184801616-Referat-Prematuritas mutiara.docx

18
BAB I PENDAHULUAN Prematuritas didefinisikan sebagai kelahiran dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kelahiran premature tersendiri adalah penyebab terbesar terjadinya kematian pada neonatus. Sekitar 27 persen dari 4 juta kematian neonatus setiap tahunnya terjadi pada kelahiran bayi prematur. Bayi prematur memiliki berbagai macam hambatan dalam perkembangannya.Bayi prematur umumnya menunjukkan kemampuan kognitif dan motorik yang rendah. Hal ini akan berdampak pada perkembangannya saat memasuki usia anak- anak. Hambatan perkembangan ini tentunya akan berdampak pada timbulnya gangguan perkembangan fisik dan emosional pada bayi prematur. Perkembangan emosional seperti gangguan pemusatan perhatian dan kesadaran sebenarnya telah dapat dideteksi sejak lahir.Bayi yang lahir prematur umumnya menimbulkan kesulitan bagi ibunya untuk 1

Transcript of 184801616-Referat-Prematuritas mutiara.docx

BAB IPENDAHULUANPrematuritas didefinisikan sebagai kelahiran dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kelahiran premature tersendiri adalah penyebab terbesar terjadinya kematian pada neonatus. Sekitar 27 persen dari 4 juta kematian neonatus setiap tahunnya terjadi pada kelahiran bayi prematur. Bayi prematur memiliki berbagai macam hambatan dalam perkembangannya.Bayi prematur umumnya menunjukkan kemampuan kognitif dan motorik yang rendah. Hal ini akan berdampak pada perkembangannya saat memasuki usia anak-anak. Hambatan perkembangan ini tentunya akan berdampak pada timbulnya gangguan perkembangan fisik dan emosional pada bayi prematur. Perkembangan emosional seperti gangguan pemusatan perhatian dan kesadaran sebenarnya telah dapat dideteksi sejak lahir.Bayi yang lahir prematur umumnya menimbulkan kesulitan bagi ibunya untuk menciptakan interaksi ibu dan bayi yang baik.Ibu dengan bayi prematur tidak dapat memahami dengan baik pesan-pesan yang dikirimkan oleh bayinya yang mengakibatkan penurunan interaksi baik melalui sentuhan, suara maupun perhatian yang diberikan ibu kepada bayinya tersebut. Selain itu, lingkungan rumah yang kurang kondusif tidak mendukung perkembangan fisik maupun emosional pada bayi prematur. Hambatan pada perkembangan fisik dan emosional ini juga berdampak pada timbulnya kejadian depresi pada ibu yang memiliki bayi premature.BAB IIPREMATURITASI. DefinisiBayi normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Sedangkan, prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (WHO, 2003).

II. EpidemiologiDi negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-7% dari angka kelahiran yang ada. Di negara yang sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang 3 kali lipat dari negara maju. Di Indonesia sendiri angka kejadian bayi prematur belum dapat dipastikan jumlahnya.

III. Klasifikasi

Terdapat 3 subkategori usia kelahiran prematur berdasarkan kategori World Health Organization (WHO), yaitu:

1) Extremely preterm (< 28 minggu) 2) Very preterm (28 hingga < 32 minggu) 3) Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu).

IV. Etiologi

Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan yaitu : 1) Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan 2) Inflamasi/infeksi 3) Perdarahan plasenta 4) Peregangan yang berlebihan pada uterus

Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik maupun psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur. Aksis HPA ini menyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan peningkatan pelepasan hormon Corticotropin Releasing Hormone (CRH), perubahan pada Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix metaloproteinase (MMP), interleukin-8, cyclooksigenase-2, dehydroepiandrosteron sulfate (DHEAS), estrogen plasenta dan pembesaran kelenjar adrenal. Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnionitis, yaitu infeksi bakteri yang menyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab potensial terjadinya persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan mediator inflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF- ). Sitokin akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin dan menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP) yang mengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban.Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan plasenta dengan ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan kontraksi miometrium.15 Perdarahan pada plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktor pembekuan Xa (protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dan pada beberapa penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksi miometrium. Mekanisme keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa disebabkan oleh kehamilan kembar, polyhydramnion atau distensi berlebih yang disebabkan oleh kelainan uterus atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-2.12

Gambar 1. Patofisiologi prematur

V. KarakteristikKarakteristik bayi prematur antara lain. 1)Berat badan 2500 gram, panjang badan 45 cm, lingkar kepala 33cm dan lingkar dada 30 cm2) Masa gestasi 37 minggu3)Kulit tipis dan transparan 4)Kepala lebih besar dari badan 5)Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan6)Lemak subkutan kurang7)Ubun ubun dan sutura lebar8)Rambut tipis dan halus9)Tulang rawan dan daun telinga immatur10)Puting susu belum terbentuk dengan baik11) Genitalia belum sempurna, labia minor belum menutupi labia mayora (pada perempuan) dan testis belum turun (pada laki-laki)12)Bayi masih posisi fetal13)Pergerakan kurang dan lemah14)Otot masih hipotonik15) Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu16) Tonus otot leher lemah17)Refleks menghisap dan menelan belum sempurnaPenatalaksanaan Bayi PrematurPada wanita yang diidentifikasi beresiko mengalami kelahiran preterm sebaiknya perlu dilakukan penilaian tentang:11a. Umur kehamilan, karena lebih bisa dipercaya untuk penentuan prognosis daripada berat janinb. Demam atau tidakc. Kondisi janin (jumlahnya, letak/presentasi, taksiran berat janin, hidup/gawat janin/mati, kelainan kongenital, dan sebagainya) dengan USG.d. Letak plasenta perlu diketahui untuk antisipasi seksio sesareae. Fasilitas dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama adanya neonatologis, bila perlu dirujuk.Obat-obat yang digunakan dalam penatalaksanaan persalinan preterm adalah:11

a. Tokolitik Agen yang sering digunakan dan bermanfaat dalam memperlama kehamilan meliputi; B agonis, ritodrine, kalsium kanal bloker contohnya nifedipine, antagonis oksitoksin, obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), contoh indometasi atau inhibitor kerja otot uterus (progesterone).Pada keadaan dimana terjadi dilatasi serviks 160/110 mmHg)4. Penyakit sel sabit5. Korioamnionitis6. Kematian intrauterineEfek samping Takikardi dihentikan jika heart rate melebihi 120x/min Hiperglikemia: B agonist diabetogenic seperti steroid. Karena steroid selalu diberikan pada waktu yang bersamaan dengan tokolitik, glukosa darah ibu harus diperiksa setiap 2 jam dan pemberian insulin jika gula darah ibu melebihi 9mmol/l. Edema pulmoner: hal ini disebabkan oleh cairan yang berlebihan dan takikardi dapat dihindari dengan pemberian tokolotik melalui syringe pump untuk menurunkan volume koloid yang diberikan.Kortikosteroid1. Betamethasone 12mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.2. Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam.Antibiotika

Pemberian antibiotic bermanfaat untuk mencegah infeksi oada kaskus ketuban pecah dini.Terapi pilihan utama adalah penisilin dan ampisilin. Kombinasi ampisilin (2g IV q 6 selama 48 jam) diikuti dengan amoksisilin (500 mg peroral 3 kali sehari selama 5 hari) atau eritomisin (250 mg IV tiao 6 jam selama 48 jam) dilanjutkan dengan eritomisin(333 mg oral 3 kali sehari selama 5 haru). Klindamisin daoat diberikan pada pasien yang alergi terhadao penisilin.Prinsip penatalaksanaan persalinan preterm yaitu menghentikan kontraksi uterus/melakukan penundaan persalinan jika persalinan berjalan tersu siapkan penanganan selanjutnya.11

Penundaan persalinanObat-obat tokolitik hanya dapat menunda persalinan sementara sembari dilakukan pemberian kortikosteroid yang ditujukan untuk menginduksi maturitas paru pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup bulan.Penundaan dilakukan bila: Umur kehamilan