11504241006 Faris Abdullah Hasil Review
-
Upload
faris-abdullah -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of 11504241006 Faris Abdullah Hasil Review
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Mereview Laporan Penelitian/Skripsi.
NAMA : FARIS ABDULLAH
NIM : 11504241006
Judul Skripsi :
“Hubungan Perilaku Kerja Pada Pengemudi Taksi Blue Bird Dengan
Kecelakaan Kerja Di Pool Warung Buncit Blue Bird Group Jakarta Selatan”.
BAB I
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja
terburuk jika bandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, Begitu pula dengan
status keselamatan dan kesehatan kerja transportasi di Indonesia, tercatat dalam data
Kepolisian RI pada tahun 2003 jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kejadian
dengan jumlah kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat
dan 8.694 luka ringan, dengan data itu rata-rata setiap hari terjadi 40 kejadian
kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Data
Departemen Perhubungan menyebutkan mayoritas sumber penyebab dasar terjadinya
kecelakaan adalah karna Unsafe Condition dan Unsafe Human Act,
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan perilaku dengan kecelakaan kerja pada pengemudi taksi
Blue Bird Pool Warung Buncit Jakarta Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini diantaranya:
1. Mengetahui dan mendapatkan hubungan perilaku dengan kecelakaan kerja
pada pengemudi taksi Blue Bird Group pool warung buncit Jakarta selatan.
2. Mengetahui hubungan pengetahuan dan keterampilan pengemudi taksi di
PT.Blue Bird Group dengan kecelakaan kerja angka kecelakaan kerja
pengemudi taksi di PT. Blue Bird Group Jakarta Selatan
3. Mengetahui hubungan stabilitas emosi pengemudi taksi Blue Bird Group
dengan kecelakaan kerja
D. Manfaat Penulisan
Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai masukan dalam
meningkatkan reliabilitas, Efektifitas dan Kualitas keberhasilan Penerapan
Perilaku Selamat Di PT. Blue Bird Group.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
Perilaku Kerja diartikan sebagai suatu aksi dan tindakan atau perbuatan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan, dimana setiap perilaku yang
dihasilkan, sesuai dengan jenis pekerjaan, tempat dan kegiatan dimana
pekerjaan dilakukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu aksi dan tindakan atau
perbuatan pengemudi taksi dalam melaksanakam pekerjaan yakni pada saat
mengemudi.
Perilaku pengemudi yang baik adalah pengemudi yang menjalankan
pekerjaannya sesuai dengan prosedur, peraturan dan ketetapan yang telah
dibuat oleh perusahaan dimana pengemudi itu bekerja serta peraturan-
peraturan lalulintas yang dibuat oleh pemerintah, yang mana semua peraturan-
peraturan tersebut dibuat sesuai dengan kaidah keselamatan dan kesehatan
kerja.
Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga,
semula tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari
suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik bagi manusia dan atau
harta benda, Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan
tidak diharapkan dan tidak terencana yang mengakibatkan luka, sakit,
kerugian baik.
B. Kerangka Berpikir
Kecelakaan akibat kerja yang terjadi pada pengemudi kendaraan disebabkan
oleh Unsafe Condition dan Unsafe Human Act, namun Unsafe Human Act
memiliki kecenderungan yang lebih dominan dalam terjadinya kecelakaan kerja,
hal ini dinyatakan berdasarkan data yang dimiliki oleh Departemen Perhubungan
bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas yang biasa terjadi adalah karna Unsafe
Human Act yaitu faktor dari pengemudi kendaraan itu sendiri. Beberapa penyebab
terjadinya kecelakaan kerja pada pengemudi taksi, yang mana telah dibahas dalam
kerangka teori, antara lain :
a. Melakukan pekerjaan diluar dari prosedur kerja yang berlaku
b. Bekerja dengan alat operasional atau material dengan kecepatan yang melebihi
batas normal
c. Posisi kerja atau sikap tubuh tidak aman
d. Tidak disiplin dan berkonsentrasi penuh saat melakukan pekerjaan
e. Melalaikan penggunaan APD dan lain sebagainya
f. Terlalu lelah akibat dari kurangnya waktu istirahat
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir sebelumnya, terdapat
variabel-variabel yang diduga berhubungan dengan perilaku dengan kecelakaan
kerja, dalam analisis variabel penelitian ini yang menjadi variabel dependen
adalah kecelakaan kerja yang berupa kecelakaan lalulintas, sedangkan variabel
independen pada penelitian ini adalah perilaku para pengemudi taksi.
D. Hipotesis Penelitian
“Ada hubungan antara perilaku dengan kecelakaan kerja pada pengemudi taksi Blue
Bird Group Pool warung buncit Blue Bird Group jakarta selatan”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
untuk mengetahui hubungan antara perilaku dengan kecelakaan kerja sebagai
variabel independen dan kecelakaan kerja sebagai variabel dependen secara
bersama-sama diteliti pada saat besamaan. Penelitian ini menggunaakan teknik
pengumpulan penyebaraan kuesioner kepada responden, penelitian ini bila di
tinjau dari segi waktu penelitian merupakan jenis penelitian Cross sectional.
Teknik pengumpulan sample mengunakan populasi dalam penelitian ini
adalah para pengemudi taksi Blue Bird yang berada di pool warung buncit Blue
Bird Group Jakarta selatan, Berdasarkan data yang ada jumlah pengemudi taksi di
pool ini adalah 1500 orang. Sedangkan cara pengambilan sample berdasarkan
design crossectional sederhana dengan menggunakan simple random sampling
yang mana rumus yang digunakan berdasarkan rumus Lemeshow,et,al pada tahun
1997.
A. Instrumen penelitian
Variabel dependen secara konseptual kecelakaan kerja adalah kejadian yang
tak terduga dan tidak diharapkan dan tidak terencana yang mengakibatkan luka,
sakit, kerugian baik pada manusia, barang maupun lingkungan.
Sedangkan secara operasional adalah frekwensi terjadinya kecelakaan kerja
pada pengemudi taksi Blue Bird Group warung buncit Jakarta Selatan selama 1
bulan dibulan Juli
B. Teknik penggunaan instrument
Instrumen yang di gunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan kuesioner
yang di gunakan untuk mengukur variabel yang berupa data primer. Kuesioner ini
di berikan kepada responden (pengemudi taksi) dengan menggunakan skala
guttman.
C. Teknik pengumpulan Data
Pengumpulan data primer ini dapat di lakukan dengan menggunakan
kuesioner yang diisi oleh pengemudi Taksi Blue Bird warung Buncit Jakarta
Selatan. kuesioner ini berisi tentang pertanyaan/pernyataan menurut variabel yang
akan di teliti. Sedangkan pengumpulan data sekunder ini di peroleh dari laporan
kecelakaan PT.Blue Bird Warung Buncit Jakarta Selatan.
D. Analisa Data
Analisa data dilakukan adalah analisa univariat untuk menggambarkan distribusi
frekuensi variabel independent yaitu perilaku yang terdiri dari pengetahuan dan
keterampilan, stabilitas emosi, alat operasional dan kebijakan perusahaan serta
variabel dependent yaitu kecelakaan kerja, dan berikut dengan karakteristik
pengemudi. Sedangkaan analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara
perilaku dengan kecelakaan kerja, menggunakan uji statistik korelasi regresi
dengan Pvalue <0,05 adalah analisis bivariat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jumlah kecelakaan yang terjadi selama 1 bulan di bulan juli, didapatkan
pengemudi taksi Blue Bird Group disimpulkan bahwa jumlah kecelakaan kerja
terbanyak terjadi 2x di bulan juli dengan jumlah pengemudi 126 orang.
Pengalaman kerja yang telah dikelompokan menjadi 2 kategori, kategori 1
adalah pengemudi taksi yang tidak memiliki pengalaman kerja sebanyak 115 orang
(63,2%) dan kategori 2 adalah pengemudi taksi yang memiliki pengalaman kerja
sebanyak 67 orang (36,8%). .
Pengetahuan Pengemudi tentang Peraturan khusus mengenai Prosedur dan tata
tertib mengemudi dengan Kecelakaan Kerja memiliki hubungan yang sedang dan
signifikan dengan Kecelakaan Kerja dimana nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 dan
sifat hubungan positif
Stabilitas emosi memiliki hubungan yang kuat dan signifikan dengan
Kecelakaan Kerja dimana nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 dan sifat hubungan
positif. Alat operasional memiliki hubungan yang sedang dan signifikan dengan
Kecelakaan Kerja dimana nilai p value sebesar 0.000 < 0.05 dan sifat hubungan
negatif . Sedangkan asuransi Keselamatan memiliki hubungan yang sangat kuat dan
signifikan dengan Kecelakaan Kerja dimana nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 dan
sifat hubungan negatif.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dengan menggunakan hasil uji statistik korelasi dan
regresi menunjukan nilai r sebesar -,0,009 dan p value sebesar 0.000 menunjukan
tingkat hubungan lemah dan signifikan, hubungan berbanding terbalik (-) antara
reward dengan kecelakaan kerja. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan tersedianya
reward maka pengemudi akan mempengaruhi motivasi pengemudi dalam
melaksanakan pekerjaannya, dengan motivasi yang tinggi maka kualitas kinerja akan
semakin baik, sehingga kecenderungan terjadinya kecelakaan kerja akan semakin
kecil.
Reward (variabel x) akan mempengaruhi kecelakaan kerja (variabel y)
diartikan bahwa reward adalah kebijakan yang dapat meningkatkan motivasi
pengemudi dalam menyelesaikan pekerjaannya, hal ini tentunya akan dapat
mengurangi frekwensi terjadinya kecelakaan kerja, karena dengan motivasi yang
tinggi kinerja yang dihasilkan juga akan semakin baik.
Dengan diberikannya punishment maka kecenderungan pengemudi tidak
melanggar peraturan akan semakin tinggi sehingga kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja semakin kecil. Karena pada dasarnya untuk dapat memotivasi
seseorang dengan pemberian hadiah saja belum cukup sebab ada kala nya manusia
dapat termotivasi untuk bekerja lebih baik karena tidak menginginkan mendapatkan
hukuman.
Punishment (variabel x) akan mempengaruhi kecelakaan kerja (variabel y),
maka punishment adalah kebijakan atau peraturan perusahaan yang harus diberikan
untuk seluruh pengemudi karena akan sangat mempengaruhi perilaku mereka pada
saat bekerja, hal ini tentunya akan dapat mengurangi frekwensi terjadinya kecelakaan
kerja.
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian, penulis menyimpukan sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara perilaku dengan
kecelakaan kerja, hal ini dikarenakan pengemudi yang tidak memiliki
pengalaman kerja jauh lebih banyak dari pada yang memiliki pengalaman
kerja dan kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan.
2. Ada hubungan antara pengetahuan dan keterampilan dengan kecelakaan kerja.
3. Ada hubungan yang kuat antara stabilitas emosi dengan kecelakaan kerja
4. Adanya hubungan yang sedang antara alat operasional dengan kecelakaan
kerja dan signifikan dan berbanding terbalik tapi sangat eratkaitanya.
5. Ada hubungan antara kebijakaan perusahaan dengan kecelakaan kerja,
signifikan dan berbanding terbalik tapi sangat erat hubungannya.
B. IMPLIKASI
Dalam rangka mengurangi terjadinya frekwensi kecelakaan kerja yang terjadi
pada pengmudi taksi, dan pengendalian kecelakaan melalui metode unsafe act ada
baiknya untuk dilakukan mengingat perilaku merupakan hal yang amat penting dalam
menimbulkan kecelakaan kerja serta bermanfaat pula bagi pengemudi taksi untuk
lebih mengantispasi kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kerja, sehingga dapat
berperilaku lebih baik lagi, mengingat bahwa kecelakaan yang terjadi selama ini
dikarenakan perilaku yang tidak baik dan kesadaran akan keselamatan yang kurang.
C. SARAN
Diharapkan Perusahaan Tranportasi yang dimaksud dapat menerapkan
program modifikasi perilaku keselamatan dan kesehatan kerja yaitu Behavior Based
Safety demi pengendalian kecelakaan kerja yang terjadi akibat perilaku yang buruk,
kemudian melakukan tes IQ pada setiap calon pengemudi, demi menetralisir
kemampuan dalam mengemudi, sehingga dapat menurunkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja, memberikan asuransi keselamatan kepada seluruh pengemudi taksi
demi kenyamanan dalam bekerja dan akhirnya dapat mempengaruhi perilaku mereka
pada saat bekerja sehingga dapat mengurangi frekwensi kecelakaan kerja, serta
menginformasikan peraturan khusus mengenai tata tertib dan prosedur mengemudi
dengan jauh lebih baik lagi dan menyeluruh, sehingga tidak ada pengemudi yang
tidak mengetahui peraturan tersebut.