135-270-1-SM
-
Upload
hanny-nur-fazriyani -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of 135-270-1-SM
PEMANFAATAN HERBA SELEDRI ( Apium graveolens L.)
UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DAN LIPID DALAM DARAH
TIKUS PUTIH YANG DIBERI DIIT TINGGI
KOLESTEROL DAN LEMAK
Juheini
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, 16424
Abstrak
Telah diketahui bahwa tanaman seledri ( Apium graveolens L) mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga
memungkinkan penggunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar kolesterol. Untuk membuktikan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah sari air herba seledri memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan
lipid dalam darah tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh)
ekor tikus putih jantan dengan berat badan 150 sampai 200 g dan berumur 4 bulan yang dibagi secara acak menjadi limakelompok. Kelompok pertama merupakan kontrol normal yang diberi diit standar. Kelompok kedua merupakan kontrol
perlakuan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g BB/hari) selama enam minggu. Kelompok perlakuan
Kelompok III, IV dan V masing-masing mendapat diit tinggi kolesterol dan lemak yang sama jumlahnya dengan
kelompok kontrol perlakuan, serta bahan uji peroral dengan dosis berturut-turut 0,14 g/200 g BBB/hari, 0,72 g/200 g
BB/hari dan 3,6 g/200 g BB/hari. Setelah enam minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya diambil melalui jantung,lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya. Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa ketiga dosis sari air
herba seledri yang digunakan menunjukkan adanya efek menurunkan kolesterol dan lipid, namun secara statistik
penurunan kadar kolesterol total dan lemak total belum bermakna.
Abstract
It has been known that celery herbs ( Apium graveolens L) contain unsaturated fatty acid, so it could be used ashypocholesterolemia and hypolipidemia agents. A study about the effect of celery herbs juice to cholesterole and lipid
blood concentration high feeding cholesterol and lipid diet white rat, has been carried out. In this observation, 30
(thirty) male white rats with 150 to 200 g of weight and 4 months of age were used and divided into five groupsrandomly. The first group was as a normal control, the second group was given high cholesterol and lipid diet 2,5 g/200
g bow (body weight)/day as a treatment control. For the third, the fourth and the fifth groups, each of them was given
with high cholesterol and lipid diet in the same quantity with the second group and get celery herb juice with 0,14 g/200
g bow/day; 0,72 g/200 g bow/day; 3,6 g/200 g bow/day dosage. After six weeks of treatment, the rats were surgeried,
the blood was taken out from the heart and then total cholesterol and total lipid concentration were measured. Theresults showed that all of dosages of celery herb juice has lowering cholesterol and lipid effects, but did not decrease
the total cholesterol and total lipid concentration significantly.
Keywords: Celery herb, cholesterole, lipid
Pendahuluan
Suatu survei yang dilakukan Departemen KesehatanRI tahun 1992 menunjukkan bahwa penyakit ini telah
menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia [1].
Penyakit jantung koroner dapat disebabkan olehaterosklerosis yang dipercepat terjadinya oleh beberapa
faktor, khususnya kadar kolesterol darah [1-2]. Pola
makanan modern sekarang yang banyak mengandung
kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi danstres yang menekan sepanjang hari, membuat kadar
kolesterol darah sangat sulit dikendalikan. Kolesterol
tersebut akan menempel pada permukaan sebelah dalamdinding pembuluh darah koroner, melekat lapis demi
lapis secara perlahan-lahan, sehingga dapat
mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tidak
elastis yang dikenal sebagai aterosklerosis. Di samping
itu aliran darah menjadi tidak lancar dan oksigen yangterdapat didalamnya menjadi tidak cukup untuk
menimbulkan metabolisme aerobik di dalam sel otot
jantung. Terjadinya metabolisme anerobik akanmenyebabkan penumpukan asam laktat yang dapat
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002
65
menimbulkan rasa nyeri yang hebat di balik tulang
dada.yang dikenal sebagai serangan angina pektoris.Serangan dapat terjadi berulang-ulang dan puncaknya
adalah bila lumen pembuluh darah koroner benar-benar
tersumbat total sehingga terjadilah serangan jantung[1].
Pada pengobatan tradisional, sari air herba seledri telah
digunakan sebagai obat anti hipertensi dan khasiat
tersebut telah dibuktikan oleh peneliti terdahulu.
Adanya suatu dugaan bahwa seledri dapat digunakansebagai penurun kadar kolesterol oleh karena adanya
kandungan asam lemak tidak jenuh didalam tanaman
seledri [3].
Untuk membuktikan hal tersebut secara ilmiah maka
pada penelitian ini dilakukan pemberian sari air herbaseledri secara oral, dengan dosis yang bervariasi untuk
mengetahui dan memperoleh dosis yang efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol dan lemak pada tikus putih.
Penelitian mini bertujuan untuk mengetahui apakah
sari air herba seledri memiliki efek menurunkan kadar
kolesterol dan lipid dalam darah pada tikus putih yangdiberi diit tinggi kolesterol dan lemak.
Metode Penelitian/eksperimental
A. Bahan
1. Bahan Uji
Herba seledri yang diperoleh dari pasarInduk Kramat Jati Jakarta Timur dan telah
dideterminasi oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biologi Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia Bogor.
2. Hewan Percobaan
Tikus putih galur Wistar, berumur 4 bulan
dengan berat badan 150 sampai 200 gram
yang diperoleh dari Departemen Kesehatan.3. Bahan kimia
Reagen Kit Kolesterol dari Boehringer
Mannheimm GmbH Diagnostica; Reagen KitLipid Total dari Merck; Makanan diit tinggi
kolesterol; Makanan diit standar; Sukrosa;
Kuning telur; Alkohol 70% dan Eter.
B. Cara Kerja
1. Penyiapan hewan cobaTikus diaklimatisasi selama 2 minggu dengan
tujuan untuk membiasakan tikus pada
lingkungan dan perlakuan yang baru. Pada
tahap ini dilakukan pengamatan keadaan
umum dan penimbangan berat badan setiaphari.
2. Penyiapan bahan uji
Herba seledri dicuci bersih, ditimbang seberatyang diperlukan sesuai dengan besarnya dosis
dan diiris kecil-kecil. Irisan herba diblender
dengan 50 ml air, lalu diperas menggunakankain flanel. Pada filtrat tersebut ditambahkan
kembali air suling sampai di dapat volume
100 ml.3. Pelaksanaan percobaan
Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh)
ekor tikus yang telah diaklimatisasi, dibagi
secara acak menjadi 5 kelompok, yang masing-
masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus.
Kelompok pertama merupakan kontrol normalyang diberi diit standar. Kelompok kedua
merupakan kontrol perlakuan yang diberi diit
tinggi kolesterol dan lemak (2,5 g/200gBB/hari) selama enam minggu. Kelompok
perlakuan Kelompok III, IV dan V masing-
masing mendapat diit tinggi kolesterol danlemak yang sama jumlahnya dengan kelompok
kontrol perlakuan dan bahan uji peroral dengan
dosis berturut-turut 0,14 g/200 g BBB/hari, 0,72g/200 g BB/hari dan 3,6 g/200 g BB/hari. Bahan
uji diberikan secara peroral (dengan sonde
lambung) selama 6 minggu. Setelah enam
minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya
diambil melalui jantung, lalu diukur kadarkolesterol total dan lemak totalnya.
4. Metode Percobaan
Pada hari ke-43, tikus dibedah kemudian darahdiambil dari jantung untuk ditentukan kadar
kolesterol total dan lemak total dalam plasma.
Prosedur pengukuran kadar kolesterol total [4]
Metode: Tes kolorimetri enzimatik dengankolesterol esterase, kolesterol oksidase dan
peroksidase sebagai katalisis indikator reaksi.
Pengukuran kolesterol
Ke dalam kuvet dipipetkan:
Blangko Tes
Sampel (plasma) - 20μl
Larutan reagen kit
kolesterol2000μl 2000μl
Campuran sampel plasma dan larutan reagen kit
kolesterol tersebut diinkubasi pada suhu 37°C
selama 5 menit. Serapan (A) sampel diukur
terhadap blangko dengan panjang gelombang
500 nm. Warna yang terbentuk adalah merahmuda lembayung, stabil dalam waktu 45 menit.
Perhitungan: Kadar kolesterol total dapatdihitung dengan rumus :
C (mg/100ml) = A sampel × 575
66 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002
Prosedur pengukuran kadar Lemak Total [5]
Metode: Tes kolorimetri dengan metoda N. Zollner dan K. Kirsch.
Pengukuran lemak total
Ke dalam tabung dimasukkan:
Blangko Standar Tes
Sampel
(plasma)- - 50 μl
Larutan
standar- 50 μl -
H2SO4 (p) - 2000 μl 2000 μl
Dalam keadaan tertutup, ketiga tabung
dikocok hingga homogen. Kemudiancampuran tersebut dipanaskan dalam air
mendidih selama 10 menit dan didinginkan
dalam air es selama 5 menit. Dari campuranini dipipet sejumlah zat ke dalam kuvet:
Campuran - 100 μl 100 μl
H2SO4 (p) 100 μl - -
Reagen
warna2000 μl 2000 μl 2000 μl
Campuran yang diperoleh didiamkan padasuhu kamar selama 40 menit. Serapan (A)
sampel dan standar diukur terhadap blanko
pada panjang gelombang 530 nm. Warna yangterbentuk adalah merah muda.
Perhitungan : Kadar lemak total dapat
dihitung dengan rumus :
C(mg/100ml) = A sampel × 1000
A standar
5. Analisa DataData yang diperoleh dari percobaan, diolah
dengan menggunakan metoda statistik analisisvarian dan dilanjutkan dengan uji beda nyata
terkecil (BNT) untuk menyelidiki perbedaan
antara rata-rata perlakuan. Sebelumnya
dilakukan uji kenormalan menurut Lilliefors
dan uji homogenitas varians menurut Leven.[6].
Hasil dan Pembahasan
Ternyata sari air herba seledri dapat menurunkan kadar
lipid darah (Tabel 1). Hal ini mungkin berkaitan
dengan kandungan asam lemak tak jenuh yang terdapat
di dalam herba seledri [7].
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tikus putih jantan yang sehat dengan kondisi yang sama,dengan berat badan dan umur yang relatif sama sehingga
hanya perlakuan saja yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan.
Dalam penelitian ini, untuk menaikkan kadar lipid darah
hewan coba diberi makanan yang terdiri atas campurankuning telur, sukrosa, dan lemak hewan. Kuning telur
dan lemak hewan merupakan sumber lemak dan
kolesterol hewani, sedangkan sukrosa merupakandisakarida yang akan terurai menjadi glukosa di dalam
tubuh. Glukosa selain berperan sebagai sumber energi
dalam jaringan adiposa dan hati, juga akan diubahmenjadi lemak yang sebagian berbentuk trigliserida [8].
Pada percobaan ini digunakan dua kelompok kontrol
yaitu kontrol normal dan kontrol perlakuan. Keduakontrol tersebut digunakan untuk melihat pengaruh
pemberian sari air herba seledri terhadap penurunan
kadar lipid darah pada tikus putih yang menderita
hiperlipidemia dan dibandingkan dengan tikus normal.
Dari hasil pengukuran kadar kolesterol total dan
pengukuran kadar lemak total dapat diketahui bahwa
tikus kelompok kontrol perlakuan, kelompok yang diberidiit tinggi kolesterol dan lemak (Kelompok II),
mengalami peningkatan kadar kolesterol total dan lipid
total yang bermakna dibandingkan dengan kelompok
normal (Kelompok I) yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Data hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian
sari air herba seledri dengan dosis 0,14 g/200 g bb/hari(Kelompok III) memberikan hasil kadar kolesterol total
rata-rata 40,71 ± 9,26 mg/dl; dosis 0,72 g/200 g bb/hari(Kelompok IV) memberikan hasil kadar kolesterol total
rata-rata 38,99 ± 5,74 mg/dl dan dosis 3,6 g/200 g
bb/hari (Kelompok V) memberikan hasil kadar
kolesterol total rata-rata 37,15 ± 4,24 mg/dl. Ketigakelompok tersebut bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol normal (Kelompok I) yang mempunyai kadar
kolesterol total rata-rata 24,61 ± 8,87 mg/dl, terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05), namun bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol perlakuan(Kelompok II) yang mempunyai kadar kolesterol total
rata-rata 41,52 ± 7,42 mg/dl, tidak terlihat adanya
perbedaan yang bermakna (p<0,05). Demikian pula
penurunan kolesterol antar ketiga kelompok, tidakmenunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05),
walaupun menurut hasil perhitungan terjadi penurunan
kadar kolesterol total, tetapi secara statistik penurunantersebut tidak bermakna dan masih jauh di atas
kelompok kontrol normal (Tabel 1).
Demikian juga dari data hasil percobaan kadar lemak
total pada hewan coba menunjukkan hal yang sama.
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 67
Pemberian sari air herba seledri dengan dosis 0,14
g/200 g bb/hari (Kelompok III) memberikan hasil
kadar lemak total rata-rata 200,00 ± 14,87 mg/dl; dosis0,72 g/200 g bb/hari (Kelompok IV) memberikan hasil
kadar lemak total rata-rata 195,10 ± 12,87 mg/dl dan
dosis 3,6 g/200 g bb/hari (Kelompok V) memberikan
hasil kadar lemak total rata-rata 193,46 ± 17,55 mg/dl.
Bila ketiga kelompok tersebut dibandingkan dengankelompok kontrol normal (Kelompok I) yang
mempunyai kadar lemak total rata-rata 123,16 ± 15,10mg/dl, terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05),
tetapi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
perlakuan (Kelompok II) yang mempunyai kadar
lemak total rata-rata 208,17 ± 19,23 mg/dl, tidakterlihat adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05).
Demikian pula penurunan lemak total antar ketiga
kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna (p<0,05), walaupun berdasarkan hasil perhitungan terjadi penurunan kadar lemak total.
Namun secara statistik penurunan tersebut tidak
bermakna dan masih jauh di atas kelompok kontrolnormal (Tabel 1).
Jadi ketiga dosis tersebut telah menunjukkan penurunan kadar kolesterol total dan lemak total ,
namun secara secara statistik belum bermakna. Hal ini
mungkin disebabkan oleh penggunaan dosis yangterlalu kecil, sehingga lemak tak jenuh yang
terkandung dalam herba seledri tidak dapat mengikat
semua kolesterol dan lemak dalam usus. Akibatnyakolesterol dan lemak dapat diserap oleh alat
pencernaan.
Berdasarkan literatur, herba seledri mengandung asam
lemak tak jenuh yaitu asam lemak oleat dan asamlinoleat, sehingga penurunan kadar kolesterol total dan
lemak total mungkin disebabkan oleh adanya asam
Tabel 1. Kadar kolesterol total dan lemak total
(mg/dl) tikus putih seteleh mengalami perlakuan
KelKadar Kelesterol
Total
(mg/dl)
Kadar Lemak Total
(mg/dl)
I
II
IIIIV
V
24,61 ± 8,87
41,52 ± 7,42
40,71 ± 9,26
38,99 ± 5,74
37,15 ± 4,24
123,16 ± 15,10
208,17 ± 19,23
200,00 ± 14,87
195,10 ± 12,87
193,46 ± 17,55
Keterangan :
Kelompok I : Kontrol normal;
Kelompok II : Kontrol perlakuan;Kelompok III : Dosis 0,14 g/200 g bb/hari;
Kelompok IV : Dosis 0,72 g/200g bb/hari;Kelompok V : Dosis 3,6 g/200g bb/hari
lemak tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh berfungsi
menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) danmeningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL)
yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan
metabolisme kolesterol dalam empedu untuk dapatdikeluarkan dari tubuh. Mekanisme ini yang
menyebabkan terjadinya penurunan kadar kolesterol [9].
Ada beberapa hipotesis yang dapat digunakan untuk
menjelaskan efek tersebut, termasuk stimulasi ekskresi
kolesterol ke dalam usus dan stimulasi oksidasikolesterol menjadi asam empedu. Ester kolesterol yang
terdapat pada asam lemak tidak jenuh ganda
memungkinkan lebih cepat dimetabolisme oleh hati dan jaringan lainnya sehingga meningkatkan kecepatan
pertukaran dan ekskresinya [10].
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Sari air herba seledri dosis 0,14 g/200 g bb/hari; 0,72
g/200 g bb/hari dan 3,6 g/200 g bb/hari, menunjukkan
adanya efek menurunkan kadar kolesterol dan lipid,namun secara statistik penurunan kadar kolesterol total
dan lemak total belum bermakna.
Saran
Untuk memperoleh penurunan kadar kolesterol total dan
lemak total yang bermakna perlu lakukan penelitian lebihlanjut mengenai efek dari herba seledri terhadap kadar
kolesterol total dan lemak total dengan peningkatan dosis
dan penggunaan pelarut yang berbeda.
Daftar Acuan
[1] B. Faisal, Mencegah Serangan Jantung denganMenekan Kolesterol, Cetakan Ketiga, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, p.17, 39.
[2] S. Mangku, Penyakit Jantung dan UsahaPencegahan, Cetakan Pertama, Penerbit
PT Grasindo, Jakarta, 1997, p. 6.[3] T. Gembong, Taksonomi Tumbuhan
(Spermatophyta), Cetakan Ketiga, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 1991, p. 316.[4] Anonim, Program Kerja Makro Teknik
Boehringer Mannheim GmbH Diagnostica,
Boehringer Mannheim GmbH, Mannheim.Federal Republic of Germany.
[5] Anonim, Pedoman Kerja E Merck Diagnostica,
E Merck, Darmstadt, Federal Republic ofGermany.
[6] R.G.D. Steel, J.H. Torrie, Prinsip dan Prosedur
Statistik Suatu Pendekatan Biometrik, Penerbit PTGramedia, Jakarta, 1995, p. 210.
68 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002
[7] Hoffman, Herbal Materia Medica : Celery
Seeds, Health World Online, 1997.[8] Devlin, Text Book of Biochemistry with
Clinical Correlation’s, A Wiley Medical
Publication, New York, USA, 1982, p. 450.[9] F.D. Suyatna, S.K. Handoko, dalam:
Farmakologi dan Terapi, Edisi ke-4, Penerbit
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 1995, p. 368.[10] L.C. Maria, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme
Dengan Pemakaian Secara Klinis. Diterjemahkan
oleh Parakkasi Aminuddin, Cetakan Pertama,Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1992,
p.164.
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 69