118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-uteri-pada-ibu-post-partum
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
2.668 -
download
0
Transcript of 118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-uteri-pada-ibu-post-partum
PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM
HARI PERTAMA SAMPAI HARI KE EMPAT
DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Disusun oleh :
TAUFIK ANDRI ATMOKO
NIM. 04.03.0148
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2009
i
PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM
HARI PERTAMA SAMPAI HARI KE EMPAT
DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global
Yogyakarta
Disusun oleh :
TAUFIK ANDRI ATMOKO
NIM. 04.03.0148
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2009
ii
PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM
HARI PERTAMA SAMPAI HARI KE EMPAT DI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
Yogyakarta, Desember 2008
Telah diajukan oleh dosen Pembimbing
Pembimbing
Sinta Khrisnamurti S.Kep,Ns
iii
Skripsi ini Telah Dipertahankan Dan Disahkan di Depan Dewan Penguji Jurusan
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta
Tanggal :14 Januari 2008
Yang terdiri dari :
Ketua
Sinta Khrisnamurti, S.Kep, Ns
Anggota I Anggota II
Riza Yulina Amry, S.Kep, Ns Arita Murwani, S.Kep
Mengetahui
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Surya Global Yogyakarta
Dwi Suharyanta, ST, MM, M.Kes
NIP. 13.03.03.0806
iv
MottoMottoMottoMotto
Kamu Tidak akan pernah bahagia
jika kamu terus – menerus mencari makna kebahagiaan itu kamu tidak akan pernah hidup jika kamu mencari makna hidup
(Albert Camus)
Jangan hidup dimasa silam, Jangan bermimpi tentang masa depan
Konsentrasikan pikiranmu untuk masa kini (Buddha)
Kata – kata mempunyai kekuatan baik untuk merusak maupun menyembuhkan
ketika kata – kata benar dan baik kata – kata itu dapat mengubah dunia
(Buddha)
Let us rise up and be thankfull For if we didn’t learn a lot today, At least we learned a little
And if we didn’t learn a little, At least we didn’t get sick At least we didn’t die, so let us all be thankfull
(Buddha)
Keagungan terbesar bukan tercapai karena tidak pernah gagal
namun karena selalu bangkit setiap kita jatuh (Confucius)
The Time for action now
It’s never too late to do something (Carl Sandburg Author)
Jika kita benar – benar dapat memahami masalah itu
jawaban akan muncul darinya, karena jawaban tidak pernah terlepas dari pertanyaan
(J. Krishnamurti)
v
PersembahanPersembahanPersembahanPersembahan
Alhamdulillah penulis bersyukur pada ALLAH SWT yang telah memberikan taufik
serta hidayahnya, yang senantiasa mengiringi perjalanan penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ini dengan lancar. Karya tulis ini penulis persembahkan untuk :
� Kedua orang tuaku adik-adikku kakekku tercinta atas semua ketulusan do’anya
yang selalu dipanjatkan dan yang paling berjasa dalam hidupku selalu memberikan
motivasi untuk menatap tegak masa depanku dan meraih cita dan impianku.
� Saudara-saudaraku yang berada di Gombong & Muntilan terima kasih atas bantuan,
dukungan motivasi yang telah diberikan
� Teman – teman Kost semuanya yang tidak bisa disebut satu – satu terima kasih atas
semangat dan dorongannya
� Teman – teman C Kp, terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan selama ini.
� Sahabat-sahabatku Fitria FNH, Nopex, Ashari & Ari, Cipta Ary N & Lia, Taufik
Sutrisno & Pipit, Dian Miftahulmizan, Wawan CS, Miftahul Darusalam, Erwan
(Heales),, Erik, Ridho, Mardiwiyono, Eko, Heri Nugroho BG, Bayu, Fajar Yulianto,
Thanks atas motivasinya
� Yang terkasih Ozzy yurisa yang tidak henti-hentinya memberikan inspirasi, semangat
dan motivasi dalam menyusun skripsi ini.
� Almameterku yang selalu aku banggakan.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati Puji Syukur Alhamdulillah, Penulis
panjatkatkan kehadirat Allah SWT sebagai dzat tunggal yang tiada sesembahan
melainkan Dia yang wajib disembah, atas pertolongan-Nyalah Penulis diberi
kekuatan dan kempuan dalam menyelesaikan sebuah karya yang sangat berharga
berupa skripsi dengan mengambil judul “Pengaruh Senam Nifas Terhadap
Kecepatan Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Hari Pertama
Sampai Hari Ke Empat Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik
tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus dan sedalam-dalamnya, terutama kepada :
1. Dwi Suharyanta, ST,MM,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Surya Global Yogyakarta.
2. Sinta Khrisnamurti, S.Kep,Ns selaku dosen pembimbing dan Ketua Dewan
Penguji, yang telah banyak membantu dan membimbing selama penulisan
skripsi ini.
3. Riza Yulina Amry, S.Kep,Ns selaku Anggota I Dewan Penguji, terima kasih
atas saran – sarannya.
4. Arita Murwani, S.Kep selaku Anggota II Dewan Penguji, terima kasih atas
saran – sarannya.
5. Darmasta Maulana, S.Kep selaku dosen wali C/Kp.
6. Dr. I Wayan Sudana, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Daerah
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
7. Dr. Antonius Sulistyo selaku Ketua Diklat Rumah Sakit Daerah Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan sehingga masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu segala
saran dan masukan yang membangun sangat Penulis harapkan sebagai perbaikan
dalam penyusunan karya tulis selanjutnya. Akhir kata Penulis hanya bisa
memohon kepada Allah SWT semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta
berguna bagi kita semua. Amin.
vii
Yogyakarta, Januari 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
INTISARI ............................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................................... 8
1. Involusi uteri post partum.................................................................. 8
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uteri.............................. 14
3. Senam nifas ....................................................................................... 16
B. Kerangka Konsep ................................................................................... 26
C. Hipotesis.................................................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 28
C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 29
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 30
E. Definisi Operasional................................................................................ 30
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31
G. Instrument Penelitian............................................................................... 32
H. Analisa Data ............................................................................................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 34
B. Hasil Penelitian........................................................................................ 36
C. Pembahasan ............................................................................................. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................................. 49
B. Saran........................................................................................................ 50
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DARTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur pasien
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ................................................................... 37
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan metode persalinan
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ...................................................................38
Tabel 4.3 Karakteristik berat badan responden sebelum partus
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ...................................................................38
Tabel 4.4 Karakteristik berat badan responden setelah partus
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ...................................................................38
Tabel 4.5 Perbedaan tinggi fundus uteri sebelum partus
pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ...................................................................39
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi perbedaan tinggi fundus uteri sebelum partus
pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ................................................................... 40
Tabel 4.7 Perbedaan tinggi fundus uteri pra-test
pada kelompok yang melakukan senam nifas dan tidak senam nifas
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ................................................................... 41
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi perbedaan tinggi fundus uteri pra-test
pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas
di bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul
pada bulan Agustus 2008 ................................................................... 42
Tabel 4.9 Perbedaan penurunan total tinggi fundus uteri
pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas di bangsal Alamanda
RSD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008..........43
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi perbedaan tinggi fundus uteri
sebelum partus pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas di bangsal Alamanda
RSD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008 .......... 44
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Konsep Penelitian ................................................................ 26
xii
PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM
HARI PERTAMA SAMPAI HARI KE EMPAT
DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
INTISARI
TAUFIK ANDRI ATMOKO
Untuk menurunkan angka morbiditas pada masa post partum selain early
ambulasi salah satu cara untuk mempercepat involusi uteri yaitu dengan
melakukan senam nifas yang bertujuan merangsang otot-otot rahim agar berfungsi
secara optimal sehingga diharapkan tidak terjadi perdarahan post partum dan
mengembalikan rahim pada posisi semula (involusi).
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam
nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri di RSD Panembahan
Senopati Bantul.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yaitu dengan
rancangan pra eksperimen yaitu dengan menggukan kelompok statis dilakukan di
RSD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Juli – Agustus 2008. Pada
penelitian ini teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan pengukuran
langsung pada fundus uteri pada ibu post partum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan senam nifas akan
mempercepat penurunan fundus uteri, dengan kata lain terdapat pengaruh senam
nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri.
Kata Kunci : Pengaruh senam nifas, Fundus uteri, Ibu post partum.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kelahiran bayi merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu karena
kemungkinan timbul masalah atau penyakit yang bila tidak ditangani segera
dengan efektif dapat membahayakan kesehatan atau kematian bagi ibu
(Pusdiknakes, 2001). Oleh karena itu pemantauan dan asuhan pada ibu dalam
masa nifas sangat penting dilakukan. Masa nifas (puerperium) adalah masa
pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas bisa berbeda-beda pada setiap ibu.
Namun, cepat lambatnya darah berhenti, bukan merupakan indikasi singkat-
lamanya masa nifas itu sendiri. Masa setelah melahirkan selama 6 minggu
atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas yang penting
sekali untuk terus dipantau (Nino, 2007).
Setelah persalinan terjadi perubahan pada uterus, dimana fundus uteri
berada setinggi pusat. Selanjutnya terjadi proses involusi uteri setiap hari yang
tampak dari luar dengan penurunan fundus uteri, kontraksi uteri dan
pengeluaran lochea (Farrer, 2001). Kecuali bila ada infeksi endometrium,
terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah dan mioma uteri
maka involusi uteri tidak berjalan sebagaimana mestinya (Manuaba, 2000).
Untuk menurunkan angka morbiditas pada masa post partum selain
early ambulasi salah satu cara untuk mempercepat involusi uteri yaitu dengan
2
melakukan senam nifas yang bertujuan merangsang otot-otot rahim agar
berfungsi secara optimal sehingga diharapkan tidak terjadi perdarahan post
partum dan mengembalikan rahim pada posisi semula (involusi) (Sjahrudin,
2006).
Proses pemulihan kesehatan pada masa post partum merupakan hal
yang sangat penting bagi ibu setelah melahirkan. Sebab masa kehamilan dan
persalinan telah terjadi perubahan fisik dan psikis sebagai akibat kehamilan,
dinding perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya garis-garis putih dan
hitam (striae gravidarum) yang dari sudut keindahan tubuh akan terasa sangat
mengganggu. Karena itu mereka akan berusuha untuk mengencangkan dan
memulihkan keadaan dinding perut yang tidak indah tersebut. Umumnya yang
menjadi perhatian wanita setelah persalinan adalah bagaimana memulihkan
bentuk tubuh dan dinding perut seindah mungkin (Mochtar, 1998).
Setelah persalinan, tubuh seorang ibu baru memasuki masa
pemulihannya dan perlahan kembali kekondisi semula. Tindakan tirah baring
dan senam post partum membantu proses fisiologis ini secara perlahan. Ini
adalah salah satu manfaat bila ibu menyediakan kesempatan untuk senam post
partum. Meskipun ibu mungkin mengalami keletihan, ketidaknyamanan dan
tanggung jawab menjadi ibu, semua ini perlu dipandang secara positif supaya
senam post partum ini dapat dilakukan (Brayshaw, 2007).
Menurut Sjahrudin (2006), Dengan pemakaian stagen yang diikat
terlalu kuat akan membuat tekanan intra abdomen didalam rongga perut
terlalu tinggi, akibatnya organ-organ yang berada diperut tertekan sehingga
3
rahim akan lambat turun. Untuk menghindari hal tersebut ibu dianjurkan untuk
melakukan gerakan-gerakan yang dapat mengencangkan otot-otot perut.
RSD Panembahan Senopati Bantul merupakan Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan rawat inap kebidanan. Jumlah persalinan yang ada dari
bulan Januari sampai bulan Desember 2007 yaitu 1747 pasien, dengan
persalinan normal 1179 persalinan dan persalinan dengan tindakan 568
persalinan. Persalinan normal ditolong oleh dokter atau bidan sedangkan
persalinan tindakan ditolong oleh dokter. Pasien dirawat di bangsal maternitas
yaitu di ruang Alamanda. Hasil wawancara dengan 2 perawat pada tanggal 29
Februari 2008 di bangsal Alamanda menyatakan bahwa pasien yang dirawat
setelah post partum belum dilakukan adanya senam nifas. Dan hasil
wawancara dengan 6 pasien post partum pada tanggal 29 Februari 2008 di
bangsal Alamanda mereka mengatakan masih takut untuk melakukan banyak
gerakan karena 2 dari 6 ibu merupakan pengalaman pertama dalam menjalani
masa nifas dan untuk mengecilkan perut memakai stagen dengan
pemberitahuan dari keluarga atau orang terdekat yang diyakini bahwa dengan
pemakaian stagen bisa mengembalikan perut yang mengalami peregangan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh senam nifas terhadap proses involusi, karena
involusi luas maka dibatasi dalam penurunan fundus uteri. Sehingga topik
yang akan diteliti adalah “Pengaruh senam nifas terhadap kecepatan
penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum hari pertama sampai hari
ke empat di RSD Panembahan Senopati Bantul ”.
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh
senam nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post
partum hari pertama sampai hari ke empat?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap kecepatan penurunan
tinggi fundus uteri di RSD Panembahan Senopati Bantul ”.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya penurunan tinggi fundus uteri (cm) pada ibu post partum
hari pertama sampai hari ke empat dengan senam nifas.
b. Diketahuinya penurunan tinggi fundus uteri (cm) pada ibu post partum
hari pertama sampai hari ke empat dengan tidak dilakukan senam
nifas.
c. Diketahuinya perbedaan fundus uteri (cm) pada ibu post partum hari
pertama sampai hari ke empat dengan senam nifas dan dengan tidak
dilakukan senam nifas.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Keperawatan Maternitas
Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan
dunia pendidikan ilmu keperawatan, khususnya untuk asuhan
keperawatan maternitas.
2. Bagi RS Panembahan Senopati Bantul
Memberikan masukan bagi perawat obstetrik dalam meningkatkan
pelayanan dan penanganan pada ibu masa nifas.
3. Bagi ibu post partum di wilayah Bantul
Mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan post partum secara
alami, nyaman dan biaya ekonomis.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman yang nyata dalam
melakukan penelitian di bidang keperawatan maternitas khususnya
tentang pengaruh senam nifas terhadap kecepatan penurunan fundus uteri.
E. Keaslian Penelitian
Menurut sepengetahuan peneliti ada penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dari beberapa referensi yang pernah
peneliti baca antara lain :
1. Pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri pada ibu pasca salin hari I-
VII di RSD Soetomo Surabaya yang dilakukan oleh Afni Toyibah (2000)
dengan metode quasi eksperimental. Hasil penelitian mengatakan senam
6
nifas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap involusi uteri hari I-
VII pada semua ibu pasca salin. Perbedaan dengan peneliti sekarang
adalah menggunakan metode eksperimental, variabel bebasnya adalah
pemberian senam nifas dan variabel terikatnya adalah penurunan tinggi
fundus uteri, serta tempat dan waktu penelitian yang berbeda yaitu di RSD
Panembahan Senopati Bantul yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus
2008.
2. Evaluasi penurunan tinggi fundus uteri post partum hari I dan II dengan
injeksi syntosinon yang dilakukan oleh Romlah (2004) menggunakan jenis
penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan observasional. Subyek
penelitian ini adalah semua ibu post partum yang di rawat di ruang nifas
Paviliun Maria Rumah Sakit RK Charitas Palembang yang memenuhi
kriteria inklusi. Metode pengumpulan data dengan pengukuran tinggi
fundus uteri menggunakan lembar obsevasi. Hasil penelitian mengatakan
tidak ada perbedaan penurunan fundus uteri antara kelompok injeksi
dengan tidak injeksi syntosinon. Perbedaan dengan peneliti sekarang
adalah menggunakan metode eksperimental, variabel bebasnya adalah
pemberian senam nifas dan variabel terikatnya adalah penurunan tinggi
fundus uteri, serta tempat dan waktu penelitian yang berbeda yaitu di RSD
Panembahan Senopati Bantul yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus
2008.
3. Pengaruh senam nifas terhadap proses pemulihan sistem reproduksi pada
ibu post partum di Rumah Sakit wilayah kota Malang yang dilakukan oleh
7
Yuliana (2005) dengan metode quasi eksperimental. Hasil penelitian
mengatakan senam nifas berpengaruh terhadap proses pemulihan sistem
reproduksi pada ibu post partum. Perbedaan dengan peneliti sekarang
adalah menggunakan metode eksperimental, variabel bebasnya adalah
pemberian senam nifas dan variabel terikatnya adalah penurunan tinggi
fundus uteri, serta tempat dan waktu penelitian yang berbeda yaitu di RSD
Panembahan Senopati Bantul yang akan dilaksanakan pada bulan Juli-
Agustus 2008.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Involusi Uteri Post Partum
a. Pengertian
1) Involusi uteri adalah suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan bobot 60 gram.
2) Post partum (masa nifas) adalah masa dimulai beberapa jam setelah
lahir plasenta dan mencakup enam minggu berikutnya
(Pusdiknakes, 2003).
b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa post partum
1) Uterus.
Pada akhir kala tiga persalinan, fundus uteri berada setinggi
umbilicus dan berat uterus 1000 gram. Uterus kemudian
mengalami involusi dengan cepat selama 7-10 hari pertama
selanjutnya berangsur-angsur. Involusi uteri ini dari luar dapat
diamati dengan memeriksa tinggi fundus uteri. Tinggi fundus
berlangsung turun sebanyak ≥ 1 cm per hari sampai fundus uteri
tidak teraba lagi lewat abdomen yang biasanya pada hari ke 11 atau
12 dan setelah enam minggu ukurannya kembali pada ukuran tidak
hamil yaitu 8 cm dengan berat 50 gram (Farrer, 2001).
9
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi
pusat; segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2 jari di
bawah pusat. Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih
setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12
hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis. Satu minggu post
partum berat uterus akan menjadi ± 500 gram, 2 minggu post
partum menjadi 300 gram, dan setelah 6 minggu post partum, berat
uterus menjadi 40 sampai 60 gram (berat uterus normal ± 30 gram)
(Wiknjosastro, 2005).
Kecepatan penurunan tinggi fundus uteri dibagi menjadi 3
kategori (Wiknjosastro, 2005) :
a) Lambat : jika penurunan kurang dari 7 cm/5 hari
b) Sedang : jika penurunan sama dengan 7 cm/5 hari
c) Cepat : jika penurunan lebih dari 7 cm/5 hari
Involusi uteri ini disebabkan oleh :
a) Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus
menerus sehingga mengakibatkan kompresi pembuluh darah
dan anemia setempat (iskemia).
b) Otolisis-sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri
sehingga tertinggal jaringan fibro-elastik dalam jumlah renik
dalam bukti kehamilan.
c) Atrofi-jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen
dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi
10
terhadap penghentian produksi estrogen serta yang menyertai
pelepasan plasenta. Selain perubahan atrofik pada otot-otot
uterus, lapisannya (desidua) akan mengalami atrofi dan terlepas
dengan meninggalkan lapisan basal yang akan bergenerasi
menjadi endometrium yang baru. Luka bekas pelekatan
plasenta memerlukan 8 minggu untuk penyembuhan total.
d) Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan
progesterone terhadap hipofisis hilang (Farrer, 2001).
2) Kontraksi uterus.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum.
Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot
uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta dilahirkan (Wiknjosasatro, 2005).
3) Lokia
Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua laokia lubra
atau lokia krunta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo,
sanguinolenta. Setelah satu minggu, lokia cair tidak berdarah lagi,
warnanya agak kuning, disebut lokia serosa. Setelah dua minggu,
lokia hanya merupakan cairan putih disebut sebagai cairan alba.
Biasanya lokia berbau agak sedikit amis, kecuali bila terdapat
11
infeksi; dan akan bau busuk, umpamanya pada adanya lokiostatis
(lokia tidak lancar keluar) dan infeksi (Wiknjosastro, 2005).
4) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari
tangan dan setelah tiga minggu post natal, serviks menutup karena
robekan kecil-kecil selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali ke
keadaan sebelum hamil (nulipara) yang berupa lubang kecil seperti
mata jarum dan serviks hanya kembali pada keadaan tidak hamil
yang berupa lubang kecil yang sudah sembuh tertutup tapi
berbentuk celah (Farrer, 2001).
5) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan dan peregangan
yang sangat besar selama melahirkan bayi, kedua organ ini tetap
baerada dalam keadaan kendur. Setelah tiga mingguan vulva dan
vagina kembali ke keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol (Farrer, 2001).
6) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya tegang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali
12
sebagian besar tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur dan pada
keadaan sebelum melahirkan (nulipara) (Farrer, 2001).
7) Afterpain
Afterpain atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksi
uterus kadang-kadang sangat menggangu selama 2-3 hari post
partum. Perasan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang
menyusui. Perasaan sakit itu pun timbul bila masih terdapat sisa-
sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah di
dalam cavum uteri (Wiknjosastro, 2005).
8) Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan
pada kelenjar-kelenjar mamma untuk menghadapi masa laktasi ini.
Perubahan yang terdapat pada kedua mamma antara lain sebagai
berikut :
a) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar alveolus
mamma dan lemak.
b) Pada duktus laktiferus terdapat ciran-cairan yang kadang-
kadang dapat dikeluarkan, berwarna kuning (kolostrum).
c) Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada
bagian dalam mamma. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi
dan tampak dengan jelas. Tanda ini merupakan pula salah satu
tanda tidak pasti untuk membantu diagnosis kehamilan
(Wiknjosastro, 2005).
13
9) Ligamen-ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus
jatuh kebelakang. Tidak jarang pulawanita mengeluh
”kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligamenta,
Fasia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak kendor.
Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat
genetalia tersebut, juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul
dianjurkan untuk mlakukan latihan-latihan tertentu (Wiknjosastro,
2005).
10) Traktus urinarius
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli
sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan
tulang pubis slama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam waktu 6 minggu. Dengan adanya perubahan-
perubahan pada masa post partum tersebut untuk memulihkan
14
kembali keadaan sebelum hamil sebaiknya dengan latihan-latihan
dan gymnastic pasca persalinan agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan didalam pelaksanaan senam nifas (Farrer, 2001).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uteri
a. Status gizi
Zat gizi adalah ikatan kimia yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat
gizi dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Gizi yang dikonsumsi
lewat alat-alat pencernaan akan diserap melalui dinding usus dan
masuk kedalam peredaran darah kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
Zat gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menyediakan energi,
membentuk sel-sel baru, memelihara jaringan dan mengganti sel-sel
yang rusak. Dengan ststus gizi yang optimal, tubuh memperoleh zat
gizi yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2003).
Apalagi pada masa post partum yang mengalami proses
pemulihan alat-alat kandungan persiapan untuk laktasi sehingga
dibutuhkan tambahan energi. Dengan penambahan zat atau status gizi
yang optimal akan membantu proses pertumbuhan, pemeliharaan dan
mengganti sel-sel yang rusak pada genetalia interna dan eksterna
akibat proses persalinan. Dengan status gizi yang kurang akan
mengganggu proses pemulihan alat-alat kandungan dan akan
15
memudahkan terjadi infeksi nifas serta menghambat involusi
(Winkjosastro, 2005).
b. Parietas
Parietas mempengaruhi proses involusi uteri. Terjadi involusi
uteri bervariasi pada ibu post partum multipara dan primipara. Pada
multipara uterus teregang penuh dua kali lipat sehingga kontraksi
uterus lebih kuat untuk menghasilkan involusi (Farrer, 2001).
c. Menyusui
Setelah melahirkan, pengaruh menekan dari estrogen dan
progesteron terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon
hipofisis kembali antara lain lactogenic hormon. Mammae yang sudah
disiapkan sejak kehamilan, terpengaruh dengan akibat kelenjar-
kelenjar yang berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan
mioepitelium kelenjar susu berkontraksi, sehingga terjadi pengeluaran
susu. Umumnya baru berlangsung hari ke 2-3 pasca persalinan
(Winkjosastro, 2005).
d. Mobilisasi (ambulasi) dini
Ambulasi dini penting dalam masa post partum. Dengan
ambulasi dini dapat mempercepat involusi alat kandungan, mengurangi
infeksi nifas, melancarkan alat gastrointestinal, alat perkemihan,
meningkatkan peredaran darah dan pengeluaran sisa metabolisme, hal
ini merupakan awal gerakan-gerakan yang ada didalam senam nifas.
16
e. Usia
Menurut Cunningham et al (1995) mengatakan involusi uterus
terjadi oleh karena proses autolisis, dimana zat protein dinding rahim
dipecah, diserap dan kemudian dibuang bersama air kencing. Bila
proses ini dihubungkan dengan penurunan penyerapan protein pada
proses penuaan maka hal ini akan menghambat involusi uterus. Selain
itu juga adanya penurunan regangan otot dan peningkatan jumlah
lemak akan menjadi semakin lambat proses involusi uterus. Ibu yang
usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan. Pada proses
penuaan terjadi perubahan metabolisme yaitu terjadi peningkatan
jumlah lemak, penurunan elastis otot dan penurunan penyerapan
lemak, protein dan kerbohidrat. Dengan adanya penurunan regangan
otot akan mempengaruhi pengecilan otot rahim setelah melahirkan dan
membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan ibu yang
mempunyai kekuatan otot dan regangan yang lebih baik.
3. Senam Nifas
a. Pengertian senam nifas
Senam nifas adalah salah satu aktifitas yang dianjurkan untuk
dilakukan para ibu setelah persalinan (Hammah, 2003).
b. Tujuan dari senam nifas
Menurut Huliana (2003) tujuan dilakukan senam nifas adalah :
17
1) Memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami
peregangan.
2) Meningkatkan ketenangan dan memperlancarkan sirkulasi darah.
3) Mencegah pembuluh darah yang menonjol, terutama di kaki.
4) Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki.
5) Mencegah kesulitan buang air kecil.
6) Mengembalikan rahim pada posisi semula (involusi).
7) Mempertahankan postur tubuh yang baik.
8) Mengembalikan kerampingan tubuh.
9) Membantu kelancaran pengeluaran ASI.
c. Waktu senam nifas
Pada masa nifas senam nifas dapat di lakukan 6 jam setelah melahirkan
dan untuk ibu yang melahirkan operasi, senam nifas dapat dilakukan
setelah 24 jam operasi (Huliana, 2003).
d. Program latihan senam nifas
Menurut Hammah (2003) program latihan senam nifas ada dua yaitu :
1) Pada masa nifas
Pada masa nifas bentuk latihan senam nifas dilakukan secara
bertahap dari hari I dan ditingkatkan sampai dengan ke IV
perawatan.
2) Setelah masa nifas
Program latihan berupa kelas khusus setelah masa nifas berakhir
dan dinding rahim sembuh kembali bentuk latihan berfokus untuk
18
menguatkan otot perut, otot bokong, otot punggung dan otot dasar
panggul.
e. Metode senam nifas
Mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana dapat dimulai selagi ibu
rawat inap di Puskesmas/Rumah Sakit, supaya involusi tubuh berjalan
dengan baik dan otot-otot mendapatkan tonus, elastisitas dan fungsinya
kembali. Menurut Huliana (2003) metode senam nifas adalah sebagai
berikut :
1) Latihan hari I
a) Latihan pernafasan iga-iga
Tujuan; untuk mendapatkan oksigen yang cukup dan
memperlancar sirkulasi darah.
Sikap; pakaian di longgarkan (pada bagian dada dan pinggang),
tidur terlentang dengan satu bantal dan satu bantal kecil
dibawah lutut. Kepalkan kedua tangan, lalu letakkan pada iga-
iga sebagai perangsang.
Kegiatan; keluarkan nafas dari mulut ( tiup ), sedangkan tangan
menekan iga-iga kedalam sehingga rongga dada mengempis.
Selanjutnya, tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup
sehingga iga-iga mengembang serta dorong kedua tangan
kesamping luar.
Anjuran; lakukan 15 kali gerakan setiap pagi dan sore.
19
b) Latihan gerak pergelangan kaki
Tujuan; untuk sirkulasi darah vena ( pembuluh darah balik )
kejantung, memperlancar sirkulasi darah dari kaki dan
menghilangkan pembengkakan di kaki.
Sikap; tidur terlentang dengan satu bantal, kedua lutut lurus.
Kegiatan; latihan 1 ( gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi ),
tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut bagian belakang
menekan kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa
sakit. Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya.
Latihan 2 (gerakan inverse dan eversi ), hadapkan kedua
telapak kaki satu sama lain dengan lutut menghadap keatas,
lalu kembali ke posisi semula beberapa kali. Posisi telapak kaki
berhadapan lalu lakukan gerakan kaki ke bawah, bukan
kesamping dan tegakkan kembali.
Latihan 3 (gerakan sirkum duksi ), kedua telapak kaki
diturunkan kebawah, bukan samping, tegakkan kembali dan
seterusnya. Kedua telapak kaki dibuka dari atas kesamping,
turunkan hadapan kembali dan seterusnya.
Anjuran; lakukan 15 kali gerakan setiap pagi dan sore.
c) Latihan kontraksi otot perut dan otot pantat secara ringan.
Tujuan; mencegah kesulitan buang air besar dan buang air
kecil, mengurangi sakit pada jahitan dan membentuk kontraksi
rahim sehingga perdarahan cepat terhenti.
20
Latihan 1 : Sikap; tidur terlentang dengan satu bantal,kedua
lutut lurus dan tangan di samping badan.
Kegiatan; angkat kepala dan dahu sehingga dagu menyentuh
dada.
Anjuran; lakukan empat kali gerakan, lalu lanjutkan dengan
latihan kedua.
Latihan 2 : Sikap; tidur terlentang dengan satu bantal, kedua
lutut lurus dan tangan di samping badan.
Kegiatan; bengkokkan lutut kiri, lalu luruskan. Selanjutnya,
bengkokkan lutut kanan,lalu luruskan lakukan bergantian.
Anjuran; lakukan empat kali gerakan untuk tiap sisi dan
lanjutkan dengan gerakan ketiga.
Latihan 3 : Sikap; tidur terlentang dengan satu bantal,kedua
kaki lurus, satu kaki ditumpangkan pada lainnya.
Kegiatan; tundukkan kepala, kerutkan pantat kedalam sehingga
lepas dari kasur atau matras, lalu kempeskan perut sehingga
punggung menekan kasur atau matras. Selanjutnya lepaskan
kembali.
Anjuran; lakukan 15 kali gerakan. Setiap tiga kali gerakan
berhenti sebentar.
2) Latihan hari II
Latihan hari II seperti hari I ditambah dengan latihan berikut ini :
a) Latihan pernafasan iga-iga
21
Tujuan; untuk menghilangkan kembung di perut.
Sikap; pakaian dilonggarkan dan tidur terlentang dengan satu
bantal, letakkan kedua telapak tangan di atas perut yaitu
disekitar pusat sebagai perangsang.
Kegiatan; tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup
sehingga perut tertarik atau mengembang keatas mendorong
kedua tangan. Keluarkan nafas kuat-kuat sebanyak mungkin
dari mulut ( dengan meniupkan ke udara ) sambil menekan
perut sehingga perut mengempis.
Anjuran; lakukan 5-6 kali dalam sekali latihan.
b) Latihan otot perut
Tujuan; mencegah perut gantung.
Sikap; tidur terlentang denagan satu bantal, kedua kututb di
bengkokkan setengah tinggi dan telapak kaki rata pada kasur
atau matras.
Kegiatan; angkat kepala dan bahu perlahan-lahan sehinnga
dagu menempel di dada, lalu turunkan kembali dengan lambat.
Atau dilakukan dengan meletakkan tangan pada bahu sehingga
sekaligus melatih tangan.
Anjuran; lakukan lima kali gerakan pada pagi dan sore hari.
c) Latihan kaki
Latihan ini tidak diperbolehkan bagi ibu yang menderita
symphisiolysis yaitu peregangan tulang rawan.
22
Tujuan; untuk mengencangkan otot-otot dasar pinggul.
Sikap; tidur terlentang dengan satu bantal lutut dibengkokkan
setengah tinggi, lurus dan dirapatkan tangan terentang
disamping dengan bahu lurus.
Kegiatan; putar pinggang dan ayunkan kedua lutut bersama-
sama kaki sehingga menyentuh lantai, sementara panggul
kanan tetap mengarah ke depan selanjutnya kembali ke posisi
semula. Ulangi gerakan tersebut dengan berganti arah.
Anjuran; lakukan lima kali gerakan ke kiri dan ke kanan setiap
pagi dan sore hari.
d) Latihan otot dada
Tujuan; untuk memperlancar sirkulasi darah payudara,
memperlancar pengeluaran ASI dan untuk mempertahankan
bentuk payudara.
Latihan 1 : Sikap; duduk tengah atau berdiri, kedua tangan
saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku, angkat siku
sejajar dengan bahu.
Kegiatan; pegangan tangan erat-erat dan dorong jauh-jauh
secara bersamaan kearah siku tanpa menggeser telapak tangan
sampai otot dada terasa tertatih, lalu lepaskan.
Anjuran; lakukan gerakan ini 45 kali setiap 15 kali gerakan
berhenti sebentar, latihan ini dilakukan setiap pagi dan sore.
23
Latihan 2 : Sikap; berdiri dengan kedua tangan di belakang
punggung.
Kegiatan; angkat tangan hingga sejajar dengan kepala.
Anjuran; lakukan gerakan ini 45 kali dan berhenti sebentar
setiap 15 kali gerakan.
e) Latihan untuk mengembalikan rahim ke bentuk dan tempat
semula
Tujuan; mempercepat kembalinya rahim ke posisi semula dan
mengurangi rasa mulas.
Sikap; tidur tengkurap dengan dua bantal manyangga perut dan
satu bantal menyangga punggung kaki. Kepala menoleh ke
samping kiri/kanan. Tangan di samping badan dengan siku
sedikit dibengkokkan.
Anjuran; lakukan satu kali setiap hari sampai tertidur.
f) Latihan sikap baik secara ringan
Tujuan; mencegah badan menjadi bungkuk.
Latihan 1 : Sikap; tidur terlentang tanpa bantal dan tangan
disamping badan.
Kegiatan; kerutkan pantat, kempeskan perut sehingga bahu
menekan kasur, ulurkan leher dan lepaskan.
Anjuran; lakukan lima kali gerakan setiap pagi dan sore.
Latihan 2 : Sikap; posisi nduduk atau berdiri. Kedua tangan
diletakkan di atas sendi bahu.
24
Kegiatan; putar sendi bahu ke arah depan, ke atas, ke belakang,
ke bawah , ke depan dan seterusnya ( pada arah puteran ke
belakangtulang belikat atau bahu mendekat satu sama lain ).
Anjuran; lakukan 15 kali gerakan dan berhentin sebentar setiap
kali selesai menyusui bayi karena setiap waktu menyusui yang
membungkuk dan buah dada yang berat karena berisi ASI.
4. Latihan hari III
Latihan hari III merupakan latihan hari I dan II ditambah dengan
sikap baik dalam mengangkat dan menggendong bayi.
Tujuan; mencegah sakit pinggang, punggung, bahu ,leher dan
lipatan paha.
Sikap; berdiri dengan sedikit kaki di renggangkan.
Kegiatan; langkahkan kaki ke kanan dan ke depan, kempiskan
perut, bengkokkan lutut, lalu jongkok sampai tumit. Tundukkan
kepala dan ambil bayi dengan bahu tetap tegak selanjutnya kembali
berdiri tegak dan baru lepaskan kerutan.
Anjuran; lakukan hal yang sama untuk sikap baik dalam posisi
berjalan menggendong bayi.
Lakukan latihan-latihan diatas secara teratur sehingga tercapai hasil
yang baik.
5. latihan hari IV
Latihan hari IV merupakan lanjutan dari latihan hari sebelumnya.
Tujuan; memperbaiki regangan otot abdomen/perut setelah hamil.
25
Sikap; tidur terlentang tanpa bantal. Sikap tubuh bagian atas
terbentang dan kaki di tekuk ± 45 derajat, kemudian salah satu
tangan memegang perut.
Kegiatan; angkat tubuh ibu ± 45 derajat dan tahan hingga hitungan
ke-3 atau ke-5.
Anjuran; lakukan gerakan tersebut sebanyak 5-15 kali gerakan
setiap pagi dan sore hari.
26
Perubahan masa post
partum :
1. Kontraksi uterus
2. Lokia
3. Serviks
4. Vulva dan
vagina
5. Perineum
6. After pain
7. Laktasi
8. Ligamen-liganen
9. Traktus urinarius
10. Uterus
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Senam Nifas
Faktor yang
mempengaruhi
involusi uteri :
1. Status gizi
2. Parietas
3. Menyusui
4. Mobilisasi
5. Usia
Tidak Senam Nifas
Tinggi Fundus Uteri :
Hari Pertama
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Ibu Post Partum
27
C. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian senam nifas terhadap kecepatan
penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di RSD Panembahan
Senopati Bantul.
Ha : Ada pengaruh Pemberian senam nifas terhadap kecepatan penurunan
tinggi fundus uteri pada ibu post partum di RSD Panembahan Senopati Bantul.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yaitu dengan
rancangan pra eksperimen (pre eksperiment design) yaitu dengan
menggunakan Perbandingan Kelompok Statis (Static Group Comparison).
Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan
pengukuran kedua atau observasi (02). Hasil observasi ini kemudian dikontrol
atau dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok kontrol, yang tidak
menerima program atau intervensi (Notoatmodjo, 2005). Rancangan ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
Perlakuan Postes
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Keterangan :
X : Perlakuan
02 : Pengukuran Kedua (observasi)
X 02
02
29
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum yang dirawat
di RSD Panembahan Senopati Bantul dengan persalinan pervaginam, ibu
post partum primipara dan multipara hari pertama sampai hari keempat
pada tanggal 22 Juli - 22 Agustus 2008 yaitu berjumlah 105 .
2. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik
purposive sampling,yaitu pengambilan sampel didasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti sendiri dengan mengidentifikasi semua
karakteristik populasinya (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang telah
ditetapkan oleh peneliti yaitu ibu post partum yang dirawat di RSD
Panembahan Senopati Bantul dan diteruskan kunjungan rumah (bila
perlu). Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang
melakukan senam nifas dan tidak melakukan senam nifas. Dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Insklusi :
1) Persalinan pervaginam.
2) Ibu post partum primipara dan multipara.
3) Ibu post partum hari pertama sampai hari keempat.
4) Ibu post partum yang mempunyai rentang tekanan darah sistolik
110-139 mmHg dan diastolik 70-89 mmHg.
5) Ibu post partum yang bersedia menjadi responden.
30
b. Eksklusi :
1) Persalinan dengan Seksio Sesarea.
2) Ibu post partum lebih dari hari keempat.
3) Ibu post partum dengan infeksi dan perdarahan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di RSD Panembahan Senopati Bantul dan
dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2008.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebasnya senam nifas dan
variabel terikatnya yaitu penurunan tinggi fundus uteri.
E. Definisi Operasional
1. Senam nifas adalah salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan
para ibu setelah persalinan yang bertujuan untuk mengencangkan otot-otot
yang longgar karena kehamilan. Metode senam nifas sebagai berikut :
a. Latihan hari I
1) Latihan pernafasan iga-iga
2) Latihan gerak pergelangan kaki
3) Latihan kontraksi otot perut dan otot pantat secara ringan
b. Latihan hari II
1) Latihan pernafasan iga-iga
31
2) Latihan otot perut
3) Latihan kaki
4) Latihan otot dada
5) Latihan untuk mengembalikan rahim ke bentuk dan tempat semula
6) Latihan sikap baik secara ringan
c. Latihan hari III
Latihan hari III merupakan latihan hari satu I dan II ditambah
dengan sikap baik dalam mengangkat dan menggendong bayi.
d. Latihan hari IV
Latihan hari IV merupakan lanjutan dari latihan hari sebelimnya.
2. Penurunan fundus uteri post partum adalah penurunan fundus uteri setelah
terjadi kelahiran 2 jam pasca salin, hari I ; 24 jam setelah pengukuran dari
hari 0 dan hari II ; 24 jam setelah pengukuran hari I, dst. Ukuran tinggi
fundus uteri yaitu :
a. Setinggi pusat setelah janin dilahirkan
b. Setinggi 2 jari bawah pusat segera setelah plasenta lahir
c. Setinggi 7 cm atas simfisis ossis pubis atau setengah simfisis_ pusat
pada hari ke-5
d. Tidak dapat diraba diatas simfisis ossis pubis setelah 12 hari
3. Ibu post partum adalah wanita pasca persalinan atau kondisi ibu setelah
melahirkan anak dengan cara melalui pervaginam (melalui jalan lahir) baik
itu persalinan normal maupun persalinan pervaginam dengan penyulit
(tungsang, distosia bahu,ekstraksi cunam, vakum), baik pada ibu post
32
partum primipara maupun multipara. Wanita pasca persalinan harus cukup
istirahat kurang lebih selama 6 jam pasca salin. Setelah 8 jam, ibu boleh
miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini di awali dengan pencarian masalah di RSD Panembahan
Senopati Bantul pada tanggal 29 Februari 2008. Kemudian dilanjutkan
dengan pencarian data yang mendukung atau melatarbelakangi adanya
masalah yang muncul yaitu belum dilakukannya program senam nifas pada
semua ibu post partum yang dirawat di bangsal Alamanda. Setelah itu peneliti
membuat proposal penelitian yang digunakan untuk sebagai acuan pada saat
penelitian. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dengan cara observasi
dan pengukuran langsung pada fundus uteri pada ibu post partum.
Pengambilan data ini dikerjakan secara tim yang bersedia membantu dalam
penelitian ini, maka diperlukan komunikasi yang baik antara pengukuran
tinggi fundus uteri sebelum ibu bersalin. Pengukuran tinggi fundus uteri pada
ibu post partum yang melakukan senam nifas dan tidak melakukan senam
nifas dengan menggunakan alat metlin yang sebelumnya ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya, sebagai patokan pengukuran simpisis ke
tinggi fundus uteri. Hasil pengukuran ditulis dilembar observasi.
33
G. Instrumen Penelitian
Alat yang dipakai oleh peneliti dan tim dalam penelitian ini adalah lembar
observasi dan metlin untuk melakukan pengukuran tinggi fundus uteri pada
ibu post partum.
H. Analisa Data
Analisis secara pendekatan deskriptif menggunakan uji statistik t-tes
dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan penurunan tinggi fundus uteri
antara kelompok yang melakukan senam nifas dan tidak senam nifas dengan
perbedaan dianggap bermakna kalau p ≤ 0,05
Rumus :
+
−=
21
21
11
nns
xxt
Dimana nilai s diperoleh dari rumus :
( ) ( )[ ] ( )2/11 21
2
21
2
11 −+−+−= nnsnsns
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSD Panembahan Senopati terletak pada wilayah Bantul tepatnya di Jl.
DR. Wahidin Sudirohusodo No. 14 telp : (0274) 367381, 367387 fax (0274)
367506. RSD Panembahan Senopati merupakan rumah sakit milik pemerintah
kabupaten Bantul yang berdiri sejak tahun 1953 dan pada tanggal 1 April 1982
diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI sebagai RSUD status kelas D
kemudian pada tahun 1993 berubah menjadi type C dan pada tahun 1998 pada
bulan November lulus akreditasi untuk 5 Pokja, pada tanggal 1-1-2003
menjadi RS Swadana, kemudian tanggal 29-3-2003 berubah nama menjadi
RSD. Panembahan Senopati yang memiliki motto : “Kepuasan anda adalah
kebahagian kami”.
RSD. Panembahan senopati memiliki Visi : Mewujudkan rumah sakit
yang unggul dan berkualitas dan memiliki misi:
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas, terjangkau dan paripurna dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Meningkatakan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan karyawan .
3. Memberikan pelayanan unggulan yang ditunjang dengan peralatan canggih
4. Memberikan pelayannan kesehatan bekerja sama dengan lembaga lain.
5. Melaksanankan SIM RS sesuai dengan prosedur dan standar
6. Menyediakan pelayanan pendidikan dan penelitian interen dan eksteren.
35
7. Menyediakan pelayanan dan untuk kebutuhan lain untuk kepuasan
pelanggan RSD. Panembahan Senopati memiliki beberapa jenis pelayanan
antara lain:
a. Rawat Jalan :
1) Penyakit dalam
2) Penyakit anak
3) Penyakit bedah
4) Kebidanan dan kandungan
5) Kulit dan kelamin
6) Penyakit mata
7) Penyakit T.H.T
8) Penyakit syaraf
9) Penyakit jiwa
10) Poli tumbuh kembang
b. Rawat Inap :
1) RR. Melati
2) RR. Alamanda
3) RR. Anggrek
4) RR. Bougenvile
5) RR. Pav. Nusa Indah
6) RR Pav. Wijaya Kusuma
7) RR Teratai / perinatal
8) RR. Asoka / ICU
36
9) RR. Flamboyan
c. Unit instalasi pendukung :
1) Instalasi bedah sentral
2) I.C.U
3) Instalasi Gawat Darurat
4) Instalasi farmasi
5) Instalasi radiology
6) Instalasi patologi klinik/laboratorium
7) Instalasi gizi
8) IPSRS-IPAL
9) Instalasi rehabilitasi Medik
10) Instalasi Elektromedik
11) Hemodialisa
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSD Panembahan Senopati Bantul yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Juli sampai dengan 22 Agustus 2008. Data yang
diambil adalah data primer yang didapat pada saat penelitian. Untuk
pemantauan tinggi fundus uteri baik yang melakukan senam nifas dan tidak
melakukan senam nifas dilakukan selama ibu post partum tersebut dirawat di
RSD Panembahan Senopati Bantul dan untuk selanjutnya dilakukan
kunjungan rumah. Setelah dilakukan penelitian dan data terkumpul, maka
data-data tersebut ditabulasi kedalam tabel-tabel.
37
1. Karakteristik Responden
Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 orang
responden, yang terdiri dari kelompok yang melakukan senam nifas 20
responden dan yang tidak melakukan senam nifas 20 responden.
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan umur pasien di bangsal Alamanda RSD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No Kriteria umur Jumlah Persentase ( % )
1 17-20 6 15
2 21-30 19 47,5
3 31-40 13 32,5
4 41-50 2 5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
paling banyak berumur antara 21-30 tahun yaitu 19 (47,5%) responden
Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan metode persalinan di bangsal Alamanda
RSD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No Jenis partus Jumlah Persentase ( % )
1 Normal 7 17,5
2 Induksi 6 15
3 Spontan 21 52.5
4 Vakum 2 5
5 Forcep 4 10
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
paling banyak menggunakan metode persalinan spontan yaitu 21 (52,5%)
responden.
38
Tabel 4.3
Karakteristik berat badan responden sebelum partus di bangsal Alamanda RSD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No Berat badan ( kg ) Jumlah Persentase ( % )
1 40-50 1 2,5
2 51-60 20 50
3 61-70 12 30
4 71-80 7 17,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
paling banyak BB responden sebelum partus antara 51-60 kg yaitu
berjumlah 20 (50 %) responden.
Tabel 4.4
Karakteristik berat badan responden setelah partus di bangsal Alamanda RSD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No Berat badan ( kg ) Jumlah Persentase (%)
1 40-50 8 20
2 51-60 19 47,5
3 61-70 13 32,5
4 71-80 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
paling banyak BB responden setelah partus antara 51-60 kg yaitu
berjumlah 19 (47,5 %) responden.
2. Hasil Pemantauan Tinggi Fundus Uteri Sebelum Partus
Setelah mendapatkan data mengenai identitas ibu langkah selanjutnya
yaitu peneliti melakukan pengukuran tinggi fundus uteri ibu sebelum
partus.
39
Tabel 4.5
Perbedaan tinggi fundus uteri sebelum partus pada kelompok yang melakukan
senam nifas dan tidak melakukan senam nifas di bangsal Alamanda RSD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No. TFU sebelum partus ( cm )
pada kelompok senam nifas
TFU sebelum partus ( cm ) pada
kelompok tidak senam nifas
1. 34 31
2. 31 28
3. 31 28
4. 30 34
5. 29 31
6. 30 34
7. 33 34
8. 31 31
9. 28 33
10. 30 31
11. 34 29
12. 32 31
13. 32 30
14. 30 33
15. 28 32
16. 31 32
17. 33 31
18. 31 28
19. 29 31
20. 31 30
Rerata 30.900 31.100
SD 1.744 1.916
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan data tersebut didapatkan rata-rata tinggi fundus uteri
sebelum partus baik pada kelompok yang melakukan senam nifas dan
yang tidak melakukan senam nifas, ternyata mempunyai rata-rata yang
hampir sama (30,90 cm dan 31,10 cm) dengan standar deviasi lebih tinggi
pada kelompok yang tidak melakukan senam nifas (1,916).
40
Tabel 4.6.
Hasil Uji Signifikansi perbedaan tinggi fundus uteri sebelum partus
pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas di bangsal Alamanda RSD Panembahan
Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
F Sig. F t Sig. t TFU_Sebelum
0.089 0,767
Equal Variances
Assumed
0,345 0,732
Equal Variances
Assumed
0,345 0,732
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan tidak ada perbedaan varian
antara TFU sebelum partus pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas sebagaimana ditunjukkan pada bagian
Lavene’s Test for Equity of Variance dengan nilai sig. F sebesar 0,767 atau
di atas 0,05. Hal ini berarti TFU tidak memiliki perbedaan varian dan
untuk menganalisisnya digunakan nilai sig. pada bagian equal variances
assumed. Nilai t hitung sebesar 0,345 dengan sig. t sebesar 0,732 yang
berarti tidak ada beda nyata diantara kelompok yang melakukan senam
nifas dan yang tidak melakukan senam nifas.
3. Hasil Pemantauan Tinggi Fundus Uteri Pra-test
Pengukuran tinggi fundus uteri yang pertama dilakukan setelah
terjadi kelahiran yaitu 2 jam pasca persalinan termasuk hari ke-0,
selanjutnya 24 jam dari pengukuran tinggi fundus uteri yang pertama
adalah sebagai patokan pra-test untuk pemantauan responden baik diberi
perlakuan maupun tidak diberi perlakuan.
41
Tabel 4.7.
Perbedaan tinggi fundus uteri pra-test pada kelompok yang melakukan
senam nifas dan tidak senam nifas di bangsal Alamanda RSD Panembahan
Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No. TFU pra-test ( cm ) pada
kelompok senam nifas
TFU pra-test ( cm ) pada
kelompok tidak senam nifas
1. 12 12,5
2. 12,5 12
3. 11 11
4. 11 11
5. 15,5 12
6. 12 12
7. 12,5 12,5
8. 11 11
9. 11 11
10. 12 12
11. 11,75 11,7
12. 12 11
13. 12,5 12
14. 11 12,5
15. 11 12
16. 12 11
17. 11 11
18. 12,75 11
19. 11,5 12
20. 12 12,5
Rerata 11.900 11.685
SD 1.043 0.611
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Perbedaan tinggi fundus uteri pra-test pada kelompok yang
melakukan senam nifas dan yang tidak melakukan senam nifas, didapatkan
rata-rata yang hampir sama yaitu 11,900 cm dan 11,685 cm, dengan
standar deviasi lebih tinggi pada kelompok yang melakukan senam nifas
(1,043).
42
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi perbedaan tinggi fundus uteri pra-test pada kelompok
yang melakukan senam nifas dan tidak melakukan senam nifas di bangsal
Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
F Sig. F t Sig. t TFU_Pratest
0.576 0,453
Equal Variances
Assumed
-0,795 0,431
Equal Variances
Assumed
-0,795 0,433
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan tidak ada perbedaan varian
antara fundus uteri pra-test pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas sebagaimana ditunjukkan pada bagian
Lavene’s Test for Equity of Variance dengan nilai sig. F sebesar 0,576 atau
di atas 0,05. Hal ini berarti fundus uteri pra-test tidak memiliki perbedaan
varian dan untuk menganalisisnya digunakan nilai sig. pada bagian equal
variances assumed. Nilai t hitung sebesar -0,795 dengan sig. t sebesar
0,431 yang berarti tidak ada beda nyata diantara kelompok yang
melakukan senam nifas dan yang tidak melakukan senam nifas.
4. Hasil Pemantauan Tinggi Fundus Uteri Pada Hari Ke-4
Pemantauan tinggi fundus uteri dengan menggunakan lembar
observasi dilakukan setelah 4 hari baik pada kelompok yang melakukan
senam nifas dan tidak melakukan senam nifas. Hasil yang didapatkan yaitu
tinggi fundus uteri pra-test dikurangi penurunan total selama 4 hari.
43
Tabel 4.9
Perbedaan penurunan total tinggi fundus uteri pada kelompok yang melakukan
senam nifas dan tidak melakukan senam nifas di bangsal Alamanda RSD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
No. Penurunan total TFU ( cm )
pada kelompok senam nifas
Penurunan total TFU ( cm ) pada
kelompok tidak senam nifas
1. 8 6
2. 7 6
3. 7 6,5
4. 7 7,5
5. 8 6
6. 7,5 6,5
7. 8 7
8. 7 6,5
9. 7 7
10. 7 6
11. 7,35 6,5
12. 8 6,5
13. 7,65 6
14. 7 6
15. 7 7
16. 8 6
17. 7 5,5
18. 6 6
19. 7,5 7
20. 7,7 7,5
Rerata 7.335 6.450
SD 0.537 0.559
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui penurunan tinggi
fundus uteri pada kelompok yang melakukan senam nifas dan yang tidak
melakukan senam nifas, didapatkan rata-rata 7,335 cm dan 6,450 cm,
dengan standar deviasi lebih rendah pada kelompok yang melakukan
senam nifas (0,537).
44
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi perbedaan penurunan total tinggi fundus uteri pada
kelompok yang melakukan senam nifas dan tidak melakukan senam nifas di
bangsal Alamanda RSD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Agustus 2008
F Sig. F t Sig. t TRN_TFU
0.046 0,832
Equal Variances Assumed -5,146 0,000
Equal Variances Assumed -5,146 0,000
Sumber : Data Primer bulan Agustus 2008
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan tidak ada perbedaan varian
antara penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok yang melakukan
senam nifas dan tidak melakukan senam nifas sebagaimana ditunjukkan
pada bagian Lavene’s Test for Equity of Variance dengan nilai sig. F
sebesar 0,832 atau di atas 0,05. Hal ini berarti penurunan fundus uteri tidak
memiliki perbedaan varian dan untuk menganalisisnya digunakan nilai sig.
pada bagian equal variances assumed. Nilai t hitung sebesar -5,146
dengan sig. t sebesar 0,000 yang berarti ada beda nyata diantara kedua
kelompok tersebut (senam dan tidak senam), sehingga menolak Ho dan
menerima Ha atau terdapat hubungan pemberian senam nifas terhadap
kecepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum.
C. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Umur responden pada kelompok yang melakukan senam nifas dan
tidak senam nifas berkisar antara 17-47 tahun, hal ini menunjukkan
kelompok umur yang relatif aman untuk melahirkan. Menurut Manuaba
45
(1998) kehamilan dan persalinan pada ibu dengan umur kesehatan
reproduksi yang optimal.
Rata-rata kenaikan berat badan dari 40 responden yang dilihat dari
berat badan ibu sebelum partus sekitar 12-14 kg. Menurut Mochtar (1998),
kenaikan berat badan wanita hamil normal akan naik sekitar 6,5-16,5 kg.
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dari 40 responden
dikatakan normal, pemantauan kenaikan berat badan ini bertujuan untuk
memantau apabila ditemukan kasus pada keracunan hamil ( pre-eklamsia
dan eklamsia) sehingga proses persalinan diharapkan tidak terjadi
kelainan.
Berat badan bayi baru lahir dari 40 responden rata-rata berkisar
antara 1700-3300 gram, menurut Mochtar (1998) berat badan bayi normal
2500-3500 gram. Semakin besar berat badan bayi dalam kandungan maka
semakin tinggi fundus uteri.
2. Pemantauan Tinggi Fundus Uteri
Data yang diperoleh dalam penelitian ini termasuk kedalam data
non parametik, untuk dapat diolah menjadi parametik maka dipakai uji t-
test berpasangan dengan memakai persentase.
Pada tabel 4.5, berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan
perbedaan tinggi fundus uteri sebelum partus pada kelompok yang
melakukan senam nifas dan tidak senam nifas didapatkan rata-rata yang
hampir sama yaitu 30,90 cm dan 31,10 cm dengan standar deviasi lebih
tinggi pada kelompok yang tidak senam nifas (1,916) dan nilai p>0,05 hal
46
ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Untuk dapat
mempermudah penghitungan selanjutnya pada tinggi fundus uteri sebelum
partus dibuat rata-rata 100 %. Menurut Manuaba (1998), setelah proses
persalinan terjadi proses yang disebut involusi uteri (kembalinya rahim ke
ukuran semula). Keadaan dan pernyataan tersebut salah satu cara untuk
mempercepat proses involusi uteri adalah dengan melakukan senam nifas.
Tujuan dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri sebelum partus
menurut Mac Donald untuk mengetahui tuanya kehamilan dalam bulan
dengan cara jarak tinggi fundus-uteri dalam cm dibagi 3,5 sehingga dapat
diketahui apakah tinggi fundus uteri sebelum partus termasuk normal.
Pada tabel 4.7, berdasarkan data yang diperoleh perbedaan tinggi
fundus uteri sebelum pra-test pada kelompok yang melakukan senam nifas
dan tidak melakukan senam nifas, didapatkan rata-rata yang hampir sama
yaitu 11,900 dan 11,685 dengan nilai p>0,05, hal ini menunjukkan tidak
ada perbedaan yang bermakna. Tujuan dari mengukur tinggi fudus uteri
pra-test yaitu sebagai bahan untuk pemantauan tinggi fundus uteri.
Setelah bayi lahir tinggi fundus uteri kira-kira 12,5 cm diatas
simfisis, setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri setinggi pusat atau satu
jari dibawah pusat, tapi setelah tonus otot baik kembali fundus uteri akan
turun sedikit demi sedikit sebanyak ≥ 1 cm perhari (Winkjosastro, 2005).
47
3. Pengaruh Senam Nifas Dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Pada Tabel 4.10, dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa p = 0,000 sehingga p < 0,05. dengan demikian hipotesis penelitian
didapatkan bahwa ada perbedaan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu
post partum yang melakukan senam nifas dengan ibu post partum yang
tidak melakukan senam nifas. Menurut Sjahruddin (2006), secara otomatis
rahim akan berkontraksi dengan sendirinya.
Setelah persalinan terjadi perubahan pada uterus, dimana fundus
uteri berada setinggi pusat. Selanjutnya terjadi proses involusi uteri setiap
hari yang tampak dari luar dengan penurunan fundus uteri, kontraksi uteri
dan pengeluaran lochea (Farrer, 2001). Kecuali bila ada infeksi
endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah
dan mioma uteri maka involusi uteri tidak berjalan sebagaimana mestinya
(Manuaba, 2000).
Oleh karena itu, berkaitan dengan hasil penelitian ini maka dengan
melakukan senam nifas akan merangsang kontraksi uterus sehingga proses
involusi berjalan cepat. Dengan kata lain terdapat pengaruh pemberian
senam nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu
post partum. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Toyibah (1999) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang
memberikan hasil ada pengaruh senam nifas dengan penurunan tinggi
fundus uteri. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yuniasih (2006), mengenai pengaruh senam nifas terhadap kecepatan
penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primipara hari pertama
48
sampai hari kelima. Dengan mengikuti senam nifas, gerakan-gerakan yang
ada dapat melatih dan mengencangkan otot-otot perut sehingga secara
tidak langsung dapat merangsang otot-otot rahim agar berfungsi secara
optimal dan tidak terjadi perdarahan post partum. Dengan demikian tujuan
dilakukannya senam nifas bagi ibu hamil yaitu memperbaiki elastisitas
otot-otot yang telah mengalami peregangan, meningkatkan ketenangan dan
memperlancarkan sirkulasi darah, dan mengembalikan rahim pada posisi
semula (involusi). Adanya mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana yang
dilakukan oleh ibu post partum yang melakukan senam nifas dapat
meningkatkan otot-otot lebih elastis dan berfungsi kembali (Yuniasih,
2006). Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2005) meskipun
dengan metode senam nifas berbeda, namun senam nifas berpengaruh
terhadap proses pemulihan reproduksi pada ibu post partum.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan adanya perbedaan
penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum yang melakukan
senam nifas dan ibu post partum yang tidak melakukan senam nifas. Agar
ibu post partum lebih cepat pulih seperti keadaan sebelum hamil maka
bagi sarana pelayanan kebidanan yang melayani persalinan baik di RS,
Puskesmas, Polindes, BPS, Klinik Bersalin sebaiknya memasukkan senam
nifas pada program layanan kesehatan yang diberikan kepada ibu post
partum. Hal ini bisa dilakukan dengan program penyuluhan dan pelatihan
senam nifas pada ibu post partum.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2008
mengenai ”Pengaruh Senam Nifas Terhadap Kecepatan Penurunan Tinggi
Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Hari Pertama Sampai Hari Keempat Di
RSD Panembahan Senopati Bantul”, dapat ditarik kesimpulan:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan senam nifas akan
mempercepat penurunan tinggi fundus uteri, dengan kata lain terdapat
pengaruh senam nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri.
2. Hasil pengukuran fundus uteri
a. Rata-rata tinggi fundus uteri sebelum partus baik pada kelompok yang
melakukan senam nifas dan yang tidak melakukan senam nifas,
ternyata mempunyai rata-rata yang hampir sama (30,90 cm dan 31,10
cm)
b. Perbedaan tinggi fundus uteri pra-test pada kelompok yang melakukan
senam nifas dan yang tidak melakukan senam nifas, didapatkan rata-
rata yang hampir sama yaitu 11,900 cm dan 11,685 cm
c. Pengukuran tinggi fundus uteri pada kelompok yang melakukan senam
nifas dan yang tidak melakukan senam nifas setelah hari keempat,
didapatkan rata-rata 7,335 cm dan 6,450 cm atau terdapat penurunan
sebesar 0,885.
50
B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan Maternitas
Untuk mengoptimalkan fungsi independen perawat dalam
penatalaksanaan pasien post partum, sehingga profesionalisme perawat
dapat ditingkatkan maka, disarankan pada para perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien post partum maka, untuk
mempercepat penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum
disarankan pada penatalaksanaan ini dengan melakukan senam nifas pada
ibu post partum.
2. Bagi RS Panembahan Senopati Bantul
Untuk pelayanan kesehatan sebaiknya memasukkan program
senam nifas atau memberikan program penyuluhan tentang senam nifas
untk meningkatkan pelayanan khususnya pelaksanaan senam nifas.
3. Bagi Ibu Post Partum di wilayah Bantul
Untuk ibu post partum tetap melakukan senam nifas di rumah
sampai masa nifas selesai.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh senam
nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post
partum. Dan sebaiknya dilakukan lebih dari empat hari untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Almatser, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Brayshaw, (2007) Senam Nifas: www.kapanlagi.com
Cunningham, E.G, Mac Donald, P.C, N.F. 1995. Obstetri William. Edisi XVIII.
EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. EGC. Jakarta
Hammah, S. 2003. Senam Nifas. http:// www.asysyriah.com/ syariah
Huliana, M. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara. Jakarta
Manuaba, 2000. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.
EGC. Jakarta
Mochtar, R. 1998. A. Obstetri Fisiologi Dan Obstetri Patologi. EGC. Jakarta
Mochtar, R. 1998. B. Obstetri Opratifi Dan Obstetri Sosisal. EGC. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. jakarta
Nino. (2007) Masa Nifas.http//www.Nursinginformatic.tk. [downloaded Februari,
19st, 2007
Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
Pusdiknakes- WHO- JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Buku 4.
Jakarta
Riwidigdo, H. 2006. Statistika Kesehatan. Belajar Mudah Teknik Analisa Data
Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Mitra
Cendekia Press. Yogyakarta
Sjahruddin, C. 2006. Pro- Kontra Penggunaan Bengkung/ Stagen/ Gurita.
File://G:/ Khasanah_ Nakita.htm
Sugiyono, 2003. Pengantar Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung
Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran I
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Responden Penelitian
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Taufik Andri Atmoko
NIM : 04.03.0148
Alamat : Jl. Gambiran No. 28 UH V Yogyakarta
Adalah mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta Progam Studi Ilmu
Keperawatan yang akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Senam
Nifas Terhadap Kecepatan Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum
Hari Pertama Sampai Hari Ke Empat di RSD Panembahan Senopati Bantul”.
Penelitian ini bermanfaat bagi ibu-ibu setelah melahirkan, semua informasi
yang diberikan, akan saya jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika ibu bersedia menjadi responden dan menyetujui, maka saya
mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan ini.
Atas perhatian dan partisipasi ibu, saya ucapkan terimakasih.
Yogyakarta,………………2008
Hormat saya
Taufik Andri Atmoko
Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Dengan menandatangi lembar pesetujuan ini saya bersedia turut serta
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan mahasiswa
Stikes Surya Global Yogyakarta Program Studi Ilmu Keperawatan dengan judul
“Pengaruh Senam Nifas Terhadap Kecepatan Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Pada Ibu Post Partum Hari Pertama Sampai Hari Ke Empat di RSD Panembahan
Senopati Bantul”.
Dengan demikian maka saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan
dari siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Yogyakarta,………………2008
Responden
(……………………)
Lampiran III
Prosedur Pengukuran
1. Alat ukur yang digunakan metlin.
2. Pengukuran dilakukan sebelum ibu partus, setelah terjadi kelahiran 2 jam
pasca salin dan selanjutnya 24 jam setelah pengukuran sebelumnya (terlampir
lembar observasi)
3. Sebelum dilakukan pengukuran terlebih dahulu kandung kemih dipastikan
kosong.
4. Tuliskan hasil pengukuran sesuai dengan yang dikerjakan.
5. Terima kasih atas kerjasamanya.
Lampiran IV
I. KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN YANG MELAKUKAN
SENAM NIFAS
Nama :
Umur (th) :
Partus :
Metode persalinan :
BB sblm hamil (kg) :
BB sblm partus (kg) :
BB Post Partum (kg) :
/BBL (gr) :
TB (cm) :
II. LEMBAR OBSERVASI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI
H o :
H I :
H II :
H III :
H IV :
Keterangan :
H o : Tinggi fundus uteri sebelum senam nifas
H I : Tinggi fundus uteri hari pertama senam nifas
H II : Tinggi fundus uteri hari kedua senam nifas
H III : Tinggi fundus uteri hari ketiga senam nifas
H IV : Tinggi fundus uteri hari keempat senam anifas
Lampiran V
III.KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN TIDAK MELAKUKAN
SENAM NIFAS
Nama :
Umur (th) :
Partus :
Metode persalinan :
BB sblm hamil (kg) :
BB sblm partus (kg) :
BB Post Partum (kg) :
BBL (gr) :
TB (cm) :
IV.LEMBAR OBSERVASI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI
H o :
H I :
H II :
H III :
H IV :
Keterangan :
H o : Tinggi fundus uteri setelah 8 jam partus
H I : Tinggi fundus uteri hari pertama
H II : Tinggi fundus uteri hari kedua
H III : Tinggi fundus uteri hari ketiga
H IV : Tinggi fundus uteri hari keempat
Lampiran VI
ACUAN SENAM NIFAS
1. Latihan hari I
a. Latihan pernafasan iga-iga
1) Tidur terlentang dengan satu bantal
2) Keluarkan nafas dari mulut ( tiup ), sedangkan tangan menekan iga-iga
kedalam sehingga rongga dada mengempis.
3) Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup sehingga iga-iga
mengembang serta dorong kedua tangan kesamping luar.
4) Anjuran; lakukan 15 kali gerakan setiap pagi dan sore.
b. Latihan gerak pergelangan kaki
1) Tidur terlentang dengan satu bantal, kedua lutut lurus.
2) Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut bagian belakang menekan
kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit.
3) Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya.
4) Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut menghadap
keatas, lalu kembali ke posisi semula beberapa kali. Posisi telapak kaki
berhadapan lalu lakukan gerakan kaki ke bawah, bukan kesamping dan
tegakkan kembali.
5) Kedua telapak kaki diturunkan kebawah, bukan samping, tegakkan
kembali dan seterusnya.
6) Kedua telapak kaki dibuka dari atas kesamping, turunkan hadapan
kembali dan seterusnya.
7) Anjuran; lakukan 15 kali gerakan setiap pagi dan sore.
c. Latihan kontraksi otot perut dan otot pantat secara ringan.
1) Tidur terlentang dengan satu bantal,kedua lutut lurus dan tangan di
samping badan.
2) Angkat kepala dan dahu sehingga dagu menyentuh dada. lakukan
empat kali gerakan, lalu lanjutkan.
3) Bengkokkan lutut kiri, lalu luruskan. Selanjutnya, bengkokkan lutut
kanan,lalu luruskan lakukan bergantian. Lakukan empat kali gerakan
untuk tiap sisi dan lanjutkan gerakan.
4) Tidur terlentang dengan satu bantal,kedua kaki lurus, satu kaki
ditumpangkan pada lainnya. Tundukkan kepala, kerutkan pantat
kedalam sehingga lepas dari kasur atau matras, lalu kempeskan perut
sehingga punggung menekan kasur atau matras. Selanjutnya lepaskan
kembali.
5) Anjuran; lakukan 15 kali gerakan. Setiap tiga kali gerakan berhenti
sebentar.
2. Latihan hari II
Latihan hari II seperti hari I ditambah dengan latihan berikut ini :
a. Latihan pernafasan iga-iga
1) Pakaian dilonggarkan dan tidur terlentang dengan satu bantal, letakkan
kedua telapak tangan di atas perut yaitu disekitar pusat sebagai
perangsang.
2) Tarik nafas dari hidung gengan mulut tertutup sehingga perut tertarik
atau mengembang keatas mendorong kedua tangan. Keluarkan nafas
kuat-kuat sebanyqak mungkin dari mulut ( dengan meniupkan ke udara
) sambil menekan perut sehingga perut mengempis.
3) Anjuran; lakukan 5-6 kali dalam sekali latihan.
b. Latihan otot perut
1) Tidur terlentang denagan satu bantal, kedua kututb di bengkokkan
setengah tinggi dan telapak kaki rata pada kasur atau matras.
2) Angkat kepala dan bahu perlahan-lahan sehinnga dagu menempel di
dada, lalu turunkan kembali dengan lambat. Atau dilakukan dengan
meletakkan tangan pada bahu sehingga sekaligus melatih tangan.
3) Anjuran; lakukan lima kali gerakan pada pagi dan sore hari.
c. Latihan kaki
1) Tidur terlentang dengan satu bantal lutut dibengkokkan setengah
tinggi, lurus dan dirapatkan tangan terentang disamping dengan bahu
lurus.
2) Putar pinggang dan ayunkan kedua lutut bersama-sama kaki sehingga
menyentuh lantai, sementara panggul kanan tetap mengarah ke depan
selanjutnya kembali ke posisi semula. Ulangi gerakan tersebut dengan
berganti arah.
3) Anjuran; lakukan lima kali gerakan ke kiri dan ke kanan setiap pagi
dan sore hari.
d. Latihan otot dada
1) Duduk tengah atau berdiri, kedua tangan saling berpegangan pada
lengan bawah dekat siku, angkat siku sejajar dengan bahu.
2) Pegangan tangan erat-erat dan dorong jauh-jauh secara bersamaan
kearah siku tanpa menggeser telapak tangan sampai otot dada terasa
tertatih, lalu lepaskan.
3) Berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung, angkat tangan
hingga sejajar dengan kepala.
4) Anjuran; lakukan gerakan ini 45 kali dan berhenti sebentar setiap 15
kali gerakan.
e. Latihan untuk mengembalikan rahim ke bentuk dan tempat semula
1) Tidur tengkurap dengan dua bantal manyangga perut dan satu bantal
menyangga punggung kaki.
2) Kepala menoleh ke samping kiri/kanan. Tangan di samping badan
dengan siku sedikit dibengkokkan.
3) Anjuran; lakukan satu kali setiap hari sampai tertidur.
f. Latihan sikap baik secara ringan
1) Tidur terlentang tanpa bantal dan tangan disamping badan.
2) Kerutkan pantat, kempeskan perut sehingga bahu menekan kasur,
ulurkan leher dan lepaskan. Lakukan lima kali gerakan setiap pagi dan
sore.
3) Posisi duduk atau berdiri. Kedua tangan diletakkan di atas sendi bahu.
4) Putar sendi bahu ke arah depan, ke atas, ke belakang, ke bawah, ke
depan dan seterusnya ( pada arah puteran ke belakangtulang belikat
atau bahu mendekat satu sama lain ).
5) Anjuran; lakukan 15 kali gerakan dan berhentin sebentar setiap kali
selesai menyusui bayi karena setiap waktu menyusui yang
membungkuk dan buah dada yang berat karena berisi ASI.
3. Latihan hari ke III
Latihan hari III merupakan latihan hari I dan II ditambah dengan sikap baik
dalam mengangkat dan menggendong bayi.
1) Berdiri dengan sedikit kaki di renggangkan.
2) Langkahkan kaki ke kanan dan ke depan, kempiskan perut, bengkokkan
lutut, lalu jongkok sampai tumit. Tundukkan kepala dan ambil bayi dengan
bahu tetap tegak selanjutnya kembali berdiri tegak dan baru lepaskan
kerutan.
3) Anjuran; lakukan hal yang sama untuk sikap baik dalam posisi berjalan
menggendong bayi.
Lakukan latihan-latihan diatas secara teratur sehingga tercapai hasil yang baik.
4. Latihan hari IV
Latihan hari IV merupakan lanjutan dari latihan hari sebelumnya.
1) Tidur terlentang tanpa bantal. Sikap tubuh bagian atas terbentang dan kaki
di tekuk ± 45 derajat, kemudian salah satu tangan memegang perut.
2) Angkat tubuh ibu ± 45 derajat dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5.
3) Anjuran; lakukan gerakan tersebut sebanyak 5-15 kali gerakan setiap pagi
dan sore hari.
Lampiran VII
KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN YANG MELAKUKAN
SENAM NIFAS
No. Nama Umur
(th) Pekerjaan
BB sblm hamil (kg)
BB sblm partus (kg)
BBL (gr)
TB (cm)
BB Post Partum
(kg)
1 Ny.I 36 Buruh 60 72 3300 162 67
2 Ny.SS 36 IRT 54 67 2800 157 62
3 Ny.HS 21 IRT 44 56 3500 155 51
4 Ny.W 32 IRT 58 72 2200 156 68
5 Ny.KS 39 Swasta 48 60 2700 158 55
6 Ny.J 22 Tani 42 48 1000 154 45
7 Ny.NS 29 IRT 50 61 1550 155 57
8 Ny.HP 24 Wiraswasta 56 68 2700 158 53
9 Ny.PL 27 IRT 53 65 3200 152 60
10 Ny.D 29 Tani 44 57 3600 156 51
11 Ny.YS 23 Swasta 45 54 2700 155 49
12 Ny.CA 17 40 52 2300 152 47
13 Ny.TH 22 IRT 51 63 2300 151 58
14 Ny.SK 42 IRT 59 72 3200 162 67
15 Ny.H 25 Swasta 57 71 3500 159 66
16 Ny.Y 19 IRT 43 56 3000 156 51
17 Ny.K 30 IRT 50 64 2900 157 60
18 Ny.GBL 40 IRT 59 74 3200 165 69
19 Ny.NU 19 IRT 45 58 3000 149 53
20 Ny.T 25 IRT 47 59 2900 156 55
KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN YANG TIDAK
MELAKUKAN SENAM NIFAS
No. Nama Umur
(th) Pekerjaan
BB sblm hamil (kg)
BB sblm partus (kg)
BBL (gr)
TB (cm)
BB Post Partum
(kg)
1 Ny.RA 20 IRT 45 56 3000 155 49
2 Ny.EK 20 IRT 51 64 2900 153 60
3 Ny.WE 24 IRT 48 60 2800 158 55
4 Ny.T 24 Buruh 50 64 3500 157 59
5 Ny.J 25 IRT 59 72 3000 162 67
6 Ny,S 30 Tani 45 58 3300 149 53
7 Ny.TE 40 IRT 47 59 2500 157 54
8 Ny.P 20 IRT 52 64 2100 152 61
9 Ny.H 38 IRT 59 72 2950 162 67
10 Ny.SF 26 Wiraswasta 54 66 3600 159 61
11 Ny.PN 24 Buruh 40 51 2000 152 45
12 Ny.P 35 Buruh 42 54 1750 154 48
13 Ny.NK 30 PNS 45 60 3350 155 54
14 Ny.S 21 Swasta 44 55 1000 150 50
15 Ny.RW 22 IRT 41 52 2050 152 47
16 Ny.SM 35 IRT 48 59 2750 159 54
17 Ny.P 35 Tani 56 68 1750 160 62
18 Ny.F 32 Buruh 53 66 3000 153 61
19 Ny.TS 27 IRT 46 58 3450 158 53
20 Ny.G 47 IRT 58 73 3200 165 66
HASIL DATA PENELITIAN PENGUKURAN FUNDUS UTERI PADA KELOMPOK IBU YANG MENGIKUTI SENAM DAN KELOMPOK IBU TIDAK IKUT SENAM
Tinggi Fundus Uteri
Sebelum Partus Pra Test Penurunan No.
Senam Tidak Senam Tidak Senam Tidak
1 34.0 31.0 12.0 12.5 8.0 6.0
2 31.0 28.0 12.5 12.0 7.0 6.0
3 31.0 28.0 11.0 11.0 7.0 6.5
4 30.0 34.0 11.0 11.0 7.0 7.5
5 29.0 31.0 15.5 12.0 8.0 6.0
6 30.0 34.0 12.0 12.0 7.5 6.5
7 33.0 34.0 12.5 12.5 8.0 7.0
8 31.0 31.0 11.0 11.0 7.0 6.5
9 28.0 33.0 11.0 11.0 7.0 7.0
10 30.0 31.0 12.0 12.0 7.0 6.0
11 34.0 29.0 11.8 11.7 7.4 6.5
12 32.0 31.0 12.0 11.0 8.0 6.5
13 32.0 30.0 12.5 12.0 7.7 6.0
14 30.0 33.0 11.0 12.5 7.0 6.0
15 28.0 32.0 11.0 12.0 7.0 7.0
16 31.0 32.0 12.0 11.0 8.0 6.0
17 33.0 31.0 11.0 11.0 7.0 5.5
18 31.0 28.0 12.8 11.0 6.0 6.0
19 29.0 31.0 11.5 12.0 7.5 7.0
20 31.0 30.0 12.0 12.5 7.7 7.5
Penurunan TFU T-Test
Group Statistics
20 6.4500 .55961 .12513
20 7.3350 .52768 .11799
SENAM
Tidak Senam
Senam
TRN_TFU
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Independent Samples Test
.046 .832 -5.146 38 .000 -.8850 .17199 -1.2332 -.53683
-5.146 37.870 .000 -.8850 .17199 -1.2332 -.53679
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
TRN_TFU
F Sig.
Levene's Test for
Equality of
Variances
t df
Sig.
(2-tail
ed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
TFU Sebelum Partus T-Test
Group Statistics
20 31.1000 1.91669 .42858
20 30.9000 1.74416 .39001
SENAM
Tidak Senam
Senam
TFU_SB
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Independent Samples Test
.089 .767 .345 38 .732 .2000 .57947 -.97308 1.37308
.345 37.667 .732 .2000 .57947 -.97342 1.37342
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
TFU_SB
F Sig.
Levene's Test for
Equality of
Variances
t df
Sig.
(2-tail
ed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
TFU Pra Test T-Test
Group Statistics
20 11.6850 .61153 .13674
20 11.9000 1.04315 .23325
SENAM
Tidak Senam
Senam
TFU_PRA
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Independent Samples Test
.576 .453 -.795 38 .431 -.2150 .27038 -.76236 .33236
-.795 30.680 .433 -.2150 .27038 -.76668 .33668
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
TFU_PRA
F Sig.
Levene's Test for
Equality of
Variances
t df
Sig.
(2-tail
ed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Descriptives TFU Sebelum Partus – Senam
Descriptive Statistics
20 28.00 34.00 30.9000 1.74416
20
SB_SNM
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Descriptives TFU Sebelum Partus – Tidak Senam
Descriptive Statistics
20 28.00 34.00 31.1000 1.91669
20
SB_NON
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Descriptives TFU Pra Test – Senam
Descriptive Statistics
20 11.00 15.50 11.9000 1.04315
20
PRA_SNM
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Descriptives TFU Pra Test – Tidak Senam
Descriptive Statistics
20 11.00 12.50 11.6850 .61153
20
PRA_NON
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation