155455006 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Agregat Sd Di Komunitas 1
-
Upload
detideti29191 -
Category
Documents
-
view
203 -
download
5
Transcript of 155455006 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Agregat Sd Di Komunitas 1
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT
ANAK USIA SEKOLAH (SD) DI KOMUNITAS
1. Konsep Anak Usia Sekolah
1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit, misalnya
diare, kecacingan dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun
100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan
mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan
merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja,
sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang
masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2003; Steward,
2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa sebagai sumber
daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di
tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut
sebagai periode peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada
kondisi ini akan terjadi banyak perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik
dari kondisi fisik, mental, sosial serta terjadi peningkatan kemampuan dan
keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang dan
kesehatan usia sekolah (AUS) (Suryani, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diterapkan di sekolah atau diberikan
dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan
usaha untuk menyiapkan siswa agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras,
seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini
maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup sehat
agar dapat bertangung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya
serta ikut aktif dalam usaha–usaha kesehatan. Tujuan dari pendidikan kesehatan
adalah memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan
sikap dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani,
2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci tangan
dengan air bersih dan sabun; jajan di kantin sekolah, BAB dan BAK di jamban;
buang sampah di tempatnya; berolah raga; mengukur tinggi dan berat badan;
memeriksa jentik nyamuk; dan tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo, 2010).
Salah satu perilaku hidup sehat yang dilakukan anak sekolah diantaranya adalah
mencuci tangan dengan sabun.
WHO (2005) memperkirakan sekitar 3 triliun penduduk dunia, 2 milyar
diantaranya menderita penyakit infeksi. Jumlah tersebut didominasi oleh populasi
anak usia sekolah. Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam
tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
selanjutnya.derajat kesehatan anak pada saat ini belum bisa dikatakan baikkarena
masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak sekolah. Anak
usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut
rentan terhadap masalah kesehatan.
Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran
akan pentingnya kesehatan terutama kebiasaan mencuci tangan. Cuci tangan
merupakan salah satu solusi yang murah dan efektif dalam pencegahan penyakit
menular, namun kebiasaan mencuci tangan hingga saat ini masih dianggap remeh.
Berdasarkan kajian WHO cuci tangan menggunakan sabun dapat mengurangi
angka kejadian diare sebesar 47%. Berbagai macam jenis penyakit yang dapat
timbulterkait kebiasaan mencuci tangan yaitu diare, infeksi saluran pernapasan,
flu burung (H1N1), dan cacingan. Penyakit-penyakit yang timbul tersebut akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga mengakibatkan proses belajar
mengajar terganggu (Romeo, 2011).
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang kebersihan yaitu
dengan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/menkes/SK/X/2004 tentang Visi Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku
Hidup Bersih Sehat 2010”. Perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS terdiri dari
beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah yaitu mencuci tangan
dengan air yang mengalir dan memakai sabun (Romeo, 2011).
Perilaku cuci tangan pakai sabun masih perlu mendapatkan perhatian
khusus karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para siswaterkait
timbulnya penyakit menular melalui kontak manusia. Berdasarkan fenomena yang
ada pemberian informasi atau pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan
pada pencegahan penyakit menular ini perlu dilakukan. Diharapkan dengan
memberikan pendidikan kesehatan tentang PHBS cuci tangan, maka tingkat
pengetahuan anak usia sekolah dapat meningkat dan bukan hanya sekedar tahu
dan menyebutkan bagaimana harus berperilaku, tetapi tumbuhnya kesadaran agar
dapat berperilaku lebih baik lagi atau perilaku kearah yang positif yaitu
pencegahan penyakit (Ardapratama, 2008).
Mencuci Tangan Dengan Sabun
A. Definisi Cuci Tangan
Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar
yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan
dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan pakai sabun adalah salah
satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman.mencuci tangan pakai sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen
yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti
secara ilmiah dapat mencegah penyakit menular seperti diare, infeksi saluran
pernafasan atas dab flu burung. Perilaku cuci tangan pakai sabun yang tidak benar
masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun kebawah. Karena anak usia
tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Maka dibutuhkan kesadaran bahwa
pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari
B. Waktu Mencuci Tangan
Sebagai upaya untuk membiasakan diri melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat melalui tindakan mencuci tangan, walaupun tindakan cuci tangan
dilakukan secara fleksibel karena persepsi setiap orang akan kebutuhan untuk
mencuci tangan dilakukan dalam waktu yang bervariasi. Namun secara umum
tindakan mencuci tangan sebaiknya dilakukan ketika:
1. sebelum menghidangkan makanan;
2. sebelum dan sesudah makan;
3. setelah BAB dan BAK;
4. setelah memegang hewan;
5. setelah bermain;
6. setelah memegang barang kotor ataupun uang,
7. akan istirahat (tidur).
C. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen
yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas. Selain itu
manfaat lain dari cuci tangan yaitu menjaga kebersihan diri dan mencegah infeksi
silang,
D. Manfaat Cuci Tangan
1. mencucui tangan dengan sabun baik untuk kita dikarenakan terkadang air
saja tidak cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di tangan;
2. mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman;
3. tindakan preventif yang paling murah dan efektif untuk mencegah penyakit.
4. untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan);
5. supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain;
6. untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
E. Dampak Tidak Mencuci Tangan
CDC mengungkapkan cuci tangan yang baik dan bersih dengan sabun dan
air hanya membutuhkan waktu 15 sampai 20 detik saja. Itu sudah bisa membunuh
kuman. Namun hasil riset yang dipublikasikan di Journal of Environmental Health
itu menunjukkan rata-rata orang hanya mencuci tangan sekitar enam detik saja.
Sebagian orang mungkin menganggap remeh aktivitas mencuci tangan sebelum
makan. Kenyataannya, banyak masyarakat yang terserang berbagai penyakit
akibat dari menyepelekan cuci tangan sebelum makan. Berdasarkan data WHO,
tangan mengandung 39.000-4.600.000 CFU/cm2 kuman bakteri yang berpotensi
tinggi mengakibatkan penyakit infeksi menular. Menurut Dr. Robert Imam
Sutedja, Ketua Kompartemen Umum Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI), tangan merupakan salah satu media penyebaran kuman
melalui suatu permukaan yang disentuhkan ke permukaan lainnya. Selain itu,
sejalan dengan perpindahan masyarakat, tambahnya, bakteri juga akan ikut
berpindah melalui makanan, air, nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat bersin,
batuk, dan mengusap mata. Aapabila melalui udara, beberapa kuman dapat
berpindah dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Bahkan hasil penelitian
medis menunjukkan, area di balik kuku adalah tempat yang paling banyak
menyimpan kuman. Beragam kuman yang dapat hidup di balik kuku, antara lain
Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter, Klebsiella, Aeromonas, Serratio,
serta jamur, seperti Candida. “Jari yang terkontaminasi kuman dapat
mengontaminasi tujuh permukaan lain
Banyak sekali penyakit yang bisa datang bila tidak mencuci tangan.
Bakteri, virus, jamur dan penyakit parasit bisa terdapat pada kulit dan lendir,
darah dan cairan tubuh lainnya. Beberapa kuman yang ditransfer melalui inhalasi
dan lainnya bisa diperoleh dengan sentuhan. Penularan penyakit fecal-oral
(kotoran ke mulut) terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan
dengan teknik yang baik, yaitu dengan menggunakan sabun dan air, yang
kemudian langsung menyentuh makanan. Salah satu penyakit yang diakibatkan
tidak mencuci tangan adalah diare 50%, ISPA 45% , dan infeksi cacing.
F. Cara Mencuci Tangan
Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air
yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar
adalah sebagai berikut:
a. basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir;
b. ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptik;
c. gosokkan kedua telapak tangan;
d. gosokkan sampai ke ujung jari;
e. telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya)
dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan
kiri, kemudian gosok sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya;
f. letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci;
g. usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar,
kemudian lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri;
h. gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan
kedepan, kebelakang dan berputar dan lakukan sebaliknya;
i. pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan
memutar dan lakukan pula untuk tangan kiri;
j. bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir;
k. keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkankran,
tutup kran dengan tissue.
G. Sabun yang Baik Untuk Cuci Tangan
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti
bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada
penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan
tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di
alam. Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini
mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang memiliki daftar
panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu
H. Penyakit yang Dapat Dicegah
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan mencuci tangan
memakai sabun yaitu:
1) Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait
menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita
diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air,
namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran
manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab
diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat
manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh
tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang
tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang
kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka
penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: mencuci
tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%),
pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah
(11%).
2) Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-
anak balita. mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran
pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen
pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan
menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang
menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan
lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan
dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air
besar,kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di
Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi
saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga
lebih dari 50 persen.
3) Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk
ascariasis dan trichuriasis.
Meurut Departemen Kesehatan, Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
mempercepat tangan jadi bersih, aktivitas menggosok jemari dengan sabun
mampu menghilangkan kuman yang tak tampak, minyak, lemak, kotoran di
permukaan kulit, dan meninggalkan bau wangi. Nah, wangi tadi dapat
memberikan sensasi segar dan positif. CTPS terbukti ampuh melindungi manusia
dari 10 penyakit. Yaitu, muntaber, gastroenteritis, tifus, kolera, diare, cacingan,
hepatitis, leptospirosis, jamur kulit, sampai polio.
2. Asuhan Keperawatan Pada Agregat Usia Sekolah di Komunitas
3.1. Pengkajian
Inti Komunitas
a. Sejarah
Terdapat 194 KK yang memilki anak usia prasekolah dan sekolah.
Distribusi kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan pada
anak di Desa Pondokrejo bulan Maret 2013 didapatkan bahwa anak yang
terbiasa mencuci tangan sebelum dan setelah makan sebanyak 169 anak
(87,11%) sedangkan anak yang tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum dan setelah makan sebanyak 25 anak (12,89%).
b. Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang
dikaji yang terdiri dari1697 penduduk. Perbandingan sex ratiodari jumlah
penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis
kelamin perempuan sebanyak 825 orang (48.62%) dan jenis kelamin laki-
laki sebanyak 872 orang (51.38%). Hal ini menggambarkan pertumbuhan
penduduk perempuan lebih tinggi. komposisi jumlah penduduk berdasar
rentang usia dari 1697 penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian
besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok usia dewasa sebanyak
931 penduduk (54.9%) dan sebagian kecil terdiri dari kelompok bayi,
batita, balita sejumlah 164 penduduk (9.7%). Data tersebut menjelaskan
kelompok usia produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga
angka ketergantungan semakin kecil.
c. Etnisitas
Suku di Desa Pondokrejo mayoritas adalah suku Madura.
d. Nilai dan Keyankinan
Penduduk di desa Pondokrejo mayoritas beragama Islam. Banyak
berdiri masjid dan musholla di sekitar perumahan warga.
Subsistem Komunitas
a. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai
rumah sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan
mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan pengkajian
mengatakan nyamuk sebagai vektor penyakit terbesar sebanyak 392
rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh kecoa sebanyak 16
rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa Desa
Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam Berdarah tergolong tinggi
akibat vektor penyakit berupa nyamuk.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
` Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
Puskesmas sebanyak 261warga (42,86%). Kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64warga (12,70%).
Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke perawat sebanyak
101warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta
tolong bila sakit ke ke fasilitas lain sebanyak 9 warga (1,79%).
c. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807
orang dan karyawan sebesar 654 orang.
d. Transportasi dan Keamanan
Transportasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan kendaraan roda
dua. Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda
empat dalam melakukan mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan
kaki dalam mengakses pelayanan kesehatan.
e. Politik dan Pemerintahan
f. Untuk meningkatkan kebiasaan perilaku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
maka banyak dilakukan program pendidikan kesehatan mengenai praktek
mencuci tangan dengan sabun.
g. Komunikasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakat
sebagian besar menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar
masyarkat.
h. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar adalah
yang sedang sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3 %). Sedangkan
penduduk yang belum TK sebesar 26 orang, penduduk TK 96 orang dan
tamat S-1 43 orang.
i. Rekreasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi.
Masyarakat Sukowono biasanya pergi ke pantai, atau ke taman hiburan
lain yang letaknya berada di Kecamatan lain.
3.2. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok sekolah di Desa
Pondokrejo mengenai tidak terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat
(mencuci tangan pakai sabun) berhubungan dengan nilai dan keyakinan
masyarakat yang kurang sesuai, dan sarana prasarana yang kurang
mendukung kesehatan.
.
3.3. Intervensi
No Diagnosa
Keperawatan
Tgl
Pem
buat
an
Tujuan dan
Kriteria
Hasil
Intervensi
Keperawatan
Nama
dan tanda
tangan
1 Ketidakefektifan
koping komunitas
pada kelompok
sekolah di Desa
Pondokrejo
mengenai tidak
terciptanya
perilaku hidup
bersih dan sehat
(mencuci tangan
pakai sabun)
berhubungan
dengan nilai dan
keyakinan
masyarakat yang
kurang sesuai,
dan sarana
prasarana yang
kurang
mendukung
kesehatan.
15
Juli
2013
Tujuan:
Dapat
melakukan
kegiatan cuci
tangan pakai
sabun
dengan baik
dan benar
secara
teratur dan
menerapkan
di kehidupan
sehari-hari
Kriteria
hasil:
Minimal
85% peserta
hadir, serta
mampu
mendemonst
rasikan cara
mencuci
tangan pakai
sabun yang
1. Pendidikan
Kesehatan
Tentang
Pentingnya
Mencuci
Tangan
Pakai Sabun
Bagi Anak
Usia Sekolah
2. Memberikan
informasi
tentang
manfaat
mencuci
tangan
dengan
sabun
3. Mengajarkan
bagaimana
cara mencuci
tangan
dengan
benar
4. Memberikan
benar informasi
kepada
siswa-siswi
tentang
akibat tidak
mencuci
tangan
5. Memberikan
informasi
kepada
siswa-siswi
tentang
penyakit
yang dapat
dihindari
apabila
mencuci
tangan
3.4. Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan
keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai intervensi
yang telah dibuat.
3.5. Evaluasi
Kriteria :
85% peserta hadir, serta mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan
pakai sabun yang benar.
Standart :
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang
Visi Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010”.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas :
Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.
Anonim. 2009. Mencuci Tangan Dengan Baik dan Benar. http://nursingbegin.com/mencuci-tangan-yang-baik-dan-benar/ [13 Juli 2013]
Anonim. 2011. Mencuci Tangan dengan sabun. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan_dengan_sabun. [13 Juli 2013]
Apriany, D. 2012. Perbedaan Perilaku Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Anak Usia 4-5 Tahun. [serial on line] Jurnal Keperawatan Soedirman. http: jks.fkik.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/357/195 [diakses tanggal 15 Juli 2013].
Ardapratama. 2008. Pentingnya mencuci tangan. http://ardapratama.multiply.com/ journal/item/3/PENTINGNYA_MENCUCI_TANGAN [13 Juli 2013]
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Volume 2.
Jakarta: EGC.
Romeo, Unromantic. 2011. Cuci Tangan Anda dengan Benar. http://unromantic-romeo.blogspot.com/2011/02/cuci-tangan-anda-dengan-benar.html [13 Juli 2013]
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
NAMA KK : ____________________________________
ALAMAT : _______________________No___________
RT____________RW______KEL__________
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah label komposisi keluarga dengan benar
2. pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda ( √ )
3. Jawaban dapat lebih dari satu untuk pertanyaan menulis.
4. mengisi titik-titik sesuai pertanyaan.
A. Komposisi Keluarga
No
.
Nama Hubungan
dengan KK
Umur L/P Tingkat
pendidikan
Pekerjaan Agama Ket.
1. Anggota keluarga yang meninggal 5 bulan terakhir ________________
2. Penyebab kematian _________________________________________
3. Umur ____________________________________________________
B. Bila dalam Keluarga Terdapat Anak Usia Sekolah
1. Bagaimana kebiasaan mencuci tangan setelah bermain-main?
( ) Ya ( ) Tidak
2. Bagaimana kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan?
( ) Ya ( ) Tidak
3. Bagaimana kondisi anak usia sekolah saat ini :
( ) Sehat ( ) Sakit
4. Tindakan apa yang dilakukan bila anak usia sekolah sakit?
( ) Pelayanan kesehatan
( ) Beli di obat warung
( ) Didiamkan saja
( ) Lain-lain
5. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya
_____________________
LAMPIRAN
Soal Kasus
1. Di sekolah SDN 01 Yosowilangun merupakan sekolah yang tertinggi dalam
kasus diare pada anak sekolah dasar. Perawat S mengkaji mmasalah yang
ada di sekolah tersebut. Dari hasil pengkajian diddaptkan hasil bahwa tidak
ada tindakan atau perilaku sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari menggunakan air dan sabun oleh murid-murid ketika akan makan
pada waktu jam istirahat. Dari hasil tersebut, perilaku yang dimaksud oleh
Perawat S adalah...
a. Mencucui tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun.
b. Jajanan sehat tanpa zat pengawet
c. Gosok gigi
d. Mandi
e. Tidak memotong kuku
2. Dari kasus di atas cuci tangan sebaiknya dilakukan pada waktu, kecuali...
a. Sebelum belajar
b. Sebelum dan sesudah makan
c. Setelah BAB dan BAK
d. Setelah bermain
e. Setelah memegang hewan
3. Perawat T melakukan pengkajian komunitas di Sekolah SDN 1 Jember Lor
dengan hasil bahwa SD tersebut merupakan percontohan tatanan sekolah
yang melakukan cuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
Dari hasil cuci tangan tersebut, maka perilaku cuci tangan disebut juga..
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
b. Tata tertib yang ada di sekolah
c. Perilaku yang mencegah sakit
d. Perilaku yang dilakukan sebelum dan sesudah makan
e. Tindakan yang dilakukan murid atas kemauan sendiri
4. Dari kasus di atas, Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang
kebersihan yaitu dengan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang...
a. Kesehatan dan Lingkungan
b. Visi Promosi Kesehatan RI
c. UKS
d. Rumah sehat
e. Visi Preventif dan Kuratif
5. Perawat G mengajarkan murid-murid yang baru memasuki SD kelas 1 di
SDN 3 Patrang tentang mempraktekkan cuci tangan dengan baik dan benar.
Hal ini dilakukan oleh Perawat G dalam mencegah timbulnya berbagai
penyakit yang sering terjadi pada anak usia sekolah. Di bawah ini beberapa
penyakit yang dapat dicegah melalui cuci tangan yaitu....
a. Diare
b. Infeksi saluran pernapasan
c. Cacingan
d. Flu burung
e. Campak
6. Pada kasus no 5, Perawat G mengajarkan perilaku cuci tangan pada anak
usia sekolah mulai sejak dini dikarenakan cuci tangan dapat menjadi...
a. Perilaku yang akan diingat oleh murid-murid
b. Tata tertib sekolah
c. Solusi yang murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular
d. Tugas yang harus dilakukan setiap murid
e. Pedoman sekolah yang menjadi percontohan sekolah lainnya