11. TINJAUAN PZJSTAKA -...
Transcript of 11. TINJAUAN PZJSTAKA -...
11. TINJAUAN PZJSTAKA
A . KERANGKA TEORlTlS
Menurut Sutojo, 1993 tujuan utama investasi adalah menanamkan
dana untuk memendapatkan berbagai macam manfaat yang menguntungkan
bagi perusahaan kelak dikemudian hari. Manfaat tadi dapat berupa imbalan
keuangan, non keuangan atau kombinasi dari kedua-duanya. lnvestasi
merupakan salah satu dari keputusan strategis yang penting yang dihadapi
perusahaan, karena investasi adalah mengkaitkan sumber-sumber dalam
jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam
penggantian atau penambahan kapasitas pabrik misalnya, dana yang sudah
ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga
perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi
dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.
Sekali investasi diputuskan maka perusahaan akan terikat pada jalan
panjang dimasa yang akan datang yang sudah dipilih, dan tidak mudah untuk
dlslmpahgi. Oleh karena itu perlu dilakukan secara hati-hati karena
kesalahan dalam melakukan investasi akan berakibat jangka panjang dan
dapat mengganggu aktivitas usaha yang telah ada, karena setiap investasi
akan mengandung resiko (Weston, 1993 )
http://www.mb.ipb.ac.id
Masalah penting dalarn rneningkatkan kapasitas produksi adalah
bagairnana rnenarnbah kapasitas produksi yang sesuai dengan tujun atau
sasaran perusahaan, yaitu dengan harapan dapat rneningkatkan penjualan
dan rnernperbaiki posisi perusahaan. Untuk mengetahui posisi perrnintaan
dirnasa yang akan datang diperlukan penaksiran kernungkinan tentang
permlntaan clengan perarnalan
1. Analisis Situasi Pemsahaan
Salah satu cara untuk mernperoleh garnbaran tentang kondisi
lingkungan adalah dengan rnenganalisis lingkungan strategis perusahaan
dari aspek internal dan eksternal. Analisis lingkungan ini akan rnernberikan
garnbaran tentang kernarnpwan yang dirniliki perusahaan dan ancarnan yang
dihadapi. Salah satu rnetode yang sering dipakai untuk rnenganalisi situasi
lingkungan adalah analisis SWOT (David, 1995), yaitu Strength, Weakness,
Oportunity dan Threat atau sering disebut dengan analisis kekuatan dan
kelernahan dari lingkungan internal dan eksternal yang seringkali banyak
rnernpengaruhi strategis perusahaan.
Analisis internal akan dapat rnernberikan garnbaran tentang kekuatan
dan kelernahan perusahaan, sedangkan eksternal atau industri akan
rnemberikan identifikasi tentang peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
Kekuatan . kekuatan perusahaan dapat berupa keunggulan sumber daya,
keahlian, hubungan dengan pemasok dan pernbeli,
penguasaan pasar, tehnologi dan sebaginya. Perbedaan
kompetensi inti akan dapat rnenciptakan keunggulan kornparatif
bagi perusahaan di pasar.
Kelemahan : dapat berupa keterbatasan sumber daya baik keahlian,
tehnologi, modal, manajernen dan kernarnpuan lain yang dirniliki
perusahaan.
Peluang : rnerupakan suatu kondisi lingkungan yang dapat
menguntungkan bagi perusahaan, misalnya deregulasi yang
rnenguntungkan perusahaan, meningkatnya permintaan pasar,
perbaikan infrastruktur, perubahan selera konsumen dan
sebagainya.
Ancaman adalah suatu kondisi lingkungan yang tidak diinginkan
perusahaan, seperti adanya barang pengganti, masuknya
pesaing baru, perubahan tehnologi, kondisi pasar yang jenuh
dan sebaginya.
2. Peramalan (forecasting)
Peramalan rnerupakan salah satu alat yang penting sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan (Arsyad, 1995). Peramalan akan menyangkut
masalah prediksi masa yang akan datang dan estirnasi-estimasi, yang akan
http://www.mb.ipb.ac.id
dapat membantu pengambilan keputusan dan mengurangi ketidak pastian.
Teknik peramalan dapat dibagi dua yaitu secara kuantitaif dan kualitatif.
Pada rencana Geladikarya ini akan digunakan teknik kuantitatif, karena lebih
mengandalkan pada data konkrit. Teknik kuantitatif dapat berupa analisis
time series, yakni dengan anggapan bahwa data time series masa lalu akan
berpola sama di masa yang akan datang.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis time
series adalah berusaha untuk mengidentifikasi komponen yang berpengaruh
terhadap nilai sesuatu dalam suatu serial. Prosedur melakukan identifikasi ini
disebut dengan dekomposisi (decomposition). Setiap komponen
diidentifikasi, sehingga data time series tersebut dapat diproyeksikan untuk
periode yang akan datang
Terdapat empat komponen dalam analisis time series (Markridakris, S.
et all) yaitu trend, variasi siklikal (cyclical variation), variasi musim (seasonal
variation) dan fluktuasi tak tentu (irregular variation)
a. Trend
Trend adalah kornponen jangka panjang yang mendasari
perturnbuhan atau penurunan data time series. Faktor-faktor yang
rnenyebabkan terjadinya trend adalah perubahan jumlah penduduk,
perubahan tehnologi, peningkatan produktivitas dan inflasi. Untuk menduga
koefisien garis trend dapat digunakan model :
http://www.mb.ipb.ac.id
dimana :
Yt = nilai duga pada periode t
X = periode tertentu
a = nilai Y pada tahun dasar
b = perubahan Y setiap periode
Teknik-teknik peramalan yang digunakan untuk data time series yang
mengandung trend antara lain Weighted Moving Average, Moving Average
With Linear Trend, Simple Average, Exponential Smothing dan Regression
Analysis.
b. Variasi Siklikal
Variasi siklis merupakan komponen time series yang cenderung
berfluktuasi diatas atau dibawah garis trend, yang didalamnya terdapat tiga
variasi yaitu trend, variasi siklikal dan irregular. Jika trend telah dapat
diketahui maka untuk mencari variasi siklikal dan irregular dapat dilakukan
dengan metode residual. Dari persamaan Trend diketahui :
Y = TCI
maka variasi siklikal dan irregular adalah
http://www.mb.ipb.ac.id
dimana :
Y = nilai time series
T = trend
C = variasi siklikal
I = Variasi irregular
c. Variasi Musim
Analisis komponen variasi musim dari time series mempunyai
implikasi dalam jangka pendek, misalnya dalam perencanaan pemasaran
harus mempertimbangkan pola musiman dari pembelinya. Untuk mengukur
variasi musim digunakan ratio to moving average method. Metode ini
memberikan suatu index yang menggambarkan derajat musiman. Dasar
~ndex ini adalah 100. Derajat musiman diukur dari simpangan dari nilai 100.
Perhitungan variasi musim dapat digunakan persamaan :
S = TSCI I TCI 1 dimana
S = variasi musim
T = trend
C = variasi siklikal
I = variasi irregular
http://www.mb.ipb.ac.id
d. Fluktuasi Tak Tentu
Komponen tidak tentu terbetuk dari fluktuasi-fluktuasi yang
disebabkan oleh peristiwa yang tidak terduga sebelumnya, seperti misalnya
terjadi bencana, pemogokan, terjadi perang, cuaca tidak tentu dan
sebagainya. Untuk fluktuasi tak tentu ini karena faktor penyebabnya tidak
dapat diduga sebelumnya maka untuk teknik peramalannya tidak dibahas.
2. Kriteria Kelayakan
Capital budgedting merupakan seluruh proses perencanaan
pengambilan keputusanmengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun (Riyanto, 1993).
Capital budgedting mempunyai arti sangat penting bagi perusahaan
karena :
Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang, kesalahan dalam melakukan
peralaman akan dapat mengakibatkan adanya over atau under invesment.
Penggunaan dana untuk investasi bisanya meliputi jumlah besar.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang
panjang.
Ada beberapa teknik atau metode yang sering dipakai dalam penilaian
ptoyek investasi atau untuk menyusun rangking usulan investasi
http://www.mb.ipb.ac.id
(Soekartawi, 1995) antara lain payback period (PEP), net present value
(NPV), internal rate of return (IRR), dan analisa sensitivitas. Tiga metode
yang pertarna mendasarkan diri pada aliran kas atau proceeds.
Didalam kriteria NPV dan IRR digunakan perhitungan nialai saat ini
dari arus kas rnasuk, sedangkan kriteria payback period hanya digunakan
untuk rnengukur larnanya waktu investasi. Untuk rnenilai kriteria kelayakan
dilakukan dengan rnernbandingkan hasil setelah rnelaksanakan investasi
tersebut, sehingga diketahui berapa kenaikan laba yang diperoleh.
a. Payback Period
Merupakan sutau periode yang diperlukan untuk dapat rnenutup
kernbali pengeluaran investasi dengan rnenggunakan proceeds atau aliran
kas bersih (net cash flow). Metode ini rnengabaikan penerirnaan-
penerirnaan investasi atau proceeds yang diperoleh setelah payback period
tercapai. Oleh karena itu rnetode ini hanya dipakai sebagai alat pengukur
kecepatan kernbalinya dana.
Payback period dari suatu investasi akan menggarnbarkan larnanya
waktu yang diperlukan agar dana yang tertanarn dalarn suatu investasi dapat
diperoleh kernbali seluruhnya.
Rurnusan :
lnvestasi Payback Periode = Net Cash Flow
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Net Present Value ( NPV)
Metode ini didasarkan pada metodologi discounted cash flow, yaitu
mempertimbangkan adanya time value of money atau sering diartikan bahwa
nilai rupiah yang diterima sekarang akan lebih berharga dari pada nilai
rupiah yang diterima pada saat yang akan datang. Jadi pada metode ini
telah diperhitungkan adanya time value of money. Dalam rnetode ini
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertama yang harus dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari
proceeds yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu.
Jumlahkan present value dari keseluruhan proceeds selama usia nya
dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya (initial
investment). Hasilnya merupakan Net Present Value dari proyek
bersangkutan.
Kriterianya adalah, apabila nilai NPV positip berarti investasi layak
untuk dilakukan dan sebaliknya bila negatif berarti investasi tidak layak.
Secara matematik rumus NPV dapat diformulasikan sebagai berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
dimana :
CFt = arus kas pada periode t
r = discount rate yang digunakan
n = periode terakhir cash flow diinginkan
t = periode waktu
c. Internal Rate of Return
IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan
jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima ( P V of
future proceeds ) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran
modal (PV of capital outlays ). Jadi metode ini memberikan arah bila rate of
return lebih besar dari cost of capital maka investasi dianggap layak.
Rumus :
dimana :
CFt = arus kas pada periode t
IRR = discount rate yang digunakan yang menyebabkan NPV = 0
n = periode terakhir cash flow diinginkan
t = periode waktu
Disamping metode analisa diatas dalam rencana geladikarya ini akan
dianalisa juga sensitivitasnya.
http://www.mb.ipb.ac.id
d. Sensitivitas
Adalah analisa yang rnelibatkan faktor ketidakpastian (uncertainty).
Faktor ketidakpastian ini dapat berupa kejadian yang dapat diukur secara
ekonornis rnaupun kejadian yang tidak dapat diukur secara ekonornis
(Soekartawi, 1995). Jadi pada dasarnya analisa sensitivitas adalah
seberapa jauh perubahan-perubahan nilai variabel dalarn cash flow akan
mernpengaruhi net cash flow perusahaan.
B. KERANGKA PEMlKlRAN
Tujuan dari perusahaan pada urnurnnya adalah untuk rnernperoleh
keuntungan untuk kesejahteraan pernegang saharn. Sesuai dengan konsep
terseut maka rencana investasi perluasan kapasitas produksi PT. Trebor
Indonesia Soloroda lndah Plastik dilandasi atas peluang pasar yang rnasih
terbuka yang dikaitkan dengan terus rneningkatnya perrnintaan karung
plastik di pasar, sedangkan di lain pihak kapasitas produksi telah rnendekati
rnaksirnurn. Perluasan kapasitas produksi direncanakan akan dapat
rneningkatkan kapasitas pabrik dari 1.200 ton per tahun rnenjadi 2.000 ton
per tahun. Dengan tarnbahan kapasitas ini diharapkan perrnintaan akan
yang terus rneningkat dapat dipenuhi.
lnvestasi dalarn aktiva tetap pada dasarnya rnenyangkut harapan
terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan dalarn
melakukan perarnalan akan dapat rnengakibatkan adanya over dan under
http://www.mb.ipb.ac.id
investment dalarn aktiva tetap. Berdasarkan ha1 tersebut maka dalarn
kerangka pernikiran rencana investasi perluasan kapasitas produksi PT.
Trebor Indonesia Solroda lndah Plastik perlu dilakukan indentifikasi faktor-
faktor internal dan eksternal untuk rnengetahui kekuatan dan kelernahan.
Selanjutnya dilakukan perarnalan dan analisa kondisi perrnintaan yang
dihadapi perusahaan dirnasa yang akan datang yang dilakukan dengan
analisis time series. Ini dilakukan untuk rnernperoleh garnbaran bagairnana
prospeknya dirnasa yang akan datang.
Tahap selanjutnya dilakukan analisa rnengenai kriteria kelayakan
investasi perluasan kapasitas produksi dengan rnenggunakan rnetode
penilaian Paybac Period (PBP), Net Present Value ( NPV), internal Rate of
Return ( IRR ) untuk rnengetahui layak tidaknya rencana investasi tersebut.
Selain itu dilakukan juga analisa sensitivitas untuk rnengukur sarnpai
seberapa jauh pengaruh perubahan salah satu variable terhadap cash flow
perusahaan. Dari analisa-analisa diatas selanjutnya dilakukan kajian
pengaruhnya terhadap posisi keuangan perusahaan.
http://www.mb.ipb.ac.id
I
Misi dan Tujuan Perusahaan
Meningkatkan Penjualan
Analisa SWOT Peramalan Penjualan
I Data Peniulan 5 tahun
Terjadi Gap (Permintaan Melebihi
Kapasitas) + Investasi Meningkatkan
Kanasitas Prnd~~ksi
1 Analisa Kelayakan
1 Payback Period 2 NPV 3 IRR 4. Sensitivitas
I Penganlh Terhadap
Pnsisi Keuan~ran
4 R E K O M E N D A S I
.
Garnbar 1 : Kerangka Pernikirarl
http://www.mb.ipb.ac.id
111. METODE PENELITIAN
A. LOKASl DAN WAKTU GEIADIKARYA
1. Lokasi
Geladikarya akan dilakukan di perusahaan PT. Soloroda lndah Plastik
yang menghasilkan karung plasik dan berlokasi di Jawa Tengah.
2. Waktu
Pelaksanaan gladikarya direncanakan akan memakan waktu 2 bulan.
B. JENIS DAN METODE PENGUMPUIAN DATA
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, data
primer diperoleh dari perusahaan yang berupa data kualitatif maupun
kuantitatif. Data kuantitatif meliputi volume peroduksi, volume penjualan dan
nilainya, harga pokok produksi, kapasitas produksi, dan jumlah investasi
yang direncanakan. Sedangkan data kualitatif antara lain meliputi
kebijaksanaan perusahaan, manajemen dan lainnya. Data-data tersebut
diperoleh dengan cara wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam
perusahaan dan mengutip data-data yang telah ada diperusahaan. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka, literatur dan data
dari publikasi umum lainnya.
http://www.mb.ipb.ac.id
C. JENIS DATA YANG DIPERLUKAN
Data yang telah dikumpulkan baik data kuantitatif maupun kualitatif
kemudian diolah sesuai dengan tujuan analisis yaitu dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Melakukan forecasting untuk meramalkan penjualan yang akan datang
dengan menggunakan analisa time series dan membandingkan dengan
data industri.
2. Mengolah data untuk menyusun proyeksi arus kas masuk yang
didasarkan atas datadata estimasi penjualan, kebijaksanaan penjualan,
pernbelian dan penerimaan-penerimaan lainnya. Sedangkan proyeksi
arus kas keluar didasarkan atas data pengeluaran biaya-biaya produksi,
biaya investasi, biaya bunga dan biaya-biaya lainnya.
3. Menghitung NPV, IRR dan Payback Period untuk mengukur kemampuan
proyek tersebut menghasilkan return.
4. Melakukan analisa sensitivitas untuk melihat pengaruh dari perubahan
salah satu variabel terhadap proyeksi aliran kas (Cash flow) dari rencana
investasi.
5. Menyusun proyeksi laporan keuangan perusahaan yaitu RugilLaba dan
Neraca untuk mengetahui kondisi dan posisi keuangan perusahaan
setelah melakukan investasi.
http://www.mb.ipb.ac.id
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan didirikan dengan akta No. 53 Notaris Koesbianto, Kudus
pada tanggal 23 Agustus 1990 berbentuk badan hukum dengan nama PT.
Soloroda lndah Plastik. Perusahaan bergerak dibidang lndustri Karung
Plastik dengan berbagai ukuran yang pada umumnya digunakan sebagai
pembungkus produk-produk pertanian maupun industri. Walaupun hasil
produk industri ini bukan merupakan kegiatan agribisnis namum demikian
hasil produksinya berkaitan erat dan menunjang kegiatas sektor agribisnis.
Produknya berupa karung plastik yang banyak dibutuhkan sektor agribisnis
sebagai wadahlpembungkus sebagian besar produk-produk pertanian antara
lain padi atau beras, cengkeh, polowijo, cabai, dan lainnya sehingga akan
memudahkan dalam pengangkutan maupun penyimpanannya.
Latar belakang pendirian pabrik karung plastik oleh perusahaan
karena pada saat itu kebutuhan pasar akan karung plastik cukup besar dan
cenderung terus meningkat, sedangkan harga jualnya cukup baik sehingga
dapat memberikan margin cukup besar. Namun demikian kondisi ini ternyata
juga menarik para calon investor lain, sehingga dalam waktu yang relatif
singkat telah bermunculan pabrik-pabrik karung plastik dan sampai saat ini
http://www.mb.ipb.ac.id
jurnlahnya telah mencapai kurang lebih 100 perusahaah yang lokasinya
tersebar diseluruh Indonesia.
B. Organisasi dan Manajemen
Perusahaan didirikan dalam bentuk badan hukum Perseroan
Terbatas, sesuai dengan akta perubahan yang terakhir susunan pengurus
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Kornisaris Utama : Mohamad Toha
2. Direktur I : Mboen Ping
3. Direktur ll : Drs. Eddy Pramono
Dalam kegiatan usaha sehari-hari perusahaan ditangani langsung
oleh Direktur I dan II yang dibantu empat orang manajer dan karyawan
seperti yan terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Karyawan PT. Soloroda lndah Plastik
http://www.mb.ipb.ac.id
Secara keseluruhan struktur organisasi perusahaan menunjukkan
sebagai berikut :
Pemegang saham '-4 I D i r e k s i I
Garnbar 2. Struktur Organisasi
I
Bagian Keuangan dan Administrasi dikepalai oleh Manajer Keuangan
yang membawahi bagian pengawasan kredit dan akutansi. Bagian ini
bertanggung jawab terhadap administrasi dan pengawasan
kreditlpiutang.
Keuangan dan l lmnnm
Umum
I - Pengawasan
Kredit Dinas Luar
Akuntansi
I
Pengupahan - Perencanaan Produksi
Administrasi Pesanan
http://www.mb.ipb.ac.id
Bagian Umum dikepalai oleh Manajer Umum yang membawahi bagian
personalia dan penggajian.
Bagian Produksi dikepalai oleh Manajer Produksi yang membawahi
bagian tehnik, perencanaan produksi dan gudang. Bagian ini
bertanggung jamb terhadap semua proses produksi mulai dari
perencanaan pembelian bahan baku, rencana produksi, proses produksi
sampai menjadi barang jadi dan administrasi produksi.
Bagian Penjualan dikepalai oleh Manajer Penjualan yang membawahi
bagian dinas luar dan administrasi pesanan. Bagian ini bertanggung
jamb terhadap pemasaran atau penjualan seluruh produk perusahaan.
C. Teknis Operasional Produksi
Teknis operasional produksi karung plastik pada dasarnya dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu proses persiapan, proses
penganyamanltenun dan proses finishing. Aktivitas produksi setiap hari
berjalan 24 jam dengan 3 shif kerja. Perusahaan saat ini telah memiliki 2 line
mesin, sebagian besar mesin adalah buatan Taiwan dan sebagian buatan
Dalam Negeri, kapasitas mesin yang ada saat ini kurang lebih dapat
menghasilkan 1.200 ton karung setiap tahunnya dengan 3 shif kerja.
Alur proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
Biji Plastik u Mesin Extruder 0
I Benang Plastik PakanILusin I
Mesin Circular r - l 4
Pemotongan
I Penjahitan I
Garnbar 3. Bagan Alur Proses Produksi
Proses Persiapan, yaitu suatu proses untuk membuat benang plastik
yang nantinya dianyamlditenun sehingga menjadi karung. Benang plastik
biasanya mempunyai dimensi lebar kurang lebih 3 milimeter, panjang lebih
dari 1.000 meter dengan ketebalan tertentu atau kurang lebih 0,2 milimeter.
Proses persiapn ini meliputi mencampur biji plastik ( polipropilin ) dengan
http://www.mb.ipb.ac.id
zat pewarna (taecol ) agar benang plastik tersebut berwarna putih buram
Carnpuran biji plastik dengan zat pewarna tersebut kernudian dimasukkan ke
rnesin extruder untuk diproses rnenjadi benang-benang plastik. Dalam
mesin extruder biji plastik dipanaskan menjadi cairan dan keluar dalam
bentuk lembaran, dari lernbaran plastik tersebut selanjutnya ditarik melalui
p~sau-pisau kecil sehingga plastik lembaran tersebut terbelah menjadi kecil-
kecil selebar kurang lebih 3 milirneter. Plastik yang telah dibelah tersebut
selanjutnya digulung dalarn kelos-kelos yang terbuat dari besi.
Proses Penganyamanltenun, dari benang-benang plastik selanjutnya
dianyarnlditenun dengan menggunakan mesin circular loom. Benang plastik
yang memanjang disebut benang lusi sedangkan benang plastik yang
menyilanglmemutar disebut benang pakan. Hasil anyaman akan berupa
karung plastik yang panjang.
Proses finishing, proses ini terdiri dari proses pemotongan,
penjahitan, pengecapanlprinting dan pres atau pembungkusan. Hasil
anyarnan yang rnernanjang dipotong-potong dengan panjang 75 cm - 120 cm,
kernudian dijahit bagian bawahnya sehillgga berbentuk karung. Karung
plastik tersebut selanjutnya dicap dengan gambarltulisan sesuai permintaan,
selanjutnya lembaran-lembaran karung tersebut disusun sebanyak 500
lernbar dan dipres dan diikat dan siap dikirimldipasarkan.
Perusahaan selama ini rnelakukan proses produksi berdasarkan
perrnintaan pasar maupun secara pesanan (purchase order ) atau dalarn arti
http://www.mb.ipb.ac.id
produksinya sesuai dengan pesanan. Mernperhatikan realisasi penjualan
perusahaan selarna lirna tahun terakhir menunjukkan trend yang rneningkat,
sehingga diperkirakan pada tahun yang akan datang kapasitas produksi
yang dirniliki tidak akan rnarnpu lagi untuk rnernenuhi perrnintaan yang
cenderung terus rneningkat. Untuk rnengantisipasi perkernbangan
penjualan, rnaka PT. Soloroda lndah Plastik sedang rnerencanakan untuk
rnelakukan investasi penarnbahan kapasitas produksinya dengan tarnbahan
1 line rnesin sehingga total jurnlah rnesin rnenjadi 3 line. Dengan tarnbahan
kapasitas tersebut diharapkan total kapasitas produksi ' akan rneningkat
rnenjadi 2.000 ton per tahun.
D. Bahan Baku
Bahan baku utarna untuk rnernbuat karung plastik adalah biji plastik.
Biji plastik lirna tahun yang lalu belurn dapat diproduksi di lndonesia, oleh
karena itu kebutuhan biji plastik pada waktu itu seluruhnya harus diirnpor dari
luar negeri. lmpor biji plastik pada waktu yang lalu diatur oleh Pemerintah
dan hanya lrnportir tertentulditunjuk yang dapat rnelakukan irnpor biji plastik,
kondisi ini rnengakibatkan harga biji plastik cenderung lebih tinggi dibanding
harga di luar negeri.
Biji plastik saat ini telah dapat diproduksi oleh pabrik di Indonesia
yaitu PT. Tripolita dan PT.POlitarna Propindo, sedangkan peraturan
rnengenai rnonopoli irnpor biji plastik kernudian dihapus. Saat ini sernua
http://www.mb.ipb.ac.id
perusahaan plastik dapat melakukan impor biji plastik namun demikian
dibebani pajak dan bea masuk tinggi, sehingga harga biji plastik irnpor
sampai . . di pabrik relatif sama dengan harga produksi dalam negeri.
Pengenaan pajak dart bea masuk tinggi memang disengaja untuk rnelindungi
pabrik biji plastik yang relatif masih baru. Dampak dari proteksi ini secara
umum mengakibatkan harga biji plastik di dalam negeri menjadi lebih tinggi.
Kebutuhan bahan bakulbiji plastik PT. Soloroda lndah Plastik saat ini
dipenuhi dari dua sumber yaitu dalam negeri dari PT. Tripolita dan lmpor dari
Singapura, Taiwan atau Jepang, ha1 ini dilakukan perusahaan karena
kapasitas produksi biji plastik PT. Tripolita belum mampu untuk mensupply
kebutuhan di dalam negeri, oleh karena itu sebagian masih tetap harus di
impor.
Pengadaan bahan baku secara fisik sebenarnya tidak mengalami
kesulitan, hanya fluktuasi harga yang sulit untuk diprediksi oleh perusahaan,
seperti yang terjadi dalam tahun 1996 beberapa kali perusahaan mengalami
kerugian karena harga biji plastik impor tiba-tiba turun, sedangkan kontrak
pembelian impor dengan Leter of Credit tidak dapat dibatalkan. Pembelian
biji plastik impor sejak pembukaan UC sampai barang tiba di pabrik
membutuhkan waktu kurang lebih 30 - 40 hari, oleh karena itu bila tiba-tiba
harga biji plastik diluar negeri turun, sedangkan barang belum sampai di
pabrik maka ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Usaha
untuk mengurangi resiko turunnya harga yang telah dilakukan adalah
http://www.mb.ipb.ac.id
dengan monitoring harga biji plastik secara terus rnenerus baik di dalarn
negeri rnaupun diluar negeri, narnun ha1 ini pun rnasih belurn dapat rnenjarnin
bagi perusahaan.
Disarnping biji plastik rnurni sebagai carnpuran juga digunakan biji
plastik aval (daur ulang ), narnun jurnlahnya relatif sedikit. Sedangkan bahan
pernbantu yang berupa taecol rnaupun zat pewarna tersedia cukup banyak
didalarn negeri.
E. Rencana lnvestasi
Untuk rnengirnbangi penjualan yang terus rneningkat perusahaan
sedang rnerencanakan investasi penarnbahan kapasitas produksi sebanyak
satu line rnesin. Penarnbahan rnesin tersebut akan dapat rneningkatkan
kapasitas produksi dari 1.200 ton rnenjadi 2.000 ton karung pertahun,
sedangkan anggaran biaya diperkirakan sebagai berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 5. Rencana Biaya lnvestasi
Nama Mesin
. Self Financing (30 %) I I 680.146.500
Total Biaya 2.267.1 55.000
F. Aspek Pemasaran
Pemasaran atau penjualan produknya selama ini dilakukan secara
langsung kepada konsumen pemakai dan sebagian melalui pedagang
perantara. Pemasaran langsung dengan cara mendatangi para konsumen
pemakai antara lain para petani, perusahaan dan departemenlinstansi.
a. Daerah Pemasaran
Oaerah pemasaran selama ini masih terbatas di sebagian kota di
Jawa Tengah antara lain Kudus, Pati, Jepara, Juwana, Rembang, Demak,
http://www.mb.ipb.ac.id
Semarang dan Purwodadi. Sedangkan konsumen yang dilayani saat ini
terdiri dari para petani, perusahaan tekstillbenang antara lain PT.
Kanindotex, PT. Sukuntex, pT. Patal Secang, Koperasi Unit Desa, PTP dan
pedagang perantara. Disamping pemasaran lokal, pada bulan-bulan sepi
perusahaan juga melakukan penjualan ekspor secara tidak langsung antara
lain ke Rusia, Hongaria dan Spanyol dengan melalui eksportir perantara.
Namun demikian penjualan ekspor ini jumlahnya relatif masih kecil
Selama lima tahun terakhir 1992 sampai dengan 1996 relaisasi
penjualan menunjukkan perkembangan yang terus meningkat, rata-rata
setiap tahun sebesar 10.25 % ( Tabel 6 ).
Tabel 6. Realisasi Penjualan PT. Soloroda lndah Plastik Tahun 1992 - 1996
2. Kebijaksanaan Pemasaran
Produk perusahaan berupa karung plastik, produksi dilakqkan berdasarkan
permintaan pasar maupun atas dasar pesanan yaitu sesuai dengan ukuran,
http://www.mb.ipb.ac.id
Produk perusahaan berupa karung plastik, produksi dilakukan berdasarkan
permintaan pasar rnaupun atas dasar pesanan yaitu sesuai dengan ukuran,
ketebalan dan Cap yang diinginkan pernesan. Kebijaksanaan penetapan
harga dilakukan atas dasar perhitungan harga pokok ditarnbah dengan
margin tertentu, narnun dernikian dalarn ha1 ini perusahaan juga rnelihat
harga pasar yang berlaku, saat ini perusahaan rnenjual karung plastik
dengan harga Rp. 4.700,- per kilogram
Produk karung plastik PT. Soloroda lndah Plastik dipasarkan tanpa
rnenggunkan rnerek atau ciri tertentu, sernua karung plasrik rnernpunyai
bentuk atau wujut yang harnpir sarna, oleh karena itu dalarn rnernasarkan
produknya tidak digunakan prornosi rnelalui iklan. Oleh karena itu kunci
keberhasilan pernasaran dalarn rnenghadapi persaingan dengan perusahaan
sejenis akan sangat ditentukan oleh kernarnpuan dalarn rnengadakan
pendekatan dengan konsumen rnaupun perusahaan 'pernakai. Untuk
menghadapi persaingan perusahaan lebih rnenekankan pada rnemberikan
pelayanan yang lebih baik, dalarn arti tepat waktu, kwalitas rnaupun
pengirirnannya. Salah satu kelebihan pelayanan yang diberikan adalah
perusahaan rnau rnernerirna pengecapanlprinting karung dalarn jurnlah 5.000
lembar tanpa dipungut biaya klise dan dengan waktu yang relatif singkat.
Konsurnen hanya dikenakan biaya warna caplprinting, satu jenis warna Rp.
15,- atau untuk dua warna Rp. 25,- per karung. Strategi ini diternpuh
perusahaan dengan pertirnbangan bahwa pada waktu yang akan datang
http://www.mb.ipb.ac.id
sedikit, dengan cara demikian diharapkan konsumen akan tetap loyal pada
perusahaan karena klise cap yang diinginkan sudah ada di perusahaan.
3. Saluran Distribusi
Distribusi produk perusahaan dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung artinya pemasaranldistribusi
dari perusahaan langsung kepada konsumen pemakai. Konsumen pemakai
dalam ha1 ini bisa perorangan, misalnya para petani atau pedagang
perantara atau konsumen perusahaan antara lain Pabrik Tekstil PT.
Kanindotex, PT. Sukuntex dan KUD. Sedangkan distribusi tidak langsung
yaitu melalui perantara pedagang besar yang selanjutnya dipasarkan lagi
kepada konsumen pemakai. Bila digambarkan menunjukkan sebagai berikut:
Produsen
4 Pedagang
PerantaraIPedagang Besar
t KonsumenIPemakai
Gambar 4. Saluran Distribusi
http://www.mb.ipb.ac.id
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Terdapat banyak perangkat analisis yang dapat digunakan dalarn
melakukan investasi, yang dapat memberikan gambaran apakah investasi
yang akan dilakukan tersebut nantinya akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Namun demikian dalam analisis investasi ini karena
keterbatasan waktu dan informasi rnaka hanya difokuskan pada analisis
aspek finansialnya, dalam arti bahwa keputusan yang akan diambil hanya
didasari atas perhitungan aspek finansialnya dan didukung dengan analisis
mengenai situasi lingkungan perusahaan untuk memperoleh gambaran
lingkungan strategis perusahaan dari sisi internal maupun eksternalnya.
Analisis ini diharapkan dapat memberikan garnbaran Kernarnpuan yang
dirniliki perusahaan dan prospek usaha dirnasa yang akan datang.
A. Analisis Eksternal
Analisis eksternal dirnaksudkan untuk dapat rnemberi gambaran
tentang kondisi dari industri karung plastik di Indonesia, ha1 ini dilakukan
untuk rnelihat bagairnana posisi perusahaan dalarn industri karung plastik.
1. Petxaingan Dalam lndustri Karung Plastik
lndustri karung plastik didalarn negeri akhir-akhir ini tampaknya
berkembang pesat. Jumlati pabrik karung plastik semakin bertambah,
demikian pula dengan produksinya.
http://www.mb.ipb.ac.id
Hingga saat ini telah tercatat sekitar 100 perusahaan yang beroperasi
dan beberapa perusahaan diantaranya tampaknya masih terus berkembang
meningkatkan kapasitas produksinya. Karena semakin banyaknya pabrik
karung plastik yang beroperasi mengakibatkan persaingan dalam industri
semakin ketat. Dari 100 perusahaan yang tercatat beberapa diantaranya
mempunyai kapasitas produksi cukup besar diantaranya adalah :
Jawa Barat, PT. Aster Jawa Enterprise dengan kapasitas produksi
5.000 ton per tahun.
Jawa Timur, PT. Wiharta Karya Agung mempunyai kapasitas produksi
6.487 ton pertahun, PT. lnjaplas dengan kapasitas 5.376 ton per tahun ,
PT. Langgeng Makmur Plastik lndustri dengan kapasitas 6.000 ton per
tahun, dan PT. Samarindunusa Plastama dengan kapasitas 4.500 ton
pertahun.
DKI Jakarta, PT. Japfa Comfeed lndonesia inempunyai kapasitas
produksi 3.600 ton per tahun.
Jawa Tengah, PT. Simongan Plastik Factory dengan kapasitas 12.500
ton pertahun (kapasitas terbesar di Indonesia), PT. Sumbertex dengan
kapasitas 6.520 ton per tahun, PT. Kemilau lndah dengan kapasitas
4.000 ton per tahun dan PT. Samisurya lndah Plastik dengan kapasitas
4.000 ton per tahun.
Sumatera Selatan, PT. Pupuk Sriwijaya dengan kapasitas 4.625 ton per
tahun.
http://www.mb.ipb.ac.id
Dari hasil studi CIC (1996) konsumsi karung plastik di dalam negeri
dalam 5 tahun yang akan datang akan terus meningkat, ha1 ini karena
semakin meningkatnya produksi industri pemakainya. Diperkirakan
permintaan karung plastik tahun 1996 akan mencapai 85.760 ton dan sampai
tahun 2.000 permintaan karung plastik oleh industri pemakai akan mencapai
128.605 ton. Sedangkan perkiraan proyeksi suplai karung plastik di dalam
negeri dengan menggunakan perhitungan sederhana (least square)
memperoleh hasil bahwa suplai tahun 1996 sebesar 63.381 ton dan
sampai tahun 2.000 akan meningkat menjadi 72.296 ton (Lampiran 32).
Perbandingan antara proyeksi konsumsi karung plastik dengan suplai
industri menunjukkan bahwa proyeksi permintaan lebih besar dari suplai
(Tabel 7 )
Tabel 7. Perbandingan Proyeksi Suplai dan Konsumsi karung plastik di Indonesia ( dalam ton )
Tahun
1996 1997 1998 1999 2000
Proyeksi Suplai
Sumber : CIC No. 151 -April 1996
63.381 65.610 67.838 70.067 72.296
Kenaikan
3.51 3.39 3.28 3.18
Proyeksi Konsumsi Kenaikan
85.760 94.469 104.378 11 5.682 128.605
10.15 10.48 10.82 11.17
http://www.mb.ipb.ac.id
Dari data diatas menunjukkan bahwa proyeksi kebutuhan konsumsi
karung plastik didalam negeri ternyata lebih besar dibanding proyeksi
suplainya. Produksi karung plastik terus berkembang selama beberapa
tahun terakhir, namun demikian ekspor karung plastik ternyata juga terus
meningkat, tahun 1990 volume ekspor baru mencapai sebesar 8.573 ton
dan setelah meningkat setiap tahunnya maka sampai tahun 1995 menurut
penelitian CIC diperkirakan volume ekspor akan mencapai 38.776 ton.
Dari membandingkan data suplai dan konsumsi diatas mengindi-
kasikan bahwa peluang pasar karung plastik didalam negeri masih cukup
baik, dan semakin berkembangnya sektor pertanian dan industri sebagai
pengguna utama karung plastik memberikan gambaran bahwa kebutuhan
karung plastik di dalam negeri akan meningkat semakin besar.
2. Pendatang Baru
Walaupun industri karung plastik tergolong tinggi tingkat
persaingannya, namun demikian dimasa-masa yang akan datang
diperkirakan perkembangannya masih akan terus berlanjut. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya minat investasi dibidang karung plastik.
Pada tahun 1994 jumlah ijin investasi yang disetujui Badan Koordinasi
Penanaman Modal untuk karung Palastik sebanyak 4 perusahaan, tiga
diantaranya merupakan investasi baru dan satu merupakan perluasan.
Tahun 1995 minat investasi meningkat baik untuk ijin perluasan maupun
http://www.mb.ipb.ac.id
baru, yaitu 2 ijin baru dan 6 ijin perluasan, sehingga total perusahaan yang
mendapat persetujuan dalam industri karung plastik sebnayak 8 perusahaan.
Oleh karena itu ancaman masuknya pendatang baru dalam industri karung
plastik masih cukup tinggi.
3. Ancarnan Barang Pengganti
Barang pengganti yang dapat menggantikan fungsi karung plastik
dengan kualitas yang sama sampai saat ini relatif belum ada, karena karung
plastik senduri sebenarnya merupakan barang pengganti dari karung goni.
Karung plastik harganya lebih murah, tahan air, lebih ringan dan kuat,
karena mempunyai beberapa keunggulan maka karung plastik dapat
menggantikan karung goni.
Saat ini belum ada barang pengganti yang dapat menggantikan
keunggulan karung plastik, misalnya karung blaco (untuk gandum), karung
kertas (untuk semen) walaupun fungsinya sama namun belum dapat
menggantikan keunggulan karung plastik. Oleh karenanya diperkiran dalam
jangka pendek ancaman barang pengganti karung plastik belum ada.
4. Pemasok Bahan Baku
Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa bahan baku karung plastik
adalah berupa biji plastik yang dapat dipenuhi dari dalam negeri maupun luar
negeri (impor). Produsen biji plastik (polypropilin) didalam negeri saat ini
http://www.mb.ipb.ac.id
baru ada dua pabrik yaitu PT. Tripolita Indonesia dan PT. Politama Propindo
yang berlokasi di Cilegon. Kedua pabrik tersebut kapasitasnya terbatas,
sehingga belurn dapat memenuhi kebutuhan dalarn negeri, oleh karena itu
masih dibutuhkan irnpor biji plastik dari luar rlegeri antara lain dari
Singapura, Hongkong, Korea, Jepang dan Jerrnan. Harga biji plastik
diluar negeri lebih rnurah bila dibanding harga didalan negeri. Oleh karena
itu Pernerintah telah rnelakukan proteksi terhadap kedua pabrik biji plastik
agar tidak tersaingi dengan jalan rnengenakan tarip bea masuk tinggi
terhadap biji plastik impor, sehingga harga biji plastik impor sampai di pabrik
relatif menjadi sarna dengan harga di dalarn negeri.
Pasokan biji plastik relatif cukup tersedia di pasar baik dalarn negeri
maupun irnpor, narnun harga bahan baku yang relatif belurn stabil. Harga biji
plastik masih sering berubah naik maupun turun, sangat tergantung dengan
harga di pasar luar negeri. Oleh karena itu bagi perusahaan di dalarn negeri
harus secara rutin melakukan pernantauan harga biji plastik di pasar
internasional.
5. Konsumen Karung Plastik
Pengguna karung plastik selama ini yang paling banyak adalah sektor
Pertanian dan lndustri. Sektor pertanian sangat luas, diperkirakan sebagian
besar produk hasil pertanian saat ini telah menggunakan karung plastik
sebagai kemasannya. Produk pertanian yang menggunakan karung plastik
http://www.mb.ipb.ac.id
sebagai kemasan antara lain beras, kedelai, jagung, kacang tanah, kopi, teh,
cengkeh, lada, ketela, kentang, cabe dan lainnya. Semakin meningkatnya
hasil produksi produk-produk pertanian tersebut tentunya akan mendorong
meningkatkan konsumsi karung plastik secara nasional.
Disamping sektor Pertanian, sektor lndustri juga banyak menyerap
karung plastik, industri agrokimia (pupuk) selama ini merupakan industri
yang paling banyak menggunakan karung plastik. Hampir seluruh produk
pupuk didalam negeri menggunakan karung plastik sebagai kemasannya.
lndustri makanan ternak, hampir seluruhnya menggunakan karung plastik.
Produk makanan ternak selama lima tahun terakhir ini cenderung meningkat,
tahun 1990 produksinya sebesar 2,7 juta ton meningkat sampai tahun 1995
telah mencapai 3,9 juta ton.
Berdasarkan hasil studi CIC dalam 5 tahun mendatang permintaan
karung plastik diperkirakan masih akan meningkat sampai tahun 2000
sebesar 128.605 ton (Tabel 7). Dengan demikian pertumbuhan tersebut
akan sangat mendukung rencana peningkatan kapasitas produksi PT.
Soloroda lndah Plastik. Namun demikian dengan memperhatikan
banyaknya jumlah produsen didalan industri maka persaingan akan tetap
tinggi, oleh karena itu konsumen akan mempunyai kekuatan dari segi
permintaan karena tidak tergantung pada satu pemasok. Kondisi ini akan
menjadi tantangan bagi produsen untuk meningkatkan pelayanan maupun
kualitas untuk tetap memikat tlan mempertahankan konsumennya.
http://www.mb.ipb.ac.id
B. Analisis Internal
Gambaran rnengenai kondisi intern perusahaan secara keseluruhan
telah dikernukakan dalarn Bab IV dirnuka, yaitu didirikan sejak tahun 1990
dan terus berkembang sampai saat ini. Dalam perkernbangannya selarna 5
tahun terakhir (1992 hingga 1996) rnenunjukkan sebagai berikut :
1. Posisi Perusahaan
Berdasarkan catatan Deperindag Kapasitas teRpasang industri
karung plastik di Indonesia sarnpai tahun 1995 adalah sebesar 121.120 ton
(100 perusahaan), sedangkan kapasitas produksi PT. Soloroda lndah Plastik
sendiri relatif masih kecil, yaitu sebesar 1.200 ton. Ini berarti bahwa porsi
kapasita produksi perusahaan kurang lebih 1 % dari lndustri. Narnun
demikian bila dilihat kemarnpuan perusahaan dalarn penguasaan pasar
dapat dikatakan sangat baik (Tabel 8 ), karena dengan kapasitas produksi 1
% dari industri perusahaan dapat menguasai pangsa pasar diatas 1 %.
Tabel 8. Perkembangan Pangsa Pasar PT. Soloroda lndah Plastik 1992-1995. dalam Ton
Tahun
1992 1993 1994 1995
Penjualan
Sumber : PT. Soloroda lndah Plastik, 1996. (diolah)
764 924
1.005, 1.098
Kenaikan
- 20,94
8,76 9,25
lndustri
75.769 85.025 95.653
107.036
Kenaikan Pangsa Pasar
- 12,21 24,99 11,90
1 ,00 1,09 1,05 1,04
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Perkembangan Posisi Keuangan
Penjualan perusahaan selama empat tahun menunjukkan
pertumbuhan yang baik rata-rata 19,12 % (dalam rupiah), pertumbuhan
tertinggi terjadi tahun 1993 karena ada kenaikan harga jual produk cukup
tinggi yaitu kurang lebih 20 % dibanding tahun 1992. Likuiditas perusahaan
meningkat semakin baik, Qurrent ratio dari 2,11 kali tahun 1992 meningkat
menjadi 2,41 kali tahun 1996. Posisi total hutang semakin turun karena
setiap tahun hutang bank jangka panjang dapat diangsur secara teratur.
Profitabilitas perusahaan selama lima tahun cenderung turun. Profit
Margin tahun 1992 sebesar 1737 % turun sampai tahun 1995 menjadi 7,52
%, narnun demikian tahun 1996 telah mulai meningkat lagi yaitu menjadi
9,15 %. Penurunan profitabilitas perusahaan ini disebabkan karena Harga
Pokok Penjualan cenderung meningkat dari 65,29 % tahun 1992 menjadi
78,79 % tahun 1996. Namun demikian perusahaan masih tetap dapat
membayar beban bunga Bank. Times Interest Earn tahun 1996 masih 2,73
kali.
Total permodalan perusahaan terus meningkat dari Rp 1.119 juta
tahun 1992 menjadi Rp 3.184 juta tahun 1996, ini menunjukkan bahwa laba
usaha selama ini telah ditanamkan seluruhnya untuk memperkuat modal
perusahaan, secara keseluruhan posisi keuangan perusahaan cukup baik
dalm arti mampu menghasilkan laba dan memenuhi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjangnya (Lampiran 2, 3, dan 4 ).
http://www.mb.ipb.ac.id
C. Analisis SWOT
Setelah dilakukan analisis eksternal dan internal perusahaan maka
diperoleh garnbaran tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman yang dimiliki PT. Soloroda lndah Plastik sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strenght )
a. PT. Soloroda lndah Plastik berlokasi ternpat yang cukup strategis yaitu di
Kudus. Hingga saat ini belum ada pabrik plastik yang beroperasi di
daerah Kudus, Pati, Jepara, Juwana maupun Purwodadi yang
merupakan daerah pemasaran PT. Soloroda lndah elastik. Oleh karena
itu perushaan akan rnempunyai keunggulan dibidang biaya transportasi
karena daerahdaerah tersebut cukup dekat dengan pabrik dibanding
perusahaan pesaingnya.
b. Perusahaan rnempunyai sumber daya manusia yang baik seperti
manager pabrik yang mernpunyai keahlian dibidang elektonik, sangat
membantu dalarn menangani kerusakan rnesin karena komponen
elektoniknya. Seperti diketahui bahwa mesin karung plastik saat ini
banyak dikendalikan oleh kornponen elektronik, oleh karena itu bila
terjadi kerusakan dibagian kornponen elektroniknya dapat cepat diatasi.
Karena keunggulan sumber daya tersebut sering perusahaan-
perusahaan karung plastik di daerah Surakarta minta bantuan atau
advise bila terjadi kerusakan pada bagian elektroniknya.
http://www.mb.ipb.ac.id
c. Kernarnpuan pernasarannya cukup baik dalarn arti rnarnpu rnenguasai
pangsa pasar sesuai dengan kapasitas produksi yang dirniliki yaitu
kurang lebih 1 %.
d. Mernberikan pelayanan yang cukup baik yaitu dapat rnelayani pesanan
pengecapan untuk pesanan dalarn jurnlah sedikit (5.000 lernbar) dalarn
waktu relatif cepat tanpa dipungut ongkos klise. Pelayanan ini belurn
dilakukan perusahaan lain.
e. Dari segi finansial kondisi keuangan perusahaan selarna lirna tahun
terakhir rnenunjukkan perkernbangan yang sehat, kewajiban jangka
pendek rnaupun jangka panjang dapat dipenuhi.
2. Kelemahan (Weaknesses)
a. Keterbatasan dibidang kapasitas produksi yang dirniliki, sehingga tidak
dapat rneningkatkan pernasaran produknya secara lebih luas.
b. Perubahan harga bahan baku yang rnasih sering terjadi belurn dapat di
pantau perusahaan secara cepat. Perubahatl harga bahan baku tersebut
sering rnernbuat perusahaan kesulitan.
3. Kesempatan (Opportunities)
a. Berkernbangnya sektor pertanian dan industri khususnya industri
agrokirnia dan pakan ternak telah rnendorong rneningkatkan konsurnsi
karung plastik.
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Masih terbukanya peluang untuk melakukan ekspor
c. Bahan baku krung plastik yang berupa biji plastik tersedia baik di pasar
dalam negeri maupun impor.
d. Belum ada produk substitusi yang mempunyai keunggulan sehingga
mampu menggantikan fungsi karung plastik.
4. Ancaman (Threats)
a. Banyaknya pabrik didalam industri rnenyebabkan persaingan cukup
tinggi.
b. Minat investasi dalam industri karung plastik cukup tinggi sehingga akan
menambah munculnya pesaing baru dalam industri.
D. Analisis lnvestasi
Dalam analisis investasi digunakan beberapa asumsi khususnya
untuk menyusun arus kas, adalah sebagai berikut :
Pemasukan
Volume penjualan didasarkan atas hasil perhitungan proyeksi dengan
menggunakan analisis time series dengan model Dekomposisi (Lampiran
5 ).
Harga jual produk per kilogram karung didasarkan atas harga proyeksi
(Lampiran 30).
http://www.mb.ipb.ac.id
Penjualan secara kredit rata-rata pernbayaran 110 hari
Biaya investasi total sebesar Rp 2.270,- juta, dari jurnlah tersebut 30 %
atau sebesar Rp 670 juta dibiayai dengan dana sendiri (selfinancing)
dan 70 % dibiayai dengan dana Bank
Kredit lnvestasi dan Modal Kerja diberikanlditarik pada pertengahan
tahun 1997.
Pengeluaran
Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Biaya Adrninistrasi & Urnum dihitung
berdasarkan ratio terhadap nilai penjualan dari rata-rata selama ernpat
tahun terakhir, yaitu rata-rata sebesar 75,46 %, sedangkan biaya
administrasi dan umurn rata-rata sebesar 2,5 %
Biaya Upah Langsung dan Biaya Operasi Pabrik dihitung berdasarkan
ratio terhadap Harga Pokok Penjualan selama empat tahun, yaitu
sebesar 3,05 % dan 7,99 %
Bunga kredit diperhitungkan dengan tarip bunga sebesar 18 % per tahun
dihitung dari saldo tahun sebelurnnya
Angsuran KI lama (Rp 417 juta) sesuai jadwal (Lampiran 6) yaitu setiap
tahun sebesar Rp 139 juta.
KI baru dengan angsuran sesuai jadwal (Lampiran 7) yaitu masa
tenggang 6 bulan dan angsuran tahun ke 2 Rp 400 juta sampai lunas
pada tahun ke-5.
http://www.mb.ipb.ac.id
Urnur ekonornis aktiva berupa mesin-mesin selarna 10 tahun dan
bangunan selarna 20 tahun
1. Proyeksi Arus Kas
Atas dasar asurnsi-asurnsi diatas proyeksi arus kas yang telah
disusun (Larnpiran 9) rnenunjukkan sebagai berikut :
Fasilitas kredit Bank yang digunakan untuk rnernbiayai investasi sebesar
Rp 1.600 juta akan dapat dilunasi dalarn waktu 5 tahun yaitu sarnpai
tahun 2001, sedangkan fasilitas KI lama sebesar Rp 417 juta lunas
tahun 1999.
Sedangkan fasilitas Kredit Modal Kerja berjalaan rnaupun tarnbahan total
sebesar Rp1.263 juta dapt pula diangsur hingga lunas tahun 2000.
Secara keseluruhan rnenujukkan bahwa perusahaan akan rnarnpu untuk
rnembayar kewajibannya.
2. Proyeksi RugilLaba
Proyeksi RugilLaba selarna 10 tahun (Larnpiran 10) rnenunjukkan
bahwa volume penjualan produk akan rneningkat sesuai dengan hasil
perhitungan proyeksi penjualan dengan rnetode dekornposisi. Laba
perusahaan cenderung akan terus rneningkat, dan perusahaan rnasih
mampu rnenghasilkan keuntungan dan beban bunga seluruhnya dapat
dibayar.
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Proyeksi Neraca dan Ratio Keuangan
Proyeksi Neraca (Lampiran 12) menunjukkan bahwa Total Modal
terus meningkat, yang menujukkan bahwa laba usaha digunakan untuk
memperkuat modal kerja perusahaan. Secara keseluruhan posisi Rasio
Keuangan perusahaan menunjukkan trend meningkat baik likuiditas maupun
profitabilitasnya, sedangkan Leverage (Debt to Equity) sernakin kecil
karena Hutang Bank baik KI maupun KMK telah diangsur dan seluruhnya
lunas pada tahun 2001
4. Analisis Tambahan lnvestasi
Untuk menilai tambahan investasi yang direncanakan, maka akan
dipisahkan antara arus kas proyek yang telah berjalan dengan arus kas dari
tambahan investasi perluasan kapasitas, yaitu degan rnenghitung RugilLaba
diferensial untuk mengasilkan incremental cashflow (Lampiran 13).
Tarnbahanlpeningkatan volume penjualan karung plastik dihitung atas dasar
proyeksi penjualan dengan model dekomposisi. Disamping itu sebagai
bahan pernbanding, peningkatan volume penjualan karung plastik juga akan
dihitung berdasarkan proyeksi penguasaan pangsa pasar (Lampiran 31).
Umur proyek dihitung selama 10 tahun, sedangkan biaya dana dihitung
dengan mencampur antara biaya dana bank dan dana sendiri, yang hasilnya
sebagai berikut (Lampiran 13, 14,24 dan 25) :
http://www.mb.ipb.ac.id
Skenario I (Atas dasat' proyeksi penjualan ) :
1. Net Present Value (NPV) yang diperoleh dari tambahan investasi
adalah sebesar Rp 341.40 Juta.
2. Internal Rate of Return sebesar 2 1 3 %, lebih besar dibanding return
yang diharapkan ( 20 %).
3. Payback Period selama 5 tahun 2,l bulan.
Skenario I1 (Atas dasar proyeksi penguasaan pangsa pasar) :
1. Net Percent Value (NPV) yang diperoleh dari tarnbahan investasi adalah
sebesar Rp 737,56 Juta.
2. Internal Rate of Return sebesar 24,75 %, lebih besar dibanding return
yang diharapkan ( 20 Oh)
3. Payback Period selama 4 tahun 8,8 bulan.
Dari hasil perhitungan tersebut dengan berpedoman pada kriteria
investasi yang ada, maka tarnbahan investasi untuk meningkatkan
kapasitas produksi yang dilakukan PT. Soloroda lndah Plastik atas dasar
skenario 1 maupun II menunjukkan hasil layak untuk dilaksanakan bila
dihitung dari tarnbahan investasinya saja.
http://www.mb.ipb.ac.id
5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruhnya
terhadap arus kas bila salah satu variable cash flownya mengalami
perubahan. Dalam ha1 ini yang akan dirubah adalah dua variabel yaitu,
Pertama bila proyeksi volume penjualan mengalami penurunan sebesar 10
% dibanding proyeksi yang ada. Angka 10 % ditetapkan berdasarkan
analisis kesalahan peramalan MAPE (mean absolute percentage error) yang
menunjukkan bahwa Persentase Kesalahan Absolute Rata-rata sebesar
7,60 % (Lampiran 35). Yang kedua bila Harga Pokok Penjualan mengalami
kenaikan 5 %, ha1 ini dilakukan berdasarkan proyeksi kenaikan harga rata-
rata 5 %. Dari hasil perhitungan menunjukkan sebagai berikut (Lampiran
15, 16, 17, 18, 26, 27, 28 dan 29) :
Skenario l
a. Bila Volume penjualan mengalami penurunan 10 % :
Net Present Value (NPV) dengan tingkat discount factor 18,6 %
menghasilkan negatif sebesar (Rp 442,24 Juta).
Internal Rate of Return (IRR) sebesar 14.7 %.
Payback Period selama 6 Tahun 4,4 bulan.
b. Bila Harga Pokok Penjualan naik 5 %
Net Present Value (NPV) dengan tingkat discount factor 8,6 %
menghasilkan negatif sebesar (Rp 27,65 Juta).
http://www.mb.ipb.ac.id
lnternal Rate of Return (IRR) sebesar 18.35 %.
Payback Period selama 5 Tahun 6,8 bulan.
Skenario ll
a. Bila Volume penjualan mengalami penurunan 10 % :
Net Present Value (NPV) dengan tingkat discount factor 18,6 %
menghasilkan negatif sebesar (Rp 208,39 Juta).
lnternal Rate of Return (IRR) sebesar 16.76 %.
Payback Period selama 5 Tahun 10,7 bulan.
b. Bila Harga Pokok Penjualan naik 5 %
Net Present Value (NPV) dengan tingkat discount factor 18,6 %
menghasilkan sebesar Rp 185,88 Juta.
lnternal Rate of Return (IRR) sebesar 20.25 %.
Payback Period selama 5 Tahun 2,8 bulan.
Dari analisis sensitivitas menunjukkan bahwa baik pada skenario I
maupun II penurunan volume penjualan maupun kenaikan HPP sangat
berpengaruh terhadap arus kas. Oleh karena itu, proyek investasi tersebut
sensitif terhadap perubahan kedua variable tersebut.
http://www.mb.ipb.ac.id
6. lmplikasi Terhadap Manajemen
Dari hasil analisis tambahan investasi baik skenario I maupun II
menunjukkan bahwa investasi penambahan kapasitas secara finansial layak
untuk dilaksanakan, namun demikian investasi tersebut sensitif terhadap
perubahan variable volume penjualan dan Harga pokok penjualan. Oleh
karena itu manajemen harus berhati-hati dalam melakukan investasi. Hal-ha1
yang perlu mendapat perhatian bagi manajemen antara lain :
Pemasaran
Perusahaan harus mampu meningkatkan program pemasaran secara
lebih realistis. Penambahan kapasitas harus ditunjang dengan program
pemasaran yang lebih baik mininimal perusahaan harus mampu untuk
mempertahankan pangsa pasar yang telah ada, apalagi investasi tersebut
sensitif terhadap penurunan volume penjualan. Perusahaan harus mampu
menciptakan terobosan maupun inovasi pemasaran yang lebih baik.
Sumber Daya Manusia
Penambahan kapasitas otomatis akan membutuhkan tambahan
sumber daya manusia. Penambahan tenaga kerja harus diperhitungkan
secara matang, sebelum mesin terpasang tambahan tenaga kerja harus
sudah dipersiapkanldilatih. Pelatihan dapat dilakukan dengan cara magang,
http://www.mb.ipb.ac.id
sehingga pada saat rnesin telah terpasang tenaga kerja telah siap untuk
rnengoperasikan rnesin.
Penggunaan modal ,
Walaupun secara finansial investasi tersebut rnernberikan darnpak
positip terhadap posisi keuangan perusahaan (rneningkatkan likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas) narnun rnanajernen perlu lebih berhati-hati
kehususnya dalam penggunaan pinjarnan bank. Penurunan volume rnaupun
kenaikan biaya akan dapat rnendorong perusahaan pada posisi kurang
rnenguntungkan, karena beban bunga dan angsuran yang harus ditanggung.
http://www.mb.ipb.ac.id
V1. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
PT. Soloroda lndah Plastik adalah perusahaan karung plastik yang
telah berjalan selama enam tahun, saat ini perusahaan sedang
merencanakan untuk menambah kapasitas produksi, karena kapasitas yang
dimiliki saat ini telah mendekati maksimal. Dari gambaran umum
perusahaan dimuka serta hasil analisis dan pembahasan dari beberapa
aspek yang dilakukan atas rencana investasi penambahan kapasitas
produksi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. lndustri karung plastik di Indonesia selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan perkembangan yang pesat, dan minat investasi balam
bidang karung plastik masih,cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya
izin baru maupun perluasan yang telah diberikan oleh BKPM setiap
tahunnya. Dari kondisi ini mengindikasikan bahwa persaingan dalam
industri karung plastik cukup ketat, karena banyaknya perusahaan yang
berada dalam industri.
2. Prospek industri karung plastik diperkirakan masih cukup baik dimasa
yang akan datang walaupun persaingannya ketat. Hal ini dapat
diidentifikasi dari proyeksi konsumsi karung plastik ternyata lebih tinggi
dari proyeksi suplainya. Faktor utama yang mendorong meningkatnya
http://www.mb.ipb.ac.id
konsumsi karena sektor atau industri pemakainya berkembang pesat,
antara lain sektor pertanian, industri agrokimia dan industri pakan ternak,
yang seluruh produknya menggunakan karung plastik sebagai
kemasannya. Dengan melakukan analisis proyeksi produksi industri
dengan pangsa pasar perusahaan diperoleh gambaran bahwa
permintaan karung plastik perusahaan dimasa datang akan meningkat
diatas kemampuan produksinya saat ini. Oleh karena itu perusahaan
harus meningkatkan kapasitas produksinya.
3. Dengan menggunakan analisis SWOT menunjukkan bahwa PT.
Soloroda lndah Plastik mempunyai beberapa kelebihan dan peluang
untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan meningkatkan kapasitas
produksinya. Kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain, lokasi
pabrik strategis sehingga biaya transportasi ke daerah pemasaran lebih
murah, mampu menguasai pasar sesuai dengan kapasitas produksi yang
dimiliki dan pelayanan pengecapanlprinting yang lebih baik. Penjualan
setiap tahun menunjukkan peningkatan, sedangkan peluangnya adalah
pasarnya masih terbuka, prospeknya cukup baik dan mempunyai sumber
daya manusia yang memadai. Sedangkan hambatan yang dihadapi saat
ini adalah keterbatasan kapasitas produksi, sehingga perusahaan tidak
dapat meningkatkan pemasarannya. Oleh karena itu apabila
keterbatasan ini tidak segera diatasi maka peluang-peluang yang ada
dimasa yang datang akan hilang.
http://www.mb.ipb.ac.id
Kondisi ekstern perusahaan ternyata cukup dominan dalam
mempengaruhi perusahaan antara lain faktor persaingan yang 'ketat,
tumbuhnya pesaing-pesaing baru, peluang dan prospek pasar yang baik.
Oleh karena itu faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan pula agar
perusahaan tidak tersingkir dari pasar.
4. Perhitungan kelayakan tambahan investasi dengan menghitung
diferensial RugilLaba, yaitu memisahkan antara tambahan
pendapatan karena tambahan investasi dengan proyek yang telah
berjalan menunjukkan sebagai berikut :
Skenario l :
Net Present Value (NPV) sebesar Rp 341,40 juta
lnternal Rate of Return menghasilkan angka 21,50 %
Payback Period selarna 5 tahun 2,l bulan
Skenario ll :
Net Present Value (NPV) sebesar Rp 624,84 juta
Internal Rate of Return menghasilkan angka 2335 %
Payback Period selama 4 tahun 9,7 bulan
Secara finansial rencana investasi tersebut layak untuk dilaksanakan
5. Analisis sensitivitas
Menunjukkan bahwa dengan perubahan variable volume penjualan dan
Harga Pokok Penjualan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
arus kas perusahaan. Dengan simulasi volume penjualan turun 10 %
http://www.mb.ipb.ac.id
atau Harga Pokok Penjualan meningkat 5 % rnenunjukkan bahwa secara
finansial investasi sudah berada dibawah kriteria. Ini rnenunjukkan
bahwa rencana investasi tersebut sensitif terhadap perubahan kedua
variable tersebut, sehingga dapat rnernberikan garnbaran pada
perusahaan agar lebih berhati-hati dalam melakukan investasi,
khususnya dalam rnenangani pernasarannya. Perluasan kapasitas
rnembutuhkan dukungan pemasaran yang lebih baik.
6. Hasil investasi secara keseluruhan mempunyai pengaruh positip
terhadap kondisilratio keuangan perusahaan. Rasio likuiditas
perusahaan sernakin rneningkat, solvabilitas sernakin baik, bahkan pada
Tahun 2002 seluruh hutang Bank telah rnarnpu dilunaskan. lnvestasi
juga telah mendorong rneningkatnya profitabilitas perusahaan, Return on
lnvesment maupun Profit Margin sernakin baik.
B. SARAN
1 Faktor ekstern rnempunyai pengaruh dominan terhadap perkernbangan
perusahaan khususnya persaingan yang tajam dalam industri karung
plastik, karena banyaknya perusahaan yang beroperasi. Disarnping itu
banyaknya pesaing baru yang rnasuk akan dapat mengurangi pangsa
pasar dalam industri. Oleh karena itu dengan memperhitungkan faktor
ekstern yang dominan dan analisis finansial yang rnendukung
disarankan kepada perusahaan untuk rnerealisir rencana investasi
http://www.mb.ipb.ac.id
penarnbahan kapasitas produksi dari 1.200 ton menjadi 2.000 ton per
tahun, ha1 ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
Walaupun rencana investasi tersebut sensitif terhadap perubahan
variable volume penjualan dan Harga Pokok Penjualan namun . .
dernikian secara keseluruhan rnemberikan pengaruh positip terhadap
kondisi keuangan perusahaan, yaitu rneningkatkan liquiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.
Kapasitas terpakai mendekati maksimum, oleh karena itu apabila
perusahaan tidak segera rnelakukan penambahan kapasitas maka
peluang pasar yang ada dimasa mendatang akan diambil oleh pesa-
ing-pesaingnya.
Apabila perusahaan tidak dapat rnernenuhi permintaan pelanggan
dimasa yang akan datang ada kernungkinan pelanggan akan beralih
ke perusahaan lain, ha1 ini akan menyulitkan perusahaan untuk
berkembang.
Untuk rneningkatkan kernampuan bersaing, karena akhir-akhir ini
perusahaan sering tidak mampu untuk mernenuhi permintaan-
perrnintaan yang sifatnya insidentil.
2. Karena persaingan dalarn industri karung plastik semakin ketat dan
masih banyaknya rninat investasi dalam bidang ini maka perusahaan
harus meningkatkan program pernasarannya dengan lebih baik, untuk
http://www.mb.ipb.ac.id
mendorong agar volume penjualan dapat meningkat lebih cepat. Dengan
dernikian diharapkan investasi penambahan kapasitas produksi benar-
benar dapat rnernberikan hasil yang positip bagi perusahaan.
Peningkatan program pemasaran ini antara lain dapat dilakukan dengan
rneningkatkan hubungan baik dengan pelanggan, narnpaknya ini
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keberhasilan
pemasaran.
3. Untuk mencari terobosan-terobosan pasar, perusahaan dapat rnelakukan
peningkatan kualitas/fungsi produk atau menciptakan design karung
plastik yang mempunyai corak fancy, misalnya membuat karung plastik
dengan corak warna kotak-kotak atau garis garis atau mernbuat disign
pengecapan dengan garnbar-gambar yang lebih menarik atau dengan
warna yang unik. Sehingga fungsi karung plastik tidak hanya berfungsi
sebagai pernbungkus saja tapi juga sebagai alat prornosi bagi produk
yang dibungkus dalam karung tersebut.
4. Penambahan kapasitas produksi akan meningkatkan sekala usaha, oleh
karena itu perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas surnber daya
rnanusia, diharapkan akan dapat diperoleh peningkatan efektivitas dan
efisiensi biaya produksi. Sehingga secara keseluruhan dapat diperoleh
manfaat yang lebih tinggi dari investasi penarnbahan kapasitas produksi.
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. Lincolin. 1995. Peramalam Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Cetakan kedua. BPFE-Yogyakarta.
Biro Pusat Statistik. 1996. Volume dan Ekspor Karung Plastik 1995. BPS. Jakarta.
Brigham EF dan Gapenski LC, 1997. Financial Management, Theory And Paractice, Seventh Edition, The Dryden Press, Flor~da.
CIC. 1996. Studi tentang Industri Karung Plastik Indonesia. Capicorn lndo Consult. No. 151, April. Jakarta.
Fred R, David. 1995. Strategic Management. 5th ed. Englewood cliffs, N.J. Prentice Hall International, Inc. USA.
Djamin. Z, 1993. Perencanaan & Analisa Proyek, Edisi Dua Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Lincolin Arsyad, 1995. Peramalan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Cetakan ke 2. BPFE, Yogyakarta.
Lock, D. 1992. Manajemen Proyek. Edisi ke-3. Erlangga. Jakarta.
Markridakris S et all, 1983. Metode dan Aplikasi Peramalan, terjemahan, Erlangga, Jakarta.
, 1994. Metode-Metode Peramalan untuk Manajemen. tdisi5. Penerbit Bina Putra Aksara. Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1993. Manajemen Proyek. Edisi ke-3. BPFE-UGM. Yogyakarta.
Riyanto, B, 1981. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta.
Soekartawi, 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Sutojo. S, 1993. Studi Kelayakan Proyek, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Weston, JF dan Brigham EF, 1981. Managerial Finance, Fifth Edition, ESG, Jakarta.
Weston, JF dan Brigham EF, 1993. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 1 PROYEKSI SUPPLY INDUSTRI
Regression Output: Constant 50008.571 Std Err of Y Est 6663,136 R Squared . 0,8286729 No. of Observations 6 Degrees of Freedom 4
TAHUN 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000
X Coefficient(s) 2228,971 4 Std Err of Coef. 1592,7942
SUPPLY 52.772 54.089 51.920 54.171 50.390 70.144
X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
PROY 50.009 52.237 54.466 56.695 58.923 61.152 63.381 65.610 67.838 70.067 72.296 -
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 2 PERKEMBANGANNERACA PT. SOLORODA INDAH PLASTIK (Dalam juta Rp.)
Keterangan AKTIVA -Kas 8 Bank -Ptutang dagang -P~utang Lain-lain -Persediaan -Pembayaran dimuka
Total Harta Lancar
-Harta tetap bersih -Aktiva Dalam Penyel. -AMiva tetap lainnya
-Hutang Dagang -Kredit Bank jk.pendek -Hutang lancar lainnya
Total Harta Tetap TOTAL AKTIVA
PASSIVA
31-12-1992
32 610
0 37 2
681
1.523 0
38
-Hutang pd.pemegang saha I O 1 550 I 550 / 550 I 0
Total Hutang Lancar -Kredit Bank jk.panjang
31-12-1993
278 983
0 387
2 1.650
2.532 0
34
1.561 2.242
I I I I 323 1 799 1 1.063 1 996 1 1.087 800 1 1.146 1 800 1 562 1 417
2.580 4.834
2.566 4.216
Total Hutang jk.panjang Total Hutang
.Modal disetor -Laba ditahan
31-12-1994
116 1.511
235 389
3 2.254
2.271 280 29
.Labs th. bejalan Total Permodalan TOTAL PASSIVA
2.328 4.854
800 1.123
800 (118)
31-12-1995
81 1.131
110 1.201
3 2.526
2.303 0
25
2.064 4.688
0 0 0 0 0
437 1.119 2.242
31-12-1996
152 1.484
151 77( 68
2.624
2.044 0
20
1.696 2.495
800 319 602
1.721 4.216
1.350 2.413
800 921 700
2.421 4.834
1.112 2.108
800 1.621
417 1.504
800 1.946
325 2.746 4.854
438 3.184 4.688
http://www.mb.ipb.ac.id
PERKEMBANGAN RUGillABA PT. SOLORODA INDAH PLASTIK
(dalam jutaan rupiah)
Biaya Umum 8 Adm
Pend. Lain-lain Laba sebelum bunga B pajak
Pajak Pendapatan 0,61%1 0,73%1 0,75%1 0,56%1 1,36% Laba benih 17.87%( 17.24%( 18.09%( 7,52%1 9,15%
Pend 8 Biaya Non Op: Pend. Lain-lain
Laba sebelurn bunga 8 pajak
Laba sebelurn pajak Pajak Pendapatan
Laba benih
452 15
437
628 26
602
729 29
700
349 24
325
503 65
438
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 4 PERKEMBANGAN RATIO KEUANGAN PT. SOLORODA INDAH PLASTIK
1996
2,41 1.64
11,07% 4.90 112
2,34 1,02
0.32 0,47 2.73
9,15% 16,92% 13.76% 9,34%
LIQUIDITY Current Ratio (kali) Quick Ratio(kali)
ASSET MANAGEMENT Pertumbuhan Penjualan Inventory turnover (kali) Average Collection Period (hari: Fixed assets turnover (kali) Total assets turnover
DEBT MANAGEMENT Total Debt To Toal Asset(kali) Debt to Equity(kali) Times lnteres earn(kali)
PROFlTABlLlTAS Profit Margin Return on Assed Return on Equity Return On Investment
1992
2,11 1.99
43,16 90
1.61 1.09
0,50 1 ,00 2,60
17,87% 32,74% 39,05% 19,49%
1993
2.07 1,58
44.89% 6.61 100
1,40 0.84
0.59 1.45 3,41
17,24% 21.09% 34,9E0h 14,28%
1994
2.12 1.75
9,20°h 6,95 141
1,70 0.80
0,50 1.00 3,28
18,09% 21,70% 28,91% 14,48%
1995
2,54 1,33
1 1.34% 2.91
94 1,87 0,89
0,43 0,77 2.04
7,52% 14,1I0h 11,84% 6.70%
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 5 FORECASTING PENJUALAN
(METODE MUSIMAN) 'Th. T I h l n Mo\ing Moving Centcrcd Scnwnnl lndcx X Trcnd Dugaan
TSCl Totnl A\,cragc Mov.Avg lndcx Musima Scnsanal
2000 1
I1
111
I V
J u m l a h
J u m l n h
107.76
'16.76
98.80
96.69
32
33
34
35
,364
369
375
380
1.403
392 357
370
367
1.487
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
I'crsamnnn l'rcnd Y 195.14 . 5.28 X
l ' h .
1 .W2
I .(a3
I 'N4
1,995
I .cWf,
Mean Korek
Tal. I
109.56
100.14
109.19
I06.R.3
108.01 107,76
'Tnl. I1
cX.77
101.26
97.20
95.50
96.99 96,76
'Tnl. I l l
100.67
96.62
94.46
99.82
122.63
99,03 98.80
'TwI.IV
95.55
Y7.64
96.6')
96.43
I47.XO
96.92 96,69
http://www.mb.ipb.ac.id
VIMPIRAN 6 JADWAL ANGSURAN DAN BUNGA Kt LAMA
Thflwl 1 Keterangan 1 Penarikan
Twl.1 Angsuran dan Bunga Twl.11
Th. 1997 Twl.1 Twl.11 Twl.lll Twl.lV
Th. 1998
KI Lama Angsuran dan Bunga
Jurnlah
3 Rp.) Saldo
417,OO 382,25 347,50 312,75 278,OO
243,25 208,50 173,75 139,OO
104,25 69,50 34,75 0,oo
Twl.lll Twl.lV
Th.1999 Twl.1 Twl.11 Twl.lll Twl.lV
Jurnlah
Angsuran dan Bunga
Jurnlah
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 7 JADWAL ANGSURAN DAN BUNGA KI BARU
Thrrwl IKeterangan I~enarikan [~ngsuran Th. 1 IPenarikan KI dan masa
Th. 2 Twl.1 Twl.11 Twl.lll Twl.lV
Angsuran dan Bunga
Jurnlah
Jurnlah Th.4 Twl.1 Twl.11 Twl.lll Twl.lV
Th.5 Twl.1 Twl.11 Twl.lll Twl.lV
Jurnlah
Jumlah TOTAL 1.600,OO
100,OO 100,OO 100,OO 100,OO 400,OO
100,OO 100,OO 100,OO 100,OO 400,OO
1.600,OO
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 8 PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN ( TANPA PENYUSUTAN)
Pemteliin Bahan Baku Bahan baku tersedia
I ( P d i a a n akhir bahan baku) 494,031 522.151 590.031 661.381 736.881 815,821 899.091 985,461 1.076.371 1.170.31( 1.268.85 Pemakaian bahan baku 3.773.15 1 3.984.10 1 4.526.10 1 5.070.29 1 5.646.40 1 6.248.20 1 6.883.45 1 7.541.49 1 8.234.83 1 8.950.34 ( 9.701.68
Biaya Langsung binnya Biaya Wak langsung
Biaya Prduksi (Barang dlrn.proses awal) Barang dlrn.proses akhir
Harga Pokok Produksi P d i a a n a w l bar an^ jadi . .
ersediian akhir barang jadi 123.51 1 130.54 1 147.51 1 165.35 1 184.P 1 203.96 1 224.77 1 246.37 1 269.09 1 292.58 1 317.21 Harga Pokok Penjualan 4.234.53 1 4.475.56 ( 5.057.39 1 5.668.99 1 6.316.11 1 6.992.75 1 7.706.48 1 8.446.84 1 9.225.99 1 10.031.27 1 10.875.84
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 9 PROYEKSI ARUS KAS
KETERANGAN Saldo Kas Awal Kas Masuk -Penjualan -(Piutang ) -Piutarg Teriagih -Penarikan W K -Penarikan W -Setwan Modal -Hutam Pemegang Saharn -Pedapatan lain-lain
Total Kas Masuk Kas Keluar -Pernbelian Bahan
-(Hmng Dagang) -Pembayaran Hutang -Upah Langsung -8iaya Operasi Pabrik -8iaya Urnurn 8 Adrnini-si -1nvestasi -Bunga Kredit Bank -Pajak -Angsuran KI -Angsuran KMK
Total Kas Keluar
Saldo Kas Akhir Saldo KMK Saldo KI
7.142.M) 991.04
1.2i3.W 1.878.00
I 1
7.295.94
3.059.29
0.00 0.00
6.986.57
1.770.05
0.00 4W.W
6.247.43 965.85 763.00
1.339.00
7.545.98
4.983.22
0.W 0.03
6.894.78
1.014.63 263.00 BW.00
8.308.53
7.075.43
0.00 0.00
9.097.63
9.348.88
0.00 0.00
11.689.11
17.322.66
0.00 0.W
t
9.929.76
11.807.04
0.00 0.W
10.787.56
14.463.96
0.00 0.00
http://www.mb.ipb.ac.id
PROYEKSI PERHITUNGAN RUGllLABA (Datam Juia RP.)
Adminisbasi 8 Umurn
1 847.88 1 832.81 1 1.012.34 1 1.361.79 1 1.657.98 1 1.909.68 1 2.099.22 1 2.295.84 1 2.502.76 1 2.716.62 1 2.940.92 1
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 12
PERKEMBANGANRATIOKEUANGAN
KETERANGAN
LlQUlDlPl Current Rabb (kali) Quick Ratio (kali)
ACTIVITIES PertumbuhanPenjualan(%) Inventory Turn Over (kali) Aveage Collec. P&d(hari) Fixed Asset Turn Over (kali) Total Asset Turn Over (kali)
LEVERAGE Total Debt to Equity (kali) Total Debt to Asset Time Interest Earned (kali)
PROFlTABlLlTAS Proft margin Return On Asset (ROA) Return On Invment(R0I) Return o n Equity
1997
2.78
2.02
21.18% 5.32
110.00
1 .A0 0.73
0.97 0.49 4.62
14.62%. 15.48% 10.67% 21.W%
1998
4.59
3.34
10.49% 5.56
110.00 1.72 0.83
0.59 0.37
3.38
13.00% 17.61% 10.75% 17.12%
1999
11.29 8.21
12.03% 5.51
110.00 2.16 0.93
0.32 0.24
4.06
14.10% 19.83% 13.08% 17.23%
2000
38.73 29.49
11.29% 5.47
110.00 2.74 0.95
0.17 0.14 8.95
17.04% 20.27% 16.11% 18.81%
2001
45.35 36.26
10.73% 5.44
110.00 3.51 0.91
0.09 0.09
26.49
18.74% 19.61% 17.05% 18.64%
M02
54.27 45.29
10.14% 5.41
110.00 4.61
0.84
0.08 0.07
XDIVIO!
19.M)% 18.06% 16.39% 17.67%
20x3
62.31 53.44
9.71%
5.38 110.W
6.25 0.78
0.07
0.06 #DIV/O!
19.64% 16.80% 15.25% 16.27%
M04
69.73 €0.95
9.18% 5.36
110.00 8.92 0.73
0.06 0.05
XDlVlO!
19.67% 15.73% 14.27% 15.10%
2005
76.54 67.84
8.85% 5.34
110.00 14.04 0.68
0.05 0.05
XDIVIO!
19.70% 14.82% 13.45% 14.14%
2W6
82.95 , 74.32
8.40%
5.33 110.00 27.43
0.65
0.05 0.04
XDIVIO!
19.73% 14.02% 12.73% 13.30%
2007
88.91 80.35
8.13% 5.31
110.00 153.40
0.61
0.04 0.04
XDIVIO!
19.75% 13.33% 12.10% 12.59%
http://www.mb.ipb.ac.id
drninistrasi 8 Umum
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 14 PERHITUNGAN NPV. IRR DAN PAYBACK PERIOD
I. KETERANGAN Sumber Pembiayaan - Kredit Bank - Dana Sendiri
Biaya Dana - Bunga Kredit - Rata-rata Return on Equity
Total Biaya Dana (70 % X 18 %) + (30 % X 20 % ) = 18.6 Oh II. NET PRESENT VALUE
Tahun ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Proceed
(2.270.00) 200,45 210.17 383.03 565,56 755.69 883.68
1.018,97 1.164.33 1.316,87 1.366.21
Net Present Value
Laba Bersih
0.00 (17.55) (7.83)
165.03 34736 537,69 665.68 800.97 946.33
1.098.87 1.148,21
341,40
DF18.6 %
1,0000 0,8432 0,7109 0.5994 0.5054 0,4262 0.3593 0.3030 0.2555 0,2154 0,1816
Penyusutan
0,OO 218,OO 21 8.00 218.00 218.00 218.00 218.00 218,OO 218,OO 218,OO 218.00
P. Value
(2.270,OO) 169,Ol 149.41 229,60 28585 322,05 317,53 308.72 297,44 283,65 248,13
http://www.mb.ipb.ac.id
Ill INTERNAL RATE OF RETURN
IV. PAYBACK PERIOD Total lnvestasi
Proceed tahun ke 1 Proceed tahun ke 2 Proceed tahun ke 3 Proceed tahun ke 4 Proceed tahun ke 5 Proceed tahun ke 6
Payback Periode 5 tahun 2, l bulan
(0,53)
DF21,5 %
1,0000 0,8230 0,6774 0,5575 0,4589 0,3777 0,3108 0,2558 0,2106 0,1733 0,1426
Tahun ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P. Value
(2.270,OO) 164,98 142,37 213,55 259,52 285,41 274,69 260,69 245,17 228,22 194,87
Penyusutan
0,OO 218,OO 21 8,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
Laba Bersih
0,OO (17,551
(733) 165,03 347,56 537,69 665,68 800,97 946,33
1.098,87 1.148,21
Proceed
(2.270,OO) 200,45 210,17 383,03 565,56 755,69 883,68
1.018,97 1.164,33 1.316,87 1.366,21
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 15 DEFERENSIAL RUGIILABA ATAS TAMBAHAN INVESTAS1
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 16 PERHITUNGAN NPV, IRR DAN PAYBACK PERIOD Bila Penjualan rnengalami penurunan 10 %
I. KETERANGAN Surnber Pernbiayaan - Kredit Bank 70 %
- Dana Sendiri 30 %
Biaya Dana - Bunga Kredit - Rata-rata Return on Equity
Total Biaya Dana (70 % X 18 %) + (30 % X 20 % ) = 18,6 %
II. NET PRESENT VALUE
Tahun ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laba Bersih
0,OO (144,OO) (151,40)
439 170,49 341,95 451,58 567,09 691,75 822,90 963,21
Net Present Value
Penyusutan
0,OO 218.00 218,OO 218,OO 218,OO 218.00 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218.00
(442,24).
Proceed
(2.270,OO) 74,OO 66,60
222,59 388,49 559,95 669,58 785,09 909,75
1.040,90 1.181.21
DF18,6 %
1,0000 0,8432 0,7109 0,5994 0.5054 0,4262 0,3593 0,3030 0,2555 0,2154 0.1816
P. Value
(2.270,OO) 62.39 47,35
133,43 196,35 238,63 240,60 237,86 232,41 224,21 214,53
http://www.mb.ipb.ac.id
Ill. INTERNAL RATE OF RETURN
IV. PAYBACK PERIOD Total lnvestasi
Proceed tahun ke 1 Proceed tahun ke 2 Proceed tahun ke 3 Proceed tahun ke 4 Proceed tahun ke 5 Proceed tahun ke 6 Proceed tahun ke 7
- Tahun ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Payback Periode 6 tahun 4,4 bulan
0,11
Proceed
(2.270,OO) 74,OO 66,60
222,59 388,49 559,951 669,58 785,09 909,75
1.040,90 1.181,21
Laba Bersih
0,OO (144.00) (151.40)
4,59 170,49 341,95 451,518 567,09 691,75 822,90 963,21
DF14,7 %
1,0000 0,8718 0.7601 0,6627 0,5778 0,5037 0,4392 0,3829 0,3338 0,2910 0,2537
Penyusutan
0,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
P. Value
(2.270,OO) 64,52 50,63
147,51 224,45 282,06 294,05 300,59 303,68 302,93 299.70
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 17 DEFERENSIAL RUGllLABA ATAS TAMBAHAN INVESTASI
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 18 PERHITUNGAN NPV, IRR DAN PAYBACK PERIOD Bila Harga Pokok Penjualan naik 5 %
I. KETERANGAN Surnber Pernbiayaan - Kredit Bank - Dana Sendiri
Biaya Dana - Bunga Kredit - Rata-rata Return on Equity
Total Biaya Dana (70 % X 18 %) + (30 % X 20 % ) = 18,6 % II. NET PRESENT VALUE
Tahun ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laba Bersih
0,OO
(39.18) (2622) 106,89 268,63 436,54 540,45 650,29 768.30 892,14 932,21
Net Present Value
Penyusutan
0,OO 218,OO
218,OO 218,OO
218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
(27,65)
Proceed
(2.270,OO) 178,82 191,78 324,89 486,63 654,54 758,45 868,29 986,30
1.110,14 1.150,21
DF18,6 %
1,0000
0,8432 0,7109 0,5994 0,5054 0,4262 0,3593 0,3030 0,2555 0,2154 0,1816
P Value
(2.270,OO) 150,77 136,34 194.75
245,96 278,94 272,53 263,07 251,96 239,12 208,90
http://www.mb.ipb.ac.id
Ill. INTERNAL RATE OF RETURN
IV. PAYBACK PERIOD Total lnvestasi
Proceed tahun ke 1 Proceed tahun ke 2 Proceed tahun ke 3 Proceed tahun ke 4 Proceed tahun ke 5 Proceed tahun ke 6
Tahun ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Payback Periode 5 tahun 6,8 bulan
0,24 ]
Proceed
(2.270,OO) 178,82 191,78 324,89 486,63 654,54 758,45 868,29 986,30
1.110,14 1.150,21
Laba Bersih
0,OO (39,181 (26,221 106,89 268,63 436,54 540,45 650,29 768,30 892,14 932,21
DF18,35 %
1,0000 0,8450 0,7139 0,6032 0,5097 0,4307 0,3639 0,3075 0,2598 0,2195 0,1855
Penyusutan
0,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
P. Value 1 (2.270,OO)
151,09 136,92 195,99 248,04 281,90 276,OO 266,99 256,25 243,71 213,35
http://www.mb.ipb.ac.id
PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUAlAN ( TANPA PENYUSUTAN) Berdasarkan Proveksi Panasa Pasar -
(Dalam Juta Rp.)
Keterangan Persedaan awal bahan baku Pembelian Bahan Baku
Bahan baku tersedia (Persediaanakhirbahanbaku
Pemakaian bahan baku Biaya Langsung lainnya Biaya tidak langsung
Biaya Produksi (Barang dlm.proses a w l ) Barang dlm.proses akhir
Harga Pokok Produksi Persediaan awal barang jadi
1997 462.00
3.674.89 4.136.89 479.96
3.656.93 129.59 339.40
4.125.92
Persediaan akhir barang jadi
193.00 199.98
4.118.93 115.00
1998 479.96
4.24576 4.725,72 544.83
4.180.88 147.11 385.28
4.713.26
Harga Pokok Penjualan 4.113.94 1 4.670.01 1 5.335.40 1 6.046.06 1 6.779.02 1 7.605.48 1 8.461.70 1 9.291.33 1 9.677.69 110.062.54 110.448.89 119.99 1 136.21 1 155.62 1 176.34 1 197.72 1 221.83 1 246.80 1 271.00
199.98 227.01
4.686.23 119.99
1999 544.83
4.856.55 5.401.38 622.46
4.778.92 168.07 440.17
5.387.15
282.27
227.01 259.36
5.354.81 136.21
2000 622.46
5.494.99 6.117.45 705.37
5.412.08 190.45 498.80
6.101.33
293.49
259.36 293.91
6.066.78 155.62
304.76
2001 705,37
6.148.73 6.854.11 790.89
6063.22 213.54 559.27
6.836.03 293.91 329.54
6.800.40 176.34
2002 790.89
6.899.15 7.690.04 887.31
6.802.73 239.57 627.45
7.669.76 329.54 369;71
7.629,58 197.72
2003 887.31
7.663.55 8.550.86 987.20
7563.66 266.54 698.09
8.528.29 369.71 411.33
8.486.67 221.83
2004 987.20
8.393.44 9.380.64 1.083.99 8.296.65 292.68 766,54
9.355.86 411.33 451.66
9.315.53 246.80
304.85 798.41
9.707.74
2007 1.173.96 9.332.84 10.506.80 1.219,04 9.287.77
2005 1.083.99 8.649.56 9.733.55 1.129.06 8.604.48
451.66 470.44
9.688.96 271.00
20m 1.129.06 8.990.24 10.119.30 1.173.96 8.945.34 316.97 830.16
10.092.47
329.14 862.03
10.478.94 -
470.44 489.15
10.073.76 282.27
489.15 507,93
10.460.16 293.49
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
KETERANGAN 199'
%do Kas Awal 1 152.00 Kes Masuk
-Pen]uabn 5 640.00
l - (P lang ) (1 723.33 -P~utang Tertaglh 1 484.00 -Penarkan KMK 200.00
-Penankan KI 1600.00 -Setoran Modal
-Hutang Pemegang Saham 670.00 -Pedapatan lam-lam
I Total Kas Masuk ] 8.022.67
Kas Keluar -Pembelian Bahan
-(Hutang Dagang) -Pembayaran Hutang
-Upah Langsung -Biaya Operasi Pabrik
-Biaya Umum 8 Admlnistrasi -Investas1
-Bunga Kredit Bank LPajak -Angsuran KI
-Angsuran W K
6.995.00
Saldo KI 1.878.00
PROYEKSI ARUS KAS Berdasarkan Proyeksi Pangsa Pasar
2000 2001 2002 2003 200. 948.74 1 747.45 3 110.21 5 111.11 7 321,94
http://www.mb.ipb.ac.id
PROYEKSI PERHlTUNGANRUGlllABA Berdasarkan Provekst Panasa Pasar
KETERANGAN 1997 1998 1999 20001 2001
Volume Penjualan (ton) 1.200.00 1.371.00 1 475.00 1.580.00 1.681.00
Harga 4.70 4.86 5.12 5.37 5.63
N~lai Peniualan 1 5.640.00 1 6.665.80 1 7.547.58 1 8.489.34 1 9460.67 Harga Pokok Penjualan 4.255.94 5.030,Ol 5.695.40 6406,061 7.139.02
Laba Kotor 1 1.384.061 1.635.791 1852,171 2083,281 2.321.65
Biaya Operasi: Adrnin~strasi 8 Urnurn 141.00 166.65 188.69 212.23 236.52 Penyusutan 43.00 43.00 43.00 43.00 43.00 Amortisasi 5.00 1 5.00 1 5.00 I 5.00 1 0.00 Laba Operasi 1 1.195,06 1 1.421.14 1 1.615.49 1 1.823.05 1 2.042.13
I O!aya< Pend. Non Operas!: Pendapatan laln-lain I I I I /
http://www.mb.ipb.ac.id
-Kas 8 Bank -Piutang Dagang -Piutang Lain-Lain -Persediaan -Pembayaran Dimuka
Total AMiva Lancar
-Akt.Teatap Lain
-Hutang. Dagang -Hutang Bank -Hutang Lain-lain
Total Hutan Lancar -Hutang Bank Jk. Panjang -Hutang kpd Prng. Saham . Total Hutan Jk. Pan'an -Modal I----
]-~aba Ditahan
TOTAI PASIVA
PROYEKSI NERACA Berdasarkan Proyeksi Pangsa Pasar (Dalam Jut
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 1 2005 I I I I I I I
http://www.mb.ipb.ac.id
PERKEMBANGAN RATIO KEUANGAN Berdasarkan Proyeks~ Pangsa Pasar
Total Asset Turn Over (kali) LEVERAGE
Total Debt to Equity (kali) Total Debt to Asset Time Interest Earned (kali)
PROFlTABlLlTAS Profit margin Return On Asset (ROA) Return On Invesment(R0I)
LIQUIDITY Current Ratio (kali) Quick Ratio (kaii)
ACTIVITIES Pertumbuhan Penjualan (%)
Inventory Turn Over (kali) Average Collec. Period(hari) Fixed Asset Turn Over (kali)
KETERANGAN
2.76 2.02
17.84% 5,32
110.00 1,36
I I I I I I I I I I I 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2007 2005 2006
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
PERHITUNGAN NPV. IRR DAN PAYBACK PERIOD Berdasarkan Proyeksi Pangsa Pasar
1. KETERANGAN Surnber Pernbiayaan - Kredit Bank - Dana Sendiri
Biaya Dana - Bunga Kredit - Rata-rata Return on Equity
Total Biaya Dana (COC) (70 % X 18 %) + (30 % X 20 % ) = 18.6 %
It. NET PRESENT VALUE
Tahun ke
0 1 2 3
4 5
6 7 8 9 10
Laba Bersih
0,OO 22,61 66,OO
265,16 363,35 700,42
866,24 1.025,25 1.066,29 1 107,17 1.148,21
Net Present Value 737,56
Penyusutan
0,OO 218,OO 218.00 218,OO
218,OO 218,OO
218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
Proceed
(2.270,OO) 240,61 284,OO 483,16
581.35 918,42
1.084,24 1.243,25 1.284,29 1.325,17 1.366,21
DF18,6 %
1,0000 0,8432 0,7109 0,5994
0.5054 0,4262
0,3593 0,3030 0,2555 0,2154 0,1816
P. Value
(2.270,OO) 202,88 201,90 289,63 293,83 391,40
389,60 376,67
328,08 285,44 248,13
http://www.mb.ipb.ac.id
Ill. INTERNAL RATE OF RETURN
IV. PAYBACK PERIOD Total lnvestasi
Proceed tahun ke 1 Proceed tahun ke 2 Proceed tahun ke 3 Proceed tahun ke 4 Proceed tahun ke 5
Payback Periode 4 tahun 8,8 bulan
0,02
Penyusutan
0.00 218,OO 218,OO
218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218.00
Tahun ke 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P. Value
(2.270,OO) 192,88
182.49 248,87 240,04
303,97 287.66 264,41 218,95 181,lO 149,66
Proceed
(2.270,OO) 240,61
284,OO 483,16 581,35
91 8,42 1.084,24 1.243,25 1.284,29 1.325.17 1 366,21
Laba Bersih
0.00 22,61
66,OO 265,16
363,35 700,42 866,24
1 025.25 1 066,29 1.107,17 1 148,21
DF24,75 %
1,0000 0,8016 0,6426
0,5151 0,4129 0,3310 0,2653 0,2127 0,1705 0,1367 0,1095
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 26 DEFERENSIAL RUGlllABA ATAS TAMBAHAN INVESTAS1 Berdasarkan Proyeksi Pangsa Pasar - Bila Penjualan turun 10 %
ILaba I . 0.00 1 -117.69 1 -103.20 1 61..66 ( 233.16 [ 422.14 ( 542.63 ( 670.90 1 799.72 ( 830.38 ( 861 , I 6 1
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 27 PERHITUNGAN NPV, IRR DAN PAYBACK PERIOD Berdasarkan Proyeksi Pangsa Pasar - Bila Penjualan turun 10 %
I. KETERANGAN Sumber Pembiayaan - Kredit Bank - Dana Sendiri
Biaya Dana - Bunga Kredit - Rata-rata Return on Equity
Total Biaya Dana (70 % X 18 %) + (30 % X 20 % ) = 18,6 %
II. NET PRESENT VALUE
Tahun ke
0 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
Laba Bersih
0,OO (1 17,69) (1 03,20) 61,66 238,16 422,14
542,63 670,90 799,72 830,38 861,16
Net Present Value
Penyusutan
0,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
(208,39)
Proceed
(2 270,OO) 100,31 114,80 279,66 456,16 640,14
760,63 888,90
1.017,72 1 048,38 1.079,16
DF18,6 %
1,0000 0,8432 0,7109 0,5994 0,5054 0,4262
0,3593 0,3030 0,2555 0,2154 0,1816
P. Value
(2 270,OO) 84,58 81,61 167,64 230,56 272,80
273,32 269,31 259,99 225,82 195,99
http://www.mb.ipb.ac.id
Ill. INTERNAL RATE OF RETURN
IV. PAYBACK PERIOD Total lnvestasi
Proceed tahun ke 1 Proceed tahun ke 2 Proceed tahun ke 3 Proceed tahun ke 4 Proceed tahun ke 5 Proceed tahun ke 6
P. Value
(2.270,OO) 85,91 84,20
175,67 245,39 294,92 300,12 300,37 294,53 259,84 229,06
0,02
Payback Periode 5 tahun 10,7 bulan
Tahun ke 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Proceed
(2.270,OO) 100,31 134,80 279,66 456,16 640,14 760,63 888,90
1.017,72 1.048,38 1.079,16
DF16,76 %
1,0000 0.8564 0,7335 0,6281 0,5380 0,4607 0,3946 0,3379 0,2894 0,2478 0,2123
Laba Bersih
0,OO (1 17,69) (103,20)
61,66 238,16 422,14 542,63 670,90 799,72 830,38 861,16
Penyusutan
0,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
http://www.mb.ipb.ac.id
DEFERENSIAL RUGllLABA ATAS TAMBAHAN INVESTAS1 Berdasarkan Proyeksl Pangsa Pasar - Bila HPP naik 5 %
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 29 PERHITUNGAN NPV, IRR DAN PAYBACK PERIOD
Berdasarkan Proyeksi Pangsa Pasar - Bile HPP nalk 5 'YO
I. KETERANGAN Sumber Pembiayaan - Kredit Bank - Dana Sendiri
Biaya Dana - Bunga Kredit - Rata-rata Return on Equity
Total Biaya Dana (70 % X 18 %) + (30 % X 20 % ) = 18,6 %
11. NET PRESENT VALUE
Tahun ke
0 1 2 3 4 5
6
7 8
9 10
Laba Bersih
0,OO
(15,06) (3,70)
159,34 329,98 508,34
622,36
743,93
865,69 898,88 932,21
Net Present Value
Penyusutan
0,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
218.00
218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
185,88
Proceed
(2.270,OO) 202,94 214,30 377,34 547,98 726,34
840,36 961,93
1.083,69
1.116.88 1.150,21
DF18,6 %
1,0000 0,8432 0,7109 0,5994 0,5054 0,4262
0,3593
0,3030 0,2555 0,2154 0,1816
P. Value
(2.270,OO) 171,l l 152,35 226,19 276,97 309.54
301,97
291,44
276,84 240,57 208,90
http://www.mb.ipb.ac.id
Ill. INTERNAL RATE OF RETURN
IV. PAYBACK PERIOD Total lnvestasi
Tahun ke 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Proceed tahun ke 1 Proceed tahun ke 2 Proceed tahun ke 3 Proceed tahun ke 4 Proceed tahun ke 5 Proceed tahun ke 6
Payback Periode 5 tahun 2,8 bulan
(0,30)
Laba Bersih
0,OO
(15,061 (3,70)
159,34 329,98 508,34
622,36 743,93 865,69 898,88 932,21
Penyusutan
0,OO 218,OO 218,OO
218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO 218,OO
P. Value
(2.270,OO) 168,77 148,20 217,Ol 262.08
288,88 277.94
264.58 247,87 212,44 181,94
Proceed
(2.270,OO) 202.94 214,30
377,34 547,98 726,34 840,36 961,93
1.083,69 1.116,88 1.150,21
DF20,25 %
1,0000 0,8316 0,6916 0,5751 0.4783 0,3977
0,3307 0,2750 0,2287 0,1902 0,1582
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 30 PROYEKSI HARGA JUAL
Regression Output: Constant 3328,2381 Std Err of Y Est 173,78408 R Squared 0,90441 59 NO. of Observations 6 Degrees of Freedom 4
TAHUN 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
X Coefficient(s) 255,571 43 Std Err of Coef. 41,54234
HARGA 3.200 3.835 3.851 3.925 4.292 4.700
X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15
PROY 3.328 3.584 3.839 4.095 4.35 1 4.606 4.862 5.117 5.373
. 5.628 5.884 6.140 6.395 6.651 6.906 7.162
http://www.mb.ipb.ac.id
PROYEKSI PANGSA PASAR PERUSAHAAN
Dengan mengalikan proyeksi pangsa pasar (prosentase) dengan proyeksi produksi industri (asumsi produksi sarna dengan penjualan) maka dapat diketahui bahwa pangsa pasar perusahaan pada waktu yang akan datang menunjukkan sebagai berikut :
Tahun
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Prod.lnd Ton
112.846 121.652 130.457 139.263 148.069 156.874 165.680 174.486 183.291 192.097 200.903
209708
Pangsa %
1,035 1,043 1,051 1,059 1,067 1,075 1,083 1,091 1,099 1,107 1,115 1.123
Proy. Pangsa Ton
1.168 1.269 1.371 1.475 1.580 1.686 1.794 1.904 2.014 2.127 2.240
. 2.355
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 32 PROYEKSI PANGSA PASAR
Regression Output: Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
TAHUN 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
X Coefficient(s) 0,008 Std Err of Coef. 0,0194422
PANGSA% 1 ,OO 1,09 1,051 1.04
X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15
PROY % 1,003 1,011 1,019 1,027 1,035 1,043 1,051 1,059 1,067 1,075 1,083 1,091 1,099 1,107 1,115 1,123
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 33 PROYEKSI PRODUKSl KARUNG PLASTIK INDUSTRI
Regression Output: Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Obse~ations Degrees of Freedom
TAHUN 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
X Coefficient(s) 8805,6786 Std Err of Coef. 615,99161
PRODUKSI 55.250 60.500 64.130 75.769 85.025 95.653 107036
X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
PROY 51.206 60.012 68.818 77.623 86.429 95.235
104.040 112.846 121.652 130.457 139.263 148.069 156.874 165.680 174.486 183.291 192.097 200.903 209.708
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 34 RlNClAN BlAYA PENYUSUTAN
Penyusutan
61,996 50,936 41,072 13,800 3,000 4,000 34,913 8,500
218,216
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis AMiva Mesin-Mesin
Mesin Extruder Mesin Circular Loom CSA4180 Mesin Circular Loom CSA4190 Peralatan Bobin Mesin Jahit Karung Panel Listrik Biaya Irnpor,Pajak, Inklaring dl1 Bangunan Pabrik
TOTAL
Umur
10 10 10 10 10 10 10 20
(Dalam Jutaan ) Nilai (Rp.)
619,957 509,355 410,718 138,000 30,000 40,000 349,125 170,000
2,267,155
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN 35 MEAN ABSOLUTE PERCENTAGE ERROR (MAPE) (Prosentase Kesalahan Absolute Rata-Rata )
Th.
1 1992
1993
1994
1995
1996
MAPE
Twl
2 I I I 111 IV I I I 111 IV I I I 111 IV I I I 111 IV I I I
111 IV
Data Penjualan
3 120 224 208 212 245 221 225 233 260 252 241 252 291 265 275 267 299 268 296 252
X
4 0 1 2 3
. 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ramalan Penjualan
5 195 200 206 21 1 216 222 227 232 237 243 248 253 259 264 269 274 280 285 290 295
152.04 : 20 =
Kesalahan et
6=13-51 75 24 2 1
29 1 2 1
23 9 7 1
33 1 6 7
19 17 6
43
% 7=6/3
62,50 10,53 1,11 0,48
11,73 0,45 0,89 0,39 8,70 3,71 2,90 0,40
11,17 0,46 2,16 2,62 6,48 6,34 1,97
17,06
152,04
7,60%
http://www.mb.ipb.ac.id
atau 13,12O/0 dari total biaya dan jumlah BOP Veneer sebesar
Rp.337.063.279,- atau 13,98%, biaya ini rneliputi :
a. Biaya Bahan Penolong.
Adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pernakaian
bahan-bahan yang sifatnya rnenunjang pelaksanaan proses produksi,
misalnya biaya bahan bakar, suku cadang rnesin dan lain-lain. Biaya bahan
penolong selama tahun 1995 sebesar Rp.214.392.541,- atau 2,3l0/0 dan
Rp.101.116.370 atau 4,2% masing-masing untuk Moulding dan Veneer,
perinciannya tidak dijelaskan.
b. Upah Tak Langsung.
Adalah sernua pernbayaranlpengeluaran untuk pegawailpekerjaan
yang ada di pabrik tetapi tidak ikut langsung menangani pelaksanaan
proses produksi, seperti gajilupah kepala pabrik, mandor pabrik, pekerja
tata usaha pabrik serta tunjangan atau biaya-biaya lainnya. Upah langsung
untuk produk Moulding dalarn tahun 1995 sebesar Rp.368.357.125,- atau
3,97% dan produk Veneer sebesar Rp.90.775.954,- atau 3,77%, tidak ada
perinciannya.
c. Biaya Pemeliharaan.
Adalah biaya perneliharaanlperbaikan rnesin, peralatan, bangunan
pabrik serta overhoul pabrik. Sebesar Rp.15.674.769,- dan
Rp.59.487.875,- rnerupakan biaya perneliharaan tahun 1995 masing-
masing untuk pabrik Moulding dan pabrik Veneer.
http://www.mb.ipb.ac.id
d. Biaya penyusutan.
Adalah biaya penyusutan dari aktiva yang digunakan di pabrik,
seperti penyusutan bangunan, mesin & peralatan dan perlengkapan
lainnya. Biaya penyusutan di pabrik moulding sebesar Rp.423.915.607,-
atau 4,57% dan di pabrik veneer sebesar Rp.30.614.058,- atau 1,27%.
e. Biaya Overhead pabrik lainnya.
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan selain biaya overhead pabrik
diatas, seperti biaya administrasi pabrik, biaya angkut hasil industri, biaya
pengeringan, biaya listrik, biaya asuransi dan biaya-biaya lain yang
mernerlukan pengeluaran tunai. Perincian BOP lainnya yang dijelaskan
untuk Moulding adalah .biaya asuransi Rp.6.106.750,- biaya pengeringan
Rp.62.681.123,dan biaya listrik Rp.94.823.148,- serta biaya lainnya
sebesar Rp.21.667.502,-. Untuk produk Veneer BOP lainnya rneliputi
biaya asuransi Rp.926.760,dan biaya listrik Rp.16.818.299,- serta biaya
lainnya Rp.5.816.027,-
Biaya produksi moulding dan veneer terdiri dari biaya bahan baku
langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik yang dapat dilihat
pada Tabel 3 dan Tabel 4. Bahan baku langsung moulding dan veneer
yaitu bahan baku industri berupa kayu jati gergajian yang dihasilkan oleh
unit penggergajian. Upah tenaga kerja langsung disini meliputi upah
tenaga operator, tenaga pelasahan, upah tenaga sortir dan upah tenaga
kerja langsung lainnya.
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 3. Jenis Biaya Operasi Produk Moulding Tahun 1995
3 : Biaya Adm & Pemasaran
xrnurr : rrlrrr, crpu
Tabel 4. Jenis Biaya Operasi Produk Veneer Tahun 1995
4,212,295 7,986,577 9,527,084 9,781,981 31,507,937 Pernararan TOTAL BlAYA 15,825,168 27,613,628 28,595,465 35,779,850 107,814,111 CAMPURAN
http://www.mb.ipb.ac.id
Biaya overhead pabrik terdiri dari bahan penolong, upah tak
langsung, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi dan upah
tak langsung lainnya. Menurut perilaku biaya rnaka biaya produksi dapat
diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variable, biaya produksi
variable moulding dan veneer terdiri dari bahan baku, upah langsung dan
biaya overhead variable, dirnana biaya overhead variable terdiri dari bahan
penolong, gaji dan tunjangan pegawai pabrik, biaya pemeliharaan dan
biaya pemakaian listrik. Biaya produksi tetap moulding adalah biaya
overhead pabrik tetap yang terdiri dari dari biaya perneliharaan, biaya
listrik, biaya penyusutan, biaya asuransi, upah pegawai dan mandor pabrik
dan biaya overhead tetap lainnya.
6. Biaya Usaha.
Biaya Usaha yang termasuk dalam produksi Moulding dan Veneer terdiri
dari :
1. Biaya Adrninistrasi & Urnum.
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
administrasi dan umum kantor yang rneliputi biaya pemeliharaan kantor,
biaya penyusutan kantor dan perlengkapan serta biaya lainnya.
2. Biaya Pernasaran.
Biaya ini rneliputi seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
pemasaran produk atau penyerahan produk kepada pernbelilpernesan.
http://www.mb.ipb.ac.id
Terrnasuk biaya pernasaran yang ikut diperhitungkan adalah pengeluaran
untuk luran Hasil Hutan (IHH), biaya BPPHH serta biaya rnengatur hasil
produk di TPK (Ternpat penirnbunan kayu).
Biaya usaha untuk produk Moulding sebesar Rp.9.542.358,- dan untuk
produk Veneer sebesar Rp.31.507.937,- dengan perincian tidak dijelaskan.
C. Biaya Variable.
Biaya variable rnerupakan biaya yang secara total akan berubah secara
proporsionil dengan perubahan produksi atau aktivitas. Biaya variable yang
terjadi dalarn proses produksi Moulding terdiri dari upah tenaga kerja langsung,
bahan baku, bahan penolong, upah tak langsung, biaya biaya pengeringan,
biaya listrik, biaya perneliharaan dan biaya adrn & pernasaran. Total biaya
variable untuk rnenghasilkan produk akhir Moulding setelah ditarnbah alokasi
dari pernisahan biaya semi variable yaitu sebesar yaitu sebesar
Rp.8.536.104.848,- (Tabel Larnpiran 1 dan 2). Dilihat dari struktur biaya rnaka
biaya varaibel ini merupakan biaya yang cukup tinggi yaitu 92,02% dari total
biaya. Biaya Variable untuk produk Veneer terdiri dari upah tenaga kerja
langsung, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya
perneliharaan dan biaya usaha, total biaya variable adalah sebesar
Rp.2.277.411.291,- atau +I- 94,49% dari total biaya setelah adanya alokasi dari
biaya semi variable.
http://www.mb.ipb.ac.id
Besarnya biaya variable untuk kedua jenis produk tersebut disebabkan
karena besarnya biaya bahan baku yaitu untuk Moulding sebesar
Rp.7.702.912.461,- atau +I- 92,18% dari total biaya variable dan untuk Veneer
sebesar Rp.2.013.175.982,- atau +/- 88,40% dari total biaya variable produk
Veneer.
Besar kecilnya biaya variable akan sangat mempengaruhi besar kecilnya
kontribusi margin, sebab kontribusi margin merupakan selisih antara penjualan
dengan biaya variable. Biaya variable yang tinggi adalah struktur biaya yang
baik apabila terjadi fluktuasi penjualan dimasa yang akan datang dan trend
penjualan jangka panjang yang cenderung menurun serta sikap manajer yang
tidak berani mengambil resiko. Sebab biaya variable yang tinggi akan
menghasilkan kontribusi margin ratio yang kecil, apabila terjadi penurunan
penjualan maka penurunan kontribusi margin rnasih lebih kecil dibandingkan
dengan penurunan penjualan, sebaliknya apabila penjualan meningkat maka
peningkatan kontribusi margin lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan
penjualan ( ha1 ini akan dibahas dalam perhitungan kontribusi margin ).
D. Biaya Tetap
Biaya tetap dalam pabrik Moulding maupun pabrik Veneer terdiri dari
biaya penyusutan, biaya asuransi, upah tak langsung, biaya listrik, biaya
pemeliharaan, biaya usaha dan biaya tetap lainnya. Perincian biaya tetap ini
sudah termasuk biaya tetap dari alokasi biaya semi variable.
http://www.mb.ipb.ac.id
Pada Tabel Lampiran I dan 2 dapat dilihat biaya tetap untuk produksi
Moulding sebesar Rp.727.139.760,- ditambah alokasi biaya tetap dari biaya
semivariable sebesar Rp.13.341.940,- sehingga total biaya tetap sebesar
Rp.740.481.700,- atau +I- 7,98% dari total biaya. Sedangkan total biaya tetap
untuk produksi Veneer adalah sebesar Rp.132.802.022,- atau +I- 5,51 OIO dari
total biaya, total biaya tetap tersebut sudah termasuk biaya tetap sebesar
Rp.4.669.223,- hasil alokasi dari biaya semi variable.
Struktur biaya untuk produk Moulding maupun produk Veneer adalah
biaya variable lebih besar dibandingkan dengan biaya tetapnya. Dengan struktur
biaya tersebut berarti kurang mengutungkan bagi KIPKJ, karena penghasilan
bersih perusahaan dipengarhui oleh besar kecilnya biaya tetap. Perusahaan
dengan biaya tetap yang semakin kecil maka semakin kecil pula kepekaan
penghasilan bersih terhadap perubahan penjualan, sebaliknya semakin besar
biaya tetap maka dengan kenaikan penjualan yang kecil akan mengakibatkan
kenaikan prosentase laba yang tinggi (untuk ha1 ini akan dibahas lebih lanjut
dalam perhitungan operating leverage).
E. Biaya Semi Variable.
Biaya yang mengandung unsur biaya varaible dan biaya tetap disebut
biaya semi variable atau biaya campuran. Biaya semi variable untuk produk
Moulding maupun produk Veneer terdiri dari biaya listrik, biaya pemeliharaan
dan biaya usaha sejak Januari sampai dengan Desember 1995 disajikan pada
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 5 dan 6. Sedangkan pada Tabel 3 dan 4 dapat dilihat jurnlah biaya semi
variable untuk Moulding sebesar Rp.120.040.275,- atau +I- 1,29 % dari total
biaya, terdiri dari biaya listrik sebesar Rp.94.823.148,- ditambah
Rp.15.674.769,- biaya pemeliharaan dan ditarnbah biaya usaha sebesar
Rp.9.542.358,-. Produk Veneer dibebani biaya semi variable yang merupakan
penjurnlahan dari biaya listrik sebesar Rp.16.818.299,- dan sebesar
1313.59.487.875,- biaya perneliharaan serta biaya usaha sebesar Rp.31.507.937,-
sehingga total biaya semi variable adalah sebesar Rp.107.814.111,- atau 4,47%
dari total biaya.
Tabel 5. Data Produksi, Penjualan dan Biaya Produk Moulding Tahun 1995
106.812 224,257,185 191,625,987 42,828,240 2,843,365 .................................................................................................................................................................................................................. 30.230 75,580.81 4 74,510,358 53,029,630 1,169,576 .................................................................................................................................................................................................................. 73.589 217,970,408 169,946,803 52,447,056 2,047,205
173.729 411,006,364 352,837,188 83,118,409 7,169,236
293.528 653,904,328 532,333,055 54,466,976 10,107,327 .................................................................................................................................................................................................................. 587.260 1,625,463,991 1,238,970,045 54,843,158 16,951,622 .................................................................................................................................................................................................................. 488.695 1,403,212,947 994,874,719 62,160,258 17,113,862 .................................................................................................................................................................................................................. 424.351 1,507,074,760 1,203,433,841 62,196,892 16,709.1 54 ................................................................................................................................................................................................................. 375.349 1,507,879,467 1,143,573,536 68,651,438 12,654,782 ................................................................................................................................................................................................................. 304.128 1,047,891.61 1 900,671,152 64,638,767 12,348,275
Nopember
Desember
T o t a l
Sumber : KlPKj Cepu
267.520 ....................................................................... 230.376
3355.567
849,675,935 - 805,031,172 ....................................................................................................................................................................................
10,328,948,982
................................................................................................................................................................................................................. 790,010,904 ................................................................................................... 836,618,921
8,429,406,509
64,180,022
64,578,909
727,139,755
9,671,983
11,253,888 ....................
120,040,275
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 6. Data Produksi, Penjualan dan Biaya Produk Veneer Tahun 1995.
Atas dasar data dari Tabel 5 dan 6 rnaka pemisahan biaya semi variable
menjadi biaya tetap dan biaya variable dapat dilakukan dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil (least square method pada program Lotus 123
(Lampiran 1 dan 2 ), dengan hasil R Squared terkecil untuk biaya listrik produk
Veneer sebesar 0,7915, ha1 ini berarti bahwa variasi volume penjualan dapat
menjelaskan sebesar 79,15% dari variasi biaya listrik atau dapat di katakan
bahwa 79,15% perubahan biaya listrik disebabkan karena hubungan linier
dengan volume penjualan. Dengan hasil pernisahan tersebut untuk produk
Moulding, biaya variable sebesar Rp.108.096.099,- dan sebesar Rp.11.944.176,-
untuk biaya tetap, sedangkan untuk produk Veneer total biaya variable sebesar
51.370 231,711,371 205,026,123 12,784,774 28,595,465
Oktober .................... .... Nopember ................................................ Desember
Total
Sumber : KlPKJ Cepu
59.809 ................................................ 64.679
_.__
71.108 .................................................................................................................
605.709
293,064,737 __._
316,927,835 ......................................... 348,430,217
2,729,025,597
......................................................................................................................................................................................................... 225,272,396
259,101,389
240,922,067 ._
2,174,266,403
11,723,135 .................................................................................................................. 15,106,680 ..................... _._
12,738,305 .............................................................
128,132,797
10,321,401
10,971,501 .................. ............. 14,486,948 ............ _____.__
127,485,765
http://www.mb.ipb.ac.id
Rp.103.144.887,- dan biaya tetap Rp.4.6669.224,-(perincian dapat dilihat pada
Tabel Larnpiran 1 dan 2.
F. Analisis Biaya-Volume-Laba.
Dalarn jangka pendek laba perusahaan akan dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu penerirnaan penjualan, biaya variable dan biaya tetap. Salah satu ukuran
dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba yang telah diperoleh dari
operasi usahanya, sehingga pengelolaan laba bagi seorang manager rnenjadi
sangat penting dan disini akan dibahas beberapa parameter yang dapat
digunakan untuk pengelolaan dan perencanaan laba antara lain titik impas
(break even point), batas arnan (margin of safety) dan laba kontribusi
(.contribution margin).
1. Titik lmpas
Titik irnpas akan berrnanfaat dalarn rangka untuk menganalisa
hubungan antara biaya (biaya tetap dan biaya variable) dan penjualan (harga
jual dan volume penjualan), sehingga akan dapat diketahui berapa jumlah
penjualan yang harus direalsir dalarn keadaan perusahaan tidak mernperoleh
laba dan tidak rnenderita kerugian. Analisi titik impas juga dapat digunakan
untuk perencanaan besarnya laba yang akan diperoleh pada berbagai tingkat
volume penjualan.
http://www.mb.ipb.ac.id
Produk akhir yang dihasilkan oleh KlPKJ yaitu berupa produk akhir
Moulding dan produk akhir Veneer sehingga analisis titik impas yang
digunakan adalah analisis titik impas produk gabungan (BEP Product Mix).
Dengan analisis ini dapat diketahui berapa besar titik impas masing-masing
produk baik dalam unit (m" maupun dalam satuan uang (rupiah).
Seperti terlihat pada Lampiran 3 dimana untuk tada tahun 1995, titik
impas produk mix yang dicapai dalam unit sebesar 1.541,271 M' dengan
komposisi masing-masing produk Moulding 1.305,599 M q a n Veneer
235,672 M3 atau dalam satuan uang sebesar Rp. 5.080.653.951,- dengan
komposisi masing-masing Muolding Rp.4.303.783.614,- dan
Rp.776.870.337,- untuk Veneer. Perhitungan titik impas tersebut berdasarkan
rata-rata harga jual per M3 dan biaya variable per m3 untuk kedua produk
pada tahun 1995 yaitu harga jual per M3 Rp.3.296.406,- dan biaya variable
per m3 Rp.2.729.806,-.
Bagi manager dari perhitungan titik impas tersebut dapat diketahui
bahwa perusahaan belum menghasilkan laba dan tidak pula menderita
kerugian pada penjualan titik impas. Jadi titik impas bagi manajemen
merupakan informasi yang dapat dipakai sebagai gambaran berapa jumlah
penjualan minimal yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
http://www.mb.ipb.ac.id
Laba usaha bagi perusahaan rnerupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan suatu usaha rnaka setiap rnanajemen perusahaan bisnis selalu
berorientasi untuk rneningkatkan laba yang optimal dimasa yang akan datang.
Perencanaan laba tahun anggaran 1996 , manajernen KIPKJ diberikan target
oleh Unit diatasnya sebesar Rp. 1.439.733.454,- atau 5% dari laba tahun
1995.
Untuk merealisir target laba bersih, manajernen KIPKJ dapat menyusun
anggaran penjualan yang harus dicapai. Untuk menyusun atau menetapkan
anggaran penjualan diperlukan inforrnasi akutnasi dan diperlukan alat analisis
yang marnpu rnernberikan kontribusi yang besar bagi manajemen. Salah satu
alat analisis yang dapat mendukung proses penetapan anggaran penjualan
adalah Analisis Titik Impas. Dari hasil analisis pada Lampiran 4 dapat
diketahui anggaran penjualan untuk tahun 1996 sebesar Rp.
13.456.836.740,- atau 4.082,275 MS. Atas dasar kornposisi untuk masing-
rnasing produk tahun 1995 yaitu 84,7l0/0 produk Moulding dan 15,29%
produk Veneer, rnaka anggaran penjualan tahun 1996 untuk Moulding
Rp.11.399.286.402,- atau 3.458,095 M3 dan Rp.2.057.550.338,- atau
624,180 M3 untuk produk Veneer. Penjualan pada titik irnpas tetap sarna
dengan tahun 1995 karena harga jual per M3 dan biaya variable per M3 atau
rata-rata kontribusi margin tetap serta biaya tetap tidak berubah.
http://www.mb.ipb.ac.id
Seperti yang disajikan pada Larnpiran 5. dirnana untuk merealisir target
laba tahun 1996 perusahaan hanya rnenghitung titik irnpas saja yaitu sebesar
2.488,364 M3, sedangkan anggaran penjualan dan margin of safety tidak
dilakukan perhitungan. Perhitungan titik impas tersebut berdasarkan proyeksi
kenaikan biaya sebesar 7% dari tahun 1995 sesuai dengan rata-rata inflasi
pertahun dengan harga jual per unit tahun 1995.
Jadi untuk merealisir target laba tahun 1996, perusahaan hanya
berpedoman pada analisis titik irnpas, ha1 ini akan rnengakibatkan
rnanajemen kesulitan dalarn pengarnbilan keputusan dan langkah-langkah
dalam pencapaian target laba tanpa mengetahui berapa anggaran penjualan
dan margin o f safety. Apabila perhitungan anggaran penjualan dilakukan
maka akan diperoleh angka sebesar Rp.20.841.229.299,- atau 6.322,410 M3.
Proyeksi kenaikan biaya berdasarkan rata-rata inflasi pertahun dan
harga jual yang tidak terpengaruh oleh tingkat inflasi adalah kurang wajar dan
realistis, karena ada faktor lain yang mernpengaruhi biaya dan harga jual
seperti produktivitas surnber daya, efisiensi, jumlah dan selera konsumen,
kualitas produk dan lain-lain.
Dalam mernproyeksikan biaya dan harga jual disarankan kepada
manajemen KlPKJ dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan
menggunakan peramalan (forecasting) dengan analisis trend dengan metode
kuadrat terkecil program Lotus 123. Analisis ini berdasarkan inforrnasi data
http://www.mb.ipb.ac.id
tahun-tahun sebelurnnya dan bersifat jangka panjang. Hasil analisis trend
dapat dilihat pada Larnpiran 7. dirnana rata-rata kenaikan biaya variable
pertahun Rp.183.815,- dan biaya tetap Rp.35.614.695,- serta kenaikan harga
jual tiap tahun sebesar Rp.225.191,-.
Atas dasar Larnpiran 6. tersebut rnaka untuk rnerealisir target laba
sebesar 5% atau Rp.1.439.733.454,- anggaran penjualan yang harus direalisir
sebesar Rp.13.604.052.083,- atau 3.863,035 M3, titik irnpas terjadi pada saat
penjualan rnencapai Rp.5.264.640.047,- atau 1.494,958 M3. (Larnpiran 7.).
Dengan dernikian berdasarkan analisa trend, perusahaan akan dapat
rnerealisir target laba hanya dengan rnenjual produknya sebesar 3.863,035
atau Rp.13.604.052.083,-sedangkan berdasarkan analisa perusahaan rnaka
produk yang harus terjual sebesar 6.322,410 M3 atau penjualan sebesar
Rp.20.841.229.299,-
2. Batas Aman (Margin of Safety).
Kondisi laba-rugi KlPKJ tahun 1995 rnernpunyai margin of safety yaitu
sebesar Rp. 7.977.320.627,- atau margin of safety ratio 61,09% (Larnpiran 3).
Susuai dengan rencana kenaikan laba sebasar 5% rnaka pada Larnpiran 4.
dapat di lihat besarnya margin of safety sebesar Rp. 8.376.190.927,- atau
62,24O/0 M / S rationya. Apabila dilakukan perhitungan yang disajikan pada
Larnpiran 5.dirnana proyeksi kenaikan biaya sebesar 7% ternyata margin of
safety adalah Rp.12.638.571.279,- atau M / S ratio 60,64°/~. Sedangkan dengan
http://www.mb.ipb.ac.id
analisis trend rnaka besarnya margin o f safety adalah sebesar 8.685.378.236,-
atau M/S ratio 62,26% (Larnpiran 7). Bila dilihat dari besarnya M/S rnaka
kondisi yang pertarna lebih baik, ha1 ini berarti bahwa bila biaya tetap
dinaikkan sebesar 7% rnaka bila terjadi penurunan penjualan lebih besar dari
Rp.8.685.378.236,- perusahaan pada kondisi kedua (berdasarkan analisis
trend) akan mengalami kerugian, sedangkan pada kondisi pertarna
perusahaan rnasih rnernperoleh keuntungan.
3. Kontribusi Margin.
Kornbinasi antara biaya variable, biaya tetap dan volume penjualan
akan rnernpengaruhi besar kecilnya kontribusi margin dan selanjutnya akan
mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan. Untuk keperluan
perencanaan laba rnanajemen tidak perlu inforrnasi laporan rugi laba secara
lengkap narnun cukup dengan laporan rugi laba kontribusi margin.
Sehubunagn dengan target perolehan laba bersih tahun 1996, volume
penjualan yang harus dicapai sebesar 4.082,275 M' rnaka biaya variable akan
naik 3% atau sebesar Rp.330.303.425,- dari tahun 1995. Anggaran penjualan
setelah dikurangi dengan biaya variable akan rnenghasilkan kontribusi margin
sebesar Rp.2.313.017.176,- yang berarti terjadi kenaikan sebesar
Rp.68.558.736,- dari tahun 1995. Kenaikan kontribusi margin tersebut akan
mernbawa darnpak kenaikan laba bersih dengan jurnlah yang sama yaitu dari
Rp.1.371.174.718,- menjadi Rp.1.439.733.454,- (lihat Larnpiran 8).
http://www.mb.ipb.ac.id
Kenaikan laba bersih dapat juga dihitung dengan mengalikan antara
kontribusi margin per. M3 (Rp.566.600) dengan kenaikan volume penjualan (
120.999 M3), dengan demikian pada kondisi diatas titik impas maka laba
bersih akan naik sebesar kontribusi margin per m3 untuk setiap kenaikan satu
M3 volume penjualan. Selain itu dengan kontirbusi margin ratio, kenaikan
laba bersih dihitung dengan perkalian antara kontribusi margin ratio (1 7,19%)
dengan besarnya kenaikan penjualan yang dianggarkan (Rp.398.862.161).
Cara lain untuk menghitung kenaikan laba bersih dengan degree of
operating laverage (DOL) adalah ukuran yang dipakai untuk menunjukkan
dampak perubahan prosentase penjualan terhadap presentase perubahan laba
bersih (Mulyadi,1993). Besarnya DOL untuk kasus ini 1,64 kali sedangkan
kenaikan anggaran penjualan 3% sehingga prosentase kenaikan laba adalah
sebesar 4,99% atau kenaikan laba bersih riil 4,99% x Rp.1.371.174.718,-
(1995)= Rp.68.558.736,-. Jadi kenaikan laba bersih hanya sebesar 1,64 kali
dari kenaikan penjualan, ha1 ini disebabkan karena perusahaan mempunyai
struktur biaya tetap yang kecil dan apabila biaya tetap tinggi maka DOL akan
semakin besar yang pada gilirannya akan menaikan laba bersih yang lebih
besar lagi.
C . lmplikasi Hasil Analisa.
lmplikasi dari hasil analisa dengan metode Biaya-Volume-Laba terhadap
perusahaan sebagai berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
1. Terjadinya Gap.
Untuk rnerealisir target laba sebesar 5% dari tahun 1995 atau
Rp.1 A39.733.454,- perusahaan hanya rnenghitung besarnya penjualan pada
titik irnpas sebagai pedornan, tentunya hanya dengan satu parameter titik
irnpas saja belurn cukup bagi manajernen. Disarnping itu, proyeksi kenaikan
biaya yang didasarkan pada rata-rata tingkat inflasi kurang realistis karena
selain inflasi rnasih ada faktor lain yang mernpengaruhi rnisalnya tingkat
produktivitas, sehingga titik impas yang dihasilkan juga tidak realistis dan
bersifat pesirnistis.
Untuk rnernperoleh analisa yang lebih realistis dan proyeksi yang
wajar, rnaka kepada rnanajernen diberikan alternatif perhitungan titik irnpas,
anggaran penjualan dan margin o f safety berdasarkan perarnalan kenaikan
biaya dan harga jual dengan analisi trend. Hasil perhitungan perushaan
dibandingkan dengan perhitungan yang ditawarkan akan terjadi gap yang
cukup besar, dimana titik impas terjadi gap lebih sebesar Rp.2.938.017.973,-
dan gap lebih anggaran penjualan sebesar Rp.7.237.177.216,- serta margin o f
safety terjadi gap kurang Rp.3.953.193.043,- (Larnpiran 9).
2. Aggaran Penjualan
Target laba sebesar Rp.1.439.733.454,- dapat dicapai apabila
perusahaan rnarnpu rnenjual hasil produksinya sebesar minimal
Rp.13.604.052.083,- atau volume yang terjual sebesar 3.863,035 M3 pada
http://www.mb.ipb.ac.id
tingkat harga jual Rp.3.521.597,- per-rn3. Apabila ternyata harga jual dasar
yang ditetapkan oleh Direksi jauh dibawah harga tersebut rnaka rnanajernen
harus berani rnenurunkan harga jual, narnun harus dirnbangi dengan
kenaikan volume penjualan.
3. Anggaran Biaya
Maksirnal anggaran biaya yang harus direalisir sebesar
Rp.908.896.417,- biaya tetap dan Rp.2.913.621,- per-rn3 biaya variable.
4. Batas Arnan Penurunan Penjualan
Perusahaan harus dapat rnenjaga batas arnan penurunan penjualan
maksimal sebesar Rp.8.685.378.236,- atau 62,26%, apabila terjadi
penurunan penjualan yang lebih besar rnaka perusahaan akan rnenderita
kerugian.
5. Titik lrnpas
Apabila realisasi penjualan tidak dapat rnencapai Rp.5.264.640.047,-
atau 1,494,958 rn' rnaka perusahaan akan rnenderita kerugian. Dengan
proyeksi penjualan yang pesirnis rnaka perusahaan rnasih memperoleh
keuntungan bila penjualan tahun 1995 dapat dicapai.
http://www.mb.ipb.ac.id
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pernbahasan dapat di sirnpulkan beberapa ha1 sebagai berikut :
1. Dilihat dari data perkernbangan ekspor kayu olahan Indonesia tahun
1992 sarnpai dengan tahun 1995 yang cenderung meningkat rata-rata
4,11% dan realisasi volume produksi belurn rnencapai kapasitas, rnaka
perusahaan rnernpunyai peluang rneningkatkan produksi dan
pernasarannya untuk rnernenuhi perrnintaan pasar dalarn negeri rnaupun
luar negeri. Manajernen KlPKJ dituntut untuk lebih rnarnpu rnelihat
kemungkinan dan kesernpatan yang akan datang serta mernilih berbagai
alternatif untuk merurnuskan kebijakan yang akan dilaksanakan.
2. Perusahaan rnernpunyai struktur biaya dirnana prosentase biaya variable
rnencapai 92,53% dan biaya tetap sebesar 7,47% sehingga perusahaan
rnernpunyai kontribusi margin ratio yang relatif kecil yaitu 17,19°/0. Struktur
biaya tersebut rnernpunyai arti bahwa apabila dirnasa yang akan datang
penjualan cenderung rneningkat cukup tinggi rnaka perusahaan akan
keh~langan kesernpatan untuk rnernperoleh laba yang lebih besar.
Sedangkan biaya variable didorninasi oleh biaya bahan baku yaitu 89,85%
karena bahan baku rnerupakan unsur yang utarna dalarn produksi.
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Titik irnpas pada kondisi tahun 1995 rnencapai Rp.5.080.653.951,-
dengan volume 1.541,271 rn3 dan batas arnan (margin o f safety)
Rp.7.977.320.627,- atau 61,09°/o.
4. Berpegang pada parameter titik irnpas saja belurn cukup, karena
manajernen tidak mendapat inforrnasi berapa penjualan yang harus
dianggarkan sehingga rnanajernen hanya akan berusaha untuk
rneningkatkan penjualan sebesar-besarnya. Apabila dihitung ternyata
penjualan yang dianggarkan rneningkat rnenjadi Rp.20.841.229.299 atau
6.322.410 rn3 produk yang harus dijual, artinya dibawah penjualan
tersebut target laba belurn dapat tercapai. MIS ratio rnencapai 60,59%
senilai Rp.12.638.571.279,-. Besarnya batas arnan tersebut dapat
mernberikan inforrnasi kepada rnanajernen bahwa penjualan boleh turun
maksirnal sebesar batas arnan dan apabila penurunan penjualan rnelebihi
batas arnan rnaka perusahaan akan rnenderita kerugian.
5. Kenaikan biaya atas dasar rata-rata inflasi dan harga jual yang konstan
adalah kurang wajar dan tidak realistis, karena ada faktor lain yang
rnernpengaruhi rnisalnya produktivitas, jurnlah dan selera konsurnen dan
lain-lain. Agar proyeksi atau perarnalan biaya dan harga jual rnendekati
kewajaran rnaka penulis menawarkan alternatif pernecahannya dengan
analisis trend dengan metode kuadrat terkecil yaitu berdasarkan
perkernbangan biaya dan harga jual beberapa tahun sebelurnnya. Atas
http://www.mb.ipb.ac.id
dasar peramalan tersebut, titik impas akan tercapai pada tingkat
penjualan Rp.5.264.640.047,- dengan volume penjualan 3.863,035 m3,
anggaran penjualan sebesar Rp.13.604.052.083,- atau 1,494,958 m3 dan
margin of safety Rp.8.685.378.236,- atau MS ratio 62,26%. Ternyata
disini terjadi gap yang cukup besar baik pada titik impas, anggaran
penjualan maupun margin of safety.
6. Untuk keperluan merealisir perencanaan laba, manajemen tidak perlu
informasi rugi laba secara lengkap namun cukup dengan laporan rugi
laba kontribusi margin. Kombinasi antara biaya variable, biaya tetap
dan volume penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya laba kontibusi
margin. Dengan laba kontribusi margin manajemen bisa secara cepat
mengetahui berapa kenaikan laba yang telah diperoleh, dengan
diketahuinya kontribusi margin per-satuan atau prosentase kontribusi
margin maka manajemen dapat mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan laba perusahaan. Pada kondisi tahun 1995 besarnya
kontribusi margin adalah Rp.566.600,- per-m3, dengan kenaikan penjualan
sebesar 121 m3 untuk tahun 1996 maka kenaikan laba perusahaan adalah
sebesar Rp.68.558.746,- Dengan demikian analisis dengan metode biaya-
volume-laba, manajemen akan dapat merumuskan kebijakan "ntuk
merealisir target laba perusahaan dimasa yang akan datang.
http://www.mb.ipb.ac.id
B . S a r a n
Dari hasil analisis biaya-volume-laba untuk me- realisir target laba
yang telah ditetapkan, rnanajernen mernperoyeksikan kenaikan biaya atas
dasar rata-rata inflasi dan tidak diikuti dengan kenaikan harga jual maka
penjualan yang dianggarkan dan batas aman penurunan penjualan rnenjadi
sangat tinggi sehingga hasilnya kurang realistis. Untuk rnenghadapi
rnasalah tersebut diatas rnaka rnanajernen perusahaan seyogyanya rnenernpuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Biaya dan harga jual diproyeksikan dengan salah satu rnetode kuantitatif
yang dapat digunakan untuk perarnalan yaitu analisis time series
berdasarkan trend. Kebijakan dalam rnerealisir target laba dapat dilakukan
apabila telah diketahui besarnya titik irnpas, anggaran penjualan dan
margin o f safety, jadi tidak cukup dengan titik impas saja. Pernisahan biaya
tetap dan biaya variable kurang tepat bila berdasarkan pendugaan,
untuk pernisahan biaya sernivariable dapat digunakan rnetode kuadrat
terkecil dengan program Lotus 123.
2. Apabila ternyata harga dasar jual yang ditetapkan Direksi jauh berada
dibawah harga jual hasil perarnalan, maka rnanajernen dapat melakukan
analisis biaya-volume-laba lebih lanjut dengan perubahan harga jual, biaya
dan volume penjualan sehingga target laba dapat terrealisir. Misalnya dari
segi intern perusahaan, rneningkatkan produktivitas seluruh sumber daya
http://www.mb.ipb.ac.id
yang dirniliki perusahaan antara lain dengan jalan rnernberdayakan surnber
daya rnanusia, rnengoptirnalkan pernakaian peralatan pabrik sesuai dengan
kapasitas yang ada agar idle kapsitas bisa ditekan dan rnelaksanakan
efisiensi serta rneningkatkan efektivitas pengeluaran biaya. Dengan
rneningkatnya produktivitas rnaka harga pokok produksi atau harga pokok
penjualan dapat diturunkan sehingga dapat rneningkatkan volume
penjualan.
3. perusahaan perlu rnelakukan analisa lebih lanjut antara lain dengan
melakukan perubahan kornposisi penjualan antara produk Moulding dan
Veneer sehingga akan diperoleh komposisi penjualan yang lebih
rnenguntungkan. Selain itu perlu dilakukan analisa penggunaan bahan
baku yang kualitasnya lebih rendah (biaya variable per-m3 turun)
walaupun penjualan akan rnengalarni pe-nurunan, narnun apabila
kontribusi margin per-rn3 rneningkat rnaka cukup menguntungkan
perusahaan.
4. Dari segi ekstern perusahaan, rnelakukan kegiatan pernasaran yang lebih
intensif dan agresif untuk rnerebut pasar dan rnenjaga kepercayaan serta
rnenjaga hubungan baik dengan para pelanggan yang sudah ada.
http://www.mb.ipb.ac.id
f i l l
Lampiran 1. Pemisahan Biaya Semivariable Produk Moulding dengan Metode Kuadrat Terkecil ( Least Square Method)
Biaya Listrik
Regression Output:
Constant Std Err of Y Est R Squared No, of Observations Degrees of Freedom
Bulan
Januari Pebruari M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember
Total
X CoefFicient(s) Std Err of Coef.
B. Campuran Y
2,000,000 809,266 841,647
5,998,680 7,841,839
12,512,814 13,647,729 13,849,573 9,929,909
10,104,314 7,484,596 9,802,781
94,823,148
Persamaan Biaya Listrik Semi Variable = Rp. 783,069.696 + 25,458.0855
X2 - 11,408.803
913.853 5,415.341
30,181.765 86,158.687
344,874.308 238,822.803 180,073.771 140,886.872 92,493.840 71,566.950 53,073.101
1,255,870.095
Penjualan X
106.812 30.230 73.589
173.729 293.528 587.260 488.695 424.351 375.349 304.128 267.520 230.376
3,355.567
XY
213,624,000 24,464,111 61,935,961
1,042,144,678 2,301,799,318 7,348,275,150 6,669,576,924 5,877,080,152 3,727,181,413 3,073,004,808 2,002,279,122 2,258,325,476
34,599,691 ,I 12
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 1.
Biaya Pemeliharaan
Regression Output:
Bulan
Januari Pebruari M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember
Total
Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
X Coefficient(s) Std Err of Coef.
Persamaan Biaya Pemeliharaan Semi Variab Rp. 91,215.70 + 4,345.072 X
B. Campuran Y
436,630 159,155 892,665 612,180
1,534,665 2,711,966 2,353,480 1,795,625 1,670,409 1,313,715 1,405,224
789,055
15,674,769
XY
46,637,324 4,811,256
65,690,325 106,353,419 450,467,148
1,592,629,153 1,150,133,909
761,975,264 626,986,348 399,537,516 375,925,524 181,779,335
5,762,926,520
Penjualan X
106.812 30.230 73.589
173.729 293.528 587.260 488.695 424.351 375.349 304.128 267.520 230.376
3,355.567
X2 - 11,408.803
913.853 5,415.341
30,181.765 86,158.687
344,874.308 238,822.803 180,073.771 140,886.872 92,493.840 71,566.950 53,073.101
1,255,870.095
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 1.
Biaya Adm & Pemasaran
Regression Output:
Bulan
Januari Pebruari M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember
Total
Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
X Coefficient(s) Std Err of Coef.
B. Campuran Y
406,735 201,155 312,893 558,376 730,823
1,726,842 1,112,653 1,063,956 1,054,464
930,246 782,163 662,052
9,542,358
Persamaan B. Adm & Pemasaran Semi Vari Rp. 121,061.55310 + 2,410.805
Penjualan X
106.812 30.230 73.589
173.729 293.528 587.260 488.695 424.351 375.349 304.128 267.520 230.376
3,355.567
XY
43,444,179 6,080,916
23,025,483 97,006,104
214,517,014 1,014,105,233
543,747,958 451,490,793 395,792,008 282,913,855 209,244,246 152,520,892
3,433,888,679
X2
11,408.803 913.853
5,415.341 30,181.765 86,158.687
344,874.308 238,822.803 180,073.771 140,886.872 92,493.840 71,566.950 53,073.101
1,255,870.095
http://www.mb.ipb.ac.id
63
Tabel Lampiran 1. Rincian Biaya Tetap dan Biaya Variable Produk Moulding Tahun 1995
NO I Keteranqan I 1Biaya Variable 1 I Upah Langsung 2 Bahan lanosuna I 3 ( Bahan penolong 4 Upah tak langsung - - 1 5 1 Biaya Pengeringa 6 Biava Listrik I
Biaia Pemelihara
Total Biava Variabl
Triw. I
20.012.894 387.836.507
18,606,560 6,202,186 3,175,559 1.301.703 1,214.802
557,597 438,907,808
~
1 2 3 4 5 6 7
Triw. II
125,881,199 1.912.166.855
44.125.779 28,832,573 12.584.443 24,004,123 4,585,163 2,652,855
2,154,832.990
Sumber : KlPKJ Cepu dan hasil pengolahan data
,-~ - -~ - . Penyusutan Asuransi Upah tak langsung Biaya tetap lain Biaya Listrik Biaya Pemeliharaa. Biaya Adm 8 Pem
Total Biaya Tetap T o t a l B i a v a
Tr i i . Ill
134,415,563 3,109.706.113
55.189.550 25,083,183 17.158.248 35,078.001 5.545.866 2,867.887
3,385,024,411
98.410.039 1,526,686
46,026.870 2,590,773 2,349,210
273,648 363,186
151,540.412 590,448.220
Triw. IV
76,203,508 2.293.202.986
96,470,652 31,411,518 29,762.873 25,042,481
3,234.346 2,011.275
2.557.339.639
108,501,856 1,526.688
76,694,766 6,254,676 2,349,210
273.648 363,186
195,964,030 2,350,797,020
Jumlah
356.513.164 7,702,912,461
214.392.541 91,509.460 62,681,123 85.426.308 14.580.177 8,089.614
8,536.104.848
%
0.0384 0.8304 0.0231 0.0099 0.0068 0.0092 0.0016 0.0009 0.9202
108,501,856 1,526,688
76,825,436 6.504.050 2.349.210
273,648 363.186
196,344,074 3,581,368,485
108,501,856 1,526,688
77,300,593 6,318,003 2,349.210
273.648 363,186
196.633.184 2,753,972,823
423,915,607 6,106,750
276,847,665 21,667,502
9,396,840 1,094,592 1.452.744
740,481.700 9,276,586,548
0.0457 0.0007 0.0298 0.0023 0,0010 0.0001 0.0002 0.0798 1.0000
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 2. Pemisahan Biaya Semivariable Produk Veneer dengan Metode Kuadrat Terkecil ( Least Square Method)
Biaya Listrik
Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
Bulan
Januari Pebruari M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember
Total
X Coefficient(s) Std Err of Coef.
Regression Output:
B. Campuran Y
196,508 1,071,624 1,143,099 1,754,473 1,093,805 1,488,907 1,647,481 1,149,491 1,414,980 1,557,657 2,026,931 2,273,343
16,818,299
Persamaan Biaya Listrik Semi Variable = Rp.42,823.94 + 26,917.90 X
-
X2
28.143 837.581
1,969.407 2,868.781 3,173.407 3,594.842 3,313.499 2,777.817 2,638.877 3,577.1 16 4,183.373 5,056.348
34,019.191
Penjualan X
5.305 28.941 44.378 53.561 56.333 59.957 57.563 52.705 51.370 59.809 64.679 71 .I08
605.709
XY
1,042,475 31,013,870 50,728,447 93,971,328 61,617,317 89,270,397 94,833,949 60,583,923 72,687,523 93,161,908
131,099,870 161,652,874
941,663,881
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 2.
Biaya Adrn & Pemasaran
Regression Output:
Bulan
Januari Pebruari M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember
Total
Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
X Coefficient(s) 47775.41 8 Std Err of Coef. 7214.7294
B. Campuran Y
725,945 1,025,490 2,460,860 2,463,834 2,556,575 2,966,168 3,299,488 3,622,780 2,604,816 2,903,475 2,957,230 3,921,276
31,507,937
Persamaan B. Adm & Pernasaran Semi Vari Rp.214,161.35 + 47,775.418 X
Penjualan X
5.305 28.941 44.378 53.561 56.333 59.957 57.563 52.705 51.370 59.809 64.679 71 .I08
605.709
XY
3,851,138 29,678,706
109,208,045 131,965,413 144,019,539 177,842,535 189,928,428 190,938,620 133,809,398 173,653,936 191,270,679 278,834,094
1,755,000,531
X2
28.143 837.581
1,969.407 2,868.781 3,173.407 3,594.842 3,313.499 2,777.817 2,638.877 3,577.116 4,183.373 5,056.348
34,019.191
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 2.
Biaya Perneliharaan
Regression Output:
Bulan
Januari Pebruari M a r e t A p r i l M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember
Total
Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
X Coefficient(s) Std Err of Coef.
Persamaan Biaya Pemeliharaan Semi Variab Rp. 132,117.43 + 95,595.53 X
B. Carnpuran Y
576,082 3,937,296 4,688,264 4,031,479 5,281,006 5,977,381 6,450.615 3,501,799 4,904,015 5,860,269 5,987,340 8,292,329
59,487,875
XY
3,056,115 113,949,284 208,055,780 21 5,930,047 297,494,911 358,385,833 371,316,751 184,562,316 251,919,251 350,496,829 387,255,164 589,650,931
3,332,073,210
Penjualan X
5.305 28.941 44.378 53.561 56.333 59.957 57.563 52.705 51.370 59.809 64.679 71.108
605.709
X2
28.143 837.581
1,969.407 2,868.781 3,173.407 3,594.842 3,313.499 2,777.817 2,638.877 3,577.116 4,183.373 5,056.348
34,019.191
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel Lampiran 2. Rincian Biaya Tetap dan Biaya Variable ProdukVeneer Tahun 1995
http://www.mb.ipb.ac.id
68
Lampiran 3. Perhitungan Titik lmpas dan Margin of Safety Tahun 1995
Rata-rata Kontribusi Margin
RKM =
-
Keterangan
Penjualan Biaya Variable Laba Kontribusi Biaya Tetap Laba Bersih
Vol. Penjualan % Penjualan Harga jual I M3 Biaya Variable / M3 Kontribusi MarginlM3
RKM =
Total Laba Kontribusi
Moulding
10,328,948,982 8,536,104,848 1,792,844,134
740,481,700 1,052,362,434
3,355.567 84.71 %
3,078,153 2,543,864
534,289
Total Unit di jual
2,244,458,440 = Rp. 566.600.-
3,961.276
Veneer
2,729,025,597 2,277,411,291
451,614,306 132,802,022 318,812,284
605.709 15.29%
4,505,506 3,759,910
745,596
Titik lmpas Produk Mix
Jumlah
13,057,974.579 10,813,516,139 2,244,458,440
873,283,722 1,371,174,718
3,961.276 100.00%
3,296,406 2,729.806
566,600
Total Biaya Tetap 873,283,722 Titik lmpas (Unit) = - - = 1.541.271 M
RKM 566,600
Titik lmpas masing-masing produk dalam unit
Moulding - - 84.71 % X 1,541.271 = 1,305.599 m3
Veneer - - 15.29 % X 1.541.271 = 235.672 M3
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 3.
Titik lmpas (Rp) =
Titik lmpas (Rp) =
Titik lmpas (Rp) =
Biaya Tetap
Biaya Variable 1 -
Penjualan
873,283.722
10,813,516,139 1 -
13,057,974,579
873,283,722 = Rp. 5,080,653,951,--
0.171884
Titik lmpas masing-masing produk dalam rupiah
Moulding = 84.71 % . X 5,080,653,951 Rp. 4,303.783.614.-
Veneer = 15.29 % X 5,080.653.951 Rp. 776,870,338.-
Margin Of Safety ( MOS )
MOS (Rp.) = Penjualan - Penjualan titik impas
MOS (Rp.) = 13,057,974.579 - 5,080,653,951 = Rp. 7,977,320,627,-
MOS (Rp.) 7,977,320.627 MOS (%) = -- - ---
Penjualan 13,057,974,579
MOS (Oh) = 61.09 %
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 4. Perhitungan Anggaran Penjualan Tahun 1996 akibat Target kenaikan Laba Bersih 5% dari Tahun 1995
( x Ro.000.-)
Biava tetap + Perencanaan Laba
Keterangan
Penjualan Biaya Variable Laba Kontribusi Biaya tetap Laba Bersih
Harga jaul I M3 Biaya Variable I M3 Kontribusi Margin I M3 Vol. Penjualan
Anggaran Penjualan = (RP.) Biaya Variable
1 - Penjualan
Sernula
13,057,974,579 10,813,516,139 2,244,458,440
873,283,722 1,371,174,718
3,296,406 2,729,806
566,600 3961.276
Angaran penjualan masing-masing produk :
A.P. Moulding = 84,71% x 13,456,836,740,- = Rp. 11,399,286,402,- A.P. Veneer = 15,29%~13,456,836,740,- =Rp. 2,057,550,338,-
NaiWurun
- - - -
+5%
- - - -
Biava Tetao + Laba
Anggaran
13,456,836,740 11,143,819,564 2,313,017,176
873,283,722 1,439,733,454
3,296,406 2,729,806
566,600 4,082.275
Anggaran Penjualan = (Unit) HrglM3 - BVlM3
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Larnpiran 4.
Angaran penjualan masing-masing produk :
A.P. Moulding = 84,71% x 4,082.275 = 3,458.095 M3
A.P. Veneer = 15,29% x 4.082.275 = 624.1 80 M3
Total Laba Kontribusi - - 2.31 3.017.176
Rata-rata KM - - = Rp. 566.600.- Total Unit dijual 4,082,275
873.283.722 Titik lmpas (Rp.) = = Rp. 5.080.653.951 .-
0.1718841 177
Titik lmpas (Unit) = = 1.541.271 M3 566.600
MIS (Rp) = Anggaran Penjualan - Penjualan pada Titik lmpas
- - 13,456,836,740 - 5,080,643,951 = Rp. 8,376,190,927
Anggaran Penjualan - Penjualan pada Titik lmpas MS Ratio =
Anggaran Penjualan
http://www.mb.ipb.ac.id
Lamoiran 5. Perhitunaan Titik l m ~ a s ~ a h u n 1996 vana dilakukan . - oleh ~er isahaan dingan Target kenaikan Laba Bersih 5% dari tahun 1995 dengan proyeksi kenaikan Biaya Variable per unit dan Biaya tejap j%-dari tahun 1995. -
Perhitungan :
Keterangan
Biaya Variable Biaya tetap Laba Bersih
Harga jual I M3 B. Variable I M3 Vol. Peniualan
Biaya Variable per unit = 107% x 2.729.806 = Rp.2.920.893,- Biaya Tetap Tahun 1996 = 107% x 873.283.722 = Rp.934.413.583,-
Biaya Tetap 934.41 3.583 Titik lmpas 1996 (Unit) = - -
HJlUnit - BVlUnit 3.296.406'- 2.920.893
1995
10,813,516,139 873,283,722
1,371 ,I 74,718
3,296,406 2,729,806 3,961.276
Titik lmpas 1996 {Unit) = 2.488,364 M3 Titik lmpas 1996 (Rp) = 2,488,364 x Rp.3.296.406,- = Rp.8.202.658.020,-
Perusahaan tidak menghitung Anggaran Penjualan dan Margin of Safety, namun apabila dihitung maka hasilnya sebagai berikut :
NaiklTurun
? +7% +5%
0 +7%
?
Biaya Tetap +Target Laba Anggaran Penjualan =
(RP) BVIUnit
Proyeksi 1996
? 934,413,583
1,439,733,454
3,296,406 2,920,893 ?
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 5. Biaya Tetap + Laba
Anggaran Penjualan = (Unit) HjlUnit - BVlUnit
MOS ( Rp ) = Anggaran Penjualan - Penjualan pada Titik lmpas
MOS ( Rp ) = 20.841.229.299 - 8.202.658.020 = Rp.12.638.571.279,-
Anggaran Penjualan - Penjualan pada Titik lmpas MOS Ratio =
Anggaran Penjualan
MOS Ratio = = 60,64 % 20.841.229.299
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 6. Perhitungan Trend Biaya Variable,Biaya Tetap dan Harga Jual Mouliding dan Veneer tahun 1988 - 1995
Hasil perhitungan regresi dengan program Lotus sebagai berikut :
Tahun
1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
Regression Output: Constant 1320298.91 6667 Std Err of Y Est 298250.2940243 R Squared 0.726691 961 642 No. of Observations 8 Degrees of Freedom 6
X Coefficient(s) 183814.952381 Std Err of Coef. 46021.01 94951 Pada saat tahun ke 0 yaitu pada tahun 1988 biaya variable = Rp.1,320,299,- Kenaikan Biaya Variable tiap tahun = Rp.183,815,-
X
0 1 2 3 4 5 6 7
Biaya Variable Y
1,595,246 1,594,164 1,667,661 1,229,515 2,025,869 2,329,380 2,537,569 2,729,806
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 6.
Hasil perhitungan regresidengan program Lotus sebagai berikut :
Regression Out Regression Output: Constant 577391481.42 Std Err of Y Est 41 735936.958 R Squared 0.8359917047 No. of Observations 8 Degrees of Freedom 6
Biaya Tetap Y
610,320,166 636,476,745 653,914,464 61 9,039,026 688,789,902 723,665,340 810,853,935 873,283,722
Tahun
1988 1989 1990 1991 1902 1993 1994 1995
X Coeficient(s) 35614694.5952 Std Err of Coef. 6439994.88643 Pada saat t=O yaitu pada tahun 1988 biaya tetap = Rp.577,391,481,- Kenaikan Biaya Tetap tiap tahun = Rp.35,614,695,-
X
0 1 2 3 4 5 6 7
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 6.
Hasil perhitungan regresi dengan program Lotus sebagai berikut :
Tahun
1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
Regression Output: Constant Std Err of Y Est R Squared No. of Observations Degrees of Freedom
X Coeftlcient(s) 225191.1 30952 Std Err of Coef. 38231.6469642 Pada saat t=O yaitu pada tahun 1988 harga jual= Rp.1,601,148,- Kenikan Harga Jual tiap tahun = Rp.225,191,-
X
0 1 2 3 4 5 6 7
Harga Jual Y
1,680,011 2,135,951 1,977,255 1,892,594 2,230,900 2,816,298 3,085,122 3,296,406
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 7. Perhitungan Anggaran Penjualan Tahun 1996 dengan Target kenaikan Laba Bersih 5% dari Tahun 1995 dan kenaikan Biaya Tetap 4,07% dan Biaya VariablelM3 6,73% serta Harga Jual6,83%
Biaya tetap + Perencanaan Laba Angg. Penjualan =
Biaya Variable
( x Rp.000,-)
1 - Penjualan
Keterangan
Penjualan Biaya Variable Laba Kontribusi Biaya tetap Laba Bersih
Harga jaul I M3 Biaya Variable I M3 Kontribusi M. I M3 Vol. Peniualan
908.898.417 - 1,439,733,454 Angg. Penjualan =
2,913,621
1,439,733,454 Angg. Penjualan = = Rp. 13,604,052,083,-
0.17264212799
Semula
13,057,974,579 10,813,516,139 2,244,458,440
873,283,722 1,371,174,718
3,296,406 2,729,806
566,600 3961.276
A.P. Moulding = 84,71% x 13,604,052,083,- = Rp. 11,523,992,519,-
A.P. Veneer = 15,29% x 13,604,052,083,- = Rp. 2,080,059,563,-
NaiWurun
- - -
+4,078% +5%
+6,83% +6,73%
- -
Anggaran
13,604,052,083 11,255,420,212 2,348,631,871
908,898,417 1,439,733,454
3,521,597 2,913,621
607,976 3,863.035
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 7
Biava Tetar, + Laba Anggaran Penjualan =
HrglM3 - BVlM3
908,898,417 + 1,439,733,454 Anggaran Penjualan = = 3363,035
3,521,597 - 2,913,621
A.P. Moulding 84,71% x 3,863.035 = 3,272.377 M3
A.P. Veneer 15,29% x 3,863.035 = 590.658 M3
Titik lrnpas (Rp.) = Rp.5,264,640,047,- 0.172642081 7
908,898,417 Titik lmpas (Unit) = 1,494.958 M3
3,521,550 - 2,913,621
MIS (Rp) = Angga Anggaran Penjual - Penjualan pada Titik lrnpas
MIS (Rp) = 13,604,052,083 - 5,264,640,047 = Rp.8,685,378,236,-
Anggaran Penjualan - Penjualan Titik lmpas MS Ratio =
Anggaran Penjualan
13,604,052,083 5,264,640,047 MS Ratio = x 100%
13,604,052,083
MS Ratio = 62,26%
http://www.mb.ipb.ac.id
Larnpiran 8. Pengaruh perubahan Vol. Penjualan dan Biaya Variable terhadap Laba Bersih
Kontribusi Margin
Kontribusi Margin saat ini = 566,600 X 4,082.275 = Rp.2.313.017.176
Kontribusi Margin sernula = 566,600 X 3,961.276 = Rp.2.244.458.440,-
Kenaikan Kontribusi Margin = -----> = Rp. 68.558.736,-
RugilLaba saat ini : RugilLaba sernula
Saat ini
13,456,836,740 11,143,819,564 2,313,017,176
873,283,722 1,439,733,454
3,296.406 2,729,806
566,600 4,082.275
Penjualan = 3,296,406 X 4,082.275 = 13,456,836,740 13,057,974,579 Biaya Variable = 2,729,806 X 4,082.275 = 11,143,819,564 10,813,516,139
Perubahan
3% 3% 3% 0% 5%
0% 0% 0% 3%
Keterangan
Harga jual Biaya Variable Kontribusi Margin Biaya Tetap Laba Bersih
Harga jual I M3 Biaya Variable I M3 Kontribusi MarginlM3 Vol. Penjualan
Kontrbusi Margin = Biaya tetap - -
Semula
13,057,974.579 10,813,516,139 2,244,458,440
873,283,722 1,371,174,718
3,296,406 2,729,806
566,600 3,961.276
Laba Bersih - -
Kenaikan Laba Bersih =Kenaikan Kontribusi Margin =Rp.68,558,736,-(Pernbulatan)
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 8.
KM Ratio - -
KM Ratio - -
Kenaikan KM =
- -
- -
Kenaikan Laba =
- -
Kontribusi Margin Ratio
Kontribusi Margin 2.313.017.176 - - Penjualan 13.456.836.740
17,19%
KM Ratio x Kenaikan Penjualan
17,19% x (13,456,836,740-13,057,974,579)
Rp. 68,558,736,-
1.439.733.454 - 1.371.174.718 =
Rp. 68,558,736,- (Pernbulatan)
Operating Laverage
Kontribusi Margin - 2.244.458.440 DOL - - -
Laba Bersih 1.371.174.718
- - 1.64 kali
Kenaikan Laba = DOL x % Kenaikan penjualan
% Kenaikan Laba = 1,64 x 3,05% 4,99 %
Kenaikan Laba = 4,99 % x 1.371.174.718 = Rp. 68,558,736,- (Pernbulatan)
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran Table 7. Perbandingan Hasil Proyeksi antara Metode Perusahaan dengan Metode yang disarankan
Keterangan
Penjualan Biaya Variable Laba Kontribusi Biaya Tetap Laba Bersih
Harga JualIM3 Biaya VariablelM3 Kontribusi MarginlM3 Kontribusi Margin Rati Volume Penjualan
Titik lmpas (Rp) Titik lmpas (unit) MOS (RP) MOS Ratio
Hasil Perusahaan
20,841,229,299 18,467,082,262 2,374,147,037
934,413,583 1,439,733,454
3,296,406 2,920,893
375,513 1 1.39%
6,322.41 0
8,202,658,020 2,488.364
12,638,571,279 60.64%
Hasil disarankan
13,604,052,083 11,255,420,212 2,348,631,871
908,898,417 1,439,733,454
3,521,597 2,913,621
607,976 17.26%
3,863.035
5,264,640,047 1,494.958
8,685,378,236 62.26%
Selisih +I-
7,237,177,216 7,211,662,050
25,515,166 25,515,166
0
(225,191: 7,272
(232,463: -5.87%
2,459.375
2,938,017,973 993.406
3,953,193,043 -1.62%
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 9. Tahapan Analisa Biaya-Volume-Laba
Tahap 1 : Biaya Operasi Produk Moulding dan Produk \ieneer
diklasifikasikan menjadi Biaya Variable, Biaya tetap dan
Biaya Campuran.
Tahap 2 : Biaya Campuran dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya
variable dengan metode least square method program
Lotus 123.
Tahap 3 : Penyusunan RugiILaba Kontribusi Gabungan produk
Moulding dan produk Veneer. Kemudian dicari Harga
JualIM3 dan Biaya VariabldM3 gabungan, selanjut-nya
dihitung rata-rata kontribusi margin.
Tahap 4 : Perhitungan Titik lmpas produk mix dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Total BT TI Mix (unit) =
HjlM3 - BVlM3
Total BT TI Mix (Rp.) =
BVlM3 1 -
HjlM3
http://www.mb.ipb.ac.id
Tahap 5 : Perhitungan Titik lrnpas masing-masing produk dengan
rumus sebagai berikut :
O h Penjualan masing-masing produk x TI Mix
Tahap 6 : Perhitungan Batas Arnan Penjualan (Margin of
Safety) dengan rumus sebagai berikut :
MOS (Rp) = Realisasi Penjualan - Penjualan pada TI
Realisasi Penjualan - Penjialan pada TI MOS ('10) =
Realisasi Penjualan
Tahap 7 : Untuk mernprediksi biaya dan harga jual tahun 1996
menggunakan analisa kuantitatif yaitufime series (analisa
trend) dengan rnetode kuadrat terkecil program Lotus
123.
Tahap 8 : Perhitungan Titik lrnpas tahun 1996 dengan rumus seperti
tahap 4.
http://www.mb.ipb.ac.id
Tahap 9 : Perhitungan Anggaran Penjualan untuk mencapai target
laba tahun 1996 dengan rurnus sebagai berikut:
Total BT + Target Laba Anggaran Penjualan =
(Rp) BVlM3 1 -
Hj lM3
Total BT + Target Laba Anggaran Penjualan =
HJIM3 - BVlM3
Tahap10 : Perhitungan Batas Aman Penjualan (Margin of
Safety) tahun 1996 dengan rurnus sebagai berikut :
MOS (Rp) = Anggaran Penjualan - Penjualan pada TI
Anggaran Penjualan - Penjialan pada TI MOS (%) =
Anggaran Penjualan
http://www.mb.ipb.ac.id
Larnpiran Carnbar 3. Flow Of Production Process KlPKJ Cepu
KPH SUPLIERS .
VENEER PLANT
KILN OUT - PUT DRY YARD
PARQUET PLANT
http://www.mb.ipb.ac.id