135-270-1-SM

5
PEMANFAATAN HERBA SELEDRI (  Apium graveolens L.) UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DAN LIPID DALAM DARAH TIKUS PUTIH YANG DIBERI DIIT TINGGI KOLESTEROL DAN LEMAK Juheini Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, 16424 Abstrak Telah diketahui bahwa tanaman seledri (  Apium graveolens L) mengandung asam l emak ti dak jenuh, sehingga memungkinkan penggunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar kolesterol. Untuk membuktikan hal tersebut  penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah sari air herba seledri memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan lipid dalam darah tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh) ekor tikus putih jantan dengan berat badan 150 sampai 200 g dan berumur 4 bulan yang dibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok pertama merupakan kontrol normal yang diberi diit standar. Kelompok kedua merupakan kontrol  perlakuan yang diberi d iit tinggi kol esterol dan lemak (2, 5 g/200 g BB/hari ) selama enam ming gu. Kelompok perl akuan Kelompok III, IV dan V masing-masing mendapat diit tinggi kolesterol dan lemak yang sama jumlahnya dengan kelompok kontrol perlakuan, serta bahan uji peroral dengan dosis berturut-turut 0,14 g/200 g BBB/hari, 0,72 g/200 g BB/hari dan 3,6 g/200 g BB/hari. Setelah enam minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya. Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa ketiga dosis sari air herba seledri yang digunakan menunjukkan adanya efek menurunkan kolesterol dan lipid, namun secara statistik  penurunan kadar kol esterol total dan lemak t otal belum bermakna. Abstract It has been known that celery herbs (  Apium graveolens L) contain unsaturated fatty acid, so it could be used as hypocholesterolemia and hypolipidemia agents. A study about the effect of celery herbs juice to cholesterole and lipid  blood concentration high feeding cholesterol and lipid diet white rat, has been carried out. In this observation, 30 (thirty) male whi te rats with 150 to 200 g of weight and 4 months of ag e were used and divided into f ive groups randomly. The first group was as a normal control, the second group was given high cholesterol and lipid diet 2,5 g/200 g bow (body weight)/day as a treatment control. For the third, the fourth and the fifth groups, each of them was given with high cholesterol and lipid diet in the same quantity with the second group and get celery herb juice with 0,14 g/200 g bow/day; 0,72 g/200 g bow/day; 3,6 g/200 g bow/day dosage. After six weeks of treatment, the rats were surgeried, the blood was taken out from the heart and then total cholesterol and total lipid concentration were measured. The results showed that all of dosages of celery herb ju ice has lowering cholesterol an d lipid effects, but did not decrease the total cholesterol and total li pid concentration signific antly. Keywords: Celery herb, cholesterole, lipid  Pendahuluan Suatu survei yang dilak ukan Departemen Kesehatan RI tahun 1992 menunjukkan bahwa penyakit ini telah menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia [1]. Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh aterosklerosis yang dipercepat terjadinya oleh beberapa faktor, khususnya kadar kolesterol darah [1-2]. Pola makanan modern sekarang yang banyak mengandung kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi dan stres yang menekan sepanjang hari, membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan. Kolesterol tersebut akan menempel pada permukaan sebelah dalam dinding pembuluh darah koroner, melekat lapis demi lapis secara perlahan-lahan, sehingga dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tidak elastis yang dikenal sebagai aterosklerosis. Di samping itu aliran darah menjadi tidak lancar dan oksigen yang terdapat didalamnya menjadi tidak cukup untuk menimbulkan metabolisme aerobik di dalam sel otot  jantung. Terjadinya metabolisme anerobik akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang dapat  MAKARA, SAINS, VOL . 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 65

description

Jurnal

Transcript of 135-270-1-SM

Page 1: 135-270-1-SM

 

PEMANFAATAN HERBA SELEDRI ( Apium graveolens L.)

UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DAN LIPID DALAM DARAH

TIKUS PUTIH YANG DIBERI DIIT TINGGI

KOLESTEROL DAN LEMAK 

Juheini

Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, 16424

Abstrak

Telah diketahui bahwa tanaman seledri ( Apium graveolens  L) mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga

memungkinkan penggunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar kolesterol. Untuk membuktikan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah sari air herba seledri memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan

lipid dalam darah tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh)

ekor tikus putih jantan dengan berat badan 150 sampai 200 g dan berumur 4 bulan yang dibagi secara acak menjadi limakelompok. Kelompok pertama merupakan kontrol normal yang diberi diit standar. Kelompok kedua merupakan kontrol

 perlakuan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g BB/hari) selama enam minggu. Kelompok perlakuan

Kelompok III, IV dan V masing-masing mendapat diit tinggi kolesterol dan lemak yang sama jumlahnya dengan

kelompok kontrol perlakuan, serta bahan uji peroral dengan dosis berturut-turut 0,14 g/200 g BBB/hari, 0,72 g/200 g

BB/hari dan 3,6 g/200 g BB/hari. Setelah enam minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya diambil melalui jantung,lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya. Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa ketiga dosis sari air

herba seledri yang digunakan menunjukkan adanya efek menurunkan kolesterol dan lipid, namun secara statistik

 penurunan kadar kolesterol total dan lemak total belum bermakna.

Abstract

It has been known that celery herbs ( Apium graveolens  L) contain unsaturated fatty acid, so it could be used ashypocholesterolemia and hypolipidemia agents. A study about the effect of celery herbs juice to cholesterole and lipid

 blood concentration high feeding cholesterol and lipid diet white rat, has been carried out. In this observation, 30

(thirty) male white rats with 150 to 200 g of weight and 4 months of age were used and divided into five groupsrandomly. The first group was as a normal control, the second group was given high cholesterol and lipid diet 2,5 g/200

g bow (body weight)/day as a treatment control. For the third, the fourth and the fifth groups, each of them was given

with high cholesterol and lipid diet in the same quantity with the second group and get celery herb juice with 0,14 g/200

g bow/day; 0,72 g/200 g bow/day; 3,6 g/200 g bow/day dosage. After six weeks of treatment, the rats were surgeried,

the blood was taken out from the heart and then total cholesterol and total lipid concentration were measured. Theresults showed that all of dosages of celery herb juice has lowering cholesterol and lipid effects, but did not decrease

the total cholesterol and total lipid concentration significantly.

Keywords: Celery herb, cholesterole, lipid  

Pendahuluan

Suatu survei yang dilakukan Departemen KesehatanRI tahun 1992 menunjukkan bahwa penyakit ini telah

menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia [1].

Penyakit jantung koroner dapat disebabkan olehaterosklerosis yang dipercepat terjadinya oleh beberapa

faktor, khususnya kadar kolesterol darah [1-2]. Pola

makanan modern sekarang yang banyak mengandung

kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi danstres yang menekan sepanjang hari, membuat kadar

kolesterol darah sangat sulit dikendalikan. Kolesterol

tersebut akan menempel pada permukaan sebelah dalamdinding pembuluh darah koroner, melekat lapis demi

lapis secara perlahan-lahan, sehingga dapat

mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tidak

elastis yang dikenal sebagai aterosklerosis. Di samping

itu aliran darah menjadi tidak lancar dan oksigen yangterdapat didalamnya menjadi tidak cukup untuk

menimbulkan metabolisme aerobik di dalam sel otot

 jantung. Terjadinya metabolisme anerobik akanmenyebabkan penumpukan asam laktat yang dapat

 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 

65

Page 2: 135-270-1-SM

 

menimbulkan rasa nyeri yang hebat di balik tulang

dada.yang dikenal sebagai serangan angina pektoris.Serangan dapat terjadi berulang-ulang dan puncaknya

adalah bila lumen pembuluh darah koroner benar-benar

tersumbat total sehingga terjadilah serangan jantung[1].

Pada pengobatan tradisional, sari air herba seledri telah

digunakan sebagai obat anti hipertensi dan khasiat

tersebut telah dibuktikan oleh peneliti terdahulu.

Adanya suatu dugaan bahwa seledri dapat digunakansebagai penurun kadar kolesterol oleh karena adanya

kandungan asam lemak tidak jenuh didalam tanaman

seledri [3].

Untuk membuktikan hal tersebut secara ilmiah maka

 pada penelitian ini dilakukan pemberian sari air herbaseledri secara oral, dengan dosis yang bervariasi untuk

mengetahui dan memperoleh dosis yang efektif dalam

menurunkan kadar kolesterol dan lemak pada tikus putih.

Penelitian mini bertujuan untuk mengetahui apakah

sari air herba seledri memiliki efek menurunkan kadar

kolesterol dan lipid dalam darah pada tikus putih yangdiberi diit tinggi kolesterol dan lemak.

Metode Penelitian/eksperimental

A. Bahan

1.  Bahan Uji

Herba seledri yang diperoleh dari pasarInduk Kramat Jati Jakarta Timur dan telah

dideterminasi oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Biologi Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia Bogor.

2.  Hewan Percobaan

Tikus putih galur Wistar, berumur 4 bulan

dengan berat badan 150 sampai 200 gram

yang diperoleh dari Departemen Kesehatan.3.  Bahan kimia

Reagen Kit Kolesterol dari Boehringer

Mannheimm GmbH Diagnostica; Reagen KitLipid Total dari Merck; Makanan diit tinggi

kolesterol; Makanan diit standar; Sukrosa;

Kuning telur; Alkohol 70% dan Eter. 

B. Cara Kerja

1.  Penyiapan hewan cobaTikus diaklimatisasi selama 2 minggu dengan

tujuan untuk membiasakan tikus pada

lingkungan dan perlakuan yang baru. Pada

tahap ini dilakukan pengamatan keadaan

umum dan penimbangan berat badan setiaphari.

2.  Penyiapan bahan uji

Herba seledri dicuci bersih, ditimbang seberatyang diperlukan sesuai dengan besarnya dosis

dan diiris kecil-kecil. Irisan herba diblender

dengan 50 ml air, lalu diperas menggunakankain flanel. Pada filtrat tersebut ditambahkan

kembali air suling sampai di dapat volume

100 ml.3.  Pelaksanaan percobaan

Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh)

ekor tikus yang telah diaklimatisasi, dibagi

secara acak menjadi 5 kelompok, yang masing-

masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus.

Kelompok pertama merupakan kontrol normalyang diberi diit standar. Kelompok kedua

merupakan kontrol perlakuan yang diberi diit

tinggi kolesterol dan lemak (2,5 g/200gBB/hari) selama enam minggu. Kelompok

 perlakuan Kelompok III, IV dan V masing-

masing mendapat diit tinggi kolesterol danlemak yang sama jumlahnya dengan kelompok

kontrol perlakuan dan bahan uji peroral dengan

dosis berturut-turut 0,14 g/200 g BBB/hari, 0,72g/200 g BB/hari dan 3,6 g/200 g BB/hari. Bahan

uji diberikan secara peroral (dengan sonde

lambung) selama 6 minggu. Setelah enam

minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya

diambil melalui jantung, lalu diukur kadarkolesterol total dan lemak totalnya.

4.  Metode Percobaan

Pada hari ke-43, tikus dibedah kemudian darahdiambil dari jantung untuk ditentukan kadar

kolesterol total dan lemak total dalam plasma.

Prosedur pengukuran kadar kolesterol total [4]

Metode: Tes kolorimetri enzimatik dengankolesterol esterase, kolesterol oksidase dan

 peroksidase sebagai katalisis indikator reaksi.

Pengukuran kolesterol 

Ke dalam kuvet dipipetkan:

Blangko Tes

Sampel (plasma) - 20μl

Larutan reagen kit

kolesterol2000μl 2000μl

Campuran sampel plasma dan larutan reagen kit

kolesterol tersebut diinkubasi pada suhu 37°C

selama 5 menit. Serapan (A) sampel diukur

terhadap blangko dengan panjang gelombang

500 nm. Warna yang terbentuk adalah merahmuda lembayung, stabil dalam waktu 45 menit.

Perhitungan: Kadar kolesterol total dapatdihitung dengan rumus :

C (mg/100ml) = A sampel × 575

66  MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002

Page 3: 135-270-1-SM

 

Prosedur pengukuran kadar Lemak Total [5]

Metode: Tes kolorimetri dengan metoda N. Zollner dan K. Kirsch.

Pengukuran lemak total

Ke dalam tabung dimasukkan:

Blangko Standar Tes

Sampel

(plasma)- - 50 μl

Larutan

standar- 50 μl -

H2SO4 (p) - 2000 μl 2000 μl

Dalam keadaan tertutup, ketiga tabung

dikocok hingga homogen. Kemudiancampuran tersebut dipanaskan dalam air

mendidih selama 10 menit dan didinginkan

dalam air es selama 5 menit. Dari campuranini dipipet sejumlah zat ke dalam kuvet:

Campuran - 100 μl 100 μl

H2SO4 (p) 100 μl - -

Reagen

warna2000 μl 2000 μl 2000 μl

Campuran yang diperoleh didiamkan padasuhu kamar selama 40 menit. Serapan (A)

sampel dan standar diukur terhadap blanko

 pada panjang gelombang 530 nm. Warna yangterbentuk adalah merah muda.

Perhitungan : Kadar lemak total dapat

dihitung dengan rumus :

C(mg/100ml) = A sampel × 1000

A standar

5. Analisa DataData yang diperoleh dari percobaan, diolah

dengan menggunakan metoda statistik analisisvarian dan dilanjutkan dengan uji beda nyata

terkecil (BNT) untuk menyelidiki perbedaan

antara rata-rata perlakuan. Sebelumnya

dilakukan uji kenormalan menurut Lilliefors

dan uji homogenitas varians menurut Leven.[6].

Hasil dan Pembahasan

Ternyata sari air herba seledri dapat menurunkan kadar

lipid darah (Tabel 1). Hal ini mungkin berkaitan

dengan kandungan asam lemak tak jenuh yang terdapat

di dalam herba seledri [7].

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tikus putih jantan yang sehat dengan kondisi yang sama,dengan berat badan dan umur yang relatif sama sehingga

hanya perlakuan saja yang dapat mempengaruhi hasil

 percobaan.

Dalam penelitian ini, untuk menaikkan kadar lipid darah

hewan coba diberi makanan yang terdiri atas campurankuning telur, sukrosa, dan lemak hewan. Kuning telur

dan lemak hewan merupakan sumber lemak dan

kolesterol hewani, sedangkan sukrosa merupakandisakarida yang akan terurai menjadi glukosa di dalam

tubuh. Glukosa selain berperan sebagai sumber energi

dalam jaringan adiposa dan hati, juga akan diubahmenjadi lemak yang sebagian berbentuk trigliserida [8].

Pada percobaan ini digunakan dua kelompok kontrol

yaitu kontrol normal dan kontrol perlakuan. Keduakontrol tersebut digunakan untuk melihat pengaruh

 pemberian sari air herba seledri terhadap penurunan

kadar lipid darah pada tikus putih yang menderita

hiperlipidemia dan dibandingkan dengan tikus normal.

Dari hasil pengukuran kadar kolesterol total dan

 pengukuran kadar lemak total dapat diketahui bahwa

tikus kelompok kontrol perlakuan, kelompok yang diberidiit tinggi kolesterol dan lemak (Kelompok II),

mengalami peningkatan kadar kolesterol total dan lipid

total yang bermakna dibandingkan dengan kelompok

normal (Kelompok I) yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Data hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian

sari air herba seledri dengan dosis 0,14 g/200 g bb/hari(Kelompok III) memberikan hasil kadar kolesterol total

rata-rata 40,71 ± 9,26 mg/dl; dosis 0,72 g/200 g bb/hari(Kelompok IV) memberikan hasil kadar kolesterol total

rata-rata 38,99 ±  5,74 mg/dl dan dosis 3,6 g/200 g

 bb/hari (Kelompok V) memberikan hasil kadar

kolesterol total rata-rata 37,15 ±  4,24 mg/dl. Ketigakelompok tersebut bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol normal (Kelompok I) yang mempunyai kadar

kolesterol total rata-rata 24,61 ±  8,87 mg/dl, terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05), namun bila

dibandingkan dengan kelompok kontrol perlakuan(Kelompok II) yang mempunyai kadar kolesterol total

rata-rata 41,52 ±  7,42 mg/dl, tidak terlihat adanya

 perbedaan yang bermakna (p<0,05). Demikian pula

 penurunan kolesterol antar ketiga kelompok, tidakmenunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05),

walaupun menurut hasil perhitungan terjadi penurunan

kadar kolesterol total, tetapi secara statistik penurunantersebut tidak bermakna dan masih jauh di atas

kelompok kontrol normal (Tabel 1).

Demikian juga dari data hasil percobaan kadar lemak

total pada hewan coba menunjukkan hal yang sama.

 

 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 67

Page 4: 135-270-1-SM

 

Pemberian sari air herba seledri dengan dosis 0,14

g/200 g bb/hari (Kelompok III) memberikan hasil

kadar lemak total rata-rata 200,00 ± 14,87 mg/dl; dosis0,72 g/200 g bb/hari (Kelompok IV) memberikan hasil

kadar lemak total rata-rata 195,10 ± 12,87 mg/dl dan

dosis 3,6 g/200 g bb/hari (Kelompok V) memberikan

hasil kadar lemak total rata-rata 193,46 ± 17,55 mg/dl.

Bila ketiga kelompok tersebut dibandingkan dengankelompok kontrol normal (Kelompok I) yang

mempunyai kadar lemak total rata-rata 123,16 ± 15,10mg/dl, terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05),

tetapi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol

 perlakuan (Kelompok II) yang mempunyai kadar

lemak total rata-rata 208,17 ±  19,23 mg/dl, tidakterlihat adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Demikian pula penurunan lemak total antar ketiga

kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang

 bermakna (p<0,05), walaupun berdasarkan hasil perhitungan terjadi penurunan kadar lemak total.

 Namun secara statistik penurunan tersebut tidak

 bermakna dan masih jauh di atas kelompok kontrolnormal (Tabel 1).

Jadi ketiga dosis tersebut telah menunjukkan penurunan kadar kolesterol total dan lemak total ,

namun secara secara statistik belum bermakna. Hal ini

mungkin disebabkan oleh penggunaan dosis yangterlalu kecil, sehingga lemak tak jenuh yang

terkandung dalam herba seledri tidak dapat mengikat

semua kolesterol dan lemak dalam usus. Akibatnyakolesterol dan lemak dapat diserap oleh alat

 pencernaan.

Berdasarkan literatur, herba seledri mengandung asam

lemak tak jenuh yaitu asam lemak oleat dan asamlinoleat, sehingga penurunan kadar kolesterol total dan

lemak total mungkin disebabkan oleh adanya asam

Tabel 1. Kadar kolesterol total dan lemak total

(mg/dl) tikus putih seteleh mengalami perlakuan

KelKadar Kelesterol

Total

(mg/dl)

Kadar Lemak Total

(mg/dl)

I

II

IIIIV

V

24,61 ± 8,87

41,52 ± 7,42

40,71 ± 9,26

38,99 ± 5,74

37,15 ± 4,24

123,16 ±  15,10

208,17 ±  19,23

200,00 ±  14,87

195,10 ±  12,87

193,46 ±  17,55

Keterangan :

Kelompok I : Kontrol normal;

Kelompok II : Kontrol perlakuan;Kelompok III : Dosis 0,14 g/200 g bb/hari;

Kelompok IV : Dosis 0,72 g/200g bb/hari;Kelompok V : Dosis 3,6 g/200g bb/hari

lemak tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh berfungsi

menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) danmeningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL)

yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan

metabolisme kolesterol dalam empedu untuk dapatdikeluarkan dari tubuh. Mekanisme ini yang

menyebabkan terjadinya penurunan kadar kolesterol [9].

Ada beberapa hipotesis yang dapat digunakan untuk

menjelaskan efek tersebut, termasuk stimulasi ekskresi

kolesterol ke dalam usus dan stimulasi oksidasikolesterol menjadi asam empedu. Ester kolesterol yang

terdapat pada asam lemak tidak jenuh ganda

memungkinkan lebih cepat dimetabolisme oleh hati dan jaringan lainnya sehingga meningkatkan kecepatan

 pertukaran dan ekskresinya [10].

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Sari air herba seledri dosis 0,14 g/200 g bb/hari; 0,72

g/200 g bb/hari dan 3,6 g/200 g bb/hari, menunjukkan

adanya efek menurunkan kadar kolesterol dan lipid,namun secara statistik penurunan kadar kolesterol total

dan lemak total belum bermakna.

Saran

Untuk memperoleh penurunan kadar kolesterol total dan

lemak total yang bermakna perlu lakukan penelitian lebihlanjut mengenai efek dari herba seledri terhadap kadar

kolesterol total dan lemak total dengan peningkatan dosis

dan penggunaan pelarut yang berbeda.

Daftar Acuan

[1] B. Faisal, Mencegah Serangan Jantung denganMenekan Kolesterol, Cetakan Ketiga, Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, p.17, 39.

[2] S. Mangku, Penyakit Jantung dan UsahaPencegahan, Cetakan Pertama, Penerbit

PT Grasindo, Jakarta, 1997, p. 6.[3] T. Gembong, Taksonomi Tumbuhan

(Spermatophyta), Cetakan Ketiga, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta, 1991, p. 316.[4] Anonim, Program Kerja Makro Teknik

Boehringer Mannheim GmbH Diagnostica,

Boehringer Mannheim GmbH, Mannheim.Federal Republic of Germany.

[5] Anonim, Pedoman Kerja E Merck Diagnostica,

E Merck, Darmstadt, Federal Republic ofGermany.

[6] R.G.D. Steel, J.H. Torrie, Prinsip dan Prosedur

Statistik Suatu Pendekatan Biometrik, Penerbit PTGramedia, Jakarta, 1995, p. 210.

68  MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 

Page 5: 135-270-1-SM

 

[7] Hoffman, Herbal Materia Medica : Celery

Seeds, Health World Online, 1997.[8] Devlin, Text Book of Biochemistry with

Clinical Correlation’s, A Wiley Medical

Publication, New York, USA, 1982, p. 450.[9] F.D. Suyatna, S.K. Handoko, dalam:

Farmakologi dan Terapi, Edisi ke-4, Penerbit

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta, 1995, p. 368.[10] L.C. Maria, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme

Dengan Pemakaian Secara Klinis. Diterjemahkan

oleh Parakkasi Aminuddin, Cetakan Pertama,Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1992,

 p.164.

 

 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 69