1.1 Latar Belakang - Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan...

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid adalah senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunkan larutan alkali. Beberapa senyawa lipid memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup misalnya hormon, garam empedu, kolesterol, dan sejenisnya. Namun, kelebihan dalam mengkonsumsi lemak dapt juga menyebabkan timbulnya penyakit. Oleh karena, itu kita perlu mengetahui apa dan bagaimana lipid itu. Pada percobaan ini dilakukan uji lipid dengan mengidentifikasi keberadaan gliserol karena gliserol

Transcript of 1.1 Latar Belakang - Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan...

Page 1: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid adalah senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya

kelarutannya adalah dalam pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-

komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam

pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul

yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi

asam lemak dan gliserol dengan menggunkan larutan alkali.

Beberapa senyawa lipid memiliki peranan yang sangat penting dalam

kelangsungan hidup mahluk hidup misalnya hormon, garam empedu, kolesterol,

dan sejenisnya. Namun, kelebihan dalam mengkonsumsi lemak dapt juga

menyebabkan timbulnya penyakit. Oleh karena, itu kita perlu mengetahui apa dan

bagaimana lipid itu.

Pada percobaan ini dilakukan uji lipid dengan mengidentifikasi

keberadaan gliserol karena gliserol hanya dapat larut pada pelarut nonpolar.

Melalui tes acrolein dilakukan identifikasi adanya gliserol dengan terbentuknya

bau khas dan tes kolorimetri dengan melihat adanya perubahan warna bila

mengandung gliserol.

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,

hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah

lipid. Oleh karena itu percobaan lipid ini dilakukan.

Page 2: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Untuk mempelajari dan memahami uji lipid melalui Tes Acrolein dan Tes

Kolorimetri.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah

a. Menentukan adanya gliserol dalam lemak melalui tes acrolein ditandai

dengan adanya bau khas

b. Menetukan adanya gliserol dalam lemak melalui tes kolorimetri yang

ditandai dengan adanya perubahan warna .

1.3 Prinsip

Mereaksikan larutan contoh yaitu: lilin, minyak kelapa, minyak wijen,

gliserol, dan mentega dengan beberapa pereaksi seperti: KHSO4, H2SO4, HCl

pekat, dan alfa naftol melalui tes acrolein, dan tes kalorimetri kemudian

mengamati perubahan yang terjadisepertibau khas dan adanya perubahan warna.

Page 3: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

Lipid adalah segolongan besar senyawa tak larut di dalam air yang

terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan

kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan. Sifat ini yang

membedakan dengan karbohidrat, protein, asam nukleat dan kebanykan molekul

hayati lainnya. Lipid dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan dengan cara

ekstrasi menggunakan alcohol panas, eter dan pelarut lemak yang lainnya. Macam

senyawa itu kuantitasnya yang doperoleh dari ekstraksi itu sangat tergantung pada

bahan alam sumber lipid yang dapat digunakan (Girindra, 1990).

Minyak dan lemak adalah trigiserida atau triasil gliserol (merupakan

ester asam lemak dengan gliserol) dengan rumus (Tim Dosen, 2011):

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organic yang tidak

larut/bercampur dalam air. Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan

lipid. Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak.

Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya, pada suhu ruang minyak

berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat. Jika dilihat dari asalnya terdapat

dua golongan besar minyak yaitu minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan

(minyak nabati) dan minyak yang dihasilkan oleh hewan (minyak hewani)

(Anonim, 2011).

Page 4: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

Lemak atau minyak secara kimiawi adalah trigliserida yang merupakan

bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil

kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Secara umum,

lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam

keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang

berbentuk cair (Sudarmaji, dkk, 1996).

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam

alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti

suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama

lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam

lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya (Jatilaksono, 2007).

Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana

(simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid).

Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat),

lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid

majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan,

sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat

disabunkan (Jatilaksono, 2007).

Lipid merupakan gudang energi, tidak larut dalam air dan dapat

diekstraksi dari komponen sel lainnya dengan pelarut organic seperti hidrokarbon,

karbontetraklorida dan eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat

dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang

berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam

Page 5: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol

dengan menggunkan larutan alkali (Tim Dosen, 2011).

Senyawa-senyawa yang termasuk dalam lipid terbagi dalam beberapa

golongan. Ada beberapa cara yang digunakan untuk penggolongan yang dikenal.

Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yaitu (Poedjiadi, 1994) :

1. Lipid sederhana yaitu eter, asam lemak dan berbagi alcohol. Misalnya pada

lilin dan gliserol.

2. Lipid gabungan yaitu eter, asam lemak yang mempunyai gugus tambahan

misalnya fosfolipid.

3. Derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis. Misalnya

lemak dan gliserol.

Selain itu lipid dapat juga dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan

kemiripan struktur lazimnya, yaitu (Fessenden, 1992) :

1. Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau

lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam

kaarboksilat yang mempunyai rantai karbon yang panjang dengan rumus

umum :

O

R – C – OH

Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon yang genap.

2. Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu

trihidroksi alkoholl yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom karbon

mempunyai gugus – OH. Pada lemak saatu molekul gliserol mengikat tiga

molkeul asan lemak. Oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida :

Page 6: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

R1 – COO – CH2

R2 – COO – CH

R3 – COO – CH2

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan sedangkan

lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.

3. Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alcohol yang

mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin

dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-

lumba. Lilin dikeluarkan oleh lebah untuk membentuk sarang tempat

penyimpanan madu. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak

dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.

4. Fosfolipid adalah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester

asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid adalah suatu fosfogliserida.

5. Sfingolipid adalah senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-

satunya sfingolipid yang mengandung fosfat adalah sfingomielin yan terdapat

dalam jaringan saraf dan dalam otak yang mengandung sfingosin dengan

beberapa ikatan rangkap.

6. Terpen merupakan senyawa yang kebanyakan terdiri atas kelipatan dari lima

atom karbon.

7. Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat alam bergabung dengan senyawa

lain misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat.

8. Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor

yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh.

Trigliserida bersifat tidak banyak membutuhkan tempat, kurang teroksidasi.

Page 7: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

Trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipida

lainnya kalau dibutuhkan. Adapun fungsi fisik lainnya adalah sebagai

bantalan tulang-tulang dan organ vital, melindungi organ dari goncangan.

Lemak bawah kulit berfungsi sebagai insulator dari panas atau dingin.

Seperti karbohidrat dan protein, kebanyakan lipid juga tersusun dari

senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Ada satu kelompok lipid yang tidak

mengandung asam lemak dan gliserol dan tidak terhidrolisis (Fessenden, 1992).

Lipida yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak

sebagai unit penyusun adalah triasilgliserol juga sering dinamakan lemak, lemak

netral atau trigliserida. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak

penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan sel hewan tetapi umumnya

tidak ditemukan pada membran. Triasilgliserol dalam berbagai jenis tergantung

pada identitas dan letak ketiga komponen asam lemak yang terikat dengan ikatan

ester oleh gliserol. Senyawa yang mengandung satu jenis asam lemak pada ketiga

posisi disebut triasilgliserol sederhana golongan ini dinamakan menurut asam

lemak yang terkandung contohnya adalah tristeroilgliserol, tripalmitoilgliserol dan

triolrilgliserol yang mengandung asam stearat, asam plamitat dan asam oleat

berturut-turut. Triasilgliserol yang mengandung dua atau lebih asam lemak yang

berbeda disebut triasilgliserol campuran. Triasilgliserol yang terdapat di dalam

bersifat tidak larut dalam air. Senyawa ini memiliki gravitas spesifik yang lebih

rendah dari air yang menyebabkan minyak membentuk lapisan atas pada bumbu

salad campuran minyak dan cuka. Triasilgliserol mudah larut dalam pelarut

nonpolar sepeti khloroform, benzena atau eter yang seringkali dipergunakan untuk

Page 8: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

sekresi lemak dari jaringan. Trisilgliserol terutma berfungsi sebagai lemak

penyimpan (Lehninger, 1990).

Minyak dan lemak apabila mengalami perubahan akan mempengaruhi

baud an rasa suatu bahan makanan, baik yang bersifat menguntungkan atau tidak.

Umumnya penguraian lemak dan minyak menghasilkan zat yang tidak dapat

dimakan, sehingga dengan demikian kerusakan lemak dan minyak dapat

menurunkan nilai gizi, rasa dan bau dari lemak yang bersangkutan. Penyebab

kerusakan lemak dan minyak (Ketaren, 2005).:

1. Hidrolisis

Lemak dengan adanya air akan terhidrolisa menjadi gliserol dan asam

lemak, reaksi hidrolisis ini dipercepat dengan adanya enzim.

2. Oto-oksidasi

Selama reaksi oto-oksidasi terbentuk radikal-radikal bebas dari asam

lemak tidak jenuh dalam lemak akibat adanya factor panas, cahaya, peroksida

lemak atau hidropoksida logam berat seperti Fe,Co,Cu dan Mn .

Lemak dan minyak meskipun serupa dalam kimianya, menunjukkan

keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisiknya (Ketaren, 2005):

a. Tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak berantai

karbon panjang dan tidak adanya gugus –gugus polar.

b. Viskositas minyak dan lemak cair biasanya bertambah dengan bertambahnya

panjang rantai karbon dan berkurang dengan naiknya suhu serta berkurang

dengan tidak jenuhnya rantai karbon.

Page 9: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

c. Berat jenis lemak dan minyak lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat

molekul rendah dan trigliserida tak jenuh. Berat jenis bertambah dengan

bertambahnya suhu.

d. Jumlah benda pada dalam lemak berubah-ubah menurut suhunya demikian

pula sifat-sifat plastiknya. Pada umumnya lemak bersifat seperti plastic bila

kandungan padatnya antara 10% dan 50%.

e. Titik cair minyak dan lemak ditentukan oleh beberapa factor diantaranya yaitu

makin pendek rantai asam lemak makin rendah titik cair trigliserida tersebut,

cara-cara penyebaran asam-asam lemak dalam suatu asam lemakdalam suatu

le,a juga mempengaruhi titik cairnya.

f. Polimorfis merupakan sifat asam lemak yang berhubungan dengan sifat

minyak atau lemak sebaga kristal

Page 10: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Minyak dan Lemak, http://id.wikipedia.org/wiki/minyakdanlemak , (online), diakses tanggal 5 Nopember 2011, 17.30 WITA.

Fessenden.1992.Kimia Organik, Jilid II. Erlangga. Jakarta.

Girindra, A., 1990, Biokimia I, PT. Gramedia, Jakarta.

Ketaren, S., 2005, Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta.

Kusnawidjaja, Kurnia., 1993,Petunjuk Praktikum Biokimia, Alumni, Bandung.

Jatilaksono, M., 2007, Lipid, http://jlcome.blogspot.com/2007/10/lipid.html, diakses pada hari Jumat tanggal 28 November 2008.

Lehninger, A., 1990, Dasar-Dasar Biokimia, Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia, Jakarta.

Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi, 1996, Analisa Bahan makanan dan Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tim Dosen Biokimia Dasar., 2011, Penuntun Praktikum Biokimia Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 11: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,

pipet skala, rak tabung, korek api, gegep, lampu spritus, batang pengaduk dan

sikat tabung

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lilin (waxes), margarine,

minyak kelapa, minyak wijen, gliserol 10%, air, HCl pekat, α- Naftol 0,1 %,

KHSO4, NaOCl 2% dan H2SO4.

3.3 Prosedur Kerja

a. Tes Acrolein

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml masing-masing larutan contoh:

lilin, minyak kelapa, minyak wijen dan gliserol, kemudian ditambahkan + 0,5

gram KHSO4 ke dalam larutan contoh, kemudian dipanaskan dengan api kecil.

Timbulnya bau karakteristik menandakan adanya gliserol.

b. Tes Kolorimeteri

Pada tabung reaksi dimasukkan 1 ml masing-masing larutan contoh: lilin,

minyak kelapa,minyak wijen dan gliserol, kemudian ditambahkan 1 mL NaOCL 2

%. Setelah 2 – 3 menit, ditambahkan lagi beberapa tetes HCL pekat, dan

dididihkan selama 1 menit untuk membuang kelebihan asam, kemudian

ditambahkan 0,2 ml α- Naftol, kemudian beberapa tetes H2SO4 pekat, selanjutnya

Page 12: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

dikocok dengan hati-hati,hingga terbentuknya larutan hijau zamrud yang

menandakan adanya gliserol.

Page 13: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tes Acrolein

Contoh 0,5 gram KHSO4 Dipanaskan (Bau)

Lilin

Gliserol

Minyak kelapa

Mentega

+

+

+

+

+

+++

++

++

Keterangan:

+ : kurang bau

++ : cukup bau

+++ : bau

4.1.2 Tes Kolorimeter

N

o

Contoh + NaoCl + HCl dipanaskan + α-naftol + H2SO4 hasil

1

2

3

Air

Lilin

Gliserol

Bening

Putih

Bening

Bening

Putih

Bening

Bening

Bening

Bening

Bening

Putih

Bening

Hijaumuda

2 fase/

hijau,putih

Hijau

zamrud

hijau

muda

2 fase

Hijau,putih

Hijau

zamrud

Page 14: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

OC+2H2O H

CH

CH2

4

5

6

Minyak

wijen

Minyak

kelapa

Mentega

2 fase /

Kuning,

bening

2 fase/

Kuning,

putih keruh

2 fase/

Kuning,

bening

2 fase /

Kuning,

bening

2 fase /

kuning.

putihkeruh

2 fase /

kuning,

bening

2 fase /

Oranye,

keruh

2 fase /

Kuningmuda,

putih keruh

2 fase /

Kuning,benin

g

2 fase /

Oranye,

keruh

2 fase /

kuningmuda,

putih keruh

2 fase /

kuning,bening

2 fase/

hitam,hijau

2 fase/

hitam,

hijau

2 fase/

kuning,

hijau

2 fase/

hitam,hijau

pucat 2

fase/

hitam,

hijau keruh

2 fase/

kuning,

hijau pucat

4.2 Reaksi

4.2.1 Tes Acrolein

1. Lilin O

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + KHSO4

2. Gliserol

H2C – OH

HC – OH + KHSO4

H2C – OH

Page 15: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

OC+2H2O H

CH

CH2

3. Minyak Kelapa

O

H2C – O – C

R1

O H2C – OH O

HC – O – C + KHSO4 HC – OH + R – C

R2 H2C – OH OH

O

H2C – O – C

R3

Page 16: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

OC+2H2O H

CH

CH2

4. Mentega

O

H2C – O – C

R1

O H2C – OH O

HC – O – C + KHSO4 HC – OH + R – C

R2 H2C – OH OH

O

H2C – O – C

R3

Page 17: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

4.2.2 Tes Kolorimeter

1. Lilin

O HCl (p)

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + NaOCl

ONa OH H2SO4 (p)

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 +

OCl

O

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + NaOH

OCl

2. Minyak Kelapa

O

H2C – O – C

R1

O H2C – ONa O

HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2

R2 H2C – ONa OH

HCl (p)

Page 18: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

H2C – O

HC – O

H2C – O

O

H2C – O – C

R3

H2C – ONa OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa

3. Gliserol

H2C – ONa H2C – OH

HC – OH + 3NaOCl HC – ONa + 3HCl + 3/2 O2

H2C – OH H2C – ONa

H2C – ONa OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa

H2SO4 (p)

+ 3 NaOH

HCl (p)

H2SO4 (p)

H2C – O

HC – O

H2C – O

+ 3 NaOH

Page 19: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

4. Minyak wijen

O

H2C – O – C

R1

O H2C – ONa O

HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2

R2 H2C – ONa OH

O

H2C – O – C

R3

H2C – ONa OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa

HCl (p)

H2SO4 (p)

H2C – O

HC – O

H2C – O

+ 3 NaOH

Page 20: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

5. Margarin

O

H2C – O – C

R1

O H2C – ONa O

HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2

R2 H2C – ONa OH

O

H2C – O – C

R3

H2C – ONa OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa

HCl (p)

H2SO4 (p)

H2C – O

HC – O

H2C – O

+ 3 NaOH

Page 21: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

4.3 Pembahasan

4.3.1 Tes Acrolein

Tes acrolein dilakukan pada empat sampel yaitu minyak kelapa, gliserol,

mentega, dan lilin. Tes ini dilakukan dengan cara menambahkan 0,5 gram KHSO4

yang berfungsi sebagai katalisator pembentukan gliserol pada sampel yang

mengandung gliserol tersebut berdasarkan hasil pengamatan diperoleh yaitu

minyak kelapa dan gliserol menimbulkan bau yang khas. Hal ini terjadi karena

pada minyak kelapa, mentega dan gliserol apabila dihidrolisis akan menghasilkan

gugus propanal yang menimbulkan bau khas. Pada lilin tidak menimbulkan bau

karena lilin tidak mengandung flatogliserol dan tidak terbentuk gugus

alkilaldehid. Pada tes akrolein dengan lilin sebagai sampel tidak diperoleh adanya

gliserol karena pada lilin memang tidak terbentuk trigliserida tetapi yang

terbentuk adalah alkohol monohidrat. Lilin merupakan monogliserol alkohol dan

ester, sedangkan mentega dan minyak kelapa merupakan triester dari asam lemak

dan gliserol.

Pada penambahan KHSO4 larutan tidak ikut bereaksi karena tidak larut

dalam larutan. KHSO4 hanya berfungsi sebagai katalisator. Dengan adanya bau

khas, membuktikan bahwa dalam larutan contoh minyak kelapa, gliserol, dan

mentega terkandung gliserol.

4.3.2 Tes Kolorimetri

Pada pengamatan pada tes kolorimetri bahan yang digunakan ada 6 yaitu

mentega, minyak kelapa, gliserol, lilin, minyak wijen, dan blanko (air) sebagai

Page 22: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

pembanding. Pada mentega terbagi dua fase yaitu larutan di atas berwarna kuning

dan dibawah berwarna hijau. Pada lilin terbagi dua fase, larutan di atas berwarna

putih keruh dan dibawah berwarna hijau. Gliserol berwarna hijau zamrud. Minyak

wijen terbagi dua fase, larutan di atas berwarna hitan dan di bawah berwarna

hijau. Minyak kelapa terbagi dua fase, larutan di atas berwarna hitam dan di

bawah berwarna hijau. Pada blanko (air), larutannya homogen dan berwarna

kuning kehijauan. Lilin merupakan ester asam lemak dengan monohidroksi

alkohol yang mempunyai rantaii karbon panjang. Lilin tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam pelarut lemak. Pada blanko seharusnya tidak terbentuk warna hijau,

karena gliserol tidak dapat larut dalam larutan polar, tetapi larut dalam senyawa

atau larutan nonpolar. Pada gliserol seharusnya terbentuk warna hijau zamrud

karena merupakan salah satu penyususn lemak dan minyak. Pada blanko

seharusnya tidak terbentuk warna hijau zamrud Karena gliserol tidak dapat larut

dalam larutan polar, tetapi larut dalam senyawa atau larutan nonpolar. Ini

disebabkan karena air yang digunakan sudah terkontaminasi dengan lemak dan

tabung reaksi yang digunakan kurang bersih.

Adapun fungsi dari penambahan α-naftol yaitu untuk mengurangi

kelebihan asam.

Page 23: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Sampel yang mengandung gliserol berdasarkan tes acrolein adalah minyak

kelapa, mentega dan gliserol ditandai dengan adanya bau tengik.

2. Sampel yang mengandung gliserol berdasarkan tes kolorimetri adalah

mentega, minyak wijen, gliserol dan minyak kelapa ditandai dengan adanya

warna hijau zamrud.

V.2. Saran

Untuk laboratorium, sebaiknya tiap reagen memiliki masing-masing pipet

skala. Untuk percobaan, sebaiknya asisten mendampingi praktikan pada waktu

penambahan larutan ataupun reagen yang berbahaya, agar hasil-hasil ysng tidak

diinginkan dapat dihindari.

Page 24: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 2 Nopember 2011

Asisten Praktikan

Asman Kumik Rr. Dyah Roro Ariwulan

Page 25: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

LAPORAN PRAKTIKUM

LIPID

NAMA : RR. DYAH RORO ARIWULAN

NIM : H411 10 272

KELOMPOK : IV (EMPAT)

HARI/ TGL. PERCOBAAN :RABU, 2 NOPEMBER 2011

ASISTEN : ASMAN KUMIK

LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 26: 1.1 Latar Belakang -    Web viewLipid cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan

LAMPIRAN

a. Tes Kolorimetri

b. Tes Acrolein