12222-12175-1-PB
-
Upload
rahmadyantefarani -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of 12222-12175-1-PB
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
1/8
FITOREMEDIASI PHOS
MENGGUNAKAN T
WI
FAKU
UNIVE
AT PADA LIMBAH CAIR LAUN
MBUHAN KANGKUNG AIR ( Ipo
Forsk)
ARTIKEL JURNAL
Oleh
I FATRIANA S. SUBANOMO
NIM : 431411056
JURUSAN BIOLOGI
TAS MATEMATIKA DAN IPA
SITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2015
RY DENGAN
oea aquatica
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
2/8
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
3/8
FITOREMEDIASI PHOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY
DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN KANGKUNG AIR
( Ipomoea aquatica Forsk)
Wiwi Fatriana S. Subanomo1, Ramli Utina2, Novri Y. Kandowangko2
1)Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Gorontalo Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : 1) mengetahui kemampuan akumulasi fosfat pada limbah cair laundry olehkangkung air sebagai agen fitoremediasi; 2) mengetahui kemampuan kangkung air terhadap
peningkatan kualitas limbah cair laundry. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment.
Parameter yang diamati adalah konsentrasi fosfat pada organ tanaman (akar, batang dan daun),
konsentrasi DO, BOD, suhu dan pH pada limbah cair laundry sebelum dan sesudah ditanami kangkungair selama 27 hari. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data penelitian menunjukkan bahwa
tumbuhan kangkung air mampu meremediasi fosfat pada limbah cair laundry dan mengakumulasikanfosfat pada organ tanaman rata-rata sebesar 0,1563 ppm pada akar (54,21 %), 0,1160 ppm pada batang
(40,24 %) dan 0,0976 ppm pada daun (33,85 %). Selanjutnya tumbuhan kangkung air mampu
meningkatkan kualitas limbah cair laoundry ditandai dengan adanya peningkatan konsentrasi Dissolved
Oxygen sebesar 75,74 %, dan penurunan konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD5), pH dan
suhu masing-masing sebesar 46,19 %, 26,94 % dan 21,88 %.
Kata Kunci : Fitoremediasi, Limbah cair laundry, Phosfat, Kangkung air
PENDAHULUAN
Studi pendahuluan yang sudah
dilakukan bahwa pada umumnya usaha laundry
yang berada di Kota Gorontalo membuang airlimbahnya langsung ke selokan/badan air. Hasil
observasi yang dilakukan pada salah satulaundry pada saat pencucian menggunakan
volume deterjen yang cukup banyak (± 1000gr) perharinya dan membuang limbahnya
langsung ke selokan tanpa ada penyaringan
terlebih dahulu. Apabila kondisi iniberlangsung lama maka akan menyebabkan
terjadinya pencemaran perairan dan
membahayakan kehidupan biota air. Hal inidisebabkan oleh adanya senyawa Alkyl Benzen
Sulfonat (ABS) yang sulit terurai dan buih
( foam) dari senyawa polyphosfat yang berlebih,sehingga dapat mengganggu proses pelarutan
oksigen (O2) kedalam badan air dan kesuburan
yang berlebih di perairan.Phosfat adalah unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman secara normal. Phospatpada limbah cair laundry berasal dari Sodium
Tripolyphosphate (STPP) yang merupakan
salah satu bahan yang kadarnya besar dalam
detergen. Jumlah fosfat yang tinggi melebihikebutuhan menyebabkan pertumbuhan tanaman
air secara berlebihan. Selain itu dalam detergen
mengandung bahan pencemar yangmengakibatkan penurunan kualitas perairan.
Kualitas air limbah detergen dapat dilihat dari
parameter pH, oksigen terlarut (DO), BOD, dansuhu.
Salah satu upaya pemulihan yang dapat
digunakan untuk mengolah limbah terhadapbadan air yang tercemar agar tidak berdampak
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
4/8
buruk bagi ekosistem perairan yakni teknologifitoremediasi dengan pemanfaatan tumbuhan.
Pada penelitian ini tumbuhan yang akan
dimanfaatkan untuk proses remediasi adalahtumbuhan kangkung air ( Ipomoea aquatica
Forsk). Dipilihnya tumbuhan kangkung air
karena menurut Hidayat dalam Alfa (2003),kangkung air dapat mengurangi pencemaranlimbah roti, tekstil, dan industri obat-obatan
karena pada siang hari kangkung air dapat
meningkatkan kualitas oksigen terlarut danmenurunkan kandungan CO2 bebas di perairan
tercemar, sehingga tanaman ini dapat
digunakan sebagai alternatif untuk mengurangipencemaran.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui kemampuan akumulasi phosfatoleh Kangkung air ( Ipomoea aquatica Forsk.)
sebagai agen fitoremediasi pada limbah cairlaundry dan untuk mengetahui kemampuan
fitoremediasi menggunakan tumbuhanKangkung air terhadap peningkatan kualitas
limbah cair laundry.
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian adalah ± 2 bulan, padabulan Februari – Maret 2015. Penelitian ini
terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah
pemeliharaan kangkung air yang dilaksanakan
di Green House Jurusan Biologi FakultasMatematika dan IPA Universitas Negeri
Gorontalo. Tahap kedua adalah analisis phosfat
dilaksanakan di Laboratorium Jurusan KimiaUniversitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini
menggunakan metode quasi experiment
(eksperimen semu).Parameter yang diamati pada penelitian
ini adalah konsentrasi phosfat yang
terakumulasi pada setiap organ tanaman dan
pada limbah cair laundry, konsentrasi DO( Dissolved Oxygen), BOD ( Biological Oxygen
Demand ), suhu dan pH sebelum dan sesudah
dilakukan fitoremediasi. Perlakuanfitoremediasi dengan menanam Kangkung air
sebanyak 4 individu atau sekitar 100 gr untuk
dipelihara selama 27 hari dalam 5 liter limbahcair laundry. Pengukuran phosfat menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis dari akumulasi
phosfat pada organ akar, batang dan daun.Analisis data dilakukan secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sampel yang dianalisis yaitu organtanaman Kangkung air (akar, batang dan
daun) dan limbah cair laundry. Hasil analisis
awal pada limbah cair laundry sebelumditanami Kangkung air menunjukkan
konsentrasi fosfat yaitu 0,2883 ppm dan hasil
analisis akhir konsentrasi fosfat setelahditanami Kangkung air tidak terdeteksi oleh alat
spektrofotometer.
Tabel 1. Data hasil pengukuran DO, BOD, pH,
suhu dan fosfat pada limbah cair laundry
Berdasarkan hasil penelitian, kangkung
air dapat meningkatkan kadar oksigen terlarut
(DO) sebesar 56,9% atau dari rata-rata 4,74mg/L menjadi 8,33 mg/L. Dan nilai BOD pada
awal pengamatan dengan rata-rata 4,33 mg/L
menurun menjadi 2,33 mg/L di akhirpengamatan dengan efisiensi penurunan sebesar
46,19 %. Pada penelitian ini, pH limbah cairlaundry pada saat di lokasi pengambilan limbahdan persiapan pemeliharaan tanaman adalah
9,43 dan menurun menjadi 6,89 pada akhir
pengamatan (hari ke-27). Suhu awal pada saat
limbah cair laundry diambil adalah 32 °C, padasaat panen menurun menjadi 25° C.
Parameter Satuan
PengamatanEfisiensi
(%)
Baku
MutuAwal Akhir
DO mg/L 4,74 8,33 75,74 % 6
BOD mg/L 4,33 2,33 46,19 % 3,00
pH - 9,43 6,89 26,94 % 6-8,5
SuhuoC 32 25 21,88 % 30
oC
Fosfat mg/L 0,2883 - 100 % 0,1
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
5/8
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis limbah cairlaundry setelah perlakuan fitoremediasimenggunakan Kangkung air selama 27 hari,
konsentrasi fosfat yang terkandung dalam
limbah tidak lagi terdeteksi disebabkansensitifitas alat tidak dapat membacakonsentrasi fosfat dalam limbah karena
konsentrasi yang kecil. Hal ini menunjukkan
bahwa Kangkung air dapat digunakan sebagaiagen remediasi karena mampu menyerap dan
mengakumulasi fosfat dalam limbah.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui terjadipenurunan volume limbah sampai pada akhir
pengamatan. Menurut Srivastava dalam
Hermawati et all. (2005) bahwa faktor yangmempengaruhi absorbsi air adalah konsentrasi
media. Semakin banyak zat terlarut konsentrasi
semakin meningkat akibatnya ketersediaan air
menurun. Air yang diserap tumbuhan sebagiankecil digunakan untuk proses metabolisme dan
dipertahankan di dalam sel, namun sebagian
besar akan dilepaskan kembali ke atmosfer.Besar akumulasi pada organ tanaman
Kangkung air paling banyak adalah pada bagian
akar, kemudian diikuti oleh bagian batang dandaun. Hal ini disebabkan Akar merupakan
bagian tanaman yang pertama kali berinteraksi
secara langsung dengan media melalui
rhizosfir.Penyerapan melalui jalur apoplas akar
dimana epidermis dan korteks sangat permeabel
untuk pergerakan zat terlarut. Dalam jalurapoplas jalannya air dan zat terlarut dapat
mengalir dan menyebar tanpa melintasi
membran, maka pergerakan masuknya relatif tidak diatur. Dinding sel dari lapisan
endodermal sel bertindak sebagai penghalang
untuk difusi jalur apoplas ke dalam sistem
vaskular. Umumnya sebelum masuknya ionlogam dalam xilem, zat terlarut harus masuk
melewati jalur simplas akar. Mekanisme
penyerapan fosfat melalui jalur simplas yaitumelewati plasma sel satu dan diteruskan ke
plasma sel berikutnya.
Penyerapan fosfat oleh akar tergantungpada sistem transpor aktif dalam membran sel
dan melibatkan ATP sehingga mampu melawan
gradien konsentrasi fosfat dalam sel akar. Jikafosfat terdapat dalam jumlah yang berlebihan
maka pertumbuhan akar akan melebihi tajuk.
Akar tumbuhan berperan sangat baik menyerapfosfat yang terkandung dalam air limbah.
Kelebihan fosfat di vakuola tersimpan sebagai
endapan polyfosfat dan dalam bentuk inositolheksafosfat (Rompas, dalam Hermawati et all.,2005).
Pada penelitian ini, Kangkung air
mengalami perubahan warna daun menjadikekuningan dan gugurnya helaian daun. Dalam
kondisi seperti lingkungan yang tercemar
limbah detergen, Hermawati et all. (2005)mengemukakan bahwa limbah detergen dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena
limbah detergen merupakan racun padatanaman jika dalam jumlah yang banyak, dapat
menurunkan berat basah tanaman bahkan
menyebabkan kematian tanaman. Perubahan
warna daun menjadi kekuningan dapatdisebabkan oleh pencemaran bahan organik
yang terdapat pada limbah. Limbah detergen
selain mengandung unsur-unsur esensial (C, H,O, N, P, K, S, Ca, Mg dan Fe) juga
mengandung unsur non esensial (Na, Si, Co dan
Se). Limbah cair detergen yang semakin pekatakan meningkatkan jumlah unsur non esensial
yang beracun dan dapat menyebabkan
gangguan atau keracunan tanaman.
Selama pemeliharaan kangkung air padaawal perlakuan sampai hari ke-14 helaian daun
gugur dan muncul tunas baru, hal ini bahwa
kangkung air telah beradaptasi denganlingkungannya agar dapat bertahan hidup dalam
kondisi pH yang tinggi. Pertumbuhan tunas
yang muncul pada ruas atau buku batangkangkung air disebabkan adanya jaringan
meristem interkalar pada buku batang serta
struktur batang bulat berongga untuk
menyimpan oksigen sehingga tetap aktif melakukan pembelahan.
Semua polifosfat mengalami hidrolisis
membentuk ortofosfat. Perubahan inibergantung pada suhu. Pada suhu yang
mendekati titik didih, perubahan polifosfat
menjadi ortofosfat berlangsung cepat.Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya
nilai pH. Perubahan polifosfat menjadi
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
6/8
ortofosfat pada air limbah yang mengandungbakteri berlangsung lebih cepat dibandingkan
dengan perubahan yang terjadi pada air bersih.
Menurut Suharjono (2010), bakteri anggotaGenus Pseudomonas di kolom air ekosistem
sungai yang tercemar deterjen lebih tinggi
dibandingkan dengan di ekosistem yang relatif tidak tercemar. Berbagai strain anggota genustersebut memiliki keunggulan metabolik,
sehingga dapat digunakan dalam bioremediasi
berbagai pencemar di lingkungan khususnyaberperan sangat penting dalam biodegradasi
dan mereduksi toksisitas limbah deterjen.
Suhu merupakan salah satu faktor yangpenting dalam penanganan limbah. Pada suhu
yang tinggi oksidasi bahan organik lebih besar.
Pada pengukuran suhu awal sebelum perlakuanfitoremediasi suhu limbah cair laundry yaitu
320C, pada suhu ini akan menunjang aktifitas
perombak alkyl benzen sulfonate yang sulit
terurai. Akibat perombakan ini maka akanmenurunya nilai pH. Pada akhir pengamatan
suhu menjadi 250C yang merupakan suhu
optimal untuk pertumbuhan Kangkung air.Penurunan suhu dipengaruhi bentuk morfologi
Kangkung air yang tidak seluruhnya menutupi
permukaan media, sehingga oksigen bebasdapat berdifusi dengan media. Difusi oksigen
bebas ke dalam media dapat menyebabkan
turunnya suhu air limbah.
Faktor pH penting dalam fitoremediasikarena berpengaruh pada kelarutan unsur hara
yang menyebabkan adanya pertumbuhan bagi
tanaman. Ditinjau dari kondisi pH awal limbahyaitu 9,43, maka kondisi tersebut merupakan
kondisi pH yang kurang baik bagi tersedianya
unsur P. Menurut Foth dalam Hermawati et all
(2005), kondisi pH yang baik untuk penyerapan
fosfat oleh tanaman antara 6-7. Di bawah atau
di atas angka tersebut maka penyerapan unsur P
akan terganggu. Dengan adanya perlakuanfitoremediasi menggunakan Kangkung air dapat
menurunkan pH menjadi 6,89 pada akhir
perlakuan, hal ini baik untuk penyerapan fosfatdan masih dalam kisaran pH untuk
pertumbuhan Kangkung air.
Penurunan pH disebabkan karenaterserapnya unsur-unsur dalam air limbah ke
dalam akar tanaman dalam jumlah yang
banyak. Secara umum pH air dipengaruhi olehkonsentrasi CO2 bebas. Fitoplankton dan
tanaman air lainnya akan mengambil CO2 dari
air selama proses fotosintesis sehinggamengakibatkan pH air meningkat pada siang
hari dan menurun pada malam hari. Penurunan
nilai pH limbah detergen dapat disebabkanpelepasan gugus sulfonat dari detergen yangkemudian teroksidasi menjadi sulfat (Suharjono
dan Kurniati, dalam Hermawati et all., 2005).
Oksigen terlarut merupakan kebutuhandasar untuk kehidupan tanaman dalam air.
Kehidupan tanaman dalam air tergantung dari
kemampuan air untuk mempertahankankonsentrasi O2 minimal yang dibutuhkan untuk
kehidupan. Waktu pengambilan data juga
mempengaruhi kadar oksigen terlarut, dimanapengambilan data dilakukan pada siang hari.
Menurut Connell dan Miller dalam Hermawatiet all. (2005), bahwa kadar oksigen terlarut
mencapai maksimum pada siang hari danpetang hari serta menurun terus sampai
menjelang fajar. Kandungan oksigen terlarut
maksimum pada siang hari karena pada saat itutanaman aktif melakukan fotosintesis sehingga
banyak dihasilkan oksigen.
Angka BOD adalah jumlah oksigenyang dibutuhkan oleh bakteri untuk
menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua
zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat
organik yang tersuspensi dalam air. Padapenelitian ini, rata-rata konsentrasi BOD limbah
cair laundry dari ke tiga wadah yaitu 4,33 mg/L
dapat diturunkan sampai 2,33 mg/L. Hal inimenunjukkan pada saat yang bersamaan dengan
menggunakan oksigen yang terlarut di dalam
air limbah senyawa polutan akan diuraikan olehmikroba yang ada di rhizosfir.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa
parameter kualitas limbah cair laundry berupa
kadar oksigen terlarut (DO) dan BOD padaawal pengamatan dikategorikan dalam kualitas
air tercemar ringan. Hasil pengukuran di akhir
pengamatan (hari ke-27) terjadi peningkatanoksigen terlarut (DO) dan penurunan kadar
BOD. Pengolahan limbah dengan menanamkan
Kangkung air pada limbah cair laundry dapatmemperbaiki kualitas limbah cair laundry
menjadi tidak tercemar.
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
7/8
Di perairan bentuk unsur fosfat berubahsecara terus-menerus, akibat proses
dekomposisi dan sintesis antara bentuk organik
dan bentuk anorganik yang dilakukan olehmikroba. Mikroba pelarut fosfat meliputi
berbagai jenis mikroba yang dapat mengubah
senyawa fosfat tidak terlarut menjadi fosfatterlarut. Menurut Lynch & Poole dalamRaharjo et all., (2007), mikroba pelarut fosfat
berperan dalam perubahan fosfat menjadi
bentuk terlarut dengan cara : 1) Mengubahkelarutan senyawa fosfat anorganik; 2)
mineralisasi senyawa organik dengan
melepaskan orthophosphat; 3) mengubah fosfatanorganik yang menyediakan anion ke
protoplasma sel (immobilisasi); 4) oksidasi dan
reduksi senyawa fosfat anorganik.Pada pembelajaran Biologi di sekolah pada
materi pencemaran lingkungan dapat diterapkan
pada siswa untuk berpikir kritis dan logis dalam
memecahkan persoalan permasalahanlingkungan serta dampaknya. Pengembangan
materi yang kontekstual terhadap keadaan
lingkungan sekitar, mengajarkan siswa agardapat menjaga lingkungan dan mengatasi
kerusakan lingkungan yang terjadi, salah
satunya dampak dari pencemaran limbahdetergen. Sehingga mampu memperkaya materi
dan informasi mengenai pencemaran
lingkungan. Serta mengajarkan pendidikan
karakter pada siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan kangkung air( Ipomoea aquatica Forsk) yang dipelihara pada
limbah cair laundry mampu meremediasi fosfat
dan mengakumulasikannya pada akar, batang
dan daun. Rerata akumulasi fosfat pada akartumbuhan Kangkung air yaitu 0,1563 ppm atau
sekitar 54,21 %, kemudian diikuti oleh bagian
batang 0,1160 ppm atau sekitar 40,23 % danbagian daun sebesar 0,0976 ppm atau sekitar
33,85 %. Fitoremediasi menggunakan
Kangkung air dapat memperbaiki kualitaslimbah cair laundry dengan menurunkan
parameter suhu, pH, dan BOD sertameningkatkan oksigen terlarut sehingga mampu
meningkatkan kualitas perairan yang tercemar
limbah laundry.
SARAN
Untuk mengatasi perairan yang tercemarfosfat dalam konsentrasi tinggi akibat kegiatanindustri maupun pembuangan penduduk dapat
menggunakan tumbuhan kangkung air.
Kangkung air yang digunakan sebagai agenfitoremediasi tidak layak untuk dikonsumsi
apabila melebihi batas yang ditetapkan. Bagi
yang ingin melanjutkan penelitian ini, perludikembangkan dengan perlakuan variasi
konsentrasi fosfat dan efisiensi waktu untuk
mengetahui akumulasi tiap harinya olehtanaman terhadap konsentrasi fosfat.
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, D.F. 2003. Kemampuan genjer, kangkung
air, dan selada air untuk menurunkan
konsentrasi logam timbal (Pb) di dalam
air [skripsi]. Bogor : Fakultas
Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, IPB.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, R. L. Mitchell.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.Terjemahan Herawati Susilo. p : 151-153. UI-Press, Jakarta.
Hermawati, E., Wiryanto, dan Solichatun.2005. Fitoremediasi limbah detergenmenggunakan kayu apu (Pistia
stratiotes L. ) dan genjer (Limnocharis
flava L). BioSMART. Vol: 7 (2): 115 – 124 ISSN: 1411-321X.
Stefhany, C.A., M. Sutisna, dan K. Pharmawati.2013. Fitoremediasi phospat dengan
menggunakan tumbuhan eceng gondok
(Eichornia crassipes) pada limbah cair
indrusti kecil pencucian pakaian
(laundry). Reka Lingkungan. Vol: 1 (1): 1 – 11.
-
8/17/2019 12222-12175-1-PB
8/8