawah.8. Isilah kolom keterangan dengan diterima atau ditolak berdasarkan daya pembeda (DP) dan jika diterima cantumkan tingakt kesukaran soal tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

-1 ditolak 0,19 + + + + (DP) 0 0.20 diterima + 1 sangat sukar sangat mudah 0,00 0,10 0,41 sedang 0,70 0,91 1,00 + + + + + + (TK) 0,11 sukar 0,40 0,71 mudah 0,90

9. Periksa juga pengecoh, apakah berfungsi atau tidak:JKA < JKB ------- pengecoh berfungsiJKA > JKB ------- pengecoh menyesatkan, perlu revisiJKA = JKB ------- pengecoh meragukan, perlu revisi.JKA & JKB = 0 --- pengecoh tidak berfungsi, perlu revisiKeterangan:Contoh Format 1, Format 2 dan Format 3 ada pada lampiran4.2.2 Analisis Butir Soal Uraian Analisis kuantitatif butir soal uraian pada umumnya belum banyak dilakukan karena metodologi untuk analisis soal uraian ini belum banyak dikembangkan. Sebagai gambaran kasar dan agar analisis kuantitatif dapat dilakukan secara manual, berikut ini diberikan contoh analisis secara klasik. Contoh analisis berikut hanya merupakan estimasi kasar dan perlu penyempurnaan lebih lanjut.

1. Tingkat Kesukaran SoalUntuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian langkah yang perlu dilakukan:a. Periksa dan skorlah lembar jawaban siswa sesuai dengan pedoman penyekoran b. Urutkan lembar jawaban siswa dari skor teringgi ke skor terendah.c. Hitunglah skor rata-rata (mean) siswa untuk tiap butir soal dengan rumus:

atau

d. Hitunglah tingkat kesukaran tiap nomor soal dengan rumus:

Berikut ini contoh cara menhitung tingkat kesukaran dari 3 butir soal uraian dengan jumlah peserta tes 4 orang siswa.

Peserta TesNomor soal / Skor maksimumJumlah SkorSiswaKelompokAtas /Bawah

1 / 102 / 83 / 7

SkorDavid77823K. Atas

Tina86922K. Atas

Budi61815K. Bawah

Anis32712K. Bawah

Skor rata-rata

Tingkat kesukaran soal

Klasifikasi tingkat kesukaran soal:0,00 0,30 soal sukar0,31 0,70 soal sedang0,71 1,00 soal mudah

2. Daya Pembeda Soal Untuk menghitung daya pembeda suatu soal uraian langkah yang perlu dilakukan adalah:a. setelah mengurutkan lembar jawaban berdasarkan skor yang diperoleh siswa, bagilah menjadi dua kelompok atas dan kelompok bawah.b. bila jumlah peserta tes banyak, ambillah 27 % kelompok atas dan 27 % kelompok bawah.c. hitung rata-rata kelompok atas dan rata-rata kelompok bawah untuk tiap butir soal.d. Hitung daya pembeda soal uraian dengan rumus:

Berdasarkan data dalam tabel di atas, daya pembeda masing-masing soal dapat dihitung sebagai berikut:

DP Soal No. 1 =

DP Soal No. 2 =

DP Soal No. 3 =

Sebagai pedoman umum, klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut:

Korelasi tingkat kesukaran dengan daya pembeda digambarkan dalam grafik berikut ini:

Korelasi DP dan TK berdasarkan grafik di atas jika dirinci lagi dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

TK0,000,100,200,300,400,500,600,700,800,901,00

DP0,000,200,400,600,801,000,800,600,400,200,00

Jika digabungkan grafik dan tabel di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hubungan TK dan DPa. Butir soal dengan TK = 0,00 0,10 atau TK = 0,90 1,00 (terlalu sukar atau terlalu mudah), maka DP-nya tidak akan lebih 0,20.b. Butis soal dengan TK = 0,20 0,30, maka DP-nya tidak akan melebihi 0,60.2. Hubungan DP dan TKa. Butir soal dengan DP = 0, maka TK-nya berkisar antara 0,00 s.d. 1,00.b. Butir soal dengan DP = 0,80 s.d. 1,00, maka TK-nya akan berkisar antara 0,40 0,60.

5

KAIDAH BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN SOAL

4.1 Peran Bahasa dalam Penulisan SoalIdealnya suatu alat ukur hanya mengukur satu aspek saja, tetapi pemenuhannya sangat sukar. Misalnya pada soal Matematika, tidak mustahil terdapat unsur bahasa sehingga keberhasilan siswa menjawab soal akan tergantung pada aspek lain, selain kemampuan di bidang Matematika. Oleh karena itu peranan bahasa dalam penulisan soal sangat penting untuk mempertinggi ketepatan pengukuran. Hal yang terpenting dalam menulis soal adalah pengungkapan gagasan (ide) materi soal dalam bahasa tulis. Hendaknya kalimat dalam penulisan soal tersebut diungkapkan secara jelas, singkat, jujur, tepat, sederhana dan menarik. Jelas maksudnya bahasa yang digunakan tidak membingungkan. Singkat maksudnya tidak memboroskan waktu untuk membaca soal. Jujur maksudnya tidak memalsukan gagasan dalam membahas konsep materi uji. Tepat maksudnya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sederhana maksudnya bahasa yang digunkan sesuai dengan jenjang pendidikan. Menarik maksudnya tidak membosankan atau menakutkan.4.2 Mengungkapkan Gagasan dalam Kalimat Butir SoalMenuliskan kalimat dalam butir soal hendaklah memenuhi kaidah-kaidah bahasa yang baku dan benar. Oleh karena itu penulis soal harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Unsur SubjekSesuatu yang menjadi pokok persoalan di dalam pernyataan butir soal disebut unsur subjek.Ciri-ciri kalimat soal bersubjek apabila:a. Pernyataan dalam soal dapat menjawab pertanyaan apa atau siapa (= jenis kata benda atau kata ganti).

Himpunan penyelesaian adalah .SPa. - b. 1- 1c. - 3/4d. 2- 2e. 5/2- 5/2

b. Suatu kata dalam pernyataan yang diikuti oleh kata yang.Berikut ini yang disebut pelanet adalah .S KSPa. yang ada di langitb. seperti bintang di langitc. langit yang bercahayad. yang mengelilingi mata hari

c. Suatu kata dalam pernyataan soal yang diikuti oleh partiket pun atau kata ganti empunya.Itupun aku mau S PLatar belakang terjadinya perubahan budaya di suatu tempat adalah SKSKT Pa. penemuan-penemuan baru yang di bidang teknologiOKOb. derasnya arus informasiyang diterima masyarakatc. mobilitas penduduk yang tinggid. pembangunan fasilitas umum yang moderene. pertumbuhan penduduk yang tinggi

d. Suatu kata yang diikiuti oleh kata penunjuk ini atau itu.Berikut ini yang bukan karya HAMKA adalah . S KS Pa. Keadilan Ilahib. Cermin Penghidupanc. Lembah Nikmatd. Seorang Pengemis

Ciri-ciri Keterangan Subjek (KS)1) Terletak di belakang subjek.2) Didahului kata yang3) Dapat berfungsi sebagai subjek, jika subjek tidak ada

2. Unsur PredikatSesuatu yang berfungsi menerangkan subjek di dalam pernyataan butir soal disebut unsur predikat.Ciri-ciri kalimat soal berpredikat apabila:a. Bagian yang dapat menjawab pertanyaan bagaimana atau apa yang dikerjakan (= kata kerja)Dalam masyarakat dan negara berlaku tatanan hidup yang lazim disebut . S P O KOa. tata cara KOb. ketetapan pergaulanc. keputusan bersamad. undang-undang

b. Bagian yang diikuti oleh kata kerja bantu, seperti: yaitu, ialah, adalah, menjadi dan sebagainya.Berikut ini adalah kata majemuk, kecuali . S P O Pa. rumah sakitb. rumah makanc. rumah Pak Amatd. rumah penginapa.

3. Ciri-ciri Objek a. Berupa kata benda atau kata ganti b. Dapat digeser menjadi subjek dalam kalimat aktif-fasifAktif = Rudi mengambil bola. S P OFasif = Bola diambil Rudi. S P OCiri-ciri Keterangan Objek (KO)1) Terletak di belakang objek2) Didahului kata yang

4. Ciri-ciri Keterangan a. Keterangan tempat (KTp) didahului kata depan.b. Keterangan sebab (KS) didahului kata sebab, karena.c. Keterangan syarat (KSy) didahului kata jika, kalau, jikalau.d. Keterangan keadaan (KKd) didahului kata dengan diikuti kata keadaane. Keterangan alat (KA) didahului kata dengan diikuti kata benda f. Keterangan waktu (KWt) didahului kata ketika, sejak, atau kata yang menunjukkan waktug. Keterangan tujuan (KTj) didahului kata untuk, agar, supaya,

Contoh uraian jabatan kalimatSebuah benda yang bercahaya terletak pada jarak 12 cm di depan cermin SKS PKTp Ocekung yang jarak fokusnya 15 cm. KOBayangan yang terbentuk bersifat .S Pa. maya, tegak, diperbesarKKdb. maya, tegak, diperkecilc. nyata, terbalik, diperkecild. nyata, terbalik, diperbesare. nyata, tegak, diperbesar

Pada umumnya kalimat soal berbentuk kalimat majemuk, sehingga apabila pembentukan kalimatnya tidak mengikuti pola kalimat yang benar dihawatirkan akan menimbulkan penafsiran yang keliru.Jadi di dalam penulisan kalimat butir soal lebih ditekankan pada hubungan antarkata yang menduduki suatu tugas dalam kalimat untuk menciptakan kalimat yang padu dan kompak. Kepaduan dan kekompakan kalimat butir soal akan terwujud bila:a. Pembentukan kalimat mengikuti pola kalimat yang benar.b. Hubungan klausa tidak terputus.c. Kedudukan kalimat mengacu pada inti.

Contoh 1.Sebuah benda yang bercahaya terletak pada jarak 12 cm di depan cermin SKS PKP cekung yang berjarak fokus 15 cm. Bayangan yang terbentuk bersifat .O S Pa. maya, tegak, diperbesarKKdb. maya, tegak, diperkecil

c. nyata, terbalik, diperkecild. nyata, terbalik, diperbesare. nyata, tegak, diperbesar (kunci A)

Kalimat inti butir soal tersebut adalah:Sebuah benda terletak di depan cermin S P OKalimat tersebut mengalami perluasan subjek, perluasan predikat, dan perluasan objek sehingga menjadi:Sebuah benda yang bercahaya= Subjek diperluas KS terletak pada jarak 12 cm = Predikat diperluas KP di depan cermin cekung yang berjarak fokus 15 cm. = Objek diperluasKOBayangan yang terbentuk = Subjek diperluas KSbersifat = Predikatmaya, tegak, diperbesar= Keterangan keadaanContoh 2.Sebuah benda massa 2 kg bergerak dengan kecepatan 0,5 ms-1 menumbuk S S P KPP Anak kalimat yang menerangkan subjek

benda lain bermassa 1 kg yang diam. OKOJika tumbukan kedua benda lenting sempurna maka kecepatan benda Anak kalimat keterangan syarat S

pertama dan kedua sesaat setelah tumbukan berturut-turut adalah . Anak kalimat keterangan subjek P

a. ms-1 dan ms-1b. 1/6 ms-1 dan 2/6 ms-1c. 2/3 ms-1 dan 1/6 ms-1d. 1/6 ms-1 dan 2/3 ms-1e. 1 ms-1 dan 2 ms-1(Kunci A)

Kalimat kedua di atas akan lebih baik jika diperbaiki sebagai berikut:Kecepatan kedua benda tersebut sesaat setelah tumbukan lenting sempurna S SPKP Anak kalimat keterangan subjek Sehingga contoh soal 2 di atas menjadi:Sebuah benda massa 2 kg bergerak dengan kecepatan 0,5 ms-1 menumbuk benda lain bermassa 1 kg yang diam. Kecepatan kedua benda tersebut sesaat setelah tumbukan lenting sempurna adalah .a. ms-1 dan ms-1b. 1/6 ms-1 dan 2/6 ms-1b. 2/3 ms-1 dan 1/6 ms-1c. 1/6 ms-1 dan 2/3 ms-1c. 1 ms-1 dan 2 ms-1(Kunci A)4.3 Pemakaian Ejaan dan Tanda Baca1. Pemakaian Huruf BesarHuruf besar dipakai apabila pangkal kalimat pokok soal pada pilihan jawaban yang pokok soalnya diakhiri dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!).

Contoh 1.Tumbuhan biji-bijian berikut ini, manakah yang diberi tambahan nitrat ke dalam tanahnya ?a. Jagungb. Gandumc. Padid. Kacang kedelai

pada pilihan jawaban yang berupa kalimat, pribahasa atau pernyataan.

Contoh 2.Kalimat di bawah ini yang berpola S P O adalah ...a. Dedi belajar Bahasa Inggris.b. Dian tersenyum simpulc. Tati memasak di dapur.d. Heru membaca buku.

2. Pemakaian Tanda Bacaa. Pemakaian tanda tanya (?) atau tanda seru (!) pada akhir pokok soal atau pilihan jawaban yang berbentuk pertanyaan. pada akhir pokok soal atau pilihan jawaban yang berbentuk perintah.

Setelah tanda tanya dan tanda seru tidak diperkenankan memberi tanda titik (.). Perhatikan dua contoh 1 dan 2 di atas.

b. Pemakaian tanda titik (.) pada akhir pilihan jawaban yang berupa kalimat, pribahasa atau pernyataan.. Lihat contoh 2 di atas jumlah titik pada akhir pokok soal 4 buah dan di tengan kalimat 3 buah.

Contoh 3Tebu menyimpan cadangan makanannya di dalam ....a. batangb. daunc. akard. bungaContoh 4Son : What do astronomers use tosee the stars ?Father : They use ... which makes far away thing look larger and clearer. a. a telescopeb. a periscopec. a microscopd. a loupe

c. Pemakaian garis bawah untuk nama buku, majalah, dan sejenisnya untuk kata tidak, bukan, kecuali, dan sejenisnya untuk penulisan awalan, akhiran, sisipan dan konfiksContoh: awalan ber - akhiran - kan sisipan el - konfiks ke an

ditulis setiap kata Contoh: Sistem ekonomi Pastoral Societies adalah .... ditulis penuh untuk kata ulangContoh: berlari-lari, bersenang-senang dan sebagainya.

d. Pemakaian tanda petik (...). untuk mengapit istilah atau petikan langsung.Contoh:Pernyataan berikut ini yang penulisannya sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan adalah ...a. Kata ayah, Saya ingin makan.b. Kata ayah Saya ingin makanc. Kata ayah: Saya ingin makand. Kata ayah; Saya ingin makan

3. Penulisan Tanda Lambanga. Tanda /.../ untuk penulisan fonem.Contoh:Huruf /e/ pada kata berikut yang diucapkan berbeda terdapat pada kata ....a. bebasb. belic. herand. merah

b. Tanda // untuk penulisan klausaContoh:Kata adik, Pak Karim itu guru teladan. Jika yang dimaksud guru teladan itu Pak Karim, bukan Pak Badu, maka pemenggalan kalimat yang tepat adalah ...a. Kata adik // Pak Karim itu // guru teladan.b. Kata adik // Pak // Karim itu // guru teladan.c. Kata adik Pak Karim // itu // guru teladan.d. Kata adik Pak Karim itu // guru teladan.

4. Penulisan Kata Depan, Kata Gabung dan Partikel puna. Kata Depan di, ke, dan dariKata depan harus dipisah penulisannya. Ciri di dan ke sebagai kata depan, apabila kata yang mengikuti-nya menunjukkan tempat. Apabila diikuti oleh kata kerja di berfungsi sebagai awalan dan penulisan disambung. Contoh:di depandi mejake luardi dalamdi bawahke dalamdi luardi ataske ataskeluar sebentar(ke sebagai awalan)ke luar negeri(ke sebagai kata depan)daripada(dianggap satu kata)kepada (dianggap satu kata)

b. Kata Gabungan Kata gabungan yang mendapat imbuhan, ditulis serangkai.Contoh: memberitahukan, pertanggungjawaban Unsur gabung dipakai dalam satu kombinasi, ditulis serangkai.Contoh: antarkota, antikomunis, subseksi, subrayon, subdinas dan sebagainya.

c. Partikel pun Partikel pun yang ditulis terpisah apabila didahului oleh kata kerja, kata ganti, kata benda dan kata sifat.

Contoh: Kata kerja Minum pun ia tak mau.Kata gantiKami pun tidak diundang.Kata bendaPasar pun sepi hari itu.Kata sifat Mahal pun harganya akan kubeli.

Partikel pun yang ditulis terangkai karena dianggap padu.

Contoh:biarpunmaupunmeskipun walaupunkendatipun andaipunadapun ataupun bagaimanapun sekalipunkalaupun

43Drs. Alimin Aslan, Petunjuk Penyusunan Kisi-kisi dan Penulisan Soal

48

Lampiran 1Contoh 1

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: SMUProgram/Jurusan : IPAMata Pelajaran : FisikaTahun Pelajaran : 2000/2001Kurikulum Acuan : Tahun 1994, Supplimen 1999Alokasi Waktu : 120 menitJumlah Soal : 50 butirBentuk Soal: Pilihan Ganda Biasa

NoTPUPB/SPBBahanKelas/ CawuMateriIndikatorNomorSoal

8.

22.

Siswa memahami sifat-sifat zat, hukum-hukum dan penerapannya melalui per-cobaan, diskusi penalaran.

Siswa memahami sifat dan struktur zat padat, konsep ikatan, konsep pita energi dan menerapkan konsep-konsep tersebut.11. Elastisitas11.1 Zat padat bersifat elastik

38. Zat Padat38.2.4 Konduktivitas Semikonduktor.

I/3

III/3Persamaan E = kx2 yang dirumuskan dari grafik percobaan

Pengaruh zat pengotor pada zat semikonduktorDisajikan grafik hubungan antara F x, siswa menentu-kan salah satu besaran fisik dalam grafik tersebut.

Diberikan lima pernyataan tentang salah satu semi-konduktor ekstrinsik, siswa menunjukkan pengecualian dari pernyataan tersebut

10

44

Jumlah 50

Lampiran 2Contoh 2

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: SMUProgram/Jurusan : IPAMata Pelajaran : BiologiTahun Pelajaran : 2000/2001Kurikulum Acuan : Tahun 1994, Supplimen 1999Alokasi Waktu : 120 menitJumlah Soal : 50 butirBentuk Soal: Pilihan Ganda Biasa

NoTPUPB/SPBBahanKelas/ CawuMateriIndikatorNomorSoal

5.

18.

Siswa memahami ciri-ciri dan jenis-jenis tumbuhan ganggang, lumut dan paku serta perikehidupannya melalui diskusi hasil kegiatan dan penugasan

Siswa memahami struktur sel dan fungsi bagian-bagiannya melalui peng-amatan dan penapsiran hasil kegiatan.

3. Tumbuhan Ganggang, lumut dan Paku-pakuan3.1.3 Paku-pakuan

23. Sel23.1.11 Kloroplas

I/1

III/1

Ciri-ciri tumbuhan Paku dan tumbuhan lumut.

Organel tempat sintesa karbohidrat kloroplas

Diberikan lima pernyataan tentang ciri tumbuhan paku dan lumut, siswa menentukan salah satu ciri tumbuhan ter- sebut.

Disajikan 5 macam organel, siswa menentukan organel yang berfungsi untuk proses anabolisme karbohidrat.

5

18

Jumlah 50

Lampiran 3Contoh 3

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: SMU Kelas/urusan : III/IPA dan IPSMata Pelajaran : Sejarah Nasional dan Sejarah UmumTahun Pelajaran : 2000/2001Kurikulum Acuan : Tahun 1994, Supplimen 1999Alokasi Waktu : 120 menitJumlah Soal : 60 butirBentuk Soal: Pilihan Ganda Biasa

NoTPUPB/SPBBahanKelas/ CawuMateriIndikatorNomorSoal

7.

15.

Siswa mampu mengkaji beberapa paham baru dan gerakan baru bagi perjuang-an kemerdekaan Indonesia dan perkembangan pergerak an nasional Indonesia

Siswa menjelaskan dan menghayati upaya menata kehidupan bersama masya-rakat berbangsa dan bernegara dalam usaha mengisi kemerdekaan.

2.1 Paham Baru dan Pengaruh Peristiwa Penting Dunia2.1.1 Nasonalisme di Asia dan Afrika

1.1 Upaya Mengisi Kemerdekaan1.1.4 Kerjasama Inter- nasional dan solidaritas antar bangsa.

II/1

III/1Nasionalisme di Asia dan Afrika.

Konferensi Asia-Afrika.Diberikan lima pernyataan tentang sebab kebangkitan nasionalisme di Asia dan Afrika, siswa menentukan sebab bangkitnya nasionalis-me di Asis.

Diberikan lima pernyataan tentang tujuan konferensia Asia-Afrika, siswa menunjuk-kan pengecualian dari per-nyataan tersebut

7

20

Jumlah 60

Lampiran 4Contoh 4

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: SMU Kelas/Jurusan : IIMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaTahun Pelajaran : 2000/2001Kurikulum Acuan : Tahun 1994, Suplimen 1999 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : 60 butir Bentuk Soal : Uraian Objektif

NoTPUTema/Sub TemaBahanKelas/ CawuMateriIndikatorBobotSoalNomorSoal

3.

Siswa mampu menjaring dan menyerap informasi berupa pebgetahuan, gagasan, pendapat, pe-san, ungkapan perasaan, saran, pengalaman, pe-ristiwa, dan permasalahan baik lisan maupun tertulis serta mampu memanfaatkan-nya untuk berbagai ke- perluan. 1.1 Kegemaran/ Menyimak dan mengamati

II/1Mengamati bagan, peta, grafik, diag-ram, denah atau jadual, lalu mem-bahasakannya dan menjelaskannya.Disajikan grafik perkembang-an eksport beberapa komodi-tas, Siswa menguraikan makna yang terdapat pada grafik tersebut.64

Jumlah 100

Lampiran 5Contoh 5

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN UMUM CATURWULANJenis/Jenjang Sekolah: SMUKelas/Jurusan : IIMata Pelajaran : FisikaTahun Pelajaran : 2000/2001Kurikulum Acuan : Tahun 1994, Supplimen 1999Alokasi Waktu : 120 menitJumlah Soal : 50 butirBentuk Soal : Uraian Objektif

NoTPUPB/SPBBahanKelas/ CawuMateriIndikatorBobotSoalNomorSoal

6.

10

Siswa mampu melaku-kan percobaan dan bernalar untuk mema-hami pemantulan dan pembiasan cahaya serta menggunakan persama-an-persamaannya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan optik.

Siswa memahami struktur inti atom dan aplikasinya sambil mengembangkan berdiskusi dan bernalar.17. Optok Geometrik17.1.5 Lensa Tipis

20. Sruktur Inti20.2.3 Waktu Paruh Isotop radioaktifII/2

II/2Menentukan perbesaran suatu benda.

Aktivitas bahan radioaktifDiberikan data tentang dua buah lensa positif yang tidak sejenis, jarak benda dan tinggi benda, siswa menen-tukan perbandingan perbesar-an bayangan yang dibentuk oleh lensa I dan II.

Siswa menghitung waktu paruh unsur radioaktif karena perubahan aktivitasnya16

87

10

Jumlah 10010

Lampiran 1Format 1

DITRIBUSI SKOR SISWA

Mata Pelajaran : ____________________Nomor Paket Soal : ____________________

No.Rentang NilaiTally/TurusJumlah

TallyKmltf

196 100

291 95

386- 90

481 85

576 80

671 75

766 70

861 65

956 60

1051 56

1146 50

1241 45

1336 40

1431 35

1526 30

1621 25

1716 20

1811 15

196 10

200 5

Lampiran 2Format 2

REKAPITULASI PILIHAN JAWABAN

Mata Pelajaran : ____________________Nomor Paket Soal : ____________________Kelompok : _____

NoIdentitas SiswaSoal No. 1Soal No. 2dst.

ABCDEABCDEAB

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Jumlah

Lampiran 3Format 3

ANALISIS BUTIR SOAL

Mata Pelajaran : ____________________Nomor Paket Soal : ____________________

No. SoalKelpPilihan JawabanKunci Jawab anKA + KBTKDPKeterangan

ABCDE

1KA

KB

2KA

KB

3KA

KB

4KA

KB

5KA

KB

6KA

KB

7KA

KB

8KA

KB

9KA

KB

10KA

KB

11KA

KB

12KA

KB

13KA

KB

14KA

KB

dst.KA

KB

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, Petunjuk Pelaksanaan Penilaian, 1989. Depdikbud RI

Harahab, Nasrun, Drs. Teknik Penilaia Hasil Belajar, 1982. Bulan Bintang, Jakarta

Hartati Sukesti, L.S, Penulisan Tes Prestasi Belajar Bentuk Uraian, 1990. Puslitbang Sisjian Depdikbud, Jakarta

Jahja Umar, P.Hd, Teori Tes Hasil Belajar, 1990. Makalah

- - - - - - -, Pengantar Penilaian Pendidikan, 1989. Makalah

Mudjono, M.Pd. Tes Hasil Belajar, 1990. Bumi Aksara, Jakarta

Ngalim Purwanto, Drs, Teknik Evaluasi Pendidikan, 1980. Nasco, Bandung

Nony Swediati, Penyusunan Tes Prestasi Belajar, 1990. Puslitbang Sisjian Depdikbud, Jakarta

Puslitbang Sisjian Balitbang Dikbud, Pedoman Penyusunan Kisi-Kisi, 1990 Diktat

- - - - - - -, Penulisan Soal Bentuk Objektif, 1990. Diktat

- - - - - - -, Penulisan Soal Bentuk Uraian, 1990. Diktat

Suprapto, Drs, Analisis Soal Tes Prestasi Belajar, 1990. Puslitbang Sisjian Depdikbud, Jakarta

Suryatna Rifii, Drs, Teknik Evaluasi, 1985, Angkasa, Bandung

Wayan Nurkancana, Drs, dkk, Evaluasi Pendidikan, 1986. Usaha Nasional Surabaya

Lampiran

55