193760596 Lapkas Stroke

download 193760596 Lapkas Stroke

of 31

description

for refarat koass

Transcript of 193760596 Lapkas Stroke

  • Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat

    gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau

    lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler

    (WHO, 2006).

    Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia

    menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta

    orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen. Penyakit stroke telah menjadi masalah

    kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu

    penyebab terbanyak di dunia (Xu, et al., 2010).

    Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang banyak ditemukan tidak hanya pada negara-

    negara maju tapi juga pada negara-negara berkembang. Menurut Janssen, et al., (2010), stroke

    merupakan penyebab utama kecacatan di negara-negara barat. Di Belanda, stroke menduduki

    peringkat ketiga sebagai penyebab DALYs (Disability Adjusted Life Years = kehilangan

    bertahun-tahun usia produktif).

    Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke menduduki urutan

    ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker (Heart Disease and

    Stroke Statistics2010 Update: A Report from American Heart Association). Dari data National

    Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, sekitar 795.000 orang di Amerika Serikat

    mengalami stroke setiap tahunnya.

    Dengan 610.000 orang mendapat serangan stroke untuk pertama kalinya dan 185.000 orang

    dengan serangan stroke berulang (Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report

    From the American Heart Association )

  • Page 2

    Setiap 3 menit didapati seseorang yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke

    menduduki peringkat utama penyebab kecacatan di Inggris (WHO, 2010).

    Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit

    jantung koroner dan kanker di negara-negara berkembang. Negara berkembang juga

    menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita

    stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke

    baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2006).

    Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki

    prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan

    yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke,

    bersama-sama dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya, juga

    merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia. Stroke menempati

    urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia (Departemen

    Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

    Menurut Davenport dan Dennis (2000), secara garis besar stroke dapat dibagi menjadi

    stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di negara barat, dari seluruh penderita stroke yang terdata,

    80% merupakan jenis stroke iskemik sementara sisanya merupakan jenis stroke hemoragik.

    Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, di Indonesia kejadian stroke iskemik lebih sering

    ditemukan dibandingkan stroke hemoragik. Dari studi rumah sakit yang dilakukan di Medan

    pada tahun 2001, yang tidak sempat dipublikasi, ternyata pada 12 rumah sakit di Medan pada

    tahun 2001, dirawat 1263 kasus stroke terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke hemoragik,

    di mana meninggal 201 orang (15,91%) terdiri dari 98 (11,93%) stroke iskemik dan 103 (23,30%)

    stroke hemoragik (Nasution, 2007).

    Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke iskemik adalah

    1. faktor yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors)

    seperti usia, ras, gender, genetik, dan riwayat Transient Ischemic Attack atau stroke

    sebelumnya.

    2. faktor yang dapat dimodifikasi (modifiable risk factors)

    diantaranya : hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes, obesitas, penggunaan

    oral kontrasepsi, alkohol, hiperkolesterolemia (PERDOSSI, 2004).

  • Page 3

    Yang termasuk factor risiko mayor antara lain :

    1. hipertensi

    2. merokok

    3. kelainan jantung

    4. diabetes mellitus

    5. cholesterol

    Identifikasi faktor risiko stroke sangat penting untuk mengendalikan kejadian stroke di

    suatu negara. Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi faktor risiko tersebut maka dapat

    dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit stroke, terutama untuk

    menurunkan angka kejadian stroke iskemik.

  • Page 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    STROKE ISKEMIK

    1.1 Definisi

    Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang

    disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen

    di jaringan otak (caplan ,2000)

    1.2 Epidemiologi

    Insidens terjadinya stroke di Amerika Serikat lebih dari 700.000 orang per tahun, dimana 20%

    darinya akan mati pada tahun pertama. Jumlah ini akan meningkat menjadi 1 juta per tahun pada

    tahun 2050. Secara internasional insidens global dari stroke tidak diketahui (Becker, dkk, 2010).

    Di Indonesia, data nasional epidemiologi stroke belum ada. Tetapi dari data sporadik di

    rumah sakit terlihat adanya tren kenaikan angka morbiditas stroke, yang seiring dengan semakin

    panjangnya life expentancy dan gaya hidup yang berubah (Modul Neurovaskular PERDOSSI,

    2009)

    Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga di Indonesia dilaporkan bahwa proporsi stroke

    di rumah sakit antara tahun 1984 sampai dengan tahun 1986 meningkat, yaitu 0,72 per 100

    penderita pada tahun 1984 dan naik menjadi 0,89 per 100 penderita pada tahun 1985 dan 0,96

    per 100 penderita pada tahun 1986. Sedangkan di Jogyakarta pada penelitian Lamsudin dkk

    (1998) dilaporkan bahwa proporsi morbiditas stroke di rumah sakit di Jogyakarta tahun 1991

    menunjukkan kecendrungan meningkat hampir 2 kali lipat (1,79 per 100 penderita) dibandingkan

    dengan laporan penelitian sebelumnya pada tahun 1989 (0,96 per 100 penderita) (Sjahrir, 2003).

    Dari studi rumah sakit yang dilakukan di Medan pada tahun 2001, ternyata pada 12 rumah

    sakit di Medan dirawat 1263 kasus stroke terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke

    hemoragik, dimana meninggal 201 orang (15,91%) terdiri dari 98 (11,93%) stroke iskemik dan

    103 (23,30%) stroke hemoragik. (Nasution, 2007)

  • Page 5

    1.3 Faktor Risiko

    Penelitian prospektif stroke telah mengidentifikasi berbagai faktor-faktor yang

    dipertimbangkan sebagai risiko yang kuat terhadap timbulnya stroke. Faktor risiko timbulnya

    stroke : (Sjahrir, 2003 ; Nasution, 2007 ; Howard, dkk, 2009).

    1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :

    a.umur

    b.genetik/turunan

    c. gender/jenis kelamin

    d. ras dan suku bangsa

    2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

    a.behaviour

    Merokok ,

    Diet tidak sehat: lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, kurang buah

    Alkoholik

    Obat-obatan: narkoba (kokain), anti koagulansia, antim platelet, amfetamin, pil

    Kontrasepsi

    b.Fisiologis

    Penyakit hipertensi

    Penyakit jantung

    Diabetes mellitus

    Infeksi/lues

    Arthritis

  • Page 6

    Traumatic

    AIDS

    lupus

    Gangguan ginjal

    Kegemukan (obesitas)

    Polisitemia

    viskositas darah meninggi & penyakit perdarahan

    Kelainan anatomi pembuluh darah

    Yang termasuk factor risiko mayor antara lain :

    1. hipertensi

    2. merokok

    3. kelainan jantung

    4. diabetes mellitus

    5. cholesterol

    6. Stenosis karotis asimtomatik

    1.4 Klasifikasi

    Dasar klasifikasi yang berbeda beda diperlukan, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara

    pengobatan, pencegahan dan prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnya sama

    (Marshal,1999)

    I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :

    1. Stroke iskemik

    a. Transient Ischemic Attack (TIA)

    b. Thrombosis serebri

    c. Emboli serebri

  • Page 7

    2. Stroke Hemoragik

    Adalah pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan berkuarngnya darah ke

    jaringan ,parenkim otak,ruang cairan LCS atau kombinasi keduanya.Perdarahan tersebut

    menyebabkan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh hematom

    yang menyebabkan iskemik pada sekitarnya.

    Berdasarkan etiologi :

    a. Perdarahan intraserebral

    Gejala neurologi - onset perdarahan bersifat mendadak

    penurunan kesadarna sampai koma

    peningkatan TIK

    b. Perdarahan subarachnoid - onset mendadak dengan nyeri kepala seperti meledak

  • Page 8

    II. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu

    . Transient Ischemic Attack (TIA) (gejala neurologi timbul < 24 jam)

    . Reversible ischemic neurological deficit ( RIND )( gejala neurologi timbul > 24 jam dan

    < 7 hari

    . Stroke in evolution ( gejala neurologi makin lama ,makin berat )

    . Completed stroke ( gejala neurologi sudah menetap )

    III. Berdasarkan jenis tipe pembuluh darah

    . Sistem karotis

    . Sistem vertebrobasiler

    IV. Berdasarkan tipe infark (Sjahrir, 2003) :

    . Total Anterior Circulation Infarction

    . Partial Anterior Circulation Infarction

    . Posterior Circulation Infarction

    . Lacunar Infarction

    V. Klasifikasi Stroke Iskemik berdasarkan kriteria kelompok peneliti TOAST (Adams, dkk,

    1993 ; Sjahrir, 2003)

    1. Aterosklerosis arteri besar (Embolus/ Trombosis)

    2. Kardioembolisme (Risiko Tinggi/ Risiko Sedang)

    3. Oklusi pembuluh darah kecil (Lakunar)

    4. Stroke akibat dari penyebab lain yang menetukan

    5. Stroke akibat dari penyebab lain yang tak dapat ditentukan

  • Page 9

    Perbedaan stroke iskemik berdasarkan anatominya :

    Gejala neurologi

    Letak lesi

    Kortek

    subkortek

    Gangguan ektrimitas Kekuatan otot ektrimitas atas

    = ekrtimitas bawah

    Keukuatan otot ektrimitas

    atas ektrimitas bawah

    Gangguan fungsi luhur Terdapat gangguan fungsi

    luhur

    gangguan fungsi luhur

    Kejang Terdapat kejang kejang

    1.5 Patofisiologi

    Iskemik dapat disebabkan oleh 3 macam mekanisme :

    1. Thrombosis (thrombosis adalah obtruksi aliran darah yang terjadi pada proses oklusi

    pada satu pembuluh darah local atau lebih)

    2. Emboli (emboli adalah pembentukan material dari tempat lain dalam system vascular

    dan tersangkut dalam pembuluh darah tertentu sehingga memblokade aliran darah)

    3. penurunan perfusi sistemik ( pengurangan perfusi sistemik bias mengakibatkan iskemik

    karena kegagalan pompa jantung atau proses perdarahan atau hipovolemik ( caplan

    2000)

    .

    Pada level makroskopik, stroke iskemik paling sering disebabkan oleh emboli dari ekstrakranial

    atau trombosis di intrakranial, tetapi dapat juga disebabkan oleh berkurangnya aliran darah otak. Pada

    level seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan suatu kaskade

    iskemik, yang akan mengakibatkan kematian sel-sel otak dan infark otak (Becker, dkk, 2010).

    Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti (core) dengan

    tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan menjadi nekrotik dalam waktu

    singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah core iskemik terdapat daerah penumbra iskemik.

    Sel sel otak dan jaringan pendukungnya belum mati akan tetapi sangat berkurang fungsi

    fungsinya dan menyebabkan juga defisit neurologis. Tingkat iskemiknya makin ke perifer makin

  • Page 10

    ringan. Daerah penumbra iskemik, di luarnya dapat dikelilingi oleh suatu daerah hiperemik

    akibat adanya aliran darah kolateral (luxury perfusion area).

    Daerah penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran terapi stroke iskemik akut supaya

    dapat direperfusi dan sel-sel otak berfungsi kembali. Reversibilitas tergantung pada faktor waktu

    dan jika tidak terjadi reperfusi, daerah penumbra dapat berangsur-angsur mengalami kematian

    (Misbach, 2007) .

    PERUBAHAN ISKEMIK OTAK AKIBAT STROKE

    OLIGEMIA

    CORE

    PENUMBRA

    Iskemik core degenarasi neuron infark

    Iskemik penumbra fungsional paralisis neuron yang reversible ,oedem dan

    pucat,metabolism oksigen masih normal .

    Daerah luxury perfusion merah dan oedem ,dilatasi maksimal, hyperemi ,oligemia.

    Rekanalisasi pembentukan kolateral.

  • Page 11

    Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otot secara bertahap :

    tahap 1 :

    A. penurunan aliran darah

    otak adalah organ yang sangat aktif bermetabolisme , berat otak 2% dari seluruh berat

    tubuh ,tetapi dalam keadaan istirahat otak membutuhkan sekitar 20 % dari kardiak output.

    Penggunaan energy otak dan aliran darah otak bergantung pada derajat aktivitas neuron.proses

    autoregulasi berperan yaitu kapasitas sirkulasi serebral dalam mempertahankan level secara

    konstan CBF(normal 50 ml/100gr otak/menit terhadap perubahan tekanan darah ( yaitu pada

    MAP antara 50-150 mmhg).jika terjadi tekanan darah secara kronis ,level atas atau bawah

    autoregulasi akan bertambah,mengindikasikan adanya toleransi tinggi terhadap hipertensi dan

    sensitive terhadap hipotensi.

    Kecepatan aliran darah otak antara 40-70 cm/detik,apabila CBF meninggi atau arteri

    menyempit,kecepatan segmen arteri akan meninggi.

    GANGGUAN ALIRAN DARAH

    Merangsang pelepasan glutamate/ggg re-uptake kegagalan pompa ion metab.anaerob

    Glutamate meningkat Kalium keluar sel Dan natrium kedalam sel laktat asidosis

    Fosfolipid membran

    Kalsium masuk ke neuron aktivasi fosfolipase A2

    sikloogsigenasi AA dan asam lemak bebas

    lipoksigenase

    prostaglandin endoperoksida radikal bebas hidroksi peroksida

    tromboxan A2 leukotrien

    prostasiklin

    prostaglandin

  • Page 12

    diagram 1.patofisiologi stroke iskemik ( dikutip aspek dignostik patofisiologi

    management,musbah j,Jakarta,Balai Penerbit FKUI-1999,45-6)

    B.pengurangan O

    Dalam keadaan normal konsumsi oksigen yang biasanya diukur sebagai CMRO (Cerebral

    metabolic rate for oxygen ) normal 3,5 cc/100gr otak/menit. Keadaan hipoksia juga mengakibatkan

    produksi molekul oksigen tanpa pasangan electron.Keadaan ini disebut oxygen free radicals. Radikal

    bebas ini menyebabkan oksigen fatty acid di dalam organel sel dan plasma sel yang mengkibatkan

    disfungsi sel.

    c. Kegagalan energi

    otak hanya menggunakan glukosa sebagai substrat dasar untuk metabolism energy

    mengubah ADP ( Adenosin difosfat ) menjadi ATP. Supply produksi ATP secara konstan

    penting untuk mempertahankan integritas neuron, mayoritas kation Ca,Na ektraseluler dan K

    intraseluller.Otak normal membutuhkan 500cc O dan 75-100mg glukosa setiap menitnya ( total

    sekitar 125 mg glukosa perharinya ).Jika supply O berkurang ( hipoksia ) proses anaerob

    glikolisis akan terjadi dalam pembentukan ATP dan laktat sehingga akhirnya produksi energy

    menjadi kecil dan terjadi penumpukan asam laktat,baik di dalam sel saraf maupun di luar sel

    saraf ( asidosis laktat ),akibatnya fungsi metabolism sel saraf terganggu.

    d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion

    tahap 2 :

    a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion

    Keadaan iskemik aktifitas neurotransmitter eksitatori ( glutamate,aspartat) meninggi di

    daerah iskemik.Keadaan hipoksia,hipoglikemik berperan dalam menurunkan energy dan

    meninggikan pelepasan glutamate tetapi uptakenya justru berkurang.Peninggian

    pelepasan glutamate berakibat neuron lebih peka untuk rusak karena sifat toksik

    glutamate tersebut mengakibatkan kematian sel.

  • Page 13

    b. Spreading depression

    Derajat keparahan iskemik yang disebabkan blockade dari arteri bervariasi dalam zona

    yang berbeda di daerah yang disupply oleh arteri tersebut sehingga menyebabkan

    nekrosis ( core infark ) aliran darah ( 0-10 cc/100gr otak/menit)

    Tahap 3 : Inflamasi

    Tahap 4 : Apoptosis

    Maninfestasi Klinis

    Bergantung pada neuroanatomi dan vaskularisasinya, gejala klinis dan defisit

    neurologinya yang ditemukan berguna untuk menilai lokasi iskemik :

    1. Gangguan peredaran darah arteri serebri anterior yang menyebabkan hemiparesis dan

    hemihipestesi kontralateral yang terutama melibatkan tungkai.

    2. Gangguan peredaran darah arteri serebri medial menyebabkan hemiparesis dan

    hemihipestesi kontralateral yang terutama mengenai lengan disertai gangguan fungsi

    luhur berupa : apasia (bila mengenai area otak dominan) atau bila mengenai area otak non

    dominan (hemispatial neglechete).

    3. Gangguan peredaran darah arteri serebri posterior menimbulkan hemianopsi homonim

    atau kuadrantanopsi kontralateral tanpa disertai gangguan motorik maupun sensorik.

  • Page 14

    - Gangguan daya ingat terjadi bila infark pada lobus terporalis medial.

    - Aleksia tanpa agrafia timbul bila infark terjadi pada korteks visual dominan dan

    splenium korpus kolosum.

    - Agnosia dan prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali wajah) timbul akibat

    infark pada korteks temporooksipitalis inferior.

    4. Gangguan peredaran darah batang otak menyebabkan gangguan saraf kranial seperti :

    disatria, diplopia, dan vertigo; gangguan sereberal, seperti ataksia atau hilang

    keseimbangan ; atau penurunan kesadaran.

    5. Infark lakunar merupakan infark kecil dengan klinis gangguan murni motorik atau

    sensorik tanpa disertai gangguan fungsi luhur.

    Diagnosis

    Skor stroke Skor stroke Siriraj, skor Gajah Mada.

    Laboratorium darah

    Hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit, hitung jenis trombosit, dan laju

    endapan darah.

    PT dan aPTT, agregasi trombosit, fibrinogen.

    Gula darah

    Profil lipid dan kolesterol, asam urat.

    EKG dan ekokardiografi : mencari pencetus stroke akibat penyakit jantung.

    Pungsi lumbal (sesuai indikasi)

    Foto toraks

    CT scan / MRI kepala

    Skor Stroke Siriraj

    (2,5 x derajat kesadaran) + ( 2 x muntah) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan diastolik )

    ( 3 x penanda ateroma ) 12

    Dimana :

    Derajat kesadaran 0 = kompos mentis, 1 = somnolen, 2 = sopor / koma

    Muntah 0 = tidak ada , 1 = ada

    Nyeri kepala 0 = tidak ada , 1 = ada

  • Page 15

    Ateroma 0 = tidak ada , 1 = salah satu atau lebih (diabetes, angina, penyaki-

    Pembuluh darah )

    Hasil : Skor > 1 : perdarahan supratentorial

    Skor < 1 : infark serebri

    Skor Stroke Gajah Mada

    Penurunan

    kesadaran

    Nyeri kepala Babinski Jenis stroke

    + + + Perdarahan

    + - - Peredarahan

    - + - Perdarahan

    - _ + Iskemik

    - _ - Iskemik

    Penatalaksanaan

    Umum

    A : (airway)

    B : (breathing) O2 2 4 L / maximal 5L

    C : (circulation) infus intravena : R-sol, RL, atau saline 0,9%

    evasi kepa a 0 mengurangi resiko peningkatan TIK

    Hindari nyeri

    (detection of focal neurological deficit) scor siriraj atau scor gajah mada

    Nutrisi

    Khusus

    1. Terapi spesifik

    Trombolisis rt-PA intavena/intraarterialm< 3 jam setelah awitan stroke dengan

    dosis 0,9 mg/kg BB (max 90mg). Sebanyak 10% dosis awal diberi sebagai

    bentuk bolus sisanya dilanjutkan melalui infus dalam waktu 1 jam.

    Antiplatelet : asam asetil salisilat 160 325 mg /hari 48 jam setelah awitan

    stroke atau clopidogrel 75mg / hari.

  • Page 16

    Obat Neuroprotektor Citicolin 500 mg dosis maximal.

    Hipertensi pada stroke iskemik akut tekana darah diturunkan apabila tekanan

    sistolik >220 mmHg dan diastol >110 mmHg dengan penurunan maximal 20% dari

    tekanan MAP (mean arterial pressure ) MAP > 140 Segera turunkan tensi .

    Panduan penurunan tekanan darah tinggi :

    Sistol >230mmHg dan diatol >140 mmHg berikan cCa antagonis (nicardipine

    5-15mg per jam infus continue)

    Sistol 180-230mmHg dan diastol 105-140 mmHg atau MAP rata-rata 130mmHg

    pada dua kali pengukuran tekanan darah dengan selang 20 menit atau pada

    keadaan hipertensi gawat darurat (infark myocard, edem paru cardiogenic,

    retinopati, neufropati, atau ensepalopati hipertensif) berikan :

    - Beta blocker (Labetalol 10 20 mg intravena selama 1 2 menit). Ulangi

    atau setiap 10 menit sampai maksimum 300mg atau berikan dosis awal

    berupa bolus yang diikuti oleh labetalol drip 2-8mg/menit.

    Bila tekanan sistolik

  • Page 17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dewanto George, dr.Sp.s , J.Suwono Wita,dr.Sp.s , Riyanto Budi ,dr.Sp.s , Turana

    Yuda,dr.Sp.s . Diagnosis Tata Laksana Penyakit Syaraf Stroke / Gangguan Peredaran

    Darah Otak hal 24. EGC ; Jakarta. 2009

    2. http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_05_185Strokegejalapenatalaksanaan.pdf

    3. Guidline Stroke . Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia. Kelompok Strudi

    Stroke. PERDOSSI : Jakarta .2007

    4. Hasan sjahrir Sp.S DR.dr,stroke iskemik yandira agung medan,2003

    5. Valery feigin ,Ph.D,dr.panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan stroke,BIP,GRAMEDIA ,Jakarta 2006

  • Page 18

    STATUS NEUROLOGI

    IDENTITAS PRIBADI

    Nama : Sanimin

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Usia : 53 tahun

    Suku Bangsa :Jawa

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Bersama gg. Jawa II no.23

    Status : Menikah

    Pekerjaan : Kuli bangunan

    Tanggal Masuk : 17-10-2013

    ANAMNESA

    Keluhan Utama : Lemah lengan dan tungkai kanan

    Telaah : Os datang ke RS. Haji Medan diantar oleh istrinya dengan

    keluhan lemah pada lengan dan tungkai kanan serta sulit

    berbicara. Sebelumnya Os pernah mengalami lemah lengan dan

    tungkai kanan 4 bulan yang lalu yang muncul saat Os bekerja

    namun keluhan tidak begitu berat sehingga Os hanya berobat ke

    mantri. 3 bulan kemudian, Os tidak sadarkan diri secara tiba-tiba

    saat os sedang nonton tv. Setelah os sadarkan diri os

    mengeluhkan sakit kepala dan lengan dan tungkai kanan semakin

    terasa lemah. Dan menurut istri os setelah itu bibir os mencong

    ke kiri dan bicara os menjadi tidak jelas. Namun tidak langsung

    dibawa ke RS. Setelah keluhan Os semakin memberat setiap

    harinya hingga Os tidak bisa berjalan dan berbicara, Os baru

    dibawa ke RS Haji Medan. Keluhan BAK dan BAB tidak ada.

    Riwayat merokok (+) sejak muda, Riwayat hipertensi (-), DM (-).

  • Page 19

    Riwayat Penyakit Terdahulu : tidak ada

    Riwayat Penggunaan obat : tidak ada

    ANAMNESA TRAKTUS

    Traktus Sirkulatorius : dalam batas normal

    Traktus Respiratorius : dalam batas normal

    Traktus Digestivus : Muntah (-)

    Traktus Urogenitalis : dalam batas normal

    Penyakit terdahulu & Kecelakaan : -

    Intoksikasi & Obat obatan : -

    ANAMNESA KELUARGA

    Faktor Herediter : (-)

    Faktor Familier : (-)

    ANAMNESA SOSIAL

    Kelahiran dan Pertumbuhan : normal

    Imunisasi : lengkap

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Kuli bangunan

    Perkawinan dan Anak : Menikah dan memiliki 2 orang anak

    PEMERIKSAAN JASMANI

    PEMERIKSAAN UMUM

    Tekanan Darah : 130/80 mmHg

    Nadi : 86x/menit

    Frekuensi Nafas : 20x/menit

    Temperatur : 36,4 0C

    Kulit dan Selaput Lendir : dalam batas normal

    Kelenjar dan Getah Bening : tidak ada pembesaran KGB

    Persendian : dalam batas normal

    KEPALA DAN LEHER

  • Page 20

    Bentuk Dan Posisi : Bulat, medial

    Pergerakan : normal

    Kelainan Panca Indera : tidak dijumpai

    Rongga Mulut Dan Gigi : Dalam batas normal

    Kelenjar Parotis : tidak ada pembesaran kelenjar parotis

    THORAX

    Inspeksi : Bentuk simetris fussiformis

    Perkusi : Batas Jantung Normal, Perkusi lapang paru sonor

    Palpasi : Stem fremmitus simetris kanan = kiri

    Auskultasi : Suara penafasan vesikuler, suara tambahan (-)

    ABDOMEN

    Inspeksi : simetris

    Perkusi : Timpani

    Palpasi : Soepel, Limpa tidak teraba, Hepar tidak teraba

    Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal

    STATUS NEUROLOGI

    SENSORIUM : Composmentis

    GCS : E4V5M6

    KRANIUM

    Bentuk : Bulat

    Fontalle : Tertutup

    Palpasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan

    Perkusi : Tidak dilakukan Pemeriksaan

    Auskultasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan

    Transiluminasi : Tidak dilakukan Pemeriksaan

  • Page 21

    PERANGSANGAN MENINGEAL

    Kaku Kuduk : (-)

    Tanda Kernig : (-)

    Tanda Laseque : (-)

    Tanda Brudzinski I : (-)

    Tanda Brudzinski II : (-)

    PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

    Muntah : (-)

    Sakit Kepala : (+)

    Kejang : (-)

    NERVUS KRANIALIS

    NERVUS I

    Dextra Sinistra

    Anosmia : (-) (-)

    Hiposmia : (-) (-)

    Normosmia : (+) (+)

    Parosmia : (-) (-)

    NERVUS II

    Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra

    Visus : 6/6 6/6

    Lapang Pandang

    Normal : (+) (+)

    Menyempit : (-) (-)

    Hemianopsia : (-) (-)

    Scotoma : (-) (-)

    Refleks Ancaman : (+) (+)

    Fundus Oculi

    Warna : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

  • Page 22

    Batas : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

    Ekskavasio : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

    Arteri : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

    Vena : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

    NERVUS III,IV,VI

    Oculi Dextra Oculi Sinistra

    Gerakan bola mata : (+) (+)

    Membuka mata : (+) (+)

    Nistagmus : (-) (-)

    Pupil

    Lebar : 3 mm,isokor 3 mm,isokor

    Bentuk : Bulat Bulat

    Refleks cahaya langsung : (+) (+)

    Refleks cahaya tidak langsung : (+) (+)

    Rima palpebra : tidak dilakukan pemeriksaan

    Strabismus : (-) (-)

    Deviasi konjungate : (-) (-)

    Fenomena do s eye : tidak dilakukan pemeriksaan

    NERVUS V

    Dextra Sinistra

    Motorik

    Membuka dan menutup mulut : (+) (+)

    Palpasi otot massater : (+) (+)

    Kekuatan gigi : (+) (+)

    Sensorik

    Kulit : kering

    Selaput Lendir : basah

    Refleks Kornea

    Langsung : (+) (+)

  • Page 23

    Tidak langsung : (+) (+)

    Refleks massater : (+)

    Refleks bersin : (+)

    NERVUS VII

    Dextra Sinistra

    Motorik

    Mimik : (+) (+)

    Kerut kening : (+) (+)

    Menutup mata : (+) (+)

    Meniup sekuatnya : Udara lewat melalui sisi kanan

    Memperlihatkan gigi : sudut mulut tertarik ke kiri

    Tertawa : (+)

    Sensorik

    Pengecapan 2/3 depan lidah : (+)

    Produksi kelenjar ludah : (+)

    Hiperakusis : (+)

    Refleks stapedial : Tidak dilakukan pemeriksaan

    NERVUS VIII

    Dextra Sinistra

    Auditorius

    Pendengaran : Baik Baik

    Test Rinne : tidak dilakukan pemeriksaan

    Tes Weber : tidak dilakukan pemeriksaan

    Tes Schwabach : tidak dilakukan pemeriksaan

    Vestibularis

    Nistagmus : (-) (-)

    Reaksi Kalori : tidak dilakukan pemeriksaan

    Vertigo : (-) (-)

  • Page 24

    Tinnitus : (-) (-)

    NERVUS IX,X

    Palatum Mole : Dalam batas normal

    Uvula : terdorong ke kanan

    Disfagia : (-)

    Disartria : (+)

    Disfonia : (-)

    Refleks Muntah : (+)

    Pengecapan 1/3 Belakang Lidah : Dalam Batas Normal

    NERVUS XI

    Mengangkat Bahu : (+)

    Fungsi Otot Sternocleidomastoideus : (+)

    NERVUS XII

    Lidah

    Tremor : (-)

    Atropi : (-)

    Fasikulasi : (-)

    Lidah Sewaktu Istirahat : jatuh ke kanan

    Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : terdorong ke kanan

    SISTEM MOTORIK

    Trofi : Normotrofi

    Tonus Otot : Normotonus

  • Page 25

    Kekuatan Otot

    ESD : 44433 ESS : 55555

    44433 55555

    EID : 44433 EIS : 55555

    44433 55555

    Sikap : Berjalan, Berbaring, Duduk

    Gerakan Spontan Abnormal

    Tremor : (-)

    Khorea : (-)

    Ballismus : (-)

    Mioklonus : (-)

    Atetosis : (-)

    Distonia : (-)

    Spasme : (-)

    TIC : (-)

    TEST SENSIBILITAS

    Eksteroseptif : - Nyeri :(+)

    - Suhu :(+)

    - Raba : (+)

    Propioseptif : - Rasa gerak pasif : (+)

    - Rasa posisi : (+)

    - Rasa getar : (+)

    Fungsi Kortikal Untuk Sensibilitas

    Stereonosis : sulit dinilai

    Pengenalan Dua Titik : Sulit dinilai

    Grafetesia : Sulit dinilai

  • Page 26

    REFLEKS

    Refleks Fisiologi

    Dextra Sinistra

    Biceps : (+++) (++)

    Triceps : (+++) (++)

    Radioperiost : (+++) (++)

    APR : (+++) (++)

    KPR : (+++) (++)

    Strumple : Tidak dilakukan pemeriksaan

    Refleks Patologis

    Babinski : (-) (-)

    Oppenheim : (-) (-)

    Chaddock : (-) (-)

    Gordon : (-) (-)

    Schaefer : (-) (-)

    Hoffman Tromner : (-) (-)

    Klonus Lutut : (-) (-)

    Klonus Kaki : (-) (-)

    Reflek Primitif : (-)

    KOORDINASI

    Lenggang

    Bicara : Sulit bicara

    Menulis : sulit dinilai

    Percobaan Apraksia : (-)

    Mimik

    Tes Telunjuk Hidung : (+)

    Tes Telunjuk Telunjuk : (+)

    Diadokhokinesia : (-)

    Test Tumit Lutut : sulit dinilai

    Tes Romberg : (-)

  • Page 27

    VEGETATIF

    Vasomotor : (+)

    Sudomotorik : (+)

    Pilo Erektor : (+)

    Miksi : (+)

    Defekasi : (+)

    Potensi Dan Libido : Tidak dilakukan pemeriksaan

    VERTEBRAE

    Bentuk

    Normal : (+)

    Scoliosis : (-)

    Hiperlordosis : (-)

    Pergerakan

    Leher : Dalam batas normal

    Pinggang : Dalam batas normal

    TANDA PERANGSANGAN RADIKULER

    Laseque : (-)

    Cross Laseque : (-)

    Tes Lhermitte : (-)

    Tes Nafziger : (-)

    GEJALA-GEJALA SEREBELAR

    Ataksia : (-)

    Disartria : (+)

    Tremor : (-)

    Nistagmus : (-)

    Fenomena Rebound : (-)

    Vertigo : (-)

    Dan lain-lain : (-)

  • Page 28

    GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL

    Tremor : (-)

    Rigiditas : (-)

    Bradikinesia : (-)

    FUNGSI LUHUR

    Kesadaran Kualitatif : Baik

    Ingatan Baru : Baik

    Ingatan lama : Baik

    Orientasi

    o Diri : baik

    o Tempat : baik

    o Waktu : baik

    o Situasi : baik

    Intelegensi : baik

    Daya pertimbangan : baik

    Reaksi Emosi : baik

    Afasia

    o Ekspresif : (-)

    o Represif : (-)

    Apraksia : (-)

    Agnosia

    o Agnosia Visual : (-)

    o Agnosia Jari-Jari : (-)

    o Akalkulia : (-)

    o Disorientasi Kanan Kiri : (-)

  • Page 29

    KESIMPULAN PEMERIKSAAN

    Pasien bernama Sanimin, 53 tahun datang ke RS. Haji Medan diantar oelh istrinya

    dengan keluhan lemah lengan dan tungkai kanan serta sulit bicara. Hal ini terjadi sejak 1 bulan

    yang lalu dimana Os tiba-tiba tidak sadarkan diri saat menonnton tv. Setelah Os sadarkan diri

    lengan dan kaki kanan Os lemah dan Os sulit bicara serta mulut Os mencong ke kiri.Os juga

    merasakan sakit kepala. Hal ini dirasakan semakin hari semakin memberat. Sebelumnya Os juga

    pernah mengalami lemah lengan dan tungkai pada saat bekerja 4 bulan yang lalu namun keluhan

    tidak begitu berat sehingga os hanya berobat ke mantri. Keluahan mual dan muntah (-). Riwayat

    merokok (+) sejak usia muda, Riwayat DM (-), hipertensi (-).

    Riwayat Penyakit terdahulu : (-)

    Riwayat Penggunaan obat : (-)

    Pada pemeriksaan :

    Status Generalis

    Kesadaran : Compos Mentis, GCS = E4V5M6 = 15

    Tekanan Darah : 130/80 mmHg

    Nadi : 86x/menit

    Frekuensi Nafas : 20x/menit

    Temperatur : 36,4 0C

    Status Neurologis

    NERVUS CRANIALIS

    N VII : - Meniup sekuatnya : Udara lewat melalui sisi kanan

    - Memperlihatkan gigi : Sudut mulut tertarik ke kiri

    N IX : Disartria (+)

    N X : Uvula terdorong ke kiri

    N.XII : - Lidah sewaktu istirahat : jatuh ke kanan

    - Lidah swaktu dijulurkan : terdorong ke kanan

  • Page 30

    Fungsi Motorik

    Kekuatan otot : ESD & EID menurun

    Tonus : Normotonus

    Refleks fisiologis : kanan (+++); kesan hiperreflex, kiri (++)

    Refleks patologis : kanan (-), Kiri (-)

    Fungsi Sensorik : Tidak ada kelainan

    Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan

    Fungsi vegetatif : Tidak ada kelainan

    Gerakan Abnormal : Tidak ada

    SCORE SIRIRAJ

    (2,5 x derajat kesadaran) + ( 2 x muntah) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan diastolik ) ( 3

    x penanda ateroma ) 12

    SSI = (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x1) + (0,1 x 80) (3 x0) -12

    SSI = 0 + 0 + 2 + 8 0 -12

    SSI = - 12

    Skor < 1 : infark serebri

    DIAGNOSA

    DIAGNOSA FUNSIONAL : Hemiparese dextra

    DIAGNOSA ETIOLOGIK : Stroke Iskemik

    DIAGNOSA ANATOMIK : Infark cerebri

    DIAGNOSA KERJA : Hemiparese dextra ec Stroke iskemik recurren

    PENATALAKSANAAN

    o IVFD RL 20 gtt/i

    o Inj. Citicolin 250mg/8jam

    o Inj. Ranitidin 1amp/ 12 jam

    o Aptor 1x1 tab

  • Page 31